• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan bangun sistem aerator dengan menggunakan energi surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan bangun sistem aerator dengan menggunakan energi surya"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

iii

RANCANG BANGUN SISTEM AERATOR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI SURYA

MUHAMMAD FACHRUDIN

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

RINGKASAN

MUHAMMAD FACHRUDIN. Rancang Bangun Sistem Aerator dengan Menggunakan Energi Surya. Dibimbing oleh INDRAJAYA DAN TOTOK HESTRIANTO.

Tingkat kelarutan oksigen dalam kolam budidaya sangat berpengaruh dengan keberhasilan budidaya ikan, sehingga pembudidaya memerlukan aerasi untuk meningkatkan kandungan oksigenterlarut dalam kolam. Aerator yang umum digunakan oleh pembudidaya adalah aerator tipe kincir. Aerator tipe kincir dapat meningkatkan kontak arir dengan udara dan menggerakan permukaan air. Untuk menggunakan aerator tipe kincir dibutuhkan energi listrik yang cukup besar anatar 750 watt samapai denga 1000 watt, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya kecil. Adanya daerah yang berpontensi budidaya namun terbatas oleh sarana dan prasarana listrik, oleh karena itu diadakan studi tentang suatu aerator yang memiliki daya rendah dan dapat digunakan dimana saja tanpa terbatas oleh saran dan prasaran listrik.

Ketika solar panel terkena cahaya matahari, solar panel akan

mengeluarkan energi listrik yang akan dikontrol oleh controller agar tegangan keluaran solar panel stabil. Controller akan memasukan energi solar panel ke aki ketika mesin tidak bekerja, yang sering disebut dengan charging atau pengisian aki. Ketika mesin bekerja, energi motor listrik akan mengambil energi melalui aki melewati controller. Hal ini menyebakkan daya yang disalurkan motor akan stabil karena disalurkan oleh controller. Pada controller keluaran tegangan listrik masih berupa tegangan DC, sedangkan motor membutuhkan tegangan AC untuk

menggerakkannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan inverter AC to DC untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Setelah motor berputar, putaran motor akan direduksi oleh gear box yang berfungsi mengurangi kecepatan putar motor dan mengubahnya ke torsi atau kekuatan putaran. Setelah itu

dimanfaatkan oleh pedal untuk mengangkat dan mengaduk air pada kolam sehingga meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada kolam.

Proses pengambilan data pada pembuatan alat aerator ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pengambilan data konsumsi daya yang digunakan oleh aerator untuk mengaduk air pada kolam dengan menggunakan dua perlakuan dan pengambilan putaran permenit terhadap kedua perlakuan.

(3)

iv

RANCANG BANGUN SISTEM AERATOR DENGAN MENGGUNAKAN

ENERGI SURYA

Oleh :

MUHAMMAD FACHRUDIN

C54051215

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

SKRIPSI

Judul Penelitian : RANCANG BANGUN SISTEM AERATOR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI SURYA

Nama Mahasiswa : Muhammad Fachrudin Nomor Pokok : C54051215

Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc. NIP.19610410 198601 1 002 NIP. 19620324 198603 1 001

Mengetahui,

(5)

vi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

RANCANG BANGUN SISTEM AERATOR DENGAN MENGGUNAKAN

ENERGI SURYA

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Juli 2011

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat dan karunia Allah SWT sehingga hanya atas ridho-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul RANCANG BANGU SISTEM

AERATOR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI SURYA diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. dan Prof. Dr. Totok Hestrianto, M.Sc. sebagai dosen pembimbing, yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir. Irzal Effendi, M.Sc selaku dosen penguji. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibunda Marsilah dan Ayahanda Sutarli serta keluarga atas dukugan dan do’a yang diberikan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada seluruh teman dan sahabat di IPB terutama teman-teman ITK angkatan 42 atas persaudaraan dan kebersamaan selama ini.

Bogor, September 2011

(7)

ix

© Hak cipta milik Muhammad Fachrudin, tahun 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya tanpa mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan hanya kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(8)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang ...…... 1.2 Tujuan ...…... 1 2 II. TINJAUANPUSTAKA...…... 3

2.1 Akuakultur……... 3

2.2 Oksigen Terlarut ...…. 2.3 Transfer Oksigen…... 4 4 2.4 Sistem Aerasi... 6

2.5 Komponen-komponen pada Aerator Tipe Kincir ...…... 10

2.5.1 Motor Listrik ...…...….... 10 3.3.4 .Perakitan Komponen……..…... 21

3.5.1 Data yang Dikonsumsi oleh Mesin terhadap Aki... 28

(9)

iv

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN... 31

4.1 Sistem Aerator dengan Menggunakan Energy surya... 31

4.2 Komponen Mesin Aerator Tipe Kincir... 32

4.2.1 Kerangka Aerator... 32

4.2.2 Kincir Pedal... 34

4.2.3 Motor AC dan Sistem Reduksi... 36

4.2.4 Kopling... 39

4.2.5 Bearing (Bantalan Poros)... 39

4.3 Sistem Solar Panel... 40

4.3.1 Solar Panel... 40

4.3.2 Batre (accumulator)... 40

4.3.3 Controler Solar Panel... 41

4.3.4 Inverer AC to DC... 42

4.4 Pengaruh Luasan Pedal yang Tercelup Terhadap Daya Accumulator... 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN 47 5.1 Kesimpulan... 47

5.2 Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

vi

6. Stator dan Motor………. ….……….

7. Pedal wheel pelton turbin …..………...………… 8. Digital Multy Meter ..………..……….….…….. 11.Diagram Pelaksanaan Penelitian …….………….……… 22 12. Rancangan Mesin Aerator …...……… 23 13. Desain Konstruksi Mesin Aerator ...………...

14. Diagram Alir Kerja Alat ...………... 15. Pedal dan Jumlah Lubang yang Dicelupkan ………. 16. Kerangka Aerator Tipe 1 …...………...….. 17. Kerangka Aerator Tipe 2 .……….……

18.Pedal Aerator ….……….….……….

19. Kelengkungan Pedal ………..………...………… 20.Motor AC Dilengkapi Gear box ...……….….…….. 21.Kopling pada Mesin Aerator ………..………….……… 22.Inverter DC to AC 600 watt ……..……..…….……… 23.Grafik Penurunan Gaya pada Aki dengan Luasan Celupan Empat dan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Data Konsumsi Aerator Terhadap Aki pada Perlakuan Empat Lubang

Tercelup ...………... 51 2. Data Konsumsi Aerator Terhadap Aki pada Perlakuan Delapan Lubang

Tercelup ...………...………... 3. Gambar Alat Aerator ...………... 4. Lokasi Uji Coba Alat ……….……….………. 5. Konstruksi Alat ………..…...………...…..

(13)

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan tempat hidup dan berkembangbiak bagi ikan. Kualitas air yang baik dalam kolam dapat meningkatkan produksi ikan dalam proses budidaya. Air murni mengandung gas nintrogen, oksigen dan lain-lain. Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis dalam budidaya ikan, sehingga akan menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam proses tersebut. Beberapa faktor yang

mempengaruhi oksigen terlarut adalah pergerakan permukaan air, suhu, tekanan udara, salinitas, dan tanaman air (Lesmana et al. 2001).

Tingkat kelarutan oksigen dalam kolam sangat berpengaruh dengan

keberhasilan budidaya ikan, oleh karena itu pembudidaya ikan memerlukan aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam kolam. Alat aerasi yang umum digunakan oleh pembudidaya adalah aerator. Aerator dapat meningkatkan kontak air dengan udara. Untuk menjalankan aerator dibutuhkan energi listrik sehingga dapat meningkatkan beban biaya produksi yang ditanggung oleh pembudidaya, dan juga tidak dapat digunakan pada daerah yang terbatas oleh prasarana listrik yang memiliki potensi budidaya misalnya marine culture yang berada ditengah laut dan tambak udang karena daerah terpencil.

(14)

tegangan yang akan mengatur keluar masuknya energi listrik yang disebut controler. Alat ini yang akan mengatur keluar masuknya energi listrik sehingga dapat disimpan kedalam penyimpanan energi aki (Accumulator). Controler juga berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya daya yang akan digunakan oleh motor sehingga dapat memutar kincir.

1.2. Tujuan

(15)

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Akuakutur

Akuakultur yaitu kegiatan budidaya membudidayakan organisme akuatik, seperti ikan, moluska dan tanaman air. Dalam proses budidaya tersebut sangat dipengaruhi oleh manusia yang mengatur proses budidaya (FAO, 2001 diacu dari Lucas dan Paul, 2005).

Faktor yang paling penting bagi kehidupan akuatik yaitu kandungan oksigen dalam air yang digunakan untuk pembudidayaan organisme tersebut. Air merupakaan komposisi kimia yang dilambangkan dengan H2O, yang menandakan gabungan dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen. Secara kimia, air yang benar-benar murni jarang sekali ditemukan karena komposisi air yang universal memungkinkan adanya kontaminasi terhadap air tersebut. Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor biologi, fisika dan kimia (Boyd, 1982). Dalam budidaya ikan, kualitas air didefinisikan sebagai kesesuaian air sebagai tempat hidup dan berkem biak ikan dan hanya sedikit faktor yang sangat

mempengaruhinya. Kualitas air yang baik dalam suatu kolam akan meningkatkan produksi dan perkembangbiakan bagi ikan. Air murni mengandung gas, ion-ion inorganik dan bahan-bahan organik di dalam larutan dan bahan partikular di dalam substansi. Gas-gas seperti nitrogen oksigen dan kabrbondioksida

mempunyai jumlah yang melimpah didalam air murni, tetapi bahan-bahan seperti amonia yang tidak diionisasikan, hydrogen sulfide dan metana dapat mencapai jumlah yang cukup tinggi dalam kondisi tertentu (Boyd, 1982).

(16)

2.2 Oksigen Terlarut

Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis budidaya ikan secara intensif. Tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya sering dipengaruhi oleh kemampuan pembudidaya untuk mengatasi masalah kelarutan oksigen yang rendah (Boyd, 1982). Lesmana et al. (2001) menyatakan bahwa oksigen dapat larut dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara. Beberapa faktor yang memepengaruhi banyaknya oksigen terlarut adalah pergerakan permukaan air, suhu, tekanan udara, salinitas, dan tanaman air.

Wheaton (1970) diacu dalam Adnan (2003) menyatakan bahwa larutnya oksigen dari udara kedalam air dipengaruhi oleh suhu air, derajat kejenuhan air, dan turbulensi dari kontak udara dengan air. Turbulensi dari kontak air dan udara akan efektif meningkatkan luas area kontak udara dengan air. Pelarutan oksigen ke dalam air hampir seluruhnya berkaitan dengan sirkulasi, pola arus, dan

turbulensi. Hepher et al. (1981) menyatakan bahwa jika konsentrasi oksigen terlarut di bawah tingkat jenuh maka oksigen akan terlepas ke udara. Makin besar selisih konsentrasi oksigen di udara dan di air akan mempercepat proses kelarutan atau pelepasan oksigen. Transfer dari atau ke dalam air terjadi antara lapisan permukaan atmsofir dan air.

2.3. Transfer Oksigen

(17)

5

………(1)

Keterangan :

= Laju perubahan konsentrasi oksigen (mg/jam) A = Koefisien pelarutan oksigen (cm/jam)

= Konsentrasi oksigen jenuh (mg/L)

= Konsentrasi okseigen ada satu waktu (mg/L)

Nialai KL yaitu koefesien pelarutan oksigen, sangat suluit ditentukan. Boyd (1982) mengemukakan persaman berikut unutk nilai KL :

………(2)

Keterangan :

KL(A)T = Kosefisien pelarut Oksigen (L/jam) Cs = Konsentrasi oksigen jenuh (mg/L)

C1 = Konsentrasi oksigen pada 20% jenuh (mg/L)

C2 = Konsentrasi oksigen pada 80% jenuh (mg/L)

t1 = Waktu saat konsentrasi oksigen 20% (menit)

t2 = Waktu saat konsentrasi oksigen 80% (menit)

(18)

Wheaton (1977) diacu dalam Adnan (2003) menyatakan bahawa pelarutan oksigen dalam air melalui tiga fase perubahan yaitu gas oksigen dari udara

menuju permukaan air, kemudian berdifusi melalui perumkaan air dan terakih bergerak dalam massa air.

