EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAEN T.P 2015/2016
Oleh :
Joan Christian Sihombing NIM 4123321025
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAEN T.P 2015/2016
Joan Christian Sihombing (NIM 4123321025) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa pada materi pokok fluida di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari empat kelas yaitu kelas XI IPA-1 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri dan kelas XI IPA-2 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensioal. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar berupa scientific inquiry berbentuk uraian yang sudah divalidasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur peningkatan scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan scientific inquiry siswa di kelas eksperimen berada pada kategori sedang, sedangkan peningkatan scientific inquiry siswa di kelas kontrol berada pada kategori rendah. Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen berada dalam kategori sedang, sedangkan di kelas kontrol peningkatan keterampilan sosial siswa berada dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P. 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan kasih-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
v
kepada penulis. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Yuni Nainggolan yang selalu setia menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Eks. A 2012, terima kasih atas saran-saran dan masukannya. Kepada teman satu PS Monika Simanjuntak, Methary Rosalina Sinaga, Rika Utami, dan Risma Wijaya, terimakasih atas saran-saran dan masukannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Kerangka Teoritis 9 2.3.4 Kelebihan Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri 21 2.4 Pembelajaran Konvensional 22
vii
2.5.2.3 Aplikasi Asas Bernoulli 28
2.6 Kerangka Konseptual 30
2.7 Hipotesis Penelitian 31
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 3.7.6 Peningkatan N-Gain Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial 4
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48
4.1. Hasil Penelitian 48
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 48 4.1.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
4.1.2 Analisa Data Pretes 50
viii
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 66
5.1 Kesimpulan 66
5.2 Saran 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Contoh Tekanan Hidrostatis 23 Gambar 2.2 Titik-titik pada ketinggian yang sama dalam zat cair sejenis 24
Gambar 2.3 Dasar kerja mesin hidrolik 24
Gambar 2.4 (a) Terapung, (b) Tenggelam, (c) Melayang 25 Gambar 2.5 Contoh tegangan permukaan zat cair 26 Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian 35 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes pada Materi Fluida Statis Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes pada Materi Fluida Dinamis
Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes pada Materi Fluida Statis
Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes pada Materi Fluida Dinamis
Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Gambar 4.5 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa pada
Materi Fluida Statis dan Fluida Dinamis di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa tiap
Pertemuan di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol 58 Gambar 4.7 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perilaku Guru dan Siswa Berdasarkan Sintaks 19 Tabel 2.2 Petunjuk pencapaian pembelajaran 5E berbasis inkuiri 20 Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi tes Scientific Inquiry sebelum dilakukan uji validasi 37 Tabel 3.3 Kisi-kisi tes Scientific Inquiry setelah dilakukan uji validasi 37 Tabel 3.4 Kriteria Nilai Reliabilitas 39 Tabel 3.5 Kriteria Nilai Taraf Kesukaran 40 Tabel 3.6 Kriteria Nilai Daya Pembeda 41 Tabel 4.1 Tabel Kriteria Validitas Tes, Tingkat Kesukaran Tes, dan
Daya Beda Tes 41
Tabel 3.7 Keterangan Gain score 47
Tabel 4.1 Data Pretes Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 51 Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t Pretes 51 Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 54 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 54 Tabel 4.9 Analisis N-Gain Pretes-Postes Scientific Inquiry Siswa 55 Tabel 4.10 Penilaian Observasi Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 57
Tabel 4.11 Analisis N-Gain Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 57
Tabel 4.12 Penilaian Keterampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 58
Tabel 4.13 Analisis N-Gain Keterampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 70
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 87
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen 91
Lampiran 4. Tes Scientific Inquiry 108
Lampiran 5. Lembar Observasi 111
Lampiran 6. Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 117 Lampiran 7. Tabel Persiapan Validitas Tes 123 Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 126
Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik (pengajar/guru) dan anak didik (siswa) berpegang pada ukuran, norma hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma di dalam pendidikan. Aspek itu sangat dominan dalam merumuskan tujuan secara umum (Sardiman, 2006 : 13). Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, seseorang akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebab melalui pendidikan setiap manusia berpotensi untuk menciptakan hal-hal baru yang dapat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2
Kenyataannya, sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Hal ini didukung berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Praktek Program Pengalaman Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Silaen. Sebagian siswa kelas XI IPA tidak menyukai pelajaran fisika, karena siswa menganggap fisika itu sulit dan terlalu banyak rumus. Sulitnya pelajaran fisika ini disebabkan oleh kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menggunakan pembelajaran konvensional dan dominan menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya duduk diam mendengarkan guru berbicara. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa kurang dilatih saling bekerjasama, saling berbagi, saling menolong, saling menghargai, dan saling peduli selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap saling bekerjasama, saling berbagi, saling menolong, saling menghargai, dan saling peduli ini merupakan indikator dari keterampilan sosial. Indikator tersebut jika tidak dilatih akan mengakibatkan keterampilan sosial siswa kurang berkembang.
Penggunaan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah juga mengakibatkan siswa jarang sekali melakukan praktikum sehingga mereka kurang dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah, melakukan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil eksperimen, dimana ini semua merupakan indikator dari scientific inquiry. Jarangnya siswa melakukan eksperimen mengakibatkan scientific inquiry siswa kurang terlatih.
3
guru, 26% siswa mengatakan tidak senang membantu teman dalam menyelesaikan tugas fisika yang diberikan guru, dan 22 % siswa selalu diam ketika ada diskusi dengan teman atau dengan guru. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru fisika bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih dominan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Minat siswa juga untuk mempelajari fisika masih rendah, hal ini menjadi kendala bagi guru saat mengajarkan fisika. Guru juga jarang sekali mengajak siswa melakukan praktikum karena alat-alat praktikum yang ada di laboratorium belum memadai.
Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran konvensional di sekolah kurang mampu melatih keterampilan sosial dan scientific inquiry siswa. Dominannya guru menggunakan pembelajaran konvensional menyebabkan hasil belajar siswa rendah yaitu hanya sekitar 27 % siswa yang lulus di atas KKM dengan nilai 75 ke atas.
Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang berperan sebagai mediator dan fasilitator harus mampu merancang pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami konsep fisika dalam menganalisis gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat ataupun yang bersifat abstrak. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar, sehingga guru dituntut agar dapat menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Manfaat dari model pembelajaran adalah untuk meningkatkan suasana belajar yang lebih kondusif dengan lebih melibatkan aspek-aspek kecerdasan siswa atau dengan kata lain siswa diarahkan untuk melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dengan pengawasan secara profesional oleh guru.
4
pembelajaran, salah satunya dengan model 5E berbasis inkuiri. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan inkuiri pada tahap-tahap pembelajaran 5E yang memperkuat keterampilan sosial siswa sehingga kemampuan scientific inquiry siswa pun semakin baik.
Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri terdiri dari masing-masing "E" mengandung bagian dari proses yang membantu siswa belajar dalam urutan yang benar yang menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru. Penerapan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami konsep. Sebagian besar proses pembelajaran dilakukan sendiri oleh siswa. Siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan pembelajaran 5E berbasis inkuiri, karena model ini menuntut siswa melakukan penyelidikan melalui eksprimen. Adapun 5E tersebut adalah engagement (pelibatan); exploration (eksplorasi); explanation (penjelasan); elaboration (elaborasi) dan evalution (evaluasi).
Penggunaan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri akan diperoleh keutamaan antara lain: 1) Melibatkan siswa dalam permasalahan dunia nyata yang kompleks yang membuat siswa dapat mendefenisikan permasalahan yang bermakna bagi mereka; 2) Mengeksplorasi pengetahuan yang sudah dimiliki siswa dan menghasilkan ide-ide baru, mengajukan pertanyaan, merancang dan melakukan penyelidikan; 3) Mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri melalui proses penyelidikan ilmiah; 4) Mendorong siswa untuk membandingkan ide-ide mereka dengan orang lain; 5) Memungkinkan guru untuk menilai pemahaman dan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5
menunjukkan bahwa model pembelajaran 5E berpengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa dan hasil belajar siswa juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul, “ Efektivitas Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa pada Materi Pokok Fluida
di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain :
1. Guru dominan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
2. Kurang dilatih scientific inquiry siswa.
3. Keterampilan sosial siswa kurang berkembang. 4. Rendahnya hasil belajar siswa.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri dan pembelajaran konvensional.
2. Materi dibatasi pada materi pokok fluida statis dan dinamis.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
6
2. Bagaimana peningkatan scientific inquiry siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. 3. Bagaimana pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry
siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di Kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
4. Bagaimana peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
5. Bagaimana peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui scientific inquiry siswa yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
2. Untuk mengetahui scientific inquiry siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. 3. Untuk mengetahui pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific
inquiry siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di Kelas
XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
7
5. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru fisika dalam melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model 5E berbasis inkuiri untuk nantinya diterapkan di lapangan.
2. Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pelajaran fisika.
3. Sebagai masukan dan saran dalam memilih model/strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran fisika.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.
1.7. Defenisi Operasional
Model pembelajaran 5E merupakan model pembelajaran sains yang berbasis konstuktivis, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.
Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri adalah model pembelajaran sains yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis melalui kegiatan eksperimen, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.
8
66 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Scientific inquiry siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaenmengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquirysiswa di kelas eksperimen sudah berada dalam kategori sedang.
2. Scientific inquiry siswa di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquiry siswa di kelas eksperimen masih berada pada kategori rendah.
3. Hasil belajar berupa scientific inquirysiswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen lebih baik daripada di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry siswa cukup signifikan.
4. Keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimensudah berada pada kategori sedang.
67
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagiparapeneliti yang inginmenggunakanmodel 5E berbasis inkuiri, agar mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk memastikan bahwa sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.
68
DAFTAR PUSTAKA
Acisli, S., Yalcin, A. S., dan Turgut, U., (2011), Effects Of The 5E Learning Model On Student’s Academic Achievements In Movement And Force Issues, Procedia Social and Behavioral Sciences, 15: 2459–2462. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.04.128, (05 Desember 2015). Anderson, W. L., Krathwohl, R. D., (2010), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran , Pengajaran, dan Assesmen, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Anil, O., dan Batdi, V., (2015), A Comparative Meta-Analysis of 5E and Traditional Approaches in Turkey, Journal of Education and Training Studies, Vol. 3, No. 6; November 2015, ISSN 2324-805X E-ISSN 2324-8068 Published by Redfame Publishing, URL: http://jets.redfame.com, (05 Desember 2015).
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta. Asna, H. R., (2011), Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Dengan Siklus Belajar 5E Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, ISSN 1412-565 X.
Bybee, W. R., Taylor, A. J., Gardner, A., Scotter, V. P., Powell, C. J., Westbrook, A., and Landes, N., (2006), The BSCS 5E Instructional Model : Origins and effectiveness, A report prepared for the Office of Science Education, National Institutes of Health, Colorado Springs, CO: BSCS. Daryanto dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media,
Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Giancoli, C. D., (2001), Fisika. Erlangga, Jakarta.
Hake, R. R., (1998), Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Di akses di http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, (13 Februari 2016).
Kanginan, M., (2008), Seribu Pena Fisika SMA Kelas XI Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
69
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2011), Instruksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Surya, Y., (1997), Olimpiade Fisika SMA, PT. PRIMATIKA CIPTA, Jakarta. Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta.