(SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH
KOTA TANJUNG BALAI
TESIS
Oleh
SYAMSIDAR DAMANIK
077017008/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH
KOTA TANJUNG BALAI
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
SYAMSIDAR DAMANIK
077017008/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNG BALAI
Nama Mahasiswa : Syamsidar Damanik Nomor Pokok : 0770107008
Program Studi : Akuntansi
Mengetahui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak
Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul : “PENGARUH
PARTISIPASI ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMASI (JRI)
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DAN KINERJA SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA
TANJUNG BALAI”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dintayakan
secara benar dan jelas.
Medan, Maret 2010 Yang membuat pernyataan
KOTA TANJUNG BALAI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggaran dan
Job Relevant Information (JRI) dapat mempengaruhi Asimetri Informasi dan Kinerja pada SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai,dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Tekhnik pengujian data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang digunakan data primer. Untuk kesahihan dan keajegan hasil analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan dan uji asumsi klasik
Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa Partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) dapat mempengaruhi asimetri informasi dan kinerja SKPD di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
OF TANJUNG BALAI CITY
ABSTRACT
This study aims to determine how budget participation and Job Relevant Information (JRI) can affect information asymmetry and performance on SKPD Department of Education in the government of Tanjung Balai.
The population in this study is the regional work units (SKPD) Department of Education in the government of Tanjung Balai. Samples are SKPD residing in Department of Education in the government of Tanjung Balai, with a total of 105 respondents. Technique of testing data in this study using multiple linear regression approach through a causal relationship (causal effect) with the type of data used primary data. For the validity and regularity results of multiple linear regression analysis is necessary first to test the quality of observation instruments and classical assumption.
The results of this study proved that budget participation and job relevant information (JRI) can affect information asymmetry and performance SKPD on Department of Education in the government of Tanjung Balai.
Hidayah-Nya hingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Pengaruh
Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Asimetri Informasi
dan Kinerja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota
Tanjung Balai” sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Magister dari
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi tata bahasa dan isinya. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, maka penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan penulisan tesis ini di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,M.Sc.(CTM), Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chariun Nisa B., M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Selaku Ketua Program Studi
Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, juga sekaligus
sebagai ketua komisi pembimbing dalam menyelesaikan penulisan tesis ini
4. Bapak Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak sebagai anggota komisi pembimbing
6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak sebagai panitia tim penguji yang telah
banyak memberikan masukan untuk merampungkan tesis ini.
7. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak sebagai panitia tim penguji yang telah
turut membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Buyah yang tercinta Dr. Salman Daim, sebagai motivator spiritual saya dunia dan
akhirat.
9. Kedua orang tua saya, yaitu ayahanda tercinta H. Syarifuddin Damanik, dan
ibunda tercinta Hj. Rosida Sitompul, S.Ag. Atas segala bantuan moril dan
spiriual yang tak terhingga demi kesuksesan penyelesaian tesis ini.
10. Kakak saya Syafrida Damanik ST. MT, adik-adik saya Latifah Hanum S.Pd.I,
Muhammad Iqbal Sorba Damanik S.ked, Addina Damanik, SE. Dan Muhammad
Habib Sorba Damanik juga keponakan saya, Rara, serta seluruh anggota keluarga
lain, sebagai motivator untuk menyelesaikan tesis ini
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga semua ini
langkah awal untuk sesuatu yang lebih penuh rahmah pada perjalanan hidup yang
akan datang, Amin.
Medan, Februari 2010 Penulis,
1. Nama : Syamsidar Damanik
2. Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 23 Maret 1982
3. Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil Dinas Pendidikan Tanjung Balai
4. Agama : Islam
5. Orang tua
a. Ayah : Syarifuddin Damanik
b. Ibu : Rosida Sitompul
6. Alamat : Jln. Pelita IV. No 60
7. Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN No.064017
b. SLTP : SLTP Negeri 11 Medan
c. SLTA : SMA Negeri 3 Medan
ABSTRAK ... i
1.5. Originalitas Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
4.6.3. Uji Hipotesis ... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37
5.1. Hasil Penelitian ... 37
5.1.1. Karekteristik Responden Dinas Pendidikan ... Pemerintah Kota Tanjung Balai ... 37
5.1.2. Penjelasan Responden ... 38
5.1.3. Pengujian Hipotesis Pertama ... 51
5.1.4. Pengujian Hipotesis Kedua ... 58
5.2. Pembahasan ... 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
6.1. Kesimpulan ... 67
6.2. Keterbatasan ... 68
6.3. Saran ... 69
Nomor Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 22
5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38
5.1.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Partisipasi Anggaran ... 39
5.1.2.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel JRI ... 42
5.1.2.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Asimetris Informasi ... 44
5.1.2.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja SKPD ... 47
5.1.3.1 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama ... 52
5.1.3.2 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 54
5.1.3.3 Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama ... 55
5.1.3.4 Hasil Uji F Hipotesis Pertama ... 56
5.1.3.5 Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama ... 57
5.1.4.1 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua ... 60
5.1.4.2 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 62
5.1.4.3 Hasil Uji Determinasi Hipotesis Kedua ... 63
5.1.4.4 Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 63
Nomor Judul Halaman
3.1 Diagram Konsep... 25
5.1.3.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 51
5.1.3.2 Hasil Uji Heterokedastisita Hipotesis Pertama ... 53
5.1.4.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua ... 59
Nomor Judul 1. Lampiran 1 Olah Data
2. Lampiran 2 Output SPSS
KOTA TANJUNG BALAI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggaran dan
Job Relevant Information (JRI) dapat mempengaruhi Asimetri Informasi dan Kinerja pada SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai,dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Tekhnik pengujian data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang digunakan data primer. Untuk kesahihan dan keajegan hasil analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan dan uji asumsi klasik
Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa Partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) dapat mempengaruhi asimetri informasi dan kinerja SKPD di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
OF TANJUNG BALAI CITY
ABSTRACT
This study aims to determine how budget participation and Job Relevant Information (JRI) can affect information asymmetry and performance on SKPD Department of Education in the government of Tanjung Balai.
