D E N G A N S P O N S Y A N G M E M I L I K I A K T I V I T A S ANTIBAKTERI TERHADAP PATOGEN UDANG
Oleh :
Delly Mariam Valencia Siregar NIM 4123220007
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Balikpapan, pada tanggal 13 februari 1994. Ibu bernama Hj. Fatmila Syafawi dan ayah bernama H. Mahdinda Siregar S.H, dan merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Penulis memiliki kakak pertama bernama Rina Yulita Sari Siregar, kakak kedua baernama Rini Novita Sari Siregar, kakak ketiga bernama Della Fitri Junanda Siregar. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah di SD Negeri 207507 Batugana dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Padang Bolak Julu dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS DENGAN SPONS YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
TERHADAP PATOGEN UDANG
Delly Mariam Valencia Siregar (NIM 4123220007) Email: delly.mv.siregar@gmail.com
Abstrak
Meningkatnya penyakit vibriosis pada udang menyebabkan perlunya dilakukan eksplorasi senyawa baru yang mempunyai aktifitas antibakteri. Salah satu sumber antibakteri adalah bakteri yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain seperti spons. Pada penelitian ini dilakukan penapisan bakteri yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang. Contoh spons diperoleh dari Sibolga, Sumatera Utara. Berdasarkan hasil uji antibakteri tersebut diketahui bahwa 6 (31%) isolat yang berpotensi sebagai antibakteri menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen uji U1, 10 isolat (52%) yang mampu menghambat bakteri patogen uji U2 dan 4 isolat (21%) yang mampu menghambat bakteri patogen uji U3. Kemampuan antagonis bakteri patogen udang U1 terhadap isolat spons yang besar zona hambatnya terdapat pada kode isolat spons A4 dan B3 yaitu 0,7 mm. Pada bakteri patogen U2 didapat zona hambat 0,7 pada kode isolat spons A6, Kemudian pada bakteri patogen U3 zona hambat yang besar terdapat pada kode isolat spons 0,7 mm. Berdasarkan hasil uji biokimia uji TSIA menunjukan reaksi positif kecuali A5, Uji sitrat berwarna hijau berubah menjadi warna biru yaitu isolat A6 dan C1, Uji Hidrolisa gelatin yang menghasilkan reaksi positif A6, B2, B3 dan C2, Isolat A1, A5, B3 dan C2 mampu menghidrolisis pati. Penapisan bakteri yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang.
SCREENING AND IDENTIFICATION OF BACTERIA SYMBIONTS SPONGE WITH ANTIBACTERIAL ACTIVITY TO PATHOGENS
SHRIMP
Delly Mariam Valencia Siregar (NIM 4123220007) Email: delly.mv.siregar@gmail.com
Abstract
An effort disease vibriosis in shrimp led to the need to discover new compounds that have antibacterial activity.One source of antibacterial are bacteria that live in symbiosis with other orgnisme like a sponge. In studies conducted in bacterial screening potential as an antibacterial against bacterial pathogens shrimp. Examples sponge obtained from Sibolga, North Sumatra. Based on the results of antibacterial tests it was found that 6 (31%) isolates potential as an antibacterial demonstrated the ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria test U1, 10 isolates (52%) were able to inhibit pathogenic bacteria test U2 and 4 isolates (21%) were able to inhibit bacteria U3 test pathogens. Antagonist ability of pathogenic bacteria to shrimp U1 large sponge isolates inhibitory zone contained in the sponge isolates code A4 and B3 of 0.7 mm. On U2 pathogenic bacteria inhibition zone gained 0.7 Reviewed sponge isolates the code A6, then the pathogenic bacteria U3 zone bland big sponge isolates the code contained in 0.7 mm. Based on the test results of biochemical tests TSIA showed positive reaction except A5, Test citric green turn blue which isolates A6 and C1, Test Hydrolysis gelatin which generate a positive reaction A6, B2, B3 and C2, Isolate A1, A5, B3 and C2 was able hydrolyze starch. Screening of bacteria that has potential as an antibacterial against bacterial pathogens shrimp.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT atas segala rahmatNya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ialah “Penapisan dan Identifikasi Bakteri Simbion Spons Sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Patogen Udang.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain kedua orang tua tercinta yang telah memberi do’a dan dukungan serta semangatnya kepada penulis dan untuk Ibu Endang Sulistyarini Gultom S.Si, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi, serta Bapak Dr. Syarifuddin M.Sc., P.hd. dan Ibu Dr. Martina Restuati M.Si., dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang M.Pd. selaku penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran.
