• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

III

BAB III

AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN (HEWAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN AIR) A.Pengantar

Akhlak yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara

manusia dengan sesama maupun

lingkungan.Sehinggan orang-orang yang mampu mewujudkan hubungang baik tersebut adalah orang-orang yang ruhnya bersih,yang konsisten menunaikan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah.

Lingkungan merupakan sebuah wadah yang di dalamnya ditampung berbagai jenis makhluk dan benda mati yang beraneka ragam seperti manusia, hewan ,tumbuh-tumbuhan, udara, air dan lain-lain. Di dalam lingkungan baik secara sadar maupun tidak, juga terdapat berbagai kegiatan yang bersifat pendidikan maupun juga hanya bersifat sebatas interaksi sesama.

Akhlaq terhadap alam lingkungan adalah bahwa manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-besaran,sehingga timbul ketidak seimbangan alam dan kerusakan bumi.

(2)

kesetabilan tanah, menyerap pemanasan global. Selain itu,hutan juga menjadi pusat kehidupan beragam jenis flora dan fauna.Adanya hutan membuat air hujan akan terdistribusikan secara merata dan mencegah terjadinya penumpukan air yang dapat menyebabkan banjir dan longsor.Namun,dengan semakin mengikisnya lahan hutan,maka daya serap tanah terhadap air juga semakin berkurang,sehingga air yang melewati permukaannya berpotensi mengalir menuju satu titik (yang rendah) sekaligus menyebabkan tanah tersebut rapuh dan rawan terjadi kelongsoran.

Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam memanfaatkan alam adalah memperhatikan standart kapasitas yang ada.Eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan serta tanpa pertimbangan yang matang akan menyebabkan krisis lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam harus selalu memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan.

(3)

sedemikian rupa sehingga menimbulkan kerusakan yang dahsyat.

Padahal ilmu kimia lingkungan sangat berguna bagi kehiupan manusia karena tanpa itu manusia dewasa ini menghadapi kondisi alam yang udah rusak oleh berbagai pengaruh industrialisasi. Polusi udara telah merusak udara di perkotatanapalagi ditambah oleh pencemaran lingkungan.1

Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara pandang manusia terhadap alam lingkungannya. Dalam pandangan manusia yang oportunitis memandang alam sebagai barang dagangan yang mengutungkan dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap lingkungan. Menurutnya, alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesenangan manusia. Sebaliknya, manusia yang religius (paham akhlak) menyadari adanya keterkaitan antara dirinya dengan alam lingkungan. Manusia religius seperti ini akan memandang alam sebagai sahabatnya yang tidak bisa di eksploitasi secara sewenang-wenang.

Perilaku manusia khusunya terhadap lingkungan sangatlah besar, baik dari segi positif dan negatifnya. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan yang lain, tetapi kadang-kadang manusia itu sendiri lupa

(4)

dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan permasalahan bagi lingkungan tersebut maupun manusia lain.

Dampak eksploitasi alam secara berlebihan sudah sangat nyata terlihat. Pemanfaatan sumber daya alam tanpa aturan dan sikap acuh manusia jelas-jelas penyebab adanya krisis lingkungan. Hal ini tentu kaitannya dengan kewajiban manusia yang sudah lupa dengan tugasnya sebagai khalifah.

Perhatian yang sangat besar terhadap lingkungan hidup atau geografi jauh sebelum Islam sudah menjadi perhatian yang utama. Minat yang diperlihatkan itu orang-orang Arab pada geografi sebahagian besar disebakan oleh kondisi lingkungan mereka.2

Berkenaan dengan betapa pentingnya sumber daya alam bagi kehidupan, sesungguhnya manusia dituntut untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya saja, tetapi juga kemaslahatan semua pihak. Karena manusia diperintahkan bukan untuk mencari kemenangan, tetapi keselarasan dengan alam. Sikap kesyukuran yang sudah mulai berkurang dari manusia, sebab kalam Allah dalam firmannya dalam Q.S. Thaha[20]: 53-54

2______________ Komisi Nasional Mesir untuk UNOESCO,

(5)

“yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.

Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberian-Nya. Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak lingkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Apa yang disaksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan.

(6)

Dalam Q.S. al-Baqarah[2]: 205, Allah swt. Berfirman yang terjemahnya:

“dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.

Ini semua sesungguhnya mengingatkan manusia, sekali lagi tidak lupa terhadap kewajiban dan tanggung jawab terhadap Allah, swt. Sebagai masyarakat Islam sudah sewajarnya mereka menjaga alam dan lingkungannya dari membersihkan iklim masayarakat dari polusi moral.3 Apalagi polusi udara yang akan sangat cepat mencemari lingkungan di sekitarnya.

B. Urgensi Berakhlak Kepada Lingkungan

Alam dan segala isinya merupakan maha karya yang diciptakan Allah swt. tanpa sedikit cacat di dalamnya. Karya yang menjadi bukti kekuasaan-Nya serta sebagai arena bagi manusia dan makhluk lainnya untuk menjalani proses kehidupan. Hamparan alam dan lingkungan adalah instrumen kehidupan, dengan potensi sangat luar biasa yang dapat dimanfaatkan oleh segenap makhluk hidup bahkan yang sudah mati sekalipun.

3______________ Yusuf al-Qardhawi, Anatomi Masyarakat Islam,

(7)

Manusia sebagai khalifah Allah di bumi telah diberikan “lisensi” untuk mengelola alam dan memanfaatkannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, dari yang profan (bersifat duniawi) seperti pemenuhan hajat hidup, sampai yang sakral seperti menjadi media untuk beribadah. Setiap bagian dari alam dan lingkungan yang diciptakan tidak ada yang percuma. Selain bahaya terbesar manusia kepada lingkungannya juga kepada sesamanya. Tingkah laku yang tidak pantas kepada sesamanya akan

menyebabkan kerusakan di muka bumi.4

Semuanya telah didesain dan diciptakan lengkap dengan manfaatnya masing-masing dan menjadi kewajiban manusia untuk mencari rahasia manfaat dan memanfaatkan tiap ciptaan-Nya. Termasuk untuk senatiasa menjaga dan melestarikan lingkungan.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-A’raaf: 56). Demikian janji Allah dalam mengajarkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan, bukan justru merusak atau

(8)

hanya sekadar memanfaatkannya saja. Rahmat Allah adalah balasan terbaik bagi mereka yang melaksanakannya. Salah satunya melakukan konservasi alam, yaitu perlindungan dan pemeliharaan alam secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan pelestarian. Pelestarian tersebut di antaranya melalui pendekatan agama.

Pentingnya berakhlak kepada lingkungan dikarenakan oleh kehidupan dunia sebagai modal kehidupan sesudahnya mestilah diarungi dengan baik tanpa cela. Karena akhlak merupakan segala tindakan daam kehidupan baik hubungan dengan Allah, diri sendiri, dengan manusia lain, ataupun hubungan dengan alam.5

Oleh karenanya, berbuat kerusakan di atas dunia, termasuk merusak lingkungan adalah perbuatan tercela. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ruum ayat 41 yang artinya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Selain itu manusia sebagai makhluk berakal harus memelihara ekosistem. Keseimbangan mutlak harus dijaga demi kelangsungan hidup umat manusia.

(9)

Keempat, semua makhluk yang diciptakan Tuhan adalah mulia dan berguna. Siapapun dilarang mengeksploitasi berlebih-lebihan. Kelima, manusia sebagai pemimpin di muka bumi adalah pengelolaan alam demi kelestarian kehidupan. Segala tindakannya di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

C. Akhlak Kepada Lingkungan 1. Revitalisasi Ajaran Agama

Bentuk ajaran agama yang didominasi dogma-dogma yang sempit perlu diperluas. Kontekstualisasi agama perlu diperbanyak agar cakrawala pemikiran dan tindakan lebih luas, tidak hanya sekedar ritual keagamaan saja. Perlu dilakukan aksi nyata dibanding pembelajaran yang menekankan aspek kognitif saja. 2. Tadabbur Alam.

Alam yang ditempati sungguh eksotik. Keeksotikan dan keindahan alam adalah modal untuk berfikir, merenung, dan bermuara pada aktivitas untuk memanfaatkan, mengelola, dan menjaga dengan penuh tanggung jawab.

3.Muhasabah dari Fenomena Alam

(10)

dilakukan selama ini. Konteks muhasabah terhadap lingkungan tidak berfikir dan bertindak secara sempit pada wilayah lokal tempat kita tinggal, namun kesadaran atas tanggung jawab diri sebagai warga dunia.

4. Berpartisipasi dalam Program Hijau

Program hijau semakin banyak variasinya. Seharusnya sudah bukan lagi sekadar acara sensasional atau seremonial tanpa makna, namun lebih dari itu. Perlu penghayatan. Pilih program hijau yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik diri.

5.Program Reward and Punishment

Akhlak yang baik terhadap lingkungan juga dapat dibentuk melalui program reward and punishment. Reward diberikan kepada siapa saja yang berprestasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, sedangkan punishment merupakan bentuk ‘hukuman / balasan’ terhadap siapa saja yang melakukan aktivitas yang dapat atau berpotensi merusak lingkungan.

