• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Data Akustik Hasil Pengukuran Laser Induced Breakdown Detection Menggunakan Bahasa Pemrograman Digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengolahan Data Akustik Hasil Pengukuran Laser Induced Breakdown Detection Menggunakan Bahasa Pemrograman Digital"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN DATA AKUSTIK HASIL PENGUKURAN

LASER INDUCED BREAKDOWN DETECTION

MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DIGITAL

SKRIPSI

INTAN ZAHAR

110801008

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGOLAHAN DATA AKUSTIK HASIL PENGUKURAN

LASER INDUCED BREAKDOWN DETECTION

MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Sains

INTAN ZAHAR

110801008

DEPARTEMEN FISIKA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :Pengolahan Data Akustik Hasil Pengukuran

Laser Induced Breakdown Detection

Menggunakan Bahasa Pemrograman Digital

Kategori :Skripsi Nama : Intan Zahar Nomor Induk Mahasiswa : 110801008

Program Studi : SARJANA (S1) FISIKA Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, 10 Juli 2015

Disetujui Oleh

Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing 1

(4)

PERNYATAAN

SKRIPSI

PENGOLAHAN DATA OPTIK UNTUK DETEKSI PARTIKEL NANO

MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DIGITAL

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

(5)

PENGHARGAAN

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat selama penulis melaksanakan studi hingga menyelesaikan

skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Selama kuliah sampai penyelesain tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dalam bentuk moral, materi, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Dekan FakultIbu Kirana Yanti

Putri M.Sc dan Bapak Takdir Tamba M.Eng. Sc selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan kepercayaan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tuaku yang tercinta ,

kepada Bapak Zaharuddin dan Ibu Makhdalena yang telah mendidik dan

membesarkan saya sampai saya bisa melakukan dan menyelesaikan penulisan

skripsi ini serta memberikan inspirasi , dorongan spritual, dana, perhatian dan

doa yang tak henti-hentinya kepada penulis.

3. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika, dan

Drs.Syahrul Humaidi, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Fisika FMIPA

USU, Kak Tini, Bang Jo dan Kak Yuspa selaku staf Departemen Fisika yang

telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

4. Pihak LIPI Serpong yang banyak membantu diantaranya Ibu Kirana Yanti

Putri M.Sc selaku pembimbing di P2F LIPI, Bapak Dr. Bambang Widyatmoko

selaku kepala P2F LIPI, Pak Andi, Bapak Dr. Masno Ginting , Bapak

Pardamean Sebayang, Ibu Ani, Pak Prabowo, dan seluruh staf dan karyawan

P2F LIPI yang banyak membantu, saya mengucapkan terimakasih.

5. Kepada teman-teman stambuk breaving,Hendra Damos, Parasian Simbolon,

Trisno Manurung, Nova Pratiwi Barus, Desi Permatasari Siagian,Bambang,

Khairuddin, Ivo Kristin, beserta seluruh kawan-kawan fisika 2011 yang telah

memberikan partisipasi , semangat dan dukungan untuk menyelesaikan

(6)

6. Sahabat – sahabat ku Tri Mala Sari dn Sri Handika yang memberikan

semangat, doa dan waktu untuk memberikan motivasi kepada penulis skripsi.

7. Adik-adikku dari Stambuk 2012, 2013 dan 2014 yang telah rela meluangkan

waktunya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

penyempurnaan isi dan analisa yang disajikan. Akhir kata, semoga tulisan ini

bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Medan, Juli 2015

(7)

PENGOLAHAN DATA AKUSTIK HASIL PENGUKURAN LASER INDUCED BREAKDOWN (LIBD)

MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DIGITAL

ABSTRAK

Telah dilakukan pengolahan perhitungan data akustik Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) menggunakan bahasa perograman Matlab.Programan Matlab digunakan untuk menghitung jumlah Probability Breakdown pada setiap sampel.

Proses pengambilan data dimulai dengan mengukur sampel 3ml. Jenis laser yang digunakan yaitu laser Nd-Yag dengan panjang gelombang 532nm dan frekuensi 10Hz. Material yang digunakan adalah air murni, air kran, campuran air murni dan air kran dengan volume yang berbeda dan air Polystarene. Masing – masing sampel akan berinteraksi dengan energi laser yang berbeda dan waktu yang sama. Proses interaksi dilakukan memfokuskan berkas sinar laser dengan bahan material. Proses interaksi berkas sinar laser dengan material akan menimbulkan suara dan dilakukan perekaman. Pada proses simulasi dilakukan dengan menghitung jumlah breakdown pada setiap suara yang dihasilkan.

(8)

DATA PROCESSING ACOUSTIC MEASUREMENT RESULT LASER INDUCED BREAKDOWN (LIBD)

PROGRAMMING USING DIGITAL

ABSTRAC

The calculation process of acoustic data Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) have done with program Matlab. Program Matlab is used to calculate the amount of probability breakdown in each sample.

Proces data begin mesure sample 3ml. Type of laser that used laser Nd-YaG with a wavelength of 532 nm and frequency of 10 Hz. The material used is pure water, tap water, admixture pure water and tap water with different of volume, and polystarene. Each of sample will interac with the laser power is different and same time. Interaction process is done focused beam laser with each material. Interaction process beam laser with material will cause sound and do recorded sound. Simulated process is done calculate the amount of probability breakdown at every sound.

In the calculate process probability breakdown of data using Matlab programming laguage can be seen for pure water, combined pure water with tap water with a small energy probability breakdown has not occurred while the sample Polystarene 330, 7,5ppb, Polystarene 330, 15ppb and tap water have occurred.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Koloid 2.1.1 Definisi Koloid 5

2.1.2 Kegunaan Koloid 6 2.2. Laser 2.2.1 Definisi Laser 7

2.2.2 Komponen Laser 7 2.2.3 Sifat-sifat Laser 8

2.2.4 Interaksi laser dengan partikel 10

2.2.4.1 Interaksi laser dengan partikel dalam larutan 11

2.2.5 Laser Nd-Yag 12

2.3 Laser Induced Breakdown Detection 2.3.1Definisi Laser Induced Breakdown Detection 13

2.3.2 Prinsip kerja Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) 14 2.4 Pengolahan Sinyal Akustik 2.4.1 Definisi sinyal akustik 15

2.4.2 Pengolahan sinyal Analog menjadi sinyal digital 16

2.4.3 Frekuensi Sampling 16

(10)

2.5 Bahasa Pemrograman

2.5.1 Bahasa pemrograman Matlab 17

2.5.1.1 M. File 18

BAB 3. Metodologi Penelitian

3.1 Diagram blok penelitian 20 3.1.1 Pembuatan pemrograman

3.1.1.1 Pembuatan programan perancangan sistem LIBD 21 3.1.1.2 Fasilitas Simulasi pada Perancangan sistem LIBD 23 3.1.2 Set Up Laser Induced Breakdown Detection 23 3.1.3 Pengukuran sampel yang digunakan 25 3.1.4 Pengambilan data LIBD 26 3.1.5 Sistem pengolahan data 26 3.2 Digram Perangkat Lunak Pengolahan Suara LIBD 27 3.2.1 Membaca sumber suara 27 3.2.2 Menghitung jumlah Breakdown pada sampel 28

BAB 4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengolahan Data Breakdown menggunakan GUI 29 4.2 Analisa Probability breakdown pada sampel

4.2.1 Hasil data akustik Laser induced breakdown detection 31

BAB 5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 36

5.2 Saran 36

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

Gambar 2.1 Koloid 5

Gambar 2.2 Diagram komponen laser 8 Gambar 2.3 Interaksi cahaya dengan 2 level sistem 10

Gambar 2.4 Laser Nd-YAG 12

Gambar 2.5 Prinsip kerja LIBD 13

Gambar 2.6 Proses pembentukan gelombang kejut 14

Gambar 3.1 Diagram Blok 20

Gambar 3.2 Tampilan GUI 22

Gambar 3.3 Tampilan perancangan sistem sinyal LIBD 22

Gambar 3.4 Setting suara LIBD 23

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lamp

1. Lampiran Peralatan dan Bahan 39

2. Lampiran Data sampel 41

(13)

PENGOLAHAN DATA AKUSTIK HASIL PENGUKURAN LASER INDUCED BREAKDOWN (LIBD)

MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DIGITAL

ABSTRAK

Telah dilakukan pengolahan perhitungan data akustik Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) menggunakan bahasa perograman Matlab.Programan Matlab digunakan untuk menghitung jumlah Probability Breakdown pada setiap sampel.

Proses pengambilan data dimulai dengan mengukur sampel 3ml. Jenis laser yang digunakan yaitu laser Nd-Yag dengan panjang gelombang 532nm dan frekuensi 10Hz. Material yang digunakan adalah air murni, air kran, campuran air murni dan air kran dengan volume yang berbeda dan air Polystarene. Masing – masing sampel akan berinteraksi dengan energi laser yang berbeda dan waktu yang sama. Proses interaksi dilakukan memfokuskan berkas sinar laser dengan bahan material. Proses interaksi berkas sinar laser dengan material akan menimbulkan suara dan dilakukan perekaman. Pada proses simulasi dilakukan dengan menghitung jumlah breakdown pada setiap suara yang dihasilkan.

(14)

DATA PROCESSING ACOUSTIC MEASUREMENT RESULT LASER INDUCED BREAKDOWN (LIBD)

PROGRAMMING USING DIGITAL

ABSTRAC

The calculation process of acoustic data Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) have done with program Matlab. Program Matlab is used to calculate the amount of probability breakdown in each sample.

Proces data begin mesure sample 3ml. Type of laser that used laser Nd-YaG with a wavelength of 532 nm and frequency of 10 Hz. The material used is pure water, tap water, admixture pure water and tap water with different of volume, and polystarene. Each of sample will interac with the laser power is different and same time. Interaction process is done focused beam laser with each material. Interaction process beam laser with material will cause sound and do recorded sound. Simulated process is done calculate the amount of probability breakdown at every sound.

In the calculate process probability breakdown of data using Matlab programming laguage can be seen for pure water, combined pure water with tap water with a small energy probability breakdown has not occurred while the sample Polystarene 330, 7,5ppb, Polystarene 330, 15ppb and tap water have occurred.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangannanopartikelyaitudalambidang industry, bioteknologidan industry

farmasi.Diameter ukurankoloidadalah 10-9m sampaidengan 10-6m1.

Denganukurannanopartikel/koloidsangatkecilsehinggamemilikipermukaan yang

besardalamhubunganmassa. Untukmenghitungjumlahkoloiddarisampelsangatsulit

karenakoloidmempunyaikosentrasidanukuran yang sangatkecil (d < 10-7 m) [

Bundschuh.et al.2001].

Laser-induced breakdowndeteksi(LIBD) adalah salah satuteknik yang

palingsensitifdikembangkansejauh iniuntuk mengukurukurannanopartikeldalam

kisaran10-1000nmdankonsentrasipada kisaran1ng/L(ppt) untukmg/L(ppm).

TeknologiLIBDuntukukurannanopartikeldapatditentukandengan mengukurenergi

ambangyaitusebagai energisinar laserminimum yang diperlukanuntuk

menghasilkanlaser-induced plasma.Probabilty

Breakdowndidefinisikansebagainilai yang diperolehdengan

membagijumlahkalibahwagangguanlaser-inducedterjadidengan

jumlahtotalpulsasinarinsidenlaser

[jung et al patent.2009].

MetodeLaser-induced breakdowndeteksi( LIBD)

menggunakanenergitinggidengansinar laser yang menghasilkansebuah plasma

(kerusakandielektrik) padapartikel. Metodeinimendapatkan optic non liner

dandapatmenentukanukuranpartikeldankosentrasidari

sample.Prinsipinididasarkanpada energy ambangpada sample yang

dibuktihkanuntukmenghasilkanbreakdown dielectric dariplsma [wagneret

al.2005].

Terkaithaltersebut, karakteristikpartikelnanomenjadisesuatu yang

sangatpenting.Dalambeberapatahunbelakanganini,

penelititelahmengembangkanteknikkantifikasipartikelnanodalambentukkoloid

(16)

yang dapatdilakukanuntukmengukurukurankoloiddengan LIBD

dapatdiaplikasikandengan :

1. LIBD berdasarkan padadeteksioptikdariemisiplasmabaik

menggunakantabungphotomultiplierataucharge-coupled

device(CCD)kamera.

2. LIBDberdasarkandeteksiakustikgelombangyang dihasilkan

olehgangguanlaser inducedmenggunakantransduserpiezoelektrik(PZT).

LIBD yangakankitaambil data berupasuara. Padametodeakustik, gelombangsuara

yang terdeteksiharusdiubahmenjadibentukcacah digital agar

informasinyadapatdigunakanuntukmenentukankarakteristikpartikelnano yang di

ukur.

Belumadanya software untukmengolah sinyal suara yang dihasilkan oleh

sistem LIBD degan teknik pengambilan data suara.Denganmenggunakansuara

yang dihasilkanLIBD,kitaakanmengetahuiukurandan kosentrasi koloid yang

terkandungdidalamsuatuunsur. Suara yang dihasilkanakandiolah menjadi sinyal–

sinyaldigital. DenganmenggunakanMATLAB yang

akandiaplikasikanuntukmengubahsuara analog menjadisebuah sinyal digital serta

menerjemahkan sinyal tersebut untuk karakteristik koloid.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akanmencoba melakukan

penelitian tentang pembutatan software Sinyal Audio LIBD untuk

mengkarakterisasi koloid dari suatu unsur. Software ini diharapkan dapat

mempermudah pekerjaan sehingga dapat dengan mudah menentukan ukuran

koloid.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, perumusan masalah yang

diajukan adalah sebagai berikut: Tidak terdapat software/program siap pakai yang

khusus didedikasi untuk pengolahan data mentah LIBD, termasuk untuk metode

(17)

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup yang jelas berdasarkan uraian yang telah

dikemukakan pada latar belakang di atas, maka penulis membatasi permasalahan

sebagai berikut :

a. Pembuatan data digital dengan menggunakan MATLAB

b. Pengolahan data Akustik

c. Percobaan dilakukan untuk validasi pemrograman yang dibuat.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat pengolah data akustik LIBD dengan menghitung jumlah

Breakdown menggunakan bahasa pemrograman.

2. Untuk menentukan kemurnian air dengan mengamati jumlah Probability

Breakdown yang terjadi

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Dapat menentukan Probability Breakdownkoloidair, yang didasarkan

padagenerasiplasmaselektif(breakdown) pada partikelindividu

denganpulsalaser terfokus dengan teknik akustik.

2. Diharapkan pengolahan data menggunakan software MATLAB GUI ini

dapat digunakan untuk pengembangan pada aplikasi tertentu.

1.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium laser Bidang Fisika Pusat

(18)

Kecamatan Setu, Kota Tanggerang selatan, Kode Pos 15310, Provinsi Banten,

Indonesia. Dimulai dari tanggal 2 Februari sampai tanggal 5 Mei.

1.7 Sistematika Penulisan

Sitematika penulisan pada masing – masing bab adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan

masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang

menjadi acuan untuk proses pengambilan data,

analisa data serta pembahasannya.

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab ini dibahas tentang peralatan penelitian,

diagram alir penelitian,dan tahapan-tahapan simulasi untuk GUI Matlab.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisikan hasil Simulasi yang telah dilakukan dan penjelasan mengenai hasil yang telah dicapai.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian dan memberikan saran

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KOLOID

2.1.1 Definisi Koloid

Secara umum partikel nano atau koloid mempunyai ukuran diameter mulai

dari 10-9 sampai dengan 10-6m [D.J. Shaw.1980]. Karena ukuran yang sangat

kecil, nano partikel atau koloid mempunyai permukaan massa yang lebih besar

dalam penyerapan zat kimia. Bahkan di luar kelarutan termodinamika pada

senyawa masing – masing, koloid dapat menstabilkan zat dalam suatu larutan

[T.Hofmann.2001].Material atau struktur yang mempunyai ukuran nano akan

mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari material realnya. Karakteristik spesifik

dari nanopartikel tersebut bergantung pada ukuran, distribusi, morfologi, dan

fasanya(Tadros, T.F. 2005).Koloid yang berada di dalam air dapat didefinisikan

sebagai bahan padat dengan fase satu dimensi yang berukuran 1m sampai dengan

1µm [Lead, J. R.; Wilkinson, K. J.2006]. Koloid mempunyai peranan penting

terhadap lingkungan air yaitu proses tersebut sebagai spesiasi kontaminan,

transportasi, dan bioavailabilitas [Wells, M. L.; Smith, G. J.; Bruland, K. W.2000]

Gambar 2.1 Koloid

Koloid banyak ditemukan pada system perairan alami.Koloid terbagi

(20)

koloid organik (seperti humat dan asam), dan termasuk mikroorganisme (seperti

bakteri dan virus).Koloid mempunyai kapasitas penyerapan yang tinggi, misalnya

pada ion logam berat [D.Merys.1991]. Koloid yang berada di dalam air sangat

sulit untuk ditemukan karena mempunyai kosentrasi dan ukuran koloid kecil

dimana partikel banyak ditemukan dengan ukuran (d < 100nm).

[T.Kitamori,K.1983] .Secara umum ukuran partikel koloid dapat diklasifikasikan

menurut bentuk laminar atau linier. Bentuk koloid banyak dijumpain bulat atau

hampir bulat.Contohprosesyangsangat bergantung

padapenerapankoloid/fenomenapermukaanyaitu adhesi, kromatografi, detergensi.

Koloid yang berada di alam hayati (seperti di bakteri dan virus ) memiliki

pengaruh penting terhadap kualitas produk obat dan khususnya pada air minum.

Koloid di dalam air sangat sulit untuk ditemukan karena memiliki kosentrasi dan

ukuran yang sangat kecil (d<10 -7m).Dalam air alami, koloid sebagai peran

pembawa untuk migrasi larut dalam air polutan. Jumlah dan ukuran koloid air

bervariasi dengan sifat fisik dan kimia. Koloid dalam air alami terdiri dari bahan

organik atau anorganik dan gabungan dari keduanya. Konsentrasi dalam air alami

umumnya dalam kisaran ppb dengan diameter rata-rata partikel umum kurang dari

50 nm [budched et al.2001].

2.1.2 Kegunaan Koloid

Koloidalamimempunyai peran yang sangat

pentinguntuktransportasipolutan. Hal ini ditunjukkan dari berbagai kegunaan

koloid seperti kemurnian air minum dalam pengolahanair danpenelitian dibidang

lingkungan. Selain itu, koloidberfungsisebagai media untuk

pertumbuhanmikrobiologi yaitu koloid tersebut dapat menjadi indikatordari

mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virusatau

parasit[http://techtransfer.ima.kit.edu/ResearchToBusiness]. Morfologi, komposisi

danstrukturkoloid sangat pentinguntuk menentukanperan dari koloid

(21)

2.2 Laser

2.2.1 Definisi Laser

Semenjak ditemukannya MASER (Microwave Amplification by Stimulated

Emission of Radiation) oleh Charles H. Townes, MASER merupakan cikal bakal

ditemukannya LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of

Radiation).Laser merupakan pengembangan dari Maser yang dikembangkan oleh

Theodore Maiman pada tahun 1960 (yang pada saat itu mengunakan kristal rubi

untuk menghasilkan cahaya laser) walaupun pada tahun 1917 Albert Einstein

telah mempublikasikan teori dasar tentang laser. Laser merupakan gelombang

elektromagnetik [Helen Martina Manurung,2009]. Laser merupakan akronim dari

Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Laser yang sudah

dikembangkan saat ini terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan sifat keluarannya,

jenis laser dapat dibagi menjadi dua kategori yakni laser kontinyu dan laser pulsa.

Laser kontinyu memancarkan cahaya yang tetap selama medium lasernya

tereksitasi sementara itu laser pulsa memancarkan cahaya dalam bentuk pulsa

pada interval waktu tertentu [William T, Silfvast, 2004].

Pada laser, yang proses yang terpenting adalah proses dasar yang

memungkinkan penguatan (amplification) pada frekuensi optik sampai pada

frekuensi yang diperoleh. Proses ini menggunakan energi yang terlibat ketika

partikel yang berlainan membentuk materi, terkhususnya atom-atom, io-ion dan

molekul-molekul yang berpindah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi

yang lainnya [Colin E. Webb, 2004]

2.2.2 Komponen Laser

Setiap laser mempunyai komponen sebagai berikut:

1. Media Laser, dapat berupa benda padat, cair maupun gas. Media ini

(22)

2. Rongga optik atau pipa laser, mempunyai dua cermin yaitu cermin yang

memantulkan cahaya sepenuhnya (fully reflective) dan cermin yang

meneruskan sebagian cahaya (partially transmissive) yang ditempakan di

ujung rongga optik.

3. Sumber energi, baik mekanis maupun optik. Sumber energi ini berfugsi

untuk memompa atom-atom di dalam media laser tingkat energi yang

lebih tinggi. Atom-atom yang telah berada di tingkat energi yang lebih

akan mengakibatkan terjadinya populasi inverse dan melepaskan

foton-foton cahaya. Foton tersebut akan dipantulkan kedua cermin, saling

menabrak dan menghasilkan emisi yang lebih terstimulasi. Energi foton

pada panjang gelombang dan frekuensi yang sama keluar melalui cermin

penerus sebagian cahaya dan membentuk sinar laser.

Rongga Optik

Media Laser Sinar Laser

Cermin yang memantulkan

cahaya sepenuhnya Sumber Energi

Cermin yang meneruskan sumber cahaya

Gambar 2.2 Diagram Komponen Laser

Energi yang keluar sangat kuat, koheren, kolimasi dan monokromatik.

Koheren mempunyai arti bahwa semua foton tetap berada pada fase yang sama.

Kolimasi berarti bahwa sinar laser sejajar, utuh, tidak menyebar dan sangat

searah. Selain itu, sinar laser juga merupakan energi elektromagnetik yang bersifat

(23)

Sifat cahaya laser dicirikan oleh monokromatik, koheren, terarah danbrightness.

a. Monokromatik

Monokromatis artinya hanya satu frekuensi yang dipancarkan. Sifat inidiakibatkan

oleh : hanya satu frekuensi yang dikuatkan [ν = (E2-E1)/h] dan susunan dua

cermin yang membentuk cavity-resonant sehingga osilasihanya terjadi pada

frekuensi yang sesuai dengan frekuensi cavity.

b. Koheren

Koheren ruang (spatial coherence)

Jenis koherensi ini dimasudkan adalah korelasi antara medan disuatu titik dan

medanpada titik yang sama pada saat berikutnya ; yakni hubungan antara E

(x,y,z,t1) dan E (x,y,z,t2). Jika beda fase antara dua medan tetap selama periode

yang diamati, yangberkisar antara beberapa mikrodetik, gelombang tersebut

kita namakan memilikikoherensi temporal. Jika beda fase berubah beberapa

kali dan secara tidak teraturselama periode pengamatan yang singkat,

gelombang dikatakan tidak – koheren • Koheren waktu (temporal coherence)

Dua medan pada dua tiik berbeda pada permukaan gelombang dari suatu

gelombang elektromagnetis dikatakan koheren special jika mereka

mempertahankan beda fase tetap selama waktu t. Bahkan hal ini mungkin jika

dua berkas tersebut secara sendiri- sendiri tidak koheren temporal (menurut

waktu), karena setiap perubahan fase dan salah satu berkas diikuti oleh

perubahan fase yang sama dalam berkas yang lain. Dengan sumber cahaya

biasa hal ini hanya mungkin jika dua berkas telah dihasilkan dalam bagian

yang sama dari sumber. Tidak koleransi temporal merupakan karakteristik dari

berkas tunggal cahaya,sedangkan tidak kolerensi sepesial berkenaan dengan

hubungan antara dua berkas cahaya yang terpisa.Dua berkas cahaya yang

berasal dari bagian-bagian berbeda dari sumber telah di pancarkan oleh

kelompok kelompok atom yang berbeda. Masing-maing berkas tidak akan

koheren waktu dan akan mengalami perubahan fase acak sebagai akibatnya

beda fase antara dua berkas juga akan mengalami perubahan prubahan yang

cepat dan acak. Dua berkas yang demikian dikatakan tidak koheren sepesial

(24)

c. Keterarahan (Directionality)

Merupakan konsekuensi langsung ditempatkannya bahan aktif dalam cavity

resonant, dimana hanya gelombang yang merambat dalam arah yang tegak

lurus terhadap cermin-cermin yang dapat dipertahankan dalam cavity.

d. Brightness (Kecemerlangan)

Brightness suatu sumber cahaya didefinisikan sebagai daya yang dipancarkan

persatuan luas permukaan persatuan sudut ruang.

2.2.4 Interaksi Laser dengan Partikel

Cahaya dapat digambarkan sebagai fluks sebuah foton. Setiap foton diuraikan

dengan kecepatan cahaya dan megandung energi sebesar :

� = ℎ� (2.1)

Dimana adalah frekuensi dan h adalah konstanta Planck (h = 6.675 × 10-31

Js).Pada dasarnya ada tiga macam bentuk interaksi yang terjadi antara cahaya

dengan materi, yaitu absorpsi, emisi spontan dan emisi terstimulasi.

(a) Absorpsi (b) Emisi spontan (c) Emisi terstimulasi

Gambar 2.3 Interaksi cahaya dengan 2 level sistem

(25)

a. Absorpsi adalah proses tereksitasinya elektron dari tingkatan energi E1 ke

E2 akibat penyerapan foton dengan energi hν > (E2 - E1), dimana h adalah

konstanta Planck 6,626 x 10-34 J.s

b. Emisi spontan adalah proses meluruhnya elektron yang tereksitasi di

tingkatan energi E2 ke tingkatan energi E1. Karena E2> E1, maka proses

peluruhan akan melepaskan energi yang berupa :

 Emisi radiatif (memancarkan foton dengan energi = E2 – E1)

 Emisi non-radiatif ( tidak memancarkan foton)

c. Emisi terstimulasi adalah proses yang melibatkan elektron-elektron yang

sudah berada di E2 distimulasi/dirangsang oleh foton yang datang untuk

meluruh ke E1, sehingga akan memperkuat energi cahaya yang datang

(amplification by simulated emission of radiation)[ayi Bahtiar.M.Si.2008].

Laser memanfaatkan proses yang meningkatkan atau memperkuat sinyal cahaya

setelah sinyal tersebut telah dihasilkan dengan cara lain. Proses-proses ini terdiri

dari emisi terstimulasi dan optik umpan balik yang dihasilkan oleh cermin.

Dengan demikian, dalam bentuk yang paling sederhana, laser terdiri dari media

penguatan (dimana dirangsang oleh emisi terstimulasi) dan cermin sebagai umpan

untuk mengembalikan cahaya ke amplifier untuk proses penguatan sinyal cahaya

selanjutnya [William T. Silfvast, 2004].

2.2.4.1 Interaksi Laser dengan Partikel dalam Larutan

Proses interaksi laser pada materi yaitu ketika bahan disinari dengan

lasersehingga energi laser akan diubah menjadi energi eksitasi elektronik dan

kemudian energi tersebut akan ditransfer ke kisi dari bahan melalui tabrakan

antara elektron dengan kisi. Pengendapan energi laser akan menghasilkan

kenaikan suhu, gasifikasi dan ionisasi. Proses Interaksi laser dengan materi

dikelompokkan linier dan nonlinier yaitu berupa efek thermal, interaksi nonlinier,

efek laser pada plasma, dan sebagainya [R.M.Wood,2003; N.Bloembergen,1974].

Interaksi laser dengan materi akan menyerap energi laser menyebabkan

peningkatan suhu, ekspansi material dan tegangan thermal. Ketika suhu terus

(26)

dan terionisasi yang menyebabkan perubahan struktur material.Stres melebihi

nilai tertentu mengakibatkan bahan materi patah atau merusak plastis.

Sinar laser energi rendah dalam bahan material jernih, terjadi penyerapan

laser dengan sendirinya yang disebut dengan ionisasi nonlinier berupa

Foto-ionisasi dan Foto-ionisasi avalence. Multi-photon Foto-ionisasi adalah proses elektron

menyerap photon dalam waktu tertentu untuk mendapatkan energi dan terionisasi.

Konduksi elektron dalam material dapat menyerap proton untuk menaikkan

energi. Elektron yang bertabrakkan menghasilkan sepasang pita konduksi dengan

energi kinetik yang lebih rendah .

Dielektrik memiliki lebar band gap, daya serap rendah dan proses

kerusakan ambang batas instrinsik. Kerusakan faktual terjadi pada intensitas laser

yang rendah dari batas instrinsik material. Menurut Keldysh tentang teori ionisasi

mengatakan semakin tinggi foton maka semakin besar kemungkinan bahan akan

terionisasi, panjang gelombang laser pada plasma jauh lebih pendek dari pada

insiden laser sehingga terjadi efek ionisasi laser panjang gelombang pendek.

[L.V.Keldeysh,1965].

2.2.5 Laser Nd-YAG

Laser Nd:YAG dapat beroperasi pada kontinu dan pulsa, yang dipompa oleh

lampu atau laser semikonduktor AlGaAs. Laser ini banyak digunakan untuk

berbagai aplikasi, seperti : pemrosesan material (drilling dan welding), aplikasi

medis (laser Nd:YAG kontinu dengan daya 50 Watt digunakan untuk evaporasi

(27)

Gambar 2.4 laser Nd-YAG

2.3 Lasere Induced Breakdown Detection

2.3.1 Definisi Lasere Induced Breakdown Detection

Laser-induced breakdowndeteksi(LIBD) adalah Suatu metode yang sangat

sensitif untuk mendeteksi nano partikel (koloid). Selama proses deteksi pada

proses plasma akan menghasilkan sebuah partikel yang dipancarkan oleh sinar

laser dan emisi sinar plasma pada optik[ Bundshuh,T.2001]. Metode

Laser-induced breakdowndeteksi(LIBD) berdasarkan dari nilai ambang breakdown dan

kepadatan suatu bahan material.Energi pulsa laser disesuaikan sehingga di dalam

cairan murni tidak ada peristiwa breakdown dan hanya kerusakan pada nilai

ambang koloid pada volume fokus yang dapat terlampaui.[Bettis.J.R,1992].

Gambar 2.5. Prinsip kerja LIBD (Laser Induced Breakdown Detection)

(28)

Secara khusus,LIBDsedang dikembangkanuntuk mendeteksipartikel yang

sangatkecildengan diameter kurang dari100nm, tidakmudah terdeteksidengan

menggunakanperangkat yang tersedia saat inidengan

pengukuranintensitashamburan cahaya. Salah satuteknologi Laser Induced

Breakdown Detection(LIBD)yangdikenal berdasarkandeteksiakustikgelombang

yang dihasilkan olehgangguanlaser induced[jung et al.2009].

2.3.2Prinsip Kerja Laser Induced Breakdown Detection (LIBD)

Breakdown probability atau probabilitas breakdown adalah kemungkinan

atau peluang terjadinya breakdown untuk sejumlah tertentu pulsa laser yang

ditembakkan.Rumusnya adalah banyaknya breakdown yang terjadi dibagi

banyaknya pulsa laser yang ditembakkan.Breakdown probabilitydapat digunakan

untuk menentukan ukuran dan konsentrasi partikel.Yang disebut dengan

breakdown sendiri adalah proses terjadinya plasma akibat interaksi berkas sinar

laser terpulsa dengan partikel koloid.

Proses terjadinya breakdown yaitu sinar laser yang termodulasi dari

intensitas energi yang tinggi (proses radiasi). Atom mengalami ionisasi pada

proses multiphoton ionisasi menghasilkan elektron bebas selanjutnya mengalami

percepatan akibat inverse bremsstrahlungdalam medan listrik pulsa laser.

Setelahmendapatkancukupenergi, atom-atom lain pun

mengalamiionisasidanjumlahelektron yang terlepasmenjadiberlipatganda.Hal

initerjadiberulang-ulangdanmengakibatkanpeningkatandensitaspembawamuatanbebas,

(29)

Gambar 2.6 :proses pembentukan gelombang kejut

2.4 Pengolahan Sinyal Akustik

2.4.1 Definisi Sinyal akustik

Sinyal adalah model dari besaran fisik yang berubah terhadap

waktu.Sinyal bisa diamati, maka sinyal perlu merambat, menembus medium

(yakni sistem), untuk tiba di tempat pengamat.Namun medium seringkali bersifat

resistif, mengambilenergi panas dari sinyal, sehingga tidak banyak lagi energi

yang tersisa untuk diamati di tempat penerima.Sifat peredaman medium ternyata

bergantung dari sebuah besaran yang disebut frekuensi [Aemin.2000].Secara

matematik sinyal biasanya dimodelkan sebagai suatu fungsi yang tersusun lebih

dari satu variabel bebas.Contoh variabel bebas yang bisa digunakan untuk

merepresentasikan sinyal adalah waktu, frekuensi atau koordinat spasial.berkaitan

dengan pembangkitan sinyal dengan menggunakan sebuah sistem

[Tri Budi Santoso.2012]

Ada beberapa klasifikasi sinyal yang ada :

1. Sinyal waktu kontinyu, yaitu terdefinisi pada setiap waktu

(30)

3. Sinyal analog, yaitu sinyal waktu kontinyu dengan amplitudo yang

kontinyu

4. Sinyal digital, yaitu sinyal waktu diskrit dengan amplitudo bernilai diskrit

Gelombang suara adalah gelombang yang dihasilkan dari sebuah benda

yang bergetar. Gelombang suara ini memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah

dan bukit akan menghasilkan satu siklus atau periode. Siklus ini berlangsung

berulang-ulang, yang membawa pada konsep frekuensi.Karena pada dasarnya

sinyal suara adalah sinyal yang dapat diterima oleh telinga manusia.Angka 20 Hz

sebagai frekuensi suara terendah yang dapat didengar, sedangkan 20 KHz

merupakan frekuensi tertinggi yang dapat didengar.

Panjang gelombang merupakan jarak antara titik gelombang dan titik

ekuivalen pada fasa berikutnya.Amplitudo merupakan kekuatan atau daya

gelombang sinyal.Gelombang yang lebih tinggi diinterpretasikan sebagai

gelombang yang lebih tinggi, sehingga dinamakan amplifier untuk perangkat yang

berfungsi untuk menambah amplitudo.Frekuensi merupakan jumlah getaran dalam

waktu satu detik.Diukur dalam Hertz atau siklus per detik.Getaran gelombang

suara semakin cepat, maka frekuensi semakin tinggi. Frekuensi lebih tinggi

diinterpretasikan sebagai jalur yang lebih tinggi [Tri Budi Santoso.2012]

2.4.2 Pengolahan sinyal analog menjadi sinyal digital

Berdasarkan bentuknya, data dan sinyal dapat dibedakan ke dalam sinyal

analog dan sinyal digital.Suatu data atau sinyal dikatakan analog apabila

amplitudo dari data atau sinyal tersebut terus menerus ada dalam rentang waktu

tertentu (kontinyu) dan memiliki variasi nilai amplitudo tak terbatas.Misalnya,

data yang berasal dari suara (voice) tergolong sebagai data analog.Sebaliknya data

atau sinyal dikatakan digital apabila amplitudo dari data atau sinyal tersebut tidak

kontinyu dan memiliki variasi nilai amplitudo yang terbatas (diskrit).

(31)

Frekuensi sampling (sample rate) adalah jumlah sampel per detik dalam suatu

suara. Sebagai contoh : jika frekuensi samplingadalah 44.100 Hertz, rekaman

dengan durasi 60 detik akan berisi 2.646.000 samples. Nilai yang bisa digunakan

untuk frekuensi 22.050 Hertz (cukup untuk pembicaraan biasa).

Menurut teorema Nyquist, frekuensi sampling minimum adalah dua kali

bandwith dari sinyal yang di sampling untuk mencegah terjadinya aliasing.

2.4.4 WAV

WAV (atau WAVE) merupakan singkatan dari istilah dalam bahasa

Inggris waveform audio format, dan merupakan standar format berkas audio yang

dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. Format ini adalah format dasar yang

mudah untuk sampling audio. WAV merupakan varian dari format bitstream

RIFF dan mirip dengan format IFF dan AIFF yang digunakan komputer Amiga

dan Macintosh. Baik WAV maupun AIFF kompatibel dengan sistem operasi

Windows dan Macintosh. Meskipun sebuah file WAV dapat menahan audio yang

terkompres, format WAV yang paling umum berisi audio yang belum terkompres

dalam bentuk modulasi pulse-code (PCM). Audio PCM adalah format audio

standar untuk Compact Disc (CD) pada 44.100 sampel perdetik, 16 bit persampel.

Semenjak PCM menggunakan metode penyimpanan yang tidak terkompres,

lossless, yang menyimpan semua sampel dari sebuah track audio, pengguna ahli

atau ahli audio dapat menggunakan format WAV untuk audio kualitas maksimum.

Audio WAV dapat juga dirubah dan dimanipulasi dengan software (perangkat

lunak). Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound misalnya

adalah Windows Sound Recorder. WAV jarang sekali digunakan di internet

karena ukurannya yang relative besar. Maksimal ukuran file WAV adalah 2GB

[Ronald Wilson.2004].

2.5 Bahasa Pemrograman

(32)

MATLAB adalah perangkat lunak yang memungkinkan untuk melakukan

matematika dan komputasi,menganalisis data, mengembangkan algoritma,

melakukan simulasi dan pemodelan,dan menghasilkan tampilan grafis dan

antarmuka pengguna grafis.MATLAB dapat mengirim data ke speaker sebuah

komputer, sehinggga dapat dengan mudah secara visualmemanipulasi data, dan

mendengarkan pada saat yang sama. Sebuah digitalrekaman suara yang menarik

memuat data dan lakukan plot. Sinyalseperti data suara sering terdiri dari data

waktu dengan kandungan frekuensi waktu yang berbeda-beda memungkinkan

untuk menganalisis frekuensi sampling yang dihasilkan [andrew knight.1961].

Sebagai sebuah system, MATLAB tersusun dari 5 bagian utama:

a. Development Environment merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas

yang membantu untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file MATLAB.

Beberapa perangkat ini merupakan sebuah graphical user interfaces

(GUI).

b. Matlab Mathematical Function Library merupakan sekumpulan algoritma

komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar seperti: sum, sin, cos, dan

complex arithmetic, sampai dengan fungsi-fungsiyang lebih kompek

seperti matrix inverse, matrix eigenvalues, Bessel functions, dan Fast

Fourier Transforms.

c. Matlab Language merupakan suatu high-level matrix/array language

dengan control flow statements, functions, data structures, input/output,

dan fitur-fitur object-oriented programming.

d. Graphics merupakan fasilitas untuk menampilkan vektor dan matrik

sebagai suatu grafik.

e. Matlab Application Program Interface(API) merupakan suatu library yang

memungkinkan program yang telah anda tulis dalam bahasa C dan

Fortranmampu berinterakasi dengan Matlab

Setiap fungsi mempunyai ruang kerjanya sendiri yang berbeda dengan

ruang kerja MATLAB. Satu-satunya hubungan antara ruang kerja MATLAB

(33)

ada dalam ruang kerja MATLAB. Variabel yang dibuat oleh suatu fungsi tinggal

hanya dalam ruang kerja fungsi. Jumlah dari argumen input dan output yang

digunakan jika suatu fungsi dipanggil hanya ada dalam fungsi tersebut. Di dalam

M-File, kita dapat menyimpan semua perintah dan menjalankan dengan menekan

tombol atau mengetikan nama M-File yang kita buat pada command window.

2.5.1.1 M File

Di dalam MATLAB, kita dapat menyimpan semua script yang akan digunakan

dalam file pada MATLABdengan ekstensi M-File dapat dipanggil dengan

memilih menu file->new->M-File. Fungsi M-file harus mengikuti beberapa

aturan dan sejumlah sifat penting. Aturan-aturan dan sifat-sifat tersebut meliputi

nama fungsi dan nama file harus identik misalnya anda membuat fungsi dengan

nama pangkat maka anda memberi nama M-file anda pangkat juga. Baris

komentar sampai dengan baris bukan komentar yang pertama adalah teks help

yang ditampilkan jika anda meminta help dari fungsi yang anda buat.

Setiap fungsi mempunyai ruang kerjanya sendiri yang berbeda dengan

ruang kerja MATLAB. Satu-satunya hubungan antara ruang kerja MATLAB

dengan variable-variabel dalam fungsi adalah variabel-variabel input dan dan

output fungsi. Jika suatu fungsi mengubah nilai dalam suatu variabel input,

perubahan itu hanya tampak dalam fungsi dan tidak mempengaruhi variable yang

ada dalam ruang kerja MATLAB. Variabel yang dibuat oleh suatu fungsi tinggal

hanya dalam ruang kerja fungsi. Jumlah dari argumen input dan output yang

digunakan jika suatu fungsi dipanggil hanya ada dalam fungsi tersebut. Fungsi

ruang kerja memuat jumlah argument input. Fungsi kerja nargout memuat jumlah

argument output. Dalam praktek, variabel-variabel nargout dan nargin biasanya

digunakan untuk mengeset variabel input standar dan menentukan variable output

(34)

BAB 3

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Penelitian

Untuk mempermudahkan dalam melakukan proses penelitian maka kita akan

membuat diagram blok penelitian. Adapun diagram blok dalam skripsi ini sebagai

(35)

Pembuata

Program

Set Up

Ekserimen

Pengukuran

Sampel

Pengambilan

Data

Pengolahan Data

di PC

Gambar 3.1 Diagram Blok

Pada Gambar 3.1 akan dijelaskan masing – masing perlakuan yang dilakukan

pada proses penelitian.

