• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLAVOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 FAJAR BARU TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLAVOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 FAJAR BARU TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYAMENINGKATKANKEMAMPUANGERAKDASARSERVIS

BAWAHDALAMBERMAINBOLAVOLIDENGANMODIFIKASI

ALATPADASISWAKELASIVSDN2FAJARBARU

TAHUNAJARAN2011/2012

Oleh

EKA YUNI YANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i ABSTRAK

UPAYAMENINGKATKANKEMAMPUANGERAKDASARSERVIS

BAWAHDALAMBERMAINBOLAVOLIDENGANMODIFIKASI

ALATPADASISWAKELASIVSDN2FAJARBARU

TAHUNAJARAN2011/2012 Oleh

EKA YUNI YANTI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar servis bawah dalam bermain bola voli pada siswa kelas IV di SD Negeri 2 Fajar Baru Tahun Pelajaran 2011/2012dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa penggunaan bola plastik, karet, dan voli mini .

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 2 Fajar Baru Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 13 putra dan 17 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi/tes dan menggunakan instrumen penilaian yaitu menggunakan tes keterampilan gerak dasar servis bawahdalam bermain bola voli.

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

G. Modifikasi Alat Pembelajaran... 15

H. Kerangka Pikir ... 17

I. Hipotesis ... 19

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian... 20

B. Subyek Penelitian ... 23

C. Setting Penelitian ... 23

1. Tempat Penelitian... 23

2. Pelaksanaan Penelitian ... 23

D. Rancangan Penelitian ... 24

1. Siklus I ... 24

2. Siklus II ... 25

3. Siklus III ... 27

E. Instrumen Penelitian... 28

F. Teknik Analisis Data ... 28

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

(7)

vii

Passing Atas Dalam Bermain Bola Voli ... 30

B. Pembahasan ... 33

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Passing Atas Dalam Bermain Bola Voli Siklus I dan Siklus II ... 35

C. Uji Hipotesis ... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(8)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan keharusan bagi setiap manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) wajib belajar 9 tahun dan Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai ke-jenjang pendidikan Perguruan Tinggi (PT). Dengan demikian, pendidikan perlu terus dikerjakan dan dipertahankan dan keberlangsungannya agar kualitas manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral dapat terwujud.

Pada kurikulum KTSP sekolah-sekolah diberi wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah, dan kebutuhan sekolah namun dalam pengembangan dan pengelolaannya sekolah-sekolah harus mengacu pada perangkat dokumen KTSP yang di dalamnya memuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

(9)

2

pada siswa dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pelaksanaan materi pembelajaran dilakukan melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dan keterampilan sosial. Adapun aspek materi-materi yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dapat dikelasifikasikan sebagai berikut: 1). permainan dan olahraga, 2). aktivitas pengembangan, 3). uji diri atau senam, 4). aktivitas ritmik, 5). aktivitas akuatik, 6). aktivitas luar sekolah, 7). kesehatan.

Pada materi permainan dan olahraga, pembelajaran dikembangkan menjadi beberapa sub materi seperti olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, sepak bola, bola voli, dan bola basket.

Dalam proses pembelajaran Pendididkan Jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar seperti, teknik, strategi permainan, dan internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari

pembiasaan hidup sehat. Melalui Pendidikan Jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

(10)

Pendidikan Jasmani adalah materi yang dipelajari oleh siswa, sebagai sarana untuk mencapai Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran. Materi Pokok Pendidikan Jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : 1) Permainan dan olahraga, 2) Aktivitas Pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktivitas ritmik, 5) Akuatik (aktivitas air), dan 6) Aktivitas luar sekolah.

Bolavoli merupakan salah satu materi pokok permainan bolabesar yang harus dilakukan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Bolavoli merupakan salah satu mata pelajaran praktik yang diberikan kepada siswa dalam pelaksanaannya memberikan pengalaman pendidikan gerak bagi siswa, sebagaimana karakteristiknya bolavoli mengandung unsur keterampilan gerak, yaitu berupa teknik-teknik memainkan bola dalam permainan bolavoli.

Tujuan yang harus dicapai oleh setiap siswa harus menguasai keterampilan dalam melakukan gerak dasar bermain bolavoli dengan baik dan benar melalui pengamatan dan latihan sehingga dapat meningkatkan pengalaman gerak serta keterampilan dalam bermain bolavoli. Materi pokok bolavoli untuk kelas IV terdiri dari beberapa indikator, salah satu di antaranya adalah melakukan gerak dasar servis di dalam materi ada servis bawah .

