PEMBUATAN APLIKASI PENGELOLAAN
PELAYANAN OBAT PADA RUMAH SAKIT PARU
SURABAYA BERBASIS WEB
KERJA PRAKTIK
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
RULLY HERLIYANTO RACO 13410100011
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
xii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Batasan Masalah ... 5
1.5 Manfaat ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8
2.1 Sejarah Perusahaan ... 8
2.2 Tujuan Perusahaan ... 9
2.2.1 Tujuan Umum ... 9
2.2.2 Tujuan Khusus ... 9
2.3 Logo Perusahaan ... 10
2.4 Profil Perusahaan ... 10
2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ... 11
xiii
2.5.2 Misi Perusahaan ... 12
2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi ... 12
2.6 Struktur Organisasi ... 14
LANDASAN TEORI ... 15
3.1 Pengelolaan Obat ... 15
3.2 Distribusi Obat ... 17
3.2.1 Sistem Distribusi Obat untuk Pasien Rawat Inap ... 18
3.3 SDLC ... 18
DESKRIPSI PEKERJAAN ... 22
4.1 Analisis Sistem ... 22
4.1.1 Document Flow Pelayanan Pengelolaan Obat pada Unit Rawat Inap 23 4.2 Perancangan Sistem ... 25
4.2.1 System Flow Pelayanan Pengelolaan Obat pada Unit Rawat Inap ... 26
4.2.2 Hierarchy Input Process Output (HIPO) ... 31
4.2.3 Context Diagram ... 32
4.2.4 Data Flow Diagram ... 33
4.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 37
4.2.6 Struktur Tabel ... 39
4.3 Kebutuhan Sistem ... 42
4.3.1 Desain Input/Output ... 42
4.4 Implementasi Sistem ... 49
4.4.1 Teknologi ... 49
4.4.2 Tampilan Program ... 50
PENUTUP ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
xiv
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini pertumbuhannya pesat dan kebutuhan akan teknologi diperlukan, Meninjau perkembangan teknologi yang ada di UPT Rumah Sakit Paru Surabaya yang bergerak dibidang jasa pelayanan masyarakat pada proses bisnis kesehariannya saat ini belum ditunjang secara menyeluruh, salah satunya di unit rawat inap untuk proses pengelolaan layanan obat pasien rawat inap.
Proses pengelolaan layanan obat pasien rawat inap memiliki tingkat perawatan pasien yang intensif dibandingkan tingkat perawatan pasien di unit rawat jalan akibat penyakit tertentu, sehingga perlu adanya perlakuan khusus terhadap pasien rawat inap terkait dengan proses pengelolaan layanan obat. Proses pengelolaan layanan obat di unit rawat inap untuk pasien rawat inap saat ini dilakukan secara mandiri oleh keluarga pasien guna memberikan kepercayaan kepada keluarga pasien untuk mendapatkan haknya menerima obat secara langsung dari unit instalasi farmasi, kemudian obat yang diterima pasien diberikan kembali kepada perawat untuk dikelola lebih lanjut.
sebanyak 1 lampiran tindasan yang dipergunakan sebagai bukti untuk memvalidasi obat yang diterima dari keluarga pasien setelah keluarga pasien menebus obat di unit instalasi farmasi, apabila sesuai perawat melakukan tindakan sentralisasi obat. Menurut Nursalam (2002), Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat.
Sisanya diberikan kepada keluarga pasien sebanyak 2 lampiran tindasan, tindasan yang pertama diberikan ke unit instalasi farmasi untuk ditukar dengan nota resep yang tercantum informasi rincian harga obat yang dicetak oleh petugas unit instalasi farmasi, apabila keluarga pasien keberatan biaya, keluarga pasien dapat menyampaikan obat-obat tertentu saja yang ingin ditebus kepada petugas unit instalasi farmasi untuk dicetakkan nota yang baru dengan menukar nota resep yang lama, bilamana keluarga pasien tidak mampu menebus obat, keluarga pasien dapat menyampaikan keluhannya kepada perawat di unit rawat inap untuk segera ditindaklanjuti proses selanjutnya sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit, namun apabila keluarga pasien tidak keberatan biaya nota resep dapat diserahkan langsung ke loket beserta uang pembayarannya untuk ditukar dengan nota bayar sebagai syarat dan bukti untuk pengambilan obat di unit instalasi farmasi.
3
pasien/keluarga pasien dari unit rawat jalan untuk berbagi antrian bersama dan meninggalkan pendampingan pasien sementara. Hal tersebut merugikan pasien rawat inap karena dapat menghambat proses penyembuhannya dan memberikan kecemasan tersendiri kepada keluarga pasien dari pasien yang ditinggalkan. Selain itu proses pengelolaan layanan obat juga harus segera terdistribusikan obatnya kepada pasien rawat inap selain bersifat urgent,
pemberian obat kepada pasien rawat inap harus tepat waktu sesuai dengan jadwal pemberian obat secara intensif.
