• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2015

SKRIPSI

Disusun Oleh : FADHIL MUHAMAD

20130520191

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(2)

Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : FADHIL MUHAMAD

20130520191

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fadhil Muhamad

NIM : 20130520191

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA NGEPOSARI, KECAMATAN SEMANU,

KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015

Adalah benar-benar merupakan karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

plagiatisme dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam

tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran atas etika

akademik dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Yogyakarta, Desember 2016

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmatdan hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015” dapat terselesaikan. Salawat dan salam tidak lupa pula dihantarkan kepada junjungan nabi besar Muhammad

SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

dan sekaligus merupakan tanggungjawab penulis sebagai mahasiswa jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan kesalahan, maka dari itu,

penulis dengan penuh kerendahan hati mengharapkan dan menerima saran dan

kritikan dari berbagai pihak untuk dijadikan bahan masukan dan evaluasi untuk

perbaikan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini sangat disadari bahwa dari awal sampai akhir

proses pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih

yang terdalam dan tak terkira kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA selaku rektor Universitas

(5)

2. Bapak Ali Muhammad, S.IP., MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih,S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Dian Eka Rahmawati,S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah sabra dan meluangkan waktunya untuk memberi saran dan

bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Eko Priyo Purnomo S.IP., M.Si., M.Res, Ph.D. selaku dosen

penguji 1 yang telah memberi saya banyak masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Ibu Erni Zuhriyati, S,IP., S.S., M.A selaku dosen penguji 2 yang telah

memberi banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Orang tuaku yang tercinta Ismawati Djuliana,A.Ma, A.Md, S.Pd.I,

S.Pd.SD dan Abdul Nasir, yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan

tulus dan ikhlas, kemudian untuk oma dan opa ku yang tercinta Sjamsiah

Ahmad dan Ismail A.R dan untuk keluarga besarku yang selalu memberi

dorongan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Alle Roby Suarly, Try Nurdiansayh

terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan kalian selama ini.

9. Ayu Herera Syafitri, terimakasih untuk selalu menemani, membantu,

menolong, mendukung baik dalam skripsi ini maupun hal lainnya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak

(6)

Semoga Allah SWT membalas amal baik mereka dengan pahala yang

berlipat ganda Amin. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah pengetahuan umat Islam khususnya dan seluruh masyarakat pada

umumnya. Amin !

Yogyakarta, November 2016

(7)

Motto

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

- Tuhanku Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya yang telah memberi

kemudahan dan kelancaran untukku dalam penyusunan skripsi ini.

- Kedua orang tua tercinta Ismawati Djuliana,A.Ma, A.Md, S.Pd.I, S.Pd.SD

dan Abdul Nasir, yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan tulus dan ikhlas selama hidupku ini.

- Untuk opa dan oma ku yang tercinta Sjamsiah Ahmad dan Ismail A.R

yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan tulus dan ikhlas selama

hidupku ini.

- Untuk seluruh keluarga besarku yang selalu memberi masukan dan

dorongan selama penyusunan skripsi ini.

- Ayu Herera Syafitri, terimakasih untuk selalu menemani, membantu,

menolong, mendukung baik dalam skripsi ini maupun hal lainnya.

- Sahabat-sahabat terbaikku Alle, Try, Adit, Dirga, Denin, Danang, Irfan

terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan kalian selama ini.

- Terimakasih untuk kantin Ibu Mala dan Acong yang memberikan

kemudahan dalam makan dan minum dalam bentuk cash bon

- Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak

mungkin diseutkan satu persatu.

- Terimakasih untuk mantan, gebetan, dan selingkuhan yang pernah

(9)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Motto ... vii

Halaman Persembahan ... viii

Sinopsis ... ix

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

C.1.1 Tujuan Penelitian ... 7

C.1.2 Manfaat Penelitian ... 7

D. Kerangka Teori ... 8

(10)

D.1.1.1 Desa ... 8 ..

D.1.1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Desa ... 10

D.1.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa ... 12

D.1.2 Pembangunan ... 18

E. Definisi Konsepsional ... 21

F. Definisi Oprasional ... 22

G. Metode Penelitian ... 23

G.1.1 Jenis Penelitian ... 23

G.1.2 Lokasi Penelitian ... 24

G.1.3 Unit Analisis Penelitian ... 25

G.1.4 Jenis Data Penelitian ... 25

G.1.4.1 Data Primer ... 25

G.1.4.2 Data Sekunder... 26

G.1.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26

G.1.5.1 Wawancara ... 26

G.1.5.2 Dokumentasi ... 27

G.1.6 Teknik Analisis Data ... 28

Bab II Deskrpsi Objek Penelitian... 30

A. Deskripsi Wilayah Desa Ngeposari ... 30

(11)

A.1.2 Kondisi Demografi ... 32

A.1.2.1 Kondisi Penduduk... 32

A.1.3 Kondisi Sarana dan Prasana Desa Ngeposari ... 35

B. Profil Pemerintahan Desa Ngeposari ... 37

B.1.1 Visi dan Misi Desa Ngeposari ... 37

B.1.1.1 Visi Desa Ngeposari ... 37

B.1.1.2 Misi Desa Ngeposari ... 37

B.1.2 Struktur Organisasi Desa Ngeposari... 38

C. Profil Desa Wisata Ngeposari ... 39

C.1.1 Daftar Tempat Wisata Desa Ngeposari ... 39

C.1.2 Fasilitas Desa Wisata Ngeposari ... 40

D. Profil Desa Wisata Ngeposari Sebagai Icon Layanana Masyarakat ... 41

D.1.1 Prioritas Program dan Kegiatan Dana Skala Pusat Tahun 2015 ... 41

D.1.2 Program Rencana Kerja Pembangunan Desa Tahun 2015 ... 42

Bab III Pembahasan... 46

A. Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015 di Desa Ngeposari ... 46

A.1.1 Tahap Perencanaan ... 46

A.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 50

A.1.3 Tahap Penatausahaan ... 58

(12)

A.1.5 Tahap Pertanggungjawaban ... 62

B. Pendekatan Pembangunan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 66

B.1.1 Pendekatan Pembangunan yang di Gunakan Pemerintah Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 66

C. Keberhasilan Pembangunan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 71

C.1.1 Perluasan dan Peningkatan Infrastruktur Pedesaan ... 71

C.1.2 Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Pedesaan ... 73

C.1.2.1 Perbaikan Iklim Investasi... 73

C.1.2.2 Perbaikan Iklim Usaha Pedesaan ... 75

C.1.3 Peningkatan Akses Masyrakat Pedesaan Terhadap Sasaran Permodalan dan Pemasaran ... 77

C.1.3.1 Peningkatan Akses Mayarakat Pedesaan Terhadap Permodalan ... 77

C.1.3.2 Peningkatan Akses Masyarakat Pedesaan Terhadap Pemasaran ... 79

C.1.4 Kebijakan yang Memihak Masyarakat Pedesaan ... 80

C.1.5 Membantu Masyarakat Pedesaan Meningkatkan Modal Manusia (Pengetahuan, Keterampilan, Kesehatan) Yang Mereka Miliki ... 82

Bab IV Kesimpulan dan Saran ... 85

A. Kesimpulan ... 85

(13)

Daftar Pustaka

(14)

Daftar Tabel

Table 1.1 Daftar Narasumber ... 27

Tabel 2.1 Daftar Padukuhan dan Luas Wilayah per Padukuhan di Desa Ngeposari ... 31

Tabel 2.2 Daftar Jumlah Kartu Keluarga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Padukuhan ... 32

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Profesi ... 33

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34

Tabel 2.5 Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Desa Skala Dana Pusat Tahun 2015 ... 41

Tabel 2.6 Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, Provinsi, dan Pusat ... 42

Tabel 3.1 Tahap Perencanaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 43

Tabel 3.2 Tahap Pelaksanaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 50

Tabel 3.3 Keuangan Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 54

Tabel 3.4 Penggunaan ADD Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 55

Tabel 3.5 Rencana Dana dan Realisasi Dana Program Kegiatan Tahun 2015... 56

Tabel 3.6 Tahap Penatausahaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 58

Tabel 3.7 Tahap Pelaporan di Desa Ngeposari ... 61

Tabel 3.8 Tahap Pertanggungjawaban di Desa Ngeposari Tahun 2015... 62

(15)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Peta Desa Ngeposari ... 30

(16)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan Judul : *AhJALISIS

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PEMBANGUNAN

DI DESA NGEPOSARI, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2AI5" Oleh:

FADHIL MUHAMAD 20130s2019r

Telah dipertahankan dan disahkan di depn Tim Penguji

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Itmu Politik

'

Pada:

Hari/Tanggal

: Sabtu / 10 Desember 2016 Tempat

Jam

: Ruang

Req i

IP

:12.30 VVIB

.,_\

KETUA

_\d$7ffi_

Dian Eka Rahmawati,S.IP., M.Si

SUSUNAN

TIM PENGUJI

PEMERINTAHAN

ingsih,S.IP., M.Si

PENGUJI

,l

Y

PENGUJI

I

Eko Priyo Purnofro,S.IP., M.Si., M.Res, Ph.D.

(17)

SINOPSIS

Dengan melihat kembali Undang Undang No 06 dan Permendagri No 13 Tahun 2014 Pemerintah ingin mengamanatkan kepada Pemerintah Desa agar dapat mengelola keuangan desa dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan desa dan masyarakat desa. Desa Ngeposari, Kec.Semanu, Kab.Gunungkidul merupakan sebuah desa icon layanan masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Tahun 2016, sebagai desa icon layanan masyarakat peneliti ingin melihat pengelolaan keuangannya apakah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan bagaimana dampak pengelolaan keuangannya dalam pembangunan.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan teknik pegumpulan data lewat wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mendapatkan data primer dan teknik dokumentasi dengan menelaah dokumen dan kepustakaan yang dikumpulkan dari berbagai dokumen seperti; peraturan perundang-undangan, arsip, laporan dan dokumen penting lainnya yang berkaitan dengan penelitian untuk mendapatkan data sekunder.

Berdasarkan hasil penelitain penulis dalam pengelolaan keuangan di Desa Ngeposari sudah bisa dikatakan baik karena dalam lima tahapan pengelolaan keuangan yakni perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan, dan pertanggungjawaban sudah dilaksanakan dengan baik. Tetapi dalam tahap perencanaan Pemerintah Desa terlambat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa Ngeposari Tahun 2015 yang di sepakati, kemudain dalam tahap pelaksanaan Pemerintah Desa tidak menggunakan buku kas pembantu kegiatan dan penggunaan ADD yang tidak sesuai, dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tidak diinformasikan kepada masyarakat dengan media yang mudah diakses oleh masyarakat.

Pembangunan di Desa Ngeposari pada tahun 2015 bisa dikatakan sukses hanya saja ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh Pemerintah Desa Ngeposari yakni pertama perbaikan iklim investasi yang belum terlaksana pada tahun 2015, kedua Pemerintah Desa Ngeposari belum mampu meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap pemasaran, dan yang terakhir, kegiatan untuk meningkatkan modal manusia yang masih terkendala dalam bidang keterampilan dan kesehatan.

Jadi berdasarkan hasil analisis penulis bahwa pengelolaan keuangan yang baik akan berdampak baik kepada pembangunan, di Desa Ngeposari pengelolaan keuangannya sudah bisa dikatakan baik dan berdampak langsung dalam pembangunan Desa Ngeposari yang meningkat dari segi infrastruktur pedesaan, kemudain iklim usaha pedesaan yang membaik, dan peningkatan akses masyarakat pedesaan terhadap sasaran permodalan.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam satuan

Negara merupakan suatu kebutuhan yang terelakkan. Sejalan dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, perlu

mendapat perhatian yang serius mengingat selama ini Pemerintah Desa diatur

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. 1

Diaturnya desa dengan UU tersendiri, memperlihatkan kemauan politik

pemerintah untuk menjadikan desa sebagai basis pembangunan. Hal ini sejalan

dengan visi dan misi UU tersebut, dimana Negara melindungi dan

memberdayakan desa agar menjadi kuat, mandiri, dan demokratis sehingga

tercipta landasan yang kuat dalam menyelenggarakan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan menuju terciptanya masyarakat yang adil

makmur dan sejahtera.2

Pembangunan merupakan proses perubahan yang berlangsung secara

sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk

1

Sholeh, Chabib dan Heru Rochmansjah, 2015, Pengelolaan Keuangan Desa Edisi Revisi, Fokusmedia, Bandung. Hal 1

2

(19)

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat suatu bangsa.3 Indonesia saat

ini sedang mengupayakan pembangunan yang berkesinambungan yang

meliputi keseluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk

melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembangunan di Indonesia dapat dikatakan lebih maju di daerah

perkotaan yang sebab pembangunannya relatif lebih cepat karena mengingat

jumlah penduduk dan aktivitas di daerah perkotaan yang lebih banyak, pada

kenyataannya terjadi ketimpangan pembangunan terutama terjadi antara

Jawa-luar Jawa, kawasan Indonesia Barat-Timur, serta ketimpangan kota dengan

desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik masyarakat miskin di Indonesia

sampai dengan Maret 2016 dalam preaentase mencapai yakni di perkotaan

7,79% dan di pedesaan 14,11%.4

Dalam tingkat pemerintahan Desa, Desa merupakan kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.5

