DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mahmud, MBA. 2004. Manajemen Keuangan. BPFE Fakultas Ekonomi UGM: Yogyakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, Ami Dilham. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. USU Press: Medan.
Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Penduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Grasindo: Jakarta.
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kas
a. Pengertian Kas
Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang
dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau
deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang dimiliki perusahaan yang
bersifat sangat likuid (misalnya emas ). Kas perusahaan merupakan elemen yang
penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena itu, manajemen kas
yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan sepanjang
tahun. Aggaran kas merupakan pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu
yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana
pembelian dan penjualan ataupun aktivitas lainnya. Arti pentingnya anggaran kas
bagi perusahaan agar manajer keuangan dapat mengetahui posisi keuangan pada
waktu tertentu beserta sebab- sebab perubahan yang terjadi.
Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan
perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik
sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun
ia menghasilkan profit. Karena situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian
membutuhkan pengelolaan kas yang baik, Perencanaan kas yang baik akan dapat
Pada dasarnya, adanya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangkan risiko dana imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Jika terlalu sedikit kas yang diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Namun jika terlalu banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency. Kas yang cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan memenuhi segala pengeluaran yang dibutuhkan. Kas yang cukup artinya cadangan kas dipelihara pada titik minimum sehingga tidak terlalu banyak cash yang idle dan justru bisa mendatangkan potensi keuntungan jika diinvestasikan pada instrumen investasi. Maulya, SE Kepala Seksi Keuangan dan Personalia PT. WIKA Beton mengatakan betapa pentingnya manajemen yang baik atas kas perusahaan, karena kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi tingkat kedudukannya dan diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari, tetapi di lain pihak kas merupakan elemen modal kerja yang kurang produktif, apabila menahannya terlalu besar mengandung resiko. Oleh karena itu manajemen kas yang efektif sangat diperlukan agar resiko dapat diperkecil tanpa pengorbanan likuiditas. Menahan uang tunai tidak terlepas pula dari resiko. Resiko tersebut yang terpenting adalah berasal dari turunnya nilai tukar uang tersebut, serta baik nilai tukar terhadap barang dan jasa, maupun nilai tukar terhadap valuta asing.
kerugian atas pembayaran bunga. Selain itu jika masih memungkinkan kekurangan kas tersebut ditutupi dengan menjual surat berharga yang dimiliki daripada mengeluarkan surat utang.
b. Motif Perusahaan Memiliki Kas
Pengelolaan kas merupakan fungsi keuangan yang vital dan mendasar dalam sebuah perusahaan. Hal ini berperan dalam perencanaan dan pengendaliaan kas, karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya jumlah kas yang diperlukan setiap saat. Menurut Syahyunan ( 2004: 50 ) ada beberapa motif ( dorongan ) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan- dorongan inilah yang menentukan berapa jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif- motif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motif Transaksi
Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai membiayai kegiatannya sehari- hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga- Jaga
Motif berjaga- jaga dimaksudkan untuk berjaga- jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tadak jelas kapan terjadinya, (misalnya kebakaran, kecelakaan).
3. Motif Spekulatif
dimilikinya untuk diinvestasika pada sekuritas ( saham dan obligasi ) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik. 4. Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di rekeningnya.
Dari jenis- jenis motif tersebut diatas, PT. WIKA Beton hanya memakai motif transaksi dan motif berjaga- jaga dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari- hari. Motif transaksi ini berhubungan dengan pembayaran gaji atau upah karyawan perusahaan, sedangkan untuk motif berjaga- jaga yaitu PT. WIKA Beton menyediakan dana untuk hal- hal yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya, misalnya terjadinya kebakaran kantor atau pabrik WIKA Beton, serta terjadinya kecelakan mobil yang dimiliki perusahaan. Sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer kauangan.
Fungsi utama manajemen kas adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan kas dengan berbagai cara agar penggunaannya maksimum, oleh karena itu manajemen kas yang efektif yang dilakukan oleh PT. WIKA Beton dapat mendorong peningkatan laba investasi (ROI) dengan cara :
1. Meningkatkan kontribusi laba dari kas.
c. Tekhnik Manajemen Kas
Ir. Irwandi selaku Pimpinan PT. WIKA Beton mengatakan, perusahan menggunakan berbagai peyelesaian keuangan dengan tekhnik manajemen kas sehingga menambah tabungan. Teknik tersebut bertujuan meminimalkan pembiayaan perusahaan dengan mengambil keuntungan dari ketidaksempurnaan sistem penagihan dan pembayaran. Prosedur ini memiliki keuntungan dari adanya ”Float” dalam sistem penagihan dan pembayaran.
Float dalam pengertiaan umum berkaitan dengan dana yang telah dikirim oleh pembayar (perusahaana atau perorangan) tetapi belum dalam bentuk yang dapat dibelanjakan oleh penerima (perusahaan atau peroranngan). Misalnya float yang terjadi pada perbedaan antara saldo uang di bank menurut pembukuan perusahaan dan saldo menurut rekening koran di bank. Pada umumnya saldo rekening koran akan lebh besar daripada saldo menurut pembukuan deposan (perusahaan ). Hal ini terjadi karena ada sejumlah cek atau giro yang sudah dikeluarkan perusahaan tapi belum diuangkan di bank.