(11)

4

untuk tercapainya hasil belajar servis bawah yang optimal, kurang sesuai dengan yang diharapkan pada pembelajaran gerak dasar servis bawah dalam permainan bolavoli siswa kelas IV SDN 2 Fajar Baru Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

Rata-rata nilai tidak mencapai standar ketuntuasan (KKM) di SDN2 Fajar Baru Lampung Selatan yaitu 67. Dari 32 siswa kelas IV yang mendapat nilai sama atau lebih besar dari 67 hanya 8 dari 32 siswa atau sebesar 20%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 80% atau 24 dari 32 siswa yang dinyatakan tuntas dalam belajar atau berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan standar mutu dalam kurikulum (KTSP) jika mencapai nilai 66 atau lebih kecil dinyatakan belum tuntas atau remedial jika mendapat nilai kurang dari 67. Diduga pada pembelajaran gerak dasar servis bawah dalam bermain voli dikarenakan bolavoli mini yang ada masih terlalu berat dan jumlahnya sangat terbatas hanya ada dua buah di SDN 2 Fajar Baru Lampung Selatan. Dari dugaan di atas penulis mencoba mengatasinya dengan memodifikasi bola agar lebih ringan dan siswa tidak enggan melakukannya pada saat pembelajaran berlangsung,di samping itu agar tidak terlalu banyak yang mengikuti remidial dalam materi gerak dasar servis dalam bermain bolavoli. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas penulis tertarik menindak lanjuti dengan kajian berupa penelitian kaji tindak dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Servis

(12)

D.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :Kurangnya bolavoli yang ada di SDN 2 Fajar Baru untuk pembelajaran gerak dasar servis bawah dalam bermain bolavoli?

1. Bola voli mini yang digunakan dalam belajar terlalu berat untuk siswa kelas IV. 2. Masih banyak siswa yang takut melakukan gerak dasar servis bawah

menggunakan bola standar di karenakan terlalu berat untuk ukuran siswa kelas IV SD.

A.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

”Apakah Alat Modifikasi bola plastik dan karet dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar Servis bawah dalam bermain bolavoli pada siswa kelas IV SDN 2 Fajar Baru Tahun Ajaran 2011/2012”.

B.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar servis bawah dengan menggunakan alat modifikasi bola plastik.

(13)

6

C. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar servis bawah bermain bolavoli.

2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan model pembelajaran bagi calon guru.

(14)
(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Dan Pembelajaran

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.

Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”. Menurut Husdarta dan Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.

(16)

Sadiman (2005:20) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi pun bersifat relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman.

Sedangkan pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa dalam proses belajar, sehingga terjadi perubahan dari kondisi tidak mengerti menjadi mengerti. Selain itu, pembelajaran dapat diartikan sebagai separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991) dalam http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/.

Satori (2008:39) berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akibat dari adanya interaksi ataupun

(17)

9

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani

yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan

emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.

(18)

C. Belajar Motorik

Belajar adalah sebuah perilaku yang relatif permanent sebagai akibat latihan atau pengalaman masa lampau. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik, Schmidt dalam Lutan (1988:205) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang elatif permanent dalam reabilitas untuk merespon suatu gerak. Selain itu, belajar gerak juga dapat diartikan belajar yang diwujudkan melaui-mealui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan keterampilan tertentu, misalnya gerak-gerak keterampilan olahraga.

Pangrazi (1995: 45) membagi 3 macam gerak dasar yang melekat pada individu, yaitu : 1) Lokomotor, 2) Gerak non lokomotor dan 3) Manipulatif.

1) Gerak Lokomotor

Gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas.

2) Gerak non Lokomotor

Ketrampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya. misalnya membungkukkan badan, memutarkan badan, mendorong dan menarik.

3) Manipulatif

(19)

11 untuk koordinasi mata kaki, mata tangan. Misalnya melempar, menangkap dan menendang.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar motorik adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan yang relatif permanent dan jika seseorang yang ingin memiliki keterampilan gerak yang baik maka harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak yang dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih.

D. Keterampilan Gerak Dasar

Keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. Lutan (1988: 95) mengemukakan keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Adapun tahap dalam keterampilan gerak, yaitu sebagai berikut (Lutan 1988:305) :

(20)

kemudian harus mendapatkan gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b) Tahap fiksasi, pada tahap ini pengembangan ketrampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktis secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanent, selama latihan peseta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c) Tahap otomatis, control terhadap gerak semakin cepat dan penampilan semakin konsisten.

E. Permainan Bola Voli

Dalam buku peraturan bolavoli internasional tahun 1997, permainan bolavoli adalah olahraga beregu, dimaikan dua regu disetiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Menurut Amung Ma’mun dan Toto subroto dalam Prasetyo (2005:13) Permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola sebelum sampai menyentuh lantai, bola yang dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali pantulan dalam lapangan sendiri dengan bergantian dengan mengusahakan bola yang dipantulkan tersebut diseberangkan ke lapangan lawan melewati atas jaring dan masuk sesulit mungkin.

(21)

13 Tujuan dari pertandingan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar hal yang sama (dilewatkan) tidak menyentuh lantai dalam permainan sendiri. Regu dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaanblock).

Soejoedi (1979:29) menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli, yaitu meliputi :

1) Teknik passing atas, 2) Teknik passing bawah, 3) Teknikset up(umpan), 4) Tekniksmash, 5) Teknik servis, 6) Teknikblock.

Bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh 6 orang dalam tiap regunya. Permainan ini sebenarnya dibagi menjadi permainan bola voli indoor dan outdoor. Untuk outdoor lebih dikenal dengan bola voli pantai, yang dimainkan oleh dua orang dalam setiap regunya. Cabang olahraga ini sebenarnya sudah dikenal sejak masa kolonial Hindia Belanda tepatnya tahun 1982. Pendiri cabang olahraga voli adalah William G. Morgan, yaitu seorang guru Pendidikan Jasmani pada Young Man Christian Association (YMCA). Induk organisasi nasional yang menaungi cabang olah raga voli disebut PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia).

Untuk dapat melakukan permainan ini diperlukan beberapa sarana dan prasarana, diantaranya lapangan bola voli yang berukuran 18x9 meter.

(22)

adalah bola yang terbuat dari karet yang dilapisi kulit atau kanvas dengan ukuran keliling 25-27 inchi dan berat 12 ons. Di dalam bola voli dikenal dengan nama daerah serang yang lebarnya 3 m. Gerak dasar yang utama dalam permainan bola voli terdiri dari passing, servis, umpan, smash, dan membendung atau blocking (Maspaite, dkk, 1993: 1).

F. Servis

Servis dalam permainan bola voli adalah sajian dan serangan pertama terhap lawan dalam bermain. Sejalan dengan kemajuan yang dialami oleh perkembangan permainan bola voli maka arti servis dalam permainan bola voli juga mengalami perubahan-perubahan. Pada zaman sekarang ini hendaknya para pembaca mengartikan servis ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan atau sekedar menyajikan bola tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis.

1. Servis Bawah

Sikap permulaan: Mula-mula berdiri di petak servis dengan kaki kiri agak lebih ke depan daripada kaki kanan (bagi mereka yang tidak kidal). Pegang bola dengan tangan kiri. Lambungkan bola ke atas tidak terlalu tinggi pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke bawah belakang. Setelah bola yang dilambungkan tadi berada di arah depan pelaksana kira-kira setinggi pinggang maka pada saat itu tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan dari arah belakang depan atas untuk pemukul bola.

(23)

15

tangan ditegangkan dapat juga ditambah dengan gerakan tangan secara eksplosif. Disamping cara pemukulan tersebut dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan tangan dalam keadaan menggenggam dengan genggaman menghadap ke bola.

Sikap akhir: Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap normal.

Gambar1. Rangkaian gerak dasar servis bawah dalam bolavoli

G. Modifikasi Alat Pembelajaran

Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahandan berasal dari kata ”ubahyang berartilain atau bedamengubah dapat diartikan denganmenjadikan lain dari yang sebelumyasedangkan dari arti pengubahan adalahproses, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(24)

Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatualat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

(25)

17

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

H. Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan dari proses pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan gerak berbagai macam

permainan dan olahraga. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pada proses pembelajaran Pendidikan Jasmani para siswa diajarkan berbagai jenis cabang olahraga, baik yang bersifat keterampilan maupun yang besifat permainan guna mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam

(26)

tesebut. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Sejalan dengan tingkat kompleksitas suatu gerakan yang diajarkan kepada siswa dalam Pendidkan Jasmani

perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan

pengajaran yang diharapkan. Salah satu cara yang mencerminkan hal tersebut adalah dengan cara memodifikasi alat pembelajaran ke dalam bentuk yang lebih sederhana.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik dan bola karet. Dari segi kegunaannya, kedua jenis bola tersebut memiliki karakteristik ukuran yang lebih ringan dibandingkan dengan alat pembelajaran bola voli yang sebenarnya sehingga tergolong sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan diri siswa sekolah dasar. Selain lebih ringan, jenis bola tersebut mudah didapatkan dan memiliki harga yang relatif murah sehingga guru dapat menyiapkan alat pembelajaran tersebut dengan jumlah yang banyak. Dengan alat pembelajaran yang memiliki jumlah banyak, diharapkan siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

(27)

19

plastik dan bola karet dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasarservis bawah dalam bola voli.

I. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Dengan alat modifikasi bola karet dan plastik dapat meningkatkan

(28)
(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada SiswaSDN 2 Fajar Baru.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

(30)

Menurut Suhardjono (2007: 61) Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan

professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan pembelajaransiswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, serta untuk pengembangan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya atau di sekolahnya sendiri.

(31)

RENCANA OBSERVASI

RENCANA OBSERVASI

22

siklusnya terdiri dari rencana, tindakan,observasidanrefleksi.Seperti yang digambarkan di bawah ini.

Gambar 2. Daur ulang PTK

TINDAKAN

SIKLUS I

REFLEKSI I

TINDAKAN

SIKLUS II

REFLEKSI II

SIKLUS III

Bagan : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)

Keterangan gambar

1. Perencanaan( Planning ).

(32)

simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan( Action)

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVSDN 2 Fajar Baruberjumlah 35 orang.

C. Tempat dan Waktu.

(33)

24

c. Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 6 bulan.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

1. Siklus Pertama

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola plastik untuk pelaksanaan proses pembelajaran.

3. Mempersiapkan alat bantu tali rapia sebagai pengganti net yang diikatkan antara dua tiang dengan tinggi net 1,80 meter.

4. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/pengamatan proses pembelajaran dan alat untuk dokumentasi seperti kamera.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan :

(34)

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh rangkaian gerak servis bawah yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan modifikasi bola plastik dan alat bantu tali rapia pengganti net yang diikatkan antara dua tiang. 4. Diberikan pengulangan gerak dasar servis bawah secara berurutan.

5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan, setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan penilaian.

c . Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan. 2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus Kedua

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar servis bawah.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar servis bawah.

3. Menyiapkan alat modifikasi bola karet sebanyak siswa dan alat bantu yang akan digunakan yaitu net sesungguhnya dengan tinggi 2 meter.

(35)

26

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 bersyaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerak servis bawah.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar servis bawah yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaannya, akhir.

4. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar servis bawah berulang sampai benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

(36)

3. Siklus Ketiga

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar servis bawah.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar servis bawah. 3 Menyiapkan alat modifikasi bola karet sebanyak siswa dan alat bantu yang akan

digunakan yaitu net sesungguhnya dengan tinggi 2 meter. 4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b.Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 bersyaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerak servis bawah.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar servis bawah yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaannya, akhir.

4. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar servis bawah berulang sampai benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan.

c.Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan

(37)

28

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada gerak dasar servis bawah didiskusikan kolaborasi dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 % hasil pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan di hitung validitas dan reliabelitasnya.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P= 100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997) Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n: Jumlah siswa yang mengikuti tes.

(38)

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 65 atau prosentase pencapaian 65 % secara perorangan.

a. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 80 % siswa yang telah mendapat nilai65 (Depdiknas 2004, dalam Murjo 200: 15)

(39)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasarservis bawah dalam bermain bola voli pada siswa kelas IV SDN 2 Fajar Baru Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola karet dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasarservis bawahdalam bermain bola voli pada siswa kelas IV SDN 2 Fajar Baru Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

(40)

Hasil penelitian ini sebaiknya dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi kemajuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan gerak dasarservis bawahdalam bermain bola voli. 2. Kegunaan Praktis

a) Bagi sekolah, ada baiknya jika penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi perkembangan peserta didik kearah yang positif.

(41)

32

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta. Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Cholik, Toho,dkk. 1996/1997. Pendidikan Jasmani. Depdikbud. Jakarta

Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Roji. (2004). Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD. Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Maspaite, dkk. 1993. Teknik Dasar Bola Voli. Disajikan dalam Pelatihan Permainan Bola Voli Pembina Mahasiswa Perguruan Tinggi 1993. IKIP Surabaya. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta. Muhajir, Noeng . 1997. Penelitian Tindakan Kelas. BP3GSD: Jakarta

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sukintaka. 2004. Metodik Pembelajaran Bolavoli Bagi Pemula. PT Rineka Cipta.

(42)

Surisman, 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas lampung.

(43)

45

Lampiran 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SD Negeri 2 Fajar Baru

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Bola Voly)

Kelas/Semester : IV / 1

Alokasi Waktu : 9 x 35 menit (9 pertemuan) Tahun Pelajaran : 2012 – 2013

I. Standar Kompetensi :

1. Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olah raga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya

II. Kompetensi Dasar :

1.1 Mempraktekkan variasi gerak dasar dan permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama sportivitas dan kejujuran

III. Indikator A. Kognitif

1. Sejarah permainan bola voli 2. Teknik dasar bola voli 3. Servis bawah

B. Psikomotorik

Melakukan Servis bawah C. Afektif

Dapat mendukung nilai-nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, dan menghargai lawan

IV. Tujuan Pembelajaran A.Kognitif

(44)

3.Siswa dapat melakukan permainan bola dengan peraturan sederhana dan dimodifikasi

4.Siswa dapat melakukan dan memahami permainan bola voli B.Psikomotorik

1. Melakukan gerak dasar servis bawah

2. Melakukan dan bermain bola voli yang dimodifikasi dengan bola plastik

C.Afektif

1. Menjalin sikap disiplin kesungguhan dalam bermain bola voli dan kerjasama kelompok

2. Siswa dapat melakukan bermain bola voli serta dapat melakukan kerjasama dengan menjungjung tinggi sportivitas.

 Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif , Rasa Ingin tahu, Cinta tanah air, Bersahabat, Menghargai prestasi, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab

V. Metode Pembelajaran

VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1- 9

No Kegiatan Formasi Gambar Uraian Kegiatan

(45)

47 Bermain bola voli yang dimodifikasi dengan bola plastic

 Melakukan gerakan servis bawah dengan

memperhatikan posisi tangan dan kaki tanpa bola

 Melakukan gerakan servis bawah dengan mengguna kan bola yang dimodifi- kasi dengan bola plastic, karet, standar.

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa - Guru bersama siswa

bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan

(46)

VII. Sumber Belajar

- Buku penjasorkes kelas V Erlangga - Buku referensi bola voli

- Buku intan Pariwara - Buku BSP

VIII. Penilaian/ Evaluasi

Tes praktek keterampilan (psikomotorik) 1.Melakukan servis bawah

Instrument test

LEMBAR PENILAIAN GERAK DASAR SERVIS BAWAHBOLAVOLI

NO DESKRIPTOR PENILAIAN SKOR

1 2 3

1 Persiapan:

1. Berdiri di belakang garis akhir lapangan kaki kiri agak kedepan 2. Lambungkan bola ke atas tidak terlalu tinggi pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke bawah belakang.

3. Setelah bola yang dilambungkan tadi berada di arah depan pelaksanaan kira-kira setinggi pinggang.

4. Pada saat itu tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan dari arah belakang depan atas untuk pemukul bola

2 Pelaksanaan

5. Telapak tangan menghadap bola dan tangan pada saat itu dalam keadaan ditegangkan agar terjadi pantulan yang dianggap sempurna.

6. Pada saat perkenaan tangan pada bola disamping tangan ditegangkan dapat juga ditambah dengan gerakan tangan secara eksplosif

7. Disamping cara pemukulan tersebut dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan tangan dalam keadaan menggenggam dengan genggaman menghadap ke bola.

3 Sikap Akhir

8. Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap normal.

Diadopsi dari : L.J Maspaite (1993) Keterangan :

(47)

49

2 = Gerakan benar tapi kurang baik 3 = Gerakan benar dan baik

Mengetahui Jati Mulyo, 2012 Kepala SDN 2 Fajar Baru Guru Mapel Penjaskes

__________________________ Eka Yuni Yanti

(48)

Lampiran 3.

Instrumen Penilaian Srevis Bawah Bolavoli

NAMA : ... Materi : ... Kelas : ...

NO DESKRIPTOR PENILAIAN SKOR

1 2 3

1 Persiapan:

1. Berdiri di belakang garis akhir lapangan kaki kiri agak kedepan 2. Lambungkan bola ke atas tidak terlalu tinggi pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke bawah belakang.

3. Setelah bola yang dilambungkan tadi berada di arah depan pelaksanaan kira-kira setinggi pinggang.

4. Pada saat itu tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan dari arah belakang depan atas untuk pemukul bola

2 Pelaksanaan

5. Telapak tangan menghadap bola dan tangan pada saat itu dalam keadaan ditegangkan agar terjadi pantulan yang dianggap sempurna.

6. Pada saat perkenaan tangan pada bola disamping tangan ditegangkan dapat juga ditambah dengan gerakan tangan secara eksplosif

7. Disamping cara pemukulan tersebut dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan tangan dalam keadaan menggenggam dengan genggaman menghadap ke bola.

3 Sikap Akhir

8. Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap normal.

**) di Adopsi dari 7 Sukintaka (Buku I Permainan dan Metodik 2004 : 38.) Keterangan :

1 = Gerakan salah

(49)

51

Lampiran 3

Langkah-Langkah Perhitungan Hasil Penelitian

1. Nilai skor maksimal dalampenilaian ini adalah 100.

2. Mencari nilai skor maksimal = jumlah total penilaian indikator dibagi 27 dikalikan 100 atau sama dengan :

Penilaian proses = � � ℎ 27

(27) � 100

Penilaian proses = 27

27 � 100

= 100

3. Mencari nilai rerata kelas, jumlah total nilai dibagi jumlah siswa.

4. Menghitung jumlah prosentase ketuntasan belajar, yang mendapat nilai dibawah rerata ketuntasan belajar, nilai maksimal dalam PTK adalah 100 untuk penilaian ini standar ketuntasan yang harus diperoleh sesuai denagn KKM sebesar 66. Contoh :

Hasil tes awal pada pembelajaran Gerak dasar dribble Bola dalam bolatangan 5 siswa mendapat nilai diatas ketuntasan belajar, sedangkan jumlah siswa terdapat 25 orang siswa, adalah dengan rumus :

P = � � 100%

Jadi rerata prosentase = 5

25

100 %

= 20 %

(50)

Contoh : Hasil tes siklus pertama 11 siswa mendapat nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas, sedangkan 14 siswa mendapat nilai kurang dari rata-rata kelas. Jadi prosentase keberhasilan nilai rata-rata kelas adalah

%

6. Nilai rerata kelas diperoleh dari perhitungan jumlah nilai dibagi jumlah siswa. Contoh :

Atau dapat juga menghitung rerata dengan menggunakan kalkulator Casio tipe fx-350MS.

Contoh : Mencari rerata hasil tes siklus pertama :

MODE 2 66 M+ 66 M+ 25 M+ xn M+

SHIFT 2 1 = 61,93

X

=61,93

7. Angka 100 % pada tabel adalah jumlah prosentase maksimal dalam ketuntasan belajar dan prosentase rerata kelas dimana jumlah prosentase antara prosentase lebih besar dan lebih kecil harus mencapai jumlah 100 %.

25 1548,15 

(51)

53

Lampiran 4

Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar Servis Bawah Persiapan Pelaksanaan Akhir

(52)

Lampiran 4. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Gerak Dasar Servis Bawah Persiapan Pelaksanaan Akhir

(53)

55

Lampiran 4. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Gerak Dasar Servis Bawah

(54)

Lampiran 4. Hasil Tes Siklus III Keterampilan Gerak Dasar Servis Bawah

No inisial

JK Item Test

Jml Nilai Keterangan Persiapn Pelaksanaan Akhir

(55)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung Telp. (0721) 704624, Fax (0721) 704624

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Eka Yuni Yati

NPM : 1013078031

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas/ Jurusan : KIP/ Ilmu Pendidikan

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Servis Bawah Dalam Bermain Bolavoli Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Fajar Baru Kecamatan Jatimulyo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Pembimbing : Drs. Surisman, M.Pd

Gambar

Gambar 2. Daur ulang PTK
Gambar Uraian Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Then we prove some regularity results, in the sense of Sobolev or H¨older spaces (see Theorems 5, 6), when the coefficients are more regular, as well as the generalization of all

Desain Formulir Rekam Medis, Akademi Perekam Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta.. Data Asuransi Sub Bagian Tata Usaha,

Untuk mengetahui kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun di SSB Locomotive dari Kota Bandung dan SSB Panama dari Kota Cimahi, maka

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Provide information for further research regarding with the factors contributing the swearing words used by characters in Blood Father movie2. Provide information on what types of

Untuk menyelesaikan permasalahan dalam diagram lingkaran atau diagram batang maka hal pertama yang harus dikuasai adalah bagaimana kita bisa membaca data dalam

Namun dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini ditemukan adanya problematika yang dihadapi oleh guru yaitu pada penilaian autentik itu sendiri, dalam penilaian autentik ini

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan CellsNew dan Handong University’s School of Ocean Sciences kandungan tinta hitam cumi ditemukan dapat membantu melawan