Dan tak luput penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan para sahabat di kelas Biologi Nondik A 2012 yang telah memberikan semangatnya kepada penulis terutama untuk Siti Hardiyanti, Yuli Hardiyanti, Rafika Khaira, Fathimah N. Hashifah, Puput Rahayu, Fretty Juniarty, Difa Diniandra dan Dwi Putri Novitasari.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Biologi.
Medan, 03 Agustus 2016
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii Abstrak iii
Abstract iv
Kata pengantar v Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.1. Identifikasi Masalah 3
1.2. Batasan Masalah 3
1.3. Rumusan Masalah 3
1.4. Tujuan Masalah 3
1.5. Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Spons sebabai Simbion Bakteri 5
2.2. Jenis-Jenis Bakteri Laut yang Bersimbiosis dengen Spons 7
2.2.1. Suhu 8
2.2.2. Derajat Keasaman pH 8
2.2.3. Keberadaan Oksigen 8
2.2.4. Tekanan Osmosis 9
2.2.5. Faktor Nutrisi 9
2.3. Bakteri Simbion Spons Penghasil Senyawa Antibakteri 9
2.4. Bakteri Patogen pada Organisme Budidaya Udang 10
2.5. Kualitas Air 11 2.5.1. Suhu 11 2.6. Kerangka Konseptual 12
BAB III. METODE PENELITIAN 13 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 13 3.2. Alat dan Bahan 13 3.3. Prosedur Penelitian 13
3.3.1. Pengambilan Sampel Spons 13 3.3.2. Sterilisasi Peralatan 14
3.3.3. Isolasi dan Pemurnian Bakteri Simbion Spons 14 3.3.4. Isolasi Bakteri Udang yang Terinfeksi 14 3.3.5. Uji Aktifitas Antibakteri Simbion Spons 15 3.3.6. Pewarnaan Gram Bakteri Isolat Simbions Spons dan Bakteri Patogen Udang yang Potensial 15 3.3.7. Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang Poternsial
sebagai Antibakteri terhadap Isolat Bakteri Patogen Udang 16
3.3.7.2. Simon Sitrat Agar 16
3.3.7.3. Hidrolisa Pati 16
3.3.7.4. Uji Motilitas 17
3.3.7.5. Uji Gelatin 17
3.3.7.6. Uji Katalase 17
3.4. Teknik Analisis Data 17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18
4.1. Hasil Penelitian 18
4.1.1. Karakterisasi Spons 19
4.1.2. Jenis Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons 19 4.1.3. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Udang yang Terinfeksi 20 4.1.4. Uji Aktivitas Antibakteri Simbion Spons 20 4.1.5. Pewarnaan Gram dan Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion
Spons yang Potensial sebagai Antibakteri 22
4.1.5.1. Pewarnaan Gram 22
4.1.5.2. Uji Biokimia 23
4.2. Pembahasan Penelitian 24
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 30
5.1. Kesimpulan 30
5.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Sel Spons yang Paling Sederhana 6 Gambar 2.2. Bentuk Sel Bakteri Patogen Udang 11
Gambar 4.1. Spons 18
Gambar 4.2. Contoh Hasil Uji Antagonis Isolat A3, A4 dan B3, B4
terhadap Bakteri Patogen Uji U1 dan U2 25 Gambar 4.3. Contoh Hasil Uji Biokimia Isolat A6, A (TSIA),
B (Sitrat) C (Motilitas), D (Gelatin) 28 Gambar 4.4. Contoh Hasil Uji Biokimia Isolat C2 dan C5 Hidrolisa Pati 29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri yang diisolasi berdasarkan Warna dan Bentuk pada Spons Koloni Sp.1,
Sp.2 dan Sp.3 19
Tabel 4.2. Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri yang diisolasi berdasarkan Warna, Bentuk dan Pewarnaan Gram pada
Udang yang Terinfeksi 20 Tabel 4.3. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri dari Isolat
Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons
terhadap Isolat Udang yang Terinfeksi U1, U2 dan U3
21
Tabel 4.4. Hasil Pewarnaan Gram kedua belas Isolat yang
Potensial sebagai Antibakteri 22 Tabel 4.5. Hasil Uji Biokimia dari kedua belas Isolat yang
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 34
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian 35 Lampiran 3. Surat Hasil Uji Karakterisasi Bakteri 36 Lampiran 4. Surat Kerja Pembimbing Skripsi 38 Lampiran 5a. Skema Isolasi dan Pemurnian Bakteri Simbion Spons 39 Lampiran 5b. Hasil Isolat Tunggal Bakteri Simbion Spons 40 Lampiran 6a. Skema Isolasi Bakteri Udang yang Terinfeksi 42 Lampiran 6b. Gambar Udang yang Terinfeksi dan Hasil Isolasinya 43 Lampiran 7a. Skema Uji Aktivitas Antibakteri Bakteri Simbion
Spons 44
Lampiran 7b. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Bakteri Simbion Spons 45 Lampiran 8a. Skema Pewarnaan Gram Bakteri Simbion Spons
yang Potensial 48
Lampiran 8b. Hasil Pewarnaan Gram Bakteri Simbion Spons yang
Potensial 49
Lampiran 9a. Skema Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang Potensial sebagai Antibakteri terhadap Patogen Udang 50 Lampiran 9b. Hasil Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang
1 1.1. Latar Belakang
Udang merupakan organisme air laut dan air tawar, Udang termasuk famili Penaeidae. Dahulu udang menjadi primadona di pasar internasional. Bahkan budidaya udang menjadi trend pada tahun 70-an sampai awal tahun 90-an. Namun sekarang udang ini bukan menjadi primadona lagi di pasar internasional akibat dari udang yang mudah terserang penyakit vibriosis. Jenis bakteri patogen yang banyak menimbulkan penyakit vibriosis (Riska, 2010).
Udang yang terinfeksi bakteri ini akan bercahaya dalam keadaan gelap dan biasanya menyerang larva udang pada stadium zoea, mysis dan post larva. Terjadi lima jenis penyakit Vibrio yang menyerang udang: nekrosis pada ekor, penyakit kulit, penyakit merah, sindrom lepas kulit dan penyakit usus putih disebabkan oleh spesies Vibrio. Sindrom lepas kulit dan penyakit usus putih menyebabkan angka kematian massal di dalam kolam budidaya udang. (Sunaryanto dan Mariam, 2009).
Berbagai metode dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit vibriosis. Salah satu cara dengan menggunakan antibiotik dan makanan yang berkualitas. Namun residu antibiotik serta makanan yang digunakan mampu bertahan dalam lingkungan perairan setelah digunakan beberapa bulan dan berpotensi sebagai pencemar, kemudian antibiotik atau bahan kimia dapat menimbulkan efek samping dan menyebabkan bakteri resisten terhadap bahan antibakteri tertentu. (Lee dkk., 2005).
besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat. Senyawa bioaktif yang dihasilkan spons dapat digunakan sebagai sumber alternatif yang baru sebagai bahan obat (Muniarsih dan Rasyid, 2001).