Ir. Irwandi ( Pimpinan PT. WIKA Beton) juga menambahkan ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas yaitu sebagai berikut:
1) Mempercepat pemasukan kas , menaikkan ketersediaan dari pada kas (daripada kas dipegang oleh perusahaan lain lebih baik dipegang dan dikelola oleh manajer keuangan).
B. Analisis Laporan Arus Kas PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan a. Pengertian Arus Kas
Salah satu tujuan kegiatan perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunaklan untuk membiayai kegiatan- kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi. Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan dan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pinjaman bank. Penggunaan sumber dana dari pihak luar ini menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang saham karena menggunakan dana internal. Oleh karena itu perusahaan mampu menyeimbangkan kinerja likuiditas dan profitabilitas.
b.
Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan1. Sumber Kas PT. WIKA Beton
Sumber Kas yang Berasal dari Kegiatan Operasional
1) Laba Bersih
Laba bersih merupakan sumber dana bagi perusahaan karena laba bersih ditambah dengan depresiasi merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan operasi perusahaan.
LABA 2007 LABA 2008 KENAIKAN
Rp.11.194.316.441 Rp.20.435.070.000 Rp. 9.240.653.5559
Dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan laba PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I yaitu sebesar Rp. 9.240.653.559 yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri.
2) Penyusutan
Penyusutan merupakan kas yang tidak dibayarkan dengan kas, tetapi mengurangi jumla laba atau menambah rugi yang diperoleh penyusutan untuk mengurangi nilai buku dari aktiva tetap sesuai dengan pengurangannya karena aktiva tetap pada waktunya harus diganti tetapi mengakibatkan adanya sesuatu pengeluaran uang karena pengeluaran telah dilakukan sekaligus pada waktu pembelian aktiva tetap, maka penyusutan hanya mengurangi jumlah bersih sebagai dana.
2007 2008 Kenaikan
Dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan beban penyusutan pada PT. WIKA Beton sebesar Rp. 20.762.167. Kenaikan beban penyusutan ini merupakan sumber pendapatan bagi PT. WIKA Beton.
Sumber Kas yang berasal dari kegiatan investasi
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 – 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat – aset investasi.
Sumber Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 – 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam jangka panjang.
2. Penggunaan Kas Perusahaan Pada Periode 2007-2008 a) Kenaikan Persediaan
2007 2008 PERUBAHAN
WIKA Beton menggunakan sebagian dananya ( kasnya ) untuk menambah persediaan barang jadi.
b) Kenaikan Piutang Usaha
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 22.523.761.747 Rp. 32.825.493.602 Rp. 10.292.731.855
Jumlah Kenaikan piutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I medan yaitu sebesar Rp. 10.292.731.855, hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagiaan kasnya untuk menambah penjualan secara kredit.
c) Kenaikan Biaya Distribusi Akan Dibayar Dimuka
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 511.275.437 Rp. 1.276.589.900 Rp. 765.314.463
Dapat dilihat bahwasanya Kenaikan biaya distribusi akan dibayar dimuka yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu sebesar Rp. 304.901.394. hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagian uangnya (kasnya) untuk membayar biaya distribusi.
d) Penurunan Hutamg Usaha
2007 2008 PERUBAHAN
Dapat kita lihat bahwasanya hutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu mengalami penurunan sebesar Rp. (304.901.394). Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagian dananya (ksanya) untuk membayar hutang usahanya yang berhibungan de4ngan kegiatan operasionalnya.
e) Penurunan Hutang PPH Pasal 21 & 23
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 56.712.943 Rp. 14.559.511 Rp. (42.153.432)
Dapat kita lihat bahwasanya PT. WIKA Beton menggunakan sebagian dananya (ksanya) untuk membayar hutang pph 21 & 23, sebesar RP. -42.153.432
Penggunaan Kas untuk Aktivitas Inventasi
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 – 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat – aset investasi.
Penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
C. Analisis Rasio Keuangan
Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya :
1. Analisis horizontal/trend analysisi, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu.
2. Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara assets turnover dan profit margin. ( Situmorang, Syafrizal Helmi, Ami Dilham : 2007).
1. Capital Work
Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. 2. Current Ratio
Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
3. Cash Ratio
Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan efek yang segera harus dituangkan.
5. Kapasitas Kas
Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan.
6. Working capital to Assets Ratio
Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva.
7. Debt Ratio
Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva.
RASIO LIKUIDITAS
1. Rasio Lancar ( Carrent Ratio )
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 99,95% Rp. 99,99% Rp. 0,04
Current ratio yang dimilik PT. WIKA Beton pada tahun 2007 sebesar Rp. 99,95%, ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0.99 Aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008 rasio lancar yaitu sebesar Rp. 99, 99 % ini artinya setiap hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,99 aktiva lancar.
2. Rasio Cepat ( Cuick Ratio)
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 63,6% Rp. 53,77% Rp. (9,83)
Rasio cepat yang dimiliki PT. Wika Beton pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 66,6%. Sedangkan rasii cepat tahun 2008 sebesar Rp. 53,77. hal ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,53 aktiva lancar yang paling lancar.