Desa berfungsi sebagai ujung tombak di dalam melaksanakan pembangunan

disegala bidang baik di bidang Pemerintahan, pembangunan, maupun

kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang merupakan

3

Ibid 1

4

www.bps.go.id

5

(20)

pembangunan integral yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya yang

meliputi kehidupan dan penghidupan masyarakat.6

Pemahaman tentang desa seharusnya menempatkan desa sebagai bagian

intrgral dari pembangunan nasional, yang merupakan usaha peningkatan

kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat secara keseluruhan

yang dilaukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan kemampuan

pedesaan. Pembangunan pedesaan sebaiknya berorientasi pada pencapaian

tujuan pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang

mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan.7

Dalam Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa,

sumber-sumber dana desa yakni :8

- Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan

partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa,

- Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,

- Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota

paling sedikit 10% (sepuluh per seratus),

- Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan

yang diterima Kabupaten/Kota,

6

Hariadi, Pramono, et.al, 2010, Pengelolaan Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Hal 2

7

Ibid 6

8

(21)

- Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota,

- Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga, dan

- Lain-lain pendapatan Desa yang sah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2016 Tentang

Kewenangan Desa, desa diberikan kewenangan yang mencakup :9

- Kewenangan berdasarkan hak asal usul,

- Kewenangan lokal berskala Desa,

- Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan

- Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dengan melihat kembali Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah,

Pemerintah ingin mengamanatkan kepada Pemerintah Desa agar dapat

menggunakan Dana Desa dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan desa dan

masyarakat desa. Selain itu juga Pemerintah ingin agar Pemerintah Desa selalu

menjunjung tinggi prinsip keadilan dan menjamin pemerataan dari setiap sudut

wilayahnya dalam perencanaan pembangunan dan menjunjung tinggi

kesejahteraan masyarakat desanya.

9

(22)

Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul memiliki

tujuan menjadi desa wisata berbasis alam dan budaya yang ditunjang industri

pertanian yang kuat, dalam mewujudkan hal itu Pemerintah Desa harus mampu

mengelola keuangan desa dengan baik guna membangun Desa Ngeposari

sesuai apa yang diharapkan oleh Pemerintah Desa dan Masyarakat untuk

kepentingan bersama dan memajukan desa.10 Adapun potensi-potensi yang

dimilik Desa Ngeposari antara lain sebagai berikut :11

Potensi Alam : - Goa Jlamprong

- Kali Ngereneng

-Goa Tho-Tho

-Telaga Sangupati

-Telaga Peden

Potensi Ekonomi : - Ukir Batu

-Kerajinan Enceng Gondok

-Mebel

Potensi Kuliner : - Bakpia

-Keripik Tempe Sagu

-Peyek

-Jamu Gendong

10

Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Ngeposari Bapak Ciptadi Ngeposari, 28 Oktober 2016 Pukul 10.30

11

(23)

Potensi Kesenian : - Reyog - Hadroh

-Jathilan - Toklik

-Campur Sari

-Kethoprak

-Hadroh

Pada Tahun Anggaran 2015 Desa Ngeposari memiliki APBDes sebesar

Rp.1.506.822.410,- .12 Dana yang diterima ini digunakan untuk pembangunan

dan pengembangan di segala sektor di Desa Ngeposari, dan dana sebesar ini

haruslah diperhatikan pengelolaannya dalam pembangunan apakah sudah baik

atau bahkan buruk dalam pengelolaannya.

Pemilihan lokasi penelitian di Desa Ngeposari ini didasarkan pada alasan,

Desa Ngeposari merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di

Kab.Gunungkidul sehingga peneliti ingin melihat bagaimana berjalannya

pengelolaan keuangan desa dalam pembangunan. Selain itu Desa Ngeposari

merupakan salah satu icon iklan layanan masyarakat oleh Kementrian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia di Stasiun

Televisi Nasional Tahun 2016.13

Lebih lanjut peneliti memilih Desa Ngeposari didasari atas ketertarikan

peneliti terhadap bagaimana sebuah desa yang merupakan icon layanan

masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

12

Ibid 10

13

(24)

Transmigrasi Indonesia dalam proses pengelolaan keuangannya apakah sudah

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan bagaimana dampak pengelolaan

keuangannya dalam pembangunan14.

B. Rumusan Masalah

B.1.1 Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Pada Tahun 2015 Dalam

Pembangunan Desa Ngeposari ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1.1 Tujuan Penelitian

C.1.1.1 Untuk melihat Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan

Pemerintah Desa Ngeposari Tahun 2015 sudah baik atau

belum.

C.1.1.2 Untuk melihat apakah Pengelolaan Keuangan Desa Ngeposari

dapat berdampak dalam pembangunan Tahun 2015.

C.1.2 Manfaat Penelitian

C.1.2.1 Manfaat Akademik

C.1.2.1.1 Diharapkan memberi kontribusi positif terhadap

pengembangan studi politik lokal khususnya mengenai

14

(25)

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di

Desa Ngeposari Tahun 2015.

C.1.2.2 Manfaat Praktis

C.1.2.2.1 Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam Proses Pengelolaan Keuangan Desa

untuk pembangunan pada tahun berikutnya di Desa

Ngeposari.

C.1.2.2.2 Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pengelolaan Keuangan Desa untuk

pembangunan yang lebih baik dan membawa dampak

positif pada desa-desa di Indonesia.

D. Kerangka Teori

D.1.1 Keuangan Desa

D.1.1.1 Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca

yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perespektif

geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or

shop in a country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan

(26)

tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang

diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.

Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 desa adalah desa dan desa adat

atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.15

Sedangkan desa menurut H.A.W Widjaja adalah sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak

asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai

Pemerintah Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.16

Dengan pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk

mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan

kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki

otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang

seimbang terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan

Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan

perwujudan Otonomi Daerah.

15

Ibid 7

16

(27)

Adapun kewenangan yang dimiliki desa berdasarkan UU No 6

Tahun 2014 sebagai berikut :17

- Penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan adat istiadat desa.

- Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal

berskala desa.

- Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

- Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D.1.1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

2014, Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang

dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang

yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.18

Sedangkan menurut Mamesah, Keuangan Desa dapat diartikan sebagai

semua hak dan kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang.

Demikian pula dengan segala sesuatu baik berupa uang maupun barang

17

Ibid 7 18

(28)

yang dapat dijadikan kekayaan daerah yang lebih tinggi serta

pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.19

Menurut Halim, ruang lingkup keuangan daerah/desa terdiri dari

keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Yang termasuk dalam keuangan yang dikelola langsung

adalah APBD/APBDes dan barang-barang inventaris milik daerah.

