APLIKASI PENGOLAHAN DATA TRAFO
Bagian Distribusi
Di PT. PLN (Persero)
Purwakarta
KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja PraktekProgram Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Hartanto Hari Nugroho
10108519
Hary Subagja
10108528
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
LAMPIRAN E
LAMPIRAN F
G-1
LAMPIRAN G
CURRICULUM VITAE
I.
Personal Details
II.
Educational Background
III.
Organization Experiences
Specification Place Year
Ketua Osis SMP Seruni Putih, Jakarta 2003
Member of Himpunan Mahasiswa
Analyze and implement a network system Beginner Creating web (using macromedia dreamweaver application) Beginner
Windows Operating System Xp, Vista, Seven Intermediete Create a simulated network using Cisco packet tracer Intermediate Microsoft Office (Word, Excel, Power Point, Access , Visio) Intermediate
Name Hartanto Hari Nugroho
Place /Date of Birth Jakarta 07th Mei 1990
Address Perum Reni Jaya G 8/4 RT 001 RW 008 Kel. Pondok Petir Kec. Bojongsari Jawa Barat
Age 22
Religion Islam
Gender Male
Health 168 cm
Weight 52
Hobby Play Football, Browsing, Playing Game, & Travelling Phone Number 089655227700
Email hipster.antoey@gmail.com
Education Place Year
G-3
V.
Knowladge
Having knowledge Software
Having knowledge about Networking, Internet.
Having knowledge in Hardware, system installation, configuration and trouble shooting PC Hardware
I certify that answers given here are true and complete to the best of my knowledge.
Jakarta , 2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama : Hary Subagja Jenis Kelamin : Pria
Tempat, tanggal lahir : Purwakarta, 23 september 1989 Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa Tinggi, Berat : 160 cm, 50 kg
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Veteran Gg.Flamboyan No.42 RT37/04 Purwakarta No HP : 081912510889
Email : ibat_tea@rocketmail.com Hobi : Nonton, sepak bola. PENDIDIKAN
>>Formal
1996-2002 : SDN Umum,Darangdan 2002-2005 : SMPN 2, Purwakarta 2005-2008 : SMAN 1, Pasawahan
2008-Sekarang : Universitas Komputer Indonesia, Bandung
>>Non Formal -
Pengalaman Organisasi 2005-2006 : - 2006-2007 : -
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar benarnya.
Bandung, 19 Januari 2013
ii DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR... ….i
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3.1 Maksud ... 2
1.3.2 Tujuan... 2
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metode Penelitian ... 3
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 3
1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Sejarah Instansi ... 5
2.2 Visi Dan Misi Instansi ... 6
2.3 Logo Instansi ... 6
2.5 Wilayah Kerja Dan Front Liner ... 7
2.6 Potensi Dan Tantangan Ke Depan ... 7
2.6.1 Potensi ... 8
2.6.2 Tantangan ... 9
2.7 Strategi Dan Kebijakan Yang Inovatif... 9
2.7.1 Payment Point Online Bank (PPOB) ... 9
2.7.2 Layanan Penyambungan Baru/Perubahan Daya Melalui Jasa PT Pos ... 9
2.7.3 Tusbung Online... 9
2.7.4 Layanan Prepaid (=Prabayar, Masih Dalam Tahap Pilot Project) ... 10
2.7.5 Lending Working-Capital ... 10
2.7.6 Implementasi Teknologi Baru ... 10
2.8 Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) ... 10
2.8.1 Program Kemitraan ... 10
2.8.2 Program Bina Lingkungan (Community Development) ... 10
2.9 Landasan Teori ... 11
2.9.1 Pengertian Borland Delphi 7 ... 12
2.9.2 Kelebihan Borland Delphi 7 ... 12
2.9.3 Tampilan Aplikasi Borlan Delphi 7 ... 15
2.9.4 Pengertian Database ... 15
2.9.5 Beberapa Jenis Database ... 15
2.9.6 Bentuk Umum Database ... 15
2.9.7 Konfigurasi Database ... 15
iv
2.9.9 Tipe Data Pada Access ... 17
2.9.10 Beberapa Istilah Yang Terdapat Dalam Pengoperasian Access ... 17
2.9.11 Prosedur Pengoperasian Aplikasi Microsoft Access ... 18
2.9.12 Lembar Kerja Ms- Access ... 19
2.9.13 Pemodelan Terstruktur ... 19
2.9.14 Kelebihan Pemodelan Tersruktur ... 20
2.9.15 Kekurangan Pemodelan Tersruktur ... 20
2.9.16 Pengertian Analisis Sistem Terstruktur ... 21
2.9.17 Ciri-Ciri Utama Yang Mendukung Pendekatan Terstruktur ... 22
2.9.18 Alat dan Teknik Pengembangan Sistem ... 22
2.9.19 Alat-Alat Pengembangan Sistem Yang Berbentuk Diagram .... 22
2.9.20 Tujuan Pemodelan Terstruktur ... 22
2.9.21 DFD ... 23
2.9.22 Komponen Data Flow Diagram ... 23
2.9.23 Komponen Terminator / Entitas Luar ... 24
2.9.24 Komponen Proses ... 25
2.9.25 Komponen Data Store ... 25
2.9.26 Bentuk Data Flow Diagram ... 25
2.9.27 Syarat-Syarat Pembuatan Data Flow Diagram ... 26
2.9.28 Penggambaran Dfd ... 26
2.9.29 Pengertian Flowmap... 26
2.9.30 Jenis-Jenis Flowmap ... 26
BAB III PEMBAHASAN ... 28
3.1 Analisis Sistem ... 28
3.2 Analisis Sistem Yang Sedang Di Bangun ... 29
3.2.1 Proses Pengolahan Data Trafo ... 29
3.2.2 Flowmap Proses Pengolahan Data Trafo ... 29
3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 29
3.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 30
3.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 30
3.3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir ... 30
3.3.3.1 Fakta SDM ... 30
3.3.3.2 Kebutuhan Penggunaan SDM ... 31
3.4 Analisis Data ... 31
3.4.1 Entitas ... 31
3.4.2 Atribut ... 32
3.5 Diagram ERD ... 32
3.6 Kamus Data Diagram ERD ... 33
3.7 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 34
3.7.1 Diagram Konteks ... 34
3.7.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 34
3.7.3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 ... 36
3.7.4 Spesifikasi Proses... 38
3.7.5 Kamus Data ... 38
3.7.6 Struktur Tabel ... 38
3.8 Implementasi Program ... 39
vi
3.8.2 Perangkat Lunak ... 39
3.9 Perancangan Antar Muka ... 40
3.9.1 Tampilan Aplikasi Program Data Trafo ... 44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 45
4.1 Kesimpulan... 45
4.2 Saran ... 48
KATA PENGANTAR
Bismilahhirahmanirahmanirrahim,
Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktek Bagian Distribusi di PT. PLN (Persero) PURWAKARTA.
Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata Kuliah Kerja Praktek program studi Strata I pada jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dengan beban dua sks. Tidaklah mungkin laporan ini terselesaikan tanpa dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa atas terselesaikannya laporan ini, terutama kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran baik dalam pelaksaan Kerja Praktek maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek, Alhamdulillah.
2. Bapak Prof Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, Msc selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
3. Bapak Irawan Afrianto S.T, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Rani Susanto,S.Kom selaku dosen wali dan dosen pembimbing Kerja Praktek 5. Bapak Ano Suarno selaku Pembimbing kerja praktek di Perusahaan
6. Bapak Majuddin selaku koordinator perusahaan 7. Seluruh pegawai PT. PLN(persero) APJ Purwakarta
8. Seluruh keluarga kami terutama Orangtua, Kakak, dan Adik. 9. Teman-teman kelas IF-11.
Kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan keterbatasan, maka kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan hasil kerja praktek ini dapat lebih baik.
Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis.
49
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/38992473/Sejarah-Borland-Delphi
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2236444-pengertian-borland-delphi/
http://sandragirls.wordpress.com/2008/08/11/borland-delphi-7/
http://idahceris.wordpress.com/2012/01/17/pengertian-delphi/
http://lilaanyatia.blogspot.com/2012/09/pengertian-ms-access-microsoft-access.html
http://imopi.wordpress.com/2012/02/21/data-type-table-di-dalam-microsoft-access-2010/
http://dc119.4shared.com/doc/-fbfHkZC/preview.html
http://dendibatinova.wordpress.com/2011/10/24/perbedaan-pemrograman-berorientasi-objek-dan-terstruktur/
http://eziekim.wordpress.com/2011/11/08/perbedaan-antara-perancangan-terstruktur-dan-berorientasi-objek/
http://bagasirawanganteng.blogspot.com/2012/06/analisa-berbasis-objek-dan-terstruktur.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi menempati peranan utama dalam kehidupan masyarakat sekarang ini dan perkembangannya pun sangat pesat, karena dengan teknologi kita dapat mengolah dan mendapatkan informasi dengan cepat, tepat dan akurat. Dewasa ini sistem komputerisasi dapat memberi kemudahan dalam mencari informasi yang diinginkan, mengurangi terjadinya kesalahan (human error) yang disebabkan oleh kelalaian manusia dan keamanan data pun lebih terjamin. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, kebutuhan energi listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Begitu pentingnya listrik bagi kehidupan orang banyak, di satu sisi PT. PLN (Persero) Purwakarta bagian distribusi terus berusaha melakukan perbaikan dan pemeliharaan bukan hanya dari sisi teknis, namun juga non teknis yang diharapkan mampu membawa perusahaan ini ke arah yang lebih baik, yang pada akhirnya mampu memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.
Pada saat ini di PT. PLN (Persero) Purwakarta khususnya bagian distribusi dituntut untuk mengatur dan mengarahkan dengan berdaya upaya atas kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja agar mencapai hasil yang optimal dalam menyediakan energi listrik, dalam usahanya memberikan pelayanan pasokan energi listrik yang handal, PT. PLN (Persero) Purwakarta khususnya bagian distribusi secara prefentif melakukan pemeliharaan guna menekan terjadinya gangguan. Untuk itu PT. PLN (Persero) Purwakarta khususnya bagian distribusi yang bergerak dalam usaha penyediaan listrik sangat memperhatikan dalam hal pemasangan, pencabutan sampai gangguan mengenai penyulang pelistrikan dengan menyediakan data-data yang mendukung pemeliharaan penyulang, yaitu salah satunya pengolahan data trafo.
PT. PLN (Persero) Purwakarta khususnya bagian distribusi sampai saat ini dalam sistem pengolahan data trafonya masih di lakukan secara manual yaitu proses pencatatan datanya ke dalam buku besar dan menginputnya kedalam aplikasi microsoft excel sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam penyediaan informasi yang berupa laporan pengolahan data serta pencarian data yang di butuhkan oleh pihak yang bersangkutan.
2 1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu bagaimana membangun aplikasi pengolahan data trafo di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta .
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Maksud dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk membangun aplikasi pengolahan data trafo di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta . 1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membuat aplikasi pengolahan data trafo di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta adalah sebagai berikut :
1. Mempermudah pengolahan dan pencarian data trafo di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta
2. Mengurangi penumpukan arsip-arsip dan duplikasi data -data lama yang ada di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta
1.4 Batasan Masalah
Agar penulisan laporan kerja praktek ini terfokus pada masalah yang telah dirumuskan dan dapat dilakukan secara terarah, maka adapun batasan masalah sebagai berikut :
1. Data trafo yang telah diberikan oleh petugas bagian pendataan penyulang di inputkan kedalam aplikasi data trafo, data tafo ini di bagi menjadi dua yaitu :
1) beban trafo yang terdiri dari arus tegangan dan kapsitas daya
2) gardu trafo terdiri dari merk, no seri, tahun pembuatan, dan type gardu 2. Kedua data trafo yang di inputkan kemudian di proses ke aplikasi data trafo 3. Output data berupa laporan pengukuran beban trafo dan laporan data gardu trafo 4. Pemodelan data yang di gunakan pemodelan tersrtuktur berupa Data Flow Diagram
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian terdiri dari beberapa langkah, yaitu sebagai berikut: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut : 1. Studi Literatur
2. Studi Literatur adalah mengumpulkan data-data yang berbentuk file-file yang berkaitan dengan masalah yang di bahas.
3. Observasi
4. Mengamati secara langsung proses kerja proses kerja yang dilaksanakan di lapangan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti 5. Wawancara
6. Melakukan dialog (tanya jawab) secara langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk memberikan memberikan keterangan terhadap data yang dibutuhkan.
1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Metode yang di gunakan untuk pembangunan aplikasi pengolahan data trafo adalah metode waterfall (air terjun)
Metode pembangunan ini terdiri dari beberapa cara yaitu : 1. Analisis
4 2. Perancangan
Perancangan adalah tahapan penerjemahan dari data yang di analisis ke dalam bentuk yang mudah di mengerti oleh user.
3. Implementasi
Implementasi adalah tahap mengimplementasikan perangkat lunak yang akan dibuat perancangan membuat coding sesuai dengan yang telah di terapkan .
4. Pengujian
Pengujian dilakukan setelah perangkat lunak yang di buat selesai maka perangkat lunak akan di uji kelayakannya, apakah ssuai dengan permintaan yang diinginkan oleh pihak/user yang bersangkutan.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah dibuat dapat mengalami perubahan-perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kerja praktek ini terbagi kedalam IV BAB beserta pokok materinya, sebagai gambaran umum, sistematika penulisan laporan yang akan di tulis adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi permasalahan, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menjelaskan sejarah berdirinya perusahaan diPT. PLN (Persero) Purwakarta, tujuanberdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta landasan teori yang digunakan.
BAB III PEMBAHASAN
Isi dari bab ini adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Purwakarta,yang akan dijelaskan dalam beberapa tahap laporan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEJARAH INSTANSI
Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM).Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophuisen dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.
Setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942 - 1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha
Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa.Setelah Indonesia merdeka,
tahun 1957 menjadi awal penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia, 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959.
Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang.Pada tahun 1970-an dikeluark1970-an Peratur1970-an Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tent1970-ang Perusaha1970-an Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.
Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini.
2.2 VISI DAN MISI INSTANSI
2.2.1 Visi :
6 2.2.2 Misi :
Melayani dan memelihara pelistrikan bagi masyarakat sekitar.
2.3 LOGO INSTANSI
Gambar 2.1 Logo PT.PLN (Persero)
2.4 STRUKTUR ORGANISASI
2.5 WILAYAH KERJA & FRONT LINER
Luas wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (PLN DJBB) menjangkau lebih dari 42.196 km² yang meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, kecuali Tangerang.
Jumlah konsumen yang mencapai lebih dari 8,474 juta pelanggan, atau 22 % dari jumlah pelanggan PLN secara nasional, menjadikan PLN DJBB merupakan Unit PLN terbesar di Indonesia.
Wilayah dan beban kerja yang sedemikian besarnya, dikelola oleh Unit-unit Pelaksana Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan Area Pengatur Distribusi (APD), dengan komposisi sebagai berikut:
• Area Pelayanan Jaringan (APJ) : 16 Unit • Area Pengatur Distribusi (APD) : 1 Unit • Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) : 100 Unit
• Unit Pelayanan dan Jaringan Prima (UPJ Prima) : 7 Unit • Kantor Pelayanan (KP) : 191 KP
Adapun Unit-unit Pelaksana tersebut adalah : • APD Bandung
2.6 POTENSI DAN TANTANGAN KE DEPAN
2.6.1 Potensi
Di masa depan, perkembangan kelistrikan di Jawa Barat dan Banten diperkirakan masih akan terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini disebabkan besarnya potensi yang ada di Jawa Barat dan Banten khususnya, maupun potensi karena lingkungan nasional yang lebih kondusif, diantaranya :
Rasio Elektrifikasi yang relatif masih rendah (58%)
8 Posisi Jawa Barat dan Banten sebagai penyangga ibukota negara RI
Potensi alam sebagai modal pertumbuhan pariwisata daerah
Potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar, khususnya panas bumi dan air. Berkembangnya sektor Jasa dan Agrobisnis
Perkembangan daerah sejalan dengan kebijakan Otonomi Daerah
Minat Pemerintah Daerah untuk memberikan kontribusi di bidang Kelistrikan Perkembangan Teknologi, khususnya Teknologi Informasi dan komunikasi Dibangunnya beberapa unit pembangkit baru di Jawa Barat & banten Potensi pengembangan jaringan distribusi melalui jaringan 70 kV
Potensi excess power dari pelanggan besar yang memiliki pembangkit sendiri Potensi-potensi bisnis baru yang timbul dari telah adanya Jalan Tol Cipularang Peluang sinergi dengan BUMN lain (Bank, PT Pos, dll)
Peluang sinergi dengan Anak Perusahaan (Icon+, JP, dll) 2.6.2 Tantangan
Selain adanya potensi yang memberikan peluang pertumbuhan yang cukup optimis di masa depan, PLN DJBB menghadapi pula beberapa hal yang menjadi tantangan untuk diselesaikan atau bahkan untuk menciptakan peluang usaha baru bagi PLN DJBB. Adapun beberapa tantangan yang ada antara lain :
Adanya Visi 75 / 100 dan Visi Caang 2010, menuntut segenap jajaran PLN DJBB untuk bekerja lebih keras lagi untuk merealisasikannya di tengah keterbatasan finansial investasinya.
Kenyataan bahwa harga jual tenaga listrik lebih rendah dibandingkan dengan biaya pokok penyediaan tenaga listrik, menjadi tantangan tersendiri bagi PLN DJBB untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi
Pertumbuhan konsumsi energi listrik yang masih relatif tinggi di Jawa Barat & Banten menuntuk PLN DJBB untuk lebih antisipatif dan sistematis dalam penyiapan infrastruktur dan layanannya.
Adanya tren pelanggan besar untuk membangun pembangkit listrik sendiri, sehingga dalam jangka pendek mereka meminta untuk turun daya
Keterbatasan investasi untuk penyediaan listrik PLN, telah memunculkan keinginan beberapa pihak untuk membangun kawasan eksklusif penyediaan listriknya (seperti kasus Cikarang Listrindo)
Belum adanya Gardu Induk di kawasan Selatan Jawa Barat dan Banten yang mengakibatkan tegangan suplai ke pelanggan sangat drop.
Sangat besarnya beban kerja beberapa APJ (misal APJ Bekasi dan APJ Bogor), sehingga diperlukan pembentukan APJ-APJ baru.
Masih rendahnya rasio-rasio distribusi (misal ratio kVA trafo distribusi terhadap kVA trafo GI) yang menyebabkan timbulnya bottle-neck maupun rendahnya tingkat keandalan.
Kondisi eksternal yang sangat berpengaruh, misalnya kenaikan harga minyak dunia, instabilitas situasi politik daerah karena Pilkada atau lainnya, tingkat inflasi, kebijakan UMP, gejolak kurs valuta asing, masyarakat yang semakin kritis, dan sebagainya.
