i SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,
DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
IRWIN FAISAL 100503195
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio,
dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan
i ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RETURNONASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,
TOTAL ASET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,DAN CURRENT RATIO TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap
Return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2013.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 18 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio sebagai variabel independen dan
Return saham sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara simultan, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%.
i ABSTRACT
ANALYSIS INFLUENCE OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, TURN OVER TOTAL ASSETS, EARNINGS PER SHARE,
PRICE EARNINGS RATIO, AND CURRENT RATIO OF STOCK RETURN ON AUTOMOTIVE
COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to test whether the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio has the effect of partially or simultaneously to stock return in automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.
This research is a type of causal research, which used data from a population of 18 automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample www.idx.com published on the site. The variables associated with this research is the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio as independent variables and stock return as the dependent variable. The method used is descriptive analysis method and statistical analysis methods.
The results of this study indicate that partially Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Current Ratio have no significant effect on stock returns at 95% confidence level. And simultaneously, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio have no significant influence on stock returns at 95% confidence level.
i KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
i
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. dan Bapak Drs. Firman Syarif,
M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang selalu
memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Drs. Nasir Syarief & Hj. Dra. Wirda
orang yang penulis paling hormati dan cintai yang telah selalu mendoakan,
mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih juga kepada kakak dan abang tercinta, dr. Erlita Wienanda
dan Suami (dr. Fathir Agung Taufika), Irfan Aulia, SE, Ak dan Ermilia
Devrita SH, MKn
7. Serta teman-teman terkasih Andi, Afif, Azwar, Ishar, Iqbal, Ryan, Pras,
Imam, Ari, Hasfi, Bobby, Yohana, Caca, Cici, Lidya, Gordimer, Victor,
Salomo, Sulthan, Steven, Fanny, Hilda, Lizty, Ririn, Dinda, Sally, dan
Futsal 2010, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Medan, Agustus 2014 Penulis
i DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 12
2.1.1 Saham ... 12
2.1.2 Return Saham... ... 13
2.1.3 Kinerja Keuangan... 14
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan... .... 16
2.1.5 Analisis Rasio Keuangan ... 18
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham ... 19
2.1.7 Analisis Faktor Fundamental ... 20
2.1.7.1 ReturnOnAsset ... 20
2.1.7.2 DebttoEquity Ratio ... 21
2.1.7.3 Total Asset Turn Over ... 21
2.1.7.4 Earning per Share... 22
2.1.7.5 Price Earning Ratio ... 23
2.1.7.6 Current Ratio ... 24
2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham .... 24
2.1.8.1 Pengaruh ROA Terhadap Return Saham ... 24
2.1.8.2 Pengaruh DER Terhadap Return Saham ... 25
2.1.8.3 Pengaruh TATO Terhadap Return Saham ... 25
2.1.8.4 Pengaruh EPS Terhadap Return Saham ... 26
2.1.8.5 Pengaruh PER Terhadap Return Saham ... 26
2.1.8.6 Pengaruh CR Terhadap Return Saham ... 27
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 32
2.3.1 Kerangka Konseptual ... 32
2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 35
i
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 38
3.5.1 Variabel Penelitian ... 38
3.5.1.1 Variabel bebas (independent variable) ... 38
3.5.1.2 Variabel terikat (dependent variable) ... 39
3.5.2 Definisi Operasi Variabel ... 40
3.6 Metode Analisis Data ... 41
3.6.1 Pengujian asumsi klasik ... 41
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 42
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 43
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44
3.6.1.4 Uji Autokorelasi... 46
3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 47
3.7.1 Analisis regresi berganda ... 47
3.7.2 Uji signifikansi parsial (t-test) ... 48
3.7.3 Uji signifikansi simultan (F-test) ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 50
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 50
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 52
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 53
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 57
4.2.2.3 Uji Heterokedatisitas ... 58
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 60
4.2.3 Analisis Regresi ... 62
4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 62
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 64
4.2.4.1 Uji Signifikansi Parsial ... 64
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72
5.3 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
i DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
3.2 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.3 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test) ... 46
4.1 Statistik Deskriptif ... 51
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 57
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 58
4.4 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test) ... 61
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 62
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 63
4.7 Hasil Uji – t ... 66
i DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 33
4.1 Histogram ... 54
4.2 Normal P- P Plots ... 54
4.3 Histogram ... 55
4.4 Normal P-P Plots ... 56
i DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data variabel penelitian ... 78
2 Hasil Rasio Return On Asset (ROA) ... 79
3 Hasil Rasio Debt to Equity Ratio (DER) ... 80
4 Hasil Rasio Total Asset Turn Over (TATO) ... 81
5 Hasil Rasio Earning Per Share (EPS) ... 82
6 Hasil Rasio Price Earning Ratio (PER) ... 83
7 Hasil Rasio Current Ratio (CR) ... 84
8 Hasil Rasio Return Saham ... 85
9 Statistik Deskriptif ... 86
10 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... 87
11 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ... 88
12 Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogrov-Test...89
13 Hasil Uji Autokorelasi ... 90
14 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 91
15 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 92
16 Hasil Uji t ... 93
i ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RETURNONASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,
TOTAL ASET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,DAN CURRENT RATIO TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap
Return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2013.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 18 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio sebagai variabel independen dan
Return saham sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara simultan, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%.
