• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) ATAS PEMANFAAAN WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) ATAS PEMANFAAAN WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) ATAS PEMANFAAAN WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA KETAPANG

KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh

Darusman Tohir

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

MULTIPLIER EFFECT ANALYSIS OF THE USE OF MARINE TOURISM AROUND THE RATAI BAY AT KETAPANG DOCK PESAWARAN

DISTRICT

By

DARUSMAN TOHIR

ABSTRACT

Tourism is a sector contributing significantly to the country's foreign exchange. In addition to increasing foreign exchange reserves to the state, the tourism sector also increase incomes and create jobs. One of the natural attractions that can be developed is a marine or nautical tourism. Marine Tourism of Ratai Bay in thePesawaran district who are much in demand by tourists. The existence of this tourist activity has economic impacts for communities such as increased revenue, increase employment, and business opportunities. The purpose of this study is to analyze the economic impact in the form of direct economic impact, indirect economic impacts, and induced economic impacts caused by marine tourism activities in Ratai Bay to income-related business communities in Ketapang Dock. In analyzing the economic impact of marine tourism activities in Ratai Bay using Keynesian Income Multiplier to see the direct effects, indirect effects, and advanced impact. From the results of this study, the value of the multiplier effect of 1.68 to Keynesian Multiplier Income, Income Multiplier Ratio 1.06 for type I, and 1.10 for type II Income Multiplier Ratio. This means that the economic impact of the case said to be quite high because

(3)

ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) PEMANFAAAN WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA

KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN Oleh

DARUSMAN TOHIR

ABSTRAK

Pariwisata merupakan sektor penyumbang yang cukup besar bagi devisa negara. Salah satu jenis wisata yang banyak diminati wisatawan adalalah wisata alam (nature tourism). Selain meningkatkan cadangan devisa bagi negara, sektor pariwisata juga meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satu wisata alam yang dapat dikembangkan adalah laut atau wisata bahari. Wisata Bahari Teluk Ratai yang berada di kabupaten Pesawaran banyak diminati oleh wisatawan. Adanya kegiatan wisata ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat seperti peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peluang usaha. Karakteristik pengunjung, pelaku usha dan tenaga kerja yang terdapat di Dermaga ketapang Teluk Ratai ini perlu diidentifikasi untuk melihat tren kegiatan wisata serta dapat mempengaruhi penilaian atau persepsinya terhadap kondisi wisata Bahari Teluk Ratai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ekonomi berupa dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi induced yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai terhadap pendapatan Pelaku Usaha terkait di Dermaga Ketapang. Dalam menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai tersebut menggunakan Keynesian Income

Multiplier dengan melihat dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak lanjutan. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai multiplier effect sebesar 1.68 untuk Keynesian Income Multiplier, 1.06 untuk Ratio Income Multiplier tipe I, dan 1.10 untuk Ratio Income Multiplier tipe II. Namun dari total spending wisatawan terjadi kebocoran ekonomi (economic leakages) sebesar 24,65 persen. Ini berarti Dampak ekonomi yang terjadi dikatakan cukup tinggi karena nilai Keynesian Income Multiplier yang diperoleh lebih dari satu (> 1). Namun masih terdapat proporsi leakeages (kebocoran/pengeluaran di luar lokasi wisata) dari pengeluaran wisatawan yang mengeluarkan pengeluarannnya lokasi wisata tetapi di luar lokasi wisata.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Darusman Tohir lahir pada tanggal 8 November 1992 di Bandar Lampung. Penulis lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Kastoyo dan Ibu Surasmini.

Penulis memulai pendidikan di TK Widya Bhakti Waykandis pada tahun 1997 dan tamat pada tahun 1998. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SD N 2 Perumnas Waykandis yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 19 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikannya di MA N 1 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi yang sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2014.

(9)

MOTO

Sesungguhnya jiwa itu bagaikan kaca, akal pikiran bagaikan lampunya dan hikmah (kebijakan) Allah bagaikan minyaknya, dan jika ia padam kamu menjadi

(10)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku yang sangat ku cintai, Bapak Kastoyo dan Ibu Surasmini yang tidak henti-hentinya selalu mencurahkan kasih sayangnya, hingga menjadikanku lebih

kuat seperti sekarang. Adik-adikku tercinta tercinta Amalia Mega Rostina dan Gani Ali Raska yang selalu memberikan semangat, dukungan do’a, materil dan juga moril.

Serta semangat dan kerja kerasku dalam meraih gelar SARJANA EKONOMI.

(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsinya Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selalu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak M.Husaini, S.E, M.E.P. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Ibunda Asih Murwiati, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Pembimbing Akademik

(12)

6. Keluargaku Tercinta, bapak dan ibu yang tiada hentinya mendukung dan tak pernah lelah mendoakan, Adik-adikku, Mega dan Gani yang selalu memberikan senyuman penyemangat dan doa yang tulus ikhlas.

7. Staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bu Mar, Bu Yati, Mas Kus, Pakde Kantin, Mas Sobri, Mas Usman, serta pegawai lainnya yang telah banyak membantu kelancaran proses skripsi ini.

8. Sahabat tercinta yang telah banyak membantu memberikan doa dan warna dikehidupan saya Echy, Sonia, Nova, Ajeng, Dania, Dimas, Ardan, Fani, Dede, Dicki, Cermen, Danny, Febri dan Adi, Sahabat-sahabatku anak-anak Deimon Pay, Fauzan, Khori, Yogi, Yoga, Adit, Syiarandi, Amna, Panji, Wahyu

9. Desy Ratnasari, S.E. yang telah banyak memberikan dukungan, semangat serta memberikan sebagian waktunya untuk mendampingi dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2010, Shinta, Wuri, Dina, Tetik, Devy, Citra, Icha, Army, Monce, Beni, Mala, Agus, Hana, Irfan, Andhika, Gege, Dani Ketua dan lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu.

11. Keluarga PILAR Ekonomi: Gita, Suci, Mega, Nenek, Nanda, Tingut, Dewi, Rizky, Hendi, Adib, Beni, Ayu dan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(13)

Bang Inot, Bang Doi, Mba Nia dan kanda-kanda yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas ilmu dan pengalaman-pengalam yang kalian berikan.

13. Teman-teman angkatan Ilalang dan 2010 Komek Unila: Jevri, Sonia, Dimas, Anas, Wenni Bulu, Ari, Ali, Firas, Satria, Febi, Fera, Apri, Dania, Echy, Yuda, Teja, Zul, Dede, Chairman, Wahyu, Faiz, Darus, Sofyan, Azis, Roy, Beni, Nugie, Pindo, Ginan, Mufti, Pandu, Edo dan yang teman-teman 2010 yang lainnya.

14. Teman-teman KKN Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur: Keluarga bapak Kepala Desa Kedaton 1, Daniel, Rama, Bela, Dian A, Dian N, Dian M, Dian S, Debby dan Devi yang telah memberikan pengalaman serta kebersamaan yang luar biasa selama masa KKN.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak, adik, dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung,23 November 2014 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 12

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 32

B. Batasan Penelitian ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ……... 34

D. Penentuan Populasi dan Responden ... 34

E. Metode Analisis Data ……… 37

1. Analisis Deskriptif ………... 37

(15)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Wisata dan Kegiatan Wisata ……. 42

B. Karakteristik ……… 44

1. Karakteristik Wisatawan ………... 44

2. Karakteristik Pelaku Usaha ……… 52

3. Karakteristik Tenaga Kerja ……… 56

C. Dampak Ekonomi ……… 60

1. Dampak Ekonomi Langsung ………. 62

2. Dampak Ekonomi Tidak Langsung ………... 67

D. Nilai Pengganda Dari Pengeluaran Wisatawan ……… 69

1. Kriteria Nilai Pengganda ... 69

2. Nilai Pengganda Kegiatan Wisata Bahari di Teluk Ratai ... 70

3. Economic Leakages (Kebocoran ekonomi) ……… 72

E. Tingkat Capaian Kualitas Layanan Fasilitas ……… 72

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………... 76

B. Saran ………. 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi

Lampung dan menginap di hotel tahun 2008-2012 ... 2

2. Jumlah Responden ………. 35

3. Matriks Metode Analisis Data ... 36 4. Matriks Keterkaitan untuk Presepsi ... 37 6. Matriks keterkaitan untuk dampak ekonomi ... 38 7. Proporsi pengeluaran pengunjung

di Kawasan Wisata Bahari Teluk Ratai ……… 62 8. Estimasi aliran uang pada akhir pekan dari

kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai ……….. 63

9. Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Terhadap Penerimaan Total Pada Unit Usaha Wisata

Bahari Teluk Ratai Yang Berada Di Dermaga

Ketapang 2014 ……….. 65

10. Kisaran Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Kawasan Wisata Bahari Teluk Ratai Yang Ada di Dermaga Ketapang ………... 66 11. Proporsi Rata-Rata Pengeluaran Tenga Kerja

Lokal Terhadap Penerimaan di Dermaga Ketapang ………... 67 12. Nilai multiplier dan Aliran Uang yang

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Lampung ... 3

2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional ... 10

3. Aliran pengunjung terhadap perekonomian lokal ... 24

4. Persentase Jenis Kelamin Pengunjung ... 44

5. Persentase Usia Pengunjung... 45

6. Persentase Pendidiakan Pengunjung ………... 46

7. Persentase Pekerjaan Pengunjung ... 46

8 Persentase pendapatan pengunjung ... 47

9. Persentase Frekuensi kunjungan Wisatawan ... 48

10. Persentase Daerah Asal Wisatawan ... 49

11. Persentase Kendaraan Yang Digunakan Oleh Wisatawan ... 50

12. Persentase sumber informasi wisatawan ... 51

13. Persentase usia pelaku usaha ... 53

14. Persentase pendidikan terakhir pelaku usaha ... 53

15. Persentase Pendapatan Pelaku Usaha ... 54

16. Persentase Lama Berusaha Pelaku Usaha ... 55

17. Persentase Usia Tenaga Kerja ... 56

18. Persentase Jenis Kelamin Tenaga Kerja ... 56

19. Persentase Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 57

(18)
(19)

DAFTAR LAPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji Validitas Presepsi Pada Wisatawan………..L1 2. Pengeluaran Wisatawan Perkali Kunjungan.………..L2 3. Penerimaan dan Pengeluaran Pelaku Usaha.………..L3 4. Pendapatan dan Pengeluaran Tenaga Kerja.………... L4

5. Perhitungan Multiplie ……….L5

6. Dokumentasi Selama Penelitian.………...L6

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor pariwisata mampu memberikan sumbangan kepada

PDB dunia sebesar 10 persen pada tahun 2007 (Winantyo dalam Sholik, 2013 :2). Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi dunia, peningkatan pendapatan

penduduk dunia, dan kemajuan teknologi komunikasi pada dasawarsa terakhir mendorong industri pariwisata berkembang semakin pesat. Industri pariwisata memang terus berkembang karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Hal ini didukung oleh data wisatawan internasional dari WTO yang jumlahnya menunjukkan tren selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan internasional mencapai 940 juta wisatawan, sedangkan pada tahun 2011

jumlahnya meningkat menjadi 983 juta wisatawan atau bertambah 4,6%. Jumlah wisatawan internasional pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar dan meningkat menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030 (Winantyo dalam Sholik: 2012: 3).

(21)

wisatawan asing mencapai 7.002.944 wisatawan dan meningkat sebesar 8,45% menjadi 7.649.731 wisatawan pada tahun 2011 (BPS, 2012).

Tahun 2008 wisatawan yang datang ke wilayah Lampung sebanyak 366.180 orang. Jumlah tersebut didasarkan atas banyaknya wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang menginap di hotel-hotel yang berada di wilayah Lampung. Dari jumlah tersebut wisatawan yang menginap di hotel berbintang tercatat 77.861 orang atau 21,26 persen, sedangkan wisatawan yang menginap di hotel melati tercatat 288.319 orang atau 78,74 persen dari total wisatawan.

Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Lampung dan menginap di hotel tahun 2008-2012

Tahun Jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Lampung

2008 366.180

2009 342.285

2010 395.961

2011 551.476

2012 577.893

Sumber : BPS Lampung 2013

Sejak tahun 2008 sampai dengan 2012, jumlah wisatawan ini berfluktuasi. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lampung dan menginap di hotel tahun 2008 tercatat 366.180 orang. Tahun 2009 kunjungan ini turun 1,33 persen

menjadi 342.285 orang. Peningkatan jumlah wisatawan terjadi lagi di tahun 2010 dan 2011 yaitu masing-masing 395.961 orang (naik 15,68 persen) dan 551.476 orang (naik 39,27 persen) dari tahun sebelumnya. Jumlah wisatawan

(22)

Daya tarik wisata yang dimiliki Provinsi Lampung sangat beragam jenisnya. Wisata alam, budaya, maupun buatan tersebar di wilayah Lampung, dengan keunikan lokal yang khas yang memperkuat daya saing produk wisata Lampung. Hal ini berbeda dengan provinsi lain di Indonesia yang memiliki tema wisata tertentu yang ditonjolkan, misalnya D.I. Yogyakarta dengan wisata budayanya, Provinsi Jawa Barat mengedepankan keragaman daya tarik wisata alam untuk memperkuat daya saing produk wisata (RIPP Provinsi Lampung 2012-2031)

Gambar 1. Wisata Unggulan Provinsi Lampung

Sumber : Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Lampung 2012 – 2013 (2011)

(23)

Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sebesi (6) Kawasan wisata unggulan

Bakauheni dan Menara Siger, dan (7) Kawasan wisata unggulan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Teluk Ratai merupakan salah satu teluk yang berada di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Di Kawasan Teluk ini terdapat beberapa kepulauan yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Teluk Ratai terkenal dengan keindahan Bawah lautnya dan ombaknya yang tenang. Wisatawan biasanya datang ke Teluk Ratai untuk menikmati wisata bahari dan keindahan pantai yang ada di pulau-pulau di sekitar Teluk Ratai.Pulau-pulau tersebut diantaranya Pulau Pahawang Kecil, Pulau Pahawang Besar, Pulau Kelagian Kecil dan Pulau Kelagian Besar.

Pasir putih yang indah, taman bawah laut yang masih terjaga keasrian biota-biota lautnya dan Pantai yang jernih menjadi tujuan utama para wisatawan yang datang.

Pahawang adalah pulau sekaligus desa yang terletak di kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pulau seluas 1.084 hektar yang

terletak tidak jauh dari Teluk Punduh ini terbagi menjadi dua pulau, yaitu Pahawang Besar dan Pahawang Kecil.Pulau Pahawang memiliki enam dusun, yaitu Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kalangan, Pahawang, dan Cukuhnyai.

(24)

Perahu juga dapat berlabuh di Pulau Pahawang Kecil, yang jaraknya 10 menit dari Pulau Pahawang Besar. Di Pulau Pahawang Kecil ini terdapat satu cottage pribadi yang dimiliki oleh warga negara asing.

Pulau Pahawang secara umum memiliki pemandangan bawah laut yang eksotis berupa terumbu karang dan biota laut lainnya. Oleh karena itu salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah yaitu dengan

mengembangkan sektor pariwisata.

Pulau Kelagian Besar dan Kelagian Kecil merupakan dua buah pulau yang berdempetan dan masih berada di Teluk Ratai. Pulau Kelagian oleh Angkatan Laut atau Marinir dijadikan lokasi latihan militer. Pantai pasir putih yang berada Kelagian Besar dan kelagian kecil menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, di Pulau Kelagian kecil juga terdapat pantai yang sangat jernih dengan pemandangan bawah laut yang sangat eksotis.

Sama seperti Pulau Pahawang, untuk mencapai Pulau Kelagian, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Dermaga Ketapang menggunakan perahu-perahu yang disewakan di Dermaga Ketapang.

