• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di Televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di Televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

..

J6

s1

/;0_si1

Ir

PERBEDAAN SIKAP TENTANG TAYANGAN IKLAN HUMOR DI

TELEVISI ANTARA MAHASISWA DAN MAHASISWI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS iSLAi\11 NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Oleh: Refi lrawan

NIM: 102070026019

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

• , , . , , . , , , , , . . . , , . ..

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh Refi lrawan

NIM: 102070026019

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Yunita Faela Nisa, M. Psi Liany Luzvinda, M. Si

FAKUL T AS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS !SLAM NEGERI (UIN)

SYARIF H!DAYATULLAH

JAKARTA

(3)

u

PENGESAHAN PANITIA UJllAN

Skripsi yang berjudul Perbedaan Sikap Tentang Tayangan lklan Humor

Ditelevisi antara Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diajukan dalam

munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah

Jakarta pada tanggal

29

Mei

2008.

Skripsi ini telah ditmima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta,

29

Mei

2008

Sidang Munaqasyah,

Dekan/

Ke tu a · ngkap Anggota,

M.Si.

Penguji I,

セセセセI^@

Ora. Fadillah

sオイ。セL@

M.Si NIP:

150 215283

Pembimbing I,

Yunita Faela Nisa, M.Si.

Pembantu Deka1n/

Sekretaris Merangkap Anggota,

>ds:XI

Ora. Zahrotun Nitra\lah. M.Si. NIP:

150 238 77'J

Anggota:

Penguji II,

Pembimbing II, セ@

(4)

'l(e6iasaan yang ter[atili

JI.kftn me{afiirkftn f&alifian!

:Mari pefiliara cfan f&m6angk,gn

1(j6iasaan 6erpifijr suk§es!

cJ3ersikftp suk§es! Seliingga ter6entuk,

1(arakJer suk§es yang ak,an mem6antu

1(ita pacfa puncak,f&jayaan.

:Mififij f&Geranian menetapk,an target!

'Yafijni cfan percaya 6aliwa

1(jta 6isa suk§es!

Wujucfkftn me[a[ui perjuangan nyata

1

}l.ncfa 6isa menjacfi seseorang

(5)

PERSEMBAHAN

'111.ama ao'amu mempermuaah rang/?gh

XJ;suk§esan anaf?Jnu

Pengor6ananmu aaa(ah 6ufi.Ji

1(asih sayangmu yang tiaaa henti

'Terima k,asih mama aan 6apak,serta adifi.::adifi.fiu

<R§jie mencintaimu!

d・QQセ。ョ@

lmhendak Allah SWT.

Karva sederhana ini, Refi 11ersem1Jahlm11 untuk

Yang

tercinta dan tersavang mama, papa 11an Adik-a!liklm

(6)

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Mei 2008

(C) Refi lrawan

(D) Perbedaan Sikap tentang Tayangan lklan Humor di Televisi antara Mahasiswa dan Mahasiswi Faku!tas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(E) Halaman xiv + 59

(F) lklan merupakan salah satu faktor penentu dalam pemasaran yang sangat penting. Hal ini karena iklan bertujuan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa kepada masyarakat sebagai konsumen. Dari berbagai bentuk iklan di televisi, iklan yang menggunakan day3 tarik humor adalah iklan yang sering dijumpai di televisi. Unsur humor banyak digunakan karena terbukti dapat menarik perhatian. Waiau demikian ada beberapa pandangan bahwa tidak semua orang memiliki sikap yang positif terhadap iklan humor sebagai daya

tariknya.pendapat Mowen (1995) menunjukan bahwa perempuan bereaksi /ebih negatif terhadap iklan humor daripada Jaki- laki.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan sikap tentang iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. F'opulasi dari penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . Metode sampling yang digunakan adalah Purposive sampling ( n

=

86). Data

dikumpulkan dengan menggunakan skala sikap tentar:g tayangan iklan humor ditelevisi dan diolah menggunakan Uji T (t-test) . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. yaitu ada perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (T hitung

=

4,675 > T tabel = 2,66). maka sebaiknya dalam mengiklankan produknya melihat terlebih dahulu tentang target tayangan iklan yang akan
(7)

KATA PENGANTAR

<Bismi{fafiirmfimanirrafiim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang berkuasa atas segala sesuatu, syukur yang tak henti-hentinya atas segala nikmat yang telah diberikan dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqomah di jalan-Nya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan, baik secara moril maupun materiil dari semua pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Hj. Ora. Netty Hartati, M. Si, dan seluruh dosen serta staf Fakultas. Terima kasih alas ilmunya, bimbingan dan motivasi yang dengan tulus ikhlas diberikan kepada penulis dari mulai semester I hingga selesai skripsi ini.

2. lbu Hj Zahrotun Nihayah, M. Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih alas bimbingan dan fasilitas yang diberikan selama penulisan skripsi ini dan Bapak Asep Haerul Ghani, Psi. atas motivasi yang diberikan kepada penulis.

3. lbu Yunita Faela Nisa, M Si. selaku pembimbing I dan lbu Liany

Luzvinda, M. Si, selaku pembimbing II, yang sudah bcinyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan serta motivasi

(8)

pendidikan dan mengarungi kehidupan, lbu Bapak saya mencintaimu, saya akan membahagiakanmu dan memberikan yang terbaik untukmu. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan sayangilah kedua orangtuaku, Amin.

6. Adik-2dikku tercinta Amelia Purnama sari, Rizky Abdul Fajar, Ade

Muhamad llham yang selalu memberikan keceriaan dan semangat pada penulis. Terima kasih, mari buat orangtua kita bahagia.

7. Saudara Ey Eka Kurniawan, S.Psi, Sulaiman S. Psi, dan Jamalulail S. Psi. yang selalu memberikan semangat.

8. Teman-teman seperjuanganku (New TLC); Jamali, S Psi, A Subekti M.,S.Psi, Abdul Kohar S. Psi., Haris, Firman Firdaus, Ahmad Mujid, (dan teman-teman angkatan 2002 lainnya, terima kasih alas kasih sayang dan kebersamaannya mari kita rnenuju kesuksesan, karena sukses adalah kewajian kita.

9. Saudara-saudaraku yang telah berjasa membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, semoga Allah SWT rnembalas semua kebaikkan saudaraku semua dan ilmu yang ada bertambah serta bermanfaat. Amin. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi kita wajib berusaha untuk mendekatinya, terima kasih.

Jakarta, 29 Mei 2008

(9)

DAFTAR ISi

HALAMAN JUDUL •...••...•...•...

HALAMAN PERSETUJUAN ...•...••...•... ii

HALAMAN PENGESAHAN •...•...•... iii

MOTTO ...•...•...•... iv

ABSTRAK ...•...•... v

KAT A PEN GANT AR ...•... vi

DAFT AR ISi ... :... ix

DAFT ART ABEL ... xiii

DAFT AR GAMBAR ... xiv

DAFT AR LAMPI RAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1- 11 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... ... ... ... ... 6

1.3. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 7

1.3.1. Pembatasan masalah ... 7

1.3.1 Rumusan masalah . . . . .. . .. . . .. .. .. .. .. . .. . . .. .... .. . . . .. .. 8

1.4. tオェセ。ョ@ dan Manfaat Penelitian . ... 8

1.4.1. Tujuan penelitian ... ... ... 8

1.4.2. Manfaat Penelitian ... 8

(10)