i ABSTRACT
ANALYSIS INFLUENCE OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, TURN OVER TOTAL ASSETS, EARNINGS PER SHARE,
PRICE EARNINGS RATIO, AND CURRENT RATIO OF STOCK RETURN ON AUTOMOTIVE
COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to test whether the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio has the effect of partially or simultaneously to stock return in automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.
This research is a type of causal research, which used data from a population of 18 automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample www.idx.com published on the site. The variables associated with this research is the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio as independent variables and stock return as the dependent variable. The method used is descriptive analysis method and statistical analysis methods.
The results of this study indicate that partially Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Current Ratio have no significant effect on stock returns at 95% confidence level. And simultaneously, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio have no significant influence on stock returns at 95% confidence level.
i BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri
mengalami kemajuan yang pesat, khususnya di bidang industri. Kemajuan
perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran industri–indutri yang
beroperasi di Indonesia. Salah satu perusahaan industri di Indonesia yang berperan
serta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia adalah perusahaan
otomotif. Pesatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia bahkan melebihi
China. Penjualan mobil di Indonesia meningkat 17% walaupun tengah terjadi
kesuraman ekonomi global dari 2010 hingga 2011, menjadi hampir 900.000
kendaraan baru, dan sebesar 11% year-on-year pada kuartal pertama 2012. Sejak
awal 2011, tujuh perusahaan telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai
US$ 2,2 miliar. Ini merupakan rekor investasi di bidang otomotif. Dengan adanya
potensi bahwa industri otomotif merupakan peluang bisnis yang bagus, maka para
investor akan tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan industri otomotif.
Pasar modal merupakan sarana yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan instrumen
keuangan penting dalam suatu perekonomian,yang berfungsi memobilisasi dana
dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan
dari masyarakat ke unit usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai
kemakmuran. Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan
i
keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan
dapat dioptimalkan.
Pasar modal bermanfaat untuk perluasan usaha, memperbaiki struktur modal,
mendorong laju pembangunan, mendorong investasi, dan memperoleh dividen
bagi yang memiliki saham dan bunga tetap atau bunga mengambang bagi
pemegang obligasi. Menurut Permadhy (2005:39), investor pasar modal akan
dapat mempermudah para investor dengan melakukan investasi dalam beberapa
instrumen investasi sekaligus untuk mengurangi risiko.
Informasi yang diperlukan investor dipasar modal tidak hanya informasi yang
bersifat fundamental saja tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi
yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi
teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi, politik, keuangan dan
faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang
lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan, informasi fundamental dan
teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi
return, risiko, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas
investasi di pasar modal. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya
pada sekuritas adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang
maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada risiko yang
minimal.
Menurut Jogiyanto (2000:107), Return dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan perusahaan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
i
(realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi
merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar
penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspetasi merupakan
return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam
melakukan investigasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty)
antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin
besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investigasi, semakin besar pula
risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspetasi memiliki hubungan positif
dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang
untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk
low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi
yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Dalam halnya pasar modal, Indonesia lebih kecil dan kurang likuid bila
dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN dan Negara-negara berkembang
lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penggunaan pasar modal
sebagai sumber pembiayaan investasi dan keterbatasan intermediasi oleh lembaga
keuangan yang non-bank. Pasar efek dan pasar ekuitas hingga kini (relatif) kurang
dikembangkan dan kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih rendah dibandingkan Negara-negara lain di Asia
Tenggara. Sisi positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih memiliki
i
pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek,
serta perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Pasar
modal menyediakan berbagai alternatif investasi yang salah satunya adalah
pembelian saham untuk mendapatkan hak kepemilikan perusahaan yang bertujuan
untuk mendapatkan pendapatan (return) sebagai keuntungan. Oleh sebab itu
perusahaan akan berusaha keras untuk memperoleh pertumbuhan yang
berkesinambungan sehingga memberikan laporan keuangan yang optimal dan
membuat pata investor lainnya tertarik untuk mendapatkan saham perusahaan
tersebut.
“Saham merupakan penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas”
(Anoraga dan Pakarti 2006:56). Reilly dan Brown (2013:18) mengemukakan
bahwa “stock an equity investment that represent ownership of a firm, with full
participation in it's success or failure” , yang artinya saham merupakan investasi
kekayaan yang mewakili kepemilikan dari suatu perusahaan dengan ikut
berpatisipasi penuh dalam memperoleh kesuksesan ataupun kegagalan.
Dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau
memiliki saham adalah dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan
yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang
i
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu
hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak
mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai
dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham
mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih
antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Saham dikenal memiliki
karakteristik high risk-highreturn. Artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi.
Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam
jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga
saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam
waktu singkat.
Menurut PSAK, No 1 (IAI:2009) jika seorang investor mengambil keputusan
bisnis, maka salah satu perkembangannya dengan melihat dan menganalisis
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media
utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak luar. Menurut Standar Akuntansi Keuangan
yang dikeluarkan IAI tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
i
Baik buruknya kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi
investor dalam menentukan pembelian saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat
diukur perkembangannya melalui analisis terhadap data keuangan yang ada dalam
laporan keuangan. Selain informasi yang terdapat dalam laporan keuangan,
informasi lain yang penting yaitu kondisi fundamental dari suatu perusahaan.
Faktor fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan dan
mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di
masa yang akan datang. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat
dari rasio-rasionya. Rasio keuangan memiliki berbagai informasi keuangan
perusahaan yang bisa digunakan untuk memprediksi return saham. Indikator lain
yang dapat digunakan adalah membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun
masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Bentuk yang lain yaitu
dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
Salah satu rasio yang digunakan untuk memprediksi return saham adalah
Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aset yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. ROA yang semakin
meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para
pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima
i Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio
(DER) juga memberikan jaminan seberapa besar hutang-hutang perusahaan
dijamin modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja
perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin
besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha
perusahaan banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas.
Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang
relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang
memiliki nilai Debt to EquityRatio (DER) yang tinggi.
Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara earning (dalam hal
ini laba bersih setelah pajak) dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para
investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan
paling berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning di perusahaan masa
depan. Earning Per Share (EPS) menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh
untuk setiap lembar saham. Semakin besar EPS menyebabkan semakin besar laba
yang diterima pemegang saham, hal tersebut menunjukkan semakin baik kondisi
operasional perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:195).
Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu
saham yang bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah melihat bagaimana pasar
menghargai kinerja saham suatu terhadap suatu perusahaan terhadap kinerja
i
maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return sahamnya.
Semakin tinggi rasio PER, maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang
diharapkan oleh pemodalnya (Husnan 2005:309).
Jenis rasio lain yang digunakan adalah rasio aktivitas, yaitu Total Asset
Turnover (TATO) untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan aset menciptakan
penjualan (Harahap 2011:309). Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan
bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba
juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang
diperoleh perusahaan meningkat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan
berdampak pada harga saham yang tinggi.
Current Ratio (CR). CR merupakan salah satu rasio keuangan yang sering
digunakan dengan jalan membandingkan antara aset lancar dengan kewajiban
lancar. Pada umumnya, CR yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan
harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sedangkan CR yang tinggi
dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum
terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar
hutang.
Penelitian sebelumnya mengenai return saham pernah dilakukan oleh Sari
(2013) yang menganalisis mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return
saham yang terdiri dari Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning
Ratio, Return On Investment, dan Return On Equity. Thamrin (2012) yang
i
terhadap Return Saham. Chandra (2014) yang menganalisis mengenai pengaruh
ROA, ROE, dan TATO terhadap Return Saham.
Penelitian yang dilakukan Sari (2013) menggunakan variabel EPS, DER,
PER, ROI, dan ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai
variabel dependen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel independen
EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara
parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh
signifikan terhadap Return saham
Penelitian yang dilakukan Thamrin (2012) menggunakan variabel CR, dan
DER sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, baik secara
simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan
terhadap Return Saham adalah Debt to Equity Ratio (DER).
Penelitian yang dilakukan Chandra (2014) menggunakan variabel ROA,
ROE, dan TATO sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel
dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial,
pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham,
sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset (TATO) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan
i
pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan penelitian di atas, terhadap ketidaksamaan hasil antara ketiga
peneliti terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi return saham, hal inilah
yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai
Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over
(TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Current
Ratio terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada
tahun 2010 - 2013.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yakni:
1. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di BEI?
2. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang
i 1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR
secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI
2. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR
secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan
dan perilaku pasar modal khususnya mengenai return saham perusahaan
2. Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor
dalam mengambil keputusan investasi dan strategi investasinya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
i BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham
Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukti
penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pendapat lain dikemukakan oleh
Sjahrial (2009:22) bahwa saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut
Emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik perusahaan tersebut juga pemilik
sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor
membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham
perusahaan.
Saham biasa yaitu hak atas perseroan yang menanggung risiko terbatas
bila terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham
ini tidak dijamin akan menerima dividen atau pembagian aset bila perusahaan
dilikuidasi.
i
Menurut Jogiyanto (2003:67) terdapat dua jenis saham, yaitu:
1. Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Akan tetapi saham
preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
2.1.2 Return Saham
Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham menurut Jogiyanto (2008:195) dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Return Realisasi
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return
realsasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspetasi (expected return) dan risiko di masa mendatang.
2. Return Ekspetasi
Return ekspetasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
ekspetasi sifatnya belum terjadi
Menurut Tandelilin (2010 : 102), sumber-sumber dari return investasi
i
1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. 2. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari
suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bias memberikan keuntungan (kerugian) para investor. Dengan kata lain capital gain (loss) adalah selisih harga beli dan harga jual.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi
(realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara
harga saham periode saat ini (P i,t) dengan harga saham pada periode
sebelumnya (P i,t –1). Rumus untuk menghitung return saham adalah:
Ri,t = Pi,t−Pi,t−1
Pi,t−1
Keterangan :
Ri,t = Return Saham I pada Tahun t
P i,t = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t
P i,t – 1 = Harga Penutupan Saham pada Tahun t – 1
Return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham dalam
waktu tertentu dengan harga saham dengan periode sebelumnya. Jika harga
investasi sekarang (P i,t ) lebih tinggi dari harga investasi periode yang lalu (P i,t –
1) maka yang terjadi adalah keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya jika
terjadi kerugian maka kerugian modal (capital loss).
2.1.3 Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2011:2) Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
i
dalam menganalisa dan meneliti posisi keuangan dan potensi atau
kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
2. Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang.
3. Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban
buangan atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali
hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang
saham tanpa mengalami hambatannya atau krisis keuangan.
i
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan
Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat dijelaskan dari
arti masing-masing kata. Kata analisa berarti memecahkan atau menguraikan
sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan terdiri dari
Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana).
Menurut Harahap (2011:190) jika dua pengertian ini digabungkan maka
analisa laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang
tercantum dalam suatu laporan keuangan. Menurut S.S. Harahap
(2004;195-197) secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan. 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
5. Dapat menilai prestasi perusahaan.
6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek tertentu, yaitu: posisi keuangan (aset, neraca dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas atau profitabilitas.
7. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
i
9. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya.
10. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha dan sebagainya.
11. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan kepada banyak pihak.
Pihak-pihak yang membutuhkan yaitu pemilik perusahaan, manajemen
perusahaan, investor, kreditor atau banker, pemerintahan dan regulator,
analis, akademis, serta pusat data bisnis. Laporan keuangan diperlukan bagi
pemilik perusahaan yaitu untuk menilai prestasi, mengetahui hasil dividen
yang diterima, dan sebagai dasar untuk mempertimbangkan untuk menambah
atau mengurangi investasi. Untuk pihak manajemen, kegunaan laporan
keuangan adalah sebagai alat pertanggungjawaban pengelolaan kepada
pemilik, mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan perusahaan, dan menjadi
pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru.
