• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN

MODAL INSANI DAN SOSIAL PADA UKM

MINUMAN HERBAL DI KOTA DEPOK

ZAFIRA YAQUT AISYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

ZAFIRA YAQUT AISYAH. Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI.

Kinerja menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu organisasi, termasuk pada usaha kecil menengah kluster minuman herbal. Modal insani dan modal sosial memiliki peran strategis dalam peningkatan kinerja UKM. Hasil penelitian menyatakan bahwa permasalahan pada UKM minuman herbal bersumber dari SDM yang dimiliki. Berdasarkan analisis Structural Equation Modelling (SEM), diketahui modal insani tidak berpengaruh terhadap kinerja dan modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan nilai T-statistik sebesar 5,321. Pada tahapan selanjutnya, hasil dari analisis di atas menjadi dasar terbentuknya implikasi manajerial. Implikasi manajerial tersebut berupa The House Model dan Importance-Performance Analysis (IPA) yang bertujuan untuk mencari rekomendasi dalam hal meningkatkan kinerja UKM minuman herbal Kota Depok.

Kata kunci: kinerja UKM, modal insani, modal sosial ABSTRACT

ZAFIRA YAQUT AISYAH. Performance Improvement for Small and Medium Enterprises (SMEs) Herbal Beverages Depok Through Human Capital and Social Capital. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI.

Performance is one measure of success of an organization, including of thesmall and medium scale enterprise (SME) cluster ofherbal beverages. Human and social capitals have important roles in improving the performance of SMEs. The research shows that the problems of the SMEs was began with the human resources. Based on the analysis of using Structural Equation Modeling (SEM), that the human capital is known not to affect the performance, while the social capital significantly influence the performance with the T-statistic value of 5,321. In the next stage, the results of the above analysis are the basic of managerial implications. The managerial implications are The House Model and Importance-Performance Analysis (IPA) that aims to improve the performance of recommendation in the Depok SMEs herbal beverages.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN

MODAL INSANI DAN SOSIAL PADA UKM

MINUMAN HERBAL DI KOTA DEPOK

ZAFIRA YAQUT AISYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

Nama : Zafira Yaqut Aisyah

NIM : H24100004

Disetujui oleh

Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhammad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah peningkatan kinerja, dengan judul Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM, selaku pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para pemilik UKM kluster Minuman Herbal Kota Depok yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibunda Hj. Nenny Martini, ayahanda H. Sutarno, adik-adik tersayang, seluruh keluarga, serta sahabat-sahabat tercinta, Alfiani, Humairoh, Tantri, Eka Nurnafih, Athia, Syarifah, Fitri, Esha, Netri, dan Rindang, atas segala bentuk dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Ruang Lingkup Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... Error! Bookmark not defined. Permasalahan yang Dihadapi UKM ... 4

Modal Insani (Human Capital) ... 4

Komponen Modal Insani ... 5

Modal Sosial (Social Capital) ... 5

Komponen Modal Sosial ... 5

Kinerja ... 5

METODE ... Error! Bookmark not defined. Kerangka Penelitian ... 6

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

Jenis dan Sumber Data ... 7

Metode Pengambilan Sampel ... 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 8

Analisis Deskriptif ... 8

Diagram Ishikawa ... 8

Force Field Analysis (FFA) ... 9

Structural Equation Modeling (SEM) ... 9

The House Model ... 11

Importance Performance Analysis (IPA) ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

Gambaran Umum UKM ... 12

Karakteristik Responden ... 12

Karakteristik UKM ... 12

Karakteristik Karyawan ... 13

Permasalahan UKM Minuman Herbal di Depok ... 13

Force Field Analysis (FFA) ... 14

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) ... 15

(10)

The House Model ... 18

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM ... 20

SIMPULAN DAN SARAN... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

LAMPIRAN ... 25

DAFTAR TABEL

1 UKM minuman herbal Kota Depok yang menjadi responden penelitian 133 2 Hasil Evaluasi outer model dan inner model pada model 1, 2, dan 3 16 3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja 20

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah anggota Asosiasi UMKM Kota Depok (Data Asosiasi UMKM Depok 2013) 1 2 Kerangka Pemikiran 7 3 Diagram Ishikawa 9 4 Struktur Model I 10 5 Struktur Model II 10 6 Struktur Model III 11 7 Kerangka The House Model (Horovitz dan Ohlsson-Corboz, 2007)Error! Bookmark not defined. 8 Diagram Ishikawa UKM Minuman Herbal di Depok 14 9 Faktor Pendorong dan Penghambat UKM Kota Depok 15 10Outer Model 2 17 11Inner Model 2 18 13Analisis kuadran tingkat kepentingan kinerja UKM minuman herbal 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakteristik karyawan UKM ... 26

2 Hasil pengolahan PLS ... 28

3 Importance Performance Analysis untuk Pemilik UKM ... 32

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Depok merupakan sebuah kota yang berada di daerah Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan yang berbatasan langsung dengan ibukota negara yaitu DKI Jakarta. Letak geografis yang strategis membuat Depok berkembang dari segi perekonomian dan infrastruktur. Dari segi perekonomian hal itu terlihat pada Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).

Badan Pusat Statistik Depok menyatakan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok tahun 2010 mencapai 6,36. Nilai tersebut lebih tinggi dari LPE Propinsi Jawa Barat yaitu 6,22 dan melampaui LPE Nasional yang hanya 6,10. Selain pencapaian terhadap LPE tertinggi di Jawa Barat, indikator lain untuk mengukur tingkat perkembangan ekonomi suatu daerah adalah dengan mengukur laju pertumbuhan PDRB. Selama periode 2010-2011, PDRB Kota Depok PDRB atas dasar harga berlaku terhitung mengalami peningkatan dari Rp 16.144.726,21 pada tahun 2010 menjadi Rp 17.913.312,91 pada tahun 2011 (Pemkot Depok 2012). Keberhasilan ini tercapai dengan adanya peran UKM yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan penghasil produk kebutuhan masyarakat Kota Depok.

UKM yang berada di Kota Depok mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan tersebut dapat dilihat dari jumlah anggota asosiasi UMKM Kota Depok. Berikut Gambar 1 menampilkan grafik peningkatan jumlah anggota asosiasi UMKM.

Gambar 1 Jumlah anggota Asosiasi UMKM Kota Depok tahun 2006-2013 (Data Asosiasi UMKM Depok 2013)

Meskipun jumlah UKM yang berada di Kota Depok meningkat, UKM tidaklah luput dari berbagai permasalahan baik masalah khusus maupun umum, salah satunya UKM kluster minuman herbal. Permasalahan yang dihadapi oleh UKM kluster minuman herbal membuat kinerja dan kemampuan UKM berkiprah

125 152 177

232 272

375

459 477

(12)

2

dalam perekonomian Depok menjadi tidak maksimal. Menurut Mayo yang disitasi Endri (2010), selama ini peningkatan kinerja lebih banyak dikaitkan dengan sumber daya yang bersifat fisik (tangible asset). Peningkatan kinerja perusahaan dari perspektif fisik dan keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang menjadi penggerak nilai dari kedua perpektif tersebut adalah kemampuan yang dimiliki oleh sumberdaya manusia (intangible asset). Intangible asset ini dapat direpresentasikan melalui modal insani dan modal sosial.

Endri (2010) menyatakan perhatian terhadap sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi bagi kebanyakan perusahaan sering dinomor-duakan dibandingkan dengan faktor-faktor produksi yang lain seperti teknologi dan uang. Totana dalam Ancok (2003) menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Hal ini juga didukung oleh Ongkorahadjo et al. (2008), dalam penelitiannya di kantor akuntan publik yang berhasil membuktikan individual capability dan organizational climate yang merupakan komponen dari modal insani (human capital) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan, Kertati (2012) dalam penelitiannya yang dilakukan pada ratusan UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan Karangayar, berhasil membuktikan bahwa modal sosial perusahaan memiliki pengaruh penting terhadap berbagai kinerja UKM.

Perumusan Masalah

Mengacu pada data Asosiasi UMKM Kota Depok tahun 2013, terjadi peningkatan yang tidak terlalu signifikan pada pertumbuhan UKM kluster minuman herbal, dari 22 unit (tahun 2012) menjadi 26 unit (tahun 2013). Menurut Setyobudi dalam Munizu (2013), permasalahan umum UKM dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UKM (basic problems), permasalahan lanjutan (advanced problems), dan permasalahan antara (intermediate problems). Basic Problems (yaitu SDM yang terbatas dan modal usaha yang belum memadai) inilah yang merupakan alasan sulitnya UKM kluster minuman herbal untuk berkembang di Depok.

Sehubungan dengan permasalahan UKM diatas, hal terpenting yang harus diterapkan adalah membangun kekuatan internal dengan UKM sebagai dasar kekuatan menghadapi perubahan eksternal yang sangat dinamis. Oleh karena itu, akan sangat menarik untuk meneliti modal peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal khususnya di daerah Depok dari segi intangible asset, yaitu baik dari kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki SDM atau yang lebih dikenal sebagai modal insani (human capital) maupun kemampuan SDM dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial organisasinya atau yang lebih dikenal sebagai modal sosial (social capital). Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah:

1. Apa permasalahan yang dialami oleh UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

(13)

3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh terhadap

peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

4. Bagaimana rancangan model strategi yang baik untuk meningkatkan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

5. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM kluster minuman herbal Kota Depok?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

2. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

3. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

4. Merancang model strategi yang baik untuk meningkatkan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

5. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:

1. Praktis

Penelitian ini dari segi praktis bermanfaat bagi aplikasi manajerial para pengusaha, pemerintah maupun instansi terkait dengan pengembangan usaha berskala kecil dan menengah kluster minuman herbal di Kota Depok.

2. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pengembangan ide, menyelesaikan masalah di bidang keilmuan, serta meningkatan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan modal insani, modal sosial, dan kinerja di usaha berskala kecil dan menengah

Ruang Lingkup Penelitian

(14)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan yang Dihadapi UKM

Setyobudi dalam Munizu (2013) membagi permasalahan UKM dalam tiga kategori yakni:

1. Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UKM (basic problems), antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non formal, SDM, pengembangan produk dan akses pemasaran.

2. Permasalahan lanjutan (advanced problems), antara lain pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan yang berlaku di Negara tujuan ekspor.

3. Permasalahan antara (intermediate problems), yaitu permasalahan dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahaan. Dengan pemahaman atas permasalahan di atas, akan dapat ditengarai berbagai problem dalam UKM dalam tingkatan yang berbeda, sehingga solusi dan penanganannya pun seharusnya berbeda pula.

Modal Insani (Human Capital)

Peletak dasar pertama dari konsep modal insani ini adalah W. Schultz dalam Pidato Theodore tahun 1960 yang berjudul Investment in Human Capital. Konsep ini menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal atau kapital seperti bentuk kapital lainya, seperti mesin, teknologi, tanah, uang, dan material. Selanjutnya, berkembanglah konsep modal insani menurut pendapat ahli lainnya, berikut penjelasan beberapa pendapat mengenai konsep modal insani (Ongkorahardjo et al 2008).

1. Stewart (1997)

Modal insani diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan dan pengalaman pribadi.

2. Mayo (2000)

Modal insani merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari brainstorming melalui riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan perbaikan atau pengembangan ketrampilan pekerja. 3. Malhotra dan Bontis (2002)

(15)

5 Komponen Modal Insani

Modal Insani memiliki beberapa komponen yang menyusunnya. Istaiteyeh (2011), menyatakan bahwa peran modal insani (human capital) terdiri atas metode umum on the job training dan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya.

Modal Sosial (Social Capital)

Konsep modal sosial pertama kali dicetuskan oleh Hanifan tahun 1916, di saat dia membicarakan tentang pusat komunitas yang terkait dengan sekolah di wilayah pedesaan. Namun, istilah modal sosial lebih dipopulerkan lagi oleh James S. Coleman tahun 1990. Selanjutnya konsep modal sosial semakin dikembangkan dan dikaji oleh para ahli lainnya. Berikut penjelasan beberapa pendapat tentang definisi modal sosial (Ancok 2003):

1. Fukuyama (1995)

Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka.

2. Brehm dan Rahn (1997)

Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh mereka.

