OPTIMISASI LABA MELALUI KEPUTUSAN MANAJERIAL STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
ARISKA WIDYASTUTI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimisasi Laba Melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis pada Bogor Laundry adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
ABSTRAK
ARISKA WIDYASTUTI. Optimisasi Laba Melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis Pada Bogor Laundry. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI.
Analisis CVP menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dengan baik. Sejak tahun 2010, Bogor Laundry menghadapi masalah keuangan diantaranya adalah belum mengetahui cara mengoptimalkan laba secara tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi biaya, mengetahui pertumbuhan bisnis, menerapkan analisis CVP dan menyusun alternatif strategi pada Bogor Laundry. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara serta mempelajari berbagai literatur. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa menggunakan analisis CVP dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bogor Laundry mengalami peningkatan dalam penjualan, biaya dan BEP, tetapi laba yang diperoleh berfluktuatif. Laba tertinggi diperoleh pada periode caturwulan ketiga tahun 2013 saat penjualan lebih tinggi dari BEP. Setelah dilakukan analisis SWOT diperoleh empat alternatif strategi yang mana berdasarkan hasil QSPM dan analisa CVP, alternatif strategi terbaik bagi Bogor Laundry adalah menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Kata kunci : biaya, CVP, laba, laundry, SWOT, QSPM
ABSTRACT
ARISKA WIDYASTUTI. Profit Optimization Through Strategic Managerial Decisions Based On The Analysis Of Cost Volume Profit at Bogor Laundry. Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
CVP analysis could illustrate well the company's financial condition. Since 2010, Bogor Laundry has been financial problems of how to optimize effectively its profit. The purposes of this study are to identify the costs, to know the business growth, to apply the CVP analysis and to develop strategic alternatives to optimize profit of the company. The data was collected through observations, interviews and studies of literature. The data obtained were processed and analyzed using CVP and SWOT analysis. The results showed that the Bogor Laundry had increases in sales, cost and BEP, but the profits were fluctuated. The highest profit earned in the third period of 2013 when the sales were higher than BEP. Four alternative strategies were also formulated using SWOT analysis. In the light of QSPM and CVP analysis, one of the best alternatives strategies for Bogor Laundry were to increase operating hours, to control the costs and to optimize the profit targets through a combination of cost, price and sales volume.
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015 Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Program Studi Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
OPTIMISASI LABA MELALUI KEPUTUSAN MANAJERIAL STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
Judul Skripsi : Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis pada Bogor Laundry
Nama : Ariska Widyastuti NIM : H24124046
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini adalah Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis pada Bogor Laundry.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak manajemen Bogor Laundry terutama pemilik Bogor Laundry. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas dukungan, doa dan kasih sayang yang selalu menyertai penulis, tidak lupa kepada teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015
DAFTAR ISI
Analisis Cost Volume Profit (CVP) 4
Margin Kontribusi 4
Analisis Titik Impas (Break Even Point) 4
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) 4
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) 5
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis) 5
Penelitian Terdahulu 5
METODE 6
Kerangka Pemikiran Penelitian 6
Lokasi dan Waktu Penelitian 7
Jenis dan Sumber Data 7
Metode Pengumpulan Data 7
Metode Pengolahan dan Analisis Data 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Sejarah Bogor Laundry 9
Deskripsi Produk 9
Biaya Operasional Tahun 2011-2014 9
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014 10
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014 10
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014 11
Laba Tahun 2011-2014 12
Analisis Trend 13
Perencanaan Laba 14
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 15
DAFTAR TABEL
1 Matriks IFE Bogor Laundry 15
2 Matriks EFE Bogor Laundry 16
3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015 berdasarkan penggunaan alternatif strategi 19
DAFTAR GAMBAR
1 Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan 2
2 Kerangka pemikiran penelitian 6
3 Penjualan jasa tahun 2011–2014 10
4 BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014 11
5 Laba tahun 2011-2014 12
6 Analisis Trend Penjualan 13
7 Analisis Trend Biaya 14
8 Hasil analisis matriks IE 17
9 Hasil analisis matriks SWOT 18
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel rekapitulasi hasil penelitian terdahulu 27
2 Daftar jasa utama Bogor Laundry 28
3 Biaya tetap Bogor Laundry 29
4 Biaya variabel Bogor Laundry 30
5 Penjualan jasa Bogor Laundry 31
6 Margin kontribusi dan BEP/unit 32
7 Margin kontribusi/unit dan BEP 36
8 Laba Bogor Laundry 37
9 Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan 3 tahun 2014 38 10 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis internal 39 11 Hasil pembobotan lingkungan internal 41 12 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis eksternal 42 13 Hasil pembobotan lingkungan eksternal 44
14 Perhitungan alternatif strategi 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tujuan yang pasti ingin dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh keuntungan (laba) dan meningkatkan nilai perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mengelola dengan baik perusahaannya.
Sebuah manajemen yang baik adalah ketika perusahaan dapat mengetahui siklus kegiatan usahanya. Siklus perusahaan dapat dilihat melalui perkembangan laba usahanya, karena laba mempunyai kaitan erat dengan biaya dan pendapatan. Perusahaan dapat memperoleh laba jika pendapatan yang diperoleh dapat menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut, baik biaya variabel maupun biaya tetap. Sedangkan perusahaan mengalami rugi jika pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Perencanaan laba merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal. Perencaan laba yang baik dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengkombimasikan secara tepat antara unsur-unsur pembentuk laba serta perhitungan yang akurat. Unsur-unsur pembentuk laba tersebut adalah biaya, volume penjualan dan harga jual. Analisis cost volume profit dapat digunakan manajemen untuk melakukan perencanaan laba dan pengawasan biaya. Selain itu dengan analisis CVP perusahaan dapat melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap kegiatan usahanya.
Salah satu elemen analisis CVP yang penting adalah analisis break event point (BEP) yang dapat mengetahui penjualan minimum agar suatu perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh laba dalam kata lain laba yang diperoleh perusahaan sama dengan nol. Analisis BEP memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian, selain itu perusahaan juga dapat menentukan batas penurunan volume penjualan yang tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan.