3.1.1 Pembuatan Program

3.1.1.1Pembuatan Program Perancangan Sistem LIBD

Untuk membuat sebuah user interface matlab dengan fasilitas GUIDE,

kita harus mulai dengan membuat desain sebuah figure. Perancangan sistem

perangkat lunak sinyal hasil suara LIBD adalah sistem perangkat lunak untuk

membuat suatu sinyal sesuai dengan keinginan kita sendiri. Suara di text box yang

tersedia adalah suara yang dihasilkan dari tembakan LIBD dari sampel dan

(36)

dengan menggunakan perangkat–perangkat yang diberikan pada jendela GUI

seperti :

a. static text f. slider

b. list box g. radio button

c. popup menu h. axes

d. push button i. toggle button

e. edit text j. check box

Untuk membuat program kita dapat menentukan perangkat yang

diinginkan.Perangkat yang tertera pada GUI dan fungsi masing–masing

memudahkan kita dalam pemrograman. Dengan membuka jendela GUI pada

MATLAB kita akan memulai untuk membuat program menghitung jumlah cacah

yang dihasilkan pada Laser Induced Breakdown Detektion (LIBD).

Untuk GUI MATLAB proses pengolahan data maka pertama yang kita

lakukan adalah membuka jendela MATLAB. Setelah jendela MATLAB terbuka

maka selanjutnya pilih New> GUI >Blank GUI > Ok maka akan menampilkan

jendela LayOut GUI.

(37)

Gambar 3.4 Tampilan Perancangan Sistem Sinyal LIBD

3.1.1.2 Fasilitas Simulasi pada perancangan Sistem Sinyal LIBD

Fasilitas yang ingin dibuat pada programan Grafic User Interface (GUI) adalah

sebagai berikut :

1. Pemanggilan data suara, dimana pemanggilan data suara akan memilih

data yang dipanggil dan akan ditampilkan grafik suara yang dihasilkan.

Pemanggilan dilakukkan sebanyak 3 kali sesuai dengan pengambilan

data pada eksperimen.

2. Threshold dan text box, menu textbox untuk pengisian nilai treshold

dan akan menampilkan grafik setelah di threshold

3. Hitung dimana pada menu hitung akan menampilkan angka untuk

menghitung jumlah Probability Breakdown yang terjadi setelah di

(38)

4. Probability Breakdown dimana pada menu ini akan menghitung

jumlah rata–rata breakdown yang dihasilkan dan membagikan

1000pulsa dan menampilkan hasilnya pada textbox.

5. Close pada menu ini digunakan untuk menutup program.

3.1.2Set Up Laser Induced Breakdown Detection (LIBD)

Eksperimen dilakukan menganalisa datasuarametodeLIBD dengan tujuan

pengambilan data suara dan menyimpannya.Laserinduced breakdowndetecktion

(LIBD) adalah Suatu metode yang sangat sensitive untuk mendeteksi nano

partikel (koloid).Set Up alat dilakukan untuk mempermudah dalam memfokuskan

laser pada sampel agar mendapatkan suara dari proses Plasma.

Laser Cermin

Lensa

Sampel PC

Mikrophone Difokuskan

Gambar 3.2 Setting suara LIBD

Set Up alat dilakukan pada laser Nd-Yag berfungsi untuk memancarkan

pulsa laser ke sampel dengan panjang gelombang 532nm dan frekuensi 10Hz.

Laser tersebut akan memberikan energi yang berbeda dengan mengkalibrasikan

nilai Q-Swicth delay pada control system. Control Systemberfungsi untuk

mengkalibrasi nilai energi yang akan ditembakkan. Energi yang diberikan pada

sample dengan variasi mulai dari 0.07mj sampai dengan 5mj.Pemancaran sinar

laser akan difokuskan pada sampel dengan mennggunakan cermin dan lensa

ukuran 15cm.

Energi yang dipancarkan pada sampel akan menghasilkan bunyi atau

(39)

bremsstrahlungdalam medan listrik pulsa laser. Setelahmendapatkancukupenergi,

atom-atom lain pun mengalamiionisasidanjumlahelektron yang

terlepasmenjadiberlipatganda.Hal

initerjadiberulang-ulangdanmengakibatkanpeningkatandensitaspembawamuatanbebas,

sehinggatimbul plasma[Jea II Kim.2008].Pada proses terjadinya plasma dengan

suhu tinggi dan tekanan yang luas terjadi gelombang kejut pada bahan material.

Dengan menggunakan gelombang kejut yang disebabkan oleh ekspansi plasma

thermal dengan menimbulkan suara yang kuat dalam waktu yang cepat dan

bahkan terdengar oleh telinga manusia.

[Sobral, H,dkk. 2000; Wagner. 2003].Oleh karena itu gelombang suara / akustik

(audible) ini memiliki informasi mengenai breakdown.

Penentuan ukuran partikel koloid tergantung pada probability breakdown

yang ditimbulkan akibat energi laser yang diberikan.Energi maximum yang

diberikan untuk menimbulkan breakdown tergantung pada besarnya partikel.

Dengan meningkatnya energi menyebabkan probability breakdown besar yang

dapat memberikan informasi ukuran partikel setelah membandingkan dengan

koloid standart [bundschuh et al.2005]. Semakin besar ukuran partikel, maka

semakin rendah nilai breakdown threshold energy, dan sebaliknya.

3.1.3Pengukuran Sampel yang Digunakan

Air murni, air kran dan air polysterene berfungsi sebagai sampel yang akan

digunakan. Sampel tersebut diukur pada Q-Vat yang berfungsi sebagai tempat

sampel.Adapun komposisi pengukuran yang digunakan dalam setiap sampel

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 pengukuran Sampel dengan berat

Sampel Berat (ml)

Air Murni 3 ml

(40)

Air murni +

Polysterene 330nm 15ppb 3ml

Polysterene 330nm 15ppb 3ml

Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan tahapan pengukuran yang dilakukan pada

eksperimen :

a. Untuk sampel air murni dan air kran masing – masing di ukur 3ml

pada kwpet ,

b. Untuk variasi penggabungan air murni dan air kran di ukur air murni

sebanyak 2ml dan air kran 1 ml begitu juga sebaliknya.

c. Untuk menghasilkan polysterene 330nm 15ppb terlebih dahulu

mencampurkan polyterene 0.1ml dan 9.9ml air murni dan diukur

dialam kwvet sebanyak 3ml.

d. Untuk polysterene 330nm 7.5 ppb polystrene 330nm 15ppb diberikan

1.5 ml dan 1.5 air murni dan diukur sebanyak dan diukur dialam

kwvet sebanyak 3ml.

3.1.4Pengambilan Data LIBD

Pengambilan data yaitu berupa data suara yang dihasilkan Laser Induced

Breakdown Detection (LIBD). Pada pengambilan data pertama suara akan

direkam sebanyak 3 kali pengulangan pada 1 kali energi dalam setiap sampel.

Waktu perekaman yang dibutuhkan yaitu 01.40 detik perekaman. Suara direkam

menggunakan Mikrophone Hp yang berfungsi untuk mengubah data besaran suara

menjadi besaran listrik yang mempunyai resolusi 1080p.Hasil rekaman akan

diolah pada komputer yang berfungsi untuk mengolah data analog menjadi data

(41)

3.1.5 Sistem Pengolahan Data

Suara input yang merupakan suara yang dihasilkan Laser Induced Breakdown

Detection (LIBD). Suara tersebut akan dikonversi menjadi alamat .wav dengan

menggunakan program convert to .wav. Pengolahan data menggunakan komputer

untuk simulasi. Simulasi sistem Laser Induced Breakdown Detection (LIBD)

dilakukan dengan menggunakan software MATLAB R2010a. Pada proses simulasi

dilakukan perhitungan jumlahbreakdown pada setiap suara yang dihasilkan.

