Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2015
SKRIPSI
Disusun Oleh : FADHIL MUHAMAD
20130520191
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : FADHIL MUHAMAD
20130520191
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fadhil Muhamad
NIM : 20130520191
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA NGEPOSARI, KECAMATAN SEMANU,
KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015
Adalah benar-benar merupakan karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
plagiatisme dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran atas etika
akademik dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Yogyakarta, Desember 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmatdan hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015” dapat terselesaikan. Salawat dan salam tidak lupa pula dihantarkan kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dan sekaligus merupakan tanggungjawab penulis sebagai mahasiswa jurusan Ilmu
Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan kesalahan, maka dari itu,
penulis dengan penuh kerendahan hati mengharapkan dan menerima saran dan
kritikan dari berbagai pihak untuk dijadikan bahan masukan dan evaluasi untuk
perbaikan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini sangat disadari bahwa dari awal sampai akhir
proses pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang terdalam dan tak terkira kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA selaku rektor Universitas
2. Bapak Ali Muhammad, S.IP., MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih,S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ibu Dian Eka Rahmawati,S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah sabra dan meluangkan waktunya untuk memberi saran dan
bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Eko Priyo Purnomo S.IP., M.Si., M.Res, Ph.D. selaku dosen
penguji 1 yang telah memberi saya banyak masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Erni Zuhriyati, S,IP., S.S., M.A selaku dosen penguji 2 yang telah
memberi banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Orang tuaku yang tercinta Ismawati Djuliana,A.Ma, A.Md, S.Pd.I,
S.Pd.SD dan Abdul Nasir, yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan
tulus dan ikhlas, kemudian untuk oma dan opa ku yang tercinta Sjamsiah
Ahmad dan Ismail A.R dan untuk keluarga besarku yang selalu memberi
dorongan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Sahabat-sahabat terbaikku Alle Roby Suarly, Try Nurdiansayh
terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan kalian selama ini.
9. Ayu Herera Syafitri, terimakasih untuk selalu menemani, membantu,
menolong, mendukung baik dalam skripsi ini maupun hal lainnya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak
Semoga Allah SWT membalas amal baik mereka dengan pahala yang
berlipat ganda Amin. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan umat Islam khususnya dan seluruh masyarakat pada
umumnya. Amin !
Yogyakarta, November 2016
Motto
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
- Tuhanku Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya yang telah memberi
kemudahan dan kelancaran untukku dalam penyusunan skripsi ini.
- Kedua orang tua tercinta Ismawati Djuliana,A.Ma, A.Md, S.Pd.I, S.Pd.SD
dan Abdul Nasir, yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan tulus dan ikhlas selama hidupku ini.
- Untuk opa dan oma ku yang tercinta Sjamsiah Ahmad dan Ismail A.R
yang selalu senantiasa panjatkan do’a dengan tulus dan ikhlas selama
hidupku ini.
- Untuk seluruh keluarga besarku yang selalu memberi masukan dan
dorongan selama penyusunan skripsi ini.
- Ayu Herera Syafitri, terimakasih untuk selalu menemani, membantu,
menolong, mendukung baik dalam skripsi ini maupun hal lainnya.
- Sahabat-sahabat terbaikku Alle, Try, Adit, Dirga, Denin, Danang, Irfan
terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan kalian selama ini.
- Terimakasih untuk kantin Ibu Mala dan Acong yang memberikan
kemudahan dalam makan dan minum dalam bentuk cash bon
- Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak
mungkin diseutkan satu persatu.
- Terimakasih untuk mantan, gebetan, dan selingkuhan yang pernah
Daftar Isi
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Halaman Pernyataan... iii
Kata Pengantar ... iv
Motto ... vii
Halaman Persembahan ... viii
Sinopsis ... ix
Daftar Isi... x
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Bab I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
C.1.1 Tujuan Penelitian ... 7
C.1.2 Manfaat Penelitian ... 7
D. Kerangka Teori ... 8
D.1.1.1 Desa ... 8 ..
D.1.1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Desa ... 10
D.1.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa ... 12
D.1.2 Pembangunan ... 18
E. Definisi Konsepsional ... 21
F. Definisi Oprasional ... 22
G. Metode Penelitian ... 23
G.1.1 Jenis Penelitian ... 23
G.1.2 Lokasi Penelitian ... 24
G.1.3 Unit Analisis Penelitian ... 25
G.1.4 Jenis Data Penelitian ... 25
G.1.4.1 Data Primer ... 25
G.1.4.2 Data Sekunder... 26
G.1.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26
G.1.5.1 Wawancara ... 26
G.1.5.2 Dokumentasi ... 27
G.1.6 Teknik Analisis Data ... 28
Bab II Deskrpsi Objek Penelitian... 30
A. Deskripsi Wilayah Desa Ngeposari ... 30
A.1.2 Kondisi Demografi ... 32
A.1.2.1 Kondisi Penduduk... 32
A.1.3 Kondisi Sarana dan Prasana Desa Ngeposari ... 35
B. Profil Pemerintahan Desa Ngeposari ... 37
B.1.1 Visi dan Misi Desa Ngeposari ... 37
B.1.1.1 Visi Desa Ngeposari ... 37
B.1.1.2 Misi Desa Ngeposari ... 37
B.1.2 Struktur Organisasi Desa Ngeposari... 38
C. Profil Desa Wisata Ngeposari ... 39
C.1.1 Daftar Tempat Wisata Desa Ngeposari ... 39
C.1.2 Fasilitas Desa Wisata Ngeposari ... 40
D. Profil Desa Wisata Ngeposari Sebagai Icon Layanana Masyarakat ... 41
D.1.1 Prioritas Program dan Kegiatan Dana Skala Pusat Tahun 2015 ... 41
D.1.2 Program Rencana Kerja Pembangunan Desa Tahun 2015 ... 42
Bab III Pembahasan... 46
A. Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015 di Desa Ngeposari ... 46
A.1.1 Tahap Perencanaan ... 46
A.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 50
A.1.3 Tahap Penatausahaan ... 58
A.1.5 Tahap Pertanggungjawaban ... 62
B. Pendekatan Pembangunan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 66
B.1.1 Pendekatan Pembangunan yang di Gunakan Pemerintah Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 66
C. Keberhasilan Pembangunan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 71
C.1.1 Perluasan dan Peningkatan Infrastruktur Pedesaan ... 71
C.1.2 Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Pedesaan ... 73
C.1.2.1 Perbaikan Iklim Investasi... 73
C.1.2.2 Perbaikan Iklim Usaha Pedesaan ... 75
C.1.3 Peningkatan Akses Masyrakat Pedesaan Terhadap Sasaran Permodalan dan Pemasaran ... 77
C.1.3.1 Peningkatan Akses Mayarakat Pedesaan Terhadap Permodalan ... 77
C.1.3.2 Peningkatan Akses Masyarakat Pedesaan Terhadap Pemasaran ... 79
C.1.4 Kebijakan yang Memihak Masyarakat Pedesaan ... 80
C.1.5 Membantu Masyarakat Pedesaan Meningkatkan Modal Manusia (Pengetahuan, Keterampilan, Kesehatan) Yang Mereka Miliki ... 82
Bab IV Kesimpulan dan Saran ... 85
A. Kesimpulan ... 85
Daftar Pustaka
Daftar Tabel
Table 1.1 Daftar Narasumber ... 27
Tabel 2.1 Daftar Padukuhan dan Luas Wilayah per Padukuhan di Desa Ngeposari ... 31
Tabel 2.2 Daftar Jumlah Kartu Keluarga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Padukuhan ... 32
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Profesi ... 33
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34
Tabel 2.5 Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Desa Skala Dana Pusat Tahun 2015 ... 41
Tabel 2.6 Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, Provinsi, dan Pusat ... 42
Tabel 3.1 Tahap Perencanaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 43
