• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS

LANSKAP DENGAN TEKNOLOGI

CLOUD COMPUTING

ISWARAWATI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap Dengan Teknologi Cloud Computing adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ISWARAWATI. Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing. Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH.

Penggarapan lahan lanskap dapat dilakukan di lingkungan sekitar kita. Hal ini sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan. Dalam penggarapan lahan ini, tentunya dibutuhkan tanaman yang memiliki keanekaragaman dan karakteristik tertentu, yaitu tanaman hias lanskap. Sistem informasi merupakan salah satu solusi untuk mengelola data tanaman hias lanskap secara digital. Hal ini bertujuan memberikan akses informasi mengenai tanaman hias, yang dapat digunakan tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Pada penelitian ini, dikembangkan Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava) yang berbasis web. Teknologi yang digunakan untuk implementasinya adalah teknologi cloud computing berupa Platform as a Service (PaaS). Penggunaan teknologi ini adalah sebagai perwujudan dalam pengembangan aplikasi yang lebih atraktif sebagai sebuah layanan. Adapun tahap pengembangannya, yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pemeliharaan. Dari pengembangan sistem ini dihasilkanlah Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava).

Kata Kunci: cloud computing, sistem informasi, tanaman hias lanskap, platform as a service, PaaS

ABSTRACT

ISWARAWATI. Implementation of Ornamental Plants Information System in Cloud Computing Technology. Supervised by MEUTHIA RACHMANIAH.

Landscaped land cultivation is relevant anywhere in our neighborhoods. The landscaped feature in this research is aimed to create magnificent and fashion landscape architecture of flowers and ornamental plants as well as an effort to conserve the environment. However, great number of diversity and unique characteristics of flowers and ornamental plants requires proper fitting of the selected flowers and ornamentals plants within the landscape. The information system (IS) establishment of digitalized flowers and ornamental plants is one solution to cope with this constriction. The IS developed is targeted to help out and as a tool for general end users and specific end users such as landscape architect. The established IS is further called “Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap” (De’Flava) and is a web-based IS. De’Flava employs cloud computing technology i.e. the platform as a service (PaaS) type. The uses of PaaS type is to support the IS application development in an attractive manner for the end users in term of its service allowed. The development method follows planning, analysis, design, implementation, and support phases. The result is De’Flava IS that can be accessed at end users pace of time and locations.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS

LANSKAP DENGAN TEKNOLOGI

CLOUD COMPUTING

ISWARAWATI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Penguji :

1 Dr Heru Sukoco, SSi, MT

(7)

Judul Skripsi : Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing

Nama : Iswarawati NIM : G64090042

Disetujui oleh

Ir Meuthia Rachmaniah, MSc

Diketahui oleh Pembimbing

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah cloud computing dan sistem informasi, dengan judul Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing.

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, banyak pihak yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1 Bapak, Ibu, dan kedua adik yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat.

2 Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat selama pengerjaan tugas akhir.

3 Bapak Dr Heru Sukoco, SSi, MT dan Bapak M. Ahsyar Agmalaro, SSi, MKom selaku dosen penguji atas kesediaannya menjadi penguji pada tugas akhir penulis.

4 Bapak Hendra Rahmawan, SKom, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan. 5 Luksi, Nurul, Hanna, Fara, Rini, Wulan, Ari, Haqqi, Rangga, Erwin, Aziz,

Yuzar, Fahri, serta kepada teman-teman Ilmu Komputer 46 yang selalu memberikan semangat, bantuan, dan dukungannya.

6 Keluarga Mahasiswa Lampung yang selalu memberikan rasa kekeluargaan dan rasa kebersamaan.

7 Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Arsitektur Lanskap 4

Tanaman Hias Lanskap 4

Cloud Computing 6

METODE PENELITIAN 7

Tahap Perencanaan 9

Tahap Analisis 9

Tahap Perancangan 9

Tahap Implementasi 10

Tahap Pemeliharaan 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Tahap Perencanaan 10

Tahap Analisis 11

Tahap Perancangan 14

Tahap Implementasi 15

Tahap Pemeliharaan 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka penelitian 7

2 DFD level 0 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Model layanan cloud computing 18

2 Entity Relationship Diagrams (ERD) 19

3 Kebutuhan fungsional aplikasi 20

4 Perbandingan kelebihan dan kekurangan alternatif layanan PaaS 21

5 Relational Database Model 22

6 Normalisasi basis data pada tabel tanaman 25

7 Perancangan basis data 27

8 Antarmuka aplikasi 28

9 Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi

tertentu 31

10 Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis

data) pada cloud 32

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Olmstead yang pertama kali memperkenalkan arsitektur lanskap pada tahun 1858 dalam Lestari dan Kencana (2008), arsitektur lanskap ditujukan pada pekerjaan penggarapan lahan yang memerlukan perhatian mendalam. Hal yang harus diperhatikan adalah pada pelestarian keindahan pemandangan alam serta keseimbangan ekologis di antara sumber-sumber alam, lahan, vegetasi, dan ekologis. Penerapan penggarapan lahan pada arsitektur lanskap dapat dilakukan sebagai upaya pelestarian di lingkungan sekitar kita, contohnya di wilayah kampus maupun halaman rumah.

Pada penggarapan lahan lanskap dibutuhkan tanaman khusus, yaitu tanaman hias lanskap. Tanaman hias lanskap memiliki keanekaragaman dan karakteristik tertentu, baik dari ragam, fungsi, cara pemilihan, maupun cara dan kondisi penanaman. Dalam penanaman, pemilihan jenis tanaman berdasarkan ragam dan fungsinya merupakan hal yang perlu diperhatikan. Hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya terhadap lingkungan. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan juga merupakan hal yang perlu diperhitungkan dalam penanaman agar tanaman tampil prima. Adapun kondisi lingkungan yang diperhitungkan meliputi ketinggian tempat, suhu, kelembapan, cahaya, kandungan air, dan kandungan unsur hara.