2
Gambar 1 Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan (Laporan Keuangan Bogor Landry 2011–2014)
Pada Gambar 1 dapat dilihat perubahan laba dan rugi Bogor Laundry tahun 2011-2014 dalam periode caturwulan. Selama empat tahun perusahaan memperoleh laba paling besar pada periode caturwulan ketiga tahun 2013, peningkatan laba perusahaan pada periode tersebut sebesar 198,15% dari laba yang diperoleh perusahaan pada periode sebelumnya. Sedangkan kerugian terbesar yang dialami Bogor Laundry selama empat tahun terakhir terjadi pada periode caturwulan kedua tahun 2014. Selama empat tahun laba dan rugi perusahaan berfluktuatif secara tajam, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab perubahan laba pada Bogor Laundry.
Berdasarkan permasalah yang dihadapi Bogor Laundry, analisis cost volume profit dapat membantu perusahaan terutama dalam masalah keuangan. Dengan dilakukannya analisis CVP perusahaan dapat mengetahui bagaimana perubahan dalam biaya dan volume penjualan mempengaruhi pendapatan operasional perusahaan dan laba bersih. Analisis CVP juga dapat membantu Bogor Laundry dalam merencanakan laba serta langkah strategis yang dapat diambil untuk mengoptimalkan labanya.
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mengidentifikasi biaya-biaya operasional yang terjadi pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (2) Mengetahui dan menganalisis pertumbuhan penjualan produk, laba perusahaan, margin kontribusi, dan titik impas pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (3) Menganalisa penerapan analisis CVP pada perusahaan berdasarkan pertumbuhan biaya-biaya operasional dan pertumbuhan penjualan produk yang terjadi tahun 2011-2014 (4) Menganalisa strategi untuk mencapai laba yang optimal.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Bogor Laundry untuk mengetahui perkembangan usahanya dan membuat keputusan manajerial dalam meningkatkan laba perusahaan. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi terkait cost volume profit.
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini adalah pada Bogor Laundry yang bergerak dalam bidang jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan. Penelitian ini dibatasi dengan menganalisis biaya-biaya operasional perusahaan dan penjualan jasa utama Bogor Laundry tahun 2011-2014. Jasa utama Bogor Laundry yaitu cuci setrika/Kg, setrika/Kg, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan setrika 40 Kg, paket cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika 40 Kg, dan paket setrika 60 Kg. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan strategi untuk meningkatkan laba perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Biaya menurut Horngren et al. (2008) adalah sumber daya yang dikorbankan atau dilepasakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2009) biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Laba
4
pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana adalah laba yang memuaskan.
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa analisis cost volume profit merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, karena analisis CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya. Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya, seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba (Purnamasari 2014).
Margin Kontribusi
Menurut Garrison et al. (2006) margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi biaya variabel. Magin kontribusi merupakan jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan terlebih dahulu untuk menutup biaya tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup biaya tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut.
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009) titik impas adalah suatu kondisi bisnis di mana pelaku bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Menurut Wiharjo (2011) analisis break even point adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
5
(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT (kelemahan-ancaman).
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Menurut David (2012) QSMP atau matriks perencanaan strategi kuantitatif adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Menurut David (2012) Skor Daya Tatik atau Attractiveness Score (AS) adalah nilai numerik yang mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu, sedangkan Skor Daya Tarik Total atau Total Attractiveness Score (TAS) adalah hasil kali antara bobot dengan AS di setiap baris.
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis)
Menurut Supangat (2007) Data deret waktu merupakan data hasil pencatatan secara terus-menerus dari waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam interval waktu yang sama. Trend linear merupakan model persamaan garis lurus yang terbentuk berdasarkan titik diagram pencar dari data selama kurun waktu tertentu. Pada model trend ini garis vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah perkembangan data yang akan ditulis (y), dan untuk garis horizontal (mendatar) dinyatakan sebagai waktu (x). Model trend biasanya digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang).
Penelitian Terdahulu
Fitri (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis Dalam Meningkatkan Laba pada UKM Batik Bogor Tradisiku”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis biaya operasional, pertumbuhan penjualan produk dan penerapan CVP. Berdasarkan seluruh data dapat disimpulkan bahwa CVP analysis dapat diterapkan pada UKM Batik Bogor Tradisiku. Laba yang ditargetkan dapat diperoleh dengan meningkatkan kapasitas penjualan sesuai dengan perhitungan dalam persamaan titik impas. Diperlukan adanya strategi pemasaran dengan promosi melalui media cetak dan elektronik dan peningkatan kapasitas produksi guna meningkatkan kapasitas usaha.
Sembiring (2013), melakukan penelitian yang berjudul "Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis Sebagai Perencanaan Pencapaian Laba dan Penjualan pada Papapia". Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan CVP pada Papapia berdasarkan alternatif-alternatif yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini diperoleh alternatif penerapan CVP ialah menaikkan harga jual 5%, volume penjualan tetap dan biaya tetap akan tetap, kedua menaikkan volume penjualan 10%, harga jual tetap.