Tabel 3.2 Tahap Pelaksanaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 50
Tabel 3.3 Keuangan Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 54
Tabel 3.4 Penggunaan ADD Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 55
Tabel 3.5 Rencana Dana dan Realisasi Dana Program Kegiatan Tahun 2015... 56
Tabel 3.6 Tahap Penatausahaan di Desa Ngeposari Tahun 2015 ... 58
Tabel 3.7 Tahap Pelaporan di Desa Ngeposari ... 61
Tabel 3.8 Tahap Pertanggungjawaban di Desa Ngeposari Tahun 2015... 62
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Peta Desa Ngeposari ... 30
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan Judul : *AhJALISIS
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PEMBANGUNAN
DI DESA NGEPOSARI, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2AI5" Oleh:
FADHIL MUHAMAD 20130s2019r
Telah dipertahankan dan disahkan di depn Tim Penguji
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Itmu Politik
'
Pada:Hari/Tanggal
: Sabtu / 10 Desember 2016 TempatJam
: Ruang
Req i
IP:12.30 VVIB
.,_\
KETUA_\d$7ffi_
Dian Eka Rahmawati,S.IP., M.SiSUSUNAN
TIM PENGUJI
PEMERINTAHAN
ingsih,S.IP., M.Si
PENGUJI
,l
Y
PENGUJI
I
Eko Priyo Purnofro,S.IP., M.Si., M.Res, Ph.D.
SINOPSIS
Dengan melihat kembali Undang Undang No 06 dan Permendagri No 13 Tahun 2014 Pemerintah ingin mengamanatkan kepada Pemerintah Desa agar dapat mengelola keuangan desa dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan desa dan masyarakat desa. Desa Ngeposari, Kec.Semanu, Kab.Gunungkidul merupakan sebuah desa icon layanan masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Tahun 2016, sebagai desa icon layanan masyarakat peneliti ingin melihat pengelolaan keuangannya apakah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan bagaimana dampak pengelolaan keuangannya dalam pembangunan.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan teknik pegumpulan data lewat wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mendapatkan data primer dan teknik dokumentasi dengan menelaah dokumen dan kepustakaan yang dikumpulkan dari berbagai dokumen seperti; peraturan perundang-undangan, arsip, laporan dan dokumen penting lainnya yang berkaitan dengan penelitian untuk mendapatkan data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitain penulis dalam pengelolaan keuangan di Desa Ngeposari sudah bisa dikatakan baik karena dalam lima tahapan pengelolaan keuangan yakni perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan, dan pertanggungjawaban sudah dilaksanakan dengan baik. Tetapi dalam tahap perencanaan Pemerintah Desa terlambat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa Ngeposari Tahun 2015 yang di sepakati, kemudain dalam tahap pelaksanaan Pemerintah Desa tidak menggunakan buku kas pembantu kegiatan dan penggunaan ADD yang tidak sesuai, dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tidak diinformasikan kepada masyarakat dengan media yang mudah diakses oleh masyarakat.
Pembangunan di Desa Ngeposari pada tahun 2015 bisa dikatakan sukses hanya saja ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh Pemerintah Desa Ngeposari yakni pertama perbaikan iklim investasi yang belum terlaksana pada tahun 2015, kedua Pemerintah Desa Ngeposari belum mampu meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap pemasaran, dan yang terakhir, kegiatan untuk meningkatkan modal manusia yang masih terkendala dalam bidang keterampilan dan kesehatan.
Jadi berdasarkan hasil analisis penulis bahwa pengelolaan keuangan yang baik akan berdampak baik kepada pembangunan, di Desa Ngeposari pengelolaan keuangannya sudah bisa dikatakan baik dan berdampak langsung dalam pembangunan Desa Ngeposari yang meningkat dari segi infrastruktur pedesaan, kemudain iklim usaha pedesaan yang membaik, dan peningkatan akses masyarakat pedesaan terhadap sasaran permodalan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam satuan
Negara merupakan suatu kebutuhan yang terelakkan. Sejalan dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, perlu
mendapat perhatian yang serius mengingat selama ini Pemerintah Desa diatur
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. 1
Diaturnya desa dengan UU tersendiri, memperlihatkan kemauan politik
pemerintah untuk menjadikan desa sebagai basis pembangunan. Hal ini sejalan
dengan visi dan misi UU tersebut, dimana Negara melindungi dan
memberdayakan desa agar menjadi kuat, mandiri, dan demokratis sehingga
tercipta landasan yang kuat dalam menyelenggarakan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan menuju terciptanya masyarakat yang adil
makmur dan sejahtera.2
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berlangsung secara
sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
1
Sholeh, Chabib dan Heru Rochmansjah, 2015, Pengelolaan Keuangan Desa Edisi Revisi, Fokusmedia, Bandung. Hal 1
2
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat suatu bangsa.3 Indonesia saat
ini sedang mengupayakan pembangunan yang berkesinambungan yang
meliputi keseluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan di Indonesia dapat dikatakan lebih maju di daerah
perkotaan yang sebab pembangunannya relatif lebih cepat karena mengingat
jumlah penduduk dan aktivitas di daerah perkotaan yang lebih banyak, pada
kenyataannya terjadi ketimpangan pembangunan terutama terjadi antara
Jawa-luar Jawa, kawasan Indonesia Barat-Timur, serta ketimpangan kota dengan
desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik masyarakat miskin di Indonesia
sampai dengan Maret 2016 dalam preaentase mencapai yakni di perkotaan
7,79% dan di pedesaan 14,11%.4
Dalam tingkat pemerintahan Desa, Desa merupakan kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.5
Desa berfungsi sebagai ujung tombak di dalam melaksanakan pembangunan
disegala bidang baik di bidang Pemerintahan, pembangunan, maupun
kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang merupakan
3
Ibid 1
4
www.bps.go.id
5
pembangunan integral yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya yang
meliputi kehidupan dan penghidupan masyarakat.6
Pemahaman tentang desa seharusnya menempatkan desa sebagai bagian
intrgral dari pembangunan nasional, yang merupakan usaha peningkatan
kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat secara keseluruhan
yang dilaukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan kemampuan
pedesaan. Pembangunan pedesaan sebaiknya berorientasi pada pencapaian
tujuan pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang
mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan.7
Dalam Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa,
sumber-sumber dana desa yakni :8
- Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa,
- Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
- Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus),
- Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima Kabupaten/Kota,
6
Hariadi, Pramono, et.al, 2010, Pengelolaan Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Hal 2
7
Ibid 6
8
- Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota,
- Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga, dan
- Lain-lain pendapatan Desa yang sah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa, desa diberikan kewenangan yang mencakup :9
- Kewenangan berdasarkan hak asal usul,
- Kewenangan lokal berskala Desa,
- Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan
- Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan melihat kembali Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah,
Pemerintah ingin mengamanatkan kepada Pemerintah Desa agar dapat
menggunakan Dana Desa dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan desa dan
masyarakat desa. Selain itu juga Pemerintah ingin agar Pemerintah Desa selalu
menjunjung tinggi prinsip keadilan dan menjamin pemerataan dari setiap sudut
wilayahnya dalam perencanaan pembangunan dan menjunjung tinggi
kesejahteraan masyarakat desanya.
9
Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul memiliki
tujuan menjadi desa wisata berbasis alam dan budaya yang ditunjang industri
pertanian yang kuat, dalam mewujudkan hal itu Pemerintah Desa harus mampu
mengelola keuangan desa dengan baik guna membangun Desa Ngeposari
sesuai apa yang diharapkan oleh Pemerintah Desa dan Masyarakat untuk
kepentingan bersama dan memajukan desa.10 Adapun potensi-potensi yang
dimilik Desa Ngeposari antara lain sebagai berikut :11
Potensi Alam : - Goa Jlamprong
- Kali Ngereneng
-Goa Tho-Tho
-Telaga Sangupati
-Telaga Peden
Potensi Ekonomi : - Ukir Batu
-Kerajinan Enceng Gondok
-Mebel
Potensi Kuliner : - Bakpia
-Keripik Tempe Sagu
-Peyek
-Jamu Gendong
10
Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Ngeposari Bapak Ciptadi Ngeposari, 28 Oktober 2016 Pukul 10.30
11
Potensi Kesenian : - Reyog - Hadroh
-Jathilan - Toklik
-Campur Sari
-Kethoprak
-Hadroh
Pada Tahun Anggaran 2015 Desa Ngeposari memiliki APBDes sebesar
Rp.1.506.822.410,- .12 Dana yang diterima ini digunakan untuk pembangunan
dan pengembangan di segala sektor di Desa Ngeposari, dan dana sebesar ini
haruslah diperhatikan pengelolaannya dalam pembangunan apakah sudah baik
atau bahkan buruk dalam pengelolaannya.
Pemilihan lokasi penelitian di Desa Ngeposari ini didasarkan pada alasan,
Desa Ngeposari merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di
Kab.Gunungkidul sehingga peneliti ingin melihat bagaimana berjalannya
pengelolaan keuangan desa dalam pembangunan. Selain itu Desa Ngeposari
merupakan salah satu icon iklan layanan masyarakat oleh Kementrian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia di Stasiun
Televisi Nasional Tahun 2016.13
Lebih lanjut peneliti memilih Desa Ngeposari didasari atas ketertarikan
peneliti terhadap bagaimana sebuah desa yang merupakan icon layanan
masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
12
Ibid 10
13
Transmigrasi Indonesia dalam proses pengelolaan keuangannya apakah sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan bagaimana dampak pengelolaan
keuangannya dalam pembangunan14.
B. Rumusan Masalah
B.1.1 Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Pada Tahun 2015 Dalam
Pembangunan Desa Ngeposari ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
C.1.1 Tujuan Penelitian
C.1.1.1 Untuk melihat Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan
Pemerintah Desa Ngeposari Tahun 2015 sudah baik atau
belum.
C.1.1.2 Untuk melihat apakah Pengelolaan Keuangan Desa Ngeposari
dapat berdampak dalam pembangunan Tahun 2015.
C.1.2 Manfaat Penelitian
C.1.2.1 Manfaat Akademik
C.1.2.1.1 Diharapkan memberi kontribusi positif terhadap
pengembangan studi politik lokal khususnya mengenai
14
Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Pembangunan di
Desa Ngeposari Tahun 2015.
C.1.2.2 Manfaat Praktis
C.1.2.2.1 Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam Proses Pengelolaan Keuangan Desa
untuk pembangunan pada tahun berikutnya di Desa
Ngeposari.
C.1.2.2.2 Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengelolaan Keuangan Desa untuk
pembangunan yang lebih baik dan membawa dampak
positif pada desa-desa di Indonesia.
D. Kerangka Teori
D.1.1 Keuangan Desa
D.1.1.1 Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca
yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perespektif
geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or
shop in a country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan
tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang
diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 desa adalah desa dan desa adat
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.15
Sedangkan desa menurut H.A.W Widjaja adalah sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak
asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai
Pemerintah Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.16
Dengan pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk
mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan
kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki
otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang
seimbang terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan
Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan
perwujudan Otonomi Daerah.
15
Ibid 7
16
Adapun kewenangan yang dimiliki desa berdasarkan UU No 6
Tahun 2014 sebagai berikut :17
- Penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan adat istiadat desa.
- Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala desa.
- Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
- Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
D.1.1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Desa
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014, Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.18
Sedangkan menurut Mamesah, Keuangan Desa dapat diartikan sebagai
semua hak dan kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang.
Demikian pula dengan segala sesuatu baik berupa uang maupun barang
17
Ibid 7 18
yang dapat dijadikan kekayaan daerah yang lebih tinggi serta
pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.19
Menurut Halim, ruang lingkup keuangan daerah/desa terdiri dari
keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Yang termasuk dalam keuangan yang dikelola langsung
adalah APBD/APBDes dan barang-barang inventaris milik daerah.