Fajar (2011) telah membuat sebuah perangkat lunak Plant and Tree Information System (PLATIS). Program ini dibuat untuk mengelola data dan informasi mengenai tanaman. Data dan informasi tersebut ditampilkan dalam bentuk digital untuk berbagai keperluan, salah satunya dalam rencana pembangunan hutan kota yang efektif dan tepat sasaran, sesuai dengan karakteristik tanaman dan kondisi lingkungan. Perangkat lunak ini berbasis desktop, sehingga hanya dapat diakses secara terbatas. Menurut Fajar (2011), perangkat lunak ini juga masih perlu tambahan data dan informasi tanaman yang lebih banyak karena jumlahnya masih terbatas.

Data dan informasi mengenai tanaman yang ada pada PLATIS spesifik untuk pembangunan hutan kota, namun dapat digunakan untuk keperluan penggarapan lahan lanskap. Untuk itu, dibutuhkan spesifikasi data dan informasi tanaman dari yang digunakan dalam PLATIS. Data dan informasi yang spesifik berperan dalam pemilihan tanaman yang tepat sasaran untuk penggarapan lahan lanskap. Data dan informasi tanaman yang spesifik untuk keperluan ini adalah tanaman hias lanskap.

(12)

2

Menurut Armbrust et al. (2010), cloud computing merupakan perwujudan mimpi jangka panjang dari manfaat komputasi yang memiliki potensi besar dalam transformasi industri teknologi informasi dan pembuatan perangkat lunak yang lebih atraktif sebagai sebuah layanan. Salah satu jenis layanan dalam cloud computing adalah Platform as a Service (PaaS). Dalam layanan ini, perangkat lunak yang dapat dibuat adalah aplikasi berbasis web. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan sistem informasi yang atraktif dan dapat mengelola data informasi mengenai tanaman hias lanskap dengan memanfaatkan teknologi cloud computing.

Perumusan Masalah

Lahan lanskap yang dikelola dengan baik akan berperan dalam upaya pelestarian lingkungan. Upaya ini dapat menciptakan ruang hijau yang asri, berkualitas, dan bernilai estetika. Dalam penerapannya, tidak hanya menjadi tugas arsitek lanskap saja, namun kesadaran masyarakat umum juga diperlukan. Bagi arsitek lanskap, penggarapan lahan lanskap dapat dilakukan dalam skala besar maupun kecil. Bagi masyarakat umum, penerapan ini dapat dilakukan di lingkungan sekitar seperti pekarangan.

Dalam penerapannya dibutuhkan pengetahuan agar penggarapan lahan menjadi tepat sasaran. Pengetahuan bermanfaat dalam memahami sekumpulan informasi tertentu. Selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan tugas, masalah, dan pengambilan keputusan yang spesifik. Pengetahuan ini di antaranya penentuan tanaman yang termasuk dalam tanaman hias lanskap, pemilihan tanaman hias lanskap, dan pertimbangan faktor yang harus diperhatikan dalam penanaman. Bagi arsitek lanskap mungkin tidak terdapat banyak permasalahan karena mereka memiliki pengetahuan khusus, tidak seperti masyarakat umum yang pengetahuannya terbatas. Perbedaan dan keterbatasan pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap ini merupakan permasalahan yang dihadapi dalam penggarapan lahan lanksap.

Sistem informasi merupakan salah satu solusi untuk mengelola pengetahuan berupa data dan informasi tanaman hias lanskap yang terkait penggarapan lahan lanskap. Sistem informasi dapat mempermudah arsitek lanskap dalam pengelolaan pengetahuan dalam penentuan tanaman dan penggarapan lahan. Bagi masyarakat umum, sistem informasi ini dapat dijadikan sarana penyampaian informasi, sehingga pengguna dapat memperoleh pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap dan informasi terkait penggarapan lahan lanskap.

(13)

3 penelitian ini dikembangkan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi cloud computing.

Tujuan Penelitian

1 Menyajikan informasi mengenai tanaman hias lanskap berbasis web untuk keperluan penggarapan lahan lanskap dengan memanfaatkan teknologi cloud computing.

2 Membuat sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan rekomendasi tanaman hias lanskap yang sesuai dengan kondisi lahan tertentu.

3 Membuat sistem yang memberikan akses informasi mengenai tanaman hias lanskap, yang dapat digunakan tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara mikro maupun makro. Manfaat secara mikro adalah pengguna dengan latar belakang arsitektur lanskap maupun masyarakat umum dapat menggunakan sistem informasi ini untuk menentukan tanaman hias yang tepat untuk penggarapan lahan lanksap. Manfaat makro adalah sistem ini dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap. Dari manfaat makro tersebut, sistem ini diharapkan menjadi salah satu upaya dalam mendukung kesadaran masyarakat untuk mengelola lahan lanskap.

Selain itu dari adanya penelitian ini diharapkan juga manfaat jangka pendek, jangka panjang, dan bagi bidang keilmuan. Manfaat jangka pendeknya adalah pengguna dapat lebih mudah menentukan tanaman untuk penggarapan lahan lanskap jika dibandingkan dengan membaca literatur tertulis. Manfaat jangka panjangnya adalah semakin meningkatnya kesadaran pengguna untuk mengelola lahan lanskap sebagai upaya pelestarian lingkungan. Pada bidang keilmuan, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi salah satu contoh bahwa ilmu komputer dapat digunakan sebagai pemecahan masalah yang ada pada bidang ilmu lain, khususnya permasalahan dalam penentuan tanaman hias lanskap yang dapat dipecahkan dengan pembuatan sistem informasi.

