• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun dan uji teknis unit pemisah pada mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun dan uji teknis unit pemisah pada mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS UNIT PEMISAH PADA MESIN SORTASI MANGGA

BERBASIS PENGOLAHAN CITRA

Oleh :

ARDIATNO YANUADI F14102106

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

Ardiatno Yanuadi. F14102106. Rancang Bangun dan Uji Teknis Unit Pemisah pada Mesin Sortasi Mangga Berbasis Pengolahan Citra. Di bawah bimbingan: Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. 2006.

RINGKASAN

Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di Indonesia, dari jenis yang bermutu rendah sampai bermutu tinggi. Buah ini mempunyai peluang untuk ekspor, karena mempunyai cita rasa yang khas dan lezat serta mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. Mangga kualitas ekspor harus memperhatikan keseragaman mutu dan kualitas dari buah mangga tersebut. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, keterbatasan sistem sortasi manual dikembangkan dengan suatu metode atau alat sortasi mangga. Alat sortasi mangga ini dikembangkan dengan sistem otomatisasi, yaitu dengan menggunakan bantuan komputer.

Prathama (2002) telah melakukan penelitian mesin sortasi mangga berdasarkan pengolahan citra menggunakan mikrokomputer. Mesin sortasi ini terdiri atas beberapa bagian utama, yaitu rangka mesin, unit penyalur, unit pengolahan citra, unit pemisah, unit penggerak, dan unit kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi bentuk dan mekanisme kerja unit pemisah pada mesin sortasi mangga berdasarkan pengolahan citra hasil rancangan Prathama (2002) dan mengetahui kinerja unit pemisah melalui uji teknis dan membandingkan efektivitas kerja unit pemisah terhadap hasil rancangan Prathama (2002).

Penelitian ini dilakukan di bengkel Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan sebagai objek dalam pengujian adalah buah mangga Arumanis. Bahan-bahan untuk membuat model unit pemisah, unit pemisah, dan rangka unit pemisah antara lain, yaitu triplek, kayu, besi, mur, baud, ring, solenoid, dan lain-lain.

Pembuatan mesin sortasi mangga melalui beberapa tahap, yaitu pembuatan model unit pemisah, pembuatan unit pemisah, dan pembuatan rangka unit pemisah. Model terdiri dari tiga plat triplek dengan ukuran yang berbeda-beda. Plat triplek pertama (pendorong buah mangga) berukuran 35 x 280 mm dengan ketebalan 3 mm. Plat triplek kedua (slider) berukuran 35 x 280 mm ketebalan 3 mm. Plat triplek ketiga (lever) berukuran 35 x 300 mm dengan ketebalan 3 mm. Setelah pembuatan model dan uji coba model maka akan dilakukan pembuatan unit pemisah. Unit pemisah dibuat dari bahan plat besi dengan ukuran yang sama dengan model.

(3)

Kinerja unit pemisah dipengaruhi oleh berat mangga, semakin berat mangga maka semakin lemah kinerja alat berdasarkan waktu pendorongan buah mangga sampai tepat masuk ke dalam unit pemisah atau sebaliknya. Berat mangga yang kecil dan bentuk buah yang bulat menyebabkan mangga tersebut cepat terdorong ke dalam unit penampung. Hasil pengujian terhadap lengan pendorong mangga menunjukkan bahwa rata-rata lengan pendorong satu, dua, dan tiga memiliki kecepatan dorong yang sama. Lengan pendorong satu memiliki kecepatan dorong sebesar 0.51 detik, sedangkan lengan pendorong dua dan tiga memiliki kecepatan dorong yang sama, yaitu sebesar 0.47 detik. Kapasitas unit pemisah adalah sebesar 3.04 ton mangga/jam.

(4)

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS UNIT PEMISAH PADA MESIN SORTASI MANGGA

BERBASIS PENGOLAHAN CITRA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ARDIATNO YANUADI F14102106

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS UNIT PEMISAH PADA MESIN SORTASI MANGGA

BERBASIS PENGOLAHAN CITRA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ARDIATNO YANUADI F14102106

Dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1984 di Bogor, Jawa Barat

Tanggal Lulus :

Menyetujui, Bogor, Agustus 2006

Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan tanggal 5 Januari 1984 di Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Kadarwan Soewardi dan Soerwatinah.

Memasuki usia enam tahun, Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Panaragan 1 Bogor, dari tahun 1990-1996. Setelah itu Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Bogor dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 1999. Pada tahun yang sama, Penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Bogor.

Tahun 2002, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Memasuki semester lima, Penulis diterima di laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian sub program studi Teknik Biosistem.

Selama perkuliahan Penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Pada tahun 2003-2005 Penulis menjabat sebagai anggota Himpunan Profesi Teknik Pertanian. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Motor

Bakar untuk mahasiswa Semester lima.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, satu kata yang patut terucap, atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun dan Uji Teknis Unit Pemisah pada Mesin Sortasi Mangga Berbasis Pengolahan Citra”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr., selaku pembimbing akademik yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan selama ini.

2. Dr. Ir. Suroso, M.Agr. dan Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr. selaku dosen

penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan koreksi dan saran terhadap skripsi Penulis.

3. Pak Sulyaden, Pak Abas, dan Pak Parma, selaku laboran dan teknisi Departemen Teknik Pertanian yang telah banyak membantu selama penelitian. 4. Keluargaku, Kadarwan Soewardi, Soerwatinah, Mas Adrianto, dan Mas

Andiarto Yanuardi yang selalu ada untuk memberi semangat kepada penulis. 5. Temen-temen TEP 39, untuk empat tahun yang berharga, terima kasih banyak.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, oleh karena itu Penulis menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Bogor, Agustus 2006

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

I. PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN PENELITIAN... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

A. MANGGA... 3

B. MESIN SORTASI... 7

C. SOLENOID... 12

D. UNIT PEMISAH... 18

III. PENDEKATAN DESAIN... 21

A. KRITERIA DESAIN ... 21

B. DESAIN FUNGSIONAL ... 24

C. DESAIN STRUKTURAL ... 25

IV. METODE PENELITIAN... 28

A. WAKTU DAN TEMPAT ... 28

B. BAHAN DAN ALAT ... 28

C. TAHAPAN PENELITIAN ... ... 29

D. ANALISIS RANCANGAN ... ... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 38

A. PROTOTIPE ALAT ... 38

B. UJI TEKNIS... 47

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. KESIMPULAN ... 50

B. SARAN ... 51

DAFTAR PUSTAKA... 52

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Mesin sortasi buah jeruk BSM-1. ... 10

2. Pressure Sensitive Apple Grader. ... 11

3. Mesin sortasi apel berbasis pengolahan citra ... 11

4. Mesin sortasi apel berbasis pengolahan citra ... 13

5. Pneumatic solenoid... 14

6. Hydraulic solenoid... ... 14

7. Sketsa gambar solenoid... 15

8. Solenoid tipe tarik (a) dan solenoid tipe dorong (b)... 16

9. Unit pemisah rancangan Prathama (2002)... ... 18

10. Sketsa unit pemisah rancangan Prathama (2002)... 19

11. Gambar piktorial mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra ... 21

12. Mekanisme kerja mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra... 22

13. Diagram Mekanisme kerja mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra ... 23

14. Rancangan rangka unit pemisah dalam satuan mm ... 26

15. Rancangan unit pemisah dengan mekanisme empat batang penghubung... ... 27

16. Sketsa gaya pada mesin sortasi ... 34

17. Detail lengan pendorong unit pemisah... 35

18. Gaya mangga pada saat mulai bergeser... ... 36

19. Desain unit pemisah pada (a) posisi off dan (b) pada posisi on ... 37

20. Rancangan mesin sortasi mangga yang telah dilengkapi unit pemisah dengan mekanisme baru... 38

21. Model unit pemisah dari bahan triplek... 39

22. Plat triplek pertama (pendorong buah mangga). ... 40

23. Plat triplek kedua yang berfungsi sebagai slider... 40

(10)

25. Gambar plat triplek ketiga yang berfungsi sebagai

pengungkit (lever)... ... 41

26. Detail plat triplek ketiga sebagai pengungkit (lever) ... 42

27. Solenoid yang digunakan pada unit pemisah. ... 43

28. Solenoid hasil modifikasi... 43

29. Empat batang penghubung pada unit pemisah... 44

30. Unit pemisah pada mesin sortasi mangga. ... 45

31. Jarak pergeseran unit pemisah pada kedua posisi. ... 46

32. Rangka unit pemisah dari bahan kayu. ... 46

33. Waktu yang dibutuhkan untuk mendorong buah mangga oleh lengan pendorong mesin sortasi ... 48

34. Waktu yang dibutuhkan untuk mendorong buah mangga oleh lengan pendorong satu mesin sortasi ... 61

35. Waktu yang dibutuhkan untuk mendorong buah mangga oleh lengan pendorong dua mesin sortasi ... 61

(11)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Komposisi kimia dan nilai makanan buah mangga ... 5

2. Karakteristik fisik dan kimiawi mangga Arumanis... ... 6

3. Syarat SNI mangga Arumanis... 7

4. Syarat mutu mangga Arumanis sesuai dengan permintaan segmen pasar... ... 8

5. Persentase Keberhasilan Pintu Pendorong... ... 20

6. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat model unit pemisah ... 28

7. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat model unit pemisah ... 29

8. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat model unit pemisah ... 29