Sedangkan keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD)/ Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).20
Pengertian keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran dan pendapatan dan
belanja daerah (APBD).21
Oleh karena itu, pengertian keuangan daerah selalu melekat
dengan pengertian APBDes yaitu suatu rencana keuangan tahunan
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBDes
merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang
19
Halim, Abdul, 2004, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi, UPP UMP YKPN, Yogyakarta. Hal 18
20 Ibid 16
21
luas, nyata dan bertanggungjawab. Uraian semua hak dan kewajiban
daerah yang dapat dinilai dengan uang dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk kepentingan daerah.22
Dari definisi keuangan daerah tersebut melekat 4 (empat) dimensi :23
1. Adanya dimensi hak dan kewajiban
2. Adanya dimensi tujuan dan perencanaan
3. Adanya dimensi penyelenggaraan dan pelayanan publik, dan
4. Adanya dimensi nilai uang dan barang (investasi dan
inventarisasi)
D.1.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa
Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik
dalam penyelenggaran desa, pengelolaan keuangan desa dilakukan
berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel, dan
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1 tahun anggran yakni
mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember. 24
22
Tuasikal, Askam, 2007, Pengaruh Pemahaman Sistem Akutans, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (Studi pada Kabupaten Maluku Tengah di Provinsi Maluku),Jurnal Akutansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 08, No. 01, pp 1466-148
23
Ibid 18
24
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014, Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa.25 Indikator untuk mengukur
pengelolaan keuangan desa sesuai dengan Permendagri Nomor 113
Tahun 2014 sebagai berikut :
- Perencanaan
a. Sekretaris Desa menyusun rancangan peraturan desa tentang
APBDes berdasarkan RKPDes
b. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan peraturan desa
tentang APBDes kepada Kepala Desa
c. Rancangan peraturan desa tentang APBDes disampaikan oleh
Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa
d. Rancangan peraturan desa paling lambat disah kan bulan
oktober tahun berjalan
e. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah
disepakati bersama disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling
lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi
25
- Pelaksanaan
a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka
pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening
kas desa.
b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan
di wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah.
d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai
penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan
desa.
e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada
jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan
operasional pemerintah desa.
f. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak
dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang
APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.
g. Pengeluaran desa tidak termasuk untuk belanja pegawai yang
bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang
h. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat
Rincian Anggaran Biaya yang telah disahkan oleh Kepala
Desa.
i. Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk
melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara
lain Rencana Anggaran Biaya.
j. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan
pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja
kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas
kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
didesa.
k. Berdasarkan rencana anggaran biaya pelaksana kegiatan
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Kepala Desa.
l. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa,
kepala desa menyetujui permintaan pembayaran dan
bendahara melakukan pembayaran.
m. Pembayaran yang telah dilakukan selanjutnya bendahara
melakukan pencatatatan pengeluaran.
n. Bendahara desa sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan
(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh
rekening kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- Penatausahaan
a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.
b. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku
setiap akhir bulan secara tertib.
c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang
melalui laporan pertanggungjawaban.
d. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan
kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
- Pelaporan
a. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa laporan semester
pertama dan laporan semester akhir tahun.
b. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa
yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun
berjalan.
c. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat
- Pertanggungjawaban
a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota
setiap akhir tahun anggaran.
b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
c. Laporan pertanggungjawaban ditetapkan dengan peraturan
desa dan dilampirkan dengan :
c.a. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan
c.b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember
Tahun Anggaran berkenaan
c.c Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang masuk ke desa.
d. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada masyarakat
secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat.
Pengelolaan keuangan desa dalam hal ini mengandung beberapa
kepengurusan dimana kepengurusan umum atau yang sering disebut
pengurusan administrasi dan kepengurusan khusus atau juga sering
disebut pengurusan bendaharwan. Didalam pengelolaan keuangan
keuangan desa. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa juga mengatur bawahannya dan menetapkan kebijakan
pelaksanaan APBDes, menetapkan PTPKD, menetapkan petugas yang
melakukan pemungutan penerimaan desa, menyetujui pengeluaran atas
kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes, dan melakukan tindakan yang
mengakibatan pengeluaran atas beban APBDes.26
Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa
dibantu oleh PTPKD, PTPKD yang dimaksud adalah unsur Perangkat
Desa, yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Seksi, dan Bendahara.
Namun dalam Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang
selanjutnya disingkat PTPKD ditetapkan oleh Kepala Desa.27
D.1.2 Pembangunan
Pembangunan dalam buku Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat di artikan sebuah usaha dalam meningkatkan segala kemampuan
baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) atatu Sumber Daya Alam
(SDA), hal ini dilakukan dalanm rangka mensejahterkana dan memanusiakan
masyarakat yang sering kali hanya dijadikan batu loncatan untuk meraih
sebuah kesuksesan baik oleh masyarakat, kelompok maupun individu.28
26
Ibid 15
27
Ibid 15
Pembangunan dalam pengertian ekonomi murni menunjukkan taraf
kemampuan ekonomi nasional suatu negara untuk beranjak dari tahap awal
yang relatif statis menuju peningkatan tahunan secara konsisten dah disertai
perubahan struktural dibidang agraria, industri dan jasa, produksi dan
lapangan kerja. Menurut Milto Esman pembangunan ialah suatu usaha
perubahan dari suatu keadaan atau kondisi kemasyarakatan yang dianggap
lebih baik atau diinginkan.29 Lalu Saul Katz mengartikan pembangunan
sebagai suatu perubahan luas dari masyarakat, dari suatu keadaan kehidupan
berbangsa yang bernilai.30
Sedangkan menurut Ruopp mendefinisikan pembangunan sebagai
upaya untuk mengubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menjadi
keadaan yang lebih baik.31 Konsep pembangunan seperti yang dikemukakan
diatas tampak bahwa pembangunan itu mengandung pengertian yang luas dan
meliputi berbagai dimensi yang luas yang meliputi baik aspek
social/ekonomi, social-budaya dan lainya.
Dan untuk mengetahui pendekatan pembangunan yang dilakukan di
Desa Ngeposari penulis menggunakan teori pendekatan pembangunan desa
29
Tjokromidjojo, Bintoro dan Mustopadidaja, 1980, Teori Strategi Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta. Hal 58
30
Ibid 26
31
dari Esman J Milton dan Upholf dalam Effendy yaitu pendekatan sentralis,
pendekatan pasar, dan pendekatan inisiatif local.32
- Pendekatan Sentralis/ Top Down, pengambilan keputusan secara Top
Down dilakukan oleh pejabat yang terkait kebijakan ini amat di
tentukan regulasi sehingga kriteria keputusan dan kebijakan amat
tergantung pada petunjuk teknis. Pendekatan ini cendrung mengabaikan
masyarakat local karena sering diposisikan sebagai objek dalam proses
transformasi yang menyangkut perubahan nasib dan masa depan
mereka, Pendekatan ini cendrung melahirkan ketergantungan.