2.4. Sistem Aerasi

Penambahan udara dalam air diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. Penambahan udara ini dapat dilakukan dengan menggunakan aerator. Boyd (1982) menyatakan bahwa salah satu cara meningkatkan kontak dengan air yaitu dengan peralatan mekanis yang berfungsi untuk meningkatkan nilai oksigen yang masuk dalam air. Menurut Boyd (1998) yang diacu dalam Adnan (2003) fungsi aerator antara lain :

(1) Menambah oksigen secara langsung kedalam air .

(2) Mensirkulasi atau mencampur lapisa atas air atau permukaan air dengan dasar air untuk memastika kandungan oksigen di dalam air benar-benar merata.

(3) Memindahkan air yang telah teraerasi dengan cepat kearea sekelilignya sehingga belum teraerasi dapat teraerasi.

(4) Dengan lapisan sedimen organik di dalam kolam, akan menciptakan permukaan yang teroksidasi gas-gas dan cairan beracun seperti hidrogen sulfida dan amonia tidak dapat masuk air.

(19)

7

Boyd (1991) menyatakan bahwa terdapat dua teknik dasar dalam aerasi air kolam, yang pertama udara masuk kedalam air dengan cara dideburkan (splasher aerators), dan yang kedua gelembung udara dilepaskan kedalam air (bubbel aerator). Splasher aerators meliputi pompa spryer dan kincir aerator, sedangkan blubber aerator meliputi diffuser dan aspirator pompa. Aerator biasanya

digerakan menggunakan motor listrik. Ketika tegangan listrik tidak tersedia, aerator dapat digerakan dengan menggunakan tenaga PTO (power take off) atau dengan menggunakan mesin disel.

Wheaton (1977) diacu dalam boyd (1982) membagi alat aerasi menjadi empat bagian tipe dasar yaitu gravitasi, permukaan, diffuser, dan turbin. Salain itu terdapat pula beberapa jenis yang merupakan gabungan dari tipe dasar dengan perinsip memecah dan mengaduk permukaan air sehingga interaksi air dengan udra meningkat dan selanjutnya akan memperbesar pelarutan oksigen dalam air. Semakin besar pengadukan atau air yang terpecah maka konsentrasi oksigen akan semakin tinggi. Contoh tipe ini adalah kincir air.

Chris Bird dan Cassels (1996) diacu dalam Adenan (2003) mengemukakan bahwa tipe-tipe kerja aerator dapat dibagi menjadi empat bagian yaiut :

(1). Diffuser (diffused air)

(20)

maka semakin baik efesiensi yang dihasilkan, dan cara peletakan aerator. Aerator dapat tergantung di udara atau dibiarka bebas di air.

(2). Pompa bawah air permukaan (submersible pumps)

Penggunaan aerator tipe ini yaitu dengan cara meletakan di dekat dasar kolam dan meletakan saluran pengeluaranya dekat kepermukaan air. Aerator tipe ini sangant bergantung pada ukuran dari pompa tersebut. Pompa ini akan

mengalirkan dan mencampur adukan udara dengan air, namun efeknya hanya untuk area tertentu. Aerator ini tidak banyak menmbah jumlah oksigen terlarut secara langsung kedalam air kecuali melalui difusi dengan cara mengeluarkan air yang memepunyai kualitas okesigen rendah kepermukaan.

Gambar 1. Pompa bawah permukaan (www.pianeer-tw.com) (3). Propeller aspirator

Aerator jenis ini sangat baik untuk mensirkulasikan udara di dalam kolam, tetapi aerator tipe ini didesain untuk kolam dengan kedalaman yang lebih. Aerator tipe ini lebih baik digunakan di bendungan untuk meningkatkan produksi

(21)

9

Aerator tipe kincir merupakan aerator yang banyak digunakan dan telah terbukti paling efisien. Ada beberapa keuntungan tipe kincir dibandingkan dengan jenis aerator lain, yaitu :

a. Mekanisme aerasi sangat efektif, menyemprotkan air ke udara sekaligus memasukkan udara ke dalam air.

b. Fungsi sirkulasi baik.

c. Menghasilkan aerasi yang merata. d. Konstruksi sederhana namun handal. e. Pemeliharaan mudah

f. Biaya operasi rendah

Wheaton (1977) diacu dalam Adnan (2003), menyatakan bahwa aerator tipe kincir (paddle wheel) merupakan aerator yang paling banyak digunakan dan telah terbukti paling efisien. Berdasarkan sumber tenaganya, kincir air dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :

a. Menggunakan sumber tenaga traktor (PTO). b. Menggunakan sumber tenaga diesel.

c. Menggunakan sumber tenaga listrik.

Penempatan aerator di kolam dapat dilakukan dimana saja, tetapi

(22)

meningkatkan sirkulasi air menjadi lebih baik pada kolam dengan ukuran dan bentuk yang berbeda (Boyd, 1991).

Gambar 2. Aerator tipe kincir (www.pianeer-tw.com)

2.5 Komponen-Komponen pada Aerator Tipe Kincir

Komponen aerator pada aerator tipe kincir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu motor listrik, poros kincir, kincir, bantalan poros, krangka, dan kopel.

2.5.1 Motor Listrik

Mott (2009) mengemukakan bahwa motor listrik dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu arus bolak-balik (Alternating Current (AC)) dan arus searah (Derect Current (DC). Motor AC menurut dayanya dikelompokkan dalam satu fase atau tiga fase. Sebagian besar unit perusahaan kecil biasanya

(23)

11

kawat ke tanah (ground). Bentuk gelombang motor satu fase yaitu bentuk gelombang sinus tunggal kontinu yang amplitudonya adalah tegangan nominal daya.

Gambar 3. Sumber Daya AC 1 Fasa (http://eprints.ums.ac.id)

(24)

Gambar 4. Sumber Daya AC 3 fasa (http://eprints.ums.ac.id)

Gambar 5. Komponen Motor (http://eprints.ums.ac.id)

(25)

13

laminatons, yang tersusun rapat dan diberi perekat antar satu dengan yang lainnya sehingga membentuk kanal-kanal. Beberapa lapis kawat tembaga dilewakan melalui kanal-kanal tersebut dan dibuat simpul-simpul disekelilingnya untuk membentuk seperangkat lilitan kontinu yang disebut kumparan. Banyaknya lilitan dalam stator akan menunjukkan jumlah kutub motor yang menunjukan bahwa kecepatan putar akan bergantung pada jumlah kutub (Mott, 2004).

Gambar 6. a) Stator b) Motor

2.5.2 Solar Panel

(26)

mencari cara untuk memanfaatkan energi tersebut. Di wilayah tropis energi matahari akan lebih tinggi daripada di daerah subtropis atau daerah yang garis lintangnya tinggi.

(27)

15 2.5.3 Kincir

Kincir dengan desain yang baik umumnya mempunyai diameter kincir kurang lebih 90 cm dengan susut triangular sebesar 135o. Kedalaman kincir sekitar 10-15 cm dan kecepatannya sekitar 80-90 rpm. Aerator kincir membutuhkan tenaga kira-kira sebesar 1 kW untuk setiap 50 cm panjang kincir dan kedalaman operasi. Untuk tenaga ideal yang dibutuhkan yaitu sebesar 2-10 kW. Variasi kincir yang ada tidak terlalu banyak, sebagian menggunakan kincir dengan bentuk segitiga dan sebagian yang lain menggunakan menyilang (Boyd, 1991).

Husain, et al., (2008) mengemukakan bahwa konsep pengadukan pada kolam hampir mirip dengan turbin, pada konsep turbin air dimanfaatkan oleh pedal wheel untuk menggerakkan listrik. Namun pada konsep aerator listrik dirubah menjadi gerak sehingga menghasilkan turbulensi pengadukan dan akhirnya meningkatkan kandungan oksigen. Mesin yang mengubah energi dari perputaran air disebut turbin. Turbin diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu Hydrolik turbin (Pelton turbin, Francis dan Kapaln), Stream turbin dan gas turbin. Pedal wheel menggunakan konsep pelton turbin.

(28)

Kecepatan putar dari pedal akan diperoleh dari perpindahan sudut, perpindahan sudut adalah keliling lingkaran pedal dibagi dengan jari-jari pedal sehingga akan didapatkan persamaan matematis seperti berikut :

………(

3)

Keterangan :

θ = Perpindahan sudut pada pedal (rad)

r = jari-jari pedal

π = sudut pada lingkaran (3.14)

atau dengan kata lain 1 kali putaran adalah 360 atau 2 π rad. Pada gerak melingkar, kelajuan rotasi benda dinyatakan dengan putaran per menit (biasa disingkat rpm – revolution per minute). Kelajuan yang dinyatakan dengan satuan rpm adalah kelajuan sudut. Dalam gerak melingkar, kita juga dapat

menyatakan arah putaran. Kelajuan sudut adalah perpindahan sudut dibagi dengan waktu. Dengan persaman matematik sebagai berikut :

(29)

17 2.5.4 Kopling

Istilah kopling berkaitan dengan alat yang digunakan untuk

(30)

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akustik dan instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan dan kolam percobaan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Rancang bangun penelitian ini dimulai pada bulan September 2009 sampai dengan April 2011. Setelah itu dilakukan ujicoba pada bulan April sampai bu;an Juli 2011.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan aerator tipe kincir adalah : 1. Solar panel 50 Wp

2. Aki 100 Aper

3. Pembalik tegangan DC menjadi AC

4. Motor listri 3 phasa 24 watt yang digunakan sebagai penggerak motor kincir 5. Solar panel sebagai pemasok energi

6. Bearing sebagai bantalan poros

7. Baud dan mur untuk mengunci rangka dengan bagian lainnya 8. Besi poros, dipasang sebagai poros pada pedal

(31)

19

11.Copling, digunakan untuk menyambung antara poros motor dengan poros pedal dan berfungsi agar mengurangi hentakan ketika poros motor berputar 12.Cat besi

3.2.2 Alat

Penelitian ini menggunakan alat-alat yang terdapat di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan. Dalam pembuatan desain kincir menggunakan software google skech up, sedangkan dalam pembuatan alat menggunakan :

1. Gerinda, digunakan untuk memotong, meratakan dan menghaluskan permukaan hasil pengeboran dan pemotongan

2. Amplas, digunakan untuk menghaluskan permukaan ketika akan di cat 3. Bor listrik, untuk membuat lubang pada pedal

4. Gergaji, digunakan untuk memotong bahan-bahan sesuai cetakan desain 5. Penggaris dan meteran, mengukur rancangan disain

6. Kunci inggris, kunci pas

3.2.3 Alat Ukur yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data, baik data instrument maupun data mekanik. Data instrument yang diukur adalah tegangan dan arus yang mengalir. Data ini diambil untuk melihat daya yang digunakan motor untuk memutar pedal. Untuk mengukur diameter lubang pada poros dan mengukur rancangan kerangka pada rancangan mekanik menggunakan jangka sorong dan mistar.

(32)

1. Digital Multy Meter (DMM)

Digunakan untuk mengukur tegangan pada arus searah atay DC, dan untuk mengambil data tegangan pada aki. Ditunjukan pada gambar 8.

Gambar 8. Digtal Multy Meter 2. Digital Clamp Meter

Digital clamp meter digunakan untuk mengukur tegangan dan arus bolak-balik atau AC.

(33)

21 3. Amper meter DC dan Tahanan

Digunakan untuk mengukur arus searah yang berasal dari aki.

Gambar 10. Amper meter DC dan Tahanan

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam enam tahap yaitu perancangan, pembuatan disain, pengumpulan bahan, pembuatan dan perakitan alat, uji coba dan pengambilan data. Pada tahap perancangan dilakukan pemilihan bahan yang digunakan, perancangan bentuk aerator dan analisis biaya. Pembuatan disain dikerjakan setelah perancangan selesai dan komponen-komponen direncanakan.

(34)

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gambar 11 menunjukan diagram alir proses pembuatan alat.

(35)

23 3.3.1 Perancangan Alat

Proses perancangan dalam penelitian ini adalah perancangan pembuatan alat, mencakup bentuk alat yang dibuat, bahan yang digunakan dan estimasi biaya yang diperlukan dalam pembuatan alat. Pada tahapan perancangan alat dibutuhkan perencanaan yang matang sehingga hasil yang digunakan sesuai dengan

perhitungan. Proses perencanaan meliputi tiga unsure pokok, yang pertama bentuk alat harus kokoh dan ringan agar dapat mengambang dan tidak terjadi getaran pada mesin. Kedua daya yang dihasilkan dari energy matahari harus dapat meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada kolam dan yang terakhir adalah memiliki niali ekonomis sehingga peternak ikan dapat membeli alat ini dengan harga yang terjangkau. Gambar 11 menunjukkan gambar rancangan alat yang akan dibuat.

(36)

3.3.2 Pembuatan Disain Aerator

Disain aerator dikerjakan dengan menggunakan software google sketh up 7, dengan spesifikasi computer laptop axio ram 2 Giga dan prosesor Intel Core to duo. Proses ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan sketsa alat sesuai ukuran dan tahap kedua yaitu pembuatan disain pada google sketh up dengan perbandingan 1 : 15, sehingga dihasilkan gambar yang ditampilakan pada gambar 12. Gambar 13 merupakan disain kerangka aerator yang menjadi acuan untuk pembuatan aerator.

(37)

25

Tujuan utama pembuatan disain adalah agar rancangan dapat

dikomunikasikan secara fisual kepada orang lain. Misalnya tukang las atau tukang bubut, sehingga dapat mengurangi kesalahan pada proses perakitan alat.

3.3.3 Pengumpulan Komponen

Pengumpulan bahan-bahan adalah salah satu proses yang penting dalam penelitian ini. Pada tahapan ini harus dicari komponen yang mempunyai kualitas baik dan nilai ekonomi yang tidak terlalu tinggi. Hal ini agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, yaitu memiliki nilai ekonomis dan sesuai dengan daya tahan

aerator tersebut baik mekanik maupun elektrik. Bahan-bahan sebagian besar dibeli di pusat perbelanjaan alat-alat mekanik di Gelodok, Jakarta Pusat.

3.3.4 Perakitan Komponen

Pemasangan atau perakitan komponen dilakukan dilakukan di

Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan (AIK). Perakitan komponen harus sesuai dengan kerangka acuan yang dibuat, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pembuatan alat. Perakitan komponen dibagi dalam dua tahap, yaitu perakitan mesin dan perakitan komponen solar panel agar mempermudah pengerjaan.

3.4 Cara Kerja Alat

(38)

dengan memodifikasi system reduksi pada gear box, dan cara memanfaatkan energy matahari dengan menggunakan solar panel. Cara kerja alat dapat dilihat pada gambar 14.

(39)

27

Ketika solar panel terkena cahaya matahari, solar panel akan

mengeluarkan energi listrik yang akan dikontrol oleh controller agar tegangan keluaran solar panel stabil. Controller akan memasukan energi solar panel ke aki ketika mesin tidak bekerja, yang sering disebut dengan charging atau pengisian aki. Ketika mesin bekerja, energi motor listrik akan mengambil energi melalui aki melewati controller. Hal ini menyebakkan daya yang disalurkan motor akan stabil karena disalurkan oleh controller. Pada controller keluaran tegangan listrik masih berupa tegangan DC, sedangkan motor membutuhkan tegangan AC untuk

menggerakkannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan inverter AC to DC untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Setelah motor berputar, putaran motor akan direduksi oleh gear box yang berfungsi mengurangi kecepatan putar motor dan mengubahnya ke torsi atau kekuatan putaran. Setelah itu

dimanfaatkan oleh pedal untuk mengangkat dan mengaduk air pada kolam sehingga meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada kolam.

3.5 Proses Pengambilan Data

(40)

3.5.1 Daya yang Dikonsumsi oleh Mesin terhadap Aki

Pengambilan data dilakukan dua kali. Data yang diambil pertama kali yaitu amper dan tegangan untuk mengetahui daya listrik yang dikonsumsi oleh aerator dengan lebar celupan satu lubang pada pedal dengan menggunakan alat ukur digital clamp meter. Pengambilan data kedua juga mengambil data tegangan dan amper dengan lebar luas celupan dua lubang pada pedal untuk

membandingkan konsumsi daya listrik yang dikonsumsi pada pertama. Gambar 15 menunjukkan lubang pada pedal yang dicelupkan.

Gambar 15. Pedal dan Jumlah Lubang yang Dicelupkan

(41)

29

dengan cara mengukur aki. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tegangan dan arus yang mengalir sebelum akhirnya masuk converter DC to AC. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Digital multymeter untuk mengukur tegangan dan ampermeter DC untuk mengukur arus sehingga kita dapat mengukur daya yang dikeluarkan dengan persamaan berikut :

P = V x I………(4)

Keterangan : P = Daya yang dikeluarkan aki V = Tegangan pada aki

I = Arus yang mengalir menuju beban

(42)

3.5.2 Pengambilan Data Putaran Pedal (rpm)

Pengambilan data kecepatan putar dilakukan secara manual dengan cara mengikatkan tali pada salah satu ujung pedal kemudian setelah pedal berputar, putarannya dihitung dengan menggunakan stop watch selama satu menit. Hal ini dikarenakan Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data ini dilakukan secara manual dikarenakan tidak

tersedianya alat pengukur putaran pedal di Laboratorim tersebut, alat ukur tersebut yaitu tacho meter.

(43)

31

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Aerator dengan Menggunakan Energi Surya

Sistem aerator dengan yang memanfaatkan energi surya menggunakan solar panel dalam menghasilkan energinya. Surya yang ditangkap oleh panel akan dirubah menjadi energi listrik yang searah. Pada penelitian ini solar panel yang digunakan memiliki daya keluaran maksimum 50 wattpeak atau dengan kata lain solar panel ini akan menghasilkan maksimum 50 watt perjamnya. Daya yang dihasilkan oleh solar panel akan diproses oleh controller agar tegangan masukan yang berasal dari solar panel stabil. Selain sebagai penstabil tegangan controller juga berfungsi sebagai pengatur pengisian pada aki sehigga daya yang masuk dari solar panel menuju aki akan stabil dan tidak menyebabkan kerusakan pada aki saat pengisian. Keluaran daya pada aki berupa tegangan DC atau tegangan searah sedangkan pada motor yang digunakan menggunakan tegangan AC atau tegangan bolak-balik. Oleh karena itu, pada penelitian digunakan inventer agar dapat

(44)

menggunakan perbandingan 1 : 7,5 yang berarti setiap motor berputar 7,5 kali makan akan keluaran poros pada gear box akan berputar 1 kali.

4.2 Komponen Mesin Aerator Tipe Kincir

4.2.1 Kerangka Aerator

Bagian yang terpenting dalam rancang bangun mesin adalah pembuatan kerangka. Kerangka berfungsi sebagai penopang dan pemersatu antara komponen-komponen mesin yang satu dengan komponen-komponen mesin lainnya. Kerangka menjadi bagian yang sangat penting sehingga kerangka menentukan bentuk mesin yang ideal dalam rancang bangun alat.

(45)

33

Gambar 16 adalah gambar kerangka aerator, pada kerangka aerator tipe 1 dirancang aerator tipe pedal dengan menggunakan satu kincir. Kerangka ini menggunakan besi siku dengan lebar besi 2 mm, panjang kerangka untuk pedal sebesar 55 cm dan panjang kerangka untuk bantalan motor sebesar 29,9 cm dan tinggi 15 cm seperti terlihat seperti pada gambar 15. Kelebihan pada kerangka model ini mempunyai struktur kuat dan kokoh, namun tidak mempunyai keseimbangan yang baik saat diberikan bantalan pelampung. Model kerangka seperti ini baik ketika diletakkan di pinggir kolam dan bisanya digunakan utuk aerator tipe kincir yang permanen. Sehingga pada penelitian ini tidk menggunakan kerangka tipe 1 tapi menggunakan kerangka tipe 2 yang ditunjukkan pada gambar 17.

(46)

Penelitian ini menggunakan rancangan kerangka tipe 2 dikarenakan kerangka tipe ini memiliki daya apung yang baik ketika diberikan bantalan pelampung atau dengan kata lain stabil. Pelampung akan diikatkan dalam empat sisi kerangka, sehingga mempunyai keseimbangan yang stabil. Pada penelitian ini saya menggunakan dirigen sebagai pelampung. Kerangka ini mempunyai panjang 157 cm, lebar 95 cm. lebar dudukan pada pelampung sebesar 59 cm dan dudukan pada motor sebesar 31 cm panjang bantalan pelampung 32 cm pada masing-masing sisinya.

4.2.2 Kincir Pedal

Kincir yang digunakan pada penelitan ini adalah kincir yang mempunyai delapan pedal dengan tinggi antara pedal satu dengan yang lain adalah 81,5 cm. Kincir ini sama seperti kincir aerator tipe pedal lainnya dan dapat dijumpai di pasaran. Pedal mempunyai enam belas lubang setiap lubang mempunyai diameter sebesar 25 mm, tinggi 122,9 mm, lebar 213,2 mm, dan sisi miring 111,5 mm, serta lebar slot pedal 20 mm. pedal ini membutuhkan daya yang tinggi untuk mengaduk air dalam kolam karena mempunyai bentuk datar.

(47)

35

Adnan (2003) membahas pengaruh bentuk kelengkungan, jumlah lubang, kemiringan, dan kecepatan putar pedal pada aerator tipe kincir terhadap konsumsi daya listrik, diameter dan lebar semburan, persentase sebaran air yang dihasilkan pada diameter semburan tersebut, converage area, dan converage volume. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk merancang bentukpedal suatu aerator tipe kincir yang dapat memberikan efek aerasi yang baik namun mmembutuhkan daya yang relatif.

Gambar 19. Kelengkungan Pedal (Adnan, 2003)

(48)

4.2.3 Motor AC dan Sistem Reduksi

Motor yang digunakan pada penelitian ini adalah motor AC dengan daya 250 watt, dengan kecepatan putaran kurang lebih 1400 rpm. Motor ini

menggunakan gear box sebagai reduksi putaran untuk menaikkan torsi atau kekuatan putar motor. Gear box yang digunakan memiliki perbandingan gear 1 : 7,5 atau dengan kata lain ketika motor berputar 7,5 kali gear box akan berputar motor atau torsi meningkat. Hubungan perputaran motor dan torsi digambarkan dalam persamaan berikut :

T = F X r……… (5)

Keterangan :

T : torsi atau gaya putar

F : gaya yang bekerja pada motor (watt) r : hari-jari gear

Dengan kata lain apabila mengacu pada rumus di atas torsi akan

meningkat 7,5 kali dari gaya yang dihasilkan motor dengan perbandingan gear box yang ada, namun perputan motor akan menjadi lebih pelan. Hal ini

(49)

37

Gambar 20. Motor AC dilengkapi Gear box

Rosmawati (2009) membandingkan sistem transmisi yang bekerja pada aerator. Sistem transmisi yang digunakan adalah rantai dan roda gigi, dimana penelitian sebelumnya menggunakan puli. Penelitian Sari Rosmawati menggunakan motor dengan spesifikasi motor 1 HP dan kecepatan putar 1440 rpm membandingkan penelitian (Prasetia, 2005), dengan tiga kali reduksi sistem transmisi yaitu 117 rpm, 138 rpm dan 157 rpm maka dihasilkan perbandingan seperti ditunjukkan pada tabel 1.

(50)

Tabel 1. Perbandingan Daya Uji Sistem Tranmis

Parameter Uji

(51)

39 4.2.4 Kopling

Kopling berfungsi sebagai penghubung antara poros motor dengan poros pedal. Poros motor dihubungkan dengan menggunakan koplig. Kopling yang digunakan adalah jenis kopling fleksibel sehingga dapat memindahkan torsi secara halus dan merata. Selain itu, kopling fleksibel juga berfungsi meluruskan sambungan antara poros motor dengan poros pedal baik aksial maupun radial. Sehingga tidak terjadi tegangan lengkup akibat ketidaklurusan antara kedua poros tersebut. Kopling diberi lubang antara poros motor dengan poros pedal menggunakan mesin bubut.

Gambar 21. Kopling pada Mesin Aerator

4.2.5 Bearing (Bantalan Poros)

(52)

adalah pillow bolks SL2. Jenis bearing ini adalah bearing yang repersentatif dan umum digunakan pada setiap sistem transmisi dan mudah dijumpai di pasaran.

4.3 Sistem Solar Panel

4.3.1 Solar Panel

Elektron-elektron yang terdapat pada bahan solar sel bergerak akibat terkena sinar matahari sehingga terdapat beda potensial dan menghasilkan

tegangan. Keluaran solar panel berupa kutub positif dan kutub negatif. Daya yang masuk melalui solar panel tidak stabil tergantung sinar matahari efektif atau posisi sinar matahari terhadap solar panel. Sinar matahari dapat dikatakan efektif ketika posisi sudut matahari terhadap solar panel 45o hingga 90o yaitu berada pada jam 9 hingga jam 3 siang. Solar panel yang digunakan adalah solar panel yang memiliki daya 50 wattpick dengan kata lain solar panel ini mengeluarkan 50 watt setiap jamnya untuk mengsi aki dan tegangan yang dikeluarkan adalah 12 volt.

4.3.2 Batre (accumulator)

Aki merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem solar panel. Selain penyimpan energi, aki juga menentukan beban daya yang akan digunakan. Apabila daya yang akan dikonsumsi oleh alat aerator tinggi maka harus memiliki aki yang stabil dan memiliki resistensi yang baik agar aki tidak mudah rusak.

(53)

41

cm, panjang 40,7 cm, dan tinggi 18,4 cm. Aki ini juga memiliki kinerja yang baik, aki tidak mengalami kebocoran elektrolit ketika digunakan pada keadaan normal. Aki ini mampu menahan tegangan dengan amplitudo 4 mm dan frekuensi 16,7 Hz selama satu jam tanpa kebocorn aki. Pada pemakaian normal dengan suhu

maksimal 25oC, aki mampu bertahan selama 6 sampai 10 tahun pemakaian. Daya maksimum yang dikeluarkan aki ketika alat menyala sekitar 700 watt dan daya minimum adalah 500 watt. Ketika daya aki berada di bawah daya minimum aki akan drop dengan kata lain aki tidak dapat menahan beban daya yang dikonsumsi oleh alat. Spesifikasi aki ini mampu menggerakkan kincir selama empat hingga lima jam dengan pengisian energi dari solar panel dengan daya 50 watpick. Dikarenakan input daya solar panel lebih kecil dari pada daya yang dikonsumsi oleh alat.

4.3.3 Controler Solar Panel

Controler berfungsi untuk mengatur arus yang berasal daro solar panel ke aki agar stabil. Controler yang dipakai dalam penelitian ini bermerek sinyoku mode S990 yang mempunyai tegangan 12 volt, karena tegangan solar panel yang keluar tidak stabil tergantung posisi sinar matahari. Oleh karena itu, dibutuhkan penstabil tegangn yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya arus yag berasal dari solar panel menuju aki.

(54)

controler S990 hanya dapat menahan beban hingga 1 aki dengn tegangan

maksimum 12 volt, tidak bisa lebih hingga 24 volt. Controler ini memiliki timer sehingga dapat digunakan untuk mengatur waktu alat ini akan mulai bekerja dan berhenti secara otomatis tergantung pada timer yang telah diatur.

4.2.4 Inverter DC to AC

Inverter DC to AC berfungsi sebagai pembalik tegangan atau dengan kata lain alat ini akan merubah tegangan searah yang berasal dari aki menjadi tegangan bolak-balik agar dapat memutar motor AC dengan daya 250 watt. komponen ini dapat merubah tegangan searah 12 volt menjadi tegangan bilak-balik hingga mencapai 230 volt, daya maksimum yang dihasilkanmncapai 600 volt. Inverter menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem ini, karena menjadi penghubung antara sistem solar panel dengan mesin aerator sebagai suplai energi.

(55)

43

Gambar 22. Inverter DC to AC 600 watt

4.4 Pengaruh Luasan Pedal yang Dicelupkan terhadap Daya Accumulator

Uji coba alat aerator menggunakan dua perlakuan untuk melihat daya yang dikonsumsi oleh motor. Perlakuan pertama dengan menggunakan empat lubang yang dicelupkan dan perlakuan kedua menggunakan delapan lubang yang dicelupkan. Uji coba alat bertujuan untuk melihat lama waktu yang dihasilkan motor, kecepatan putar pada pedal dan daya yang dikeluarkan oleh aki.

Pengambilan data dilakukan pada jam 11.45 ketika matahari maksimum. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh solar panel untuk input ke aki pada kekuatan aki. Pada celupan empat lubang tidak terjadi semburan ketika alat bekerja dan hanya menghasilkan gelombang pada permukaan air. Kecepatan putar pedal yang dihasilkan pada perlakuan ini sebesar 32 rpm. Tegangan pada motor sebesar 213 volt dan amper yang dihasilkan sebesar 0,9 amper, sehingga

(56)

menunjukkan model penurunan daya pada aki sebelum masuk ke inverter DC to AC inventer maka dihasilkan grafik seperti pada gambar 22.

Grafik yang berwarna merah pada gambar 22 menunjukkan model penurunan daya dengan perlakuan empat lubang yang dicelupkan. Grafik yang berwarna biru menunjukkan perlakuan delapan lubang tercelup. Penurunan daya pada aki setiap 10 menit hingga aki tidak dapat memenuhi memenuhi daya yang dikonsumsi oleh aerator hingga aerator mati.

Gambar 23. Grafik Penurunan Daya pada Aki dengan Luasan Celupan Empat dan Delapan Lubang

(57)

45

selama 10 menitdan daya minimum yang dihasilkan aki untuk menyalakan aerator menyala sebesar 526 watt. Data yang dihasilkan pada menit kesepuluh relatif stabil namun ketika memasuki menit ke 230 dengan daya 615,4 watt terjadi penurunan daya. Daya pada aki tidak stabil hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kestabilan daya apung aerator dan daya pengisian dari solar panel ke aki. Pada menit ke 260 daya yang dihasilkan sebesar 573,1 terjadi penurunan yang derastis. Titik tersebut adalah titik jenuh aki dimana daya yang dikonsumsi

melebihi ambang yang dihasilkan oleh aki sehingga terjai penurunan yang signifikan hingga menit ke 270 daya 432,4 watt.

Pengambilan data kedua yaitu perlakuan delapan lubang tercelup dilakukan pada jam 12.15 ketika cahaya matahi maksimum. Tidak terjadi semburan pada pedal aerator, namun hanya menghasilkan gelombang pada permukaan air. Kecepatan putar pedal sebesar 22 rpm, terjadi penurunan

kecepatan namun daya apung pada aerator stabil. Pada perlakuan ini terjadi sedikit goyangan pada aerator ketika alat bekerja.

Penurunan daya aki pada luasan tercelup delapan lubang terlihat grafik yang berwarna biru. Daya awal yang dihasilkan sebesar 662,8 watt, terjadi

penurunan yang stabil hal ini disebabkan karena ketika aerator dicelupkan delapan lubang terjadi kestabilan pada aerator sehingga daya yang dikonsumsi stabil. Titik jenuh aki terjadi pada menit 270 dengan daya 601,7 watt kemudian terjadi

(58)
(59)

47

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

(60)

5.2 Saran

(61)

49

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, I. F. 2003. Pengaruh Jumlah Lubang, Bentuk Pedal, dan Posisi Pemasangan Pedal pada Aerator Tipe Kncir terhadap Daya, Diameter Semburan, dan Luas Penutupan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management and Pond Fish Culture. Elsevier Scientific. Publishing Company. Amsterdam.

Boyd, C. E. 1992. Water Quality Management and Aeration in Shrimp Farming. Pedoman Teknis dari Proyek Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Helpher, B., dan Pruginin, Y. 1981. Commercial Fish Farming. John Wiley & Sons. New York.

http://www.pioneer-tw.com/comm/upimage/p_080221_06066.gif. [diakses tanggal 18 Januari 2011]

http://epints.ums.ac.id/756/1/Emitor_HSY_PengendalianKecPutarMotorInduksi1 Phs.pdf. [diakses tanggal 18 Januari 2011]

Hurley, P. 2006. Build Your Own Solar Panel. Weelock VT. New York. USA. Husain, Z., Mohd., Z. A. 2008. Basic Fluid Mechanics and Hydraulic Machines.

www.Bspublications.net. [diakses tanggal 20 Januari 2011]

Lesmana, D. S dan Dermawan, I. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Popular. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lucas, J. S., dan Paul, C. S. 2005. Aquaculture Farming aquatic Animals and Plants. Blackwell Publishing.Brisbane. Australia.

Mott, R. L. 2009. Elemen-elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis. Edisi ke-4. ANDI. Yogyakarta.

Rosmawati, S. 2009. Pengaruh Modifikasi Aerator Tipe Kincir Tipe Pedal Lengung pada Peningkatan Kadar Oksigen Air. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 1986 dari pasangan Bapak Sutarli dan Ibu Marsilah. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 103 (SMAN 103) Jakarta Timur. Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis memilih Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mahasiswa penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi diantaranya, anggota Departemen Hubungan Luar Komunikasi, HIMITEKA periode 2008-2009 dan ketua klub Marine Instrumentation and Telemetry (MIT) periode 2009-2010. Selama mahasiswa penulis juga pernah lolos seleksi

Recognition and Prementoring Program (RAMP).

(63)

51

(64)

Lampiran 2. Data Konsumsi Daya Aerator terhadap Aki pada Perlakuan Delapan Lubang Tercelup

(65)

53 Lampiran 3. Gambar Alat Aerator

(66)

LAMPIRAN 5.

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

Gambar

Gambar 1. Pompa bawah permukaan (www.pianeer-tw.com)
Gambar 2. Aerator tipe kincir (www.pianeer-tw.com)
Gambar 3. Sumber Daya AC 1 Fasa (http://eprints.ums.ac.id)
Gambar 4. Sumber Daya AC 3 fasa (http://eprints.ums.ac.id)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan prosedur pelayanan Izin Usaha Industri (IUI) di Kabupaten Karanganyar hampir memenuhi kriteria- kriteria yang

Kependidikan Islam mengandung makna internalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang

Karena itu bagi kita di PKS yang lebih penting kenapa kita lakukan penjajakan dengan semua, karena kompetisi ini bisa jadi tidak sehat kalau kita kalkulasinya menang kalah karena itu

semua perlakuan limbah udang yang diteliti, perlakuan microwave menghasilkan aktivitas kitinase lebih tinggi dibandingkan dengan metode perlakuan lain dari pemanasan

bagi pendidik atau guru untuk menerapkan strategi yang terbaik, sehingga dapat mengimplementasikan strategi pembelajaran tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar

e-Commerce sering diartikan sama dengan e-Business. Pendapat ini muncul kebanyakan di kalangan praktisi dimana penggunaan kedua sistem solusi ini berbasis pada media yang sama

Harga Satuan Standar Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tersebut dalam Lampiran, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Dalam wawancara oleh Majalah Forum edisi 13, 14 Oktober 1993, mantan Pangdam Jaya sekaligus mantan Menteri Dalam Negeri Amirmachmud mengatakan bahwa naskah asli Supersemar