(25)

Masyarakat yang tinggal di Dermaga Ketapang Saat ini telah banyak yang menjadi pelaku usaha dengan menyewakan perahu-perahu mereka kepada

wisatawan yang datang, selain itu mereka juga menyediakan peralatan Snorkeling seperti masker, Snorkel, Fin, dan pelampung. Masyarakat disana juga banyak yang menyediakan peralatan pancing, membuka rumah makan dan kios, serta membuka usaha kamar mandi.

Pembangunan industri pariwisata tingkat lokal merubah kondisi ekonomi masyarakat yang berada di sekitar Dermaga Ketapang. Industri seperti bisnis usaha kecil secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan di kawasan tersebut yang dapat dikeloa dan memanfaatkan tenaga kerja masyarakat setempat. Jika hal ini terjadi, maka kegiatan pariwisata di perairan sekitar Teluk Ratai membawa dampak positif yang menguntungkan kondisi ekonomi masyarakat di Dermaga Ketapang. Hal ini dikarenakan Dermaga Ketapang telah berkembang menjadi satu-satunya dermaga yang dikenal wisatawan sebagai pintu gerbang dan sarana transportasi utama untuk mencapai pulau-pulau yang berada di Teluk Ratai.

Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan

(26)

(output), nilai tambah, upah atau gaji ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22).

Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, memicu masyarakat untuk ikut terlibat, khususnya yang beradada di sekitar kawasan Dermaga Ketapang. Keterlibatan tersebut didasari oleh pemenuhan kebutuhan hidup dengan mata pencaharian yang terus bervariatif dan beragam. Semua itu menimbulkan dampak di berbagai bidang kehidupan masyarakat di Dermaga Ketapang.

Namun seiring dengan hal tersebut, Pemerintah sampai saat ini belum menetapkan Kawasan wisata bahari di Teluk Ratai sebagai Kawasan Wisata Unggulan.

menurut RIPP Provinsi Lampung 2012-2031 (2011) Setiap Kawasan Wisata Unggulan (KWU) memiliki sumberdaya wisata utama/kegiatan yang telah berkembang, atau sumberdaya wisata lain maupun kegiatan wisata lain yang diusulkan untuk dikembangkan, serta potensi pasar wisatawan eksisting dan yang akan menjadi sasaran pasar, baik dilihat dari daerah asal wisatawan, maupun karakteristik wisatawannya. Sumberdaya wisata utama suatu KWU nantinya menjadi tema produk wisata utama yang akan diunggulkan dari KWU tersebut, dan akan terkait dengan segmen pasar wisatawan yang menjadi sasaran .

Pengembangan sektor pariwisata diharapkan mampu memunculkan multiplier effect atau efek pengganda pada sektor-sektor pendukung pariwisata, hal ini

(27)

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Dampak Berganda (multiplier effect) Pemanfaatan Wisata Bahari di Sekitar Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran

untuk menjelaskan kondisi tersebut.

B. Masalah

1. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik permasalahan yang dapat dimasukan dalam penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat efek berganda permintaan jasa wisata (perkembangan pengunjung) kepulauan Teluk Ratai terhadap pendapatan pelaku usaha dan tenaga kerja yang berada di dermaga ketapang?

2. Seberapa besarkah efek berganda yang terjadi pada pelaku usaha dan tenaga kerja yang terlibat pada dalam kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai Dermaga Ketapang?

3. Bagaimana presepsi pengunjung, pelaku usaha dan tenaga kerja tentang wisata bahari di sekitar Teluk Ratai?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah :

(28)

2. Untuk mengetahui seberapa besarkah efek berganda yang terjadi pada pelaku usaha dan tenaga kerja yang terlibat pada dalam kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai Dermaga Ketapang

3. Mengidentifikasi presepsi pengunjung, pelaku usaha dan tenaga kerja tentang wisata Bahari di Peraian di Teluk Ratai

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah kedalam masalah yang diteliti.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang berperan terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai acuan khususnya bagi yang berminat pada peran pariwisata dalam perekonomian

E. Kerangka Pemikiran

(29)

kepada masyarakat sekitarnya.Dampak yang dirasakan tersebut antara lain peningkatan pendapatan dan lapangan pekerjaan baru.

Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan

wisatawan, pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata. Pengeluaran wisatawan selama melakukan kegiatan wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Setiap tingkat perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengeluaran (output), nilai tambah, upah atau gaji ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22).

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional

Peningkatan jumlah kunjungan di Teluk Ratai (dermaga ketapang, dan kepulauan sekitarnya)

Dampak

Karakteristik pihak yang terkait dalam kegiatan wisata Pengelolaan wisata bahari di

sekitar Teluk Ratai

langsung Presepsi pihak yang terkait

dalam kegiatan wisata

Analisis deskriptif

(30)

F. Hipotesis

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pariwisata

Menurut Yoeti (1996) kata pariwisata sesungguhnya baru popular di Indonesia setelah diselenggarakannya musyawarah nasional Touristme ke II di Tretes Jawa Timur, pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958. Sebelumnya, kata ganti pariwisata yang digunakan kata touristme yang berasal dari bahasa Belanda yang sering pula diindonesiakan menjadi turisme.

Pada waktu pembukaan musyawarah yang diadakan di gedung pemuda Surabaya, Presiden RI pertama Soekarno dalam amanatnya yang disampaikan kepada peserta musyawarah, menanyakan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayan Prijono, perkataan Indonesia apakah yang paling tepat untuk menggantikan kata Tourisme. Dalam jawabannya kepada Presiden Ir. Soekarno Prijono memberi penjelasan, bahwa sebagai pengganti kata Tourisme dapat digunakan kata dharmawisata untuk

(32)

pada waktu itu menjabat Menteri Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi dan Pariwisata.

Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari bahasa sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti touristme (bahasa belanda) atau tourism (bahasa inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata pari dan wisata.

1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.

2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa inggris.

Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Lebih lanjut, pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan dengan tujuan dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Wisatawan melakukan aktivitas selama mereka tinggal di tempat tujuan wisata dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan (Marpaung dalam Luthfi, 2002:2).

Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendatangkan kesenangan, mencari kepuasan, mencari sesuatu dan memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain–lain (Spillane dalam Yuwana, 2010:31).

(33)

lingkungan hidup dalam dimensional budaya, alam, dan ilmu yang sifatnya sementara.

Menurut (Sirsang dalam Yuwana, 2010:32), pariwisata adalah kegiatan yang tidak sekedar untuk bersenang-senang atau melakukan perjalanan dan melepaskan diri dari rutinitas kerja namun selain itu dalam kegiatan tersebut juga terkandung banyak unsur marginalisasi terhadap pihak lemah melalui berbagai cara mulai dari yang bersifat soft, misalnya kerja sama manajemen internasional dan pinjaman dana investasi

sampai pada penggusuran dan sebagainya.

Pariwisata adalah suatu perjalanan wisata yang tidak dikaitkan dengan keperluan atau maksud lain selain mengisi waktu luang dalam mengisi masa liburan. Pengertian yang dikemukakan tersebut merupakan pengertian pariwisata murni sedangkan dalam pengertian modern, pariwisata adalah suatu perjalanan termasuk perjalanan

pariwisata. Pendapat ini muncul dari pemikiran bahwa sebagian orang mengaitkan perjalanan dinasnya dengan perjalanan pariwisata, dengan asumsi bahwa setelah urusan dinasnya selesai.

(34)

Menurut (Murphy dalam Luthfi, 2013:3), pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut dilakukan secara tidak permanen.

Selanjutnya pengertian pariwisata jika di lihat dalam Undang-undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam Pasal 1 menyatakan :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebahagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

e. Usaha kepariwisataan adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.

f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

(35)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan pariwisata adalah suatu kegiatan atau perjalanan manusia yang sifatnya untuk sementara waktu yang dilakukan berdasarkan kehendaknya sendiri,dengan tujuan bukan untuk berusaha, bekerja atau menghasilkan uang, akan tetapi untuk melihat atau menikmati suatu obyek yang tidak didapatkannya dari asal tempat tinggalnya.

2. Jenis-Jenis Pariwisata

Ada berbagai macam jenis pariwisata menurut (Spillane dalam Yunawa, 2010:33), diantaranya adalah :

1. Pleasure Tourism

yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan. Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, mengendorkan ketegangan syarafnya, menikmati keindahan alam, menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.

2. Recreation Tourism

yaitu pariwisata untuk tujuan rekreasi. Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari–hari libur untuk istirahat, untuk

memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

3. Cultural tourism

(36)

riset, mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.

4. Sports tourism

yaitu pariwisata untuk tujuan olahraga. Jenis pariwisata ini bertujuan untuk olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditunjukkan bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri.

Jika dilihat dari jenis pariwisata menurut Spillane, maka kawasan wisata bahari di sekitar Teluk Ratai termasuk jenis Pleasure Tourism karena obyek wisata disana merupakan obyek wisata yang bisa digunakan untuk mencari udara segar, menikmati keindahan alam, menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.

Selain itu, kawasan obyek wisata bahari di sekitar Teluk Ratai juga termasuk Sports Tourism karena keindahan bawah lautnya dapat dirasakan dengan olahraga Diving

dan Snorkeling.

Sedangkan menurut (Henky Hermantoro dalam Yuwana, 2010:35) membedakan pariwisata Menurut objeknya menjadi 8 jenis yaitu :

(37)

2. Natural tourism, adalah kegiatan pariwisata yang menjual keindahan alam untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung menikmati alamnya, udaranya dan segala fasilitas yang ada didalamnya. Objek wisata ini biasanya mempunyai daerah penyangga, contohnya:Gunung Ungaran dengan Gedong Songonya yang memiliki wisata Bandungan sebagai daerah wisata

penyangga.

3. Technological tourism, adalah jenis pariwisata yang menyajikan teknologi-teknologi yang ada namun langka atau tidak mudah mendapatkannya baik berupa teknologi modern maupun teknologi yang telah kuno. Misalnya: Museum Kereta Api Kuno di Ambarawa.

4. Historical tourism, adalah jenis pariwisata yang biasanya merupakan monumen atau tugu untuk mengingat suatu peristiwa heroik yang pernah terjadi di daerah tersebut. Contoh: Monumen Palagan Ambarawa, Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Jakarta.

5. Agro wisata, adalah perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perikanan, ladang pembibitan dan sebagainya.Untuk jenis

pariwisata ini, wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk studi atau menikmati segarnya daerah pertanian, tanaman yang beraneka ragam jenis dan warnanya, proses pembibitan berbagai macam tanaman dan sebagainya. Misalnya: Agro Tlogo di Kabupaten Semarang.

(38)

7. Religion tourism, perjalanan wisata yang dilakukan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan dan mengikuti upacara-Upacara keagamaan atau juga untuk mendatangi tempat-tempat tertentu yang dianggap memiliki nuansa agamis yang begitu kental. Conto : Ziarah Walisongo.

