• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Perangkap Warna Terhadap Populasi Hama Lalat Penggorok Daun (Liriomyza Huidobrensis) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Unguiculata (L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Perangkap Warna Terhadap Populasi Hama Lalat Penggorok Daun (Liriomyza Huidobrensis) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Unguiculata (L.)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PERANGKAP WARNA TERHADAP POPULASI

HAMA LALAT PENGGOROK DAUN (Liriomyza huidobrensis)

PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata (L.)

SKRIPSI

OLEH:

NURRAHMAN PAMUJI

060302013

HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PENGGUNAAN PERANGKAP WARNA TERHADAP POPULASI

HAMA LALAT PENGGOROK DAUN (Liriomyza huidobrensis)

PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata (L.)

SKRIPSI

OLEH:

NURRAHMAN PAMUJI

060302013

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh: Komisi pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS)

Ketua Anggota

(Ir. Fatimah Zahara)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Nurrahman pamuji, 2012. Penggunaan perangkap warna terhadap populasi hama lalat penggorok daun (Liriomyza huidobrensis) pada tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata (L.). Penelitian dilaksanakan di Desa Sipil-pil Deli Serdang dengan ketinggian ± 900 m diatas permukaan laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan perangkap warna terhadap hama

L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata (L.). Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Faktor perlakuan perangkap warna (kuning, merah, hijau) yang dipasang pada ketinggian (10,60,110) cm diatas permukaan tanah, yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah populasi imago L. huidobrensis yang terperangkap, intensitas serangan (%), persentase (%) serangan dan produksi (gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah hama yang terperangkap berpengaruh nyata terhadap populasi lalat penggorok di pertanaman kacang panjang pada perlakuan P2 dan P3. Warna dan ketinggian perangkap berpengaruh sangat nyata terhadap persentase serangan lalat penggorok daun pada perlakuan P2 (kuning, 10 cm). Dari hasil penelitian diketahui bahwa perangkap warna kuning dengan ketinggian 10 cm (P2) lebih efektif untuk mengendalikan populasi hama L. huidobrensis.

(4)

ABSTRACK

Nurrahman pamuji, 2012. “The using of level color traps to leafminer

Liriomyza huidobrensis (Diptera: Liriomyzidae) population in stringbeen cropping (Vigna unguiculata L.).” This research done in sipil-pil deliserdang, approximately ± 900 m from the sea was conducted on the sea. The aim of this research was to know the effect of using sticky color trap to leafminer in stringbeen cropping (Vigna unguiculata L). This research Randomized Block Design used treatment by a factor of color traps (Yellow, red, and green) were

mounted at a height (10, 60, 110 cm above the ground level) consist of 10 treatment and 3 replication. The parameters were the number of L.

huidobrensis that trapped, attack intensity (%), attack percentage (%), and production (gr). The result showed that the average amount of pest that trapped which have real affect to the population of Leafminer in stringbean cropping was in P2 and P3 treatment. The color and height. The colour and height of traps which have the very real affect to the fly’s attack percentage in stringbean cropping was in P2 treatment (yellow, 10 cm). From the result of this research showed that the yellow trap with 10 cm in height is more effective to control the leafminer population.

Key words: Stringbin, Leafminer, color trap.

Nurrahman pamuji, 2012. The using of Colour Traps To Leafminer Liriomyza huidobrensis (Diptera: Liriomyzidae) Population in stringbeen Plantation (Vigna unguiculata (L.)”. This Research has been done in Sipil-pil Deli Serdang, approximately ± 900 m from the sea surface. The aim of this research

was to know the affect of using sticky Colour traps to Leafminer Liriomyza huidobrensis in longbeen plantation (Vigna unguiculata (L.). This

Research used non Factorial Randomize Block Design consist of 10 treatment and 3 replication with some colour traps treatment (yellow, red and green) and some heights (10, 60, and 110 cm above ground level). The Parameters which observed were amount of L. huidobrensis that trapped, attack intensity (%), attack percentage (%), and production (gr). The result showed that the average amount of pest that trapped which have real affect to the population of Leafminer in stringbean plantation was in P2 and P3 treatment. The color and height. The colour and height of traps which have the very real affect to the fly’s attack percentage in stringbean plantation was in P2 treatment (yellow, 10 cm). From the result of this research showed that the yellow trap with 10 cm in height is more effective to control the leafminer population.

(5)

RIWAYAT HIDUP

’Nurrahman Pamuji’ Lahir di Perdagangan, Kecamatan Bandar, Simalungun,

13 Maret 1988 anak dari Bapak Samiono dan Ibu Sumiati. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah:

- Tahun 2000 lulus dari SD Negeri 091621 Perdagangan - Tahun 2003 lulus dari SLTP Negeri 1 Bandar, Perdagangan - Tahun 2006 lulus dari SMA Negeri 1 Bandar, Perdagangan

- Tahun 2006 diterima sebagai mahasiswa di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, USU, Medan melalui jalur SPMB (Selaksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

Kegiatan akademis yang diikuti penulis adalah sebagai berikut

- Anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) tahun 2006-2011

- Pengurus Komunitas Muslim HPT (KOMUS) 2008-2009

- Asisten Laboratorium Bioteknologi Pertanian periode 2009-2010 - Asisten Laboratorium Pengelolaan Hama Terpadu periode 2009-2010 - Anggota Himpunana Mahasiswa Islam (HMI) tahun 2008-2009

- Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun Rambutan pada bulan Juni-Juli 2010

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENGGUNAAN PERANGKAP WARNA TERHADAP POPULASI HAMA LALAT PENGGOROK DAUN

(Liriomyza huidobrensis) PADA TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna unguiculata (L.)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS dan Ibu Ir. Fatimah Zahara selaku komisi pembimbing dan ucapan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah banyak membantu.

Medan, Juli 2012

(7)
(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Lyriomyza huidobrensis Pada Perangkap ... 18

Persentase Serangan Hama (%) ... 21

Intensitas Serangan Hama (%) ... 22

Produksi ... 25

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpilan ... 28

Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Rataan Jumlah imago Liriomyza Pada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning,merah,hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada

Tanaman kacang panjang ……….. 18

2. Rataan Persentase Serangan LiriomyzaPada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning,merah,hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Pertanaman Kacang Panjang ………….………..……… 22

3. Rataan Intensitas Serangan LiriomyzaPada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning, merah, hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Pertanaman Kacang Panjang …..……….. 23 4. Rataan ProduksiPada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna

(kuning, merah, hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Pertanaman Kacang Panjang ……….. 23

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Bagan Penelitian ……… 31

2. Deskripsi Tanaman Kacang Panjang Varietas Kusuma ………… 33

3. Data Pengamatan Populasi L. Huidobrensis ...……… 32

4. Data Persentase Serangan L. huidobrensis ………..…..………… 52

5. Data Intensitas serangan L. Huidobrensis ...……… 62

(12)

