• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendalaman proses perancangan Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom melalui kegiatan magang DI PT. Sheils Flynn Asia, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendalaman proses perancangan Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom melalui kegiatan magang DI PT. Sheils Flynn Asia, Bogor"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI KEGIATAN MAGANG

DI PT. SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

SUGIARTO

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

London Selatan, United Kingdom Melalui Kegiatan Magang di PT. Sheils

Flynn Asia, Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.

Ruang terbuka hijau (RTH) memberikan manfaat kehidupan yang

nyaman dengan berperan sebagai penyumbang ruang bernapas yang segar dan

memberikan keindahan visual. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka

publik yang ada di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka

non-hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan

sehingga perlu adanya upaya peningkatan mutu lingkungan hidup perkotaan

yang nyaman, segar, indah, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan

perkotaan serta menciptakan keserasian lingkungan alam berguna untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Studi atau pembelajaran kreatif

dan inovatif dibutuhkan agar keberhasilan dalam merancang infrastruktur dan

lanskap RTH kota dapat terwujud dengan baik.

Larkhall Park merupakan taman kota yang dikembangkan menjadi ruang

terbuka publik yang hijau untuk melayani aktivitas masyarakat di sekitarnya.

Taman ini terletak di jantung kota Lambeth, London Selatan yang memiliki luas 3

Ha. Proses perancangan kembali atau regenerasi taman ini berupa perbaikan

kondisi tapak yang lebih fungsional dengan penerapan dan perbaikan terhadap

elemen visual dan fisik pada setiap area di dalamnya. Proyek ini merupakan

proyek regenerasi yang ke 2 (2010) dan ditangani oleh konsultan lanskap PT.

Sheils Flynn Asia (SFA) bersama dengan arborist dan engineer.

Tujuan dalam kegiatan magang di SFA yaitu untuk mendapatkan

pengetahuan, wawasan, dan keterampilan untuk meningkatkan skill dan attitude

di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam bidang perancangan lanskap.

Kegiatan magang bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme

mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya,

teknik perancangan yang benar, dan meningkatkan

skill,

pengetahuan serta

teknik perancangan lanskap. Selain itu juga sebagai media pertukaran informasi,

ilmu, dan teknologi di bidang arsitektur lanskap antara mahasiswa dan tempat

magang.

Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Maret

sampai dengan Juli 2010. Metode magang dalam kegiatan perancangan ini yaitu

mempelajari dan partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di

perusahaan (studio), wawancara, dan studi pustaka. Lingkup pekerjaan proyek

yaitu berupa pembuatan masterplan dan planning application (tennis court)

proyek regenerasi

Larkhall Park

sesuai dengan arahan dari pimpinan proyek

(project leader) dan di bawah bimbingan direktur proyek, direktur desain, tim

desain, dan tim pendukung.

Manajemen kerja studio di SFA meliputi sistem penyimpanan data,

sistem penamaan proyek dan tahapan gambar, sistem kelengkapan gambar kerja,

sistem

layouting gambar, standar gambar kerja proyek, sistem penanganan

proyek, dan sistem kerja dalam proses perancangan proyek lanskap.

(3)

dari 6 Fase yang merupakan pengembangan dari proses perancangan secara

umum. Tahapan tersebut yaitu inception (fase 1),

site appraisal (fase 2),

masterplan review (fase 3),

design development (fase 4),

production

documentation (fase 5), dan implementation (fase 6). Tahap

inception

merupakan tahap mempersiapkan dan mengumpulkan data pendukung proyek.

Selanjutnya dilakukan tahap

site appraisal,

dimana seluruh permasalahan dan

peluang pengembangan tapak dianalisis untuk dipresentasikan ke klien. Tahap

masterplan review

merupakan tahap menyajikan produk berupa penerapan

analisis tapak kedalam

masterplan

tersebut. Setelah itu dilakukan tahap

design

development

yang merupakan pengembangan dari hasil

masterplan yang ada

berupa rencana aplikasi (planning application) ke tapak dengan gambar kerja

secara umum. Gambar kerja dan detail dengan standar gambar SFA yang

digunakan untuk diaplikasikan ke tapak (implementation) diproduksi pada tahap

production documentation. Perubahan dan revisi merupakan hal yang umum

terjadi pada proses perancangan. Semuanya dilakukan semata untuk kepuasan

klien dan hasil produk rancangan yang berkualitas.

Konsep utama yang diterapkan dalam proyek regenerasi

Larkhall Park

yaitu ”peningkatan koneksi visual dan sirkulasi”. Penataan kembali koneksi

visual pada tapak akan memberikan nilai lebih terhadap

good view

yang

beberapa hilang atau tertutup oleh semak dan gundukan (mounding). Koneksi

visual akan memberikan pengalaman yang berbeda terhadap user

selama berada

di dalam tapak.

Hal ini menjadikan acuan bagi tim desain SFA untuk

diterapkannya pola desain di dalam tapak yang mempertimbangkan koneksi

visual. Setiap penarikan garis desain yang terbentuk didasari oleh analisis

terhadap jalan pintas (shortcut) pada kondisi eksisting dan koneksi visual dari

dalam dan luar taman. Peningkatan kualitas sirkulasi merupakan kemudahan

akses di taman. Hal ini dikarenakan sirkulasi merupakan unsur penting yang

harus diletakkan secara fungsional dan sesuai kenyamanannya.

Faktor penunjang kegiatan perancangan lanskap secara umum yaitu

struktur organisasi perusahaan yang cukup komplek dengan adanya berbagai multi

disiplin ilmu di dalamnya, mempunyai manajemen kerja studio yang baik, staf yang

kompeten di bidangnya, peralatan kerja yang cukup baik dan lengkap, serta

mempunyai aplikasi teknologi informasi yang mendukung dalam kegiatan studio.

Secara umum faktor penghambat dalam kegiatan perancangan lanskap yaitu

adaptasi dari penerapan standar gambar dan kerja yang ditetapkan cukup

menyulitkan. Detail dari gambar kerja sangat diperhatikan, begitu juga kualitas

produk desain rancangan.

(4)

MELALUI KEGIATAN MAGANG

DI PT. SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

SUGIARTO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pendalaman

Proses Perancangan Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom

Melalui Kegiatan Magang di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor

adalah benar

merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(6)

© Hak Cipta Milik Sugiarto, PT. Sheils Flynn Asia, dan IPB

Tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.

(7)

di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor

Nama Mahasiswa : Sugiarto

NRP

: A44062513

Disetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr

NIP. 19601022 198601 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA

NIP. 19480912 197412 2 001

(8)

Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul ”Pendalaman Proses Perancangan

Larkhall Park

, Lambeth, London Selatan, United Kingdom Melalui Kegiatan

Magang di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor”.

Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk melakukan menyelesaikan studi di Departemen

Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1.

Kedua orang tua tercinta Sono (Bapak) dan Jaminem (Ibu) yang setiap detik

menjadi inspirasi terhebat untuk selalu menjadi lebih baik dan terbaik atas

pengorbanan materi dan spiritual yang tak ternilai kepada penulis, serta adik

tersayang, Lia atas nikmat persaudaraan yang tak lekang oleh jarak dan

waktu. Kepada keluarga besar (Pak Uwo, Mak Aying, Biyung, Lek Kasir,

dan keluarga yang belum dapat disebutkan satu persatu) terima kasih atas

kasih sayangnya selama ini.

2.

Yang terhormat Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen

pembimbing skripsi atas bimbingan, dorongan, masukan, nasehat, dan arahan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

3.

Yang terhormat Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis dalam kegiatan akademik selama ini.

4.

Yang terhormat Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc dan Fitriyah Nurul HU,

ST. MT selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak pengarahan,

saran, masukan, kritik yang bermanfaat untuk lebih baik ke depannya. Yang

terhormat Dr. Ir. Tati Budiarti, M.Agr dan Dewi Rezalini A, SP, MAdes atas

bantuan dan dukungannya selama penulis kuliah.

