S K R I P S I
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL
ASSETS TURN OVER, RETURN ON EQUITY, DAN EARNING
PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
O l e h :
ADELIA VIOLETA KETAREN
0 7 0 5 0 3 1 3 7
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan
Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 26 Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kasih, berkat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per
Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah memperoleh
bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun
materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku
Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat
4. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Ibu Risanty
SE, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang
telah diberikan.
5. Kedua orang tua penulis, Drs. A. Ketaren dan A. Perangin-angin. Trima
kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orangtua yang selalu
memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik-adik penulis, Octaria, Prilly, dan Eka yang selalu mendoakan dan
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Medan, 26 Juni 2011 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id, dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, TATO, ROE, dan EPS. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, TATO, ROE, dan EPS, hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, TATO, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of Current Ratio, Debt to Equity Ratio. Return On Equity, and Earning Per Share to the stock price of the consumtion industry companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2008 up to 2010.
The design of this research is associative causal research. Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co.id and companies financial data that get from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Sampling method that used is purposive sampling. The dependent variable used is the stock price, while the independent variables used are CR, DER, TATO, ROE, and EPS. This study used multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.
The results showed that partially, each independent variable investigated; CR, DER, TATO, ROE, and EPS, only EPS that have a significant effect on stock price. The simultaneous tests showed that CR, DER, TATO, ROE, and EPS have also significant effect on stock price.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... ....i
KATA PENGANTAR ... ...ii
ABSTRAK ... ...iv
ABSTRACT ... ...v
DAFTAR ISI ... ...vi
DAFTAR TABEL ... ...ix
DAFTAR GAMBAR ... ...x
DAFTAR LAMPIRAN… ... ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... ....1
B. Perumusan Masalah ... ....5
C. Tujuan Penelitian………..5
D. Manfaat Penelitian ... ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham ... ...7
a. Pengertian harga saham………....7
b. Jenis saham………...8
c. Nilai saham………...8
d. Pendekatan penilaian harga saham………..9
3. Current Ratio (CR) ... ..12
4. Debt to Equity Ratio (DER) ... ..12
5. Total Assets Turn Over (TATO) ... ..13
6. Return On Equity (ROE) ... ..13
7. Earning Per Share (EPS) ... ..14
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... ..15
C. Kerangka Konseptual... ..16
D. Hipotesis ... ..17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... ..19
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... ..19
C. Jenis dan Sumber Data ... ..21
D. Metode Pengumpulan Data ... ..22
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... ..22
F. Metode Analisis Data 1. Pengujian asumsi klasik ... ..24
2. Koefisien determinasi (R2) ... ..26
3. Pengujian hipotesis ... ..27
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... ..29
B. Analisis Hasil Penelitian ... ..30
1. Analisis statistik deskriptif ... ..30
a. Uji normalitas ... ..33
b. Uji multikolinieritas ... ..38
c. Uji heterokedastisitas ... ..39
d. Uji autokorelasi ... ..41
3. Pengujian Hipotesis ... ..42
a. Koefisien determinasi (R2) ... ..42
b. Analisis regresi ... ..43
c. Uji signifikansi parsial (Uji t) ... ..45
d. Uji signifikansi simultan (Uji F) ... ..46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... ..47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ..51
B. Keterbatasan Penelitian ... ..52
C. Saran………..52
DAFTAR PUSTAKA ... ..54
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15
Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Barang Konsumsi... 20
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel ... 23
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi ... 29
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 31
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi... 33
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 36
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas ... 39
Tabel 4.6 Uji Durbin Watson ... 41
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R2)………...42
Tabel 4.8 Analisis Regresi………43
Tabel 4.9 Uji t……….…..46
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 16
Gambar 4.1 Histogram (Sebelum Data Ditransformasi) ... 34
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot (Sebelum Data Ditransformasi) ... 35
Gambar 4.3 Histogram (Setelah Data Ditransformasi) ... 37
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot (Setelah Data Ditransformasi)………..38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan ... 55
Lampiran ii Data Penelitian Tahun 2008-2010 ... 56
Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2008-2010 (sebelum ditransformasi)………...67
Lampiran iv Data Variabel Penelitian Tahun 2008-2010 (setelah ditransformasi)………...70
Lampiran v Statistik Deskriptif………..73
Lampiran vi Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Transformasi……...74
Lampiran vii Gambar Histogram dan Grafik Normal P-P Plot Sebelum dan Setelah Transformasi………75
Lampiran viii Uji Multikolinieritas………77
Lampiran ix Uji Heteroskedastisitas………...78
Lampiran x Uji Autokorelasi……….79
Lampiran xi Koefisien Determinasi (R2) dan Analisis Regresi………...80
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id, dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, TATO, ROE, dan EPS. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, TATO, ROE, dan EPS, hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, TATO, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of Current Ratio, Debt to Equity Ratio. Return On Equity, and Earning Per Share to the stock price of the consumtion industry companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2008 up to 2010.