6
strategi perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini digunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi mengoptimalkan laba perusahaan. Ringkasan penelitian terdahulu dipaparkan dalam tabel yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisa strategi untuk mencapai laba yang optimal yaitu lebih dari 100% dari laba yang diperoleh pada periode sebelumnya. Selama Bogor Laundry beroperasi, pemilik perusahaan belum menemukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan labanya. Analisis CVP dan analisis SWOT dapat digunakan untuk memperoleh alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Bogor Laundry untuk mengoptimalkan labanya. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitan ini adalah menentukan target laba yang ingin dicapai Bogor Laundry. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk menemukan komposisi yang tepat antara biaya, volume penjualan dan harga jual. Hasil simulasi ini dikombinasikan dengan analisis SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi Bogor Laundry. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
7
Berdasarkan Gambar 2 dijelaskan bahwa biaya, volume penjualan dan harga jasa memegang peranan penting dalam analisa CVP. Data biaya, volume penjualan dan harga jasa pada Bogor Laundry pada tahun sebelumnya digunakan sebagai dasar dan pertimbangan dalam merencanakan laba dan volume penjualan di periode selanjutnya. Setelah dilakukan analisa CVP, maka dapat disusun alternatif strategi untuk meningkatkan laba Bogor Laundry.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa cuci setrika Bogor Laundry yang beralamat di Jl. Sukasari 3 No. 15 kota Bogor. Bogor Laundry memiliki tiga outlet yaitu di Jl. Padjajaran No. 19 Bogor, Jl. Bangbarung Raya No. 57 Bogor dan Jl. KH. Sholeh Iskandar Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai bulan Desember tahun 2014.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung yaitu data berupa angka-angka, sedangkan data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk verbal yang tidak dapat dihitung dan bukan berupa angka-angka (Etta dan Sopiah 2010). Data kuantitatif penelitian adalah data volume penjualan, harga jual, biaya tetap dan biaya variabel yang diperoleh dari laporan laba rugi serta informasi pendukung berupa data biaya operasional Bogor Laundry. Sedangkan data kualitatif penelitian ini berupa sejarah singkat dan profil perusahaan diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak Bogor Laundry.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2012) sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen atau orang lain. Data primer diperoleh dari laporan keuangan dan hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, buku serta informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
8
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalisa menggunakan analisis cost volume profit. Menurut Warindrani (2006) dalam menggunakan analisis CVP, konsep yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah laporan contribution margin (CM). Contribution margin atau margin kontribusi merupakan selisih antara penjualan dengan biaya variabel pada tingkat kegiatan tertentu. Selisih tersebut dapat digunakan untuk menutup biaya tetap secara keseluruhan dan sisanya merupakan laba. Jika CM lebih besar dari biaya tetap maka perusahaan akan mendapat laba, jika CM lebih kecil dari biaya tetap maka akan rugi dan jika CM sama dengan biaya tetap maka perusahaan dalam keadaan posisi impas (tidak laba dan tidak rugi). Menurut Bustami dan Nurlela (2009) untuk menentukan CM dapat digunakan rumus:
Margin Kontribusi = Total Penjualan - Biaya Variabel ... (1)
Margin Kontribusi/unit = Margin Kontribusi/unit x Q ... (2) Total Q
Menurut Adisaputro (2007) untuk menentukan tingkat break even point (BEP) dapat dicari dengan rumus:
BEP (Unit) = Total Biaya Tetap ... (3)
Laporan laba rugi merupakah dokumen yang sangat diperlukan dalam analisis CVP. Laporan tersebut digunakan untuk mengkategorikan biaya-biaya yang ada pada perusahaan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Laporan laba rugi juga dapat digunakan untuk mengetahui laba operasi perusahaan. Menurut Garrison et al. (2006) untuk mengetahui laba operasi perusahaan digunakan rumus:
Laba = Penjualan - Biaya Variabel - Biaya Tetap ... (5) Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba. Menurut Garrison et al. (2006) target penjualan dapat diperoleh dengan rumus:
Target Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba ... (6) Margin Kontribusi per Unit
Alternatif strategi untuk mengoptimalkan laba perusahaan diperoleh dengan melakukan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2009) proses penyusunan perencanaan strategi dalam analisis SWOT melalui 3 tahap analisis yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bogor Laundry
Bogor Laundry didirikan di bawah naungan CV Sopana Cemerlang Mulia. Usaha ini dimiliki oleh Ibu Derin dan beroperasi sejak bulan Januari 2010. Jasa laundry yang ditawarkan adalah jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan.
Bogor Laundry memiliki workshop yang beralamatkan di Jalan Sukasari 3 No. 15 Bogor. Tahun 2014 Bogor Laundry memiliki tiga outlet yang berada di Kota Bogor. Ketiga outlet tersebut hanya melayani konsumen yang datang untuk menggunakan jasa laundry, sedangkan proses pengerjaannya dilakukan di workshop. Outlet pertamanya yang berada di Jalan Baru mulai dibuka pada bulan Januari 2010 bersamaan dengan mulai beroperasinya usaha laundry ini. Pada bulan april 2011 Bogor Laundry membuka outlet barunya yang berada di Jalan Padjajaran dan pada bulan Juni 2013 Bogor Laundry membuka cabang outlet yang ketiga yang berada di Bangarung. Bertambahnya outlet Bogor Laundry berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan dan biaya operasional Bogor Laundry, tetapi Bogor Laundry belum memperoleh laba yang optimal selama beroperasi.
Deskripsi Produk
Bogor Laundry menyediakan jasa laundry baik satuan maupun kiloan. Produk jasa yang sangat diminati oleh konsumen sampai saat ini adalah jasa laundry kiloan. Ada delapan jenis jasa utama pada Bogor Laundry, yaitu cuci setrika kiloan, setrika kiloan, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan setrika 40 Kg, paket cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika 40 Kg, dan paket setrika 60 Kg. Daftar jasa utama Bogor Laundry dapat dilihat pada Lampiran 2.
Biaya Operasional Tahun 2011-2014
10
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014
Penjualan jasa Bogor Laundry mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir. Penjualan jasa tertinggi diperoleh Bogor Laundry pada tahun 2014. Grafik penjualan jasa Bogor Laundry dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Penjualan jasa tahun 2011–2014 (Laporan Penjualan Jasa Bogor Laundry 2011–2014)
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2011-2014. Pada tahun 2011 penjualan jasa Bogor Laundry mencapai Rp. 1.034.789.000. Pada tahun 2012 penjualan jasa Bogor Laundry mengalami peningkatan sebesar 16,78% dari penjualan jasa tahun 2011 dengan total penjualan jasa sebesar Rp. 1.208.447.000. Pada tahun 2013 penjualan jasa Bogor Laundry juga mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih tinggi dari peningkatan penjualan jasa pada tahun 2012 yaitu sebesar 33,66% dari penjualan jasa tahun 2012 dengan total penjualan jasa sebesar Rp. 1.615.228.000. Peningkatan penjualan jasa juga terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 35,23% dari penjualan jasa tahun 2013 dengan total penjualan jasa sebesar Rp. 2.184.257.000. Penjualan jasa tahun 2014 merupakan penjualan tertinggi yang dicapai Bogor Laundry selama tahun 2011-2014. Data lengkap penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014
11
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014
Break event point (BEP) adalah suatu keadaan dimana dalam tingkat penjualan perusahaan sama dengan nol (Garrison et al. 2006). Pada titik BEP perusahaan tidak mengalami untung atau rugi karena pada titik tersebut total pendapatan sama dengan total biaya. BEP Bogor Laundry periode caturwulan tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014 (Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
12
Laba Tahun 2011-2014
Selama tahun 2011 sampai tahun 2014 Bogor Laundry mengalami keuntungan dan kerugian. Pasang surut laba yang diperoleh Bogor Laundry selama empat tahun dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Laba tahun 2011-2014 (Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
Pada Gambar 5 dapat dilihat laba tertinggi yang diperoleh Bogor Laundry adalah tahun 2013 dan laba terendah diperoleh pada tahun 2014. Penjualan tertinggi Bogor Laundry terjadi pada tahun 2014, sedangkan laba tertinggi yang diperoleh Bogor Laundry terjadi pada tahun 2013. Meskipun penjualan jasa pada Bogor Laundry semakin meningkat setiap tahunnya, tetapi biaya operasional masih belum dapat dikendalikan dengan baik. Penjualan jasa tahun 2013 saat perusahaan memperoleh laba tertinggi selama empat tahun terakhir sebesar Rp. 1.615.228.000 dengan total biaya operasional sebesar Rp. 1.468.439.846. Sedangkan penjualan jasa tahun 2014 sebesar Rp. 2.184.257.000 dengan total biaya operasional sebesar Rp. 2.150.287.780. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa persentase peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2014 sebesar 35,23% dari penjualan jasa tahun 2013, sedangkan persentase peningkatan biaya operasional perusahaan pada tahun 2014 sebesar 46,43% dari biaya operasional tahun 2013. Persentase peningkatan biaya operasional perusahaan tahun 2014 lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan penjualan jasanya, sehingga laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2014 mengalami penurunan dan lebih rendah dari laba tahun 2013. Laba Bogor Laundry tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 8.
13
Analisis Trend
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bogor Laundry tahun 2011-2014 dapat dibuat analisa trend dengan model linear. Grafik Linear memberikan gambaran keadaan perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan data yang ada pada perusahaan sehingga perusahaan dapat meramalkan masa depan usahanya.
Penjualan jasa Bogor Laundry selama empat tahun cenderung mengalami peningkatan. Grafik linear penjualan Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Analisis Trend Penjualan
Pada Gambar 6 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry selama empat tahun. Perubahan tingkat penjualan jasa Bogor Laundry dipengaruhi oleh perubahan musim di wilayah Bogor. Penjualan jasa terbaik dicapai Bogor Laundry pada periode caturwulan pertama tahun 2014, dimana penjualan jasa meningkat sebesar 21,53% dari penjualan jasa periode sebelumnya. Pada periode caturwulan pertama tahun 2014 penjualan jasa Bogor Laundry lebih tinggi 12% dari penjualan jasa yang diprediksi dalam grafik Linear penjualan. Penjualan yang penurunannya cukup jelas terjadi pada periode caturwulan kedua tahun 2012, dimana penjualan jasa menurun sebesar 13,22% dari penjualan jasa periode sebelumnya. Pada periode caturwulan kedua penjualan jasa Bogor Laundry lebih rendah 19,37% dari penjualan jasa yang sebaiknya diperoleh perusahaan pada periode tersebut. Pada Gambar 6 dapat dilihat prediksi penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2015 mengalami peningkatan. Peningkatan penjualan tersebut dapat disebabkan karena tingginya peluang pasar terhadap jasa laundry. Selain itu semakin baik dan banyaknya pengalaman dalam melayani jasa laundry baik untuk hotel maupun individu yang membuat kepercayaan pelanggan meningkat, sehingga meningkatkan pula omset penjualan jasa Bogor Laundry.
14
Gambar 7 Analisis Trend Biaya
Pada Gambar 7 dapat dilihat peningkatan biaya pada Bogor Laundry selama empat tahun. Peningkatan biaya operasional perusahaan terbesar terjadi pada periode caturwulan pertama tahun 2014 sebesar 28,73% dari total biaya periode sebelumnya. Pada periode caturwulan pertama tahun 2014 biaya perusahaan lebih tinggi 10,38% dari biaya yang diprediksi pada periode tersebut.
Biaya pada periode caturwulan kedua dan ketiga tahun 2012 mengalami penurunan, tetapi prediksi biaya untuk tahun 2015 cenderung meningkat. Peningkatan biaya yang diprediksikan pada Bogor Laundry tahun 2015 dapat disebabkan oleh kenaikan harga BBM, TDL dan bahan baku.
Perencanaan Laba
Salah satu tujuan dari suatu satuan unit bisnis adalah untuk memperoleh laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Perencanaan laba tersebut memuat langkah-langkah yang harus ditempuh satuan unit bisnis untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan (estimasi penjual) dan perencanaan biaya (estimasi biaya). Untuk membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan alat bantu berupa analisis cost volume profit (Budiwibowo 2012).
Laba yang ingin dicapai Bogor Laundry pada periode caturwulan pertama tahun 2015 adalah sebesar Rp. 60.000.000. Untuk memberoleh laba tersebut Bogor Laundry harus dapat mengetahui target penjualan pada periode yang bersangkutan.
15
ditargetkan untuk periode caturwulan pertama tahun 2015 merupakan tahap untuk memperoleh kestabilan laba tiap periode yang diinginkan oleh pemilik Bogor Laundry.
Bogor Laundry harus mengetahui bauran penjualan jasa utamanya terlebih dahulu untuk mengetahui target penjualan tiap jasa yang ditawarkan Bogor Laundry. Bauran penjualan merupakan komposisi relatif penjualan produk perusahaan (Samryn 2013). Bauran penjualan dapat diketahui dengan menghitung total penjualan jasa Bogor Laundry dan penjualan tiap jasa utama yang ditawarkan Bogor Laundry. Perhitungan dilakukan dengan perbandingan penjulan tiap jasa dengan penjualan jasa total, kemudian persentasekan hasil yang diperoleh untuk tiap jasa. Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan ketiga tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 9.
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry dan pengamatan langsung dapat diidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan.