3. Rasio Kas ( Cash Ratio)
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 2,88% Rp. 1,6% Rp. (1,28)
RASIO LEVERAGE
1. Rasio Hutang atas Aktiva
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 100% Rp. 100% _
Rasio ini disebut juga dengan Debt Ratio yang menunjukkan perbandingan besarnya jumlah hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahan pada periode tertentu. Pada tahun 2007 ini menunjukkan hasil 100%, yang artinya setaip rp. 1 hutang dapat ditutupi dengan aktiva sebesar Rp. 1%. Sedangkan tahun 2008 yaitu hasilnya sama, sebesar Rp. 100%.
2. Rasio Hutang atas Modal
2007 2008 PERUBAHAN
Rp. 100% Rp. 100% _
Berbeda dengan rasio- rasio sebelumnya, yang mengharapkan angka rasio yang kecil. Semakin rendah iniberarti semakin baik kinerja perusahaan untuk melunasi hutang- hutangnya. Debt To Equity Ratio pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 100%. Sedangkan pada tahun 2008 hasilnya adalah sama yaitu 100%.
RASIO AKTIVITAS
1. Total Asset Turn Over
2007 2008 PERUBAHAN
Perputaran total aktiva pada tahun 207 sebesar 1,43 kali, yang artinya dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 1,43 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 besarnya Perputaran total aktiva yaitu sebesar 2,25 kali ini berarti dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 2,25 kali dalam satu tahun.
Perputaran total aktiva pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 0,82 kali. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar dibandingtkan pada tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan, hal ini menunjukkan keamampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola jumlah seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan.
2. Average Collection Periode
2007 2008 PERUBAHAN
59,95 hari 65,5 hari 5,55 hari
Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton yaitu, pada tahun 2007 berjumlah 59,95 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 59,95 hari dalam satu periode. Sedangkan pada tahun 2008 rata- rata Rata- rata hari pengumpulan piutang yaitu berjumlah 65,5 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 65,5 hari dalam satu periode tertentu.
pengumpulan piutang pada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu jumlah piutang perusahan pada tahun 2008 lebih besar dibanding dengan tahun 2007. peningkatan ini menunjukkan semakin efektifnya pengelolan dana dana yang berada diluar perusahaan (piutang) untuik kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas.
3. Fixed Assets Turn Over
2007 2008 PERUBAHAN
3,58 kali 14 kali 10,42 kali
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2007 sebesar 3,58 kali, ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 3,58 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 Perputaran aktiva tetap yaitu sebesar 14 kali, hal ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 14 kali dalam satu tahun.
RASIO PROFITABILITAS
1. Net Profit Margin
2007 2008 PERUBAHAN
8,9% 10,2 % 1,3%
Margin laba bersih perusahan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,9%, ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,089 laba bersih sesudah bunga dan pajak. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,2% ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba bersih sesudah bunga dan pajak
Jumlah laba bersih yang dimiliki PT. WIKA Beton pada tahun 2008 mengalami kenaikan (lebih besar) bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebelumnya. Dengan memperoleh laba yang lebih besar pada thun 2008 ini menunjukkan semakin baiknya kemampuan perusahaan untuk bereproduksi secara efisien sehingga laba bersih sesudah bunga dan pajak yang dihasilkan tahun 2008 semakin besar.
2. Gross Profit Margin
2007 2008 PERUBAHAN
8,9% 10,3% 1,8%
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Perlu diketahui Arus kas merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang. Kinerja tersebut terutama dapat dilihat dari laba yang dapat menentukan besarnya deviden bagi pemegang saham. Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. WIKA Beton WP I Sumatera Utara maka penulis akan memberikan kesimpulan terhadap manajemen kas yang ada pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah penjualan I Sumtera Utara yaitu:
1. Manajemen kas yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton Sumatera Utara sudah bagus atau benar. Hal ini dapat dilihat dari laporan Keuangan yang disajikan oleh perusahaan yaitu terdiri dari : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (cash flow). Misalnya, dilihat dari posisi kas perusahaan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan sebesar Rp.1.788.300. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak mau dananya (kasnya) ada yang menganggur (tidak produktif).
B. Saran
Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara, maka penulis ingin memberikan saran. Adapun saran dan masukan yang dapat saya berikan pada akhir bab ini yaitu:
a. Kepada PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara penulis menyarankan agar kualitas produk yang dihasilkan agar tetap terjaga dan terus maju serta sukses baik dalam pasar negeri maupun pasar luar negeri.
b. Pengelolaan (manajemen) atas keuangan PT. WIKA Beton khususnya akun kas perusahaan harus tetap di jaga dalam posisi yang aman.
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )
PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak
PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, WIKA yang didirikan pada tahun 1960 memulai
kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan Industri Beton
Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang
Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.
PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di
Jakarta berdasarkan akta pendirian dari Notaris Imas Fatimah, SH nomor 44 tanggal
11 Maret 1997. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak di
tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan.
Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut
untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya
proyek-proyek infrastuktur lain.
Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang
beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk
lainnya seperti bantalan, bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa,
dinding penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang
diimplementasikan untuk berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada
1974
»
Pembentukan Divisi Perdagangan yang
merupakan cikal bakal dari Perseroan.
