PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Oleh :
Erikson Citra Luluando Sianturi NIM 4123131028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Erikson Citra Luluando Sianturi (NIM 4123131028)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dengan inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam serta untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest two groups design. Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI-IPA SMA Swasta Teladan Medan T.A. 2015/2016 yang berjumlah 144 siswa. Sampel penelitian sebanyak dua kelas eksperimen yang diambil secara cluster random sampling, yaitu kelas XI-IPA 2 sebagai Kelas Eksperimen I dan XI-IPA 3 sebagai Kelas Eksperimen II sebanyak 20 siswa setiap kelas. Kelas Eksperimen I diberikan perlakuan model pembelajaran investigasi kelompok dan Kelas Eksperimen II diberikan perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pengumpulan data dilakukan dengan tes (hasil belajar) dan non-tes (aktivitas siswa). Teknik analisis data menggunakan uji t-dua pihak dan analisis korelasi pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing. Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan investigasi kelompok. Terdapat hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa sebesar 0,343. Kontribusi aktivitas siswa terhadap hasil belajar sebesar 11,76%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan
Aktivitas Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Investigasi Kelompok dan Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada
kedua orang tua yang sangat luar biasa, Bengas Haposan Sianturi dan Lusia
Simanullang untuk kasih sayang, motivasi, doa, dukungan, dan perjuangan selama
hidup penulis. Terimakasih juga buat saudara dan saudari penulis yang selalu
mendukung penulis.
Di kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Lisnawaty
Simatupang, S.Si, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan dan saran sejak awal penelitian hingga selesainya
penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S, Bapak Dr. Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd dan
Ibu Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si sebagai dosen
pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di UNIMED.
Terimakasih juga kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan
Kimia FMIPA UNIMED.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasto Nadir
selaku Kepala SMA Swasta Teladan Medan dan Ibu Tiurmaida, S.Si selaku guru
bidang studi kimia dan adik-adik kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Swasta
v
Terima kasih kepada teman-teman Pendidikan Kimia Reguler B 2012
(Desnanta Bangun, Dimas Nugroho PW, Florentina Butarbutar, Aria Darmawan,
Amru Daulay, Irma Tampubolon, Feni Naipospos, Dian PO Nainggolan, Agus
Evalita, Sherlyn Zega, Nirya Hutahaean, Rini Samosir, Fitriani Nadapdap, Ria
Jelita, dan yang lainnya) yang sama-sama berjuang selama kuliah untuk
partisipasi, dukungan, dan motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih juga kepada teman satu PS (Nurkumalasari, Febrianto Manik, dan
Saema), teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi dan teman satu PA, yaitu
Eka Purba, Eika Munthe, Novera Sebayang, dan Deby Sitepu.
Terimakasih kepada rekan-rekan di Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia
(IKBKK) dan Ikatan Muda Mudi Simatupang (IMATUPABE) Medan serta
rekan-rekan UNO (Marisa Butarbutar, Andre Lammiduk Lubis, Andreas Sinuraya,
Juanda Ericxander, Minat Karya Hia, Ezra Butarbutar, Josua Manurung dan Jon
Aritonang). Terimakasih kepada Andri Peranginangin, Doni Sirait, Ramazona
Nababan, Hermanto Waruwu, Fernando Togatorop dan sahabat-sahabat PPLT
2015 di SMA Katolik Kabanjahe (Alibasa Limbong, Sandro Sigiro, Gisela
Sihombing, Fernando Purba, Agustian Tarigan, Roma Sagala, Lusi Nainggolan,
Robert Nehe, Sampit Manik dan yang lainnya).
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Erikson Citra Luluando Sianturi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Hakikat Belajar 7
2.1.2. Hasil Belajar 7
2.1.3. Aktivitas Belajar Siswa 8
2.1.4. Model Pembelajaran 9
2.1.4.1.Model Pembelajaran Investigasi Kelompok 9
2.1.4.2.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 10
2.1.5. Materi Hidrolisis Garam 12
2.1.5.1.Konsep Hidrolisis Garam 12
vii
2.1.5.3.Perhitungan pH Larutan Garam Yang Terhidrolisis 14
2.2. Kerangka Konseptual 16
2.3. Hipotesis Penelitian 18
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 20
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 20
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 20
3.3.1. Variabel Penelitian 20
3.3.2. Instrumen Penelitian 21
3.3.2.1.Validitas 22
3.3.2.2.Reliabilitas 22
3.3.2.3.Taraf Kesukaran 23
3.3.2.4.Daya Pembeda Soal 24
3.4. Rancangan Penelitian 25
3.5. Prosedur Penelitian 25
3.6. Teknik Analisis Data 27
3.6.1. Pengujian Prasyarat Analisis 28
3.6.1.1.Uji Normalitas 28
3.6.1.2.Uji Homogenitas 29
3.6.2. Analisis Data Pretest Dan Hipotesis Penelitian 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
4.1. Instrumen Penelitian 31
4.1.1. Validitas Tes dan Non-Tes 31
4.1.2. Reliabilitas Tes 31
4.1.3. Taraf Kesukaran Soal 32
4.1.4. Daya Pembeda Soal 32
4.2. Hasil Penelitian 32
viii
4.2.1.1.Data Kemampuan Awal dan Hasil Belajar 33
4.2.1.2.Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa 34
4.2.2. Analisis Data Hasil Penelitian 36
4.2.2.1.Uji Prasyarat Analisis Data 36
4.2.2.2.Analisis Data Pretest 39
4.2.2.3.Uji Hipotesis Penelitian 39
4.3. Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44
5.1. Kesimpulan 44
5.2. Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 27
Gambar 4.1. Grafik Data Pretest dan Posttest 33
Gambar 4.2. Grafik Aktivitas Belajar Siswa 35
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Investigasi Kelompok 10
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 12
Tabel 3.1. Kategori Aktivitas Belajar 21
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 25
Tabel 4.1. Data Pretest (Kemampuan Awal) dan Posttest (Hasil Belajar) 33
Tabel 4.2. Data Aktivitas Belajar Siswa 34
Tabel 4.3. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa 35
Tabel 4.3. Uji Normalitas 37
Tabel 4.4. Uji Homogenitas 37
Tabel 4.5. Analisis Data Pretest 38
Tabel 4.6. Uji Hipotesis I 39
Tabel 4.7. Uji Hipotesis II 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 47
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 48
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa I 56
Lampiran 4 Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 59
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 62
Lampiran 6 Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 65
Lampiran 7 Topik/Subtopik Investigasi Kelompok 67
Lampiran 8 Format Laporan Investigasi Kelompok 68
Lampiran 9 Format Laporan Inkuiri Terbimbing 69
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 70
Lampiran 11 Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 82
Lampiran 12 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa 87
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 88
Lampiran 14 Uji Validitas Tes 89
Lampiran 15 Tabel Uji Validitas Tes 91
Lampiran 16 Uji Reliabilitas 92
Lampiran 17 Tabel Uji Reliabilitas Tes 93
Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 94
Lampiran 19 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal 96
Lampiran 20 Perhitungan Daya Pembeda Soal 97
Lampiran 21 Tabel Uji Daya Pembeda Soal 99
Lampiran 22 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 100
Lampiran 23 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi 101
Lampiran 24 Instrumen Tes Setelah Divalidasi 107
Lampiran 25 Data Hasil Penelitian 109
Lampiran 26 Uji Normalitas 110
Lampiran 27 Uji Homogenitas 114
Lampiran 28 Analisis Data Pretest 116
xii
Lampiran 30 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 122
Lampiran 31 Tabel Distribusi-t 123
Lampiran 32 Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors 124
Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 125
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah,
yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan-kemampuan individu agar dikemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat (Mudyahardjo, 2001). Pelaksanaan pendidikan di
Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Sekolah sebagai salah satu tempat berlangsungnya pendidikan, memiliki
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut.
Salah satu pendidikan ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah adalah ilmu
pengetahuan alam, yang lebih dikenal dengan istilah sains. Ilmu pengetahuan
alam memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah ilmu kimia.
Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) 2006, melalui
pendidikan sains diharapkan mampu mengembangkan sikap, nilai moral, dan
seperangkat keterampilan hidup dalam rangka mempersiapkan warga Negara yang
baik dan mampu bermasyarakat. Tujuan ini akan tercapai apabila pembelajaran
yang dikembangkan guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa (Bagiarta dkk., 2015).
Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru, salah satunya adalah penerapan
model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih mudah mencapai tujuan
pembelajaran. Telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dan diteliti
untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terkhusus pada
pembelajaran kimia di sekolah, diantaranya adalah model pembelajaran
investigasi kelompok (group investigation) dan inkuiri terbimbing (guided
2
Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu dari tipe
model pembelajaran kooperatif. Guru dalam model pembelajaran ini memberikan
beberapa topik yang akan dipelajari/diinvestigasi oleh siswa. Setelah selesai
melakukan investigasi, dilakukan diskusi kelas dan evaluasi (Suprijono, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wildanisnaini dkk. (2015)
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok
pada materi laju reaksi dapat meningkatkan keterampilan proses siswa. Pada
siklus I persentase keterampilan proses siswa adalah 74,22 % dan meningkat
menjadi 78,14% pada siklus II. Penerapan pembelajaran model pembelajaran
investigasi kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi laju reaksi,
pada siklus I persentase siswa yang tuntas adalah 32,35 % dan meningkat menjadi
64,71 % pada siklus II. Sedangkan dari aspek afektif, menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan ketercapaian rata-rata indikator dari 74,49% pada siklus I
menjadi 80,75 % pada siklus II. Kurniawan dkk. (2015) juga melakukan
penelitian mengenai penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dan
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), merupakan
suatu model pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan
menjelaskan hubungan antara objek dan peristiwa. Guru menyajikan
permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan. Guru masih banyak berperan di
dalam pembelajaran menggunakan model ini (Marheni, 2014).
Firdausi (2014) melakukan penelitian dengan membandingkan hasil
belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dan
learning cycle 5E (LC 5E) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian yang dilakukannya memperoleh kesimpulan, yaitu terdapat perbedaan
hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan model inkuiri dengan
siswa yang dibelajarkan menggunakan model LC 5E. Hasil belajar siswa yang
dibelajarkan menggunakan model inkuiri lebih tinggi dibandingkan hasil belajar
3
studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran
inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa, diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa
yang mengikuti model pembelajaran inkuiri bebas, dimana hasil belajar dan
keterampilan sains pada model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari
inkuiri bebas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Matthew dan
Kenneth (2013), dapat diketahui bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing secara
signifikan lebih baik dari pembelajaran konvensional dalam peningkatan hasil
belajar kognitif siswa dalam berpikir logis.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar dan aktivitas belajar yang akan diperoleh siswa bila menerapkan
kedua model pembelajaran di atas pada pembelajaran kimia seperti pada materi
ajar hidrolisis garam. Materi hidrolisis garam dipilih untuk diteliti karena
mengandung materi level sub-mikroskopik dan simbolik. Miskonsepsi dan
rendahnya penguasaan konsep dapat terjadi pada level tersebut. Berdasarkan
penelitian Ardyanti dan Nasrudin (2014), ditemukan miskonsepsi pada materi
hidrolisis garam di level sub-mikroskopik yaitu pada konsep analisis jenis garam
yang terhidrolisis. Selain itu, terjadi pula miskonsepsi pada level simbolik yaitu
pada konsep reaksi hidrolisis asam lemah dan basa kuat serta asam kuat dan basa
lemah. Ditemukan juga rendahnya penguasaan pada aplikasi perhitungan secara
matematis. Oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul,
4
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia dan
aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran yang berbeda.
Model pembelajaran tersebut adalah investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing.
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah investigasi kelompok dan inkuiri
terbimbing.
2. Penelitian ini mengukur hasil belajarn pada aspek kognitif (C1-C4) dan
aktivitas belajar siswa berupa aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengar, aktivitas menulis, aktivitas motorik, serta aktivitas emosional.
3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi hidrolisis garam
pada semester genap kelas XI IPA SMA/MA.
4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Swasta Teladan
Medan T.A. 2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam?
2. Bagaimana perbedaan aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam?
3. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar
5
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan yang telah ditentukan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam.
2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan aktivitas belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri
terbimbing pada materi hidrolisis garam.
3. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar
siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoritis dan secara
praktis. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memahami
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar dan aktivitas belajar siswa. Adapun manfaat secara praktis, model
pembelajaran yang diteliti, yaitu model pembelajaran investigasi kelompok dan
inkuiri terbimbing dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia khususnya pada
materi hidrolisis garam.
1.7. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar. Hasil belajar berdasarkan taksonomi Bloom,
dikategorikan menjadi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dalam
penelitian ini hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif (C1-C4).
Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan fisik maupun mental dalam
proses belajar. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini meliputi aktivitas
visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengar, aktivitas menulis, aktivitas motorik,
6
Model pembelajaran investigasi kelompok adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif. Pada model ini, guru memberikan topik-topik tertentu
yang dapat dikembangkan dan diivestigasi oleh para siswa yang telah dibagi
dalam beberapa kelompok.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model
pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan materi atau bahan dan
permasalahan untuk pembelajaran sedangkan siswa merencanakan prosedur
sendiri untuk memecahkan masalah. Peran guru dalam model pembelajaran ini
adalah memfasilitasi pembelajaran dan mendorong siswa mengungkapkan atau
membuat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing mereka untuk memecahkan
masalah lebih lanjut.
Materi hidrolisis garam adalah salah satu materi ajar kimia. Hidrolisis
garam pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diajarkan di kelas XI IPA di
44 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan yaitu :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam dimana rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada
investigasi kelompok.
2. Terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam dimana rata-rata aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada
investigasi kelompok.
3. Terdapat hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa
dengan kontribusi aktivitas belajar terhadap hasil belajar adalah 11,76%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1. Adanya pengembangan inovasi pembelajaran kimia pada materi kimia
lainnya.
2. Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing sebagai salah satu alternatif pembelajaran kimia terutama pada
materi hidrolisis garam.
3. Adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing
maupun investigasi kelompok, seperti perbedaan hasil belajar afektif dan
45
DAFTAR PUSTAKA
Ardyanti, N., dan Nasrudin, H., (2014), Mereduksi Miskonsepsi Level Sub-Mikroskopik Dan Simbolik Pada Materi Hidrolisis Garam Siswa SMA Negeri 1 Bojonegoro Melalui Model Pembelajaran Conceptual Change, UNESA Journal Of Chemical Education 3(2): 261-269.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, A., (2000), Media Pengajaran, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Bagiarta, I.N., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N., (2015), Komparasi Literasi Sains Antara Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 5(1): 1-11.
Colburn, A., (2000), An Inquiry Primer, National Science Teachers Association: http://www.nsta.org/main/news/pdf/ss003.42.pdf
Firdausi, N., (2014), Perbandingan Hasil Belajar Kimia Dengan Model Pembelajaran Inquiry Dan Learning Cycle 5E Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Jurnal Pendidikan Sains 2(4):193-199.
Hamalik, O., (2003), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.
Kurniawan, Y., Nurhayati, N., dan Mulyani, S., (2015), Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia 4 (4): 117-122.
Malihah, M., (2011), Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi (Quasi Eksperiment di Kelas XI IPA SMAN 1 Leuwiliang), Skripsi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
46
Pembelajaran Sains SMP, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 4(1): 1-11.
Matthew, B., dan Kenneth, I., (2013), A Study On The Effects Of Guided Inquiry Teaching Method On Students Achievement In Logic, International Researcher 2(1): 135-140.
Mudyahardjo, (2001), Dasar-Dasar Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyati, (2005), Psikologi Belajar, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sanjaya, W., (2013), Penelitian Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2008), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED, Medan.
Silitonga, P.M., (2014), Statistika Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian Edisi Kedua, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED, Medan.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik), Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Suryani, N., dan Agung, L., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Ombak, Jakarta.
Wahyuni, S., (2009), Eksperimentasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Se-Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009, Tesis, Program Pascasarjana, UNS, Surakarta.