2.7 STRATEGI DAN KEBIJAKAN YANG INOVATIF
2.7.1 Payment Point Online Bank (PPOB)
Pada tahun 2007 di-launch sebuah kebijakan yang inovatif, yaitu Payment Point On-line Bank (PPOB). PPOB adalah sebuah layanan pelunasan rekening listrik secara online yang memanfaatkan infrastruktur milik Bank. Dengan demikian pelanggan dapat membayar di ATM maupun payment point mana pun dan kapanpun. Model ini berhasil pula memunculkan peluang usaha baru bagi masyarakat berupa usaha payment point. Di sisi PLN selain mendapat nilai tambah berupa revenue protection, namun juga sebuah efisiensi signifikan karena tidak perlu membangun infrastruktur online sendiri.
2.7.2 Layanan Penyambungan Baru / Perubahan Daya Melalui Jasa PT Pos
Sebuah kebijakan strategis inovatif lainnya adalah Sinergi dengan PT Pos dalam jasa layanan sambungan baru (PB) maupun perubahan daya (PD). Masyarakat kini dapat mengajukan permohonan PB / PD di kantor Pos secara transparan, mudah dan cepat. Kebijakan ini menuntut segenap jajaran PLN untuk lebih antisipatif dan responsif dalam layanan PB / PD.
2.7.3 Tusbung Online
Pelaksanaan pemutusan sementara kepada penunggak listrik secara online dan mobile. Pelanggan yang menunggak akan didatangi oleh petugas, dan dilakukan pemutusan, namun pelanggan tersebut dapat langsung membayar di lokasi serta langsung disambung kembali. Model ini lebih ditujukan pada pembudayaan membayar listrik tepat waktu.
2.7.4 Layanan Prepaid (=Prabayar, Masih dalam Tahap Pilot Project)
10 diistilahkan dengan token). Model ini cukup prospektif mengingat bahwa sistem ini akan membantu masyarakat kecil dalam pembayaran listriknya secara 'eceran'. Di sisi lain, sistem ini akan merangsang masyarakat dalam pembudayaan penghematan energi.
2.7.5 Lending Working-Capital
Sebuah peluang bagi pelanggan besar PLN DJBB untuk menjamin ketepatan waktu pelunasan tagihan listrik, tanpa dihantui denda keterlambatan. Yaitu dengan skema kerjasama segitiga : Pelanggan-Bank-PLN DJBB. Pihak Bank akan membantu menyediakan dana talangan untuk melinasi tagihan listrik pelanggan, dengan tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan denda keterlambatan PLN.
2.7.6 Implementasi Teknologi Baru
Mulai 2008 PLN DJBB akan banyak mengimplementasikan penerapan Teknologi Baru dalam operasionalnya. Teknologi baru tersebut dapat berupa teknologi informasi, otomasi, telekomunikasi, pemanfaatan GIS (Geographical Information System), pemulihan gangguan dan sebagainya.
2.8 PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL)
Sebagai tanggungjawab moral dan sosial Perusahaan kepada lingkungan, yang didorong oleh rasa kepedulian dan keinginan untuk terlibat aktif dalam membangun potensi sosial kemasyarakatan, maka PT PLN DJBB mengembangkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
2.8.1 Program Kemitraan
Program ini merupakan perwujudan nyata PLN DJBB untuk turut terlibat dalam pengembangan ekonomi rakyat, khususnya sektor usaha kecil dan menengah.Sejak digulirkan pada tahun 1992, PT PLN DJBB telah membina 2.460 Mitra Binaan Usaha Kecil dan Koperasi yang tersebar di seluruh Jawa Barat dan Banten, dengan total nilai Rp 15,71 milyar. Program Kemitraan ini berbentuk pinjaman lunak modal kerja dan investasi, pelatihan, pengembangan manajemen, promosi dan pemasaran.
2.8.2 Program Bina Lingkungan (Community Development)
Program ini sepenuhnya merupakan tanggungjawab moral dan sosial PLN DJBB dalam hal kepedulian sosial terhadap lingkungan dan masyarakatnya, sebagai wujud corporate social responsibility (CSR). Program ini diwujudkan dalam bentuk bantuan sosial untuk korban bencana alam, beasiswa untuk siswa / mahasiswa berprestasi tapi tidak mampu, bantuan untuk pembangunan fasilitas sosial-keagamaan, bantuan kepada anak cacat, pengobatan massal bagi keluarga kurang mampu, dan bentuk kepedulian sosial lain
2.9 LANDASAN TEORI
2.9.1 Pengertian Borland Delphi 7
dibagi dalam dua kelompok yaitu object dan bahasa pemrograman. Object adalah suatu komponen yang mempunyai bentuk fisik dan biasanya dapat dilihat. Object biasanya dipakai untuk melakukan tugas tertentu dan mempunyai batasan-batasan tertentu.
Sedangkan bahasa pemrograman dapat disebut sekumpulan teks yang mempunyai arti tertentu dan disusun dengan aturan tertentu untuk menjalankan tugas tertentu. Gabungan antara object dengan bahasa pemrograman sering disebut bahasa pemrograman berorientasi object.
IDE Delphi Merupakan lingkungan pemrograman terpadu yang terdapat dalam Delphi.Dengan IDE semua yang diperlukan dalam pengembangan, dalam kondisi normal, semuanya telah tersedia. Adapun bagian-bagian IDE Delphi yang biasa ditampilkan yaitu :
1) Jendela Utama
Di dalam jendela utama Delphi terdapat menu-menu sebagaimana menu aplikasi Windows umumnya, toolbar yang merupakan langkah cepat dari beberapa menu, dan component palette yaitu gudang komponen yang akan digunakan untuk membuat aplikasi
2) Object Treeview
Fasilitas ini berguna untuk menampilkan daftar komponen yang digunakan dalam pengembangan aplikasi sesuai dengan penempatannya.
3) Object Inspector
Object ini digunakan untuk mengatur properti dan event suatu komponen. Akan tetapi tidak dapat mengubah langsung properti-properti yang tidak ditampilkan kecuali melalui penulisan kode program.
4) Form Designer
Form adalah komponen utama dalam pengembangan aplikasi. Form designer adalah tempat melekatnya komponen yang lain, dengan arti lain tempat komponen-komponen lain diletakkan.
5) Code Editor, Explorer dan Component Diagram
Code Editor adalah tempat kode program yang diperlukan untuk mengatur tugas aplikasi ditulis. Code Explorer adalah fasilitas yang membantu penjelajahan kode program menjadi lebih mudah. Component Diagram adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat diagram komponen-komponen yang digunakan dalam aplikasi.