9. Data pengujian tahanan per dorong... 59

10. Data pengujian tahanan per tarik... 59

11. Hasil pengujian keberhasilan unit pemisah mesin sortasi mangga ulangan ke-1... ... 63

12. Hasil pengujian keberhasilan unit pemisah mesin sortasi mangga ulangan ke-2... ... 64

13. Hasil pengujian keberhasilan unit pemisah mesin sortasi mangga ulangan ke-3... ... 66

14. Hasil pengujian keberhasilan unit pemisah mesin sortasi mangga ulangan ke-4... ... 67

15. Hasil uji fisik buah mangga terhadap kerusakan yang terjadi (responden 1)... 69

16. Hasil uji fisik buah mangga terhadap kerusakan yang terjadi (responden 2)... 70

17. Hasil uji fisik buah mangga terhadap kerusakan yang terjadi (responden 3)... 72

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Gambar teknik mesin sortasi mangga ... ... 55

2. Perhitungan gaya gesek dan gaya dorong yang terjadi pada unit pemisah... ... 58

3. Grafik kinerja unit pemisah... 61

4. Hasil perhitungan kapasitas unit pemisah ... 62

5. Hasil uji keberhasilan unit pemisah ... 63

(13)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di Indonesia, dari jenis yang bermutu rendah sampai bermutu tinggi. Buah mangga merupakan salah satu buah musiman yang sangat digemari di dalam negeri. Buah ini mempunyai peluang untuk ekspor, karena mempunyai cita rasa yang khas dan lezat serta mengandung nilai gizi yang cukup tinggi.

Tumbuhan mangga tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia, dengan produksi terbanyak berasal dari Pulau Jawa. Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara penghasil mangga di dunia dengan produksi 2.67% dan total dunia pada tahun 1998 (FAO, 1998). Mangga kualitas ekspor harus memperhatikan keseragaman mutu dan kualitas dari buah mangga tersebut. Masalah yang sering muncul adalah kualitas buah mangga tidak sesuai pada saat sampai di negara tujuan. Kerusakan yang terjadi disebabkan karena perjalanan panjang menuju ke negara tujuan. Terlalu masak, memar, berair adalah kondisi yang biasa menimpa buah-buahan yang diekspor. Salah satu tahapan kegiatan pasca panen untuk komoditas buah-buahan yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah proses sortasi dan pemutuan.

Proses sortasi dan pemutuan merupakan suatu pemisahan produk berdasarkan mutu yang diperoleh melalui pencirian fisik produk yang berhubungan dengan faktor mutu produk tersebut. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, keterbatasan sistem sortasi manual dikembangkan dengan suatu metode atau alat sortasi mangga. Alat sortasi mangga ini dikembangkan dengan sistem otomatisasi, yaitu dengan menggunakan bantuan komputer.

(14)

Persentase keberhasilan unit pendorong mangga Arumanis pada mutu I, II, dan reject adalah 100 % dan mutu III adalah 90% sedangkan mangga Gedong untuk mutu I, II, dan reject adalah 100%. Prathama (2002) menyatakan bahwa kegagalan sortasi walaupun hanya 10% (4 dari 38 buah mangga) disebabkan karena masalah teknis unit pendorong yang tidak kuat mendorong mangga Arumanis. Unit pemisah rancangan Prathama (2002) tidak dapat mendorong mangga pada mutu III dengan berat mangga sebesar: 291.86gr, 268.12gr, 332.18gr, dan 262.10gr. Selain itu sentakan unit pendorong terlalu mendadak sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mangga. Masalah lainnya adalah arah dorongan yang tidak lurus sehingga buah mangga tidak tepat jatuh ke dalam penampung.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan unit pendorong modifikasi untuk mesin sortasi mangga tersebut. Unit pendorong dimodifikasi dengan merubah arah gerak lengan pendorong menjadi tegak lurus dengan arah gerakan konveyor agar mangga jatuh pada unit penampung yang sesuai dan tidak membentur dinding penampung ketika didorong sehingga dapat mengurangi kememaran pada buah mangga ketika didorong.

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memodifikasi bentuk dan mekanisme kerja unit pemisah pada mesin

sortasi mangga berdasarkan pengolahan citra hasil rancangan Prathama (2002).

2. Mengetahui kinerja unit pemisah melalui uji teknis dan membandingkan

(15)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. MANGGA 1. Botani Mangga

Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di Indonesia, dari Ujung Barat sampai Timur, dari Utara sampai Selatan kita jumpai tanaman mangga dari jenis yang bermutu rendah sampai bermutu tinggi. Tanaman mangga berasal dari luar negeri, yakni India. Istilah mangga sendiri asalnya dari baahasa Tamil di India yaitu man-kay atau man-gas, kemudian dalam bahasa botaninya disebut Mangifera indica L. yang artinya tanaman mangga yang asalnya dari India (Pracaya, 1885).

Pada umumnya tanaman mangga menghasilkan buah paling banyak pada waktu umurnya sekitar 20-40 tahun, dan dapat menghasilkan 1000-3000 buah sudah dianggap baik. Tahun-tahun yang dianggap subur dapat menghasilkan buah yaitu pada waktu umur 10-40 tahun, sesudah umur lebih dari 40 tahun hasil pemanenan akan mulai menurun (Pracaya, 2002).

Tanaman mangga hidup baik di dataran rendah sampai ketinggian 300 m dari permukaan laut. Tipe iklimnya kering, curah hujan 1000-2000 mm per tahun dengan 4-7 musim kering. Tanaman mangga tumbuh baik

pada tanah lempung berpasir. Tanaman tahan terhadap kekeringan. Tanah yang cocok mempunyai pH tanah 5.5-5.6. Suhu udara yang optimum 25-27º C. Suhu udara yang rendah dapat merangsang berbunga tapi kurang baik untuk perkembangan buahnya. Bunga umumnya terdapat dalam tandan atau rangkaian tandan umumnya jantan (Sunarjono, 1998).

Musim berbuah mangga bersamaan dengan musim kemarau. Tanaman mangga 1.5-2 bulan setelah kemarau dan buah matang 3-4 bulan kemudian. Bila musim kemaraunya lebih kering, hasil produksinya akan lebih baik. Dengan demikian, daerah-daerah dengan musim kering yang panjang baik digunakan untuk kebun mangga (Satuhu, 1997).

(16)

berbunga pada bulan Juli-Agustus dan buah matang dapat dipanen pada bulan September-Desember. Salah satu varietas yang mutunya tinggi adalah mangga Arumanis.

2. Karakteristik Mangga

Tanda buah mangga yang sudah dapat dipanen adalah pada waktu sudah ada satu atau dua buah mangga yang masak telah jatuh dari pohonnya. Tanda buah masak adalah apabila dipegang terasa lebih lunak, telah ada perubahan warna, yaitu menjadi kuning atau kemerahan tergantung varietasnya. Mangga Arumanis jika telah tua warna menjadi hijau tua dengan banyak tertutup lapisan lilin, sehingga warna buah menjadi hijau kelabu, sedang yang telah masak pangkal buah hijau kekeringan, bentuk bulat panjang, paruh dan lekukan kelihatan (Pracaya, 1985).

Menurut Aak (1991), mangga Arumanis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

− Berat buah rata-rata 385 gr per buah, panjang 13 cm, lebar 8 cm dan

tebal 7.5 cm.

− Bentuk buah agak panjang, melengkung sedikit, bahunya agak lebar,

ujung agak bundar.

− Kulit tipis, warna hijau tua sampai kebiru-biruan, bertotol-totol coklat keputihan. Buah yang siap dipetik, diselimuti lapisan lilin halus pada pangkal buah berwarna hijau kecoklat-coklatan.

− Daging buah kuning belerang, serat halus, berair dan berbau harum

menyengat.

Satuhu (1997), menyatakan buah mangga mulai dapat dipanen setelah sekitar 70-115 hari setelah bunga pertama mekar, bunga pertama mekar, bunga mekar penuh atau sejak terbentuknya pentil. Umur panen mangga tidak sama tergantung varietas dan lokasi tempat tumbuhnya.

(17)

Pracaya (1985), menyatakan susunan buah mangga yang utama terdiri dari air, karbohidrat, bermacam-macam asam, protein, lemak, mineral, zat warna, tannin, vitamin-vitamin dari zat-zat yang mudah menguap yang dapat memberikan bau yang harum. Komposisi kimia dan nilai makanan buah mangga dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia dan nilai makanan buah mangga

Nilai rata-rata buah mangga Komponen Kimia

Masih mentah Sudah masak

Air (persen) 90.0 86.1

Protein (persen) 0.7 0.6

Lipid (lemak) (persen) 0.1 0.1

Gula-gula (total) (persen) 8.8 1.1

Serat (persen) -

-Bahan mineral (persen) 0.4 0.3

Kapur (persen) 0.01 0.01

Fosfor (persen) 0.02 0.02

Besi 4.5 mg/gram 0.3 mg/gram

Vitamin :

Vitamin A 150 U.I. 4800 U.I.

