3. METODOLOGI
3.1Fungsi Alat
3.1.1 Parameter Fisika 3.1.1.1 Suhu
Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu: Thermometer Hg : untuk mengukur suhu perairan
Stopwatch : untuk menghitung lama thermometer di perairan
Tali rafia : untuk pegangan thermometer 3.1.1.2 Kecerahan
Alat yang digunakan dalam pengukuran kecerahan, yaitu: Secchi disk : untuk mengukur kecerahan air
Tali : untuk mengikat dan pegangan secchi disk Karet gelang : sebagai penanda d1 dan d2
Penggaris : untuk mengukur kedalaman (d1 dan d2) 3.1.1.3 Kecepatan Arus
Alat yang digunakan dalam pengukuran kecepatan arus, yaitu: Botol mineral 600 ml : sebagai pelampung dan pemberat Stopwatch : untuk menghitung waktu kecepatan arus Tali rafia : sebagai penghubung antar botol (1 dan 2) 3.1.2 Parameter Kimia
3.1.2.1 pH
Alat yang digunakan dalam pengukuran pH, yaitu:
Kotak pH standard : untuk mengetahui pH air kolam dan sebagai indikator pembanding
Stopwatch : untuk menghitung waktu yang digunakan dalam praktikum
3.1.2.2 DO
Alat yang digunakan dalam praktikum DO, yaitu: Botol DO 250 ml : sebagai wadah air sampel
Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Statif : sebagai penyangga buret
Corong : untuk mempermudah isi ulang larutan dalam buret
Buret : sebagai wadah larutan titrasi
Nampan : untuk tempat alat
Washing bottle : wadah aquades 3.1.2.3 CO2
Alat yang digunakan dalam pengukuran CO2, yaitu: Botol air mineral : sebagai wadah air sampel
Gelas ukur : untuk mengukur volume air sampel
Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil Erlenmeyer : sebagai wadah air sampel
Buret : sebagai wadah larutan titrasi
Corong : untuk membantu isi ulang Na2CO3 dalam buret
Washing bottle : wadah aquades 3.1.2.4 TOM
Alat yang digunakan dalam pengukuran TOM, yaitu:
Erlenmeyer : sebagai tempat mereaksikan larutan Gelas ukur : untuk mengukur jumlah air sampel
Pipet tetes : untuk mengambil Na-Oxalate dalam skala kecil
Buret : sebagai wadah larutan titrasi Hot plate : sebagai tempat memanaskan air
Statif : sebagai penyangga buret
Bola hisap : untuk membantu pipet volume mengambil larutan
Pipet volume : untuk memindahkan H2SO4 dalam jumlah tertentu
Thermometer Hg : untuk mengukur suhu
Corong : untuk membantu isi ulang larutan dalam buret
Washing bottle : wadah aquades 3.1.2.5 Amonia
Alat yang digunakan dalam pengukuran amonia, yaitu:
Erlenmeyer : sebagai tempat mereaksikan larutan Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil Cuvet : sebagai tempat larutan yang akan diukur
kadar amonianya dengan spektrofotometer Rak cuvet : sebagai tempat meletakkan cuvet
Corong : untuk membantu memasukkan larutan
Spektrofotometer : alat untuk mengukur kada amonia dengan panjang gelombang 425 µm
3.1.2.6 Nitrat
Alat yang digunakan dalam pengukuran nitrat, yaitu:
Pipet volume : untuk memindahakan larutan dalam skala besar
Beaker glass : sebagai wadah air sampel yang sudah disaring
Cawan porselen : sebagai wadah sampel yang akan dipanaskan
Spatula : untuk menghomogenkan kerak nitrat dan asam fenol disulfonik
Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skla kecil
Gelas ukur : untuk mengukur air sampel yang akan digunakan
Rak cuvet : sebagai tempat meletakkan cuvet Pipet volume : untuk mengambil larutan dalam skala
tertentu
Bola hisap : untuk membantu pipet volume dalam mengambil larutan
Washing bottle : sebagai wadah aquades
Hot plate : untuk memanaskan air sampel hingga membentuk kerak
Spektrofotometer : alat untuk mengukur kadar nitrat dengan panjang gelombang 410 µm
3.1.2.7 Orthofosfat
Alat yang digunakan dalam pengukuran orthofosfat, yaitu: Gelas ukur : untuk mengukur jumlah air sampel Erlenmeyer : sebagai tempat mereaksikan larutan Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil Cuvet : sebagai tempat larutan yang akan diukur Rak cuvet : sebagai tempat meletakkan cuvet
Spektrofotometer : alat untuk mengukur kadar nitrat dengan panjang gelombang 410 µm
Washing bottle : sebagai wadah aquades 3.1.3 Parameter Biologi
3.1.3.1 Benthos
Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan benthos, yaitu: Botol film : sebagai wadah sampel benthos
Baju kicking : alat untuk mengambil sampel benthos Sepatu kicking : alat untuk mengambil sampel benthos Jaring kicking : sebagai alat penangkap benthos
Nampan : sebagai wadah alat
Pinset : untuk mengambil benthos
Loop : untuk mengamati benthos
Buku Presscot : untuk mengidentifikasi jenis benthos 3.1.3.2 Perifiton
Alat yang digunakan dalam pengamatan perfiton, yaitu: Botol film : sebagai wadah sampel perifiton Sikat gigi : untuk mengambil sampel perifiton Washing bottle : sebagai wadah aquades
Mikroskop : untuk mengamati organisme perifiton Buku Presscot : buku identifikasi jenis perifiton
3.1.3.3 Plankton
Alat yang digunakan dalam pengmatan plankton, yaitu:
Botol film : sebagai wadah hasil menyaring sampel Planktonet no.25 : untuk menyaring plankton
Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil Ember 5 liter : untuk mengambil air sampel 25 liter
masing-masing 5 liter
Cool box : sebagai tempat menyimpan sampel plankton pada suhu 4⁰ C
Mikroskop : untuk mengamati plankton Washing bottle : sebagai wadah aquades Buku Presscot : buku identifikasi jenis plankton 3.2Fungsi Bahan
3.2.1 Parameter Fisika 3.2.1.1 Suhu
Bahan yang digunakan dalam praktikum suhu, yaitu: Sampel air kolam : sebagai objek yang diteliti 3.2.1.2 Kecerahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kecerahan, yaitu: Air sampel : sebagai objek yang diteliti Karet gelang : sebagai penanda d1 dan d2 3.2.1.3 Kecepatan Arus
Bahan yang digunakan dalam praktikum kecepatan arus, yaitu: Sampel air kolam : sebagai objek yang diteliti
3.2.2 Parameter Kimia 3.2.2.1 pH
Bahan yang digunakan dalam praktikum pH, yaitu: Sampel air : sebagai objek yang diteliti
pH paper : untuk mengukur pH air
3.2.2.2 DO
Bahan yang digunakan dalam praktikum DO, yaitu:
Sampel air : sebagai bahan yang akan diukur Donya
MnSO4 : untuk mengikat oksigen dalam air
NaOH+KI : untuk membentuk endapan berwarna coklat (melepas I2)
Na2SO3 0,025 N : sebagai lautan titrasi
H2SO4 : untuk mengkondisikan asam dan
melarutkan endapan
Amylum : sebagai pengkondisian suasana basa Aquades : sebagai pensteril alat yang digunakan Kertas label : sebagai penanda botol DO
3.2.2.3 CO2
Bahan yang digunakan dalam praktikum CO2, yaitu:
Larutan PP : sebagai indikator suasana basa dan warna merah muda atau pink
3.2.2.4 TOM
Bahan yang digunakan dalam praktikum TOM, yaitu:
Air sampel : sebagai media yang diukur dan diamati KMnO4 : sebagai oksidator dan pengikat bahan
organik
Na-oxalate 0,01 N : sebagai reduktor
H2SO4 : untuk memepercepat reaksi dan
pengkondisian asam
Aquades : sebagai faktor nilai y menghitung pelarut larutan
3.2.2.5 Amonia
Bahan yang digunakan dalam praktikum amonia, yaitu:
Air sampel : sebagai sampel yang diukur kadar amonia Larutan nesseler : untuk mengikat amonia dan indikator
warna kuning Kertas label : untuk menandai
Aquades : untuk mengkalibrasi alat yang digunakan
Tissue : untuk membersihkan dan mengeringkan
alat yang sudah dicuci atau sudah bersih 3.2.2.6 Nitrat
Bahan yang digunakan dalam praktikum nitrat, yaitu: Asam fenol : sebagai pelarut kerak nitrat
disulfonik
Aquades : untuk mengencerkan kerak nitrat
NH4OH : sebagai indikator warna kuning
Kertas saring : untuk menyaring air sampel Air sampel : sebagai media yang diukur Kertas label : untuk menandai sampel 3.2.2.7 Orthofosfat
Bahan yang digunakan dalam praktikum orthophospat, yaitu: Amonium molybdate : untuk mengikat fosfat dan mengubah
ammonium menjadi fosfor molybdate
SnCl2 : sebagai indikator warna biru
Air sampel : sebagai media yang diamati Aquades : sebagai kalibrasi alat
Tissue : untuk membersihkan alat
3.2.3 Parameter Biologi 3.2.3.1 Benthos
Bahan yang digunakan dalam pengamatan benthos, yaitu: Air sungai : sebagai media hidup benthos
Benthos : objek yang diamati
Alkohol 96% : sebagai bahan preservasi
Tissue : untuk membersihkan alat
3.2.3.2 Perifiton
Alat yang digunakan dalam pengamatan perifiton, yaitu: Air sungai : sebagai media hidup perifiton
Larutan lugol : sebagai bahan preservasi Aquades : untuk kalibrasi alat
Tissue : untuk membersihkan alat
Kertas label : untuk memberi tanda 3.2.3.3 Plankton
Alat yang digunakan dalam pengamatan plankton, yaitu: Air kolam : sebagai media hidup plankton
Plankton : objek yang diamati
Larutan lugol : sebagai bahan preservasi Aquades : untuk kalibrasi alat
3.3 Analisa Prosedur 3.3.1 Parameter Fisika 3.3.1.1 Suhu
Pada praktikum Ekologi Perairan tentang pengukuran suhu langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya, mencelupkan thermometer secara langsung kedalam air dengan membelakangi sinar matahari, bertujuan agar tidak terkontaminasi dengan suhu cahaya matahari. bagian thermometer yang dipegang adalah talinya agar tidak terkontaminasi dengan suhu tubuh, Lalu dibiarkan selama 2-5 menit sampai skala pada thermometer menunjukan angka yang stabil, dalam penglihatan hasil thermometer dilakukan secara cepat setelaah mengangkat thermometer dari air dan cacat hasilnya.
3.3.1.2 Kecerahan
Pada pengukuran kecerahan langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Pengukuran kecerahan perairan kolam dapat dengan menggunakan alat bantu berupa secchi disk. Secchi disk dimasukkan kedalam perairan perlahan-lahan sampai tidak tampak untuk pertama kali dan ditandai sebagai D1. Kemudian masukkan secchi disk lebih dalam lagi. Angkat perlahan-lahan sampai tampak untuk pertama kali dan ditandai dengan D2. Selanjutnya diukur D1 dan D2 dan dihitung dengan rumus.
Di karenakan tempat pengukuran kecerahannya dangkal maka pada saat pengukuran mnggunakan alat penggaris dan dilihat ketinggian air pada skala yang ada dipenggaris.
3.3.1.3 Kecepatan Arus
Pengukuran kecepatan arus langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya, membuat alat pengukur arus dengan cara 2 botol aqua bekas 600ml diikat dengan tali rafia 5 m, jarak antara botol 1 dan botol 2 adalah 30 cm. setelah itu, botol diisi dengan air sebagai pemberat dan dihayutkan pada perairan sampai semua tali terbentang. Jarak antara botol mulai dihanyutkan sampai tali terbentang diukur waktu tempuhnya sebagai t. kemudian dihitung dengan rumus:
V =
3.4.2 Parameter Kimia
3.3.2.1 pH
Pada praktikum ekologi perairan tentang pengukuran pH, langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Pada pengukuran pH menggunakan pH paper, pengukuran dilakukan dengan cara memasukan pH paper kedalam air sample yang telah di ambil selama kurang lebih 1 menit. Waktu tersebut diasumsikan bahwa dalam waktu tersebut pH perairan sudah dapat terbaca. kemudian angkat dan kibas kibaskan pH paper sampai setengah kering kemudian cocokkan perubahan warna pada pH paper dengan kotak standar dan dicatat hasilnya.
3.3.2.2 DO
Pada praktikum ekologi perairan tentang pengukuran DO, langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah alat dan bahan disiapkan, dimasukkan botol DO kedalam perairan dengan posisi kemiringan sebesar 45 dan ditutup didalam perairan dengan⁰ tujuan agar tidak ada gelembung didalam botol DO karena gelembung dapat mempengaruhi kadar oksigen yang diukur. Setelah itu ditambahkan 2ml MnSO₄ untuk mengikat oksigen, 2ml NaOH+KI untuk membentuk endapan coklat dan melepas I₂. Lalu dibolak-balik sampai larutan homogen kemudian diendapkan selama 30 menit karena diasumsikan bahwa dalam waktu 30 menit tersebut sudah terbentu endapan. Setelah itu dibuang air yang bening. Kemudian endapan yang tersisa diberi 2ml H₂SO₄ (1:1) untuk pengkondisian asam dan melarutkan endapan coklat vkeemudian diaduk hingga larut. Setelah itu ditambah 4 tetes amylum sebagai indicator warna ungu dan pengkondisian basa kemudian ditetesi dengan Na₂S₂O₃ 0,025N sampai terjadi perubahan warna (bening) pertama kali. Setelah itu dicatat ml titran dan dihitung dengan rumus:
dan dicatat hasilnya. 3.3.2.3 CO2
Oksigen terlarut = Vtitran x Ntitran x 8 x 1000
Pada praktikum Ekologi Perairan tentang pengukuran CO₂, langkah pertama yang dilakukan adalah meniapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan 25ml air sampel ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya tambahkan 1-2 tetes indikator PP sebagai indikator suasana basa dan warna pink. Apabila air berwarna merah muda berarti air tersebut tidak mengandung CO2 bebas. Namun, apabila air sampel tidak berwarna, dititrasi dengan Na2CO3 0,0454 N untuk mengikat CO₂ bebas dan sebagai larutan titran sampai air berwarna pink pertama kali. Lalu dicatat ml titran dan dihitung meenggunakan rumus :
dan dicatat hasilnya. 3.3.2.4 TOM
Dalam pengukuran TOM. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Kemudian ambil 25 ml air sampel. Masukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya tambahkan 4,8 ml KmnO4 0,01N sebagai oksidator dan pengikat bahan organik dari buret. Lalu tambahkan 5ml H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan pengkondisian asam dengan perbandingan 1:4. Selanjutnya panaskan dalam pemanas air (water bath) sampai suhu mencapai 750C kemudian diangkat. Pengukuran suhu menggunakan thermometer. Tujuan dipanaskan hingga suhu mencapai 75 C adalah untuk mengoptimalkan kerja⁰ H₂SO₄. Apabila suhu telah turun menjadi 650C langsung menambahkan Na-oxalate 0,01 N sebagai reduktor perlahan sampai tidak berwarna. Kemudian titrasi dengan KmnSO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah muda dan catat sebagai ml titran (x ml). Selanjutnya ambil 50ml aquadest, lakukan prosedur seperti yang diatas dengan bahan aquades dan catat titran yang digunakan sebagai (y ml). Hitung kadar TOM dengan rumus :
dan dicatat hasilnya.
3.3.2.5 Amonia
CO2 bebas(mg/L) = ml (titran) X Ntitran X 22 X 1000 Ml(air sampel)
Dalam pengukuran Amonia di lapangan langkah pertama yaitu disiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan. Langkah berikutnya mengambil 50ml air sampel lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer berukuran 250ml, menambahkan 1ml larutan nessler untuk mengikat amonia dan indicator warna kuning kedalam erlenmeyer yang telah berisi air sampel, didiamkan ±10 menit, lalu dimasukkan kedalam cuvet dan dihitung kadar amonia menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 µm serta di catat hasilnya.
Adapun langkah-lagkah menggunakan spektofotometer adalah pertama-tama dihubungkan stop kontak dengan sumber listrik kemudian tekan power dan tunggu hingga menunjukkan angka 0 (nol). Setelah muncul “METHOD” tekan program sesuai dengan parameter yang diuji, setelah itu tekan ”ENTER”. Kemudian sesuaikan gelombang (nm) dengan memutar petunjuk lalu tekan “READ ENTER” Lalu tekan “SHIFT TIMER” lalu masukkan larutan blanco pada “ SEL HOLDER”, Jika periodik timer selesai teekan “CLEAR ZONE”. Kemudian keluarkan botol sampel, lalu tekan “ READ ENTER” tunggu hingga muncul angka pada layar lalu tekan “POWER” untuk mematikan.
3.3.2.6 Nitrat
Langkah awal dalam pengukuran kadar nitrat yaitu disiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan. air sampel sebanyak 12,5 ml disaring dengan kertas saring yang bertujuan agar terbebas dari partikel dan diukur menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan kedalam cawan porselen diuapkan diatas pemanas (hotplate) sampai terbentuk kerak dan didinginkan. Lalu ditambahkan 0,2 ml asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat diaduk dengan spatula dan diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml. Lalu ditambahkan NH₄OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H⁺ dengan cara meneteskan sampai terbentuk warna kuning lalu diencerkn dengan aquades sampai 12,5 ml, masukkan kedalam cuvet dan ditandai dengan kertas label, menghitung kadar nitrat dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 410 µm dan catat hasil yang diperoleh.
“READ ENTER” Lalu tekan “SHIFT TIMER” lalu masukkan larutan blanco pada “ SEL HOLDER”, Jikaperiodik timer selesai teekan “CLEAR ZONE”. Kemudian keluarkan botol sampel, lalu tekan “ READ ENTER” tunggu hingga muncul angka pada layar lalu tekan “POWER” untuk mematikan.
3.3.2.7 Orthofosfat
Dalam praktikum ekologi perairan pada pengukuran Orthofosfat langkah pertama yaitu disiapkan alat dan bahan. Langkah selanjutnya dimasukkan 25ml air sampel kedalam gelas ukur lalu dituangkan ke erlenmeyer. Ditambahkan 1 ml larutan ammonium molybdat untuk mengikat fosfat diperairan dan dihomogenkan. Kemudian ditmabahkan 5 tetes larutan SnCl2 sebagain indicator warna biru dan dihomogenkan. Kemudian dituangkan kedalam cuvet, ditandai dengan kertas label, lalu ditentukan kadar fosfat dengan spektrofotometer panjang gelombag 690 nm serta dicatat hasilnya.
Adapun langkah-lagkah menggunakan spektofotometer adalah pertama-tama dihubungkan stop kontak dengan sumber listrik kemudian tekan power dan tunggu hingga menunjukkan angka 0 (nol). Setelah muncul “METHOD” tekan program sesuai dengan parameter yang diuji, setelah itu tekan ”ENTER”. Kemudian sesuaikan gelombang (nm) dengan memutar petunjuk lalu tekan “READ ENTER” Lalu tekan “SHIFT TIMER” lalu masukkan larutan blanco pada “ SEL HOLDER”, Jikaperiodik timer selesai teekan “CLEAR ZONE”. Kemudian keluarkan botol sampel, lalu tekan “ READ ENTER” tunggu hingga muncul angka pada layar lalu tekan “POWER” untuk mematikan.
3.3.3 Parameter Biologi 3.3.3.1 Bentos
air dan pengawet alkohol 96%. Setelah sampel didapatkan lalu di amati di laboratorium, untuk bentos yang berukuran kecil dapat diamati langsung dengan bantuan mikroskop okuler, dan bentuk serta jenis bentos yang diamati dapat dicocokkan dengan buku identifikasi benthos untuk mencari jenis filum atau spesies bentos yang diamati.