The design of this research is associative causal research. Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co.id and companies financial data that get from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Sampling method that used is purposive sampling. The dependent variable used is the stock price, while the independent variables used are CR, DER, TATO, ROE, and EPS. This study used multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.
The results showed that partially, each independent variable investigated; CR, DER, TATO, ROE, and EPS, only EPS that have a significant effect on stock price. The simultaneous tests showed that CR, DER, TATO, ROE, and EPS have also significant effect on stock price.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Beberapa tahun belakangan ini, pasar modal telah menjadi perhatian banyak
pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini dikarenakan pasar modal merupakan
media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana
yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor. Seorang investor
harus memiliki perencanaan investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan
di pasar modal. Perencanaan ini meliputi pertimbangan keputusan untuk
mengalokasikan dana yang dimiliki dalam aktiva tertentu dengan harapan akan
mendapat keuntungan di masa mendatang.
Salah satu bentuk investasi yang dilakukan pemilik dana adalah dengan
membeli saham dengan harapan memperoleh return yang paling optimal baik
berupa dividen ataupun capital gain. Saham sebagai salah satu objek investasi
yang paling diminati dalam perdagangan pasar modal merupakan salah satu
sekuritas yang mempunyai tingkat risiko cukup tinggi, yang tercermin dari
ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa depan.
Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau
turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan
bagi para investor. Oleh karena itu para investor sangat membutuhkan informasi
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara
maupun internal perusahaan. Dari eksternal perusahaan berhubungan dengan
kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga. Sedangkan
dari internal perusahaan berhubungan dengan laporan keuangan dari perusahaan.
Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi.
Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk
saham, investor membutuhkan berbagai informasi mengenai kinerja perusahaan
yang tercermin dalam laporan keuangan. Analisa laporan keuangan juga
dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan tersebut. Analisa
laporan keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya
adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Rasio-rasio keuangan sebagai hasil perumusan dari analisis terhadap laporan
keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi mengenai keadaan keuangan
perusahaan. Tidak heran jika pada akhirnya rasio-rasio keuangan ini banyak
digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi.
Rasio-rasio keuangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity,
dan Earning Per Share. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas
perusahaan dan dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat
keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban lancarnya dengan segera ketika ditagih. Dengan demikian, semakin
besar margin of safety yang dapat disediakan perusahaan kepada investor, maka
Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang umumnya
digunakan untuk mengukur leverage suatu perusahaan. Bagi investor, semakin
besar rasio ini semakin baik karena semakin sedikit tingkat pendanaan yang harus
disediakan dan semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan. Namun,
DER yang terlalu tinggi juga tidak baik karena tingkat utang yang semakin tinggi
akan memperbesar kemungkinan risiko gagal bayar bunga pinjaman maupun
pokok utang yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2009) menunjukkan bahwa DER
berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun, penelitian yang dilakukan oleh
Juventus (2008) dan Kielsan (2010) menunjukkan bahwa secara parsial DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Total Assets Turn Over merupakan rasio aktivitas yang mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan
penjualan selama satu periode tertentu. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
kemampuan manajemen yang semakin tinggi dalam menggunakan aktivanya
untuk menghasilkan penjualan. Penjualan yang meningkat karena penggunaan
aktiva yang semakin efisien ini pada gilirannya akan meningkatkan laba, yang
kemudian akan berdampak positif pada harga saham perusahaan.
Return On Equity merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat
return yang akan diperoleh pemegang saham. Pemegang saham berinvestasi untuk
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya dan rasio ROE
mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi
semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba bagi pemegang saham dan sebaliknya. Dengan kata lain, ROE
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang
dilakukan oleh Juventus (2008) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif
terhadap harga saham. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2009) dan
Kielsan (2010) menunjukkan bahwa secara parsial ROE tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Earning Per Share adalah laba per lembar saham yang merupakan
keuntungan yang dapat dihasilkan dari perubahan setiap unit saham pada periode
tertentu. EPS menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen
kepada pemegang saham. Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan
akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut karena kenaikan
EPS menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan yang bagus
akan menarik investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan, dan jika
banyak investor ingin membeli saham suatu perusahaan maka harga saham
perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat.
Perbedaan pada variabel penelitian yang digunakan dan ketidakkonsistenan
antar hasil penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk meneliti kembali
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperkirakan memiliki pengaruh
terhadap harga saham, yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets
Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti menuangkan
Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun
simultan?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share
terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap harga
saham.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada manajemen
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diperkirakan
berpengaruh terhadap harga saham yaitu Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per
Share.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai
pengaruh rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan penilaian harga
saham, seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham
a. Pengertian saham
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan
yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohnya adalah hak mendapatkan pendapatan tetap dari perusahaan disamping punya kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham juga berhak mengontrol perusahaan sesuai dengan kapasitas (jumlah) saham yang dimilikinya melalui rapat umum pemegang saham dengan menggunakan hak suara yang dimilikinya.
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga
para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan
perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham adalah
tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan
manfaat yang dapat diperoleh oleh para investor, antara lain berupa:
1) dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik saham
2) capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual
3) manfaat non finansial antara lain berupa kekuasaan, kebanggaan,
dan hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
b. Jenis saham
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham
dapat dibedakan menjadi:
1) saham biasa (common stock)
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham
ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Saham
biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham
mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
2) saham preferen (preferred stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak istimewa,
yakni hak atas dividen tetap dan hak untuk mendapatkan dividen
dan/atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih
dahulu dari pemegang saham biasa. Di samping itu, pemegang
saham preferen juga mempunyai preferensi untuk mengajukan usul
pencalonan direksi atau komisaris.
c. Nilai saham
Nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam empat
1) nilai nominal (par value)
Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan
untuk tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar
yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor
yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham.
2) nilai buku (book value)
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net
assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
Nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar
jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan
penerbit saham (emiten) dilikuidasi.
3) nilai pasar (market price)
Nilai pasar merupakan harga pasar riil, dan merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham
pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup,
maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).
4) Nilai Intrinsik (fundamental)
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham
perusahaan.
d. Pendekatan penilaian harga saham
Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau
tersebut. Pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai
intrinsik), yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1) Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham dengan
menggunakan data historis, terutama data keuangan (misalnya laba,
pembagian dividen, penjualan, dan lain-lain) untuk menilai jenis
saham tertentu. Pertimbangan investor dalam membeli atau
menjual saham adalah membandingkan nilai intrinsik dengan nilai
pasar saham yang bersangkutan. Apabila nilai pasar saham lebih
tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal
sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya menjual
saham tersebut, begitupun sebaliknya apabila nilai pasar saham
lebih rendah dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong
murah sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya
membeli saham tersebut.
2) Analisis teknikal
Pendekatan teknikal menyatakan bahwa pola-pola pergerakan
harga saham di masa mendatang didasarkan pada observasi
pergerakan harga saham di masa lalu. Keputusan investasi dalam
analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu
(seperti data harga saham dan volume penjualan saham) sebagai
data di masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola
perilaku harga di masa mendatang (Tandelilin, 2001 : 247).
2. Analisis laporan keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan merupakan informasi yang diharapkan dapat membantu para
pengguna, baik pihak internal maupun pihak eksternal untuk membuat
keputusan ekonomi yang rasional. Pengertian laporan keuangan menurut
PSAK No.1 Paragraf 107 (IAI 2007:2) adalah :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan arus lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan lapora tersebut, misalnya, informasi industri dan geografis serta pengaruh perubahan harga.
Laporan keuangan perusahaan biasanya terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Catatan atas laporan keuangan
Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak
memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan keuangan tersebut
pembuat keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan
analisis kinerja keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
Weston dalam Kasmir (2008 : 106) mengatakan bahwa bentuk-bentuk
rasio keuangan adalah sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
d. Rasio profitabilitas (Profitability Ratio) e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang dihitung dengan cara
membandingkan aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin
besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil perhitungan,
apabila rasio ini rendah, berarti perusahaan memiliki kemampuan yang
rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila
rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena mungkin disebabkan adanya
kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Bagi kreditur,
semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena
semakin besar resiko kegagalan yang harus ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun
perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena
resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur.
Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai
berikut:
c. Total Assets Turn Over (TATO)
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan
jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2008 : 185).
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi penjualan yang
dihasilkan dan penggunaan aktiva perusahaan yang semakin efektif.
Rumus untuk menghitung Total Assets Turn Over adalah sebagai
berikut:
d. Return On Equity (ROE)
Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang
DER = x 100%
disebut dengan tingkat pengembalian ekuitas (ROE). Return On Equity
merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat return yang akan
diperoleh pemegang saham. Pemegang saham berinvestasi untuk
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya dan rasio
ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan
keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi. Semakin tinggi
ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan
modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham dan
sebaliknya.
Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah sebagai berikut:
e. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah laba per lembar saham yang merupakan
keuntungan yang dapat dihasilkan dari perubahan setiap unit saham pada
periode tertentu. EPS menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen kepada pemegang saham. Semakin besar EPS
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan memberikan return yang
besar kepada para pemegang saham dan investor. Kinerja perusahaan
yang baik dan pembagian return yang lebih besar akan menarik para
investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan akan mempengaruhi
harga saham perusahaan, yakni harga saham akan lebih mahal.
Rumus untuk menghitung Earning Per Share adalah sebagai berikut:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Rincian mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber : Peneliti, 2011
Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang
keuangan terutama dalam membuat keputusan investasi. Analisa fundamental
merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan
laporan keuangan sebagai sumber informasi. Analisis rasio keuangan berguna
untuk memprediksi keadaan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan
informasi kepada investor untuk dapat menilai kondisi dari hasil operasi Current Ratio
(X1)
Harga Saham
(Y) Debt to Equity Ratio
(X2)
Total Assets Turn Over
(X3)
Return on Equity
(X4)
Earning Per Share
perusahaan pada saat ini dan di masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor
untuk menilai dan memprediksi keadaan perusahaan pada masa lalu dan masa
yang akan datang.
Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancer untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang
berfungsi untuk mengukur sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
utang-utang kepada pihak luar. Total Assets Turn Over merupakan rasio aktivitas yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh
aktiva untuk menghasilkan penjualan. Return On Equity merupakan rasio yang
mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
yang dapat diperoleh pemegang saham. Earning Per Share merupakan rasio
profitabilitas yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan.
Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi
antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap keuntungan perusahaan. Semua rasio yang dijelaskan sebagai variabel
independen dalam penelitian ini merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi
harga saham.
D.Hipotesis
Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari
(Sugiyono, 2006 : 51). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual
yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
: Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham
: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham
: Total Assets Turn Over berpengaruh terhadap harga saham
: Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham
: Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham
: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On
Equity, dan Earning Per Share berpengaruh secara simultan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain penelitian asosiatif kausal (Erlina, 2008 : 34)
yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dengan penelitian ini akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Adapun
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, DER, TATO, ROE, dan
EPS.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak di-delisting mulai dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2010 yang berjumlah 32 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi
Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah:
1. Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2008-2010.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama
tahun 2008-2010.
Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan, maka perusahaan barang
konsumsi yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan dari
total 32 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan Barang Konsumsi
No Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2
1 PT Akasha Wira International Tbk* √ √ 1 2 PT Aqua Golden Missisipi Tbk √ X
3 PT BAT Indonesia Tbk √ X
4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ 2 5 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia
23 PT Mustika Ratu Tbk √ √ 21 31 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk √ √
29
32 PT Unilever Indonesia Tbk √ √ 30
Sumber: Peneliti, 2011
* : Dahulu bernama PT. Ades Waters Indonesia Tbk. dan berganti nama menjadi PT. Akasha Wira InternationalTbk. pada tahun 2009.
** : Dahulu bernama PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. dan berganti nama menjadi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. pada tahun 2009.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2006 :
13). Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang
dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Data
yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah
lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan
sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003 :
60).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia yaitu
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan peneliti adalah studi
dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan
penelitian ini, dapat berupa catatan, laporan keuangan, buku, jurnal, maupun
informasi lainnya (Erlina, 2007 : 36). Pada penelitian ini, pengumpulan data
dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka,
yakni jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data dilakukan dengan cara
mendownload situs
(ICMD).
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “defenisi operasional adalah bagian dari
riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang
dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalisasikan dalam riset”.
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turn Over
(TATO), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS). Variabel terikat
(dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan konsep dan operasionalisasi
dari variabel yang diteliti:
Tabel 3.2 yang segera jatuh tempo dengan menggunakan
Rasio yang diukur dari perbandingan antara total
Dependen Harga Saham
(Y)
Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka memperdagangkan
saham di pasar bursa.
Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu (closing
price)
Rasio
Sumber : Peneliti, 2011
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 18. Untuk mengetahui
penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan terlebih
dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.
1. Pengujian asumsi klasik
Adapun tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah agar data yang
diperoleh:
a. berdistribusi normal
b. non-multikolinieritas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna
ataupun mendekati sempurna
c. non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling berkolerasi
d. homoskedasititas, artinya variance variabel independen dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
a. Uji normalitas
Ghozali (2005 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik hendaknya memiliki
distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran
arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan
memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk
menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji
statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual
tidak berdistribusi normal.
b. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen (Ghozali,
2005 : 91). Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan korelasi di antara variabel independen. Jika
nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas di antara variabel
independen.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Umar, 2003 : 179). Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada
scatterplot antara nilai prediksi variabel terkait dengan residualnya.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis
(Ghozali, 2005 : 105) :
1) jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2007 : 106).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, di antaranya dengan
Uji Durbin Watson. Kriteria penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.
2. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3. Pengujian hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,
peneliti menggunakan uji signifikansi parsial (t-test) dan uji signifikansi
simultan (F-test).
a. Analisis regresi berganda
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara CR, DER, TATO,
ROE, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di BEI digunakan model analisis regresi berganda berikut:
Y = α + + + + + + e
Keterangan:
Y = Harga Saham
α = Konstanta
… = Koefisien regresi
= Current Ratio
= Debt to Equity Ratio
= Total Assets Turn Over
= Return On Equity
= Earning Per Share
b. Uji signifikansi parsial (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2005 : 84). Variabel independen dikatakan memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila variabel dependen
tersebut memiliki nilai signifikansi (sig) di bawah 0.05.
