KEPEMIMPINAN
DALAM
PENULISAN
SPESIFIIAS
DIAGNOSIS
SESUAI DENGAN
ICD-I0
BAGI
TENAGA
MEDIS
(STU DI
KASUS
DIRUMAH SAKIT
PERMATA
MEDIKA SEMARANG)
Dyah
Ernawati
Program Studi
Dlll
RMlKFakultas Kesehatan Universltas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No.5-11E-mail : dyahernawatikhanza@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background
: At the Permata Medika Hospitatsemarangin
2012 the numberof
incomplete
medical diagnosis filling or medicat diagnosis which is not
in
accordancewith
the termsof
ICD'I0
is as much as 50%. This is an impoftant issuethat
musf be address edby
the hospital, through the leadershipfactor.
The research objective is to exptainthe
factoriof
teade,rship in terms of the role of the leader in the appticationof
diagnosisfilling completeness accordingto
lcD-l0
terminology of the in-patient medical records document.Method :This study ts an obseruational study with
a
quatitative method approach. The maininformant in
this
research rs fhe leader whois
involvedin medicat
support servrbes.Ihe
informants triangulation are docforsas
fhe
providersof
medicatseryicesat
the
in-patient unit andthe one
who are responsib/efor
fillingMedical
Record Document especialty themedical diagnosis. The collection of data is through obseruation and
indepth
interviews. Thedata
processrng method is by usingcontent
analysis.Resulf
:
The resu/fsshowed that the process
of
dlsease codingby
usingICD-10
was implemented bythe
officers of Medicat Record tJnit.The
doctoruiaerstanaing
aboutICD-10 is not good. The role of
the
leaderwas stitl timited inthe
discourse termsof
the teader. The Leaders have not informed the doctoraboutthe
dlsease coding implementation. The roleof
the leader as a motivator
was
still timited to the identification of issuesand
discourse aboutthe awards. The leader's role as a director rs
sfll/
limitedto
the identificationof
thesfeps fo take. The role of leader in building communication systemshas
not been usedfo
influence the behavior of doctorsor
employees.Ihe
motivation from the doctors to fittinthe
diagnosisaccording to ICD-10 terminotogy
exisfed
but they werestitlwaiting
for
direction and policy fromthe
leaders.Conclusion
:
lt is suggesfedthe
leaders shoutd make poticy regardingto
the appticationof
diagnosis filling complefeness in accordance withthe
terms in tcD-10.Keyvvords: Leadersh ip, M otiv ation, Med ical Records, t C D_1 O
ABSTMK
Di Rumah Sakit Permata Medika Semarang pada
tahun
2012 masih ditemukanpenulisan diagnosis medis yang kurang lengkap atau tidaksesuaidengan terminologi ICD-10 sebanyak
507o' Hal
ini
merupakan masalah penting yang harus ditangani oleh Rumah Sakit, melalui faktor kepemimpinan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan faktor kepemimpinan yang ditinjaudari peran
pemimpin
dalam penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuaidengan
terminologi ICD-10 pada dokumen rekam medis rawat lnap.
Penelitian
ini
merupakan penelitian observasional dengan pendekatan metodekualitatif.
JURNAL VISIKES - Vol .
12l
No , 1lApril2013
Sebagaiinforman utama adalah pemimpin yang
tedibatdalam
pelayanan penunjang medislnforman triangulasi adalah dokter sebagai pemberi pelayanan medis
di
Rawatlnap
danmelakukan
pengisian
Dokumen Rekam Medis
terutama
penulisan
diagnosis
medis. Pengumpulan data melalui indepth interuiew dan observasi. Pengolahan data dengan metodeanalisis isi (confenf analysrs).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kodefikasi penyakit
dengan
menggunakan ICD-10 dilaksanakandiUnit
Rekam Medis oleh petugas Rekam Medis. Pemahaman doktertentangICD-10 kurang baik. Peran pemimpin sebagai pemberi inspirasi masih sebatas wacana dari
pemimpin. Pemimpin belum mengorganisir sosialisasi kepada doKer tentang pelaksanaan
kodefikasi
penyakit.
Peran pemimpin sebagai pemberi motivasi masih sebatas identifikasi masalah dan wacana tentang pemberian penghargaan. Peran pemimpin sebagai pemberiarahan masih sebatas
identilTkasi langkah-langkahdalam upaya
mengarahkan. PeranPemimpin dalam membangun sistem komunikasi, belum digunakan untuk mempengaruhi
perilaku dokter atau karyawan. Motivasi dokter dalam penulisan diagnosis sesuai dengan
teminologi ICD-10 sudah ada tetapi masih menunggu arahan dan kebijakan pimpinan. Disarankan pemimpin membuat kebijakan yang mengatur tentang penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD-1 0.
Kata
kunci
: Kepemimpinan , Motivasi, Rekam Medis, ICD-10PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan
bagi
masyarakat
dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan'kemajuan teknotogi,
dan
kehidupan sosialekonomi masyarakat yang harus tetap
mampu meningkatkan pelayanan yang lebihbermutu
dan
terjangkau
oleh
masyarakatagar terwujud
derajat
kesehatan
yang
setinggi-tingginya.lUntuk
menunjang mutupelayanan Rumah
Sakit
maka
waj ibmenyelenggarakan
rekam
medis.
Berdasarkan
data
pada rekam
medis
tersebut akan dapat dinilai apakah pelayananyang
diberikansudah cukup baik
mutunyaatau
tidak.2
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentangidentitas pasien, pemeriksaan, pengobatsfi,
tindakan dan pelayanan lafn yang
telahdiberikan kepada
pasien.
Termasuk
didalamnya adalah penulisan diagnosis olehdokter pada
lembar resume keluar/resumemedis.
Dalam penentuan diagnosis, peran62
dokter adalah dominan dan tidak
dapatdigantikan
oleh
profesi
atau
petugas
lain.Ketepatan dalam penulisan diagnosis juga
menjadi tanggung jawab dokter. 3
Rekam medis yang baik dan benar oleh
tenaga
kesehatanpada sarana
pelayanan kesehatan merupakan awal terselenggaranyamanajemen informasi kesehatan.
Untukmenjawab kebutuhan
fni,
diperlukan
keseragaman perbendaharaan istilah yang akan digunakan dalam pengembangan
sys-tem
informasi
di
fasilitas pelayanan,
agar keluaran system dapat dimanfaatkan secara bersama ditingkat regional, nasional ataupuninternasional.
lstilah-istilah
penyakit
ataukondisi gangguan kesehatan
yang
didaftardalam
nomenklatur harus sesuai
denganistilah yang digunakan didalam suatu system
klasifikasi penyakit. System klasifikasi
penyakft adalah system
yang
C/asst-fication
of
Disease and Related Healthprob-/ems (lCD) dari
WHO, adalah
system
klasifikasi
yang
komprehensif
dan
diakuisecara
internasional.a
Di
lndonesia
pemberlakuan ICD-10
sebagai
pedomanklasifikasi penyakit
telah diatur
pada
KeputusanMenteri
Keseh atanRl No.
SA/MENKES/
SK/
l/
l
ggA
yaitu
tentang
Pemberla
kuan
Klasif
ikasi
statistik
lntemasional Mengenai Penyakit Revisi ke-10
tertanggal 13 Januari 1gg8. 5,6
Rumah Sakit Permata Medika sebagai
salah satu institusi
pelayanan
kesehatanmemiliki Unit Rekam Medis sebagai salah satu
penyelenggara mutu
pelayanan.
Sesuaidengan tujuannya yaitu
membuat laporanatau
informasi
data rekam medis.
untuk
memenuhi kesesuaian
INA-cBGs,
dokterberkewajiban melakukan penegakan
diagno-sis yang tepat dan jelas sesuai lcD-10. Dalam studi pendahuluan difokuskan pada observasi
dokumen rekam medis rawat inap
karenadalam penegakkan diagnosis sudah melalui berbagai pemeriksaan
yang
komprehensif. Hasil observasi pada bulan Maret 2012, pada30
DRM (Dokumen Rekam Medis)
tahunzaY,
yang diambil secara acak ditemukan 15 DRM (50%) yang dalam penutisan diag-nosis medisnya pada lembar resume medis/resume keluar
(RM
14)tidak
lengkap atautidak spesifik. Hasil wawancara
dengan Kepalalnstalasi RM
kondisi tersebut akan menyulitkan tenaga koder dalam penentuan kode penyakit dengan systemlcD-10.
Kode penyakit yang tidak akurat akan berdampakpada system
pelaporan,
dan klem
biaya pelayanan. sebagai rumah sakit yang masih berkembang maka peran pemimpin sebagaisebagai katalisator
perubahan
pada
lingkungan internal sangat diperlukan. Makadari hasil
obseruasitersebut,
peneliti lebihmengutamakan pada
faktor
kepemimpinan oleh karena kepemimpinan lebih fokus untukmembuat perubahan dalam perbaikan
sys-tem,
untuk
peningkatan mutu
pelayananrumah
sakit
khususnya melarui penenapan kelengkapan penulisan diagnosis yang sesuai dengan terminology ICD-1 0.METODE
Jenis penelitian
ini
adalah
penelitian observasional dengan pendekatan metodekualitatif, untuk
memahami
peran
faktor
kepemimpinan
dalam
penerapan
kelengkapan penulisan diagnosis
sesuai dengan terminologylcD-10.
pengumpulandata dilakukan denga n indepth interuiewdan
sebagai
informan utama
adalah
Direktur
Rumah
sakit,
Manajer penunjang
Medis, Komite Medis dan Kepala unit Rekam Medis. Teknik sampling dalam menggali data primermenggunakan purposive sampling dengan
cara
meminta
informasi
kepada
key
informan.u ntuk validitas penelitian, menggunakan
cross checkdata, dilakukan dengan informan
triangulasi dan obsenrasi. Sebagai informan triangulasi adalah dokter fungsional sebagai
pemberi pelayanan pada
pasien. variabel penelitian adalah Peran pemimpin sebagaipemberi inspirasi, Peran pemimpin sebagai
pemberi motivasi, Peran pemimpin sebagai
pemberi
arahan,
Peran pemimpin
dalammembuat system komunikasi,
Motivasi
Dokter
dan
Penerapan
kelengkapan
penulisan diagnosis sesuai denganterminol-ogy
ICD-10. Pengolahandata dan
analisis data dilakukan dengan menggunakan metodecontent an alisys.14,t5,16
HASIL
1.
Karakteristik
lnforman
lnforman diperoleh melalui metode
pur-posive
sampling. Jumlah informan
yangdapat
diwawancarai
T
orang.
Area
kerjainforman adalah berhubungan
dengan
Dokumen Rekam Medis. pengumpulan dataprimer
dengan wawancara
mendalam
terhad ap
4
orang informan utama (Direktur,Manajer Penunjang Medik, Kepala
UnitJURNAL VISIKES - Vol , 12/ No. 1 /April 2013
Rekam Medfs, Komite
Medis)
dan3
onanginforman triangulasi, dengan kriteria dokter fungsional sebagai pemberi pelayanan medik
pada pasien rawat
inap,terdiri dari
dokter spesialis yang senior, dokter spesialis yangrnemiliki pasien terbanyak, serta
dokter
umum yang
seniordi
RS
Perrnata Medika Semarang.2.
Penerapan Kelengkapan Penulisan
Diagnosis sesuai dengan Terminologi
pada
ICD-I 0Rumah
Sakit
Permata Medfka
dalammelaksanakan
klasifikasi
penyakit
sudah menggunakan ICD-10. Sumberdaya
yangmelakukan
pengkodean
adalah
petugasrekam medis
dengan
latar
belakang
Pendidikan Diploma Rekam Medis
danlnformasi
Kesehatan.Proses
pengkodeanpenyakit
dilakukandi
ruang rekam
medis.Hasil
wawancara mendalam
dengan
informan utama
yang
pernyataannya
didukung oleh
informantriangulasi
bahwakelengkapan penulisan diagnosis
medisbelum sesuai dengan terminologi pada ICD-10. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dianta ranya ketidaktahuan, ketidakmauan, ketidakperdulian dokter terhadap penerapan
kodefikasi penyakit dengan ICD-10. Dokter tidak menyadari bahwa dengan kelengkapan penulisan diagnosis pada Dokumen Rekam Medis, akan memudahkan dalam ketepatan
penentuan kode panyakit dengan
ICD-10.Pernyataan dibawah
ini
merupakan alasanyang disampaikan informan utama tentang
penulisan diagnosis yang belum
sesuaidengan terminologi ICD-1 0.
3.
Peran pemimpin
sebagai
memberi
inspirasi
Peran
pemimpin
sebagai
pemberi
inspirasi
yaitu
Direktur sudah
mempunyaiwacana
pelaksanaan kodefikasi
penyakityang
dilakukan
oleh dokter sendiri
untukmenghindari miscoding, atau
kesalahandalam penentuan
kode.
Namun
belumterpfkfrkan
ofeh Dfrektur
untuk
menyampai kan pendapatnya kepada dokter.Dan belum terpikirkan
juga
tentang sarana yang dapat memberi kemudahan bagi dokterdalam penerapan kelengkapan
penurisandiagnosis
yang sesuai
dengan terminologilcD_ 1
0.
s,6,7,8,e,1e4.
Peran pemimpin sebagai
pemberi
motivasi
Peran
pernimpin
sebagai
pemberi
motivasi untuk
mendorong
dokter
dalampenerapan kelengkapan penulisan diagnosis
sesuai dengan terminologi ICD-10
masihsebatas
identifi
kasi
masalah
dan
menemukan
pendapat bahwa
dapat
dipertimbangkan
sebagai
indikator
pengukuran
penilaian
kinerja
melalui
kelengkapan penulisan
diagnosis
sesuaidengan terminologi ICD-1 0. 5,6,10,1't
5,
Peran
pemimpin sebagai
pemberi
arahanPeran
pemimpin
sebagai
pemberi
arahan masih sebatas identrfikasi
langkah-langkah
dalam upaya
mengarahkan
penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD-10.Langkah-langkah yang diidentifikasi
antara
lain
sosialisasi kebijakan,
menambah
pengetahuan
tentang ICD-10
serta
memberlakukan
sanksi
sebagai
evaluasikerja.
5'6'7'8'e'1e6.
Peran pemimpin dalam
membangun
sistern komunikasi
Peran
pemimpin
dalam
membangunsistem
komunikasi
yaitu
pemimpin
memberikan
instruksi belum
dapat
rnempengaruhi
perilaku dokter
dalam
penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD-10. Sudah adafasilitas atau
sarana komunikasi yaitu
mooming meeting, SMFdan
komite medik tetapi belum dimanfaatkan semra maksimal,untuk mencapai tujua11.5,6,7,8,e,1e
7.
lulativasi
dokfer
dalam
penerapan
Kelengkapan Penurisan Diagnosis
sesuai dengan Terminorogi paJa
rcD-10
Muncurnya
motivasi dokter
daram penerapan kelengkapan penulisan diagnosissesuai dengan terrninologi lcD_10
adalah dengan adanya kebijakan plmimpin sehinggadapat menjadi
arahan daram
merakukantindakan.
Daram har
ini
pemimpin
dapat menggunakan pendekatan situasional, yang berfokus pada dua situasi yang dimfrfki dokter, yaitu : 1) Kompetensi, yang diartikan sebagaikemampuan, pemahaman
tentang
rcD-10.sehingga
dengan kompetensi yangdimiriki maka dokter dapat melaksanakan
p*r,*rrpan
kelengkapan penurisan diagnosis
sesuaidengan terminologi pada ICD-10 dengan baik
;2)
Komitmen adalah halberikutnyietetah
kompetensi. Komitmen dapat berarti royaritasterhadap tugas, keinginan untuk melakukan yang terbaik dan motivasi untuk memberikan
lebih,
khususnya
dalam
penerapan
kelengkapan penurisan diagnosis
sesuaidengan terminologi pada ICD-10. s,6,10,11
PEMBAHASAN
1.
Penerapan Kerengkapan penulisanDiag-nosis belum
semua
sesuai
dengan Terminologi pada lcD-10. pengkodean di_agnosis penyakit menggunakan rcD-1 0, dilaksanakan oleh petugas rekam medis
di Unit Rekam Medis.
2'
Peran
pemimpin sebagaf
pemberi
inspirasi masih sebatas wacana
daripemimpin. pemimpin
belum
mengorgainisir untuk sosialisasi kepada
dokter tentang
pelaksanaan kodefikasi penyakit.3.
Peran
pemimpin sebagai
pemberi
motivasi untuk mendorong dokter dalam penerapan kelengkapan penulisan
diag_
nosis sesuai dengan terminologi lcD_10 masih sebatas identifikasi masalah dan wacana tentang pemberian pengh argaan
bagi dokter yang sudah
merengkapi
penulisan diagnosis sesuai
dengan
terminologilcD-10.
Pada saatini belum diberlakukan pengukuran evaruasi kinerja,
terutama
daram
peraksanaan
kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD_1 0.
4.
Peran pemimpin sebagai pemberi arahanmasih sebatas identifikasi
rangkah-langkah daram upaya
mengarahkan
penerapan kerengkapan penurisan diag_ nosfs sesuai dengan termfnorogi rcD_10yaitu
dengan
membuat
renijakor,
membekari dengan pengetahuan tentang
lcD-10
serta
memberrakukan
sanksisebagai evaluasi kerja..
5'
Peran Pemimpin
daram
membangunsistem
komunikasi, berum
digunakan untuk mempengaruhi perf raku dokter atau karyawan daram penerapan kerengkapanpenulisan diagnosis sesuai
dengan
terminorogi rcD-10.saat
ini peran forum komunfkasimasih sebatas
membahas kegiatan operasional pelayanan. .
6.
Motivasi dokter daram penurisan diagno_sis sesuai
dengan teminorogi rcD-10
sudah
ada tetapi
masih
menunggu
arahan
dan
kebijakan
pimpinan
khususnya
tentang
penerapan
kelengkapan penutisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD_1 0.SIMPULAN
Hasil
peneritian menunjukkan
bahwa kodefikasi penyakitdengan
menggunakanlcD-10
dilaksanakandi unit
Rekam Medisoleh
petugas RekamMedis.
pemahaman doktertentang
ICD-10kurang baik.
peran pemimpin sebagai pemberi inspirasi masih sebatas wacanadari
pemimpin. pemimpinbelum mengorgainisir untuk
sosiarisasi
kepada dokter tentang pelaksanaan kodefikasi penyakit . Peran pemimpin sebagai pemberi motivasi masih sebatas identifikasi masalah dan wacana tentang remberian penghargaan.JURNAL VISIKES - Vol .
12l
No. 1/April2A13
Peran pemimpin sebagaf pemben
arahanmasih sebatas identifikasi langkah-langkah dalam upaya mengarahkan. Peran Pemimpin
dalam membangun sistem
komunikasi,
belum digunakan untuk
mempengaruhi
perilaku dokter atau karyawan. Motivasi dokterdalam
penulisandiagnosis sesuai
denganteminologi
ICD-10sudah ada tetapi
masih menunggu arahan dan kebiiakan pimpinan.SARAN
Dis aran
kan
pem impin
membuat
kebijakan yang mengatur tentang penerapankelengkapan penulisan
diagnosis
sesuaidengan terminologi ICD-1 0.
DAFTAR PUSTAKA
1.
UU
No44
Tahun2009
tentang Rumah Sakit2.
Sunny Ummul,
Firdaus,
Rekam Medikdalam
SorotanHukum dan Etika,
LPP UNS, 2OOB3.
Rustiyanto,
E, Etika
Profesi
PerekamMedis lnformasi Keseh atan, Graha llmu, Cetakan Pertama, Yogyakarta, 2009
4.
World Health Org anization , lnternationalSfafrstical C/assification of Diseases and
Related Health Problems, tenth revision, Volume 2, Geneva
,24A4
5.
Sopiah, Perilaku
Organisasio nal,
AndiYogyakarta, 2008
6.
Ardana Komang, Ni Wayan Mujiati, AnakAgung Ayu Sriati,
Perilaku
Keorganisasian,
Edisi
2,
PT
Graha
llmu,20097.
Sigit
Soehardi,Dr,Prof,Perilaku
Org anisasi,BPFE UST, Yogyakarta, 2003
8.
Lensufiie
Tikoo,
Leadership untuk
Profesio
nal dan
Mahasiswa,
PTErlangga,2010
9.
Thoha Mfftah, Perilaku
Organisasi
Konsep Dasardan
Aplikasinya,PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005
10.
Uffo,
B
Hamzoh, Teori Motivasi
danPengukurannya,
PT
Bumi
Aks ara.Jakarta, 2007
11 .
Notoatmojo Soekidjo,
Prof, DR,
SKM,M.Com. H, Promosi Kesehatan dan llmu
Perilaku, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2007
12.Hatta,
G.,
Pedoman
Manajemen
lnformasi
Kesehatan di
Sarana
Pelayanan Kesehatan, Penerbit Univer-sitas lndonesia, Jakarta, 2008
13.Hufman,
E.,
Health
lnformation
Manajement, Physicians
RecordCom-pany,lllionis, 1994
14. Moleong, Lexy
J.
Metodologi PenelitianKualitatif., Cetakan
XlX.
PT.
RemajaRosdakarya, Bandung, 2011
15. Matthew B Mittes, A Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Penerbit Univer-sitas lndonesia, Jakarta, 2009
16. Prastowo Andf, Menguasai Teknik-teknik Koleks
i
Data Penelitian
Kualitatif,
Diva Press (anggota IKAPI), Jogjakarta,20l 0 17.Peraturan Menteri Kesehatan
No.269lMenKes/Perllll/2008
18.
Peraturan Menteri Kesehatan,
903/
MENKES/PERNI2O1119.
Yukl Gary,
Kepemimpinan
Dalam
Organisasi,
Edisi kelima,
PT
lndeks
Kelompok Gramedia, Jakarta, 200524. SOP Penerimaan Pasien Rawat lnap (Ad-mission) di Bagian Rekam Medis, No. 051 Di r-RM-S PO/RS PM ll 1201 0
21 .
SOP
Pengisian
Rawat lnap
di
BagianRekam
Medis, No.
06/DIr-RM-SPO/
RSPMIIIaCJA