- Pendekatan Pasar, system pengambilannya ditentukan oleh individu,
konsumen, dan investor. Pelaksanaan terutama yang menyangkut
perilaku ditentukan oleh perubahan dan fluktuasi harga pasar dalam
pencapaian sasaran yang ingin dicapai ditentukan seberapa jauh
efisiensi dijalankan sehingga menekankan pada cara yang terbaik untuk
memaksimumkan profit dan manfaat utamanya keuntungan. Dalam
penerapan pendekatan ini cendrung meminggirkan orang miskin karena
orang miskin tidak mampu berkompetisi dengan mereka yang memiliki
modal dan menguasi pasar.
- Pendekatan inisiatif local/Bottom Up, menekankan pada asosiasi
sukarela atas dasar kesadaran kolektif dalam upaya mencapai tujuan
bersama. Pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan diambil
bersama oleh pemuka dan masyarakat secara partisipatif. Dalam
32
pelaksanaannya biasanya didasarkan kepada kesepakatan-kesepakatan
seluruh stakeholder atau mereka yang terlibat dalam program, dan
keputusan yang diambil selalu merujuk pada kepentingan anggota
masyarakat.
Dan untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan penulis
menggunakan teori dari Yadi dalam Hendayana R dan D Arsyad yakni :33
- Perluasan dan Peningkatan infrastruktur pedesaan
- Perbaikan iklim investasi dan iklim usaha pedesaan
- Peningkatan akses masyrakat pedesaan terhadap sasaran
permodalan dan pemasaran
- Kebijakan yang memihak masyarakat pedesaan
- Membantu masyarakat pedesaan meningkatkan modal manusia
(pengetahuan, keterampilan, kesehatan) yang mereka miliki
E. Definisi Konsepsional
- Keuangan desa merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai, baik itu
uang ataupun barang yang dapat dijadikan kekayaan desa untuk
menjalankan hak dan kewajiban desa.
33
- Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban dalam mengelola keuangan desa dan kekayaan desa.
- Pembangunan merupakan suatu usaha untuk mengubah keadaan yang
tidak diinginkan menuju keadaan yang lebih baik sebagai suatu usaha
perubahan atau perbaikan untuk menjadi lebih baik.
F. Definisi Oprasional
Untuk memudahkan dalam menganalisis data maka perlu diberikan
batasan-batasan dan gejala-gejala yang diidentifikasikan dengan tujuan untuk
menjawab masalah penelitian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, ada 5 tahap yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan keuangan, berikut 5 tahapan tersebut :
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Penatausahaan
- Pelaporan
- Pertanggungjawaban
Dan untuk melihat Pendekatan yang digunakan Desa Ngeposari dalam
Pembangunan Penulis menggunakan teori pendekatan dari Esman J Milton
dan Upholf dalam Effendy yaitu :
- Pendekatan pasar
- Pendekatan inisiatif local/Bottom Up
Kemudaian untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan
penulis menggunakan teori dari Yadi dalam Hendayana R dan D Arsyad
yakni :
-Perluasan dan Peningkatan infrastruktur pedesaan
-Perbaikan iklim investasi dan iklim usaha pedesaan
-Peningkatan akses masyrakat pedesaan terhadap sasaran
permodalan dan pemasaran
-Kebijakan yang memihak masyarakat pedesaan
-Membantu masyarakat pedesaan meningkatkan modal manusia
(pengetahuan, keterampilan, kesehatan) yang mereka miliki
G. Metode Penelitian
Dalam sebuah studi penelitian, penggunaan metodologi merupakan suatu
langkah yang harus dilakukan, agar hasil-hasil yang sudah terseleksi dapat
terjawab secara valid, reliable dan objektif, dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
G.1.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yang bermaksud
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagi metode
alamiah.34
Pada dasarnya dana desa merupakan kewajiban dari desa untuk
memenuhi hak desa dalam penyelenggaraan otonomi desa guna mempercepat
penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi masyarakat,
mengembangkan potensi desa serta meningkatkan infrastruktur desa.
Sehingga melihat dari topik penelitian ini diharuskan menggunakan data
kualitatif yang bertujuan mendapatkan data yang mendalam terkait dengan
pelaksanaan kegiatan pemerintah desa dalam mengoptimalkan dana desa di
Ngeposari Kabupaten Gunungkidul.
G.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Ngeposari, Kecamatan Semau,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun
alasan penulis memilih lokasi penelitian ini Desa Ngeposari merupakan desa
yang terdiri dari banyak sekali potensi-potensi yang sangat baik seperti wisata
alam, kesenian dan kebudayaan, pertanian dan lain-lain. Potensi yang banyak
ini seharusnya bisa di maksimalkan untuk kebikan desa maupun
masyarakatnya, sehingga peneliti ingin mengetahui jauh lebih dalam apakah
Pemerintah Desa sudah bisa mengoptimalisasikan Dana Desa Tahun 2015.
34
G.1.3 Unit Analisis Penelitian
Peneliti akan melakukan kegiatan unit analisis pada pihak yang terkait,
yakni Pemerintah Desa Ngeposari dan Desa Ngeposari. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan di Desa Ngeposari dalam
pembangunan pada tahun 2015.
G.1.4 Jenis Data Penelitian
G.1.4.1 Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh
dari responden secara langsung.35
G.1.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah Data sekunder, adalah data yang
diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer.
Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh
penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa
35
berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,SMS, foto
dan lain-lain.36
G.1.5 Teknik Pengumpulan Data
G.1.5.1 Wawancara
Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan teknik
wawancara, dalam wawancara ini penulis menggunakan teknik
wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mendapatkan data
secara langsung kepada objek penelitian. Kemudian penulis juga
menggunakan teknik wawancara terstruktur untuk memperoleh
penjelasan yang rinci dari narasumber.
Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai perangkat
desa dan masyarakat mengeni pengelolaan keuangan desa dalam
pembangunan untuk mendapatkan data primer, Adapun untuk
mendapatkan data primer peneliti melakukan wawancara dengan
narasumber berikut :
36
Tabel 1.1 Daftar Narasumber
Instansi
Jumlah Responden
Kepala Desa Ngeposari 1
Sekretaris Desa 1
Kaur Keuangan 1
Kaur Perencanaan 1
Masyarakat Desa Ngeposari 4
BPD 1
Total 9
G.1.5.2 Dokumentasi
Untuk memperoleh data sekunder penulis menggunakan teknik
dokumentasi, yaitu dengan menelaah dokumen dan kepustakaan yang
dikumpulkan dari berbagai dokumen seperti; peraturan
perundang-undangan, arsip, laporan dan dokumen penting lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
Adapun teknik dokumentasi ini digunakan peneliti untuk
mendapatkan data sekunder yakni UU No 06 Tahun 2014 Tentang
Desa, Peraturan Menteri Dalam Negri No 113 Tahun 2014 Tentang
Aggaran Pendapatan dan Belanja Desa Ngeposari (APBDes), Daftar
Urutan Rincian Kegiatan (DURK) penggunaan dana desa tahun 2015,
Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dan Rencana Kerja Pembangunan
Tahun 2015 dan 2016.
G.1.6 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklem analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi suatu yang dapat dikelola, mengsintesuskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.37
Proses-proses analisa data kualitatif tersebut dapat disajikan, sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data yaitu pencarian data penelitian di lapangan yang
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode yang telah
ditentukan.
2. Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi
tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and
verification) dari proses pengumpulan data, peneliti mencari makna
37
setiap gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau
pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas,
dan proposisi. Jika penelitian masih berlangsung, maka setiap
kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus hingga benar-benar
diperoleh kesimpulan yang valid.
Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis data
berdasarkan pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta,
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Desa Ngeposari A.1.1 Kondisi Geografis
Desa Ngeposari adalah salah satu desa di Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa
Ngeposari terletak pada 7.9927778° Lintang Selatan dan 110.6713889° Bujur
[image:47.595.138.503.396.679.2]Timur.1
Gambar 2.1 Peta Desa Ngeposari
Sumber : Pemerintah Desa Ngeposari (2016)
1
Desa Ngeposari berdiri pada tahun 1946, memiliki luas wilayah
(1435.7443 Ha) dan terdiri dari 19 Dusun/Padukuhuan. Desa Ngeposari
berbatasan dengan Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo di bagian utara,
Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong di sebelah timur, Desa Semanu,
Kecamatan Semanu di sebelah Barat, dan Desa Candirejo, Kecamatan
[image:48.595.132.533.347.708.2]Semanu di sebelah selatan.2
Tabel 2.1
Daftar Padukuhan dan Luas Wilayah per Padukuhan di Desa Ngeposari
No Padukuhan Luas (Ha)
1 Tunggaknongko 51.7232
2 Kalangbangi Lor A 79.9032
3 Kalangbangi Lor B 70.8732
4 Kalangbangi Wetan 51.2732
5 Kalangbangi Kulon 35.6732
6 Kangkung A 60.7786
7 Kangkung B 57.4286
8 Ngepos 60.5286
9 Keblak 132.5572
10 Munggur 62.1732
11 Kranggan 72.4732
12 Gunungsari 100.4125
13 Mojo 85.2232
14 Semuluh Lor 66.3732
15 Semuluh Kidul 75.0839
16 Ngaglik 58.6625
17 Jragum 71.0732
18 Wediutah 189.3625
19 Gemulung 54.1679
Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016
2
A.1.2 Kondisi Demografi
A.1.2.1 Kondisi Penduduk
Perubahan Jumlah Penduduk Desa Ngeposari sampai dengan
bulan Juni 2016 yang terdiri dari 19 padukuhan dan memiliki jumlah Kartu
Keluarga/KK sebanyak 3.155 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak
10.313 jiwa, laki-laki berjumlah 5.183 dan perempuan berjumlah 5.130
[image:49.595.108.507.434.733.2]jiwa.3
Tabel 2.2
Daftar Jumlah Kartu Keluarga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Padukuhan
3
Ibid 35
No Padukuhan Jumlah
KK
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tunggaknongko 127 213 184 397
2 Kalangbangi Lor B 150 279 290 569
3 Kalangbangi Lor A 155 253 236 489
4 Kalangbangi Wetan 93 134 146 280
5 Kalangbangi Kulon 111 175 191 366
6 Kangkung A 100 149 144 293
7 Kangkung B 193 310 304 614
8 Ngepos 131 187 202 389
9 Keblak 198 353 325 678
10 Munggur 126 186 196 382
11 Kranggan 212 341 337 678
12 Gunungsari 181 306 269 575
Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016
Selain itu mata pencarian warga Desa Ngeposari sampai dengan
bulan juni 2016 yang paling mendominasi yakni petani yang mencapai
3.023 jiwa yang bekerja sebagai petani, kemudian diikuti posisi kedua
yakni buruh tani dengan jumlah 545 jiwa, berikut Tabel jumlah penduduk
[image:50.595.106.509.111.267.2]berdasarkan profesi warga Desa Ngeposari.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Profesi
No Profesi Jumlah
1. Pegawai Negri Sipil 101
2. TNI/Polri 17
3. Swasta 18
4. Wiraswasta/Pedagang 372
5. Petani 3023
6. Tukang 69
7. Buruh Tani 545
8. Pensiunan 60
9. Nelayan -
10. Peternak -
11. Jasa 143
12. Pengerajin 35
13. Pekerja Seni -
14 Semuluh Lor 70 89 109 198
15 Semuluh Kidul 263 410 423 833
16 Ngaglik 123 201 204 405
17 Jragum 226 448 444 892
18 Wediutah 389 608 585 1193
19 Gemulung 50 68 70 138
14. Lainnya -
15. Pengangguran -
JUMLAH 4383
Sumber :Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016
Selain itu jika kita melihat taraf pendidikan warga Desa
Ngeposari, warga Desa Ngeposari taraf pendidikan penduduk tertinggi
yakni lulusan Sekolah Dasar/Sederajat yakni 3228 jiwa, dan kemudian
diikuti oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama/Sederajat yakni 1816
jiwa. Sedangkan untuk lulsan sarjana/s1 hanya berjumlah 108 jiwa asaja
dan untuk lulusan pascasarjana s2 hanya berjumlah 8 jiwa dan S3 hanya
[image:51.595.142.506.111.164.2]berjumlah 2 jiwa.4
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-Kanak -
2 Sekolah Dasar/Sederajat 3228
3 Sekolah Menengah Pertama 1816
4 Sekolah Menengah Atas/Umum 1293
5 Akademi/D3 65
