RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENENTUAN JUMLAH PETI KEMAS YANG DIMUAT PADA KAPAL LAUT DENGAN METODE
KNAPSACK
(STUDI KASUS PT. ANUGERAH DWI SUKSES)
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nama : Nyoman Tri Dharma Yasa Nim : 06.41010.0217
Jurusan : S1
Prodi : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
BAB I PENDAHULUAN
1 1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Anugerah Dwi Sukses merupakan sebuah perusahaan pelayaran yang memberikan jasa pengiriman barang (peti kemas) lewat laut. Untuk dapat mengirim peti kemas tersebut dibutuhkan sebuah kapal laut sebagai sarana transportasi pengiriman. Dalam melakukan transaksi pengiriman peti kemas, selalu dijumpai kelebihan kapasitas muat peti kemas terhadap kapal laut, sehingga pelaksanaan muat peti kemas menjadi tertunda beberapa jam, karena harus memilih peti kemas berdasarkan berat yang tidak melebihi dari kapasitas muat kapal. Pemilihan tersebut harus optimal dalam arti kata, pemuatan berat peti kemas tidak boleh kelebihan dan tidak boleh kekurangan dari kapasitas berat muat kapal.
Selain itu laba yang diperoleh dalam transaksi shipping harus besar dari hasil pemilihan tersebut. Proses pemilihan tersebut dijalankan secara manual oleh pihak perusahaan, akibatnya proses pengangkutan peti kemas menjadi lama. Bongkar-muat peti kemas pada kapal laut merupakan kegiatan yang vital pada perusahaan ini, sehingga harus dikerjakan secepat dan sebaik mungkin. Apabila proses kerjanya lambat, maka barang yang dimuat juga akan lama dan terlambat sampai ke tujuan. Akibat dari permasalahan tersebut pihak perusahaan merugi karena tidak ada shipper yang datang untuk melakukan transaksi order shipping ke perusahaan ini.
akan tetapi dalam implementasi di lapangan masih terdapat kelemahan terutama masalah jarak dari perusahaan ke dermaga pelabuhan. Jadi pihak perusahaan harus melakukan copy data dan dikirim melalui e-mail, lalu dilakukan transfer melalui
flash disk untuk dapat menampilkan data muat peti kemas tersebut. Apabila terjadi
kelebihan muatan, maka harus mengirimkan e-mail kembali ke perusahaan untuk dilakukan set out muatan ke dalam sistem. Hal ini yang menyebabkan lama pembuatan laporan muat peti kemas.
Dari permasalahan yang terjadi di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan sebuah metode yang dapat memberikan informasi mengenai muat peti kemas terhadap kapal laut secara optimal dan sebuah sistem informasi berbasis web yang saling terintegrasi dengan metode tersebut, sehingga prosedur penentuan jumlah peti kemas pada kapal laut menjadi cepat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana memecahkan permasalahan dalam menentukan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack untuk mengoptimalkan baik muat peti kemas pada kapal laut dan juga pendapatan jasa yang didapat. 2. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi penentuan jumlah
peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.
permasalahan yang ada adalah :
1. Laporan yang dikeluarkan pada sistem berfokus pada jumlah muat optimal peti kemas pada kapal laut dengan menggunakan metode knapsack.
2. Variabel yang digunakan untuk perhitungan knapsack adalah berat peti kemas, pendapatan jasa muat yang diperoleh per transaksi, dan kapasitas muat kapal laut.
3. Tidak terdapat perhitungan tarif jasa muat peti kemas pada kapal laut.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini adalah :
1. Dapat memecahkan permasalahan penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.
2. Dapat merancang dan membangun sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan metode knapsack.
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam menerapkan sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Chief Officer dapat mengetahui informasi dengan cepat tentang jumlah optimum muat peti kemas pada kapal laut yang akan segera berangkat, dan dapat mengambil keputusan dengan cepat.
3. Tidak terbatas pada jarak dan waktu karena sistem yang dibuat berbasis web.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 (lima) bab. Dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta sistematika penulisan Tugas Akhir sebagai ringkasan materi dari masing-masing bab. Latar belakang masalah menjelaskan tentang inti dari dibuatnya makalah TA ini, diikuti dengan perumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan untuk mempersempit dari masalah yang dibahas.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dalam penyelesaian masalah serta teori yang mendukung dalam pembuatan sistem. Teori-teori tersebut, yaitu dynamic programming knapsack, data-data peti kemas, dan lain-lain.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang analisis dan perancangan sistem yang meliputi analisis dan identifikasi masalah, analisis perancangan sistem yang teridiri dari system flow, Data Flow
Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), desain input/ output, serta rencana evaluasi.
Bab ini berisikan tentang implementasi sistem yang baru, yang meliputi kebutuhan akan perangkat keras dan perangkat lunak, cara menggunakan program aplikasi serta evaluasi dari implementasi sistem yang baru. Berisikan petunjuk-petunjuk manual penggunaan aplikasi sebagai sebuah alat dalam menjalankan sistem.
BAB V : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan mengenai hasil dari pembahasan yang telah dilakukan dan saran-saran mengenai sistem yang telah dibuat untuk pengembangan sistem lebih lanjut. Saran dan kritik untuk pengembangan sistem ini sangat diperlukan agar organisasi semakin maju.
BAB II
LANDASAN TEORI 2
2.1 Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Sedangkan prosedur sendiri menurut Richard F. Neuschel adalah suatu urut-urutan operasi
klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau
lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen merupakan definisi yang lebih luas. Komponen-komponen dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri (FitsGerald, FitGerald, Stalling, 1981).
Komponen-komponen saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran tersebut dapat dicapai. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan merancang suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan satu sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponennya.
2.2 Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk sumber dari bentuk tunggal datum atau
data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu (Anthony, Dearden, 1980).
Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya berakhir.
2.3 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Dalam prosesnya apabila sistem informasi dijalankan sesuai dengan prosedur, maka akan menghasilkan sebuah output berupa laporan yang berisikan informasi-informasi penting, digunakan untuk membuat keputusan. \
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Jadi informasi dapat diperoleh dari
suatu sistem informasi (Leitch, 1983).
2.4 Analisa Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai “Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”. Hasil informasi dari analisis sistem tersebut, kemudian dirangkum dan dibuat suatu kesimpulan untuk dapat melanjutkan ke tahap proses perancangan sebuah sistem untuk merekomendasikan sistem yang lebih baik dari yang sebelumnya (Jogiyanto, 1998).
Tahap analisis sistem dilakukan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
2.5 Obervasi
Obersvasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Obersvasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan fakta/data (fact finding technique) yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Mengamati para pembuat keputusan berikut lingkungan fisik mereka adalah teknik terpenting bagi penganalisis sistem. Dengan mangamati kegiatan para pemuat keputusan, penganalisis berupaya
mengumpulkan pandangan-pandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, tidak hanya sekedar apa yang didokumentasikan atau apa yang dijelaskan. Selain itu, dengan mengamati para pembuat keputusan, penganalisis berupaya melihat secara langsung hubungan yang ada antara pembuat keputusan dengan anggota organisasional lainnya (Jogiyanto, 1998).
