• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA BAGAN ELEKTRIK DALAM METODE MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MEDIA BAGAN ELEKTRIK DALAM METODE MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMP"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL

PENERAPAN MEDIA BAGAN ELEKTRIK DALAM METODE MAKE A MATCH PADA MATERI

SISTEM PERNAPASAN DI SMP

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Subiantoro 4401408113

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Media Bagan Elektrik Dalam Metode Make A Match Pada Materi Sistem Pernapasan Di SMP” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi apapun.

Semarang, Agustus 2013

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:

“PENERAPAN MEDIA BAGAN ELEKTRIK DALAM METODE MAKE A MATCH PADA

MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMP ”

disusun oleh nama : Subiantoro NIM : 4401408113

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 26 Agustus 2013.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Andin Irsadi. S.Pd. M.Si

NIP. 19631012 198803 1001 NIP. 19740310 200003 1001 Penguji Utama

Ir. Tyas Agung pribadi, M.Sc, St NIP 19620308 199002 1 001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

drh.Wulan Christijanti M.Si Drs. Kukuh Santosa

(4)

iv ABSTRAK

Subiantoro. 2012. Penerapan Media Bagan Elektrik Dalam Metode Make a Match Pada Materi Sistem Pernapasan Di SMP Negeri 4 Ungaran. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : drh. Wulan Christijanti M, Si. Dan Drs. Kukuh Santosa

Pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Menurut Hasan (2004), dalam proses belajar mengajar, peran guru sangat penting karena di tangan merekalah suasana kelas akan hidup, diminati, dan diperhatikan. Hal ini antara lain dapat didukung dengan penggunaan media dan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Inovasi dalam menggunakan media sangat menunjang keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 4 Ungaran bahwa pada umumnya hasil belajar materi sistem pernapasan pada siswa SMP Negeri 4 Ungaran masih rendah (belum mencapai KKM). Aktivitas dan motivasi belajar yang rendah disebabkan karena media yang digunakan disekolah belum bervariasi dan belum ditambah dengan metode pembelajaran. Media yang biasa digunakan disekolah adalah media gambar. Media ini hanya dapat menunjukkan gambar struktur organ pernapasan, tetapi tidak dapat memvisualisasikan mekanisme terjadinya proses pernapasan yang berlangsung pada manusia. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan siswapun mengalami kesulitan dalam memahami proses pernapasan pada manusia.

Penelitian akan dilakukan di kelas VIII SMP N 4 Ungaran, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen menggunakan desain One shot case design. Sampelnya adalah kelas VIII C dan VIII F di SMP N 4 Ungaran semester genap 2012/2013. Sebagai data pendukung adalah tanggapan guru dan tanggapan siswa. Data tentang aktivitas siswa, motivasi belajar dan tanggapan siswa dianalisis menggunakan analisa deskreptif persentase, sedangkan hasil wawancara guru dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Uutuk data hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penellitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar (nilai hasil belajar ≥ 75) ≥

80 %, serta siswa yang aktif dan termotivasi dalam pembelajaran ≥ 80 %. Secara klasikal ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat baik yakni sebesar 89,6% serta tanggapan siswa selama proses pembelajaran termasuk kriteria sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Media Bagan Elektrik Dalam Metode Make A Match Pada Materi Sistem Pernapasan Di SMP ”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu dan tenaga demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu drh.Wulan Christijanti M.Si. dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan, motivasi, dan nasehat yang luar biasa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Bapak Drs. Kukuh Santosa dosen pembimbing II yang memberi arahan serta saran yang baik dan positif sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Bapak Ir. Tyas Agung pribadi M.Sc, St dosen penguji yang memberikan masukan dan saran positif demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Putut Martin H.b, M.Si dosen wali yang telah memberi motivasi kepada penulis. 8. Bapak/Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas segala bantuan yang

diberikan.

9. Ibu Siti Ida Asrotul M, M.Pd Kepala SMP Negeri 4 Ungaran yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis melakukan penelitian.

10.Bapak Rustanto, S.Pd. guru Biologi SMP Negeri 4 Ungaran yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

(6)

vi

12.Orang tuaku, Bapak Sukardi dan Ibu Sumarti, yang telah memberikan segenap dukungan, motivasi, nasehat dan doa tiada henti untuk kesuksesan penulis menyelesaikan skripsi ini. 13.Teman-teman angkatan 2008 Biologi FMIPA UNNES terutama rombel 4 angkatan 2008

terima kasih untuk dukungan dan semangatnya.

14.Rekan-rekanku guru praktikan dan guru pamong PPL 2011 di SMP Negeri 4 Ungaran yang memberikan pengalaman beharga selama penulis berlatih menjadi pendidik di sana.

15.Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, Agustus 2013

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 2

C.Penegasan Istilah ... 2

D.Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Media Pembelajaran ... 5

B.Metode Make A Match ... 6

C.Metode POE ... 8

D.Keefektifan Pembelajaran ... 9

E. Sistem pernapasan ... 12

F. Kerangka berpikir dan hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

B.Populasi dan Sampel ... 18

C.Variabel Penelitian ... 18

D.Rancangan Penelitian ... 19

E. Prosedur Penelitian ... 19

(8)

viii

G.Metode Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 27

B.Pembahasan ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 36

B.Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rekapitulasi hasil analisis validitas butir soal ... 20