8. Shopping tourism, adalah jenis pariwisata yang menonjolkan sisi penjualan produk tertentu khas dari wilayah tersebut. Misalnya: PKL (Pedagang Kaki Lima) di Jalan Malioboro Yogyakarta ataupun kerajinan perak di Kotagede Yogyakarta

Berdasarkan pernyataan menurut Henky Hermantoro, kawasan obyek wisata bahari di sekitar Teluk Ratai termasuk Natural tourism, karena pada obyek pariwisata ini wisatawan berkunjung untuk menikmati alamnya khususnya alam bawah laut dan keindahan pantai.

3. Aspek Ekonomi Pariwisata

(39)

Menurut (Spillane dalam Yuwana, 2010:39) industri pariwisata memiliki sifat khusus, yaitu :

1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan, konsumen sendiri yang harus datang mengunjungi dan menikmati produk wisata tersebut.

2. Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan.

3. Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang objektif karena pariwisata memiliki berbagai jenis pariwisata.

4. Konsumen tidak dapat menikmati Objek wisata karena hanya dapat melihat dan mengetahui informasi suatu objek wisata dari brosur atau alat promosi lainnya. 5. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal yang

sangat besar, sedangkan permintaannya sangat peka terhadap situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat, kesenangan wisatawan dan sebagainya.

(I Nyoman Erawan dalam Sholik, 2012:3) meneliti kepariwisataan ditinjau dari segi ekonomi, menurutnya pengaruh ekonomi atau keuntungan yang paling jelas akibat adanya industri pariwisata adalah mendatangkan devisa serta terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat luas dan negara penerima wistawan tersebut untuk

meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup mereka.

4. Ekowisata

Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke

(40)

melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, disamping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga (fandeli, 2000:2).

5. Masyarakat

Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama,seperti : sekolah,

keluarga, perkumpulan, negara semua adalah masyarakat (Saragih, 2009:6).

6. Pelaku Usaha

Pengetian pelaku usaha menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang terdapat dalam pasal 1 angka 3 yaitu Setiap orang perseorang atau badan usaha, baik maupun berbadan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

(41)

7. Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) dalam buku sosiologi (skematika, teori, dan terapan) adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2001) dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, kondisi ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan peraulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

8. Dampak Ekonomi

Kegiatan wisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan

melibatkan lingkungan serta masyarakat lokal sehingga membawa berbagai dampak terhadapnya. Dampak wisata akan menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dampak yang paling sering mendapat perhatian adalah dampak sosial ekonomi, dampak sosial budaya dan dampak lingkungan (Pitana dan Gayatri dalam Belinda, 2013:15).

(42)

Pariwisata memiliki peranan penting karena kegiatan ini menciptakan lapangan pekerjaan di wilayah terpencil yang pada awalnya hanya merasakan manfaat pembangunan ekonomi yang rendah dibandingkan wilayah lain yang lebih maju. Dampak terhadap penerimaan devisa dan pendapatan pemerintah merupakan aspek yang tidak diperhitungkan dalam menganalisis dampak dari suatu tempat wisata yang relatif kecil. Sehingga pada tempat-tepat wisata yang relatif kecil atau dalam cakupan sebuah desa, dampak yang ingin dilihat adalah pada aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga, distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta pembangunan di sekitar tempat wisata. (Belinda, 2013:15)

Sektor pariwisata memiliki kaitan yang erat dengan wisatawan. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan yang datang sangat mempengaruhi keadaan perekonomian di industri pariwisata. Tidak hanya itu, investasi dan pengeluaran pemerintah di sektor pariwisata junga sangat berperan.

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata atau berbagai kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan pada tiga kategori (Menurut Ennew dan Linberg dalam Prasetio, 2011:12), dampak ekonomi dari pariwisata dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu manfaat langsung (direct), tidak langsung (indirect) dan Induced. Manfaat langsung dapat diakibatkan dari pengeluaran wisatawan yang langsung, seperti pengeluaran untuk restoran, penginapan, transportasi lokal dan lainnya. Selanjutnya, unit usaha yang menerima dampak langsung tersebut akan

(43)

tersebut mempekerjakan tenaga kerja lokal, pengeluaran dari tenaga kerja lokal akan menimbulkan dampak lanjutan (induced) di lokasi wisata tersebut.

Dampak lanjutan (induced) adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari wisata. Misalnya saja pegawai restoran atau parkir yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata

membelanjakan pendapatan mereka di daerahnya untuk perumahan, makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan pemilik usaha merupakan dampak lanjutan. Namun jika industri yang memperoleh dampak langsung mendatangkan input dari luar lokasi wisata maka perputaran uang tidak menimbulkan dampak tidak langsung tetapi suatu kebocoran ekonomi

(economic leakages).

(44)

ekonomi dilakukan dengan menghitung arus uang pada aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku wisata.

Gambar 3. Aliran pengunjung terhadap perekonomian lokal.

9. Kebocoran Ekonomi (Economic leakages)

Berdasarkan perhitungan perspektif ekonomi yang akurat, sumbangan pariwisata ke masyarakat adalah jumlah dari keseluruhan pengeluaran wisatawan yang diperoleh dari ekonomi lokal, tingkat penggunaan tenaga kerja dan pemerataan distribusi dari keuntungan ekonomi. Selain permintaan tambahan yang dihasilkan dari pengeluaran langsung oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, lapangan kerja dan pemasukan yang ditimbulkan oleh perputaran uang disebut sebagai efek berganda (Yoeti dalam Belinda, 2008:17).

Kebocoran ekonomi wisata disebabkan oleh uang yang dibelanjakan wisatawan setelah diterima orang-orang pada transaksi 1, 2, 3 dan seterusnya yang tidak dibelanjakan dan tidak memberi pengaruh pada kegiatan perekonomian setempat.

Pengeluaran pengunjung

Penyedia barang dan jasa untuk kegiatan

wisata (Akomodasi,rumah makan, transportasi lokal, penyewaan alat, dll)

Supplier

Tenaga kerja

(45)

Menurut (Yoeti dalam Belinda, 2008:17) ada beberapa bentuk kebocoran ekonomi wisata itu antara lain:

1. Sebagian uang yang diterima ditabung (saving) untuk keperluan berjaga-jaga untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.

2. Ada sebagian uang yang diterima itu digunakan untuk membiayai keperluan impor barang-barang di luar negeri.

3. Ada sebagian uang itu yang dibayarkan kepada orang-orang asing yang bekerja di sektor pariwisata, setelah diterima langsung ditransfer ke negara asalnya.

4. Ada sebagian dari uang itu digunakan untuk mengimpor keperluan hotel di luar negeri.

B. Teori Keynesian 1. Konsep Multiplier

Proses Multplier effect adalah proses yang menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan terutama ke atas tingkat pendapatan nasional. Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak ganda (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi (Ismayanti dalam Belinda, 2013:13).

(46)

dengan industri pariwisata. Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata terkait dengan elemen-elemen penghasilan, penjualan dan tenaga kerja di daerah kawasan wisata yang terjadi akibat kegiatan pariwisata.

Pengukuran multipiler adalah pengaruh pengeluaran tambahan yangdiperkenalkan dalam ilmu ekonomi. Hal tersebut mencakup marginal dari perubahan rata-rata. Di dalam kasus kepariwisataan pengeluaran tambahan pada suatu daerah dapat

berbentuk apa saja, termasuk (a) pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan yang sedang berkunjung terhadap barang-barang dan pelayanan, (b) investasi dari luar, (c) pengeluaran pemerintah, contohnya biaya yangdikeluarkan untuk infrastruktur, (d) mengekspor barang-barang karena dorongan dari pariwisata. Pengeluaran dapat dianalisa sebagai berikut:

1. Pengeluaran Langsung

Dalam kepariwisataan pengeluaran dilakukan oleh pengunjung pada barang dan pelayanan dalam penginapan, restoran, toko, fasilitas wisata lainnya yang memproduksi barang wisata yang akan diekspor atau investasi dalam

pariwisata.

2. Pengeluaran Tidak Langsung

Mencakup transaksi inter bisnis yang mana hasil dari pengeluaran langsung seperti pembelian barang oleh pemilik toko dari supplier lokal dan pembelian yang dilakukan oleh supplier lokal dari memborong.

(47)

Pengeluaran induksi merupakan peningkatan pengeluaran konsumen hasil dari pendapatan tambahan pribadi yang dihasilkan dari pengeluaran langsung. Nilai multiplier ekonomi merupakan nilai yang menunjukan sejauh mana pengeluaran wisatawan akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga pada akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Menurut terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect) dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini digunakan untuk

menghitung nilai ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal. Konsep multiplier dapat dilihat dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung dan dampak lanjutan yang mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran pengunjung ke dalam ekonomi lokal atau ekonomi nasional.

Di bawah ini merupakan formula untuk menghitung nilai pengganda dari pengeluaran wistawan (META 2001 dalam Prasetio 2011) ; (1) Lokal pendapatan Keynesian Multiplier dimana nilai yang dihasilkan dari pengeluaran lebih atau pengurangan dari

(48)

C. Penelitian Sebelumnya

Belinda (2013) meneliti mengenai analisis dampak berganda (multiplier effect) pemanfaatan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak kabupaten Tanah Datar. Penelitian yang dilakukan Belinda (2013) ini menggunakan metode multiplier effect untuk mengetahui dampak ekonomi di masyarakat yang dihasilkan dari

kegiatan wisata di Tanjung Mutiara, Danau Singkarak. Pada penelitian ini dikeahui bahwa Keynesian Income Multiplier adalah sebesar 1,14, yang artinya peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 100.000 rupiah akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 114.000 rupiah. Sedangkan Ratio Income Multiplier Tipe I adalah sebesar 1,19. Artinya peningkatan pengeluaran wisatawan

100.000 rupah akan berdampak pada total pendapatan masyarakat sebesar 119.000 rupiah pada total pendapatan masyarakat meliputi dampak langsung dan tidak langsung (pemilik usaha dan tenaga kerja lokal). Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,36 artinya peningkatan 100.000 rupiah pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan sebesar 136.000 rupiah pada total pendapatan

masyarakat meliputi dampak langsung, tidak langsung dan incuded (pemilik usaha, tenaga kerja lokal, dan pengeluarannya untuk konsumsi di tingkat lokal).

(49)

peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peluang usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata terhadap pendapatan masyarakat di Pulau Tidung. Dalam

menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Pulau Tidung menggunakan Keynesian Income Multiplier dengan melihat dampak langsung, dampak tidak

langsung, dan dampak lanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan wisata di Pulau Tidung telah memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian

masyarakat lokal walaupun dampak yang dirasakan masih terbilang kecil. Terbukti dari nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0,28, Nilai Ratio Income Multiplier I sebesar 1,35, dan Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 1,59.