The population in this study is the regional work units (SKPD) Department of Education in the government of Tanjung Balai. Samples are SKPD residing in Department of Education in the government of Tanjung Balai, with a total of 105 respondents. Technique of testing data in this study using multiple linear regression approach through a causal relationship (causal effect) with the type of data used primary data. For the validity and regularity results of multiple linear regression analysis is necessary first to test the quality of observation instruments and classical assumption.
The results of this study proved that budget participation and job relevant information (JRI) can affect information asymmetry and performance SKPD on Department of Education in the government of Tanjung Balai.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anggaran adalah salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian
manajemen. Anggaran merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan
keterbatasan sumber daya alam dan sumber daya dana yang dimiliki organisasi untuk
mencapai tujuan. Kenis (1979) menyatakan anggaran bukan hanya rencana finansial
mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga
berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta
motivasi. Adapun Supriyono dalam Riyadi (1998) menyatakan bahwa anggaran
memiliki dua peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja.
Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan organisasi di
masa yang akan datang, sedangkan anggaran sebagai kriteria kinerja berfungsi
sebagai bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat dinyatakan secara
formal. Proses penggangaran dapat dilakukan dengan metoda top down, bottom up,
dan partisipasi.
Partisipasi pengganggaran adalah proses yang menggambarkan
individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap
target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut
Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politik.
Dalam hal ini, anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik
(Mardiasmo, 2002). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anggaran publik
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.
Fenomena penetapan UU No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25
tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, berimplikasi pada tuntutan otonomi
yang lebih luas dan akuntabilitas publik yang nyata yang harus diberikan kepada
pemerintah daerah (Halim, 2001). Selanjutnya, undang-undang ini diganti dan
disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No.
33 tahun 2004. Kedua undang-undang tersebut telah merubah akuntabilitas atau
pertanggungjawaban pemerintah daerah termasuk dengan perangkat-perangkat
pemerintah daerah yang terkoordinasi dalam badan-badan, dinas-dinas, dan perangkat
lain yang terkait, dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke
pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat). Pemerintah daerah terdiri dari
pelaksana-pelaksana pemerintahan yang disebut dengan SKPD (satuan kerja
perangkat daerah).
Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari
anggaran pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2002), yang
daya yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata untuk
mencapai akuntabilitas publik. Anggaran diperlukan dalam pengelolaan sumber daya
tersebut dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan oleh masyarakat dan
untuk menciptakan akuntabilitas terhadap masyarakat.
Lingkup anggaran menjadi relevan dan penting di lingkungan pemerintah
daerah. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap akuntabilitas pemerintah,
sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Akuntabilitas melalui anggaran meliputi penyusunan anggaran sampai
dengan pelaporan anggaran. Selain itu, anggaran merupakan elemen penting dalam
sistem pengendalian manajemen karena anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan
keuangan, tetapi juga sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi
kinerja dan motivasi (Kenis, 1979; Chow et al., 1988; Antony dan Govindarajan,
1998, Halim et al., 2000). Hal ini menyebabkan penelitian di bidang anggaran pada
pemerintah daerah, menjadi relevan dan penting untuk mewujudkan kinerja SKPD
yang lebih baik sesuai dengan fungsi pemerintah itu sendiri sebagai pelayanan
masyarakat.
Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja (Mardiasmo, 2002).
Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Dalam instansi pemerintah daerah sendiri seperti Dinas Pendidikan,
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaannya dapat menjadi penilaian dari
Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja
manajerial merupakan penelitian di bidang akuntansi manajemen yang masih dalam
perdebatan karena hasil penelitian mengenai hubungan antara kedua variabel tersebut
tidak konsisten. Milani (1975) menemukan adanya pengaruh positif antara partisipasi
anggaran dengan kinerja manajer, Brownell (1982) menemukan bahwa partisipasi
dalam anggaran memiliki pengaruh yang rendah terhadap kinerja manajer (atasan),
namun dalam pengujian selanjutnya (Brownell dan Mclness, 1986) menemukan
bahwa anggaran partisipatif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
kinerja manajer (atasan). Supriyono dan Syakhroza (2003) menemukan anggaran
partisipatif berasosiasi positif dengan kinerja manajer.
