• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, FAKTOR KELUARGA DAN FAKTOR KEPRIBADIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA KONSENTRASI KEWIRAUSAHAAN S-1 MANAJEMEN FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

OLEH

FANDI RIZKI AHMAD SIREGAR 110502286

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, FAKTOR KELUARGA DAN FAKTOR KEPRIBADIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA KONSENTRASI

KEWIRAUSAHAAN S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian terhadap minat berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 responden mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 manajemen Fakultas Ekomomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, dan faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

(3)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL KNOWLEDGE, FAMILY FACTORS, AND PERSONALITY FACTORS OF THE INTEREST IN

ENTREPRENEURSHIP (CASE STUDY ON MANAGEMENT

ENTREPRENEURSHIP CONSENTRATION STUDENT OF FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA)

The aims of this study is to know and analyze factors the effect of entrepeneurial knowledge, family factors, and personality factors of the interest in entrepreneurship on management entrepreneurship consentration student of faculty of economics and business university of nort sumatra. This research is associative research. This research sample is which amounts to 35 student respondents by using purposive sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that simultaneous, entrepreneurial knowledge, family factors, and personality factors significantly take effect on the interest in entrepreneurship on management entrepreneurship consentration student of faculcity of economics and business university of north sumatra. Partially, entrepreneurial knowledge had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship, family factors had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship, and personality factors had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship.

(4)

iii KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan,

Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha pada

Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara ini guna serta memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran,

motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk Papa Adi

Harris Siregar, SE dan Mama Nuraini, SE Msp yang tidak henti-hentinya

memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta doanya

kepada peneliti serta adek saya Findi Ruzika Audini Siregar yang senantiasa

memberikan dukungan.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen

(5)

iv

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu

Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan,

saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ami Dilham, MSi selaku Dosen Pembanding 1 yang turut

meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan

untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Kepada Tika Khairini, Ilhamdi Fachri, Bayu, Anggi, Ayu, Ori Junifer,

Randa Pasaribu, Yosua Sinulingga, Yudi, Laung, Fadhil, Anata

Fauzan, Vido Hawari, Debby Zelvia, Angga, Michael Abraham,

Farhan, Michael, dan seluruh teman-teman stambuk 2011 Program

Studi S1 Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Februari 2015

Penulis,

(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1 Pengertian Wirausaha... 6

2.1.2 Kewirausahaan ... 9

2.1.3 Pengetahuan Kewirausahaan ... 11

2.1.4 Faktor Keluarga ... 13

2.1.5 Faktor Kepribadian... 15

2.1.5.1 Kebutuhan Akan Prestasi ... 17

2.1.5.2 Efikasi Diri ... 20

2.1.6 Minat Berwirausaha ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Watu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional... 34

3.5 Skala Pengukuran ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.6.1 Populasi ... 36

3.6.2 Sampel ... 36

3.7 Jenis Data ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

(7)

vi

3.9.1 Uji Validitas ... 39

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.10 Teknik Analisis Data ... 42

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 42

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 42

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas ... 43

3.10.2.3 Uji Heteroskedostisitas ... 43

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 44

3.10.4 Uji Hipotesis ... 45

3.10.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 45

3.10.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 45

3.10.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU... 47

4.1.1 Visi dan Misi ... 48

4.1.2 Jaringan Usaha / Kegiatan ... 49

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 49

4.2.1 Karakteristik Responden ... 49

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahawan, Faktor Keluarga, Faktor Kepribadian, dan Minat Berwirausaha ... 50

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.3.1 Uji Normalitas ... 57

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 60

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.4 Analisis Linier Berganda... 63

4.5 Uji Hipotesis ... 65

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 65

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 67

4.5.3 Pengujian Koefesien Determinasi (R2) ... 69

4.6 Pembahasan ... 70

4.6.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha ... 70

4.6.2 Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ... 72

4.6.3 Pengaruh Faktor Kepribadian Terhadap Minat Berwirausaha ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 74

(8)

vii

LAMPIRAN ... 79

DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 32

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert ... 34

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 39

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 50

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Keluarga ... 50

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahawan (X1) ... 51

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Keluarga (X2) ... 52

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Kepribadian (X3) ... 53

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Berwirausaha (Y) ... 55

Tabel 4.7 Uji Kolmogrov Smirnov ... 60

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ... 61

Tabel 4.9 Uji Glejser ... 63

Tabel 4.10 Variables Entered/Removed ... 64

Tabel 4.11 Analisis Linier Berganda... 64

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 67

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 68

(9)

viii DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Histogram ... 58

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 59

(10)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 79

2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83

3 Daftar Distribusi Jawaban Responden... 84

4 Output Uji Asumsi Klasik ... 89

(11)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, FAKTOR KELUARGA DAN FAKTOR KEPRIBADIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA KONSENTRASI

KEWIRAUSAHAAN S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian terhadap minat berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 responden mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 manajemen Fakultas Ekomomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, dan faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