1978
» Berawal dari rekayasa panel beton, di
bawah pengelolaan Divisi Perdagangan
mulai mendapatkan peluang pada
proyek Rumah Sederhana Perumnas
1979
» Diadakan percobaan pembuatan
komponen beton pracetak untuk rumah
susun Perumnas diantaranya di rumah
susun Tanah Abang, Klender,
Palembang, Makassar dan lain-lain di
Jabotabek.
» Divisi Perdagangan dikembangkan
menjadi Divisi Perdagangan dan
Industri (DPI)
» DPI merintis rekayasa Tiang Listrik
Beton yang diproduksi dengan sistem
sentrifugal menghasilkan bentuk bulat
berongga dan tirus
»
Penggunaan sistem beton pracetak
pertama kali untuk Bank Dagang
Negara (BDN) Tower di Jakata.
1986
1980
»Pemecahan Divisi Perdagangan dan
Industri menjadi Divisi Perdagangan
dan Divisi Produk Beton dan Metal.
»Pembangunan pabrik pertama yang
berlokasi di Cileungsi, Bogor
»Dibangun 3 (tiga) pabrik baru di daerah
Kejapanan Pasuruan, Mojosongo
Boyolali dan Jatilawang Purwokerto
1983
»Dirintis rekayasa tiang pancang
prategang bulat berongga
»Mulai direkomendasikannya bantalan
jalan rel yang terbuat dari pra cetak
untuk menggantikan bantalan jalan rel
yang terbuat dari kayu setelah lolos
dalam pengujian uji konstruksi di
Serpong dan test track di Bandung.
1984
»Mulai dibangun pabrik baru di Jimbaran
Baliuntuk memenuhi kebutuhan di Bali,
NTT dan NTB
1985
»Dikembangkan rekayasa tiang beton
transmisi 150 kv dan berhasil dapat
digunakan untuk jaringan transmisi 150
kv di Bali.
»
Penggunaan sistem beton pracetak
pertama kali untuk Bank Dagang
1986
»
Mulai memproduksi komponen beton pracetak untuk
irigasi dan drainase, fence, catenary poles.
1987
» Pemecahan Divisi Produk Beton dan Metal menjadi
Divisi Komponen Konstruksi Beton dan Divisi
Perlengkapan Industri.
1988
» Mulai memproduksi I-section bridge girder.
1990
»
Perubahan nama Divisi Komponen Konstruksi
menjadi Divisi Produk Beton.
»
Mulai memproduksi bridge voided-slab.
1991
»
Mulai memproduksi sheet pile.
1994
» Mulai memproduksi sheet pile
corrugated type.
element for railway bridge, foot
way component for steel truss
bridge dan water control gate
structure elements.
1997
» Pembentukan Perseroan sebagai
Anak Perusahaan PT Wijaya
B. Jenis Usaha
Berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, WIKA
berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu
usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti. Di bidang konstruksi,
proyek dengan berbagai skala maupun berteknologi baru berhasil diselesaikan, yang
meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur, makanikal, elektrikal, maupun tata
lingkungan. Di bidang industri, WIKA berhasil mengembangkan produk-produk yang
sangat kompetitif di pasar.
WIKA Beton mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk
berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang
mandiri. Setelah pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah Divisi produk
beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan PT WIIKA In-trade yang
awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta PT WIKA Realty yang
awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000.
WIKA Beton dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, selain Tiang Listrik
prategang berpenampang H dikembangkan pula Tiang Listrik Bulat Berongga dengan
sistem sentrifugal. Sistem sentrifugal ini pada perkembangannya digunakan juga
untuk produksi produk tiang beton lainnya termasuk Tiang Pancang. Disamping itu,
WIKA Beton juga mengembangkan produk – produk beton pracetak lain seperti
Balok Jembatan, Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain – lain.
Dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan usaha beton pracetak, maka
profesional dalam melayani dan menjaga kepuasan pelanggan.
Hasil produksi dari PT. Wijaya Kara Beton adalah :
1. Tiang listrik Beton
Bentuk bulat berrongga dan tirus type 9m/ 100 m, 9 m/ 200 m dan 11 m/ 200 untuk
lokasi pemasangan dengan tingkat kesulitan yang tinggi yang diproduksi dengan
sistem sentrifugal, Tiang Telefon serta Tiang Listrik Jalan Raya.
2. Tiang Pancang Beton ( TPB )
Tiang Pancang Beton ini disebut juga sebagai tiang pancang pra tegang bulat
berrongga.
3. Komponen Jembatan dan Dermage ( KJD )
4. Bantalan Beton Prategang
Bantalan Beton Prategang ini disebut juga Bantalan Jalan Rel yang terdiri dari BJR
Kereta Api dan BJR Lorry.
5. Sheet Pile Beton
Produk ini dipakai sebagai penahan pinggiran sungai ataupun bendungan.
6. Komponen Pracetak Lainnya.
7. Panel atau Pagar Beton.
8. Jasa Angkutan dan Pemasangan.
Struktur organisasi perusahaan mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh
untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, fasilitas lainnya yang
terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan
ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Bentuk organisasi yang digunakan oleh
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijaksanaan perusahaan dalam
mengorganisir bawahannya, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan terlebih
dahulu di tetapkan bentuk organisasi yang akan ditetapkan dengan keahliannya.
Struktur organisasi perusahaan yang berlaku pada PT. Wijaya Kara Beton
Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara adalah berbentuk garis lurus, dimana
terdapat fungsi staff sebagai pembantu pimpinan dan bertanggung jawab kepada
pimpinan serta adanya wewenang dan tanggung jawab yang mengalir dalam satu
garis lurus dan masing- masing Kasi atau Kepala Seksi bertanggung jawab atas
bagian yang ada dibawahnya. Adapun struktur organisasi PT. Wijaya Karya Beton
Gambar. 2.1
Struktur Organisasi Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Sumatera Utara Kasi Perencanaan
Evalusi & Mutu
Pelaksana Utama Adm. Penjualan
Sales Enggineer
Kasi Keuangan Dan Personalia
Adm. Distribusi
Kasir & Sekretariat Adm. Keuangan &
Avaluasi dan
Adm. Proyek
Pelaksana Perencanaan dan
Pengendalian
Pusat Pengendalian Dokumen
Pelaksana Distribusi
Akuntansi Personalia
D. Job Description PT WIKA BetonWilayah Penjualan I Sumatera Utara
1. Manajer Wilayah Penjualan I
a. Menjamin bahwa manajemen mutu dan kebijakan mutu perusahaan di
pahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh pegawai di
PPU yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Menjabarkan atau menjelaskan sistem manajemen mutu yang terkait
dengan unit kerjanya dan kebijakan mutu perusahaan kepada seluruh
pegawai yang berada di bawah tanggung jawabnya.
c. Merumuskan rencana mutu (quality plan) sesuai dengan persyaratan
kontrak atau sistem produksi dan sistem manajemen mutu, serta
merekomendasikan kepada Direksi.
d. Melaksanakn produksi / penyerahan atas produksi yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai persyaratan debitur atau kontrak dan sistem produksi
yang diberlakukan perusahaan.
e. Merumuskan uraian tugas, persyaratan jabatan (uraian jabatan) di unit
kerjanya dan merekomendasikan kepada Direksi.
f. Memimpin pertemuan di tingkat PPU secara bersekala sekurang-
kurangnya diadakan satu kali dalam tiga bulan untuk meninjau efektifitas
dan efisiensi penerapan sistem manajemen mutu.
g. Mengusulkan kemungkinan perubahan atau penyesuaian isi elemen sistem
manajemen mutu yang menjadi tanggung jawabnya.
h. Melaksanakan tertib administrasi mutu unit kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
i. Melaksanakan penyimpanan rekaman mutu unit kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.
j. Melaksanakan kegiatan rutin di unit kerja yang dipimpinnya sebagaimana
yang ditetapkan dalam surat keputusan direksi tentang susunan organisasi
2. Kepala Seksi Keuangan dan Personalia
a. Menyusun konsep rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) bidang
Keuangan dan Personalia.
b. Merangkum konsep RKAP dari para Kepala Seksi dan Pelaksana Utama
menjadi RKAP Wilayah Penjualan, serta mengusulkan persetujuan
Manajer Wilayah Penjualan.
c. Menyusun rencana arus kas.
d. Membantu negosiasi harga dan penyusunan kontrak.
e. Membuat usulan rencana pemilihan bawahan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.
f. Membuat rencana arua kas dan meninjau secara berkala.
g. Membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Menerbitkan dokumen tagihan piutang dan mengupayakan pencairannya
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
i. Membuat rencana arus kas dan meninjau secara berkala.
j. Membantu negosiasi harga dean penyusunan kontrak.
k. Membuat permintaan dana ke pusat
l. Mengelola Keuangan Wilayah Penjualan.
m. Mencatat dan mengelola data transaksi, baik yang langsung maupun
rekening koran.
n. Menyusun konsep hasil usaha Wilayah Penjualan.
o. Menyelesaikan kewajiban pajak pada instansi yang berwenang.
p. Penyusunan usulan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai.
3. Kepala Seksi Perencanaan, Evluasi Distribusi dan Mutu
a. Menyusun RKAP dalam lingkup tanggung jawabnya.
b. Membantu proses negosiasi harga dengan pelanggan, sub kontraktor atau
pekerjaan yang akan di tangani oleh Wilayah penjualan.
d. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala.
e. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya untuk pelaksanaan pekerjaan.
f. Mengendalikan penerapan sistem manajemen mutu Wilayah Penjualan
g. Menerapkan sistem manjemen K3 dalam lingkup tanggung jawabnya serta
sistem manajemen lainnya yang dikembangkan oleh perusahaan.
h. membuat rencana pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
i. Mengumpulkan data dan melakukan survei bahan baku.
j. Mengadakan sleksi sub kontraktor atau pemasok.
k. Membuat rencana anggaran biaya pelaksana utama tim manajemen
Wilayah Penjualan dan mengkoordinasikan proses Finalnya.
l. Membuat Daftar Supplier Mampu
m. Memilih pemasok yang paling menguntungkan
n. Melaksanakan pengadaan sesuai dengan rencana.
4. Sales Enggineer
a. Menyajikan riset pasar dan kajian posisi perusahaan terhadap pesaing.
b. Menyelenggarakan program survey pasar.
c. Menyelenggarakan program kujungan dan promosi kesarang- sarang baru.
d. Mencari data pesaing untuk mengetahui posisi perusahaan.
e. Menyiapkan berkes penawaran atau tender.
f. Melaksanakan penjualan produk beton.
g. Mengupayakan perolehan- perolehan pesanan.
