• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR

TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN

BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI

DI KECAMATAN MARDINGDING

KABUPATEN KARO

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

oleh

DEBORA JUNIKE AGAPE HUTABARAT NIM. 8106122050

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

i `

Abstrak

Hutabarat, Debora Junike Agape. NIM. 8106122050. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri Di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Tesis. Medan: Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan 2016

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran SQ3R (Survey, Questions, Read Recite, and Review) dan

strategi pembelajaran DRTA (Directed, Reading, Thinking Activity), (2) mengetahui

(6)

ii `

Abstract

Hutabarat, Debora Junike Agape. NIM. 8106122050.The effect of learning strategy and thinking styles on reading comprehension learning achievement of student SMP Negeri Mardingding Kabupaten Karo. Thesis. Medan: State University of Medan 2016

This research is aimed at : (1) finding the difference of the students achievement taught by SQ3R (Survey, Questions, Read Recite, and Review) learning strategy and DRTA (Directed, Reading, Thinking Activity) learning strategy, (2) finding the difference of the students

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan

berkat-Nya senantiasa menyertai hidup penulis, sehingga tetap dalam keadaan sehat

menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya

Berpikir terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMP

Negeri di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Tesis ini merupakan salah satu

syarat untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada

Dosen Pembimbing Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd dan bapak Prof. Dr.

Mukhtar, M. Pd, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan

arahan kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M. Pd, Dr. R. Mursid,

M. Pd, dan Dr. Naeklan Simbolon, M. Pd sebagai narasumber yang telah memberikan

kritik dan masukan yang membangun untuk tesis ini.

Rasa terima kasih juga disampaikan penulis kepada:

1. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Negeri

Medan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd sebagai ketua Prodi Teknologi Pendidikan

dan Dr. R. Mursid, M. Pd sebagai sekertaris Prodi yang telah banyak membantu

penulis khususnya dalam hal administrasi selama perkuliahan.

2. Bapak dan Ibu Dosen di program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan banyak ilmu, pengalaman, kematangan, dan pemahaman yang baik dalam

berpikir dan bertindak.

3. Menda Sitepu, S. Pd, M.M sebagai Kepala SMPN 3 Mardingding, Antoni Sembiring

S. Pd, sebagai Kepala SMPN 2 Mardingding yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang diperlukan selama

penelitian, dan guru patner penelitian yang telah banyak membantu peneliti dalam

melaksanakan penelitian di lapangan, dan siswa kelas VIII-b dan VIII-1 SMPN 3 dan

SMPN 2 Mardingding TA. 2015/2016 yang telah menjadi sampel penelitian.

4. Suami tercinta Samuel Marihot Siregar dan anak tercinta Serenauli Samudera Siregar,

serta Orangtua tercinta Marsuan Hutabarat dan Magda Marbun yang selalu mendoakan

dan mendukung penulis secara moril dan materil dalam menyelesaikan Program

(8)

iv

5. Teman-teman mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Kelas B-2 Angkatan XIX

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang memberi dukungan dan doa

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan yang dikarenakan beberapa hambatan yang dihadapi. Namun berkat

bimbingan dan bantuan pihak-pihak di atas maka tesis ini dapat diselesaikan. Penulis

berharap tesis ini berguna dan bermafaat serta dapat menambah khasanah berpikir bagi

setiap yang membacanya, terkhusus bagi dunia pendidikan.

Medan, Februari 2016

Penulis

Debora Junike Agape Hutabarat

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil UN Mata Pelajaran Bahasa Inggris ………... 5 Tabel 2.1 Komponen Strategi Instruksional Dick & Carey ………... 24 Tabel 2.2 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite

and Review (SQ3R) ………...………...………. 30

Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran SQ3R …...………. 32 Tabel 2.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Directed Reading Thinking

Activity (DRTA) ………...………...…………. 35

Tabel 2.5 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran DRTA …...………. 37 Tabel 2.6 Perbedaan Strategi Pembelajaran SQ3R dan DRTA ………...…………. 38 Tabel 3.1 Desain Eksperimen Faktorial 2 X 2 ………...………... 60 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris ……... 69 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Gaya Berpikir ………...………... 71 Tabel 4.1 Rangkuman Rata-Rata Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Inggris ………...………...………... 78

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R ………... 79 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA ………... 81 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...…………. 82 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………… 84 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...………...………... 85 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………...……….. 87 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...………...………... 88 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………...……….. 90 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ………...………...…… 91 Tabel 4.11 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Siswa

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan DRTA ...…… 94 Tabel 4.12 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Siswa

Yang Memiliki Gaya Berpikir Divergen Dan Konvergen ………...…… 95 Tabel 4.13 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Strategi

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dikotomi Fungsi Belahan Otak Kiri Dan Otak Kanan ……… 41

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R ………... 80

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA ……….. 81

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………... 83

Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………... 84

Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya

Berpikir Divergen ………... 86

Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya

Berpikir Konvergen ………... 87

Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya

Berpikir Divergen ………... 89

Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya

Berpikir Konvergen ………... 90

Gambar 4.9 Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ……… 121

Lampiran 2. RPP ……… 131

Lampiran 3. Instrumen Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris … 155 Lampiran 4. Uji Coba Instrumen Penelitian ……… 159

Lampiran 5. Hasil Uji Coba Tes Instrumen Penelitian ……… 165

Lampiran 6. Instrumen Gaya Berpikir ……… 168

Lampiran 7a. Data Penelitian ………. 170

Lampiran 7b. Distribusi Frekuensi Dan Histogram ……… 173

Lampiran 7c. Uji Normalitas ……… 194

Lampiran 7d Uji Homogenitas ……… 202

Lampiran 7e Uji Hipotesis ………. 205

Lampiran 7f. Uji Scheffe ……… 209

Lampiran 8. Tabel Statistik ……… 212

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah tuntutan utama bagi

bangsa Indonesia pada era persaingan global saat ini. Untuk menghadapi tuntutan ini

diperlukan penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dengan

pesatnya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada setiap aspek

kehidupan dijadikan suatu indikator bahwa masyarakat memiliki peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia, sehingga masyarakat dianggap mampu menghadapi persaingan yang

terjadi pada bidang-bidang kehidupan.

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghadirkan tantangan

bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan manusia terus mengalami

perubahan dan perkembangan. Perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah-tengah

kehidupan manusia bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan hal di atas kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak terlepas dari peran utama dunia pendidikan.

Pendidikan dianggap bagian yang sangat hakiki dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu

pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, institusi pendidikan,

masyarakat, dan pemerintah.

Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Pendidikan telah ada sejak

manusia ada dimuka bumi. Pendidikan mencakup banyak hal, yaitu segala sesuatu yang

bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,

keterampilan, pikiran perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman,

(13)

2

lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan kehidupannya menjadi kehidupan yang

berbudaya dan mampu bersaing pada era global (Pidarta, 2009: 2).

Peningkatan kualitas pendidikan mutlak diperlukan saat ini. Untuk membangun

pendidikan yang berkualitas diperlukan dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan

berkesinambungan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal I (1) pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara” (Syah, 2010: 1). Dalam pelaksanaan sistem pendidikan unsur

utama adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan esensi dari

penyelenggaraan pendidikan pada institusi-institusi pendidikan. Tuntutan masyarakat

terhadap efesiensi, produktifitas, efektifitas mutu, dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan

proses pembelajaran menjadi suatu keharusan yang harus dipenuhi.

Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan nasional, kegiatan proses pembelajaran

dianggap sebagai kegiatan inti karena melalui proses pembelajaran diharapkan tercapainya

tujuan pendidikan dalam bentuk perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Sesuai

dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 3,

yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Sanjaya, 2006: 65). Dalam proses pencapaian tujuan ini bahasa

memegang peran penting karena bahasa memampukan manusia untuk saling berhubungan

dan berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, belajar dari sesama, dan meningkatkan

(14)

3

berinteraksi, dan bertukar informasi. Bahasa memiliki tiga (3) fungsi, yaitu: (1) fungsi

penamaan (naming atau labeling), (2) fungsi interaksi, dan (3) fungsi transmisi (Barker,

dalam Mulyana, 2007: 266). Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga

membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif

yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa di sekolah telah mengalami banyak

transformasi strategi, metode, teknik, dan pemikiran-pemikiran yang ditujukan untuk

peningkatan kualiatas pembelajaran bahasa itu sendiri, khususnya untuk pembelajaran bahasa