Setelah melakukan perhitungan pada setiap suara maka selanjutnya melakukan

perhitungan jumlah secara keseluruhan breakdown yang dihasilkan.Pemanggilan

data suara sebanyak 3 kali sesuai dengan pengambilan data suara yang dilakukan.

3.2 Diagram Perangkat Lunak Pengolahan Suara LIBD

Adapun diagram proses pengolahan suara LIBD menggunakan software

(42)

Nilai dihitung 1 jika sinyal berada pada nilai atau melewati threshold Mulai

Membaca Sumber Suara

Threshold

Plot

Hitung Breakdown

Hitung

ProbabilityBreakdown

End

Gambar 3.1 Diagram alir Perangkat Lunak Pengolahan Suara LIBD

3.2.1 Membaca Sumber Suara

Sumber suara yang digunakan berasal dari rekaman sendiri.Digunakan sumber

suara asli untuk menghasilkan suara LIBD yang nyata. Tiap tembakan plasma

yang dihasilkan direkam dan disimpan dalam format WAV. Dalam merekam

suara digunakan mikrofon seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan

3.1.2.Sumber suara tersebut diolah dengan Matlab karena sumber suara berformat

WAV, maka untuk membaca sumber suara tersebut digunakan perintah wavread.

[x,fs]=wavread(‘nama file suara’)

(43)

Frekuensi sampling yang digunakan adalah 44100 Hz dan waktu yang digunakan

sekitar beberapa detik.Matrik yang digunakan adalah matriks pendek yang

bertujuan agar semua matriks dapat terbaca dalam perintah.Tujuan diggunakan

matriks WAV dengan baris terpendek sehingga terbaca signal suara tersebut.

3.2.2 Menghitung Jumlah Breakdown Pada Sampel

Perhitungan jumlah Breakdown pada proses Laser Induced Breakdown Detection

(LIBD) dilakukan pada proses simulasi. Sinyal suara breakdown yang telah

direkam dimasukkan sebanyak 3 kali dan nilai breakdown akan ditampilkan pada

jendela matlab dimana nilai dari masing – masing sampel dari energi yang

berbeda akan dihitung probabilitybreakdown . Setelah perhitungan dilakukan dan

dirata-rata kemudian di konversi ke BD Probability dengan jumlah pulsa laser

dengan menggunakan rumus

BD Probability =Jumlah Breakdown Jumlah Pulsa

Perhitungan jumlah BD Proabability dilakukan pada sampel air murni, air

kran dan air polystren dengan tembakan energi dari yang terkecil hingga yang

terbesar.

BAB IV

(44)

Pada skripsi ini pengolahan data digital yang dilakukan meliputi

pengolahan data jumlah banyaknya Probability breakdown yang terjadi pada

larutan sampel air murni, air kran dan air polystrene (perpaduan air ) seperti yang

telah dijelaskan pada sub bab 3.2. Untuk mengetahui banyaknya kejadian atau

jumlah breakdown pada koloid dalam berbagi larutan dilakukan dengan

pengolahan data digital GUI MATLAB.

4.1 Pengolahan Data Breakdown Menggunakan GUI Matlab

Untuk menganalisis suara yang dihasilkan pada sampel digunakan pemrograman

Matlab. Bahasa pemrograman MATLAB cukup baik untuk mengolah data berupa

suara dengan pengolahan data digital. Bahasa pemrograman Matlab memiliki GUI

( Guide User Interface ) memudahkan untuk menganalisis data berupa suara yang

diambil. Pertama kali pemrograman dilakukan dengan memanggil suara yang

direkam dan disimpan alamat .wav. Pemanggilan data suara menggunakan

wavread seperti yang dijelaskan pada Bab III.Dengan memanggil suara dari

masing – masing sampel akan mengetahui sinyal digital dari suara yang dihasilkan

(45)

Gambar 4.1 Hasil pengolahan data breakdown menggunakan GUI Matlab

Selanjutnya sinyal digital suara di Threshold digunakan untuk menentukan

nilai ambang sinyal dan dihitung puncak – puncak gelombang yang dihasilkan

dari suara Breakdown yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian

(Kurniawan.A,2002) Thresholding berarti melewatkan koefisientersebut ke suatu

ambang batas yang telah ditentukan, sehingga koefisien yang tidak sesuai ambang

tersebut tidak terpakai.Nilai threshold sangat bergantung pada eksperimen karena

untuk membersihkan noise dan mendapatkan rata – rata noise untuk memudahkan

menghitung jumlah gelombang.Noise dapat terjadi akibat terekamnya suara dari

luar akibat perekeman suara yang terlalu lama.

Gambar 4.2 Hasil sinyal yang di treshold

Hasil sinyal suara dipanggil 3 kali disebabkan karena percobaan yang

dilakukan sebanyak 3 kali.Hasil Threshold maka selanjutnya program akan

menghitung nilai probbility breakdown dari masing – masing sampel dengan

energi yang terkecil sampai energi yang terbesar. Hasil nilai dari Probability

Breakdown disimpan dan diolah menjadi grafik .

4.2 Analisa Probability Breakdown Pada Sampel

4.2.1 Hasil Data Akustil Laser Induced Breakdown Detection (LIBD)

Laser-induced breakdown deteksi (LIBD) adalah salah satu teknik yang paling

sensitif dikembangkan sejauh ini untuk mengukur ukuran nanopartikel dalam

kisaran 10-1000 nm dan konsentrasinya di kisaran 1 ng / L (ppt) untuk mg / L

(46)

suara yang dihasilkan oleh Laser Induced Breakdown Detection dapat hubungan

Energi dengan Probability Breakdown terhadap variasi air murni, air kran dan

Polysterene. Berikut gambar hasil data dari beberapa sampel yang digunakan :

1. 3ml Air Murni

Gambar 4.2 Hasil grafik energi VS Probability BD air Murni

(47)

Gambar 4.3 Hasil grafik Probability BD2ml Air Murni + 1 ml Air Kran

3. 1 ml Air Murni + 2 ml Air Kran

Gambar 4.4 Hasil grafik Probability BD1 ml Air Murni + 2 ml Air Kran

Untuk hasil grafik diatas peluang terjadinya Probabitity Breakdown 3ml

(48)

Probability breakdown yang terjadi pada air murni relatif lebih sedikit

dibandingkan dengan air lain. Semakin kecil Probability Breakdown yang terjadi

maka kosentrasi partikel dalam air tersebut adalah kecil.Kosentrasi dari partikel

air yang kecil memerlukan energi yang lebih besar untuk menimbulkan terjadinya

breakdown. Hal ini membuktikan bahwa air murni hampir tidak memiliki koloid

menyebabkan air tersebut dapat dikatakan benar murni. Terlihat bahwa untuk

energi yang kecil maka Probability breakdown yang ditimbulkan oleh air murni

hampir tidak ada.

4. Air Kran

(49)

Gambar 4.6 Hasil grafik Probability BD Polysterene 330, 7,5 ppb

6. Polysterene 330, 15 ppb

Gambar 4.6 Hasil grafik Probability BD Polysterene 330, 7,5 ppb

Dari hasil grafik untuk sampel air kran, Polysterene 330, 15ppb dan

polesterene 330, 7,5 ppb menunjukkan untuk energi yang kecil maka probability

breakdown sudah dapat terlihat. Hal ini membuktikan untuk sampel air kran dan

(50)

Polysterene 330,15ppb peluang terjadinya breakdown lebih besar dibandingkan

dengan poloysterene 330,7,5ppb , air kran,air murni, dan percampuran air murni

dengan air kran. Semakin banyak terjadinya Probability breakdown maka ukuran

dan kosentrasi partikel dalam polysterene tersebut adalah besar. Ini menunjukkan

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dari percobaan telah berhasil dilakukan perhitungan data akustik Laser

Induced Breakdown Detection (LIBD) menggunakan bahasa pemrograman

Matlab dengan sampel 3ml (air murni, air kran, polystarene 330, 15ppb, dan

polystarene 330, 7,5ppb) dan gabungan dari 2ml air murni dengan 1ml air

kran serta sebaliknya.

2. Berdasarkan hasil perhitungan data akustik diperoleh Polystrene 330,15ppb

mempunyai banyak koloid dibandingkan dengan sampel air murni, air kran,

polystarene 330, 7,5ppb dan gabungan air murni dengan air kran. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya probability yang terjadi pada sampel

Polysterene.

5.2 SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan mikrophone dengan

sensitivitas tinggi.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menghitung Probability BD dengan

memisahkan suara hasil gangguan dan suara Hasil Probability BD .

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat menentukan ukuran dan kosentrasi dari

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, A. M.Si. 2008. Rekayasa Optik. Diktat kuliah Universitras Padjajaran. Bettis, J.R. 1992.Correlation Among the Laser-Induced Breakdown Thresholds in

Solid. Liquids and Gases.Appl. Opt. 31, 3448.

D.J. Shaw.1980. Introduction to Colloid and Surface Chemistry.3rded, Butterworth London.

D. Myers. 1991. Surfaces Interfaces AND Colloids. VCH Publisher Inc. New York.

E.C. Jung. H.-R. Cho.K,K. Park. J.-W. Yoen.K.Song. 2009.Nanoparticle Sizing by a Laser-Induced Breakdown Detection using an Optical Probe Beam Deflection. 97: 867-875

Foth, Hans – Jochen. 2008. Laser IN Chemistry Vol. I. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, Weinheim.

Kurniawan,A. 2002. Reduksi Noise Pada Sinyal Suara dengan Menggunakan Transformasi Wavelet.Universitas Diponogoro Semarang.

Lead, J. R.; Wilkinson, K. J. 2006.Environmental Colloids:Behavior, Structure and Characterization. Currentknowledge and future developments. In John Wiley and Sons: Chichester.

L. V. Keldysh. 1965. Ionization in the Field of a Strong Electromagnetic wave. Sov. Phys. JETP.

Muirhead D, Lead JR. 2003. Measurement of the Size and Structure of Natural Aquatic Colloids in an Urbanised Watershed by Atomic Force Microscopy.Hydrobiologia.

M, Helen Martina. 2009. Pengukuran Daya Laser CO2 dan Laser DPSS Serta Pengamatan Beam Profiler Sinar Laser DPSS dan Laser He-Ne Menggunakan CCD.

N. Bloembergen. 1974. Laser-induced Electric Breakdown in Solids. IEEE J. Quantum.Electron.

R. M. Wood, 2003. Laser-induced damage of optical materials, IOP Publishing Ltd., London, UK.

Santschi PH, Balnois E, Wlkinson KJ, Zhang J, Buffle J, Guo L.Fibrillar. 1998. Polysaccharides in Marine Macromolecular Organic Matter as Imaged by Atomic Force Microscopy and Transmission Electron Microscopy.Limnol Oceanogr.

Silfvast, William T. 2004. Laser Fundamental.Second Edition.Cambridge University Pres. United Kingdom.

T,Bundschuh. W, Hauser. Kim.J-I. Knop,R. F,J, Scherbaum. 2000. Determination of Colloid Size by 2-D Optical Detection of Laser Induced Plasma. T,Bundschuh. Knop.R, Kim.J-I. 2001. Laser-Induced Breakdown Detection

(53)

T. U.Wanger, T. Bundschuh, R,Koster. 2005. Laser-Induced Breakdown Detection (LIBD) for The Highly Sensitive Quantification of Aquatic Colloids.

Tadros, T. F. 2005. Applied Surfactan: Surfactan in Nanoemulsi. Wiley-VHC Verlag. New York.

T. Kitamori, K. Yokose, M. Sakagami and T.Sawada. 1989. Phys. jpn. J. Appl. The Math Works inc. 1989.MatlabUser’s Guide.

Wells, M. L. Smith, G. J. Bruland, K. W. 2000. The distribution of colloidal and Particulate Bioactive Metals in Narragansett.By: RI. Mar.Chemestry. Webb, Collin E. 2004. Handbook of Laser Technology and Applications. Institute

of Physics Publishing.

Willson,R. 2004. Rancang Bangun Perangkat Lunak Komposer Musik Menggunakan Matlab. Universitas Indonesia.

(54)

LAMPIRAN

(55)
(56)

2.

Data Sampel

a. Air murni 3ml

Energy(mj) Probability Air Murni

Energy Probability

(57)

c. 1 ml Air Murni + 2 ml Air Kran

Energy BD probability

1ml air Murni + 2ml air kran

(58)
(59)

3.

Program

function varargout = baru05(varargin)

% BARU05 M-file for baru05.fig

% BARU05, by itself, creates a new BARU05 or raises the existing

% singleton*. %

% H = BARU05 returns the handle to a new BARU05 or the handle to

% the existing singleton*. BARU05 or raises the

% existing singleton*. Starting from the left, property value pairs are

% applied to the GUI before baru05_OpeningFcn gets called. An

% unrecognized property name or invalid value Choose "GUI allows only one

% instance to run (singleton)". %

% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES

% Edit the above text to modify the response to help baru05

% Last Modified by GUIDE v2.5 28-Apr-2015 15:23:57

% Begin initialization code - DO NOT EDIT

gui_Singleton = 1;

gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...

'gui_Singleton', gui_Singleton, ...

'gui_OpeningFcn', @baru05_OpeningFcn, ...

'gui_OutputFcn', @baru05_OutputFcn, ...

'gui_LayoutFcn', [] , ...

'gui_Callback', []);

(60)

gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});

end

if nargout

[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

else

gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

end

% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before baru05 is made visible.

function baru05_OpeningFcn(hObject, eventdata,

handles, varargin)

% This function has no output args, see OutputFcn. % hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% varargin command line arguments to baru05 (see VARARGIN)

% Choose default command line output for baru05

handles.output = hObject;

% Update handles structure

guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes baru05 wait for user response (see UIRESUME)

% uiwait(handles.figure1);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.

function varargout = baru05_OutputFcn(hObject,

eventdata, handles)

% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);

% hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

(61)

varargout{1} = handles.output;

% --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, ~, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

threshold =str2num(get(handles.edit2,'string')); [filename,pathname] = uigetfile({'*.wav'});

if ~isequal(filename,0)

[x,fs] = wavread([pathname '/' filename]);

signal2 = signal1; handles.x = signal1; axes(handles.axes2);

jd = length(signal1); dx = 4410;

jb=floor(jd/dx); hb=0;

for m = 1:jd

(62)

end

set(handles.edit3,'string',hitungstr); %

guidata(hObject, handles); display(hitung);

function edit1_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to edit1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit1 as text

% str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit1 as a double

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function edit1_CreateFcn(hObject, eventdata,

handles)

% hObject handle to edit1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.

% See ISPC and COMPUTER.

if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))

set(hObject,'BackgroundColor','white');

end

(63)

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit2 as text

% str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit2 as a double

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function edit2_CreateFcn(hObject, eventdata,

handles)

% hObject handle to edit2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.

% See ISPC and COMPUTER.

if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))

set(hObject,'BackgroundColor','white');

end

function edit3_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to edit3 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit3 as text

% str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit3 as a double

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function edit3_CreateFcn(hObject, eventdata,

handles)

% hObject handle to edit3 (see GCBO)

(64)

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.

% See ISPC and COMPUTER.

if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))

set(hObject,'BackgroundColor','white');

end

% --- Executes on button press in pushbutton2.

function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata,

handles)

% hObject handle to pushbutton2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

threshold =str2num(get(handles.edit5,'string')); [filename,pathname] = uigetfile({'*.wav'});

if ~isequal(filename,0)

[x,fs] = wavread([pathname '/' filename]);

signal2 = signal1; handles.x = signal1; axes(handles.axes4);

jd = length(signal1); dx = 4410;

jb=floor(jd/dx); hb=0;

Gambar

Gambar 2.1 Koloid
Gambar 2.2 Diagram Komponen Laser
Gambar 2.3 Interaksi cahaya dengan 2 level sistem
Gambar 2.5. Prinsip kerja LIBD (Laser Induced Breakdown Detection)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu sensitivitas yang lebih tinggi diperlukan untuk mendeteksi partikel yang lebih kecil dalam larutan,

Setelah dilakukan pembuatan bahasa program pengolahan data ukuran, hasil yang didapat harus sesuai dengan yang diharapkan mulai dari awal sampai akhir, sehingga program yang

Dari hasil perhitungan program matlab Probability breakdown terhadap data suara yang dihasilkan oleh Laser Induced Breakdown Detection dapat hubungan Energi dengan

Walaupun kita dapat menulis suatu m-file yang berisi semua perintah layout suatu GUI dengan menggunakan script, akan tetapi lebih mudah jika kita menggunakan

Alwahabi * Quantitative detection of chlorine, through molecular emission from CaCl, using microwave assisted laser induced breakdown spectroscopy MW-LIBS has been demonstrated.. Using