Riboflavin (vitamin B2) 0.03 mg/100g 0.05 mg/100g

Thiamin (vitamin B1) - 0.04 mg/100g

Vitamin C 3mg/100g 13 mg/100g

Asam nicotinat 0.3 mg/100g

Nilai kalori setiap 100 g 39 50-60

Sumber : Cit. de Laroussilhe, LE MANGUIER, 1980 dalam Pracaya ,1985

Menurut Broto (1994), tingkat ketuaan atau kemasakan buah mangga merupakan faktor yang menentukan mutu buah mangga. Tingkat

(18)

Selama proses pematangan, mangga mengalami perubahan karakterisitk fisik dan kimiawi seperti tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik fisik dan kimiawi mangga Arumanis

Varietas Ketuaan TPT (ºBrix) Total Asam (%) Total gula (mg/100g) Zat pati (g)

pH Kekerasan (N) Arumanis Arumanis Arumanis Arumanis Arumanis Arumanis Mentah Mentah Mentah Matang Matang Matang 7.00 5.60 10.40 14.50 12.80 17.70 0.90 0.90 0.60 0.20 0.30 0.10 3.50 4.80 - 8.50 11.40 - 9.10 9.10 - 6.80 7.40 - 3.3 - 3.7 4.6 - 6.7 - - 8.50 - - 1.9

Sumber : Soedibjo (1987)

3. Persyaratan Mutu Mangga

Dalam pemasarannya untuk setiap komoditas, sering menghadapi kendala dalam memenuhi atau memanfaatkan peluang pasar pada masing-masing segmen pasar. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, segmen pasar melakukan pengelompokan produk-produknya dalam beberapa kelas mutu yang diharapkan akan berpengaruh terhadap harga. Disamping itu

mereka memperketat dalam sortasi produk yang diterima dari petani/kelompok tani sehingga tidak semua produk yang dihasilkan petani/kelompok tani dapat diterima oleh segmen pasar. Hal ini merupakan faktor pembatas antara segmen pasar dengan petani/kelompok tani dalam rantai pemasaran untuk setiap komoditas.

Secara umum persyaratan mutu buah mangga aromanis meliputi bentuk fisik normal, tidak cacat, tidak ada bekas luka, kulit bersih dari kotoran dan bebas hama penyakit. Disamping itu rasa buahnya harus manis, kulit buah bebas dari bintik-bintik hitam.

a. Syarat Mutu SNI Mangga Arumanis

(19)

Tabel 3. SyaratSNI Mangga Aromanis Syarat Karateristik

Kriteria Mutu I Kriteria Mutu II

Keseragaman varietas seragam Seragam

Tingkat ketuaan tua, tapi tidak matang

tua, tapi tidak matang

Kekerasan keras cukup keras

Keseragaman ukuran

Mangga cacat (jumlah/ jumlah) maks.

0 0

Kadar kotoran bebas bebas

Mangga busuk (jumlah/ jumlah) maks.

0 0

Panjang tangkai mangga, maks. 1 1

Sumber: http://www.deptan.go.id/psa/doc/baku_standar_mangga_jogja.htm, 2006

Syarat mutu yang ditetapkan oleh segmen pasar berdasarkan sortasi/pemilihan yang dilakukan oleh konsumen langsung, sehingga segmen pasar dalam hal ini melakukan sortasi buah mangga sebelum dijual. Sortasi ini akan menghasilkan mutu buah mangga arumanis yang seragam dan terjamin mutunya. Persyaratan segmen pasar mangga Arumanis dikelompokan dalam 4 kelas mutu yaitu: Kelas Mutu I, II, III dan IV. Persyaratan ini sudah mencakup persyaratan SNI sebagai persyaratan dasar. Syarat mutu mangga Arumanis sesuai dengan permintaan pasar dapat dilihat pada Tabel 4.

B. MESIN SORTASI

Proses sortasi dan pemutuan merupakan suatu proses pemisahan produk berdasarkan mutu yang diperoleh pada perincian sifat fisik produk yang berhubungan dengan faktor mutu produk tersebut. Buah-buahan dan sayur-sayuran mempunyai variasi mutu yang luas, yang disebabkan oleh faktor-faktor genetik, lingkungan, dan agronomi. Sortasi mutu diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai sesuai dengan mutu produk.

Pembersihan dan pemutuan (cleaning and grading) produk pertanian merupakan perlakuan sortasi utama yang dapat dilakukan di tempat panen atau

(20)

Pemutuan merupakan pemisahan produk pertanian dalam kelompok yang bernilai ekonomis berdasarkan ukuran, bentuk, warna, berat, kerusakan akibat serangga dan penyakit, dan lainnya. Spesifikasi standar pemutuan dapat berubah berdasarkan faktor pasar, seperti pelanggan, daerah atau negara, tahun, dan tekanan kompetisi.

Tabel 4. Syarat mutu mangga Arumanis sesuai dengan permintaan segmen pasar

Kelas Mutu

Kriteria Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV

Ukuran (gr/

buah) >600 550-599 500-549 450-499

Bentuk fisik - normal - tidak luka

- normal - tidak luka

- normal - tidak luka

- normal - tidak luka Kematangan

(%) 90 % 90 % 90-95% 90-95%

Permukaan

kulit mulus mulus

tidak mulus 100%, tidak luka tidak mulus 100%, tidak luka Hama

penyakit bebas hama bebas hama bebas hama bebas hama

Sumber: http://www.deptan.go.id/psa/doc/baku_standar_mangga_jogja.htm, 2006

Menurut Peleg (1985), sebagian besar proses pemutuan masih dilakukan secara manual oleh pekerja yang terlatih (skilled labour) sehingga

efektivitasnya tergantung dari kompetensi dan kemampuan pekerja. Oleh karena itu, pengembangan perlengkapan pemutuan diarahkan untuk mempermudah pekerja melihat produk pertanian dari segala sisi secara jelas dalam lingkungan kerja yang lebih nyaman.

Mesin sortasi produk-produk pertanian telah banyak dikembangkan dengan tujuan untuk mengkelaskan produk pertanian sesuai dengan kelompoknya sehingga lebih seragam, presisi, dan akurat. Alat sortasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu alat sortasi manual dan mekanis. Alat sortasi manual menggunakan bantuan tangan untuk memisahkan produk pertanian, sedangkan sortasi mekanis menggunakan bantuan mesin (Pantastico, 1986).

(21)

pengkelasan produk yang lebih akurat. Silanam, et al. (2001) merancang mesin sortasi mangga berdasarkan berat. Mesin sortasi ini bertenaga motor transmisi untuk menggerakkan unit penimbang yang berputar, mangga yang melebihi standar berat untuk unit penimbang akan dikeluarkan, sedangkan yang lebih ringan akan dialirkan menuju kategori unit penimbang berikutnya dengan standar berat lebih ringan.

Mesin sortasi untuk produk pangan yang dikembangkan oleh Rice Lake Weighing System dapat memisahkan produk berdasarkan beberapa kriteria, seperti berat, ukuran, bentuk, dan warna. Sistem tersebut meliputi sabuk pengumpan, konveyor penimbang bergerak, dan konveyor pengalih.

Pada mesin sortasi mangga yang dirancang Prathama (2002), sistem deteksinya berdasarkan pengolahan citra menggunakan pengendali mikrokomputer. Mesin tersebut terdiri atas beberapa unit, yaitu unit penyalur dengan konveyor, unit pengolah citra, unit pendorong yang digerakkan oleh solenoid, unit penggerak (motor), serta unit kontrol. Dalam prosesnya buah mangga yang akan disortasi diletakkan dan diatur jaraknya secara manual di atas konveyor dari unit penyalur.

Dalam sistem sortasi mekanisme unit pendorong memegang peranan penting dalam pemisahan buah mangga sesuai dengan mutunya. Unit

pendorong digerakkan oleh saklar elektrik untuk mengarahkan buah menuju kelas yang sesuai. Dengan demikian proses sortasi dilakukan secara mekanik-elektrik sederhana. Proses sortasi diupayakan sedemikian rupa agar tingkat kerusakan buah akibat benturan atau gesekan dengan mesin dapat ditekan sekecil mungkin (www.deptan.go.id, 2005).

Mesin sortasi buah jeruk BSM-1 dapat menyortir buah jeruk menjadi empat kelas atau sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan sortasi mencapai 90% dan buah yang rusak akibat sortasi hampir tidak ada. selain untuk jeruk, alsin ini dapat digunakan untuk menyortir buah lainyna, seperti mangga, manggis, dan salak dengan cara memodifikasi bagian penampung (hopper) dan mangkuk sortasi buah.

(22)

diatasnya terdapat timbangan yang dilengkapi dengan saklar sentuh, kotak penampung buah hasil sortasi, power supply, dan motor penggerak 0.5 pk single phase. Permukaan mangkuk plastik dilapisi busa dan kulit sintetis untuk melindungi buah dari benturan.

Berdasarkan hasil pengujian kapasitas alsin rata-rata adalah 427 kg/jam. Kapasitas tersebut diperoleh pada kecepatan putaran poros meja sortasi 7 rpm. Bila kecepatan putaran diperkecil maka kapasitas akan turun, sebaliknya bila kecepatan putaran diperbesar maka kapasitas akan bertambah namun akan menyulitkan operator pada saat mengumpan buah.

Prinsip kerja mesin sortasi buah jeruk menggunakan prinsip timbangan sederhana untuk pengukuran bobot buah jeruk yang dikombinasikan dengan sistem saklar sentuh yang peka untuk menggerakkan unit pendorong elektrik untuk mengarahkan buah menuju kelas yang sesuai. dengan demikian, proses sortasi dilakukan secara mekanik elektrik yang sederhana. Gambar mesin sortasi buah jeruk BSM-1 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Mesin sortasi buah jeruk BSM-1 (Satriyo, 2004)

(23)

ini tidak menimbulkan suara yang mengganggu, mudah dalam penggunaan dan memiliki akurasi yang tinggi. Pressure Sensitive Apple Grader dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber: (http://www.explorewisconsin.com, 2006)

Gambar 2. Pressure Sensitive Apple Grader.

Mesin sortasi lainnya yang telah digunakan di luar negeri selain Pressure Sensitive Apple Grader adalah mesin sortasi apel yang pemutuannya menggunakan peroses pengolahan citra. Mesin sortasi tersebut dapat dilihat

pada Gambar 3.

Sumber: http://www.ceerichennai.org, 2006

(24)

C. SOLENOID

Solenoid adalah kumpulan kawat, seringkali melilit pada sebuah inti metal, yang menimbulkan sebuah medan magnet ketika sebuah arus listrik melewatinya. solenoid sangat penting karena solenoid dapat mengatur medan magnet yang ditimbulkannya dan bisa digunakan sebegai elektomagnet.

Di dalam fisika, istilah solenoid biasanya diartikan khususnya untuk rancangan magnet yang menghasilkan medan magnet yang seragam pada sebuah volume ruang (dimana beberapa percobaan mungkin dilakukan).

Di dalam engineering, istilah solenoid dapat juga diartikan sebagai jenis dari alat transduksi yang dapat mengubah energi menjadi momentum linear. Istilah ini juga sering disebut katup solenoid, yang merupakan penggabungan alat yang terdiri dari solenoid eletromechanical yang digerakkan secara pneumatic atau hydraulic, ataupun slonenoid switch, yang merupakan tipe khusus dari relay yang digunakan sebagai elektromagnetical solenoid untuk mengoperasikan saklar elektrik; misalnya, automobile starter solenoid, atau linear solenoid yang merupakan solenoid elektromagnet

(http://en.wikipedia.org/wiki/Solenoid, 2006). Ada beberapa tipe solenoid,

yaitu:

a. Solenoid elektromagnet

(25)

Gambar 4. Solenoid elektromagnet (www.allelectronics.com, 2006).

b. Solenoid pneumatik

Katup solenoid pneumatic adalah sebuah saklar untuk jalan udara ke alat pneumatik yang lainnya, biasanya merupakan suatu pendorong. Sebuah solenoid terdiri dari kumparan yang sesuai dan mudah dipindahkan, merupakan saluran gas menuju ke pintu yang sesuai, yaitu sepasang solenoid linear kecil. Katup hanya mengizinkan arus kecil melewati solenoid untuk mengubah tekanan gas yang tinggi, yaitu sekitar 100 psi (7 bar, 0.7 MPa, 0.7 MN/m²).

Katup solenoid sering digunakan untuk mengontrol elemen dalam fluida. Fungsi dari katup solenoid adalah untuk mematikan, mengeluarkan, memberikan, menyalurkan atau mencampur gas dan fluida. Katup solenoid banyak ditemukan pada banyak aplikasi, misalnya perubahan yang cepat dan aman, pengujian tingkat tinggi, kesesuaian dari penggunaan suatu produk, dan rancangan padat.

Solenoid pneumatik berhubungan dengan transistor, mengizinkan sinyal yang relatif kecil untuk mengontrol sebuah alat yang besar. Solenoid pneumatik juga merupakan interface antara kontrol elektronik dengan sistem pneumatik. Pada sistem pneumatik, tenaga disalurkan dan dikontrol melalui gas bertekanan rendah dengan katup solenoid dan katup servo.

(26)

perbandingan tekanan kritis sebesar 0.5283 berdasarkan hukum Bemoullis dan proses isentropik. Solenoid pneumatik dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pneumatic solenoid (http://i4.ebayimg.com, 2006)

b. Solenoid hidrolik

Katup solenoid hidrolik hampir sama dengan solenoid pneumatik, hanya saja solenoid hidrolik mengontrol aliran fluida hidrolik (minyak), sekitar 3000 psi (210 bar, 21 MPa, 21 MN/m²). Mesin hidrolik menggunakan solenoid untuk mengontrol aliran minyak menuju ke ram atau pendorong untuk menekuk/melenturkan lapisan titanium dalam proses aerospace. Solenoid hidrolik dapat dilihat pada Gambar 6.

(27)

Solenoid merupakan gabungan antara spul yang dapat menginduksi sifat magnet batang besi lunak (soft iron) sehingga mampu menarik plat besi yang lentur. Alat ini kemudian dapat digunakan sebagai pembuka dan penutup pintu grade atau aktuator (Prathama, 2002).

Solenoid dapat digunakan untuk mengoperasikan aktuator yang digerakan secara elektrik. Prinsip kerja solenoid, yaitu ketika arus listrik melewati koil/kumparan, akan timbul medan magnet yang menyebabkan suatu daya pada besi lunak plunger, mendorong plunger keluar dari kumparan. Perubahan dari arus listrik menyebabkan perubahan daya yang terdapat pada plunger dan pergerakan plunger. Pergerakan ini mungkin diakibatkan oleh suatu sistem lever (Bolton, 1996). Disamping aktuator tipe plunger yang sering digunakan, pendorong tipe pivoted amature dan pendorong rocker juga selalu digunakan. Sketsa gambar solenoid dapat dilihat pada Gambar 7.

kumparan

pendorong per

poros berputar

hubungan

dengan perlengkapan lain input dari kontroler

Gambar 7. Sketsa gambar solenoid (Bolton, 1996)

Kumparan solenoid biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu pendorong yang dapat digerakkan atau plunger dan bagian akhir kumparan atau back stop. Efisiensi dari solenoid tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut, yaitu mechanical geometry, susunan elektronik dan medan magnet dari kumparan, plunger dan kerangka mesin.

(28)

baja sebagai inti magnet, akan memaksimalkan gaya magnet yang dikeluarkan. Adalah penting untuk solenoid kehilangan gaya magnetnya ketika arus listrik dikeluarkan. Hal ini akan menyebabkan plunger kembali lagi ke posisi normal.

Bahan dari inti (pusat) dan lapisan dari plunger harus dipilih dengan tepat untuk mengurangi gesekan dan pemakaian yang rendah. Untuk inti sebaiknya digunakan glass yang dilapisi dengan nylon dan kuningan, sedangkan untuk plunger sebaiknya digunakan lapisan nikel dengan sedikit lapisan elektro atau lapisan lain yang menimbulkan sedikit gesekan

(http://www.solenoidcity.com/default.html, 2005).

Arus dan kemagnetan mempunyai hubungan, medan magnet akan timbul akibat adanya arus listrik. Besarnya kekuatan medan magnet dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang mengalir melewati kawat, jarak antara kawat dan kutub magnet, serta jumlah kemagnetan yang terpusatkan di kutub-kutub magnet. Hubungan antara arus listrik dan medan magnet adalah makin besar kekuatan arus, makin besar pula medan magnet yang timbul (Daryanto, 2004).

Solenoid dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu solenoid tipe tarik (pull type solenoid) dan solenoid tipe

dorong (push type solenoid). Kedua tipe solenoid tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Mekanisme ganjalan depan

kumparan Penutup belakang

Penghisap

Pin penghisap

(a)

Solenoid Tipe Dorong

(29)

Mekanisme ganjalan

Penahan belakang kumparan

Penempatan Penghisap

(b)

Solenoid Tipe Tarik

Sumber: http://www.solenoidcity.com/solenoid/solenoidcatalog.htm, 2006

Gambar 8. Solenoid berdasarkan mekanisme kerja (a) solenoid tipe tarik dan (b) solenoid tipe dorong.

Untuk mendapatkan besarnya medan magnet dari suatu titik dari medan magnet selain dengan menaikkan kekuatan arus juga dapat ditingkatkan dengan menggulung kawat berbentuk spiral. Kawat yang digulung dinamakan kumparan atau koil. Medan magnet yang timbul dari kumparan (di sekeliling kawat) akan saling menguatkan. Hal ini berarti bahwa kekuatan medan magnet di dalam kumparan ditentukan oleh kekuatan arus yang melewati kumparan, jumlah lilitan pada kumparan, dan panjang kumparan.

Suatu cara yang sangat berbeda untuk menaikkan kekuatan medan di dalam kumparan adalah dengan menempatkan suatu inti besi di dalam kumparan. Jumlah medan magnet di dalam inti besi terdiri dari jumlah medan magnet yang disebabkan oleh arus, medan, dan kemagnetan besi (Daryanto, 2004).

Jika batang besi lunak diletakkan didalam solenoid dan diberikan arus listrik, maka batang besi akan ditarik menuju solenoid dan menghasilkan medan magnet. Pergerakan ini biasanya digunakan untuk menggerakkan tuas (pengungkit), mengunci pintu, atau mengoperasikan relay. Dalam hal ini penggunaan dari saklar elektrik kecil dapat menghasilkan gaya mekanik yang

(30)

besi tersebut. Lagipula, hal ini tidak terlalu penting karena arus hanya mengalir dari satu arah. Arus pengganti akan tetap bekerja

(http://www.oz.net/~coilgun/home.html, 2005).