(9)

Nur, Pak Khoer.

6.

Pendamping dikala suka dan duka (Dian).

7.

Teman-teman seperjuangan di ARL 43 (

Thenkthongs Family

), Pengurus

Himaskap 2008 dan 2009 semoga kita semua selalu diberi rahmat dan berkah.

(Andi, Endy, Ray, Ado, Dicky, Revi, Kukuh, Mahmud, Alan, Irvan, Galih,

Dedi, Joe, Ridho, Jun, Ronal, Pram, Yudha, Jibril, Agung, Titou, Yogi).

(Geng Gusi: Titis, Ika, Jipi, Agnes, Manceu, Ami, Maria kaka, Cici,

Dwichahh, Phews; Hani, Muteb, Wembi, Intan, Piti, Ochi, Sendi, Chan-chan,

Ipung, Perthy, Cumi, Desi, Iin, Budut, Icha, Tati, Wiwiek, Vina, Wanti,

Nining, Putri, Aan, Presti, Sisi, Nita, Biji).

8.

Teman-teman lanskap angkatan 40, 41, 42, 44, 45, 46, dan 47.

9.

Teman-teman di “Atelier Lifescape” (Mbak Reza, Pak Anom, Mbak Indah,

Pitty, Galih) dan tim sukses Jadul Village dengan Mak dan Pak Macan

beserta Anak Macannya (Trio Macan) yang tak pernah berhenti atas curahan

semangat kepada penulis.

10.

Teman-teman asrama 289 (Andre, Arif, Copi) dan para

Leuwilovers

(Tomy,

Kukuh, Endy, Muta, Candra, Iqbal, Zai, Dolli, Komti, Raden, Ondo, Hanif,

Nanda, Adiya dan Fender).

11.

Pak Haji, Bu Yoke, dan keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Falah

atas bantuan, doa, dan dukungan selama ini.

12.

Seluruh dosen dan staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB.

13.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan persatu-satu untuk segala

dukungan secara moril ataupun spiritual baik langsung maupun tak langsung

telah membantu penyusunan dan tercetaknya skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu terbuka atas segala kritik, tanggapan dan

saran yang membangun guna penyempurnaan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dengan baik. Amin.

Bogor, Agustus 2011

(10)

SUGIARTO

, lahir di Dusun Dunglele, Desa Wirun, Kecamatan Kutoarjo,

Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah) pada tanggal 21 November 1987 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sono dan Ibu Jaminem. Penulis

mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri Wirun 2 (1994-2000),

dilanjutkan ke SMP Negeri 2 Kutoarjo (2000-2003), dan meneruskan ke SMA

Negeri 2 Kutoarjo (2003-2006).

Pada tahun 2006 penulis diterima menjadi

mahasiswa di Istitut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Arsitektur Lanskap (S1),

Fakultas Pertanian melalui jalur Undangan Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah

penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP

2008-2009), kegiatan kemahasiswaan daerah Purworejo (2006-2007), dan asisten Mata

Kuliah Desain Lanskap (2010).

Beberapa penghargaan telah diterima antara lain Juara 1 setara emas

dalam

penyusunan laporan akhir dan presentasi ilmiah PKM-M (PIMNAS XXII Tahun

2009) dengan judul:

Pemanfaatan Ruang Terbuka di Halaman Sekolah untuk

Taman Edukatif,

Juara 1 Sayembara Gagasan Rancangan ”

Taman Kota Kebun

Pisang Panjaringan, Jakarta Utara

” (2009), Juara 1 dalam Kegiatan Persahabatan

Dialog Lanskap Budaya dan Kompetisi Sketsa” Kerjasama antara Mahasiswa

Jabatan Senibina Landskap UiTM Malaysia dan Departemen Arsitektur Lanskap

IPB Indonesia

” (2008), Juara 3 Sayembara Kebun Raya Kendari – Sulawesi

Tenggara (2010), Juara 3 Sayembara Taman Kota Ex-Taman Topi – Bogor, Juara 3

Sayembara Desain Lanskap ECOairport Bandara Internasional Soekarno-Hatta

(2011), Sayembara Desain Lanskap Taman Awi Panglipuran, Kota Baru

Parahyangan (2009), Sayembara Design

New Landscape In Ex-Mining Development

Bangka Belitung Eco-Park

(2010), Sayembara Musium Fatahillah Jakarta (2011),

dan Juara 1 Sayembara

Urban Eco-Park

Pondok Indah (2011).

Penulis juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat yaitu Pendamping

Kegiatan Pengabdian Masyarakat di PP. Tarbiyatul Falah (2008), Sosialisasi dan

Penerapan Biopori Kerjasama Departemen ARL dan ITSL (2008), Sosialisasi dan

Praktik Biopori serta penanganan sampah rumah tangga (2008).

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang ... 1

1.2 Tujuan Magang ... 2

1.3 Manfaat Magang ... 3

1.3 Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap ... 5

2.2 Perancangan Lanskap ... 6

2.3 Proses Perancangan Lanskap ... 9

2.4

Public Green Open Space

... 11

2.5 Konsultan Lanskap ... 13

2.6 Manajemen Proyek Lanskap ... 14

III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Magang ... 15

3.2 Metode Magang ... 16

3.3 Tahapan Pekerjaan Magang ... 18

3.4 Batasan Magang ... 18

IV TATA KELOLA KONSULTAN LANSKAP SHEILS FLYNN ASIA

4.1 Kondisi Umum Perusahaan ... 20

4.1.1 Profil SFA ... 20

4.1.2 Struktur Organisasi ... 20

4.1.3 Penghargaan Desain ... 22

4.2 Penanganan Proyek Lanskap di SFA ... 22

4.2.1 Tahapan Perancangan Lanskap ... 22

4.2.2 Fasilitas Peralatan Kerja ... 24

(12)

4.2.4 Mekanisme Survei Lapang ... 27

4.3 Manajemen Kerja Studio ... 28

4.3.1 Sistem Penyimpanan Data ... 28

4.3.2 Sistem Penamaan Proyek dan Tahapan Gambar ... 31

4.3.3 Sistem Kelengkapan Gambar Kerja ... 32

4.3.4 Sistem

Layouting

Gambar ... 33

4.3.5 Standar Gambar Kerja Proyek ... 37

4.3.6 Sistem Penanganan Proyek ... 38

4.3.7 Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek Lanskap ... 39

V

PROSES PERANCANGAN PROYEK REGENERASI

LARKHALL PARK

(274)

5.1 Kondisi Umum

Larkhall Park

... 43

5.2 Fase 1 -

Inception

(Persiapan) ... 44

5.3 Fase 2 -

Site Appraisal

(Penilaian Tapak) ... 56

5.3.1 Konteks Regional ... 56

5.3.2 Sejarah ... 58

5.3.3 Lingkungan yang Hijau dan Area Bermain ... 59

5.3.4 Area Utama (

Main Areas

) dan Batas Tapak

(

Boundaries

) ... 59

5.3.5 Sirkulasi ... 61

5.3.6 Konteks Perencanaan (

Planning Context

) ... 62

5.3.7 Konteks strategis (

Strategic Context )

... 64

5.4 Fase 3 -

Masterplan Review

(

Concept Design/

CD) ... 68

5.4.1

Masterplan review

bagian 1 ... 73

5.4.2

Masterplan review

bagian 2 ... 76

5.4.3

Masterplan review

bagian 3 ... 79

5.4.4

Masterplan review

bagian 4 ... 82

5.5 Fase 4 –

Design Development

(

Planning Application-Tennis Court

) ... 88

(13)

6.2 Faktor Penghambat ... 106

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 107

7.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(14)