Ruang Lingkup Penelitian

(14)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur Lanskap

Arsitektur lanskap ditujukan pada pekerjaan penggarapan lahan yang memerlukan perhatian mendalam pada pelestarian keindahan pemandangan alam serta keseimbangan ekologis di antara sumber-sumber alam, lahan, vegetasi, dan ekologis (Olmstead 1858 dalam Lestari dan Kencana 2008). Menurut Hakim dan Utomo (2003), arsitektur lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan, serta pengaturan lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan elemen-elemen buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya. Aplikasi ilmu tersebut adalah dengan memerhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, sehingga dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan memiliki nilai estetis. Dari dua pengertian diatas, dapat dinyatakan bahwa arsitektur lanskap memiliki wawasan dan dapat berperan aktif dalam berbagai proyek pelestarian lingkungan yang memerhatikan keindahan alam dan nilai estetika, mulai dari yang berskala besar seperti studi perancangan regional, studi kebijaksanaan ruang terbuka, perancangan kawasan wisata, taman umum, sampai proyek yang berskala kecil seperti taman lingkungan dan taman rumah.

Tanaman Hias Lanskap

Tanaman hias adalah tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, meningkatkan lingkungan, dan memiliki nilai kepuasan sebagai hobi (Manaker 1987 dalam Rimando 2003). Tanaman dan keindahannya menimbulkan efek imajinasi yang luas dan menghidupkan kembali semangat diri. Adanya tanaman dalam lingkungan hidup dapat memberikan efek memanusiakan dan dapat membantu mengembalikan kondisi kesehatan pikiran yang dibebani dengan kesedihan, rasa sakit,

dan masalah. Secara fungsional, tanaman hias

dapat membantu memperbarui oksigen di udara, membantu mengurangi polutan gas dan kebisingan. Tanaman yang diatur dengan semestinya akan membantu sirkulasi udara secara langsung, menjadi tabir, melembutkan garis arsitektur yang keras, dan memberikan tekstur ke permukaan yang mencolok

Tanaman lanksap merupakan komponen soft material yang berperan sebagai penyusun dan berperan dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Selain perannya sebagai komponen penyusun, tanaman lanskap juga berfungsi

.

(15)

5 mempercantik dalam penyusun lahan. Pemilihan tanaman sebagai komponen penyusun ini berdasarkan fungsinya terhadap lingkungan dan nilai estetikanya.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa tanaman hias lanskap adalah tanaman yang digunakan dalam berbagai pekerjaan lanskap dengan memperhatikan nilai estetika dan psikologis, serta manfaatnya dalam peningkatan kualitas lingkungan. Pemilihan tanaman lanskap merupakan penentuan tanaman yang dipilih dari berbagai keanekaragamn jenis tanaman yang ada. Tanaman lanskap adalah tanaman yang ditentukan desainer lanskap untuk memenuhi peranannya dalam lanskap dengan kriteria yang spesifik. Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih sebuah tanaman yang spesifik untuk lanskap, yaitu (Ingels 2004):

1 Faktor Peran (Role factors)

Hal ini berkaitan dengan pertimbangan kesesuaian peranan tanaman dalam lahan lanskap.

2 Faktor Ketahanan (Hardiness factors)

Faktor ini terkait pertimbangan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup pada dugaan suhu minimum saat musin dingin di wilayah tersebut. Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan adalah wilayah panas (heat zone). Hal yang harus diperhatikan pada wilayah panas ini adalah kesesuaian kemampuan hidup tanaman pada wilayah tersebut.

3 Faktor Fisik (Physical factors)

Faktor ini terkait erat dengan peran tanaman (role factors). Faktor ini memungkinkan tanaman untuk memenuhi peran atau mungkin membuatnya tidak cocok dengan perannya. Beberapa fitur untuk menentukan kesesuaian tanaman meliputi

4 Faktor Budaya (Cultural factors)

ukuran dewasa dan tingkat pertumbuhan, kerapatan kanopi, pola percabangan, duri, bentuk dan siluet, ukuran dan ketebalan daun, pubertas daun, jenis sistem akar, kerakteristik pembungaan, dan variasi musiman.

Syarat pertumbuhan dan pemeliharaan penanaman adalah faktor budaya dari tanaman. Dalam penentuan tanaman, harus dipastikan bahwa faktor budaya tanaman dipilih untuk lanskap yang sesuai dengan lahan lanskap dan klien. Untuk memastikannya, faktor ini dapat dicek dengan mempertimbangkan pertanyaan berikut:

a Akankah tanaman mencapai dan dapat bertahan pada ukuran dan bentuk yang diinginkan tanpa perlu pemangkasan ekstensif dan perlakuan tertentu?

b Seberapa sering tanaman perlu pemangkasan untuk mencegah legginess

c

atau mengurangi kepadatan atau menghilangkan air dan penghambat pertumbuhan?

d Akankah transplantasi atau pencangkokan tanaman yang dipilih dapat dilakukan dengan mudah pada sepanjang tahun saat projek lanksap ini akan dilakukan?

Apakah tanah dan karakteristik drainase tempat tumbuh cocok untuk pertumbuhan tanaman yang baik?

(16)

6

f Akankah penyemprotan atau pembersihan debu diperlukan untuk menjaga tanaman terbebas dari penyakit?

g Apakah semua tanaman yang digunakan dalam satu lahan lankap memiliki kesamaan persyaratan budaya?

h Jika pengganti diperlukan, apakah tanaman sejenis bisa tersedia dari sumber yang terdekat?

i Bagaimana sikap klien atau pemilik lahan lanskap dalam pemeliharan lahannya?

Jika jawaban dari pertanyaan persyaratan budaya di atas sesuai dengan kemungkinan tanaman yang dipilih, maka tanaman tersebut sesuai digunakan untuk lahan lanskap. Dapat disebut juga bahwa tanaman tersebut termasuk tanaman hias lanskap.

Cloud Computing

Cloud Computing terdiri dari dua kata yaitu Cloud dan Computing. Cloud atau awan adalah pusat data perangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia melalui internet, sedangkan computing berarti proses komputasi (Armbrust 2010). Berikut ini merupakan definisi cloud computing menurut National Institute of Standards and Technology (NIST 2011) dalam Mell dan Grace (2011).