D. UNIT PEMISAH

[image:30.595.185.458.493.673.2]

Unit pemisah atau unit pendorong pada mesin sortasi mangga menggunkan aktuator yang terdiri dari tiga buah solenoid yang dimodifikasi dengan tujuan mempunyai ruang gerak mendorong yang lebih besar dari sebelumnya. Solenoid yang digunakan memiliki kekuatan dorong sebesar 2 kg, sedangkan gaya yang dihasilkan sebesar 19.6 N dan gaya yang terjadi pada ujung lengan grade/mutu adalah 4.57 N. Syarat aktuator untuk dapat mendorong mangga adalah besar gaya yang dihasilkan pada ujung lengan pintu grade/mutu dari gaya gesek (Fkm) konveyor dengan mangga adalah harus lebih besar 2.59 N sehingga mangga dapat didorong dengan baik. Pemilihan dalam penggunaan solenoid sebaiknya disesuaikan dengan gaya, dalam hal ini gaya dorong untuk mendorong mangga dengan memperhatikan berat mangga, gaya gesek, dan momen yang terjadi (Prathama, 2002). Gambar unit pemisah yang telah dibuat oleh Prathama dapat dilihat pada Gambar 9. sedangkan sketsanya pada Gambar 10.

(31)
[image:31.595.183.460.85.258.2]

Gambar 10. Sketsa unit pemisah rancangan Prathama (2002).

Pada saat mendorong atau solenoid dalam keadaan menarik, aktuator bergerak membentuk sudut sekitar 60º terhadap arah pergerakan konveyor.

Besar sudut yang terbentuk merupakan hal penting terhadap gaya yang dihasilkan untuk mendorong mangga, semakin besar sudut yang terbentuk oleh pergerakan aktuator maka semakin besar gaya yang dihasilkan dan sebaliknya. Mangga didorong oleh unit pendorong pada mutu I, II, dan II, kemudian ditangkap oleh operator. Mangga yang didorong oleh pintu pendorong yang keras akan mengalami kememaran akibat dorongan unit pendorong yang kuat. Memar pada buah mangga dapat dihindari dengan cara membalut pintu pendorong dengan busa (Prathama, 2002).

Kegagalan sortasi walaupun hanya 10% disebabkan karena masalah teknik unit pendorong yang tidak kuat mendorong mangga Arumanis yang berukuran besar. Hal ini diakibatkan karena posisi mangga yang terlalu dekat dengan aktuator sehingga gaya dorong maksimum yang terjadi pada sudut yang dibentuk belum tercapai dan gaya yang timbul hanya dapat menggeser mangga dan tidak dapat mendorong mangga jatuh (Prathama, 2002).

(32)

Tabel 5. Persentase Keberhasilan Pintu Pendorong Persentase Keberhasilan Pendorong

No Mutu Arumanis Gedong

1 I 100% 100%

2 II 100% 100%

3 III 90% -

4 reject 100% 100%

Sumber : Prathama (2002)

(33)

III. PENDEKATAN DESAIN

A. KRITERIA DESAIN

Mesin sortasi dan pemutuan mangga hasil pengembangan sebelumnya bertujuan untuk menyortir atau memisahkan mangga berdasarkan hasil pengolahan dan analisa citra atau image processing. Proses penyortiran/pemisahan dilakukan dengan mengumpankan mangga di atas konveyor berjalan, pengambilan dan pengolahan citra, konveyor bergerak dan kemudian mangga didorong oleh aktuator secara otomatis sesuai dengan penggolongan mutu hasil pengolahan citra. Mesin sortasi dan pemutuan mangga terdiri dari lima bagian, yaitu rangka mesin, unit pengumpan, unit pengolahan citra, unit pemisah, dan unit penggerak (Prathama, 2002). Gambar mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra rancangan Prathama (2002) ditunjukkan pada Gambar 11, sedangkan mekanisme kerja mesin sortasi mangga rancangan Prathama (2002) dapat dilihat pada Gambar 12.

Unit Pengumpan

Unit Pemisah

Rangka Mesin

Unit Penampung Unit Penyalur

Kamera CCD

[image:33.595.87.542.414.725.2]

Unit Penggerak

(34)

`

Kontroller Kamera

Warna

S S S

Motor Listrik

III

Reject

Aktuator Komputer

Mutu Mangga II

I

Gambar 12. Mekanisme kerja mesin sortasi mangga berbasis pengolahan citra

Mangga Arumanis dikelompokkan berdasarkan mutunya yang terbagi menjadi empat kelas, yaitu mutu I, II, III, dan reject. Pemisahan mangga berdasarkan mutunya dilakukan dengan mendorong mangga yang terdapat di atas konveyor hingga jatuh ke dalam unit penampung sesuai dengan kelompok mutunya. Alat pendorong yang digunakan berupa aktuator yang terbuat dari plat besi dan disebut dengan unit pemisah. Untuk dapat menjatuhkan mangga unit pemisah harus bergerak membentuk sudut terhadap arah gerak konveyor. Semakin besar sudut yang terbentuk maka semakin mudah mangga terdorong ke dalam unit penampung dengan syarat daya dari unit pemisah harus lebih besar daripada gaya gesek mangga terhadap konveyor.

(35)

kememaran terhadap buah mangga yang disebabkan oleh sentakan unit pemisah yang terlalu mendadak.

Pada penelitian ini dibangun unit pemisah baru yang bertujuan untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada penelitian Prathama (2002). Unit pemisah terbuat dari plat besi dengan mekanisme empat batang penghubung. Lengan pendorong dirancang agar bergerak dengan sudut 90o atau tegak lurus terhadap arah gerak konveyor. Pada salah satu ujung plat penghubung akan diberi per dengan tujuan agar arah gerak unit pemisah tetap tegak lurus terhadap arah gerak konveyor, selain itu juga agar sentakan unit pemisah tidak terlalu mendadak.

Diagram hubungan antara masing-masing unit pada mesin sortasi mangga berdasarkan hasil pengolahan citra dengan pengendali mikrokomputer dapat dilihat pada Gambar 13.

Mulai

Input Mangga

Sistem Penangkapan Citra (Camera Video)

Komputer :

Sistem perekam pengolahan citra, kontroller, digital input-output (PPI 8255)

Aktuator

Unit Pemisah Unit Penggerak

[image:35.595.128.472.356.661.2]

Mutu Mangga

(36)

B. DESAIN FUNGSIONAL

Komponen mesin sortasi tediri dari bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi saling mendukung kerja mesin sehingga menjadi suatu sistem kerja sebagai mesin sortasi. Komponennya adalah rangka mesin, unit pengumpan, unit pengolahan citra, unit pemisah (grading) dan unit penggerak. 1. Rangka Mesin

Rangka mesin berfungsi sebagai penopang semua unit mesin sortasi mangga serta menahan gaya-gaya yang terjadi akibat transmisi tenaga dan berat beban. Rangka mesin harus bersifat statis dan bentuknya harus menyatu agar getaran yang terjadi pada saat mesin sortasi beroperasi tidak akan mempengaruhi kinerja dari masing-masing unit. Seluruh bagian dari rangka mesin dibuat dari bahan besi siku, kecuali pada unit pemisah mangga yang terbuat dari kayu. Penggunaan bahan kayu untuk rangka unit pemisah mangga bertujuan agar rangka dapat dengan mudah dipindahkan. Material yang dipilih dalam pembuatan rangka mesin sortasi mempertimbangkan kekuatan bahan dan kemudahan dalam proses pengerjaannya.

2. Unit Pemisah

Unit pemisah terdiri dari solenoid yang telah dimodifikasi.

Solenoid adalah gulungan kawat, seringkali melilit pada sebuah inti metal, yang menimbulkan sebuah medan magnet ketika sebuah arus listrik melewatinya. Pemberian solenoid sangat penting karena dapat mengatur medan magnet yang ditimbulkan dan bisa digunakan sebagai elektomagnet. Solenoid berfungsi untuk menggerakkan unit pemisah membuka atau menutup yang dikendalikan oleh komputer. Pada penelitian Solenoid dimodifikasi dengan stainless steel berbentuk silinder yang diselubungi per yang bertujuan agar unit pemisah kembali ke posisi semula setelah mendorong mangga. Besar gaya dorong pada solenoid yang dipilih harus lebih besar daripada berat mangga yang akan disortasi.

(37)

diberi busa atau bahan yang lunak untuk mencegah kememaran pada mangga.

C. DESAIN STRUKTURAL

Pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen mesin merupakan hal yang paling mendasar. Pemilihan bahan berdasarkan hasil analisa teknik dengan mempertimbangkan ketersediannya serta memperhatikan segi ekonomis. Selain itu juga dimensi atau ukuran dari suatu unit yang akan dibuat harus sesuai dengan unit yang lainnya. Ukuran dari suatu unit yang tepat dapat mempengaruhi bentuk dan kinerja mesin sortasi.

1. Konstruksi Rangka Unit Pemisah

Unit pemisah berfungsi untuk mendorong buah mangga ke dalam unit penampung. Rangka yang dibuat menggunakan bahan kayu kaso berukuran 40 x 60 mm. Alasan pemilihan bahan kayu sebagai rangka dkarenakan kayu mudah dalam proses pengerjaan, cukup ringan sehingga dapat dengan mudah dibongkar pasang, dan lebih ekonomis. Selain itu bahan kayu tetap memiliki syarat yang sesuai untuk rangka, yaitu kuat dan kokoh.

Ukuran rangka yang dibuat harus sesuai dengan dimensi unit penampung yang telah dibuat sebelumnya agar pada saat dilakukan proses

sortasi buah mangga dapat tepat terdorong masuk ke dalam unit penampung. Rangka unit pemisah memiliki dimensi 1050 x 460 mm dengan panjang kaki 850 mm. Bagian atas atau alas pada rangka diberi papan yang berukuran 1050 x 460 x 6 mm yang dilapisi dengan seng. Rancangan rangka unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 14.

2. Konstruksi Unit Pemisah

(38)

sehingga aktif tidaknya unit pemisah tergantung ada atau tidaknya arus listrik yang mengalir dari unit kontrol.

Unit pemisah yang akan dibuat menggunakan plat besi dengan ketebalan 2 mm. Unit pemisah terdiri dari empat batang penghubung yang dihubungkan ke solenoid yang telah dimodifikasi. Rancangan unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 15.

[image:38.595.178.483.411.695.2]

Pada salah satu ujung plat penghubung diberi per dengan tujuan agar arah gerak unit pemisah tetap tegak lurus terhadap arah gerak konveyor, selain itu pemberian per juga bertujuan agar sentakan unit pemisah tidak terlalu mendadak. Sentakan unit pemisah yang terlalu mendadak dapat menimbulkan kerusakan pada buah mangga yang disortasi. Pada lengan pintu pendorong diberi styrofoam yang dilapisi dengan busa, hal ini juga bertujuan untuk mengurangi kememaran pada saat mangga didorong. Selain itu pada bagian bawah unit pemisah juga diberi roda dengan tujuan mengurangi gesekan yang terjadi antara unit pemisah dengan konveyor.

(39)

Pendorong

Roda

Solenoid

Pengungkit Per dorong

Slider

[image:39.595.99.518.83.357.2]

Per tarik

(40)

IV. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan April sampai Juni 2006. Kegiatan penelitian meliputi perancangan unit pendorong, pembuatan unit pemisah, pengujian unit pemisah, pengolahan data dan pembuatan laporan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bengkel Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Setelah penelitian ini selesai kemudian dilakukan pengujian unit pemisah dari modifikasi di tempat yang sama.

B. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan sebagai objek dalam pengujian pada penelitian ini adalah buah mangga Arumanis yang didapat dari pedagang dalam kondisi matang dengan ciri-ciri kulit berwarna hijau kekuningan dan dengan tingkat kekerasan yang lunak. Selain itu bahan-bahan untuk membuat model unit pemisah, unit pemisah, dan rangka unit pemisah dapat dilihat pada Tabel 6,

Tabel 7, dan Tabel 8. Dalam pembuatan prototipe unit pemisah membutuhkan peralatan seperti obeng, kuas, tang, gergaji, penggaris, dan spidol.

Tabel 6. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat model unit pemisah

No Bahan Ukuran Jumlah

35 x 300 x 3 mm 1

35 x 280 x 3 mm 2

1.

Triplek

700 x 1000 x 5 mm 1

2. Mur 8 mm 4

3. Baud 8 mm 4

4. Ring 8 mm 8

5. Solenoid CAMSCO Tas15, 4kg, 2 cm,

(41)
[image:41.595.145.482.96.385.2]

Tabel 7. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat unit pemisah

No. Bahan Ukuran Jumlah

35 x 300 x 3 mm 3

35 x 280 x 3 mm 6

1.

Plat besi

700 x 1000 x 5 mm 1

panjang = 100 mm 2.

Per dorong

diameter = 11 mm

3

panjang = 150 mm 3.

Per tarik

diameter = 6 mm

3

panjang = 150 mm 4.

Besi poros

diameter = 10 mm

3

8 mm 20

5.

Mur

10 mm 6

8 mm 20

6.

Baud

10 mm 6

8 mm 40

7.

Ring

10 mm 12

8. Styrofoam 280 x 35 x 8 mm 3

9. Busa 280 x 35 x 5 mm 3

10. Solenoid CAMSCO Tas25, 4kg, 2 cm,

50-60Hz, AC 220 Volt 3

Tabel 8. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangka unit pemisah

No. Bahan Ukuran Jumlah

1050 x 40 x 60 mm 3

850 x 40 x 60 mm 2

460 x 40 x 60 mm 6

1. Kayu

150 x 40 x 60 mm 4

2. Papan Kayu 1050 x 460 x 10 mm 1

3. Seng 1050 x 460 mm 1

4. Paku 50

C. TAHAPAN PENELITIAN

1. Desain dan Pembuatan Unit Mesin

Pada mesin sortasi mangga berdasarkan pengolahan citra

(42)

penentuan solusi dari suatu masalah yang belum terpecahkan sebelumnya. Dalam proses perancangan dari unit mesin ini terdiri dari identifikasi masalah, pengembangan dan penyempurnaan gagasan, analisa dan pelaksanaan.

Pengujian dilakukan dengan cara mensortasi atau memisahkan mangga ke dalam empat kelompok mutu (I, II, III, dan reject). Kemudian diamati mekanisme dan keberhasilan kinerja dari unit pemisah tersebut.

a. Identifikasi masalah

Mesin sortasi berbasis pengolahan citra menggunakan pengendali mikrokomputer rancangan Prathama (2002) yang telah dilengkapi dengan unit pemisah masih mengalami kendala, yaitu adanya kegagalan sortasi sebesar 10% (4 dari 38 buah mangga) yaitu dengan berat mangga sebesar: 291.86gr, 268.12gr, 332.18gr, dan 262.10gr pada sortasi mangga Arumanis yang disebabkan karena masalah teknis unit pendorong yang tidak kuat mendorong mangga Arumanis tersebut. Selain itu sentakan unit pendorong terlalu mendadak sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mangga. Kegagalan juga disebabkan karena arah dorongan yang tidak lurus sehingga buah mangga tidak tepat jatuh ke dalam penampung.

b. Pengembangan dan penyempurnaan

Gagasan awal dari unit pemisah yang akan dibuat dengan gerakan tegak lurus terhadap arah gerak konveyor adalah dengan menggunakan lever (tuas sederhana). Unit ini memanfaatkan perbedaan panjang pergerakan yang diakibatkan oleh gerak tarik/dorong solenoid. Perbedaan panjang pergerakan ini juga dipengaruhi oleh posisi pivot.

(43)

c. Analisis

Dilakukan perhitungan yang menyangkut pembuatan mesin, baik aspek mekanika, kebutuhan tenaga, ketersediaan komponen di pasaran, maupun kendala yang mungkin terjadi di lapang.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan langkah untuk mewujudkan hasil rancangan ke dalam bentuk fisik dari mesin sortasi. Prototipe atau bentuk fisik unit pemisah dibuat berdasarkan rancangan unit pemisah yang sudah dipindahkan ke dalam gambar teknik dan dilengkapi dengan semua informasi yang diperlukan.

2. Uji Teknis

Untuk mencapai hasil kinerja mesin sortasi yang baik, yaitu mesin yang dapat melakukan sortasi dan pemutuan buah mangga secara otomatis dan efisien. Dalam penelitian ini proses pengujian hanya dilakukan pada unit pemisah, tanpa mengaktifkan unit-unit mesin yang lainnya. Analisis yang dilakukan dalam pengujian:

a. Analisa kapasitas unit pemisah

Untuk menghitung kapasitas unit pemisah, parameter yang digunakan adalah berat keseluruhan buah mangga yang akan disortasi

dan waktu yang dibutuhkan untuk mendorong seluruh buah mangga. Dapat dihitung menggunakan persamaan di bawah ini :

t m

q= ...(1)

dimana :

q = kapasitas (kg/jam) m = berat buah mangga (kg)

(44)

b. Uji keberhasilan unit pemisah

Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan buah mangga tepat di depan unit pemisah dengan posisi memanjang searah dengan konveyor. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan unit pengumpan mengakibatkan posisi buah mangga tepat berada di tengah konveyor dan di depan unit pemisah dengan posisi buah memanjang searah dengan konveyor.

Maksud uji keberhasilan unit pemisah dalam hal ini adalah persentase jumlah mangga yang dapat didorong ke dalam penampung dengan jumlah total mangga atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 100

× =

Mt Mg

Es ...(2)

dimana :

Es = uji keberhasilan pendorong (%)

Mg = jumlah buah mangga yang dapat didorong dan jatuh di penampung yang sesuai (kg)

Mt = jumlah total mangga yang didorong (kg)

c. Kerusakan pada buah mangga akibat sentakan unit pemisah

Sentakan menyebabkan permukaan sel dan stress akibat luka jaringan-jaringan di dalam buah mangga. Kerusakan-kerusakan yang terjadi seperti, flavour yang tidak sedap, disklorasi dan kehilangan ketegaran permukaan sel atau pelunakan dinding sel. Disklorasi utama yang terjadi pada buah mangga yang terluka adalah reaksi pencoklatan

(Mayer, 1987).

Kerusakan (memar, reaksi pencoklatan dan pelunakan dinding sel) dapat dilihat secara visual pada saat pengujian. Tingkat kerusakan mangga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Persentase kerusakan mangga ×100%

Σ Σ =

mangga rusak manggayang

(45)

D. ANALISIS RANCANGAN

Untuk mencapai hasil kinerja mesin yang baik, yaitu mesin yang dapat melakukan sortasi dan pemutuan buah mangga secara otomatis dan efisien, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan :

1. Gaya gesek statik

Solenoid dapat digunakan untuk mengoperasikan aktuator yang digerakkan secara elektrik. Solenoid merupakan gabungan antara spul yang dapat menginduksi sifat magnet batang besi lunak (soft iron) sehingga mampu menarik plat besi yang lentur. Untuk mendorong buah mangga pada konveyor menuju unit penampung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gaya gesek statik, berat mangga, dan koefisien gesek antara konveyor dan buah mangga.