2.1.1. Pengertian lklan ... 11

2.1.2. Jenis-jenis lklan ... 13

2.1.3. lklan di Televisi ... 14

2.2. Fungsi dan Tujuan lklan ... 15

2.2.1. Fungsi iklan ... 15

2.2.2. Tujuan iklan ... 16

2.3. Pengertian Humor ... 16

2.3.1. Jenis-jenis humor... 20

2.3.2. Humor dal3m iklan ... ... 20

2.4. Keuntungan lklan Yang Menggunakan Humor... 23

2.5. Peranan Humor Dalam lklan ... ... 25

2.6. Sikap Konsumen ... 26

2.6.1. Definisi sikap konsumen ... 26

2.6.2. Karakterisiik sikap ... 27

2.6.3. Perbedaan mahasiswa dan mahasiswi ... 30 2.6.4. Perbedaan sikap terhadap iklan daya tarik humor

dilihat dari jenis kelamin ... . 2. 7. Kerangka Berpikir ... . 2.8. Hipotesis

(11)

BAB3 METODE PENELITIAN ... 36- 44

3.1. Janis Penelitian ... ... 35

3.1.1. Pendekatan penelitian ... ... ... 35

3.1.2. Metode penelitian ... 35

3.2. Pengambilan Sampel ... 36

3.2.1. Populasi dan sampel ... 36

3.2.2. Teknik pengambilan sampel ... 36

3.3. Operasionalisasi Variabel dan Objek Penelitian ... 38

3.4. Pengumpulan Data ... 39

3.4.1. Metode dan lnstrumen ... ... 39

3.4.2. Teknik uji instrumen ... ... 40

3.4.3. Uji validitas ska la ... 41

3.4.4. Estimasi reliabelitas ... ... 42

3.5. Teknik Analisis Data... 42

3. 6. Tahapan Penelitian ... 42

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA ... 45-54 4.1. Gambaran Um um Subjek ... ... 44

4.2. Uji instrumsn penelitian ... ... ... 46 4.2.1. Hasil uji validitas sikap tantang tayangan iklan humor

(12)

4.3. Uji Persyaratan ... 49 4.3.1. Uji hipotesis ... 53 4.4. Hipotesis ... ... 54

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... 55-59

5. 1. Kesimpulan ... 55 5.2. Diskusi ... ... 55 5.3. Saran .. . ... . .. .. .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. . .. . .. .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. . 57

DAFT AR PUST AKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert

Table 3.2 Blue Print Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Table 4.3 Hasil Uji lnstrumen Item valid(*) dari Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Tabei 4.4 B1ue Print Penelitian Skala Sikap Tentang Tayan£1an lklan Humor di Televisi

Tabel 4.5 Norma Reliabilitas

[image:13.531.12.482.35.508.2]
(14)
[image:14.522.76.441.153.486.2]
(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian

Lampiran 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian Lampiran 3. Kuesioner try out

Lampiran 4. Skor hasil try out skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Lampiran 5. Reliability skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian

Lampiran 7. Skor hasil penelitian skala Sikap Tentang Tay1mgan lklan Humor di Televisi

(16)

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Memasuki era globalisasi, peranan iklan dirasakan semakin penting, terlebih bagi kalangan produsen dalam mempromosikan produk-produknya kepada masyarakat selaku konsumen. lklan memang sulit dikatakan sebagai sebuah fenomena baru, karena semenjak ratusan tahun yang lalu iklan menjadi bagian integral dalam masyarakat walaupun belum mendapat sambutan yang hangat dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sendiri, dunia periklanan berkembang begitu pesat. Hal ini terkait dengan semakin rnaraknya stasiun televisi swasta.

(17)

2

konsumen nantinya setelah melihat iklan tersebut. Hal ini yang sering luput dari perhatian para pengiklan maupun produsen barang atau jasa yang ingin produknya diiklankan. Menurut Efendy (dalam Widyatama, 2005), iklan merupakan suatu pesan komunikasi yang disampaikan oleh produsen ke konsumen. Sebuah iklan harus dapat merubah sikap konsumen agar barang atau jasa yang diiklankan terjual dengan m.enumbuhkan kepercayaan suatu produk kepada konsumen.

Pendapat senada juga dikatakan oleh Seugela (dalam Widyatama, 2005), bahwa iklan merupakan suatu pesan komunikasi yang disebar luaskan kepada khalayak ramai untuk memberikan sesuatu atau untLk menawarkan barang atau jasa dengan menyewa media massa, dengan iklan diharapkan dalam waktu singkat informasi mengenai produk yang diiklankan dapat tersebar luas dan mampu meraih penjualan sebanyak-banyaknya. IVlenurut Branand (2002). mengatakan bahwa pada dasarnya tanpa iklan para

(18)

Menu rut Jhonson (2004 ), iklan harus mampu menciptakan merek yang bernyawa dan memiliki personalitas. Untuk itu diperlukan ide yang kreatif. lklan layaknya seperti sebuah cerita, ada yang kita baca berulang-ulang, ada yang baru membaca alinea pertama langsung berhentikan dan tidak

mencoba untuk menyelesaikannya. Karena peran iklan san9at penting dalam membangun imej produk untuk menarik konsumen dalam melakukan pembelian, maka banyak perusahan merancang iklan dengan

memperhatikan beberapa hal, seperti : biaya pembuatan, media yang digunakan dan bentuk atau konsep iklan (daya tarik). Namun, kebanyakan perusahaan lebih memfokuskan pada bentuk dan konsep (d<1ya tarik) iklan. Daya tarik adalah usaha kreatif untuk memotivasi konsumen kearah tindakan dan untuk mempengaruhi sikap terhadap produk atau jasa. Hal serupa dikatakan oleh Gilson & Berkman (1980), yang membagi ikla1 berdasarkan daya tarik, yaitu (1 ). Daya tarik humor, (2) Daya tarik seks, (3) Daya tarik rasional, dan (4) Daya tarik rasa takut.

Daya tarik iklan yang dirancang oleh perusahaan merupakan sebuah strategi xompetisi produk dalam memasarkan barar.gnya. Hal inilah yang membuat perusahan memilih daya tarik dalam iklan, dan kebanyakan rnemilih daya tarik humor karena dipandang lebih efektif dan mudah diinga:: serta

(19)

4

advertising" (dalam Gilson & Berkhman, 1980). Dalam penelitian ini menggunakan humor jenis gabungan antara humor kasar (slap stick) dan humor halus. Hal ini sebagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan di empat Negara yaitu, Amerika, Thailand, Korea dan Jerman, yang

menyimpulkan sekitar 25 - 33 persen menggunakan humor dalam periklanan. Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa memiliki skor perhatian yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswi terhadap iklan yang bersifat humor, dan mahasiswi memproses informasi prodak secara mendetail dibandingkan mahasiswa dalam melakukan pembelian (Batra dkk, 1996). Has ii survei menunjukkan bahwa pemakaian humor sangat efektif untuk rnembuat orang-orang memperhatikan iklan dan menciptakan kesadaran merek. Para

pengiklan juga beralih menggunakan humor dengan harapan akan bisa mencapai berbagai komunikasi diantaranya untuk membimbing pemahaman konsumen tentang pernyataan- pernyataan produk, mempengaruhi sikap, meningkatkan reliabilitas dari pernyataan yang diiklankan dan akhirnya menciptakan tindakan pembelian oleh pelanggan (Shimp,2004 ).

(20)

Pesan-pesan dalam iklan memiliki kecenderungan untuk dapat diterima lebih cepat. Inti dari iklan humor adalah kreasi teks dan cerita yang dikreasikan dalam dua tingkatan dan sebagainya yang menjadi kebiasaan yang sama sekali tidak diduga untuk mengubah perhatian individu ke hal yang lain. Selain menggunakan sindiran-sindiran, lelucon, atau tingkah laku konyol, adanya dua hal yang bertolak belakang, misalnya; hal-hal yang menjadi kebiasaan dalam hidup sehari-hari dengan hal lain yang tidak disangka-sangka, dan adanya kalimat tertentu yang sama sekali tidak diduga yang digunakan untuk mengubah perhatian individu dari satu hal ke hal yang lainnya.

lklan bergaya humor lahir akibat ketatnya persaingan dan banyaknya produk yang dipasarkan. Menurut Fajar Rusli (dalam www.cakram.co.id), pengarah kreatif biro iklan materi, perkembangan tersebut seiring dengan persaingan antar produk yang saat ini makin kompetitif. Banyaknya produk yang

(21)

6

Begitu juga dalam penelitian yang dilakukan oleh Mowen (1995). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada kecenderungan wanita memiliki reaksi yang lebih negatif terhadap iklan yang menggunakan daya tarik humor dibandingkan laki-laki dalam rentang usia 18-25 tahun.