2.9.2 Kelebihan Borland Delphi 7
Berikut ini sebagian kecil dari banyak kelebihan Borland Delphi 7 :
12 diatur.Satu file .exe. Setelah program dirancang dalam IDE (Intergrated Development Environment) Delphi, Delphi akan mengkompilasinya menjadi sebuah file executable tunggal. Program yang dibuat dapat langsung didistribusikan dan dijalankan pada komputer lain tanpa perlu menyertakan file DLL dari luar.Ini merupakan sebuah kelebihan yang sangat berarti.Borland Delphi 7 hadir bersama Borland Kylix 3 yang berbasiskan Linux, sehingga memungkinkan programmer untuk membuat aplikasi multi-platform.
2.9.3 Tampilan Aplikasi Borlan Delphi 7
Gambar 2.3 Menubar dan Toolbar Delphi 7
Menubar dan Toolbar merupakan dua bagian yang biasanya terdapat pada aplikasi-aplikasi windows lain. Fungsi dari Menubar dan Toolbar ini relatif hampir sama dengan aplikasi window lain, sehingga secara explisit tidak akan dibahas dalam buku ini, melainkan hanya menubar yang biasa digunakan dalam pembuatan program.
Component Palette berisi kumpulan VCL (Visual Component Library) yang berguna dalam desain aplikasi.VCL merupakan pustaka untuk komponen visual, dimana dalam component palette dilambangkan dengan ikon yang merepresentasikan komponen tersebut.
Komponen-komponen VCL pada component palette dikelompokkan ke dalam tab-tab, sesuai dengan fungsinya, dengan maksud untuk memudahkan programmer dalam memilih komponen yang diinginkannya.
Gambar 2.5 Form Designer Delpi 7
Setiap aplikasi biasanya memiliki jendela atau background interface, yang dalam bahasa pemrograman Delphi atau bahkan dalam bahasa pemrograman lain yang berbasis visual, biasa disebut dengan Form. Form Designer berfungsi sebagai tempat untuk mendesain form untuk aplikasi yang akan kita buat, dan juga sebagai tempat untuk meletakkan komponen-komponen yang kita ambil dari component palette.
Form sendiri sebenarnya merupakan komponen di mana property-nya bisa diatur melalui object inspector layaknya komponen-komponen lain. Form bisa jadi merupakan bagian terpenting dari sebuah aplikasi, namun meskipun begitu, beberapa aplikasi ada yang tidak membutuhkan form sama sekali, seperti aplikasi untuk memonitor ketukan keyboard.
Gambar 2.6 Code Explorer Delphi 7
Code Explorer merupakan area di mana kita menuliskan kode program, posisinya secara default terletak dibelakang form. Untuk menampilkan code explorer di depan form, Anda bisa menggunakan tombol F12 pada keyboard.
14 sebuah fitur yang disebut dengan code completion. Sesuai dengan namanya, code completion berfungsi melengkapi kode yang kita tulis dalam bentuk pilihan/list dari code-code yang bisa kita gunakan, hal ini akan sangat membantu apabila kita lupa terhadap kode tertentu.
Code completion ini secara otomatis akan muncul ketika Anda menekan tombol titik pada keyboard, selain itu untuk menampilkan code completion ini, Anda juga bisa melakukannya dengan menekan kombinasi tombol Ctrl + Space secara bersamaan.
Disamping code completion, code explorer pada delphi juga dilengkapi dengan hint (layer berwarna kuning yang muncul ketika mouse didekatkan pada komponen tertentu). Hint ini, muncul ketika kita menggunakan procedure atau fungsi dan menekan tombol ( pada keyboard, pada hint tersebut akan muncul nama dan tipe data dari parameter yang digunakan atau informasi lain yang diperlukan.
Gambar 2.7 Object TreeView Delphi 7
Object TreeView adalah bagian yang berisi daftar komponen yang digunakan dalam designer. Dengan model tampilan bercabang, akan memudahkan kita dalam menunjuk komponen tertentu terutama jika aplikasi yang dibuat menggunakan banyak komponen.
Gambar 2.8 Object Inspector Delphi 7
menangani pemasukan kode pada kejadian tertentu dari suatu komponen, misalnya : kejadian ketika komponen button (tombol) diklik atau onClick.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, salah satu fungsi dari object inspector ini adalah untuk mengatur property dari komponen, pengaturan tersebut tidak akan disimpan pada file unit, melainkan akan disimpan pada file form.
2.9.4 Pengertian Database
Database adalah suatu kumpulan data-data yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk informasi yang sangat berguna. Database terbentuk dari sekelompok data-data yang memiliki jenis/sifat sama. Ambil contoh, data-data berupa nama-nama, kelas-kelas, alamat-alamat. Semua data tersebut dikumpulkan menjadi satu menjadi kelompok data baru, sebut saja sebagai data-data mahasiswa. Demikian juga, kumpulan dari data-data mahasiswa, data-data dosen, data-data keuangan dan lainnya dapat dikumpulkan lagi menjadi kelompok besar, misalkan data-data politeknik elektronika. Bahkan dalam perkembangannya, data-data tersebut dapat berbentuk berbagai macam data, misalkan dapat berupa program, lembaran-lembaran untuk entry (memasukkan) data, laporan-laporan. Kesemuanya itu dapat dikumpulkan menjadi satu yang disebut dengan database
2.9.5 Beberapa Jenis Database
Meskipun sebenarnya tujuan dari database tersebut sama, yaitu lebih mempermudah dalam pengolahan data, namun caranya ada berbagai macam. Macam dari database tersebut dapat dilihat dari bentuk konfigurasi sistemnya atau dari bentuk/isi dari database tersebut. Ada beberapa jenis dari database, mulai dari yang menggunakan text biasa, menggunakan exel, lotus, foxpro, dbase, paradoc, access, oracle, SQL dan banyak lagi. Masing-masing dapat berbeda dari sisi format datanya, fasilitas yang disediakan dan teknik pengolah databasenya (database engine).
2.9.6 Bentuk Umum Database
Seperti pada uraian-uraian sebelumnya, database terdiri dari kumpulan sekelompok data, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel. Data-data tersebut tersimpan dalam suatu file.
2.9.7 Konfigurasi Database
Selain ada beberapa jenis perbedaan database dilihat dari file-file database itu sendiri, database juga dibedakan dari susunan/konfigurasi dari sistem database. Yang terbanyak dapat dibagi menjadi tiga bagian.
2.9.8 Pengertian Microsoft Access
16 Tables : kumpulan data tentang subjek/topik tertentu yang disusun dalam bentuk kolom dan baris yang merupakan komponen utama dari sebuah database. Pada bidang perlombaan siswa misalnya : data lomba, informasi peserta, daftar perlombaan, jadwal lomba.