Komponen Modal Sosial

De Jong (2010), menyatakan bahwa modal sosial berfokus pada tingkat analisis individu dalam menyusun dimensi modal sosial menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, relasional dan kognitif. Dimensi stuktural didefinisikan sebagai keseluruhan bentuk dari hubungan antar pelaku-pelaku sosial. Dimensi relasional merupakan aset yang diciptakan dan tumbuh dalam hubungan antar organisasi yang mencakup kepercayaan, kelayakan, kelayakan dipercaya, norma dan sangsi, kewajiban dan harapan, serta identitas dan identifikasi. Dimensi kognitif diartikan sebagai bahasa bersama (shared languages), berbagi cerita (shared narrative) dan visi bersama (shared vision) yang memfasilitasi pemahaman bersama tentang tujuan kolektif.

Kinerja

(16)

6

METODE

Kerangka Penelitian

UKM kluster minuman herbal Kota Depok merupakan UKM yang berpotensi untuk dikembangkan, namun masalah mengenai SDM yang terbatas dan modal usaha yang belum memadai membuat UKM ini sulit untuk bertahan dari krisis. Penelitian mengenai modal insani dan modal sosial di UKM kluster minuman herbal diharapkan mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja UKM terkait. Penelitian ini dilakukan melalui lima tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pertama, menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh UKM menggunakan diagram Ishikawa (fishbone chart).

2. Tahap kedua, mengidentifikasi faktor yang menjadi pendorong dan penghambat menggunakan Force Field Analysis (FFA)

3. Tahap ketiga, menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM dengan Structural Equation Modeling (SEM).

4. Tahap keempat, perolehan hasil dari tahap sebelumnya dijadikan masukan (input) untuk perancangan model peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial menggunakan The House Model.

(17)

7

Gambar 2 Kerangka pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UKM minuman herbal di Kota Depok, Jawa Barat dengan pertimbangan seperti yang telah disebutkan di dalam perumusan masalah. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-September 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner yang disebar ke UKM minuman herbal. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

UKM Minuman Herbal Kota Depok

Identifikasi masalah

Melalui modal insani (Istaiteyeh 2011): 1. Metode umum on the job training 2. Metode spesifik on the job training 3. Pendidkan formal 4. Pengetahuan lainnya

Melalui modal sosial (De Jong 2010): 1. Dimensi struktural 2. Dimensi relasional 3. Dimensi kognitif

Analisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja

Identifikasi prioritas dengan membandingkan antara tingkat kepentingan dan

tingkat kinerja

(18)

8

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku, penelitian terdahulu, internet, serta data-data yang didapatkan dari instansi-instansi yang terkait.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dan sampel diperlukan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari variabel yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas, kualitas, dan karakterstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2009). Jumlah populasi penelitian ini adalah 26 UKM minuman herbal yang terdaftar di Asosiasi UMKM Kota Depok.

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam menentukan sampel diperlukan suatu metode pengambilan sampel yang tepat agar dapat menggambarkan keadaan populasi secara maksimal. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa convenience sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan aksesbilitas kenyamanan dan kedekatan dengan peneliti. Informasi mengenai sampel yang terpilih, diperoleh dari Asosiasi UMKM Kota Depok. Responden dari penelitian ini terbagi menjadi dua kategori yaitu 7 orang pemilik UKM dan 31 orang karyawan UKM.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, metode Diagram Ishikawa, Force Field Analysis (FFA), Structural Equation Modelling (SEM) dengan PLS, The House Model dan Importance-Performance Analysis (IPA).

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto 2010). Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis gambaran mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dilihat dari lima hal, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan status pernikahan.

Diagram Ishikawa

(19)

9 akan memperdalam analisis terkait penyebab primer (primer cause) dan penyebab sekunder (secondary cause) yang menghambat upaya peningkatan kinerja UKM minuman herbal di Kota Depok.

Gambar 3 Diagram Ishikawa Force Field Analysis (FFA)

Force Field Analysis (FFA) berguna untuk pengambilan keputusan, dalam FFA akan terlihat faktor pendukung serta faktor penghambat serta membantu mengkomunikasikan alasan pengambilan keputusan. Tujuan dari metode ini ialah untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan faktor pendukung dan penghambat.

Structural Equation Modeling (SEM)

Sugiyono (2009) menyatakan bahwa Permodelan Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling) yang biasa disingkat dengan Structural Equation Modeling atau yang biasa disingkat SEM merupakan model pengukuran yang menguraikan variabel laten menggunakan variabel manifes sebagai indikatornya. Peneliti akan memperoleh besaran nilai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap variabel laten, dimana semua komponen yang berpengaruh dapat terlihat melalui suatu model yang dimunculkan. Untuk menguji model, penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 2.0M3.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel laten, yaitu modal sosial, modal insani, dan kinerja. Analisis yang digunakan yaitu untuk melihat besar pengaruh variabel eksogen yaitu modal sosial dan modal insani terhadap variabel laten endogen yaitu kinerja. Modal insani (human capital) terdiri dari empat variabel, yaitu program pendidikan formal, metode umum on the job training, metode on the job training spesifik, dan pengetahuan lainnya (Istaiteyeh 2011). Modal sosial (social capital) terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi relational, dan dimensi kogntif (De Jong 2010). Pada kinerja UKM terdiri dari dua variabel terukur, yaitu produktivitas dan daya inovasi (Dokko 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ongkorahadjo et al. (2008) di kantor akuntan publik berhasil membuktikan individual capability dan organizational climate yang merupakan komponen dari modal insani (human capital) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kemudian, Kertati (2012) dalam

penyebab primer penyebab sekunder Manusia Metode Mesin

Material Pengukuran Lingkungan

(20)

10

penelitiannya yang dilakukan pada ratusan UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan Karangayar, berhasil membuktikan bahwa modal sosial perusahaan memiliki pengaruh penting terhadap berbagai kinerja UKM. Dari kedua penelitian tersebut didapatkan model pertama yang menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial organisasi terhadap kinerja UKM. Model pertama dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur model I

Penelitian yang dilakukan Nishantha (2011) mengenai hubungan antara modal insani, modal sosial dan pertumbuhan organisasi membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam mempengaruhi pertumbuhan organisasi. Dari penelitian ini terbentuklah model kedua untuk menganalisis modal sosial yang mempengaruhi kinerja UKM sebagai variabel perantara bagi variabel modal insani. Model kedua dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Struktur model II Modal

(21)

11 Penelitian Stam dan Elfring (2008) membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, terbentuklah model ketiga yang menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel moderator. Model ketiga dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Struktur model III The House Model

The House Model merupakan konsep yang dibangun dalam menggambarkan usaha organisasi untuk mengubah mimpi menjadi sebuah tindakan. Horovitz dan Anne-Valerie Ohlsson-Corboz (2007) menyatakan bahwa hal utama yang paling dibutuhkan oleh organisasi adalah sebuah visi inspirasional tentang masa depan organisasi, yaitu sebuah impian dengan batas waktu. Impian dengan batas waktu ini memerlukan pilar-pilar yang dapat menyokong keberadaan dan pencapaiannya. The House Model tersebut dijelaskan melalui Gambar 7.