Dengan mengamati lingkungan kantor, penganalisis sistem berusaha menemukan arti simbolis konteks kerja dan pembuat keputusan. Penganalisis mengamati unsur-unsur fisik ruang kerja mereka atas pengaruh yang ditimbulkannya terhadap perilaku pembuat keputusan. Selanjutnya, dengan mengamati unsur-unsur fisik pembuat keputusan memiliki kontrol atasnya (cara berpakaian, posisi meja, dan sebagainya), penganalisis berusaha memahami pesan-pesan yang sedan dikirim. Terakhir, dengan observasi, analisis berusaha memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pihak-pihak lain di organisasi.
2.6 Wawancara
Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai. dalam wawancara keinginan untuk mendapatkan pendapat orang yang diwawancarai serta perasaannya tentang kondisi sistem yang ada saat itu, tujuan-tujuan pribadi dan organisasional, serta prosedur-prosedur informal.
Pendapat orang yang diwawancarai sangat penting dan lebih dapat mengungkapkan dibanding fakta yang ada, karena orang tersebut mengetahui tentang seluk beluk organisasi dengan lebih baik. Dengan wawancara dapat lebih memahami budaya organisasi dengan cara mendengarkan perasaan responden sekaligus menentukan tingkat optimisme mereka (Jogiyanto 1998).
Tujuan-tujuan yang diperoleh dari wawancara juga menjadi informasi penting yang bisa dikumpulkan. Fakta yang diperoleh dari hard data dapat menjelaskan kinerja di masa lalu sedangkan tujuan proyek menjelaskan masa depan organisasi.
2.7 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Setelah tahap analisis selesai dilakukan, maka akan didapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Adapun tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programer komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat (Verzello/Reuter, 1982).
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi yaitu desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus
mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. Selain itu juga desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem.
2.7.1 System Flow
System flow merupakan bagan alir yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. selain itu juga menggambarkan input, proses, output dari sebuah sistem informasi. Adapun karakteristik system flow adalah berawal dari pemasukan data ke sistem, setiap data dilakukan proses ke dalam sistem, dan hasil dari olahan suatu proses adalah menghasilkan bentuk informasi atau laporan yang baru (Jogiyanto, 1998).
2.7.2 Document Flow
Document flow merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem. bagan alir ini menelusuri sebuah dokumen dari asalnya sampai tujuannya. Tujuan digunakan dokumen tersebut, kapan tidak dipakai lagi dan hal-hal lain yang terjadi ketika dokumen tersebut mengalir melalui sebuah sistem (Jogiyanto, 1998).
2.7.3 Data Flow Diagram (DFD)
Melalui suatu teknik analisis data terstruktur yang disebut Data Flow
Diagram (DFD), penganalisis sistem dapat merepresentasikan proses-proses data
di dalam organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang mendasari sistem. Degan menggunakan kombinasi dari empat simbol, penganalisis sistem dapat menciptakan suatu gambaran proses-proses yang bisa menampilkan dokumentasi sistem yang solid (Kendall, 2003).
Keempat simbol tersebut adalah kotak rangkap dua yang digunakan untuk menggambarkan suatu external entity (bagian lain, sebuah perusahaan seseorang atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem.
External entity, disebut juga sumber atau tujuan data, dan dianggap extenal
terhadap sistem yang sedang digambarkan. Setiap external entity diberi label dengan sebuah nama yang sesuai. Tanda panah menunjukkan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepala tanda panah mengarah ke tujuan data. Aliran data yang muncul secara simultan bisa digambarkan hanya dengan menggunakan tanda panah paralel.
Bujur sangkar dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan adanya proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukkan suatu perubahan dalam di dalam atau perubahan data; jadi, aliran data yang meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang masuk.
Adapun kelebihan menggunakan teknik analisis DFD adalah dapat digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan pengguna.
Penggunaan DFD menunjukkan mereka kepada pengguna sebagai representasi tidak lengkap pemahaman penganalisis mengenai sistem. Kelebihan lainnya dengan teknik DFD adalah memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap komponen yang digunakan dalam diagram. Kemudian penganalisis harus memastikan bahwa semua keluaran yang diperlukan bisa diperoleh dari data-data masukan dan bahwa logika proses terefleksi dalam diagram.
2.7.4 Datababase
Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi. Database juga dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan data-data penting suatu organisasi (Jogiyanto, 1988). Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Pengorganisasian basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data di akses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).
2.7.5 Relational Datababase Management System (RDBMS)
RDBMS dapat diartikan sebagai suatu program komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memanipulasi, dan memperoleh data
informasi dengan praktis dan efisien. Data yang dapat dimanipulasi tersebut kemudian disajikan dalam bentuk laporan dengan informasi yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna (Kadir, 1998).
RDBMS sebenarnya adalah salah satu konsep penyimpanan data. Dalam RDBMS data disimpan dalam bentuk relasi atau tabel dua dimensi dan antar tabel satu dengan tabel lainnya terdapat hubungan atau relationship. Untuk membuat struktur tabel, mengisi data ke tabel, mengubah data jika diperlukan dan menghapus data dari tabel diperlukan software. Berbagai macam software yang terdapat pada pasaran untuk RDBMS adalah MySQL, PostgreSQL, Oracle,
Microsoft Access, Interbase, dan lain-lain.
2.8 Black Box Testing
Black box testing dilakukan tanpa pengetahuan detail struktur internal dari
sistem atau komponen yang dilakukan tes. Juga disebut sebagai behavioral
testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing.
Teknik ini digunakan untuk menguji kelemahan suatu program atau sistem, dengan tujuan untuk mengetahui dan dapat memperbaiki kelemahan tersebut (Romeo, 2003). Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada
software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhsan dari software. Dengan adanaya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi
masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program.
2.9 World Wide Web (WWW)
World wide web, lebih dikenal dengan web, merupakan salah satu layanan
yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung internet (Sidik, Pohan, 2002). Web pada awalnya adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web. Kini internet identik dengan web, karena kepopuleran web sebagai standar interface pada layanan-layanan yang ada di internet, dari awalnya sebagai penyedia informasi, kini digunakan juga untuk komunikasi dari e-mail sampai dengan chatting, serta melakukan transaksi bisnis.
Web memudahkan pengguna komputer untuk berinteraksi dengan pelaku internet lainnya dan menulusuri informasi di internet. Selain itu web telah
diadopsi sebagai bagian dari strategi teknologi informasinya, karena beberapa alasan yaitu akses informasi yang mudah, informasi yang mudah didistribusikan, bebas platform; informasi dapat disajikan oleh browser web pada sistem operasi mana saja karena adanya standar dokumen berbagai tipe data dapat disajikan.
2.10 Server Web
Server Web adalah komputer yang digunakan untuk menyimpan
dokumen-dokumen web. Komputer ini akan melayani permintaan web dari klien. Dalam implementasinya server web akan bertindak layaknya seorang pelayan, yang akan memberikan informasi yang diinginkan para penguna (Sidik, 2007). Browser web seperti Explorer atau Navigator berkomunikasi melalui jaringan (termasuk
jaringan internet) dengan server web, menggunakan HTTP (Hyper Text Transfer
Protocol). Pengertian dari HTTP sendiri adalah sebuah protokol untuk meminta
dan menjawab antara client dan server. Browser akan mengirimkan request kepada server untuk meminta dokumen tertentu atau layanan lain yang disediakan oleh server. Server memberikan dokumen atau layanannya jika tersedia.