(12)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL KNOWLEDGE, FAMILY FACTORS, AND PERSONALITY FACTORS OF THE INTEREST IN

ENTREPRENEURSHIP (CASE STUDY ON MANAGEMENT

ENTREPRENEURSHIP CONSENTRATION STUDENT OF FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA)

The aims of this study is to know and analyze factors the effect of entrepeneurial knowledge, family factors, and personality factors of the interest in entrepreneurship on management entrepreneurship consentration student of faculty of economics and business university of nort sumatra. This research is associative research. This research sample is which amounts to 35 student respondents by using purposive sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that simultaneous, entrepreneurial knowledge, family factors, and personality factors significantly take effect on the interest in entrepreneurship on management entrepreneurship consentration student of faculcity of economics and business university of north sumatra. Partially, entrepreneurial knowledge had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship, family factors had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship, and personality factors had positive and significant effect to the interest in entrepreneurship.

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia lebih sedikit

dibandingkan para pencari kerja. Lebih banyak orang yang memilih untuk bekerja

dengan orang lain dibandingkan keinginan untuk berwirausaha sendiri ,

dikarenakan resiko untuk bekerja dengan orang lain jauh lebih kecil dan tidak

memerlukan modal , padahal mendirikan usaha tersebut memberikan keuntungan

yang lebih banyak dibandingkan bekerja dengan orang lain, dimana kita akan

lebih memiliki kebebasan finansial dan kebebasan waktu, selain itu dengan

mendirikan suatu usaha kita dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran

yang ada di negara ini.

Berdasarkan situasi diatas, peranan wirausaha tentu saja akan memberikan

pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi

di Indonesia sekarang ini. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan

menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang mengumpulkan sumber - sumber

daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang -

peluang tersebut.

Mayoritas dari penduduk Indonesia belum menyadari luasnya ruang

lingkup dari bidang yang dijalaninya. Hanya sedikit dari mereka yang berani

mengambil resiko untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik. Orang -

(14)

2

meningkatkan taraf hidup mereka dapat dikatakan sebagai orang yang mempunyai

sifat wirausaha.

Menjadi seorang wirausaha bukanlah hal yang mudah , proses

berwirausaha melibatkan tidak hanya pemecahan masalah dalam bidang

manajemen tertentu, tetapi juga dalam pengambilan keputusan. Menjadi

wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang

peluang yang ada (Tayras,2010:2).

Hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wirausaha

adalah karena adanya minat berwirausaha . Minat berwirausaha ini sangat penting

karena merupakan modal utama yaitu keinginan yang akan mendorong seseorang

untuk memulai berwirausaha dengan faktor yang akan diteliti disini adalah

pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian. Faktor

pengetahuan kewirausahaan yaitu kemampuan untuk mengenali atau menciptakan

peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai

kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap berwirausaha

adalah faktor keluarga. Hal ini karena faktor keluarga terutama orang tua berperan

sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang

tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang

akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai

keadaan yang ada dalam faktor keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier

anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh

(15)

3

Salah satu masalah dalam berwirausaha adalah sistem pendidikan kita

yang kurang mendorong semangat kewirausahawan di kalangan generasi muda,

meskipun saat ini semakin banyak perguruan tinggi yang memperkenalkan

prinsip–prinsip serta konsep–konsep kewirausahawan. Tetapi selama ini

pendidikan lebih difokuskan pada keterampilan teknis semata, namun kurang

berfokus pada pembentukan kepribadian yang dapat menunjang hidup dan

berkembangnya jiwa kewirausahaan seseorang seperti kepercayaan diri, kejelian

melihat dan memanfaatkan peluang, membangun kharisma, empati, serta

semangat untuk bersaing menjadi lebih baik. Sebagai dukungan latar belakang

melalui hasil penelitian Screibe dalam Riani,( 2005: 42 )menyatakan bahwa

keberhasilan kegiatan seorang usahawan ditentukan oleh: pendidikan formal

(15%) dan nilai–nilai sikap mental dan kepribadian seseorang (85%).

Sumahamijaya dalam Riani,( 2005: 25 ) menyatakan, keberhasilan ditentukan oleh

kesediaan jerih payah (25%), pendidikan sekolah formil (15%) serta

pengembangan pribadi (60%). Faktor kepribadian mencakup kebutuhan untuk

berprestasi , sumber kendali , dan keyakinan diri.

Berdasarkan uraian ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

dari faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha sehingga penulis

membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan,

(16)

4 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitan ini, maka permasalahan yang ingin

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor

kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan

kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian terhadap minat

berwirausaha mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S-1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi

pembanding maupun penunjang dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti,

Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya

(17)

5

kewirausahaan, faktor keluarga dan faktor kepribadian terhadap minat

berwirausaha

3. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan,

faktor keluarga dan faktor kepribadian terhadap minat berwirausaha.

(18)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Wirausaha

Menurut Zimmerer (2005:3), seorang wirausaha adalah seseorang yang

menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian

demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi

peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

Menurut Kasmir (2006:16), wirausahawan adalah orang yang berjiwa

berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai

usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak

pasti.Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,

memanfaatkan, serta memanfaatkan peluang usaha yang dapat memberikan

keuntungan.Resiko kerugian merupakan hal yang biasa karena mereka memegang

prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada.Bahkan semakin besar resiko kerugian

yang kemungkinan dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat

diraih.Tidak ada istilah rugi selama seoang melakukan usaha dengan penuh

keberanian dan penuh perhitungan.Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004:3) profil kewirausahaan

(19)

7

a. Menyukai tanggung jawab

Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil

perusahaan tempat mereka terlibat. Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan

sumber-sumber daya mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya

tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan sendiri.

b. Lebih menyukai resiko menengah

Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan selain

seorang yang mengambil resiko yang diperhitungkan. Wirausahawan melihat

sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman resiko pribadinya. Mereka biasanya

melihat peluang di daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang dan

pengalamannya yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.

c. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil

Wirausahawan pada umumnya memilki banyak keyakinan atas kemapuan

untuk berhasil. Mereka cenderung optimis terhadap peluang keberhasilan dan

optimisime mereka biasanya berdasarkan kenyataan. Salah satu penelitian dari

National Federation of Independent Business (NFIB) menyatakan bahwa

sepertiga dari wirausahawan menilai peluang berhasil mereka mencapai 100

persen.Tingkat optimisme yang tinggi kiranya dapat menjelaskan mengapa

kebanyakan wirausahawan yang berhasil juga pernah gagal dalam bisnis sebelum

akhirnya berhasil.

d. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung

Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan

(20)

8

e. Tingkat energi yang tinggi

Wirausahawan lebih energetik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini

merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan untuk

mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama merupakan

sesuatu yang biasa.

f. Orientasi ke depan

Wirausahawan memilki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka

melihat ke depan dan tidak mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin,

melainkan lebih mempersoalkan apa yang dikerjakan besok. Bila manajer

tradisional memperhatikan pengelolaan sumber daya yang ada, wirausahawan

lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang.

g. Keterampilan mengorganisasi

Membangun sebuah perusahaan ”dari nol” dapat dibayangkan seperti

menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan

mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tetap untuk menyelesaikan

suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan

para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan.

Menurut Hendro (2011:61-63) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan

hidupnya. Faktor-faktor itu adalah faktor individual/personal, suasana kerja,

tingkat pendidikan, personality (kepribadian), prestasi pendidikan, dorongan

keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin lebih dihargai atau self-esteem, serta

(21)

9 2.1.2 Kewirausahaan

Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif

dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses. (Suryana, 2006:2).

Menurut Sukirno (2004:369), definisi dan pandangan terhadap

kewirausahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, psikologi dan

sosiologi. Seseorang yang bertekad untuk berkecimpung di bidang perusahaan

dapat didorong oleh keinginan sendiri (psikologi) yang didasarkan oleh bentuk

dan cara berpikir. Keputusan seseorang untuk berdagang juga didasarkan oleh

kebutuhan ekonomi dan karena adanya masyarakat di sekelilingnya yang menjadi

potensi langganannya. Berikut adalah pandangan-pandangan tentang

kewirausahaan mengikut perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi,

psikologi, dan sosiologi.

1. Perspektif Kewirausahaan Bidang Ekonomi

Dari sudut pandang bidang ekonomi, kewirausahaan adalah sebagian dari

input atau faktor produksi selain bahan mentah, tanah dan modal. Biaya untuk

bahan mentah ialah harga, biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal

ialah bunga. Untuk seorang wirausaha ganjarannya (nilai atau perolehan) adalah

keuntungan. Keuntungan adalah ganti rugi yang dibayar karena resiko yang

diambil oleh seorang wirausaha.

2. Perspektif Kewirausahaan Bidang Psikologi

Di dalam bidang psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku

(22)

10

dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib).Ini

termasuk sifat-sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif, kreatif, dan semangat

yang terus menerus berkembang untuk bersikap independen.

3. Perspektif Kewirausahaan Bidang Sosiologi

Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang

oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam

lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul,

mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan

olehnya sangat berguna untuk masyarakat

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:13), jika diperhatikan

entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini maka dijumpai berbagai macam

profil, salah satunya yaitu Women Entrepreneur. Banyak wanita yang terjun ke

dalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini disorong oleh

faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya,

membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan

sebagainya.

Suryana (2006:30) menjelaskan seorang wirausaha selalu berprinsip

bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai

maksimal. Ciri-ciri umum kewirausahaan sebagai berikut :

1. Memiliki perspektif ke depan, sukses adalah sebuah perjalanan bukan

tujuan, setiap saat mencapai target sasaran atau impian maka segeralah

membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi

(23)

11

2. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha dibutuhkan daya kreasi

dan inovasi yang lebih.

3. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus dapat

menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk

mengembangkan bisnisnya.

4. Memiliki keberanian menghadapi resiko, seorang wirausaha harus berani

menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya semakin

besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan.

5. Selalu mencari peluang, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu

dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia

juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu.

6. Memiliki jiwa kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki

kemampun dan semangat untuk mengembangkan orang-orang

disekelilingnya.

7. Memiliki kemampuan personal.

2.1.3 Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara

baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk

(24)

12

Menurut Hisrich (2008), pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari

sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Terdapat

beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan

(Suryana, 2008), yaitu : pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan

pengetahuan akan lingkungan usaha di sekitarnya yang akan mempengaruhi

kegiatan wirausaha; pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab; pengetahuan

tentang kepribadian dan tanggung jawab; dan pengetahuan yang terkahir adalah

pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah

pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk

mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih

menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan

memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi

tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai

permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang

yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu

yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut

tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis,

kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat mencapai kesempatan,

dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam

menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan

(25)

13 2.1.4 Faktor Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan

manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam

hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarganya, yang interaksi

sosial keluarganya berdasarkan simpati, seorang anak pertama-tama belajar

memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu

membantu, dengan kata lain, anak pertama-tama belajar memegang peranan

sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan

tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003:248-249).

Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut Slamet

(2003:60-64) lingkungan keluarga terdiri dari :

a. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua

dengan anak-anaknya. Demi kelancaran berwirausaha, perlu adanya relasi

yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk

mensukseskan wirausaha

b. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga dimana seseorang berada dan belajar.

Suasana rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor

yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak

(26)

14

tegang, ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota

keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan ank menjadi bosan di

rumah, suka keluar rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk

memikirkan masa depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik.

c. Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan

orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang

faktor kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak

untuk lebih berhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan,

orang tua cenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk

masalah pendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang

yang tinggi. Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat

orang tua kurang perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi

semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar

dan prestasi yang diperoleh tidak akan baik.

d. Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua.

Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang

dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk

(27)

15

e. Latar Belakang Kebudayaan

Kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam

kehidupannya. Kepada anak perlu ditanamkan kebiasaan- kebiasan dan

diberi contoh figur yang baik, agar menndorong anak untuk menjadi

semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Hal ini juga

dijelaskan oleh Soemanto dalam Supartono (2004:50) mengatakan bahwa

cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya

merupakan modal yag baik untuk melatih minat, kecakapan dan

kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang

diingini anak.

2.1.5. Faktor Kepribadian

Fromm dalam Alma (2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah

keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang

tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik

dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang

satu dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian

sebagai variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang

berbeda dengan individu lainnya.Alisyahbana dalam Alma (2005: 64) menyatakan

bahwa kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk

pikiran, perasaan, kata hati,temperamen dan watak. Seseorang yang memiliki

minat berwirausaha memiliki karakteristik kepribadian yang khusus yang

(28)

16

(2006: 24) mengemukakan delapan karakteristik kepribadian dari seorang

wirausaha sukses yakni:

1. Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas

usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan

telah diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah

atau terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to succees yakni percaya bahwa dirinya

bisa meraih kesuksesan yang diinginkannya.

4. Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera

mendapatkan umpan balik.

5. High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi

untuk bekerja keras mencapai tujuannya.

6. Future orientation yakni berorientasi pada masa depan dan jangka

panjang.

7. Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir

sumber-sumber daya untuk mencapai tujuannya.

8. Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi

dibandingkan uang, karena uang akan mengalir masuk dengan

sendirinya jika seorang wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.

Harris dalam Suryana (2006) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses

pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu

(29)

17

nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan.

Cuningham dalam Riyanti (2003: 30) yang melakukan wawancara terhadap

178 wirausaha dan manajer profesional Singapura menyatakan bahwa kepribadian

merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan usaha. Pentingnya

kepribadian bagi seorang wirausaha juga didukung oleh Miner dalam Riyanti

(2003: 13) yang menyatakan bahwa tipe kepribadian sangat menentukan bidang

usaha apa yang bakal mendatangkan kesuksesan dalam kewirausahaan.

Stoltz dalam Riyanti (2003: 14) menyatakan ada tiga tipe kepribadian yakni

the climber, the champer dan the quitter.

a. The climber adalah orang yang memiliki ketahanan tinggi dalam

menghadapi rintangan, ia tidak mudah menyerah dan terus bertahan

meskipun gagal berkali-kali.

b. The champer adalah orang yang mendaki pada ketinggian tertentu dan

berhenti karena ia merasa sudah puas dengan apa yang dicapainya dan ia

tidak mau berusaha lagi agar bisa lebih berhasil.

c. The quitter adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi

kegagalan, ia penakut dan tidak mau mengambil resiko untuk mulai

berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.

2.1.5.1.Kebutuhan Akan Prestasi

Konsep kebutuhan akan prestasi pertama-tama dikemukan oleh

(30)

18

keinginan seseorang terhadap prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian,

pengendalian atau standar yang tinggi.

McClelland dalam Alma (2006: 81) menyatakan bahwa ada tiga motif

sosial yang mempengaruhi tingkah laku seseorang jika ia berhubungan dengan

orang lain di dalam suatu lingkungan yakni:

1. Motif afiliasi (affiliation motive)

Keinginan untuk bergaul dengan orang lain secara harmonis, penuh

keakraban, dan disenangi. Orang ini akan berbahagia jika ia bisa diterima

lingkungannya dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan

lingkungannya. Orang seperti ini biasanya merupakan teman yang baik

dan menyenangkan.

2. Motif kekuasaan (power motive)

Orang yang memiliki motivasi berkuasa tinggi suka menguasai dan

mempengaruhi orang lain, ia mau orang lain melakukan apa yang diminta

/diperintahkannya, ia cenderung tidak mempedulikan perasaan orang lain,

baginya keharmonisan bukanlah hal yang utama, ia memberikan bantuan

kepada orang lain bukan atas dasar belas kasihan akan tetapi supaya orang

yang dibantunya menghormati dan kagum kepadanya sehingga ia bisa

menunjukkan kelebihannya kepada orang lain dan agar orang lain mau

terpengaruh oleh mereka sehingga bisa diperintah dan diaturnya.

3. Motif berprestasi (achievement motive)

Orang yang memiliki motif berprestasi fokus pada cara-cara untuk

(31)

19

Oosterbeek (2008) menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki

nilai/skor yang tinggi pada uji terhadap kebutuhan akan prestasi karena mereka

akan berjuang untuk memperoleh prestasi yang tinggi, mereka mendirikan

perusahaannya secara profesional dan menentukan target yang tinggi dan berusaha

mencapai target tersebut. Oosterbeek juga menemukan bahwa wirausaha yang

sukses memiliki kebutuhan akan kekuasaan/the need of power yang tinggi untuk

mengendalikan orang lain yang mengindikasikan bahwa mereka tahu apa yang

mereka inginkan dan cara mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuannya.

McClelland dalam Zarkasyi (2006) menyatakan bahwa orang-orang yang

memiliki kebutuhan berprestasi (n-Ach) yang tinggi mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

1. Memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang terlalu mudah dan terlalu

sulit,mereka memilih tujuan yang moderat yang mampu mereka capai.

2. Memilih dan menyukai umpan balik sehingga mereka dapat menggunakan

umpan balik itu untuk menemukan cara-cara yang kreatif dan inovatif agar

dapat mencapai prestasi yang mereka inginkan.

3. Menyukai tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan. Mereka

akan bertanggung jawab atas kegagalan dan kesuksesan yang mereka raih

tanpa suka menyalahkan pihak lainnya.

Lebih lanjut McClelland menyatakan bahwa orang yang memiliki kebutuhan

prestasi yang tinggi berbeda dengan para penjudi/gamblers atau pengambil resiko/

risk takers. Orang-orang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi menetapkan

(32)

20

Faisol dalam Mudjiarto (2006: 28) menyatakan bahwa orang-orang yang

berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berani mengambil resiko.

2) Kreatif dan inovatif.

3) Mempunyai visi.

4) Mempunyai tujuan yang berkelanjutan.

5) Percaya diri.

6) Mandiri.

7) Aktif, enerjik dan menghargai waktu.

8) Memiliki konsep diri yang positif.

9) Berpikir positif.

10) Bertanggung jawab secara pribadi.

11) Selalu belajar dan menggunakan umpan balik.

Penelitian Scapinello dalam Indarti et al. (2008) menunjukkan bahwa seseorang

dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima

kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah.

Sengupta dan Debnath dalam Indarti et al. (2008) dalam penelitiannya di India

menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar terhadap tingkat

kesuksesan seorang wirausaha.

2.1.5.2. Efikasi Diri

Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu

(33)

21

bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan

memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau

gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi

dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi

kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan

memiliki internal locus of control yang tinggi. Cromie dalam Indarti et al. (2008)

menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi kepercayaan seseorang pada

tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut Cromie

menyatakan bahwa efikasi diri yang positif adalah keyakinan seseorang bahwa ia

mampu mencapai pekerjaan atau prestasi yang diinginkannya. Tanpa adanya

efikasi diri seseorang tidak akan memiliki keinginan untuk melakukan perilaku

tertentu. Penelitian yang dilakukan Boyd dan Vozikis dalam Chowdhury (2009)

menemukan adanya hubungan antara efikasi diri wirausaha dengan kegiatan

menjalankan usaha.

Betz dan Hacket dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa efikasi diri akan

karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat

kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai

karirnya. Lebih lanjut Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam

berkarir, semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.

Oosterbeek (2008) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan

(34)

22

mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa

mampu mengendalikan kesuksesan mereka yang tidak tergantung kepada orang

lain. Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil

resiko dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.

Bandura dalam Oosterbeek (2008) menjelaskan bahwa ada empat cara untuk

mencapai efikasi diri yakni:

1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa

dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang

baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang

meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada

dirinya sendiri.

2. Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh

atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi

panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan

dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu,

maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model

tersebut.

3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa

seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

4. Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi

(35)

23 2.1.6. Minat Berwirausaha

Tarmudji (2006) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau

berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta/menyuruh.

Lebih lanjut Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan

melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek

lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Hurlock dalam Riyanti (2003) menjelaskan bahwa minat adalah sumber

motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan

bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan

bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan

mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan

menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau

dapat berubah-ubah.

Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada tiga aspek

minat pada diri seseorang, yaitu:

a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber

penggerak untuk melakukan sesuatu.

b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan

menentukan posisi individu dalam lingkungannya.

c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.

Kartono dalam Yuwono et al. (2008) menyatakan bahwa minat merupakan

momen kecenderungan yang terarah secara intensif kepada sesuatu objek yang

(36)

24

gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir

perasaan senang pada individu.

Yuwono (2008) menyatakan bahwa minat kewirausahaan adalah rasa

ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan

keberanian mengambil resiko. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006: 55)

menyatakan bahwa ada tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap

kegiatan kewirausahaan, yakni:

1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi.

2. Ingin memiliki karier yang memuaskan.

3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain.

4. Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis.

5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas.

6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.

7. Ingin menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Dalam Enterpreneur.s Handbook seperti yang dikutip oleh Wirasasmita

dalam Suryana (2006: 55) dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan

minat seseorang menjadi wirausaha yakni:

1. Alasan keuangan

Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan sebagai

jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial

Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang, menjadi

(37)

25

3. Alasan pelayanan.

Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat.

4. Alasan pemenuhan diri.

Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan,

menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan

menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

Mudjiarto et al. (2005: 42) menyatakan bahwa bahwa umumnya orang

berminat membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini:

1) Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

2) Memenuhi minat dan keinginan pribadi.

3) Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri.

4) Adanya kebebasan dalam manajemen.

Megginson dan Byrd dalam Yohnson (2003) menyatakan alasan seseorang

memulai kewirausahaan kecil adalah sebagai berikut:

1. Memuaskan Tujuan Pribadi

a. Kemandirian dalam hidup.

b. Menerima pendapatan yang lebih besar.

c. Membantu keluarga.

d. Menemukan produk baru.

2. Mencapai Tujuan Bisnis

a. Melayani kebutuhan masyarakat baik produk maupun jasa.

(38)

26

c. Peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat.

d. Mendapatkan pertumbuhan.

e. Tujuan bisnis dihubungkan dengan tujuan pribadi.

Zimmerer (2004) menyatakan bahwa ada 8 faktor yang menjadi pendorong

pertumbuhan minat kewirausahaan, yakni:

1) Pendapat bahwa wirausaha adalah seorang pahlawan.

2) Pendidikan kewirausahaan.

3) Faktor ekonomi dan kependudukan.

4) Pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa.

5) Kemajuan teknologi.

6) Gaya hidup bebas.

7) E-Commerce dan The World Wide Web.

8) Terbukanya peluang bisnis internasional.

[image:38.595.70.553.530.751.2]

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian

Suranto (2006) Analisis Faktor Tingkat Pendidikan, Lingkungan Keluarga dan Pengalaman Kerja Terhadap Berwirausaha Variabel Bebas: 1. Tingkat Pendidikan 2. Lingkungan Keluarga 3. Pengalama n Kerja Variabel Terikat: Berwirausaha 1. Penelitian Ekstlamasi 2. Penelitian Deskriptif

1. Tingkat pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap berwirausaha pada YPPPSU.

(39)

27 lingkungan keluarga, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap berwirausaha pada YPPPSU, sedangkan pengalaman kerja tidak berpengaruh positif dan yang paling dominan adalah variabel tingkat pendidikan. Ardiana Dongoran (2009) Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha (Studi Kasus Pada Pedagang di Pajak Pasar Bengkel Jalan Medan – Tebing Tinggi Km. 45 Serdang Bedagai) Variabel Bebas: Faktor Keluarga Variabel Terikat: Pilihan Menjadi Seorang Wirausaha 1. Penelitian Asosiatif Kausal

1. Faktor keluarga berpengaruh siginifikan terhadap pilihan menjadi seorang wirausaha. Diana Tayras (2006) Pengaruh Faktor Demografi, Faktor Kepribadian dan Faktor Ketersediaan Informasi Terhadap keinginan Berwirausaha (Studi Kasus Pada Toko Grosir Di Jln. Bandung ) Variabel Bebas: 1. Faktor Demografi 2. Faktor Kepribadian 3. Faktor Ketersediaan Informasi Variabel Terikat: Keinginan Berwirausaha 1. Analisis Statistik Deskriptif

Faktor kepribadian yaitu sumber kendali dan

keyakinan diri mempengaruhi keinginan

berwirausaha para pedagang grosir di jalan

Bandung tetapi pengaruhnya lemah dengan arah hubugan positif sedangkan kebutuhan akan prestasi

(40)

28 RUDY (2008) Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian , Lingkungan dan Demografis Terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara Variabel Bebas: 1. Faktor Kepribadian 2. Faktor Lingkungan 3. Faktor Demografi Variabel terikat: Minat Kewirausahaan 1. Penelitian Survey

1. Secara simultan variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh secara signifikan terhadap variabel minat kewirausahaan.