Yenti (2003) mengemukakan bahwa diperlukan upaya mengevaluasi faktor –
faktor atau variabel – variabel yang mempengaruhi hubungan antara anggaran
partisipatif dan kinerja manajerial dengan pendekatan kontijensi. Pendekatan
kontijensi tersebut memprediksi bahwa hubungan antara anggaran partisipatif dengan
kinerja manajerial dipengaruhi oleh faktor – faktor yang bersifat kondisional, seperti
diantaranya motivasi (Brownell dan McInnes, 1986; Mia, 1988 dalam Darma, 2004;
Fahrianta dan Ghozali, 2002; Riyadi, 1998; Lucyanda, 2001), locus of control
(Brownell, 1982; Indriantoro, 2000), komitmen organisasi (Nouri dan Parker, 1996;
Asnawi, 1997; Darlis, 2000, Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002; Dwianasari,
2004), asimetri informasi (Charlos dan Poon, 2000), kultur organisasi (Connor,
1995), tekanan pekerjaan (Dunk, 1993a), dan Job relevan information (Kren, 1992
Partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan
perilaku anggota organisasi (Murray, 1990 dalam Sumarno, 2005). Utomo (2006)
mengemukakan bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat
mendorong bawahan/pelaksana anggaran melakukan senjangan anggaran. Hal ini
mempunyai implikasi negatif seperti kesalahan alokasi sumber daya dalam evaluasi
kinerja bawahan terhadap unit pertanggungjawaban mereka (Dunk dan Nouri, 1998
dalam Webb, 2002). Fisher, Frederickson dan Peffer (2002) menemukan bahwa
senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam kondisi asimetri informasi. Hal
ini sejalan dengan Utomo (2006) dimana asimetri informasi mendorong
bawahan/pelaksana anggaran membuat senjangan anggaran. Sehingga dapat
dikatakan bahwa asimetri informasi merupakan pemicu (antecedent) senjangan
anggaran. Peneliti terinspirasi untuk meneliti hubungan antara partisipasi anggaran
dan asimetri informasi dalam kinerja SKPD pemerintahan daerah dalam hal ini dinas
pendidikan, sehingga keberadaan senjangan anggaran dapat dideteksi lebih awal.
Baiman (1982) dalam Kren (1992) mengidentifikasi 2 jenis informasi utama
dalam organisasi yaitu decision influencing dan job relevant information (JRI), yakni
informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas.
JRI meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai
lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik (Kren,
1992).
Merchant (1981), Chow et al. (1988) serta Nouri dan Parker (1998) dalam
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka menghasilkan pengungkapan
informasi privat yang mereka miliki. Atasan/pemegang kuasa anggaran menerima
informasi yang belum diketahui sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman
terhadap bawahan/pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi asimetri
informasi dalam hubungan atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana
anggaran.
Bila bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan
masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran
sehingga atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (Yusfaningrum, 2005). Peneliti
melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka JRI juga akan turut meningkat.
Hubungan penguatan ini mengindikasikan peningkatan JRI menyebabkan
berkurangnya asimetri informasi.
Peneliti terinspirasi untuk meneliti hubungan antara partisipasi anggaran dan
asimetri informasi dalam kinerja SKPD pemerintahan daerah dalam hal ini dinas
pendidikan, sehingga keberadaan senjangan anggaran dapat dideteksi lebih awal.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena masalah sebagaimana diuraikan pada latar belakang di
atas, selanjutnya dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut
1. Apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information
2. Apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information
terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung
Balai?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai fenomena masalah sebagaimana diuraikan pada latar belakang
terdahulu dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini ditunjukan :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan job
relevant information terhadap asimetri informasi
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan job
relevant information terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan bagi penulis menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
mengembangkan wawasan dalam bidang akuntansi manajemen dan keuangan
daerah khususnya tentang pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant
information terhadap asimetri informasi dan kinerja aparatur pengelola anggaran
SKPD.
Sebagai bahan masukan bagi aparatur pengelola anggaran SKPD Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai didalam menyikapi fenomena yang
terjadi sehubungan dengan partisipasi anggaran, job relevant information,
asimetri informasi dan kinerja.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
Sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti – peneliti lain didalam
mengembangkan dan memperluas penelitian.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini adalah replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Orriginalitas
penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini menggunakan Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information
(JRI) sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Asimetri informasi serta
kinerja sebagai variabel terikatnya (independent variabel).
2. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada dinaungan Dinas Pendidikan
9 BAB II
TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Partisipasi Anggaran
Hampir semua penelitian yang dilakukan terhadap anggaran berhubungan
dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).
Teori Ekonomi, Teori ini menganggap bahwa individu yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran, dimotivasi dua stimulan, yaitu: (1) berbagi informasi
(information sharing) dan (2) koordinasi tugas (task coordination).
Teori Psikologi, menganggap bahwa partisipasi anggaran menyediakan
pertukaran informasi antara atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana
anggaran (Hopwood, 1976; Locke dan Schweiger,1979; Locke dan Latham, 1990
dalam Sumarno, 2005).
Anggaran merupakan rencana jangka pendek (biasanya satu tahun)
perusahaan untuk melaksanakan sebagian rencana jangka panjang yang berisi langkah
– langkah strategi untuk mewujudkan strategi objektif tertentu beserta taksiran
sumber daya yang diperlukan. Nafirin (2000) mengemukakan bahwa anggaran
merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun berdasarkan program –
Kenis (1979) mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu
diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal –
hal berikut ini:
1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah
angan-angan.
2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan adanya partisipasi dalam
penyusunan anggaran.
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak
merasa tertekan, tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan
tepat waktu, sehingga apabila aterjadi penyimpangan yang memungkinkan dapat
segera diantisipasi lebih dini.
Menurut Brownell (1982), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan
pengaruh individu dalam penyusunan anggaran, sementara Chong (2002) menyatakan
sebagai proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk
terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran.
Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan pengendalian dan rasa
keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran. Partisipasi manajer dalam
proses penganggaran mengarah kepada seberapa besar tingkat keterlibatan manajer
dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, para
anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan
keputusan yang berkepentingan dengan mereka. Partisipasi dalam konteks
penyusunan anggaran merupakan proses para individu, yang kinerjanya dieveluasi
dan memperoleh penghargaan berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell, 1982). Sebagaimana yang
dikemukakan Milani (1975), bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan
terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor
utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non
partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran
partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi bawahan melakukan negosiasi
dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai.