Aspek kekuatan Bogor Laundry adalah sebagai berikut: 1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan kapasitas besar 3. Letak outlet strategis
4. Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar Aspek kelemahan Bogor Laundry adalah sebagai berikut: 1. Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
2. Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan karyawan 3. Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
4. Kurangnya sarana promosi
Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal perusahaan, maka dilakukan perhitungan matriks IFE. Perhitungan Matriks IFE diperoleh dari matrik pembobotan faktor-faktor strategis internal yang terdapat pada Lampiran 10. Hasil pembobotan lingkungan internal dapat dilihat pada Lampiran 11, sehingga dapat diperoleh matriks IFE seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Matriks IFE Bogor Laundry
No Faktor internal Bobot Rating Skor Kekuatan
1 Bebas biaya antar jemput 0.086 3.33 0.288
2 Peralatan canggih dengan kapasitas besar 0.128 4.00 0.512
3 Letak outlet strategis 0.146 4.00 0.583
4 Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar 0.131 4.00 0.524
Kelemahan
1 Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional 0.152 1.00 0.152
2 Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan
karyawan 0.083 2.00 0.167
3 Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional 0.119 1.00 0.119
4 Kurangnya sarana promosi 0.155 1.33 0.206
Total 1 2.551
16
Berdasarkan hasil pembobotan faktor-faktor internal, diketahui kekuatan utama Bogor Laundry adalah letak outlet strategis (0.583) dan berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar (0.524). Sedangkan kelemahan utama terletak pada kurangnya sarana promosi (0.206) dan belum adanya stadar kualifikasi untuk penerimaan karyawan (0.167).
Faktor eksternal berupa peluang dan ancaman juga dapat diidentifikasi dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap Bogor laundry. Aspek peluang Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat kesibukan masyarakat dan perkembangan bisnis di kota bogor
2. Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif sedikit 3. Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
4. Kualitas dan kuantitas air yang cukup Aspek ancaman Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
2. Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti tingkat TDL, BBM dan bahan baku
3. Lokasi pesaing yang berdekatan
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan, maka dilakukan perhitungan matriks EFE. Perhitungan Matriks EFE diperoleh dari matrik pembobotan faktor-faktor strategis eksternal yang terdapat pada Lampiran 12. Hasil pembobotan lingkungan eksternal dapat dilihat pada Lampiran 13, sehingga dapat diperoleh matriks EFE seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks EFE Bogor Laundry
No Faktor eksternal Bobot Rating Skor Peluang
1
Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat kesibukan masyarakat dan perkembangan bisnis di kota bogor
0.175 4.00 0.698
2 Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif
sedikit 0.131 3.67 0.480
3 Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi 0.123 3.00 0.369
4 Kualitas dan kuantitas air yang cukup 0.143 3.67 0.524
Ancaman
1 Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga 0.155 3.00 0.464
2 Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti TDL, BBM
dan bahan baku 0.190 2.33 0.444
3 Lokasi pesaing yang berdekatan 0.083 2.00 0.167
Total 1 3.147
(Data diolah, Desember 2014)
17
Matriks IE
Matriks IE diperoleh dari perpaduan antara matriks IFE dan EFE yang dipetakan dengan grafik vertikal berupa satuan total skor matriks EFE dan grafik horizontal memetakan total skor matriks IFE yang dapat menggambarkan posisi perusahaan saat ini. Berdasarkan total skor faktor matrik IFE dan EFE dapat dilihat posisi perusahaan pada matrik IE yaitu berada pada koordinat (2.551,3.147). Matriks IE Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hasil analisis matriks IE
Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa Bogor Laundry berada pada koordinat sel V yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan membangun).
Matriks SWOT
18
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan
1. Harga jual tidak didasarkan
pada biaya operasional
2. Belum adanya standar
kualifikasi untuk penerimaan karyawan
3. Belum ada SOP pelayanan
dan teknis operasional
4. Kualitas dan kuantitas air
yang cukup
Gambar 9 Hasil analisis matriks SWOT
Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan, maka dapat diperoleh empat alternatif strategi. Keempat alternatif strategi tersebut dibuat agar perusahaan dapat mengoptimalkan labanya.
Alternatif Strategi Terbaik
Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan labanya berdasarkan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Strategi S-O
19
Strategi W-O
Memperluas pangsa pasar dengan meningkatkan promosi, menambah jumlah outlet dan kerjasama dengan hotel-hotel baru serta melakukan perbaikan manajemen.
Strategi ini dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menambah biaya tetap untuk meningkatkan promosi serta perbaikan manajemen. Biaya tetap diperkirakan naik sebesar 20% dari biaya tetap pada periode caturwulan 3 tahun 2014 dan efisinsi biaya variabel sebesar 2% dari periode sebelumnya. Dengan adanya strategi ini diharapkan penjualan meningkat sebesar 5%.
Strategi S-T
Memanfaatkan pengalaman bekerjasama dengan beberapa hotel dalam jumlah besar dan lokasi yang strategis untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru usaha laundry.
Strategi ini memungkinkan Bogor Laundry meningkatkan biaya variabel sebesar 10%, biaya tetap pada strategi ini masih berdasarkan perkiraan pemilik pada periode caturwulan pertama tahun 2015 yaitu naik sebesar 10%.
Strategi W-T
Menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Strategi ini memungkinkan perusahaan meningkatkan harga jual. Biaya tetap diperkirakan naik 15%, biaya variabel naik 10% dan volume penjualan naik 10%.
Setelah analisa ini diharapkan perusahaan dapat menentukan strategi terbaik untuk meningkatkan laba usahanya. Berikut perkiraan laba yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil perhitungan alternatif strategi dapat dilihat lebih lengkap pada Lampiran 14. Perkiraan laba yang diperoleh dengan menggunakan keempat alternatif strategi tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015
Penjualan 136210 154311 113153 129381
20
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa strategi yang memberikan laba terbesar untuk Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015 adalah strategi WT yaitu dengan menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Matriks QSPM
Analisis QSPM menggunakan nilai AS diisi oleh pemilik perusahaan yang merupakan orang yang paling mengetahui kondisi perusahaan. Secara konseptual QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya tarik relatif dari tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal (Kurniawati 2009). Berdasarkan matriks QSPM pada Lampiran 15, strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah strategi W-T “Menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan” dengan nilai STAS sebesar 5.994.
Implikasi Manajerial
21
Hasil dari analisa CVP untuk keempat strategi tersebut dapat direkomendasikan bahwa Bogor Laundry perlu menaikkan biaya tetap sebesar 15% dan menaikan harga jual karena terjadinya kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, TDL dan BBM. Kenaikan biaya tetap sebesar 15% merupakan strategi bagi perusahaan untuk meningkatkan promosi dan memperbaiki manajemen perusahaan. Melalui alternatif strategi ini diharapkan Bogor Laundry mampu mengoptimalkan labanya dan dapat terhindar dari risiko kerugian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Biaya yang terjadi pada Bogor Laundry terdiri dari Biaya tetap dan biaya Variabel. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2011-2014 dapat diketahui bahwa komponen biaya variabel terbesar adalah biaya langsung sedangkan komponen biaya variabel terkecil adalah biaya kendaraan. Dan komponen biaya tetap terbesar adalah biaya gaji, sedangkan komponen biaya tetap terkecil adalah biaya sales dan marketing.
2. Penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2011-2014 cenderung mengalami peningkatan, sedangkan laba Bogor Laundry cenderung berfluktuatif. Penjualan jasa tertinggi yang dicapai Bogor Laundry terjadi pada tahun 2014, tetapi laba yang diperoleh pada tahun 2014 merupakan laba terendah yang diperoleh Bogor Laundry selama empat tahun. Laba tertinggi yang dicapai Bogor Laundry terjadi pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena persentase peningkatan biaya operasional perusahaan tahun 2014 lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan penjualan jasanya, sehingga laba yang diperoleh Bogor Laundry pada tahun 2014 mengalami penurunan dan lebih rendah dari laba tahun 2013. Jasa yang memberikan margin terbesar bagi Bogor Laundry adalah jasa cuci setrika/Kg, sedangkan jasa yang memberikan margin terkecil adalah paket setrika 60 Kg.
3. Analisis CVP dapat diterapkan dengan baik oleh Bogor Laundry untuk mengetahui perkembangan usahanya dan melakukan perencanaan penjualan untuk mencapai laba yang optimal.
4. Strategi terbaik yang diperoleh Bogor Laundry yaitu menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Saran
22
2. Bogor Laundry sebaiknya menganggarkan biaya promosi agar promosi dapat dilakukan dengan lebih baik oleh perusahaan untuk memperoleh peluang pasar yang tinggi terutama di kota Bogor.
23
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro G. 2007. Anggaran Perusahaan 2. Yogyakarta (ID): BPFE.
Assa RL. 2013. Analisis Cost Volume Profit (CVP) Dalam Pengambilan Keputusan Perencanaan Laba Pada PT. Tropica Cocoprima [jurnal]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi.
Budiwibowo S. 2012. Analisis Estimasi Cost Volume Profit (CVP) Dalam Hubungannya Dengan Perencanaan Laba Pada Hotel Tlogo Mas Sarangan [jurnal]. Madiun (ID): Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia.
Bustami B, Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial. Jakarta (ID): Mitra Wacana Media.
Carter WK. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting. Ed ke-14.
David FR. 2012. Strategic Management: Manajemen Strategis. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management. Ed ke-12.
Etta, Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta (ID): CV Andi Offset Fitri ID. 2012. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Meningkatkan
Laba pada UKM Batik Bogor Tradisiku [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Garisson RH, Norren EW, Brewer PC. 2006. Managerial Accounting: Akuntansi Manajerial. Hinduan Nuri, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Ed ke-11. Hansen DR, Mowen MM. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta (ID): Salemba
Empat. Ed ke-8.
Harahap SS. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persana.
Horngren CT, Datar SM, Foster G. 2008. Akuntansi Biaya: Dengan Penekanan Manajerial. Jakarta (ID): Erlangga. Ed ke-12.
Ismed D. 2013. Kajian Strategi Peningkatan Laba dengan Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis pada UMKM Ibu Sriutami [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip Prinsip Pemasaran. Sabran B, penerjemah; Maulana A, Barnadi D, Hardani W, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Marketing.
Kurniawati T. 2009. Analisis dan Pilihan Strategi: Membangun Eksistensi Perusahaan di Masa Krisis [jurnal]. Padang (ID): Universitas Negeri Padang.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta (ID): UPP-STIM YKPN. Ed ke-5. Prawironegoro D, Purwanti A. 2009. Akuntansi manajemen. Jakarta (ID): Mitra
Wacana Media. Ed ke-2.
Purnamasari E. 2014. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Untuk Evaluasi Pencapaian Laba Pada PT. FastFood Indonesia, Tbk [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Dian Nuswantoro.
Rangkuti F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
24
Sembiring BBR. 2013. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Sebagai Perencanaan Pencapaian Laba dan Penjualan pada Papapia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung (ID): Alfabeta.
Supangat A. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta (ID): Prenada Media Group (Kencana).
Warindrani AK. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Wiharjo N. 2011. Analisis Hubungan Cost-Volume-Profit (CVP) untuk
25
27
Lampiran 1 Tabel rekapitulasi hasil penelitian terdahulu
No Tahun Nama Peneliti Judul Metode Hasil Utama
1 2012 Ida Nurul Fitri Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis
Dalam Meningkatkan Laba Pada UKM Batik Bogor Tradisiku
Cost-Volume-Profit Analysis
Laba yang ditargetkan dapat diperoleh dengan meningkatkan kapasitas penjualan sesuai dengan perhitungan dalam persamaan titik impas. Diperlukan adanya strategi pemasaran dengan promosi melalui media cetak dan elektronik dan peningkatan kapasitas produksi guna meningkatkan kapasitas usaha
2 2013 Doni Ismed Kajian Strategi Peningkatan Laba
dengan Penerapan Cost-Volume-Profit
Analysis pada UMKM Ibu Sriutami
Cost-Volume-Profit Analysis
Biaya tetap dan biaya variabel selama periode yang diteliti mengalami perubahan namun perbedaannya tidak terlalu jauh. Analisis CVP yang dilakukan pada UMKM milik ibu Sriutami dapat membantu dalam perencanaan strategis agar dapat terhindar dari risiko kerugian yaitu dengan menaikkan volume penjualan 10% dan menurunkan biaya variabel per unit sebanyak 5%
3 2013 Rina Lidia Assa Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)
Dalam Pengambilan Keputusan Perencanaan Laba Pada PT. Tropica Cocoprima
Cost-Volume-Profit Analysis
Perubahan harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dapat mempengaruhi laba yang akan dicapai oleh perusahaan. PT. Tropica Cocoprima diharapkan mampu menerapkan analisis CVP dalam pengambilan keputusan perencanaan laba dapat diketahui volume penjualan minimum sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan analisis ini dapat memberikan informasi mengenai penjualan yang harus dicapai agar target laba tercapai.