3.3.3.2 Perifiton
Langkah pertama dalam pengambilan sampel perifiton adalah menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya, ambil salah satu substrat di dalam perairan transek kemudian substrat tersebut dikerik bagian permukaannya seluas 2x2 cm2. Kemudian di masukkan dalam botol film dan di tambahkan air dan pengawet lugol. Setelah itu diamati perifiton dengan mengambil sampel awetan dengan pipet tetes dan diletakkan di atas objek glass lalu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali perbesaran, kemudian diamati gambar dan ciri-ciri dari spesies yang didapat untuk dicocokkan dengan buku presscot dan dicari spesies tersebut.
3.3.3.3 Plankton
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecerahan
Secchi disk
-
dimasukkan ke dalam perairan sampai tak tampak pertama kali
-
diukur kedalamannya dan dicatat sebagai D
1-
dimasukkan hingga tak tampak pertama kali lalu diangkat
perlahan-lahan sampai terlihat pertama kali
-
diukur kedalamannya dan dicatat sebagai D
2-
dihitung dengan rumus : D =
Hasil
Thermometer Hg
-
dimasukkan ke dalam perairan sungai/kolam, dengan posisi
membelakangi sinar matahari sampai batas skala baca dan jangan
tersentuh tangan
-
ditunggu + 2 – 5 menit
-
dibaca skala air raksa saat masih dalam perairan
-
dicatat dalam skala
oC.
Hasil
c. Kecepatan Arus
Botol Plastik
-
disiapkan botol air mineral 250 ml 2 buah, tali raffia 2 meter
dan stopwatch
-
diisi salah satu botol air mineral 250 ml dengan air sebagai
pemberat dan diikat ujung kedua botol tersebut
menggunakan tali raffia
-
diletakkan botol pada perairan, kemudian langsung dihitung
dengan stopwatch lama waktu botol mengikuti aliran air
hingga tali merenggang
-
dicatat waktunya dan dihitung nilai kecepatan arusnya
dengan rumus V = s/t
Parameter Kimia
a. pH
disiapkan pH paper
dicelupkan kedalam perairan dan tunggu 1 menit
diangkat pH paper dan dikibas-kibaskan sampai setengah kering
dicocokkan warna ph paper dengan warna pada kotak standart pH
dicatat nilai pH
pH
paperb. DO
c. CO
2d. TOM (Total Organic Matter)
Botol DO
-
dicatat volume botol DO
-
dimasukkan dalam perairan dengan posisi miring 45
o-
diisi perlahan dengan air jangan sampai terdapat gelembung udara
-
ditegakkan secara perlahan jika volume hampir penuh
-
ditutup di dalam perairan jika volume sudah penuh
Hasil
Botol DO berisi sampel
-
dibuka tutup botolnya
-
ditambahkan MnSO
42ml dan NaOH + KI 2 ml
-
dihomogenkan dan didiamkan sampai terdapat endapan coklat
-
dibuang larutan jernih
-
ditambahkan H
2SO
4pekat 2 ml dan dikocok sampai endapan larut
-
ditambahkan amylum 3 – 4 tetes dan dihomogenkan
-
dititrasi dengan Na
2S
2O
3(Na – Thiosulfat) 0,025 N
-
dititrasi sampai bening pertama kali
-
dicatat volume Na
2S
2O
3yang terpakai
-
dihitung DO dengan rumus :
DO (mg/l)=
-
dimasukkan 25 ml air sampel ke dalam erlenmenyer
-
ditambahkan 1 – 2 tetes indikator PP
- bila air berwarna merah berarti tidak mengandung CO
2bebas
-
bila air sampel tidak berwarna ditirasi dengan Na
2
CO
30,045N
hingga warna pink pertama kali
-
dicatat volume titran
-
dihitung dengan rumus :
CO
2
(mg/l) =
Air Sampel
Hasil Air Sampel
-
diukur 25 ml lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
-
ditambahkan 4,8 ml KMnO
40,01 N dari buret
-
ditambahkan 5 ml H
2
SO
4(1:4)
-
dipanaskan dengan water bath hingga suhu 75
0C, lalu diangkat
-
didinginkan hingga menjadi 65
0C
-
ditambahkan Na-Oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak berwarna
-
dititrasi dengan KMnO
40,01 N sampai terbentuk warna pink. catat