Sedangkan keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD)/ Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).20

Pengertian keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar adalah

semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di

dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran dan pendapatan dan

belanja daerah (APBD).21

Oleh karena itu, pengertian keuangan daerah selalu melekat

dengan pengertian APBDes yaitu suatu rencana keuangan tahunan

daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBDes

merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang

19

Halim, Abdul, 2004, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi, UPP UMP YKPN, Yogyakarta. Hal 18

20 Ibid 16

21

(29)

luas, nyata dan bertanggungjawab. Uraian semua hak dan kewajiban

daerah yang dapat dinilai dengan uang dapat dimanfaatkan semaksimal

mungkin untuk kepentingan daerah.22

Dari definisi keuangan daerah tersebut melekat 4 (empat) dimensi :23

1. Adanya dimensi hak dan kewajiban

2. Adanya dimensi tujuan dan perencanaan

3. Adanya dimensi penyelenggaraan dan pelayanan publik, dan

4. Adanya dimensi nilai uang dan barang (investasi dan

inventarisasi)

D.1.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa

Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

dalam penyelenggaran desa, pengelolaan keuangan desa dilakukan

berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel, dan

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1 tahun anggran yakni

mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember. 24

22

Tuasikal, Askam, 2007, Pengaruh Pemahaman Sistem Akutans, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (Studi pada Kabupaten Maluku Tengah di Provinsi Maluku),Jurnal Akutansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 08, No. 01, pp 1466-148

23

Ibid 18

24

(30)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

2014, Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan desa.25 Indikator untuk mengukur

pengelolaan keuangan desa sesuai dengan Permendagri Nomor 113

Tahun 2014 sebagai berikut :

- Perencanaan

a. Sekretaris Desa menyusun rancangan peraturan desa tentang

APBDes berdasarkan RKPDes

b. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan peraturan desa

tentang APBDes kepada Kepala Desa

c. Rancangan peraturan desa tentang APBDes disampaikan oleh

Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa

d. Rancangan peraturan desa paling lambat disah kan bulan

oktober tahun berjalan

e. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah

disepakati bersama disampaikan oleh Kepala Desa kepada

Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling

lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi

25

(31)

- Pelaksanaan

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka

pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening

kas desa.

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan

di wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung

oleh bukti yang lengkap dan sah.

d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai

penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan

desa.

e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada

jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan

operasional pemerintah desa.

f. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak

dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang

APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.

g. Pengeluaran desa tidak termasuk untuk belanja pegawai yang

bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang

(32)

h. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat

Rincian Anggaran Biaya yang telah disahkan oleh Kepala

Desa.

i. Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk

melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara

lain Rencana Anggaran Biaya.

j. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan

pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja

kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas

kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan

didesa.

k. Berdasarkan rencana anggaran biaya pelaksana kegiatan

mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada

Kepala Desa.

l. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa,

kepala desa menyetujui permintaan pembayaran dan

bendahara melakukan pembayaran.

m. Pembayaran yang telah dilakukan selanjutnya bendahara

melakukan pencatatatan pengeluaran.

n. Bendahara desa sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan

(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh

(33)

rekening kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

- Penatausahaan

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

b. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap

penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku

setiap akhir bulan secara tertib.

c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang

melalui laporan pertanggungjawaban.

d. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan

kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan

berikutnya.

- Pelaporan

a. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa laporan semester

pertama dan laporan semester akhir tahun.

b. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa

yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun

berjalan.

c. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat

(34)

- Pertanggungjawaban

a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban

realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota

setiap akhir tahun anggaran.

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Laporan pertanggungjawaban ditetapkan dengan peraturan

desa dan dilampirkan dengan :

c.a. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan

c.b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember

Tahun Anggaran berkenaan

c.c Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah

Daerah yang masuk ke desa.

d. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada masyarakat

secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah

diakses oleh masyarakat.

Pengelolaan keuangan desa dalam hal ini mengandung beberapa

kepengurusan dimana kepengurusan umum atau yang sering disebut

pengurusan administrasi dan kepengurusan khusus atau juga sering

disebut pengurusan bendaharwan. Didalam pengelolaan keuangan

(35)

keuangan desa. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan desa juga mengatur bawahannya dan menetapkan kebijakan

pelaksanaan APBDes, menetapkan PTPKD, menetapkan petugas yang

melakukan pemungutan penerimaan desa, menyetujui pengeluaran atas

kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes, dan melakukan tindakan yang

mengakibatan pengeluaran atas beban APBDes.26

Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa

dibantu oleh PTPKD, PTPKD yang dimaksud adalah unsur Perangkat

Desa, yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Seksi, dan Bendahara.

Namun dalam Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang

selanjutnya disingkat PTPKD ditetapkan oleh Kepala Desa.27

D.1.2 Pembangunan

Pembangunan dalam buku Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat di artikan sebuah usaha dalam meningkatkan segala kemampuan

baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) atatu Sumber Daya Alam

(SDA), hal ini dilakukan dalanm rangka mensejahterkana dan memanusiakan

masyarakat yang sering kali hanya dijadikan batu loncatan untuk meraih

sebuah kesuksesan baik oleh masyarakat, kelompok maupun individu.28

26

Ibid 15

27

Ibid 15

(36)

Pembangunan dalam pengertian ekonomi murni menunjukkan taraf

kemampuan ekonomi nasional suatu negara untuk beranjak dari tahap awal

yang relatif statis menuju peningkatan tahunan secara konsisten dah disertai

perubahan struktural dibidang agraria, industri dan jasa, produksi dan

lapangan kerja. Menurut Milto Esman pembangunan ialah suatu usaha

perubahan dari suatu keadaan atau kondisi kemasyarakatan yang dianggap

lebih baik atau diinginkan.29 Lalu Saul Katz mengartikan pembangunan

sebagai suatu perubahan luas dari masyarakat, dari suatu keadaan kehidupan

berbangsa yang bernilai.30

Sedangkan menurut Ruopp mendefinisikan pembangunan sebagai

upaya untuk mengubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menjadi

keadaan yang lebih baik.31 Konsep pembangunan seperti yang dikemukakan

diatas tampak bahwa pembangunan itu mengandung pengertian yang luas dan

meliputi berbagai dimensi yang luas yang meliputi baik aspek

social/ekonomi, social-budaya dan lainya.

Dan untuk mengetahui pendekatan pembangunan yang dilakukan di

Desa Ngeposari penulis menggunakan teori pendekatan pembangunan desa

29

Tjokromidjojo, Bintoro dan Mustopadidaja, 1980, Teori Strategi Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta. Hal 58

30

Ibid 26

31

(37)

dari Esman J Milton dan Upholf dalam Effendy yaitu pendekatan sentralis,

pendekatan pasar, dan pendekatan inisiatif local.32

- Pendekatan Sentralis/ Top Down, pengambilan keputusan secara Top

Down dilakukan oleh pejabat yang terkait kebijakan ini amat di

tentukan regulasi sehingga kriteria keputusan dan kebijakan amat

tergantung pada petunjuk teknis. Pendekatan ini cendrung mengabaikan

masyarakat local karena sering diposisikan sebagai objek dalam proses

transformasi yang menyangkut perubahan nasib dan masa depan

mereka, Pendekatan ini cendrung melahirkan ketergantungan.

- Pendekatan Pasar, system pengambilannya ditentukan oleh individu,

konsumen, dan investor. Pelaksanaan terutama yang menyangkut

perilaku ditentukan oleh perubahan dan fluktuasi harga pasar dalam

pencapaian sasaran yang ingin dicapai ditentukan seberapa jauh

efisiensi dijalankan sehingga menekankan pada cara yang terbaik untuk

memaksimumkan profit dan manfaat utamanya keuntungan. Dalam

penerapan pendekatan ini cendrung meminggirkan orang miskin karena

orang miskin tidak mampu berkompetisi dengan mereka yang memiliki

modal dan menguasi pasar.

- Pendekatan inisiatif local/Bottom Up, menekankan pada asosiasi

sukarela atas dasar kesadaran kolektif dalam upaya mencapai tujuan

bersama. Pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan diambil

bersama oleh pemuka dan masyarakat secara partisipatif. Dalam

32

(38)

pelaksanaannya biasanya didasarkan kepada kesepakatan-kesepakatan

seluruh stakeholder atau mereka yang terlibat dalam program, dan

keputusan yang diambil selalu merujuk pada kepentingan anggota

masyarakat.

Dan untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan penulis

menggunakan teori dari Yadi dalam Hendayana R dan D Arsyad yakni :33

- Perluasan dan Peningkatan infrastruktur pedesaan

- Perbaikan iklim investasi dan iklim usaha pedesaan

- Peningkatan akses masyrakat pedesaan terhadap sasaran

permodalan dan pemasaran

- Kebijakan yang memihak masyarakat pedesaan

- Membantu masyarakat pedesaan meningkatkan modal manusia

(pengetahuan, keterampilan, kesehatan) yang mereka miliki

E. Definisi Konsepsional

- Keuangan desa merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai, baik itu

uang ataupun barang yang dapat dijadikan kekayaan desa untuk

menjalankan hak dan kewajiban desa.

33

(39)

- Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban dalam mengelola keuangan desa dan kekayaan desa.

- Pembangunan merupakan suatu usaha untuk mengubah keadaan yang

tidak diinginkan menuju keadaan yang lebih baik sebagai suatu usaha

perubahan atau perbaikan untuk menjadi lebih baik.

F. Definisi Oprasional

Untuk memudahkan dalam menganalisis data maka perlu diberikan

batasan-batasan dan gejala-gejala yang diidentifikasikan dengan tujuan untuk

menjawab masalah penelitian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, ada 5 tahap yang harus diperhatikan

dalam pengelolaan keuangan, berikut 5 tahapan tersebut :

- Perencanaan

- Pelaksanaan

- Penatausahaan

- Pelaporan

- Pertanggungjawaban

Dan untuk melihat Pendekatan yang digunakan Desa Ngeposari dalam

Pembangunan Penulis menggunakan teori pendekatan dari Esman J Milton

dan Upholf dalam Effendy yaitu :

(40)

- Pendekatan pasar

- Pendekatan inisiatif local/Bottom Up

Kemudaian untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan

penulis menggunakan teori dari Yadi dalam Hendayana R dan D Arsyad

yakni :

-Perluasan dan Peningkatan infrastruktur pedesaan

-Perbaikan iklim investasi dan iklim usaha pedesaan

-Peningkatan akses masyrakat pedesaan terhadap sasaran

permodalan dan pemasaran

-Kebijakan yang memihak masyarakat pedesaan

-Membantu masyarakat pedesaan meningkatkan modal manusia

(pengetahuan, keterampilan, kesehatan) yang mereka miliki

G. Metode Penelitian

Dalam sebuah studi penelitian, penggunaan metodologi merupakan suatu

langkah yang harus dilakukan, agar hasil-hasil yang sudah terseleksi dapat

terjawab secara valid, reliable dan objektif, dengan tujuan dapat ditemukan,

dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

G.1.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian

menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yang bermaksud

(41)

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagi metode

alamiah.34

Pada dasarnya dana desa merupakan kewajiban dari desa untuk

memenuhi hak desa dalam penyelenggaraan otonomi desa guna mempercepat

penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi masyarakat,

mengembangkan potensi desa serta meningkatkan infrastruktur desa.

Sehingga melihat dari topik penelitian ini diharuskan menggunakan data

kualitatif yang bertujuan mendapatkan data yang mendalam terkait dengan

pelaksanaan kegiatan pemerintah desa dalam mengoptimalkan dana desa di

Ngeposari Kabupaten Gunungkidul.

G.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Ngeposari, Kecamatan Semau,

Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun

alasan penulis memilih lokasi penelitian ini Desa Ngeposari merupakan desa

yang terdiri dari banyak sekali potensi-potensi yang sangat baik seperti wisata

alam, kesenian dan kebudayaan, pertanian dan lain-lain. Potensi yang banyak

ini seharusnya bisa di maksimalkan untuk kebikan desa maupun

masyarakatnya, sehingga peneliti ingin mengetahui jauh lebih dalam apakah

Pemerintah Desa sudah bisa mengoptimalisasikan Dana Desa Tahun 2015.

34

(42)

G.1.3 Unit Analisis Penelitian

Peneliti akan melakukan kegiatan unit analisis pada pihak yang terkait,

yakni Pemerintah Desa Ngeposari dan Desa Ngeposari. Analisis ini dilakukan

untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan di Desa Ngeposari dalam

pembangunan pada tahun 2015.

G.1.4 Jenis Data Penelitian

G.1.4.1 Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata

yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan

oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan

yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh

dari responden secara langsung.35

G.1.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah Data sekunder, adalah data yang

diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer.

Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh

penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa

35

(43)

berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,SMS, foto

dan lain-lain.36

G.1.5 Teknik Pengumpulan Data

G.1.5.1 Wawancara

Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan teknik

wawancara, dalam wawancara ini penulis menggunakan teknik

wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mendapatkan data

secara langsung kepada objek penelitian. Kemudian penulis juga

menggunakan teknik wawancara terstruktur untuk memperoleh

penjelasan yang rinci dari narasumber.

Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai perangkat

desa dan masyarakat mengeni pengelolaan keuangan desa dalam

pembangunan untuk mendapatkan data primer, Adapun untuk

mendapatkan data primer peneliti melakukan wawancara dengan

narasumber berikut :

36

(44)
[image:44.595.130.518.166.418.2]

Tabel 1.1 Daftar Narasumber

Instansi

Jumlah Responden

Kepala Desa Ngeposari 1

Sekretaris Desa 1

Kaur Keuangan 1

Kaur Perencanaan 1

Masyarakat Desa Ngeposari 4

BPD 1

Total 9

G.1.5.2 Dokumentasi

Untuk memperoleh data sekunder penulis menggunakan teknik

dokumentasi, yaitu dengan menelaah dokumen dan kepustakaan yang

dikumpulkan dari berbagai dokumen seperti; peraturan

perundang-undangan, arsip, laporan dan dokumen penting lainnya yang berkaitan

dengan penelitian.