ABSTRAK

Nurrahman pamuji, 2012. Penggunaan perangkap warna terhadap populasi hama lalat penggorok daun (Liriomyza huidobrensis) pada tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata (L.). Penelitian dilaksanakan di Desa Sipil-pil Deli Serdang dengan ketinggian ± 900 m diatas permukaan laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan perangkap warna terhadap hama

L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata (L.). Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Faktor perlakuan perangkap warna (kuning, merah, hijau) yang dipasang pada ketinggian (10,60,110) cm diatas permukaan tanah, yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah populasi imago L. huidobrensis yang terperangkap, intensitas serangan (%), persentase (%) serangan dan produksi (gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah hama yang terperangkap berpengaruh nyata terhadap populasi lalat penggorok di pertanaman kacang panjang pada perlakuan P2 dan P3. Warna dan ketinggian perangkap berpengaruh sangat nyata terhadap persentase serangan lalat penggorok daun pada perlakuan P2 (kuning, 10 cm). Dari hasil penelitian diketahui bahwa perangkap warna kuning dengan ketinggian 10 cm (P2) lebih efektif untuk mengendalikan populasi hama L. huidobrensis.

(13)

ABSTRACK

Nurrahman pamuji, 2012. “The using of level color traps to leafminer

Liriomyza huidobrensis (Diptera: Liriomyzidae) population in stringbeen cropping (Vigna unguiculata L.).” This research done in sipil-pil deliserdang, approximately ± 900 m from the sea was conducted on the sea. The aim of this research was to know the effect of using sticky color trap to leafminer in stringbeen cropping (Vigna unguiculata L). This research Randomized Block Design used treatment by a factor of color traps (Yellow, red, and green) were

mounted at a height (10, 60, 110 cm above the ground level) consist of 10 treatment and 3 replication. The parameters were the number of L.

huidobrensis that trapped, attack intensity (%), attack percentage (%), and production (gr). The result showed that the average amount of pest that trapped which have real affect to the population of Leafminer in stringbean cropping was in P2 and P3 treatment. The color and height. The colour and height of traps which have the very real affect to the fly’s attack percentage in stringbean cropping was in P2 treatment (yellow, 10 cm). From the result of this research showed that the yellow trap with 10 cm in height is more effective to control the leafminer population.

Key words: Stringbin, Leafminer, color trap.

Nurrahman pamuji, 2012. The using of Colour Traps To Leafminer Liriomyza huidobrensis (Diptera: Liriomyzidae) Population in stringbeen Plantation (Vigna unguiculata (L.)”. This Research has been done in Sipil-pil Deli Serdang, approximately ± 900 m from the sea surface. The aim of this research

was to know the affect of using sticky Colour traps to Leafminer Liriomyza huidobrensis in longbeen plantation (Vigna unguiculata (L.). This

Research used non Factorial Randomize Block Design consist of 10 treatment and 3 replication with some colour traps treatment (yellow, red and green) and some heights (10, 60, and 110 cm above ground level). The Parameters which observed were amount of L. huidobrensis that trapped, attack intensity (%), attack percentage (%), and production (gr). The result showed that the average amount of pest that trapped which have real affect to the population of Leafminer in stringbean plantation was in P2 and P3 treatment. The color and height. The colour and height of traps which have the very real affect to the fly’s attack percentage in stringbean plantation was in P2 treatment (yellow, 10 cm). From the result of this research showed that the yellow trap with 10 cm in height is more effective to control the leafminer population.

(14)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kacang panjang berasal dari Afrika, walaupun belum dapat dipastikan di mana tanaman ini untuk pertama kali dibudidayakan, tampaknya muncul dua pusat keanekaragaman untuk jenis ini, yang terdiri atas varietas liar dan varietas budidaya, satu pusat di Afrika Barat (untuk kelompok kv. Unguiculata ) dan yang lainnya di India dan Asia Tenggara (untuk kelompok kv. Biflora dan kelompok kv. Sesquipedalis). Kacang panjang yang umum tersebar luas di seluruh wilayah tropik dan subtropik (30°U - 30°S), terutama di Afrika. Kacang panjang terutama dibudidayakan di India, Bangladesh, dan Asia Tenggara serta Oseania, tetapi kemudian tersebar meluas ke seluruh daerah tropik, sebagai sayur-mayur tambahan (minor vegetable crop) (Sumaatmadja, 1993). Tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata Sesquipedalis (L.) Walp. cv. group) merupakan komoditas yang dapat dikembangkan untuk perbaikan gizi keluarga. Tanaman ini berumur pendek, tumbuh baik pada dataran medium sampai dataran rendah, dapat ditanam di lahan sawah, tegalan atau pekarangan pada setiap musim. Kacang panjang dapat diandalkan sebagai usaha agribisnis yang mampu meningkatkan pendapatan petani (Suryadi, 2003).

(15)

panjang pada tahun 2006 yang diperkirakan sebesar 2,66 kg/kapita/tahun, yang berarti diperlukan kacang panjang sebanyak 492.000 ton/tahun (BPS 2007). Akan tetapi, berdasarkan data BPS (2007) produktivitas kacang panjang baru mencapai sekitar 354.000 ton/tahun (Salanti, 2008). Bentuk tanaman yang dikena dengan nama internasional Yardlong beans atau coupean ini berupa semak dan tumbuh merambat. Selain buahnya yang berbentuk polong panjang, daunnya yang disebut lembayung juga sering dimanfaatkan sebagai sayuran. Banyak jenis makanan

yang dapat dibuat dengan menggunakan daun dan buah tanaman ini (Novary, 1997)

Kandungan setiap 100 g bagian biji tua yang dapat dimakan berisi: 10 g air, 22 g protein, 1,4 g lemak, 59,1 g karbohidrat, 3,7 g serat, 3,7 g abu, 104 mg kalsium, dan hara lainnya. Kandungan energinya rata-rata 1420 kJ per 100 g. kandungan lisin yang tinggi menjadikan kacang panjang ini suatu bahan yang istimewa untuk menyempurnakan kualitas protein biji-bijian serealia. Berat biji bervariasi antara 10 sampai 25 g per 100 butir (Sumaatmadja, 1993).

Lalat penggorok daun, Lyriomyza huidobrensis (Blanchard) Diptera: Agromyzidae), merupakan hama penting pada berbagai tanaman sayuran diberbagai wilayah. Hama Liriomyza huidobrensis adalah hama yang bersifat polifag, survei yang dilakukan oleh Rauf et al, (2000) mendapatkan 50 species tumbuhan yang tergolong ke dalam 13 famili, termasuk berbagai tanaman bunga dan tumbuhan liar, sebagai inang (Purnomo, 2008).

(16)

atau resurgensi (Rathman et al, 1995). Aplikasi insektisida yang terlalu intensif dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami. Oleh karena itu, pengembangan alternatif taktik pengendalian lalat tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan cara pengendalian yang lebih mudah, murah, dan aman terhadap lingkungan (Weintraub, 1996). Penggunaan perangkap merupakan alternatif pengendalian yang bisa dilakukan secara mekanis dan fisik. Dengan menggunakan perangkap, diharapkan bisa mengurangi populasi hama serangga yang merusak (Oka, 1995). Serangga hama diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap yang dibuat sesuai dengan jenis hama dan fase hama yang akan ditangkap. Alat perangkap diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang sering dilewati oleh hama. Sering juga pada alat perangkap diberi zat-zat kimia yang dapat menarik, meletakkan atau yang membunuh hama (Untung, 2006).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh macam warna dan beberapa ketinggian perangkap berperekat terhadap hama pada tanaman kacang panjang.

B.Tujuan Penelitian

(17)

C.Hipotesa Penelitian

Perangkap warna kuning ketinggian 10 cm lebih efektif mengendalikan

Liriomyza huidobrensis daripada perangkap warna kuning ketinggian (60 cm, 110 cm) , perangkap warna merah ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm), dan perangkap warna hijau ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) pada tanaman kacang panjang.

D.Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru pada beberapa jenis tanaman sayuran di beberapa sentra sayur dataran tinggi. Tanaman kentang, kacang-kacangan (Leguminosae), dan bawang-bawangan (Amarillidae) dilaporkan peneliti tersebut sebagai inang lalat Liriomyza sp. (Solis, 1997).

Pada tahun1994. Liriomyza sp. Pertama kali ditemukan menyerang pertanaman kentang di Cisarua Bogor. Hama ini kemudian menyabar dibeberapa daerah di Jawa, Sumatera dan Sulawesi dan menimbulkan keresakan berat pada tanaman lain seperti mentimun, buncis dan kacang merah. Kehilangan hasil pada tanaman kentang akibat hama ini mencapai 34 % dan pada tanaman buncis 70 % (Baliadi, 2010).

A.Biologi Liriomyza huidobrensis

Klasifikasi lalat penggorok daun Liriomyza huidobrensis menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Family : Agromyzidae Genus : Liriomyza

(19)

Lalat penggorok daun termasuk genus Liriomyza, ordo Diptera, famili Agromyzide. Liriomyza adalah salah satu dari lima genus lalat penggorok daun (Agromyza, Japanaromyza, Liriomyza, Phytomyza, dan Tropicomyza) yang berasosiasi dengan tanaman leguminosa. Genus liriomyza terdiri atas banyak spesies. Lalat dengan tipe makan polifag ini dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman, sehingga memungkinkan terbentuknya banyak spesies akibat adaptasi, mutasi, dan evolusi (Baliadi, 2010)

Telur lalat kacang berbentuk lonjong, berukuran panjang 0,31 mm, lebar 0,15 mm, berwarna putih seperti mutiara. Telur di letakkan pada keping biji (kotiledon) serta daun pertama tanaman. Telur ini akan menetas setelah berumur 2 - 4 hari dan keluar larva (Soehardjan, 1987)

Larva menggorok bagian jaringan palisade. Larva mengalami tiga instar, larva instar terakhir berukuran 2-3 mm berwarna kuning. Larva dewasa jatuh ke tanah dan membentuk pupa pada serasah tanaman. Siklus hidup dari telur sampai imago berlangsung sekitar 21 hari (Baliadi, 2010).

Pupa berwarna kuning kecoklatan, berukuran lebih kurang 2,25-2,5 mm. pada rumah kaca dengan suhu 27°C stadia pupa berkisar 8-9 hari tergantung pada tanaman inang. Lama perkembangan pupa ini berkorelasi negatif terhadap suhu. Pupa terdapat di bawah daun di ujung korokan dengan posisi menggantung atau berada di permukaan tanah (Steck, 1996).

(20)

mata, antena berwarna kuning dengan 3 segmen dan membulat, terdapat rambut-rambut kaku yang tegak disekitar punggung yang berwarna kuning (Gambar 1).

Gambar 1: Liriomyza huidobrensis

Sumbe

Warna tubuh kehitaman atau kekuningan. Bagian dorsal berwarna gelap, namun skuletumnya kuning terang. Mesonotum berwarna hitam mengkilat, scutelum kuning agak lancip, tungkai dengan koksa dan femur berwarna kuning, tibia dan tarsus berwarna coklat. Lebar sayap jantan 1,5 mm dan betina 1,6 mm. Abdomen hampir keseluruhan berwarna hitam mengkilap. Imago betina memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan alat ini yang merupakan pembeda dengan lalat jantan. Lalat betina membuat beberapa tusukan, pada bagian atas permukaan daun yang diawali pada daun bagian atas (Malipatil, 2004).

B.Gejala Serangan

(21)

Gejala berupa liang korokan beralurwarna putih bening pada bagian mesofil daun, gejala ini banyak ditemukan pada daun tanaman. Jumlah alur korokan bervariasi, bergantung pada jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna menjadi kecoklatan dan di dalamnya larva berkembang. Gejala tersebut merupakan ciri khas serangan lalat penggorok daun,

Liriomyza sp (Baliadi, 2010)

Selanjutnya larva menggerek pada keping biji atau daun akan menuju ke batang, terus ke pangkal batang dan pangkal akar melalui jaringan epidermis kulit batang. Gejala serangan pada kulit batang sukar dilihat tanpa menggunakan mikroskop, terutama gerekan pada batang dekat pangkal keping biji atau pangkal tangkai daun (BPTP Sumut, 2007).

Apabila liang-liang yang disebabkan gerekan larva cukup banyak. Gejala serangan sudah tampak pada 14 hari setelah tanam (Gambar 2).

Gambar 2: Gejala serangan L. huidobrensis

Sumbe

(22)

unsur hara dari dalam tanah. Pada tingkat serangan ringan tanaman dapat tumbuh terus, karena diatas pangkal akar yang rusak masih dapat tumbuh akar-akar baru (Soehardjan, 1987).

Gejala serangan larva pada keping biji menunjukkan suatu kecenderungan bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang. Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk meletakkan telurnya, Diduga kandungan nutrisi termasuk airnya menurun bagi kesesuaian peneluran imago, sehingga imago kurang tertarik dengan daun yang tua dan berkadar air rendah (Supratha, 2002).

C.Pengendalian Hama Liriomyza huidobrensis

Berdasarkan komponen pengendalian yang tersedia pada tanaman hias dan sayuran, rekomendasi PHT untuk lalat penggorok daun dapat dilakukan dengan: - Tanam serentak pada hamparan kisaran waktu 14 hari

- Pergiliran tanaman dengan padi atau jagung untuk lahan sawah dan jagung ubi untuk lahan kering.

- Pemantauan lalat penggorok daun mulai 6-30 hari - Pemupukan berimbang dan

(23)

Di Indonesia, untuk mengatasi lalat penggorok daun, petani sayuran umumnya melakukan aplikasi insektisida setiap minggu, bahkan terkadang seminggu dua kali. Salah satu insektisida yang digunakan adalah yang berbahan aktif profenopos (Baliadi, 2010).

D.Penggunaan Perangkap Warna

Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan, atau bau tertentu. Metode penggunaan perangkap dikembangkan dengan memanfaatkan kelemahannya. Caranya adalah dengan merangsang agar serangga berkumpul pada perangkap yang disesuaikan dengan kesukaannya sehingga nantinya serangga yang terperangkap tersebut tidak dapat terbang dan akhirnya mati. Pengendalian metode ini cukup efektif bila digunakan secara meluas dan tepat waktu sebelum terjadi ledakan hama. Perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut : (1) ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap, (2) kebiasaan serangga keluar: siang atau malam hari (3) stadium perkembangan serangga, (4) makanan kesukaannya, (5) warna kesukaannya, (6) kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadap jerat. Namun perangkap ini hanya bisa digunakan pada hama siang hari saja. Prinsip kerjanya pun tidak jauh berbeda dengan perangkap cahaya dimana serangga yang datang pada tanaman dialihkan perhatiannya pada perangkap warna yang dipasang. Bila pada obyek tersebut telah dilapisi semacam lem, perekat atau getah maka serangga tersebut akan menempel dan mati (Firmansyah, 2008).

(24)

kuning untuk melakukan pemantauan populasi hama. Perangkap ini berguna untuk menentukan sebaran dan aktivitas kehidupan hariannya. Perangkap warna kuning tersebut cukup efisien menjebak lalat untuk memantau populasi dan keberadaan lalat di lapangan (Hartanto, 2008).

Perangkap warna berperekat cukup aman di gunakan dan tidak membunuh predator dan parasitoid dari hama. Perangkap ini telah digunakan untuk monitoring hama di lapangan dan di rumah kaca. Penggunaan perangkap berperekat tidak menyebabkan kerusakan tanaman namun dapat mengurangi populasi hama. Hal ini sesuai dengan program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) (Sastrosiswoyo dkk, 1993).

(25)

III. BAHAN DAN METODE

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sipil-pil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Jl. Medan-Berastagi KM 40 Dengan ketinggian tempat ± 900 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2011.

B.Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Kacang Panjang, kertas atsuro warna kuning, merah, hijau, pupuk kandang, pupuk, air, perekat berupa lem serangga, plastik transparan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plank, meteran, tali plastik/goni, gembor, pacak, pinset, cangkul, tugal, buku tulis, alat tulis, dan kalkulator, lup, timbangan, buku identifikasi serangga.

C.Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor perlakuan sebagai berikut dengan ulangan 3 kali. P1

P2 : Perangkap warna kuning dengan ketinggian 10 cm : Tanpa perangkap warna (kontrol)

(26)

P6 : Perangkap warna merah dengan ketinggian 60 cm P7 : Perangkap warna merah dengan ketinggian 110 cm P8 : Perangkap warna hijau dengan ketinggian 10 cm P9 : Perangkap warna hijau dengan ketinggian 60 cm P10 : Perangkap warna hijau dengan ketinggian 110 cm Jumlah perlakuan = 10

Ulangan = 3

Model linear dari rancangan yang digunakan : Yij = µ + αi + βj +εij

i : 1, 2, 3. j : 1,2,3,4...10 dimana :

Yij = Nilai pengamatan dari ulangan ke-i dalam perlakuan ke-j µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh ulangan ke-i βj = Pengaruh perlakuan ke-j

εij = Pengaruh galat dari ulangan ke-i dan perlakuan ke-j

Selanjutnya bila hasil analisa sidik ragam menunjukkan hasil yang nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Gomez dan Gomez, 1995).

Jumlah ulangan : 3

Jumlah plot : 10

Jarak antar plot : 50 cm

Lebar parit kelilling : 75 cm

(27)

Luas lahan : 176 m

Jarak tanam : 35 x 35 cm

2

Jumlah tanaman per plot : 16 tanaman Jumlah seluruh tanaman : 480 tanaman

D. Pelaksanaan Penelitian

I. Persiapan lahan

Lahan seluas 176 m2

II. Penanaman

dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman . Tanah diolah dengan cangkul. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 75 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan luas tiap plot 1,2 m x 1,2 m. Pengolahan lahan selanjutnya dilakukan pembuatan bedengan.

Dibuat lubang tanam pada bedengan dengan menggunakan tugal sedalam 3 - 5 cm dan jarak tanam 30 x 60 cm, dengan populasi tanaman/plot 8 tanaman. Kedalam tiap lubang dimasukkan 1 - 2 butir, kemudian ditutup dengan tanah tipis. Disekeliling bedengan di buat plot untuk menanam tanaman pinggiran yang dapat dilakukan sebagai tanaman pengganti waktu penyulam.

III. Pemeliharaan

(28)

Penyisipan dilakukan, jika pada setiap plot tanaman ada benih yang tidak tumbuh. Penyisipan dilakukan dengan mengambil tanaman pinggiran lalu dimasukkan ke lubang tanam tanaman yang akan diganti lalu segera disiram.

Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam. Pupuk yang digunakan adalah berupa urea sebanyak 82 kg, SP 36 100 kg, KCl 50 kg. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tananam kacang panjang, selanjutnya ditutup dengan tanah.

Penyiangan gulma yang tumbuh di pertanaman segera dicabut supaya tidak menjadi tanaman inang dengan mencangkul atau tangan dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman utama.

IV. Pemasangan Perangkap

Perangkap berukuran 30 x 40 cm, terbuat dari tripleks yang dilapisi dengan kertas berwarna. Setiap perangkap dilapisi plastik yang pada permukaannya diolesi perekat. Perekat dipasang masing-masing petak pertanaman. Jumlah perangkap keseluruhannya 27 perangkap. Pemasangan perangkap dilakukan 12 hst.

V. Peubah Amatan

1. Populasi Imago Pada Perangkap (ekor)

(29)

bahan perekat yang dilakukan setelah tanaman berumur 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42 hst.

2. Persentase Serangan Hama (%)

Perhitungan tanaman terserang mulai dilakukan pada daun tanaman dengan adanya alur-alur atau gerekan-gerekan larva, tanaman menjadi kerdil dan mati. Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 3, 4, 5, dan 6 MST.

Rumus : P

PS = X 100 %

N

Keterangan : PS = Persentase tanaman yang terserang P = Jumlah tanaman yang terserang N = Jumlah tanaman yang diamati 3. Intensitas Serangan Hama (%)

Diamati pada daun tanaman yang terserang, pengamatan dilakukan 2, 3, 4, 5 dan 6 mst. Dengan mengunakan rumus:

Rumus : ∑ ni x vi

IS = X 100 %

N x Z

Keterangan : IS = Intensitas Serangan (%)

ni = Jumlah daun ke-i yang diamati dari setiap kategori serangan vi = nilai skor dari kategori serangan

N = Jumlah daun yang diamati

(30)

4. Produksi/Plot (gr)

(31)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Populasi Lyriomyza huidobrensis Pada Perangkap

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa populasi lalat penggorok daun pada tanaman kacang panjang yang diberi perlakuan warna dan ketinggian perangkap memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hama lalat penggorok daun (Tabel 1).

Tabel 1. Rataan Jumlah imago L. huidobrensis Pada Perlakuan Beberapa PerangkapWarna (kuning,merah,hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Tanaman kacang panjang

Perlakuan Minggu Setelah Tanam (MST)

15 hst 18 hst 21 hst 24 hst 27 hst 30 hst 33 hst 36 hst 39 hst 42 hst

Keterangaan : Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5 %

(32)

umur tanaman maka semakin sedikit jumlah hama yang terperangkap. Sesuai dengan Tengkano dan Supadmo (1987) yang menyatakan bahwa semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk meletakkan telurnya.

Penggunaan perangkap kuning lebih efektif bila dibandingkan dengan perangkap warna hijau dan merah. Hal ini terlihat pada setiap pengamatan, karena warna kuning adalah warna yang kontras dengan keadaan lingkungan dibandingkan dengan warna merah dan hijau sehingga lalat lebih tertarik. Sesuai dengan Firmansyah (2008) yang menyatakan bahwa serangga hama tertentu juga lebih tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning cerah.

(33)

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perangkap warna kuning dengan ketinggian 60 cm (P3) juga efektif untuk memerangkap hama lalat penggorok daun dibandingkan dengan perangkap hijau dan merah dengan ketinggian yang sama (P6, P9) dimana tanaman lalat penggorok menyerang pada tanaman muda dan tinggi tanaman masih sekitar 70 cm. Sesuai dengan yang dinyatakan Supratha dkk (2002) bahwa pada daun bawah kandungan air dan protein tanaman lebih tinggi daripada daun atas, sehingga imago lebih memilih daun bawah untuk aktivitas makan dan peneluran. Bila daun bawah sudah habis terserang, imago memilih daun tengah yang lebih muda untuk mendapatkan kandungan air.

(34)

Untuk melihat lebih jelas pengaruh warna dan ketinggian perangkap terhadap jumlah imago lalat penggorok daun dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Gambar 3 . Diagram Rataan Jumlah Imago Lalat Penggorok Daun

2. Persentase Serangan Hama (%)

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa persentase serangan hama (%) pada tanaman kacaang panjang menunjukkan bahwa warna dan ketinggian perangkap terhadap persentase serangan hama lalat penggorok daun berpengaruh sangat nyata pada setiap pengamatan (Tabel 2)

(35)

Tabel 2. Rataan Persentase Serangan L. huidobrensis Pada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning,merah,hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Pertanaman Kacang Panjang

Perlakuan Minggu Setelah Tanam

2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst

Keterangaan : Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5 %

(36)

biji menunjukkan suatu kecenderungan bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang, semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk meletakkan telurnya .

3. Intensitas Serangan Hama (%)

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa intensitas serangan hama (%) pada tanaman kacang panjang menunjukkan bahwa warna dan ketinggian perangkap terhadap persentase serangan hama lalat penggorok daun berpengaruh sangat nyata pada setiap pengamatan (Tabel 3)

Tabel 3. Rataan Intensitas Serangan L. huidobrensis Pada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning, merah, hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Pertanaman Kacang Panjang

Perlakuan Minggu Setelah Tanam (MST)

2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst

Keterangaan : Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5 %

(37)

kuning dengan ketinggian 10 cm (P2) dapat menekan populasi hama sehingga intensitas hama berkurang. Sesuai dengan Supriadi (2002) yang menyatakan bahwa perangkap kuning yang dipasang sesuai dengan tinggi tanaman paling efisien menangkap atau menjebak lalat penggorok daun, dan semakin tinggi pemasangan sticky trap populasi lalat yang tertangkap semakin rendah.

Untuk melihat lebih jelas pengaruh warna dan ketinggian perangkap terhadap intensitas serangan hama lalat penggorok daun pada tanaman kacang panjang dapat dilihat pada Diagram dibawah ini (Gambar 4)

Gambar 4 . Grafik intensitas Serangan Hama Lalat Penggorok Daun

4. Produksi

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa produksi tanaman kacang panjang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut menunjukkan bahwa warna dan

(38)

Tabel 4. Rataan Produksi Pada Perlakuan Beberapa Perangkap Warna (kuning, merah, hijau) dengan ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) pada

Pertanaman Kacang Panjang

Dari tabel 4 diketahui bahwa produksi yang tertinggi diperoleh dari perlakuan P2. Karena perlakuan ini menggunakan perangkap warna kuning. Perangkap kuning dapat memerangkap banyak imago lalat penggorok daun sehingga persentase serangan lalat penggorok daun menjadi rendah dan ini dapat memperbanyak produksi kacang panjang. Sesuai dengan Sastrosiswoyo dkk (1993) yang menyatakan bahwa penggunaan perangkap tidak menyebabkan kerusakan tanaman namun dapat mengurangi populasi hama dan mengurangi persentase serangan. Ini menunjukkan bahwa perlakuan P2 merupakan perlakuan yang baik untuk tanaman kacang panjang karena selain mengurangi persentase serangan lalat penggorok daun juga dapat meningkatkan produksi yang cukup baik.

(39)
(40)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Jumlah hama tertinggi yang terperangkap terdapat pada pengamatan ke-3 mst (minggu setelah tanam) yaitu perlakuan P2 (kuning, 10 cm) sebesar 37,33 dan jumlah terendah yang terperangkap terdapat pada pengamatan ke-9 yaitu perlakuan P5 (merah, 10 cm) sebesar 1,00

2. Warna dengan ketinggian perangkap berpengaruh nyata terhadap populasi lalat penggorok daun di pertanaman kacang panjang pada perlakuan P2 (kuning, 10 cm).

3. Perlakuan P2 (kuning, 10 cm) lebih efektif untuk menekan populasi hama

penggorok daun daripada perlakuan P1 (kontrol), P3 (kuning, 60 cm),

P4 (kuning, 110 cm), P5 (merah, 10 cm), P6 (merah 60 cm), P7 (merah, 110 cm), P8 (hijau, 10 cm), P9 (hijau, 60 cm), P10 (hijau, 110 cm).

4. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (kuning, 10 cm) sebesar 6,14 dan terendah terdapat pada perlakuan P1 (kontrol) sebesar 4,66.

B.Saran

1. Perangkap warna kuning dengan ketinggian 10 cm adalah yang paling baik yang dapat di gunakan pada pertanaman kacang panjang pada masa awal pertumbuhan.

(41)

VI. DAFTAR PUSTAKA

BPTP SUMUT, 2007. Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai, Identifikasi dan Pengendaliannya.

Baliadi, Yuliantoro dan Wedanimbi Tengkano. 2010. Lalat Penggorok Daun,

Lyriomyza sp. (Diptera: Agromyzidae), Hama Baru Pada Tanaman Kedelai di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. Malang.

Firmansyah,E., 2008. Mengurangi Populasi Hama Serangga Tanpa Merusak Lingkungan. Available at tanggal 31 Oktober 2010.

Hartanto, Y, 2008. Perangkap Warna Kuning atau Biru Untuk Serangga. Available at Diakses tanggal 31 Oktober 2010.

Kalshoven, L.G.E., 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Revised and Translated by P.A. Van der Laan, University of Amsterdam, PT. Ikhtiar Baru, Van Hoeve, Jakarta.

Malipatil, M, B, dan P. M. Ridland. 2004. New Record of Liriomyza Mik (Agromyzidae: Diptera) Leafminers from Indonesia. Formosan Entomol. Australia.

Novary, Eti Widawati. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Oka,I. N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Purnomo, Aunu Rauf, Soemartono Sosromarsono, dan Teguh Santoso. 2008. Kesesuaian dan Preferensi Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzide) pada Berbagai Tumbuhan Inang. J HPT Tropika 102 – 109 p. Bogor

Salanti, Deri. 2008. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutu Daun Aphis craccivora Koch, Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sastrosiswoyo, S., Moekesan, K.T dan Wiwin S.,1993. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung.

(42)

Sumaatmadja, Sadikin. 1993. Sumber Daya Nabati 1 Kacang-Kacangan. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Supratha, I. W, Rauf dan Sosromarsono, 2002. Persebaran Vertikal Populasi

L. huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) Pada Pertanaman Kapri. J. Agritop.

Supriyadi, M.K,.Himawati dan Agustina,. 2002. Efisiensi Penangkapan “Sticky Trap” Kuning Pada lalat Penggorok Daun Liriomyza sp. Di Pertanaman

Bawang Putih. Available at.

Diakses tanggal 31

Oktober 2010.

Suryadi, Luthfy, Yenni Kusandriani, dan Gunawan. 2003. Karakteristik dan Deskripsi Plasma Nutfah Kacang Panjang. Buletin Plasma Nutfah 7 - 11 pp. Lembang.

Soehardjan, M dan W. Tengkano, 1987. Pengendalian Hama Kedelai. Dalam Prosiding Kongres Entomologi II. Diterbitkan oleh perhimpunan Entomologi Indonesia, Jakarta.

Solis, F, Rony Ixcot, Danillo Dardon and Victor S., 1997. Effect of Trap Position and Colours on leafminer and Thrips Trapping in snow peas. Available at. januari 2012.

Thamrin, M dan S.Asikin, 2008. Alternatf Pengendalian Hama Serangga Sayuran

Ramah Lingkungan Di Lahan Lebak. Available at

tanggal 31 Oktober 2010.

Untung, K., 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. UGM Press, Yogyakarta.

(43)
(44)

Keterangan :

P1 : Tanpa perlakuan (kontrol)

(45)

Lampiran 2: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 15 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(46)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 369,81 184,90 1017,36 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 418,26 46,47 255,70 ** 2,46 3,60

Galat 18 3,27 0,18

Total 29 421,53

FK = 46,47 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1061,56 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,25 -0,02 1,99 2,57 2,61 2,76 2,88 3,70 4,02 4,24 4,39

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,73 0,77 0,79 0,80 0,82 0,82 0,83 0,83 0,84 0,84

Perlakuan P1 P7 P5 P6 P8 P10 P9 P3 P2 P4

Rataan 0,71 2,76 3,36 3,41 3,57 3,71 4,53 4,86 5,08 5,24

a

b c

(47)

Lampiran 3: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 18 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(48)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 519,81 259,90 1051,40 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 578,30 64,26 259,93 ** 2,46 3,60

Galat 18 4,45 0,25

Total 29 582,74

FK = 64,26 % Ket : tn = tidak nyata KK = 849,74 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,29 -0,15 3,02 3,02 3,24 3,75 3,86 4,00 4,36 4,53 5,05

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,85 0,90 0,92 0,94 0,95 0,96 0,97 0,97 0,98 0,98

Perlakuan P1 P5 P7 P6 P9 P4 P8 P10 P3 P2

Rataan 0,71 3,92 3,94 4,18 4,71 4,82 4,97 5,33 5,51 6,03

a b

c d

(49)

Lampiran 4: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 21 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(50)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 524,58 262,29 621,24 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 585,36 65,04 154,05 ** 2,46 3,60

Galat 18 7,60 0,42

Total 29 592,96

FK = 65,04 % Ket : tn = tidak nyata KK = 498,41 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,38 -0,41 2,67 2,86 2,95 3,37 3,41 3,44 4,21 4,60 4,86

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,11 1,17 1,20 1,23 1,25 1,26 1,26 1,27 1,28 1,29

Perlakuan P1 P5 P6 P7 P9 P8 P10 P4 P3 P2

Rataan 0,71 3,84 4,06 4,17 4,62 4,67 4,70 5,48 5,88 6,15

a b

(51)

Lampiran 5: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 24 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(52)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 485,55 242,77 1396,68 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 538,08 59,79 343,95 ** 2,46 3,60

Galat 18 3,13 0,17

Total 29 541,21

FK = 59,79 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1187,85 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,24 -0,01 3,20 3,28 3,46 3,50 3,62 3,93 3,94 4,90 4,89

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,71 0,75 0,77 0,79 0,80 0,81 0,81 0,82 0,82 0,83

Perlakuan P1 P6 P5 P8 P7 P9 P2 P10 P4 P3

Rataan 0,71 3,95 4,06 4,24 4,30 4,43 4,74 4,76 5,72 5,72

a b

(53)

Lampiran 6: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 27 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(54)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 319,41 159,71 1018,30 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 353,86 39,32 250,69 ** 2,46 3,60

Galat 18 2,82 0,16

Total 29 356,68

FK = 39,32 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1185,23 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,23 0,03 2,06 2,38 2,52 3,00 3,04 3,16 3,21 3,55 4,09

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,68 0,71 0,73 0,75 0,76 0,77 0,77 0,78 0,78 0,78

Perlakuan P1 P7 P5 P6 P9 P8 P10 P2 P3 P4

Rataan 0,71 2,77 3,12 3,27 3,76 3,81 3,93 3,99 4,33 4,88

a b

(55)

Lampiran 7: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 30 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(56)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 294,05 147,02 1072,98 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 320,88 35,65 260,20 ** 2,46 3,60

Galat 18 2,47 0,14

Total 29 323,35

FK = 35,65 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1328,43 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,21 0,07 2,35 2,34 2,40 3,00 3,04 3,13 3,13 3,25 3,40

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,63 0,67 0,69 0,70 0,71 0,72 0,72 0,72 0,73 0,73

Perlakuan P1 P5 P6 P7 P8 P2 P9 P3 P4 P10

Rataan 0,71 3,02 3,03 3,10 3,71 3,76 3,85 3,85 3,98 4,13

A b

(57)

Lampiran 8: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 33 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(58)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 216,40 108,20 570,78 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 240,83 26,76 141,16 ** 2,46 3,60

Galat 18 3,41 0,19

Total 29 244,24

FK = 26,76 % Ket : tn = tidak nyata KK = 889,91 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,25 -0,04 1,68 1,53 1,56 2,05 2,17 2,53 2,63 2,95 3,16

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,75 0,78 0,81 0,82 0,83 0,84 0,85 0,85 0,86 0,86

Perlakuan P1 P5 P7 P6 P9 P8 P10 P2 P3 P4

Rataan 0,71 2,46 2,34 2,38 2,88 3,01 3,38 3,48 3,81 4,02

A b

(59)

Lampiran 9: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 36 hari

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(60)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 169,77 84,88 550,06 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 191,90 21,32 138,17 ** 2,46 3,60

Galat 18 2,78 0,15

Total 29 194,68

FK = 21,32 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1028,84 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,23 0,03 1,22 1,23 1,27 1,84 1,90 1,96 2,57 2,67 3,06

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,67 0,71 0,73 0,74 0,75 0,76 0,76 0,77 0,77 0,78

Perlakuan P1 P7 P5 P6 P9 P10 P8 P4 P2 P3

Rataan 0,71 1,93 1,95 2,02 2,59 2,66 2,73 3,34 3,45 3,84

a b

(61)

Lampiran 10: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 39

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(62)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 99,04 49,52 727,74 ** 3,55 6,01

Perlakuan 9 110,50 12,28 180,43 ** 2,46 3,60

Galat 18 1,22 0,07

Total 29 111,72

FK = 12,28 % Ket : tn = tidak nyata KK = 2038,65 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,15 0,26 0,75 0,86 1,07 1,76 1,76 1,83 1,97 1,96 2,07

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,45 0,47 0,48 0,49 0,50 0,50 0,51 0,51 0,51 0,52

Perlakuan P1 P5 P7 P6 P4 P2 P10 P3 P9 P8

Rataan 0,71 1,22 1,34 1,56 2,26 2,26 2,34 2,48 2,48 2,58

a b

(63)

Lampiran 11: Data Pengamatan Populasi L. huidobrensis Pada Pengamatan 42

Transformasi Data √x+0,5 Populasi L. huidobrensis

(64)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 91,39 45,69 428,84 ** 3,55 6,01

Perlakuan 9 99,97 11,11 104,25 ** 2,46 3,60

Galat 18 1,92 0,11

Total 29 101,89

FK = 11,11 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1273,73 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,19 0,15 0,76 0,84 0,85 1,37 1,45 1,48 1,56 1,82 1,97

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,56 0,59 0,60 0,62 0,63 0,63 0,64 0,64 0,64 0,65

Perlakuan P1 P6 P7 P5 P2 P9 P8 P3 P10 P4

Rataan 0,71 1,34 1,44 1,46 2,00 2,08 2,11 2,20 2,46 2,61

a b

(65)

Lampiran 12: Persentase serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 2 mst

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(66)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 783,68 391,84 352,92 ** 3,55 6,01

Perlakuan 9 816,76 90,75 81,74 ** 2,46 3,60

Galat 18 19,98 1,11

Total 29 836,75

FK = 90,75 % Ket : tn = tidak nyata

KK = 209,09 % * = nyata

** = sangat nyata

Uji Jarak Duncan

Sy 0,61 2,65 2,56 2,51 2,58 2,55 3,01 3,37 4,36 5,03 5,30

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,81 1,90 1,95 1,99 2,02 2,04 2,05 2,06 2,07 2,09

Perlakuan P2 P3 P5 P4 P8 P9 P10 P6 P7 P1

Rataan 4,46 4,46 4,46 4,57 4,57 5,05 5,42 6,42 7,11 7,38

(67)

Lampiran 13: Persentase serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 3 mst

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(68)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 949,22 474,61 481,68 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 998,79 110,98 112,63 ** 2,46 3,60

Galat 18 17,74 0,99

Total 29 1016,52

FK = 110,98 % Ket : tn = tidak nyata KK = 247,39 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,57 2,76 2,67 2,73 3,86 3,89 3,87 4,23 4,48 5,15 6,95

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,70 1,79 1,84 1,87 1,90 1,92 1,93 1,94 1,95 1,97

Perlakuan P2 P3 P4 P5 P9 P8 P10 P6 P7 P1

Rataan 4,46 4,46 4,57 5,74 5,79 5,79 6,16 6,42 7,11 8,92

a

b c

(69)

Lampiran 14: Persentase serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 4 mst

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(70)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 1189,39 594,70 442,34 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 1274,22 141,58 105,31 ** 2,46 3,60

Galat 18 24,20 1,34

Total 29 1298,42

FK = 141,58 % Ket : tn = tidak nyata KK = 191,80 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,67 2,47 2,37 2,42 3,92 4,53 4,71 4,81 5,64 5,91 7,73

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,99 2,09 2,15 2,19 2,22 2,24 2,26 2,27 2,28 2,30

Perlakuan P2 P3 P4 P9 P10 P5 P8 P6 P7 P1

Rataan 4,46 4,46 4,57 6,11 6,76 6,95 7,07 7,91 8,19 10,02

a b

(71)

Lampiran 15: Persentase serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(72)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 1519,62 759,81 1226,34 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 1567,21 174,13 281,06 ** 2,46 3,60

Galat 18 11,15 0,62

Total 29 1578,37

FK = 174,13 % Ket : tn = tidak nyata KK = 442,25 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,45 4,39 4,32 5,02 5,62 5,84 5,86 6,63 6,65 7,37 8,47

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,35 1,42 1,46 1,49 1,51 1,52 1,53 1,54 1,55 1,56

Perlakuan P2 P4 P3 P9 P10 P8 P6 P5 P7 P1

Rataan 5,74 5,74 6,48 7,11 7,35 7,38 8,16 8,19 8,92 10,02

a

b c

(73)

Lampiran 16: Persentase serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(74)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 1892,66 946,33 1381,68 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 1926,15 214,02 312,47 ** 2,46 3,60

Galat 18 12,33 0,68

Total 29 1938,48

FK = 214,02 % Ket : tn = tidak nyata KK = 422,57 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,48 5,28 5,58 6,13 6,35 6,56 6,59 7,06 7,98 8,18 8,39

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 1,42 1,49 1,53 1,56 1,59 1,60 1,61 1,62 1,63 1,64

Perlakuan P2 P4 P3 P9 P10 P8 P5 P6 P7 P1

Rataan 6,70 7,07 7,66 7,91 8,14 8,19 8,67 9,60 9,81 10,02

a b

c d

(75)

Lampiran 17: Intensitas serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 2

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(76)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 415,92 207,96 994,43 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 433,61 48,18 230,38 ** 2,46 3,60

Galat 18 3,76 0,21

Total 29 437,37

FK = 48,18 % Ket : tn = tidak nyata KK = 947,07 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,26 1,85 2,13 2,49 2,53 3,04 3,19 3,31 3,54 3,97 4,51

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,78 0,82 0,85 0,86 0,88 0,88 0,89 0,90 0,90 0,91

Perlakuan P2 P3 P4 P8 P9 P10 P5 P6 P7 P1

Rataan 2,63 2,96 3,34 3,39 3,91 4,08 4,20 4,43 4,87 5,42

a b

c

(77)

Lampiran 18: Intensitas serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 3

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(78)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 371,79 185,90 1972,67 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 386,15 42,91 455,30 ** 2,46 3,60

Galat 18 1,70 0,09

Total 29 387,84

FK = 42,91 % Ket : tn = tidak nyata KK = 2044,86 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,18 2,08 2,24 2,48 2,83 3,08 3,21 3,54 3,63 3,95 4,27

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,53 0,55 0,57 0,58 0,59 0,59 0,60 0,60 0,60 0,61

Perlakuan P2 P3 P4 P8 P9 P10 P6 P7 P5 P1

Rataan 2,60 2,80 3,05 3,41 3,67 3,80 4,14 4,23 4,56 4,88

a b

c d

(79)

Lampiran 19: Intensitas serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 4

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(80)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 279,38 139,69 1540,70 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 289,64 32,18 354,95 ** 2,46 3,60

Galat 18 1,63 0,09

Total 29 291,27

FK = 32,18 % Ket : tn = tidak nyata KK = 1978,12 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,17 1,74 1,91 2,05 2,46 2,62 2,83 2,89 3,03 3,17 3,77

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,52 0,54 0,56 0,57 0,58 0,58 0,59 0,59 0,59 0,60

Perlakuan P2 P3 P4 P8 P9 P10 P6 P7 P5 P1

Rataan 2,26 2,45 2,60 3,02 3,20 3,41 3,47 3,62 3,77 4,37

a b

c d

(81)

Lampiran 20: Intensitas serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 5

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(82)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 198,03 99,01 4597,16 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 205,80 22,87 1061,67 ** 2,46 3,60

Galat 18 0,39 0,02

Total 29 206,18

FK = 22,87 % Ket : tn = tidak nyata KK = 7645,13 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,08 1,79 1,86 1,93 2,27 2,36 2,46 2,57 2,69 2,80 3,60

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,25 0,26 0,27 0,28 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,29

Perlakuan P2 P3 P4 P8 P9 P10 P5 P6 P7 P1

Rataan 2,04 2,12 2,21 2,55 2,64 2,75 2,86 2,97 3,09 3,89

a b

c d

(83)

Lampiran 21: Intensitas serangan L. huidobrensis pada tanaman kacang panjang 6

Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

(84)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 151,45 75,73 4740,23 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 156,85 17,43 1090,88 ** 2,46 3,60

Galat 18 0,29 0,02

Total 29 157,13

FK = 17,43 % Ket : tn = tidak nyata KK = 9638,15 % * = nyata

** = sangat nyata Uji Jarak Duncan

Sy 0,07 1,60 1,64 1,69 2,02 2,08 2,14 2,28 2,35 2,44 3,09

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 0,22 0,23 0,23 0,24 0,24 0,24 0,25 0,25 0,25 0,25

Perlakuan P2 P3 P4 P8 P9 P10 P5 P6 P7 P1

Rataan 1,82 1,87 1,92 2,25 2,32 2,38 2,52 2,60 2,69 3,34

a b

c d

(85)

Lampiran 22: Produksi tanaman kacang panjang (gr/Plot)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 Transformasi Data Arc Sin √x+0,5

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(86)

Daftar Sidik Ragam Sumber

Keragaman db jk Kt F.hitung F.0,5 F.0,1

Ulangan 2 146383,19 73191,59 19412,74 ** 3,55 6,01 Perlakuan 9 146688,42 16298,71 4322,94 ** 2,46 3,60

Galat 18 67,87 3,77

Total 29 146756,29

FK = 16298,71 % Ket : tn = tidak nyata KK = 227,60 % * = nyata

** = sangat nyata

Uji Jarak Duncan

Sy 1,12 64,98 65,34 67,20 68,32 70,23 71,20 72,28 72,45 73,03 74,50

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0,05 2,97 3,12 3,21 3,27 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,43

LSR 0,05 3,33 3,50 3,60 3,67 3,72 3,76 3,78 3,80 3,82 3,85

Perlakuan P1 P7 P6 P5 P10 P9 P8 P4 P3 P2

Rataan 68,31 68,84 70,79 71,98 73,95 74,96 76,06 76,25 76,85 78,35 a b

(87)

Lampiran 23

Gambar 5. Foto lahan

(88)
(89)

Gambar 8. Gejala serangan pada daun muda

(90)

Gambar 9. L. huidobrensis pada perangkap kuning

Gambar 10. L. huidobrensis pada perangkap hijau

Gambar

Gambar 1: Liriomyza huidobrensis Sumber: http://balittra.litbang.deptan.go.id
Gambar 2: Gejala serangan L. huidobrensis
Tabel 1. Rataan Jumlah imago L. huidobrensis  Pada Perlakuan Beberapa PerangkapWarna (kuning,merah,hijau) dengan  ketinggian (10 cm, 60 cm, 110 cm) Pada Tanaman kacang panjang
Gambar 3 . Diagram Rataan Jumlah  Imago Lalat Penggorok Daun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sensor SW-420 yang mendeteksi getaran tangan penderita lalu data tersebut distabilkan menggunakan metode complementary filter

Isi kebijakan harus jelas dan memiliki tujuan. Dalam isi kebijakan, kekurangan sumber daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan tenaga

Menilai kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan finansial serta dampak sosial dan lingkungan dari investasi yang menggunakan software accounting Tally

Kawasan-kawasan yang dipilih adalah sekitar kawasan perniagaan China Town atau Jalan Petaling, kawasan perniagaan Little India, di Brickfield, kawasan perniagaan

Berdasarkan hasil uji ahli materi, ahli media dan ahli bahasa, skor yang diperoleh berturut-turut (4,08), (4,53), dan (4,27) maka media pembelajaran (modul)

penyisihan Pb yang dapat dicapai dengan ketinggian adsorben akar wangi 15 cm pada penyisihan awal untuk konsentrasi larutan Pb awal 5 mg/l, 10 mg/l dan 20 mg/l masing – masing

Proses kreatif yang dilakukan peneliti yaitu dari memperoleh gagasan atau masalah yang ada pada kehidupan nyata sebagai sumber untuk menciptakan suatu karya seni