5. Pelaksana Utama Distribusi
a. Menyusun perencanaan jadwal distribusi detail dan kebutuhan sumber
c. Mnyelenggarakan penyusunan rencana pemasangan produk
d. Mengelola pelaksanaan distribusi sesuai dengan jadwal dan mutu yang
di tetapkan serta proses penyelesaian Berita Acara Serah Terimanya.
e. Melaksanakan distribusi sesuai rencana penyerahan produk yang telah
disusun.
d. Melaksanakan penyusunan berita acara serah terima produk dengan
pelanggan.
e. Melaksanakan penyeliaan pemasangan produk yang dilakukan oleh
mitra kerja.
E. Kinerja Usaha Terkini
Penjualan Wika Beton hingga triwulan ketiga 2008 naik sebesar 18,8 persen
menjadi Rp 704 miliar. Pada masa tersebut, permintaan terhadap beton pracetak
berkualitas meningkat. Pada periode sama tahun lalu, perolehan hanya berada di
posisi Rp 592,82 miliar. Laba sebelum pajak Wika Beton pada triwulan ketiga ini
naik menjadi Rp 48,85 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 35,29
miliar. Ini merupakan indikasi kuat mampu melampaui target penjualan 2008,
dijelaskanoleh A. Boediono Direktur Utama Wika Beton.
Sementara, hingga akhir Maret 2009, perseroan (PT WIKA) selaku induk
perusahaan telah membukukan kontrak baru senilai Rp 2,71 triliun. Ditambah
dengan kontrak yang diperoleh pada 2008, secara total nilai kontrak WIKA pada
2009 menjadi sebesar Rp 10,5 triliun. Salah satu dari kontrak baru yang kita dapatkan
selama triwulan satu ini adalah pekerjaan pemasokan batubara ke PLTU Tanjung Jati
Tabel. 2.1
Penjualan PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara
No Tahun Jumlah Penjualan
1 2005 Rp. 715.513.307.517
2 2006 Rp. 110.517.251.357
3 2007 Rp. 125.517.108.383
4 2008 Rp. 200.000.000.000
Sumber: PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I.
Sebagaimana terlihat pada tabel diatas bahwasanya penjualan PT. Wijaya
Karya Beton dari tahun ketahun mengalami kenaikan atau peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa produk WIKA Beton banyak yang terjual dan di sukai
pelanggan. Hal ini juga menunjukkan bertambahnya jumlah pendapatan yang
diterima perusahan yang diperoleh dari hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke
tahun. Kondisi ini juga menunjukkan posisi keuangan yang baik bagi peusahaan
Perseroan menargetkan pendapatan konsolidasi pada tahun 2009 mencapai Rp
7,48 triliun atau meningkat 14% dibandingkan perolehan pada 2008. Hingga akhir
Maret 2009, target pendapatan tersebut telah tercapai sebesar 17,4%. Arus kas yang
diterima perseroan selama triwulan I adalah sebesar Rp 201,06 miliar. Arus kas ini,
pajak total sebesar Rp 1,43 triliun.
F. Rencana Kegiatan Perusahaan
PT Wika Beton menargetkan (merencanakan) peningkatan kapasitas
produksi menjadi 1,15 juta ton dari sebelumnya hanya 1 juta ton per tahun.Untuk itu,
Wika Beton segera merampungkan perluasan pabrik di Cibinong Bogor, Jawa Barat
di atas lahan seluas 13 hektar dari yang sudah terbangun 8,7 hektar. Kapasitas
produksi dengan adanya perluasan diharapkan dapat meningkat dari semula 1 juta ton
per tahun menjadi 1,15 juta ton per tahun, kata Direktur Pemasaran dan SDM Wika
Beton Bambang Legowo di sela kunjungan pabrik Wika Beton di Bogor. Dengan
demikian, perseroan diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar hingga tahun
2011. Sebab pada tahun 2009 Wika Beton dipercaya untuk memasok beton pracetak
berkualitas tinggi pada beberapa proyek infrastruktur.
Menurut Bambang, Direktur Pemasaran dan SDM Wika Beton perluasan
pabrik diperkirakan membutuhkan biaya Rp 108 miliar, sehingga akan menempatkan
perusahaan sebagai pemimpin pasar beton pracetak dengan menguasai pangsa pasar
sebesar 65 persen. Saat ini WIKA Beton memimpin pasar dengan menguasai 65
persen pangsa pasar beton pracetak. Dengan kemampuan teknologi yang dimiliki,
maka perseroan mampu menghasilkan produk berkualitas dan mempertahankan
posisi pemimpin pasar. Tingginya permintaan atas produk beton pra- cetak kualitas
tinggi mendorong kami untuk menambah fasilitas produksi baru yang bernilai sekitar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan
operasional perusahaan dan tidak akan terlepas dari kegiatan yang berhubungan
dengan kas. Bila pemakaian dana tidak terkontrol akan berakibat kas kosong. Kas
perusahaan yang kosong menyebabkan terganggunya semua kegiatan operasional
perusahaan. Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol
akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis.