Adapun teknik dokumentasi ini digunakan peneliti untuk

mendapatkan data sekunder yakni UU No 06 Tahun 2014 Tentang

Desa, Peraturan Menteri Dalam Negri No 113 Tahun 2014 Tentang

(45)

Aggaran Pendapatan dan Belanja Desa Ngeposari (APBDes), Daftar

Urutan Rincian Kegiatan (DURK) penggunaan dana desa tahun 2015,

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dan Rencana Kerja Pembangunan

Tahun 2015 dan 2016.

G.1.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklem analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi suatu yang dapat dikelola, mengsintesuskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.37

Proses-proses analisa data kualitatif tersebut dapat disajikan, sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data yaitu pencarian data penelitian di lapangan yang

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode yang telah

ditentukan.

2. Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi

tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

verification) dari proses pengumpulan data, peneliti mencari makna

37

(46)

setiap gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau

pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas,

dan proposisi. Jika penelitian masih berlangsung, maka setiap

kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus hingga benar-benar

diperoleh kesimpulan yang valid.

Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis data

berdasarkan pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta,

(47)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Desa Ngeposari A.1.1 Kondisi Geografis

Desa Ngeposari adalah salah satu desa di Kecamatan Semanu,

Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Ngeposari terletak pada 7.9927778° Lintang Selatan dan 110.6713889° Bujur

[image:47.595.138.503.396.679.2]

Timur.1

Gambar 2.1 Peta Desa Ngeposari

Sumber : Pemerintah Desa Ngeposari (2016)

1

(48)

Desa Ngeposari berdiri pada tahun 1946, memiliki luas wilayah

(1435.7443 Ha) dan terdiri dari 19 Dusun/Padukuhuan. Desa Ngeposari

berbatasan dengan Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo di bagian utara,

Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong di sebelah timur, Desa Semanu,

Kecamatan Semanu di sebelah Barat, dan Desa Candirejo, Kecamatan

[image:48.595.132.533.347.708.2]

Semanu di sebelah selatan.2

Tabel 2.1

Daftar Padukuhan dan Luas Wilayah per Padukuhan di Desa Ngeposari

No Padukuhan Luas (Ha)

1 Tunggaknongko 51.7232

2 Kalangbangi Lor A 79.9032

3 Kalangbangi Lor B 70.8732

4 Kalangbangi Wetan 51.2732

5 Kalangbangi Kulon 35.6732

6 Kangkung A 60.7786

7 Kangkung B 57.4286

8 Ngepos 60.5286

9 Keblak 132.5572

10 Munggur 62.1732

11 Kranggan 72.4732

12 Gunungsari 100.4125

13 Mojo 85.2232

14 Semuluh Lor 66.3732

15 Semuluh Kidul 75.0839

16 Ngaglik 58.6625

17 Jragum 71.0732

18 Wediutah 189.3625

19 Gemulung 54.1679

Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016

2

(49)

A.1.2 Kondisi Demografi

A.1.2.1 Kondisi Penduduk

Perubahan Jumlah Penduduk Desa Ngeposari sampai dengan

bulan Juni 2016 yang terdiri dari 19 padukuhan dan memiliki jumlah Kartu

Keluarga/KK sebanyak 3.155 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak

10.313 jiwa, laki-laki berjumlah 5.183 dan perempuan berjumlah 5.130

[image:49.595.108.507.434.733.2]

jiwa.3

Tabel 2.2

Daftar Jumlah Kartu Keluarga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Padukuhan

3

Ibid 35

No Padukuhan Jumlah

KK

Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tunggaknongko 127 213 184 397

2 Kalangbangi Lor B 150 279 290 569

3 Kalangbangi Lor A 155 253 236 489

4 Kalangbangi Wetan 93 134 146 280

5 Kalangbangi Kulon 111 175 191 366

6 Kangkung A 100 149 144 293

7 Kangkung B 193 310 304 614

8 Ngepos 131 187 202 389

9 Keblak 198 353 325 678

10 Munggur 126 186 196 382

11 Kranggan 212 341 337 678

12 Gunungsari 181 306 269 575

(50)

Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016

Selain itu mata pencarian warga Desa Ngeposari sampai dengan

bulan juni 2016 yang paling mendominasi yakni petani yang mencapai

3.023 jiwa yang bekerja sebagai petani, kemudian diikuti posisi kedua

yakni buruh tani dengan jumlah 545 jiwa, berikut Tabel jumlah penduduk

[image:50.595.106.509.111.267.2]

berdasarkan profesi warga Desa Ngeposari.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Menurut Profesi

No Profesi Jumlah

1. Pegawai Negri Sipil 101

2. TNI/Polri 17

3. Swasta 18

4. Wiraswasta/Pedagang 372

5. Petani 3023

6. Tukang 69

7. Buruh Tani 545

8. Pensiunan 60

9. Nelayan -

10. Peternak -

11. Jasa 143

12. Pengerajin 35

13. Pekerja Seni -

14 Semuluh Lor 70 89 109 198

15 Semuluh Kidul 263 410 423 833

16 Ngaglik 123 201 204 405

17 Jragum 226 448 444 892

18 Wediutah 389 608 585 1193

19 Gemulung 50 68 70 138

(51)

14. Lainnya -

15. Pengangguran -

JUMLAH 4383

Sumber :Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016

Selain itu jika kita melihat taraf pendidikan warga Desa

Ngeposari, warga Desa Ngeposari taraf pendidikan penduduk tertinggi

yakni lulusan Sekolah Dasar/Sederajat yakni 3228 jiwa, dan kemudian

diikuti oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama/Sederajat yakni 1816

jiwa. Sedangkan untuk lulsan sarjana/s1 hanya berjumlah 108 jiwa asaja

dan untuk lulusan pascasarjana s2 hanya berjumlah 8 jiwa dan S3 hanya

[image:51.595.142.506.111.164.2]

berjumlah 2 jiwa.4

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-Kanak -

2 Sekolah Dasar/Sederajat 3228

3 Sekolah Menengah Pertama 1816

4 Sekolah Menengah Atas/Umum 1293

5 Akademi/D3 65

6 Sarjana/S1 108

7 Pascasarjana S2 8

8 Pascasarjana S3 2

9 Pondok Pesantren 8

10 Pendidikan Agama -

11 Sekolah Luar Biasa 3

12 Kursus Keterampilan -

13 Tidak Lulus 174

14 Tidak Bersekolah 986

JUMLAH 7691

Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016

4

(52)