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa partisipasi manajer dalam proses
penyusunan anggaran menunjukkan kepada seberapa besar tingkat keikutsertaan
manajer dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target
anggaran. Hal ini diperlukan agar para manajer merasa lebih puas dan produktif
dalam bekerja karena adanya negosiasi dalam keputusan terhadap target anggaran
yang mengakibatkan timbulnya perasaaan berprestasi dengan komitmen yang
dimiliki.
Banyak penelitian bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian
terhadap masalah partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, karena anggaran
organisasi. Partisipasi pekerja dalam proses penyusunan anggaran dapat
mengakibatkan motivasi untuk mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran,
selain itu anggaran partisipatif juga menyebabkan sikap respek bawahan terhadap
pekerjaan dan perusahaan (Milani, 1975). Cherrington dan Cherrington (1973)
menemukan hubungan yang positif antara partisipasi dengan kepuasan kerja dan
kinerja manajerial. Studi eksperimental tersebut menguji pengaruh pengendalian
melalui anggaran dan pemberian penghargaan terhadap kepuasan kerja dan kinerja
manajerial. Menurut penelitian tersebut, ada tiga tujuan utama yang dapat dicapai
melalui partisipasi penganggaran, yaitu :
1. Akseptasi anggota organisasi terhadap rencana kegiatan.
2. Peningkatan semangat kerja.
3. Peningkatan produktivitas.
Proses penyusunan anggaran suatu organisasi, merupakan kegiatan yang
penting dan sangat kompleks, karena anggaran mempunyai kemungkinan dampak
fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Milani,
1975). Argyris (1952) yang melakukan penelitian empiris terhadap proses
penyusunan anggaran pada empat perusahaan manufaktor skala menengah
menemukan adanya disfungsional anggaran terhadap sikap dan perilaku. Anggaran
yang terlalu menekan cenderung menimbulkan sikap agresi bawahan terhadap atasan
dan menyebabkan ketegangan dan hal tersebut justru tidak memotivasi bawahan
untuk meningkatkan kinerjanya, bahkan menyebabkan inefisiensi sebagai dampak
Merchant (1981) menemukan hasil bahwa dengan partisipasi anggaran yang tinggi
akan berdampak kepada menurunnya kinerja yang dipengaruhi oleh kesenjangan
anggaran yang timbul akan partipasi yang tinggi didalam penyusunan anggaran
tersebut. Hal ini terjadi akibat terbuka seluas – luasnya bagi bawahan untuk
berpartisipasi terhadap proses penyusunan anggaran.
Partisipasi memberikan dampak positif terhadap perilaku karyawan,
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara
para manajer. Betapa pun demikian, Bentuk keterlibatan bawahan/pelaksana
anggaran disini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Tidak
ada pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi,
seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah
menyangkut partisipasi (Siegel dan Ramanauskas-Marconi, 1989). Organisasi harus
memutuskan sendiri batasanbatasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan.
Menurut Brownell (1982b) dalam Sumarno (2005), partisipasi anggaran adalah
tingkat keterlibatan dan pengaruh individ u dalam penyusunan anggaran sementara
Chong (2002) menyatakan sebagai proses dimana bawahan/pelaksana anggaran
diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses
penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan
pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran.
Ada dua alasan utama, yaitu (1) keterlibatan atasan/pemegang kuasa anggaran
dan bawahan/pelaksana anggaran dalam partisipasi anggaran mendorong
partisipasi anggaran, individu dapat mengurangi tekanan tugas dan mendapatkan
kepuasan kerja, selanjutnya dapat mengurangi senjangan anggaran.
2.1.2. Job relevant information (JRI)
Kren (1992) dalam penelitiannya tentang job relevant information (JRI)
memahami JRI sebagai informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang
berhubungan dengan tugas. Baiman (1982) dalam Yusfaningrum (2005)
menambahkan bahwa JRI membantu bawahan/pelaksana anggaran dalam
meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan
baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai
alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan.
JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih
akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan
serangkaian tindakan yang lebih efektif (Campbell dan Gingrich, 1986 dalam Kren,
1992). Dalam penelitian Campbell dan Gingrich, beberapa pemrogram berpartisipasi
secara aktif dalam mendiskusikan rencana kegiatan dengan para atasan/pemegang
kuasa anggaran mereka dan benar-benar berusaha untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan. Tujuan dengan tingkat kesulitan yang sama juga dibebankan kepada
pemrogram lainnya. Hasilnya, pemrogram yang dilibatkan menunjukkan pencapaian
secara signifikan dibanding pemrogram yang tidak dilibatkan secara keseluruhan
namun tidak dalam program-program sederhana.
Disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan mengarahkan pada
atasan/pemegang kuasa anggaran). Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan
yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak
terlalu penting karena bawahan/pelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.
2.1.3. Konsep Asimetri Informasi
Anthony dan Govindarajan (2001) menyatakan bahwa kondisi asimetri
informasi muncul dalam teori keagenan (agency theory), yakni principal
(pemilik/atasan) memberikan wewenang kepada agen (manajer/bawahan) untuk
mengatur perusahaan yang dimiliki. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila
pemilik/atasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja
agen/bawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap
hasil aktual perusahaan. Kondisi ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan
informasi bawahan terhadap bidang teknisnya melebihi informasi yang dimiliki
atasannya.
Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai
asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia
informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
sebagai pengguna informasi (user).