Faktor biaya untuk penebusan obat juga menjadi faktor penting yang mengharuskan keluarga pasien rawat inap memiliki biaya diwaktu yang sama untuk menebus obat, jika keluarga pasien saat itu belum memiliki biaya untuk menebus obat, maka keluarga pasien tidak bisa mendapatkan obat yang harus diberikan kepada pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana membuat aplikasi pengelolaan layanan obat yang berisi fungsi permintaan obat, simpan terima obat dan fungsi distribusi obat yang mampu menghasilkan output yang berisi laporan permintaan obat, simpan terima obat dan laporan distribusi obat?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk membuat aplikasi pengelolaan pelayanan obat yang memiliki fungsi permintaan obat, simpan terima obat, dan distribusi obat yang bertujuan untuk dapat melakukan permintaan obat, simpan terima obat dan distribusi obat secara online.
Setelah melakukan permintaan obat dan simpan terima obat, sistem mampu menghasilkan output berupa laporan permintaan obat dan simpan terima obat yang berisi spesifikasi obat, harga obat, jumlah obat, dan status permintaan obat dan simpan terima obat.
Kemudian memiliki fungsi distribusi obat yang bertujuan untuk melakukan input-an terkait dengan aktivitas pemberian obat kepada pasien rawat inap sesuai dengan jadwal pemberian obat. Setelah melakukan input
5
1.4 Batasan Masalah
Pada pembuatan aplikasi pengelolaan layanan obat permasalahan yang dibatasi yaitu :
1. Hanya menangangi proses pengelolaan layanan obat pasien rawat inap. 2. Tidak membahas mengenai biaya operasional dan tagihan obat.
3. Tidak membahas mengenai perencanaa karena tidak ada perencanaan khusus akan kebutuhan obat yang dilaksanakan oleh dokter.
4. Tidak membahas mengenai pengendalian obat karena tidak ada tenaga farmasi yang diperlukan untuk mengendalikan obat dirawat inap.
1.5 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktik di UPT Rumah Sakit Paru Surabaya antara lain :
1. Aplikasi pengelolaan pelayanan obat dapat memperbaiki proses pengelolaan layanan obat pasien rawat inap yang dilakukan oleh unit rawat inap.
2. Memperbaiki unit rawat inap dalam upaya meningkatkan layanan keperawatan.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang masalah yang sedang dibahas, maka sistematika penulisan laporan pembuatan aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada UPT Rumah Sakit Paru Surabaya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah, manfaat aplikasi bagi perusahaan, serta sistematika penulisan laporan ini.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mulai dari sejarah rumah sakit, visi dan misi rumah sakit dan struktur organisasi.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori singkat yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktik. Teori-teori ini dijadikan bahan acuan bagi penulis untuk menyelesaikan masalah
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN
7
Input/Output sampai dengan implementasi sistem berupa capture dari setiap
form aplikasi. BAB V PENUTUP
8
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Rumah Sakit Paru Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berlokasi di wilayah Surabaya Utara tepatnya di Jalan Karang Tembok 39 Surabaya. Sesuai surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa Timur, nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 tanggal 12 November 2010, Rumah Sakit Paru Surabaya melaksanakan pemberantasan penyakit paru melalui pengobatan dan perawatan penderita paru, menetapkan diagnosis, penyuluhan kesehatan serta melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan, pemberantasan penyakit paru. Setiap harinya Rumah Sakit Surabaya memeriksa dan mengobati ± 250 pasien untuk pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan paru. Selain datang sendiri, pasien yang berobat ada yang dirujuk dari puskesmas, dokter swasta, bahkan sebagian berasal dari luar Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo,Mojokerto, Lamongan, dan Madura.
9
paru, tetapi juga penyakit lainnya seperti Kulit & Kelamin, Mata, THT, Kandungan, Penyakit Dalam, Bedah.
2.2 Tujuan Perusahaan 2.2.1 Tujuan Umum
Rumah Sakit Paru Surabaya menyelenggarakan upaya kesehatan paru secara paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan menggunakan teknologi tepat guna, didukung peran serta aktif masyarakat, kerjasama lintas sektor dan merupakan pusat pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan upaya kesehatan paru yang berorientasi pada kesehatan paru masyarakat.
2.2.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengobatan penderita penyakit Paru
2. Melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan diagnosis dan pengobatan penyakit Paru
2.3 Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo UPT Rumah Sakit Paru Surabaya
2.4 Profil Perusahaan
Sejak menjalankan kegiatan operasional sebagai sarana pelayanan kesehatan paru, landasan hukum Rumah Sakit Paru Surabaya mengikuti kebijakaan dan peraturan sebagai berikut :
1. Perda Provinsi Jawa Timur No. 37 Tahun 2000 tentang Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
2. Keputusan Gubernur Jawa Timur No.26 tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Fungsi UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
3. SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kewenangan: 1) Menyelenggarakan Pelayanan Rawat Inap
11
2) Pelayanan Kesehatan setara RS tipe C
Hal ini mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No.060/2192/111.1/03 tgl. 19 Juni 2003 tentang Ijin Pengembangan Fungsi dan Pelayanan setara RSU tipe C
4. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 116 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit: Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
5. Surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Paru Surabaya nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 dari Gubernur Jawa Timur.
6. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188 tahun 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit Paru Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
7. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Paru Surabaya oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT/551/IV/2012.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/1775/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Khusus Paru Surabaya Provinsi Jawa Timur.
2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 2.5.1 Visi Perusahaan
“Menjadi Rumah Sakit Paru Rujukan di Jawa Timur dengan pelayanan
selangkah lebih maju.” adalah Visi dari Rumah Sakit Paru Surabaya. Visi
Rumah Sakit Umum yang berdaya saing dengan pelayanan yang selangkah
lebih maju”.
2.5.2 Misi Perusahaan
1. Membentuk jejaring pelaksanaan rujukan dan kerja sama dengan lembaga & institusi terkait, dengan unggulan pelayanan penyakit paru. 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
3. Melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan teknologi.
4. Melaksanakan penelitian - penelitian, baik langsung maupun bekerja sama dengan pihak luar.
2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi
Motto Rumah Sakit Paru Surabaya adalah: Pelayanan yang kompetitif dan bermutu Sedangkan filosofinya adalah:
1. Pelayanan spesialistik (Paru, Penyakit Dalam,THT, Mata, Kulit Kelamin, Kandungan, Bedah).
2. Pelayanan kesehatan yang berstandar, guna peningkatan kualitas pelayanan.
3. Memperhatikan kelayakan kemampuan ekonomi masyarakat.
13
Budaya organisasi Rumah Sakit Paru Surabaya terdiri dari Keyakinan dasar dan Nilai dasar. Keyakinan dasar merupakan pemacu semangat untuk mewujudkan visi organisas. Keyakinan dasar tersebut adalah :
1. Kebersamaan
Merupakan pemacu kekuatan organisasi dalam menghadapi semua tantangan. Kebersamaan yang terjalin antara Rumah Sakit Paru Surabaya dan mitra kerja dilakukan untuk menjadikan produk jasa yang telah disediakan menjadi alat terbaik bagi konsumen.
2. Dukungan
Merupakan pembangkit semangat untuk belajar secara berkelanjutan dan sebagai pemacu kinerja bagi semua SDM. Adanya dukungan dalam diri Rumah Sakit Paru Surabaya dapat memacu inspirasi bagi semua karyawan untuk membangun organisasi.
3. Kebersihan
2.6 Struktur Organisasi
Saat ini Struktur Orgnisasi RS Paru Surabaya mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur nomor 060/6961/101.1/2011 yang tersusun sebagai berikut :
15
LANDASAN TEORI
Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain:
3.1 Pengelolaan Obat
Menurut Depkes RI (2003), ruang lingkup pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan, distribusi, pengendalian, pelayanan obat, serta pencatatan dan pelaporan. Dalam ruang lingkup pengelolaan obat tersebut terkandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat untuk pemenuhan kebutuhan. Dalam merencanakan kebutuhan obat diperlukan data yang akurat berupa jenis dan jumlah obat agar tujuan perencanaan dapat tercapai.
2. Permintaan obat
Permintaan obat merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan obat di unit pelayanan kesehatan. Untuk menentukan permintaan obat diperlukan data seperti resep.
3. Penerimaan obat
Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan dari bagian logistik farmasi. Dalam penerimaan obat harus dilakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diterima, mencakup jenis dan jumlah obat yang sesuai resep.
4. Penyimpanan
17
Menurut Depkes RI (1990), bahwa penyimpanan adalah kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan didalam ruang penyimpanan agar setiap kali diperlukan dapat dilayani dengan cepat.
5. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat kepada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan permintaan yang diajukan. Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di unit pelayanan kesehatan dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
6. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan. Pengendalian penggunaan bertujuan untuk menjaga kualitas pelayanan obat. 7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib dan teratur, meliputi obat-obat yang diterima, disimpan, dan didistribusikan di unit pelayanan kesehatan.
3.2 Distribusi Obat
3.2.1 Sistem Distribusi Obat untuk Pasien Rawat Inap
Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang diterapkan bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit, hal itu tergantung pada kebijakan rumah sakit, kondisi dan keberadaan fasilitas fisik, personel, dan tata ruang rumah sakit.
3.3 SDLC
Menurut Fatta (2007:24), System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu kerangka yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pembuatan sebuah software. Terdapat banyak metode untuk mendeskipsikan SDLC ini, pada dasarnya setiap metode menggambarkan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Identifikasi, seleksi dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap preliminary dari pembuatan suatu software. Pada tahap ini, dikembangkan suatu rancang bangun dari suatu software. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini antara lain.