2.11 Hypertext Preprocessor (PHP)
PHP adalah salah satu bahasa pemrograman scripting yang berbasis web. Singkatan dari PHP pada awalnya adalah Personal Homepage, namun seiring dengan perkembangannya berubah menjadi PHP: Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa scripting yang bersifat server-side, artinya kode-kode PHP akan dieksekusi oleh server web kemudian hasil dari eksekusi yang berupa kode HTML (Hypertext Mark up Language) dikirimkan ke browser client. Dengan cara kerja begitu, klien tidak akan bisa melihat kode PHP dan hanya bisa melihat hasil kode HTML yang diciptakan oleh engine PHP yang berada di web server
(Gunadi, 2007).
PHP dapat dijalankan banyak sistem operasi seperti: Windows, Linux,
MacOs, dan lain-lain. PHP juga kompatibel dengan banyak database seperti: MySQL, PostgreSQL, Oracle, Microsoft Access, Interbase, dan lain-lain.
2.12 Pihak-Pihak Dalam Kegiatan Kapal Niaga
Kegiatan pelayaran niaga timbul karena adanya kebutuhan untuk mengangkut barang dagang yang dihasilkan disuatu tempat dan akan dijual ke
tempat yang lain. Semboyan the flag follows the trade, line (kapal) mengikuti perdagangan, sudah cukup berbicara tentang hubungan sebab akibat antara kegiatan perniagaan dengan kegiatan pelayaran.
Semboyan ini telah lama dikenal dan sampai sekarang prinsip-prinsipya masih tetap dianut oleh pengusaha pelayaran yang menjalankan usahanya berdasarkan pola pengusaha yang umum. Namun demikian ada juga kalanya beberapa pihak berusaha membalikkan semboyan tersebut menjadi shipping
promotes the trade (pelayaran menunjang atau menggalakkan usaha perniagaan).
Bagi usaha-usaha pelayaran yang ditunjang oleh subsidi dari pemerintah, tujuan itu mungkin dapat dicapai tetapi dalam usaha pelayaran dimana segala sesuatu diselenggarakan berdasarkan hukum ekonomi rasanya niat menggalakkan perdagangan melalui usaha pelayaran itu terlalu berat untuk dilaksanakan. Pelayaran melayani perniagaan, karenanya pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam suatu kegiatan pelayaran di samping pihak maskapai pelayaran, adalah mereka yang berniaga, yaitu si pengirim barang (the shipper) dan si penerima barang (the consignee).
Dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan kapal laut terdapat tiga pihak yang saling mempunyai hubungan hukum satu sama lain, yaitu:
1. Pengirim Barang (Shipper)
Orang atau badan hukum yang memiliki muatan kapal (barang) untuk dikirim dari sebuah pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan) guna diangkut ke pelabuhan lainnya (pelabuhan tujuan).
2. Pengangkut (Carrier)
Perusahaan pelayaran yang melaksanakan atau menyelenggarakan pengangkutan muatan dari pelabuhan pemuatan ke pelabuhan tujuannya, atau ke pelabuhan antara.
3. Penerima barang (Consignee)
Orang atau badan hukum, kepada siapa muatan dikapalkan. Hak dan kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan telah diatur dengan cukup lengkap oleh perundang-undangan nasional yang dituangkan dalam berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur berbagai aspek pengangkutan melalui laut. Juga beberapa buah konvensi internasional telah dibentuk guna mengatur masalah pelayaran khususnya pelayaran samudera, baik mengenai segi teknis pelayarannya maupun segi penyelenggaraan pelayaran.
2.13 Kapal
Kapal ialah setiap sarana yang digunakan untuk dapat dipergunakan sebagai angkutan atau wadah kerja di air. Dengan definisi ini kapal termasuk juga kapal-kapal keruk, dok, rakit, tongkang, dan lain-lain. Akan tetapi yang dimaksud kapal dalam pengertian undang-undang, sesuai dengan bentuk-bentuk sarana laut yang diatur dalam undang-undang sebagai sebuah kapal.
Sesuai dengan KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) pasal 309 maka yang dimaksud dengan kapal ialah semua perahu, dengan nama apapun dan dari apapun juga. Selanjutnya KUHD buku II bab I sampai dengan IV hanya mempersoalkan mengenai kapal laut, yang maksudnya adalah semua kapal yang
dipakai untuk pelayaran di laut atau yang dipergunakan untuk itu. Dengan demikian yang dimaksud dengan kapal dalam masalah kapal, pengusaha kapal, nakhoda, dan pelayaran, perjanjian kerja menurut KUHD hanyalah terbatas untuk kapal (Rozaimi dan Abrial).
2.14 Jenis-jenis Kapal Niaga
Kapal-kapal niaga yang beroperasi di dunia untuk melakukan pengangkutan barang, sungguh sangat banyak jenisnya dan hal itu tidak mengherankan, karena jenis barang niaga yang harus diangkut oleh kapal juga tidak terbatas. Adanya barang yang harus diangkut dalam keadaan (kondisi) tertentu, pelabuhan pemuatan dan pelabuhan pembongkaran yang berbeda-beda, barang tertentu yang akan saling merusak kalau dicampur satu sama lain, menimbulkan kebutuhan akan kapal yang berbeda-beda pula.
Demikian pula dalam dunia pelayaran niaga modern, kita telah mengenal adanya kapal-kapal: general cargo carrier, tanker, log carrier, container vessel dan lain-lain, yang masing-masing mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda satu dari lainnya. Di samping itu sifat perairan yang berbeda-beda (perairan iklim tropis, sungai danau) ikut menentukan kebutuhan akan kapal niaga. Ditinjau dari segi niaga (commercial aspects), kita dapat mengadakan pembagian jenis-jenis kapal berdasarkan konstruksi bangunan kapal dan sifat muatan yang harus diangkut oleh kapal yang bersangkutan, sebagai berikut:
1. Kapal Barang (Cargo Vessel)
dengan tujuan untuk mengangkut barang, menurut jenis barang masing-masing. 2. Kapal Penumpang (Passanger Vessel)
Kapal penumpang yaitu kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut penumpang, kapal jenis ini dibangun dengan banyak geladak di mana pada masing-masing geladak tersebut dibangun kamar-kamar sebagai cabin bagi para penumpang yang bepergian dengan kapal laut tersebut. Cabin tersebut dibuat dalam beberapa tingkatan kelas menurut jensi fasilitas dan tingkat kenyamanan yang disediakan.
Untuk pelayaran jarak jauh melintasi samudera (hight seas) kapal penumpang hanya menyediakan kelas-kelas cabin saja tetapi untuk pelayaran
inter-insuler seperti di Indonesia. Di samping cabin juga disediakan kelas dek,
untuk memberi kesempatan kepada mereka yang terbatas kemampuannya dalam membayar fare melakukan perjalanan dengan kapal penumpang.
3. Kapal Barang-Penumpang (Cargo-Passenger Vessel)
Kapal jenis ini dibangun dengan tujuan untuk mengangkut muatan (cargo) dan penumpang (passenger) bersama-sama dalam perbandingan yang cukup memadai. Jenis kapal ini mempunyai banyak geladak serta cabin penumpang dan
cargo hatches (hold-nya mungkin hanya satu atau paling banyak dua buah).
Muatan, sesuai dengan tujuan pengapalan dan keperluan pemadatan masing-masing, ditempatkan dalam palka-palka, sedangkan penumpang ditempatkan dalam cabins dari kelas I dan III dan juga ada kelas dek di mana penumpang biasanya tidur di tempat tidur yang disediakan kapal atau dibawa sendiri oleh penumpang. Penumpang kapal dibenarkan membawa barang sampai seberat 20 kg
dan kalau barang bawaannya melebihi jumlah itu maka kelebihannya diperlakukan sebagai overacht yang dikenakan pembayaran. Barang penumpang seberat 20 kg tersebut bebas biaya angkutan. Kapal barang-penumpang ini sangat cocok untuk pengangkutan atau pulau di Indonesia di mana jarak dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya pendek-pendek saja dan dari pelabuhan-pelabuhan itu bergerak (berpindah) penumpang maupun barang dalam jumlah dan frekuensi yang memadai.
Penumpang yang naik dan turun dari pelabuhan-pelabuhan itu pun memperbesar earning kapal sedangkan muatan yang dikapalkan dalam partai kecil-kecil jutstru memperbesar frekuensi pelayaran kapal karena bongkar muat di tiap-tiap pelabuhan di singgah hanya memerlukan waktu yang pendek. Frekuensi pelayaran kapal menjadi besar karena masa layar yang pendek-pendek.
2.15 Ukuran-ukuran Kapal Niaga
Untuk mengusahakan kapal secara eknomis dan efisien tentulah sangat penting bagi pengusaha untuk mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang ukuran-ukuran kapal, baik kapal yang akan atau sedang diusahakan maupun kapal lain yang diusahakan oleh pengusaha lain, ataukah juga kapal yang sedang dalam proses pembangunan. Ukuran kapal, baik yang berupa ukuran ruang maupun ukuran bobot (berat) ditentukan oleh bentuk kapal yang bersangkutan. Banyak kapal yang satu berpenampilan datar (flat) sedangkan kapal lainnya banyak mempunyai sudut-sudut runcing yang tidak memungkinkan pengisian muatan secara penuh dan kompak.
Banyaknya tiang-tiang kapal, sekatan-sekatan dan lain-lain sangat mempengaruhi kemampuan kapal dalam menyediakan ruangan untuk memadatkan muatan. Berhubung dengan kenyataan itu perlulah bagi seorang pengusaha pelayaran untuk menyelidiki ruang kapal seteliti-telitinya agar dapat memperoleh kapal dengan kapasitas muat sebesar-besarnya.
Ruang kapal, baik ruangan yang disediakan bagi pemadatan muatan maupun ruang kapal keseluruhannya, dinyatakan dalam satuan hitungan kaki kubik (cubic feet) atau register ton. Satu register ton ruang muatan sama dengan 100 cubic feet atau kurang lebih 2,83 meter kubik. Dengan demikian bila kita memperoleh informasi yang menyatakan sebuah kapal tertentu mempunyai ukuran 5.800 GRT (gross registered ton), maka dapat diketahui bahwa kapal tersebut
mempunyai ruangan sebesar 16.414 M3. Apa yang diuraikan di atas adalah ukuran
kapal dalam pengertian ukuran volume, perlu diketahui bahwa dalam dunia perkapalan istilah tonase (tonage) kapal mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Menunjukkan ukuran berat (bobot), dalam hal ini ukuran tonase kapal dinyatakan dengan satuan hitungan metric ton (1.000 kg) atau long ton yang sama dengan 1.016 kg.
2. Menunjukkan ukuran ruangan (volume), dalam hal ini ukuran tonase kapal dinyatakan dalam satuan hitungan kaki kubik.
Berhubung dengan adanya dua pengertian tonase, kita harus dapat menilai sendiri, dalam pengertian apakah suatu istilah ton atau tonage digunakan. Setelah mengetahui pengertian istilah tonase, selanjutnya perlu memahami beberapa penggunaan istilah tonase kapal niaga, sebagai berikut:
1. Gross Register Tonnage, GRT (Ukuran Isi Kotor)
Dengan istilah ukuran isi kapal kotor, dimaksudkan isi atau ukuran ruang dari semua ruang kapal yang berada (terletak) di bawah geladak ukuran kapal yang bersangkutan, ditambah dengan isi ruangan between deck (geladak antara) yang terletak di atas geladak ukuran tetapi di bawah upper deck (geladak paling atas), ditambah lagi dengan semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas tersebut. Bangunan yang terletak di atas geladak ini dalam ilmu bangunan kapal dikenal sebagai super structure.
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa yang termasuk dalam perhitungan ukuran GRT kapal adalah semua ruangan kapal yang tertutup. Adapun yang dimaksud dengan geladak ukuran adalah geladak yang ditetapkan untuk mengukur
freeboard (lambung timbul) kapal. Kapal cargo mempunyai beberapa buah
geladak, suatu hal yang perlu untuk pemisahan muatan-muatan yang akan diangkut oleh kapal yang bersangkutan. Untuk dapat menetapkan besar lambung timbul maksimum dan minimum, diambillah salah satu dari geladak tersebut sebagai patokan bagi penetapan termaksud. Lambung timbul adalah bagian kapal, yaitu lambung, yang tidak terbenam ke dalam air, di mana - bagi kepentingan keselamatan dan stabilitas kapal pada khususnya – perlu ditetapkan besar kecilnya lambung tersebut.
2. Net Register Tonnage, NRT (Ukuran Isi Bersih)
Ukuran isi bersih yaitu ukuran ruangan kapal yang besarnya sama dengan ukuran GRT dikurangi ruangan-ruangan yang disediakan untuk nakhoda kapal dan anak buah kapal, kamar mesin, terowongan (tunnel), gang, kamar mandi/toillete,
dapur, ruang makan, dan kamar peta.
3. Displacement Tonnage (Ukuran Isi Tolak) 4. Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati)
2.16 Muatan Kapal
Yang dimaksud dengan muatan kapal ialah segala macam barang dan barang dagang yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal , guna diserahkan kepada orang atau badan hukum di pelabuhan tujuannya (Sudjatmiko, 1997). Karena muatan merupakan sumber penghasilan suatu perusahaan pelayaran niaga, pengusaha pelayaran selalu menjalankan berbagai usaha untuk mengangkut muatan sebanyak-banyaknya dan di pihak lain efesiensi dalam penyelenggaraan bongkar muat ditingkatkan setinggi-tingginya supaya barang dapat dimuat dan dibongkar dengan cepat, kerusakan barang dihindarkan atau ditekan sampai batas minimum dan biaya angkutan juga diusahakan serendah-rendahnya supaya lebih banyak barang dapat diangkut. Jadi dengan mengangkut muatanlah usaha pelayaran niaga memperoleh hasil yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan pelayaran yang bersangkutan.
2.17 Muatan Peti Kemas
Muatan peti kemas atau container dalam kamus bahasa indonesia adalah peti-peti besar di mana di dalamnya diisi dengan muatan di gudang eksportir yang disaksikan oleh pihak bea cukai dan diangkut oleh trailer yang dinamakan
Container-container kecil sampai kira-kira berat 5 ton dengan isi 8 m3 sebetulnya sudah lama dipergunakan dibeberapa puluh tahun silam sebagai pengangkut didarat. Setelah perang dunia ke II muncul barulah dikenal secara besar-besaran, dimana ada tahun 1955 muncul kapal container yang pertama. Sistem ini dimaksudkan untuk mencari keuntungan secara ekonomis karena ;
1. Muat bongkar dapat dilakukan dengan cepat dan aman
2. Buruh yang dipergunakan tidak terlalu banyak, yang berarti penghematan terhadap biaya stewador (orang yang bekerja membongkar atau memuat barang dari atau ke kapal laut).
