• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Mode Medan (Arsitektur Metafora)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sekolah Mode Medan (Arsitektur Metafora)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

S

(2)

SEKOLAH MODE MEDAN

(ARSITEKTUR METAFORA)

Oleh :

JULAIHA HASIBUAN 07 0406 039

Medan,22 Juni 2011

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N.Vinky Rahman, MT. NIP. 19660622 199702 1 001 Wahyuni Zahrah,ST,MS

NIP : 19810426 200812 2 003

Ir.Novrial,MEng NIP : 19660303 199303 1 002

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Julaiha Hasibuan

NIM : 07 0406 039

Judul Proyek Tugas Akhir : Sekolah Mode Medan

Tema : Arsitektur Metafora

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1 Lulus Langsung

2 Lulus Melengkapi

3 Perbaikan Tanpa Sidang

4 Perbaikan Dengan Sidang

5 Tidak Lulus

Medan,22 Juni 2011

Koordinator TKA-490

Ir.N Vinky Rahman,MT Ketua Departemen Arsitektur,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadi

sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Sekolah Mode Medan. Tugas akhir ini merupakan

syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir

ibu Wahyuni Zahrah,ST,MS dan kepada bapak Ir.Novrial,M.Eng sebagai pembimbing

tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan

waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT., Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak

Imam Faisal Pane,ST,MT,wakil ketua Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nurlisa Ginting,ST,MT selaku ketua sidang ,dosen penguji dan juga dosen

pembimbing yang telah bersedia membimbing, mendukung dan memotivasi

selama pengerjaan tugas akhir ini.

3. Bapak dan Ibu dosen ,staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

4. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Sofyan Hasibuan dan Ibu Siti Awan

untuk semua kasih, perhatian, dukungan, doa, kesabaran dan segala

pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

5. Bapak Drs.Sempurna Perangin-angin,M.Pd selaku Pembantu Dekan I dan Ibu

Maria selaku ketua jurusan Tata Busana Universitas Negeri Medan Fakultas

Teknik atas izin yang diberikan untuk melakukan survey di jurusan Tata

Busana.

6. Untuk Agus Mustika dan Yohana, sahabat terbaik dan seperjuangan saya,

yang selalu memotivasi, membantu, mendukung, dan menguatkan saya. Dan

(5)

Tumiwa, Shelly, Catherine, Jessica, Wilcen dan Hendra untuk perhatian, dan

dukungannya selama saya mengerjakan tugas akhir ini.

7. Semua teman - teman di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara yang memotivasi saya untuk mengambil tugas akhir ini dan

mendukung saya untuk tetap berjuang hingga akhir, terutama teman-teman

seangkatan 2007.

8. Adik – adik stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Jessica (2008) . Terima kasih

atas dukungan, motivasi dan doanya kepada penulis selama proses pengerjaan

tugas akhir ini.

9. Terima kasih juga kepada kak Ayu dan Kak Dewi atas dukungan, motivasi

dan perhatiannya selama mengerjakan tugas akhir ini.

10. Terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

atas bantuan,dukungan ,motivasi, perhatian dan doanya.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan berkat-Nya

bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak

kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi

penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen

Arsitektur USU.

Medan, 22 Juni 2011

Hormat saya,

Julaiha Hasibuan

(6)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN i

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR DIAGRAM xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Maksud Dan Tujuan Perancangan 3

1.2.1.Maksud Perancangan 3

1.2.2.Tujuan Perancangan 3

1.3.Masalah Perancangan 4

1.4.Pendekatan Perancangan 4

1.4.1.Studi Literatur 4

1.4.2.Studi Banding 4

1.4.3.Wawancara 5

1.5.Lingkup Dan Batasan Perancangan 5

1.6.Kerangka Berpikir 6

1.7.Sistematika Laporan 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK 8

2.1.Tinjauan Umum 8

2.2.Tinjauan Khusus 9

2.2.1.Pengertian Sekolah Mode Medan 9

2.2.2.Tinjauan Sejarah Mode 9

2.2.3.Tinjauan Perkembangan Mode Dulu Terhadap Mode Sekarang 11

2.2.4.Kurikulum 12

2.3.Lokasi Proyek 16

(7)

2.3.2.Analisa Pemilihan Lokasi Proyek 16

2.4.Program Kegiatan 20

2.5.Kebutuhan Ruang 21

2.5.1.Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pengguna 21

2.5.2.Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan 22

2.6.Proses Kegiatan 25

2.7.Studi Banding Proyek Sejenis 26

2.7.1.Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) 26

2.7.2.Esmod Jakarta 29

BAB III ELABORASI TEMA 31

3.1.Arsitektur Metafora 31

3.1.1.Pengertian Arsitektur Metafora 31

3.1.1.1.Arsitektur 31

3.1.1.2.Metafora 31

3.1.1.3.Arsitektur Metafora 32

3.2.Studi Banding Tema Sejenis 33

3.2.1.Intangible Metaphors 33

3.2.2.Tangible Metaphors 33

3.2.2.1.Stasiun TGV 33

3.2.2.2.The Clyde Auditorium (The Armadillo) 34

3.2.3.Combined Metaphors 34

3.2.3.1.E.X.Plaza Indonesia 34

3.2.3.2.Museum Of Fruit 35

BAB IV ANALISA 38

4.1.Analisa Eksisting 38

4.1.1.Analisa Lokasi 38

4.1.2.Kondisi Eksisting Lahan 39

4.1.3.Tata Guna Lahan 39

4.1.4.Batas Site 40

4.1.5.Eksisting Bangunan Sekitar Site, Sarana dan Prasarana 41

4.1.6.Garis Langit (Skyline) 43

(8)

4.2.1.Analisa Sirkulasi 44

4.2.2.Analisa Pencapaian 45

4.2.3.Analisa View 46

4.2.4.Analisa Vegetasi dan Matahari 47

4.2.5.Analisa Kebisingan 48

4.3.Analisa Fungsional 48

4.3.1.Analisa Kegiatan 48

4.3.2.Analisa Siswa 49

4.3.3.Analisa Jumlah Pengunjung 50

4.3.4.Kebutuhan Areal Parkir 51

4.3.5.Besaran Ruang 52

4.3.6.Penzoningan 55

4.3.7.Hubungan Antar Ruang 56

BAB V KONSEP PERANCANGAN 57

5.1.Konsep Bentukkan Massa 57

5.1.1.Konfigurasi 57

5.1.2.Orientasi Matahari 58

5.1.3.Vegetasi dan Lansekap 58

5.1.4.Angin 59

5.1.5.Fasade 59

5.2.Konsep Ruang Luar 60

5.2.1.Penzoningan 60

5.2.2.Sirkulasi dan Parkir 61

5.2.3.Open Space 62

5.3.Konsep Ruang Dalam 62

5.3.1.Penzoningan 62

5.3.2.Sirkulasi 63

BAB VI HASIL PERANCANGAN 64

6.1.Site Plan 64

6.2.Ground Plan 65

6.3.Denah 66

(9)

6.5.Potongan 69

6.6.Rencana 70

6.6.1. Rencana Pondasi dan Pembalokkan 70

6.6.2. Rencana Atap 73

6.6.3. Rencana Mekanikal dan Elektrikal 75

6.7.Detail 80

6.8.Perspektif Bangunan 82

6.9.Sketsa Suasana 85

DAFTAR PUSTAKA 88

(10)

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Gambar 2.1.Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan 18

Gambar 2.2.Tampak Depan NAFA 27

Gambar 2.3.Ruang duduk terbuka 27

Gambar 2.4.Galeri 27

Gambar 2.5.Lobi 27

Gambar 2.6.Ruang menjahit 28

Gambar 2.8.Workshop 28

Gambar 2.9.Kafetaria 28

Gambar 2.10.Signage 28

Gambar 2.11.Assignment display 28

Gambar 2.12.Resepsionis 29

Gambar 2.13.Skylight 29

BAB III ELABORASI TEMA

Gambar 3.1.Nagoya City Museum 33

Gambar 3.2.Stasiun TGV 34

Gambar 3.3.The Clyde Auditorium (The Armadillo) 34

Gambar 3.4.E.X.Plaza Indonesia 35

Gambar 3.5.Site plan Museum Of Fruit 36

Gambar 3.6.Massa Museum Of Fruit 36

Gambar 3.7.Fruit Plaza 37

Gambar 3.8.Interior Fruit Plaza 37

BAB IV ANALISA

Gambar 4.1.Peta wilayah lokasi 38

Gambar 4.2.Tata Guna Lahan 39

Gambar 4.3.Analisa batas site 40

Gambar 4.4.Analisa bangunan eksisting sekitar site 41

(11)