Inggris. Sesuai dengan kebijakan pendidikan di Indonesia, bahasa Inggris adalah bahasa

kedua atau second language atau bahasa asing pertama yang diajarkan pada sekolah-sekolah

formal, mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Bahasa Inggris

merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami

dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan

dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk

menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,

mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada

tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational,

(15)

4

dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu

menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat

kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses

pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu

mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells dalam Modul PLPG UNNES

2008).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat

mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan

masalah sehari-hari, sebagaimana tertuang dalam tiga (3) Dimensi Kompetensi Lulusan

pelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013; (1) Dimensi Sikap yaitu memiliki (melalui

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan) perilaku yang

mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia (jujur, santun, peduli, disiplin,

demokratis), percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulannya, (2) Dimensi Pengetahuan yaitu

memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta)

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis, (3) Dimensi Keterampilan yaitu

memiliki (melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi)

pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Tujuan mata pelajaran bahasa Inggris

yang telah dipaparkan di atas maka peserta didik tingkat SMP diharapkan telah memiliki

berbagai kemampuan dalam mempraktekkan konsep-konsep bahasa Inggris dalam kehidupan

(16)

5

hasil pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang belum menguasai konsep-konsep

tersebut secara maksimal. Rendahnya kualitas peserta didik pada mata pelajaran bahasa

Inggris terlihat pada keterampilan berkomunikasi peserta didik sendiri yang tercermin pada

hasil belajar bahasa Inggris sehari-hari maupun hasil belajar bahasa Inggris yang diujikan

secara nasional melalui Ujian Nasional (UN).

Rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris terjadi pula pada

beberapa sekolah di kabupaten Karo, termasuk pada SMP Negeri 2 Mardingding dan SMP

Negeri 3 Mardingding. Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh dari kantor

Tata Usaha kedua sekolah di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata UN peserta didik untuk

mata pelajaran bahasa Inggris masih rendah dan kurang memuaskan bila dibandingkan

dengan target nilai yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, seperti yang

terlihat pada table berikut.

Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Mardingding dan SMP Negeri 3 Mardingding Tahun Pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2014/2015

Tahun Pelajaran

SMP Negeri 2 Mardingding SMP Negeri 3 Mardingding

Nilai

Sumber Data: Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Tata Usaha SMP Negeri 2 Mardingding dan SMP Negeri 3 Mardingding

Dari table 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil belajar bahasa Inggris

masih rendah dan tidak memuaskan. Hal ini tentunya membuat pihak sekolah dan

masyarakat, khususnya orang tua merasa kecewa. Mereka mengasumsikan bahwa mutu

(17)

6

Nasional (UN) khususnya mata pelajaran bahasa Inggris tersebut masih rendah dan tidak

memenuhi target nilai rata-rata yang ditetapkan dari Departemen Pendidikan Nasional yaitu

dengan nilai rata-rata Nilai Akhir (NA) dari seluruh mata pelajaran yang diujikan mencapai

paling rendah 5,5 (lima koma lima).

Berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan pihak SMP Negeri di

kecamatan Mardingding, diantaranya mengadakan les tambahan bahasa Inggris, memberikan

motivasi, mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan mengikutsertakan

guru dalam kegiatan pelatihan atau seminar peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris.

Meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan namun sejauh ini belum menunjukkan hasil

yang signifikan terhadap perkembangan atau peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris.

Perlu diketahui bahwa kesuksesan atau peningkatan kualitas pembelajaran tidak

hanya tergantung pada satu sisi saja, bukan hanya pada pihak sekolah saja walaupun memang

sekolah yang memegang peran utama. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran adalah

suatu proses. Proses pembelajaran adalah segala hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru sebagai instructional agent mengarahkan

segala tindakannya terhadap pebelajar untuk mencapai tujuan tertentu dengan memperhatikan

kondisi internal dan eksternal (Reigeluth 1983: 56). Sejalan dengan Reigeluth, Gagne, dalam

Prawiradilaga (2009: 15) menuliskan bahwa proses belajar terjadi karena adanya

kondisi-kondisi belajar; internal maupun eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan

diri pebelajar, sedang kondisi eksternal adalah pengaturan lingkungan yang didisain.

Proses pembelajaran ini melibatkan beberapa faktor yaitu: (1) faktor guru, (2) faktor

siswa, (3) faktor sarana dan prasarana, dan (4) faktor lingkungan (Sanjaya 2011: 52). Guru

menjadi faktor nomor satu yang terlibat dalam proses pembelajaran, hal ini menuntut guru

agar lebih mengembangkan profesionalismenya melalui pengembangan strategi pembelajaran

(18)

7

inovatif, kreatif, efektif, dan sekaligus menyenangkan bagi siswanya. Namun fakta melihat

pembelajaran di sekolah-sekolah yang berpusat pada guru dimana guru masih aktif sebagai

pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran di kelas, sedangkan peserta didik pasif

sebagai penerima informasi, meski-pun paradigma pendidikan yang baru sudah mengarahkan

pada student centered. Selain itu pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan

drill-drill (latihan) yang kemungkinan besar disebabkan banyaknya materi yang harus diselesaikan

dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun peserta didik tidak lagi dianggap objek

pembelajaran, tetapi kenyataannya proses pembelajaran masih sangat didominasi oleh guru.

Peneliti melihat hal ini sebagai faktor yang mencolok dalam menentukan hasil belajar

siswa yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan

membaca. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang semakin

penting peranannya dalam menghadapi abad ke-21 adalah membaca disamping tiga (3)

keterampilan lainnya (mendengar, berbicara, dan menulis). Dengan majunya teknologi di

bidang media cetak, ribuan bahkan ratusan ribu judul/ topik dari berbagai bidang

pengetahuan yang terbit setiap harinya. Hanya dengan memiliki keterampilan membaca yang

efesien dan efektif berbagai informasi yang bermanfaat dapat dipahami dengan mudah. Hal

ini sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang memfokuskan siswa untuk dapat

memahami ragam wacana sastra maupun nonsastra yang dapat juga dilihat pada model-model

soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran bahasa Inggris yang disajikan untuk siswa.

Guru harus mampu mengeksplorasi pengetahuan dan jiwa profesionalismenya dalam

menentukan dan mengembangkan strategi-strategi untuk keberhasilan pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru adalah komponen manusiawi dalam

proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang

profesional di bidang pembangunan, oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di

(19)

8

tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Hal ini

guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transfer knowledge, tetapi juga sebagai

“pengajar” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan

pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkenaan dengan ini guru memiliki peranan

yang sangat unik dan kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya

mengantarka siswa ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru

harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi keberhasilan siswa, sesuai dengan

tanggungjawabnya. Sebagaimana Sardiman (2004: 161) menuliskan sepuluh (10) kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru yaitu: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar

mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media/ sumber belajar, (5) menguasai

landasan-landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai

prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program bimbingan

dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10)

memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan

pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa Inggris di

SMP Negeri di kecamatan Mardingding belum menunjukkan hasil yang maksimal dan

memuaskan. Hal ini disebabkan oleh faktor proses pembelajaran khususnya strategi

pembelajaran yang belum optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh guru dan

kurangnya kesadaran akan pentingnya keterampilan dalam berbahasa Inggris khususnya

untuk kompetensi membaca. Untuk mengatasi hal ini guru harus memiliki strategi-strategi

tertentu dalam mengajarkan keterampilan membaca untuk mata pelajaran bahasa Inggris.

Dari beberapa strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Survey, Question, Read,

Recite, Review (SQ3R) adalah strategi pembelajaran khusus untuk keterampilan membaca.

(20)

9

bertujuan untuk membantu pembaca agar dapat memahami secara utuh dan rinci tentang isi

suatu teks. Dengan Strategi Pembelajaran SQ3R, pembaca akan lebih cepat menemukan

gagasan-gagasan pokok yang terdapat di dalam teks. Langkah-langkah yang terdapat di

dalam Strategi Pembelajaran SQ3R, meliputi: survey, question, read, recite, dan review.

Strategi ini dianggap memiliki kelebihan dibanding strategi pembelajaran konvensional

karena dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Melalui penerapkan

langkah-langkah tersebut siswa memiliki kebebasan dalam menganalisis wacana, siswa terangsang

untuk mampu berpikir kritis terhadap permasalahan di sekitarnya dan terlatih untuk belajar

secara kolaboratif. Hal ini dibuktikan dengan sudah adanya beberapa penelitian yang

dilakukan mengenai strategi pembelajaran SQ3R ini yang temuannya menyimpulkan bahwa

strategi pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada beberapa bidang

studi. Strategi pembelajaran SQ3R dianggap dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran jauh lebih baik daripada strategi

pembelajaran yang konvensional. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan strategi

pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan hasil pelajaran membaca bahasa Inggris dalam

kajian ini.

Selain Strategi Pembelajaran SQ3R, strategi pembelajaran lain yang juga dapat

meningkatkan keterampilan membaca adalah Strategi Pembelajaran Directed Reading

Thinking Activity (DRTA). Strategi Pembelajaran DRTA adalah strategi yang memfokuskan

keterlibatan siswa dalam memprediksi dan membuktikan prediksinya ketika mereka

membaca teks. Pada strategi pembelajaran ini siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan

dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Berbeda dengan

strategi pembelajaran yang umum digunakan untuk membaca yang umumnya digunakan

dimana siswa dihadapkan pada suatu teks bacaan kemudian siswa membaca teks tersebut.

(21)

10

tersebut. Strategi pembelajaran ini mendorong siswa untuk mengaplikasikan keterampilan

metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat itu siswa berpikir sesuai dengan jalan

pikirnya. Beberapa penelitian terlebih dahulu menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran

DRTA merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran, terutama

pada hasil pembelajaran bahasa apabila dibandingkan dengan strategi konvensional atau

ekspositori.

Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat hasil belajar juga ditentukan

oleh kemampuan guru mengenal dan memahami karakteristik siswa. Pengenalan akan

karakteristik siswa ini dapat membantu guru dalam memilih dan menentukan strategi

pembelajaran apa yang tepat untuksiswa tersebut. Menurut Kemp (1977: 18), guru harus

dapat mengenali karakteristik siswa dan menghargai siswa sebagai individu belajar. Proses

pembelajaran yang efektif terjadi apabila materi yang disampaikan guru dapat dipahami

siswa melalui struktur kognitifnya. Siswa dapat mengingat konsep materi yang disampaikan

guru dan memahaminya, jadi siswa mengalami apa yang disebut dengan meaningful learning.

Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri

dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir, dan kemampuan awal

yang dimiliki (Hamzah. B Uno, 2007). Apabila guru mengenal karakteristik siswa, guru dapat

menjadikan hal ini sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan, mengetahui

daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan, menyajikan bahan serta

metode lebih serasi dan efisien, dan mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh

siswa. Salah satu karakteristik siswa adalah gaya berpikir siswa. Gaya berpikir adalah cara

individu dalam merespon suatu permasalahan tentang hal-hal yang terkait dengan

pembicaraan atau informasi yang diberikan. Guilford (dalam Sternberg, 1997)

memperkenalkan model struktur intelektual yang membedakan cara bekerjany (operasi)

(22)

11

(divergent thinking). Individu yang berpikir secara konvergen berarti berpikir mengkerucut,

sehingga umumnya berpandangan bahwa penyelesaian diperoleh melalui cara berpikir

prosedural atau struktural. Sementara itu, berpikir divergen berarti membuka pikiran untuk

berbagai kemungkinan termasuk penyelesaian yang tidak terpikirkan oleh orang lain pada

umumnya.

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran Bahasa Inggris dapat

mencapai hasil yang maksimal apabila guru memahami strategi pembelajaran apa yang tepat

untuk diterapkan pada siswanya. Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat guru

juga harus mempertimbangkan karakteristik siswa, dalam hal ini adalah gaya berpikir siswa.

Kedua hal ini dianggap memiliki pengaruh terhadap hasil pembelajaran bahasa Inggris

sehingga perlu dilakukan penelitian yang mengkaji pengaruh strategi pembelajaran dan gaya

berpikir terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Negeri di kecamatan Mardingding.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa aspek yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan aspek-aspek tersebut,

dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu: (1) Apakah ada

pengaruh strategi pembelajaran dengan hasil belajar bahasa Inggris? (2) Apakah gaya

berpikir siswa mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris? (3) Bagaimanakah hasil belajar

bahasa Inggris yang dicapai dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R? (4)

Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai dengan menggunakan strategi

pembelajaran DRTA? (5) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara

siswa yang diberikan strategi pembelajaran SQ3R dengan yang diberikan strategi

pembelajaran DRTA? (6) Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai siswa yang

(23)

12

siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar

Bahasa Inggris antara siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen dengan siswa yang

memiliki gaya berpikir divergen? (9) Bagaimana hasil belajar bahasa Inggris antara siswa

yang memiliki gaya berpikir divergen dan konvergen jika diajarkan dengan strategi

pembelajaran SQ3R? (10) Bagaimana hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang

memiliki gaya berpikir divergen dan konvergen jika diajarkan dengan strategi pembelajaran

DRTA? (11) Apakah ada pengaruh strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil

belajar? (12) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir

terhadap hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

difokuskan pada strategi pembelajaran dan gaya berpikir. Strategi pembelajaran dibatasi pada

strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA. Sedangkan gaya berpikir dibatasi pada gaya berpikir

divergen dan konvergen. Hasil belajar bahasa Inggris dibatasi pada keterampilan membaca

pemahaman (reading comprehension) dengan materi Descriptive Text dan Recount Text.

Aspek yang dinilai dibatasi hanya pada aspek kognitif saja, yaitu mengingat (C1), memahami

(C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Hasil belajar membaca pemahaman (reading

comprehension) yang akan dinilai adalah hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Negeri 2

Mardingding dan SMP negeri 3 Mardingding kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran

(24)

13

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan

menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dibandingkan hasil belajar bahasa Inggris

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRTA?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir

divergen dibandingkan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir

konvergen?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil

belajar bahasa Inggris?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan

strategi pembelajaran SQ3R dan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran DRTA.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir

divergen dan siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen.

3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil

(25)

14

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidik yang

bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis. Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran SQ3R dan strategi pembelajaran

DRTA serta kaitannya dengan gaya berpikir siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

2. Sumbangan pemikiran bagi guru, pengelola, pengembang dan lembaga-lembaga

pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa.

3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoretis dan teknologi

pembelajaran.

4. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang

sama.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran pada

pembelajaran bahasa Inggris yang dapat diterapkan guru bagi kemajuan dan peningkatan

keberhasilan belajar siswa.

2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang

berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

(26)

113 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, uji persyaratan, uji hipotesis dan diskusi hasil penelitian,

maka

1. Hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran SQ3R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa

Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRTA.

2. Hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir

Divergen lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris

siswa yang memiliki gaya berpikir Konvergen.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan gaya berpikir dalam

mempengaruhi hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa.

B. Implikasi

1. Implikasi Terhadap Guru Bidang Studi Bahasa Inggris

Strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa. Pada kedua

strategi ini pemahaman siswa akan suatu bacaan digali lebih dalam untuk mendapatkan hasil

belajar yang lebih tinggi. Pada proses pelaksanaan pembelajaran guru dituntut mampu

menggerakkan siswa agar aktif dalam melaksanakan proses strategi pembelajaran SQ3R dan

DRTA ini secara runtut karena pada kedua strategi pembelajaran ini guru lebih dominan

mengarahkan pemikiran siswa terhadap hal yang terdapat pada isi teks bacaaan sedangkan

(27)

114

dengan melibatkan diskusi dengan sesama siswa, saling memberi pendapat dan. Setiap materi

pembelajaran tentunya memiliki karakteristik tersendiri, demikian juga dengan pelajaran

membaca pemahaman dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu sebelum

menggunakan suatu strategi pembelajaran seorang guru bahasa Inggris seharusnya

mengidentifikasi cirri-ciri dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Selain

mengidentifikasi karakteristik materi pembelajaran hal penting yang harus dilakukan seorang

guru bahasa Inggris adalah mengidentifikasi karakteristik siswa tersebut, bagaimana kondisi

siswa tersebut tentang kepribadian, motivasi, gaya belajar, dan gaya berpikir seperti yang

dibahas dalam penelitian ini. Mengidentifikasi karakteristik siswa dan materi pembelajaran

serta menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran tentunya akan mendatangkan hasil

belajar membaca pemahaman bahasa Inggris yang baik pula. Temuan penelitian ini perlu

disosialisasikan kepada para guru yang mengajar bahasa Inggris melalui Musyawarah Guru

Mata Pelajaran agar para guru bahasa Inggris dapat menggunakan strategi pembelajaran

SQ3R dengan baik, dan apabila para guru dapat mengenali gaya berpikir siswa antara

divergen dan divergen mereka dapat menetukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa

tersebut

2. Implikasi Terhadap Perencanaan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini hasil belajar membaca pemahaman bahasa

Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran SQ3R lebih tinggi daripada hasil

belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

DRTA ditinjau dari gaya berpikir siswa, memberikan suatu fakta bahwa dalam pembelajaran

membaca pemahaman bahasa Inggris, strategi pembelajaran SQ3R lebih tepat digunakan dari

pada strategi pembelajaran DRTA. Desain strategi pembelajaran SQ3R direncanakan dan

(28)

115

mendukung proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan maksimal dan pada akhirnya siswa

memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan Dengan desain strategi pembelajaran

yang telah direncanakan dan dikembangkan ini maka hasil pembelajaran bahasa Inggris siswa

semakin meningkat. Selain karakteristik materi pembelajaran, hal penting lain yaitu

karakteristik siswa. Karakteristik siswa juga perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh

ketika seorang guru merencanakan dan mengembangkan suatu pembelajaran sehingga ketika

seorang guru melaksanakan pembelajaran tercipata kondisi yang kondusif dimana guru

benar-benar memahami gaya berpikir siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat

untuk siswa. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada para guru yang mengajar

melalui seminar, ataupun lokakarya maupun pelatihan. Dengan memperkenalkan strategi

pembelajaran SQ3R lewat pelatihan maupun lokakarya diharapkan dapat memberikan hasil

belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran DRTA.

Selain itu perlu juga dipublikasikan dalam jurnal, internet, dan blog agar dapat diketahui oleh

orang banyak khususnya yang berminat dalam pengembangan strategi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang dikemukakan di atas, maka ada

beberapa hal yang disarankan yaitu:

1. Bagi guru di SMP Negeri Mardingding kab. Karo agar dapat menggunakan hasil

penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreatifitas dalam

menggunakan strategi pembelajaran di sekolah. Selain itu, guru dapat mengembangkan

strategi pembelajaran SQ3R untuk memperolah hasil belajar yang lebih baik dan perlu

lagi menggali strategi DRTA ini lebih dalam lagi agar juga dapat digunakan sesuai

(29)

116

2. Bagi guru bahasa Inggris agar memperhatikan berbagai karakteristik konsep-konsep

materi pembelajaran dan karakteristik siswa yang diajar agar dapat menentukan strategi

pembelajaran yang tepat untuk siswa tersebut. Apabila gaya berpikir siswa diketahui

maka strategi pembelajaran SQ3R baik digunakan untuk siswa yang memiliki gaya

berpikir divergen dan strategi pembelajaran DRTA baik digunakan untuk siswa yang

memiliki gaya berpikir konvergen. Dengan demikian proses pembelajaran berjalan

dengan baik dan siswa mendapat hasil belajar yang baik pula.

3. Guru agar mampu dalam menyajikan materi pelajaran secara runtut dengan menggunakan

strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA di lapangan, sehingga rencana pembelajaran yang

sebelumnya dapat terlaksana dengan baik untuk setiap pertemuannya. Disamping itu guru

harus lebih sering menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA ini agar hasil

belajar dapat lebih baik lagi mengingat pembelajaran bahasa Inggris berkaitan erat

dengan aspek membaca pemahaman.

4. Pihak-pihak yang memiliki andil dalam peningkatan mutu pendidikan agar

mempertimbangkan mengadakan seminar, lokakarya atau pendidikan dan pelatihan

kepada guru-guru dalam menggunakan strategi pembelajaran khususnya strategi

pembelajaran SQ3R dan DRTA dikaitkan dengan gaya berpikir siswa agar hasil belajar

siswa semakin meningkat.

5. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian lain yang

terkait dengan penelitian ini, yaitu penggunaan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA

dengan melibatkan variable moderator lain seperti, sikap bahasa, motivasi, gaya belajar,

tipe kepribadian, jenis kelamin serta karakteristik lainnya yang terdapat pada siswa.

Disamping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel

penelitian serta waktu penelitian sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai

(30)

117

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assessing. New York: Longman

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asrori, M. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Alderson, J C. 2001. Assesing Reading. Cambridge: Cambridge University Press

Brophy, D. R. 2001. Comparing the Attributes, Activities, and Performance of Divergent,

Convergent, and Combination Thinkers. Creativity Research Journal Vol. 13

BNSP. 2013. Prosedur Operasi Standar Penyelengaraan Ujian Nasional 2014. Jakarta: BNSP

Claridge, G and McDonald, A. 2009. An investigation into the relationships between

convergent and divergent thinking, schizotypy, and autistic traits. Personality and

Individual Differences Journal 46 (2009) 794–799)

Denison, P. E and Denison, G. E. 2002. Brain Gym (Senam Otak) Jakarta: Grasindo

DePorter and Hernacki, 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Farida R. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Givens, C. 2012. Divergent thinking. Palm Beach State College

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo

Farrel, T S. C. 2009. Teaching to English Language Learning.London: Corwin Pers

Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan

Jones, D. 2004. Painles Reading Comprehension. New York: Baron Educational Series

(31)

118

Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

McNeil, J D. 1992. Reading Comprehension. Los Angeles:HarperCollins Publisher

Miarso. Y. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom

Muhibbin, S. 2010, Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya

Munandar, S. C. U. 1992. Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Gramedia

Nessel, D. D & Graham, J. M. 2007. Thinking Strategy for Student Achievement. California: Corwin Press

Noer, M. 2013. Speed Reading for Beginners. Panduan Membaca Lebih Cepat, Lebih

Cerdas, dan Pemahaman yang Lebih Baik. E-book

Nuriah. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas X Sma Negeri 4 Medan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 12, 2008. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bahasa

Inggris SMP. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Pidarta, M. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawiradilaga, D. S. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

PSDMPK dan PMP. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Medan: Kemendikbud

Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional- Design Theories And Models: An Overview Of Their

Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sak, U and Maker, C. J. 2005. Divergence And Convergence Of Mental Forces Of

Children In Open And Closed Mathematical Problems. International Education

Journal, 2005, 6(2), 252-260.

Sanjaya, W. 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media

(32)

119

Semiawan, C. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Somadayo, S. 2011, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, Yogyakarta: Graha Ilmu

Suardika, I G. N. 2008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konstruktivis Berbasis ICT Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Gaya Berpikir Divergen dan Konvergen. Denpasar: SMAN 1 Denpasar

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaliasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sudjana, M. A. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Suparman, M. A. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Perbukuan Universitas Terbuka

Suriasumantri, J. S. 2006. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Susilawati, S. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Smp Negeri 1 Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Tesis.

Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Tarigan, H. G. 2005, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa

Uno, H. B. 2007, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Waine, J. T, 2010. An Analysis of Convergent and Divergent Teaching on High School Students' Understanding of Selected Lighting Principles. Thesis. Wisconsin: The Graduate School University of Wisconsin

Wisaksono, B. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Sikap Bahasa Terhadap Hasil

Belajar Membaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana

Unimed

Wulandari, I dan Mahfud. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Survey,Question, Read, Recite, And Review (SQ3R) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau Dari Minat Baca. Jurnal: FKIP Universitas Sebelas Maret

Yuliati, D, 2011 . Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Kemampuan MembacaBahasa Indonesia Kelas VII Siswa SMP Darma Pancasila Medan. Tesis.

(33)

120

Kurniawan, F. 2013. Membaca http://wwwkaruniacahayafajar.blogspot.com/2013/06 /membaca.html (diakses Juni 2014)

Riadi, M. 2013. Strategi Belajar SQ3R. http://www.kajianpustaka.com (diakses 23 Juni

2015)

Teacher, Technology. 2014. How to Study Better Using SQ3R. http://www.teach-nology.com/teachers/lesson-plan/interdisciplinary/usingsq3r.html (diakses Juli 2015)

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel Statistik …………………………………………………………
Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri 3                     Mardingding dan  SMP Negeri 3 Mardingding Tahun Pelajaran 2012/2013                     sampai dengan 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Proceedings of the International Conference on Innovation Challenges in Multidisciplinary Research & Practice, ICMRP 13 -14 December 2013, Kuala Lumpur,

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial,yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hukum dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam melaksanakan program Larasita di Kabupaten Karanganyar, untuk

Format Laporan ini sesuai dengan format dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005 Kepada Semua Bank Umum yang melaksanakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI di SMK Muhammadiyah

Penggunaan kedua penelitian tersebut sebagai dasar penyusunan instrument kuesioner dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih

Untuk menganalisis variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja karyawan. Perpustakaan Universitas

Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal bernilai positif dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap persistensi