3. Pelayanannya lebih murah.
4. Kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin. 5. Biaya Keseluruhannya menjadi murah.
Yang dimaksudkan dalam container adalah barang-barang dari jenis yang berharga seperti : jam tangan, radio, alat-alat optik, alat-alat elektronika lainnya. Sekarang ini dari container tidak terbatas pada hal tersebut tetapi sudah meluas penggunaannya seperti minyak pelumas pun sudah dipeti kemaskan. Container dapat dibuat dari kayu-kayu atau dari besi atau kombinasi dari keduanya, tergantung dari penggunaannya. Di samping itu terdapat container yang dapat dilipat agar bila dipakai dapat disimpan tanpa memakan banyak tempat. Untuk
standard dari container adalah 20 x 8 x 8.5 kaki, dengan berat antara 5 sampai 20
ton gross (berat kotor) (Tim BPLP Semarang).
Ada bermacam-macam ukuran peti kemas tetapi yang lazim digunakan dalam pelayaran dari dan ke Indonesia adalah peti kemas twenty-footer dan
fourty-footer. Peti kemas twenty-footer berukuran panjang 20 kaki, lebar 8 kaki
dan tinggi 8 kaki (20' x 8' x8' atau kurang lebih 6m x 21/
2m x 21/2m), sedangkan
peti kemas fourty-footer berukuran 40' x 8' x 8' atau kurang lebih 12m x 21/
2m x
21/
2m dengan kapasitas masing-masing 15 ton (18 M3) atau 25 - 27 ton (38 – 40
M3).
2.18 Jenis-jenis Peti Kemas
Jenis-jenis peti kemas yang banyak digunakan dalam perdagangan ekspor-impor sangat banyak dan di antara yang terpenting dapat disebutkan di bawah ini : 1. Dry Cargo container
Peti kemas jenis ini digunakan untuk mengangkut general cargo (muatan umum) yang terdiri dari berbagai jenis barang dagang yang kering dan sudah dikemas dalam commodity packing (loose) yang tidak memerlukan perlakuan khusus. Sehubungan dengan fungsinya itu maka jenis peti kemas ini disebut juga sebagai General Purpose container atau Dry Goods container.
2. Reefer container
Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus dikapalkan dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan, dan lain-lain. 3. Bulk container
Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut muatan curah (bulk
cargo) seperti beras, gandum, yang tidak di kemas. Konstruksinya tidak
menggunakan pintu biasa, melainkan hanya bukaan kecil di bagian bawah belakang. Untuk membongkar muatan curah, bagian depat peti didongkrak dan
pintu/ bukaan kecil dibuka supaya muatan meluncur keluar. Pada pemuatannya, barang dicurahkan melalui bukaan yang berada pada atap peti kemas.
2.19 Ukuran-ukuran Peti Kemas
Peti kemas yang digunakan dalam perdagangan internasional beraneka ragam jenisnya, disesuaikan dengan kebutuhan bagi pengangkutan jenis-jenis komoditas yang diperdagangkan.
Ukuran-ukuran peti kemas juga beraneka ragam, disesuaikan dengan sistem pelayaran serta trayek atau jurusan yang harus ditempuh oleh komoditi yang dikapalkan dengan menggunakan peti kemas.
Dari berbagai macam ukuran peti kemas tersebut, yang umum digunakan dalam perdagangan internasional di Indonesia adalah peti kemas twenty-footer dan
fourty-footer (panjang dua puluh kaki dan empat puluh kaki) (Sudjatmiko, 1997).
Adapun ukurna dan kapasitas selengkapnya dari peti kemas ukuran
twenty-footer dan fourty-footer dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Ukuran-ukuran Peti Kemas
No. Jenis Ukuran satuan Unit 20 kaki Unit 40 kaki
Min. Max. Min. Max.
1 Ukuran dalam Panjang (M)
Lebar (M) Tinggi (M) 5.890 2.330 2.250 4.930 2.350 2.260 12.050 2.340 2.370 12.060 2.360 2.390
2 Daun pintu Lebar (M)
Tinggi (M) 2.3402.130 2.3402.150 2.3002.260 2.3502.270
3 Kapasitas ruangan (M3) 30.000 31.000 66.500 68.100
4 Bobot peti kemas (Kg) 1.600 2.320 3.410 3.900
2.20 Dynamic Programming Knapsack
Knapsack adalah tas atau karung yang digunakan untuk memuat sesuatu
dan tentunya tidak semua objek dapat ditampung dalam karung tersebut. Karung tersebut hanya dapat menyimpan beberapa objek dengan total ukurannya lebih kecil atau sama dengan ukuran kapasitas karung. Setiap objek objek tidak harus dimasukkan seluruhnya, akan tetapi hanya sebagian. Nama knapsack berasal dari masalah optimal untuk pilihan yang tepat, dari barang-barang yang akan dibawa dalam sebuah tas pada sebuah perjalanan. Sejumlah barang yang tersedia ini, masing-masing memiliki berat dan nilai, yang menentukan jumlah barang yang dapat dibawa sehingga total berat dan nilai, yang menentukan jumlah barang yang dapat dibawa sehingga total berat tidak melebihi kapasitas tas dengan total nilai sebesar mungkin (Taha, 2007).
Adapun contoh kasus dalam dunia nyata, di mana seorang pilot jet harus menentukan barang yang paling berharga untuk diangkut ke pesawat jet, Masalah
cargo-loading, di mana kapal dengan kapasitas berat muat yang terbatas, yang
akan mengangkut barang-barang kargo yang paling berharga. Perhitungan dari
pendekatan knapsack adalah sebagai berikut :
Misalkan mi adalah jumlah unit barang i pada ransel, W adalah kapasitas
muat dan menentukan ri dan wi sebagai pendapatan dan bobot per unit item i.
masalah umum diwakili oleh ILP sebagai berikut:
Maximize z = r1m1+ ... +rnmn ...(2.1) Ke subject
penjelasan rumus 2.2, sebagai berikut :
w = berat peti kemas per satuan ton
W = kapasitas kapal laut yang akan dimuat m = jumlah unit item
m1,m2, ... ,mn ≥ 0 dan integer...(2.3)
Terdapat 3 (tiga) model dalam elemen, yaitu:
4. Stage i di representasikan oleh item i, i = 1,2, ... , n.
5. Alternatif tahap i yang diwakili oleh mi, dari jumlah unit i item termasuk
dalam ransel. Mendefinisikan integer
[
Wwi
]
Sebagai bilangan bulat terbesar dankurang dari atau sama dengan integer
[
Wwi
]
, yang mengikuti mi = 0,1 ,....,integer
[
Ww i]
.3. Pada setiap tahap i diwakili oleh xi, berat ditugaskan untuk tahap (item) i, i, +
1 ...., dan n. Definisi ini mencerminkan kenyataan bahwa kendala berat dalam batasan satunya yang menghubungkan semua tahap n.