Queries : digunakan untuk mencari dan menampilkan data yg memenuhi syarat tertentu dari satu tabel / lebih
Forms : digunakan untuk menampilkan data, mengisi data dan mengubah data yg ada dalam tabel.
Reports : digunakn untuk menampilkan laporan hasil analisis data. Pages : digunakan untuk membuat halaman web
Macros : mengotomatisasi perintah2 yg sering digunakan dalam mengolah data. Modulus : digunakan untuk perancangan berbagai modul aplikasi pengolahan database.
2.9.9 Tipe Data Pada Access
Text type field adalah 65.535 karakter.
Number
Merupakan tipe data yang digunakan untuk menampung type data angka. Date/time
Jenis data yang disimpan adalah data tanggal dan waktu dengan besar memory 8 byte.
Currency
Merupakan tipe data yang digunakan untuk menyimpan angka dalam format mata uang. Besarnya memori penyimpanan adalah 4 byte.
Auto Number
Tipe data ini digunakan untuk memberikan penomoran secara otomatis (penambahan angka otomatis)
Yes/No
OLE Object
Tipe data ini dapat memuat gambar, grafis, video dan suara dengan ukuran maksimal 1 GB (batas atas Harddisk)
Hyperlink
Tipe data yang berisikan alamat hyperlink URL dengan panjang maksimal 64.000 karakter.
Lookup Wizard
Tipe data yang digunakan untuk menampilkan data dari tabel lain. Besar memori penyimpanan umumnya 4 byte.
2.9.10 Beberapa Istilah Yang Terdapat Dalam Pengoperasian Access
DATABASE
Merupakan kumpulan file-file yang saling berelasi sehingga membentuk bangunan data untuk menginformasikan data tertentu, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
FILE
Adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, attribute yang sama, namun berbeda data isi atau valuenya.
FIELD / ENTITY
Fields merupakan tempat dimana data atau informasi dalam kelompok yang sama atau sejenis dimasukkan. Field pada umumnya tersimpan dalam bentuk kolom dari sebuah tabel. Pada bidang perlombaan Misalnya field meliputi kode lomba, jenis lomba, no registrasi, kode lomba, tgl registrasi dst
RECORD
Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, nomor induk siswa, nama siswa, kelas
2.9.11 Prosedur Pengoperasian Aplikasi Microsoft Access
18 Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.9 Tampilan untuk memilih Program Ms-Access.
2.9.12 Lembar Kerja Ms- Access
Pada saat anda pertama kali menjalankan microsoft Access maka akan tampil kotak dialog dimana memungkinkan Anda dapat membuat data base baru dengan tiga cara :
1) Blank Access Database
2) Access database Wizards. Pages end Projects dan adalagi pilihan yang disediakan 3) Open Existing File.
Jika Anda tidak menginginkan tampilan Kotak Dialog pada saat pertama kali dijalankan program MS Access Anda dapat memilih perintah option pada menu tools dan matikan Check Box, Starup Dialog, pada tab Sheet View.
Pilihan Keterangan
Blank Access DataBase Digunakan untuk membuat data base baru yg masih kosong dan Anda dapat menambahkan Obyek tabel, query, Form, Report, dan Obyel lainnya Blank Data Access Page Dipakai untuk membuat data base baru
yang diberikan oleh MS Access secara bertahap
Project Existing Data Diapaki untuk membuat data base baru berdasarkan tuntunan yang diberikan oleh microsoft access
Open end existing file Dipakai untuk membuka file database yang telah dibuat sebelumnya
2.9.13 Pemodelan Terstruktur
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur. Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu:
Perancangan arsitektural; kita merancang struktur modul P/L dengam mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flowatau transaction flow), menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat.
Perancangan data; kita merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD).
Perancangan antarmuka; kita merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul.
20 2.9.14 Kelebihan Pemodelan Tersruktur
Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD
SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
2.9.15 Kekurangan Pemodelan Tersruktur
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
2.9.16 Pengertian Analisis Sistem Terstruktur
Definisi analisis sistem terstruktur adalah proses menguraikan sebuah program secara detail sehingga lebih mudah dipahami dan dapat di temukan sebuah solusi untuk memecahkan masalah suatu program.
Analisis Sistem Terstruktur adalah salah satu bentuk pendekatan formal yang pertama dalam sistem informasi. Analisis ini terfokus pada aliran data, proses bisnis dan perangkat lunak.
Analisis terstruktur adalah metode pemodelan klasik. Dimana analisis terstruktur ini merupakan aktifitas pembangunan model.
Ada beberapa pemodelan dalam analisis sistem terstruktur, diantaranya : Pemodelan Fungsional (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen – komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen – komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran.
Pemodelan Data (ERD)
ERD adalah suatu bentuk model yang menjelaskan hubungan antar data yang berada didalam suatu basis data berdasarkan hubungan relasi antar objek – objek dasar. ERD digunakan untuk memodelkan suatu struktur data dan menghubungkan antar data.
2.9.17Ciri-Ciri Utama Yang Mendukung Pendekatan Terstruktur
Ciri-ciri utama yang mendukung pendekatan terstruktur : memanfaatkan alat-alat pemodelan
menggunakan model untuk menjelaskan berbagai sistem, sub sistem untuk ditelaah dan dievaluasi oleh pelanggan dan pengembang (sebagai alat komunikasi, eksperimentasi atau prediksi) merancang berdasar modul
modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent
bekerja dengan pendekatan top-down
22 diuraikan sampai ke tingkat modul (rinci)
dilakukan secara iterasi
dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan
menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik kegiatan dilakukan secara paralel
pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara paralel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem
menggunakan CASE (Perangkat Lunak Pendukung Proses Pengembangan) dengan CASE (computer aided software engineering)
memungkinkan analis dapat membangun sistem dan menghasilkan executable secara otomatis
2.9.18 Alat dan Teknik Pengembangan Sistem
Alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa gambar atau diagram atau grafik agar lebih mudah dimengerti. Selain berbentuk gambar, alat yang digunakan juga tidak berupa gambar misalnya kamus data, struktur inggris, pseudocode atau formulir formulir untuk mencatat atau menyajikan data
2.9.19 Alat-Alat Pengembangan Sistem Yang Berbentuk Diagram
Diagram HIPO (Hierarchy plus Input-Proces-Output) Diagram aliran data (DFD/Data Flow diagram)
Diagram keterhubungan entitas (ERD/Entity Relationship Diagram) Diagram Perubahan status (STD/State Transition Diagram)
Structured Chart
Diagram SADT (Structured Analysis and Design Techniques) Diagram Warnier/Orr
Diagram Jakson’s
Diagram UML
2.9.20 Tujuan Pemodelan Terstruktur
2.9.21 DFD
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
2.9.22 Komponen Data Flow Diagram
Menurut Yourdan dan DeMarco
2.9.23 Komponen Terminator / Entitas Luar
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar (external entity).
Terdapat dua jenis terminator :
1. Terminator Sumber (source) : merupakan terminator yang menjadi sumber.
2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan data / informasi sistem
24 Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan, Dosen, Mahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :
1) Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data yang menghubungkan terminator dengan berbagai proses sistem, menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar.
2) Profesinal sistem tidak dapat mengubah isi atau cara kerja, organisasi, atau prosedur yang berkaitan dengan terminator.
3) Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain tidak digambarkan pada DFD.
2.9.24 Komponen Proses
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi output.
Proses diberi nama untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang sedang/akan dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan obyek), seperti Menghitung Gaji, Mencetak KRS,
Menghitung Jumlah SKS.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output :
1 Input & 1 Output 1 Input & Banyak Output
Banyak Input & 1 Output Banyak Input & Banyak Output
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses : Proses harus memiliki input dan output.
Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.
2.9.25 Komponen Data Store
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa.
Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku alamat, file folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai pengertian sebagai berikut :
Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses
Alur data ke data store yang berarti sebagai pengupdatean data, seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket data atau lebih
2.9.26 Bentuk Data Flow Diagram
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram alur data logika lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat di sistem.
1. Diagram Alur Data Fisik (DADF)
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem yang lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana proses-proses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk proses-proses manual.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan, DADF harus memuat :
Proses-proses manual juga digambarkan.
Nama dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja sistem.
Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
26 Proses harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang, departemen, sistem komputer, atau nama program komputer yang mengakses proses tersebut.
2. Diagram Alur Data Logika (DADL)
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.
2.9.27 Syarat-Syarat Pembuatan Data Flow Diagram
Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat pembutan DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
Pemberian nama untuk tiap komponen DFD Pemberian nomor pada komponen proses
Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika 2.9.28 Penggambaran Dfd
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah :
1) Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem. 2) Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar.
2.9.29 Pengertian Flowmap
Flowmap adalah penggambaran secara grafik darilangkah-langkah dan urut-urutanprosedur dari suatu program
2.9.30 Jenis-Jenis Flowmap
1) Flowmap Sistem
2) Flowmap Paperwork atau Flowmap Dokumen 3) Flowmap Skematik
2.9.31 Aturan Membuat Flowmap
Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan programer memerlukan beberapa tahapan, diantarnya :
1) Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2) Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3) Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4) Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan MENGHITUNG PAJAK PENJUALAN.
5) Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6) Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan system.
28
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ANALISIS MASALAH
Analisis perlu dilakukan pada sistem yang sedang di bangun sebelum melakukan perancangan sistem, dengan tujuan untuk mengevaluasi permasalahan serta hambatan-hambatan yang terjadi. Hasil dari analisis yang dilakukan terhadap sistem yang sedang di bangun memudahkan dalam melakukan perancangan sistem yang akan di buat.
Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang sedang di bangun di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta, terdapat masalah yang timbul terutama dalam beberapa proses diantaranya proses pengolahan data trafo.
3.2 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG DI BANGUN
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam suatu sistem untuk mengetahui apa saja yang harus diperbaiki di dalam suatu sistem tersebut.
3.2.1 Proses Pengolahan Data Trafo
Alur proses pengolahan data trafo di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta yang berjalan saat ini yaitu :
1. Pegawai menyerahkan lembar data trafo ke bagpenpe (bagian pendataan penyulang).
2. Bagpenpe menyalin data penyulang dari arsip berbentuk kertas ke dalam komputer berbentuk Exel.
3. Bagpenpe menyimpan data trafo.
4. Jika ada data trafo baru, penambahan atau pengecekan bagpenpe membuka data yang tercampur dengan data lain.
3.2.2 Flowmap Proses Pengolahan Data Trafo
Gambar 3.1 Flowmap proses pengolahan data trafo
3.3 ANALISIS KEBUTUHAN NON FUNGSIONAL
Ditujukan untuk mengetahui spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi non fungsional melibatkan beberapa kebutuhan diantaranya kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak dan user.
3.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang diperlukan adalah perangkat keras yang mampu mendukung perangkat lunak yang dibutuhkan agar dapat berjalan dengan baik. PT. PLN APJ PURWAKARTA memiliki perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut :
Processor : Intel Core 2 Duo @ 2,8 Ghz Harddisk : 80 GB
30 Monitor : 15”
Mouse dan keyboard
Perangkat keras yang ada di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta telah memenuhi standar untuk penerapan sistem yang akan dibangun
3.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Untuk mendukung dalam penyimpanan data, dibutuhkan suatu fasilitas yang memadai. Yaitu berupa perangkat lunak yang dirancang untuk memudahkan dalam pencarian informasi. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Operasi : Windows XP Professional SP2, Windows 7 , Windows Vista Tools : Borland Delphi 7
DBMS : Microsoft Acces 2002-2003
Berdasarkan analisis perangkat lunak yang dilakukan perangkat lunak yang dimiliki saat ini oleh PT. PLN APJ PURWAKARTA telah memenuhi standar penerapan sistem yang dibangun.
3.3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir
3.3.3.1 Fakta SDM
Fakta atau keadaan pegawai atau SDM yang ada di bagian distribusi PT. PLN (Persero)Purwakarta, saat ini dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Fakta SDM
No Jenis SDM Tanggung Jawab Tingkat Pendidikan
S1 1. Menguasai teknik mengetik dengan 10 jari 2. Mengenal aplikasi yang
3.3.3.2 Kebutuhan Penggunaan SDM
Kebutuhan pengguna untuk menjalankan sistem yang akan dibangun dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Kebutuhan pengguna SDM
No Jenis
2. Mengenal Aplikasi yang dibangun
Berdasarkan analisis karakteristik kebutuhan perangkat pikir yang ada di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta sudah memenuhi standar untuk mengelola dan menjalankan sistem yang dibangun.