Terhadap lingkungan juga ada teori bagaimana beretika kepada lingkungan. Setidaknya terbagai kepada tiga teori beretika kepada lingkunga yaitu antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme.6

(11)

Perilaku manusia khususnya terhadap lingkungan sangatlah besar, baik dari segi positif dan negatifnya. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan yang lain, tetapi kadang-kadang manusia itu sendiri lupa dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan permasalahan bagi lingkungan tersebut maupun manusia lain.

Lingkungan merupakan sebuah wadah yang di dalamnya ditampung berbagai jenis makhluk dan benda mati yang beraneka ragam seperti manusia, hewan ,tumbuh-tumbuhan, udara, air dan lain-lain. Di dalam lingkungan baik secara sadar maupun tidak, juga terdapat berbagai kegiatan yang bersifat pendidikan maupun juga hanya bersifat sebatas interaksi sesama.

Akhlaq terhadap alam lingkungan adalah bahwa manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-besaran,sehingga timbul ketidak seimbangan alam dan kerusakan bumi.

D. Akhlak Kepada Hewan atau Binatang

(12)

beliau juga memiliki beberapa onta lain yang bernama Al Adhba’ dan Al Jadm. Seorang sahabat dalam kisah pembuka di atas, aslinya bernama Abdurrahman bin Shahr. Ia gemar membawa kucing kecil di sakunya, hingga Rasulullah memberikan panggilan kesayangan untuknya dengan sebutan Abu Hurairah, yang artinya ‘ayah kucing’.

Islam sebagai ajaran yang menekankan kepada pemeluknya untuk menyayangi binatang sebenarnya sudah tercermin dalam pembahasan dasar masalah fikih, yakni masalah thaharah (bersuci), dimana sebagai Muslim, dilarang buang air besar atau air kecil ke dalam lubang, merujuk kepada hadits yang diriwayatkan Abu Dawud. Ada ulama yang menyebutkan bahwa di dalam liang biasanya ada binatang-binatang kecil. Dengan buang air di tempat itu, maka hal itu bisa menzalimi binatang-binatang tersebut.

Setidaknya akhlak kepada hewan atau binatang itu terbagi menjadi dua bagian:

1. Syafaqah

(13)

menyiksanya. Dalam menyembelih binatang diperintahkan untuk menajamkan pisaunya. Jika ada binatang yang berbahaya maka jika ingin dibunuh maka harus langsung dibunuh tidak boleh disiksa.

Akhlak kepada hewan termasuk dalam menyembelihnya adalah sesuai dengan syar’i yaitu:7

1. Binatang disembelih dengan alat yang tajam, yang dapat mengalirkan darah dan memotong urat leher meskipun berupa batu atau kayu.

2. Pemotongan hendaknya persis di tenggorokan atau tusukan di bawa leher yang mematikan.

3. Tidak menyebut nama selain nama Allah. 4. Menyebut nama Allah atas sembelihan

tersebut.

Tidak semua hewan atau binatang mesti disembelih. Ikan dan belalang termasuk hewan yang tidak mesti disembelih. Para ulama member ketentuan sebagai berikut:8

1. Hewan-hewan laut selain ikan tidak wajib disembelih dan semuanya termasuk halal.

7______________ Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam,

Judul Asli” Al-Halal wal Haram fil Islam” Diterjemahkan oleh Wahid Ahmadi (et al), (Surakarta:Era Intermedia, 2003), hal.89-91

(14)

2. Hewan yang tidak mempunyai darah yang mengalir dianggap hewan yang boleh dimakan.

2. Himayah (Pemeliharaan)

Allah Swt. tidak melarang untuk memelihara binatang untuk memperoleh manfaatnya. Allah Swt. menerangkan dalam al-Quran bahwa hewan-hewan itu dijadikan-Nya untuk menjadi kesenangan dan i’tibar bagi manusia.