Gambar 4.6.Potongan A-A 43

Gambar 4.7.Potongan B-B 43

Gambar 4.8.Analisa sirkulasi 44

Gambar 4.9.Analisa pencapaian 45

Gambar 4.10.Analisa view 46

Gambar 4.11.Analisa view 46

Gambar 4.12.Analisa vegetasi dan matahari 47

Gambar 4.13.Analisa Kebisingan 48

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5.1.Konsep ide bentukkan massa 57

Gambar 5.2.Orientasi matahari 58

Gambar 5.3.Konsep bentukkan massa terhadap vegetasi dan lansekao 58

Gambar 5.4.Konsep bentukkan massa terhadap arah angin 59

Gambar 5.5.Konsep ide fasade bangunan 59

Gambar 5.6.Konsep penzoningan 60

Gambar 5.7.Konsep sirkulasi 61

Gambar 5.8.Konsep open space 62

Gambar 5.9.Konsep penzoningan ruang pada site 63

Gambar 5.10.Konsep Sirkulasi 63

BAB VI HASIL RANCANGAN

Gambar 6.1. Perspektif Bangunan dari Jalan Kapten Patimura 82

Gambar 6.2. Perspektif Bangunan dari sudut Jalan Kp.Mandailing dan Gang kecil 82

Gambar 6.3. Perspektif Bangunan dari sudut Gang kecil dan Jalan Babura Lama 83

Gambar 6.4. Perpspektif Bangunan dari sudut

Jalan Babura Lama dan Jalan Kapten Patimura 83

Gambar 6.5. Tampak dari Jalan Kapten Patimura 84

Gambar 6.6. Tampak dari Jalan Kp.Mandailing 84

Gambar 6.7. Tampak dari Jalan Babura Lama 84

Gambar 6.8. Sketsa Suasana Eksterior 1 85

Gambar 6.9. Sketsa Suasana Eksterior 2 86

Gambar 6.10. Sketsa Suasana Studio Pola 86

(12)

Gambar 6.12. Sketsa Suasana Resepsionis di Hall 87

(13)

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

Tabel 1.1. Sekolah Fashion yang ada di Indonesia 2

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Tabel 2.1.Kurikulum Pendidikan Strata 1 (S1) 13

Tabel 2.2.Pembagian Wilayah Pengembangan Kota Medan 17

Tabel 2.3.Perbandingan Lokasi alternatif site 19

Tabel 2.4.Kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan 22

BAB III ELABORASI TEMA

BAB IV ANALISA

Tabel 4.1.Batas-batas site 40

Tabel 4.2.Bangunan eksisting sekitar site 42

Tabel 4.3.Keterangan analisa sirkulasi 44

Tabel 4.4.Keterangan analisa pencapaian 45

Tabel 4.5.Keterangan analisa vegetasi 47

Tabel 4.6.Perkembangan siswa UNIMED jurusan Tata Busana 49

Tabel 4.7.Jumlah Penduduk Medan Tahun 2009 50

Tabel 4.8.Jumlah pengunjung yang datang ke sekolah 51

Tabel 4.9.Luasan area parkiran 52

Tabel 4.10.Kebutuhan dan besaran ruang 53

Tabel 4.11. Penzoningan ruang 55

BAB V KONSEP PERANCANGAN

(14)

DAFTAR DIAGRAM

BAB I PENDAHULUAN

Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang 6

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Diagram 2.1.Alur kegiatan pengelola 25

Diagram 2.2.Alur kegiatan pendidikan 26

Diagram 2.3.Alur kegiatan pengunjung 26

BAB III ELABORASI TEMA

BAB IV ANALISA

Diagram 4.1.Hubungan antar ruang 56

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Diagram 5.1.Konsep penzoningan ruang dalam 62

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Pada negara yang sedang berkembang , salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan

masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang

modern dan demokratis. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan dengan peningkatan daya

beli akan meningkatkan konsumsi, dan pada banyak kasus akan mengakibatkan perubahan gaya

hidup. Gaya hidup yang paling mudah terpengaruh dan paling sensitif sekaligus mudah

dilakukan (affordable) akibat perubahan ini adalah pada dunia mode (fashion).

Di era globalisasi sekarang ini, dimana arus informasi dan komunikasi yang sangat

mudah diperoleh akibat kemajuan teknologi , salah satunya internet , menimbulkan pengaruh

yang sangat besar terhadap gaya hidup dan kesadaran akan fashion. Sebuah tren mode yang baru

muncul di belahan dunia lain dengan cepat dapat terinformasi di kota-kota di Indonesia. Dan

segera pula akan muncul produk-produk dengan model sejenis di pasar mode lokal, meskipun

produk lokal ini baru terbatas pada peniruan tampilan luar produk, belum pada kualitas bahan

ataupun kualitas craftsmanship serta kehalusan pengerjaan produk.

Menimbang fashion adalah bagian dari gaya hidup, maka kesan modern, eksklusif dan

global memang akan didapatkan apabila arah orientasi fashion ke luar negri. Akan tetapi apabila

dikembangkan secara konsisten dengan visi yang kuat, maka tidak tertutup kemungkinan budaya

busana lokal di Indonesia dapat dijadikan unsur khas dari mode atau fashion yang dikembangkan

dengan unsur-unsur lokal.

Banyak muncul bibit-bibit baru perancang muda Indonesia juga menunjukkan bahwa

produk fashion juga memiliki potensi yang besar di Indonesia yang merupakan bagian dari karya

seni. Hal yang diperlukan adalah upaya-upaya sistematis dan terarah untuk mengembangkan

bakat-bakat yang ada di dunia mode atau fashion ini agar mereka memiliki dasar-dasar

pengetahuan dan teknik perancangan mode yang memungkinkan tumbuhnya perancang mode

baru dalam jumlah yang lebih banyak dan berkualitas. Lahirnya talenta mode atau desainer baru

dalam jumlah yang banyak akan dapat memberikan karakter spesifik produk fashion di

(16)

2 Dari tinjauan potensi pasar dan potensi kreatif lokal di sektor industri fashion ini, terlihat

bahwa bidang usaha industri fashion di Indonesia merupakan bidang usaha yang sangat

menjanjikan.

No Nama Kota Nama Sekolah

1 Jakarta Esmod Jakarta

LaSalle College International Jakarta

LPTB Susan Budihardjo

Bunka School of Fashion

Phalie Studio

Sekolah Mode Poppy Dharsono

Sekolah Tinggi Desain Interstudi

Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi

IKKIS Sekolah Privat Mode & Tehnik

Menjahit Busana Halus

2 Bandung Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Sekolah Tinggi Seni Rupa & Desain

Indonesia (STISI)

3 Surabaya Arva School of Fashion

4 Medan Dolling School of Fashion Design di Medan

Tabel 1.1. Sekolah Fashion yang ada di Indonesia

sumber: http://www.leadcamp.com/

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat pada perancangan

fashion cukup bagus. Dan juga banyak desainer Indonesia yang telah menjelma menjadi

orang-orang sukses dan terkenal di Indonesia dan telah go International dalam dunia fashion seperti

Adjie Notonegoro, Anne Avantie, Arantxa Adi, Biyan Wanaatmadja, Carmanita, Didi

Budiarjo,dsb.(sumber:www.google.com)

Sedangkan desainer yang merupakan kebanggaan kota Medan antaralain Edward

Hutabarat, Oki Wong, Nilawaty Iskandar (Ketua BPD APPMI Sumut periode 2009-2014),dsb.

(17)

3 Di Indonesia sendiri memiliki suatu lembaga yang menjadi wadah bagi para perancang maupun

pengusaha di bidang fashion yaitu APPMI (Assosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia).

APPMI ini telah berdiri sejak tahun 1993,namun hanya beberapa kota di Indonesia yang

diizinkan untuk bergabung dalam assosiasi ini. Sumatera Utara sendiri baru dibentuk dan dilantik

ketua beserta pengurusnya tahun 2009. Keinginan untuk membentuk APPMI di Sumut sudah ada

sejak lima tahun yang lalu, hal ini diungkapkan oleh Nilawaty Iskandar (Ketua APPMI Sumut)

(www.google.com). Namun karena syarat pembentukkan tidak dapat dipenuhi maka

pembentukkan APPMI Sumut tidak dapat terlaksana. Adapun syaratnya antaralain keharusan

sedikitnya lima perancang yang juga pengusaha dan tiga tahun secara berkesinambungan

melakukan aktifitas tersebut. Dapat disimpulkan masih minimnya desainer fashion di Medan.

Untuk itulah proyek sekolah Mode ini dibuat agar dapat mewadahi masyarakat khususnya

Medan dan sekitarnya yang ingin mendalami desain fashion tanpa harus ke luar negri.

1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN 1.2.1.Maksud Perancangan

Maksud dari perancangan proyek ini antaralain:

1. Sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mempelajari dan memperdalam

pemahaman mode/fashion.

2. Sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menjadi seorang desainer.

3. Menyediakan fasilitas-fasilitas yang meningkatkan wawasan mode baik untuk siswa

maupun masyarakat yaitu berupa perpustakaan mode, galeri, peragaan busana /fashion

show ,dsb.

1.2.2.Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan proyek ini antaralain:

1. Mengembangkan dunia mode di Indonesia khususnya di Medan.

2. Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia mode/fashion di

Medan.

3. Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.

4. Menciptakan bangunan yang menarik secara visual dan memberikan nuansa yang baru,

sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan dan fungsi di dalamnya.

(18)

4 1.3.MASALAH PERANCANGAN

Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah:

1. Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang merupakan fungsi pendidikan namun

menampilkan citra fashion/mode.

2. Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk aktivitas pendidikan sehingga siswa

dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus pengunjung juga merasa

nyaman.

3. Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif (studio) untuk mewadahi proses berkreasi

para siswa.

4. Bagaimana merancang bangunan dalam konteks kota yang terintegrasi dengan

lingkungan sekitarnya.

1.4.PENDEKATAN PERANCANGAN

Pendekatan yang dilakukan dalam merancang sekolah mode melalui beberapa metode yaitu studi

literature, pengamatan lapangan dan studi banding.

1.4.1.Studi Literatur

1. Pendekatan masalah melalui cara deskriptif dengan mempelajari aspek-aspek mengenai

dunia mode dan perkembangannya, melalui studi pustaka buku, majalah dan internet.

2. Mempelajari penerapan teknologi dalam desain sekolah mode yang berkaitan dengan

visualisasi dan representasi bangunan.

3. mempelajari standar yang diperlukan bagi ruang-ruang dalam bangunan pendidikan, serta

ruang-ruang fasilitas lainnya.

1.4.2.Pengamatan Lapangan

Pengamatan lapangan dilakukan dengan mendokumentasi kondisi tapak perancangan, khususnya

karakter lahan. Pengamatan dilakukan dengan mendatangi tapak perancangan untuk

mendapatkan data-data mengenai kondisi, masalah dan potensi lingkungan , serta hal-hal lain

untuk kemudian diproses dan menjadi pertimbangan dalam merancang.

1.4.3.Studi Banding

Studi banding pada perancangan sekolah mode dilakukan melalui pengumpulan data dari

internet, buku, dsb. Studi banding yang dilakukan antaralain studi banding proyek sejenis dan

(19)

5 1.4.3.Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang memahami akan pendidikan mode guna

memperoleh data mengenai kebutuhan akan kegiatan yang dilakukan di sekolah mode.

1.5.LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan perancangan sekolah mode, maka lingkup dari perancangan

sekolah mode ini adalah sebagai berikut:

1. Menelusuri sejarah dan proses perkembangan mode lokal maupun Internasional.

2. Menelusuri kebutuhan akan ruang-ruang standar sekolah dan fasilitas pendukung sekolah

mode seperti ruang peraga,galeri, dsb.

3. Menerapkan tema arsitektur metafora ke dalam bentukkan ruang dan bentukkan massa

bangunan.

Batasan-batasan dalam merancang sekolah mode ini adalah sebagai berikut:

1. Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah

sekolah .

2. Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam perancangan proyek ini yaitu arsitektur

(20)

6 1.6.KERANGKA BERPIKIR

Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang. Latar Belakang

 kebutuhan akan pakaian bukan sekedar sebagai penutup badan,namun sekarang pakaian menunjukkan gaya hidup setiap orang.

banyak muncul para desainer muda yang menunjukkan mulai berkembangnya fashion di Indonesia

masih belum ada institusi pendidikan formal (sekolah) khusus fashion di Medan sedangkan banyak lembaga pendidikan nonformal mode (seperti kursus menjahit)

Judul Perancangan

Sekolah Mode Medan

Tema Perancangan

Arsitektur Metafora

Tujuan dan Manfaat

 Mengembangkan dunia mode di Indonesia khususnya di Medan.

 Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia mode/fashion di Medan.

 Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.

 Menciptakan bangunan yang menarik secara visual dan memberikan nuansa yang baru, sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan dan fungsi di dalamnya.

 Menciptakan suatu tempat yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.

Perumusan Masalah

 Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang merupakan fungsi pendidikan namun menampilkan citra fashion/mode.

 Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk aktivitas pendidikan sehingga siswa dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus pengunjung juga merasa nyaman.

 Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif (studio)

Data Perencanaan  Data Tapak

 Studi Literatur

 Studi Banding

 Survei Lapangan

Analisa Tapak (Analisa Fisik)

View, sirkulasi, orientasi,dll.

Analisa Fungsional (Analisa Nonfisik)

Pengguna, alur kegiatan,dll.

Programming

Program ruang dalam dan ruang luar

Hubungan Antarruang

Konsep Perancangan

Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur dan utilitas

Desain Perancangan

(21)

7 1.7.SISTEMATIKA LAPORAN

Adapun Sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang kajian latar belakang pembangunan Sekolah

Mode Medan, maksud dan tujuan perancangan, masalah perancangan, pendekatan

perancangan dan lingkup dan batasan perancangan

2. BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai terminologi judul, pemilihan

lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan

fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

3. BAB III ELABORASI TEMA, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil,

interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding dengan tema sejenis.

4. BAB IV ANALISIS PERANCANGAN, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan

lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema.

5. BAB V KONSEP PERANCANGAN, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis

komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

6. BAB VI HASIL PERANCANGAN, berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah,

(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1.Tinjauan Umum

Fungsi bangunan : Sekolah Mode Medan

Lokasi : Jalan Kapten Patimura

Luas lahan : ± 1,8 ha

Koefisien lantai bangunan : 4 lantai Koefisien dasar bangunan : 80% Garis sempadan bangunan : n+1

Pemilik : swasta

Sumber dana : swasta

Status : fiktif

Batas-batas : Utara : Jalan Babura Lama

Timur : gang kecil

Selatan : Jalan Kp.Mandailing Barat : Jalan Kapten Patimura

Karakteristik Lokasi :-Kondisi lokasi sekarang merupakan lahan kosong dan rumah penduduk

-Lahan dikelilingi oleh jalur sirkulasi -Kondisi topografi relatif datar.

-Kondisi sekitar lahan sangat baik dilihat dari banyaknya pepohonan yang membuat lingkungan lahan sejuk, rindang, dan nyaman.

Potensi :-Lokasi tapak berada di pusat kota, sehingga

pencapaian yang mudah ke lokasi.

-Meskipun lokasi berada di pusat kota ,namun keadaan sekitar lokasi sangat nyaman dan tenang ( tidak terlalu bising) sehingga sangat berpotensi dibangun sekolah. -Lokasi didukung oleh fasilitas sekitar seperti

(23)

2.2.Tinjauan Khusus

2.2.1.Pengertian Sekolah Mode Medan Judul Sekolah Mode Medan didefinisikan sbb:

 Pengertian Sekolah:

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau “murid”) di bawah pengawasan guru.(dikutip dari www.wikipedia.com)

 Pengertian Mode:

Mode adalah gaya berpakaian (tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa, seni, arsitektur) yang popular dalam suatu budaya.(dikutip dari www.wikipedia.com)

 Pengertian Medan:

Medan adalah salah satu nama kota di Indonesia yang merupakan ibukota Provinsi Sumater Utara.(dikutip dari www.pemkomedan.com)

Dengan demikian Sekolah Mode Medan adalah tempat,bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar tentang mode busana dan pelengkap busananya seperti sepatu, tas, aksesoris,dsb yang setingkat dengan diploma dan bangunan berlokasi di Medan.

2.2.2.Tinjauan Sejarah Mode

Fashion atau mode yang kita lihat sekarang tidak muncul begitu saja. Berikut ini garis besar sejarah perkembangan mode yang terjadi di dunia (dikutip dari laporan tugas akhir Adelina Setyawati Jaya-22404027):

 Sejak abad 14, Paris sudah menjadi pusat mode dunia sebab di kota itu kebanyakan pabrik kain berdiri, juga paling banyak penjual bahan pakaian dan perlengkapan

Pada abad 17, muncullah catatan-catatan tertulis tentang fashion yang diterbitkan . Itulah cikal bakal majalah mode modern seperti sekarang ini.

 Yang diakui sejarah perancang busana Perancis adalah Rose Bertin, yang pada tahun 1776 menjadi perancang mode untuk Ratu Marie Antomette. Pada masa pemerintahan Napoleon desainer Louis Hippolyte Leroy menciptakan serangkaian busana untuk Ratu Josephine

(24)

 Yang dinilai sebagai pendobrak gaya busana wanita adalah Paul Poiret. Pada tahun 1910 memperkenalkan busana bergaya oriental, turban dan rok lurus. Yang revolusioner , wanita tidak harus memakai korset (pakaian wajib kaum wanita masa itu).

 Pada tahun 1920, Coco Chanel mengganti rancangan gaun eksotis ala Poiret dengan setelan gaun simple dan klasik serta warna warni. Sejak itulah wanita menggunakan rok pendek.

 Industri busana siap pakai diperkirakan mulai sejak 1933, ketika Lucien Lellong memperkenalkan toko pakaian jadi, robes e edition. Ini merupakan pendobrakan terhadap tradisi haute couture (adibusana yang hanya dibuat untuk seorang pemesan) yang berlaku saat itu di Paris.

Pada 1947, Christian Dior mengejutkan public dengan konsep New Look yang romantic. Gaun-gaun berpinggang ramping,dada menonjol, dan ujung rok melambai. Semakin kuatlah dominasi Perancis dalam dunia fashion. Nama-nama lain yang bisa disebut sebagai penguat pondasi Perancis sebagai kota mode dunia antaralain Hubert de Givenchy dan Pierre Balmain

 Pada 1960-an, Yves Sain Laurent mengembangkan sayap dengan membuka butik busana siap pakai yang tidak terlalu mahal. Sementara itu, di Italia desainer Andro Gucci telah membangun kerajaan fashion-nya dan rajin menggelar peragaan busana di luar negri.

Perkembangan mode juga terjadi di Indonesia. Mode Indonesia sendiri baru benar-benar tercatat baik secara rupa,lisan maupun tulisan pada tahun ’50-an. (dikutip dari www.google.com)

 Pada tahun 1950-an -1970 ,Peter Sie adalah orang yang dianggap sebagai maestro dan pelopor perancangan busana Indonesia.Kehadiran desainer seperti Peter Sie mengundang desainer lain seperti Non Kawilarang dan Elsei Sunarya. Masyarakat juga mulai mengenal peragawati seperti Titi Qadarsih dan Rima Melati

(25)

Pada masa ini, ketebatasan bersekolah mode atau rancangan busana di tanah air tak mematahkan semangat mereka yang ingin menjadi desainer. Sebagian melanglang buana ke luar negri.

 Era tahun 1990-2008. Tahun 1990-an ditandai dengan isu globalisasi dan internet artinya kemudahan masyarakat mengakses informasi mode dari luar negri menyebabkan kegandrungan akan budaya barat yang glamour.Beberapa desainer yang naik daun pada masa ini antaralain Sebastian Gunawan, Biyan, Arantxa Adi, Adjie Notonegoro dan Eddy Betty. Hingga akhir 1990-an, persaingan untuk mendapatkan tempat di hati para pecinta mode semakin ketat, apalagi dengan kehadiran sekolah mode Franchisee seperti Esmod dan Lasalle. Di tahun 2000-1n, mode Indonesia semakin kaya akan ide dan ispirasi serta dinamis.

2.2.3.Tinjauan perkembangan mode dulu terhadap mode sekarang.

Ternyata dalam dunia mode berlaku juga faham ‘what goes around, comes aroundí’.Terbukti fashion items dari era 20an hingga 90 an sebenarnya masih terlihat hingga kini, tentu saja

telah banyak melalui proses modifikasi sehingga modelnya menjadi lebih uo to date Contohnya antaralain:

1. Tahun 1920

Large Picture Hats :Topi dengan pinggiran yang lebar menyerupai summer hat

namun modelnya lebih anggun, sekarang bahkan Samantha dari film Sex and The City sering terlihat menggunakannya.

2. Tahun 1930

Cardigan : Di tahun ini cardigan terlihat sangat manis dan dijadikan luaran blouse, sekarang imi cardigan muncul dalam model yang beragam.

Empire Waisted-Gown : gaun berpotongan di bawah dada ini menjadi tren tersendiri

di tahun 30an. Hingga kini di ajang-ajang penghargaan di Hollywood, potongan empire waist masih terus berjaya.

3. Tahun 1940

Swing skirts : rok lebar mengembang ini dulu memang a must have item yang

biasanya dipakai saat para perempuan berdansa. Sekarang swing skirt bisa dipakai kapan saja, bahkan daily wear sekalipun.

4. Tahun 1950

Petticoats : rok berlapis-lapis layaknya rok penari balet ini adalah undergarment agar

(26)

5. Tahun 1960

Dyed shirts :terkenal dengan sebutan tie-dye. Motif celup ini identik dengan kaum

hippy. Tahun 2009, tie-dye kembali in. 6. Tahun 1970

Halter neck dress : gaun bergaya halter baru popular di era 70an dan sekarang gaun

model ini tidak pernah absen dari atas runaway maupun red carpet. 7. Tahun 1980

Acid washed denim : jeans biru dengan kesan pudar ini adalah trademark tahun 80an.

Tidak disangka , sejak tahun 2009 hampir semua fashionista menggunakannya kembali.

8. Tahun 1990

Rock Tee : kaos yang bergambar ataupun bertulisan grup band favorit masing-masing

telah ada sejak tahun 90an. Tren ini kembali lagi di tahun 2005. (www.google.com)

2.2.4.Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai misi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sekolah Mode Medan memiliki tiga tingkatan pendidikan yaitu tingkat diploma satu (D1) , diploma tiga (D3) dan strata satu (S1). Kurikulum tingkat D1 dan D3 mengacu pada kurikulum sekolah mode di Jakarta yaitu sekolah Esmod Jakarta, sedangkan kurikulum tingkat S1 mengacu pada kurikulum pendidikan mode di Medan yaitu Universitas Negeri Medan, Fakultas Teknik jurusan Tata Busana.

Kurikulum Pendidikan Strata 1 (S1)

Pendidikan untuk jenjang S1 terdiri dari 8 semester, dimana pada semester ke-3 mahasiswa dibagai menjadi 3 jurusan. Jurusan yang diambil sesuai minat masing-masing mahasiswa antaralain:

1. Jurusan Keahlian Produksi Busana ( pada mata kuliah bertanda *) 2. Jurusan Keahlian Desain ( pada mata kuliah bertanda **)

(27)

Semester 1 Semester 2 Pendidikan Konsumen

Ilmu Kesejahteraan Keluarga Matematika

Dasar Seni dan Desain Pengetahuan Busana Teknik Komputer Teknologi Busana I Konstruksi Pola I Menggambar Mode I Tata Rias

Ilmu Tekstil

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelayanan Prima

Akunting

Desain Ragam Hias Konstruksi Pola II Teknologi Busana II Bahasa Inggris Dasar Kerajinan

Semester 3 Semester 4

Kewirausahaan Bahasa Inggris Busana Pembuatan Busana Pria Lingerie (Busana Dalam) Teknik Sulaman Tangan Desain Tekstil

Pembuatan Busana Wanita I Pembuatan Busana Anak * Menggambar Mode ** Kerajinan Tangan II ***

Evaluasi Hasil Belajar Penelitian Pengajaran Busana Daerah

Interaksi Belajar Mengajar Teknik Sulaman Tangan Koreografer

Teknik Sulaman Bordir Konstruksi Pola Draping Pembuatan Busana Wanita II * Desain Busana Wanita ** Kerajinan Tangan II ***

Semester 5 Semester 6

Statistik

Perencanaan Pengajaran Telaah Kurikulum PUB I

Pembuatan Busana Tailoring * Desain Mode **

Apresiasi Sulaman Bordir*** Bahasa Indonesia

Filsafat Pendidikan

Perkembangan Peserta Didik

Pendidikan Agama

Pendidikan Kewarganegaraan Psikologi Pendidikan

Profesi Kependidikan Micro Teaching Event Organizer (EO) Seminar

PUB II

Pembuatan Adi Busana * Aplikasi Komputer **

Apresiasi Sulaman Tangan ***

Semester 7 Semester 8

PPL/KKN PKLI

Pameran Busana * Peragaan Busana ** Pameran Handy Craft *** Skripsi

Mata Kuliah Pilihan: Karakter Bahan Merchandise Kepribadian

(28)

Kurikulum Pendidikan Diploma Tiga (D3)

Pendidikan untuk jenjang D3 terdiri dari 6 semester. Adapun target pencapaian kemampuan di bagi menjadi per tahun antaralain:

1. Tahun pertama : Pengenalan dan Persiapan (Discovery and Preparation)

Pada tahun ini mahasiswa dikenalkan dasar atas profesinya, mode dunia (the world of fashion) dan proses kreasi. Mahasiswa menjadi terbiasa dengan pakaian wanita dan

pria.

2. Tahun Kedua : Personal Prosedur dan Kreasi (Personal Procedure and creation) Mahasiswa belajar mengenai desain pakaian dengan struktur dan belajar bagaimana mengadaptasikannya ke dalam kenyataan. Mahasiswa mengenal berbagai jenis sector seperti indutri tekstil-pakaian , pakaian rajut, pakaian dalam, dan mendedikasikan semuanya ke dalam projek pribadi.

3. Tahun Ketiga : Spesialisasi dan Personal Koleksi (Specialization and Personal Collection)

Selama tahun ketiga ini mahasiswa lebih menjurus kepada kenyataan yang lebih dan lebih spesifik akan profesinya.Adapun jurusan yang diberikan antralain pakaian wanita, pakaian pria atau pakaian anak-anak. Mahasiswa mulai mengerjakan projek pribadinya dan harus selesai akhir tahun dan mempresentasikannya untuk menentukan apakah lulus atau tidak.

Adapun pelajaran yang dipelajari antalain: a. Teknologi Bahan

b. Seni dan Sejarah Mode c. Marketing Mode d. CAD

e. Busana Daerah f. Model Vivant

g. Visual Merchandising dan Promosi h. Guest Speakers

i. Studi Banding ke pabrik j. Workshop

(29)

Kurikulum Pendidikan Diploma Satu (S1)

Pendidikan untuk jenjang D1 terdiri dari 2 jurusan yaitu:

1. Desain Mode dan Draping Pola (Fashion Design and Pattern Drafting)

Mahsiswa dikenalkan dasar atas profesinya, mode dunia (the world of fashion) dan proses kreasi. Adapun pelajaran yang akan dipelajari antaralain:

a. Desain Mode (Fashion Design) b. Draping Pola (Pattern Drafting) c. Teknologi bahan (Textile technology)

d. Seni dan Sejarah Mode (Art and Fashion History) e. Marketing Mode (Fashion Marketing)

f. CAD

g. Busana Daerah h. Model Vivant i. Guest Speakers

2. Bisnis Perdagangan Mode (Fashion Business Retail)

Jurusan ini sangat intensif dan memerlukan konsentrasi yang tinggi. Mahasiswa mempelajari menegenai keterampilan bisnis mode seperti peralatan (merchandising), pembelian, promosi, manajemenr,dan sebagainya. Mahasiswa juga diberi pilihan untuk bertemu dan belajar langsung dengan Guest Speakers ( orang yang bekerja di industri mode). Selain itu, juga ada studi banding dan praktek pekerjaan untuk memperoleh pengalaman di lingkungan pekerjaan. Adapun pelajaran yang dipelajari antaralain:

a. Marketing

b. Analisa dan Trend c. Analisa Konsumen d. Konstruksi Draping Pola e. Peralatan Mode

f. Perdagangan Dunia g. Fashion Calculation h. Teori warna

i. Budaya Mode

(30)

l. Fashion Buying Plan

m. Fashion Merchandising Plan n. Draping Pola Mode

o. Pengetahuan Bahan (sumber: Sekolah Esmod Jakarta) 2.3.Lokasi Proyek

Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang deskripsi/tinjauan lokasi proyek. 2.3.1.Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek

Beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi antaralain:

1. Lokasi tapak harus berada di Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) dengan peruntukkan lahan sebagai pusat pendidikan dan permukiman.

2. Lokasi tapak harus strategis. Strategis yang dimaksud bukan harus berada di pusat kota atau daerah kota yang ramai, melainkan loksai yang mudah dijangkau oleh umum baik dengan kendaraan maupun pejalan kaki

3. Lokasi tapak berada di daerah yang sehat yang berarti:

a. Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang menimbulkan polusi udara.

b. Lokasi berada di daerah yang memiliki vegetasi yang baik seperti banyaknya pepohonan rindang.

4. Lokasi berdekatan atau berada di jalur utama.

5. Lokasi berdekatan dengan fasilitas kesenian, budaya serta tempat wisata lainnya 6. Adanya fasilitas pendukung di sekitar lokasi tapak seperti supermarket, rumah makan,

dan sebagainya.

7. Tersedianya jaringan utilitas seperti jaringan PLN,PDAM, Telkom, Riol Kota dan lain-lain.

2.3.2.Analisa Pemilihan Lokasi Proyek

(31)

WPP Cakupan Kecamatan

Pusat

Pengembangan Peruntukan Lahan

Program

Pelabuhan, Industri,

Permukiman,

Rekreasi, Maritim

Jalan baru, jaringan air

minum, septic tank,

sarana pendidikan dan

permukiman.

B M. Deli TJ. MULIA

Perkantoran,

Perdagangan,

Rekreasi Indoor,

Permukiman

Jalan baru, jaringan air

minum, pembuangan

sampah, sarana

pendidikan.

C

M. Timur

M. Perjuangan

M. Tembung

M. Area

M. Denai

M. Amplas

AKSARA

Permukiman,

Perdagangan,

Rekreasi

Sambungan air

minum, septic tank,

jalan baru, rumah

permanen, sarana

pendidikan dan

kesehatan.

Hutan Kota, Pusat

Pendidikan,

Perkantoran,

Rekreasi Indoor,

Permukiman

Perumahan permanen,

pembuangan sampah,

sarana pendidikan.

E

M. Barat

M. Helvetia

M. Petisah

M. Sunggal

M. Selayang

M. Tuntungan

SEI

SEKAMBING

Permukiman,

Perkantoran,

Perdagangan,

Konservasi,

Rekreasi, Lapangan

Golf, Hutan Kota

Sambungan air

minum, septic tank,

jalan baru, rumah

permanen, sarana

pendidikan dan

kesehatan.

(32)

Sekolah ga pusat in

n Jalan Jend an tersebut uk WPP D at Pendidikan kantoran,   nformasi m deral Sudirm

eta Wilayah P

akan bangun mode. Sekol

man, Kecam ncana RUTR runtukkan b n, rekreasi in

lihan loka ndoor, dan p

asi maka

imura,Keca

lan Babura ang kecil

nan Kota Meda

ngsi sebagai

i tempat pen nakan berlo

ah pusat ko ntahan, huta

reasi, Maritim

(33)

Selatan : Jalan Kp.Mandailing Barat : Jalan Kapten Patimura 2. Alternatif 2

Lokasi : Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Medan Baru, Medan Luas : ± 1,8 ha

Batas : Utara : Jalan Jenderal Sudirman Timur : Sungai Babura

Selatan : Jalan Babura lama Barat : Bangunan

3. Alternatif 3

Lokasi : Jalan Perintis Kemerdekaan Luas : ± 2,6 ha

Batas : Utara : Jalan Perintis Kemerdekaan Timur : Jalan Timor

Selatan : Jalan Sena Barat : Jalan Gaharu

Kriteria Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Luas lahan 3

Tingkatan Jalan 3

Jalan Arteri primer

3

Jalan Arteri Primer

3

Jalan Arteri Primer Pencapaian ke Lokasi 3

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik

dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

3

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik

dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

3

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik

dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jangkauan terhadap

Struktur kota

3

Berada di pusat kota dan merupakan daerah pengembangan CBD,

pendidikan, permukiman, rekreasi,

3

Berada di pusat kota dan merupakan daerah pengembangan CBD,

pendidikan, permukiman, rekreasi,

1 Berada di daerah

pengembangan, perdagangan dan

(34)

perkantoran, pusat pemerintahan dan hutan

kota

perkantoran, pusat pemerintahan dan hutan

kota Fungsi Pendukung

sekitar lokasi

3

Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana

pariwisata lainnya, permukiman mewah

3

Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana

pariwisata lainnya, permukiman mewah

3

Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana

pariwisata lainnya, permukiman . RUTRK (Pengembangan

pendidikan, rekreasi)

3 sesuai

3 sesuai

1 Kurang sesuai

Fungsi eksisting 3

Lahan kosong dan bangunan yang tidak

berfungsi baik

3

Lahan kosong dan bangunan yang tidak

berfungsi baik

3 Lahan kosong

Kontur Relatif datar

3

Berkontur 2

Realtif datar 3 Pengenalan Entrance 3

 sangat baik

 dikelilingi jalur sirkulasi

2

 baik

 berada di dua jalur sirkulasi

2

 baik

 berada di dua jalur sirkulasi

Total Nilai 27 25 23

Peringkat 1 2 3

Tabel. 2.3.Perbandingan lokasi alternatif site

Keterangan: 1 : cukup 2 : baik 3 : baik sekali

Kesimpulan:

Berdasarkan perbandingan ketiga alternatif lokasi maka diperoleh lokasi 1yaitu jalan Kapten Patimura, Kecamatan Medan Baru, Medan.

2.4.Program Kegiatan

(35)

 Pariwisata : menjadi tempat berkunjung bagi pariwisata dengan disediakan galeri maupun pengadaan peragaan busana secara berkala.

 Konsultasi : menjadi tempat konsultasi mengenai kecantikan,mode dan pendidikan

 Komersial : menjual souvenir dan produk mode hasil karya siswa maupun para desainer Indonesia khususnya Medan.

Adapun jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut: a. Kegiatan umum

1. Kegiatan pendidikan 2. Kegiatan pelayanan jasa

 pelayanan jasa konsultasi

 pelayanan jasa promosi dan pemasaran b. Kegiatan pendukung

1. Kegiatan pengelola 2. Kegiatan servis 2.5.Kebutuhan Ruang

2.5.1.Kebutuhan Ruang berdasarkan pengguna

Tinjauan akan kebutuhan ruang terhadap pengguna bangunan antaralain: 1. Pengelola :

 Direktur Utama : ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin

 Wakil Direktur : ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin

 Sekretaris : ruang kerja, wc, ruang rapat, ruang arsip, kantin,

 Staff : ruang tata usaha, ruang kerja, wc, ruang rapat, ruang arsip, ruang percetakan, kantin, loker staff

 Karyawan : ruang tata usaha, ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin, loker karyawan.

2. Pendidikan:

 Pelajar : ruang belajar, ruang praktek, ruang informasi, kantin, wc, ruang seminar, ruang serba guna, ruang administrasi,ruang tata usaha.

(36)

3. Pengunjung :

 Wisatawan : ruang informasi, ruang galeri dan pameran, area souvenir, kafetaria, wc, ruang pelayanan konsultasi. 4. Servis

 Teknisi : ruang tata usaha, ruang kontrol, wc, kantin.

 Pelayan : ruang tata usaha, ruang pelayanan, wc, kantin.

2.5.2.Kebutuhan Ruang berdasarkan jenis kegiatan

No Nama Ruang Kegiatan Fasilitas

Fasilitas pendidikan dan pendukung 1 Studio

Perancangan

Merancang desain fashion sebagai awal dari kegiatan menghasilkan pakaian

Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, LCD dan screen

2 Studio Pembuatan pola

Pattern making atau

mendesain pola , bentuk, dan jenis pakaian yang akan dirancang

Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, LCD dan screen

3 Studio menjahit Menjahit pakaian, membentuk pakaian sesuai dengan yang diinginkan dari awal

merancang di studio perancangan

Meja jahit,kursi, peralatan jahit

4 Studio workshop Proses belajar mengajar yang sifatnya praktek seperti membatik,menyulam tangan

Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, lemari 5 Ruang

Penyimpanan bahan dan alat

Melihat, mempelajari dan memilih bahan pakaian untuk praktek, menyimpan dan mengambil peralatan menjahit,

Contoh bahan, kain, model baju, manekin, meja,kursi lemari, rak

6 Ruang kelas Ruang belajar dan mengajar utama, melakukan interaksi, transfer ilmu pendidikan,

(37)

memberi teori dasar fashion 7 Ruang komputer Merancang pakaiaan pada

komputer, menelusuri internet mengenai fashion terkini, printing

Unit-unit komputer, meja, kursi, printer, akses internet

8 Perpustakaan Membaca literature fashion, meminjam buku,diskusi antar siswa

Rak-rak buku, meja, kursi, peralatan,

peminjaman buku, unit komputer, ruang diskusi

9 Ruang Tata Rias Mempelajari kecantikan dalam merias wajah

Kursi, meja, cermin, lemari

10 Ruang Mengepas Untuk mengepaskan hasil rancangan berupa pakaian

Cermin,rak /gantungan pakaian, pasfot

(patung) Fasilitas Pengelola, Administrasi dan Akademik 1 Ruang penerima

tamu/lobby

Menerima tamu, tempat tunggu tamu

Sofa, meja

2 Ruang informasi Menyampaikan informasi Meja, kursi, komputer, lemari

3 Ruang Administrasi

Melayani pembayaran, mengururs surat dan berkas siswa

Meja,kursi,komputer, lemari

4 Ruang rapat Mengadakan rapat,diskusi para pengajar,pengelola

Meja rapat, kursi-kursi, LCD dan screen, 5 Ruang pengelola

-Direktur Utama - Wakil Direktur - sekretaris

Menjalankan dan mengawasi kegiatan sekolah

Meja,kursi, komputer, lemari, sofa

6 Ruang Staff Tempat untuk bekerja staff Unit-unit meja dan kursi, komputer, lemari 7 Ruang Dosen Mempersiapkan diri sebelum

mengajar, memberikan

(38)

penilaian terhadap siswa, membuat soal ujian,dsb 8 Ruang arsip Menyimpan berkas-berkas

penting

Meja, kursi, lemari arsip, komputer 9 Ruang percetakan Memperbanyak berkas-berkas

(mengcopy)

Mesin pencetak, lemari

10 Ruang perlengkapan

Mengambil dan meletakkan peralatan seperti kertas, spidol, bahan untuk mengajar

Rak , lemari ,meja, kursi

11 Pantry Menyiapkan

makanan/minuman untuk pengelola maupun tamu yang datang

Meja,kursi,

perlengkapan dapur

Fasilitas umum 1 Galeri/ruang

pamer

Memajang karya-karya siswa, menjadi tempat kunjungan wisatawan

Display manekin

2 Ruang serba guna Untuk tempat acara atau kegiatan tertentu seperti fashion show

Meja, kursi, stage, backstage,

catwalkstage

(temporary 3 Cafeteria atau

kantin

Makan, minum, melayani, memasak,dsb

Meja dan kursi , dapur dan perlengkapannya, 4 Ruang Souvenir Menjual barang-barang mode,

cenderamata sekolah mode

Lemari,etalase, rak

5 Konsultasi Menerima pengunjung, melakukan konsultasi,

membayar biaya konsultasi

Meja,kursi, lemari, komputer, kasir

Fasilitas servis/pelayanan 1 Ruang genset Menghidupkan dan mematikan

genset sebagai cadangan listrik

Mesin-mesin genset

(39)

elektrikal gedung, mengontrol keadaan gedung dengan CCTV

TV, kursi, lemari, meja

3 Ruang Pompa Meletakkan tangki air, mengawasi, merawat

Tangki air

4 Janitor Menyimpan alat-alat

kebersihan

Sapu,pel,sikat, peralatan bersih 5 Gudang Menyimpan barang-barang Rak-rak barang 6 Ruang bongkar

muat

Memasukkan barang-barang yang dibeli (biasanya dapat dimasuki truk)

7 Loker karyawan Menyimpan barang-barang karyawan selama sedang berkerja

Loker-loker, kursi.

Fasilitas parkir

1 Area parkir Untuk memarkirkan kendaraan Garis parkir, lampu , Tabel 2.4.Kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan

2.6.Proses Kegiatan 1. Pengelola

(40)

2. Pendidikan

Diagram 2.2.Alur Kegiatan Pendidikan 3. Pengunjung

Diagram 2.3.Alur Kegiatan Pengunjung 2.7.Studi Banding Proyek Sejenis

Untuk kasus proyek ini, dilakukan studi banding terhadap dua institusi pendidikan dibidang fashion atau mode yaitu Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) yang berlokasi di 38

Bencoolen Street, Singapore dan Sekolah Esmod Jakarta yang berlokasi di Jalan Asem II No:3-5, Cipete, Jakarta Selatan.

2.7.1.Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA)

(41)

adalah p antara lai stakaan, kaf t lobi, gale antai atasny ruang pera ment display

e pada ged

uat orang te skylight da

ntai-lantai d p dari Lapo

mbar .2.2.Tamp

Gambar 2

n Fashion D n Technolo esign ini ter

kitar 6.0002 in studio p fetaria, dan eri dan kant ya.

antara yang ay yang me

dung juga ertarik untu ari lantai em di antaranya oran Tugas A

pak Depan NA

.4 .Galeri

Design, BA gy.

rdapat pada

2

. Fasilitas perancangan ruang dudu tor adminis

g berfungsi emamerkan didesain se uk melihat.

mpat dan m a sehingga b Akhir Gema

AFA

Fashion D

a satu gedun yang terda n, pembuata

uk untuk be trasi sedang

sebagai si karya-kary edemikian

Gedung in menembus h bangunan be

ala Rifa- 15

esign, BA F

ng sendiri d apat di gedu an pola, w erkumpul m gkan ruang

irkulasi ata ya siswa s rupa sehin ni juga men hingga lobi erkesan tera ung fashion orkshop, ru murid-murid g-ruang pen

au koridor ehingga tid ngga berkes nggunakan p

di lantai da ang.

Gambar.2.3.Ru

Gambar 2

esign with T

ggi enam la n design in

uang jahit, d. Pada lant ndidikan terd

uang duduk Te

(42)

Gambar 2.6.R

Gambar 2.8. W

Gambar.2.10.

Ruang Menjah

Workshop

.Signage hit

Gam

Gam

Gam

mbar 2.7. Ruan

mbar 2.9. Kafe

mbar 2.11.Ass

ng Komputer

etaria

signment disp

(43)

2.7.2.Es ersaing di e

Mencetak d n fasilitas ya Perpustakaa Perpustakaa

. Resepsionis

arta ri terkait.

ngkan tekni

ik dan sentu mod memilik

MK

m yang mem

mal dalam b an meningk teknologi in eknik dan se

fesionalism kan di sekol

Esmod ada Manusia) d sainer –des berdiri pad

mber daya m

uhan interna ki sasaran d

miliki mina

bidang mode katkan SDM nternasional entuhan inte me dalam ind lah Esmod

alah untuk di bidang in sainer muda da 9 Septem

manusia yan

asional deng dan manfaat

at dalam du

e. a serta wir mber 1996 de

ng professio

gan budaya sebagai ber

unia mode

(44)

3. Ruang jahit

4. Ruang kelas dengan fasilitas Air Conditioning (AC) 5. Ruang serbaguna

6. Toko buku 7. Kafetaria 8. workshop

Sekolah perancangan mode Esmod menawarkan program pendidikan antaralain: 1. Program 3 tahun (diploma)

2. Program 1 tahun

(45)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1.Arsitektur Metafora

3.1.1.Pengertian Arsitektur Metafora 3.1.1.1.Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan , digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab ( www.tripod.com)

Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni (mengutip Vituvius, De Architectura)

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,lansekap hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga nerujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (www.wikipedia.com)

3.1.1.2.Metafora

Menurut Aristoteles, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genus

atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi….. Aristoteles juga mengatakan ,”

Metafora memberi gaya , kejernihan , daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan ini

bukanlah hal yang penggunaannya bisa diajarkan oleh satu orang ke orang lain “ (Abel,

1997).

Dengan kata lain ,Metafora adalah perumpamaan suatu hal dengan suatu yang lain. 3.1.1.3.Arsitektur Metafora

(46)

Ada tiga kategori metafora yaitu:

 Intangible matafora (metafora abstrak)

Intangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai dari konsep, kondisi manusia atau kualitas tertentu (individualisasi, kealamiahan, tradisi, budaya)

 Tangible metafora (metafora nyata)

Tangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai dari visual atau karakter material (seperti rumah sebagai istana, atau kuil sebagai langit)

 combined metafora (metafora kombinasi)

combined metafora merupakan metafora gabungan antara Intangible dan Tangible metafor

Beberapa kelebihan dalam menggunakan arsitektur metafora antaralain:

 penggalian bentuk-bentuk arsitektur yang lebih baik, yang tidak hanya terbatas pada plantonis, fungsialis, dan sebagainya

 memberi peluang untuk melihat suatu karya dalam sudut pandang lain

 membawa pikiran seseorang ke suatu hal yang belum diketahui

(47)

3.2.Studi Banding Tema sejenis 3.2.1.Intangible Metaphors

Beberapa karya arsitek Jepang menerapkan Metafora Abstrak ini. Salah satu arsiteknya

adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam

karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada “Engawa”

(tempat peralihan sebagai ‘ruang antara’ pada bangunan : antara alam dan buatan, antara

masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa

yaitu “Nagoya City Art Museum” . Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak

dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini

tergolong pada Intangible Metaphors (Metafora abstrak)

Gambar.3.1.Nagoya City Art Museum 3.2.2.Tangible Metaphors

3.2.2.1.Stasiun TGV

Salah satu karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa tangible Metaphors (Metafora

Konkrit) adalah Stasiun TGV, Lyon,Perancis. Stasiun ini dirancang oleh Santiago Calatrava,

seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava

merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini

didesain menyerupai seekor burung . Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk

(48)

3.2.2.2.

nan The Cly

sebelah b

illo” karena

ngunan ini te

ombined M .EX Plaza I

Karya arsit

an Hendrop

gubahan m

kspresi dari

erespon gay ium ini diran

atan Kingst

a diadopsi d

alam jenis T

bar.3.3.The Cl

afora Kombi

DCM). Dal

yang terdiri

tic mobil-m

gal dari bu

bar.3.2.Stasiun

madillo)

ncang oleh

ton dan pu

mobil yang s

undaran Ho

h pada gedu

“Indonesian

k dengan po

gerak denga

sia yang pa

ak di pinggi

(49)

penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung

sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya

kinetic merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya

kinetic secara visual akantetapi ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara

visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetic (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (obyek

konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi (combined metaphors).

Gambar.3.4.E.X.Plaza Indonesia

3.2.3.2.Museum Of Fruit

Museum of Fruit ini merupakan salah satu karya arsitektur dengan menggunakan tema

Metafora dalam kategori combined metaphor. Karya Itsuko Hazegawa ini mengambil

sifat-sifat dari bibit yang tumbuh, buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang ditampilkan dalam

sebuah bangunan. Itsuko menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah

dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk

(50)

Gambar.3.5.Site Plan Museum Of Fruit

Gambar.3.6.Massa Museum Of Fruit

Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada gambaran sebuah bibit yang tumbuh

menjadi pohon yang besar, ini ditampilkan ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza.

Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada

green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan

(51)

Gambar.3.7.Fruit Plaza

(52)
(53)

BAB IV ANALISA

4.1.Analisa Eksisting

4.1.1.Analisa Lokasi (Potensi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan)

(1) (2)

(5) (4) (3)

Gambar4.1. (1) peta wilayah Indonesia; (2) peta Pulau Sumatera ; (3) Peta wilayah Medan ; (4) Peta wilayah Kecamatan Medan Baru ; (5) Peta wilayah Site

(sumber: www.google.com ; CAD Medan)

(54)

Pengem okasi tapak

uas lahan Kontur KDB KLB

Kepemilikan isik tapak

ata Guna L

ngan:

umah tinggal

omersial

asilitas pendidik

embangunan an, hutan asi berada d

isting Laha

Lahan

kan

n (WPP) D kota, pusat di antara jal

an lan Kapten P

: Jalan K

r 4.2.Tata Gun

ntoran

n

as penginapan

peruntukkan an , perka Patimura , j

Kapten Patim adya Medan (±18.000 m datar

00 m2

osong dan b

na Lahan

n lahan seb antoran, rek a Utara, Indo

um (kesehatan, organisasi baik n maupun swast

(55)

4.1.4.B

h Utara berbat ngan Jalan Bab

3.SELAT

Selatan berba gan jalan Kp.M

RA

r. 4.3.Analisa b

ggapan Babura berpotensi

an sebagai entrance an sebagai entrance

4.1.Batas-bata

1

batas site

2.TIM

mur berbatasan gan Gang keci

ARAT

rat berbatasan dengan Jalan

(56)

4.1.5.Ek

Jalan yang Fasilitas sa luran air be ol kota

ekitar Site, wasan inti k

r dan bagus ersih

s pada Jalan

sa bangunan e

4 3

8

an Prasaran memiliki b

n Kapten Pat

eksisting sekit

rana dan pr

7  6 

(57)

DH

ing sekitar site

(58)

Tangga kan seperti ertujuan unt tuk edukasi

t (Skyline)

sa skyline/g ih dominan n ketinggian

bangunan n, tempat a fasilitas s dan tempat

Gamba

Gamba

Gamb

garis langit t bangunan n bangunan

sekitar site wisata sep

hat bahwa lo at galeri, t ngsi site seb

ar site mem nan yang ak

(59)

4.2.Ana

sa sirkulasi en Patimura ura lama dan

servis.

ndisi Site

Gamba

di atas mak a berpotensi n Jalan Kp

ar 4.8.analisa s rangan

Kapten imura akan jalur

ma di asan ini.

an ini akan jalur

h, dengan ± 20 m. tan terjadi a waktu

tentu rangan

an Kp dailing liki lebar

Jalan ini g dilalui daraan ga suasana epi. Ujung merupakan n sungai

bura.

Keterangan ana

ka site dikeli i menjadi ja .Mandailing

ilingi oleh j alur sirkulas si sebagai ja

(60)

4.2.2.A di, Iskandar arman menj

ra menjadi Muda, Dr.M jadi akses , dan sebaga

an menjadi nya.

4.9.analisa pe

ETERANGA

ian yang diak

n

ian yang diak

a

ian yang diak

ian yang diak

ian yang diak

terangan anali

kses melalui

kses melalui

kses melalui

kses melalui

kses melalui

isa pencapaian

kasi site be

uk sekitar d an sebagain kitar daerah

k daerah se

Jalan Jender

erada di dae

daerah jala nya.

h jalan Ga

ekitar jalan T

ral

Tjik Ditiro,

strategis

Ginting,

, Zainal

(61)

4.2.3.A garuda dan Area ini m sudah tidak Area ini me sederhana. Area ini me karena me ni lebih bany

w a jika diliha yak dilewati

w yang cuku view veg

Gamb

atas maka se at pada jala

i oleh kenda

bar 4.10.analis

angat bagu

bagus karen

ang bagus k

up bagus jik getasi dan

bar 4.11.analis

emua sisi b an utama y

araan.

sa view

us yaitu ban

na hanya ter

karena hany

ka dilihat pa sungai se

sa view

angunan dih aitu Jalan K

ngunan gel

rlihat dereta

ya terlihat d

(62)

4.2.4.A udara di sek untuk temp

etasi dan M

G

JL.B

an analisa ve n banyak d kitar site sej pat pendidik an analisa ar am perancan ea entrance b da siang-so ncahayaan a

etasi.

egetasi di at ditumbuhi p

juk, dan tin kan.

rah matahar ngan, dimen berada di ar ore hari. H alami. Untu

analisa vegeta

MA JL.K

eterangan ana

tas maka sit pepohonan ngkat polusi

ri terhadap s nsi banguna rah barat se Hal ini m uk mengura

asi dan mataha

3. Kp.MANDAIL

alisa vegetasi

te dikeliling

angi panas ari

LING PIN

gi oleh vege ang dan tu idak tinggi.

il untuk arah an mendapa

kan sinar matahari d

2

4

4 NGGIR SUN

BABURA

etasi yang te umbuhan. S Hal ini san

h barat dan atkan sinar m

matahari dapat mengg

NGAI

(63)

4.2.5.A a kegiatan d

lakukan. Ad eri jarak ant ura lama d n ini tidak s ar bangunan an tingkat ke

sional tara jalan de an jalan K sering dilalu n tidak m etenangan d

erdasarkan gguna dari s

gelola antar i tingkat ke

an ini akan menangan

siapa saja p ekolah mod

ralain: wasi kegiatan

ngunan. ngenai seko

an pihak lua an tenaga ke

ain:

kebisingan

ebisingan y n mendapat

inya dapat unan. de ini antara

n yang berla

olah mode

ar dalam m erja lulusan

yang paling tkan kebisi

dibuat buff

iki tingkat

an, hal ini .

angunan da alain:

angsung di

untuk me ingan yang fer berupa

kebisingan

angat Bising

ising

idak bising

(64)

 mempelajari semua kurikulum yang telah ditetapkan sekolah mode.

 mematuhi tata tertib yang ada di sekolah mode.

 melakukan pameran hasil karyanya sendiri baik pameran di galeri maupun pada acara peragaan.

 ikut serta dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh pihak sekolah mode. 3. Pendidik

Aktifitas kegiatan pendidik antaralain:

 memimpin kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun studio.

 ikutserta dalam setiap kegiatan yang diadakan sekolah. 4. Pengunjung

Aktifitas kegiatan pengujung antaralain:

 melihat-lihat galeri yang berisi pameran produk tertentu ataupun hasil karya dari siswa sekolah mode.

 menghadiri undangan dari peragaan busana yang diadakan sekolah mode.

 mencari informasi mengenai sekolah mode, biasanya merupakan calon siswa yang tertarik melanjutkan pendidikan di bidang mode.

 berkonsultasi mengenai mode. 4.3.2.Analisa Siswa

Di peroleh adanya 3 jenjang pendidikan di sekolah mode ini yaitu S1, D3 dan D1. Untuk D1 ada dua jurusan, sehingga total angkatan yang ada di sekolah mode ini adalah

1. Siswa S1 : 4 angkatan 2. Siswa D3 : 3 angkatan 3. Siswa D1 : 2 angkatan + Total : 9 angkatan

No Tahun yang ikut seleksi

Lulus seleksi Pendaftaran ulang

Selesai studi

1 2005 204 72 43 49

2 2006 215 80 52 30

3 2007 270 120 48 54

4 2008 226 114 68 49

5 2009 238 128 66 46

Total 1153 514 277 228

(65)

Proyeksi banyaknya siswa pada 5 tahun mendatang Dik : tahun 2009= 66 siswa (Pt)

tahun 2005=43 siswa (Po) t = 5 tahun

Dit : r =……….?

Jawab. Pt = Po (1+r) t

log (1+r) =

= , ,

= 0,02

1+r = antilog 0,02

= 1,05

r = 1,05-1

r = 0,05

= 5%

maka perkembangan siswa : 5% per tahun

Jika siswa tahun 2009: 66 siswa , maka 5 tahun yang akan datang = 66 +(5% x 5x66)=82,5. 4.3.3.Analisa Jumlah Pengunjung

Banyaknya Pengunjung wisatawan

Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2010 : 131123 orang (sumber: Data Dinas Kepariwisataan)

Maka jumlah pengunjung per hari adalah 131123 orang : 365 hari = 359,24 atau 360 org/hari. Banyaknya Pengunjung dari kota Medan

No Golongan Umur Jumlah Total

1 10 - 14 1406,7

2 15 – 19 1387,0

2 20 - 24 1310,0

3 25 – 29 1158,0

4 30 – 34 968,8

5 35 – 39 857,2

6 40 – 44 781,4

Total 7869,1

Tabel. 4.7.Jumlah Penduduk Medan tahun 2009 Sumber: Data BPS Medan

Sasaran pengunjung umum adalah umur 10 – 45 tahun

 Golongan umur 10 – 39 : 7087,7 orang

 Golongan umur 40 – 44(asumsi 25%) : 195,35 orang +

Gambar

Tabel. 2.2.Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Gambar .2.1.PG
Tabel. 2.3.Perbandingan lokasi alternatif site
gambar, peralatan
+7

Referensi

Dokumen terkait