Menurut Young et al. (1996), gaya gesek dapat terjadi walaupun tidak terdapat gaya lain yang mempengaruhinya. Gaya inilah yang disebut

sebagai gaya gesek statis

( )

fs . Untuk sepasang permukaan yang tertentu,

harga maksimum fs berbanding lurus dengan gaya normal (N). Jadi gaya gesekan statis yang sesungguhnya mempunyai harga diantara nol (jika tidak ada gaya bekerja sejajar pada permukaan) dan suatu harga yang berbanding lurus dengan N. Persamaan untuk mendapatkan gaya gesekan statik adalah :

N s

fs =μ ...(3)

dimana :

fs = gaya gesekan statis (N) μs = koefisien gesek statik

N = gaya normal (N)

(46)

W

µ

s

fs

N

Penampung Arah dorongan

(a) tampak samping

fs

µ

s [image:46.595.136.533.86.477.2]

(b) tampak atas

Gambar 16. Sketsa gaya pada mesin sortasi.

2. Gaya dorong unit pemisah

Unit pemisah yang dibuat akan memanfaatkan gaya dorong dari solenoid sebesar 4 kg atau 39.24 N. Gaya dorong dari solenoid akan tersalurkan menuju ke lengan pendorong yang kemudian mendorong mangga ke penampung. Gambar detail lengan pendorong unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 17.

Gaya dorong yang dihasilkan oleh lengan pendorong dipengaruhi oleh panjang lengan dan letak pivot pada lengan pendorong. Persamaan untuk mendapatkan gaya dorong menurut Beer, et.al (1988) adalah :

1 1 1 F.L

Mo =

2 2

2 F.L

(47)

dimana,

=

...(4)

keterangan :

men (Nm)

ngan (m)

ar 17. Detail lengan pendorong unit pemisah.

pung dengan syarat

3.

an menyebabkan mangg

Mo1 Mo2

2 2 1

1.L F .L

F =

Mo= mo

F = gaya (N) L = panjang le

Gamb

L2

L1

Lengan pendorong dapat mendorong mangga ke penam

gaya dorong yang dihasilkan oleh lengan pendorong lebih besar dari gaya gesek yang ditimbulkan antara mangga dan konveyor.

Pengaruh gaya dorong terhadap mangga pada penampung Gaya yang ditimbulkan oleh unit pemisah ak

(48)

W cosα

W sinα

W fk

[image:48.595.208.436.93.186.2]

α

Gambar 18. Gaya mangga pada saat mulai bergeser.

Gaya gesek yang terjadi pada mangga pada saat mulai bergeser pada bidang miring dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

α μWcos

fk= ...(5)

untuk dapat menggelinding maka,

Wsinα >fk

Dimana,

fk = gaya gesek (N) W = berat mangga (N)

μ = koefisien gesek bidang miring

α = sudut permukaan

Rancangan unit pemisah hasil modifikasi dari rancangan Prathama (2002) yang akan dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 19.

Prinsip kerja dari rancangan unit pemisah yang akan dibuat adalah seperti tuas sederhana (lever). Tuas sederhana dihubungkan dengan solenoid sebagai aktuator. Solenoid yang akan digunakan dalam pembuatan alat ini adalah solenoid tipe tarik. Tuas sederhana yang dihubungkan dibatasi pergerakannya dengan sebuah poros berputar sebagai titik tumpu, tujuannya adalah untuk mendapatkan pergerakan yang berlawanan dengan arah tarikan solenoid pada ujung lain tuas sederhana.

(49)

hasil rancangan berbeda dengan unit pemisah rancangan Prathama (2002), yaitu dengan posisi solenoid menghadap ke arah penampung atau berbeda 90º dengan posisi sebelumnya. Arah pergerakan unit pemisah hasil rancangan juga berbeda dengan unit pemisah rancangan Prathama (2002), yaitu pergerakan batang pendorong yang tegak lurus dengan arah gerak konveyor.

Gambar 19. Desain unit pemisah pada (a) posisi off dan (b) pada posisi on.

Unit pemisah ini dibuat berdasarkan masalah yang timbul pada unit pemisah rancangan Prathama (2002) yang mengalami kegagalan sortasi sebesar 10%. Unit pemisah yang akan dibuat diharapkan bisa mengatasi masalah teknis lainya yang dapat mengakibatkan kegagalan sortasi, yaitu unit pendorong yang tidak kuat mendorong mangga Arumanis. Masalah lainnya adalah sentakan unit pendorong yang terlalu mendadak sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mangga dan juga kegagalan yang disebabkan karena arah dorongan yang tidak lurus sehingga buah mangga tidak tepat jatuh ke dalam penampung.

(a)

(b)

Poros slider

Slider

Pengungkit Pendorong

(50)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROTOTIPE ALAT

Pembuatan mesin sortasi mangga pada penelitian kali ini melalui beberapa tahap, yaitu pembuatan model unit pemisah, pembuatan unit pemisah, dan pembuatan rangka unit pemisah. Rancangan unit pemisah yang telah digabungkan dengan mesin sortasi mangga rancangan sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 20, sedangkan gambar detail rancangan unit pemisah dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 20. Rancangan mesin sortasi mangga yang telah dilengkapi unit pemisah dengan mekanisme baru.

1. Pembuatan Model Unit Pemisah

(51)

Model dibuat dengan ukuran yang sama dengan unit pemisah. Model terdiri dari tiga plat triplek dengan ukuran yang berbeda-beda. Plat triplek pertama (pendorong buah mangga) berukuran 35 x 280 mm dengan ketebalan 3 mm. Plat triplek kedua (slider) berukuran 35 x 280 mm ketebalan 3 mm. Plat triplek ketiga (lever) berukuran 35 x 300 mm dengan ketebalan 3 mm. Ketiga model plat triplek tersebut dihubungkan dengan menggunakan mur dan baud.

Model unit pemisah dibuat diatas triplek dengan ukuran 700 x 1000 mm dengan ketebalan 5 mm yang berfungsi sebagai alas. Solenoid yang telah dimodifikasi dipasang diatas alas dengan menggunakan mur agar tidak terjadi pergeseran, karena pergeseran dapat mempengaruhi kerja dari model unit pemisah tersebut. Gambar model unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 21.

Plat triplek kedua

Plat triplek pertama Plat triplek ketiga

Gambar 21. Model unit pemisah dari bahan triplek.

(52)
[image:52.595.172.490.165.295.2]

memindahkan gaya yang berasal dari solenoid ke plat triplek pertama (pendorong). Gambar rancangan plat triplek pertama dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Plat triplek pertama (pendorong buah mangga).

Plat triplek pertama dihubungkan dengan menggunakan seng dan paku. Penggunaan seng bertujuan untuk mencegah plat triplek menjadi pecah. Plat triplek pertama dibuat memanjang dengan tujuan agar dapat mendorong seluruh bagian dari buah mangga. Hal ini berfungsi agar buah mangga terdorong sempurna ke dalam unit penampung.

[image:52.595.185.480.602.695.2]

Plat triplek kedua dibuat dengan lubang sebagai track agar plat tersebut bisa bergerak sesuai dengan arah alur track. Track dibuat sepanjang 220 mm dengan lebar 10 mm. Pada track terdapat baud yang dipasang dengan tujuan agar plat triplek bergerak sejajar dengan lubang track. Hal ini dimaksudkan agar plat triplek kedua tidak bergerak bebas. Gambar dari plat triplek kedua dapat dilihat pada Gambar 23. Sedangkan dimensi dari plat triplek kedua dapat dilihat pada Gambar 24.

(53)
[image:53.595.168.496.87.232.2]

Satuan dalam mm

Gambar 24. Detail plat triplek kedua (slider).

Pada plat triplek ketiga terdapat lima lubang, dengan dua lubang diujungnya adalah sebagai tempat penghubung dengan bagian lainnya. Sedangkan tiga buah lubang di antara ujung plat merupakan lubang pivot (poros berputar). Setiap lubangnya memiliki dimensi yang sama yaitu dengan diameter sebesar 10 mm. Plat triplek ketiga dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Gambar plat triplek ketiga yang berfungsi sebagai pengungkit (lever).

Unit pemisah yang dirancang harus memiliki jarak pergeseran yang sama dengan lebar konveyor, yaitu sebesar 250 mm. Hal ini bertujuan agar mangga yang didorong tepat masuk ke dalam unit penampung.

[image:53.595.169.479.410.529.2]
(54)

pivot selanjutnya sebesar 60 mm dan 80 mm merupakan jarak alternatif jika pada jarak 40 mm plat triplek kedua tidak bergerak sejauh 250 mm.

Pada hasil uji coba, ketika pivot diletakkan pada jarak 40 mm didapatkan perpindahan jarak plat triplek kedua sejauh 230 mm. Pada saat pivot diletakkan pada jarak 60 mm didapatkan perpindahan jarak plat triplek kedua sejauh 150 mm. Sedangkan ketika pivot diletakkan pada jarak 80 mm didapatkan perpindahan jarak plat triplek kedua sejauh 120 mm. Oleh karena itu pivot dipasang pada jarak 40 mm yang paling mendekati jarak perpindahan yang diinginkan. Gambar detail plat triplek ketiga dapat dilihat pada Gambar 26.

[image:54.595.159.507.294.420.2]

Satuan dalam mm

Gambar 26. Detail plat triplek ketiga sebagai pengungkit (lever).