2. Secara parsial Variabel kepribadian dan

lingkungan

berpengaruh secara signifikan terhadap minat kewirausahaan mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara, tetapi variabel demografis tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Samuel Toyin Akanbi (2013) Familial Factors, Personality Traits and Self-Efficacy as Determinants of Entrepreneuria l Intention Among Vocational Based College of Education Students in Oyo State, Nigeria Independent Variabels: 1. Familial Factors 2. Personality Traits 3. Self-Efficacy Dependent Variabels: Entrepreneurial Intention Multiple regression analysis Familial factors, personality trait and self-efficacy on entrepreneurial intention both at the composite and linear levels.

The fact that parental occupation

individually and significantly contributed to the prediction of entrepreneurship Lalit Sharma dan Pankaj Madan (2014) Effect of Individual Factors on Youth Entrepreneurs hip – A Study

1. Intelligence 2. Past self

employment 3. Experience 4. Past work

experience

Cross

tabulation and Chi square test.

(41)

29 of Uttarakhand

State, Indiaa

5. Educational course

Abir S. Al-Harrasi, Eyad B. Al-Zadjali, dan Zahran S.

Al-Salti (2014)

Factors Impacting Entrepreneuria l Intention: A Literature Review 1. Personality-traits Factors 2. Contextual Factors 3. Motivational Factors 4. Personal Background Factors Systematic Literature Review

According to the literature, personality traits is the highest determinant in business start-up intentions. The student's

personality does, in fact, matter in people's career choices.

The most obvious finding emerge

from this study is that the personality traits factors (selfconfidence,

risk-taking propensity, needs for achievements, internal locus of control, innovativeness, and autonomy) are

the most examined factors in the literature

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel

yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan

sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan

variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,

2005:49).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah

(42)

30

1. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau

menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu

diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber

informasi ( Ranto, 2007: 21 ).

2. Faktor Keluarga

Soemanto dalam Supartono (2004:50) mengatakan bahwa cara orang tua

dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya merupakan modal yag

baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu

yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

3. Faktor Kepribadian

Alisyahbana dalam Alma (2005: 64) menyatakan bahwa kepribadian

adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran,

perasaan, kata hati,temperamen dan watak. Seseorang yang memiliki

minat berwirausaha memiliki karakteristik kepribadian yang khusus yang

membedakannya dari orang lain.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat

(43)

31

Minat Berwirausaha

Sumber : ( Ranto, 2007: 21 ), Supartono (2004:50), Alma (2005: 64)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang

merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono,

2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah :

Pengetahuan kewirausahaan, faktor keluarga,dan faktor kepribadian berpengaruh

positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Pengetahuan Kewirausahaan

Faktor Keluarga

[image:43.595.110.522.126.218.2]
(44)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian

ini adalah pengetahuan kewirausahaan (X1), faktor keluarga (X2), faktor

kepribadian (X3), dan minat berwirausaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof. Hanafiah, 20155 Medan dan akan

dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa konsentrasi kewirausahaan S -1

manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

a. Variabel Independent (X). yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

(45)

33

b. Variabel Dependent (Y), yaitu Minat Berwirausaha (Y)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah

semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka

[image:45.595.66.550.311.604.2]

perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA

UKUR

Pengetahuan Kewirausahaan

Segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber informasi

1. Pengetahuan tentang usaha yg akan dijalankan

2. Memulai usaha berdasarkan pengalaman orang lain

3. Pengalaman melihat peluang yang ada 4. Kemampuan untuk membaca dan

meminimalisir resiko

(46)

34 Faktor Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan

kelompoknya.

1. Relasi antara anggota keluarga. 2. Suasana rumah.

3. Keadaan ekonomi keluarga. 4. Perhatian orang tua.

5. Latar belakang kebudayaan keluarga

Likert Faktor Kepribadian Keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya.

1. Bertanggung jawab 2. Mampu mengambil resiko 3. Keyakinan besar bisa sukses 4. Mampu menghadapi hambatan 5. Mampu menghadapi kritik

Likert Minat Berwirausaha Kecenderungan atau ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dengan senang hati dan dengan

keberanian

mengambil resiko.