Dalam kondisi kas yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi
keuangan perusahaan.Usaha mengatasi situasi tersebut akan mengarah kepada
pengawasan arus kas, (arus kas masuk maupun arus kas keluar) dengan penataan
yang baik atas manajemen arus kas.
Kas adalah aktiva lancar atau kekayaan perusahaan yang dapat digunakan
untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk
membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dapat berupa uang kertas / logam,
simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dan
sebagainya. Perlu diperhatikan, kas bukan merupakan persediaan barang dagangan,
piutang, tanah ataupun bangunan yang kita miliki. Memang hal-hal tersebut bisa
dijadikan uang namun biasanya akan membutuhkan waktu, yang kadang kala
memakan waktu cukup lama. Dimana Kas memegang peranan penting dan menjadi
salah satu pusat perhatian dan pengawasan dalam menunjang kegiatan operasi
merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan,
termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan
di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). Kas dan
bank juga meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat
diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat
terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai.
Dari definisi tersebut diatas dapatlah di tarik kesimpulan bahwa kas adalah
seluruh uang tunai uyang tersedia, baik di laci, di dompet, tabungan di bank, maupun
dalam deposito yang jatuh temponya di bawah satu tahun.dan bentuk-bentuk lainnya
yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.
Perlu diingat, apabila kita memiliki perusahaan atau sebuah usaha yang
menguntungkan, tidak secara otomatis hal tersebut dapat meningkatkan jumlah kas
atau uang di tangan. Sebagai contoh yang ekstrem, kita menjual barang dengan sistem
kredit maka tentunya kita tidak akan menerima uang untuk saat ini.
Bahkan yang lebih berbahaya adalah penjualan secara kredit (piutang), dimana
penjualan tersebut belum tentu dapat kita tagih semuanya, yaitu misalnya terjadinya
kredit macat yang bisa disebabkan kesengajaan pelanggan yang tidak mau menepati
karyawan yang harus dibayar segera, sementara piutang atau tagihan yang ada belum
dapat ditagih, jadi meningkatnya keuntungan belum tentu sejalan dengan
meningkatnya jumlah uang di tangan kita. Singkatnya kita tidak bisa membayar
sesuatu dengan keuntungan, namun hal tersebut hanya bisa dibayar dengan uang atau
kas.
Titik berat pengaturan aliran kas adalah masalah bagaimana kita dapat
mengatur dengan baik pemasukan dan pengeluaran uang. Dalam bisnis maupun
rumah tangga, pemantauan yang ketat mengenai keluar masuknya uang adalah tugas
berat, bahkan menjadi faktor kunci keberhasilan. Dalam kasus yang ekstrem,
perusahaan boleh jadi mengalami kerugian yang sangat besar namun tetap dapat
berjalan dengan baik. Prinsip utamanya adalah selama uang yang masuk lebih besar
dibandingkan dengan pengeluaran yang ada, maka bisnis tersebut masih dapat
dijalankan.
Sumber-sumber pemasukan uang adalah, misalnya kita mendapatkan uang
dari pelanggan, mendapatkan suntikan modal dari investor atau bisa juga dengan
berutang kepada pihak ketiga. Perlu diperhatikan dengan berutang kepada pihak
ketiga, misalnya kepada bank, kita memiliki kewajiban untuk membayar kembali
sesuai jadwal pembayaran yang ada. Kewajiban ini yang mungkin dapat
memberatkan pengeluaran uang dalam masa yang akan datang. Sehingga perlu
diperhitungkan dengan cermat sebelum kita memutuskan menggunakan pinjaman
Manajemen aliran kas yang baik sebenarnya relatif mudah. Kiatnya adalah
keluar, dan bagaimana mengatur keluarnya- masuk uang, sehingga kita dapat
menyediakan uang tersebut tepat pada saatnya. Apabila kita membutuhkan tambahan
uang kita juga harus mengerti dengan baik, dari mana kita bisa memenuhi kebutuhan
tambahan uang yang dibutuhkan. Langkah yang baik dan perlu dilakukan adalah
membuat perkiraan aliran kas untuk periode yang mendatang. Langkah pertama
dengan membuat proyeksi aliran kas untuk minimal satu minggu ke depan. Kemudian
meningkat menjadi proyeksi aliran kas bulanan dan akhirnya tahunan. Jika hal ini
dapat dilakukan, niscaya kelangsungan bisnis dapat lebih terjaga.
Semakin sering membuat proyeksi aliaran kas, maka akan semakin mudah dan
dapat memperkirakan dengan pasti berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki.
Akhirnya dalam bisnis ataupun mengelola keuangan keluarga maka penting bagi kita
untuk dapat menjaga agar pemasukan senantiasa lebih besar dari pada pengeluaran.
Arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak
terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun keuntungan. Saldo kas yang berlebihan dari
kebutuhan akan mengorbankan kegiatan operasional perusahaan karena tertanam
jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit akan
menyebabkan kegiatan perusahaan akan terganggu. Dengan demikian diperlukan
adanya penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga
menghasilkan jumlah saldo yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan.
Jumlah kas yang optimal berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan
kewajiban finansial perusahaan tetap pada saat ditagih. Semakin besar jumlah kas
perusahaan tersebut baik. Adanya persediaan kas yang terlalu besar berakibat
pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak
menghasilkan keuntungan.