1) Mengidentifikasi kebutuhan user.
2) Menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi diatas, dengan menyesuaikan dengan kapasitas teknologi yang tersedia serta efisiensi.
19
2. Analisis sistem
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan, yang bertujuan memperoleh kebutuhan software dan user secara lebih spesifik dan rinci. Tujuan dilakukan tahap ini adalah untuk mengetahui posisi dan peranan teknologi informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan, serta mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi software. Analisis sistem terbagi dua, yaitu.
1) Permodelan data, yang mencakup Entity Relationship Diagram (ERD), Conceptual Data Model (CDM), dan Physical Data Model (PDM).
2) Permodelan proses, dengan Unified Modeling Language. 3. Desain sistem
Setelah melakukan identifikasi serta analisis sistem, tahap selanjutnya adalah menerjemahkan konsep-konsep tersebut kedalam suatu sistem yang berwujud. Tahap ini meliputi pembuatan dan pengembangan sebagai berikut.
1) Desain form dan laporan (reports). 2) Desain antarmuka dan dialog (message). 3) Desain basis data dan file (framework). 4) Desain proses (process structure).
Pada tahap ini akan dihasilkan sebuah dokumen berupa Software
Architecture Document (SAD). SAD ini adalah dokumen yang menjelaskan
4. Implementasi sistem
Tahap implementasi sistem ini diawali dengan pengetesan software
yang telah dikembangkan. Beberapa tahap pengetesan adalah sebagai berikut: 1) Developmental, yakni pengetesan error per module oleh
programmer.
2) Alpha testing, yakni error testing ketika software digabungkan
dengan antarmuka user.
3) Beta testing, yakni pengetesan dengan lingkungan dan data yang
sebenarnya.
Pada tahap berikutnya dilakukan konversi sistem, yaitu mengaplikasikan perangkat lunak pada lingkungan yang sebenarnya untuk digunakan oleh organisasi yang memesannya. Kemudian, dilakukan tahap dokumentasi, yaitu pencatatan informasi-informasi yang terkait dengan pembuatan sistem ini dan pelatihan, yaitu mengedukasi end user mengenai bagaimana cara menggunakan software yang bersangkutan. Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Pada tahap ini akan dihasilkan sebuah dokumen berupa Test Plan. Dokumen Test Plan adalah sebuah dokumen yang digunakan memastikan dan memverifikasi antara rencana yang sudah dibuat dengan hasil yang dicapai., apakah sesuai dengan
planning yang telah dibuat atau ada perubahan-perubahan dengan seiring
21
5. Pemeliharaan sistem
Tahap pemeliharaan sistem adalah sebagai berikut.
1) Korektif, yaitu memperbaiki desain dan error pada program
(troubleshooting).
2) Adaptif, yaitu memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
3) Perfektif, yaitu melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau menambah fitur baru pada sistem yang telah ada. 4) Preventif, yaitu menjaga sistem dari kemungkinan masalah di
22
DESKRIPSI PEKERJAAN
Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem pelayanan pengelolaan obat. Penghimpunan data yang diperoleh diantaranya melalui kegiatan wawancara, observasi dan studi literatur. Setelah melakukan proses penghimpunan data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Menganalisa sistem 2. Mendesain sistem
Analisa sistem merupakan cara untuk menganalisis permasalahan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil studi lapangan untuk menghasilkan sebuah sistem yang baru. Sedangkan desain sistem merupakan tahapan yang menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.
4.1 Analisis Sistem
23
mandiri oleh pihak keluarga pasien rawat inap. Sehingga pelayanan yang dilakukan oleh perawat tidak sepenuhnya tersalurkan kepada pasien rawat inap terkait dengan aktivitas pengelolaan pelayanan obat, hal tersebut masih menjadi sebuah kendala yang dirasakan oleh pihak keluarga pasien rawat inap.
Berdasarkan hasil analisa dari sistem saat ini masih berjalan pada unit rawat inap, diperlukan sebuah aplikasi pelayanan pengelolaan obat yang mampu melakukan fungsi permintaan obat, simpan terima obat dan fungsi distribusi obat untuk dapat menanggulangi kendala yang ada di unit rawat inap.
4.1.1 Document Flow Pelayanan Pengelolaan Obat pada Unit Rawat
Inap
Proses pelayanan pengelolaan obat pada unit rawat inap yang saat ini masih berjalan sebagai berikut:
1. Dimulai dari dokter membuat resep berisi 3 tindasan dan memberikan resep tindasan 1 dan 2 kepada keluarga pasien untuk diserahkan kepada bagian instalasi farmasi, kemudian memberikan resep tindasan 3 kepada perawat yang digunakan sebagai arsip.
2. Setelah bagian instalasi farmasi menerima resep tindasan 1 dan 2 dari pasien, bagian instalasi farmasi memberikan harga obat dan membuat kwitansi.
harus dibayarkan, apakah keluarga pasien memiliki biaya untuk melakukan pembayaran kepada bagian loket.
4. Jika keluarga pasien mampu menebus obat maka keluarga pasien menyerahkan kwitansi dan melakukan pembayaan ke loket untuk dibuatkan nota bayar.
5. Jika keluarga pasien tidak mampu menebus obat maka keluarga pasien tidak dapat menerima obat.
6. Bagian loket menyerahkan nota bayar yang sudah dibuat kepada keluarga pasien dan diberikan kepada instalasi farmasi untuk mendapatkan obat yang diserahkan kepada keluarga pasien.
25
Adapun gambar document flow pelayanan pengelolaan obat pada unit rawat inap sebagai berikut:
Document Flow Pelayanan Pengelolaan Obat pada Unit Rawat Inap
Dokter Perawat Keluarga Pasien Instalasi Farmasi Loket
P
Gambar 4.1 Document Flow Permintaan Obat
4.2 Perancangan Sistem
Pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan beberapa pemodelan untuk melakukan pengembangan dari analisis sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu system flow, hierarchy input process output,
disertakan juga struktur tabel dari aplikasi pelayanan pengelolaan obat yang dibuat.
4.2.1 System Flow Pelayanan Pengelolaan Obat pada Unit Rawat Inap
Prosedur untuk system flow pembuatan aplikasi pelayanan pengelolaan obat pada unit rawat inap Rumah Sakit Paru Surabaya terdapat beberapa fase diantaranya system flow permintaan obat, system flow penerimaan obat,
system flow penyimpanan obat, system flow distribusi obat, system flow
pelayanan obat, dan system flow pencatatan dan pelaporan obat yang dijelaskan sebagai berikut:
4.2.1.1 System Flow Permintaan Obat
1. Dimulai dari dokter membuat resep yang diserahlan kepada perawat.
2. Setelah perawat menerima semua resep, perawat mengakses menu permintaan obat untuk mencari data obat yang sesuai dengan resep.
3. Setelah perawat menemukan data obat yang dicari, perawat memilih data obat yang akan dipilih sesuai resep.
4. Setelah memilih obat, perawat menginputkan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan obat yang ada pada resep.
27
Permintaan Obat
Dokter Perawat Instalasi Farmasi Kepala Ruangan
P
Gambar 4.2 System Flow Permintaan Obat 4.2.1.2 System Flow Simpan Terima Obat
1. Dimulai dari bagian Instalasi Farmasi yang memberikan obat serta nota resep kepada perawat.
3. Setelah menginputkan data obat yang telah diterima dan melakukan penyimpanan obat, selanjutnya perawat menyimpan data simpan terima obat kedalam database.
Simpan Terima Obat
Instalasi Farmasi Perawat Pasien Kepala Ruangan
P Nota Bayar dan
Obat
Input Data Simpan Terima Obat
Gambar 4.3 System Flow Simpan Terima Obat 4.2.1.3 System Flow Distribusi Obat
29
2. Setelah perawat melakukan inputan distribusi obat sesuai dengan waktu pendistribusian obat, selanjutnya perawat menyimpan data distribusi obat kedalam database.
Distribusi Obat
Pasien Perawat Kepala Ruangan
P
Input Data Distibusi Obat
4.2.1.4 System Flow Pelaporan Obat
1. Dimulai dari perawat yang telah melaksanakan aktivitas permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi dan pelayanan obat dengan menggunakan sistem dan menyimpan / mencatat segala bentuk kegiatan yang terjadi kedalam database.
2. Setelah perawat melaksanakan ativitas tersebut, selanjutnya perawat dapat melihat laporan terkait dengan aktivitas permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi dan pelayanan obat dengan mengakses menu laporan permintaan obat, menu laporan penerimaan obat, menu laporan penyimpanan obat, menu laporan distribusi dan pelayanan obat.
3. Selain perawat dapat melihat laporan, perawat juga bisa melakukan pelaporan dengan cara mencetak laporan pada menu laporan untuk masing-masing aktivitas sesuai dengan kebuuhan.
31
Pelaporan Obat
Perawat Kepala Ruangan Pasien
P
Gambar 4.5 System Flow Pelaporan Obat 4.2.2 Hierarchy Input Process Output (HIPO)
Berikut ini merupakan struktur diagram Hierarchy Input Process
Output dari aplikasi pelayanan pengelolaan obat pada Rumah Sakit Paru
Aplikasi Pelayanan
Penerim aan Obat
dar i Nota Resep
Menyimpan Data
Simpan Terima Obat
Menginputkan Data
Distribusi Obat dari
Tindakan Di str ibusi
Obat
Gambar 4.6 Hierarchy Input Process Output (HIPO) pada Aplikasi Pelayanan Pengelolaan Obat
4.2.3 Context Diagram
Context Diagram dari aplikasi pelayanan pengelolaan obat pada Rumah
33
Obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya, sedangkan simbol persegi menggambarkan orang atau bagian yang berperan dalam sistem sebagai external entity yaitu dokter, perawat, kepala ruangan rawat inap, pasien dan instalasi farmasi.