1. Senang berwirausaha

2. Ingin penghasilan yang tinggi 3. Ingin bisa mengatur waktu dan diri

sendiri

4. Minat kewirausahaan telah diwujudkan

5. Suka membuat sesuatu untuk dijual

Likert

(47)

35 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan (X1),

factor keluarga (X2), faktor kepribadian (X3), dan minat berwirausaha (Y) yang

diukur dengan menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:132).

Dalam penelitian ini, responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia,

kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang

ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Peneliti memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan

[image:47.595.168.456.432.655.2]

5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Sumber : Sugiyono ( 2005:134)

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju ( SS ) 5

2 Setuju ( S ) 4

3 Kurang Setuju ( KS ) 3

4 Tidak Setuju ( TS ) 2

(48)

36 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang

lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita

tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa S-1 manajemen konsentrasi kewirausahaan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain sejumlah, tetapi tidak semua,

elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel

dengan metode purposive digunakan sebagai pertimbangan layak tidaknya

menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti

(Sekaran,2006:136). Kriteria dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata 1

manajemen konsentrasi kewirausahaan Universitas Sumatera Utara. Dikarenakan

data populasi tidak diketahui jumlahnya maka akan digunakan rumus Supramono

untuk menentukan jumlah sampel yaitu :

�= �2�� �2

dimana:

n: Jumlah sampel z: 1.96

p: persentase jumlah sampel dari populasi q: 1-p

d: standard error

(49)

37

� =1.96

2× (0.1) × (0.9)

0.12

n = 34,57444

Jadi jumlah sampel dari penelitian ini adalah 35 responden.

3.7 Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun

angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang

dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih

pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan / kuesioner kepada para mahasiswa S-1 manajemen konsentrasi

kewirausahaan fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet

untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan

teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian

misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun

(50)

38

penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan

dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

b. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang

diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu

kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan

kepada 30 orang diluar responden. Penyebaran kuesioner diberikan kepada

mahasiswa S-1 manajemen konsentrasi kewirausaha fakultas ekonomi dan bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Uji Validitas dan Realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

(51)

39 3.9.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan

kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu dimensi atau

indikator dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur Sugiyono (2007:109). Oleh karena itu sering sekali

sebelum penelitian dilakukan alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu.

Hal ini ilakukan agar dapat yang diperoleh valid. Uji validitas ini dilakukan

kepada 30 responden di luar sampel, yaitu pada mahasiswa konsentrasi

kewirausahaan S-1 manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara).

Metode yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara nilai

korelasi atau r hitung dan variabel penelitiandengan nilai r tabel. Pengujian

validitas dan realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat

lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) 17.0 for windows.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan

kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki

karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan

ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar5% , maka angka

(52)

40

Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan

kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Tabel 3.3 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,656 0,361 Valid

2 P2 0,892 0,361 Valid

3 P3 0,564 0,361 Valid

4 P4 0,656 0,361 Valid

5 P5 0,892 0,361 Valid

6 P6 0,833 0,361 Valid

7 P7 0,564 0,361 Valid

8 P8 0,722 0,361 Valid

9 P9 0,716 0,361 Valid

10 P10 0,887 0,361 Valid

11 P11 0,836 0,361 Valid

12 P12 0,716 0,361 Valid

13 P13 0,663 0,361 Valid

14 P14 0,846 0,361 Valid

15 P15 0,569 0,361 Valid

16 P16 0,663 0,361 Valid

17 P17 0,846 0,361 Valid

18 P18 0,765 0,361 Valid

19 P19 0,569 0,361 Valid

20 P20 0,654 0,361 Valid

21 P21 0,675 0,361 Valid

22 P22 0,842 0,361 Valid

23 P23 0,860 0,361 Valid

24 P24 0,720 0,361 Valid

25 P25 0,635 0,361 Valid

26 P26 0,827 0,361 Valid

27 P27 0,538 0,361 Valid

28 P28 0,635 0,361 Valid

29 P29 0,827 0,361 Valid

[image:52.595.118.511.186.696.2]
(53)

41

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah validkarena r

hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap

pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179)

butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.

[image:53.595.208.418.363.514.2]

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 makapertanyaan reliabel.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.971 .972 29

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada 29 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa

koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,971, ini berarti 0,971 > 0,60

dan 0,971 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah

reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai

(54)

42 3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan

melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat

perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun

kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah

model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data

tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas

nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi nor

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2  Instrument Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diberikan Kepada Peserta Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) Didasarkan pada Ketentuan-Ketentuan Yang Tertuang Dalam UU No. 20 Tahun 2003

[r]

Margono Soekarjo Purwokerto akan melaksanakan Pengadaan Barang dengan prakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan barang sebagai berikut:..

[r]

[r]

RENCANA UMUM PENGAM&amp;ATW DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG.. Alamat

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,PERIMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MAGELANG. Alamat :

RENCANA UMUM PENGADAAN RSUD TIDAR KOTA MAGEI-ANG Alamat : Jl, Tidar