2. Kriteria tingkat kesukaran ... 20

3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal ... 21

4. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa ... 26

5. Analisis angket motivasi ... 27

6. Rekapitulasi hasil belajar siswa ... 29

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ... 41

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 43

3. Kisi-kisi soal uji coba... 54

4. Analisis soal uji coba ... 57

5. Perhitungan validitas butir soal ... 58

6. Perhitungan tingkat kesukaran soal ... 59

7. Perhitungan reliabilitas soal ... 60

8. Perhitungan daya beda soal ... 61

9. Contoh lembar observasi aktivitas siswa ... 62

10. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa ... 65

11. Contoh kartu make a match ... 67

12. Daftar nilai siswa yang mendapat pasangan make a match ... 73

13. Contoh tugas siswa ... 75

14. Soal evaluasi ... 78

15. Kunci jawaban ... 82

16. Contoh lembar jawab siswa ... 83

17. Data nilai hasil belajar siswa ... 84

18. Contoh angket motivasi belajar siswa ... 86

18. Rubrik penskoran angket motivasi belajar siswa ... 89

19. Rekapitulasi hasil motivasi belajar siswa ... 90

20. Contoh angket tanggapan siswa ... 92

21. Analisis hasil tanggapan siswa ... 93

22. Rekapitulasi hasiil tanggapan siswa ... 95

23. Contoh lembar wawancara tanggapan guru ... 97

24. Gambar media bagan elektrik ... 98

25. Validasi media bagan elektrik oleh pakar media ... 99

(12)

xii

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan di sekolah. Menurut Hasan (2004), guru sebagai seorang pengajar, memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena di tangan merekalah suasana kelas akan hidup, diminati, dan diperhatikan oleh siswa. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, maka penggunaan media dan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa merupakan faktor yang penting. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat berinovasi dalam menggunakan media dan metode pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman 2006). Sedangkan Metode belajar mengajar biasa diartikan sebagai pola perencanaan kegiatan siswa dan guru dalam perwujudan kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan (Saptorini 2004). Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran materi sistem pernapasan adalah bagan elektrik sistem pernapasan. Fungsi dari bagan elektrik adalah untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit disampaikan secara tertulis atau lisan. Selain itu keunggulan dari penggunaan bagan elektrik adalah guru lebih mudah dalam penyampaian materi dan dapat menghemat waktu. Bagan elektrik tersebut digambarkan melalui lampu yang dijalankan dengan sumber listrik sehingga mampu memvisualisasikan sistem pernapasan pada manusia. Penerapan media ini akan sesuai jika dengan menggunakan metode Make a Match (mencari pasangan) kartu soal dan jawaban. Metode ini dimulai dari teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktu yang telah ditentukan, dan siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Selain itu metode make a match memiliki salah satu keunggulan yaitu siswa mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Tarmizi 2008).

(14)

digunakan disekolah adalah media gambar. Media ini hanya dapat menunjukkan gambar struktur organ pernapasan, tetapi tidak dapat memvisualisasikan mekanisme terjadinya proses pernapasan yang berlangsung pada manusia. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan siswapun mengalami kesulitan dalam memahami proses pernapasan pada manusia.

Memperhatikan uraian di atas maka perlu penggunaan media yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran sistem pernapasan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Media Bagan Elektrik Dalam Metode Make A Match Pada Materi Sistem

Pernapasan di SMP”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah “Apakah media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan

pada materi sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran?”

C. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pendapat, maka dibatasi dan diberikan penjelasan istilah sebagai berikut :

1. Media Bagan Elektrik

Menurut Prawoto (1989) chart atau bagan adalah media grafis yang tidak diproyeksikan dan mengandung verbal berfungsi dalam mengantarkan informasi, antara sumber dan penerima informasi tersebut. Dalam penelitian ini bagan elektrik yang dimaksud adalah media berupa chart yang terbuat dari triplek yang berbentuk persegi panjang yang berukuran 60 cm x 90 cm dialiri arus listrik untuk memperagakan mekanisme sistem pernapasan pada manusia. Bagan/chart ini fokus dalam memperagakan bagaimana proses sistem pernapasan terjadi. Proses sistem pernapasan digambarkan melalui lampu yang dijalankan dengan sumber listrik.

2. Metode Make a Match

(15)

3. Keefektifan

Keefektifan adalah dapat membawa hasil atau berhasil guna (usaha atau tindakan). Keefektifan yang dimaksud pada penelitian ini ditunjukkan dengan siswa yang tuntas belajar

(nilai hasil belajar ≥ 75) ≥ 80 %, serta siswa yang aktif dan termotivasi dalam pembelajaran ≥

80 % .

4. Sistem Pernapasan

Materi sistem pernapasan pada manusia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk dalam mata pelajaran Sains Biologi kelas VIII semester genap. Adapun standar kompetensi yang ditetapkan adalah 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 2.3 mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungan dengan kesehatan.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Peneliti, sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk alternatif membuat media dan metode pembelajaran yang baru.

2. Guru, memberi informasi dan bahan pertimbangan untuk guru mata pelajaran biologi agar memilih metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan hasil belajar biologi siswa.

3. Siswa, membantu siswa dalam memahami materi sistem pernapasan manusia melalui penerapan media bagan elektrik dengan metode make a match.

(16)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka

1. Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2002), kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Menurut Ouda Teda Ena (2001) dalam Rifai (2005), Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media (Ouda Teda Ena, 2001). Gerlach dan Erly (1971) dalam Arsyad (2002) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuaan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Schramm (1977) dalam Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

(17)

Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004) mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain :

1. kemampuan dalam menyajikan gambar, faktor ukuran (size); besar atau kecil 2. faktor warna (color): hitam putih atau berwarna

3. faktor gerak: diam atau bergerak

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik 2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

Bagan elektrik adalah sebuah media bekerja dengan sumber listrik yang dapat memvisualisasikan proses. Bagan ini bentuknya mirip dengan bagan biasa yang sering digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah, namun bagan ini terbuat dari triplek berukuran 60 cm x 90 cm. Bagan ini memperagakan proses pernapasan pada manusia. Proses pernapasan digambarkan melalui lampu yang dijalankan dengan sumber listrik. Lampu tadi akan berjalan mengikuti instruksi dari tombol. Cara kerja dari bagan ini : jika tombol hijau di tekan maka akan terjadi proses inspirasi lampu yang menyala pada organ-organ penapasan berwarna hijau dan aliran nyala lampu berjalan dari hidung sampai ke paru-paru. Begitu juga pada proses ekspirasi jika tombol merah ditekan maka nyala lampu berwarna merah dan aliran nyala lampu berjalan dari paru-paru sampai hidung.

2. Metode Make a Match

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Djamarah dan A.Zain (2006), ada lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yaitu:

1. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya

2. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya 3. Situasi yang berbagai keadaanya

4. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya

5. Pribadi guru serta kemampuan professional yang berbeda-beda.

(18)

atau jawaban sebelum habis waktu permainan. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi skor. Kelebihan dari metode make a match adalah untuk melatih untuk ketelitian, kecermatan, dan ketepatan sera kecepatan. Kelemahan dari metode make a match adalah waktu yang cepat sehingga kurang konsentrasi.

Sintaks pembelajaran metode make a match sebagai berikut menurut Anita Lie (2003).

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya pemegang kartu yang bertuliskan nama organ pernapasan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama dalam bahasa latin (ilmiah). 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

(19)

3. Metode POE (Predict-Observe-Explain)

Predict-Observe-Explain pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gunston pada tahun 1995 dalam bukunya Probing Understanding. Model pembelajaran yang digunakan guru untuk menggali pemahaman siswa dengan cara meminta siswa untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu predict, observe, dan explain disebut model pembelajaran POE (Indrawati & Setiawan 2011). Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) menurut Khantavy (2009) merupakan model pembelajaran yang meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi terhadap suatu fenomena yang akan dipelajari, kemudian guru melakukan demonstrasi dan siswa mengamati apa yang dilakukan guru sambil mencocokkan dengan dugaan yang telah dibuat siswa dan terakhir siswa diminta untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.

Adapun sintak-sintak pembelajaran POE menurut Suparno (2007) adalah sebagai berikut (1) Prediction (Prediksi) yaitu proses membuat dugaan sementara. Dalam proses ini siswa ditugaskan untuk membuat dugaan terhadap fenomena yang dibuat atau yang disampaikan oleh guru dalam suatu pembelajaran. Di sini sebaiknya siswa tidak dibatasi dalam membuat dugaan sementara, semakin banyak dugaan-dugaan yang dibuat oleh siswa maka guru semakin tahu tentang pemikiran siswa terhadap fenomena yang diajukan. (2) Observation (pengamatan), dalam proses ini siswa diajak untuk melakukan pengamatan terhadap percobaan untuk menguji kebenaran dugaan siswa atas fenomena yang ditampilkan. (3) Explanation (menjelaskan) yaitu pemberian penjelasan terhadap dugaan yang dibuat siswa dengan hasil observasi siswa. Apabila hasil dugaan siswa sesuai dengan hasil observasi, maka siswa semakin yakin dengan konsepnya.

4. Keefektifan Pembelajaran

Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, hasilnya dan kesannya) terhadap suatu tindakan atau usaha (Depdiknas 2003). Dalam kamus bahasa Indonesia, keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibatnya, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa keefektifan merupakan keterkaitan antara tujuan yang

Ks.1.1

Pernapasan yang

menggunakan gerakan otot antar tulang rusuk adalah….

Kj.1.1

(20)

dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi pengertian tentang keefektifan adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari tingkat keberhasilan yang dicapai pada aktivitas siswa, motivasi belajar dan hasil belajar.

Aktivitas siswa yang dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai parameter keaktifan siswa sebagai berikut.

a. Keikutsertaan mempersiapkan pelajaran. b. Kegemaran belajar.

c. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat. d. Sikap kritis dan rasa ingin tahu.

e. Dapat mendiskusikan suatu hal dengan kawanya f. Kesanggupan bekerja sesuai denagan prosedur g. Pengembangan penalaran

Menurut Roeseau dalam Sardiman (2005), pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka

lakukan atau informasi yang mereka hadapi (Rifa‟i, 2009). Motivasi juga diartikan sebagai

pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang (Baharuddin, 2008).

Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga

memperlancar belajar dan hasil belajar (Rifa‟i, 2009). Motivasi belajar menentukan tujuan

(21)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu perihal yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak terhadap motivasi belajar siswa (Anni dkk, 2007), diantaranya:

1) Sikap

Sikap merupakan kombinasi dari konsep, infrmasi, dan emosi yang dihasilkan dalam rangka untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap adalah produk dari kegiatan belajar yang diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (guru-murid, orang tua-anak dan sebagainya). Sikap dapat diubah dan dimodifikasi.

2) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi. Dalam hal ini guru dapat menumbuhkan motivasi belajar berdasar pada kebutuhan yang dirasakan siswa.

3) Rangsangan

Rangsangan merupakan perubahan dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara langsung juga membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan bersikap positif terhadap mtaeri pembelajaran. namun bila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan untuk terlibat dalam pembelajaran.

4) Afeksi

(22)

motivator intrinsik. Integritas emosi dan berpikir siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga menimbulkan kegiatan belajar efektif. 5) Kompetensi

Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik termotiasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Kompetensi pada dasarnya memberikan peluang pada kepecayaan diri untuk berkmbang, dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan baru. Yang pada akhirnya menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.

6) Penguatan

Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Para pakar psikologi menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan peristiwa penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel yang penting dalam perancangan pembelajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) a. Cita- cita atau aspirasi yang ingin dicapai siswa

b. Kemampuan belajar, maksudnya kuat lemahnya kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran.

c. Kondisi siswa, yaitu kondisi fisik dan psikologis siswa

d. Kondisi lingkungan yang mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar, misalnya keadaan siswa, gairah siswa dan situasi keluarga

f. Upaya guru dalam membelajarkan termasuk didalamnya cara penyampaian, penguasaan materi dan metode pengajarannya.