6 Sarjana/S1 108
7 Pascasarjana S2 8
8 Pascasarjana S3 2
9 Pondok Pesantren 8
10 Pendidikan Agama -
11 Sekolah Luar Biasa 3
12 Kursus Keterampilan -
13 Tidak Lulus 174
14 Tidak Bersekolah 986
JUMLAH 7691
Sumber : Data Monografi Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Tahun 2016
4
Selain itu jumlah penduduk miskin di Desa Ngeposari sampai
dengan juni tahun 2016 berjumlah 6.984 jiwa atau sebanyak 746 Kartu
Keluarga/KK. Perhitungan jumlah penduduk miskin ini sudah menurut
standart BPS.5 Jika melihat jumlah penduduk miskin di Desa Ngeposari
bisa dikatakan banyak karena berjumlah 6.984 jiwa dari 10.313 dan
melebihi dari 50% jumlah penduduk di Desa Ngeposari.6
A.1.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Desa Ngeposari
Kemudian adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Desa ngeposari
baik itu kantor desa, prasarana kesahatan, prasarana pendidikan, dll, sangatlah
penting bagi desa untuk meningkatkan kualitas desa maupun manfaat
kegunaan nya sendiri. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki Desa
Ngeposari :7
a. Kantor Desa : Permanen
b. Prasarana Kesehatan
1. Puskesmas : ada
2. Poskesdes : 1 buah
3. UKBM(posyandu, polindes) : 20 buah
c. Prasarana Pendidikan
1. Perpustakaan Desa : 1 buah
2. Gedung Sekolah PAUD : ada 13 buah
5
Ibid 35
6
Ibid 35
7
Ket. : ada tapi menumpang di Balai
Padukuhan atau tempat lain
sebanyak 13 buah
3. Gedung Sekolah TK : 7 buah
4. Gedung Sekolah SD : 8 buah
5. Gedung Sekolah SMP : -
6. Gedung Sekolah SMA : -
7. Gedung Perguruan Tinggi : -
d. Prasarana Ibadah
1. Mesjid : 19 buah
2. Mushola : 14 buah
3. Gereja : 1 buah
4. Pura : -
5. Vihara : -
6. Klenteng : -
e. Prasarana Umum
1. Olahraga : 21 buah
2. Kesenian/budaya : -
3. Balai pertemuan : 20 buah
4. Sumur desa : -
5. Pasar desa : 1 buah
B. Profil Pemerintahan Desa Ngeposari B.1.1 Visi dan Misi Desa Ngeposari
B.1.1.1 Visi Desa Ngeposari
Visi adalah suatu gambaran tentang masa depan yang diinginkan
dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi Desa
Ngeposari ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif melibatkan
pihak-pihak yang berkepentingan antara lain Pemerintahan Desa, Tokoh
Masyarakat Desa, dan Masyarakat Desa pada umumnya. Kemudian
pertimbangan kondisi eksternal di Desa seperti satuan kerja wilayah
pembangunan, maka dari itu berdasarkan pertimbangan diatas adapun Visi
Desa Ngeposari tahun 2015 Yakni :
“Menjadikan Pemerintah Desa yang baik dan tanggap menuju
terwujudnya masyarakat yang aman, damai, sejahtera”8
B.1.1.2 Misi Desa Ngeposari
Selain menyusun visi juga telah ditetapkan misi-misi yang membuat
sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi
desa tersbut. Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat
dioprasionalkan/direalisasika. Berikut ini adalah misi dari Desa Ngeposari
pada tahun 2015 :9
1. Mewujudkan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Desa
2. Mewujudkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Masyarakat
8
RKPDes Ngeposari Tahun 2015
9
3. Mewujudkan Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) yang Berwawasan Lingkungan
4. Mewujudkan Pengembangan Pariwisata
5. Mewujudkan Pembangunan Dunia Usaha dan Koprasi
B.1.2 Struktur Organisasi Desa Ngeposari
Berikut ini adalah struktur organisasi Pemerintah Desa Ngeposari
Tahun 2015, sebagai berikut :
[image:55.595.113.558.371.716.2]Gambar 2.2
Struktur Organisasi Desa Ngeposari
C. Profil Desa Wisata Ngeposari
Desa Wisata Ngeposari, Kecamatan Semanu telah resmi dibuka oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak
tahun 2009.10 Keistimewaan Desa Wisata Ngeposari terletak pada kerjinan pahat
batu putihnya, hasil kerjinan dari desa ini sudah terkenal tidak hanya didalam
negeri tapi sudah juga sudah menembus pasar luar negeri.11
C.1.1 Daftar Tempat Wisata di Desa Wisata Ngeposari
Desa Wisata Ngeposari menyuguhkan berbagai macam keindahan baik
keindahan alam maupun keindahan keseniannya untuk dinikmati oleh
wisatawan lokal maupun wisatawan luar, berikut ini adalah daftar tempat
wisata yang ada di Desa Wisata Ngeposari :12
- Kerajinan Batu Ukir
- Kerajinan Enceng Gondok
- Goa Jlamprong
- Goa Tho-Tho
- Goa Gesing
- Goa Sinden
- Kali Ngereneng
- Telaga Sangupati
- Telaga Peden
10
Ciptadi, Kepala Desa Ngeposari, 11 Desember 2016
11
Ibid 47
12
C.1.2 Fasilitas Desa Wisata Ngeposari
Desa Wisata Ngeposari menyediakan sarana dan prasarana bagi
wisatawan yang ingin berkunjung, masyarakat setempat yang bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berhasil membangun beberapa
tempat yang nyaman bagi para wisatawan.13 Adapun sarana dan prasarana
tersebut sebagai berikut :14
- Sebuah penginapan dengan kapasitas 15 kamar
- Home stay berjumlah 6 buah dengan kapasitas maksimal 40 orang
- Satu buah tempat pertemuan berkapasitas 100 orang
- Dua buah toilet yang terawat dengan baik
- Satu buah pusat informasi yang mempunyai jam layanan mulai pukul
08.00 – 17.00 WIB
- Dua buah pusat jajanan yang menawarkan berbagai kuliner khas
Gunungkidul
- Satu buah area parkir berkapasitas 30 mobil, 250 sepeda motor, dan
2 bus
13
Ibid 47 14
D. Profil Desa Wisata Ngeposari Sebagai Icon Layanan Masyarakat
Desa Wisata Ngeposari pada tahun 2016 di anugrahi sebagai icon desa
layanan masyarakat oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Indonesia.15 Desa Ngeposari terpilih dari 20 Desa lainnya sebagai
nominasi untuk desa icon layanan masyarakat, dengan terpilihnya Desa Ngeposari
sebagai icon kemudian Desa Ngeposari menjadi iklan layanan masyarakat yang di
siarkan oleh stasiun Televisi Nasionan Republik Indonesia.16 Sebagai desa icon
layanan masyarakat adapun keberhasilan-keberhasilan pembangunan di Desa
Ngeposari Tahun 2015 sebagai berikut :
D.1.1 Prioritas Program dan Kegiatan Dana Skala Pusat Tahun 2015
Prioritas program dan kegiatan dengan sekala dana pusat merupakan
program dan kegiatan yang di danai oleh pemerintah pusat langsung, adapun
program kegiatan yang mendesak untuk dilaksanakan pada tahun 2015
[image:58.595.120.538.619.716.2]dengan skala dana sebagai berikut :
Tabel 2.5
Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Desa Skala Dana Pusat Tahun 2015
No Program Jenis Kegiatan Tingkat
Keberhasilan 1.
Program Pembangunan
Desa
Pembangunan Embung 100%
Pembangunan Jalan Menuju Gua
Jelamprong 100%
Pembangunan Gedung PAUD/TK Tidak
15
Ciptadi, Kepala Desa Ngeposari, 09 November 2016
16
Terlaksana Pengadaan Mebelair PAUD/TK Tidak
Terlaksana
2.
Program Peningkatan Sarana Kesehatan
Pembangunan MCK 100%
Pembangunan RTLH 100%
Sumber :RKPDes Ngeposari Tahun 2015 dan RKPDes Ngeposari Tahun
2016
D.1.2 Program Rencana Kerja Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, dan Provinsi 2015
Prioritas program kegiatan yang mendesak untuk dilaksanakan di tahun
2015 dalam skala desa, kabupaten dan provinsi di Desa Ngeposari adalah
[image:59.595.130.536.111.202.2]sebagai berikut :
Tabel 2.6
Program dan Tingkat Keberhasilan Pembangunan Skala Desa, Kabupaten, dan Provinsi 2015
No Program Jenis Kegiatan Tingkat
Keberhasilan 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 96% Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik
77%
Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Desa
96%
Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas
96%
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
100%
Penyediaan Peralatan dan Bahan Kebersihan Kantor
75%
Penyediaan Alat Tulis Kantor 93% Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
90%
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
90%
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
85%
Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-undangan 85% Penyediaan Bahan Logistik
Kantor
90%
Penyediaan Jasa
Administrasi/Teknik Perkantoran 95% 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Gedung Kantor 90%
Pengadaan Mebelair 80%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
70%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair 85% 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Desa
Absensi Perangkat Desa 95%
Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu 95% 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/SPJ
80%
LPPDesa 95%
Penyusunan Laporan Keuangan Semester 80% 5. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Penyusunan RPJMDes 75%
Penyusunan RKPDes 90%
Penyelenggaraan Forum Desa/Musdes 95% 6. Program Peningkatan Kapasitas BPD
Pembahasan Rancangan Perdes 90% Fasilitasi dan Monitoring
Pemilihan Kepala Desa
95% 7. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan
Dialog/Audensi Dengan Tokoh Masyarakat, Lembaga Desa, dan Orsos Masyarakat Lainnya
95%
Rapat Koordinasi Kepala Desa dan Perdes
90%
Koordinasi Dengan Pemerintah, Pemprov, Pemkab dan, Pem.Kecamatan 85% 8. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan
Penyusunan Raperdes Tentang APBDes
85%
Penyusunan Raperdes Tentang Perubahan APBDes
Keuangan Daerah Peningkatan Manajemen Aset/Barang Desa
Tidak Sesuai Target
Pengelolaan PBB 90%
Pengendalian Dan Pengelolaan APBDes 90% 9. Program Pengembangan Otonomi Desa
Pemeliharaan dan Penanganan Masalah Keamanan dan Ketertiban
90%
Penyusunan dan Monografi Desa dan Administrasi 1
95%
Pembinaan Administrasi Lembaga Desa 95% 10 Program Pengembangan Perdesaan
Pembinaan Perdesaan 95%
11. Program Peningkatan Kinerja Kelembagaan Desa
Perumusan Kebijakan di Bidang Pertanian
90%
Perumusan Kebijakan di Bidang Kebudayaan
90%
Perumusan Kebijakan di Bidang Pemuda
95%
Perumusan Kebijakan di Bidang Kesehatan
95%
Perumusan Kebijakan di Bidang Kesejahteraan Sosial
Tidak Sesuai Target
Pengelolaan PBB 90%
Pengendalian dan Pengelolaan APBDes 90% 12. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Desa
Pemilihan Kepala Desa 95%
Pengisian Perangkat Desa Tidak dilaksanakan Pelantikan Kepala Desa dan
Perangkat Desa 90% 13. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 95% 14. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
Pelatihan Keterampilan Manajemen dan Pendampingan Pengelolaan BUMDes
Tidak Terlaksana
Pengelolaan Pasar Desa 80%
15.
Program Peningkatan
Partisipasi
Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)
90%
Masyarakat Dalam Membangun Desa
Koordinasi dan Fasilitasi Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
95%
Pendataan Profil Desa 95%
16.
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
Pemdes
Pelatiham Aparatur Pemerintah Desa Dalam Bidang Pengelolaan
Keuangan Desa 90%
17.
Program Penanggulangan
Kemiskinan
Fasilitasi Pendataan RTLH
90% 18. Program Peningkatan Perempuan di Perdesaan
Pelatihan Pemberdayaan Perempuan, Organisasi PKK dan
Organisasi Wanita Lainnya. 95%
19
Program Pembangunan
Desa
Pembangunan Jalan Desa 95%
Pembangunan/Pengembangan Pasar Desa
90%
Pembangunan Infrastruktur Desa Lainnya
95%
Pembangunan/Penyediaan Air Bersih/Pipanisasi
80%
Pembangunan Jalan Usaha Tani 95% 20. Program Dari
Belanja Langsung
Penghasilan Tetap Kades dan Perangkat Desa
95%
Tunjangan BPD 95%
Blanja Infrastruktur Padukuhan 95%
Bantuan Semen Padukuhan 95%
Sumber : RKPDes Ngeposari Tahun 2015 dan RKPDes Ngeposari Tahun
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015 di Desa Ngeposari
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, dalam pengelolaan keuangan desa ada 5 tahap yang
harus di perhatikan dalam mengelola dana desa yakni tahap perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.
A.1.1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam
dalam pengelolaan keuangan desa, didalam suatu Pemerintahan Desa
perencanaan dalam pengelolaan keuangan desa sangat penting untuk
menghasilkan perencanaan keuangan yang baik. Untuk melihat Pemerintah
Desa