Key Way (Cara Utama) Key Way (Cara Utama) Key Way (Cara Utama)

Gambar 7 Kerangka The House Model (Horovitz dan Ohlsson-Corboz, 2007) Modal

Dimensi Struktural Dimensi Relational Dimensi Kognitif

Dream with a deadline (Mimpi dengan batas waktu)

(22)

12

Importance-Performance Analysis (IPA)

Teknik ini pertama kali dikembangkan di bidang pemasaran. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, teknik ini dapat disesuaikan untuk penelitian dibidang manajemen fungsional lainnya. Importance-Performance Analysis (IPA) terdiri atas dua komponen, yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan. Analisis kuadran akan memetakan atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja, sedangkan analisis kesenjangan digunakan untuk untuk melihat kesenjangan antara kondisi ideal/harapan responden dari suatu variabel dengan kondisi aktual/kinerja yang dicapai oleh organisasi terkait (Supranto 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum UKM

UKM merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis. Dengan memperhatikan besarnya kontribusi UKM terhadap kesejahteraan manusia dan sebagai perangsang ekonomi, banyak pihak yang ingin mengetahui mengenai ketahanan UKM pada jangka panjang. Namun sebagian besar UKM di Indonesia tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan dari segi pendidikan formal dan ketrampilan (modal insani) sangat berpengaruh terhadap tata kelola suatu usaha. Permasalahan ini diperburuk dengan pengembangan modal sosial yang masih rendah. Padahal

melalui modal sosial, UKM dapat membangun jaringan baik internal maupun eksternal dalam memperoleh dan memfasilitasi penyebaran pengetahuan yang

berguna meningkatkan kinerja UKM.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 31 orang yang berasal dari 7 UKM minuman herbal di daerah Depok. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik UKM berdasarkan lama berdiri UKM dan skala UKM tersebut serta karakteristik karyawan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, usia, lama bekerja, penghasilan, status pernikahan, dan jumlah tanggungan.

Karakteristik UKM

(23)

13 Tabel 1 UKM minuman herbal Kota Depok yang menjadi responden penelitian

Nama UKM

Apiari Ibu 4 Menengah Madu dan olahan dari madu 600

Melly Organik 14 Kecil Minuman lidah buaya, sayuran

organik

15

Pengobatan Herbal Bpk. Yunus

21 Kecil Obat-obatan Herbal 10

IDH 4 Kecil Obat Tradisional 10

Wirawati Catur

Panca 4 Kecil Minuman kesehatan 10

Fahmi Herbal 6 Kecil Minuman lidah buaya dan obat

Herbal 12

Mitra Usaha

Sejahtera 4 Kecil

Minuman dan olahan dari

lidah buaya 10

Sumber: Asosiasi UMKM Kota Depok 2013

Karakteristik Karyawan

Karyawan yang dijadikan responden berjumlah 31 orang dan dipilih melalui teknik convinience sampling. Karakteristik tingkat pendidikan karyawan UKM minuman herbal didominasi pendidikan di bawah tingkat perguruan tinggi, yaitu 30 orang pada tingkat SMA/sederajat. Karakteristik tingkat pendidikan responden ini mayoritas berusia antara 16-25 tahun.

Responden dikelompokkan juga berdasarkan karakteristik lama bekerja. Karakterstik lama bekerja didominasi dengan karyawan yang telah bekerja pada rentang 1-5 tahun sejumlah 16 orang.

Penghasilan sejumlah Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 mendominasi penghasilan karyawan UKM kluster minuman herbal di Kota Depok, yaitu sebanyak 19 orang. Jumlah upah merupakan nilai yang didapat dari kinerja karyawan dan kesanggupan masing-masing UKM untuk membayar karyawan.

Jumlah antara sudah menikah dengan yang belum menikah tidaklah terlalu jauh, yaitu 15 karyawan yang telah menikah dan yang belum menikah sebanyak 16 orang. Karyawan UKM minuman herbal belum ada yang memiliki status janda/duda. Karyawan UKM minuman herbal kota Depok yang menjadi responden mayoritas memiliki karakteristik jumlah tanggungan 3-4 orang yaitu 18 orang, lalu responden dengan karakteristik jumlah tanggungan 1-2 orang yaitu 11 orang, dan responden dengan jumlah tanggungan 5-6 orang yaitu 2 orang. Karakteristik responden lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 2.

Permasalahan UKM Minuman Herbal di Depok

(24)

14

rendahnya kinerja pada UKM ada beberapa faktor, antara lain: SDM, material, pengukuran, dan lingkungan. Penjelasan lebih lanjut terdapat pada Gambar 8.

Gambar 8 Diagram Ishikawa UKM Minuman Herbal di Depok

Berdasarkan Gambar 8, masalah utama yang dihadapi oleh UKM minuman herbal adalah sektor sumberdaya manusia. Masalah tersebut merupakan penghambat untuk peningkatan kinerja UKM. Sedangkan masalah lain yang juga menjadi penghambat adalah lingkungan, material dan pengukuran.

Force Field Analysis (FFA)

(25)

15

Gambar 9 Faktor Pendorong dan Penghambat UKM Kota Depok

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

(26)

16

Tabel 2 Hasil evaluasi outer model dan inner model pada model 1, 2, dan 3 Kriteria Standar loading factor < 0,70 yaitu Y1, sehingga loading factor > 0,70 sehingga telah merefleksikan variabel-variabel laten (Valid)

Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai loading factor < 0,70 yaitu Y1, sehingga indikator tersebut perlu direduksi untuk menghasilkan kevalidan seluruh indikator. Setelah Y1 direduksi diperoleh hasil keseluruhan nilai nilai loading factor > 0,70 sehingga telah merefleksikan variabel-variabel laten (Valid)

Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai loading factor < 0,70 yaitu Y1, sehingga loading factor > 0,70 sehingga telah Insani * Modal Sosial (0,721800); Modal Insani * Modal Sosial (0,968550); Modal

Nilai > 0,50 Kinerja (1,000000); Modal Insani Insani * Modal Sosial (0,721800); Modal

Modal Insani -> Kinerja 0,964678 (Tidak Berpengaruh); Modal Sosial -> Kinerja 4,542137 (Berpengaruh)

Modal Insani -> Kinerja (0,577373) (Tidak Berpengaruh); Modal Insani -> Modal Sosial (10,863267)

(Berpengaruh); Modal Sosial -> Kinerja (5,320506)(Berpengaruh)

Modal Insani -> Kinerja (1,629416) (Tidak Berpengaruh); Modal Insani * Modal Sosial -> Kinerja (1,895397) (Tidak Berpengaruh); Modal Sosial -> Kinerja (0,438939) (Tidak

Modal Insani -> Kinerja (0,153722) (Memiliki

Modal Insani -> Kinerja (0,087413) (Memiliki pengaruh positif langsung); Modal Insani -> Modal Sosial (0,782561) (Memiliki pengaruh

Modal Insani -> Kinerja (-1,357388) (Tidak memiliki pengaruh positif langsung); Modal Insani * Modal Sosial -> Kinerja (1,980326) (Memiliki pengaruh positif langsung);

Modal Sosial -> Kinerja (0,123986) (Memiliki

(27)

17 Evaluasi yang dilakukan berdasarkan standar penilaian menurut Chin (1998) yang disitasi Ghozali (2008) dari model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Hasil evaluasi dari ketiga model menyatakan bahwa model yang memiliki hasil evaluasi yang baik adalah model 2. Peneliti memilih model 2 karena hasil SEM model 2 paling sesuai dengan teori yang sudah ada dibandingkan dengan hasil SEM model 1 dan 3. Hasil outer model dan inner model terpilih dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10 Outer model 2

Outer model merupakan pengukuran dari masing-masing indikator terhadap masing-masing variabel (Ghozali, 2008). Apabila koefisien atau loading factor dari masing-masing indikator pada model kurang dari 0,7 maka harus direduksi. Dapat dilihat dari Gambar 10, semua indikator setelah dilakukan reduksi pada indikator Y1 memiliki indikator yang valid dan dapat merefleksikan variabel-variabel laten.

Dimensi struktural (X1), dimensi relasional (X2), dimensi kognitif (X3) dapat merefleksikan variabel modal sosial dengan baik. Namun, nilai loading factor pada X1 lebih kecil dibandingkan dengan X2 dan X3. Hal ini disebabkan karena responden melihat indikator X1 termasuk hal yang tidak diprioritaskan.

Kemudian pada pendidikan formal (X4), pelatihan umum (X5), pelatihan spesifik (X6), dan pengetahuan lain (X7) dapat merefleksikan variabel modal insani dengan baik. Hanya saja nilai loading factor pada X7 lebih kecil dibandingkan dengan X4, X5, dan X6. Penyebabnya adalah sama seperti kasus X3, menurut responden, indikator X7 termasuk hal yang tidak diprioritaskan.

(28)

18

Gambar 11 Inner model 2

Melalui boostrapping, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil boostrapping (Gambar 11) yaitu sebagai berikut: (1) Konstruk Modal Insani terhadap Kinerja UKM memiliki T-Statistik sebesar 0,577. Nilai T hitung < dari T tabel sehingga modal insani tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM; (2) Konstruk modal insani terhadap modal sosial memiliki T-Statistik sebesar 10,863. Nilai T hitung > T tabel sehingga modal insani memiliki pengaruh yang signifikan terhadap modal sosial; (3) Konstruk Modal sosial terhadap kinerja UKM memiliki T-Statistik sebesar 5,321. Nilai T hitung > T tabel sehingga modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM.

Hasil SEM memperlihatkan bahwa modal insani tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UKM. Hal ini dapat disebabkan karena penelitian ini hanya melihat dari sudut pandang Manajemen Sumberdaya Manusia saja dan jumlah responden yang diteliti hanya terbatas (berjumlah 31 orang). Namun modal insani memiliki pengaruh langsung terhadap modal sosial dan modal sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Ini dapat diartikan konsep modal insani dapat digunakan oleh UKM dengan menggunakan modal sosial sebagai perantara, sehingga pencapaian tujuan perencanaan menjadi lebih efektif.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial adalah proses pengambilan keputusan bagaimana meningkatkan produktivitas se efisien dan se efektif mungkin dari sumberdaya yang dimiliki. Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh UKM minuman herbal Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja UKM dapat dibentuk melalui The House Model dan analisis IPA.

The House Model

(29)

19 Model merupakan alat yang dapat digunakan oleh UKM untuk membantu UKM dalam merancang strategi dan menentukan impian dari usaha yang didirikannya. Rancangan The House Model UKM minuman herbal terdapat pada Gambar 12.

Gambar 12 The House Model UKM Minuman Herbal Kota Depok

Pada bagian paling atas rancangan The House Model UKM minuman herbal Kota Depok terdapat atap (roof) yang berisikan sebuah impian (visi) yang dapat dicapai dengan batas waktu tertentu. Berdasarkan hasil dari SEM, hanya indikator daya inovasi yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja (produktivitas tidak memiliki pengaruh sehingga direduksi), sehingga visi yang tepat diterapkan oleh

UKM adalah “Menjadi UKM yang Inovatif dan Berkembang Periode 5 Tahun”.

Bagian kedua merupakan pilar terdiri dari key way yang berfungsi sebagai penyokong berdirinya sebuah visi. Key way adalah kunci utama dalam rangka merealisasikan tujuan yang berada di dalam atap. Key way ini diambil dari kesimpulan pada hasil wawancara dengan para pemilik UKM. Pilar “Mendirikan SDM Terbaik” merupakan pilar yang menjadi sasaran utama untuk diperbaiki. Hal ini dikarenakan karyawan merupakan faktor terpenting dalam setiap usaha.