“Cloud computing adalah sebuah model untuk memungkinkan kenyamanan akses jaringan ke sumber berbagi pakai, yang sumber komputasinya dapat dikonfigurasi berdasarkan permintaan (misalnya jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan upaya manajemen yang minimal atau interaksi layanan penyedia.”

Dalam cloud computing, ada tiga jenis layanan yang disediakan, yaitu: 1 Software as a Service (SaaS)

Jenis layanan ini merupakan kemampuan cloud dalam penyediaan untuk penggunaan aplikasi oleh penggunanya, dan aplikasi tersebut berjalan di sebuah infrastruktur. Pengguna tanpa mengetahui, mengelola, dan mengendalikan infrastruktur yang ada di baliknya. Salah satu contoh SaaS adalah Salesforce yang menawarkan aplikasi Customer Relationship Management (CRM) sebagai sebuah layanan. Contoh lain adalah Google Web berbasis aplikasi perkantoran (seperti pengolah kata dan spreadsheet

2 Platform as a Service (PaaS) ).

(17)

7 dikembangkannya. Contoh PaaS antara lain Google App Engine, Amazon, dan Appfog.

3 Infrastucture as a Service (IaaS)

Dalam layanan IaaS ini, kemampuan yang diberikan cloud kepada konsumennya adalah proses penyediaan, penyimpanan, jaringan,

dan sumber daya komputasi mendasar yang

memungkinkan konsumen dapat membangun dan menjalankan perangkat lunak yang dapat mencakup sistem operasi dan aplikasi (Mell dan Grace 2011).

METODE PENELITIAN

Para pelanggan hanya menyewa sumber daya atau infrastruktur yang telah disediakan tanpa harus membeli server dan peralatan jaringan sendiri, sehingga pelanggan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya teknologi informasi dan dapat mengurangi biaya. Contoh IaaS adalah Amazon Elastic Comput e Cloud.

Pengembangan sistem informasi ini berdasarkan Stair dan Reynolds (2010), yaitu menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem Tradisional (Traditional System Development Life Cycle) yang diintegrasikan dengan cloud computing. Dari kedua pendekatan tersebut, maka digunakan metode penelitian yang menggabungkan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem Tradisional dengan integrasi cloud computing pada tiap tahapannya (Gambar 1).

Perencanaan

Analisis

Perancangan

Implementasi

Pemeliharaan

Integrasi cloud computing

(18)
(19)

9 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah, pencarian alternatif, penentuan tujuan dibuatnya sistem, perumusan keuntungan dengan adanya sistem, dan identifikasi kendala. Identifikasi masalah diperluka n untuk menentukan dan merumuskan permasalahan yang dihadapi. Setelah itu dilakukan pencarian alternatif, yaitu untuk mencari kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Penentuan tujuan bertujuan memberikan pedoman acuan akhir dibuatnya sistem. Perumusan keuntungan dan kendala adalah sebagai pertimbangan dalam tahap pengembangan selanjutnya.

Dilakukan integrasi cloud computing dalam pengembangan sistem pada tahap ini. Integrasi tersebut ialah dengan melakukan penelitian model bisnis yang berbeda di setiap pasar layanan cloud. Dilakukan juga identifikasi potensi layanan cloud yang sesuai untuk digunakan sebagai bagian dari solusi permasalahan yang ada.

Tahap Analisis

Tahap ini dilakukan untuk menganalisis hal yang harus dapat dilakukan oleh sistem informasi untuk meyelesaikan masalah yang telah dididentifikasi sebelumnya. Hal yang dilakukan dalam analisis tersebut adalah menentukan kebutuhan sistem yaitu deskripsi sistem, identifikasi pengguna, kebutuhan pengguna, kebutuhan data, pengumpulan data, kebutuhan fungsional, dan spesifikasi perangkat lunak. Pada tahap ini dilakukan juga pengintegrasian dengan cloud computing, yaitu dengan membangun prototipe dalam lingkungan operasi maya pada cloud. Tujuan integrasi ini ialah menemukan kebutuhan sistem yang sesuai dan menguji kesesuaian layanan cloud untuk digunakan sebagai solusi pemecahan masalah.

Tahap Perancangan

Tujuan utama tahap ini ialah menentukan cara kerja sistem dalam memecahkan masalah. Sebelum penentuan cara kerja tersebut, diperlukan penentuan spesifikasi untuk memenuhi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini meliputi perancangan basis data, perancangan antarmuka, serta perancangan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak.

(20)

10

Dalam perancangan ini dilakukan juga integrasi dengan cloud computing dengan memastikan bahwa layanan cloud yang digunakan untuk pembangunan sistem dapat diintegrasikan dengan baik. Hal ini sangat diperlukan karena untuk beberapa kasus, suatu layanan platform yang berbeda untuk pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman atau framework yang berbeda juga. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa layanan yang digunakan harus sesuai dengan yang disediakan.

Tahap Implementasi

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan proses perancangan adalah tahap implementasi. Tahap ini meliputi pemrograman, instalasi, dan pengujian. Pembuatan sistem melalui instruksi yang dimengerti oleh mesin atau komputer dengan bahasa pemrograman. Instalasi adalah proses penerapan sistem pada situs tertentu agar dapat dioperasikan. Pengujian adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik. Pada pengintegrasian dengan cloud computing dalam pembangunan sebuah sistem, diperlukan konfigurasi ulang layanan pada cloud yang dipilih untuk memenuhi desain yang telah dibuat seperti konfigurasi framework, basis data, dan server pada cloud.

Tahap Pemeliharaan

Setelah instalasi sistem, sistem juga dijaga produktivitasnya. Pada tahap ini, pengembang sistem hanya harus menjaga dan meningkatkan produktivitas dari sistemnya tanpa memikirkan pengelolaan infrastrukturnya. Hal ini disebabkan infrastruktur atau mesin fisik pada cloud sudah dikelola oleh penyedia layanannya. Oleh karena itu, pengembang hanya harus memikirkan manajemen pengelolaan sistemnya saja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, ditentukan permasalahan, perumusan keuntungan adanya sistem, kendala yang mungkin dihadapi, dan perumusan alternatif solusinya. Permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya data tanaman hias lanskap yang perlu dikelola untuk keperluan penggarapan lahan lanskap, serta keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai tanaman hias lanksap. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, dibuat sistem informasi berbasis web yang memanfaatkan layanan cloud computing. Keuntungan dengan adanya sistem berbasis web ini adalah:

(21)

11 2 Data tanaman yang digunakan pada sistem ini merupakan data yang

spesifik untuk lahan lanskap, sehingga tepat sasaran jika digunakan untuk pengarapan lahan lanksap.

3 Sistem ini dirancang agar dapat digunakan bagi pengguna dari berbagai kalangan, baik dari pengguna yang berlatar belakang arsitektur lanskap maupun masyarakat umum.

Penentuan alternatif untuk permasalahan yaitu dengan membuat sistem berbasis web yang memanfaatkan layanan teknologi cloud computing. Sebelum memastikan layanan cloud computing yang akan digunakan, perlu adanya pencarian alternatif dari layanan cloud yang tersedia. Alternatif layanan cloud tersebut adalah Software as a Service (SaaS), Infrastructure as a Service (IaaS), dan Platform as a Service (PaaS). Dalam pemilihan alternatif ini, dilakukan perbandingan karakteristik antarlayanan (Lampiran 1). Hal ini diperlukan untuk menentukan layanan cloud yang sesuai untuk digunakan dan diintegrasikan dengan sistem. Dalam pengembangan web, layanan yang sesuai untuk permasalahan tersebut adalah Platform as a Service (PaaS).

Selain perumusan masalah, keuntungan, dan alternatif solusi, kendala yang mungkin dihadapi juga harus ditentukan. Hal ini sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan sistem pada tahap selanjutnya. Adapun kendala yang mungkin dihadapi dalam pembuatan sistem yaitu pengumpulan data tanaman hias lanskap yang harus sesuai kebutuhan dan tepat sasaran, serta penentuan layanan yang harus sesuai dengan kebutuhan sistem.

Tahap Analisis

Analisi kebutuhan sistem dilakukan untuk merumuskan spesifikasi perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Berikut langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini:

Deskripsi Sistem

(22)

12

kerja sistem untuk mengolah parameter input dari kedua kategori pengguna hampir sama. Dengan parameter yang dimasukkan oleh pengguna akan diolah oleh sistem. Setelah parameter diolah, sistem akan menampilkan output berupa daftar tanaman hias lanskap yang sesuai dengan kondisi lingkungan penggunannya.

Identifikasi Pengguna

Penggunanya dibagi menjadi dua kategori berdasarkan hak aksesnya. Berikut kategori pengguna sistem informasi ini:

1 User yang ingin mengetahui informasi yang terkait tanaman hias lanskap dan yang ingin berkonsultasi dalam pemilihan tanaman untuk penggarapan lahan lanskap.

2 Administrator yang merupakan pemegang hak akses penuh terhadap pengelolaan web.

Kebutuhan Pengguna

Identifikasi kebutuhan pengguna adalah untuk mendapatkan informasi mengenai fungsi sistem yang dibutuhkan pengguna. Identifikasi ini dapat dibuat dalam tabel pertanyaan seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Tabel kebutuhan pengguna

Kebutuhan pengguna

User 1. Bagaimana cara mengelola data tanaman hias lanskap yang ada?

2. Tanaman hias lanskap apa saja yang cocok tumbuh di Indonesia?

3. Tanaman hias lanskap apa yang cocok tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu?

4. Informasi apa saja yang terkait arsitektur lanskap dan tanaman hias lanskap itu sendiri?

Administrator 1. Informasi apa yang dibutuhkan pengguna? Kebutuhan dan Pengumpulan data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan jumlah 250 data. Data primer adalah beberapa gambar dari tanaman hias lanskap. Data sekunder, yaitu data tanaman hias lanskap, artikel mengenai arsitektur lanskap, serta sebagian gambar dari tanaman hias lanskap. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari literatur berupa buku. Izin penggunaan buku yang berjudul Galeri Tanaman Hias Lanskap oleh Lestari dan Kencana (2008) sebagai referensi didapatkan dengan melakukan kontak melalui email dan jejaring sosial. Melalui kontak tersebut, didapatkan izin penggunaan buku tersebut. Pengambilan data primer dilakukan secara langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil foto tanaman di berbagai lokasi dengan bantuan kamera digital. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan gambar di antaranya Kebun Raya Bogor dan lingkungan sekitar Institut Pertanian Bogor.

(23)

13 telah disebutkan di ruang lingkup, sedangkan fungsi terdiri atas tanaman penutup tanah, tanaman pagar, tanaman pelindung, tanaman merambat, tanaman tabir, tanaman pengarah jalan, tanaman point of interest, tanaman penyemarak taman, tanaman pembatas, tanaman pelengkap, tanaman peneduh, tanaman penutup permukaan air, dan tanaman pergola. Satu tanaman hanya memiliki satu ragam, namun dapat memiliki satu atau lebih fungsi.

Dalam analisis data ini, diperlukan pemodelan data dengan mengunakan data flow diagrams (DFD) dan entity-relationship diagrams (ERD). Pemodelan ini untuk memperlihatkan aliran data, keterhubungan antar objek, dan aktivitasnya. Selanjutnya, analisis data akan ditampilkan dalam DFD (Gambar 2) dan ERD dengan relasi many to many (Lampiran 2), sehingga pada tahap selanjutnya perlu dilakukan normalisasi.

Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk membahas fungsi-fungsi yang dibutuhkan dalam sistem. Fungsi yang dibutuhkan antara lain menampilkan informasi, menampilkan foto, penentuan rekomendasi tanaman, dan pencarian. Fungsi-fungsi pada sistem akan ditampilkan dalam format DeFlava-xxx (Lampiran 3)

Spesifikasi Perangkat Lunak

Pengembangan sistem berbasis web ini berfokus untuk menampilkan dan mengelola informasi. Dibutuhkan pemrograman HTML dan PHP untuk membuat tampilan sistemnya, serta MySQL untuk mengelola basis datanya. Pada penelitian ini, perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Dreamweaver dan phpMyAdmin.

Prototipe

Dalam pembuatan prototipe sistem, dilakukan pemilihan alternatif layanan PaaS. Selain itu, didapat beberapa kandidat dari berbagai penyedia layanan cloud, seperti Amazon, IBM, Windows Azure, Google App Engine, dan Appfog. Alternatif layanan tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan kelebihan dan kekurangannya (Lampiran 4). Layanan yang paling sesuai untuk lingkungan

User Sistem Administrator

(24)

14

pengembangan sistem akan dipilih sebagai kandidat. Pada penelitian ini dipilih layanan PaaS yang disediakan oleh Appfog.

Pada lingkungan pengembangan cloud yang sudah dipilih dibuat prototipe yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Pembuatan prototipe ini bertujuan menguji kesesuaian layanan sebagai bagian dari solusi permasalahan. Prototipe untuk pengintegrasian dan pengujian ini berupa aplikasi default yang dipilih pada Appfog. Prototipe ini dibuat berdasarkan pemilihan bahasa pemrograman dan database management system yang sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak sistem, yaitu PHP dan MySQL.

Tahap Perancangan

Sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah didefinisikan pada tahap analisis, dibuat perancangan kebutuhan yang terkait dengan sistem. Perancangan terdiri atas perancangan basis data, antarmuka, dan perancangan lingkungan pengembangan sistem.

Pada perancangan basis data, terdapat perancangan logis dan fisik. Entitas yang digunakan dalam perancangan yaitu tabel tanaman, tabel artikel, dan tabel indeks. Perancangan logis ditampilkan dalam bentuk relational database design. Dari relational database design tersebut dibuat tabel dua dimensi. Di dalam tabel tersebut dimasukkan elemen data pada setiap tabel. Hal ini untuk menganalisis relasi antartabelnya (Lampiran 5). Dari analisis relasi tabel tanaman dengan tabel indeks ternyata terdapat redundansi, maka perlu dilakukan normalisasi pada tabel tanaman (Lampiran 6). Setelah normalisasi, dibuat kembali relational database design yang sesuai analisis relasi sebelumnya. Pada perancangan fisik basis data dibuat berdasarkan perancangan logis (Lampiran 7). Perancangan ini dengan mencantumkan tipe data untuk setiap atribut pada tabel tanaman, artikel, dan indeks. Hasil rancangan fisik ini yang akan diimplementasikan pada sistem.

Pada tahap ini juga dibuat perancangan antarmuka untuk masing-masing halaman sistem. Halaman yang dirancang adalah home, resource materials, consult, gallery, about, dan contact (Lampiran 8). Perancangan ini bertujuan mengefektifkan tampilan dan mempermudah user dalam penggunaan sistem.

Setelah itu, ditentukan spesifikasi lingkungan pengembangan sistemnya. Lingkungan pengembangan dibagi menjadi dua, yaitu pada server lokal (localhost) dan server pada cloud. Lingkungan pengembangan lokal sebagai berikut:

1 Sistem operasi Windows 7.

2 Database management system MySQL. 3 Web server Apache.

4 Adobe Dreamweaver CS3.

(25)

15 pengembangan ini harus saling sesuai antara sistem dan cloud, agar dapat dipastikan bahwa keduanya dapat diintegrasikan dengan baik. Lingkungan pengembangan pada cloud ditentukan sebagai berikut:

1 Infrastruktur HP Openstack AZ 2. 2 Service satu layanan dengan MySQL. 3 Alokasi memori 128 MB.

4 RAM 1GB. 5 Ruby 1.9.3. 6 Caldecott.

Tahap Implementasi

Berdasarkan hasil dari tahapan sebelumnya, sistem kemudian diimplementasikan dengan bahasa pemrograman. Implementasi sistem ini menggunakan Adobe Dreamweaver dengan bahasa pemrograman PHP dan database management system (DBMS) yang digunakan adalah phpMyAdmin untuk MySQL.

Implementasi ini juga berupa pembuatan fungsi-fungsi sistem yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk web. Pada implementasi fungsi rekomendasi tanaman, digunakan kombinasi query untuk menghasilkan output yang sesuai dengan input dari pengguna. Kombinasi input yang berbeda akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda juga, lalu hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel pada menu consult. Pada implementasi fungsi menampilkan informasi, ditampilkan konten artikel pada menu resource materials. Implementasi menampilkan gambar dan informasi detail tanaman ditampilkan pada menu gallery. Fungsi pendukung lainnya ditampilkan pada menu home, contact, dan about. Implementasi fungsi-fungsi ini hanya dapat diakses oleh end user, tidak mencakup administrator. Pada implementasi halaman administrator bertujuan memungkinkan administrator mengakses fungsi khusus, yaitu untuk menambah, menghapus, dan mengedit data. Hasil implementasi halaman administrator hanya dapat diakes pada localhost, karena pada cloud tidak memungkinkan adanya perubahan secara langsung. Hasil ini merupakan implementasi yang dilakukan di lingkungan pengembangan sistem lokal.

(26)

16

pada cloud dapat dilakukan dengan operasi binding. Operasi ini dilakukan untuk “mengikat” sistem dan service agar saling terintegrasi. Operasi bind juga dapat digantikan dengan variabel yang disebut VCAP_SERVICES (Lampiran 10)

Pada sistem yang dikembangkan, sistem utama dan aplikasi pendukung telah berhasil diimplementasikan pada cloud dan saling terintegrasi. Sistem Infomasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava) ini telah dapat diakses dari cloud melalui alamat doma

. Selain itu, untuk dapat saling mengakses data pada kedua sistem tersebut, dilakukan operasi tunneling yang bertujuan membuat jalur untuk akses data.