Menurut Lee dkk., (2001) beberapa jenis spons mengandung senyawa yang bersifat antibiotik. Senyawa yang bersifat antibiotik tentu bersifat antibakteri, tetapi jika spons diekstrak untuk dijadikan bahan antibakteri secara besar-besaran bertentangan dengan kepentingan konservasi. Biota-biota laut terutama spons hidupnya bersimbiosis dengan beraneka ragam jenis bakteri. Bakteri yang bersimbiosis dengan organisme kemungkinan besar banyak melakukan interaksi biokimia dengan organisme inangnya. Menurut Abubakar (2011). Selain sebagai makanan mikroorganisme juga dapat menjadi simbion dengan menggunakan tubuh spons sebagai inangnya, untuk tempat hidup dan perlindungan. Selanjutnya (Muniarsih dan Rasyid, 2010) menyatakan bahan alam yang dihasilkan oleh bakteri simbion adalah jenis senyawa Antimicrobial yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat antibiotik. Menurut Lee (2001), senyawa aktif yang dihasilkan oleh spons merupakan hasil biosintesis bakteri simbionnya. Hal ini bisa saja terjadi karena koloni mikroba dapat mencapai 40% dari komponen penyusun tubuh spons. Interaksi biokimia tersebut memungkinkan bakteri yang bersimbiosis menghasilkan zat bioaktif yang sama dengan inangnya. Sehingga beberapa jenis bakteri yang bersimbiosis dengan spons diperkirakan dapat menghasilkan senyawa senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan anti bakteri.
1.2. Identifikasi Masalah
a. Udang tidak menjadi primadona karena terinfeks bakteri patogen yaitu penyakit vibriosis.
b. Penggunaan bahan kimia dalam pengobatan vibriosis dapat menimbulkanefek samping dan menyebabkan bakteriresisten terhadap bahan antibakteri tertentu. c. Penggunaan spons yang memiliki senyawa bioaktif dapat mengobati penyakit
vibriosis pada udang.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang dan mengidentifikasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons dengan teknik pewarnaan Gram, bakteri yang bersimbiosis dengan spons dilanjut dengan uji biokimia.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apa saja jenis bakteri yang bersimbiosis dengan spons sebagai penghasil antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang?
b. Bagaimana aktivitas antibakteri dari isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons terhadap bakteri patogen udang?
c. Bagaimana Pewarnaan Gram dan aktivitas biokimia dari isolat bakteri simbion
spons yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:
b. Mengetahui aktivitas antibakteri dari isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons terhadap bakteri patogen udang.
c. Mengetahui pewarnaan Gram dan aktivitas biokimia dari isolat bakteri simbion spons yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Sebagai sumber informasi mengenai isolasi dan identifikasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons sebagai penghasil antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang.
b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang mikrobiologi serta terapannya.
30 5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Didapatkan 19 isolat bakteri simbions spons dari 3 jenis spons yang berasal
dari perairan Pulau Ngge Sibolga, Sumatera Utara.
2. Dua belas isolat yang potensial mempunyai aktifitas antibakteri terhadap ketiga bakteri uji patogen udang U1, U2 dan U3.
3. Berdasarkan pewarnaan Gram didapatkan 8 Isolat merupakan Gram positif sedangkan 4 lainnya merupakan Gram negatif, didapatkan pula bentuk sel isolat terdapat 3 isolat yang berbentuk coccus dan 9 lainnya berbentuk basil. dan hasil uji biokimia uji TSIA menunjukan reaksi positif kecuali A5, Uji
sitrat berwarna hijau berubah menjadi warna biru yaitu isolat A6 dan C1, Uji Hidrolisa gelatin yang menghasilkan reaksi positif A6, B2, B3 dan C2, Isolat A1, A5, B3 dan C2 mampu menghidrolisis pati.
5.2. Saran
31
Abubakar, H. 2011. Skrining Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Jaspis sp. Sebagai Penghasil Senyawa Antimikroba. Ilmu Kelautan. 16: (1) 35-40. Anderson. 2000. Identifikasi Bakteri Patogen alginolyticus Pada pembibitan
udang windu Di Danau Maninjau. Ilmu Kelautan. 39: (2) 1-2.