Bagian ketiga The House Model yaitu action dan milestone yang merupakan strategi dan batu yang menjadi pijakan UKM dalam rangka merealisasikan impian. Pada pilar utama, ada 3 action yang harus dilakukan UKM untuk mendirikan SDM terbaik, yaitu dengan mengikutsertakan karyawan pada pelatihan, pembentukan nilai dan norma dalam UKM, dan pembuatan deskripsi pekerjaan. Milestone yang menjadi pedoman UKM terdapat pada pilar-pilar pendukung.

Bagian keempat merupakan poundation, yaitu perilaku yang mendukung terjadinya action. Untuk mencapai hasil yang diharapkan maka perlu ditanamkan rasa kemauan yang tinggi dan bekerja keras mencapai kinerja yang lebih baik dalam UKM.

Menjadi UKM yang Inovatif dan Berkembang Periode 5 tahun

(30)

20

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM

Importance-Performance Analysis (Analisis Kepentingan-Kinerja) terdiri atas analisis kuadran dan analisis gap.

1. Analisis Kuadran

Analisis kuadran berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara penilaian tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM. Variabel dijabarkan ke dalam diagram kartesius berdasarkan penilaian performance (kinerja) UKM dan importance (kepentingan) dari pemilik UKM. Variabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja

Variabel Keterangan Kinerja (X) Kepentingan (Y) Gap Kuadran

10 Promosi produk 2,3 4,3 -2

Sumber: Data diolah (2014)

(31)

21

Gambar 12 Analisis kuadran tingkat kepentingan kinerja UKM minuman herbal Seluruh variabel yang telah ditentukan akan tersebar ke empat bagian dalam kuadran analisis pada Gambar 13. Penyebaran variabel-variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuadran I (Prioritas utama)

Variabel-variabel di bagian ini memiliki tingkat kinerja di bawah rata-rata tetapi tingkat kepentingan tinggi, sehingga variabel yang berada pada kuadran I merupakan hal-hal yang harus menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan. Variabel yang masuk ke dalam kuadran I adalah variabel: 10, 17, 18,19, dan 22.

b. Kuadran II (Pertahankan kinerja)

Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang diatas rata-rata. Variabel-variabelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, dan 16. Kuadran II menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di atas rata-rata, sehingga harus dipertahankan kinerja yang sudah baik ini dan ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik bagi pelanggan dan bisnis yang semakin besar.

c. Kuadran III (Prioritas rendah)

Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata dan kinerjanya juga di bawah rata-rata. Variabelnya adalah variabel: 7, 11, 12, 13, 20, dan 21. Kuadran III menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di bawah rata-rata sehingga hal ini tidak dianggap sebagai hal yang sangat diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan karena tidak memiliki kinerja yang baik pula.

d. Kuadran IV (Kinerja berlebihan)

(32)

22

2. Analisis Kesenjangan (Gap)

Analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk mengidentifikasi selisih antara angka kinerja yang telah dilakukan oleh UKM dengan angka kepentingan menurut pemilik UKM. Nilai kepentingan dan kinerja diperoleh dari nilai rata-rata setiap variabel. Berdasarkan tabel 3, sebanyak 22 variabel bernilai negatif menunjukkan bahwa kinerja di lapangan belum sesuai dengan harapan pemilik UKM.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM minuman herbal ialah kinerja UKM yang rendah. Faktor utama rendahnya kinerja UKM adalah SDM. Faktor lain yang mendukung adalah sektor material, pengukuran, dan lingkungan. Hasil analisis ini didapatkan dari diagram Ishikawa (fishbone chart).

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat maupun pendorong dalam pencapaian impian dan peningkatan kinerja UKM minuman herbal. Faktor pendorong tersebut adalah akses lokasi Depok yang strategis, produk berasal dari bahan-bahan herbal, hubungan kekerabatan yang erat di lingkungan UKM, bantuan dari berbagai instansi tentang permodalan, dan hirarki manajerial yang pendek. Lebih lanjut, faktor penghambat adalah penggunaan teknologi informasi untuk pemasaran masih terbatas, belum ada pengawasan terhadap kualitas produk dan proses produksi, kurang tegas dalam memberikan sanksi pelanggaran internal organisasi, adanya birokrasi yang berbelit-belit, kemudian belum ada deskripsi pekerjaan dan spesialisasi yang jelas untuk karyawan.

Analisis SEM dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square dengan SmartPLS 2.0. Hasil evaluasi SEM menyatakan bahwa variabel modal sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM, sedangkan variabel modal insani tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja UKM, namun memiliki pengaruh terhadap variabel modal sosial.

Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh UKM minuman herbal Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja UKM dapat dibentuk melalui The House Model dan analisis Importance-Performance Analysis (IPA). Rancangan model strategi The House Model digunakan sebagai rekomendasi langkah UKM untuk menggapai tujuan dengan terfokus pada pengembangan SDM.

(33)

23 Saran

Saran dari hasil penelitian ini adalah: (1) Untuk pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat mempermudah akses UKM untuk mendapatkan perijinan usaha, seperti pengajuan merk dagang, hak cipta, yang prosesnya masih berbelit-belit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit; (2) Untuk UKM minuman herbal diharapkan mengadakan gathering dengan tingkat partisipasi yang tinggi guna meningkatkan sisi modal sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok D. 2003. Modal sosial dan kualitas masyarakat. [Internet]. Rapat Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. [diunduh 2013 Desember 2]. Tersedia pada: http:// ancok.staff.ugm.ac.id/file/modal_sosial_dan_kualitas_masyarakat.pdf

Asosiasi UMKM Depok. 2013. Rekapitulasi data anggota asosiasi UMKM Kota Depok per sektor usaha tahun 2013. Depok (ID): Dinas Koperasi, UMKM, dan Pasar Kota Depok.

De Jong T. 2010. Linking Social Capital to Knowledge Productivity: An Explorative Study on the Relationship Between Social Capital and Learning in Knowledge-productive Networks. Pune (IN) : Bohn Stafleu van Loghum. Dokko G. 2004. What you know or who you know? Human Capital and social

capital as determinants of individual performance. [dissertation]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania.

Endri. 2010. Peran human capital dalam meningkatkan kinerja perusahaan: suatu tinjauan teoritis dan empiris. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(2): 179-190.

Horovitz J, Ohlsson-Corboz AV. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow [GB] : FT Prentice Hall.

Istaiteyeh R. 2011. Economic Development and Highly Skilled Returnees: The Impact of Human Capital Circular Migration on the Economy of Origin Countries: The Case of Jordan. Kassel (GER): The University Kassel Press. Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama

Kertati. 2012. Membangun tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional melalui modal sosial dan pembelajaran organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis. [disertasi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Latan H, Ghozali I. 2012. Partial Least Square; Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

(34)

24

Nishantha B. 2011. The relationship between human capital, social capital, and firm growth of small enterprises in Sri Lanka. International Research Conference on Management and Finance. Colombo (SL): University of Colombo.

[Pemkot Depok]. Depok dalam Angka 2012. 2012. [diunduh 2014 Januari 3]. Tersedia pada: http://bappeda.depok.go.id/admin/dokumenProdukstatistik/ dda%202012.pdf

Scarvada AJ. 2004. A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on POM and 15th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.

Munizu M. 2013. Strategi Peningkatan Kinerja dan Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pengolah Produk Berbasis Pangan di Kota Makassar. Jurnal Manajemen dan Bisnis. [intenet]. [diunduh 2014 Februari 14]; 12 (1): 5. Tersedia pada: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4299

Stam W, Elfring T. 2008. Entrepreneurial orientation and new venture performance: the moderating role of intra and extraindustry social capital. Academic of Management Journal. [internet]. [diunduh 2013 November 29]; 51 (1): 97-111. Tersedia pada: http://www.business.uconn.edu/.../ Stam%20%26%20.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA.

Supranto J. 2004. Analisis Multivariat, Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

(35)

25

(36)

26

Lampiran 11Karakteristik karyawan UKM

Usia

No. Kategori Usia Jumlah Persentase (%)

1 < 15 tahun 0 0

2 16-25 tahun 16 51,6

3 26-35 tahun 8 25,8

4 35-45 tahun 5 16,1

5 > 45 tahun 2 6,5

Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1 SD/ Sederajat 0 0

2 SMP/sederajat 0 0

3 SMA/sederajat 30 96,8

4 Diploma 1 4,2

5 S1 0 0

6 S2/S3 0 0

Status Pernikahan

No. Status Pernikahan Jumlah Persentase (%)

1 Menikah 15 48,4

2 Belum menikah 16 52,6

3 Janda/ Duda 0 0

Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase (%)

1 1-2 orang 11 35,5

2 3-4 orang 18 58,1

3 5-6 orang 2 6,5

4 7-8 orang 0 0

Penghasilan Setiap Bulan

No. Penghasilan per bulan Jumlah Persentase (%)

1 < Rp 500.000 0 0

2 Rp 500.001 - Rp 750.000 0 0

3 Rp 750.001- Rp 1.00.000 5 16,1

4 Rp 1.000.001- Rp 1.500.000 19 61,3

(37)

27 Lanjutan Lampiran 1

Lama Bekerja

No. Lama bekerja di UKM Jumlah Persentase (%)

1 0-5 tahun 29 93,6

2 6-10 tahun 2 6,4

3 11-15 tahun 0 0

4 16-20 tahun 0 0

(38)

28

Lampiran 22Hasil pengolahan PLS

OUTER MODEL 1

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 1

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,506595

Dimensi Relasional (X2) 0,951461

Dimensi Kognitif (X3) 0,895817

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,801682

Pelatihan Umum (X5) 0,924631

Pelatihan Spesifik (X6) 0,940515

Pengetahuan Lainnya (X7) 0,568692

Kinerja Inovasi (INO) 1,000000

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,676404 Valid 0,889961 Reliabel

(39)

29 Lanjutan Lampiran 2

INNER MODEL 1

EVALUASI INNER MODEL PADA MODEL 1

Tabel Output dari model struktural (Inner Model)

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 2

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,560787

Dimensi Relasional (X2) 0,932169

Dimensi Kognitif (X3) 0,867064

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,807719

Pelatihan Umum (X5) 0,933784

Pelatihan Spesifik (X6) 0,946989

Pengetahuan Lainnya (X7) 0,537288

Kinerja Inovasi (Y2) 1,000000

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,677457 Valid 0,889690 Reliabel

modal sosial 0,645074 Valid 0,839508 Reliabel

Path

Original Sample

(O)

Evaluasi model

Sample Mean

(M)

Standard

Deviation T-Stat

Evaluasi model

(40)

30

Lanjutan Lampiran 2

EVALUASI INNER MODEL PADA MODEL 2

Tabel Output dari model struktural (Inner Model)

OUTER MODEL 3

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 3

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,506595

Dimensi Relasional (X2) Dimensi Kognitif (X3)

0,951461 0,895817

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,801682

Pelatihan Umum (X5) 0,924631

Pelatihan Spesifik (X6)

Pendidikan Formal * Dimensi Struktural 0,843394

Pendidikan Formal * Dimensi Relasional 0,851505

Pendidikan Formal * Dimensi Kognitif 0,850292

Pelatihan Umum * Dimensi Struktural 0,929414

Pelatihan Umum * Dimensi Relasional 0,916104

Pelatihan Umum * Dimensi Kognitif 0,884257

Pelatihan Spesifik * Dimensi Struktural 0,917718 Pelatihan Spesifik * Dimensi Relasional 0,932371 Pelatihan Spesifik * Dimensi Kognitif 0,903430

Pengetahuan Lainnya * Dimensi Struktural 0,651612

Pengetahuan Lainnya * Dimensi Relasional Pengetahuan Lainnya * Dimensi Kognitif

0,734286 0,725110

Kinerja Inovasi (Y2) 1,000000

(41)

31 Lanjutan Lampiran 2

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,676404 Valid 0,889961 Reliabel

Modal insani * Modal sosial 0,721800 Valid 0,968550 Reliabel

modal sosial 0,654802 Valid 0,842527 Reliabel

INNER MODEL 3

Path

Original Sample

(O)

Evaluasi model

Sample Mean (M)

Standard

Deviation T-Stat

Evaluasi model

InsaniKinerja -1,357 negatif -1,366 0,833 1,629 Tidak berpengaruh Insani*sosial

Kinerja 1,980 positif 1,926 1,044 1,895

Tidak berpengaruh

(42)

32

Lampiran 33Importance-Performance Analysis untuk pemilik UKM

No. Indikator Kepentingan Kinerja

1. Laporan keuangan dibuat secara berkala.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2. Pencatatan keuangan yang rinci dan dicatat ketika ada

pengeluaran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3. Memiliki sarana dan prasarana produksi yang baik