Akhlak kepada binatang juga dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Memelihara dan Menyantuni Binatang

Allah Swt. menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Q.S. al-Nur[24]: 45, yang terjemahnya:

“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

(15)

2. Hati yang lembab adalah perumpamaan terhadap makhluk hidup apapun.

Makhluk yang mati, hati dan badannya mengering. Sebab itulah, Imam An Nawawi menyimpulkan dari kisah di atas bahwa berbuat baik kepada binatang hidup, baik memberi minum atau lainnya merupakan sebuah bentuk shadaqah. Jelas, dari keterangan di atas, Islam amat memuliakan binatang. Memenuhi kebutuhan binatang pula dihitung sebagai sebuah shadaqah, sebagaimana juga memberi kepada manusia, karena kedua-duanya ‘berhati lembab’. Hal yang sama disebutkan Rasulullah, “Seorang Muslim tidak menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman itu manusia, binatang atau burung, kecuali merupakan shadaqah baginya, hingga datang hari kiamat”. (Riwayat Muslim)

3. Sayang Terhadap Binatang Termasuk Ajaran Islam

Islam adalah ajaran yang menebarkan kasih sayang dan rahmat kepada seluruh alam semesta. Tidak hanya membatasi kasih sayang hanya kepada sesama manusia saja, namun makhluk lain juga harus mendapatkan imbas rahmaniyah dari ajaran Islam ini. Hal ini disebabkan karena Allah Swt. telah menciptakan kehidupan binatang bersinggungan dengan kehidupan manusia, bahkan mempermudah kehidupan manusia

(16)

Disamping secara umum menganjurkan berbuat baik kepada binatang, secara spesifik, Islam menjelaskan bagaimana seharusnya para pemilik binatang tunggangan memperhatikan beberapa hal, hingga tidak ada pihak yang terzalimi.

a) Islam melarang seseorang memaksa binatang untuk mengangkut beban berat diluar kemampuan hewan itu, sebagaimana diriwayatkan oleh At Thabarani, “Jika kalian melihat tiga orang naik binatang tunggangan, maka lemparlah mereka, hingga salah satu dari mereka turun”.

b) Sebagaimana Rasulullah Saw. berpesan kepada para pemilik kendaraan agar memperhatikan makanan binatang tunggangan mereka. “Jika kalian melakukan perjalanan di daerah subur, maka berilah makanan ontamu dari daerah itu dan jika kalian melakukan perjalanan di daerah paceklik, maka percepatlah, hingga tidak membahayakannya”. (Riwayat Muslim)

c) Tentu, jika mereka masih berada di wilayah gersang, dan tidak ada makanan untuk onta mereka, maka keadaan demikian mengancam kehidupan binatang tersebut.

5. Tidak Menghina Binatang

(17)

merendahkan ataun mencelanya juga dilarang, karena binatang pun termasuk ciptaan Allah Swt.

E. Akhlak Kepada Air dan Tumbuhan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang, tumbuh tumbuhan,dan benda benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya

Akhlak kepada lingkungan termasuk air dan tumbuh-tumbuhan. Dalam menggunakan air tidak boros dalam mempergunakannya, Menjaga air jangan sampai terkena polusi. Mendirikan shalat istisqa' dan berdoa tatkala menggunakan air. Persoalan air merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam hal bersuci.9

Kepada tumbuh-tumbuhan, Alam dan isinya diciptakan oleh Allah Swt. untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah Swt. bukan

(18)

hanya untuk kehidupan manusia namun juga untuk kehidupan binatang-bintang. Sebagian besar makana manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan-tumbuhan, sebgaaimana firman Allah Swt. Q.S. Thaha[20]: 53-54 yang terjemahnya

“yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.

Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas

pemberian-Nya. Lingkungan hidup merupakan

dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan.

(19)

lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dan diusahakan secara bersama.10

Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak limgkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga akhirnya, akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu “global warning” sedang mengancam manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, perlu adanya pengamatan terhadap temperatur, intensitas cahaya selama penelitian serta pengaturan kondisi air dalam tanah untuk menjaga kestabilan

Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda di sekitar kita yang tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan memberikan manfaat kepada manusia. Karena tidak ada

Akhlak kepada alam merupakan bentuk tanggung jawab dan rasa syukur kita kepada Allah dengan segala sesuatu yang Ia berikan, selain itu karena Allah telah menjadikan

Apabila dipandang sebagai sahabat, manusia juga sebagai bagian dari alam, oleh karena itu, alam harus diperlakukan sebagai diri sendiri (Udayana (2009:28). Manusia

Oleh sebab itu lingkungan hidup atau alam ini dianggap sebagai rumah oikos , sedangkan ekonomi dalam konteks ini dapat diartikan menata rumah, dengan demikian tugas manusia

Oleh sebab itu, tidak terlalu mengherankan apabila hasil penelitian ini membuktikan, di antara ketiga dukungan sosial (keterlibatan Orang tua, dukungan teman sebaya, dan

Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam heani sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Manusia juga

Oleh karena itu keadaan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan sebagai tempat budidaya ikan nila jenis air tawar.Berdasarkan