c. Uji signifikansi simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai
pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005 : 84). Variabel-variabel independen tersebut dikatakan memiliki
pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 18.0. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output
sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 30 perusahaan barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan
dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2010.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi
No Nama Perusahaan Kode
1 PT Akasha Wira International Tbk* ADES 2 PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 3 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk** SQBI
4 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA
5 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA
6 PT Davomas Abadi Tbk DAVO
7 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
8 PT Gudang Garam Tbk GGRM
9 PT HM Sampoerna Tbk HMSP
10 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF
11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
12 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
14 PT Kedaung Setia Industrial Tbk KDSI 15 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 16 PT Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
17 PT Mandom Indonesia Tbk TCID
18 PT Mayora Indah Tbk MYOR
19 PT Merck Tbk MERK
20 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
21 PT Mustika Ratu Tbk MRAT
22 PT Praisdha Aneka Niaga Tbk PSDN
23 PT Pyridam Farma Tbk PYFA
24 PT Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
25 PT Sekar Laut Tbk SKLT
26 PT Siantar Top Tbk STTP
27 PT Tempo Scan Tbk TSPC
28 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
29 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
ULTJ
30 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: Peneliti, 2011
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis statistik deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory berupa data keuangan sampel perusahaan barang konsumsi dari
tahun 2008 sampai tahun 2010 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari Current Ratio, Debt to equity Ratio,
Total Assets turn Over, Return On Earning, Earning Per Share sebagai
variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel
terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari
sampel perusahaan barang konsumsi selama periode 2008 sampai dengan
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Sumber : Data diolah peneliti, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel ROE dan EPS memiliki nilai
minimum negatif sedangkan CR, DER, TATO dan harga saham memiliki
nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki
nilai positif.
Berikut perincian data deskriptif yang telah diolah :
a. Variabel CR memiliki nilai rata-rata sebesar 4.9728, artinya rata-rata
perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki perbandingan aktiva
lancar terhadap kewajiban lancar sebesar 4.9728. Variabel CR
memiliki nilai minimum sebesar 0.00, nilai maksimum sebesar
113.71, dan standar deviasi sebesar 13.24660.
b. Variabel DER memiliki nilai rata-rata sebesar 3.3481, artinya rata-rata
perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki perbandingan total
utang terhadap ekuitas sebesar 3.3481. Variabel DER memiliki nilai
minimum sebesar 0.10, nilai maksimum sebesar 160.12, dan standar
c. Variabel TATO memiliki nilai rata sebesar 20.2788, artinya
rata-rata perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki perbandingan
penjualan bersih terhadap total aktiva sebesar 20.2788. Variabel
TATO memiliki nilai minimum sebesar 0.08, nilai maksimum sebesar
1698.73, dan standar deviasi sebesar 178.91508.
d. Variabel ROE memiliki nilai rata-rata sebesar 0.2138, artinya rata-rata
perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki perbandingan laba
bersih terhadap rata-rata ekuitas sebesar 0.2138. Variabel ROE
memiliki nilai minimum sebesar -0.76, nilai maksimum sebesar 3.24,
dan standar deviasi sebesar 0.44117.
e. Variabel EPS memiliki nilai rata sebesar 1493.2011, artinya
rata-rata perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki perbandingan laba
bersih terhadap jumlah saham yang beredar sebesar 1493.2011.
Variabel EPS memiliki nilai minimum sebesar -2234.24, nilai
maksimum sebesar 21021.17, dan standar deviasi sebesar 3722.64661.
f. Variabel Harga Saham memiliki nilai rata-rata sebesar 15383.2889,
artinya rata-rata perusahaan barang konsumsi di BEI memiliki harga
saham sebesar 15383.2889. Variabel Harga Saham memiliki nilai
minimum sebesar 50.00, nilai maksimum sebesar 274950.00, dan
standar deviasi sebesar 41037.62560.
2. Uji asumsi klasik
Suatu model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model regresi
penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji
statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat
hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Std. Deviation 2.09266013E4
Most Extreme
Differences
Absolute .354
Positive .303
Negative -.354
Kolmogorov-Smirnov Z 3.354
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah penulis, 2011
Berdasarkan data tersebut, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah
3.354 untuk CR, DER, TATO, ROE, EPS dan harga saham. Untuk
variabel adalah 0.000 untuk CR, DER, TATO, ROE, EPS dan harga
saham, dimana nilai signifikansinya < 0.05, maka disimpulkan data tidak
terdistribusi secara normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal
tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal
plot data.
Gambar 4.1
Histogram (sebelum data ditransformasi)
Sumber: Data diolah peneliti, 2011
Dari grafik histogram di atas, terlihat bahwa kurva berbentuk lonceng
(bell shaped) yang memiliki kecenderungan ke sisi kanan sehingga dapat
Gambar 4.2
Grafik P-P Plot (sebelum data ditransformasi)
Sumber : Data diolah peneliti, 2011
Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh
dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model
regresi tidak terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik histogram dan grafik normal plot
menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.
Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut
Jogiyanto (2004 : 172), yaitu:
1) Dengan melakukan transformasi data,
2) Lakukan trimming,
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis
melakukan transformasi data ke model LN dari persamaan HS = f(CR,
DER, TATO, ROE, EPS), menjadi LN_HS = f(LN_CR, LN_DER,
LN_TATO, LN_ROE, LN_EPS). Kemudian, data diuji ulang
berdasarkan asumsi normalitas.
Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Std. Deviation .75040653
Most Extreme
Differences
Absolute .048
Positive .038
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .437
Asymp. Sig. (2-tailed) .991
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah peneliti, 2011
Dari tabel tersebut, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah 0.437
untuk CR, DER, TATO, ROE, EPS, dan harga saham. Untuk probabilitas
signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) dari masing-masing variabel adalah
0.991 untuk CR, DER, TATO, ROE, EPS dan harga saham, dimana nilai
signifikansinya > 0.05. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan
plot data yang terdistribusi normal.
Gambar 4.3
Histogram (Setelah data ditransformasi)
Sumber: data diolah peneliti, 2011
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data sudah
normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti
garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mendekati dengan garis diagonal sehingga
dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara
Gambar 4.4
Grafik P-P Plot (setelah data ditransformasi) Sumber: Data diolah peneliti, 2011
Hasil dari transformasi di atas menunjukkan bahwa variabel-variabel
yang tidak normal dapat dinormalkan dengan cara meng-ln-kan data.
Setelah data sudah menunjukkan data yang memenuhi asumsi normalitas
maka pengujian dapat dilanjutkan dengan pengujian parametrik.
b. Uji multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya
dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Data diolah penulis, 2011
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Tolerance untuk setiap
variabel independen lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF dari setiap
variabel independen lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
c. Uji heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan
dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.5 Scatterplot
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik
yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan
data observasi yang lain. Hasil tampilan output SPSS ini dengan jelas
menunjukkan tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson.
Tabel 4.6 Uji Durbin Watson
Hasil Uji Durbin Watson
a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_TATO, LN_DER, LN_ROE, LN_EPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Melalui hasil perhitungan uji Durbin-Watson diperoleh nilai D-W
sebesar 1.253 sehingga tidak terdapat gejala autokorelasi, dengan
menggunakan kriteria bahwa angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti
tidak ada autokorelasi.
3. Pengujian hipotesis
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005 :
83).