Fungsi-fungsi yang telah diimplementasikan kemudian diuji fungsionalitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan teknik black box. Pengujian fungsi rekomendasi tanaman yaitu dengan meng-input-kan parameter lingkungan, sehingga menghasilkan output berupa daftar rekomendasi tanaman. Pengujian fungsi menampilkan informasi adalah dengan memilih informasi yang ingin ditampilkan. Pengujian fungsi pencarian adalah dengan meng-input-kan kata kunci pencarian. Fungsi-fungsi ini dapat berjalan baik pada localhost dan pada cloud, sedangkan untuk fungsi administrator hanya dilakukan pada localhost dan telah berfungsi dengan baik. Hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tahap Pemeliharaan

Setelah sistem berhasil diimplementasikan dengan cloud, sistem ini harus dijaga produktifitasnya. Hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah penambahan informasi yang terkait tanaman hias lanskap untuk memperbanyak informasi yang bisa ditampilkan. Namun, untuk penambahan atau perubahan data dan informasi melalui halaman administrator hanya dapat dilakukan pada localhost. Perlu dilakukan update ulang antara sistem dan cloud dengan bantuan aplikasi Ruby untuk mengintegrasikannya dengan cloud. Hal ini disebabkan penyedia layanan PaaS Appfog belum memiliki penyimpanan data yang persisten untuk layanan yang tidak berbayar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(27)

17 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran untuk pengembangan dalam penelitian selanjutnya antara lain:

1 Penambahan jumlah data tanaman dan penambahan kriteria pencarian data tanaman agar lebih representatif untuk digunakan pada pengelolaan lahan lanskap secara nyata.

2 Mengintegrasikan layanan PaaS pada cloud computing dengan penyedia layanan lain untuk mengakomodasi penyimpanan data yang persisten.

DAFTAR PUSTAKA

Armbrust M , Fox A, Griffith R, Joseph AD, Katz R, Konwinski A, Lee G, Patterson D, Rabkin A, Stoica I et al. 2010. A view of cloud computing. Communications of The ACM. 53(4):50-58. doi: 10.1145/1721654.1721672. Fajar M. 2011. Plant and Tree Information System [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Hakim R, Utomo H. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta (ID): Penerbit Bumi Aksara.

Ingels JE. 2004. Landscaping Principles and Practises. Ed ke-6. New York (US): Delmar Learning.

Lestari G, Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Depok (ID): Penebar Swadaya.

Mell P, Grance T. 2011. The NIST Cloud Computing Definition. Gaithersburg (US): National Institute of Standards and Technology.

Rimando TJ. 2003. Ornamental Horticulture: A Little Giant in the Tropics. Los Banos (PH): SEAMEO SEARCA and UPLB.

Stair R, Reynolds G. 2010. Principles of Information Systems. Boston (US): Course Technology.

(28)

18

Lampiran 1 Model layanan cloud computing Keterangan:

warna abu-abu terang menunjukkan level yang dimiliki dan dioperasikan oleh organisasi atau pengguna, sedangakan warna abu-abu gelap menunjukkan level yang dijalankan dan dioperasikan oleh penyedia layanan

Sumber: berdasarkan model yang dikembangkan oleh NIST (2011)

Applications: Aplikasi khusus yang digunakan oleh perusahaan atau pengguna layanan.

Runtime: Lingkungan untuk dijalankannya aplikasi yang dipilih, mencakup runtime library dari fungsi yang dibutuhkan oleh aplikasi

Middleware: Perangkat lunak tengah dan atau switching software yang dibutuhkan untuk komunikasi dengan aplikasi lain, basis data, dan sistem operasi. OS: Sistem operasi adalah yang menyediakan dan mengelola sumber daya hardware atau hypervisor kepada pengguna.

Hypervisor: Sebuah lapisan virtualisasi yang menyediakan virtualisasi sumber daya infrastruktur ke sistem operasi.

Infrastructure: Infrastruktur yang terdiri dari unit fisik, seperti server, CPU, penyimpanan, dan jaringan.

IaaS PaaS SaaS

Produk IaaS adalah infrastruktur komputer lengkap yang

disampaikan melalui internet

Produk PaaS ditawarkan dalam bentuk lingkungan pengembangan aplikasi yang lengkap atau parsial. Produk PaaS ini memungkinkan user untuk mengakses atau menggunakan secara online walaupun digunakan secara bersamaan dengan pengguna lainnya

(29)

19

L

am

pi

ran

2

E

nt

it

y R

el

at

ions

hi

p

D

iagr

am

s

(E

R

D

(30)

20

Lampiran 3 Kebutuhan fungsional aplikasi

Kode Fungsi

DeFlava-001 Fungsi untuk menampilkan informasi (artikel) terkait tanaman hias lanskap pada menu resource materials.

DeFlava-002 Fungsi untuk menampilkan gambar dan rincian informasi tanaman hias lanskap.

DeFlava-003 Fungsi untuk mengkategorikan gambar berdasarkan ragam dan fungsinya.

DeFlava-004 Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam mendapatkan rekomendasi tanaman hias lanksap dengan kriteria yang ditentukan pengguna.

DeFlava-005 Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam mendapatkan informasi tanaman hias lanksap dengan kriteria pencarian yang ditentukan pengguna.

DeFlava-006 Fungsi pencarian dengan keyword.

DeFlava-007 Menambahkan data tanaman hias lanskap. DeFlava-008 Mengubah data tanaman hias lanskap. DeFlava-009 Menambahkan data artikel.

(31)

21 Lampiran 4 Perbandingan kelebihan dan kekurangan alternatif layanan PaaS

(32)

22 Lampiran 5 Relational Database Model

Tabel Tanaman saat penanaman dan pembungaan

(33)

23 Lanjutan

Tabel indeks

Keterangan

Tanaman semak rendah

Tanaman point of interest

Tanaman border/batas

Tanaman pelengkap

Pantai

Dataran rendah

Dataran tinggi

Tinggi

Cepat

Penyinaran dengan naungan

Sinar matahari penuh dan langsung

Penyinaran dengan seminaungan

Kode

r2

p7

P9

p10

d1

d2

d3

k3

dt3

c1

c2

c3

(34)

24 Lanjutan

Tabel artikel

Gambar

images/ gallery/ lotus.jpg

images/ gallery/ mili.jpg

Tanggal

14-05-2013

14-05-2013

Sumber Isi artikel

T<p align="justify">Tanaman air adlah tanamna yang habitatnya di air. Lingkungan tumbuhnya memiliki kelembapan tinggi, hal ini merupaka syarat mutlak bagi tanamna jenis ini. Tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai penyemarak taman atau penghias kolam. Perpaduan tanamna ini dengan dekorasi bebatuan akan menambah daya tarik tersendiri. Beberapa tanaman dari jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai tanamna pagar yang memiliki kesan alami. Selain ditanamn si kolam, tanaman ini juga dapat ditanam di dalma pot</p>

<p align="justify">Keberadaan tanaman penyemarak adalah sebagai elemen taman yang berfungsi membuat taman tidak terkensan kosong. Dengan adanya tanaman tersebut, dapat menciptakan kesegaran dan menghilangkan kepenatan, bahkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan.Terutaman bila tanaman ditanam dengan komposisi dan kombinasi yang baik dan menarik, dapat membuat taman menjadi semarak dan memiliki daya tarik tersendiri</p>

Judul

Tanaman air

Tanaman penyemarak taman

Id

19

(35)

25 Lampiran 6 Normalisasi basis data pada tabel tanaman

Second Normal Form

(36)

26 Lanjutan

Third Normal Form Gam

b saat penanaman dan

(37)

27 Lampiran 7 Perancangan basis data

Logical data model

(38)

28

Lampiran 8 Antarmuka aplikasi 1. Gambar antarmuka “Home”

(39)

29 Lanjutan

3. Gambar antarmuka “Consult”

(40)

30 Lanjutan

5. Gambar antarmuka fungsi pencarian rekomendasi tanaman pada menu “Consult”

(41)

31 Lampiran 9 Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi

tertentu 1. Instalasi fungsi “af”

gem install af 2. Instalasi Caldecott

gem install caldecott

3. Login pengguna untuk melakukan berbagai operasi dan instruksi dalam implementasi aplikasi pada layanan PaaS Appfog

af login

Attempting login to [https://api.appfog.com] Email: iswarawati@gmail.com

Password: ************** Successfully logged into [https://api.appfog.com]

4. Melihat daftar service yang ada pada akun Appfog pengguna af services

5. Membuat tunnel pada service af tunnel <service>

6. Melakukan binding antara service dengan aplikasi PHP yang dibuat af bind-service <service> <php-application> 7. Melakukan update source code aplikasi PHP (dari localhost ke cloud)

af update <php-application> Uploading Application:

Checking for available resources: OK Processing resources: OK

Packing application: OK Uploading (3M): OK

Push Status: OK

(42)

32

Lampiran 10 Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis data) pada cloud

$services_json =

json_decode(getenv("VCAP_SERVICES"),true); $mysql_config =

$services_json["mysql-5.1"][0]["credentials"];

$username = $mysql_config["username"]; $password = $mysql_config["password"]; $hostname = $mysql_config["hostname"]; $port = $mysql_config["port"];

$db = $mysql_config["name"];

$link = mysql_connect("$hostname:$port", $username, $password);

(43)

33 Lampiran 11 Pengujian black box aplikasi

Kode Fungsi Keadaan

awal

Skenario uji Hasil yang

(44)

34 Lanjutan

Kode Fungsi Keadaan

awal

(45)

35 Lanjutan

Kode Fungsi Keadaan

awal

Skenario uji Hasil yang

diharapkan

Hasil uji

DeFlava-012

Mengubah data indeks

Halaman admin

Klik tombol ubah data indeks, lalu inputkan data

Data berhasil diubah dari basis data

(46)

36

RIWAYAT HIDUP

Iswarawati dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1991 di Bandar Lampung dari pasangan Bapak Subiyakto dan Ibu Sholihatin. Pada tahun 2009, penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan diterima menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Intitut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB.

Gambar

Gambar 1  Kerangka penelitian
Tabel Tanaman
Tabel indeks
Tabel artikel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat dari hasil rentabilitas dari Desa Oenenu maka, terlihat bahwa adanya efisiensi penggunaan modal pada usahatani jagung di Desa Oenenu Kecamatan

Berdasarkan definisi dari PBB, Janjaweed terdiri dari warga nomaden Arab yang berbahasa Afrika yang biasa disebut (i.e. Black Arabs, or Afro-Arabs. Kelompok ini telah lama

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara kualitas pelayanan keluarga berencana dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi hormonal (pil dan suntik),

Hasil penelitian Saputri (2012) dan Dewi (2013) menunjukkan pengaruh antara opini auditor dengan audit delay, bahwa perusahaan yang menerima unqualified opinion akan

2) Untuk artikel hasil penelitian, daftar pustaka dirujuk dari sekitar 10-15 artikel jurnal ilmiah. Sedangkan artikel non penelitian sekurang-kurangnya telah merujuk 15

masih berbasis analog dan berkembang selanjutnya menjadi era 1G  pada satu tahun sesudahnya 1985-1992 dan karakteristiknya yang bongsor seberat setengah kilo dan masih

bahwa pengaturan penilaian kinerja pegawai dan pemberian tunjangan kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Wali Kota

Kemampuan fisik yang dimaksud terutama ditekankan pada bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam heading bola seperti unsur fisik kekuatan otot perut,