Amir dan Budiyanto.1996. Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara Umum. oseana, XXI (2): 15-31.
Austin dan Zhang. 2006. Vibrio harveyi : A Significant Pathogen of Marine Vertebrates and Invertebrates, Lett.Appl. Microbiology.
Belk, C., Maier V.B. 2010. Biology: Science for Life with Physiology. Ed ke-3. San Francisco: Pearson/Benjamin Cummings.
Campbell, N.A. dan Reece, J.A. 2009. Biologi 8th Edition. Benjamin Cummings. San Fransisco.
Cappucino, J.G dan Sherman, N. 2001. Microbiology A Laboratory Manual, Rockland Community College, State University of New York.
Darminto, A, A., Dini, I., 2009, Indentifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Potensial Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophyla dari Kulit batang umbuhan Aveccennia spp., Jurnal Chemica, 10(2), 92 – 99. Duckworth, AR, Battershill CN. 2001. Population Dynamics and Chemical
Ecology of New Zealand Demospongiae Latrunculia sp and Polymastia croceus. Mar Freshw Res 35: 935 – 949.
Efendi, I. 2003. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Yusatama. Yogyakarta Evan, Y. 2009. Uji beberapa strai larva udang galah (Macrobrachium resonbergii
de Man) terhadap bakteri Vibro harvey. Thesis. Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departement Budidaya Periran Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor Gultom, E.S. 2014. Aktifatas Ekstrak Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons
Haliclona sp2. dan Axinellid sp. Sebagai Antibakteri. Tesis. PascaSarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
32
Lee, dkk., 2001. Microbial Symbiosis in Marine Sponges.The Journal of Microbiology, December 2001.254-264.
Lightner, 1999. Bakteri dari Udang Windu Dalam pengendalian Vibrio alginolyticus yang menginfeksi Larva Udang. Thesis. Pasca sarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar
Muniarsih dan Rasyid. 2010. Potensi Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons Asal Barrang Lompo (Makassar) Sebagai Sumber Bahan Antibakteri. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Volume 36 (3): 281 292.
Nofiani, R., Nurbetty, S., dan Sapar, A., (2009), Ekstrak Bakteri Berasosiasi Spons Memiliki Aktivitas Antimikroba dari Pulau Lemukutan Kalimantan Barat, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 1 (2): 33-41.
Pastra dan Surbakti, 2011. Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Pulau Tegal Lampung. Maspari Journal, 2012, 4(1): 77-82
Pelczar, M. J., Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid I. Terjemahan Ratna Siri Hadioetomo. UI Press, Jakarta.
Provenzano, D., D. A. Scuhmacher, J. L. Barker, and K. E. Klose, (2001), The Virulence Regulatory Protein ToxR Mediates Enhanced Bile Resistance in Vibrio cholerae and Other Pathogenic Vibrio Species. Journal of Clinical Microbiology, 12(2) : 7758-7763.
Ramli. 2010. Distribusi dan Kepadatan Spons Pada Beberapa Pulau di Perairan Kota Makassar. Thesis. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.UNHAS. Makassar
Rinawati. N. D., 2010. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. Thesis. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
33
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi–LIPI, Jakarta.
Rukyani. 2000. Isolasi bakteri Udang Patogen Vibrio harveyi yang menginfeksi zoea udang. Thesis. Pasca sarjana Universitas Pertainan Bogor
Rume, dkk., 2011. Isolasi bakteri dari Usus Udang Windu dan Aplikasinya Dalam Upaya pengendalian Vibrio harveyi yang menginfeksi Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius). Thesis. Pasca sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar
Sidharta, Boy Rahardjo. 2000. Pengantar Mikrobiologi kelautan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta:Departement Kes RI.
Sunaryanto dan Mariam, 2009. Bahan Organik Terlarut dan Tidak Terlarut Dalam Air Laut. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara