• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Redesign Logo Deli’s Studio Photo & Printing Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Redesign Logo Deli’s Studio Photo & Printing Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTEK

Oleh

Nama : Muhammad Nur Aminuddin

NIM : 10.42010.0012

Program : S1 (Strata Satu)

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

i

merupakan visualisasi dari image, citra dan karakter perusahaan, sekaligus tanda

khas dari keberadaan sebuah perusahaan diantara perusahaan-perusahaan yang

lain. Logo juga merupakan salah satu media/alat untuk berkomunikasi dalam

mensosialisasikan pencerminan suatu perusahaan atau organisasi kepada

masyarakat. Redesign adalah sebuah aktivitas yang melakukan pengubahan

pembaharuan dengan berpatokan dari wujud design yang lama diubah menjadi

baru, sehingga dapat memenuhi tujuan-tujuan positif yang mengakibatkan

kemajuan suatu perusahaan.

Redesign logo Deli's Studio Photo & Printing, didorong oleh kebutuhan pihak

perusahaan dalam upayanya mengembangkan kreativitas dan promosi perusahaan

untuk meningkatkan brand awareness di mata masyarakat. Kesemuanya ini

diharapkan tercermin pada logo baru yang penampilannya lebih up to date (sesuai

perkembangan jaman) serta lebih menvisualisasikan pada karakter, visi misi serta

positioning dari perusahaan.

Perancangan ini bertujuan untuk mempelajari logo Deli's Studio Photo &

Printing yang lama dan seluruh aspek-aspek yang berkaitan dengan artinya.

Kemudian dijadikan patokan dan landasan untuk redesign logo Deli's Studio

Photo & Printing yang baru, dan hasilnya dapat diaplikasikan untuk mendukung

pengembangan dan peningkatan Brand Awareness Deli's Studio Photo & Printing

dimata masyarakat. Sehingga penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa

yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Dan dalam penulisan laporan Kerja

Praktek ini, penulis mengambil judul “Redesign Logo Deli's Studio Photo &

Printing Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”.

Kata Kunci:

Redesign Logo, Deli's Studio Photo & Printing, Brand Awareness

STIKOM

(3)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

... i

KATA PENGANTAR

... ii

DAFTAR ISI

... iv

DAFTAR GAMBAR

... vii

DAFTAR LAMPIRAN

... viii

BAB 1 PENDAHULUAN

... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ... 4

1.6 Pelaksanaan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

... 7

2.1 Logo ... 7

2.1.1 Jenis Logo ... 12

2.1.2 Tahapan Desain Logo ... 14

2.1.3 Kriteria Logo ... 19

STIKOM

(4)

v

2.2 Warna ... 20

2.3 Tipografi ... 23

2.4 Brand ... 25

2.4.1 Brand Awareness... 29

BAB 3 METODE PERANCANGAN KARYA

... 31

3.1 Metode Penelitian ... 31

3.2 Analisis Data ... 33

3.3 Proses Redesign Logo ... 33

3.3.1 Client Brief ... 33

3.3.2 Riset Data ... 34

3.3.3 Analisis SWOT ... 34

3.3.4 Keyword ... 34

3.3.5 Konsep Desain ... 35

3.3.6 Creative Process ... 35

3.3.7 Final Design ... 37

BAB 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

... 41

4.1 Profil Deli’s Studio Photo & Printing ... 41

4.2 Visi Misi Perusahaan... 42

4.3 Struktur Organisasi ... 42

4.4 Content Jasa Yang Ditawarkan ... 43

STIKOM

(5)

vi

BAB 5 IMPLEMENTASI KARYA

... 44

5.1 Konsep Visual Logo ... 44

5.2 Deskripsi Visual Alternatif Desain ... 44

5.2.1 Alternatif Desain 1 ... 44

5.2.2 Alternatif Desain 2 ... 45

5.2.3 Alternatif Desain 3 ... 46

5.2.4 Alternatif Desain 4 ... 47

5.2.5 Alternatif Desain 5 ... 48

5.3 Desain Logo Terpilih ... 49

5.4 Acuan Warna ... 50

5.5 Grid System Logo ... 50

5.6 Deskripsi Logo Baru ... 51

5.7 Perbandingan Logo Lama dan Logo Baru ... 52

5.7.1 Logo Lama ... 52

5.7.2 Logo Baru ... 53

BAB 6 PENUTUP

... 54

6.1 Kesimpulan ... 54

6.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA

... 55

LAMPIRAN

... 56

STIKOM

(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tabel Warna Dan Maknanya ... 22

Gambar 2.2 Konsep Brand Equity ... 28

Gambar 3.1 Hasil Sketch Logo Deli’s ... 35

Gambar 3.2 Computerize Alternatif Desain Terpilih ... 36

Gambar 3.3 Proses Vector Elemen Visual Diafragma... 37

Gambar 3.4 Proses Pembentukan Diafragma ... 38

Gambar 3.5 Proses Pewarnaan Diafragma ... 38

Gambar 3.6 Proses Peletakan Font Deli’s ... 39

Gambar 3.7 Tanda (‘) Bagian Diafragma (s) Warna Orange ... 39

Gambar 3.8 Letak Font Rata Kanan ... 40

Gambar 3.9 Final Design ... 40

Gambar 5.1 Alternatif Desain 1 ... 44

Gambar 5.2 Alternatif Desain 2 ... 45

Gambar 5.3 Alternatif Desain 3 ... 46

Gambar 5.4 Alternatif Desain 4 ... 47

Gambar 5.5 Alternatif Desain 5 ... 48

Gambar 5.6 Logo Terpilih ... 49

Gambar 5.7 Grid System Logo ... 50

Gambar 5.8 Desain Logo Baru ... 51

Gambar 5.9 Logo Lama ... 52

Gambar 5.10 Logo Baru ... 53

STIKOM

(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Surat Penerimaan Kerja Praktek ... 56

Lampiran 2 Form Acuan Kerja ... 57

Lampiran 3 Form Garis Besar Rencana Kerja ... 58

Lampiran 4 Form Log Harian 1 ... 59

Lampiran 5 Form Log Harian 2 ... 60

Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktek 1 ... 61

Lampiran 7 Form Kehadiran Kerja Praktek 2 ... 62

Lampiran 8 Surat Keterangan Akhir Kerja Praktek ... 63

Lampiran 9 Kartu Bimbingan Depan ... 64

Lampiran 10 Kartu Bimbingan Belakang ... 65

STIKOM

(8)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak perusahaan, organisasi maupun

lembaga baru yang dibangun. Dengan banyaknya perusahaan, organisasi maupun

lembaga tersebut tentunya harus ada pembeda identitas antara satu dengan yang

lainnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan perumusan identitas masing-masing

agar khalayak dapat mengetahui dan mengenali suatu perusahaan, organisasi

maupun lembaga-lembaga tersebut dengan mudah terutama dalam bentuk karakter

desain logonya.

Logo juga berperan penting sebagai cerminan identitas suatu perusahaan,

seperti CV. Deli's Studio Photo & Printing. Deli's Studio Photo & Printing

merupakan tempat studio photo serta printing di Surabaya, berlokasi di Jl. Griya

Kebraon B No.12 C. Berdiri sejak tahun 2010 yang dipimpin oleh Bapak

Muhammad Abdul Khadir dan Ibu Sulistya.

Berdasarkan jenis usahanya Deli's Studio Photo & Printing merupakan tempat

usaha yang melayani jasa pada bidang fotografi dan printing. Namun dibalik

semua itu kurangnya pencitraan konsep pada perusahaan Deli’s Studio Photo &

Printing serta visualisasi logo yang kurang mencerminkan karakter dari

perusahaan, sehingga untuk menumbuhkan Brand Awareness di mata masyarakat

masih sangat kurang.

STIKOM

(9)

Dengan kurangnya pencitraan identitas pada karakter logo perusahaan,

masyarakat kurang tahu adanya tempat studio photo serta printing sehingga dapat

mengakibatkan perusahaan Deli’s Studio Photo & Printing kurang dikenal di

kalangan masyarakat. Dengan masalah seperti itu dapat mempengaruhi stabilitas

pencitraan perusahaan sehingga dapat menurunkan omset yang seharusnya bisa

sesuai dengan apa yang diinginkan serta dengan kekurangan pada pencitraan

karakter logo perusahaan tersebut

Permasalahan yang dilihat dari perusahaan Deli’s Studio & Printing dapat

diatasi apabila meredesign logo yang lama dengan logo yang baru yang

menggunakan konsep visual sesuai karakter dan visi misi perusahaan untuk dapat

menambah value perusahaan sehingga akan menambah peningkatan Brand

Awareness di mata masyarakat. Dengan seperti itu perusahaan Deli’s Studio

Photo & Printing semakin dikenal kepada calon konsumen yang membutuhkan

jasa fotografi maupun printing. Dengan ini yang menjadi tujuan kami dalam

bereksplorasi dalam peningkatan Brand Awareness perusahaan agar semakin

dikenal oleh masyarakat dan perusahaan akan semakin berkembang dalam

bidangnya.

Setelah mengetahui bagaimana kelemahan dari perusahaan jasa CV. Deli’s

Studio Photo & Printing diatas, maka penulis mempunyai sebuah gambaran atau

konsep tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktik. Sehingga dalam

penulisan laporan Kerja Praktik ini penulis mengambil judul “Redesign Logo

Deli’s Studio Photo & Printing Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”.

STIKOM

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas yang berjudul “Redesign Logo Deli’s

Studio Photo & Printing Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness” Maka

rumusan masalah yang

diangkat, yaitu:

1. Bagaimana meredesign logo Deli’s Studio Photo & Printing menjadi logo

yang mencerminkan karakter dan visi misi perusahaan?

2. Bagaimana strategi konsep visualisasi desain logo Deli’s Studio Photo &

Printing untuk meningkatkan Brand Awareness pada masyarakat?

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan dikerjakan

dalam Kerja Praktik ini adalah:

1. Meredesign logo Deli's Studio Photo & Printing dengan cara mencari dan

mengumpulkan berbagai macam bahan referensi sebagai landasan dalam

menentukan konsep redesign logo Deli's Studio Photo & Printing.

2. Meredesign logo Deli's Studio Photo & Printing dengan cara

mempertimbangkan elemen logo, warna, tipografi dan konsep serta berbagai

unsur tambahan yang dapat mendukung proses redesign logo Deli's Studio

Photo & Printing.

STIKOM

(11)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada Kerja Praktik ini adalah:

1. Menghasilkan desain logo Deli's Studio Photo & Printing yang dapat

mencerminkan dan mempresentasikan karakter dan visi misi perusahaan.

2. Menghasilkan desain logo Deli's Studio Photo & Printing untuk dapat

meningkatkan Brand Awareness.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Membantu proses pembelajaran, pengalaman dan wawasan penulis dalam

meredesign logo perusahaan dengan tepat, sesuai dengan karakter

perusahaan dan keinginan klien.

2. Sebagai bahan perbandingan redesign logo perusahaan yang selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Membantu Deli's Studio Photo & Printing untuk membuat logo yang

mencerminkan karakter dan visi misi perusahaan.

2. Sebagai langkah awal untuk meningkatkan Brand Awareness Deli's Studio

Photo & Printing sebagai tempat Studio Photo dan Printing kepada

masyarakat.

STIKOM

(12)

1.6 Pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan di Deli’s Studio Photo & Printing yang

beralamat di Jl. Griya Kebraon Blok B No. 12C Surabaya. Waktu pelaksanaannya

dari tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Juli Tahun 2013 pukul 08:00 WIB – 16:00

WIB, tetapi dengan menyesuaikan keadaan dan kebutuhan perusahaan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu:

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan

1.5 Manfaat

1.6 Pelaksanaan

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dijelaskan tentang berbagai macam teori yang menjadi dasar

dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.

BAB III : METODE PERANCANGAN

Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk mendukung

metode perancangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.

STIKOM

(13)

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Kerja

Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang CV. Deli's Studio Photo & Printing.

BAB V : IMPLEMENTASI KARYA

Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan

pada Bab III.

BAB VI : PENUTUP

Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi:

6.1 Simpulan

Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Praktek,

khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang

dikerjakan.

6.2 Saran

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegiatan

Kerja Praktik berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar dalam

pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan

lain-lain.

STIKOM

(14)

7 2.1 Logo

Brand atau merek tidak dapat dipisahkan dari logo, karena logo merupakan

elemen utama dalam membentuk identitas sebuah perusahaan. Logo bukanlah

hanya sekedar pelengkap atau formalitas dari sebuah perusahaan, karena logo

mengisyaratkan kepribadian perusahaan. Penggunaan logo sebagai identitas telah

muncul sejak tahun 27 sebelum masehi, pada jaman kekaisaran Romawi dan

mengalami beberapa fase perkembangan hingga saat ini. Menurut Veronica

Napoles, penulis Corporate Identity Design mengatakan bahwa :

“Perusahaan bagaikan manusia. Mereka memiliki karakter pribadi, budaya dan prinsip-prinsip. Namun bagi banyak orang, mereka terlihat dingin (kaku) dan tidak berkepribadian. Tanpa tanda-tanda kehidupan.

Identitas visual membantu membuat mereka lebih manusiawi, dengan memberinya wajah dan kepribadian

dalam bentuk sebuah logo.”

Dari pernyataan tersebut, terlihat jelas bahwa logo merupakan atribut paling

utama yang terlihat secara fisik, seperti layaknya wajah pada manusia. Melalui

logo, tergambar semua atribut non fisik lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut,

yaitu : visi dan misinya, corporate value, dan seluruh kepribadiannya. Karena itu

pencarian ide logo harus berdasarkan kepribadian entitas tersebut.

STIKOM

(15)

Logo memiliki berbagai macam elemen dan bentuk yang kesemuanya itu

memiliki kesatuan yang membentuk identitas. Secara umum, BIRD (Board of

International Research in Design) dalam Design Dictionary menyebutkan bahwa

logo biasanya mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya. Berbagai

macam pengertian tentang logo dan elemennya menimbulkan pemahaman yang

berbeda-beda terhadap logo.

Dalam salah satu artikelnya, Design Institute of Australia mendefiniskan logo

sebagai sebuah simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran

nama perusahaan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai logo,

terdapat beberapa istilah tentang logo yang saling terkait antara satu dengan

lainnya:

1. Entitas atau Entity, adalah objek sebenarnya yang dimaksudkan. Contohnya

Negara Republik Indonesia adalah sebuah entitas yang diwakili oleh bendera

merah putih. Entitas dapat berupa apa saja, baik itu objek fisik maupun

non-fisik, seperti barang dan jasa, organisasi (perusahaan, lembaga, partai),

manusia (pribadi maupun kelompok), tempat (daerah, kota, negara), konsep

(ide, gagasan), pengalaman, dan peristiwa.

2. Logotype, berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti kata, pikiran,

pembicaraan, akal budi. Isitilah ini muncul sekitar tahun 1810-1840, yang

diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan

menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Karena brand

merupakan sebuah persaingan, maka desainer membuatnya semakin unik dan

berbeda satu sama lain.

STIKOM

(16)

Mereka mengolah huruf tersebut, menambahkan elemen gambar, bahkan

tulisan dan gambar berbaur menjadi satu. Dan semua itu masih banyak yang

menyebutnya dengan istilah logotype. Fungsi dari logotype ini adalah :

a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

c. Tanda jaminan kualitas.

d. Mencegah peniruan/pembajakan.

3. Logo, adalah singkatan dari logotype. Isitlah ini baru muncul tahun 1937 dan

sampai saat ini isitilah ini lebih populer dibandingkan logotype. Logo dapat

menggunakan elemen apa pun, seperti teks, logogram, gambar, ilustrasi dan

lain-lain.

4. Logogram, berbeda dengan logotype orang beranggapan logogram adalah

elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar istilah logogram telah

mengalami perubahan makna karena kemiripan kata dengan logotype.

Sebenarnya logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah

kata atau makna. Sebagai contoh, angka-angka dan lambang-lambang

matematika. ‘1’ mewakili ‘satu’, ‘+’ mewakili ‘tambah’. Fungsi dari logogram

adalah untuk mempersingkat penulisan sebuah kata. Logogram sering juga

disebut ideogram (simbol yang mewakili sebuah ide atau maksud).

STIKOM

(17)

5. Signature, berasal dari bahasa latin signāre, yang berartik to mark, sign. Selain

berarti tanda tangan, signature secara umum juga berarti

karakteristik/identitas/ tanda/ciri khusus yang diterapkan pada sebuah objek.

Logo merupakan signature dari sebuah entitas. Namun signature tidak terbatas

hanya bersifat visual, karena signature dapat juga berupa audio/suara/musik.

6. Mark, memiliki pengertian yang sangat luas dan sangat umum digunakan yang

tidak hanya eksklusif di area desain grafis saja yang menggunakannya. Pada

intinya mark berarti tanda atau lambang atau sign. Sebagian orang menyebut

elemen gambar pada logo sebagai mark.

7. Wordmark, sesuai dengan namanya, wordmark adalah logo yang terdiri dari

tulisan saja, serupa dengan makna awal mula istilah logotype. Namun istilah

ini telah mengalami perluasan makna, karena sebagian orang mengatakan

hanya elemen tulisannya saja yang disebut wordmark (untuk logo yang

memiliki berbagai elemen lain).

8. Merek dan Merek Dagang (Trademark), menurut Direktorat Jendral Hak

Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI):

“Merek adalah suatu ‘tanda’ yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi

dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa”.

Sedangkan merek dagang menurut Dirjen HAKI adalah:

“Merek yang digunakan pada barang yang diperdagankan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis

lainnya”.

STIKOM

(18)

Merek juga sering digunakan secara umum untuk menyebut sebuah logo atau

brand.

9. Brand, berbagai bidang memandang brand dari sudut pandangnya

masing-masing, antara lain: bisnis dan keuangan, marketing, davertising, sales,

promotion, public relation, komunikasi, desain grafis, semiotic, psikologi,

statistik, antropologi, sosiologi dan lain-lain. Karena itu makna brand menjadi

sangat luas. Dalam bukunya yang berjudul Designing Brand Identity (Alina

Wheeler) menjelaskan mengenai brand:

“Makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman

perusahaan dan harapan konsumen.”

Di masyarakat umum, brand secara populer dianggap sama dengan logo,

merek, atau nama entitas. Semua bersifat fisik semata. Padahal sebenarnya

brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah

entitas, jadi jauh lebih dalam dari sekedar fisik saja. Sedangkan branding

adalah kegiatan membangun sebuah brand. Membuat identitas, termasuk logo,

merupakan salah satu kegiatan branding.

STIKOM

(19)

2.1.1 Jenis Logo

Seiring dengan perkembangan jaman, logo semakin lama semakin jauh dari

sifat konvensional. Hal ini membuat tidak adanya istilah yang paling sempurna

untuk mewakili anatomi dari jutaan logo yang memiliki beragam variasi yang

berbeda-beda. Menurut Alina Wheeler dalam bukunya yang berjudul Designing

Brand Identity, membagi logo menjadi beberapa kategori. Namun batasan antar

kategori bersifat fleksibel, yang berarti sebuah logo dapat termasuk dalam

beberapa kategori sekaligus. Selain Wheeler, dalam bukunya yang berjudul

Trademark & Symbols of The World, Yasaburo Kuwayama membagi trademark

menjadi 4 jenis menurut segi penampilan fisiknya:

1. Alphabet (berbentuk huruf)

2. Symbols, numbers (lambang dan angka)

3. Concrete forms (bentuk yang serupa dengan objek aslinya)

4. Abstract forms (bentuk abstrak)

Hans Weckerle dalam bukunya Typographer as Analyst, membagi jenis logo ke

dalam 9x9 symmetric matrix, yang terdiri dari:

1. Verbal symbol : logotype, abbrevation dan initial

2. Icon : product oriented dan metaphoric

3. Mark : figurative dan colored

4. Emblem : private dan public

STIKOM

(20)

Sedangkan pengklasifikasian Per Mollerup berbeda dan jauh lebih kompleks,

karena menurutnya klasifikasi yang ideal harus memiliki perbedaan yang tajam

dan jelas antara masing-masing kategori.

Dalam bukunya yang berjudul Mark of Excellence, ia mendasari

klasifikasinya dari sudut semiotic, logo sebagai sign.Yang berarti logo tidak hanya

dilihat dari segi penampilan fisiknya, namun juga dari segi maknanya.

Masing-masing klasifikasi tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan terutama jika

dilihat dari perkembangan desain logo yang semakin jauh dari sifat konvensional,

membutuhkan klasifikasi yang bersifat lebih fleksibel. Sebagai bahan

pertimbangan pengkategorian logo, terdapat 2 hal sederhana dan mendasar yang

dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan desain logo:

1. Dilihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis,

yaitu:

a. Picture Mark dan Letter Mark (elemen gambar dan tulisan saling terpisah)

b. Picture Mark sekaligus Letter Mark (bisa disebut gambar, bisa juga disebut

tulisan/saling berbaur)

c. Letter Mark (tulisan) saja

2. Logo apapun, semua dibentuk dari basic shape / primitive shape atau

bentuk-bentuk dasar. Kemudian beberapa basic shapes, apabila saling bergabung dapat

membentuk dua jenis objek yang lebih kompleks yang kita kenal dengan

gambar dan huruf (pada logo disebut picture mark dan letter mark).

STIKOM

(21)

2.1.2 Tahapan Desain Logo

Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan dampak yang signifikan pada

dunia desain, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh

dampak positif perkembangan teknologi, desain dimudahkan dalam prosesnya

karena teknologi saat ini dapat membantu proses riset hingga finishing sehingga

menghemat waktu pengerjaan sebuah desain. Sedangkan dampak negatif

perkembangan teknologi, banyak pihak yang menganggap dirinya seorang

desainer hanya karena dapat menjalankan software yang berhubungan dengan

desain seperti Photoshop. Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar

visual semata karena desain juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi,

kepribadian, budaya dan lain-lain. Dalam bukunya yang berjudul “Mendesain

Logo” (Surianto Ruslan, 2009:2)

menjelaskan bahwa:

“Mendesain logo yang efektif sebagai suatu identitas perusahaan bukanlah perkara yang mudah yang dapat diselesaikan dalam hitungan jam

atau hari. Merasa punya bakat dan taste yang baik saja tidaklah cukup. Diperlukan sejumlah tahapan

pekerjaan dan pengetahuan pendukung...”

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan sebuah logo

memerlukan sebuah riset dan analisa brand yang tepat. Karena pengenalan yang

mendalam akan karakteristik sebuah brand menjadi landasan dari rancangan logo

sebuah perusahaan.

STIKOM

(22)

Selain mengenal seluk beluk perusahaan, perancangan sebuah logo juga tidak

lepas dari proses pemahaman simbol, yakni karakteristik bentuk, tipografi,

pengetahuan tentang gestalt, kecenderungan optis mata manusia, karakteristik

warna, pengetahuan tentang media, pengetahuan di bidang produksi cetak dan

masih banyak lagi pengetahuan tambahan yang diperlukan.

Terdapat beberapa tahapan yang biasa digunakan oleh desainer untuk

mendesain sebuah logo. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk memperoleh sebuah

desain logo yang benar-benar menggambarkan entitas dari perusahaan yang

bersangkutan. Berikut beberapa tahapan dalam mendesain logo:

1. Riset & Analisa

Tahapan pertama ini dimaksudkan untuk mencari fakta-fakta tentang entitas,

termasuk pesaingnya. Contohnya apabila entitas adalah berupa perusahaan,

maka yang diriset pertama kali adalah sektor industri, visi, misi, struktur

perusahaan, analisis pasar, target group, keunggulan dan kelemahan (analisa

S.W.O.T) dan lain-lain. Kemudian setelah itu, memberikan pertanyaan pada

perusahaan tentang alasan dan tujuan pembuatan logo. Sebagai contoh

pertanyaannya: “Apakah logo ini dibuat untuk logo grup atau anak

perusahaan?” atau “Apakah perusahaan hasil merger atau akuisisi?”. Setelah

memberikan pertanyaan tersebut, kemudian mengadakan wawancara khusus

untuk mendapatkan personality dari brand tersebut, yang dikumpulkan dalam

bentuk keywords atau kata-kata kunci.

STIKOM

(23)

Keseluruhan hasil riset dan anlisa ini dirangkum dalam creative brief yang akan

digunakan untuk tahap berikutnya. Sangat disarankan untuk meriset logo-logo

perusahaan lain untuk mengantisipasi kemiripan bentuk. Karena logo yang

mirip dengan logo lain, walaupun tidak disengaja akan mempertaruhkan

reputasi klien dan desainernya sendiri.

2. Thumbnails

Hasil creative brief kemudian digunakan untuk membuat thumbnails yang

merupakan visual brainstorming atau cara pengembangan ide melalui visual

berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpoin yang dilakukan secara manual.

Sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan komputer pada tahap ini.

Gregory Thomas dalam bukunya yang berjudul How to Design Logos,

Symbols & Icons mengatakan bahwa:

“Desainer pemula seringkali membiarkan teknologi mengontrol mereka dari sejak tahap awal menentukan strategi desain. Menurut saya ini adalah suatu kesalahan.

Seorang desainer profesional mengerti bahwa strategi desain tidak akan berubah. Apapun software komputer yang

digunakan. Karenanya dalam tahap awal membuat logo, seseorang harus konsentrasi menghadapi sendiri tantangan

desain itu (bukan menggunakan komputer).”

Karena saat memvisualkan konsep, desainer harus memikirkan hal-hal seperti:

Cocok tidaknya dengan pesan yang akan disampaikan, bagaimana melibatkan

audience, bagaimana membuatnya menarik, informatif dan mudah diingat.

Konsentrasi dalam membuat bentuk visual yang menjawab

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan konsep awal brand akan sirna bila desainer

sejak awal sudah menggunakan komputer.

STIKOM

(24)

Karena desainer akan lebih berkonsentrasi pada efek-efek pemanis yang bisa

dilakukan olehnya. Karena itu sangat disarankan untuk melalui tahapan ini

secara manual.

3. Komputer

Beberapa thumbnails yang berpotensi dipilih, dan kemudian dipindahkan ke

komputer. Pada tahap ini disarankan menggunakan software yang berbasis

vector seperti Adobe Illustrator atau Corel Draw. Melalui komputer, desainer

dapat dengan bebas menggunakan efek-efek yang dapat mendukung desain

logo yang diinginkan. Dengan mengimprovisasi thumbnail terbaik yang telah

dipilih, desainer dituntut untuk mengembangkan logo menjadi lebih baik

sehingga menghasilkan desain logo yang diharapkan.

4. Review

Setelah terkumpulnya alternatif desain yang telah di-edit dan dirapikan, tahap

selanjutnya adalah mengajukan kepada klien untuk memilih logo yang

diinginkan. Pada tahap ini, keikutsertaan klien harus intens bahkan sejak tahap

awal, klien harus terus aktif menyediakan data yang diperlukan. Desainer

jangan terlalu berharap dalam pengajuan pertama akan langsung terpilih satu

kandidat logo. Besar kemungkinan diperlukan paket alternatif kedua, ketiga

dan seterusnya. Bila beberapa kandidat logo telah terpilih, akan dipersempit

lagi hingga hanya satu logo yang menjadi andalan. Logo itu selanjutnya akan

melalui proses finishing sehingga menghasilkan logo yang lebih matang dan

layak untuk dipublikasikan.

STIKOM

(25)

5. Pendaftaran Merek

Logo yang telah selesai kemudian didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak

Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk

mendapat perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain.

Proses registrasi ini sebaiknya dimulai sejak saat pengajuan nama merek.

6. Sistem Identitas

Dalam tahap ini desainer menentukan atribut lainnya seperti logo turunan,

sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan

lain-lain.

7. Produksi

Berdasarkan pedoman sistem identitas, berbagai media internal dan eksternal

mulai diproduksi menggunakn identitas yang sudah didaftarkan/dipatenkan.

STIKOM

(26)

2.1.3 Kriteria Logo

Mengutip dari buku Mendesain Logo karya Surianton Rustan, logo yang baik

secara umum harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya

pembeda yang jelas.

2. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi, meskipun

diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.

3. Simpel atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan dimengerti

dalam waktu relatif singkat.

4. Memorable, atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan

dalam waktu yang cukup lama.

5. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah

dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan,

institusi maupun organisasi.

Berdasarkan fungsi awal logo, maka kriteria utama yang tidak dapat dipungkiri

adalah logo harus unik sehingga dapat mencerminkan dan mengangkat citra

entitasnya sekaligus membedakannya dengan yang lain. Selain itu, logo harus

dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka waktu

selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama. Namun

kriteria ini tidak bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk berubah

di masa depan seiring dengan perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis

dan bidang-bidang yang terkait dengannya, seperti teknologi, komunikasi dan

lain-lain.

STIKOM

(27)

Logo yang fleksibel memiliki berbagai versi yang dapat disesuaikan dengan

ruang pada media aplikasi yang tersedia. Konsep fleksibilitas tidak hanya

ditempuh lewat versi bentuk logo saja, tetapi bisa lewat berbagai cara.

2.2 Warna

Disadari atau tidak, warna memainkan peran yang sangat besar dalam

pengambilan keputusan saat memilih sebuah merek atau brand. Penelitian yang

dilakukan oleh Institute fo Color Research di Amerika menemukan bahwa

sesorang dapat mengambil keputusan terhadap orang lain, lingkungan maupun

produk dalam waktu hanya 90 detik saja. Dan keputusan tersebut 90%-nya

didasari oleh warna. Selain itu, warna juga dapat meningkatkan brand recognition

sebanyak 80%, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola,

Chicago, Amerika. Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa pemilihan warna

yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain identitas

visual. Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut beberapa bidang,

antara lain psikologi, budaya dan komunikasi. Karena warna selalu memiliki

pencitraan visual yang akan menimbulkan kesan tersendiri terhadap publik.

Secara umum, terdapat dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna

pada logo dan warna untuk corporate color / warna perusahaan. Ada kalanya

corporate color yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi desain menggunakan

warna yang sama dengan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas

jangkauan area warnanya.

STIKOM

(28)

Memilih warna bagi sebuah identitas bukan berdasarkan selera atau asal tebak,

Karena belum tentu warna yang kita sukai adalah yang paling sesuai dengan

kepribadian identitas tersebut. Butuh riset yang mendalam akan hal ini, contohnya

riset terhadap kepribadian entitas, produk, media, pelanggan dan market / pasar.

Melalui hasil riset tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan, warna apa yang tepat

untuk sebuah desain yang komunikatif. Karena, warna dalam sebuah sistem

identitas visual menjadi titik tolak dalam menentukan desain media atau bentuk

identitas lainnya. Publik akan lebih mudah mengartikan atau mendefinisikan

sebuah brand melalui warna yang dimilikinya. Warna yang berbeda dengan brand

lainnya, menjadikan brand tersebut menjadi lebih mudah dikenal dan diingat oleh

target audience.

STIKOM

(29)

Gambar 2.1 Tabel Warna dan Maknanya

STIKOM

(30)

2.3 Tipografi

Terdapat dua macam jenis tipografi yang digunakan dalam sistem identitas

visual, yaitu tipografi dalam logo (letter marks) dan tipografi yang digunakan

dalam media-media aplikasi logo (corporate typeface / corporate typhography).

Karena memiliki fungsi yang berbeda, karakteristik huruf yang digunakan pada

letter marks dengan corporate typeface juga berbeda. Misalnya sebuah logo

menggunakan jenis huruf Futura, bukan berarti corporate typeface-nya harus

menggunakan huruf Futura juga.

Pada letter marks, keunikan menjadi hal utama dalam logo, karena itu jenis

huruf yang dipilih harus unik. Biasanya jenis huruf letter marks dirancang khusus

atau menggunakan jenis huruf yang sudah ada namun diubah bentuknya.

Sedangkan corporate typeface lebih bertujuan untuk menjaga kesatuan desain

(unity) antar media-media atau aplikasi desain perusahaan. Selain itu corporate

typeface juga memiliki fungsi-fungsi tipografi pada umumnya, yaitu penyampaian

informasi yang harus nyaman dibaca dengan segala kriteria-kriterianya (legible,

readable dan lain-lain).

Corporate typeface banyak menggunakan jenis huruf yang sudah beredar di

pasaran, tetapi tidak sedikit perusahaan besar yang merancang sendiri hurufnya.

Tujuannya agar sesuai dengan kepribadian entitasnya, mempertahankan keunikan

dan konsistensi identitas sampai ke elemen-elemen terkecil. Pemilihan atau

penciptaan jenis huruf perusahaan tidak berdasarkan selera atau kesukaan semata.

Masing-masing jenis huruf, seperti elemen identitas lainnya, membawa sifat atau

kepribadiannya masing-masing.

STIKOM

(31)

Di negara lain, tidak sedikit lembaga pendidikan yang memiliki jenis hurufnya

sendiri. Elemen identitas tersebut selain memperkuat brand, sekaligus berfungsi

untuk menjual, juga dapat menimbulkan kebanggaan tersendiri terhadap

almamater.

Terdapat fakta menarik seputar jenis huruf yang sangat terkenal dan sering

digunakan oleh publik. Jenis huruf ini hampir dapat ditemui di setiap tempat,

mulai dari penunjuk jalan, logo perusahaan, hingga di pesawat ruang angkasa.

Jenis huruf ini adalah “Helvetica”. Helvetica sangat populer sekaligus

menimbulkan banyak pro-kontra di antara para desainer. Contohnya Neville

Brody, seorang desainer grafis, typhographer dan art director, pernah mengatakan

bahwa Helvetica adalah senjata utama desain. Sedangkan Eric Spiekermann,

typhograpgher Jerman mengatakan Helvetica terlalu lazim, membosankan, terlalu

sering digunakan dan mencari aman. Berkaitan dengan logo, dimana keunikan

menjadi faktor utamanya, menggunakan jenis huruf yang terlalu umum dipakai

harus benar-benar diperhitungkan dengan baik.

STIKOM

(32)

2.4 Brand

Brand atau dalam bahasa Indonesia adalah merek, berasal dari kata brandr yang

memiliki arti “to burn”. Bangsa Viking memakai kata ini sebagai tanda bakar

pada hewan peliharaan untuk menandakan pemilik hewan peliharaan tersebut.

Menurut Keller (2008:5), brand tidak hanya sekedar produk, karena brand

memiliki dimensi khusus yang menjadi pembeda dengan produk lain yang sejenis.

Pembeda tersebut haruslah rasional dan terlihat secara nyata dengan performa

suatu produk dari sebuah merek atau dapat dikatakan lebih simbolis, emosional

dan tidak kasat mata dalam mewakili sebuah merek.

Dalam bukunya yang berjudul Mendesain Logo (Surianto Rustan,2009:6)

menyebutkan bahwa brand pada dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains

untuk menyampaikan sebuah janji, yang dibuat oleh perusahaan kepada

audience-nya, sebagai perwujudan nilai dan emosi dari perusahaan tersebut. Melalui janji

ini, perusahaan berusaha menjalin ikatan menjalin ikatan dengan pelanggannya

secara emosional, baik dari segi pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan dukungan

yang terus menerus. Dengan kata lain, perusahaan berusaha untuk memenuhi

keinginan dan mengadopsi sifat-sifat pelanggannya.

Hal ini didasarkan pada upaya perusahaan untuk menjadi cerminan

pelanggannya. Dalam konsep sosiologi, orang akan merasa lebih nyaman untuk

berteman dan bergaul dengan orang-orang yang sifatnya sama. Melalui konsep

inilah, dapat disimpulkan bahwa sebuah brand akan sukses jika memenuhi

ekspektasi sifat dan kriteria yang diinginkan oleh pelanggan, karena brand harus

mengikuti audience-nya.

STIKOM

(33)

Nilai kesuksesan sebuah brand dapat ditentukan melalui brand equity-nya.

Brand equity atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kekuatan

merek, adalah kekuatan sebuah brand yang dapat menambah atau mengurangi

nilai dari brand itu sendiri, yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap

produk yang dijual. Brand equity sangat berhubungan erat dengan kesetiaan

konsumen dan munculnya pengguna baru yang berubah menjadi konsumen setia

terhadap sebuah brand. Hal ini terjadi karena brand equity menjadi landasan

konsumen untuk menentukan penggunaan sebuah brand. Soehadi (2005)

menyebutkan bahwa kekuatan sebuah merek (brand equity) dapat diukur

berdasarkan 7 indikator yaitu:

1. Leadership, kemampuan untuk memengaruhi pasar, baik harga maupun atribut

non-harga.

2. Stability, kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.

3. Market, kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.

4. Internationality, kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau

masuk ke negara lain atau daerah lain.

5. Trend, merek menjadi semakin penting dalam industri.

6. Support, besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.

7. Protection, legalitas dari sebuah merek.

STIKOM

(34)

Banyak pakar branding mengemukakan konsep dan model mengenai apa

sesungguhnya komponen dari brand equity tersebut. Menurut Aaker (1991), brand

equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu:

1. Brand Awareness (kesadaran merek), kesanggupan seorang calon pembeli

untuk mengenali, mengingat kembali sebuah merek sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu.

2.Brand association (asosiasi merek), segala kesan yang muncul dalam benak

seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek atau brand.

3.Perceived quality (persepsi kualitas), persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas dan keunggulan sebuah merek yang berkaitan dengan harapan dari

konsumen terhadap merek pesaingnya.

4.Brand loyalty (loyalitas merek), loyalitas yang diberikan pelanggan terhadap

sebuah merek.

5.Other propierty brand asstes (aset-aset merek lainnya). Terdapat 3 jenis aset

dari sebuah merek yang dapat mendukung peningkatan dari brand equity. 3 aset

tersebut dapat berupa:

a. Trademark, akan melindungi merek dari pesaing yang mencoba mengelabui

pelanggan dengan nama yang sama atau mirip dengan nama merek.

b. Paten, akan menghindarkan merek dari pesaing langsung karena pesaing

tidak dapat menggunakan paten tersebut tanpa izin.

c. Relationship, atau hubungan dengan komponen saluran distribusi bisa

dijalin dengan baik jika reputasi dan kinerja merek baik.

STIKOM

(35)

Gambar 2.2 Konsep Brand Equity

STIKOM

(36)

2.4.1 Brand Awareness

Menurut East (1997), brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari

sebuah merek dan pembedaan dari merek lain yang ada di lapangan. Brand

awareness juga dapat diartikan sebagai kesanggupan calon konsumen untuk

mengenali dan mengingat kembali sebuah merek sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu.

Terdapat 4 tingkat yang dapat dipakai untuk menentukan nilai brand awareness

dari sebuah produk, berikut penjelasannya:

1. Unaware brand (tidak sadar/kenal merek), merupakan tingkat yang paling

rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak

menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek), merupakan tingkat minimal dari

brand awareness. Hal ini penting pada saat seorang konsumen memilih

suatu merek pada saat melakukan pembelian.

3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek), tingkat brand

awareness ini didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan

merek tertenu dalam suatu produk kelas tertentu.

4. Top of mind (puncak pikiran), apabila seorang ditanya secara langsung

tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan

satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama

kali merupkan brand yang top of mind. Dengan kata lain, brand tersebut

merupakan brand utama dari brand yang ada di dalam benak konsumen.

STIKOM

(37)

Untuk menentukan tingkatan brand awareness dari sebuah merek, terdapat

4 indikator yang dapat digunakan.

1. Recall, seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya brand apa

saja yang diingat.

2. Recognition, seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut

termasuk dalam kategori tertentu.

3. Purchase, seberapa jauh konsumen akan memasukkan sebuah merek ke

dalam alternatif pilihan ketika menentukan produk.

4. Consumption, seberapa jauh konsumen masih mengingat sebuah brand

saat sedang menggunakan produk pesaing.

STIKOM

(38)

31 3.1 Metode Penelitian

Untuk meredesign logo Deli’s Studio Photo & Printing sebagai upaya

meningkatkan Brand Awareness, maka metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif sehingga dapat menjadi dasar dan sumber

dalam penyusunan laporan. Diharapkan dengan metode kualitatif penelitan ini,

dapat menghasilkan data yang sifatnya deskriptif, seperti hasil wawancara, catatan

lapangan, gambar, dan lain-lain.

Metode penelitian kualitatif ini diperlukan kedekatan dengan pihak-pihak

yang ahli di bidangnya, sehingga mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai

keadaan dan kenyataan yang ada di lapangan. Beberapa teknik pengambilan data

yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode

tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu

yang diamati.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari

referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan melalui berbagai

sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

STIKOM

(39)

Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data melalui internet, mencari buku-buku yang membahas tentang

mendesain logo, serta buku-buku tentang brand.

3. Wawancara

Menurut Prabowo (1996), wawancara adalah metode pengambilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden melalui proses

percakapan secara tatap muka, karena itu metode ini memerlukan kedekatan

dengan narasumber. Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari

informasi mengenai dunia branding, dan praktik-praktik yang mendukung proses

desain logo perusahaan dari beberapa narasumber:

1. Bapak Muhammad Abdul Khadir merupakan pimpinan dari Deli's Studio

Photo & Printing. Beliau menjelaskan karakter dan visi misi perusahaan

sebagai strategi yang digunakan pada penerapan desain logo baru serta

menjelaskan konsep strategi perusahaan dalam meningkatkan brand

awareness di mata masyarakat.

2. Bapak Gayuh Permana, beliau adalah photographer dan designer Deli's

Studio Photo & Printing. Beliau menjelaskan bagaimana strategi yang

tepat guna mendapatkan image dan citra positif di mata masyarakat untuk

diterapkan pada desain logo Deli's Studio Photo & Printing.

STIKOM

(40)

3.2 Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan membaca seluruh sumber (hasil-hasil

metode penelitian) yang masih bersifat acak, kemudian dipelajari dan ditelaah.

Langkah berikutnya yaitu mengukur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi

kode dan mengkategorikannya dalam sekumpulan informasi yang memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan dari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut.

Kemudian dianalisis agar mudah dipahami, setelah itu dilanjutkan dengan

pencatatan, pengertian dan penyuntingan yang akhirnya dikelompokkan dalam

ciri-ciri yang sama (diverifikasikan) lalu disimpulkan. Jika masih terdapat data

yang penting dan belum dimasukkan, maka dilakukan kembali dimulai dari

pengumpulan data, pemeriksaan data dan seterusnya. Ini merupakan proses yang

stimultan dari satu tahap ke tahap lainnya.

3.3 Proses Redesign Logo 3.3.1 Client Brief

Client brief merupakan tahapan awal dari proses redesign logo. Tahapan ini

bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi maupun data dari

perusahaan klien yang bersangkutan yang dimana informasi tersebut akan menjadi

landasan untuk redesign logo CV. Deli's Studio Photo & Printing. Sehingga hasil

dari final design akan sesuai dengan entitas yang diinginkan oleh klien.

STIKOM

(41)

3.3.2 Riset Data

Setelah mendapatkan hasil seputar informasi perusahaan melalui client brief,

maka tahapan selanjutnya adalah proses riset. Riset adalah proses pengumpulan

dan pengelompokan data penunjang yang berhubungan dengan perusahaan klien.

Melalui tahapan ini, desainer dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan

dengan perusahaan klien.

3.3.3 Analisis Data

Data yang terkumpul melalui proses riset kemudian digolongkan melalui

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities dan Threat). Hal ini dilakukan

untuk mempermudah desainer dalam menentukan solusi dan keywords yang pada

nantinya akan diterapkan pada redesign logo perusahaan klien.

3.3.4 Keywords

Setelah menemukan dan merangkum solusi melalui analisis SWOT , maka

ditarik sebuah kesimpulan yang berbentuk keywords untuk memudahkan desainer

menentukan konsep yang tepat. Beberapa keywords yang telah ditemukan

kemudian dirangkum hingga mendapatkan 3 atau 2 keywords. Ketiga keywords

tersebut harus benar-benar mewakili semua keywords yang ditemukan, agar

semua lingkup permasalahan perusahaan klien dapat dipenuhi. Setelah itu,

desainer akan mencari hal-hal yang berhubungan dengan ketiga keywords tersebut

untuk memudahkan penentuan konsep pada tahap selanjutnya.

STIKOM

(42)

3.3.5 Konsep Desain

Melalui hasil keywords yang telah ditemukan melalui analisis SWOT data

perusahaan yaitu Kreatif – Nyaman - Berkualitas, kemudian dianalisis lebih lanjut

untuk menemukan 1 buah keywords yang akan digunakan sebagai konsep desain

logo. Dari data – data yang telah terkumpul dari CV. Deli's Studio Photo &

Printing, maka dari itu konsep yang ingin penulis usung adalah Berani Kreatif. 3.3.6 Creative Process

Tahapan ini merupakan awal dari bentuk visualisasi konsep redesign logo.

Dengan memperhitungkan deskripsi konsep serta warna yang telah ditemukan,

desainer dituntut untuk berpikir kreatif sehingga menghasilkan desain yang

komunikatif.

Terdapat 2 tahapan dalam creative process, yaitu:

1. Sketch

Sketch adalah sebuah gambaran kasar menggunakan media pensil, spidol dan

kertas dengan tujuan untuk mengeksplor ide-ide kreatif yang berhubungan

dengan konsep yang telah ditemukan sebelumnya.

[image:42.612.53.566.136.671.2]

Gambar 3.1 Hasil Sketch Logo Deli’s

STIKOM

(43)

2.Computerize

Setelah terkumpul beragam sketch logo, maka selanjutnya memilih bentuk

sketch mana yang tepat dan sesuai dengan konsep. Klien akan memilih

beberapa sketch sebagai alternatif desain yang dianggap tepat untuk kemudian

diproses menuju tahap computerize dengan menggunakan software berbasis

vector seperti adobe ilustrator.

Gambar 3.2 Computerize Alternatif desain Terpilih

STIKOM

(44)

3.3.7 Final Design

Setelah klien memilih desain mana yang tepat sesuai dengan keinginan

mereka, maka selanjutnya desain yang terpilih akan diproses lebih lanjut agar

layak untuk dipakai sebagai logo perusahaan klien.

Terdapat 2 tahapan yang ada dalam proses ini, yaitu:

1. Finishing

Seorang desainer ditunjuk untuk menyelesaikan desain yang telah dipilih

oleh klien. Pada proses ini desainer dituntut jeli agar menghasilkan desain

akhir yang layak. Berikut tahap finishing desain terpilih:

- Vector Elemen Visual Diafragma

Pada tahap ini desainer melakukan proses vector dengan membentuk

elemen visual diafragma secara jeli untuk komposisi dan bentuknya.

Gambar 3.3 Proses Vector Elemen Visual Diafragma

STIKOM

(45)

- Membentuk Pola Diafragma

Pada tahap ini desainer membentuk diafragma dengan mengcopy

elemen visual pada tahap pertama dan membentuknya dengan merotasi

hingga membentuk pola melingkar.

Gambar 3.4 Proses Pembentukan Diafragma - Pewarnaan Diafragma

Pada tahap ini desainer melakukan proses pewarnaan sesuai warna

karakter dan visi misi perusahaan dengan persetujuan klien.

Gambar 3.5 Proses Pewarnaan Diafragma

STIKOM

(46)

- Logotype Deli’s

Pada tahap ini desainer membuat logotype Deli’s menggunakan jenis

font sans serif dengan pola yang tidak sejajar seluruhnya, font deli’

menggunakan warna merah dengan letak font (e) agak keatas dari (D),

(l) sejajar dengan D, (i) sejajar dengan (e), tanda (‘) menggunakan

pecahan elemen visual diafragma, (s) sejajar dengan (l) dengan

menggunakan warna orange, dan tentunya kesesuaian jarak dan

keselarasan letak font menggunakan sistem grid sehingga komposisi

tidak terlihat acak-acakan.

[image:46.612.48.562.133.665.2]

Gambar 3.6 Proses Peletakan Font Deli

Gambar 3.7 Tanda ( ‘ ) Bagian Diafragma dan ( s ) warna orange

STIKOM

(47)

- Tipografi Studio Photo & Printing

Pada tahap ini desainer membuat tipografi Studio Photo & Printing

dengan letak komposisi rata kanan dari logotype Deli’s.

Gambar 3.8 Letak Rata Kanan Dari Logotype 2. Final Design

Setelah proses finishing selesai, maka selanjutnya hasil dari final design

dapat diaplikasikan pada media-media perusahaan dan diserahkan

[image:47.612.55.567.127.668.2]

sepenuhnya kepada klien yang bersangkutan.

Gambar 3.9 Final Design Logo

STIKOM

(48)

41 4.1 Profil CV. Deli’s Studio Photo & Printing

CV. Deli’s Studio Photo & Printing merupakan perusahaan Jasa yang bergerak

dibidang fotografi, desain, dan printing. Tahun 2010 Deli’s Studio Photo &

Printing didirikan oleh Muhammad Abdul Khadir dan Sulistya. Pada awal tahun

tersebut Deli’s Studio Photo & Printing hanya memfokuskan ke arah printing,

setelah satu tahun Deli’s Studio Photo & Printing mengorganisir manajemen

menjadi lebih tertata rapi dan lebih baik dengan melebarkan sayap dan

berkembang dalam pelayanan jasa fotografi studio indoor maupun outdoor. Saat

ini Deli’s Studio Photo & Printing bertempat di Jl. Griya Kebraon Blok B No.

12C.

CV. DELI’S STUDIO PHOTO & PRINTING Jl. Griya Kebraon Blok B No. 12C

Surabaya 60223 – East Java, Indonesia

Phone : (031) – 7211 9915

HP : 0857 30121 967

Fax : (031) – 8684667

E-mail : delisstudioprinting@gmail.com

STIKOM

(49)

4.2 Visi dan Misi CV. Deli’s Studio Photo & Printing 1. Visi

Menjadi perusahaan jasa terdepan dibidang studio foto dan printing yang bisa

memberikan pelayanan yang nyaman dan produk berkualitas untuk kepuasan

konsumen.

2. Misi

Menjadikan studio foto dan printing yang berbeda dengan lainnya dengan

mengutamakan pelayanan dan kenyamanan serta hasil produk yang berkualitas.

4.3 Struktur Organisasi

Presiden Directur : Muhammad Abdul Khadir

Manager : Sulistya

Operasional :

- Gayuh Permana

- Dhewi Anggraeni

Marketing : Deby Rahayu

Acounting : Dedik Purnawan

Administrasi : Muhammad Ridwan

STIKOM

(50)

4.4 Content Jasa yang Ditawarkan : - Fotografi Indoor/Outdoor

- Cetak foto

- Pre wedding

- Pass foto

- Vinyl (indoor / outdoor)

- Kanvas

- Repro

- Desain

- Print data

- Banner

- Sticker

- Pigora

- Undangan

- Gantungan kunci

- ID card

- Mug

- Aneka souvenir.

STIKOM

(51)

44

Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa perancangan redesign logo

Deli's Studio Photo & Printing, seperti yang telah terencana pada analisis data dan

konsep desain yang tertulis pada bab sebelumnya.

5.1 Konsep visual Logo Deli's Studio Photo & Printing

Melalui hasil briefing yang diberikan oleh klien/pimpinan perusahaan maka

diambil beberapa struktur visual logo yang diinginkan, yaitu tegas, berani, ceria,

merah, orange, elegan, solid, kuat, modern dan mudah diterapkan pada berbagai

media aplikasi.

5.2 Deskripsi Visual Alternatif Desain 5.2.1 Alternatif Desain 1

Gambar 5.1 Alternatif Desain 1

- Logo Deli's Studio Photo & Printing ini menggunakan logotype dengan

memakai teknik gestalt, dengan menggabungkan unsur elemen visual kotak

yang bersifat tegas yang di aplikasikan dalam warna merah yang memiliki

arti eksplorasi, berani, tegas, kreatif, solid dan kuat, dan warna orange yang

memiliki arti gembira, ceria, senang, bahagia.

STIKOM

(52)

- Sesuai dengan karakter perusahaan Deli's Studio Photo & Printing yang

selalu ceria dalam berbagai keadaan serta berani, kreatif dan solid.

- Logotype menggunakan tipografi jenis font serif yang mempunyai sifat

elegan dan mewah huruf ini bersifat formal dan konservatif.

5.2.2 Alternatif Desain 2

Gambar 5.2 Alternatif Desain 2

- Logo Deli's Studio Photo & Printing ini menggunakan logotype dengan

menggunakan teknik gestalt untuk menggabungkan unsur elemen visual

kotak berwarna merah dengan huruf D sehingga menampilkan gambar

positif dan negative. Perpotongan antara kotak sebagai image positif dengan

huruf D sebagai image negative menghasilkan gambar positif huruf P

ditengah sebagai inisial photo yang mempunyai makna photography.

- Di aplikasikan dalam warna merah yang memiliki arti eksplorasi, berani,

tegas, kreatif, solid dan kuat, dan warna orange yang memiliki arti gembira,

ceria, senang, bahagia. Sesuai dengan karakter perusahaan Deli's Studio

Photo & Printing yang selalu ceria dalam berbagai keadaan serta berani,

kreatif dan solid.

- Logotype menggunakan tipografi jenis font sans serif yang mempunyai sifat

modern, tegas, akrab dan mudah dibaca.

STIKOM

(53)

5.2.3 Alternatif Desain 3

Gambar 5.3 Alternatif Desain 3

- Logo Deli's Studio Photo & Printing ini menggunakan jenis logotype,

dengan menambahkan unsur elemen visual dari bukaan diafragma sebagai

ganti tanda titik pada huruf (i) yang mempunyai kesan dan makna dari lensa

kamera yang mencerminkan karakter dari perusahaan yang bergerak di

bidang fotografi.

- Logotype menggunakan warna merah yang memiliki arti eksplorasi, berani,

tegas, kreatif, solid dan kuat, dan warna orange yang memiliki arti gembira,

ceria, senang, bahagia dan nyaman. Sesuai dengan karakter perusahaan

Deli's Studio Photo & Printing yang selalu ceria dalam berbagai keadaan,

selalu memberikan kenyamanan pada konsumen serta berani, kreatif dan

solid dalam berkarya dan berinovasi.

- Logotype menggunakan tipografi jenis font sans serif yang mempunyai sifat

modern, tegas, akrab dan mudah dibaca. Dengan kombinasi warna Merah

dan Orange yang sangat cepat menarik perhatian khalayak ramai.

STIKOM

(54)

5.2.4 Alternatif Desain 4

Gambar 5.4 Alternatif Desain 4

- Logo Deli’s Studio Photo & Printing ini menggunakan jenis logotype,

dengan menambahkan unsur elemen visual dari siluet kamera yang

mempunyai kesan dan makna dari fotografi dan kehidupan yang

menonjolkan karakter dan visi misi dari perusahaan yang terus berkarya,

bergerak dan berinovasi dalam fotografi.

- Logotype menggunakan warna merah yang memiliki arti eksplorasi, berani,

tegas, kreatif, solid dan kuat, dan warna orange yang memiliki arti gembira,

ceria, senang, bahagia dan nyaman. Sesuai dengan karakter perusahaan

Deli’s Studio Photo & Printing yang selalu ceria dalam berbagai keadaan,

selalu memberikan kenyamanan pada konsumen serta berani, kreatif dan

solid.

- Logotype menggunakan tipografi jenis font sans serif yang mempunyai sifat

modern, tegas, akrab dan mudah dibaca. Dengan kombinasi warna Merah

dan Orange yang sangat cepat menarik perhatian khalayak ramai.

STIKOM

(55)

5.2.5 Alternatif Desain 5

Gambar 5.5 Alternatif Desain 5

- Logo Deli's Studio Photo & Printing ini menggunakan logotype dan

logogram, dengan logogram yang merupakan gambaran visual dari bukaan

diafragma lensa yang sengaja dipotong sebelah agar membentuk inisial

huruf D yaitu yang merupakan inisial dari Deli’s yang mempunyai kesan

dan karakter dari fotografi.

- Logotype menggunakan warna merah yang memiliki arti eksplorasi, berani,

tegas, kreatif, solid dan kuat, dan warna orange yang memiliki arti gembira,

ceria, senang, bahagia dan nyaman. Sesuai dengan karakter perusahaan

Deli's Studio Photo & Printing yang selalu ceria dalam berbagai keadaan,

selalu memberikan kenyamanan pada konsumen serta berani, kreatif dan

solid.

STIKOM

(56)

- Logotype menggunakan tipografi jenis font sans serif yang mempunyai sifat

modern, tegas, akrab dan mudah dibaca. Dengan kombinasi warna Merah

dan Orange yang sangat cepat menarik perhatian khalayak ramai.

5.3 Desain Logo Terpilih

Gambar 5.6 Logo Terpilih

Dari sejumlah alternatif desain pada hasil computerize logo Deli’s Studio

Photo & Printing, maka dipilih sebuah logo dari desainer, yang kemudian akan

diserahkan pada klien. Salah satu logo terpilih dianggap dapat memenuhi kriteria

identitas yang dibutuhkan oleh perusahaan Deli’s Studio Photo & Printing.

Elemen visual diafragma dengan kesatuan warna merah dan orange yang sesuai

dengan karakter dan visi misi perusahaan membuat logo ini cocok untuk logo

perusahaan.

STIKOM

(57)

5.4 Acuan Warna

RED ORANGE

#ED1C24 #F99D1F R:237 G:28 B:36 R:249 G:157 B:31 C:0 M:100 Y:100 K:0 C:0 M:100 Y:100K:0

5.5 Grid System

Gambar 5.7 Grid System Logo

STIKOM

(58)

5.6 Deskripsi Logo Baru

Gambar 5.8 Desain Logo Baru

Logo CV. Deli’s Studio Photo & Printing yang diredesign mengalami

beberapa perubahan guna mendapatkan sebuah logo yang sesuai dengan karakter

dan visi misi perusahaan, dan sesuai dengan konsep yang disusun dalam

perancangan yaitu “Berani Kreatif”.

Logo tetap memakai nama perusahaan, akan tetapi perbedaannya logo terdapat

elemen visual dari diafragma lensa sebagai pengganti (.) titik pada hufuf i serta

pecahan bukaan diafragma sebagai pengganti tanda (‘) petik setelah huruf i yang

elemen tersebut merupakan gambaran dari elemen fotografi. Sehingga logo baru

ini dapat menvisualisasikan karakter citra perusahaan yang menfokuskan pada

jasa fotografi.

Dengan menggunakan 2 warna Merah dan Orange yang merupakan visualisasi

dari visi misi perusahaan, makna dari kedua warna tersebut yang mencerminkan

karakter serta visi misi perusahaan yaitu Merah mempunyai makna eksplorasi,

berani, tegas, kreatif, solid dan kuat, serta Orange yang mempunyai makna

STIKOM

(59)

gembira, ceria, senang, bahagia dan nyaman. Sesuai dengan karakter perusahaan

Deli's Studio Photo & Printing yang selalu ceria dalam berbagai keadaan, selalu

memberikan pelayanan yang nyaman pada konsumen serta berani, kreatif dan

solid dalam berkarya dan berinovasi.

5.7 Perbandingan Logo Lama dan Logo Baru 5.7.1 Logo Lama

Gambar 5.9 Logo Lama

- Elemen visual lolipop disini diartikan sebagai tim yang solid dan kuat.

- Tidak mencerminkan karakteristik perusahaan yang berada dibidang

fotografi.

- Peletakan Typorafi terkesan terlalu dipaksakan dan terlihat acak – acakan.

- Menggunakan 3 warna Orange, hitam dan kuning sangat terlihat ramai

dilihat, tidak seimbang warnanya dan cenderung mempersulit pada waktu

penerapan aplikasi logo di media promosi ataupun lainnya.

STIKOM

(60)

5.7.2 Logo Baru

Gambar 5.10 Logo Baru

- Logotype dengan menambahkan elemen visual dari ciri khas fotografi yaitu

diafragma.

- Mencerminkan karakteristik perusahaan yang berada dibidang fotografi.

- Typorafi jenis font sans serif bersifat dinamis, modern, tegas, akrab dan

mudah dibaca.

- Warna dominan merah dan sedikit warna orange sehingga warna terlihat

balance/seimbang.

- Warna merah yang memiliki arti eksplorasi, berani, tegas, kreatif, solid dan

kuat, dan warna orange yang memiliki arti gembira, ceria, senang, bahagia

dan nyaman yang sesuai dengan karakter visi misi perusahaan.

- Kombinasi warna Merah dan Orange mempunyai sifat yang cepat menarik

perhatian ketika warna tersebut dilihat.

STIKOM

(61)

54 6.1 Kesimpulan

Redesain logo dilakukan berdasarkan perubahan yang ingin dilakukan perusahaan seperti

perubahan visi misi, perubahan karakterisasi dari produknya maupun terjadi ketidak cocokan

antara karakteristik logo dengan karakter perusahaan. Dengan desain logo yang

mencerminkan karakter dan visi misi perusahaan merupakan langkah yang sangat tepat dan

sangat diperlukan guna meningkatkan brand awareness perusahaan di mata masyarakat.

Desain logo yang berkarakter kuat merupakan media pendukung yang sangat efektif untuk

menarik minat konsumen dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan perusahaan tersebut.

5.2 Saran

Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di Deli's Studio Photo & Printing:

1. Bagi pihak perusahaan disarankan untuk lebih dalam lagi untuk melihat pelua

Gambar

Gambar 3.1 Hasil Sketch Logo Deli’s
Gambar 3.7 Tanda ( ‘ ) Bagian Diafragma dan ( s ) warna orange
Gambar 3.9 Final Design Logo

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa refleksi penilaian diri peserta didik dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter IPA (jujur dan peduli pada lingkungan)..

Sulitnya menghilangkan bunga di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) karena beberapa faktor yaitu: kurang pahamnya pengelola LKS terhadap jenis- jenis produk yang ditawarkan,

Pada Volume 2 Nomor 1 Maret 2017 ini ada empat (4) basil penelitian mahasiswa S-2 yang dipublikasikan, antara lain: lmma Noer Fatimah yang mengungkapkan basil penelitiannya

Aplikasi ini mempunyai fitur pemesanan barang, pengelolaan data transaksi, pengelolaan data pelanggan, pengelolaan data barang, pengelolaan data servis dan laporan penjualan

Aluminium Dengan Bahan Bakar Gas dan Proses Pengujian Tungku Serta Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Merah Dengan Variasi Jarak Penuangan” yang dibuat

Syarat bahwa item-item tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian

Obat tlutuh kastuba rana ning sandilata (kematian Dewi Angreni) merupakan sesuatu yang diinginkan oleh Raja Jenggala terkait dengan kehadiran Dewi Angreni yang menjadi

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian dari MI Darul Huda Pojok Ngantru