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4. Mempunyai standar pelaksanaan produksi barang

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5. Memiliki standar mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

6. Memiliki sistem pengendalian mutu produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

7. Inovasi terhadap produk yang dihasilkan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

8. Inovasi terhadap teknik produksi agar lebih efisien

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

9. Memiliki target pasar yang jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10. Melakukan promosi produk ke target pasar

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

11. Mengembangkan jaringan distribusi produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

12. Memiliki administrasi SDM yang baik

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

13. Melakukan pelatihan SDM secara berkala

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

14. Kompensasi karyawan menggunakan dasar yang rasional

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

15. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka pendek (per tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

16. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka menengah (< 3 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

17 Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka panjang ( 5 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

18. Memiliki Visi usaha yang didokumentasikan

(43)

33 Lanjutan Lampiran 3

No. Indikator Kepentingan Kinerja

19. Memiliki Misi usaha yang didokumentasikan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

20. Memiliki Tujuan usaha 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21. Memiliki Budaya organisasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

22. Memiliki Struktur organisasi yang formal

(44)

34

Lampiran 44Kuesioner penelitian

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden: 1.Usia Anda saat ini:

a. <15 tahun d. 36-45 tahun

b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun

2.Status pernikahan:

a. Sudah menikah b. Belum menikah

c. Janda/Duda

3.Pekerjaan Anda saat ini:……….. 4.Jumlah tanggungan/keluarga:

a. 1-2 orang d. 7-8 orang

b. 3-4 orang e. > 9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang

5. Pendidikan terakhir :

a. SD/sederajat d. Diploma

c. SMA/sederajat f. S2/S3

(45)

35 Lanjutan Lampiran 4

6. Penghasilan per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000 b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan... c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000

7.Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...tahun ...oleh... 8.Lama bekerja di UKM ....tahun .... Bulan

9.Jenis pelatihan yang ingin diikuti...

10.Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM... 11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?

II. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) Minuman Herbal Kota Depok

Petunjuk pengisian:

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju N = Netral/Tidak tahu

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS Dimensi Struktural

1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya.

2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.

3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 4. Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas

dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja

6. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal (misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka

meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.

Dimensi Relasional

(46)

36

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS akan membantu jika saya menemui kesulitan

dalam pekerjaan.

9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.

10. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan.

11. Saya selalu mematuhi peraturan yang

ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin. 12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan

kritik yang membangun satu sama lain. 13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan

dengan rekan kerja saya

Dimensi Kognitif

14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya.

15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.

16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.

17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.

18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. 19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Pendidikan Formal

20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam bekerja

21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja

Metode Umum On The Job Training 22. On the job training (magang) di perusahaan

besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

23. On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

24. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)

Metode On The Job Training Spesifik 25. On the job training (magang) untuk keahlian

(47)

37

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS kemampuan saya dalam bekerja

26. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju

meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang) untuk keahlian tertentu Pengetahuan Lainnya

28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan 29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang

pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja

Produktivitas

30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu

31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada

32. Saya pekerja yang berorientasi hasil

33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil yang maksimal

Inovasi

34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana

35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya

36. Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal

(48)

38

Lanjutan Lampiran 4

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ... Jabatan di UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1.UKM berdiri sejak:... 2.Jenis UKM:

a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah

3.Jenis usaha Anda saat ini:……….

4.Omset per bulan : Tahun 2013... Tahun2012…... 5.Jumlah tenaga kerja:...

6. Sumber modal :

a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan... b. Pinjaman bank

7. Modal awal Rp... II. Pertanyaan Terbuka

1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM?

(49)

39 Lanjutan Lampiran 4

3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar dengan baik?

4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan

dengan atasan?

7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain akan membantu?

8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan?

9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan hukuman untuk melanggar aturan?

10..Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)? 11.Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan

karyawan?

12.Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan?

13.Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang dilakukannya?

14.Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15.Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp.

16.Produk UKM Utama?

17.Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18.Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja?

19.Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa? Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut?

20.Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam : a. Meningkatkan produktivitas.

b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu/biaya.

d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).

21.Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22.Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita

tersebut?

23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu

24.Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill untuk setiap bagian adalah?

25.Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu?

26.Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya? 27.Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat

dari mana saja?

28.Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?

(50)

40

Lanjutan Lampiran 4

30.Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 31.Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?

a. Bangunan………..

b. Kendaraan……… c.Peralatan, sebutkan……… d.Perlengkapan, sebutkan……….……… e. Sumber daya manusia, sejumlah………..…..orang f. Lainnya……….

32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai, pemasaran, keuangan, dsb)

33. Bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/manajemen untuk selalu memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM bapak/ibu?

(51)

41

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2  Kerangka pemikiran
Gambar 3  Diagram Ishikawa
Gambar 4  Struktur model I
Gambar 6  Struktur model III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk rekayasa genetik telah dipraktekkan oleh petani dengan pembibitan silang tanaman dan hewan untuk meningkatkan atribut tertentu, melalui pengumpulan dan

Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa yang diancam pupus seperti bahasa masyarakat Orang Asli Seletar adalah julung kalinya dikaji dengan menggunakan teori Semiotik

Setelah melakukan pengujian pada las listrik Falcon120e dan membandingkan hasil pengujian dengan kondisi tanpa beban dimana kondisi ini dianggap normal tidak ada

Tesis yang berjudul Problematika Non Linguistik Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri (MAN Palopo) ini, bertujuan untuk Untuk mendeskripsikan

belajar ke UKBM berikutnya. EKOSISTIM berdasarkan sifatnya berdasarkan fungsinya Faktor abiotik Faktor biotik Produsen, konsumen,pengurai, detritivor interaksi

Hasil menunjukkan bahwa kebutuhan perawatan karies tertinggi adalah menumpat satu permukaan yaitu sebanyak 182 gigi (40,2%), diikuti oleh kebutuhan akan fissure sealant yaitu

Kampung Seni dan Wisata Manglayang ini merupakan salah satu kawasan wisata di Bandung yang memilki perkembangan yang cukup baik, namun perkembangan ini belum ditunjang

Ketebalan epoxy Sikadur ® 31 CF Normal untuk perekat tulangan juga belum ada aturannya, sehingga perlu dilakukan pengujian untuk mendapatkan ketebalan yang optimal,