Laporan keuangan bagi investor berguna untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan, dan kemungkinan menanamkan investasi ataupun divestasi dari
perusahaan. Laporan keuangan bagi kreditur adalah untuk menilai kondisi
keuangan perusahaan apakah kualitas jaminan kredit/investasi mampu
menopang kredit yang diberikan. Laporan keuangan bagi pemerintah adalah
untuk menetapkan jumlah pajak dan sebagai dasar dalam
penetapan-penetapan kebijakan yang baru. Kegunaan laporan keuangan bagi analis,
akademis, serta pusat data bisnis adalah sebagai sumber informasi primer
yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang berrmanfaat bagi
i 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan
Ketika mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisa memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran
yang sering digunakan dalam analisa adalah “rasio.” Rasio sebenarnya
hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan
dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis
yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu
perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan (Financial
Ratio Analysis).
Menurut Van Horne (2005:202) rasio keuangan (financial ratio)
didefinisikan sebagai: “Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”
Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya,
analisis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek
kesehatan keuangan perusahaan.dengan menggunakan alat analisis laporan
keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui
berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat
yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
i
dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos
dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio
keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Dalam menentukan return saham, terdapat dua cara yaitu analisis
teknikal dan analisis fundamental. Menurut Rahardjo (2006-147) analisis
teknikal adalah suatu metodologi peramalan fluktuasi harga saham yang
datanya diambil dari data perdagangan saham yang terjadi di pasar saham
(bursa efek). Jenis data bisa berbentuk informasi harga saham, jumlah volume
dan nilai transaksi perdagangan, harga tertinggi dan terendah pada
perdagangan setiap hari, atau berbagai informasi lain yang terkait dengan
transaksi saham yang terwujud dalam bentuk tren harga saham, bisa dalam
bentuk grafik atau sejenisnya.
Analisa fundamental lebih menekankan terhadap siklus ekonomi yang
mempengaruhi pergerakan harga dalam waktu menengah atau jangka panjang
Untuk mengukur fundamental ekonomi perusahaan dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, yang dapat dilakukan dengan beberapa
rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti
tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan
sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan (Kasmir, 2008:106).
Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang
digunakan adalah informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang
i
informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam laporan keuangan.
Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor yang
digunakan investor untuk memprediksi return saham. Jika prospek
perusahaan tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan
tersebut diperkirakan dapat meningkat pula.
2.1.7 Analisis Faktor Fundamental
2.1.7.1 Return On Asset (ROA)
Menurut Prastowo dan Julianty (2008:91) ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan assetnya
untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian
investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana (aset) yang dimilikinya. Dari angka yang dihasilkan dari
perhitungan ROA, kita bisa memberikan penilaian terhadap kinerja
perusahaan berkaitan dengan pengolahan aset–aset yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai ROA berarti perusahaan telah efisien dalam
menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua aset
yang dimilikinya (Salim, 2010:85). Menurut Salim (2010:85)
perhitungan ROA dirumuskan sebagai berikut:
������������� =Laba Bersih Total Aset
2.1.7.2 Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Rahardjaputra (2009:201) Debt to Equity Ratio
i
perusahaan terhadap modal sendiri (Shareholder equity). Rasio ini
menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman, semakin tinggi rasio, semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Menurut
Fahmi (2012:128) DER merupakan ukuran yang dipakai dalam
menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya
jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sedangkan menurut Salim
(2010:86) rasio ini bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar utang–utang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas
yang ada. Angka yang dihasilkan dari perhitungan DER akan lebih baik
jika kurang dari 1 sehingga kita dapat menyimpulkan secara cepat
bahwa perusahaan mampu membayar seluruh utangnya dengan modal
yang dimiliki. Perhitungan DER menurut Fahmi (2012:128)
dirumuskan sebagai berikut:
�����������������=Total Liabilitas Total Modal
2.1.7.3 Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio ini menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume
penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aset
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Perputaran total aset menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dalam
kaitannya untuk mendapatkan laba. Perusahaan dengan tingkat
i
Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga
semakin besar dan harapan memperoleh laba juga semakin besar pula.
Dengan demikian dapat berpengaruh terhadap return saham bagi para
investor. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
������������������ = Penjualan Total Asset
2.1.7.4 Earning Per Share (EPS)
Merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham.
Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan
untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika
terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak
dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan
laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan
informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di
masa datang.
Menurut Salim (2010:83) Earning Per Share (EPS) adalah laba
yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS sebuah
perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian semakin
tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba. Menurut Baridwan
(2007:443), laba bersih per saham adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar,
i
besarnya dividen yang akan dibagikan. Menurut Fahmi (2012:138) EPS
atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian
keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar
saham yang dimiliki. Menurut Darsono dan Ashari (2005:57) Earning
Per Share menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap
saru lembar saham. Menurut Fahmi (2012:138) perhitungan EPS dapat
dirumuskan sebagai berikut:
�����������ℎ��� = Laba Bersih Jumlah Saham
2.1.7.5 Price Earning Ratio (PER)
Harahap (2006:311) mengatakan bahwa Price Earning Ratio ini
menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga
perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS
(Earning Per Share) berhubungan erat dengan peningkatan harga
saham. Sedangkan menurut Salim (2010:84) angka PER didapatkan
dengan cara membagi harga saham yang diperdagangkan dipasar
dengan EPS. Semakin kecil angka PER, hal itu akan semakin baik.
Untuk mengambil sebuah keputusan berdasarkan PER harus
membandingkan PER dari saham–saham sejenis dalam satu sektor.
Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka
pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
i
(harga pasar per lembar saham) dengan earnine per share (laba per
lembar saham) Perhitungan PER menurut Salim (2010:84) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
�����������������=Harga Saham di Pasar �����������ℎ���
2.1.7.6 Current Ratio (CR)
Current Ratio adalah membandingkan antara total aset lancar
dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities).
Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal
dari kas atau konversi kas dari aset lancar. Selain itu, Current Ratio
biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas
suatu perusahaan, petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga
sampai manakah kiranya perusahaan, apabila memberikan kredit
berjangka pendek kepada nasabah dapat merasa aman atau tidak.
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
������������ = Aset Lancar
Hutang LancarX 100%
2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham 2.1.8.1Pengaruh ROA Terhadap Return Saham
ReturnOn Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang sering
digunakan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA yang
semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
i
dividen yang semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Apabila laba yang
dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka harga saham juga akan
meningkat, demikian pula return saham juga akan meningkat pada
akhirnya.
2.1.8.2Pengaruh DER Terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan
oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Perusahaan dengan DER yang rendah akan
mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil ketika keadaan ekonomi
merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan
memperoleh laba rendah. DER yang terlalu tinggi akan mengurangi
keuntungan.
2.1.8.3Pengaruh TATO Terhadap Return Saham
Total Asset Turn Over (TATO) menurut Harahap (2011:309)
merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan aset
menciptakan penjualan. Apabila penjualan suatu perusahaan tinggi atau
mengalami peningkatan, maka perusahaan juga mengharapkan tingkat
pengembalian yang tinggi pula. Nilai TATO yang semakin besar
menunjukkan bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan
untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan.
i
ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja
perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang
tinggi.
2.1.8.4Pengaruh EPS Terhadap Return Saham
Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara
earning (dalam hal ini laba bersih setelah pajak) dengan jumlah lembar
per saham. Menurut Salim (2010:83) Earning Per Share (EPS) adalah
laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS
sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian
semakin tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba dikarenakan
tingginya harga saham perusahaan. Tingginya harga saham akan
meningkatkan return saham yang akan diterima para investor
2.1.8.5Pengaruh PER Terhadap Return Saham
Harahap (2006:311) mengatakan bahwa PER menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapat yang diterima. Perusahaan
dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER
yang tinggi pula dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan
pertumbuhan laba di masa mendatang. Semakin besar PER suatu saham
maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan
bersih per saham. Jika PER meningkat maka harga saham juga akan
i 2.1.8.6Pengaruh CR Terhadap Return Saham
Current Ratio (CR) yang rendah akan menyebabkan terjadi
penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. CR yang
tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan
persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan
secara cepat untuk membayar hutang. Di sisi lain perusahaan yang
memiliki aset lancar yang tinggi akan lebih cenderung memiliki aset
lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan
nilai pasarnya (menjual efek). Perusahaan dengan posisi tersebut sering
kali terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk
membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aset lancar yang tinggi
dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aset lancar yang
rendah.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada periode waktu data yang digunakan, definisi operasional penelitian
dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
i Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil penelitian
1 Chandra
(2014) Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: ROA, ROE, dan TATO
Variabel Dependen :
Return Saham
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset
i No. Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil penelitian
2. Thamrin (2012)
Analisis Pengaruh
Current Ratio
(CR), dan Debt to Equity Ratio
(DER) Terhadap
Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen:
Current Ratio,
Debt to Equity Ratio
Variabel Dependen :
Return Saham
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh signifikan terhadap
return saham, baik secara simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap
Return Saham adalah
Debt to Equity Ratio
(DER). 3. Sari
(2014)
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011 Variabel independen: Earning Per Share, Debt to Equity Ratio,
Price Earning Ratio, ReturnOn Investment,
ReturnOn Equity
Variabel Dependen :
Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return Saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh
signifikan terhadap
i No.