Maka, berdasarkan dari beberapa alasan dan temuan yang didapati, yaitu mengenai reaksi negatif bagi perempuan dibandingkan laki-laki terhadap iklan humor, dan perempuan pun memiliki skor perhatian yang rendah

dibandingkan laki-laki terhadap iklan yang menggunakan unsur humor, serta dalam melakukan pembelian, perempuan memproses informasi secara mendetil dibandingkan laki-laki. Hal ini membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian kembali, yaitu untuk mengetahui perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi. Sehingga dalam pembuatan suatu iklan, produsen dapat mengarahkan produk yang dihasilkan sesuai dengan konsumen yang akan dituju.

1.2

ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah Ji aias, rnaka penuns telah mengidentifikasi permasalahan yang ada menjadi :

(22)

2. Apakah iklan yang menggunakan daya tarik humor dapat meningkatkan daya beli konsumen?

3. Apakah terdapat perbedaan pada mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan pembelian terhadap produk iklan humor?

4. Apakah benar jika melihat tayangan iklan humor memiliki i-eaksi positif atau negatif untuk membeli?

1.3

Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian

1.3. i Pembatasan masalah

Oalam penelitian kali ini, peneliti membatasi masalah penelitian pada: a. Oalam penelitian ini iklan humor yaitu iklan yang dibuat dengan

menggunakan unsur humor pada kreativitasnya. Bisa dengan menggunakan model atau tokoh yang lucu seperti pelawak, dengan menampilkan adegan-adegan lucu, atau dengan membuat isi pesan dengan jalan cerita lucu. Suatu iklan dikatakan menggunakan daya tarik humor karena menampilkan stimulus humor (lisan, tulisan, gerak), yang menimbulkan persepsi inkongruen karena adanya unsur kejutan atau salah harapan dari yang diharapkan sehingga muncul respon

(23)

b. Sikap menurut Engel, dkk (1994), menunjukkan apa yang konsumen sukai dan konsumen tidak sukai dari sebuah obyek. Definisi tersebut menggambarkan sikap memiliki tiga unsur yaitu (1) unsur

kognitif(pengetahuan), (2)unsur afektif (emosi/perasaan), dan(3) unsur konatif ( tindakan ).

8

c. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Rentang usia penelitian 18- 25 tahun dan stimulus iklan yang digunakan adalah iklan teh botol sosro yang dibintangi oleh sumanto dan iklan Mie Sedap yang dibintangi oleh Tukul Arwana.

1.3.2 Perumusan masalah

Setelah melalui tahap identifikasi masalah dan tahap seleksi masalah, penulis telah merumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada perbedaan yang signifikan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara

(24)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

1.4.2 Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat :

• Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan teori psikologi khususnya psikologi periklanan.

• Dengan mengetahui perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor antara laki-laki dan perempuan, maka produsen dapat menggunakan alternatif daya tarik humor dalam iklan untuk pangsa pascir remaja baik laki-laki maupun perempuan sebagai konsumen yang dapat

(25)

1.5 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu kepada APA style (American Psychological Assosiation) dengan format yang terdapat dalam pedoman penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Secara keseluruhan skripsi ini ditulis dalam 5 bab yaitu :

1.6

Sistematika Penulisan

10

Penulis membagi penulisan skripsi ini kedalam beberapa bab yang masing-masing babnya berisikan:

Bab 1 : Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan serta teknik penulisan skripsi.

Bab 2 : Tinjauan pustaka yang membahas tentang definisi iklan, jenis - jenis iklan, iklan ditelevisi. kekuatan dan kelemahan iklan, fungsi dan tujuan iklan, definisi humor, jenis- jenis humor, humor dalam iklan, keuntungan menggunakan humor dalam iklan, definisi sikap.

konsumen. karakteristik sikap konsumen, pembentukan sikap, serta perbedaan mahasiswa dan mahasiswi,kerangka berfikir dan

(26)

Bab 3 : Metode penelitian bab ini membahas mengenai jenis penelitian, pendekatan metode penelitian, variable penelitian, clefinisi variable penelitian dan operasional, metode pengambilan sample, populasi, teknik pengambilan sample, teknik pengumpulan data, teknik uji instrument penelitian, teknik analisis data, hasil uji validitas dan reabilitas.

Bab 4 : Analisis dan presentasi data, terdiri dari gambaran umum subjek hasil penelitian dan hasil tambahan.

(27)

2.1

lklan

2.1.1 Definisi iklan

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

lklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang semua organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak ramai dan memiliki target melalui media seperti televisi. Sedangkan menurut Abertus (dalam Jhonson & Lee, 2004), pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu.

Sementara Dunn & Barban (1976), menjelaskan bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga

(28)

merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,

memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Adapun menurut Kotler (1991 ), bahwa iklan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.

Di Indonesia, rnasyarakat periklanan Indonesia rnendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh rnasyarakat

(Riyanto, 2001 ).

(29)

14

2.1. 2 Jenis-jenis lklan

Batra, dkk (1996), membagi iklan berdasarkan bentuk pesannya menjadi dua yaitu:

1. Rational Creative yaitu : iklan yang menekankan pada kekuatan persuasif, argumen atau penalaran terhadap atribut-atribut yang dirniliki oleh suatu merek.

2. Emotional Creative : yaitu iklan yang menekankan pada emosi atau perasaan, seperti dengan berusaha menimbulkan kehangatan, ketegangan atau dengan menggunakan humor dan rasa takut (fear).

Sedangkan Gilgan & Berkman (1980), membagi iklan berdasarkan daya tarik yang dimiliki oleh iklan tersebut menjadi empat, yaitu:

1. Daya tarik rasional : lklan yang menitik beratkan pada

keunggulan-keunggulan teknis yang dimiliki dan keunggulan-keunggulan-keunggulan-keunggulan baik dari segi harga maupun bentuk fisik.

2. Daya tarik seks : lklan yang menggunakan daya tarik seksual, baik perempuan maupun laki-laki , untuk menarik perhatian konsumen. lklan-iklan ini tidak jarang menampilkan gambaran-gambaran yang separuh telanjang atau telanjang sama sekali.

(30)

4. Daya tarik rasa takut : Daya tarik rasa takut (fear appeals) menekankan pada konsekuensi negatif yang dapat timbul bila calon konsumen tidak mengubah tingkah lakunya atau sikapnya.

2.1.3 lklan di Televisi

Dalam membuat sebuah iklan, pemilihan media penayangan iklan sangatlah penting untuk diperhatikan bagi setiap media. Misalnya, media televisi yang banyak sekali kegunaannya disamping sebagai media hiburan juga

digunakan sebagai media periklanan. Para pengiklan tidak akan menginvestasikan dana besar dalam komersial-komersial di televisi seandainya iklan-iklan tersebut tidak efektif. Kekuatan-kekuatan utama televisi yang menjadikannya menarik sebagai media periklanan adalah termasuk yang berikut:

1. Biaya iklan di televisi cukup efisien menjangkau satu pasar utuh. 2. Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa

3. Televisi gampang beradaptasi memungkinkan adanya kombinasi suara, warna, dan gerakan. Sebagai media audio visual utama.

4. lklan-iklan televisi memikat indra dan menarik perhatian (Shimp, 2004).