Halaman

1 Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Magang ... 16

2 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ... 17

3 Fasilitas Kerja di SFA ... 24

4 Aplikasi Teknologi Informasi di SFA ... 25

5 Kelengkapan Gambar Xref di SFA ... 33

6 Klasifikasi Gambar Details Standar SFA ... 33

7 Perbandingan Tinggi Teks dengan Skala Gambar Secara Umum di SFA . 38

8 Tugas dan Hasil dari Fase 1-Inception (Persiapan) ... 45

9 Data Tree Survey oleh Arborist ... 54

10 Tugas dan Hasil dari Fase 2-Site Appraisal (Penilaian Tapak) ... 56

11 Tugas dan Hasil dari Fase 3-Masterplan Review (Concept Design/CD) . 68

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1

Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 4

2

Contoh Site Plan Perancangan Lanskap ... 6

3

Proses Perencanaan dan Perancangan Menurut Simonds (2006) ... 9

4

Peta Orientasi Lokasi Magang ... 15

5

Tahapan Pekerjaan Magang ... 18

6

Tahapan Perancangan Lanskap dan Batasan Magang

Proyek Regenerasi Larkhall Park di SFA ... 19

7

Struktur Organisasi dan staf PT. Sheils Flynn Asia ... 21

8

Standar Tahap Perancangan Lanskap di SFA ... 23

9

Software yang Dipakai SFA dalam Kegiatan Perancangan Lanskap ... 26

10

Sistem Komputer Server SFA ... 28

11

Sistem Penamaan Proyek SFA ... 31

12

Sistem Penamaan Tahapan Proyek SFA ... 32

13

Contoh Layout 199-PA-Section Proyek 199 Hemingby Lane ... 34

14

Contoh Informal Layout Detail Illustrative Plan

Proyek A119 Tulamben Resort Villas ... 36

15

Sistem Kerja dalam Proses Perancangan SFA ... 41

16

Drawing List Proyek 274 Larkhall Park ... 42

17

Kondisi Larkhall Park pada Bulan Maret 2010 ... 44

18

Peta Orientasi Proyek Regenerasi Larkhall Park ... 44

19

Peta Resmi Area Larkhall Park ... 46

20

OS Mastermap Sebelum Standarisasi Layer ... 47

21

OS Mastermap Setelah Standarisasi Layer ... 48

22

Kondisi Eksisting di Beberapa Titik pada Tapak ... 49

23

Tree Survey oleh Arborist ... 50

24

Tree Survey Zona 1 ... 51

25

Tree Survey Zona 2 ... 51

(16)

27

Tree Survey Zona 4 ... 52

28

Tree Survey Zona 5 ... 53

29

Tree Survey Zona 6 ... 53

30

Proses Pengecekan Hasil Survai pada Tapak ... 54

31

Peta Survei Tapak (Site Survey) dari Larkhall Park ... 55

32

Citra Satelit - Larkhall Park ... 56

33

Kondisi Larkhall Park pada Bulan Agustus 2003 ... 58

34

Kondisi Ruang Terbuka Hijau dan Area Bermain ... 59

35

Kondisi Beberapa Akses Masuk ke Taman ... 60

36

Aksesibilitas Taman ... 60

37

Permasalahan Konsep Sirkulasi Berupa Jalan Pintas ... 61

38

Strategic Context - An Opportunity Got Investment ... 66

39

Elements – Larkhall Park Regeneration Project ... 67

40

Perubahan Proses Regenerasi Masterplan ... 69

41

Site Analysis -

Masterplan Review ... 71

42

Masterplan Review ... 72

43

Site Analysis – Area Sekitar Hoggin ... 73

44

Kondisi Area Sekitar Hoggin ... 74

45

Kondisi Pergola Dengan Landform di Sekitarnya ... 74

46

Masterplan Bagian 1 (274-MP-04_1) ... 75

47

Kondisi Pintu Masuk Utama ... 76

48

Site Analysis - Main Entrance ... 76

49

Masterplan Bagian 2 (274-MP-04_2) ... 77

50

Ilustrasi Sekitar Welcome Area ... 78

51

Kondisi Playground Area ... 79

52

Site Analysis – Playground area ... 79

53

Masterplan Bagian 3 (274-MP-04_2) ... 80

54

Ilustrasi Playground Area ... 81

55

Area Sekitar Lapangan Tenis (Tennis Court) ... 82

56

View ke Pusat Taman dari Courland Grove ... 83

57

Kafe dan Bangunan di Sekitarnya ... 83

(17)

59

Masterplan Bagian 4 (274-MP-04_4) ... 85

60

Ilustrasi – Multi Use Games Area (MUGA) ... 86

61

Ilustrasi - Tennis Court Area ... 87

62

Area Pengembangan Tennis Court ... 89

63

Orientasi Standar Lapangan Tenis ... 89

64

Contoh Pagar Jenis Webnet dari Jacob Inox Line ... 91

65

Model Lampu (Urban Lamp) Fer Nadez ... 91

66

Tahapan Rencana Pembangunan Lapangan Tenis ... 92

67

Existing Tree Survey-Tennis Court ... 93

68

Site Plan-Tennis Court ... 94

69

Detail Plan-Tennis Court ... 95

70

Outline Specification-Tennis Court ... 96

71

Retaining Wall Detail-Tennis Court ... 97

72

General Layout (A)-Tennis Court ... 98

73

General Layout (B)-Tennis Court ... 99

74

General Layout (C)-Tennis Court ... 100

75

Ilustrasi Detil Tempat Duduk (Tennis Court) ... 101

76

Ilustrasi Desain Tempat Duduk (Tennis Court) ... 102

77

Ilustrasi Desain Pintu Masuk (Tennis Court) ... 103

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1

Profil PT. Sheils Flynn Asia ... 112

2

Jadwal Kegiatan Magang di Sheils Flynn Asia, Bogor, Indonesia ... 113

3

Data Tree Survey oleh Arborist ... 114

4

Standar Tekstur (TX) Gambar Kerja Site Plan & Detail Plan ... 128

5

Standar Layer CAD (SFA, 2010) ... 125

6

Masterplan – Larkhall Park Regeneration Project 2010 ... 133

(19)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang

Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di

perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau

telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Selain itu,

proses kehidupan di kota menuntut manusianya berkompetisi dan terlibat dalam

aktivitas rutin yang menyebabkan stress dan jenuh sehingga memerlukan

lingkungan yang sehat dan bebas polusi. Upaya peningkatan mutu lingkungan

hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, dan bersih diperlukan sebagai sarana

pengaman lingkungan perkotaan serta menciptakan keserasian lingkungan alam

yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. RTH

memberikan manfaat untuk kehidupan yang nyaman dengan berperan sebagai

penyumbang ruang bernapas yang segar dan memberikan keindahan visual

(Simonds, 1983). RTH berfungsi untuk melembutkan kesan keras dari struktur

fisik, menolong manusia mengatasi tekanan-tekanan dari rutinitas sehari-hari dan

polusi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti kebisingan, udara panas

dan polusi di sekitarnya sebagai pembentuk kesatuan ruang. Menanggapi

pernyataan tersebut maka dibutuhkan studi atau pembelajaran kreatif dan inovatif

agar keberhasilan dalam merancang infrastruktur dan lanskap RTH kota dapat

terwujud dengan baik.

Upaya pendukung studi dan pembelajaran dilakukan dengan kegiatan

magang dengan tujuan untuk mempelajari proses perancangan area yang berbasis

pada ruang terbuka kota (

open space

) dan proyek yang menjadi fokus dalam

penyusunan skripsi ini adalah proyek regenerasi

Larkhall Park.

Proyek ini

merupakan perancangan kembali taman kota yang akan dikembangkan menjadi

ruang terbuka publik yang hijau untuk melayani aktivitas masyarakat sekitar.