2. Konstruksi Unit Pemisah

Setelah pembuatan model dan uji coba model maka akan dilakukan pembuatan unit pemisah. Unit pemisah dibuat dari bahan plat besi dengan ukuran yang sama dengan model. Plat besi pertama merupakan pendorong buah mangga, plat besi kedua merupakan batang peluncur (slider), sedangkan plat besi ketiga merupakan batang pengungkit (lever). Plat besi pertama dan plat besi kedua dihubungkan dengan besi siku untuk memperkuat pendorong ketika dioperasikan.

Pembuatan unit pemisah hampir sama dengan langkah-langkah pembuatan model. Unit pemisah dibuat sebanyak 3 buah untuk pemisahan

(55)
[image:55.595.215.444.233.405.2]

Solenoid hanya bisa bergerak menarik besi lunak tanpa bisa kembali ke keadaan semula. Solenoid akan berfungsi apabila diberi arus listrik. Solenoid yang dipilih harus memiliki daya dorong yang cukup kuat sehingga dalam proses sortasi buah mangga dapat terdorong tepat masuk ke dalam unit penampung. Solenoid yang digunakan untuk unit pemisah adalah 4 kg atau setara dengan 39.24 N terhadap gravitasi bumi dan jarak dorong sebesar 20 mm. Solenoid dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27. Solenoid yang digunakan pada unit pemisah.

Solenoid dengan jarak tarikan 20 mm tersebut dihubungkan dengan batang poros yang terbuat dari stainless steel berdiameter 8 mm yang diselubungi dengan per dorong dengan panjang 100 mm. Hal ini bertujuan untuk membuat solenoid tersebut dapat kembali ke keadaan semula. Hasil modifikasi dari solenoid dapat dilihat pada Gambar 28.

[image:55.595.215.445.547.720.2]
(56)
[image:56.595.90.564.205.418.2]

Solenoid hasil modifikasi memiliki jarak tarikan solenoid yang lebih besar, yaitu 35 mm. Dengan arah gerak sebesar 90o dan dihubungkan dengan suatu sistem gerak dengan empat batang penghubung, jarak dorongan solenoid bertambah menjadi 250 mm. Empat batang penghubung yang terbuat dari besi dapat dilihat pada Gambar 29.

Gambar 29. Empat batang penghubung pada unit pemisah.

Empat batang penghubung kemudian dihubungkan dengan solenoid yang telah dimodifikasi. Pada salah satu plat besi dipasangkan satu buah per tarik sepanjang 200 mm untuk menjaga agar arah gerak plat pendorong tetap membentuk sudut 90o terhadap arah gerak konveyor. Hal ini disebabkan karena per memiliki gaya tahanan balik yang menyebabkan per tidak meregang terlalu besar, sehingga lengan pendorong tetap bergerak lurus. Pada bagian plat besi pendorong diberi styrofoam dengan ketebalan 10 mm yang dilapisi dengan busa setebal 5 mm. Unit pemisah diharapkan dapat mendorong mangga tepat ke dalam unit penampung dan juga tidak menimbulkan kerusakan pada buah mangga. Dengan adanya lapisan busa dan per tersebut diharapkan tumbukan yang terjadi antara unit pemisah dengan buah mangga tidak terlalu mendadak dan keras sehingga

buah mangga yang terdorong tidak mengalami kerusakan fisik. Gambar keseluruhan dari unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 30.

Batang penghubung 3

Batang penghubung 1

Batang penghubung 2

(57)

Gambar 30. Unit pemisah pada mesin sortasi mangga.

Setelah dilakukan pengujian, unit pemisah mampu menghasilkan jarak pergeseran sebesar 250 mm. Jarak pergeseran ini dihasilkan pada saat solenoid berada pada posisi on. Gambar jarak pergeseran unit pemisah dapat dilihat pada Gambar 31.

3. Rangka Unit Pemisah

Rangka unit pemisah dibuat dengan tujuan agar dapat menopang seluruh unit pemisah pada mesin sortasi mangga selama beroperasi. Rangka harus kokoh dan kuat menyatu dengan mesin sortasi dan juga statis agar proses sortasi dapat berjalan dengan baik. Rangka yang digunakan untuk menopang unit pemisah menggunakan bahan kayu kaso dengan dimensi 40 x 60 mm.

Unit pemisah yang telah dibuat diletakkan di atas kerangka. Untuk menghubungkan antara batang kayu satu dengan batang kayu yang lain dilakukan dengan cara dipaku. Bagian atas rangka ditutup dengan plat

(58)
[image:58.595.192.476.84.409.2]

(a) posisi off (b) posisi on 250 mm

Gambar 31. Jarak pergeseran unit pemisah pada kedua posisi.

(59)

B. UJI TEKNIS

1. Kinerja Unit Pemisah

Kapasitas alat diperoleh dari perbandingan berat mangga total (kg) dengan waktu yang diperlukan untuk mensortasi mangga (s). Jenis mangga yang disortasi adalah mangga Arumanis yang memiliki berat antara 293 – 645.5 gram, sebanyak 30 buah yang memiliki bentuk dan tingkat kematangan bervariasi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa berat mangga yang kecil menyebabkan mangga tersebut cepat terdorong ke dalam unit penampung, terdapat beberapa mangga yang memiliki berat yang lebih besar tetapi terdorong lebih cepat. Hal ini mungkin disebabkan karena bentuk buah mangga yang agak bulat, sehingga memungkinkan mangga menggelinding lebih cepat.

Bagian unit pemisah yang mengalami gesekan mempengaruhi kinerja unit pemisah, yaitu pada tingkat kecepatan dan kemudahan dalam proses pendorongan. Gesekan terjadi pada bagian plat besi yang bergerak terhadap poros (berputar), hal ini menyebabkan kinerja unit pemisah menjadi terhambat. Gesekan yang terjadi dapat diatasi dengan memberikan solenoid yang memiliki daya dorong yang cukup besar. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai gaya dorong sebesar 2.80 N dan gaya gesekan sebesar 2.67 N. Hal ini menunjukkan bahwa gaya dorong solenoid lebih besar daripada gaya gesekan yang terjadi, sehingga mangga akan terdorong ke dalam unit penampung. Gaya dorong solenoid untuk mendorong buah mangga dapat diketahui melalui perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

(60)

y = 0,0071x + 0,3632 R2 = 0,6665

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80

0,32 0,32 0,42 0,49 0,42 0,41 0,42 0,48 0,45 0,54 0,48 0,51 0,45 0,48 0,52

Berat Mangga (gram)

W

a

kt

u

(

d

et

ik) Pendorong 1

Pendorong 2 Pendorong 3 Linear (Pendorong 2)

Gambar 33. Waktu yang dibutuhkan untuk mendorong buah mangga oleh lengan pendorong mesin sortasi.

Hasil pengujian terhadap lengan pendorong mangga menunjukkan bahwa rata-rata lengan pendorong satu, dua, dan tiga memiliki kecepatan dorong yang sama. Lengan pendorong satu memiliki kecepatan dorong sebesar 0.51 detik, sedangkan lengan pendorong dua dan tiga memiliki kecepatan dorong yang sama, yaitu sebesar 0.47 detik. Perbedaan kecepatan pada lengan pendorong satu dikarenakan seringnya penggunaan solenoid untuk lengan pendorong satu pada saat pembuatan model, sehingga mempengaruhi kecepatan dorong pada saat pengujian.

Berdasarkan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh lengan pendorong untuk mendorong mangga ke dalam unit penampung, maka didapatkan nilai kapasitas unit pemisah sebesar 3.04 ton mangga/jam. Hasil perhitungan kapasitas unit pemisah dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Uji Keberhasilan Pendorong

Uji keberhasilan pendorong merupakan uji untuk mengetahui persentase keberhasilan pendorong selama proses sortasi atau dapat

(61)

persentase keberhasilan pendorong pada mangga Arumanis untuk masing masing mutu I, II, dan mutu III adalah 100%. Hasil lengkap uji keberhasilan mangga dapat dilihat pada Lampiran 5.

3. Uji Fisik buah Mangga

Sentakan menyebabkan permukaan sel dan stress akibat luka jaringan-jaringan di dalam buah mangga. Kerusakan-kerusakan yang terjadi seperti, flavour yang tidak sedap, disklorasi dan kehilangan ketegaran permukaan sel atau pelunakan dinding sel. Disklorasi utama yang terjadi pada buah mangga yang terluka adalah reaksi pencoklatan (Mayer, 1987). Kerusakan yang terjadi pada buah mangga antara lain memar, reaksi pencoklatan (disklorasi), dan pelunakan dinding sel.

Uji fisik buah mangga dilakukan dengan tujuan untuk melihat kerusakan fisik yang terdapat pada buah mangga akibat dorongan dan sentakan dari unit pemisah. Uji fisik buah mangga dilakukan terhadap beberapa responden dengan melihat secara visual kondisi fisik buah mangga.

Hasil pengumpulan data dari beberapa responden menunjukkan bahwa terjadi kerusakan fisik pada buah mangga (Lam

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia dan nilai makanan buah mangga
Tabel 3.  SyaratSNI Mangga Aromanis
Tabel  4. Syarat mutu mangga Arumanis sesuai dengan permintaan
Gambar 1. Mesin sortasi buah jeruk BSM-1 (Satriyo, 2004)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemutuan biji kopi beras berbasis pengolahan citra dan JST yang dapat mengidentifikasi kelas mutu kopi

pengolahan data identifikasi kendala mesin press dan welding fuel tank dengan adanya basis pengetahuan sistem pakar sehingga dapat mengurangi pemborosan waktu kerja yang