Penetapan:
fi (xi) = return maksimal untuk i tahap, i + 1 dan n, xi, cara paling sederhana untuk prosedur dua langkah determinasi persamaan rekursif:
fi
xi
=¿min
mi=0,1, .. . ,integer
[
Wwi
]
xi≤W{
rimi+fi+1
xi+1
}
,i=1,2,. .. ,n (2.4)fn+1(xn+1) = 0...(2.5)
Tahap 2. Mengekspresikan xi + 1 sebagai fungsi xi untuk memastikan bahwa sisi
kiri, fi (xi), merupakan fungsi dari xi saja. menurut definisi, xi - xi + 1 = wi . mi
mewakili bobot yang digunakan pada tahap i. demikian, xi +1 = wi . mi, dan
persamaan rekursif tepat diberikan sebagai berikut:
fi
xi
=¿ max mi=0,1, .. . ,integer[
W wi]
xi≤W{
rimi+fi+1
xi−wimi
}
,i= 1,2,. . . ,n (2.6)BAB III
PERANCANGAN SISTEM 3
3.1 Analisis Sistem
Untuk dapat merancang suatu sistem informasi, diperlukan sebuah data-data yang lengkap seputar suatu bagian dari organisasi atau perusahaan tersebut dalam hal ini adalah sistem penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut pada PT. Anugerah Dwi Sukses. Data-data tersebut didapatkan dari hasil wawancara dan observasi pada beberapa pihak terkait seputar pekerjaan yang biasa dilakukan.
Data-data yang terkumpul dari hasil wawancara dan observasi tersebut kemudian dibuat sebuah document flow untuk dapat mendeskripsikan alur dari proses bisnis dan job desk masing-masing entity. Adapun Document flow yang dimaksud adalah sebagai berikut :
3.1.1 System Flow Lama
Gambar 1 System Flow Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat Pada Kapal
laut Lama
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa entity shipper menyerahkan shipping
instruction kepada Customer Service pelayaran, kemudian pihak Customer Service menyimpan data shipping instruction ke dalam sistem. Pada entity bagian marketing dapat melakukan display data transaksi shipping, dan dapat melakukan input data harga pada transaksi tersebut untuk disimpan ke dalam sistem.
Pada entity bagian Operasional bertugas untuk mengirimkan data load list kepada chief officer dengan cara melakukan copy file dari sistem ke dalam flash
disk. Data tersebut kemudian dilihat oleh chief officer untuk dilakukan verifikasi
mengenai pemuatan peti kemas pada kapal laut. Apabila data load list tersebut tidak sesuai dengan prosedur muat safety kapal laut maka chief officer akan memberitahukan informasi mengenai kelebihan muatan ke pada bagian operasional. bagian operasional akan mengirimkan data kelebihan muat tersebut kepada bagian marketing via e-mail.
Bagian marketing akan menerima data kelebihan tersebut dan melakukan
set out peti kemas dengan berat yang mendekati dengan kelebihan tersebut.
Setelah selesai melakukan set out akan muncul data load list yang baru di dalam sistem. Kemudian bagian marketing akan mengirim pesan via e-mail kepada bagian Operasional bahwa data kelebihan muat sudah teratasi.
Bagian Operasional akan menyampaikan data load list yang baru kepada
chief officer dengan menggunakan flash disk. Kemudian chief officer melakukan
verifikasi lagi berdasarkan safety muat peti kemas terhadap kapal laut, apabila setuju maka bagian operasional akan membuat load list summary untuk ditandatangani oleh chief officer sebagai bukti bahwa data peti kemas tersebut telah disetujui untuk dimuat ke kapal laut.
3.1.2 Pseudocode Knapsack
Untuk dapat mengoptimalkan kapasitas muat peti kemas pada kapal laut beserta pendapatan jasa pada PT. Anugerah Dwi Sukses, maka dipergunakan
metode knapsack sebagai bagian dari sistem informasi untuk chief officer dalam membuat keputusan menentukan peti kemas yang dimuat pada kapal laut. Adapun
pseudocode knapsack adalah sebagai berikut :
INTEGER-KNAPSACK(W,V,i,k) Begin
#W adalah berat dari suatu item
#V adalah nilai dari suatu item
#i adalah jumlah dari item
#k adalah kapasitas muat suatu muatan dalam berat if i = 0
then return 0 elseif k – W[i] < 0
then return INTEGER-KNAPSACK(W,V,i-1,k) else a = INTEGER-KNAPSACK(W,V,i-1,k) b = INTEGER-KNAPSACK(W,V,i-1,k-W[i]) return max(a,b) End INTEGER-KNAPSACK(W,V,i,k) Begin #initialize variables T =Array(length[V],c)
for i←0 to length[V] do T[i,0] = 0
for j=0 to c do T[0,i] = 0
#Execute Knapsack loop for i=1 to length[V] for j=1 to c
if j=W[i]< 0
then T[i,j] = T[i-1, j] else
T[i,j] = max(T[i-1,j], vi + T[i-1, j-wi])
End
(sumber: http://www.cs.ship.edu/~tbriggs/dynamic/index.html)
3.2 Perancangan Sistem
Setelah analisis sistem yang dijelaskan dengan document flow selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah merancang sistem sesuai dengan topik bahasan. Dalam rancang sistem ini akan terbagi beberapa bagian yaitu System
Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database, Desain input/output, Rencana Evaluasi Sistem.
3.2.1 System Flow Rekomendasi
Gambar 2 System Flow Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat Pada Kapal
Laut Rekomendasi
Gambar 3.2 menjelaskan bahwa entity shipper menyerahkan shipping
Service menyimpan data shipping instruction tersebut ke dalam sistem. Pada entity bagian marketing dapat melakukan display data transaksi shipping, dan
dapat melakukan input data harga pada transaksi tersebut untuk disimpan ke dalam sistem.
Bagian marketing dapat melakukan penentuan muat peti kemas dengan menggunakan metode knapsack. Hasil dari pada perhitungan tersebut sebagai tolak ukur untuk melakukan set out peti kemas. Setelah bagian marketing melakukan set out peti kemas maka sistem akan melakukan update data. chief
officer dapat menampilkan data dari sistem kemudian melakukan verifikasi data
muat tersebut berdasarkan prosedur safety muat peti kemas pada kapal laut. Apabila chief officer tidak menyetujui data tersebut maka chief officer dapat mengirim pesan berupa data kelebihan muat kepada bagian marketing.
Setelah pesan sudah dikirim kepada bagian marketing sistem akan memberikan notifikasi kepada bagian marketing bahwa terdapat pesan dari chief
officer. bagian marketing dapat membuka pesan tersebut yang berisikan data
kelebihan muat. bagian marketing melakukan set out berdasarkan dari data kelebihan yang diterima. Setelah melakukan set out maka sistem akan melakukan
update data. bagian marketing yang telah melakukan set out dapat mengirimkan
pesan kepada chief officer sebagai tanda bahwa data telah dilakukan perubahan berdasarkan permintaan chief officer.
Setelah dilakukan pengiriman pesan yang dilakukan oleh bagian
marketing terhadap chief officer, maka dari sistem akan memberikan notifikasi
verifikasi terhadap data yang telah dilakukan perubahan.
Jika setuju maka chief officer akan melakukan cetak load list summary dan melakukan tanda tangan terhadap laporan tersebut dan dilakukan pengarsipan sesuai dengan tanggal tersebut.
3.2.2 Data Flow Diagram (DFD)
Setelah dibuat desain system flow, langkah selanjutnya yaitu membuat desain DFD untuk mengetahui proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi penentuan jumlah muat peti kemas pada kapal laut dengan metode knapsack.