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R2)
a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_TATO, LN_DER, LN_ROE, LN_EPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0.945 yang berarti
korelasi atau hubungan antara variabel dependen (harga saham) dengan
variabel independen (CR, DER, TATO, ROE, EPS) sangat kuat karena
nilai R hampir mendekati satu. Karena penelitian ini menggunakan lebih
dari dua variabel, maka yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa Adjusted R Square bernilai
0.886. Angka ini mengindikasikan bahwa 88.6% variasi atau perubahan
dalam harga saham dapat dijelaskan oleh CR, DER, TATO, ROE, dan
EPS, sedangkan sisanya 11.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Analisis regresi
Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: Data diolah peneliti, 2011
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
LN_HS = α + + + + +
+ e
Keterangan:
α (konstanta) = 2.562
(Koefisien regresi LN_CR) = 0.53
(Koefisien regresi LN_DER) = 0.102
(Koefisien regresi LN_TATO) = -0.020
(Koefisien regresi LN_ROE) = -0.145
(Koefisien regresi LN_EPS) = 0.924
Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.8,
maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Harga Saham = 2.562 + 0.53 + 0.102 - 0.020 -
0.145ROE + + e
Interpretasi dari model persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. α = 2.562
Konstanta sebesar 2.562 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel CR, DER, TATO, ROE, dan EPS, maka harga saham
yangb terbentuk adalah 2.562.
2.
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel CR akan menyebabkan harga saham meningkat
sebesar 0.53.
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel DER akan menyebabkan harga saham meningkat
sebesar 0.102.
4.
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel TATO akan menyebabkan harga saham menurun
sebesar 0.020.
5.
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel ROE akan menyebabkan harga saham menurun
sebesar 0.145.
6.
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel EPS akan menyebabkan harga saham meningkat
sebesar 0.924.
c. Uji signifikansi parsial (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi
dari suatu variabel independen < 0.05, maka variabel tersebut
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, apabila nilai signifikansi dari suatu variabel independen >
terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: Data dioleh peneliti, 2011
Berdasarkan tabel uji t dapat dilihat bahwa hanya nilai signifikansi
dari variabel EPS yang lebih kecil dari 0.05 yakni 0.000, sedangkan
variabel yang lainnya memiliki nilai signifikansi lebih besar daripada
0.05, yakni CR sebesar 0.748, DER sebesar 0.363, TATO sebesar 0.835,
dan ROE sebesar 0.317 sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya
variabel EPS yang mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap harga saham, sedangkan variabel CR, DER, TATO, dan ROE
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga
saham.
d. Uji signifikansi simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
terhadap harga saham. Jika nilai signifikansinya < 0.05 maka variabel
independen secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya > 0.05
maka variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan (uji F) :
Tabel 4.10
a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_CR, LN_TATO, LN_DER, LN_ROE
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: Data diolah peneliti, 2011
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung adalah 127.138 dengan
tingkat signifikansi 0.000. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel independen yang diteliti (CR, DER, TATO, ROE, dan
EPS) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (harga saham)
secara simultan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabel
yang menunjukkan angka 0.000 < 0.05.
c. Pembahasan hasil penelitian
Hasil penelitian dengan menggunakan data perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di BEI mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham, sedangkan variabel
CR, DER, TATO, dan ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari
variabel EPS yang lebih kecil dari 0.05 yakni 0.000, sedangkan variabel yang
lainnya memiliki nilai signifikansi lebih besar daripada 0.05, yakni CR sebesar
0.748, DER sebesar 0.363, TATO sebesar 0.835, dan ROE sebesar 0.317.
Current Ratio (CR) secara parsial memiliki pengaruh yang positif yang
tidak signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi
dari CR sebesar 0.748 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel CR tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.
Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial memiliki pengaruh yang positif
yang tidak signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukkan oleh nilai
signifikansi dari DER sebesar 0.363 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi
harga saham perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2009)
yang menunjukkan bahwa DER secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Juventus (2008) dan Kielsan (2010) yang menunjukkan bahwa
DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Total Assets Turn Over (TATO) secara parsial memiliki pengaruh yang