Selain itu jumlah penduduk miskin di Desa Ngeposari sampai

dengan juni tahun 2016 berjumlah 6.984 jiwa atau sebanyak 746 Kartu

Keluarga/KK. Perhitungan jumlah penduduk miskin ini sudah menurut

standart BPS.5 Jika melihat jumlah penduduk miskin di Desa Ngeposari

bisa dikatakan banyak karena berjumlah 6.984 jiwa dari 10.313 dan

melebihi dari 50% jumlah penduduk di Desa Ngeposari.6

A.1.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Desa Ngeposari

Kemudian adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Desa ngeposari

baik itu kantor desa, prasarana kesahatan, prasarana pendidikan, dll, sangatlah

penting bagi desa untuk meningkatkan kualitas desa maupun manfaat

kegunaan nya sendiri. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki Desa

Ngeposari :7

a. Kantor Desa : Permanen

b. Prasarana Kesehatan

1. Puskesmas : ada

2. Poskesdes : 1 buah

3. UKBM(posyandu, polindes) : 20 buah

c. Prasarana Pendidikan

1. Perpustakaan Desa : 1 buah

2. Gedung Sekolah PAUD : ada 13 buah

5

Ibid 35

6

Ibid 35

7

(53)

Ket. : ada tapi menumpang di Balai

Padukuhan atau tempat lain

sebanyak 13 buah

3. Gedung Sekolah TK : 7 buah

4. Gedung Sekolah SD : 8 buah

5. Gedung Sekolah SMP : -

6. Gedung Sekolah SMA : -

7. Gedung Perguruan Tinggi : -

d. Prasarana Ibadah

1. Mesjid : 19 buah

2. Mushola : 14 buah

3. Gereja : 1 buah

4. Pura : -

5. Vihara : -

6. Klenteng : -

e. Prasarana Umum

1. Olahraga : 21 buah

2. Kesenian/budaya : -

3. Balai pertemuan : 20 buah

4. Sumur desa : -

5. Pasar desa : 1 buah

(54)

B. Profil Pemerintahan Desa Ngeposari B.1.1 Visi dan Misi Desa Ngeposari

B.1.1.1 Visi Desa Ngeposari

Visi adalah suatu gambaran tentang masa depan yang diinginkan

dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi Desa

Ngeposari ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif melibatkan

pihak-pihak yang berkepentingan antara lain Pemerintahan Desa, Tokoh

Masyarakat Desa, dan Masyarakat Desa pada umumnya. Kemudian

pertimbangan kondisi eksternal di Desa seperti satuan kerja wilayah

pembangunan, maka dari itu berdasarkan pertimbangan diatas adapun Visi

Desa Ngeposari tahun 2015 Yakni :

Menjadikan Pemerintah Desa yang baik dan tanggap menuju

terwujudnya masyarakat yang aman, damai, sejahtera”8

B.1.1.2 Misi Desa Ngeposari

Selain menyusun visi juga telah ditetapkan misi-misi yang membuat

sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi

desa tersbut. Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat

dioprasionalkan/direalisasika. Berikut ini adalah misi dari Desa Ngeposari

pada tahun 2015 :9

1. Mewujudkan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Desa

2. Mewujudkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Masyarakat

8

RKPDes Ngeposari Tahun 2015

9

(55)

3. Mewujudkan Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam

(SDA) yang Berwawasan Lingkungan

4. Mewujudkan Pengembangan Pariwisata

5. Mewujudkan Pembangunan Dunia Usaha dan Koprasi

B.1.2 Struktur Organisasi Desa Ngeposari

Berikut ini adalah struktur organisasi Pemerintah Desa Ngeposari

Tahun 2015, sebagai berikut :

[image:55.595.113.558.371.716.2]

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Desa Ngeposari

(56)

C. Profil Desa Wisata Ngeposari

Desa Wisata Ngeposari, Kecamatan Semanu telah resmi dibuka oleh

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak

tahun 2009.10 Keistimewaan Desa Wisata Ngeposari terletak pada kerjinan pahat

batu putihnya, hasil kerjinan dari desa ini sudah terkenal tidak hanya didalam

negeri tapi sudah juga sudah menembus pasar luar negeri.11

C.1.1 Daftar Tempat Wisata di Desa Wisata Ngeposari

Desa Wisata Ngeposari menyuguhkan berbagai macam keindahan baik

keindahan alam maupun keindahan keseniannya untuk dinikmati oleh

wisatawan lokal maupun wisatawan luar, berikut ini adalah daftar tempat

wisata yang ada di Desa Wisata Ngeposari :12

- Kerajinan Batu Ukir

- Kerajinan Enceng Gondok

- Goa Jlamprong

- Goa Tho-Tho

- Goa Gesing

- Goa Sinden

- Kali Ngereneng

- Telaga Sangupati

- Telaga Peden

10

Ciptadi, Kepala Desa Ngeposari, 11 Desember 2016

11

Ibid 47

12

(57)

C.1.2 Fasilitas Desa Wisata Ngeposari

Desa Wisata Ngeposari menyediakan sarana dan prasarana bagi

wisatawan yang ingin berkunjung, masyarakat setempat yang bekerjasama

dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berhasil membangun beberapa

tempat yang nyaman bagi para wisatawan.13 Adapun sarana dan prasarana

tersebut sebagai berikut :14

- Sebuah penginapan dengan kapasitas 15 kamar

- Home stay berjumlah 6 buah dengan kapasitas maksimal 40 orang

- Satu buah tempat pertemuan berkapasitas 100 orang

- Dua buah toilet yang terawat dengan baik

- Satu buah pusat informasi yang mempunyai jam layanan mulai pukul

08.00 – 17.00 WIB

- Dua buah pusat jajanan yang menawarkan berbagai kuliner khas

Gunungkidul

- Satu buah area parkir berkapasitas 30 mobil, 250 sepeda motor, dan

2 bus

13

Ibid 47 14

(58)

D. Profil Desa Wisata Ngeposari Sebagai Icon Layanan Masyarakat

Desa Wisata Ngeposari pada tahun 2016 di anugrahi sebagai icon desa

layanan masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Indonesia.15 Desa Ngeposari terpilih dari 20 Desa lainnya sebagai

nominasi untuk desa icon layanan masyarakat, dengan terpilihnya Desa Ngeposari

sebagai icon kemudian Desa Ngeposari menjadi iklan layanan masyarakat yang di

siarkan oleh stasiun Televisi Nasionan Republik Indonesia.16 Sebagai desa icon

layanan masyarakat adapun keberhasilan-keberhasilan pembangunan di Desa

Ngeposari Tahun 2015 sebagai berikut :

D.1.1 Prioritas Program dan Kegiatan Dana Skala Pusat Tahun 2015

Prioritas program dan kegiatan dengan sekala dana pusat merupakan

program dan kegiatan yang di danai oleh pemerintah pusat langsung, adapun

program kegiatan yang mendesak untuk dilaksanakan pada tahun 2015

[image:58.595.120.538.619.716.2]

dengan skala dana sebagai berikut :

Tabel 2.5

Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Desa Skala Dana Pusat Tahun 2015

No Program Jenis Kegiatan Tingkat

Keberhasilan 1.

Program Pembangunan

Desa

Pembangunan Embung 100%

Pembangunan Jalan Menuju Gua

Jelamprong 100%

Pembangunan Gedung PAUD/TK Tidak

15

Ciptadi, Kepala Desa Ngeposari, 09 November 2016

16

(59)

Terlaksana Pengadaan Mebelair PAUD/TK Tidak

Terlaksana

2.

Program Peningkatan Sarana Kesehatan

Pembangunan MCK 100%

Pembangunan RTLH 100%

Sumber :RKPDes Ngeposari Tahun 2015 dan RKPDes Ngeposari Tahun

2016

D.1.2 Program Rencana Kerja Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, dan Provinsi 2015

Prioritas program kegiatan yang mendesak untuk dilaksanakan di tahun

2015 dalam skala desa, kabupaten dan provinsi di Desa Ngeposari adalah

[image:59.595.130.536.111.202.2]

sebagai berikut :

Tabel 2.6

Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, dan Provinsi 2015

No Program Jenis Kegiatan Tingkat

Keberhasilan 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Surat Menyurat 96% Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik

77%

Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Desa

96%

Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas

96%

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

100%

Penyediaan Peralatan dan Bahan Kebersihan Kantor

75%

Penyediaan Alat Tulis Kantor 93% Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

90%

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik

(60)

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

90%

Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

85%

Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan 85% Penyediaan Bahan Logistik

Kantor

90%

Penyediaan Jasa

Administrasi/Teknik Perkantoran 95% 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Gedung Kantor 90%

Pengadaan Mebelair 80%

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

70%

Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair 85% 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Desa

Absensi Perangkat Desa 95%

Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu 95% 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/SPJ

80%

LPPDesa 95%

Penyusunan Laporan Keuangan Semester 80% 5. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Penyusunan RPJMDes 75%

Penyusunan RKPDes 90%

Penyelenggaraan Forum Desa/Musdes 95% 6. Program Peningkatan Kapasitas BPD

Pembahasan Rancangan Perdes 90% Fasilitasi dan Monitoring

Pemilihan Kepala Desa

95% 7. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan

Dialog/Audensi Dengan Tokoh Masyarakat, Lembaga Desa, dan Orsos Masyarakat Lainnya

95%

Rapat Koordinasi Kepala Desa dan Perdes

90%

Koordinasi Dengan Pemerintah, Pemprov, Pemkab dan, Pem.Kecamatan 85% 8. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan

Penyusunan Raperdes Tentang APBDes

85%

Penyusunan Raperdes Tentang Perubahan APBDes

(61)

Keuangan Daerah Peningkatan Manajemen Aset/Barang Desa

Tidak Sesuai Target

Pengelolaan PBB 90%

Pengendalian Dan Pengelolaan APBDes 90% 9. Program Pengembangan Otonomi Desa

Pemeliharaan dan Penanganan Masalah Keamanan dan Ketertiban

90%

Penyusunan dan Monografi Desa dan Administrasi 1

95%

Pembinaan Administrasi Lembaga Desa 95% 10 Program Pengembangan Perdesaan

Pembinaan Perdesaan 95%

11. Program Peningkatan Kinerja Kelembagaan Desa

Perumusan Kebijakan di Bidang Pertanian

90%

Perumusan Kebijakan di Bidang Kebudayaan

90%

Perumusan Kebijakan di Bidang Pemuda

95%

Perumusan Kebijakan di Bidang Kesehatan

95%

Perumusan Kebijakan di Bidang Kesejahteraan Sosial

Tidak Sesuai Target

Pengelolaan PBB 90%

Pengendalian dan Pengelolaan APBDes 90% 12. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Desa

Pemilihan Kepala Desa 95%

Pengisian Perangkat Desa Tidak dilaksanakan Pelantikan Kepala Desa dan

Perangkat Desa 90% 13. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 95% 14. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Pelatihan Keterampilan Manajemen dan Pendampingan Pengelolaan BUMDes

Tidak Terlaksana

Pengelolaan Pasar Desa 80%

15.

Program Peningkatan

Partisipasi

Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)

90%

(62)

Masyarakat Dalam Membangun Desa

Koordinasi dan Fasilitasi Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat

95%

Pendataan Profil Desa 95%

16.

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemdes

Pelatiham Aparatur Pemerintah Desa Dalam Bidang Pengelolaan

Keuangan Desa 90%

17.

Program Penanggulangan

Kemiskinan

Fasilitasi Pendataan RTLH

90% 18. Program Peningkatan Perempuan di Perdesaan

Pelatihan Pemberdayaan Perempuan, Organisasi PKK dan

Organisasi Wanita Lainnya. 95%

19

Program Pembangunan

Desa

Pembangunan Jalan Desa 95%

Pembangunan/Pengembangan Pasar Desa

90%

Pembangunan Infrastruktur Desa Lainnya

95%

Pembangunan/Penyediaan Air Bersih/Pipanisasi

80%

Pembangunan Jalan Usaha Tani 95% 20. Program Dari

Belanja Langsung

Penghasilan Tetap Kades dan Perangkat Desa

95%

Tunjangan BPD 95%

Blanja Infrastruktur Padukuhan 95%

Bantuan Semen Padukuhan 95%

Sumber : RKPDes Ngeposari Tahun 2015 dan RKPDes Ngeposari Tahun

(63)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015 di Desa Ngeposari

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, dalam pengelolaan keuangan desa ada 5 tahap yang

harus di perhatikan dalam mengelola dana desa yakni tahap perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.

A.1.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam

dalam pengelolaan keuangan desa, didalam suatu Pemerintahan Desa

perencanaan dalam pengelolaan keuangan desa sangat penting untuk

menghasilkan perencanaan keuangan yang baik. Untuk melihat Pemerintah

Desa

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment , pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. 

Ibu Dra Tri Yuniarti, M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, sekaligus dosen wali yang telah banyak

Secara umum, penyebab alat vital pria tidak dapat “bangun” adalah karena sinyal otak yang pemicu ereksi tidak sampai ke alat vital (untuk lebih jelas silahkan baca cara kerja viagra

Berdasarkan analisis spasial yang ditunjukkan oleh Gambar 6, terlihat pada dengan menggunakan konfigurasi Skema 2, model WRF-ARW memprakirakan curah hujan

Keterangan (1993:371) merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di

f. Memberitahukan unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten/kota di wilayah tempat domisili yang bersangkutan tentang pencatatan

(2) Dalam kedudukannya sebagai subjek hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Masyarakat Hukum Adat Ammatoa Kajang memiliki kewenangan untuk melakukan