1. DFD Level Context Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack
Gambar 3 DFD Level Context Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack
Gambar 3.3, merupakan DFD level context gambar tersebut terdapat 6
entity yang terlibat dalam input/output data ke dan dari sistem. External entity
tersebut adalah external entity shipper, external entity bagian marketing, external
entity ship owner, external entity chief officer, external entity sie container, dan external entity Berth Planner. Adapun external entity shipper memasukkan data ke
sistem adalah, id shipping untuk menampilkan container, port arrival untuk pencarian, id jenis container untuk pencarian, dan shipping instruction. Ouput
input voyage input line
data tampil pelabuhan
input pelabuhan input pelabuhan berangkat
input pelabuhan tiba
data detail shipping semua id jadwal utk tampil detail shipping semua
data hapus booking load list summary utk marketing
load list summary utk chief
data harga data hapus muat
data muat
data tampil pesan utk chief data tampil pesan utk marketing
detail shipping urut berbahaya
daftar shipping utk marketing list shipping utk marketing
daftar shipping utk chief booking of cargo utk chief
booking cargo utk marketing
id jadwal utk penentuan muat id shipping utk detail shipping detail shipping urut ukuran
detail shipping urut jenis
input data log marketing
input log pesan chief
detail shipping semua
daftar jadwal tremper
id jadwal utk daftar jadwal tremper id shipping utk menampilkan container
port arrival utk pencarian id jenis container utk pencarian
data jenis container data container
daftar kapal laut
data kapal laut data cari shipper
daftar container shipper data search jadwal kapal laut
data search container daftar jenis container
shipping instruction
0
sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal
laut + Shipper Bagian Marketing Ship Owner Berth Planner Sie Container Chief Officer
data search container, data cari jadwal kapal laut, daftar container shipper, dan data cari shipper.
External entity bagian marketing melakukan input data ke sistem adalah, id shipping untuk detail shipping, id jadwal untuk penentuan muat, data input log marketing, data harga, data hapus muat, data muat, dan data hapus booking.. Output yang diperoleh external entity untuk bagian marketing dari sistem adalah load list summary untuk bagian marketing, data tampil pesan untuk bagian marketing, booking of cargo untuk bagian marketing, data detail shipping urut
barang berbahaya, data detail shipping urut ukuran peti kemas, data detail
shipping urut jenis peti kemas, daftar shipping untuk bagian marketing, data detail shipping untuk bagian marketing, dan data list shipping untuk bagian marketing.
External entity ship owner hanya mengintputkan data kapal laut ke sistem,
dan tidak terdapat output dari sistem ke external entity ship owner. Adapun
external entity sie container memasukkan data ke sistem adalah data jenis container dan data container. Tidak terdapat output dari sistem untuk external entity sie container.
External entity chief officer memasukkan data ke sistem adalah id jadwal
untuk menampilkan detail shipping dan data input log pesan. Output yang diterima dari sistem kepada external entity chief officer adalah data booking of
cargo untuk chief officer, data load list summary untuk chief officer, daftar shipping untuk chief officer, data tampil pesan untuk chief officer,
DFD Level 0 Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack
Gambar 4 DFD Level 0 Sistem Informasi Penentuan Jumlah Peti Kemas yang dimuat pada Kapal Laut dengan Metode Knapsack
output data shipping container input data shipping container
[input voyage] [input line]
[data tampil pelabuhan]
[input pelabuhan] [input pelabuhan berangkat]
[input pelabuhan tiba]
data output pelabuhan data output pelabuhan tiba data output pelabuhan berangkat output data voyage kapal output data line kapal data input pelabuhan
data input pelabuhan tiba data input pelabuhan berangkat
data input voyage kapal
data input line kapal
[data detail shipping semua]
[id jadwal utk tampil detail shipping semua]
[data hapus booking] [load list summary utk marketing]
[load list summary utk chief]
[data harga] [data hapus muat]
[data muat] data update pilihan muat
[data tampil pesan utk chief] [data tampil pesan utk marketing]
[detail shipping urut berbahaya]
output data pesan
[daftar shipping utk marketing] [list shipping utk marketing]
[daftar shipping utk chief] [booking of cargo utk chief] [booking cargo utk marketing]
[id jadwal utk penentuan muat] [id shipping utk detail shipping] [detail shipping urut ukuran]
[detail shipping urut jenis]
[input data log marketing] [input log pesan chief]
output data log pesan
[detail shipping semua]
[daftar jadwal tremper]
[id jadwal utk daftar jadwal tremper]
[id shipping utk menampilkan container] [port arrival utk pencarian] [id jenis container utk pencarian]
output shipper [data jenis container]
[data container]
[data kapal laut]
[daftar kapal laut]
output kapal laut input kapal laut
data jadwal kapal laut utk shipping
output shipping input shipping
output notify party input notify party
output consignee input consignee
input shipper
output container input container
output jenis container input jenis container
data container utk shipping
[data cari shipper]
data ambil shipping utk freight [daftar container shipper]
[data search jadwal kapal laut] [data search container]
[daftar jenis container]
[shipping instruction] Shipper Bagian Marketing 2 mengkonfirmasi shipping instruction + 3
memberikan uang tambang
+ 2 jenis container 1 container 14 kapal laut 6 shipper 5 consignee 4 notify party 7 shipping 1 mastering container + 4
mastering jadwal kapal laut
+ Ship Owner Berth Planner Sie Container Chief Officer 8 log pesan 9 pelabuhan 10 pelabuhan tiba 11 pelabuhan berangkat 12 voyage kapal 13 line kapal 3 containershipping
42 Gambar 3.4, merupakan DFD level 0 dari sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut dengan menggunakan metode
knapsack. Pada gambar tersebut terdapat 6 entity yang terlibat dalam input/output
data ke dan dari sistem. External entity tersebut adalah external entity shipper,
external entity bagian marketing, external entity ship owner, external entity chief officer, external entity sie container, dan external entity Berth Planner.
Pada gambar terdapat 4 proses yaitu, proses mastering container, proses melakukan konfirmasi shipping instruction, proses memberikan uang tambang, dan proses mastering jadwal kapal laut.
Pada gambar terdapat pula data store yang berjumlah 14 data store yaitu,
data store container, data store jenis container, data store shipping container, data store notify party, data store consignee, data store shipper, shipping, data store log pesan, data store pelabuhan, data store pelabuhan tiba, data store
pelabuhan berangkat, data store voyage kapal, data store line kapal, dan data
store kapal laut.
Pada proses mastering container terdapat external entity sie container yang memberikan 2 input ke proses yaitu data jenis container dan data container. Terdapat pula data input dari 2 data store ke proses yaitu data store container dan
data store jenis container dengan masing-masing data output jenis container dan container. Dari proses mastering container sendiri mengeluarkan 3 output yaitu
data input shipping container yang ditujukan untuk proses melakukan konfirmasi
43
container. Proses melakukan konfirmasi shipping instruction terdapat external entity shipper yang memberikan 4 input ke proses tersebut yaitu id shipping untuk
menampilkan container, data port arrival untuk pencarian, id jenis container untuk pencarian, dan shipping instruction. Terdapat data input dari 5 data store ke proses yaitu data output shipping, data output shipper, data output consignee, data
output notify party, dan data output shipping container.
Terdapat pula 2 proses yang memasukkan ke proses melakukan konfirmasi
shipping instruction yaitu proses mastering container dan proses mastering jadwal
kapal laut, dengan data input masing-masing adalah data input shipping container dan data input jadwal kapal laut untuk shipping. Dari proses melakukan konfirmasi shipping instruction sendiri mengeluarkan output 4 terhadap data store yaitu data store, shipping container, data store notify party, data store notify
party, data store consignee, data store shipper, dan data store shipping dengan
masing-masing output shipping, shipper, consignee, notify party, dan shipping
container. Satu output terakhir diberikan kepada proses memberikan uang
44 2. DFD Level 1 Mastering Container
Tabel 5 DFD Level 1 Mastering Container
Gambar 3.5, merupakan DFD level 1 hasil decompose proses mastering
container dari sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada
kapal laut. Terdapat external entity sie container dan 4 proses yaitu proses menyimpan data container, proses menyimpan data jenis container, proses mengambil data container pelayaran, dan proses mengambil data container pelayaran untuk shipping. Terdapat juga 2 data store yaitu data store container dan data store jenis container. Pada proses menyimpan data container, terdapat data input dari external entity sie container yaitu data container dan mengeluarkan
output data input container yang ditujukan ke data store container. Pada proses
menyimpan data jenis container, terdapat data input dari external entity sie
container yaitu data jenis container dan mengeluarkan output data input jenis container yang ditujukan ke data store jenis container. Proses mengambil data container menerima data input dari data store container dan jenis container
masing-masing data adalah data output container dan data output jenis container. Proses mengambil data container pelayaran mengeluarkan output data ambil
data ambil container
[output jenis container] [output container]
[data container utk shipping]
[input jenis container] [input container]
[data jenis container] [data container]
mengkonfirmasi shipping instruction 2 jenis container 1 container Sie Container 1.1 menyimpan data container 1.2 menyimpan data jenis container 1.4 mengambil data container pelayaran utk shipping 1.3 mengambil data container pelayaran
45
shipping yang kemudian menghasilkan output data container untuk shipping yang
ditujukan pada proses melakukan konfirmasi shipping instruction. 3. DFD Level 1 Mastering Jadwal Kapal Laut
Gambar 6 DFD Level 1 Mastering Jadwal Kapal Laut
Gambar 3.6, merupakan DFD level 1 hasil decompose proses mastering jadwal kapal laut dari sistem informasi penentuan jumlah peti kemas yang dimuat pada kapal laut. Terdapat 2 external entity yaitu external entity Berth Planner dan
external entity ship owner. Terdapat 9 proses yaitu proses menyimpan data
pelabuhan berangkat, proses menyimpan data pelabuhan tiba, proses menyimpan data voyage kapal, proses menyimpan data line kapal, proses menyimpan data line kapal, proses menyimpan data pelabuhan, proses menampilkan daftar kapal laut,
split data utk tampil pelabuhan [data tampil pelabuhan]
[data output pelabuhan] [input pelabuhan berangkat]
[input pelabuhan tiba]
[input voyage]
[input line]
[input pelabuhan]
[output data line kapal] [data output pelabuhan berangkat]
[data output pelabuhan tiba]
[output data voyage kapal] [data input voyage kapal]
[data input line kapal] [data input pelabuhan berangkat]
[data input pelabuhan tiba]
[data input pelabuhan]
[daftar jadwal tremper] [id jadwal utk daftar jadwal tremper]
data daftar jadwal tremper
data kapal laut utk shipping split data kapal laut utk ditampilkan
data ambil jadwal kapal laut pelayaran [output kapal laut] [input kapal laut]
[data jadwal kapal laut utk shipping] [daftar kapal laut]
[data kapal laut]
mengkonfirmasi shipping instruction
14 kapal laut Berth Planner Ship Owner 4.5 menyimpan data kapal laut
4.6 menampilkan daftar kapal laut
4.9 mengambil data jadwal kapal laut utk shipping 4.10 mengambil data jadwal kapal laut 4.7 menampilkan daftar jadwal tremper 13 line kapal 12 voyage kapal 11 pelabuhan berangkat 10 pelabuhan tiba 9 pelabuhan 4.4 menyimpan data pelabuhan 4.2 menyimpan data pelabuhan tiba 4.1 menyimpan data pelabuhan berangkat 4.3 menyimpan data line kapal
4.13 menyimpan data voyage kapal 4.8 menampilkan data pelabuhan
46 proses mengambil data jadwal kapal laut, dan proses mengambil data jadwal kapal laut. Terdapat juga 6 data store yaitu data store pelabuhan berangkat, data store pelabuhan tiba, data store voyage kapal, data store line kapal, data store pelabuhan, dan data store kapal laut. Pada proses menyimpan data pelabuhan berangkat, terdapat data input dari external entity Berth Planner dan mengeluarkan output data input pelabuhan berangkat yang ditujukan pada data
store pelabuhan berangkat.
Pada proses menyimpan data pelabuhan tiba, terdapat data input dari
external entity Berth Planner dan mengeluarkan output data input pelabuhan tiba
yang ditujukan pada data store pelabuhan tiba. Proses menyimpan data voyage kapal, terdapat data input dari external entity Berth Planner dan mengeluarkan
output data input voyage kapal yang ditujukan pada data store voyage kapal.
Proses menyimpan data line kapal, terdapat data input dari external entity Berth
Planner dan mengeluarkan output data input line kapal yang ditujukan pada data store line kapal.
47 4. DFD Level 1 Memberikan Uang Tambang
input data hapus booking input data harga shipping [data detail shipping semua]
[id jadwal utk tampil detail shipping semua]
split data detail shipping semua berdasarkan id jadwal [daftar shipping utk chief]
[daftar shipping utk marketing] data daftar shipping
[data hapus booking] [load list summary utk chief]
[load list summary utk marketing]
data load list summary
[data muat]
[data hapus muat] [data harga]
data hapus pilihan data pilih muatan
[data update pilihan muat] [data tampil pesan utk chief]
[data tampil pesan utk marketing]
data tampil pesan
[output data pesan] id jadwal utk pesan
[detail shipping urut berbahaya]
split data detail shipping urut berbahaya split id shipping urut berbahaya
id jadwal utk load list
split data load list summary
[list shipping utk marketing]
split data load list
[output data log pesan] [booking cargo utk marketing]
[booking of cargo utk chief] loading of cargo
id jadwal utk list shipping
id jadwal utk tampil daftar shipping [id jadwal utk penentuan muat]
id shipping utk detail shipping urut jenis
id shipping utk detail shipping urut ukuran
id shipping utk detail shipping semua [id shipping utk detail shipping] [detail shipping urut jenis]
[detail shipping urut ukuran]
split data utk detail shipping urut jenis
split data utk detail shipping urut ukuran
input data log pesan1 [input log pesan chief]
[input data log marketing]
[detail shipping semua] split data detail shipping
split data utk daftar shipping split data utk booking of cargo
data ambil shipping utk freight pelayaran [data ambil shipping utk freight]
mengkonfirmasi shipping instruction Bagian Marketing 3.16 mengambil data shipping utk freight pelayaran 3.5 menampilkan booking of cargo 3.7 menampilkan daftar shipping 3.4 menampilkan detail shipping urut semua berdasarkan id shipping 3.9 menampilkan load list 3.11 menginputkan data log pesan Chief Officer Bagian Marketing 3.3 menampilkan detail shipping urut ukuran 3.2 menampilkan detail shipping urut jenis Bagian Marketing 8 log pesan Chief Officer Chief Officer Bagian Marketing Bagian Marketing 3.8 menampilkan load list summary 3.1 menampilkan detail shipping urut barang berbahaya 3.6 menampilkan pesan Bagian Marketing Chief Officer 3.12 memberikan harga booking of cargo 3.13 memilih muat peti kemas 7 shipping 3.14 menghapus pilihan muat peti kemas Bagian
MarketingMarketingBagian Bagian Marketing Chief Officer Bagian Marketing 3.15 meng hapus list
booking of Bagian Marketing 3.10 menampilkan detail shippping semua berdasarkan id jadwal Chief Officer Chief Officer