Analisis CVP yang dilakukan pada UKM PAPAPIA menggunakan dua alternatif dalam menentukan pencapaian laba dan penjualan pada kedua UKM tersebut. Kedua alternatif tersebut adalah menaikkan harga jual 5 persen, volume penjualan tetap dan biaya tetap akan tetap dan menaikkan volume penjualan 10 persen, harga jual tetap, dan biaya tetap akan tetap. Dengan menggunakan kedua alternatif tersebut maka PAPAPIA harus menggunakan alternatif kedua, dimana alternatif tersebut dianggap lebih
28
Lampiran 2 Daftar jasa utama Bogor Laundry
No. Jenis Jasa Harga (Rp)
1 Cuci Setrika/Kg 7 000
2 Setrika/Kg 5 000
3 Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 130 000
4 Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 240 000
5 Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 340 000
6 Paket Setrika 20 Kg 90 000
7 Paket Setrika 40 Kg 135 000
8 Paket Setrika 60 Kg 190 000
29
Lampiran 3 Biaya tetap Bogor Laundry
No. Keterangan Caturwulan 1 Caturwulan 2 Caturwulan 3
(Rp) (Rp) (Rp)
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
30
Lampiran 4 Biaya variabel Bogor Laundry
No. Jenis Jasa Caturwulan 1 (Rp) Caturwulan 2 (Rp) Caturwulan 3 (Rp)
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
31
Lampiran 5 Penjualan jasa Bogor Laundry
No. Jenis Jasa Harga
(RP)
Caturwulan 1 Caturwulan 2 Caturwulan 3
Q Total (Rp) Q Total (Rp) Q Total (Rp)
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
32
Lampiran 6 Margin kontribusi dan BEP/unit
Tahun 2011
No. Jenis Jasa
VC/Unit CM/Unit Margin BEP/Unit
(Rp) (Rp) Kontribusi Q/produk
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
33
Lampiran 6 Margin kontribusi dan BEP/unit (Lanjutan)
Tahun 2012
No. Jenis Jasa
VC/Unit CM/Unit Margin BEP/Unit
(Rp) (Rp) Kontribusi Q/produk
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
34
Lampiran 6 Margin kontribusi dan BEP/unit (Lanjutan)
Tahun 2013
No. Jenis Jasa
VC/Unit CM/Unit Margin BEP/Unit
(Rp) (Rp) Kontribusi Q/produk
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
35
Lampiran 6 Margin kontribusi dan BEP/unit (Lanjutan)
Tahun 2014
No. Jenis Jasa
VC/Unit CM/Unit Margin BEP/Unit
(Rp) (Rp) Kontribusi Q/produk
Jasa 1: Cuci Setrika/Kg Jasa 2: Setrika/Kg
Jasa 3: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg Jasa 4: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg Jasa 5: Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg Jasa 6: Paket Setrika 20 Kg
36
Lampiran 7 Margin kontribusi/unit dan BEP
No. Periode Margin Kontribusi/unit
37
Lampiran 8 Laba Bogor Laundry
No. Periode Komponen Laba
Laba (Rp) Pendapatan Jasa
(Rp)
Biaya Variabel (RP)
Biaya Tetap (Rp)
1. Tahun 2011
Caturwulan 1 345 085 000 151 202 470 166 490 000 27 392 530
Caturwulan 2 308 699 000 135 258 326 176 580 000 (3 139 326)
Caturwulan 3 381 005 000 167 085 430 184 010 000 29 909 570
2. Tahun 2014
Caturwulan 1 409 564 000 187 668 853 190 210 000 31 685 147
Caturwulan 2 355 423 000 162 633 214 205 410 000 (12 620 214)
Caturwulan 3 443 460 000 203 128 152 214 260 000 26 071 848
3. Tahun 2013
Caturwulan 1 517 344 000 250 352 926 224 810 000 42 181 074
Caturwulan 2 498 915 000 242 181 779 230 460 000 26 273 221
Caturwulan 3 598 969 000 290 125 141 230 510 000 78 333 859
4. Tahun 2014
Caturwulan 1 727 917 000 369 309 081 322 903 000 35 704 919
Caturwulan 2 682 129 000 346 436 418 358 753 000 (23 060 418)
Caturwulan 3 774 211 000 392 983 281 359 903 000 21 324 719
38
Lampiran 9 Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan 3 tahun 2014
Cuci Setrika/Kg
= 87683 x 100% = 76.98 113897
Setrika/Kg
= 26052 x 100% = 22.87 113897
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg
= 55 x 100% = 0.05 113897
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg
= 28 x 100% = 0.02 113897
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg
= 31 x 100% = 0.03 113897
Paket Setrika 20 Kg
= 27 x 100% = 0.02 113897
Paket Setrika 40 Kg
= 12 x 100% = 0.01 113897
Paket Setrika 60 Kg
39
Lampiran 10 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis internal
40
Lampiran 10 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis internal (Lanjutan)
Keterangan: Kekuatan
A Bebas biaya antar jemput
B Peralatan canggih dengan kapasitas besar C Letak outlet strategis
D Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar
Kelemahan
E Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
F Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan karyawan G Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
H Kurangnya sarana promosi
Bobot
1 = Jika indikator horizontal kurang penting 2 = Jika indikator horizontal sama penting 3 = Jika indikator horizontal lebih penting
Rating
41
Lampiran 11 Hasil pembobotan lingkungan internal
Ket Bobot dari responden Rataan Rating dari responden Rataan Skor
1 2 3 1 2 3 (bobot x rating)
A 0.080 0.089 0.089 0.086 3 3 4 3.33 0.288
B 0.161 0.134 0.089 0.128 4 4 4 4.00 0.512
C 0.161 0.143 0.134 0.146 4 4 4 4.00 0.583
D 0.116 0.143 0.134 0.131 4 4 4 4.00 0.524
E 0.125 0.152 0.179 0.152 1 1 1 1.00 0.152
F 0.080 0.063 0.107 0.083 2 2 2 2.00 0.167
G 0.134 0.125 0.098 0.119 1 1 1 1.00 0.119
H 0.143 0.152 0.170 0.155 2 1 1 1.33 0.206
42
Lampiran 12 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis eksternal
43
Lampiran 12 Matriks pembobotan faktor-faktor strategis eksternal (Lanjutan)
Keterangan: Peluang
A Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat kesibukan masyarakat dan perkembangan bisnis di kota bogor
B Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif sedikit C Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
D Kualitas dan kuantitas air yang cukup
Ancaman
E Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
F Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti tingkat dasar listrik, BBM dan bahan baku
G Lokasi pesaing yang berdekatan
Bobot
1 = Jika indikator horizontal kurang penting 2 = Jika indikator horizontal sama penting 3 = Jika indikator horizontal lebih penting
Rating
1 = respon perusahaan di bawah rata-rata 2 = respon perusahaan rata-rata
44
Lampiran 13 Hasil pembobotan lingkungan eksternal
Ket Bobot dari responden Rataan Rating dari responden Rataan Skor
1 2 3 1 2 3 (bobot x rating)
A 0.190 0.155 0.179 0.175 4 4 4 4.00 0.698
B 0.131 0.143 0.119 0.131 3 4 4 3.67 0.480
C 0.107 0.119 0.143 0.123 3 3 3 3.00 0.369
D 0.131 0.143 0.155 0.143 4 4 3 3.67 0.524
E 0.167 0.155 0.143 0.155 3 3 3 3.00 0.464
F 0.190 0.190 0.190 0.190 2 3 2 2.33 0.444
G 0.083 0.095 0.071 0.083 2 2 2 2.00 0.167
45
Lampiran 14 Perhitungan alternatif strategi
Strategi SO
Target Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba Margin Kontribusi/unit
= 395 893 300 + 60 000 000 3 347
= 136210
Ket. : Margin kontribusi yang digunakan adalah periode caturwulan 3 tahun2014
Penjualan
Cuci Setrika/Kg 7 000 104861 734 027 000
Setrika/Kg 5 000 31156 155 780 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 130 000 66 8 580 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 240 000 33 7 920 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 340 000 37 12 580 000
Paket Setrika 20 Kg 90 000 32 2 880 000
Paket Setrika 40 Kg 135 000 14 1 890 000
Paket Setrika 60 Kg 190 000 11 2 090 000
Total Penjualan 136210 925 747 000 Biaya variabel
Cuci Setrika/Kg 3 555 104861 372 780 855
Setrika/Kg 2 418 31156 75 335 208
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 71 100 66 4 692 600
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 142 200 33 4 692 600
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 213 300 37 7 892 100
Paket Setrika 20 Kg 48 360 32 1 547 520
Paket Setrika 40 Kg 96 720 14 1 354 080
Paket Setrika 60 Kg 145 080 11 1 595 880
Total biaya variabel 136210 469 890 843 Margin Kontribusi 455 856 157
Biaya Tetap 395 893 300
Laba 59 962 857
BEP = 395 893 300 803 975 178
1 - 469 890 843
46
Lampiran 14 Perhitungan alternatif strategi (Lanjutan)
Strategi WO
Target Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba Margin Kontribusi/unit
= 431 883 600 + 60 000 000 3 347
= 146963 Naik 5% = 154311
47
Lampiran 14 Perhitungan alternatif strategi (Lanjutan)
Perhitungan margin kontribusi jika harga naik
Margin Kontribusi per unit jika harga naik untuk periode caturwulan 3 tahun 2014
Penjualan periode caturwulan 3 tahun 2014 113897
Penjualan
Cuci Setrika/Kg 8 000 87683 701 464 000
Setrika/Kg 6 000 26052 156 312 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 140 000 55 7 700 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 260 000 28 7 280 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 370 000 31 11 470 000
Paket Setrika 20 Kg 100 000 27 2 700 000
Paket Setrika 40 Kg 180 000 12 2 160 000
Paket Setrika 60 Kg 240 000 9 2 160 000
Total Penjualan 113897 891 246 000 Biaya variabel
Cuci Setrika/Kg 3 911 87683 342 928 213
Setrika/Kg 2 660 26052 69 298 320
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 78 210 55 4 301 550
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 156 420 28 4 379 760
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 234 630 31 7 273 530
Paket Setrika 20 Kg 53 196 27 1 436 292
Paket Setrika 40 Kg 106 392 12 1 276 704
Paket Setrika 60 Kg 159 588 9 1 436 292
Total biaya variabel 113897 432 330 661 Margin Kontribusi 458 915 339 Margin Kontribusi/unit 458 915 339
4 029
48
Lampiran 14 Perhitungan alternatif strategi (Lanjutan)
Strategi ST
Target Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba Margin Kontribusi/unit
= 395 893 300 + 60 000 000 4 029
= 113153
Ket. : Margin kontribusi/unit yang digunakan adalah saat harga naik
Penjualan
Cuci Setrika/Kg 8 000 87110 696 880 000
Setrika/Kg 6 000 25882 155 292 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 140 000 54 7 560 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 260 000 28 7 280 000
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 370 000 31 11 470 000
Paket Setrika 20 Kg 100 000 27 2 700 000
Paket Setrika 40 Kg 180 000 12 2 160 000
Paket Setrika 60 Kg 240 000 9 2 160 000
Total Penjualan 113153 885 502 000 Biaya variabel
Cuci Setrika/Kg 3 911 87110 340 687 210
Setrika/Kg 2 660 25882 68 846 120
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 20 Kg 78 210 54 4 223 340
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 40 Kg 156 420 28 4 379 760
Paket Cuci Kiloan Setrika (CKS) 60 Kg 234 630 31 7 273 530
Paket Setrika 20 Kg 53 196 27 1 436 292
Paket Setrika 40 Kg 106 392 12 1 276 704
Paket Setrika 60 Kg 159 588 9 1 436 292
Total biaya variabel 113153 429 559 248 Margin Kontribusi 455 942 752 Biaya Tetap 395 893 300
Laba 60 049 452
BEP = 395 893 300 768 877 907
1 - 429 559 248
49
Lampiran 14 Perhitungan alternatif strategi (Lanjutan)
Strategi WT
Target Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba Margin Kontribusi/unit
= 413 888 450 + 60 000 000 4 029
= 117619 Naik 10% = 129381
50
AS: Attractiveness Score, TAS: Total Attractiveness Score, STAS: Sum Of Total Attractiveness Score
Total Attractiveness Score = Bobot x AS
51