Nama Peneliti Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil penelitian
seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya
Return Saham. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear
berganda. Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014
Chandra (2014)
Chandra, yang meneliti Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa hasil penelitian secara
parsial pengembalian atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset (TATO) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan
i
pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Thamrin (2012)
Thamrin yang meneliti Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), dan Debt to
Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa
variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
signifikan terhadap Return Saham, baik secara simultan maupun secara parsial
serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap Return Saham adalah
Debt to Equity Ratio (DER).
Sari (2013)
Sari yang meneliti Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011 dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara
serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya
variabel DER dan ROI yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen
yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya
i 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1. Kerangka Konseptual
Konsep penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian
dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep
penelitian dengan baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan
memungkinkan untik direplikasi atau diekstensi oleh peneliti lain.
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan
antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari
tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar
variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah
penelitian serta merumuskan masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual
i
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif
(sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu
Return on Asset (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Total Asset Turn Over (X3),
dan Earning Per Share (X4), Price Earning Ratio (X5) dan Current Ratio
(X6) akan mempengaruhi variabel dependen Return Saham (Y).
2.3.2 Hipotesis penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2008:49) “menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
Return Saham (Y)
Return On Asset (X1)
Debt to Equity Ratio (X2)
Earning Per Share (X4) Total Asset Turn Over (X3)
Price Earning Ratio (X5)
Current Ratio (X6)
H2
H1
H4
H3
H5
H6
i
yang dapat diuji secara empiris.” Hipotesis merupakan dugaan sementara
yang harus diuji kebenarannya.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di
BEI
2. ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di
i BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
assosiatif kausal, yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2007:11).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. “Data sekunder
merupakan data primer yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel,
grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan
oleh pihak lain” (Umar, 2003:60). Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam skala rasio dan merupakan data sekunder yang
diperoleh melalui situs www.idx.co.id.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan menggunakan data
time series yaitu “sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat
dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan atau
tahunan” (Umar, 2003:61). Penelitian ini menggunakan data selama 4 tahun
(series) yaitu tahun 2010–2013.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
i
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 18 perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74), “sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Metode pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto
(2004:79), “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
suatu kriteria tertentu.” Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Seluruh perusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI pada
tahun 2010 hingga tahun 2013.
2. Seluruh perusahaan sektor industri otomotif yang mempublikasikan
laporan keuangannya dalam mata uang rupiah pada situs Bursa Efek
Indonesia BEI tahun 2010 hingga tahun 2013. (www.idx.co.id).
3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan
mempunyai laporan auditor independen yang dipublikasikan.
Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive
i Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
Sumber : Diolah penulis, 2014
No Kode Nama Kriteria
Sampel
1 2 3
1 ASII PT Astra
Internasional Tbk 1
2 AUTO PT Astra Otoparts
Tbk 2
3 GJTL PT Gajah Tunggal
Tbk 3
4 GDYR PT Goodyear
Indonesia Tbk -
5 HEXA PT Hexindo
Adiperkasa Tbk -
6 BRAM PT Indo Kordsa
Tbk -
7 IMAS
PT Indomobil Sukses
Internasional Tbk
4
8 INDS PT Indospring Tbk 5
9 INTA PT Intraco Penta
Tbk 6
10 LPIN PT Multi Prima
Sejahtera Tbk 7
11 MASA PT Multistrada
Arah Sarana Tbk -
12 NIPS PT Nippres Tbk 8
13 POLY PT Polychem
Indonesia Tbk -
14 PRAS PT Prima Alloy
Tbk 9
15 SMSM PT Selamat
Sempurna Tbk 10
16 SUGI PT Sugi
Samapersada Tbk -
17 TURI PT Tunas Ridean
Tbk 11
18 UNTR
PT United Tractor
i 3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu internet
melalui situs Bursa Efek Indonesia dengan melihat laporan keuangan yang
diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang diunduh
dari i