3.4 ANALISIS DATA
Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami
3.4.1 Entitas
Entitas yang terdapat pada database trafo diantaranya adalah berikut : User
Entitas user dimaksudkan untuk user/administrator login kedalam Aplikasi data Trafo bagian distribusiPT. PLN (Persero) PURWAKARTA.
Beban trafo
Entitas Beban Trafo dimaksudkan untuk penyimpanan data perhitungan Trafo Gardu Trafo
Entitas Gardu Trafo dimaksudkan untuk penyimpanan data wilayah trafo. 3.4.2 Atribut
Atribut dari setiap entitas yang terdapat pada aplikasi data Trafo di bagian distribusi PT.PLN (Persero) Purwakarta adalah sebagai berikut :
User : user name, password
32
3.5 DIAGRAM ERD
Diagram ERD adalah diagram yang menggambarkan data dalam bentuk entitas yang saling berelasi dengan entitas lainnya.Gambar diagram E-R pada aplikasi data Trafo dapat dilihat sebagai berikut :
3.6 KAMUS DATA DIAGRAM ERD
Kamus data pada diagram ERD diatas dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Kamus Data
No Entitas Atribut
1. User Username password
2. Btrafo Nama Merk
Daya Terpakai Fase R
Fase S Fase T N(Netralisir) 3. Gtrafo Kode Gardu
Nama Gardu Type
Kapasitas Merk No Series
34
3.7 ANALISIS KEBUTUHAN FUNGSIONAL
Analisis kebutuhan fungsional digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja sistem yang akan dibangun
3.7.1 Diagram Konteks
Digram konteks atau sering disebut juga dengan model sistem fundamental merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah balon tunggal dengan data input output yang ditunjukan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.
Gambar 3.3 Diagram Konteks Aplikasi Pengolahan Data Trafo
3.7.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.
3.7.3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1
DFD level 1 Aplikasi Data Trafo menggambarkan proses-proses utama yang dilakukan oleh entitas-entitas yang terdapat dalam sistem. Proses-proses tersebut di antaranya adalah :
Login, yaitu proses yang harus dilakukan oleh user untuk melakukan pengolahan data Trafo PT. PLN APJ Purwakarta.
36 Gambar 3.5 DFD level 2 dari Aplikasi Pengolahan Data Trafo
2.1 Tampil
Melakuakn proses penampilan data Trafo pada APJ Purwakarta 2.2 Tambah
Melakuakn proses penambahan data Trafo pada APJ Purwakarta 2.3 Hapus
3.7.4 Spesifikasi Proses
Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan proses model aliran yang terdapat pada DFD. Spesifikasi proses dari DFD yang telah dibuat dapat dijelaskan pada table berikut :
Tabel 2.2 Spesifikasi Proses Data Trafo
Identifikasi
No Proses 1.0
Nama proses Login Trafo
Deskripsi User memasukan Username dan Password sebelum dapat menngunakan aplikasi ini
Input Username dan Password
Output Tampilan Utama
Logika Proses If ((Username!=username) and (password!=password)) begin
Deskripsi User akan melakukan proses pengolahan data Trafo
Input Data Trafo
Output Laporan Trafo
Logika Proses
Identifikasi
38 Nama proses Laporan Trafo
Deskripsi User bisa melihat hasil dari proses pengolahan aplikasi ini.
Input Data Trafo
Output Laporan Trafo
Logika Proses
3.7.5 Kamus Data
Data yang mengalir pada sistem dari satu proses ke proses yang lain dapat diuraikan sebagai berikut :
Data Trafo : Beban Trafo, Gardu Trafo
Beban Trafo : Nama, Merk, Daya Terpakai, Fase R, Fase S, Fase T, N(Netralisir) Gardu Trafo : Kode Gardu, Nama Gardu, Type, Kapasitas, Merk, No Series, Tahun Pembuatan, Kode Penyulang, Gardu Induk, Wilayah Kerja
3.7.6 Struktur Tabel
Tabel 2.3 Tabel Beban Trafo
Nama Field Type Length keterangan
Nama Text 20 Primary key
Merk Text 15
Daya
Terpakai
Text 10
Fase R Text 10
Fase S Text 10
Fase T Text 10
3.8 IMPLEMENTASI PROGRAM
3.8.1 Perangkat Keras
Berdasarkan hasil observasi spesifikasi perangkat keras dan sistem operasi yang masih digunakan saat ini di bagian distribusi PT. PLN (Persero) Purwakarta adalah sebagai berikut :
Processor : Intel Core 2 duo 2.8 GHz Memory : 512 Mb
Harddisk : 80 Gb Monitor : 15’
Spesifikasi perangkat keras yang ada, sudah mencukupi untuk menjalankan aplikasi ini. 3.8.2 Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini adalah Borland delphi 7 sebagai tool pembangunnya dan pascal sebagai bahasa pembangunnya ,dan perangkat pendukung nya adalah sebagai berikut :
Sistem Operasi Windows XP, Vista dan Seven Microsoft Acces 2003 sebagai database
40
3.9
PERANCANGAN ANTARMUKA
3.9.1 Tampilan Aplikasi Program Data Trafo
Gambar 3.6 Tampilan Login Aplikasi Pengolahan Data Trafo
Gambar 3.7 Tampilan Menu Utama
Gambar 3.9 Tampilan Inputan Pengukuran Beban Trafo
Gambar 4.0 Tampilan Hasil Inputan Pengukuran Beban Trafo Yang Di Inputkan
Gambar 4.1 Tampilan Untuk Mengedit Data Pengukuran Data Beban Trafo
42 Gambar 4.3 Tampilan Untuk Mencari Data Pengukuran Data Trafo
Gambar 4.4 Tampilan Laporan Pengukuran Data Beban Trafo
Gambar 4.5 Tampilan Form Untuk Menginputkan Data Gardu Trafo
Gambar 4.7 Tampilan Hasil Inputan Data Gardu Trafo
Gambar 4.8 Tampilan Untuk Mengedit Data Gardu Trafo
Gambar 4.9 Tampilan Untuk Menghapus Data Gardu Trafo
45
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Aplikasi pengolahan data trafo ini dapat membantu pengolahan data di PT. PLN (Persero) Purwakarta bagian distribusi.
2. Aplikasi ini dapat mengurangi penumpukan arsip. 4.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan kinerja dari aplikasi pengolahan data ini beberapa saran dapat dijadikan pertimbangan, yaitu :
1. Untuk pengembangan lebih lanjut aplikasi ini tidak hanya sebatas aplikasi pengolahan data biasa saja, akan tetapi bisa dikembangkan ke dalam aplikasi yang lebih luas jangkauannya.