(31)

16

iklan melalui televisi memberikan beberapa keuntungan diantaranya sebagai berikut:

1. Televisi memadukan unsur-unsur suara dan gambar sehingga iklan dapat lebih menarik perhatian dibandingkan dengan yang lainnya

2. Televisi lebih dapat menarik perhatian dan perhatian ケ。ョセj@ diberikan lebih tinggi kepadanya.

3. Televisi memiliki daya cakup yang lebih luas dibandingkan dengan media lainnya.

2.2

Fungsi dan Tujuan lklan

2.2.1 Fungsi lklan

(32)

2.2.2 Tujuan lklan

Menurut kotler (dalam Wahyudi, 1994), tujuan iklan mencakup tiga hal yaitu: 1. Menginformasikan (informatif advertising), yaitu menginformasikan produk

baru, perubahan harga dan yang lainnya kepada konsumen.

2. Membujuk (persuasif advertising) yaitu menciptakan preferensi terhadap salah satu merek, dan melakukan pembelian.

3. Mengingatkan (reminder advertising), bahwa produk tersebut mungkin akan diperlLikan di masa yang akan datang.

Adapun tujuan daya tarik (appea0 menurut Bovee & Arens ('1992) adalah: 1. Mempengaruhi minat konsumen untuk memperhatikan pesan atau

informasi produk dalam iklan.

2. Mendorong serta menimbulkan keinginan dan kebutuhan akan produk yang diiklankan.

2.3

Pengertian Humor

Dalam Kamus Lengkap Psikologi, J.P Chaplin (2004 ), mengartikan humor dalam dua arti yaitu, Pertama, sikap menyenangkan, ramah-tamah, baik hati, sopan santun. Kedua, seberang sekresi atau pengeluaran zat kelenjar atau sekresi organis. Adapun dalam Kamus Konseling, Sudarsono (1996),

(33)

dapat membangkitkan gairah dan semangat untuk saling mengalami perasaan-perasaan dan emosi-emosi yang diungkapkan ataL1 seseorang dalam kaitannya untuk saling dapat menimbulkan suasana yang gembira. Sarlito (1996), dalam Seminar Humor Nasional Semarang, mendefinisikan humor sebagai segala sesuatu (keadaan, perbuatan, perkataan) yang bisa menimbulkan kesan lucu sehingga memancing reaksi tertawa. Humor ini

bisa dilakukan dengan sengaja (seperti yang dilakukan oleh pelawak di hadapan penontonnya atau pelajar di depan kawan-kawannnya ketika sedang ngerumpiin gurunya) atau bisa terjadi tanpa disengaja (misalnya, melihat cicak kawin di langit-langit yang tiba-tiba terjatuh atau menyaksikan seorang kawan jatuh terduduk di lantai karena dia lupa bahwa barusan dia geser kursinya untuk melakukan sesuatu).

18

(34)

Danandjaya (seperti dikutip Latifa, 2006), mendefinisikan humor adalah sesuatu yang bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengarnya (maupun pembawanya) merasa tergelitik perasaannnya, merasa lucu,

sehingga terdorong untuk tertawa. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang menggelitik perasaan, mengejutkan, aneh, tidak masuk akal, bodoh, bersifat mengecoh, janggal, kontradiktif, nakal, dan lain-lain. Sesuatu hal yang

sifatnya lucu ini dapat berupa dongeng yang lucu (lelucon), teka-teki yang jawabannya lucu, puisi rakyat dan nyanyian rakyat yang lucu.

Chapman & Foot (1976), mendefinisikan humor sebagai suatu situasi

kompleks yang dapat menimbulkan kegembiraan. Chapman & Foot (1976), menambahkan bahwa yang termasuk humor adalah stimulus yang

menimbulkan ketawa atau senyum yang tidak bersifat menyerang objek dari humor itu sendiri. Jika ada celaan yang bersifat menyerang orang lain, misalnya cacat tubuh atau sifat-sifat negatif dari suatu suku yang dapat memancing kemarahan atau menyinggung perasaan mereka yang dicela, hal itu tidak termasuk kategori humor, walaupun bisa saja celaan tersebut

dianggap lucu atau menimbulkan tawa bagi orang Jain.

(35)

menggunakannya dalam suatu situasi atau kesulitan dapat membantu seseorang dalam mengatasi masalah tersebut serta memun,;ikinkan diperoleh pandangan-pandangan alternatif. Pendapat senacla juga

dikemukakan oleh Eastman (2005), mengatakan bahwa humor merupakan instink untuk menganggap rasa sakit secara tidak serius. Dengan humor orang akan bisa menghadapi semua masalahnya dengan canda dan tawa, hingga babannya terasa lebih ringan.

20

Humor lain dari lucu yang merupakan kata sifat, adalah nama benda. Humor menurut Merriam-Webster Dictionary adalah suatu kemampuan untuk melihat sesuatu yang lucu atau yang berbeda dengan persepsi umum. Jadi humor bukanlah yang lucu tetapi kemampuan untuk memiliki persepsi mengenali yang lucu, yang tidak "umum" (dalam Kayam, 1996).

Berdasarkan penjelasan di alas, secara seclerhana penulis menyimpulkan bahwa humor adalah suatu konclisi yang dapat merangsang dan memancing orang yang mendengarkan dengan memberikan respon ketawa, serta

(36)

2.3.1 Jenis- jenis Humor

Sarlito (1996), membagi jenis humor menjadi tiga bagian yaitu: 1. Humor jenis gerak (slap stick) atau humor kasarjenis ini sangat

sederhana tidak memerlukan pemikiran yang canggih. Humor jenis ini bisa ditangkap oleh hampir semua orang.

2. Humor jenis intelektual atau humor halus. Humor jenis ini memerlukan pemikiran dan daya tangkap tertentu untuk mencernanya.

3. Humor jenis gabungan antara humor kasar dan humor halus yang sering dipakai dalam iklan.

2.3.2 Humor dalam lklan.

Humor sering kali digunakan dalam iklan, baik itu iklan dimedia cetak maupun dimedia elektronik. Banyaknya penggunaan humor pada iklan ini dapat disebabkan karena humor memiliki kemampuan persuasif yang cukup tinggi. Gruner (1976), mengatakan:

"Humor, if peasing to the audience, might conceivably make the source of the message (a speaker, an advertiser, a bmnd name or company) be perceived more favorably by the audience of message (Gruner da!am Chapman & foot, 1996)".

(37)

22

persuasif. Sebelum menimbulkan efek persuasif, humor juga dapat

membuat suatu pesan menjadi lebih menarik sehingga pendengar akan lebih memperhatikan pesan tersebut. Bila pendengar atau pemirsa atau pembaca secara aktif mendengarkan pesan tersebut dan ditambah dengan efektifitas pesan tersebut, maka kemampuan persuasif dari pesan akan lebih terasa. Adapun Solomon (1998), mengatakan bahwa secara keseluruhan, humor dalam iklan dapat menarik perhatian pembaca atau penonton iklan tersebut. Humor lebih efektif bila dijadikan sumber pengalih perhatian. Suatu iklan yang lucu dapat memancing konsumen untuk lebih memperhatikan kelucuan tersebut daripada memikirkan informasi mengenai produk yang disampaikan lebih jauh sehingga pesan-pesan dalam iklan memiliki kecenderungan untuk dapat diterima lebih cepat. Conteh: iklan mie sedap yang menampilkan seorang komedian Tukul Arwana yang lucu mungkin akan lebih mudah diingat daripada mie lainnya yang mengutamakan keunggulan merek yang mereka milikL

Batra dkk (1996), berpendapat bahwa dari hasil pengujian, iklan yang menggunakan daya tarik humor lel:Jih dapat memancing daya ingat dari pembaca atau penonton iklan tersebut. Sementara Ra ks in ( 1996)

(38)

"humor can be created though the use of puns,

understatement, jokes, ludicrous executional elements, satire, irony and so on. The essence of humor is usually the creation of text and story that can be interpreted at two levels that are opposite to each other and the use of

a

punchline to switch you from one of these contrasing ways to another.