sebagai ml titran (X ml)
-
diambil 50 ml aquades, lakukan prosedur 1 – 6 dan catat titran yang
digunakan sebagai Y ml
-
dihitung dengan rumus :
TOM =
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfat
Air sampel
Hasil
disaring air sampel sebanyak 12,5 ml
dituangkan air sampel kedalam cawan porselen
dipanaskan sampai kering dan meninggalakan kerak
didinginkan dan ditambahkan 0,2 ml asam fenol disulfonik sambil diaduk
menggunakan spatula
diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml
ditambahkan larutan NH4OH (1:1) sebanyak 5 ml, sampai terbentuk warna
dan diencerkan dengan aquades sampai 12,5 ml
dimasukkan cuvet yang berisi larutan uji
diukur dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 410 nm
Air sampel
Hasil
dimasukkan kedalam tabung ukur sebanyak 25 ml
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 50 ml
ditambahkan 1 ml ammonium molybdate dan dihomogenkan
ditambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan dihomogenkan
dimasukkan kedalam cuvet
diukur dalam spektrofotometer dengan panjang gelombang 690 nm
diambil cuvet dari spektrofotometer
dimasukkan cuvet kedalam spektrofotometer, lalu ditutup
ditekan tombol power dan dimasukkan panjamg gelombangnya
ditekan tombol read enter lalu ditekan zero
diambil cuvet dan diganti dengan larutan yang akan diuji
dimasukkan cuvet yang berisi larutan uji, lalu ditutup
ditekan tomobol read enter dan dicatat hasilnya yang terlihat pada layar
Air sampel
Hasil
diukur 50 ml dengan gelas ukur
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
ditambahkan 1 ml larutan nessler ke dalam erlenmeyer yang berisi
sampel
didiamkan ± 10 menit dan di masukkan ke dalam cuvet
Parameter Biologi
a. Benthos
-
dipegang tiang jala dengan arah melawan arus
-
diaduk dasar perairan dengan kedua kaki
-
diperiksa di dalam jala, kalau ada batu dan ranting maka mencuci batu dan
ranting dalam jala
-
dicuci organisme dengan air dan dikumpulkan pada salah satu sudut jala
-
dibalik jala kea rah luar untuk memindahkan sampel ke dalam botol film
-
ditambah alkohol 96 %
-
ditandai dengan kertas label
Perairan
Sampel benthos
-
diambil benthos dan diamati secara langsung dengan bantuan mikroskop
okuler
-
diamati bentuk, jenis serta ciri-cirinya
-
diidentifikasi di buku identifikasi
b. Perifiton
Substrat
- diambil salah satu substrat didalam perairan
-
dikerik bagian permukaannya seluas 2 x 2 cm
2-
dimasukkan kedalam botol film dan diberi air
-
ditambah lugol sebanyak 2 tetes
-
ditandai dengan kertas label
-
disimpan dalam cool box
Sampel perifiton
-
diambil sampel perifiton pada botol film dengan pipet tetes
-
diteteskan pada objek glass
-
ditutup cover glass dengan kemiringan 45
0Preparat
- diamati dengan mikroskop perbesaran 100-400 kali perbesaran
- diamati bentuk, warna serta ciri-cirinya
- diidentifikasi di buku presscot untuk mengetahui klasifikasi dari spesies tersebut
c. Plankton
- dibuka tutupnya
- diikat dan dipasang pada plankton net
- diambil air kolam dengan ember sebanyak 25 liter
- dituangkan ke dalam plankton net sambil digoyang
- ditutup butol film
- ditambah lugol sebanyak 2 tetes
- ditandai dengan kartu label
- disimpan dalam cool box
-
diambil sampel plankton pada botol film dengan pipet tetes
- diteteskan pada objek glass
- ditutup cover glass dengan kemiringan 45
-
diamati dengan mikroskop perbesaran 100-400 kali perbesaran
0-
diamati bentuk, warna serta ciri-cirinya
-
diidentifikasi di buku Presscot untuk mengetahui klasifikasi dari spesies
Botol Film
Sampel plankton
Preparat