Manajemen atau pengelolaan kas yang efektif sangat diperlukan agar arus kas
masuk dan arus kas keluar dapat seimbang. Berdasarkan latar belakang diatas Penulis
tertarik untuk melakukan penelitian secara langsung untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan manajemen kas yang dilakukan oleh PT. Wika Beton Sumatera Utara
dengan memilih judul “ANALISIS MANAJEMEN KAS PADA PT WIKA
BETON SUMATERA UTARA”.
B. Perumusan Masalah
Sebuah perusahaan saat ini terbilang sukses karena bisa memetik keuntungan
atau laba yang besar, jumlah asetnya pun besar. Akan tetapi, tatkala perusahaan mulai
kesulitan untuk membayar tagihan dan memenuhi keperluan yang ada, maka itu
tandanya mulai terjadi masalah. Masalah tersebut menyangkut aliran keluar
masuknya uang yang tidak seimbang atau dengan kata lain lebih besar pengeluaran
dibandingkan dengan pemasukan. Adapun perumusan masalah yang diangkat dalam
Tugas Akhir ini adalah “ Bagaimana Manajemen Kas Yang Dimiliki Oleh PT.
Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu. Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan perusahaan dalam melaksanakan
manajemen kasnya.
b. Mengidentifikasi masalah- masalah yang timbul dari perusahaan dalam
mengelola kasnya.
c. Untuk menambah pengetahuan dengan membandingkan teori yang telah
penulis pelajari dibangku kuliah dengan adanya data dilapangan khususnya
dalam bidang analisis manajemen kas.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, penulisan Tugas Akhir ini berguna untuk memenuhi salah satu
persyaratan akademik dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma 111
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi Perusahaan yaitu, dapat Mengaflikasikannya sebagai suatu perbandingan
antara praktek yang telah dilaksanakan oleh perusahaan selama ini dengan
teori dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada khususnya dalam bidang
manajemen kas.
c. Bagi pembaca yaitu sebagai bahasan tambahan pengetahuan dan
ANALISIS MANAJEMEN KAS PADA PT. WIKA BETON
WILAYAH PENJUALAN I MEDAN
TUGAS AKHIR
Di Ajukan Oleh :
Nama : MUAL RITONGA
Nim : 062101047
Jurusan : DIII KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi Diploma 111
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Assalammu’alaikum wr.wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-
Nya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini.
Adapun Tugas Akhir ini dengan judul ”Analisis Manajemen Kas pada PT WIKA
Beton Wilayah Penjualan I Medan.”
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Universitas Sumatera Utara. Penulisan tugas akhir ini
dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari jasa/ bantuan dari beberapa pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, selaku Ketua Jurusan Departemen Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan dan penulisan
tugas akhri ini.
4. Bapak Drs, Rachmat Sumanjaya Hsb, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah
senantiasa membimbing dan memberikan arahan serta nasehat untuk penulis.
5. Bapak/ Ibu Staff pengajar Fakultas ekonomi USU yang telah memberikan
segenap ilmu yang akan sangat berguna bagi penulis.
6. Bapak Pimpinan, staff (Khususnya Pak Agus dan Ibu Wiwik), dan seluruh
karyawan PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan
memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teristimewa buat ayahanda Alm Malik Ritonga dan Ibunda tercinta Dingin
Rambe yang telah membesarkan dan membimbing penulis dengan kasih
Sinar Dan Mahira) yang telah memberikan support dan masukan yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, thanks for all. 9. Buat My Brother In law ”Izul Nst” yang telah bersedia membantu dan
mendukung saya dalam penyelesaian tugas akhir ini ”Thanks A Lot”
10.Para guruku di Islamic Centre yang telah banyak memberikan pengertian dan
bantuan kepada penulis selama belajar di islamic centre.
11.Sahabat-sahabatku di Islamik Centre: nazri, iskandar, husain, akyar, bachtiar,
fauzi, Fitra dan lain- lain yang tidak bisa disebutkan namanya, yang telah
kulewati bersama kalian adalah hal yang terindah dalam hidupku, terima kasih
banyak untuk semuanya.
12.Buat sahabat sejatiku ”Faisal Dlt” Thanks “Bro” For your help N
13.Buat kawan – kawan magang: Edison, Syam, Hendry, May, Ulfa, Astri, lasria
dan Diana yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis serta
teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya
khususnya anak-anak keuangan group A stambuk 2006 Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
berperan dalam penyusunan tugas akhir ini. Saya berharap semoga tugas akhir ini
dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi
khususnya mahasiswa/i Departemen Keuangan Universitas Sumatera Utara dalam
menyusun tugas akhir.
Medan, 8 Juni 2009
Penulis
Halaman
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Jenis Usaha Kegiatan ... 10
C. Struktur Organisasi ... 12
D. Job Description ... 14
E. Kinerja Usaha Kerja Terkini ... 17
F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 19
BAB III : PEMBAHASAN A. Manajemen Kas ... 20
a. Pengertian Kas ... 20
b. Motif Perusahaan Memiliki Kas ... 22
c. Tekhnik Manajemen Kas ... 24
B. Analisis Laporan Arus Kas PT WIKA Beton ... 26
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Halaman