Ra ks in (dalam Batra dkk1996), menambahkan bahwa humor harus memiliki gagasan yang lucu, pernyataan sindiran, lelucon, ejekan dan sebagainya. Inti dari humor yang penting adalah kreasi teks dan cerita yang dikreasikan dalam dua tingkatan dan sebagainya yang menjadi kebiasaan yang sama sekali tidak diduga untuk mengubah perhatian individu ke hal yang lainnya.

Selain menggunakan sindiran-sindiran, lelucon atau tingkah laku konyol, masih menurut Raksin (dalam Batra dkk,1996), sebenarnya inti dari humor itu adalah adanya dua hal yang bertolak belakang, misalnya hal-hal yang

menjadi kebiasaan dalam hidup sehari-hari dengan hal lain yang tidak

disangka-sangka, dan adanya kalimat tertentu yang sama sekali tidak diduga

(39)

Chapman & Foot (1976), memberikan tiga kriteria untuk membantu menentukan apakah suatu pesan mengandung unsur humor atau tidak. 1. Apakah pesan tersebut dapat memancing tawa atau senyum?

24

2. Apakah pesan tersebut dibuat dengan tujuan untuk mernancing tawa atau senyum?

3. Apakah anggota lain dari suatu kebudayaan yang sama setuju bahwa pesan tersebut termasuk kedalam salah satu contoh hurnor?

2.4

Keuntungan lklan yang Menggunakan Humor

Sternal & Craig (1993), menunjukan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui humor dalam mernbuat suatu iklan, diantaranya meliputi: 1) Humor dapat menarik perhatian

2) Humor dapat membantu pemahaman

3) Humor dapat meningkatkan ingatan dari pesan dalam iklan

4) Sikap terhadap iklan dapat diperkuat dengan menggunakan humor

5) Argumen-argumen yang bersifat menentang iklan dapat dikurangi dengan digunakannya humor, karena humor dapat mengalihkan perhatian

pemirsa sehingga mereka tidak membuat tanggapan kognitif (cognitive esponses).

(40)

7) Konteks humor dapat meningkatkan rasa suka pada produk dan menciptakan suasana hati yang positif.

Semantara Shim (2004), mengemukakan bahwa dari hasil penelitian yang mendalam dari pengaruh humor menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian pada

iklan.

2. Humor menambah kesenangan (liking) pada iklan dan merek yang diiklankan.

3. Humor tidak merusak pemahaman tentang produk. 4. Humor tidak menambah kredibilitas sumber.

5. Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor. Khususnya. humor akan lebih berhasil digunakan kepada produk yang sudah mapan daripada produk yang baru.

Adapun Shimp (2004) mengatakan bahwa ada hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada waktu menggunakan humor pada iklan:

1. Humor harus relevan dengan produk yang diiklankan. 2. Libatkan pemirsa atau pembaca dalam humor diawal iklan. 3. Gunakan humor untuk menonjolkan kelebihan produk tersebut.

(41)

26

5. Usahakan agar humor yang dipakai sederhana dan jelas. 6. Hubungan humor dengan pesan yang ada dalam iklan.

Menurut Shim (2004) bila hal di atas dilakukan dengan benar dan pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik periklanan yang sangat efektif untuk mencapai tujuan komunikasi pemasaran.

2.5

Peran Humor dalam lklan

Sutherland (seperti dikutif Haryono & Slamet, 2004), membagi menjadi tiga mekanisme utama dimana humor diduga berperan dalam iklan:

1. Sedikit bantahan, karena konsumen memproses iklan sebagai hiburan (daripada melakukan evaluasi benar atau salah alas materinya ), hanya ada sedikit bantahan terhadap iklan lucu.

2. lklan lucu dianggap memiliki nilai lebih, yaitu lebih banyak perhatian. 3. lklan lucu biasanya lebih banyak disukai. lklan seperti itu mungkin lebih

efektif. Hal ini sebagai mana temuan para peneliti sebelurnnya dibeberapa Negara yang menyimpulkan sekitar 25 - 33 persen ュ・ョァセQオョ。ォ。ョ@ humor. Para peneliti menemukan bahwa laki-laki memiliki skor perhatian,

(42)

2.6

Sikap Konsumen

2.6.1 Definisi Sikap Konsumen

Sikap adalah konsep penting dalam literatur psikologi lebih dari satu abad, lebih dari 100 definisi dan 500 pengukuran sikap telah dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi menurut Peter dan Olson (1999), sikap adalah evaluasi dari diri seseorang " attitude as a person's overall evaluation of concepf' .

Sedangkan Fishbein (dalam Azwar, 1990), mendefinisikan sikap konsumen sebagai bagian perasaan senang atau tidak senang konsumen terhadap obyek yang dipertanyakan.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Enggel (1993), mengemukakan bahwa sikap konsumen menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai.

Definisi lain juga dikemukakan oleh Loudon & Della Bitta (1993), "An

enduring organization of motivasional, emotional perceptual, and cognitive

(43)

28

Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikologi, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur yaitu: Unsur kognitif (pengetahuan tentang

obyek), Afektif ( evaluasi positif atau negatif terhadap suatu obyek) Konatif (perilaku actual terhadap suatu obyek).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan

konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Pada dasarnya, semua definisi tentang sikap konsumen memiliki kesamaan yang umum.

2.6.2 Karakteristik Sikap

Loudon & Della Bitta (1993) mengatakan bahwa sikap memiliki karakteristik-karakteristik yang penting, yaitu:

1. Sikap harus memiliki obyek

Sikap konsumen harus memiliki obyek, obyek tersebut biasa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran sepe1ii produk, merek, iklan harga, kemasan, dan sebagainya.

2. Konsistensi sikap

(44)

konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. Misalnya, mahasiswi menyukai produk makanan mie sedaap yang dibintangi oleh tukul arwana dibandingkan dengan

produk mie lainnya yang mengutamakan keunggulan. Hal ini merupakan konsistensi dari sebuah sikap dan prilaku. Namun faktor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap dan prilaku.

3. Sikap positif, Negatif dan Netral

Seseorang mungkin menyukai makanan mie sedaap (sikap positif) atau tidak menyukai mie sedaap tersebut (sikap negatif) atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap.

4. lntensitas sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatanya, ada yang sangat menyukai atau bahkan ada yang sangat begitu tidak menyukainya. Keiika konsumen menyatakan derajat kesukaan terhadap suatu produk maka ia mengungkapkan intensitas. sikapnya, intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap.

5. Resistensi sikap (resistance)

(45)

30

6. Persistensi sikap (persistence)

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

7. Keyakinan sikap (confidence)

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.

8. Sikap dan situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. lni artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek (Sumarwan, 2002).

Daniel Kazt ( 1960), mengklasifikasikan em pat fungsi sikap yaitu:

1. Fungsi utilitarian merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk alas dasar apakah suatu produk

memberikan kepuasan atau kekecewaan.

2. Fungsi ekspresi nilai konsunen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bu!\an didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk.

3. Fungsi mempertahankan ego. Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melinddunginya dari tantangan ekternal maupun

(46)

4. Fungsi pengetahuan. Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi

ketidakpastian dan kebingungan dalam memilih produk atau jasa yang akan dikonsumsinya.

2.6.3 Perbedaan Laki-laki dan Perempuan

Ada beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan yaitu :

1. Perempuan memiliki indra penciuman yang lebih baik dibandingkan laki-laki atau sejak lahir.

2. Secara fisiologis perempuan lebih sulit dibandingkan laki-laki dalam mempertahankan berat badan yang diinginkan dan tetap memenuhi nutrisi mereka.

3. Perempuan rata-rata menghabiskan 40 persen lebih banyak hari dengan sakit ditempat tidur dibandingkan laki-laki .

4. Penyimpangan seksual, pemujaan terhadap laki (food fetish), misalnya hampir semata-mata merupakan fenomena laki-laki .

5. Anak laki-laki jauh lebih rnun9kin menjadi kidal, mata dekrit dan

(47)

32

2.6.4 Perbedaan Sikap terhadap lklan Daya Tarik Humor dilihat dari

Jenis Kelamin

Pada era modernisasi sekarang ini, semakin banyak pendapat yang beredar dimasyarakat yang menginginkan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan walau pun demikian, tetap saja ada perbedaan yang sulit diatasi. contohnya menurut Gilson & Berkhman (1980), mengemukakan bahwa dengan semakin banyaknya perhatian ditujukan kepada dunia

pemasaran dan penelitian tingkah laku konsumen, maka masalah perbedaan jenis kelamin atau sex different pun tidak luput dari sorotan oara peneiiti

sebab tidak semua produk- produk yang ada dimasayarakat dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan sehingga perlu ada penelitian rnengenai cara-cara promosi yang iepat bagi kedua jenis kelamin tersebut.

Batra, dkk (1996), mengatakan banyak penelitian yang menunju!.zkan bahwa laki-laki dan perempuan berbeda dalam memproses ゥョヲッイイョ。セ[ゥ@ yang

dikandung oleh iklan. Women are more discreaning buyers than men and that they research many product and weigh several factor before they buy.

perempuan memproses informas: secara lebih teliti dibandin9kan dengan laki-laki sebelum membeli. Hal senada juga dikatakan oleh Mowen

(1995),yang mengemukakan asumsinya bahwa "one study found that women may reast more negatively to the injection of humor in adve1tising than males"

(48)

2.7

Kerangka Berpikir

Mengiklankan suatu produk merupakan salah satu cara ケ。ョAセ@ perlu dilakukan oleh produsen untuk mempromosikan produknya. Dengan rnengiklankan produk yang hendak mereka jual, setidak-tidaknya rnereka mendapat

perhatian dari masyarakat dan membuat menyadari adanya produk tersebut dipasaran.

Sikap yang terbentuk dalam diri seseorang setelah membaca atau menonton iklan dapat mempengaruhi tingkah laku orang tersebut untuk. melakukan proses pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawa1·kan jika konsumen memiliki sikap yang positif terhadap apa yang diiklankan maka kemungkinan besar konsumen akan membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh iklan.

Faktor lain yang turut mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu kampanye iklan adalah pesan yang dikandung dalam iklan tersebut, iklan yang

(49)

Di Amerika Serikat, industri periklanan memainkan peran yang sangat penting dalam proses pemasaran dan berkembang dengan sangat pesat iklan dalam bentuk humor menguasai 15% dari seluruh iklan yang

ditayangkan di televisi (Batra. dkk, 1998).

34

Walaupun demikian, belum tentu semua iklan yang menggunakan humor dapat menjadi pencetus timbulnya sikap yang positif pengguna atau pembaca terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Perbedaan jenis kelamin ternyata dapat dipandang sebagai salah satu faktor yang mungkin dapat menirnbulkan adanya perbedaan sikap antara laki-laki dan perernpuan terhadap pesan- pesan humor yang dikandung dalarn iklan (Mowen, 1995).

(50)

Perusahaan MediaPesan Mahi;sisu1a 1

Pemasaran Sikap

Persuasif Konsumen

Komersial Mahasiswi I kl an

[image:50.527.14.448.23.483.2]

(dalam bentuk humor)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.8 Hipotesis

Berangkat dari kerangka berpikir di alas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan sikap tentang iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi

(51)

BAB3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan jenis penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, dan rencana penelitian. Pengambilan sampel, serta pengumpulan data penelitian.

3.1

Jenis Penelitian

3.1 :I Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam peneliiian ini adalah pendakan kuantiiatif dengan metode penelitian komparatif, untuk melihat perbandingan kedua kelompok yang diteliti.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah komparasional, sebab peneliti ingin membandingkan sikap tentang tayanan iklan humor di televisi pada

(52)

3.2

Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi dan Sampel

Gay (dalam Sevilla, 1993), mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Arikunto,(1998), penelitian yang respondennya hanya sebagian dari populasi disebut penelitian sampel. Menu rut Ferguson ( dalam sevi!Ja,el al., 1993), sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Adapun sampe! penelitian ini adalah mahasiswa Faku!tas Psikologi Universiias Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

(53)

karakteristik yang sudah ditentukan pneliti(Sevilla, et al, QYYセQIN@ Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

38

Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta usia 18 -25 tahun. Dalam dunia pemasaran, populasi golongan ini mendapat

perhatian yang khusus dari praktisi periklanan, melihat bahwa secara statistik menghabiskan sebagian uangnya untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sedangkan dalam psikologi perkembangan, rentang usia ini dapat

dimasukkan ke dalam kelompok dewasa muda (young adulthood), sehingga penulis berasumsi bahwa pada usia ini tingkat pembelian terhadap suatu produk cukup tinggi.

Mengenai pengambilan jumlah sampel yang diharapkan dalam penelitian ini adalah minimal 30 orang. Hal ini sesuai pendapat Guilford& Fructer (1976) yang menyatakan bahwa jumlah ini dianggap cukup untuk melakukan pengujian secara statistik yang mensyaratkan jumlah minimal penelitian 30 orang sehingga penyebaran skornya diharapkan akan mendekati kurva normal. Gay (dalam sevilla, 1976) mengatakan bahwa jumlah sampel untuk penelitian kuantitatif desk>iptif yaitu 10 persen dari popul3si. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 persen. Adapun untuk pene!itian

(54)

Maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 10 persen dari poulasi yang berjumlah 850 mahasiswa dan mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu 86 orang.

3.3 Operasionalisasi Variabel dan Obyek Penelitian

Variabel sikap dalam penelitian ini menggunakan teori Azwar (2003), yaitu sebuah penentu yang bersifat evaluatif terhadap objek apakah menyenangi (favorable) atau tidak menyenangi (unfavorable) dan sikap diperoleh dari pengalaman seseorang dalam memberikan pengaruh yang dinamis. Adapun aspek yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari tiga unsur yaitu:

1. l<.ognitif (pengetahuan) 2. Afektif (emosi/perasaan) 3. l<.onatif (iindakan)

Dari ketiga aspek sikap di alas penulis memodifikasi skala dengan

(55)

3.4

Pengumpulan Data

3.4.1 Metode dan lnstrumen

40

Guna memperolah data yang objektif, peneliti menggunakan metode

pengukuran atau skala. Kerlinger (dalam Sevilla, 1993), menclefinisikan skala sebagai suatu perangkat simbol atau angka-angka dalam bentuk simbol atau angka yang ditetapkan menurut aturan individu (atau tingkah··laku mereka) di mana skala ditetapkan, penetapan dinyatakan melalui pemilikan individu skala apa saja yang dianggap perlu diukur. Skala yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap iklan humor yaitu Skala Likert.

Guna menghindari kecenclerungan responden uniuk "mengamankan" clan untuk menempatkan jawaban mereka di tengah sebagai angka neiral (dalam Sevilla, 1993). Maka peneliti menghilangkan angka netral clan mengurangi skala menjadi empat angka, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Data responden yang mengisi skala tersebut

(56)

Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert

2 Favorable

Unfavorable 1 2 3 4

Table 3.2 Blue Print Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

, ' ·. ' • ' '·.· ' .· '

lklan Komponen sikap . .

.

humor Kognitif Afektif Konatif Jumla

FV

I

UF

FV

I

UF

.

FV

I

UF

h

! 12,13,21

I

2,11,16

16.15.23.

I

27

I

Media pesan

Persuas1 f

3.8.9. 17

I

I

28.35,39

I

24

I 33,43,

I

44,45 1,4,10, 19 29,36,4 0 I I '

I

5,7, 14, 22 26 '

32,37, 41,43

I 25 27 i

18,20

I

,

セ@

I

I 31,38,4

30,34

i

2

I

I

I .46,47,48

I

51,52,53

57,60,6

I

54,59,6

I

I

Komersil I '

I

'

3

I

49,50 I 55,56 18

1 I

58 I 62 I I

' I I

Total

I

11 12 10 12 9 10 63

3.4.2 Teknik Uji lnstrumen

[image:56.521.11.476.35.509.2]
(57)

42

3.4.3 Uji Validitas Skala

Pengujian validitas dilakukan untuk mendapatkan skala psikologi yang mampu menghasilkan data akurat dan sesuai dengan tujuan pengukuran. Validitas skala sikap banyak disandarkan pada relevansi isi pernyataan yang disusun berdasarkan rancangan yang tepat karena skala yan!J disusun berdasarkan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid. Untuk menguji besarnya validitas instrumen penelitian, peheliti menggunakan rumus Product Moment dari Pearson ( Azwar, 2004) dengan rumus:

Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment

l_xy = Jumlah hasil perkalian antara skor item dan skor total l_x = Jumlah skor item

(58)

3.4.4 Estimasi Reliabilitas Skala

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, peneliti menggunakan rumus

Alpha Cronbach (Azwar, 2004), yaitu:

[

S1,

+

s,,]

a= 2 1

-s x'

Keterangan: s1, dan

s,,

=

Varians skor belahan · 1 dan varians skor

belahan 2

s,,

=

Varians skor skala

3.5

Teknik Analisis Data

Untuk analisis utama data peneliti menggunakan uji T (t-test) dan statistika sederhana dengan menggunakan SPSS 11.5 Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.6

Tahapan Penelitian

1. Tahap Persiapan

• Menyusun proposal penelit1an

(59)

44

• Merumuskan hipotesis penelitian

• Menyusun landasan penelitian dan kajian pustaka • Menentukan subyek dan lokasi penelitian

• Menentukan instrumen pengumpulan data penelitian

2. Tahap Pengambilan Data

• Menyusun instrumen penelitian

• Menyiapkan subyek penelitian

• Melaksanakan uji coba instrumen • Merevisi instrumen penelitian • Melaksanakan tes

3. Tahap Pengolahan Data • Melakukan skoring • Menghitung hasil

• Membuat tabulasi data 4. Tahap Analisis

• Menganalisis data yang telah diperoleh

• Membuat hasil analisis

• Membuat kesimpulan dan saran

5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

(60)

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan pada bab 1, yang intinya ingin mengetahui (1) Perbedaan sikap tentang iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Univesitas Islam Negeri· Jakarta. Maka didapatkan hasil penelitian terhadap 86 responden sebagai berikut:

4.1

Gambaran Umum Responden

[image:60.525.9.458.28.514.2]
(61)

46

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1.

Mahasiswa 43 50%

2.

Mahasiswi 43 50%

Total 86 100%

-Dari hasil persentase data di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berasal dari jenis kelamin yang berbeda. Terdiri dari 43 mahasiswa (50%) dan 43 mahasiswi (50%). Dalam penelitian ini, peneliti menyamakan jumlah sampel yang digunakan berdasarkan jenis kelamin_

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ! No. / Kategori Usia

· - - !

1.

118

tahun 2. / 19 tahun

'

Frekuensi Persentase

I

10

QQLVEセ@

10 11,6%1

j 3. 20 tahun 12 14%

I

I

4. 21 tahun 10 11,6%

5 . 22 tahun 10 11,6%

i

6.

23 tahun 12

I

14%

I

7.

I

24 tahun 12

I

14% i i

8. 25 tahun 10

11,6%j

[image:61.518.17.435.118.671.2]
(62)

Dari hasil persentase data di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berasal dari tingkatan usia yang berbeda. Terdiri dari usia 18 tahun sebanyak 10 orang (11,6%), usia 19 tahun sebanyak 10 orang (11,6%), usia 20 tahun sebanyak 12 orang (14%), usia 21 tahun sebanyak 10 orang (11,6%), usia 22 tahun sebanyak 10 orang (11,6%), usia 23 tahun sebanyak 12 orang (14%), usia 24 tahun sebanyak 12 orang (14%), dan usia 25 tahun sebanyak 10 orang (11,6%). Dalam penelitian ini, peneliti

menyamakan jumlah-sampel dari setiap katagori usia antara mahasiswa dan mahasiswi.

4.2

Uji lnstrumen Penelitic;n

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan 63 item dari skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi. Uji

instrument diberikan kepada 60 mahasiswa dan 60 mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tetapi kuesioner yang kembali sebanyak 86 kuesioner. Adapun tu ju an dari uji instrument ini dilakukan dengan maksud :

1. Mengetahui validitas instrumen, dirnana skor tiap item dikorelasika11 dengan skor total.

(63)

48

3. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan.

4. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengisian instrument.

4.2.1 Hasil Uji Validitas Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Berdasarkan uji intrumen validitas dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson pada sikap tentang tayangan iklan humor di televisi terhadap 86 Mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

[image:63.531.9.470.147.651.2]

Hidayatuilah Jakarta, dari 63 item yang diuji cobakan diperoleh 35 item yang valid dan 28 item yang gugur. Distribusinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 4.3 Hasil Uji lnstrumen Item valid(*) dari Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Komponen sikap

I'

I

humor lklan Kognitif ' · Afektif Konatif Jumlah

1 FV . UF FV ··· UF FV .· UF

2,11*,16, 6, 15,23*, I

18*,20* 25*,27* 27 30,34' 31*,3i:l*,42 19

! Media

1

1

3 * 12,13*,21*, I 1,4*,10*, 5,7*,14*,

j pesan •8·9 •17 24*

I

19* 22,26 I p f

I

28* 35* 39 ' 33,43,

I

29*,36*,40* 32*,37,

ersuas1

I , , I

44,45

I

I 41*,43*

49*,50* 55,56 18

9 10 63

i K ·1 46,47,48*, 151,52',53*,

I

57.60*,61* 54*,59,631 1 omers1

58, 1 62 1

NセMMMMャセセMMMQMMセセセMャMMセセM

(64)
[image:64.518.17.440.139.480.2]

Tabel 4.4 Blue Print Penelitian Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

2,7

Persuasif 16,21 17,22,24 19,25,26 20 18,23

Komersil 27,33 30,31 34,35 32 28,29

Total

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sikap Tentang Tayangan lklan Humor di Televisi

Uji reliabilitas dilaksanakan pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah sample sebanyak 86 mahasiswa dan mahasiswi. Uji reliabilitas skala ini menggunakan uji statistic Alpha Croncbach dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 hasil uji reliabilitas skala sikap tentang tayangan iklan humor di televisi, maka diperoleh hasil 0,9218.

Hal ini berdasarkan penjelasan Guilford & Fruchter sebagai mana dikutip oleh IBM & Kuncoro (2003) bahwa hasil skala sikap tentang tayangan iklan humor di televisi adalah 0,9218 termasuk kategori sangat reliable, sehingga

(65)

reliabilitas yang dijelaskan oleh Guilford & Fruchter (1976), pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Norma Reliabilitas

.> 0,90

0,70 sampai 0,90 0,40 sampai 0,70 0,20 sampai 0,40

< 0,20

Sangat Reliable Reliable

Cukup Reliable Kurang Reliabie Tidak Reliable

Reliabilitas skala sikap tentang tayangan iklan humor di televisi

dengan 35 item adalah 0,9218. Jadi skala ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau sangat reliable.

4.2.3 Penyebaran Skor Responden

50

Distribusi penyebaran skor sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

[image:65.522.19.438.148.482.2]
(66)

tingkatan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi, peneliti membagi ke dalam tiga kategori sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi yaitu tingkatan senang, sedang dan tidak suka. Skala ini terdiri dari 35 item,

dengan setiap itemnya diberi skor 1 untukjawaban STS, 2 untukjawaban ST, 3 untuk jawaban S dan 4 untuk jawaban SS. Dengan luas jarak seberannya adalah 140 - 35 = 105 dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai a= 105/6 = 17,5 dan Mean teoritisnya adalah

µ

=(35 x 2) + (35 x 3) I

2 = 85,5.

Tabel 4.9 Klasifikasi Skar Skala Sikap Tentang Tayangan lklan

Humor Di Televisi Antara Mahasiswa dan Mahasiswi

Kategori Nilai An9ka

'

!Tidak Suka X < (M-1SD)

x

< 68

セ@

Bias a (M-SD)<X<(M+SD) 68 <=

x

<= 103

セゥ@ Suka X > (M+SD)

クセセ@

[image:66.521.19.438.160.535.2]
(67)

52

[image:67.518.68.435.135.508.2]

Untuk mengetahui tingkat sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tebal berikut :

Tabel 4.10 Tingkat Sikap Tentang Tayangan lklan Humor Di

Televisi Antara Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, berdasarkan jenis kelamin.

Tingkat sikap tentang tayangan Jenis Kelamin iklan humor di televisi

Suka Biasa Tidak Suka

---.

· Laki-laki 33 10

i

i Pe1·empuan 11 32

l

Total

44

42 i ()

MMセMᄋMMMᄋMM

(68)

iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.3.1 Uji Hipotesis

Rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, adalah rumus uji t (t-test), untuk mem!Jandingkan apakah mean antara dua kelompok subyek yang diukur (mahasiswa dan mahasiswi) dan untuk melihat perbedaan dari keduanya, signifikan atau tidal<. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 11.5 . Dari hasil penghitungan diperoleh nilai t sebesar 4,675. Hasil ini dapat dilihat pada label di bawah ini. Tabel 4.7 Uji T (t-test) Perbedaan Sikap Tentang Tayangan lklan Humor

di Televisi '

Group Statistics

Std. Error Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Mean Sikap Tentang lklan Pria 43 110,2093 14,i'0594 2,24263

Humor di Te!evisi Wanita 43 96,6744 12,00738 1,83111

Independent Samples Test

Levene's Test for

hua!itv of Varianc I-test for Eoualitv of Means

I

I

I

' 95'% Confidence

I

Interval of the

Difference

I

!

I

Mean Std Error Lower I LJnner

F Siq. I df .io (2-ta1lecD1fference)1ffE renc

Sikap Tentang Equal varian

1.400 ,240 4,675 84 ,ODO 13,5349 12.89523 .77740 r.29237

Humor o'i Te!ev assun1ed

!

Equal varian

4,675 80,769 ,000 13,5349 \2.89523 ,77403

f

,29574 [image:68.524.13.440.137.619.2]
(69)

54

Berdasarkan tabel di alas dapat diketahui nilai t (t hitung) sikap tentang iklan humor di televisi menunjukkan angka 4,675 dan t tabel 、・ョセゥ。ョ@ angka

sebesar 2,66.

4.4. Hasil Hipotesis

(70)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yan9 dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan dari hasil yang diperoleh adalah: Ada

perbedaan sikap tentang iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian telah didapat bahwa ada perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor d1 televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang signifikan. Hal ini didasarkan pada perhitungan komparasional dengan menggunakan uji t (!-test) terhadap skor sikap tentang iklan humor di televisi sekaligus

(71)

56

Adanya perbedaan sikap tentang tayangan iklan humor di televisi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sesuai hasil statistik dengan rumus uji t (!-test) dengan menggunakan SPSS 11.5. Hal ini dapat disebabkan oleh persepsi yang muncul ketika melihat tayangan iklan humor di televisi antara laki-laki dan perempuan berbeda bila diperhatikan dan dianalisa lebih lanjut maka dapat dilihat bahwa laki-laki lebih memiliki sikap yang positif terhadap iklan humor dibandingkan perempuan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang

diungkapkan oleh Mowen (1995) bahwa perempuan memberikan reaksi yang negatif terhadap iklan humor dibandingkan laki-laki . Hal ini disebabkan karena perempuan cenderung melihat iklan secara mendeiail. perempuan lebih tertarik pada keunggulan- keunggulan produk yang ditawarkan dibandingkan dengan bentuk penayangan iklan tersebut (Batra,dkk, 1996).

(72)

keputusan membeli dan mudah terpengaruh oleh nasihat yang baik, arguman yang objektif.

Konsumen perempuan ; tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual, lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, lebih tertarik pada "gejala mode", mementingkan status sosial, menyenangi hal-hal yang romantis daripada yang objektif dan mudah meminta pandangan atau nasihat dari orang lain, kurang tertarik pada hal-hal teknis, cepat merasakan suasana iklan.

Prof. Sam Shuster dari Norfolk dan Norwich University Hospital (Waria kola 2007) mengungkapkan kaum laki-laki memang suka humor karena laki-laki mudah berkelakar dibandingkan perempuan yang cenderung lebih senang pada pujian, laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dari cara mereka mengapresiasikan humor dan menanggapi iklan humor di televisi.

Perempuan cenderung jarang berkelakar keiika melihat iklan humor

dibandingkan laki-laki. Selain itu fakta menunjukkan bahwa komedian laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan.

Menurut Gray (2003), perbedaan laki-laki dan perempuan dalam

mengapresiasikan humor yaitu humor perempuan bersifat merendahkan diri sendiri dengan cara bercanda pada perempuan lain. Pada clasarnya

(73)

58

Perempuan sangat hati-hati dalam menyikapi humor dan menggunakannya. Perempuan selalu menghindari humor laki-laki karena terkesan kasar. Sedangkan laki-laki lebih suka humor kasar atau tidak meng.artikan secara harfiah. Humornya sering mengucilkan orang lain dan mengintimidasi.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan sebagai saran praktis, yaitu :

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menentukan spesifikasi iklan humor yang akan diteliti ( 1 iklan) dan melihat humor apa yang digunakan mengingat pentingnya peranan iklan dalam menentukan pemasaran.

2. Buatlah jadwal atau schedul time mengenai proses wakiu yang diinginkan dalam menyelesaikan skripsi. Patuhi dan jalankanlah jadwal yang dibuat dengan sungguh- sungguh. Tetap fokus, konsentrasi, serta optimis dalam menjalankannya.

(74)

4. Untuk Produsen, sebaiknya dalam mengiklankan produknya melihat terlebih dahulu tentang target produk apakah untuk laki-laki atau perempuan atau keduanya. Bila produsen hendak mentargetkan

produknya kepada perempuan, sebaiknya penggunaan claya tarik humor tidal< clilakukan. Namun bila produk yang ditargetkan untuk laki-laki , tidak ada salahnya untuk menggunakan unsur humor sebagai daya tariknya. Pada um

Gambar

Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atau dalam arti sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa serat sabut kelapa dapat digunakan sebagai media filtrasi untuk mengurangi kandungan minyak

aranya adal dubur, baik mabuk atau dur ringan y pembatas k orang hendaklah ulullah bi menjaw sumsumnya air susu u m minum air tuk lebih be ), semoga A belum menc ngan kiri, d

Berdasarkan Tabel 1 diatas dilihat bahwa, perlakuan teknik penyambungan dan jenis entris serta interaksinya tidak berbeda nyata antara teknik penyambungan dan

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum

Menurut Hakim (2002) keyakinan diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan

Tabel IV.8 Besar Suhu Lampu 15 Watt Terhadap Perubahan Kedudukan Sensor Suhu Robot B ...81.. Tabel IV.9 Pengiriman Data dari Robot A ke Robot B

x Menciptakan kompleks bangunan baru Club House Drag Race yang.. sesuai dengan karakter dan kebutuhan para