Taman ini terletak di jantung kota Lambeth, London Selatan yang memiliki luas 3

Ha. Proyek regenerasi ini merupakan proyek regenerasi yang ke-2 (2010) dan

ditangani oleh konsultan lanskap PT. Sheils flynn Asia (SFA). Regenerasi yang

(20)

fungsional dengan penerapan dan perbaikan terhadap koneksi visual dan sirkulasi

pada setiap areanya. Proyek ini sejalan dengan visi dan peraturan pemerintah

mengenai pengembangan ruang terbuka publik. Pembelajaran dilakukan untuk

mengetahui dan mengerti rancangan yang berkualitas. Kegiatan magang dilakukan

di perusahaan yang bergerak dibidang konsultan perancangan dan perencanaan

lanskap. Dari kegiatan magang mahasiswa dapat diketahui permasalahan yang

dihadapi dalam proses perancangan, yang pada akhirnya dari kegiatan magang

pada perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap merupakan bagian

dari upaya untuk meningkatkan

skill

,

attitude

, dan pengetahuan mahasiswa

terhadap dunia kerja yang akan digelutinya nanti.

PT. Sheils Flynn Asia (SFA) yang merupakan salah satu perusahaan

bidang jasa konsultan lanskap yang memiliki kantor di Bogor dan berpusat di

London (United Kingdom). SFA merupakan perusahaan swasta yang telah

mengerjakan berbagai jenis perkerjaan baik dalam lingkup nasional ataupun

internasional dalam hal

masterplanning

,

urban design

, analisis lingkungan, dan

arsitektur lanskap. SFA juga melayani dalam bidang detil desain dan jasa kontrak

adminstrasi yang meliputi pengembangan lanskap permukiman, taman kota, area

rekreasi, lanskap hotel dan

resort

, gedung publik, pengembangan daerah

komersial dan industri, perencanaan dan analisis proyek, taman rumah, preservasi

lanskap sejarah, lanskap budaya, dan proyek restorasi. Oleh karena itu, dengan

kegiatan magang di SFA mahasiswa dapat belajar bagaimana suatu perancangan

lanskap yang baik dihasilkan sehingga dapat menciptakan karya lanskap yang

berkualitas.

1.2 Tujuan Magang

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini yaitu untuk

mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan untuk meningkatkan

skill

dan

attitude

di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam bidang perancangan

lanskap. Tujuan khusus magang yaitu:

1. mempelajari manajemen dan organisasi perusahaan,

2. mempelajari dan mengikuti proses perancangan untuk menghasilkan produk

(21)

3. memperoleh pengetahuan tentang sistem dan mekanisme kerja studio dalam

kegiatan perancangan,

4. mempelajari teknik mendesain dengan benar, lengkap, terarah serta sesuai

dengan prosedur yang berlaku, dan

5. mempelajari

mekanisme

pengalokasian

waktu

dalam

menyelesaikan

manajemen suatu proyek desain.

1.3 Manfaat Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di SFA diharapkan memberikan banyak

manfaat, yaitu:

1. meningkatkan

skill

dan pengetahuan mahasiswa dalam perancangan lanskap

secara menyeluruh, terarah dan terorganisasi dengan baik,

2. mengembangkan profesionalisme diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap

dalam berbagai kegiatan praktek perancangan lanskap,

3. meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik perancangan

yang baik dan benar dalam skala yang lebih komplek,

4. menambah pengalaman khususnya dalam aplikasi ilmu yang telah didapat

untuk diterapkan di lapang serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi serta

studi untuk perbaikan dalam aplikasi ilmu arsitektur lanskap sehari-hari, dan

5. memperoleh dan menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan staf dan

manajemen pada perusahaan tempat magang, serta antara Departemen

Arsitektur Lanskap dengan perusahaan tempat magang.

1.4 Kerangka Pikir Kegiatan Magang

Persaingan ilmu arsitektur lanskap yang sangat pesat membuat persaingan

dunia kerja dibidang arsitektur lanskap saat ini sangat ketat. Sebagai mahasiswa

arsitektur lanskap yang nantinya akan terjun ke dunia profesionalisme arsitektur

lanskap, pemahaman yang baik atas profesionalisme dengan kompetensi sebagai

seorang arsitek lanskap sangat dibutuhkan untuk mengikuti

perkembangan-perkembangan yang ada. Untuk pemahaman tersebut dapat dicapai dengan suatu

bentuk pembelajaran mengenai keilmuan arsitektur lanskap yaitu melalui kegiatan

(22)

Proyek Larkhall Park (274)

Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Magang

Kegiatan magang pada

perusahaan yang bergerak di

bidang arsitektur lanskap

Perkembangan ilmu arsitektur lanskap

yang sangat pesat

Persaingan dunia kerja di bidang

arsitektur lanskap saat ini sangat ketat

Profesionalisme dan Kompetensi

Skill

Attitude

Knowledge

Nasional

Internasional

-

Sistem kerja SFA

-

Standar kerja

-

Proses perancangan

(23)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap

Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam

dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia,

dimana suatu lanskap dikatakan alami jika area atau kawasan tersebut memiliki

keharmonisan dan kesatuan antar elemen-elemen pembentuk lanskap sehingga

indera manusia memegang peranan yang penting dalam merasakan suatu lanskap.

Simonds (1983) membedakan elemen lanskap menjadi elemen utama dan

penunjang. Elemen utama adalah elemen lanskap yang besar dan umumnya sulit

untuk diubah seperti, gunung, sungai, lembah, hutan belantara, kekuatan alam,

laut dan danau. Elemen penunjang adalah elemen yang relatif kecil dan umumnya

mudah diubah seperti, bukit, anak sungai dan alirannya.

Lanskap juga dikenal dalam beragam disiplin ilmu seperti yang

diungkapkan oleh Forman dan Godron (1986) yang menyatakan bahwa lanskap

sebagai area lahan heterogen menyusun sebuah

cluster

interaksi

ekosistem-ekosistem yang berulang pada bentuk yang sama pada setiap bagian.

Phillips (dalam Benson dan Roe, 2000) mengungkapkan bahwa terdapat

lima karakter dari lanskap yang didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan

bahwa lanskap di Inggris terbentuk sepanjang waktu oleh proses geologi,

kehidupan organik, aktivitas, dan imajinasi manusia. Kelima karakter tersebut

yaitu:

1.

terdiri dari bentuk dan nilai alam serta kebudayaan yang terfokus pada

hubungan diantara keduanya,

2.

perpaduan dari unsur fisik dan metafisik dengan unsur sosial, budaya, dan

seni. Lanskap adalah cara pandang kita terhadap dunia, tidak hanya sekedar

pemandangan dan penampakan yang dapat ditangkap oleh perasaan,

3.

kita dapat merasakan lanskap hanya pada saat ini, lanskap merupakan hasil

dari seluruh perubahan lingkungan di masa lalu dan merupakan perpaduan

dari masa lalu dan saat ini,

(24)

5.

lanskap menjadi identitas bagi suatu tempat yang menyebabkan keragaman

pada lingkungan kehidupan.

2.2 Perancangan Lanskap

Perancangan adalah membuat bentuk, sebuah kreativitas yang ditujukan

untuk mengembangkan bentuk. Merancang tidak seperti pekerjaan seni yang

biasanya terkelola dan dibuat secara langsung. Skala pekerjaan arsitektur lanskap

pada dasarnya membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari

sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstrak dari realitas masa depan

(Loidl dan Bernard, 2003). Langkah pertama dalam perancangan model arsitektur,

arsitektur lanskap, atau proyek teknik adalah untuk memiliki pengertian yang jelas

tentang apa yang akan dirancang (Simonds dan Starke, 2006). Produk dari hasil

perancangan lanskap berupa site plan dapat diliat pada Gambar 2.

Perancangan adalah proses yang dinamis dengan perpindahan yang

konstan dari kepala menuju tangan, dari ide menjadi tanda, lalu kembali lagi.

Setiap garis dan setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian

dari usaha untuk menghubungkan ide di kepala. Desainer menggambar dengan

mengembangkan proses dan keputusan yang terkait untuk menciptakan tapak

yang sempurna (Loidl dan Bernard, 2003).

Laurie (1986) mengemukakan bahwa perancangan lanskap adalah

pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak. Perancangan lanskap lebih

Gambar 2 Contoh Site Plan Perancangan Lanskap (www.land8lounge.com)

(25)

berkaitan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, dan

tumbuhan serta kombinasinya. Wujud dan bentuk perancangan lanskap timbul

dari hasil rumusan yang jelas terhadap potensi dan kendala tapak serta masalah

perancangan yang ada. Dalam perancangan yang terpenting adalah raut tapak itu

sendiri.

Perancangan menurut Simonds (1983) merupakan sebuah proses kreatif

yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, dan aspek

psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang hasil

pemikiran yang saling berhubungan. Perancangan ditekankan pada penggunaan

volume dan ruang. Setiap volume mempunyai bentuk, tekstur, ukuran, bahan,

warna, dan kualitas lain yang dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan

fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Pengorganisasian ruang memberikan dampak

yang berbeda terhadap psikologi manusia, misalnya rasa takut, kegembiraan,

gerak dinamis, ketegangan, keheningan, dan lain-lain.

Simonds (1983) menyatakan bahwa perancangan akan menghasilkan

ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume

atau ruang. Setiap volume memilliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur, dan

kualitas lainnya. Dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi

sedangkan pemikiran secara tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia

perancangan. Kemudian Laurie (1986) menyatakan bahwa faktor yang

menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain bentuk tapak itu sendiri,

sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan, pemeliharan, fungsi, dan kegunaan yang

diinginkan dari tapak. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau

diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan

yang harmonis (Simonds ,1983).

(26)

dan sumberdaya manusia. Lingkungan yang dihasilkan harus melayani pengguna,

estetik, aman, dan menyenangkan.

Prinsip-prinsip desain dalam perancangan lanskap menurut Ingels (2004)

adalah sebagai berikut:

1.

Balance (keseimbangan)

Keseimbangan adalah sesuatu yang bagus dilihat dan apabila tidak

seimbang maka akan merasa tidak nyaman dalam penglihatan.

2.

Focalization of interest (pusat perhatian)

Segala sesuatu yang di desain dengan baik menjadi ciri sebagai pusat

perhatian satu tempat dalam komposisi dimana mencuri penglihatan

pengunjung untuk pertama kalinya.

Focal points

(pusat perhatian) dapat

diciptakan dengan menggunakan tanaman, elemen keras, elemen arsitektur,

warna, pergerakan, tekstur, atau kombinasi dari beberapa fitur tersebut.

3.

Symplicity (sederhana/simpel)

Seperti keseimbangan, dalam suatu lanskap kesederhanaan juga

dimaksudkan agar membuat nyaman untuk dilihat. Simplicity bukan berarti

membosankan atau kurang imajinasi. Untuk menghindari terlalu banyak

penggunaan banyak spesies, terlalu banyak warna, tekstur, bentuk, kurva,

dan sudut dalam tapak.

4.

Rhythm and Line (ritme dan garis)

Ketika terjadi pengulangan terhadap sesuatu dalam suatu waktu dengan

adanya standar jarak dan memiliki interval diantara pengulangan tersebut,

maka akan terbentuk

rhythm

(ritme). Garis tercipta ketika material yang

berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material juga akan

membentuk garis.

5.

Proportion (proporsi)

Proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara semua fitur lanskap

termasuk hubungan vertikal dan horizontal.

6.

Unity (kesatuan)

(27)

kesatuan desain adalah satu dari banyak bagian yang berkontribusi untuk

mengkreasikan desain secara keseluruhan.

2.3 Proses Perancangan Lanskap

Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut

Simonds (1983) terdiri atas

Commision, Research, Analysis, Synthesis,

Construction, dan Operation.

Gambar 3 Proses Perencanaan dan Perancangan Menurut Simonds (2006)

Commision

adalah

tahap

dimana

klien

menyatakan

keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian

kerja.

Research merupakan tahap pengumpulan (inventarisasi) data.

Analysis

merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan

pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program

(28)

Ingels (2004) menyatakan bahwa proses perancangan dibagi menjadi 2

tahap yang dilakukan bersamaan tetapi saling berdiri sendiri. Dua tahap ini adalah

site analysis

dan

program analysis.

Selama

site analysis, perancang mencari

kompilasi alami, buatan, budaya, dan karakter visual dari suatu tapak. Kompilasi

tersebut harus menginventarisasi atribut buatan tapak tanpa menganggap hal

tersebut merupakan fitur yang positif atau negatif. Dalam waktu yang sama,

program analysis

dimulai dengan sebuah kompilasi yang detil mengenai

kebutuhan dan keinginan klien. Program ini adalah kebutuhan awal untuk

membuat inventarisasi.

Menurut Booth (1983), pada proses perancangan harus memberikan

pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah

desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi

alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut tersebut kepada klien.

Ueyama (2007) juga mengatakan tentang proses mendesain bahwa proses

mendesain secara konsisten berawal dari dalam alam, sejarah, dan ingatan sosial

pada tapak. Proses desain ini secara tetap berupa perjalanan yang sangat menarik

dan langkah yang luar biasa untuk membuka pikiran dan imajinasi. Sekali dapat

menemukan petunjuk atau ide ini, maka kreativitas akan semakin tinggi.

Berikut merupakan tahap-tahap dalam proses perancangan pada umumnya,

menurut Booth (1983):

1.

Penerimaan proyek

2.

Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak)

a.

Persiapan rencana dasar

b.

Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)

c.

Wawancara dengan pemilik (client)

d.

Pembentukan program

3.

Desain

a.

Diagram fungsi ideal

(29)

f.

Desain skematik

g.

Rencana Induk (master plan)

h.

Pembuatan desain

4.

Gambar-gambar konstruksi

a.

Rencana pelaksanaan (layout plan)

b.

Rencana bertahap (grading plan)

c.

Rencana penanaman (planting plan)

d.

Detil konstruksi

5.

Pelaksanaan

6.

Evaluasi setelah konstruksi

7.

Pemeliharaan (maintenance)

2.4 Public Green Open Space

Definisi ruang terbuka menurut Simonds dan Starke (2006),

menggambarkan karakter arsitektural ketika mendekati seluruh atau sebagian dari

elemen struktur. Seperti suatu ruang yang merupakan tambahan suatu bangunan.

Kadang-kadang ini menjadi batasan satu bangunan atau gabungan dari beberapa

bangunan. Ini dapat terlihat dari hubungan antara ruang, struktur, dan lanskap

yang digabungkan dalam proses desain. Jika struktur volume ruang terbuka di satu

sisi, ini menjadi suatu transisi antara struktur dan lanskap. Jika terbuka pada suatu

pemandangan, biasanya ini menjadi pusat lokasi dengan pemandangan terbaik dan

tempat dengan pemandangan terbaik yang dapat dilihat dari berbagai sisi.

(30)

Ruang hijau memiliki fungsi yang beragam:

sosial: ruang untuk bertemu dan bermain yang berhubungan dengan alam

struktural: desain urban dan pertamanan

ekologis: peraturan ekosistem urban dengan:

-

peningkatan iklim: humidifikasi, filtrasi debu, purifikasi (menetralkan)

mikroba

-

mengurangi masalah persepsi psikologis urban

-

mengantisipasi perbedaan iklim dan angin secara perlahan

-

mengatur hujan dan banjir

-

mengelola keragaman tanaman dan hewan.

Chiara dan Koppelman (1994) menyatakan bahwa sifat khas keruangan

lanskap pada umumnya tergantung pada tiga hal:

1.

Besaran ruang

Besaran ruang penting untuk menentukan dampak visual secara

menyeluruh, demikian juga potensinya untuk menyerap fungsi tertentu.

Besaran dapat dievaluasi menurut luas dan hubungan antara luas tersebut

dengan semua ruang lainnya pada tapak tersebut.

2.

Tingkat ketertutupan (degree of enclosure) visual

Tingkat ketertutupan visual ruang merupakan faktor spasial penting,

terutama untuk menempatkan fungsi yang sangat dipengaruhi oleh

kebutuhan hubungan sirkulasi (jalan atau jalan setapak), pemandangan

yang bagus, atau vista (pemandangan). Tingkat ketertutupan merupakan

pertimbangan perencanaan yang penting, tidak hanya dalam percapaian

keruangan, tetapi juga dalam bentuk visualnya.

3.

Sifat visual

Seseorang harus mengadakan penafsiran suatu ruang secara cermat

(31)

direncanakan untuk berbagai tapak hendaknya mencerminkan kualitas

yang melekat pada tapak tersebut.

2.5 Konsultan Lanskap

Menurut Gold (1980), pemerintah lokal dan swasta memiliki tanggung

jawab moral yang sama dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam

kota. Perencana kota dan arsitek lanskap memiliki tanggung berperan penting

dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas

rekreasi, dan program sosial dalam hal pemberian pelayanan kebutuhan rekreasi

bagi manusia. Konsultan memiliki kebutuhan berupa:

1.

kemampuan profesional, yaitu kompetisi secara teknis berupa kemampuan

dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah

perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang sudah dikerjakan dan

diselesaikannya,

2.

persediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari

referensi klien sebelumnya,

3.

kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar

belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk

mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu

yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat

dibentuk dalam suatu tim yang sesuai dengan proyek yang diperlukan,

4.

kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai

dengan tuntutan muatan kerja,

5.

pengalaman, alat-alat, dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan

situasi dan proyek yang beragam jenisnya,

6.

hasil kerja yang objektif dan profesional, dan

7.

sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah

dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan.

Kriteria untuk memilih konsultan yang profesional adalah

1.

pengalaman dan reputasi,

(32)

4.

ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu,

5.

tanggung jawab secara profesional, dan

6.

tanggung jawab sosial.

2.6 Manajemen Proyek Lanskap

(33)

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

[image:33.595.81.512.279.700.2]

Kegiatan magang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia yang berlokasi di

Kebun Raya Bogor, Jl. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat, Indonesia (Gambar

4). Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Maret sampai

dengan Juni 2010. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin-Jumat

dimulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat. Jadwal dan kegiatan pelaksanaan

magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang

: Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA)

U

Tanpa Skala

Sumber: www.maps.google.com

(34)
[image:34.595.112.511.108.367.2]

Tabel 1 Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Magang

3.2 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan perancangan di SFA dilakukan dengan

cara:

1.

Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan,

terutama pada kegiatan perancangan di studio.

a.

Partisipasi aktif dalam perancangan proyek utama yaitu proses

perancangan

Larkhall Park

, Lambeth, UK. Projek ini diambil karena

keterlibatan dan intensitas dalam proses perancangan cukup banyak

sehingga mahasiswa dapat belajar mengenai proses perancangan di SFA

dengan baik dan terstruktur.

b.

Partisipasi aktif dalam perancangan lanskap proyek-proyek lainnya selama

kegiatan magang. Proyek-proyek tersebut antara lain:

1)

116-Hemingby Lane

2)

181-South Lynn Millenium Village Residence

3)

257-Harefield

4)

253-Milton Creek

No Jenis Pekerjaan

Bulan Ke I (Maret 2010)

Bulan Ke II (April 2010)

Bulan Ke III (Mei 2010)

Bulan Ke IV (Juni 2010)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1

Persiapan

2

Kegiatan

Adminstrasi

3

Kegiatan

Perancangan

Fase 1 :

Inception

Fase 2 :

Site Appraisal

Fase 3 :

Masterplan

Review

(MP)

Fase 4 :

Design

(35)

5)

277-Norfolk Food Hub

6)

A119-Tulamben Resort Villas

7)

A122-Poni Residents

8)

Bogor Green Infrastructure

2.

Wawancara dengan

Project Manager, Design Manager, Landscape Architect,

dan pihak-pihak yang terkait dengan proyek tersebut.

3.

Melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses

perancangan yang sedang berlangsung, baik melalui buku maupun

website

yang terkait.

[image:35.595.77.505.394.759.2]

Data yang dikumpulkan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu berbagai data

mengenai perusahaan dan data yang berhubungan dengan proyek perancangan

lanskap yang dikerjakan. Data dikumpulkan melalui studi pustaka pada PT. Sheils

Flynn Asia (SFA). Jenis, bentuk, dan sumber data dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data

No Jenis Data

Bentuk

Sumber

1.

Profil Perusahaan

Sejarah perusahaan

Struktur organisasi

Sistem kerja

-Deskripsi

-Bagan dan diagram

-Deskripsi

Wawancara dan SFA

Wawancara dan SFA

Wawancara dan SFA

2.

Proses Perancangan

Lanskap

Fase 1 :

Inception

Fase 2 :

Site Appraisal

Fase 3 :

Masterplan

Review

(MP)

Fase 4 :

Design

Development

(DD)

-

Extent of Park

(peta resmi

Larkhall Park

)

-

OS Mastermap

(peta dalam bentuk CAD)

-

Photography

(peta kondisi tapak)

-

Tree Survey

(peta hasil survei pohon eksisting)

-

Strategic Context -

An Opportunity Got

Investment

-

Elements – Larkhall Park Regeneration

Project

-

Site Analysis -

Masterplan Review

-

Masterplan Review

-Existing Tree Survey-Tennis Court

-Site Plan-Tennis Court

-Detail Plan-Tennis Court

-Outline Specification-Tennis Court

-Retaining Wall Detail-Tennis Court

-General Layout

(A,B,C)

-Tennis Court

Lambeth Council

Lambeth Council

SFA

Arborist

(UK)

(36)

3.3 Tahapan Pekerjaan Magang

[image:36.595.81.513.312.579.2]

Tahapan pekerjaan dalam kegiatan magang ini dibagi menjadi 3 tahapan

(Gambar 5).

1. Orientasi perusahaan: langkah awal untuk membiasakan diri dalam

perusahaan, adaptasi terhadap perusahaan, mempelajari struktur organisasi dan

profil perusahaan, pengenalan staf kerja, dan pembelajaran ilmu perancangan

untuk bekal pembuatan karya lanskap suatu proyek pada nantinya,

2. Kegiatan perancangan: kegiatan inti pembuatan karya perancangan proyek

lanskap secara baik, benar, lengkap, dan arahan dari pembimbing magang.

3. Evaluasi hasil:

review

seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan untuk proses

seleksi data yang dibutuhkan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang

3.4

Data

Gambar 5 Tahapan Pekerjaan Magang

3.4 Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pengamatan dan mengikuti

dalam sistem manajemen serta mekanisme kerja studio lanskap di SFA.

Selain itu juga pemahaman terhadap proses selama perancangan proyek yang

dikerjakan di SFA. Lingkup pekerjaan proyek yaitu berupa pembuatan

masterplan

dan

planning application (tennis court)

proyek

Larkhall Park

(Gambar 6) di London, United Kingdom (UK) dibawah bimbingan direktur

Produk

Orientasi Perusahaan

Adaptasi terhadap perusahaan dan

pembelajaran ilmu perancangan

Kegiatan Perancangan

Menciptakan sebuah produk dari

sebuah proyek lanskap sesuai dengan

ilmu yang telah dipelajari

Evaluasi Hasil

Review

seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan untuk proses seleksi data

yang dibutuhkan sesuai dengan rencana

awal kegiatan magang

1. Evaluasi perusahaan 2. Evaluasi proyek

Aktif dalam berbagai kegiatan

studio, proses perancangan,

(

masterplanning, planning

application, dll

), dan mempelajari

produk dari suatu hasil proyek yang

berkualitas sesuai standar di SFA

1. Pengenalan karyawan

2. Mempelajari struktur organisasi dan profil perusahaan

3. Mempelajari ilmu dan teknik perancangan

4. Mempelajari fasilitas dan teknologi yang diterapkan

(37)

proyek, direktur desain, tim desain, dan tim pendukung. Semua pekerjaan selama

magang sesuai dengan arahan dari pimpinan proyek (

project leader

), sehingga

pekerjaan menjadi terorganisir dan lebih efektif.

Kegiatan studio yang dikerjakan berupa kegiatan

drafting

gambar.

Pekerjaan tersebut meliputi pembuatan gambar perspektif, detil, potongan,

site

plan

, poster,

planting plan

, dan gambar ilustrasi dengan gambar dalam bentuk

CAD,

SketchUp

dan

Photoshop

.

[image:37.595.78.518.201.699.2]

Gambar 6 Tahapan Perancangan Lanskap dan Batasan Magang Proyek Regenerasi

Larkhall Park

di SFA

FASE 1 -

Inception

(Persiapan)

A.

Tahap Persiapan

(

Inception

)

FASE 5 -

Production Documentation

(

Detailed Design, Tender)

E.

Tahap 4

Pembuatan Gambar Kerja

(

Production Documentation

/PD)

FASE 4 -

Design Development

(Planning Application-Tennis Court)

D.

Tahap 3

Pengembangan Desain

(

Design Developmen

/DD)

(Planning Application-Sosial and Sport) (Planning Application-Sosial and Community) (Planning Application-Play Area Extension) (Planning Application-Connections and Street Games) (Planning Application-Pub and Sosial)

(Planning Application-Garden and Allotments)

BATASAN MAGANG

FASE 6 -

Implementation

(

Start on Site)

F.

Tahap 5

Pelaksanaan

(

Implementation

)

FASE 3 -

Masterplan Review

FASE 2 -

Site Appraisal

(Penilaian Tapak)

B.

Tahap 1

Riset dan Analisa

(

Research and Analysis

/RA)

(38)

4.1

Kondisi Umum Perusahaan

4.1.1 Profil SFA

SFA adalah perusahaan

yang bergerak di bidang konsultasi perancangan

lanskap dan berstatus dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas). Kantor pusat Sheils

Flynn berada di London, United Kingdom (UK). Proyek yang dikerjakan Sheils

Flynn tidak hanya di UK saja, tetapi juga banyak pekerjaan lanskap yang berasal

di luar UK terutama di kawasan Asia. Atas dasar tersebut, Sheils flynn mendirikan

konsultan cabang di Asia pada tahun 2010 yang terletak di Indonesia tepatnya di

Bogor yaitu PT. Sheils Flynn Asia (SFA).

SFA mempunyai cakupan kerja yang cukup luas meliputi perencanaan

lanskap, perancangan lanskap, kebijakan dan konservasi lanskap, studi kelayakan,

skema restorasi lanskap, serta desain dan implementasinya. Perusahaan ini

dipimpin oleh tiga direktur utama yaitu Eoghan Sheils, Stephen Flynn, dan Kate

Collins. Semua keputusan dan kebijaksanaan harus berdasarkan persetujuan salah

satu dari ketiganya. Ketiga direktur utama tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

sehari-hari dibantu oleh direktur SFA yaitu

Imam Prastoto dan Rahman Andra

Wijaya.

SFA sangat membantu dalam pendistribusian dan memudahkan

penyelesaian suatu proyek lanskap. Sebagian pekerjaan yang diterima Sheils

Flynn ditangani oleh SFA, sehingga hubungan keduanya sangat penting dalam

keberlanjutan suatu proyek. SFA mempunyai kerjasama yang baik dan formasi

yang lengkap sehingga proyek yang dikerjakan tidak hanya yang berlokasi di

Asia, tetapi juga menangani proyek di luar Asia khususnya di UK.

4.1.2 Struktur Oraganisasi

(39)

dan direktur proyek. Tim desain terdiri dari berbagai bidang disiplin ilmu yaitu

arsitek lanskap senior, arsitek lanskap junior, dan spesialis grafis & 3D. Begitu

juga dengan tim pendukung yang terdiri dari teknisi dan konsultan IT.

Direktur Pusat UK

Eoghan Sheils (1)

Kate Collins (2)

Stephen Flynn (3)

Direktur SFA

Direktur Desain

Imam Prastoto S. (4)

Direktur Proyek

Rahman Andra Wijaya (5)

Sekretaris

Widya Melfi Ariny (6)

Tim Desain (Design Team)

Tim Pendukung (Support Team)

Dedy Guswandi (7)

(

Senior Landscape Architect

)

Gunang W (8)

(

Graphic & 3D Specialist

)

Euis C (9)

(

Junior Landscape Architect

)

Yasmina Azriani (10) (

Junior Landscape Architect

)

Mahasiswa Magang (14)

Ferdy Kusnadi (11)

(

Technician

)

Novi Hartanto Kurniawan (12) (

Technician

)

Nurachman (13)

(

IT Consultant

)

Gambar 7 Struktur Organisasi dan staf PT. Sheils Flynn Asia (SFA, 2010)

1

2

3

4

5

6

7

(40)

Setiap adanya proyek maka SFA segera membentuk tim yang dipimpim oleh

project leader

(PL). Penentuan PL ditunjuk oleh direktur utama dan berhak

mengkoordinir kinerja anggota tim lainnya sehingga pekerjaan proyek dapat

diselesaikan sesuai dengan target atau

deadline.

Setiap seminggu sekali diadakan

rapat internal yang membahas perkembangan proyek, sehingga keseluruhan staf SFA

mengetahui dan dapat memberikan saran mengenai permasalahan dan perkembangan

proyek yang ada. Tim pendukung (

support team

) yang terdiri dari

technician

dan

IT

consultant

mempunyai andil yang cukup besar juga dalam membantu tim desain.

Salah satunya,

technician

membantu sebagai

drafter

dan

IT consultant

membantu

dalam mengelola sistem

server

, perangkat lunak (

software

) komputer, dan perangkat

keras (

hardware

) komputer SFA.

4.1.3 Penghargaan Desain

SFA dan SF UK turut berperan aktif dalam beberapa kompetisi desain

lanskap dan memperoleh beberapa penghargaan desain baik dalam skala nasional

maupun internasional. Berikut beberapa penghargaan atas desain yang telah dibuat

oleh SFA antara lain:

1.

Civic Trust Award

desain

Louth Bus Station UK

, pada tahun 2001.

2.

Civic Trust Award

desain

Urban Design Scheme for Horncastle

Lincolnshire

, pada tahun 2000.

3.

Runner up

untuk

International Design Competition for Garden of Hope, Love

Peace and Harmony

, pada tahun 2000.

4.

Civic Trust Award

desain

Wainfleet Market Place

, pada tahun 1999.

4.2

Penanganan Proyek Lanskap di SFA

4.2.1 Tahapan Perancangan Lanskap

(41)

disesuaikan dengan kondisi masing-masing proyek berdasarkan kebutuhan dan

kondisi. Pengembangan ini biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih banyak

sehingga akan terjadi perubahan jadwal target tahapan. Dalam proses pelaksanaan

tiap tahapan akan ditemui beberapa hal yang menjadi kendala. Kendala-kendala

tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri maupun dari pihak luar.

Beberapa faktor akan mempengaruhi tahapan tertentu sehingga pada tahapan

tersebut harus dikerjakan berulang-ulang dan keluar dari jadwal.

Gambar 8 Standar Tahap Perancangan Lanskap di SFA (SFA, 2010)

A.

Tahap Persiapan

(

Inception

)

Diawali dengan penyusunan proposal

yang mencakup tujuan, penawaran

konsep yang akan diterapkan di tapak,

progam kerja, serta informasi.

B.

Tahap 1

Riset dan Analisa

(

Research and Analysis

/RA)

Meliputi kegiatan inventarisasi kondisi

tapak, guna mempelajari kondisi tapak

yang selanjutnya dianalisis guna

mempelajari potensi dan kendala dalam

tapak.

C. Tahap 2

Desain Konsep

(

Concept Design

/CD)

Meliputi proses penentuan desain

konsep dan pembuatan masterplan

beserta gambar ilustrasi

D. Tahap 3

Pengembangan Desain

(

Design Development

/DD)

Produk berupa planning application

(PA) pada tiap zona tapak dengan

gambar ilustrasi yang mendukung

konsep, gambar detil secara general

layout, dan perhitungan cost plan-budget

review

E. Tahap 4

Pembuatan Gambar Kerja

(

Production Documentation

/PD)

Produk akhir berupa gambar kerja detil

rancangan, detil zonasi, detil material

(hardscape and softscape), detil

konstruksi, dan informasi lainnya yang

mendukung serta sebagai acuan dalam

pelaksanaan.

F. Tahap 5

Pelaksanaan

(

Implementation

)

(42)

Sebelum sampai pada klien, semua produk harus sudah melalui tahapan

revisi baik dari direktur UK, direktur Asia (manajer proyek dan manajer desain).

Semua produk dari masing-masing tahapan diatur jadwal penyelesaiannya,

dimana produk tiap tahapan tersebut harus selesai pada waktu yang telah

ditentukan sebelum jadwal rapat dengan klien.

4.2.2 Fasilitas Peralatan Kerja

SFA mempunyai fasilitas yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan

proyek-proyek yang dikerjakan. Pada Tabel 3 disebutkan fasilitas peralatan yang

digunakan di SFA.

Tabel 3 Fasilitas Kerja di SFA

Jenis Fasilitas

Jumlah

PC

13

Laptop/Notebok

2

Server

2

Laser Printer

1

Color Printer

1

Plotter

1

Scanner

1

LCD Projector

1

Headset Microphone

13

Digital Camera

1

External Hardisk

1

Sumber: SFA (2010)

(43)

untuk membantu komunikasi agar lebih efektif antara pihak SFA dengan SF UK dan

klien. Jaringan

server internet

yang cepat, sangat membantu dan berperan penting

dalam kelancaran komunikasi dan kecepatan pengiriman data proyek sehingga waktu

yang dibutuhkan lebih efisien. Kendala utama terganggunya

server internet

adalah

petir yang sering terjadi di kebun raya tempat kantor SFA berada, sehingga pihak

SFA harus mematikan

server

ketika hujan petir. Kedepannya SFA akan terus

berupaya meningkatkan fasilitas kerja seperti rencana penambahan mesin

plotter

,

peningkatan kinerja komputer dengan spesifikasi yang lebih baik, dan menambah

kapasitas

hardisk

di

server

untuk keberlanjutan

backup

data setiap proyek.

4.2.3 Aplikasi Teknolgi Informasi

Dalam kegiatan studio SFA didukung dengan berbagai perangkat lunak

(

software

) atau aplikasi (Gambar 9) yang memiliki sertifikasi dan berlisensi. Setiap

komputer staf SFA telah siap dengan aplikasi yang digunakan dalam pengerjaan

berbagai proyek. Spesifikasi komputer tertinggi dipakai oleh staf spesialis grafis dan

3D untuk proses

render

yang lebih cepat dan hasil yang baik. Berikut daftar aplikasi

(

software

)

di SFA yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Aplikasi Teknologi Informasi di SFA

Nama Aplikasi/ Software

Kegunaan

AutoCAD LT 2006, AutoCAD 2000

CAD Drawing

3D Studio Max

3D Rendering, Animasi

SketchUP 7

3D Rendering

Adobe Photoshop 7.0, CS2

2D and 3D Rendering

Adobe Illustrator (AI)

Layout, Photo Editing

Adobe Acrobat

Dokumen dan publikasi

Adobe Pagemaker

Presentasi

Adobe Image Ready CS2

Layouting and image editing

Adobe InDesign

Layouting and advertising

Microsoft Office

Dokumen

Outlook Express

E-mail

Skype

Komunikasi internal, eksternal, dan rapat (meeting)

dengan UK

ArcGIS

Mapping, GIS Processing

Google Earth

Map serching

(44)

Gambar 9

Software

yang Dipakai SFA dalam Kegiatan Perancangan Lanskap

(SFA, 2010)

AutoCAD LT 2006 3D Studio Max Adobe Photoshop 7.0 Adobe Illustrator (AI)

ArcGIS Adobe Image Ready CS2

Adobe Pagemaker Adobe Acrobat

Microsoft Office Outlook Express Skype Adobe InDesign

(45)

Aplikasi AutoCAD merupakan aplikasi yang sering digunakan para staf

dalam mengerjakan proyek karena akurasi dari aplikasi tersebut sangat baik dan

progam dibuat spesialisasi untuk perancangan. Semua produk CAD mengikuti

standar yang telah ditetapkan oleh SFA. Pembuatan grafis, gambar ilustrasi, dan

image editing

digunakan beberapa aplikasi grafis yaitu

Adobe Photoshop

, dan

3D

Studio Max

. Untuk pekerjaan identifikasi tata guna lahan dan pemetaan lanskap

biasanya digunakan aplikasi pemetaan

Google Earth

dan

ArcGIS.

Dalam kegiatan

meeting

dan komunikasi SFA dengan staf SF UK, dan klien digunakan aplikasi

Ms. Office Power Point

(presentasi) dan

Skype

(komunikasi via jaringan internet).

Outlook Express

digunakan SFA untuk pengiriman data ke SF UK dan klien

karena lebih stabil dalam mengirimkan setiap paket data.

Setiap permasalahan dengan aplikasi tersebut merupakan tanggung jawab

dari konsultan IT (informasi dan teknologi) sehingga staf mempunyai

kewenangan untuk meminta konsultan IT memperbaiki setiap ada permasalahan.

Pengelolaan

file

, data,

server

, jaringan internet,

software,

dan

hardware

juga

termasuk dalam tanggung ja

Gambar

Gambar 4  Peta Orientasi Lokasi  Magang
Tabel 1  Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Magang
Tabel 2  Jenis, Bentuk, dan Sumber Data
Gambar 5  Tahapan Pekerjaan Magang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, disiplin kerja dan komitmen terhadap prestasi kerja karyawan di RSUD Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya mengenai karakter mandiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun

"Dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam" (HR Muslim no. 1934) Imam Al-Baghawi berkata dalam Syarh

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa CP Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang terjadi

Hexindo Adiperkasa Tbk sejak Juni 2007, sarjana Teknik Mesin dari Universitas Kristen Indonesia ini juga menjabat sebagai General Manager Production PT.. Hitachi

Penulis tidak melulu melihat teknologi hanya sebagai alat yang digunakan oleh manusia untuk memuaskan keinginan mengatasi keterbatasan biologisnya semata, akan tetapi ada

Salah satunya adalah penyerahan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa di wilayah Kecamatan Mori Atas pada setiap akhir tahun melewati batas waktu

Berdasarkan kategori wakaf dalam hukum Islam, wakaf yang dikumpulkan oleh Pondok Modern Gontor dilihat berdasarkan waktunya adalah wakaf yang bersifat permanen, karena