• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Terapi Retinopati Diabetik dengan Prognosis Kebutaan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Mata Undaan Surabaya. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Terapi Retinopati Diabetik dengan Prognosis Kebutaan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Mata Undaan Surabaya. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN TERAPI RETINOPATI DIABETIK DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RS MATA UNDAAN SURABAYA

Oleh:

ENGGAR AYU SARASWATI 201110330311104

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN LAMA TERAPI RETINOPATI DIABETIK DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RS MATA UNDAAN SURABAYA

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh

Enggar Ayu Saraswati 201110330311104

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian

untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 17 Februari 2015

Pembimbing I

dr. Alfa Sylvestris, Sp. M

Pembimbing II

dr. Nuryati

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,

(4)

iv

Karya Tulis Akhir oleh Enggar Ayu Saraswati ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada tanggal : 17 Februari 2015

Tim Penguji

dr. Alfa Sylvestris, Sp. M , Ketua

dr. Nuryati , Anggota

(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan memohon ridho Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang semoga taufik dan hidayahnya selalu dilimpahkan kepada semua insan yang selalu bertaqwa kepadanya dan semoga seluruh nikmat yang kita terima selalu mendatangkan keberkahan. Salam dan shalawat akan selalu tercurahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW dengan syafaatnya selalu kita terima.

Karya tulis yang berjudul Hubungan Terapi Retinopati Diabetik dengan Prognosis Kebutaan pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Mata Undaan Surabaya ini, alhamdulillah dengan perjalanan waktu yang cukup panjang dan pengalaman penuh liku-liku dapat penulis selesaikan. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam proposal ini terdapat banyak sekali kekurangan dari berbagai segi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan banyak masukan yang kritis dan membangun dari berbagai pihak yang membaca proposal penelitian ini.

Sekali lagi penulis ucapkan syukur ke hadirat Illahi Robbi semoga ilmu yang didapatkan mendatangkan makna dan manfaat bagi kehidupan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 17 Februari 2015

(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, serta ide-ide yang diberikan saat penulis mengalami kesulitan dalam penggantian judul.

4. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

5. dr. Iwan Sis, Sp. KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang.

6. dr. Alfa Sylvestris, Sp. M selaku Pembimbing I atas bimbingan, ketelitian, dukungan, kepercayaan, saran dan bantuan maupun kesabaran dan waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

7. dr. Nuryati selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran, bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

8. dr. Djaka Handaya selaku Penguji atas saran, kritik dan bimbingannya dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

(7)

vii

adikku tercinta Landrhetha CPSP yang selalu menghibur dikala penulis suntuk.

10. Semua keluarga besar H. Soekimin (Alm) dan keluarga besar Mitro Suwarno (Alm) yang telah memberi dukungan serta motivasi pada penulis. 11. Sahabat-sahabat Kampus tercinta Ariantie Rystya A., Hana Hikma F.,

Vonny Riska, Nasrul Nasehati, Intan Firdaus, Seisa Gumelar N, Kitty Fabiola, Qonita Prasta, Dini Fildahlina, Fais Yuski, Izacha Hatma, Ro’di Nur Fajri yang selalu memberi semangat, dukungan serta bimbingan. 12. Staff TU, Bu Endang, Pak Yono, Mas Faisal, Mas Didit, dan Mbak Citra

yang telah membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan TA. 13. Semua teman-teman FK UMM angkatan 2011 yang menjadi teman

seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran.

14. Staff RS Mata Undaan Surabaya yang telah meluangkan waktu serta memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.

15. Mbak Dian yang selalu siap sedia untuk membantu dalam menganalisis data dan sabar menjelaskan saat bertukar pikiran.

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR PENGUJIAN iv

KATA PENGANTAR v

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR SINGKATAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.3.1 Tujuan Umum 3

1.3.2 Tujuan Khusus 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.4.1 Manfaat Klinis 3

1.4.2 Manfaat Akademis 4

(9)

ix

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Diabetes Melitus 5

2.1.1 Definisi 5

2.1.2 Epidemiologi 5

2.1.3 Klasifikasi 5

2.1.4 Etio-patofisiologi 6

2.1.5 Faktor resiko 7

2.1.6 Diagnosis 8

2.1.7 Terapi 9

2.1.8 Komplikasi 11

2.2 Retinopati Diabetik 11

2.2.1 Definisi 11

2.2.2 Epidemiologi 12

2.2.3 Etiologi 12

2.2.4 Faktor resiko 13

2.2.5 Patofisiologi 14

2.2.6 Klasifikasi 14

2.2.7 Gejala klinis 15

2.2.8 Diagnosis 19

2.2.9 Terapi 19

2.2.10 Prognosis 22

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual 23

(10)

x

BAB 4 METODE PENELITIAN 26

4.1 Jenis Penelitian 26

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

4.3 Populasi dan Sampel 26

4.3.1 Populasi 26

4.3.2 Sampel 26

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel 26

4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian 27

4.3.5.1 Kriteria Inklusi 27

4.3.5.2 Kriteria Eksklusi 27

4.3.6 Variabel Penelitian 27

4.3.6.1 Variabel Bebas 27 4.3.6.2 Variabel Tergantung 27

4.3.7 Definisi Operasional 27

4.4 Instrumen Penelitian 28

4.5 Prosedur Penelitian 28

4.5.1 Alur Penelitian 28

4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data 28

4.6 Analisis Data 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 30

5.1 Hasil Penelitian 30

(11)

xi

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Visus Awal 31 5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Terapi Retinopati

Diabetik 32

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Prognosis Mata 32

5.2 Analisis Data dan Uji Hipotesis 33

5.2.1 Hubungan Antara Terapi Retinopati Diabetik Dengan Prognosis Kebutaan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 33

5.2.2 Analisis Data Uji Regresi Logistik 34

BAB 6 PEMBAHASAN 37

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 41

7.1 Kesimpulan 41

7.2 Saran 42

DAFTAR PUSTAKA 44

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Kriteria Diagnosis DM 8

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin 30

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia 30

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Diagnosis Mata pasien penderita retinopati

diabetik 31

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Visus Awal Mata pasien 31

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Terapi Mata pasien penderita

retinopati diabetik 32

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Prognosis Mata pasien Penderita retinopati

diabetik di RS Mata Undaan Surabaya 2010 32

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Antara Terapi Retinopati Diabetik Dengan

Prognosis Kebutaan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 33

Tabel 5.8. Hosmer and Lemeshow Test 34

Tabel 5.9 Overall Model Fit 34

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambaran multiple mikroaneurisma ...13

Gambar 2.2 Gambaran retina pada diabetik retinopati ...14

Gambar 2.3 Gambaran neovaskuler di permukaan ...14

Gambar 2.4 Gambaran fundus dengan CSME ...15

Gambar 2.5 Non proliferatif retinopati diabetik ...15

Gambar 2.6 Proliferatif Retinopati Diabetik ...16

(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetic Association AMD : Age-Related Macular Degeneration CSME : Clinical Sign of Macular Edema DM : Diabetes Melitus

ETDRS : Early Treatment Diabetic Retinopathy Study FA : Fluorescent Angiography

GDP : Gula Darah Puasa

HLA : Human Leukocyte Antigents HDL : High Density Lipoprotein

IRMA : Intraretinal Microvascular Abnormality NPDR : Non Proliferative Diabetic Retinopathy PCOS : Policystic Ovarii Syndrome

PDR : Proliferarive Diabetic Retinopathy PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PPDR : Pre-Proliferative Diabetic Retinopathy TTGO : Tes Toleransi Glukosa

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data sekunder tentang mata penderita retinopati diabetik RS

Mata Undaan Surabaya periode 2010 49

Lampiran 2: Deskripsi Karakteristik Responden Penderita Retinopati

Diabetik RS Mata Undaan Surabaya periode 2010 51

(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2008. Standards of medical care in diabetes – 2008 (Position statement). Diabetes Care . Pp: 12-54.

Anugrah J. 2013. Hubungan diabetes melitus dan retinopati di RSUD DR Soedarso Pontianak periode januari-desember 2010. Jurnal mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura 2013; 2(1): 6. Tersedia dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/3049/3027. Diakses pada 12 Oktober 2014.

Bhavsar AR, Emerson GG, Emerson MV, Browning DJ. 2010. Diabetic Retinopathy. In: Browning DJ. Epidemiology of Diabetic Retinopathy. Springer, New York.

Bhavsar, AR. 2014. Diabetic Retinopathy. Medscape Drugs & Disease. Apr 10 2014. Tersedia dari http://emedicine.medscape.com/article/1225122-overview#aw2aab6b2b4. Diakses pada 1 Oktober 2014.

Bloomgarden ZT. 2008. Approaches to Treatment of Type 2 Diabetes. Diabetes

Care. Pp: 1697-1703.

(17)

xvii

Dahlan, Sopiyudin, M. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.

Garg A. 2004. Regional adiposity and insulin resistance. J Clin Endocrinol Metab; 89: 4206-10.

Gupta R, Kumar P. 2008. Global diabetes landscape-type 2 diabetes mellitus in South Asia: epidemiology, risk factors, and control. Pp: 78-94.

Harrison, P. 2013. Monthly Ranibizumab Improves Diabetic Retinopathy.

Medscape. Sep 05, 2013. Tersedia dari

http://www.medscape.com/viewarticle/810491. Diakses pada 7 Oktober 2014.

Hawkins M, Rossetti L. 2005. Insulin Resistance and Its Role in the Pathogenesis of Type 2 Diabetes. In : Kahn CR, King GL, Moses AC, Weir GC, Jacobson AM, Smith RJ (Eds) Joslin’s Diabetes Mellitus. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. Pp 425-448.

Ilyas S. 2011.Ilmu penyakit mata edisi 4. Jakarta: Penerbit FKUI.

Ilyas, Sidarta. 2003.Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta: FKUI. Pp: 224-227.

Kanski, J Jack. 2011. Clinical opthalmology a systematic approach. Seventh edition. London: Elsevier limited. Pp:535-551.

Khardori, Romesh. 2014. Type 2 Diabetes Melitus. Medscape drugs and diseases. Diakses pada 21 Oktober 2014. Tersedia dari:

(18)

xviii

Leahy JL. 2005. β-cell Dysfunction in Type 2 Diabetes In : Kahn CR, King GL, Moses AC, Weir GC, Jacobson AM, Smith RJ (Eds) Joslin’s Diabetes Mellitus. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. Pp: 449-462

Nathan MN, Buse JB, Mayer BD, Ferrannini E, Holman RR, Sherwin R et al. 2008. Medical management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes A consebsus Algorithm for the Initiation and Adjustment of Therapy. A consensus statement of the American Diabetes Association and the European Association for the Study of Diabetes. Diabetes Care. Pp: 1-11. P, Gæde. 2003. Multifactorial intervention and cardiovascular disease in patients

with type 2 diabetes. New England Journal of Medicine. Pp:383–393.

Pardianto et al. 2005. Understanding diabetic retinopathy. Mimbar Ilmiah Oftamologi Indonesia.

Popescu, Tomina, Pritulescu, Christina, Mota, Maria. 2009. Possible Correlation between Diabetic Retinipathy and Atherosclerosis in Type 2 Diabetes

Mellitus. Current Health Science Journal, Vol. 35, No. 3. Pp: 197-200.

Purnamasari, Dyah. 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: InternaPublishing. Pp:

1880-1883.

(19)

xix

Reva S, Dewi NA. 2005.Hubungan antara HbA1c dan kadar lipid serum dengan derajat berat retinopati diabetika. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXI, No.3, Desember 2005.

Rochmah, Wasilah dalam Sudoyo, Aru W. dkk. 2010. Diabetes Melitus pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta Pusat : Interna Publishing.

Sibernagl, Stefan. 2006. Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Sibernagl & FLorian Lang. Jakarta: EGC. Pp: 286-287.

Sitompul, Ratna. 2011. Retinopati Diabetik. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan. J Indon Med Assoc, volum: 61, Nomor: 8. IDI. Pp: 337-341.

Soegondo, Sidartawan. 2009. Farmakoterapi pada pengendalian glikemia diabetes melitus tipe 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: InternaPublishing. Pp: 1884-1890.

Suyono, Slamet. 2009. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: InternaPublishing. Pp: 1873-1879.

Vaughan DG, Asbury T, Eva PR . 2000.Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. Jakarta:

Widya Medika. Pp 211.

(20)

xx

WHO. 2014. Visual Impairment and Blindness. Tersedia dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/. Diakses pada 17 Oktober 2014.

Williams R, Airey M, Baxter H, Forrester J, Kennedy-Martin T, Girach A. 2004. Epidemiology of diabetic retinopathy and macular oedema: a systematic review. London.

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan hampir di seluruh dunia. Diabetes juga menimbulkan berbagai komplikasi sistemik jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Di seluruh dunia, prevalensi diabetes terus meningkat, khususnya pada negara berkembang. Kenaikan ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat akibat perubahan pola makan dan kurangnya aktifitas fisik (Bavsar, 2010; Gupta, 2008; William, 2004).

Pasien dengan diabetes sering mengalami komplikasi pada mata, seperti glaukoma, neovaskularisasi pada iris, katarak dan retinopati. Sekitar 700.000 orang di Amerika menderita retinopati diabetik dengan angka kejadia per tahun mencapai 65.000 setiap tahunnya. Penelitian terbaru mencatat sekitar 28,5% penderita diabetes juga menderita retinopati diabetik pada usia 40 tahun atau lebih. Retinopati diabetik merupakan penyebab paling sering dari kebutaan pada masyarakat usia antara 25-74 tahun di Amerika. Di negara berkembang 12% kasus kebutaan disebabkan oleh diabetes melitus. Retinopati diabetik merupakan kasus terbanyak yang dilayani di klinik Vitreo-Retina Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Jumlah kasus retinopati diabetik menempati urutan keempat setelah kasus katarak, glaukoma, dan degenerasi makula (AMD = Age-related macular degeneration) secara global (Bhavsar, 2014; Zhang,2010; Anugrah,

(22)

2

Beberapa faktor yang diketahui berhubungan dengan perkembangan derajat retinopati diabetik, antara lain lamanya menderita DM, keadaan hiperglikemia yang kronis, dislipidemia, hipertensi sistemik, kehamilan, dan merokok. Dari semua faktor resiko, keadaan hiperglikemia kronis akibat kontrol glukosa yang buruk merupakan penyebab tersering dari timbulnya retinopati pada diabetes melitus. Hal ini berkaitan dengan komplikasi mikroangipati dan peningkatan glikolisis pada keadaan hiperglikemia berkepanjangan (Reva, 2005)

Menurut WHO terdapat empat fungsi penglihatan, berdasarkan International Classification of Diseases -10 (ICD-10), yaitu : normal vision, moderate visual impairment, severe visual impairment dan blindness. Untuk

menilai derajat kebutaan sendiri, dalam ICD-10 gangguan penglihatan dikategorikan menjadi 5 jenis, mulai dari kategori 1 dengan maksimal visus 20/200 hingga yang paling rendah yaitu kategori 5 dengan visus tidak ada persepsi pada cahaya (WHO, 2014).

(23)

3

terapi retinopati diabetik dengan prognosis kebutaan pada pasien DM tipe 2 di Indonesia masih terbatas (Harrison, 2013; Boesoirie, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian ini untuk melihat hubungan terapi retinopati diabetik terhadap prognosis kebutaan pada penderita diabetes melitus tipe 2.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan terapi retinopati diabetik dengan prognosis kebutaan pada penderita diabetes melitus tipe 2?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan terapi retinopati diabetik dengan prognosis kebutaan pada penderita diabetes melitus tipe 2.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prevalensi retinopati diabetik pada pasien DM tipe 2. 2. Untuk mengetahui jenis terapi pada kasus retinopati diabetik.

3. Untuk mengetahui prognosis hasil terapi retinopati diabetik.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis

1. Dapat memberi pengetahuan kepada praktisi kesehatan sehingga dapat menangani penderita retinopati diabetik secara Evidence Based Medicine (EBM).

(24)

4

3. Dapat menekan angka kebutaan pada penderita retinopati diabetik.

1.4.2 Manfaat Akademis

1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.

2. Sebagai tambahan pustaka dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penatalaksanaan penyakit retinopati diabetik.

3. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan terapi retinopati diabetik dengan prognosis kebutaan pada penderita diabetes melitus tipe 2.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan beberapa

Bentuk pemerintahan dalam suatu Negara yang dikepalai oleh seorang raja/ratu/kaisar yang kekuasaan dan kewenangannya tidak terbatas, hal ini merupakan bentuk

Dengan menggunakan program macromedia Flash MX, penulis ingin menampilkan gambar gambar dan jenis suara dari alat musik modern yang berupa tampilan animasi. Pada aplikasi ini

[r]

Dalam penulisan ini penulis memaka i salah satu contoh bahasa pemograman visual, yaitu Borland Delphi 7 yang sangat mendukung dalam

[r]

Atas segala pertolonganMu dan RidhloMu , sehingga penulis dapat menye lesaikan penelitian skripsi dengan judul” EFEK IMUNOMODULATOR EKSUDAT IKAN GABUS ( Channa

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran Komite Audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan di Bank Pembiayaan