Aplikasi Pelayanan Pengelolaan Obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya
+ 0
Perawat
Instalasi Farmasi Pasien
Data Tindakan Distribusi Obat
Kepala Ruangan Laporan Simpan Terima Obat
Laporan Simpan Terima Obat Laporan Tagihan Distribusi Obat
Laporan Distribusi Obat Laporan Penggunaan Obat per-pasien
Gambar 4.7 Context Diagram 4.2.4 Data Flow Diagram
4.2.4.1 Data Flow Diagram Level 0
Pasien Kepala Ruangan
Rawat Inap
3 Pasien Rawat Inap
Data Permintaan Obat
4 Slot Simpan Obat
5 Simpan Terima Obat
Laporan Permintaan Obat Laporan Simpan Terima Obat
Laporan Distribusi Obat Laporan Penggunaan Obat per-pasien Laporan Simpan Terima Obat
Laporan Tagihan Data Simpan Terima Obat
Data
35
4.2.4.2 Data Flow Diagram Level 1 Permintaan Obat
DFD level 1 permintaan obat merupakan hasil decompose dari context
diagram yang menggambarkan proses-proses apa saja yang terdapat pada
sistem pelayanan pengelolaan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang melibatkan entitas dokter dan instalasi farmasi. DFD level 1 dapat dilihat pada gambar 5.0.
Gambar 4.9 Data Flow Diagram Level 1 Permintaan Obat 4.2.4.3 Data Flow Diagram Level 1 Simpan Terima Obat
DFD level 1 simpan terima obat merupakan hasil decompose dari
context diagram yang menggambarkan proses-proses apa saja yang terdapat
Menginputkan Data Penerim aan Obat
dar i Nota Resep
2.1
Instalasi Farmasi Nota Resep
1 Obat
4 Pasien Rawat Inap
5 Slot Simpan Obat
6 Simpan Terima Obat
Menginputkan Data Penerim aan Obat
dar i Nota Resep
2.2
Data inputan nota resep
Data simpan Teri ma obat
Gambar 4.10 Data Flow Diagram Level 1 Simpan Terima Obat 4.2.4.4 Data Flow Diagram Level 1 Distribusi Obat
DFD level 1 distribusi obat merupakan hasil decompose dari context
diagram yang menggambarkan proses-proses apa saja yang terdapat pada
sistem pelayanan pengelolaan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang melibatkan entitas perawat. DFD level 1 dapat dilihat pada gambar 5.2.
Menginputkan Data Distribusi Obat dari Tindakan Di str ibusi
Obat
3.1
Menyimpan Data Distribusi Obat
3.2
Perawat 6 Simpan Terima Obat
7 Distribusi Obat Update
Data Simpan Terima Obat
Data Distribusi
Obat Tindakan
Distribusi obat melihat
Gambar 4.11 Data Flow Diagram Level 1 Distribusi Obat 4.2.4.5 Data Flow Diagram Level 1 Pelaporan Obat
DFD level 1 pelaporan obat merupakan hasil decompose dari context
37
sistem pelayanan pengelolaan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang melibatkan entitas pasien dan kepala ruangan. DFD level 1 dapat dilihat pada gambar 5.3.
Laporan penggunaan obat per-pasien Pasien
Laporan distribusi obat
Laporan tagihan Distribusi obat
Laporan simpan terima obat
6 Simpan Terima Obat
7 Distribusi Obat
2 Permintaan Obat
Data permintaan obat
Data simpan terima obat
Data distribusi obat
Data penggunaan obat per-pasien Data tagihan
Distribusi obat
Gambar 4.12 Data Flow Diagram Level 1 Pelaporan Obat 4.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pada tahap ini desain database yang dibuat berupa Entity Relational
Diagram (ERD), merupakan model untuk merepresentasikan data yang ada
pada sistem dimana terdapat entity dan relational. Ada 2 model yang digunakan dalam pemodelan, seperti Conceptual Data Model (CDM) dan
Physical Data Model (PDM). Entity Relationship Diagram (ERD) itu sendiri
dan atribut merupakan bagian dari objek itu sendiri. Antara entitas dan entitas dihubungkan dengan relasi sesuai kegiatannya.
4.2.5.1 Conceptual Data Model
Conceptual Data Model (CDM) adalah gambaran secara keseluruhan
struktur aplikasi. Dengan CDM kita bisa membangun desain awal sistem dan tidak perlu khawatir dengan detail implementasinya secara fisik. Dan melalui prosedur generation yang mudah, kita bisa melakukan generate CDM ke PDM.
Gambar 4.13 Conceptual Data Model
39
4.2.5.2 Physical Data Model
Physical Data Model menggambarkan hubungan struktur antar
tabel-tabel yang digunakan untuk menyimpan data penggajian karyawan sebagaimana diterapkan pada Database Mangement System (DBMS).
Gambar 4.14 Physical Data Model 4.2.6 Struktur Tabel
Dalam hal merancang struktur tabel yang digunakan dalam pembuatan aplikasi pelayanan pengelolaan obat Rumah Sakit Paru Surabaya, meliputi nama tabel, nama atribut, tipe data, serta data pelengkap seperti primary key
dan foreign key. Data-data dibawah ini akan menjelaskan satu per satu secara
detil dari struktur tabel sistem. 1. Tabel User
detil simpan terima obat
Primary key : ID_USER Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data master user
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 ID_USER INT PRIMARY KEY
2 USERNAME VARCHAR 100
3 PASSWORD VARCHAR 100
Tabel 4.1 Tabel User 2. Tabel Permintaan Obat
Nama tabel : permintaan obat Primary key : NO_PERMINTAAN Foreign key : ID_PASIEN, ID_USER Fungsi : Menyimpan data permintaan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 NO_PERMINTAAN CHAR 10 PRIMARY
KEY
2 ID_PASIEN INT FOREIGN
KEY 3 TANGGAL_PERMINTAAN DATE
4 ID_USER INT FOREIGN
KEY Tabel 4.2 Tabel Permintaan Obat
3. Tabel Obat Nama tabel : obat
Primary key : ID_OBAT Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data master obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 ID_OBAT CHAR 10 PRIMARY KEY
41
3 STOK_FARMASI INT
5 SATUAN VARCHAR 10
Tabel 4.3 Tabel Obat 4. Tabel Pasien
Nama tabel : pasien
Primary key : ID_PASIEN Foreign key : ID_RUANGAN
Fungsi : Menyimpan data master pasien
No. Field Tipe Panjang Keterangan
Tabel 4.4 Tabel Pasien 5. Tabel Simpan Terima Obat
Nama tabel : simpan terima obat Primary key : ID_SIMPAN
Foreign key : ID_PASIEN, ID_SLOT
Fungsi : Menyimpan data simpan terima obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
Tabel 4.5 Tabel Simpan Terima Obat 6. Tabel Slot Simpan Obat
Primary key : ID_SLOT Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data master slot simpan obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 ID_SLOT CHAR 10 PRIMARY KEY
2 NOMOR SLOT INT
Tabel 4.6 Tabel Slot Simpan Obat 7. Distribusi Obat
Nama tabel : distribusi obat
Primary key : ID_DISTRIBUSI_OBAT Foreign key : ID_PASIEN
Fungsi : Menyimpan data distribusi obat
No. Field Tipe Panjang Keterangan
1 ID_DISTRIBUSI_OBAT CHAR 10 PRIMARY
KEY
2 ID_PASIEN VARCHAR 10 FOREIGN KEY
3 TANGGAL DISTRIBUSI DATETIME 100
4 WAKTU DITRIBUSI CHAR 10
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Obat
4.3 Kebutuhan Sistem
4.3.1 Desain Input/Output
43
4.3.1.1 Desain Input
Desain input merupakan desain masukan dari pengguna kepada sistem yang kemudian disimpan kedalam database.
1. Form Login
Gambar 4.15 Tampilan Desain Form Login
Form login merupakan menu awal tampilan untuk memasuki aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk memasukkan username dan password untuk masuk ke sistem.
2. Form Beranda
Form beranda merupakan tampilan utama aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
3. Form Permintaan Obat
Gambar 4.17 Tampilan Desain Form Permintaan Obat
Form permintaan obat merupakan tampilan permintaan obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melakukan permintaan obat.
4. Form Simpan Terima Obat
45
Form simpan terima obat merupakan tampilan simpan terima obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melakukan simpan terima obat.
5. Form Distribusi Obat
Gambar 4.19 Tampilan Desain Form Distribusi Obat
4.3.1.2 Desain Output
1. Form Laporan Permintaan Obat
Gambar 4.20 Tampilan Desain Form Laporan Permintaan Obat Form laporan permintaan obat merupakan tampilan laporan permintaan obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melihat laporan permintaan obat.
2. Form Laporan Simpan Terima Obat
47
Form laporan simpan terima obat merupakan tampilan laporan simpan terima obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melihat laporan simpan terima obat. 3. Form Laporan Distribusi Obat
Gambar 4.22 Tampilan Desain Form Laporan Distribusi Obat
Form laporan distribusi obat merupakan tampilan laporan distribusi obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melihat laporan distribusi obat.
4. Form Laporan Penggunaan Obat Per-Pasien
Form laporan penggunaan obat per-pasien merupakan tampilan laporan penggunaan obat per-pasien pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melihat laporan penggunaan obat per-pasien.
5. Form Laporan Tagihan Obat
Gambar 4.24 Tampilan Desain Form Laporan Tagihan Obat
49
4.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem menjelaskan detail aplikasi penggajian, penjelasan software/hardware pendukung, dan form-form yang ada pada aplikasi penggajian.
4.4.1 Teknologi
1. Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi penggajian ini adalah satu unit komputer dengan:
1) Processor Intel(R) Core(TM) i3 CPU 2) RAM 2 GB DDR3 Memory
3) VGA on Board
4) Monitor Super VGA (1024 X 768) 5) 320 GB HDD
6) Keyboard dan Mouse 7) Printer
2. 2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak minimum yang harus di-install ke dalam sistem komputer adalah:
1) Sistem operasi : Windows 7
2) XAMPP
4.4.2 Tampilan Program 1. Halaman Login
Gambar 4.25 Tampilan Interface Halaman Login
Login merupakan proses awal untuk dapat mengakses semua fitur pada
aplikasi pengelolaan pelayanan obat ini. Pada form login pengguna dalam hal ini penggunanya adalah perawat. Perawat menginputkan username dan
password pada kolom yang tersedia seperti pada Gambar 4.24 di atas,
kemudian tekan tombol login. 2. Halaman Utama
Gambar 4.26 Tampilan Interface Halaman Utama
51
proses pengelolaan pelayanan obat menggunakan aplikasi pengelolaan pelayanan obat.
3. Halaman Menu Permintaan Obat
Gambar 4.27 Tampilan Interface Halaman Menu Permintaan Obat Halaman menu permintaan obat adalah halaman yang berfungsi untuk melakukan permintaan obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Terdapat berberapa kolom antara lain tanggal permintaan, nomor permintaan, id pasien, id obat, nama obat, stok farmasi, jumlah obat, aturan pakai dan harga obat.
4. Halaman Menu Simpan Terima Obat
pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Terdapat berberapa kolom antara lain tanggal terima, id simpan, id pasien, id slot, status tagihan, id obat, nama obat dan jumlah obat.
5. Halaman Menu Distribusi Obat
Gambar 4.29 Tampilan Interface Halaman Menu Distribusi Obat Halaman menu distribusi obat adalah halaman yang berfungsi untuk melakukan inputan pemberian obat pada aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Terdapat berberapa kolom antara lain tanggal distribusi, id distribusi, id pasien, waktu distribusi, id obat, nama obat dan jumlah obat.
6. Halaman Menu Laporan Permintaan Obat
53
Halaman output laporan permintaan obat menunjukkan data laporan tentang permintaan obat. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data permintaan yang dapat dilihat detailnya dan langsung dicetak menjadi laporan permintaan obat pasien rawat inap pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
Gambar 4.31 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Permintaan Obat (Detail)
7. Halaman Menu Laporan Simpan Terima Obat
Gambar 4.33 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Simpan Terima Obat
Halaman output laporan simpan terima obat menunjukkan data laporan tentang simpan terima obat. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data penerimaan dan penyimpanan obat yang dapat dilihat detailnya dan langsung dicetak menjadi laporan simpan terima obat pasien rawat inap pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
55
Gambar 4.35 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Simpan Terima Obat (Print)
8. Halaman Menu Laporan Distribusi Obat
distribusi obat yang dapat dilihat detailnya dan langsung dicetak menjadi laporan distribusi obat pasien rawat inap pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
Gambar 4.37 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Distribusi Obat (Detail)
57
9. Halaman Menu Laporan Distribusi Obat Per-Pasien
Gambar 4.39 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Distribusi Obat Per-Pasien
Halaman output laporan distribusi obat per-pasien menunjukkan data laporan tentang distribusi obat per-pasien. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data distribusi obat per-pasien yang dapat dilihat detailnya dan langsung dicetak menjadi laporan distribusi obat per-pasien pada pasien rawat inap pada Rumah Sakit Paru Surabaya.
Gambar 4.41 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Distribusi Obat Per-Pasien (Print)
10. Halaman Menu Laporan Tagihan Obat
59
Gambar 4.43 Tampilan Interface Halaman Menu Laporan Tagihan Obat (Detail)
60 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya adalah :
Pembuatan aplikasi pengelolaan pelayanan obat memiliki fungsi permintaan obat, simpan terima obat, dan distribusi obat yang bertujuan untuk dapat melakukan permintaan obat, simpan terima obat dan distribusi obat secara online.
5.2 Saran
Berdasarkan aplikasi pengelolaan pelayanan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang telah dibuat, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
61
DAFTAR PUSTAKA
Aditama. (2006). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Univesitas Indonesia.
Depkes RI. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan RI No
416/Menkes/Per/IX/1990. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (2003). Direktorat Keperawatan & Keteknisian Medik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Professional. Jakarta: Salemba Medika.