• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas Yang Dimuat Pada Kapal Laut Dengan Metode Knapsack (Studi Kasus PT. Anugerah Dwi Sukses).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas Yang Dimuat Pada Kapal Laut Dengan Metode Knapsack (Studi Kasus PT. Anugerah Dwi Sukses)."

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PETI KEMAS YANG DIMUAT PADA KAPAL LAUT DENGAN METODE KNAPSACK

(STUDI KASUS PT. ANUGERAH DWI SUKSES)

TUGAS AKHIR

Oleh :

Nama : Nyoman Tri Dharma Yasa Nim : 06.41010.0217

Jurusan : S1

Prodi : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xiv

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...2

1.3 Batasan Masalah...2

1.4 Tujuan...3

1.5 Manfaat...3

1.6 Sistematika Penulisan...4

BAB II...6

LANDASAN...6

2.1 Sistem ...6

2.2 Informasi...6

2.3 Sistem Informasi...8

2.4 Analisis Sistem ...10

2.5 Perancangan Sistem ...11

2.5.1 Bagan Alir Sistem ...12

(3)

2.5.3 Data Flow Diagram (DFD)...12

2.5.4 Basis Data...14

2.6 Black Box Testing...14

2.7 Pihak-Pihak Dalam Kegiatan Kapal Niaga...15

2.8 Kapal...23

2.9 Jenis-jenis Kapal Niaga...23

2.10 Ukuran-Ukuran Kapal Niaga...27

2.11 Muatan Kapal...29

2.12 Muatan Peti Kemas...29

2.13 Jenis-jenis Peti Kemas...31

2.14 Ukuran-Ukuran Peti Kemas...33

2.15 Dynamic Programming Knapsack ...34

BAB III...36

PERANCANGAN SISTEM ...36

3.1 Analisis Sistem ...36

3.1.1 System Flow Lama...36

3.2 Perancangan Sistem ...38

3.2.1 System Flow Rekomendasi...39

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD)...41

3.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD)...61

3.2.4 Database Structure...66

3.2.5 Flowchart Perhitungan Knapsack...72

(4)

3.2.7 Rencana Evaluasi...85

BAB IV...92

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI...92

4.1 Implementasi Sistem ...92

4.2 Evaluasi Sistem ...104

4.3 Analisis Evaluasi...111

BAB V...117

PENUTUP...117

5.1 Kesimpulan...117

5.2 Saran ...117

DAFTAR PUSTAKA...119

LAMPIRAN...120

(5)

PENDAHULUAN

B1B

B1.1B LatarBBelakangBMasalah

PT. Anugerah Dwi Sukses merupakan sebuah perusahaan pelayaran yang memberikan jasa pengiriman barang (peti kemas) lewat laut. Untuk dapat mengirim peti kemas tersebut dibutuhkan sebuah kapal laut sebagai sarana transportasi pengiriman.

Permasalahan yang dihadapi pada perusahaan ini adalah pada bagian internal perusahaan di mana bagian marketing dituntut untuk mencari laba sebanyak-banyaknya dari hasil jasa muat peti kemas, akan tetapi terkendala kapasitas muat kapal laut yang terbatas, sehingga diwajibkan oleh bagian marketing untuk memilih peti kemas yang harus dimuat pada kapal laut. Pemilihan muat tersebut masih belum menggunakan perhitungan khusus dan dilakukan pemilihan data muat peti kemas dengan melihat harga yang tertinggi. Akibatnya muat peti kemas yang di muat pada kapal laut kurang optimal.

(6)

kapal laut adalah dengan menggunakan metode knapsack. Dengan menggunakan variabel kapasitas kapal laut, pendapatan yang diperoleh, dan berat peti kemas, metode ini telah mampu mengoptimalkan berat peti kemas yang dimuat pada kapal laut sekaligus mengoptimalkan pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Untuk mengatasi sistem yang belum terintegrasi antar 2 perusahaan yang saling berjauhan, pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah rancang bangun sistem informasi yang berbasis web.

B1.2B PerumusanBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memecahkan permasalahan dalam menentukan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack untuk mengoptimalkan baik muat peti kemas pada kapal laut dan juga pendapatan jasa yang didapat. 2. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi penentuan jumlah

peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.

B1.3B BatasanBMasalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka batasan-batasan permasalahan yang ada adalah :

(7)

2. Variabel yang digunakan untuk perhitungan knapsack adalah berat peti kemas, pendapatan jasa muat yang diperoleh per transaksi, dan kapasitas muat kapal laut.

B1.4B Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini adalah :

1. Dapat memecahkan permasalahan penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.

2. Dapat merancang dan membangun sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.

B1.5B Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dalam menerapkan sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Chief Officer dapat mengetahui informasi dengan cepat tentang jumlah optimum muat peti kemas pada kapal laut yang akan segera berangkat, dan dapat mengambil keputusan dengan cepat.

2. Perusahaan dapat mengoptimalkan pendapatan dari jasa muat peti kemas pada kapal laut.

(8)

B1.6B SistematikaBPenulisan

Sistematika yang digunakan dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 (lima) bab. Dengan penjelasan sebagai berikut :

BABBIB:BPENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta sistematika penulisan Tugas Akhir sebagai ringkasan materi dari masing-masing bab. Latar belakang masalah menjelaskan tentang inti dari dibuatnya makalah TA ini, diikuti dengan perumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan untuk mempersempit dari masalah yang dibahas.

BABBIIB:BLANDASANBTEORIB

Dalam bab ini dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dalam penyelesaian masalah serta teori yang mendukung dalam pembuatan sistem. Teori-teori tersebut, yaitu dynamic programming knapsack, data-data peti kemas, dan lain-lain.

BABBIIIB:BPERANCANGANBSISTEMB

Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang analisis dan perancangan sistem yang meliputi analisis dan identifikasi masalah, analisis perancangan sistem yang teridiri dari system flow, pata Flow piagram (DFD), Entity Relationship piagram (ERD), desain input/

(9)

BABBIVB:BIMPLEMENTASIBDANBEVALUASIBSISTEM

Bab ini berisikan tentang implementasi sistem yang baru, yang meliputi kebutuhan akan perangkat keras dan perangkat lunak, cara menggunakan program aplikasi serta evaluasi dari implementasi sistem yang baru. Berisikan petunjuk-petunjuk manual penggunaan aplikasi sebagai sebuah alat dalam menjalankan sistem.

BABBVB:BPENUTUP

(10)

LANDASAN B2B B2.1B SistemB

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem

dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen

atau subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk

satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

Sebagai contoh, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa

subsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian,

subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya.

Untuk masing-masing subsistem kemungkinan terdapat subsistem yang lebih kecil

lagi atau terdapat elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem tersebut.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud

tersebut dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada

yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives) (Jogiyanto, 2005).

B2.2B Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data

merupakan bentuk jamak dari bentuk sumber dari bentuk tunggal datum atau

data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

(11)

dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada

saat yang tertentu (Jogiyanto, 2005).

Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah

perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan

adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang

dagang. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum datap bercerita

banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk

dihasilkan informasi. Di dalam kegiatan suatu perusahaan, misalnya dari hasil

transaksi penjualan oleh sejumlah salesman, dihasilkan sejumlah faktur-faktur

yang merupakan data dari penjualan pada suatu periode tertentu. Faktur-faktur

penjualan tersebut masih belum dapat bercerita banyak kepada manajemen. Untuk

keperluan pengambilan keputusan, maka faktur-faktur tersebut perlut diolah lebih

lanjut untuk menjadi suatu informasi. Setelah data transaksi penjualan diolah,

beraneka ragam informasi dapat dihasilkan dari faktur tersebut, misalnya :

1. Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap salesman, berguna bagi

manajemen untuk menetapkan besarnya komisi dan bonus.

2. Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap daerah, berguna bagi manajemen

untuk pelaksanaan promosi dan pengiklanan.

3. Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap jenis barang, berguna bagi

manajemen untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku terjual.

Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model

proses tertentu. Misalnya data temperatur ruangan yang didapat adalah dalam

(12)

penerimanya yang terbiasa dengan satuan derajat celcius. Supaya dapat lebih

berarti dan berguna dalam bentuk informasi, maka perlu diolah dengan

menggunakan suatu model tertentu. Dalam hal ini dipergunakan model

matematika yang berupa rumus konversi dari satuan derajat fahrenheit menjadi

satuan derajat celcius.

B2.3B SistemBInformasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Dalam prosesnya

apabila sistem informasi dijalankan sesuai dengan prosedur, maka akan

menghasilkan sebuah output berupa laporan yang berisikan informasi-informasi

penting, digunakan untuk membuat keputusan (Jogiyanto, 2005).

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi

terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan

(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),

blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data

(database block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam

blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

1. Blok Masukan

(13)

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi-kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis

data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi yang merupakan keluaran berupa informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian

utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan

perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengerahui

teknologi dan membuatnya dapat beroporasi.

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer

(14)

dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam

basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang

dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk

efesiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management

System)

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana

alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan

sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain

sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

B2.4B AnalisisBSistemB

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai “Penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”. Hasil informasi

dari analisis sistem tersebut, kemudian dirangkum dan dibuat suatu kesimpulan

untuk dapat melanjutkan ke tahap proses perancangan sebuah sistem untuk

(15)

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005).

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis hasil penelitian.

4. Report, yaitu membuat laporan analisis.

B2.5B PerancanganBSistemB

Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai tahap setelah analisis dari

siklus pengembangan sistem. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

dan persiapan untuk rancang bangun implementasi menggambarkan bagaimana

suatu sistem dibentuk. Setelah tahap analisis selesai dilakukan, maka akan

didapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Adapun tujuan dari

perancangan sistem ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem

dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada programmer komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat

(Jogiyanto, 2005). Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa sasaran

yang harus dipenuhi yaitu desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan

nantinya mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap,

metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan

serta mudah dipahami dan digunakan. Selain itu juga desain sistem harus dapat

mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah di definisikan pada

(16)

B2.5.1B BaganBAlirBSistemB

Bagan alir Sistem (systems flowchart) merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini

menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan

alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. selain itu juga

menggambarkan input, proses, output dari sebuah sistem informasi. Adapun

karakteristik system flow adalah berawal dari pemasukan data ke sistem, setiap

data dilakukan proses ke dalam sistem, dan hasil dari olahan suatu proses adalah

menghasilkan bentuk informasi atau laporan yang baru (Jogiyanto, 2005).

B2.5.2B BaganBAlirBDokumenB

Bagan alir dokumen (Document flowchart) merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang

digunakan di dalam bagan alir sistem. bagan alir ini menelusuri sebuah dokumen

dari asalnya sampai tujuannya. Tujuan digunakan dokumen tersebut, kapan tidak

dipakai lagi dan hal-hal lain yang terjadi ketika dokumen tersebut mengalir

melalui sebuah sistem (Jogiyanto, 2005).

B2.5.3B DataBFlowBDiagramB(DFD)

Melalui suatu teknik analisis data terstruktur yang disebut Data Flow

Diagram (DFD), penganalisis sistem dapat merepresentasikan proses-proses data

(17)

sistem. Dengan menggunakan kombinasi dari empat simbol, penganalisis sistem

dapat menciptakan suatu gambaran proses-proses yang bisa menampilkan

dokumentasi sistem yang solid (Kendall, 2003). Kotak rangkap dua yang

digunakan untuk menggambarkan suatu external entity (bagian lain, sebuah

perusahaan seseorang atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau

menerima data dari sistem. External entity, disebut juga sumber atau tujuan data,

dan dianggap extenal terhadap sistem yang sedang digambarkan. Setiap external

entity diberi label dengan sebuah nama yang sesuai. Tanda panah menunjukkan

perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepala tanda panah

mengarah ke tujuan data. Aliran data yang muncul secara simultan bisa

digambarkan hanya dengan menggunakan tanda panah paralel.

Bujur sangkar dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan

adanya proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukkan suatu

perubahan dalam di dalam atau perubahan data; jadi, aliran data yang

meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang

masuk. Adapun kelebihan menggunakan teknik analisis DFD adalah dapat

digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan pengguna.

Penggunaan DFD menunjukkan mereka kepada pengguna sebagai representasi

tidak lengkap pemahaman penganalisis mengenai sistem. Kelebihan lainnya

dengan teknik DFD adalah memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap

komponen yang digunakan dalam diagram. Kemudian penganalisis harus

memastikan bahwa semua keluaran yang diperlukan bisa diperoleh dari data-data

(18)

B2.5.4B BasisBData

Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Lebih dari itu, basis data

adalah pusat sumber data yang caranya dipakai oleh banyak pemakai untuk

berbagai aplikasi. Inti dari basis data adalah Database Management System

(DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis

data; mendapatkan kembali data; dan membangkitkan laporan. Orang yang

memastikan bahwa basis data memenuhi tujuannya disebut administrator basis

data (Kendall, 2003). Tujuan basis data yang efektif termuat di bawah ini:

1. Memastikan bahwa data dapat dipakai di antara pemakai untuk berbagai

aplikasi.

2. Memelihara data baik keakuratan maupun kekonsistenannya.

3. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi sekarang dan

yang akan datang akan disediakan dengan cepat.

4. Membolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai untuk

berkembang.

5. Membolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya tentang

data tanpa memperhatikan cara data disimpan secara fisik.

B2.6B BlackBBoxBTesting

Black box testing dilakukan tanpa pengetahuan detail struktur internal dari

sistem atau komponen yang dilakukan tes. Juga disebut sebagai behavioral

testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing.

(19)

dengan tujuan untuk mengetahui dan dapat memperbaiki kelemahan tersebut

(Romeo, 2003). Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada

software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhsan dari software. Dengan adanaya

black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi

masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional

pada suatu program.

B2.7B Pihak-PihakBDalamBKegiatanBKapalBNiaga

Kegiatan pelayaran niaga timbul karena adanya kebutuhan untuk

mengangkut barang dagang yang dihasilkan disuatu tempat dan akan dijual ke

tempat yang lain. Semboyan the flag follows the trade, line (kapal) mengikuti

perdagangan, sudah cukup berbicara tentang hubungan sebab akibat antara

kegiatan perniagaan dengan kegiatan pelayaran.

Semboyan ini telah lama dikenal dan sampai sekarang prinsip-prinsipya

masih tetap dianut oleh pengusaha pelayaran yang menjalankan usahanya

berdasarkan pola pengusaha yang umum. Namun demikian ada juga kalanya

beberapa pihak berusaha membalikkan semboyan tersebut menjadi shipping

promotes the trade (pelayaran menunjang atau menggalakkan usaha perniagaan).

Bagi usaha-usaha pelayaran yang ditunjang oleh subsidi dari pemerintah,

tujuan itu mungkin dapat dicapai tetapi dalam usaha pelayaran dimana segala

sesuatu diselenggarakan berdasarkan hukum ekonomi rasanya niat menggalakkan

perdagangan melalui usaha pelayaran itu terlalu berat untuk dilaksanakan.

(20)

kepentingan dalam suatu kegiatan pelayaran di samping pihak maskapai

pelayaran, adalah mereka yang berniaga, yaitu si pengirim barang (the shipper)

dan si penerima barang (the consignee).

Dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan kapal laut terdapat

tiga pihak yang saling mempunyai hubungan hukum satu sama lain, yaitu:

1. Pengirim Barang (Shipper)

Orang atau badan hukum yang memiliki muatan kapal (barang) untuk dikirim

dari sebuah pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan) guna diangkut ke pelabuhan

lainnya (pelabuhan tujuan).

2. Pengangkut (Carrier)

Perusahaan pelayaran yang melaksanakan atau menyelenggarakan

pengangkutan muatan dari pelabuhan pemuatan ke pelabuhan tujuannya, atau ke

pelabuhan antara.

3. Penerima Barang (Consignee)

Orang atau badan hukum, kepada siapa muatan dikapalkan. Hak dan

kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan telah diatur dengan cukup lengkap oleh

perundang-undangan nasional yang dituangkan dalam berbagai undang-undang

dan peraturan pemerintah yang mengatur berbagai aspek pengangkutan melalui

laut. Juga beberapa buah konvensi internasional telah dibentuk guna mengatur

masalah pelayaran khususnya pelayaran samudera, baik mengenai segi teknis

pelayarannya maupun segi penyelenggaraan pelayaran. Di antara

konvensi-konvensi internasional yang mengatur masalah keselamatan pelayaran dapat

(21)

Safety of Life at Sea), atau yang lebih dikenal dengan singkatan SOLAS. Di

samping ketiga pihak yang telah disebut di atas, dalam suatu kegiatan pelayaran

niaga terlibat juga kegiatan atau jasa pihak-pihak lain tetapi pihak-pihak lain itu

tidak saling mempunyai hubungan hukum, karena mereka hanyalah merupakan

wakil (lastnemer) saja dari salah satu pihak tersebut. Oleh karena itu kegiatan

mereka, dalam hubungannya dengan pengapalan barang, dan juga dalam kegiatan

pelayaran pada umumnya, tidak diatur oleh undang-undang. Adapun pihak-pihak

yang dimaksudkan adalah :

1. Ekspeditur (Perusahaan Ekpedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau

forwarding agent)

Orang atau perusahaan yang menyelenggarakan usaha, mengurus berbagai

macam dokumen dan formalitas yang diperlukan guna memasukkan dan

mengeluarkan barang dari kapal atau pelabuhan. Ekspeditur tidak bekerja sendiri,

melainkan menjadi wakil (lastnemer) bagi pengirim atau penerima muatan kapal

laut. Dalam hal mengekspedisi muatan keluar (ekspor) tugas dan kewajiban

ekpeditur sudah selesai bila barang sudah dimuat ke dalam kapal dan bill of

lading (B/L) sudah diambil olehnya untuk diserahkan kepada orang yang

memberinya kuasa untuk mengurus pemuatan (pengapalan) tersebut.

Dalam hal mengurus pengeluaran muatan impor dari peabuhan, pekerjaan

ekspeditur dimulai dengan pembuatan dokumen-dokumen impor berupa

Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD), sampai membayar bea masuk yang

berkenan serta biaya dan pengeluaran lainnya sampai barang dapat dikeluarkan

(22)

pekerjaannya tersebut, maka perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)

biasanya mempunyai armada angkutan darat sendiri atau menyewa pihak lain

yaitu perusahaan sewa truk, agar pengangkutan barang dari dan ke gudang pemilik

barang di luar pelabuhan dapat diselenggarakan dengan lebih mudah dan lebih

murah. Juga, usaha sampingan trucking ini dapat menambah pendapatan EMKL.

Perkembangan selanjutnya dari usaha EMKL ini tumbuh berupa usaha freight

forwarding (FF) yang tidak hanya mengurus dokumentasi dan pengangkutan

muatan sebelum dan sesudah pengapalannya, melainkan meliputi semua

keperluan pengapalan mulai dari sortasi barang (pemilah-milahan jenis barang

sesuai klasifikasi tarif bea dan uang tambang), packing (pengemasan barang

dalam kemasan yang sesuai bagi pengangkutan samudera), cargo documentation

(penyiapan dan pembuatan dokumen-dokumen pengapalan sampai kepada

perolehan izin ekspor bila diperlukan.

2. Usaha Pergudangan (Warehousing)

Usaha penimbunan dan penyimpanan barang di dalam gudang atau lapangan

penumpukan pelabuhan, selama barang yang bersangkutan menunggu pemuatan

ke atas kapal, atau menunggu pembebasan dari pengawasan pabean. Perlu

diketahui bahwa dalam sebuah pelabuhan lazimnya terdapat tiga macam gudang,

yaitu: gudang pabean (disebut juga gudang lini I atau gudang diepzee), gudang

entrepot (bounded warehouse) dan gudang bebas.

Dalam rangka kegiatan pengapalan muatan, gudang pabean merupakan yang

terpenting, karena di gudang pabean inilah disimpan barang yang baru saja

(23)

perlu campur tangan, sebab barang yang akan/baru dimuat/dibongkar dari/ke

kapal tersebut harus menyelesaikan dahulu formalitas pabean dan membayar

bea-bea sebelum diizinkan keluar dari gudang pabea-bean.

3. Stevedoring

Usaha pemuatan dan pembongkaran barang-barang muatan kapal laut.

Perusahaan stevedoring dapat merupakan sebuah perusahaan yang berdiri sendiri,

sebagai sebuah PBM (Perusahaan Bongkar Muat), atau dapat juga merupakan

anak perusahaan, atau bagian dari sebuah perusahaan pelayaran. Seringkali juga

perusahaan stevedoring ini bergabung dengan perusahaan pengangkutan muatan

kapal, yang dimuat/dibongkar ke/dari kapal yang berlabuh di luar dermaga.

Seperti diketahui dermaga-dermaga yang terdapat pada sebuah pelabuhan

tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan penyandaran kapal dan karena kapal,

demi efesiensi operasi, tidak dapat menunggu giliran penyandaran terlalu lama,

akan melakukan kegiatan di perairan pelabuhan (kolam pelabuhan, rede, roads)

dan dari sana barang-barang yang telah dibongkar ke atas tongkang akan

diantarkan ke gudang. Begitu juga sebaliknya bagi barang yang akan dimuat ke

kapal, diantarkan ke kapal dengan tongkang guna dimuat di kolam pelabuhan.

Sesuai ketentuan di dalam inpres 4/1985, perusahaan stevedoring ini dinamakan

“perusahaan bongkar muat” dan disingkat PBM yang secara hukum merupakan

perusahaan yang berdiri sendiri tetapi di dalam praktek perusahaan PBM tersebut

hampir semuanya didirikan oleh perusahaan pelayaran. Lebih lanjut perlu

dikemukakan bahwa berlabuhnya kapal di luar dermaga itu tidak selalu karena

(24)

kapal haru bersandar di dermaga dan melakukan kegiatan pemuatan dan

pembongkaran di dermaga tersebut. Di pelabuhan-pelabuhan Eropa dan Amerika

umumnya diadakan ketentuan yang mewajibkan kapal yang bersandar di dermaga

pelabuhan menggunakan shore equipment (alat bongkar yang disediakan oleh

pelabuhan) dan tidak diizinkan menggunakan alat bongkar muat kapal sendiri.

Tingginya biaya cargo handling di dermaga ini pulalah yang telah

melahirkan konsepsi pengapalan dengan menggunakan peti besar yang dinamakan

container (peti kemas). Peti atau kemasan biasa lainnya, di mana barang yang

hendak dikapalkan dikemas secara bersama-sama dimasukkan ke dalam container

dan selanjutnya dimuat ke kapal untuk diangkut ke pelabuhan tujuan.

Di dalam container tidak jarang dimuat barang-barang yang dikapalkan oleh

beberapa pengirim yang berbeda. Di negara-negara seperti Amerika serikat dan

Eropa barat, sudah lazim container besar datang dari pedalaman dengan kereta api

khusus, langsung masuk ke dalam kapal tanpa melalui penyimpanan di dalam

gudang pabean.

4. Lighterage

Usaha penyelengaraan pengangkutan barang muatan kapal dari dermaga ke

kapal yang berlabuh di kolam pelabuhan atau lego jangkar di luar pelabuhan, atau

sebaliknya. Usaha lighterage dapat bergabung dengan perusahaan stevedoring,

tetapi dapat juga berdiri sendiri sesuai keadaan. Di pelabuhan-pelabuhan yang

tidak mempunyai dermaga, seperti pelabuhan Semarang dan Cirebon sebelum

dibangun oleh Pemerintah Orde Baru, perusahaan pelayaran merasa perlu

(25)

menyelenggarakan bongkar muat.

5. Veem

Perusahaan yang menyelenggarakan jasa sortasi barang (memilah-milah)

komoditas sesuai kelas, kualitas, besar-kecilnya butir dan lain-lain, pengemasan,

pemberian merek (shipping mark), memperbaiki kemasan yang rusak atau tidak

sesuai. Di sini dapat dilihat bahwa perusahaan veem agak sulit berdiri sendiri,

karena bidang usahanya berkaitan dengan eksportir/pedagang yang mengalami

kesulitan atau kurang memahami tata cara pengepakan barang. Usaha

per-veem-an dapat bergabung sebagai bagiper-veem-an dari perusahaper-veem-an EMKL atau freight

forwarding.

6. Notify Party

Notify party adalah pihak kedua setelah consignee yang berhak untuk di

beritahu tentang adanya suatu pengiriman dan penerimaan barang export / import.

Dalam prakteknya, nama dan alamat notify party ini, sama dengan nama dan

alamat consignee, tetapi ini semua tergantung dari perjanjian awal antara pihak

shipper dengan importir. Nama dan alamat lengkat notify party harus tertulis jelas

di dalam dokumen-dokumen seperti: bill of lading, packing list, commercial

invoice, dan lain-lain. Jika Notify party sama dengan consignee, maka cukup

ditulis same asconsignee.

7. Freight Forwarding

Jika perusahaan EMKL menyelenggarakan cabang usaha yang bersangkut

paut dengan urusan penyelenggaraan dokumen-dokumen pengapalan muatan,

(26)

dan perusahaan transportasi melaksanakan pengangkutannya, maka perusahaan

freight forwarding menyelenggarakan semua kegiatan secara terpadu. Di

negara-negara lain perkembangan usaha freight forwarding sudah sedemikian maju, di

mana perusahaan tersebut menjalankan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Konsolidasi Muatan yang dikapalkan oleh shipper yang masing-masing

mengapalkan dalam jumlah kecil.

b. Kegiatan konsolidasi muatan tersebut dilakukan di dalam gudang yang

dimilikinya/ dioperasikan, yang berlokasi di luar pelabuhan dan dinamakan

Gudang CFS (Conainer freight Station).

c. Mengatur pembungkusan barang sesuai dengan persyaratan pengapalan

seaworthy package” dan memberi shipping mark sesuai kebutuhan.

d. Mengurus surat-surat dan dokumen-dokumen pengapalan barang, termasuk

izin ekspor jika diperlukan.

e. Menyelenggarakan pengangkutan barang dari gudang eksportir (pengirim)

sampai gudang CFS dan dari tempat tersebut ke container yard (CY) di pelabuhan

pemuatan barang.

f. Mencarikan kapal yang sesuai bagi pengapalan yang bersangkutan, dan

membayar uang tambang yang tersedia.

Terlihat di sini bahwa perusahaan freight forwarding memberikan pelayanan

yang serba lengkap kepada pengirim (dan penerima) muatan, sesuai kebutuhannya

(27)

B2.8B Kapal

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah

permukaan air, serta alat apung dan bangunan apung terapung yang tidak

berpindah pindah (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

Tentang Pelayaran). Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk

mengarungi sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Bahan-bahan

yang digunakan untuk membuat kapal pada masa lampau menggunakan kayu,

bambu, ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno

kemudian digunakan bahan-bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan

manusia akan kapal yang kuat. Untuk penggeraknya manusia pada awalnya

menggunakan dayung kemudian angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah

muncul revolusi industri dan mesin diesel serta nuklir. Beberapa penelitian

memunculkan kapal bermesin yang berjalan mengambang di atas permukaan air

serta yang digunakan untuk menyelam di bawah permukaan air yakni kapal selam.

B2.9B Jenis-jenisBKapalBNiaga

Kapal-kapal niaga yang beroperasi di dunia untuk melakukan pengangkutan

barang, sungguh sangat banyak jenisnya dan hal itu tidak mengherankan, karena

jenis barang niaga yang harus diangkut oleh kapal juga tidak terbatas. Adanya

barang yang harus diangkut dalam keadaan (kondisi) tertentu, pelabuhan

(28)

akan saling merusak kalau dicampur satu sama lain, menimbulkan kebutuhan akan

kapal yang berbeda-beda pula.

Demikian pula dalam dunia pelayaran niaga modern, kita telah mengenal

adanya kapal-kapal: general cargo carrier, tanker, log carrier, container vessel

dan lain-lain, yang masing-masing mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda

satu dari lainnya. Di samping itu sifat perairan yang berbeda-beda (perairan iklim

tropis, sungai danau) ikut menentukan kebutuhan akan kapal niaga. Ditinjau dari

segi niaga (commercial aspects), kita dapat mengadakan pembagian jenis-jenis

kapal berdasarkan konstruksi bangunan kapal dan sifat muatan yang harus

diangkut oleh kapal yang bersangkutan, sebagai berikut:

1. Kapal Barang (Cargo Vessel)

Yang dimaksud dengan “kapal barang” adalah kapal yang dibangun khusus

dengan tujuan untuk mengangkut barang, menurut jenis barang masing-masing.

Menurut spesialisasi pengangkutan barang, dapat dilakukan pembagian kapal

sebagai berikut:

a. General Cargo Carrier

Kapal yang dibangun dengan tujuan untuk mengangkut muatan umum

(general cargo), yaitu muatan yang terdiri dari pelbagai barang yang dikemas

dalam peti, karung, dan lain-lain dan barang tersebut dikapalkan oleh banyak

pengirim serta ditujukan untuk banyak penerima di banyak pelabuhan tujuan.

Kapal general cargo carrier dibangun dengan beberapa palka (holds and hatches)

dan beberapa geladak (decks). Palka dan geladak yang banyak jumlahnya tersebut

(29)

seperti telah dikatakan di muka, barang-barang dalam partai kecil dikirim oleh

banyak pengirim dari banyak pelabuhan pemuatan untuk ditujukan kepada banyak

penerima di banyak pelabuhan tujuan. Dengan adanya banyak geladak, pembagian

muatan di dalam ruangan kapal (ship's compartments) dapat diatur dengan mudah

dan tidak menimbulkan kesulitan dalam pembongkarannya di pelabuhan tujuan

barang masing-masing, juga untuk mencegah kerusakan muatan, karena

kontaminasi dan benturan oleh dan atau dengan muatan lainnya.

b. Bulk Cargo Carrier

Kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut muatan curah, yaitu muatan

yang dikapalkan dalam jumlah besar sekaligus dan tidak dibungkus. Biasanya

bulk cargo (muatan curah) dikapalkan dalam jumlah satu kapal penuh sekali jalan

(sekali pengapalan), tetapi muatan yang dikapalkan satu barang tersebut

dikapalkan tanpa peti kemas. Yang sering dikapalkan sebagai bulk cargo antara

lain: muatan berbutir seperti gandum, beras, jagung (grain cargo), juga besi tua

(scrap iron), bijih besi, batu bara.

Untuk mengangkut muatan bulk semacam itu tidak diperlukan pembagian

ruangan kapal dalam geladak-geladak. Perlu diketahui bahwa dibagi-baginya

geladak di samping untuk memudahkan stowage muatan, pertimbangan yang

penting dari segi teknis adalah untuk membatasi tekanan pada muatan

masing-masing.

c. Kapal Tanki (Tanker)

Kapal yang dapat digolongkan sebagai bulk cargo carrier, tetapi karena

(30)

dianggap merupakan jenis kapal tersendiri. Karena barang cair yang berada di

dalam ruangan kapal dapat bergerak ke depan-belakang (longitudinal) atau ke

kiri-kanan (transversal) yang membahayakan stabilitas kapal, ruangan kapal

tangki perlu dibagi-bagi menjadi beberapa buah compartments berupa

tangki-tangki. Dengan adanya pembagian ini maka kekuatan tekanan barang cair

dipecah-pecah sampai tidak membahayakan stabilitas kapal serta tidak

menyulitkan olah gerak kapal. Memang dengan pembagian ruangan kapal ke

dalam tangki-tangki tersebut diperlukan lebih banyak perlengkapan/instalasi

perpipaan dan pompa untuk pemuatan dan pembongkaran minyak (barang cair)

tetapi hal itu tidak menimbulkan kesulitan yang berarti.

d. Special Designed Ship

Kapal yang dibangun khusus bagi pengangkutan barang tertentu seperti:

daging segar (yang harus diangkut dalam keadaan beku), kapal pengangkut gas

cari (LNG-carrier). Untuk keperluan pengangkutan muatan khusus, atau muatan

yang harus diangkut dalam keadaan khusus tersebut, ahli-ahli bangunan kapal

telah dapat menciptakan kapal-kapal antara lain: Refrigerated-cargo Carrier, Log

Carrier, Oilbulk-ore Carrier (OBO-carrier).

e. Container Vessel

Kapal yang dibangun untuk mengangkut muatan yang sudah dimasukkan ke

dalam container (peti kemas). Container adalah peti besar terbuat dari kerangka

baja dengan dinding aluminium atau lembaran baja ekstruksi. Ada

bermacam-macam ukuran peti kemas tetapi yang lazim digunakan dalam pelayaran dari dan

(31)

twenty-footer berukuran panjang 20 kaki, lebar 8 kaki dan tinggi 8 kaki (20' x 8'

x8' atau kurang lebih 6m x 21/

2m x 21/2m), sedangkan peti kemas fourty-footer

berukuran 40' x 8' x 8' atau kurang lebih 12m x 21/

2m x 21/2m dengan kapasitas

masing-masing 15 ton (18 M3) atau 25 - 27 ton (38 – 40 M3). Barang-barang yang

akan dimuat ke kapal telah di kemas seperti biasa di dalam kemasan konvensional,

baru dimasukkan ke dalam container. Kadang-kadang dalam satu container

dimuat barang-barang yang dikapalkan oleh beberapa pengirim. Kapal peti kemas

dari jenis full-container vessel yang berbobot mati sekitar 15.000 sampai 60.000

DWT. Ini adalah kapal container jenis terbaru, yang sudah berkembang pesat, di

samping jenis full-container vessel

B2.10B Ukuran-UkuranBKapalBNiaga

Untuk mengusahakan kapal secara ekonomis dan efisien tentulah sangat

penting bagi pengusaha untuk mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang

ukuran-ukuran kapal, baik kapal yang akan atau sedang diusahakan maupun kapal

lain yang diusahakan oleh pengusaha lain, ataukah juga kapal yang sedang dalam

proses pembangunan. Ukuran kapal, baik yang berupa ukuran ruang maupun

ukuran bobot (berat) ditentukan oleh bentuk kapal yang bersangkutan. Banyak

kapal yang satu berpenampilan datar (flat) sedangkan kapal lainnya banyak

mempunyai sudut-sudut runcing yang tidak memungkinkan pengisian muatan

secara penuh dan kompak. Banyaknya tiang-tiang kapal, sekatan-sekatan dan

lain-lain sangat mempengaruhi kemampuan kapal dalam menyediakan ruangan untuk

(32)

pengusaha pelayaran untuk menyelidiki ruang kapal seteliti-telitinya agar dapat

memperoleh kapal dengan kapasitas muat sebesar-besarnya.

Ruang kapal, baik ruangan yang disediakan bagi pemadatan muatan maupun

ruang kapal keseluruhannya, dinyatakan dalam satuan hitungan kaki kubik (cubic

feet) atau register ton. Satu register ton ruang muatan sama dengan 100 cubic feet

atau kurang lebih 2,83 meter kubik. Dengan demikian bila kita memperoleh

informasi yang menyatakan sebuah kapal tertentu mempunyai ukuran 5.800 GRT

(gross registered ton), maka dapat diketahui bahwa kapal tersebut mempunyai

ruangan sebesar 16.414 M3.

Apa yang diuraikan di atas adalah ukuran kapal dalam pengertian ukuran

volume, perlu diketahui bahwa dalam dunia perkapalan istilah tonase (tonage)

kapal mempunyai dua pengertian, yaitu:

1. Menunjukkan ukuran berat (bobot), dalam hal ini ukuran tonase kapal

dinyatakan dengan satuan hitungan metric ton (1.000 kg) atau long ton yang

sama dengan 1.016 kg.

2. Menunjukkan ukuran ruangan (volume), dalam hal ini ukuran tonase kapal

dinyatakan dalam satuan hitungan kaki kubik.

Berhubung dengan adanya dua pengertian tonase, kita harus dapat menilai

sendiri, dalam pengertian apakah suatu istilah ton atau tonage digunakan. Setelah

mengetahui pengertian istilah tonase, selanjutnya perlu memahami beberapa

penggunaan istilah tonase kapal niaga, sebagai berikut:

1. Gross Register Tonnage, GRT (Ukuran Isi Kotor)

(33)

3. Displacement Tonnage (Ukuran Isi Tolak)

4. Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati)

B2.11B MuatanBKapal

Yang dimaksud dengan muatan kapal ialah segala macam barang dan barang

dagang yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna

diserahkan kepada orang atau badan hukum di pelabuhan tujuannya (Sudjatmiko,

2001). Karena muatan merupakan sumber penghasilan suatu perusahaan pelayaran

niaga, pengusaha pelayaran selalu menjalankan berbagai usaha untuk mengangkut

muatan sebanyak-banyaknya dan di pihak lain efesiensi dalam penyelenggaraan

bongkar muat ditingkatkan setinggi-tingginya supaya barang dapat dimuat dan

dibongkar dengan cepat, kerusakan barang dihindarkan atau ditekan sampai batas

minimum dan biaya angkutan juga diusahakan serendah-rendahnya supaya lebih

banyak barang dapat diangkut.

B2.12B MuatanBPetiBKemas

Muatan peti kemas atau container dalam kamus bahasa indonesia adalah

peti-peti besar di mana di dalamnya diisi dengan muatan di gudang eksportir yang

disaksikan oleh pihak bea cukai dan diangkut oleh trailer yang dinamakan

container chasis menuju terminal pelabuhan lalu dimuat kapal.

Container-container kecil sampai kira-kira berat 5 ton dengan isi 8 m3 sebetulnya sudah lama

dipergunakan dibeberapa puluh tahun silam sebagai pengangkut di darat. Setelah

(34)

tahun 1955 muncul kapal container yang pertama. Sistem ini dimaksudkan untuk

mencari keuntungan secara ekonomis karena ;

1. Muat bongkar dapat dilakukan dengan cepat dan aman

2. Buruh yang dipergunakan tidak terlalu banyak, yang berarti penghematan

terhadap biaya stewador (orang yang bekerja membongkar atau memuat

barang dari atau ke kapal laut).

3. Pelayanannya lebih murah.

4. Kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin.

5. Biaya Keseluruhannya menjadi murah.

Yang dimaksudkan dalam container adalah barang-barang dari jenis yang

berharga seperti : jam tangan, radio, alat-alat optik, alat-alat elektronika lainnya.

Sekarang ini dari container tidak terbatas pada hal tersebut tetapi sudah meluas

penggunaannya seperti minyak pelumas pun sudah dipeti/dikemaskan. Container

dapat dibuat dari kayu-kayu atau dari besi atau kombinasi dari keduanya,

tergantung dari penggunaannya. Di samping itu terdapat container yang dapat

dilipat agar bila dipakai dapat disimpan tanpa memakan banyak tempat. Untuk

standard dari container adalah 20 x 8 x 8.5 kaki, dengan berat antara 5 sampai 20

ton gross (berat kotor) (Tim BPLP Semarang).

Ada bermacam-macam ukuran peti kemas tetapi yang lazim digunakan

dalam pelayaran dari dan ke Indonesia adalah peti kemas twenty-footer dan

fourty-footer. Peti kemas twenty-footer berukuran panjang 20 kaki, lebar 8 kaki

dan tinggi 8 kaki (20' x 8' x8' atau kurang lebih 6m x 21/

2m x 21/2m), sedangkan

peti kemas fourty-footer berukuran 40' x 8' x 8' atau kurang lebih 12m x 21/

(35)

21/

2m dengan kapasitas masing-masing 15 ton (18 M3) atau 25 - 27 ton (38 – 40

M3).

B2.13B Jenis-jenisBPetiBKemas

Jenis-jenis peti kemas yang banyak digunakan dalam perdagangan

ekspor-impor sangat banyak dan di antara yang terpenting dapat disebutkan di bawah ini :

1. Dry Cargo Container

Peti kemas jenis ini digunakan untuk mengangkut general cargo (muatan

umum) yang terdiri dari berbagai jenis barang dagang yang kering dan sudah di

kemas dalam commodity packing (loose) yang tidak memerlukan perlakuan

khusus. Sehubungan dengan fungsinya itu maka jenis peti kemas ini disebut juga

sebagai General Purpose container atau Dry Goods container.

2. Reefer Container

Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus

dikapalkan dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan, dan lain-lain.

3. Bulk Container

Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut muatan curah (bulk cargo)

seperti beras, gandum, yang tidak di kemas. Konstruksinya tidak menggunakan

pintu biasa, melainkan hanya bukaan kecil di bagian bawah belakang. Untuk

membongkar muatan curah, bagian dapat peti didongkrak dan pintu/ bukaan kecil

dibuka supaya muatan meluncur keluar. Pada pemuatannya, barang dicurahkan

(36)

4. Open-Side Container

Peti kemas ini pintunya berada di samping, memanjang sepanjang peti

kemas, tidak diberi pintu sebagaimana jenis-jenis lainnya melainkan hanya terpal

saja guna melindungi muatan dari pengaruh cuaca. Penggunaannya adalah untuk

pengapalan muatan tertentu yang tidak dapat atau sulit dimasukkan dari pintu

yang biasa (di bagian belakang).

5. Soft-Top Container

Peti kemas ini terbuka pada bagian atasnya, dari mana muatan diletakkan ke

dalam peti kemas dan diambil dari sana pada pembongkarannya. bagian atas

tersebut biasanya ditutup dengan terpal, untuk melindungi muatan terhadap

pengaruh cuaca. Muatan yang dikapalkan dalam soft top container dapat terdiri

dari barang berat yang tidak terlalu besar, baik yang dikapalkan dalam keadaan

terkemas maupun loose (tidak terkemas). Contohnya adalah generator listrik dan

lain-lain.

6. Open-Top, Open-Side Container

Peti kemas ini bagian atas dan sisi-sisinya terbuka, jadi hanya berupa geladak

dengan empat tiang sudut dan emapt set lubang untuk memasukkan locking pin.

Penggunaannya: untuk pengapalan barang berat yang tidak perlu mendapat

perlindungan terhadap pengaruh cuaca.

7. Flat-Rack Container

Peti kemas ini sebenarnya bukan merupakan peti kemas, karena hanya terdiri

dari landasan (platform) saja. Penggunaannya: untuk pengapalan barang berat

(37)

atau yang disebut juga Platform container ini diletakkan di atas geladak, sebelah

kiri dan kanan, guna keseimbangan kapal.

8. Tank Container

Jenis peti kemas ini berupa tangki baja berkapasitas 4.000 gallon (kl. 15.140

liter) yang dibangun di dalam kerangka peti kemas, mirip seperti tangki yang

dimasukkan ke dalam peti kemas jenis open-top, open-side (Sudjatmiko, 2001).

B2.14B Ukuran-UkuranBPetiBKemas

Peti kemas yang digunakan dalam perdagangan internasional beraneka

ragam jenisnya, disesuaikan dengan kebutuhan bagi pengangkutan jenis-jenis

komoditas yang diperdagangkan. Ukuran-ukuran peti kemas juga beraneka ragam,

disesuaikan dengan sistem pelayaran serta trayek atau jurusan yang harus

ditempuh oleh komoditas yang dikapalkan dengan menggunakan peti kemas.

Dari berbagai macam ukuran peti kemas tersebut, yang umum digunakan

dalam perdagangan internasional di Indonesia adalah peti kemas twenty-footer dan

fourty-footer (panjang dua puluh kaki dan empat puluh kaki) (Sudjatmiko, 2001).

[image:37.595.111.512.597.753.2]

Adapun penjelasan peti kemas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Ukuran-Ukuran Peti Kemas

No. Jenis Ukuran satuan Unit 20 kaki Unit 40 kaki

Min. Max. Min. Max.

1 Ukuran dalam Panjang (M)

Lebar (M) Tinggi (M)

5.890 2.330 2.250

4.930 2.350 2.260

12.050 2.340 2.370

12.060 2.360 2.390

2 Daun pintu Lebar (M)

Tinggi (M)

2.340 2.130

2.340 2.150

2.300 2.260

2.350 2.270

3 Kapasitas ruangan (M3) 30.000 31.000 66.500 68.100

4 Bobot peti kemas (Kg) 1.600 2.320 3.410 3.900

(38)

B2.15B DynamicBProgrammingBKnapsackB

Knapsack adalah tas atau karung yang digunakan untuk memuat sesuatu dan

tentunya tidak semua objek dapat ditampung dalam karung tersebut. Karung

tersebut hanya dapat menyimpan beberapa objek dengan total ukurannya lebih

kecil atau sama dengan ukuran kapasitas karung. Setiap objek objek tidak harus

dimasukkan seluruhnya, akan tetapi hanya sebagian. Nama knapsack berasal dari

masalah optimal untuk pilihan yang tepat, dari barang-barang yang akan dibawa

dalam sebuah tas pada sebuah perjalanan. Sejumlah barang yang tersedia ini,

masing-masing memiliki berat dan nilai, yang menentukan jumlah barang yang

dapat dibawa sehingga total berat dan nilai, yang menentukan jumlah barang yang

dapat dibawa sehingga total berat tidak melebihi kapasitas tas dengan total nilai

sebesar mungkin (Taha, 2007).

Adapun contoh kasus dalam dunia nyata, di mana seorang pilot jet harus

menentukan barang yang paling berharga untuk diangkut ke pesawat jet, Masalah

cargo-loading, di mana kapal dengan kapasitas berat muat yang terbatas, yang

akan mengangkut barang-barang kargo yang paling berharga. Perhitungan dari

pendekatan knapsack adalah sebagai berikut :

Misalkan mi adalah jumlah unit barang i pada ransel, W adalah kapasitas

muat, sedangkan ri dan wi sebagai pendapatan dan bobot per unit item i.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

Maximize z = r1m1+ ... +rnmn ...(2.1)

di mana :

(39)

PERANCANGANBSISTEMB

B3B

B3.1B AnalisisBSistemB

Untuk dapat merancang suatu sistem informasip diperlukan semuah data-data

yang lengkap seputar suatu magian dari organisasi atau perusahaan tersemut dalam

hal ini adalah sistem penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut

pada PT. Anugerah Dwi Sukses. Data-data tersemut didapatkan dari hasil

identifikasi permasalahan melalui wawancara dan omservasi pada memerapa pihak

terkait seputar pekerjaan yang miasa dilakukan.

Data-data yang terkumpul dari hasil wawancara dan omservasi tersemut

kemudian dimuat semuah document u flow uuntuk dapat mendeskripsikan alur dari

proses misnis dan job u desk masing-masing entity. Adapun Documentu flow yang

dimaksud adalah semagai merikut :

B3.1.1B SystemBFlowBLama

Gammar 3.1 menjelaskan mahwa entity shipper menyerahkanu shippingu

instruction kepada Customer u Service pelayaranp kemudian pihak Customer u

Service menyimpan data shippinginstruction ke dalam sistem. Pada entity magian

marketing dapat melakukan display data transaksi shippingp dan dapat melakukan

input data harga pada transaksi tersemut untuk disimpan ke dalam sistem. Pada

entity magian Operasional mertugas untuk mengirimkan data loadulist kepada chiefu

officer dengan cara melakukan copyufile dari sistem ke dalam flash disk. Data

(40)

tersemut kemudian dilihat oleh chiefu officer untuk dilakukan verifikasi mengenai

pemuatan peti kemas pada kapal laut. Apamila data loadulist tersemut tidak sesuai

dengan prosedur muat safety kapal laut maka chiefu officer akan memmeritahukan

informasi mengenai kelemihan muatan ke pada magian operasional. magian

operasional akan mengirimkan data kelemihan muat tersemut kepada magian

marketing via ebmail.

Bagian marketing akan menerima data kelemihan tersemut dan melakukan set u

out peti kemas dengan merat yang mendekati dengan kelemihan tersemut. Setelah

selesai melakukan setuout akan muncul data loadulist yang maru di dalam sistem.

Kemudian magian marketing akan mengirim pesan via u ebmail kepada magian

Operasional mahwa data kelemihan muat sudah teratasi.

Bagian Operasional akan menyampaikan data loadu list yang maru kepada

chiefu officer dengan menggunakan flashudisk. Kemudianu chiefu officer melakukan

verifikasi lagi merdasarkan safety muat peti kemas terhadap kapal lautp apamila

setuju maka magian operasional akan memmuat loadu listu summary untuk

ditandatangani oleh chiefu officer semagai mukti mahwa data peti kemas tersemut

(41)

Gammar 3.1 System Flow Lama Penentuan Jumlah Peti Kemas yang Dimuat Pada Kapal Laut

B3.2B PerancanganBSistemB

Setelah analisis sistem yang dijelaskan dengan documentuflow selesai dimuatp

maka langkah selanjutnya adalah merancang sistem sesuai dengan topik mahasan.

Dalam rancang sistem ini akan termagi memerapa magian yaitu SystemuFlowp Data u

FlowuDiagram (DFD)p EntityuRelationshipuDiagram (ERD)p Struktur Databasep

(42)

B3.2.1B SystemBFlowBRekomendasi

Gammar 3.2 System Flow Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat Pada Kapal Laut Rekomendasi

Gammar 3.2 menjelaskan mahwa entity shipper menyerahkan shippingu

(43)

Service menyimpan data shippingu instruction tersemut ke dalam sistem. Pada

entity magian marketing dapat melakukan display data transaksi shippingp dan

dapat melakukan input data harga pada transaksi tersemut untuk disimpan ke

dalam sistem. Bagian marketing dapat melakukan penentuan muat peti kemas

dengan menggunakan metode knapsack. Hasil dari pada perhitungan tersemut

semagai tolak ukur untuk melakukan setuout peti kemas.

Setelah magian marketing melakukan setuout peti kemas maka sistem akan

melakukan update data. chiefu officer dapat menampilkan data dari sistem

kemudian melakukan verifikasi data muat tersemut merdasarkan proseduru safetyu

muat peti kemas pada kapal laut. Apamila chiefu officer tidak menyetujui data

tersemut maka chiefu officer dapat mengirim pesan merupa data kelemihan muat

kepada magian marketing.

Setelah pesan sudah dikirim kepada magian marketing sistem akan

memmerikan notifikasi kepada magianu marketing mahwa terdapat pesan dari chiefu

officer. magian marketing dapat memmuka pesan tersemut yang merisikan data

kelemihan muat. magian marketing melakukan set u out merdasarkan dari data

kelemihan yang diterima. Setelah melakukan setuout maka sistem akan melakukan

update data. magian marketing yang telah melakukan setuout dapat mengirimkan

pesan kepada chiefu officer semagai tanda mahwa data telah dilakukan perumahan

merdasarkan permintaan chiefu officer. Setelah dilakukan pengiriman pesan yang

dilakukan oleh magian marketing terhadap chiefu officerp maka dari sistem akan

memmerikan notifikasi pesan yang telah diterima. chiefu officer dapat memmuka

(44)

Jika setuju maka chiefu officer akan melakukan cetak loadu list summary dan

melakukan tanda tangan terhadap laporan tersemut dan dilakukan pengarsipan

sesuai dengan tanggal tersemut.

B3.2.2B DataBFlowBDiagramB(DFD)

Setelah dimuat desain systemuflowp langkah selanjutnya yaitu memmuat desain

DFD untuk mengetahui proses-proses apa saja yang dimutuhkan untuk dapat

memenuhi kemutuhan sistem informasi penentuan jumlah muat peti kemas pada

kapal laut dengan metode knapsack.

1. DFD Level Context Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang

dimuat pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack

Gammar 3.3p merupakan DFD level context gammar tersemut terdapat 6

entity yang terlimat dalam input/output data ke dan dari sistem. External entityu

tersemut adalah external entityshipperp externalentity magianumarketingp externalu

entity shipuownerp external entity chief officerp external entity sie containerp dan

externalentityBerthuPlanner. Adapun externalentityshippermemasukkan data ke

sistem adalahp id shipping untuk menampilkan containerp port u arrival untuk

pencarianp id jenis container untuk pencarianp dan shippinginstruction.

Ouput yang diperoleh external entity shipper dari sistem adalah daftar

jenis containerp data searchcontainerp data cari jadwal kapal lautp daftar containeru

shipperp dan data cari shipper. External entity magian marketing melakukan inputu

data ke sistem adalahp id shipping untuk detail shippingp id jadwal untuk

(45)

dan data hapus booking. Output yang diperoleh external entity untuk magian

marketing dari sistem adalah loadu list summary untuk magian marketingp data

tampil pesan untuk magian marketingp bookinguofucargo untuk magian marketingp

data detail shipping urut marang mermahayap data detail shipping urut ukuran peti

kemasp data detail shipping urut jenis peti kemasp daftar shipping untuk magian

marketingp data detail shipping untuk magian marketingp dan data listu shippingu

untuk magian marketing. External entity ship u owner hanya mengintputkan data

kapal laut ke sistemp dan tidak terdapat output dari sistem ke externalentity ship u

owner. Adapun external entity sie container memasukkan data ke sistem adalah

data jenis container dan data container. Tidak terdapat output dari sistem untuk

externalentitysiecontainer.

External entity chiefu officer memasukkan data ke sistem adalah id jadwal

untuk menampilkan detail shipping dan data input log pesan. Output yang

diterima dari sistem kepada external entity chiefu officer adalah data bookinguof u

cargo untuk chiefu officerp data loadu list summary untuk chiefu officerp daftar

shipping untuk chiefu officerp data tampil pesan untuk chiefu officerp data detail

shipping untuk chiefu officer. External entity BerthuPlanner memasukkan data ke

sistem adalah data input voyagep data input line kapal lautp data input pelamuhanp

data input pelamuhan merangkatp data input pelamuhan timap dan id jadwal untuk

(46)

Gammar 3.3 DFD Level Context Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang Dimuat Pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack

2. DFD Level 0 Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang Dimuat

Pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack

Gammar 3.4p merupakan DFD level 0 dari sistem informasi penentuan jumlah

peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan menggunakan metode knapsack.

Pada gammar tersemut terdapat 6 entity uyang terlimat dalam input/output data ke

dan dari sistem. Externaluentity tersemut adalahu externaluentityushipper,uexternal u

entity magian marketing,uexternaluentityushipuowner,uexternaluentityuchiefuofficer, u

externaluentityusieucontainer, dan externaluentityuBerthuPlanner. Proses masteringu

containerp proses melakukan konfirmasi shipping instructionp proses memmerikan

input voyage input line

data tampil pelabuhan

input pelabuhan input pelabuhan berangkat

input pelabuhan tiba

data detail shipping semua id jadwal utk tampil detail shipping semua

data hapus booking load list summary utk marketing

load list summary utk chief

data harga data hapus muat

data muat

data tampil pesan utk chief data tampil pesan utk marketing

detail shipping urut berbahaya daftar shipping utk marketing

list shipping utk marketing

daftar shipping utk chief booking of cargo utk chief

booking cargo utk marketing

id jadwal utk penentuan muat id shipping utk detail shipping detail shipping urut ukuran

detail shipping urut jenis

input data log marketing

input log pesan chief

detail shipping semua

daftar jadwal tremper

id jadwal utk daftar jadwal tremper id shipping utk menampilkan container

port arrival utk pencarian id jenis container utk pencarian

data jenis container data container

daftar kapal laut

data kapal laut data cari shipper

daftar container shipper data search jadwal kapal laut

data search container daftar jenis container

shipping instruction

0

sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal

(47)

uang tammangp dan proses mastering jadwal kapal laut. Pada gammar terdapat pula

dataustore yang merjumlah 14 dataustore yaitup dataustore containerp dataustoreu

jenis containerp dataustore shipping containerp dataustore notifyupartyp dataustoreu

consigneep data u store shipperp shippingp data u store log pesanp data u storeu

pelamuhanp dataustore pelamuhan timap dataustore pelamuhan merangkatp dataustoreu

voyage kapalp dataustoreline kapalp dan dataustore kapal laut.

Pada proses mastering container terdapat external entity sie container yang

memmerikan 2 input ke proses yaitu data jenis container dan data container.

Terdapat pula data input dari 2 dataustore ke proses yaitu dataustore container dan

dataustore jenis container dengan masing-masing data output jenis container dan

container. Dari proses mastering container sendiri mengeluarkan 3 output yaitu

data input shipping container yang ditujukan untuk proses melakukan konfirmasi

shipping instructionp data input container yang ditujukan untuk data u storeu

containerp dan data input jenis container yang ditujukan pada data u store jenis

container.

Proses melakukan konfirmasi shipping instruction terdapat external entityu

shipper yang memmerikan 4 input ke proses tersemut yaitu id shipping untuk

menampilkan containerp data port u arrival untuk pencarianp id jenis containeru

untuk pencarianp dan shippinginstruction. Terdapat data input dari 5 dataustore ke

proses yaitu data outputshippingp data outputshipperp data outputconsigneep data

output notifyupartyp dan data output shipping container. Terdapat pula 2 proses

yang memasukkan ke proses melakukan konfirmasi shipping instruction yaitu

(48)

input masing-masing adalah data input shipping container dan data input jadwal

kapal laut untuk shipping. Dari proses melakukan konfirmasi shipping instructionu

sendiri mengeluarkan out

Gambar

Tabel 2.1 Ukuran-Ukuran Peti Kemas
TABEL 3.9 SHIPPING
TabelKnapsack1.php
TabelKnapsack1::tabelAnalisis($kecil,$banyak,$batasan,$x,$m,
+7

Referensi

Dokumen terkait