(23)

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa (Darsono 2000), antara lain.

a. Kesiapan belajar: faktor kesiapan belajar meliputi faktor fisik dan psikologis yang merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis siswa yang kurang mendukung seperti sakit, gelisah, cemas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk membantu siswa siap mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b. Perhatian: perhatian adalah pemusatan tenaga psikis menuju suatu obyek. Belajar merupakan suatu aktivitas yang kompleks sehingga memerlukan perhatian dari siswa. Perhatian ini dapat diupayakan oleh guru dengan menciptakan kegiatan yang menarik perhatian siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

c. Motivasi: motif adalah kekuatan dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan motivasi adalah motif yang menjadi aktif ketika seseorang melakukan aktivitas. Motif dapat berupa dari diri sendiri dan biasanya seseorang akan puas terhadap hasil pekerjaan yang sesuai dengan kemauan tersebut. Sedangkan motif ekstrinsik, merupakan motif yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari luar. Motif ekstrinsik inilah yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan sekolah dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa.

d. Keaktifan siswa: siswa telah memiliki kemampuan potensial baik fisik maupun psikologis yang dapat dikembangkan dengan memberikan layanan belajar yang mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Layanan tersebut misalnya dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan kemampuan mencari menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki siswa.

e. Mengalami sendiri: mengalami sendiri adalah sebuah prinsip dimana siswa belajar dengan melakukan sendiri, dengan demikian pemahaman yang diperoleh siswa lebih dalam. Prinsip ini juga diartikan bahwa hendaknya siswa tidak hanya mengetahui secara teoritis tetapi juga secara praktis. Implikasi prinsip ini dalam KBM ialah dengan melaksanakan KBM yang memungkinkan siswa mengalami sendiri misalnya dengan pengamatan, eksperimen, inkuiri dan sebagainya, selain penjelasan teoritis dari guru.

(24)

tersebut dapat dilakukan dengan membaca, mengingat, berfikir dan latihan. Guru dapat melaksanakan prinsip ini dengan memberi pekerjaan rumah yang menantang, membuat laporan suatu kegiatan, memberikan ulangan harian serta mambuat refleksi pada akhir KBM. g. Materi pelajaran yang menantang: materi pelajaran yang mempunyai sifat menantang dan problematik dapat menimbulan rasa keingintahuan siswa. Rasa keingintahuan siswa ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.

h. Balikan dan penguatan: balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan balikan siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal. Balikan dapat dilakukan oleh guru dengan memberitahukan kemajuan belajar siswa. Penguatan adalah tindakan menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Penguatan ini biasanya memotivasi siswa untuk melakukan kembali keberhasilan yang pernah dicapainya.

i. Perbedaan individual: siswa mempunyai karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun psikis. Perbedaan individual tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Oleh sebab itu guru diharapkan memperhatikan prinsip ini dalam merencanakan KBM agar dapat membantu siswa untuk mencapai keberhasilan belajar yang relatif merata bagi seluruh siswa.

Tes hasil belajar mengukur suatu yang dipelajari dalam tujuan pembelajaran yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pengukuran hasil belajar dirancang sehingga mampu mengungkap hasil belajar seperti pengetahuan tentang fakta, pengertian mengenai prinsip, konsep, kemampuan mengaplikasikan konsep atau prinsip tersebut serta berbagai kemampuan berfikir lainnya (Nuryani 2005).

Hasil belajar dipengaruhi baberapa faktor yaitu (Slameto 2003) :

a. Faktor internal, adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri atas faktor fisiologis yang bersifat jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan faktor kelelahan (faktor kelelahan jasmani, dan faktor kelelahan rohani)

(25)

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas normal, keadaan gedung, metode dan tugas rumah), faktor masyarakat (krgiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Tinggi rendahnya hasil belajar banyak dipengauhi oleh faktor eksternal, terutama metode/strategi mengajar yang dilakukan oleh guru. Metode dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik, sehingga siswa termotivasi untuk belajar aktif. Pernyataan tersebut sejalan dengan Tarmizi (2008) bahwa penggunaan metode yang tepat dapat berperan menciptakan suasana pembelajaranyang menarik sehingga siswa termotivasi untuk aktif belajar.

Keterlibatan siswa secara aktif merupakan faktor tunggal yang terpentingselam proses pembelajaran, karena melalui aktivitas siswa maka hasil belajar lebih maksimal. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menimbulkan interaksi yang optimal antara siswa atau antar siswa, sehingga ada keterlibatan mental dan pengajaran yang dilakukan menjadi menyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja secara optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan, perasaan senang biasanya muncul bila proses pembelajaran diwujudkan dalam bentuk permainan (Prasetyo 2001).

5. Sistem Pernapasan

(26)

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut:

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

“Penerapan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi

sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran”.

Penggunaan media dan metode pembelajaran belum

bervariasi Media Bagan Elektrik

Proses pembelajaran menjadi efektif Siswa menjadi aktif

Pemahaman siswa menjadi lebih baik

Metode Make a Match Siwa belum termotivasi

Dalam pembelajaran materi sistem pernapasan

Memvisualisasikan mekanisme proses pernapasan dan siswa mendapatkan

(27)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Ungaran Jln. Erlangga, Langensari Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dan waktu penelitian tahun pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas VIII semester I SMP Negeri 4 Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013, yang berbagi dalam kelas yaitu VIII A, B, C, D, E, F ,G dan H 2. Sampel

Sampel diambil secara purposive dimana sampel diambil 2 kelas karena guru yang mengampu pelajaran biologi hanya 2 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII C dan kelas VIII F.

C. Variable penelitian

Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini variable yang digunakan yaitu:

1. Variabel Bebas

Dalam hal ini variabel babasnya adalah media Bagan Elektrik dalam metode Make a Match.

2. Variabel terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa materi pokok sistem pernapasan pada manusia.

3. Variabel kendali

(28)

D. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Menurut Arikunto (2006) pola rancangan one-shot case study adalah sebagai berikut.

Keterangan:

X : Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Media bagan elektrik dalam metode Make a Match pada kelas sampel

O : Hasil observasi aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media bagan elektrik dalam metode Make a Match

E. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengambilan data sebagai berikut.

1. Persiapan penelitian

a. Pada tahap awal penelitian dilakukan observasi awal terhadap pembelajaran Biologi kelas VIII di SMP Negeri 4 Ungaran dengan teknik pengamatan dan wawancara.

b. Penyusunan Silabus dan RPP dilakukan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar mengenai konsep sistem pernapasan

c. Pembuatan media dan menyusun kartu soal dan jawaban untuk digunkan pada penerapan make a match sesuai dengan jumah siswa,

d. Membuat lembar observasi

lembar observasi yang dibuat meliputi lembar observasi aktivitas siswa dan lembar motivasi belajar siswa.

e. Lembar tanggapan siswa dan guru

O

(29)

lembar tanggapan diberikan bertujuan agar siswa dan guru mengemukakan tanggapan, kesan, kritik maupun saran mengenai proses pembelajaran yang telah diterapkan dalam penelitian. f. Penyusunan instrumen soal evaluasi

Instrumen tes berupa pilihan ganda. Pemilihan model tersebut dengan alasan : skoring lebih cepat dan objektif, bentuk objektif tes akan mencakup lebih banyak materi yang diujikan, tes objektif dapat digunakan kembali selagi masih valid dan tidak bocor. Langkah-langkah penyusunan instrumen meliputi: 1) Menentukan materi yang akan digunakan untuk tes, 2) Menetapkan batas waktu untuk mengerjakkan soal, 3) Menentukan kisi-kisi soal, 4) Menentukan tipe soal, 5) Menentukan jumlah soal atau butir soal yang akan di ujikan, 6) Analisis data hasil instrumen tes.

Tahap uji instrumen tes dilakukan sebagai berikut: 1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran kesahihan instrumen. Validitas merupakan hal yang penting dari suatu alat ukur. Sebuah soal dikatakan valid bila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto 2007). validitas butir soal dapat dicapai bila terdapat kesejajaran antara skor butir soal tersebut dengan soal total. Untuk mengukur kesajajaran adalah dengan rumus korelasi product moment.

 



  ) ( ) ( ) )( ( 2 2 2 2 Y X N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

rxy = Validitas Tes

N = Jumlah Peserta Tes

∑X = Jumlah Skor Butir Soal

∑X2 = Jumlah Kuadrat Skor Butir Soal

∑Y = Jumlah Skor Total

∑Y2 = Jumlah Kuadrat Skor Total

(30)
[image:30.612.88.458.102.200.2]

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis validitas butir soal

No Kategori Soal No. Soal Jumlah Soal 1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 38, 40, 41, 42, 43

32 Soal

2 Tidak Valid 6, 7, 11, 17, 22, 24, 25, 26, 35, 37, 39, 44, 45

13 Soal *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8

2) Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah :

JS

B

P

Keterangan :

P = taraf kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Menurut Arikunto (2007) Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria tingkat kesukaran

Walau pun demikian, ada yang berpendapat bahwa soal yang dianggap baik, yaitu soal sedang. Perlu diketahui soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar, lalu bukan berarti tidak boleh digunakan. Hal ini tergantung dari penggunaannya (Arikunto 2009). Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.

Interval TK Kriteria

TK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah

(31)
[image:31.612.66.453.101.211.2]

Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal

No Kategori Soal No. Soal Jumlah Soal

1 Sukar 30, 33, 38 3 Soal

2 Sedang 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 45

33 Soal

3 Mudah 3, 9, 11, 17, 22, 26, 35, 36, 39 9 Soal *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9

3) Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dinyatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maksudnya apabila instrumen tersebut digunakan pada subyek yang sama di lain waktu maka instrumen tersebut akan memberikan hasil yang sama pula. Dalam menentukan reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus k-R21 (Arikunto 2007) yaitu:

                 Vt k M k M k k

r 1 ( )

1 11

Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan.

M : Rata-rata skor total K : Jumlah butir soal Vt : Variasi skor total

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, jika harga r hitung > r tabel product moment maka instrumen yang diuji cobakan

bersifat reliabel. Item soal yang tidak reliabel maka tidak dipakai. 4) Daya beda tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah) (Arikunto 2007).

(32)

dimana:

D = daya beda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyaknya peserta kelas bawah Klasifikasi daya pembeda:

D < 0,00 = Soal Sangat Jelek 0,00 < D < 0,20 = Soal Jelek

0,20 < D < 0,40 = Soal Cukup 0,40 < D < 0,70 = Soal Baik 0,70 < D < 1,00 = Soal Baik Sekali

Dari hasil perhitungan diperoleh rhitung = 0,725 dengan taraf signifikan 5% dan n=34 didapat

rtabel = 0,361, karena rhitung > rtabel maka tes tersebut reliabel dengan kriteria tinggi.

2. Pelaksanaan penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus dan RPP yang telah

dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan KD dan indikator b. Observer melakukan observasi terhadap kegiatan belajar dan aktivitas siswa

selama jalannya proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi c. Melaksanakan evaluasi akhir yang berupa tes hasil belajar siswa.

d. Mengisi angket motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match

(33)

F. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah siswa dan guru SMP Negeri 4 Ungaran. Data yang diambil ada 3 macam yaitu data utama meliputi: aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa, dan data pendukung meliputi tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap PBM yang telah dilaksanakan.

2. Cara Pengambilan Data

data yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing diambil dengan cara sebagai berikut.

a. Data tentang aktivitas siswa, diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. b. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes setelah materi yang

diajarkan selesai.

c. Data motivasi belajar siswa diambil dari lembar angket motivasi siswa.

d. Data mengenai tanggapan siswa dan guru diambil dengan menggunakan lembar wawancara tentang tanggapan siswa dan guru.

H. Metode Analisis Data 1. Data aktivitas siswa

Data tentang aktivitas siswa diolah dengan memberikan skor pada tiap item performance. Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase.

Rumus yang di gunakan untuk menganalisis skor yang diperoleh yaitu :

100% x maksimal skor

Jumlah

diperoleh yang

skor Jumlah Persentase

Arikunto dan Cepi (2009) menyatakan bahwa kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: 81% - 100 % = sangat aktif

(34)

2. Data Motivasi siswa

Data motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = jumlah skor yang diperoleh siswa N = jumlah skor maksimal

Kriteria prosentase motivasi belajar siswa: Sangat baik : bila 81% < % skor ≤ 100% Baik : bila 71% < % skor ≤ 80% Cukup baik : bila 61% < % skor ≤ 70% Kurang baik : bila 51% < % skor ≤ 60% Tidak baik : bila 0% < % skor ≤ 50% 3. Data hasil belajar siswa

Ketuntasan hasil belajar belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini: ketuntasan belajar

Keterangan :

NEv : Nilai Evaluasi NMM : Nilai make a match NT : Nilai Tugas

Analisis ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dinyatakan berhasil jika minimal 85% siswa

(35)

4. Data tanggapan siswa

Hasil jawaban angket tanggapan siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis skor yang diperoleh yaitu:

% 100

 

N f P

Keterangan:

f : frekuensi yang sedang dicari N : banyaknya individu

P : angka persentase

Angka persentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut. 85% - 100%= sangat setuju

70% - 84%= setuju 60% - 69%= cukup setuju 50% - 59%= kurang setuju 0% - 49% = tidak setuju

5. Data tanggapan guru

(36)

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

[image:36.612.67.543.240.351.2]

Berdasarkan data dan analisis data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Aktivitas Siswa

Tabel 4. Rekapitulasi aktivitas siswa kelas VIII C dan VIII F

*Data selengka pnya disajikan pada Lampiran 10

Dari tabel 5 dapat dillihat aktivitas siswa dengan kriteria aktif dan sangat aktif pada kelas 8C (83%) dan 8F (89%) tergolong sangat aktif.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa kelas VIII C dan VIII F di SMP Negeri 4 Ungaran pada materi pokok sistem pernapasan manusia menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match diukur berdasarkan tes evaluasi pada akhir pertemuan, nilai make a match atau penjodohan kartu dan nilai tugas. Nilai tersebut kemudian dianalisis dan diperoleh nilai hasil belajar siswa seperti tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. RekapitulasiHasil belajar siswa kelas VIII C dan VIII F

Data Kelas VIII C Kelas VIII F

Nilai tertinggi 91,86 94,86

Nilai terendah 69,14 69,71

Nilai rata-rata 81 81

Jumlah siswa 30 29

Jumlah siswa yang tuntas 24 26

Jumlah siswa tidak tuntas 6 3

Ketuntasan klasikal (%) 86,7 89,65

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran17 Kelas Jumlah siswa

Persentase Kriteria Sangat

aktif aktif Cukup

Kurang aktif

VIII C 3 21 5 1 83% Sangat aktif

[image:36.612.66.473.569.676.2]
(37)

Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa kelas VIII C dan VIII F menunjukkan tingkat ketuntasan klasikal siswa yaitu sebesar 86,7 % dan 89,65 %. Diketahui bahwa hasil belajar diperoleh dari nilai make a match, nilai tugas dan nilai evaluasi akhir. Pembelajaran dengan media bagan elektrik dalam metode make a match siswa dapat mengefektifkan pembelajaran dan dapat mempermudah memahami materi yang disampaikan. Selain itu siswa yang aktif mencari pasangan dan menjodohkan kartu soal atau jawaban yang dipegang. Maka siswa yang ikut terlibat aktif dalam pembelajaran dapat memahami materi pelajaran sehingga mampu menemukan pasangan kartu dan dapat mengerjakan tugas dengan baik yang pada akhirnya siswa tersebut juga mampu menjawab soal evaluasi dengan baik.

3. Motivasi Siswa

[image:37.612.79.473.393.529.2]

Motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa kelas VIII C dan VIII F yang masing-masing berjumlah 30 siswa dan 29 siswa. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi motivasi siswa kelas VIII C dan VIII F

No. Pernyataan Kelas VIII C Kelas VIII F

% %

1. Ketertarikan pembelajaran 81 80

2. Pemahaman siswa 79 79

3. Pembelajaran menyenangkan 79 76

4. Bermanfaat 79 78

5. Hasil belajar berhasil 78 77

6. Setuju menggunakan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran

80 79

Rata-rata kelas 83% 82%

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 19

(38)

yang baik maka dari itu siswa sangat setuju bahwa pembelajaran pada materi sistem pernapasan diterapkan mengunakan media bagan elektrik dalam metode make a match.

4. Hasil tanggapan Siswa terhadap proses pembelajaran

[image:38.612.80.476.243.483.2]

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa kelas VIII C dan VIII F yang masing-masing berjumlah 30 siswa dan 29 siswa. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis angket tanggapan siswa

No. Pernyataan Kelas VIII C Kelas VIII F

∑ % ∑ % 1. Penggunaan media bagan elektrik membantu

memahami materi

29 100 29 100

2. Penggunaan bagan elektrik dalam metode make

a match memudahkan siswa dalam belajar

30 100 26 90

3. Penggunaan bagan elektrik dalam metode make

a match merupakan pembelajaran yang menarik

30 100 29 100

4. Siswa senang menggunakan metode make a

match

28 93 29 100

5. Pembelajaran menggunakan penerapan media

bagan elektrik dalam metode make a match

menjadikan siswa aktif

28 93 29 100

6. Pembelajaran menggunakan penerapan media

bagan elektrik dalam metode make a match

cocok diterapkan pada materi sistem pernapasan

26 87 25 86

Rata-rata kelas 95,5 96

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 21

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran menggunakan bagan elektrik sistem pernapasan sistem pernapasan manusia. Kelas VIII C dan VIII F menunjukkan tanggapan yang sangat baik terhadap pembelajaran menggunakan bagan elektrik dalam metode make a match pada materi sistem pernapasan dengan persentase berturut-turut yaitu 95,5% dan 96%.

5. Hasil wawancara tanggapan dengan guru

(39)

pernapasan. Kekurangan yang dihadapi saat pembelajaran adalah siswa belum memahami apabila media bagan elektrik pada mekanisme pernapasan berjalan dengan cepat dan perbaikan setelah pembelajaran siswa dapat membuat media bagan elektrik dan kartu make a match.

Berdasarkan wawancara terhadap guru dapat dinyatakan bahwa guru memberikan tanggapan positif terhadap penerapan media bagan elektrik dalam metode make a match sebagai media dan metode belajar pada materi sistem pernapasan pada manusia.

B. Pembahasan

Bedasarkan angket tanggapan siswa penggunaan media bagan elektrik dalam pembelajaran dapat meningkatkan memotivasi siswa dalam belajar, yaitu ditunjukan dengan sikap antusias siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat siswa pada angket tanggapan (lampiran 20) siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik mengikuti pembelajaran dengan adanya media bagan elektrik sistem pernapasan dan dikuatkan dengan metode make a match sehingga siswa mudah memahami materi yang telah diajarkan dan hasil belajar siswa menjadi maksimal. Pada pembelajaran materi sistem pernapasan, aktivitas

siswa dari kedua kelas dapat dikatakan sangat aktif karena ≥ 80% serta Penggunaan media bagan elektrik ternyata juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal (KKM). Maka pembelajaran dengan menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match materi sistem pernapasan efektif diterapkan. Hal tersebut dapat dilihat lebih rinci pada uraian dibawah ini.

(40)

(bagan) memperoleh hasi beajar lebih tinggi daripada siswa yang belajar tanpa menggunakan media chart (bagan). Penggunaan bagan elektrik sistem pernapasan mampu memaksimalkan hasil belajar siswa disebabkan bagan elektrik sistem pernapasan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu 1) memberikan variasi media dan metode dalam pembelajaran, 2) dapat memvisualisasikan mekanisme pernapasan dan mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan, 3) Memberi motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan 4) membuat siswa lebih aktif belajar. Hal ini didukung berdasarkan penelitian Priyoananto (2011) terdapat hubungan motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar.

Arsyad (2009) mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa serta membantu siswa menemukan seberapa banyak apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sesuai dengan penelitian penggunaan media bagan elektrik sistem pernapasan pada siswa SMP Negeri 4 Ungaran.

Sudjana dan Rivai (2009) menyatakan bahwa kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Pendapat yang lain menyatakan bahwa media yang baik adalah segala sesuatu yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas (Sutjiono 2005). Prinsip–prinsip dalam memilih media pembelajaran, antara lain: jenis media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian media dengan subjek, media harus mendukung isi bahan pelajaran, dan ketepatan dalam menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah dan Aswan 2006).

Bagan elektrik digunakan oleh siswa untuk mengetahui letak organ-organ pernapasan dan dapat memvisualisasikan mekanisme proses pernapasan pada manusia. Melalui media tersebut siswa menjadi tertarik sehingga tidak merasa bosan dalam melakukan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, siswa melakukan kegiatan make a match untuk menguatkan materi dengan cara mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang organ pernapasan beserta fungsinya.

(41)

dalam pembelajaran dapat memahami materi pelajaran sehingga mampu menemukan pasangan kartu dan dapat mengerjakan tugas dengan baik yang pada akhirnya siswa tersebut juga mampu menjawab soal evaluasi dengan baik.

Aktivitas siswa kelas 8C dan 8F tergolong sangat baik. Hal ini didukung dengan data aktivitas siswa kelas 8C dan 8F (lampiran 10) aktif mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibagikan oleh guru kepada siswa. Pada saat menerima kartu dari guru, siswa tampak bersemangat untuk mencari pasangan kartu. Siswa yang memperoleh kartu soal berpikir tentang jawabannya sedangkan yang memperoleh kartu jawaban berpikir tentang soalnya. Untuk mendapatkan pasangan yang cocok. Aktivitas ini tampak membuat siswa bersemangat dan senang. Hal ini sejalan dengan penelitian Priantina (2009), bahwa kerjasama dalam suasana yang menyenangkan, sesulit apapun materi pelajaran akan mudah dipahami. Siswa membangun pengetahuan sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk melakukan penyelidikan sendiri, bekerja sendiri untuk menemukan pengetahuan mengenai materi yang dipelajari melalui kartu seperti ungkapan Rouseau dalam Sardiman (2005) pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa juga ikut menarik kesimpulan dengan dibimbing guru. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas siswa adalah ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini didukung tanggapan siswa yang merasa senang sebanyak ≥ 90%. Penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match yang telah dilakukan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Suasana kelas yang menyenangkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Pernyataan tersebut sejalan dengan Tarmizi (2008), penerapan metode make a match menyenangkan karena proses pembelajaran menarik dan sebagian besar siswa antusias mengikuti pembelajaran. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat guru bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan elekrtik dalam metode make a match menarik karena mampu menjadikan siswa belajar sehingga suasana yang menyenangakan.

(42)

menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk aktif belajar. Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja secara optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan, perasaaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan (Anonim 2002, dalam prasetyo 2001). Pada metode ini guru tidak lagi berperan penting sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi siswa yang berperan sebagai pusat pembelajaran atau dikenal dengan student centered learning (Kristanti 2010).

Aktivitas siswa pada kedua kelas tergolong sangat baik, tetapi masih ada siswa yang aktivitasnya cukup aktif. Berdasarkan hasil tanggapan siswa sebesar 7% siswa merasa tidak menyukai suasana kelas saat pembelajaran dengan menggunakan media bagan elekrik dalam metode make a match. Hal ini disebabkan siswa tersebut merasa bahwa pembelajaran dengan menggunakan make a match membuat suasana kelas menjadi ramai dan mengganggu konsentrasi sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang aktif mengikuti pembelajaran. Maka untuk mengatasi hal ini, guru harus pintar untuk memilih media dan metode pembelajaran yang digunakan agar aktivitas suswa dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar.

Pada pembelajaran materi sistem pernapasan, masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan siswa tersebut kurang menguasai materi atau tidak belajar terlebih dahulu sehingga siswa akan kesulitan mendapat/mencari pasangan kartunya dalam waktu yang singkat, yang berarti poin yang diperoleh dalam metode make a match rendah. Nilai tugas dan nilai evaluasi yang diperoleh rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus memerintahkan siswa untuk belajar terlebih dahulu dan mengadakan remidial bagi siswa yang belum mencapai KKM.

(43)

siswa efektif. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi sistem pernapasan.

(44)

32 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan hasil belajar kelas VIII C 86,7% dan kelas VIII F 89,6% serta siswa yang aktif dan termotivasi

dalam pembelajaran ≥ 80 %

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.

1. Pengelolaan waktu dengan baik menjadi salah satu hal yang menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.

2. Pembuatan Media bagan elektrik dan kartu make a match dapat dijadikan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(45)

33

DAFTAR PUSTAKA

Anni CT et al. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto S dan Cepi SAJ. 2009. Evaluasi Program Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Curran L. 1994. Model Pembelajaran Inovatif (1). http.metodepembelajaran.com [accessed 17 july 2012].

Darsono M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah dan A.Zain (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Hatono. 2009. Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Program Produktif Siswa Kelas X Teknik Mekanik Otomotif-1 di SMK Negeri 1 Adiwerna Kab. Tegal. Jurnal widyatama Vol.6 (2): 1-20.

Indrawati & W. Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.

Khantavy H. 2009. The Grade Student’s Mental Model of Force and Montion Through POE Strategy. Thailand: Khon Kaen University.

Kristanti P. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Menjodohkan Kartu (Make a Match) Pada Konsep System Peredaran Darah Dikelas VIIIC MTs Al Asror Gunung Pati Semarang. (Skripsi). Semarang: Biologi Universitas Semarang

Lie A . (2003). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:Grasindo.

Muhamad. 2009. Penerapan Media Chart Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di Kelas X SMA Negeri 1 Lueng Putu. Jurnal Serambi Ilmu 7 (1): 19-25. Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Praktis. Bandung:PT . Remaja

Rosdakaraya

(46)

Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Prasetyo, Anang.2001. Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Driyono Gresik. Buletin Pelangi Pendidikan. Edisi 4 Tahun II Prawoto. 1989. Media Interaksional Untuk Biologi. Jakarta: depdikbud diktjendiki.

Priantina, Ika.2009. Efektivitas Metode Role Playing Pada Pembelajaran Materi Sistem Reproduksi Manusia Di SMA Institut Indonesia Semarang. (Skripsi). Semarang: Biologi Universitas Negeri Semarang

Priyoananto, Lulus. 2011. Kaitan Kemampuan Penalaran, Motivasi Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisi-ka Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Blitar Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 15, Nomor 1.

Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni.2009.Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT.Unnes Press.

Rivai S. 2005. Pembuatan Media Pembelajaran Konsep Dasar Listrik Dan Elektonika Bahasan Karakteristik Dan Penggunaan Transistor Berbasis Multimedia (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang

Rohendi D, Wasludin dan Sri Putri Ayu. 2010. Penerapan Cooperative Learning Tipe make a match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Ptik) (1): 11-15.

Sabri A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Padang: PT. Ciputat Press.

Sadiman AS, R. Raharjo, Anung Haryono, & Rahardjito. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Saptorini. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana.2002. Metode Statiska. Bandung: Tarsito.

Sudjana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

(47)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno. 2007. Metode Pembelajaran IPA POE. On line at http://www.metode pembelajaran. WordPress.com. [diakses 8 Februari 2012].

Sutijono, T.W.A.2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur (4): 76-84

(48)
(49)

Sekolah : SMP N 4 Ungaran\

Kelas : VIII

Semester : Genap

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Standar Kompetensi : 1.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar Materi Pokok/

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen 1.5 Mendeskripsikan

sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem

Pernapasan pada manusia

 Melakukan make a match  Menggunakan media bagan elektrik untuk mengetahui berbagai macam mekanisme pernapasan

 Studi pustaka

 Memahami pengertian pernapasan pada manusia  Membandingkan macam organ penyusun pada sistem pernapasan manusia

 Menjelaskan tempat pertukaran gas CO2

dengan O2  Membandingkan

proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan manusia

 Menjelaskan kapasitas vital paru-paru manusia

 Menjelaskan bahwa pernapasan

menghasilkan CO2

dan uap air

Tes Tertulis Non-Tes Pilihan Ganda Laporan Hasil Diskusi Lembar observasi aktivitas siswa dan motivasi Terlampir Terlampir Terlampir 4X40 menit Buku siswa, buku acuan, LKS, LDS, bagan elektrik, kartu soal dan kartu jawaban

(50)

tentang kelainandan penyakit pada sistem penapasan manusia

 Mengidentifikasi kelainan maupun penyakit pada sistem

 pernapasan manusia serta upaya

mengatasinya

 Karakteristik yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

(51)

RENCANA PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP N 4 Ungaran Kelas/Semester : VIII/ Genap Mata Pelajaran : IPA Biologi Alokasi waktu : 4 X 40 menit

A. Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. B. Kompetensi Dasar

1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

C. Indikator

1. Memahami pengertian pernapasan pada manusia.

2. Membandingkan macam organ penyusun pada sistem pernapasan manusia.

3. Menjelaskan tempat pertukaran gas CO2 dengan O2.

4. Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan manusia.

5. Menjelaskan kapasitas vital paru-paru manusia.

6. Menjelaskan bahwa pernapasan mengeluarkan CO2 dan uap air.

7. Mengidentifikasi kelainan maupun penyakit pada sistem pernapasan manusia serta upaya mengatasinya.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian bernapas dengan tepat.

(52)

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis validitas butir soal
Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal
Tabel 4.  Rekapitulasi aktivitas siswa kelas VIII C dan VIII F
Tabel 6.  Rekapitulasi motivasi siswa kelas VIII C dan VIII F
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Make a Match dengan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peningkatan hasil belajar Biologi dan keaktifan siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match dan media pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan respon siswa terhadap penggunaan media animasi dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem pernapasan manusia

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa kartu Make a Match pada materi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dinyatakan valid berdasarkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A Match berbasis visual dapat meningkatkan keaktifan dan

Nur Azizah judul skripsi: Penerapan Metode Belajar Make A Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika untuk Materi Bangun Datar pada Siswa Kelas 1 MI Baitul Halim Khusus

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMAN 1 TEUPAH TENGAH KABUPATEN SIMEULUE Eriawati1 , Nafisah Hanim2 , Malahayati3 Fakultas