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga
manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara
principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan
sendiri. Dunk (1993) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1)
manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki
daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar
manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk
manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya
informasi yang disampaikan.
Dunk dalam Fitri (2004) mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu
keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki
atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi. Dunk dalam Fitri (2004)
meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap hubungan antara partisipasi dan
budgetary slack. Ia menyatakan bahwa asimetri informasi akan berpengaruh negatif
Selanjutnya Shields dan Young (1993) mengemukakan beberapa kondisi
perusahaan yang kemungkinan besar timbulnya asimetri informasi, yaitu : perusahaan
yang sangat besar, mempunyai penyebaran secara geografis, memiliki produk yang
beragam, dan membutuhkan teknologi. Kemudian Welsch et al dalam Fitri (2004)
mengemukakan dengan adanya partisipasi anggaran dari manajer tingkat menengah
dan tingkat bawah dalam proses pembuatan anggaran, mempunyai dampak yang
bermanfaat paling tidak dalam dua hal. Pertama, proses partisipasi mengurangi
asimetri informasi dalam organisasi, dengan demikian memungkinkan manajemen
tingkat atas mendapatkan informasi mengenai masalah lingkungan dan teknologi, dari
manajer tingkat bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. Kedua, proses
partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang lebih besar dari manajemen tingkat
bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.
Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan
kinerja yang diharapkan. Namun, oleh karena informasi bawahan lebih baik daripada
atasan (terdapat asimetri informasi), maka bawahan mengambil kesempatan dari
partisipasi penganggaran. Ia memberikan informasi yang biasanya dari informasi
pribadi mereka, dengan membuat budget yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga
terjadilah budgetary slack (yaitu dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja yang
diharapkan).
Atasan/pemegang kauasa anggaran mungkin mempunyai pengetahuan yang
lebih daripada bawahan/pelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawab
terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih besar dari atasan/pemegang kuasa anggaran
kepada bawahan/pelaksana anggaran mengenai pencapaian target anggaran yang
menurut bawahan/pelaksana anggaran terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan yang
kedua terjadi, bawahan/pelaksana anggaran akan menyatakan target lebih rendah
daripada yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan dimana salah satu pihak
mempunyai pengetahuan lebih daripada yang lainnya terhadap sesuatu hal disebut
asimetri informasi.
Pembahasan lebih dalam diarahkan pada asimetri informasi kedua, karena
sebenarnya tingkat kemampuan masing-masing unit yang sebenarnya sangat jelas
diketahui oleh bawahan/pelaksana anggaran, sementara pengetahuan atasan/
pemegang kuasa anggaran tentang kemampuan tiap unit hanya bergantung pada
laporan yang dibuat oleh bawahan (Utomo, 2006). Dalam anggaran konvensional
dimana penyusunannya dilakukan secara top-down kondisi diatas dapat terjadi karena
tidak ada ruang dimana atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana
anggaran dapat berkomunikasi dan saling bertukar pengetahuan mengenai apa yang
terjadi dalam unit tanggung jawab bawahan/pelaksana anggaran. Partisipasi anggaran
memberikan kesempatan itu, sehingga secara logis dapat diduga bahwa peningkatan
partisipasi akan mengurangi asimetri informasi.
2.1.4. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
efektivitas kinerja organisasional. Menurut Mahoney et al. (1963) yang dimaksud
kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,
pengaturan staf, negosiasi dan representasi. Stoner (1982) memberikan definisi
kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
Brownell (1982) menyebutkan ada 2 (dua) alasan penyebab partisipasi menjadi
topic menarik dalam akuntansi manajemen, yaitu :
1. Partisipasi pada umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat
meningkatkan kinerja anggota organisasi.
2. Berbagai penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dengan kinerja,
hasilnya bertentangan.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu.
Replikasi penelitian yang dilakukan berkaitan dengan partisipasi anggaran, job
relevant information, asimetri informasi dan kinerja manajerial. Replikasi penelitian
ini didasari oleh ketidakkonsisten kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu.
Kren (1992) menemukan Partisipasi anggaran tidak berhubungan secara
langsung dengan kinerja manajerial, akan tetapi melalui JRI. Partisipasi berhubungan
positif dengan JRI, dan dengan diperolehnya JRI, kinerja manajerial akan meningkat.
Supriyono, & Sykhroza. (2003) menemukan Secara simultan asimetri informasi dan
peresponan keinginan sosial memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh
dan hubungan antara anggaran dan kinerja manajer, sedangkan secara parsial hanya
hubungan antara anggaran dengan kinerja manajer. Mediawaty (2004) mendukung
hasil Supriyono, & Sykhroza. (2003) menemukan Partisipasi penganggaran
mempunyai hubungan secara marginally signifikan terhadap kinerja, asimetri
informasi, mempengaruhi secara positif signifikan terhadap hubungan partisipasi
penganggaran dan kinerja. Sedangkan keterlibatan pekerjaan, mempengaruhi secara
positif tidak signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja.
kecukupan anggaran berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap hubungan
partisipasi penganggaran dengan kinerja.
Penelitian Yusfaningrum, Kusnariyanti dan Ghozali (2005) kontradiktif
dengan penelitian Kren (1992). Yusfaningrum, Kusnasriyanti dan Ghozali (2005)
menemukan hubungan antara partisipasi dengan JRI dimana dalam proses partisipasi,
bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa
informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga
atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas.
Ompusunggu, Bornadi, & Bawono, (2006) mengakomodir kontradiktif
penelitian yang berkaitan dengan partisipasi anggaran, job relevant information dan
asimetri informasi. Ompusunggu, Bornadi, & Bawono, (2006) menemukan Bahwa
proses penyusunan anggaran dengan melibatkan partisipasi bawahan/pelaksana
anggaran yang mempunyai informasi berkenaan dengan tugas, tidak mengakibatkan
menurunnya asimetri informasi bahwa kekurangan partisipasi anggaran jika tidak
dari bawahan/pelaksana anggaran maupun oleh atasan/pemegang kuasa anggaran.
Selain itu, tampak bahwa atasan/pemegang kuasa anggaran belum mampu menggali
informasi yang dimiliki oleh bawahan/pelaksana anggaran dalam proses partisipasi.
Untuk lebih jelasnya, matriks tinjauan penelitian terdahulu sebagaimana
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan
Partisipasi anggaran tidak berhubungan secara langsung dengan kinerja manajerial, akan tetapi melalui JRI. Partisipasi berhubungan positif dengan JRI, dan dengan diperolehnya JRI, kinerja manajerial akan meningkat.
Bila partisipasi anggaran meningkat maka JRI juga akan
Secara simultan asimetri informasi dan peresponan keinginan sosial memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan hubungan antara anggaran dan kinerja manajer, sedangkan secara parsial hanya asimetri informasi yang memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan hubungan antara anggaran dengan kinerja manajer.
4 Yusfaningru,
Peneliti menemukan hubungan antara partisipasi dengan JRI dimana dalam proses partisipasi, bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/ pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas. Universitas Negeri di Kota Purwokerto
Bahwa proses penyusunan anggaran dengan melibatkan partisipasi bawahan/pelaksana anggaran yang mempunyai informasi berkenaan dengan tugas, tidak mengakibatkan menurunnya informasi asimetris Bahwa kekurangan partisipasi anggaran jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menimbulkan perilaku menyimpang, baik dari bawahan/pelaksana anggaran maupun oleh atasan/pemegang kuasa anggaran. Selain itu, tampak bahwa atasan/pemegang kuasa anggaran belum mampu menggali informasi yang
dimiliki oleh
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Secara teori bahwa partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan
pengaruh individu dalam penyusunan anggaran (Brownell, 1982). Job relevant
information (JRI) merupakan informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan
yang berhubungan dengan tugas (Kren, 1992). Asimetri informasi sebagai suatu
keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki
atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi (Dunk dalam Fitri 2004).
Kinerja manajerial adalah kinerja indvidu anggota organisasi dalam kegiatan –
kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,
pengaturan staf, negosiasi dan representasi (Mahoney et al. 1963).
Teori Ekonomi, Teori ini menganggap bahwa individu yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran, dimotivasi dua stimulan, yaitu: (1) berbagi informasi
(information sharing) dan (2) koordinasi tugas (task coordination). Teori Psikologi,
menganggap bahwa partisipasi anggaran menyediakan pertukaran informasi antara
atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran (Hopwood, 1976;
Locke dan Schweiger,1979; Locke dan Latham, 1990 dalam Sumarno, 2005).
Konsekuensi logis dari definisi partisipasi anggaran, job relevant information,
menunjukan bahwa kinerja manajerial erat kaitannya dengan partispasi anggaran,
asimetri informasi dan job relevant information.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, selanjutnya digambarkan kerangka
konseptual sebagai berikut :
Gambar 3.1. Diagram Konseptual
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan
teori, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual sebagaimana diuraikan
dimuka, maka dirumuskan hipótesis penelitian sebagai berikut
H1: Partisipasi anggaran dan job relevant information berpengaruh secara signifikan
terhadap Asimetri informasi Partisipasi Anggaran (X1)
Asimetri Informasi (Y1)
Job Relevant Information (X2)
Kinerja SKPD (Y2) Job Relevant Information (X2)
H2: Partisipasi anggaran dan job relevant information berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kauasal (causal effect), dimana
penelitian yang dilakukan diarahkan untuk memperoleh fakta – fakta dari fenomena
yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual tentang pengaruh
partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) terhadap asimetri informasi
dan kinerja SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, model dan
teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analys) dengan
pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) antara
variabel bebas partisipasi anggaran dan job relevant information dengan variabel
terikat asimetri informasi dan kinerja SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota
Tanjung Balai.
Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human errors,
digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data
statistik, yaitu program SPSS Versi 14.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan tingkat
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun objek penelitian yang dipilih adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Kegiatan penelitian ini
dilakukan terhitung sejak bulan Desember 2008 hingga Maret 2009.
4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah
aparatur berada di bawah SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pertimbangan
pertama adalah responden penelitian ini merupakan kadis, kasubdis, kasie, kepala
sekolah, dan bendahara sekolah yang berada dibawah jajaran SKPD Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Pemilihan, dinas Pendidikan dilakukan
dengan alasan instansi tersebut merupakan satuan kerja pemerintah, yang berarti
menyusun, menggunakan dan melaporkan realisasi anggaran atau sebagai pelaksana
anggaran dari pemerintah daerah yang berjumlah 105 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dilakukan dengan menggunakan metode survey, yaitu dengan mengirimkan kuesioner
kepada semua responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 dimensi variabel penelitian
yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variable).
Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini antara lain partisipasi
anggaran (X1) dan job relevant information (X2), sedangkan variabel terikatnya
(dependent variabel) antara lain asimetri informasi (Y1) dan kinerja SKPD (Y2).
Keempat variabel di atas, didefinisikan dan diukur sebagai berikut :
1. Partisipasi Anggaran
Variabel independen pertama (X1) dari penelitian ini adalah partisipasi
anggaran. Partisipasi anggaran diartikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh
para individu dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran partisipatif yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah partisipasi manajer dalam proses penganggaran
yang mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan pimpinan dalam menyusun
anggaran, variabel ini selanjutnya disebut sebagai variabel independen.
Variabel partisipasi diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh
Milani (1975). Instrumen tersebut telah banyak digunakan dalam penelitian, antara
lain Brownell (1982), Yenti (2003). Instrumen tersebut dimaksudkan untuk menilai
keterlibatan responden dalam dan pengaruhnya pada proses penganggaran (Supriyono
yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi
responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan miliki skala 1 sampai dengan
5. skala 1 menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dan sebaliknya skala 5
menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah.
2. Job Relevant Information
Variabel independen kedua (X2) dari penelitian ini adalah job relevant
information (JRI), dalam penelitian ini JRI dikriteriakan sebagai seberapa banyak pelaksana penganggaran, memiliki informasi yang sesuai berkaitan dengan tugas
yang dilakukan. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner yang
dikembangkan oleh Kren (1992). Pengukuran variabel ini menggunakan 3 (tiga) buah
pertanyaan dengan skala Likert satu sampai dengan lima.
3. Asimetri Informasi
Variabel dependen pertama (Y1) dalam penelitian ini adalah asimetri
informasi, yaitu keadaan dimana bawahan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai unit tanggung jawabnya dari pada atasan. Pengukuran variabel ini
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Dunk (1993). Pengukuran terhadap
variabel ini terdiri dari 5 (lima) buah pertanyaan dengan menggunakan skala Likert
satu sampai dengan lima.
4. Kinerja Manajerial
Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
jawab masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggaran hukum dan seesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja individu
pimpinan dalam kegiatan – kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan,
investigasi, koordinasi, supervise, pengatur staf, negosiasi dan representasi. Variabel
ini selanjutnya disebut variabel dependen.
Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating
yang dikembangkan Mahoney, dkk (1963). Dalam penelitian ini setiap responden
diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya yang terbagi dalam beberapa dimensi,
yaitu : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staf,
negosiasi serta satu dimensi pengukuran kinerja seseorang manajer secara
keseluruhan. Skala kinerja terdiri dari : 1 sampai 5.
4.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi
linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang
digunakan data primer. Pendekatan regresi liner berganda ini digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan pada subbab terdahulu. Untuk kesahihan dan
keajegan hasil analisis regresi liner berganda, terlebih dahulu dilakukan untuk
4.6.1. Uji Kualitas Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu
yaitu persepsi responden yang kemudian dikuantifikasikan agar dapat dilakukan uji
statistik. Untuk menguji kesahihan dan keajegan data terhadap persepsi responden
digunakan uji kualitas data, yang meliputi :
4.6.1.1Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini
dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item – item pertanyaan/pernyataan
kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengikur validitas butir
pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson
(validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing – masing item
pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r tbale
dengan r hitung.
Penentuan valid tidaknya pertanyaan/pernyataan kuesioner ditentukan melalui
besarnya koefisien korelasi, yaitu :
a. Jika r hitung > r table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner valid.
b. Jika r hitung < r table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak
valid.
4.6.1.2Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil
berbeda – beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur realibitas pengamatan
adalah Alpha dari Cronbach dengan ketentuan :
a. Jika alpha > 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel.
b. Jika alpha < 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.
4.6.2. Uji Asumsi Klasik
Suatu instrumen pengamatan dinyatakan layak untuk diteliti bila data tersebut
terbebas dari asumsi – asumsi klasik statistik, antara lain asumsi multikolineritas, dan
heteroskesdastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu
variable penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran normal yaitu
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Data yang dikatakan
memenuhi asumsi normalitas jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal.
b. Uji Multiklonearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar
variabel bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya
yaitu dengan menganalisis nilai tolerance serta Variance Inflation Faktor (VIF )
>1 dan nilai tolerance <1.
c. Uji Heteroskedastistas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas dilakukan uji Glejser
dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual
sebagai variabel terikat dengan variabel bebas dan dapat juga dilakukan dengan
melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) pada grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
4.6.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji pengaruh moderasi dengan
menggunakan model nilai selisih mutlak dari Brownell (1982), Frucot dan Shearon
(1991), Indriantoro (2000), Ghozali (2002). Rumus persamaaan regresi tersebut
adalah:
IA = β0+ β1PA + β2JRI + e
KSKPD = β0+ β1PA + β2JRI + e ... (1)
KSKPD = β0+ β1IA + e ... (2)
KSKPD = β0+ β1PA + β2JRI + β3IA + β4 |XzIA + XzPA| + β5| XzIA + XzJRI | +e
Dimana :
IA = Asimetri informasi; b0-3 = koefisien regresi; XPA = partisipasi anggaran;
XzJRI = nilai standardizedjob relevant information XzIA = nilai standardized Asimetri informasi;
|XzIA-XzPA| = nilai absolut standardized asimetri informasi dengan nilai standardized partisipasi anggaran ;
|XzIA-XzJRI| = nilai absolut standardized infromasi asimetris dengan nilai standardized job relevant infomation;
e = error
Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :
1. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 % (=0,05).
Urutan uji F
a. Merumuskan hipotesis alternatif.
Ha : Paling sedikit ada satu βi 0 i = 1,2,3,…….8
b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu :
dimana : R2= koefesien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas
Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan
Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree
2. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % ( = 0,05).
Urutan Uji t :
a. Merumuskan hipotesis alternatif.
Ha : βi0 i = 1,2,3,…….8
b. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus :
dimana :
bi = koefesien regresi masing-masing variabel
Sbi = standar error masing-masing variabel
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.
c. Kriteria pengujian :
t hitung t tabel = Ha diterima
t hitung t tabel = Ho tidak dapat diterima
i i h it
sb b
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai
Responden dalam penelitian ini adalah kadis, kasubdis, kasie, kepala sekolah,
dan bendahara yang berada dibawah jajaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah
Kota Tanjung Balai. Karakteristik Responden dideskripsikan berdasarkan jenis
kelamin, jabatan saat ini, dan pendidikan terakhir.
5.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang yang berada
dibawah jajaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai berjenis
kelamin wanita dengan jumlah 52 orang ( 40 persen), sedangkan responden berjenis
kelamin pria berjumlah 63 orang ( 60 persen).
Tabel 5.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Pria 63 60.0
Wanita 52 40.0
Total 105 100.0
5.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, hasil penelitian
menunjukan bahwa mayoritas responden yang memiliki pendidikan terakhir adalah
S3 yang berjumlah 0 orang (0 persen), kemudian S2 yang berjumlah 9 orang ( 8.57
persen), kemudian S1 berjumlah 96 orang ( 91.43 persen), D3 berjumlah 0 orang (0
persen), dan SMA berjumlah 0 orang ( 0 persen).
Tabel 5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequency Percent
Valid SMA 0 .0
D3 0 .0
S1 96 91.43
S2 9 8.57
S3 0 .0
Total 105 100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)
5.1.2. Penjelasan Responden
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian berupa penjelasan responden dari
5.1.2.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Penyusunan Anggaran Uji Validitas Instrumen Variabel
Tabel 5.1.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Partisipasi Anggaran
Pertanyaan
Keterlibatan dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun
Alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat
Pernyataan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta
Banyaknya pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final)
Meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.1.2.1 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen
dari variabel partisipasi anggaran memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel
partisipasi anggaran yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam
penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh
Penjelasan responden atas kontribusi dalam penyusunan anggaran, ditemukan
bahwa mayoritas responden yang berjumlah 67 orang (63.8 persen) menyatakan
bahwa responden sangat setuju kontribusi dalam penyusunan anggaran. Sekitar 37
orang (35.2 persen) menyatakan sangat setuju sekali, dan 1 orang (1 persen)
menyatakan setuju. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas responden sangat
setuju atas kontribusi dalam penyusunan anggaran.
Penjelasan responden atas keterlibatan dan ikut serta dalam penyusunan
anggaran yang sedang disusun, ditemukan bahwa mayoritas responden yang
berjumlah 61 orang (58.1 persen) menyatakan bahwa responden sangat terlibat dan
ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun. Sekitar 43 orang (41
persen) menyatakan sangat terlibat dan ikut serta sekali, dan 1 orang (1 persen)
menyatakan terlibat dan ikut serta. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas
responden sangat terlibat dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang
disusun.
Penjelasan responden atas alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi
anggaran dibuat, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 64 orang (61
persen) menyatakan bahwa responden sangat masuk akal sekali alasan yang diberikan
oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat. Sekitar 40 orang (38.1 persen) menyatakan
sangat masuk akal, dan 1 orang (1 persen) menyatakan masuk akal. Hasil tersebut,
ditemukan bahwa mayoritas responden sangat masuk akal sekali atas alasan yang
Penjelasan responden atas pernyataan permintaan, pendapat dan atau usulan
tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta, ditemukan bahwa mayoritas
responden yang berjumlah 87 orang (82.9 persen) menyatakan bahwa responden
sangat sering sekali menyatakan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang
anggaran kepada atasan tanpa diminta. Sekitar 17 orang (16.2 persen) menyatakan
sangat sering, dan 1 orang (1 persen) menyatakan sering. Hasil tersebut, ditemukan
bahwa mayoritas responden sangat sering sekali menyatakan permintaan, pendapat
dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta.
Penjelasan responden atas banyaknya pengaruh yang dirasakan dan dimiliki
dalam penyelesaian anggaran akhir (final), ditemukan bahwa mayoritas responden
yang berjumlah 76 orang (72.4 persen) menyatakan bahwa responden sangat banyak
sekali pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir
(final). Sekitar 28 orang (26.7 persen) menyatakan sangat banyak, dan 1 orang (1
persen) menyatakan banyak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden
sangat banyak sekali pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian
anggaran akhir (final).
Penjelasan responden atas meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran
sedang disusun, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 62 orang (59
persen) menyatakan bahwa responden sangat sering sekali meminta pendapat
dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun. Sekitar 42 orang (40 persen)
menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat sering sekali meminta pendapat
dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun.
5.1.2.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Job relevant information
Tabel 5.1.2.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Job relevant information
Pertanyaan
Informasi yang diberikan relevant dengan kondisi yang sebenarnya
Informasi yang diberikan sangat penting bagi penyusunan anggaran
Memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang diberikan pada saat penyusunan anggaran
0.749
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 5.1.2.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen
dari variabel JRI memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel JRI yang digunakan
adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan
nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai sebesar 5
persen.
Penjelasan responden atas informasi yang diberikan relevant dengan kondisi
yang sebenarnya, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 57 orang
(54.3 persen) menyatakan bahwa responden sangat relevant sekali atas informasi
yang diberikan dengan kondisi yang sebenarnya. Sekitar 40 orang (38.1 persen)