Penelitian yang juga menganalisis dampak ekonomi pariwisata dilakukan oleh Prasetio (2011). Penelitian yang dilakukannya yaitu analisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap masyarakat di pulau pramuka taman nasional kepulauan seribu. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetio (2011) menggunakan metode multiplier effect. Hasil dari penelitiannya adalah dampak yang terjadi akibat adanya

(50)

1.8 artinya peningkatan 1 rupiah pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan

peningkatan sebesar 1.8 rupiah atau setara dengan Rp 2723247 pada total pendapatan masyarakat pada dampak langsung, tak langsung dan induced (berupa pendapatan pemilik usaha, tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi di tingkat lokal). Hasil

perhitungan nilai t atas pendapatan masyarakat yang terlibat sebesar 4.752 sedangkan –t hitung (-4.752) <-t tabel (t 0.025;29), maka kegatan wisata bahari memberikan pengaruh nyata terhadap masyarakat yang terlibat dan tidak terlibat kegiatan wisata baik sebelum dan sesudah adanya pengembangan kegiatan wisata bahari.

(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata bahari sekitar Teluk Ratai. Lokasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah Dermaga Ketapang yang berada di Desa Batu Menyan. Hal ini dilakukan karena dermaga tersebut menjadi pusat kegiatan perekonomian dan pariwisata di Teluk Ratai, mengingat Dermaga Ketapang menjadi pintu masuk dan transportasi utama untuk melakukan kegiatan wisata bahari. Kegiatan wisata yang dimaksud meliputi berkujung ke pulau-pulau di sekitar Teluk Ratai, wisata memancing, snorkeling, dan lain-lain. Sedangkan Pengumpulan data dilakukan pada akhir pekan bulan Mei.

B. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis Efek Berganda (Multiplier Effect) pemanfaatan kawasan wisata bahari di kawasan sekitar Teluk Ratai. Untuk itu, agar mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik sehingga tujuan penulisan ilmiah bisa dicapai, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

(52)

2. Obyek penelitian ini adalah pengunjung, pelaku usaha, dan tenaga kerja yang terdapat pada kawasan wisata bahari sekitar Teluk Ratai termasuk Dermaga Ketapang dan Pulau Pahawang.

3. Analisis Efek Berganda adalah analisis yang menunjukan sejauh mana pengeluaran wisatawan akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga pada akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. 4. Pada penelitian ini, perhitungan dampak yang dilakukan hanya dampak

ekonomi yang memfokuskan pada perputaran uang di tingkat lokal dari pengeluaran wisatawan.

5. Pemanfaatan yang dimaksud adalah pemanfaatan oleh pengunjung atau wisatawan yang datang menikmati kegiatan wisata.

6. Pemberi dampak adalah wisatawan dan penerima dampak adalah para pelaku usaha serta tenaga kerja di tingkat lokal.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan kuisioner kepada responden yaitu para pelaku usaha dan tenaga kerja yang berada di Dermaga Ketapang, Padang Cermin.

Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan teknik survey yakni

(53)

dengan menggunakan kuisioner kepada pengunjung dan wawancara kepada unit usaha lokal, tenaga kerja, dan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata 2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang akan diambil dari berbagai instansi, studi literatur, atau referensi lainnya (jurnal, buku, artikel hasil penelitian sebelumnya, dan penelusuran melali internet) yang terkait dengan lingkup

permasalahan penelitian.

D. Penentuan Populasi dan Responden

Ada tiga obyek yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu pengunjung, pelaku usaha, dan tenaga kerja. Pengambilan responden digunakan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian. Dalam penelitian ini akan menggunakan cara pengambilan sampel yang berbeda pada tiap kelompok responden, mengingat perbedaan jenis data serta ketersediaan daftar populasi dari masing-masing kelompok responden. Responden penelitian akan diambil dengan melibatkan responden yang terkait secara langsung dan tidak lansung dengan aktivitas perekonomian di dermaga ketapang, Teluk Ratai. Pengambilan sampel menggunakan metode survei dan wawancara dengan kuisioner dan observasi terhadap responden.

Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode

probability sampling karena daftar populasi dari pengunjung tidak diketahui, dan

(54)

Dermaga Ketapang untuk melakukan kegiatan wisata bahari di Teuk Ratai sebesar 75 orang setiap minggunya. Oleh karena itu dengan kesalahan 5%, berdasarkan tabel Isac dan Michael, jumlah sampelnya adalah 62 orang.

Dari hasil observasi lapang yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa unit usaha yang terdapat di sekitar Teluk Ratai khususnya Dermaga Ketapang sebagai pusat kegiatan pariwisata terdapat sekitar 66 unit usaha.Unit usaha tersebut terbagi atas beberapa jenis diantaranya yaitu 49 unit penyewaan kapal, 3 unit WC dan kamar mandi umum, 4 unit penyewaan alat snorkeling, 4 Unit rumah makan, dan 5 unit kios. Maka populasi unit usaha yang terdapat disekitar lokasi wisata Bahari Teluk Ratai adalah 65 unit.

Dengan demikian, sampel untuk pelaku usaha haruslah proporsional menurut keterwakilannya sesuai sub-subnya. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan rumus slovin (Husein Umar, 2005:141)

Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = Error

Maka dengan tingkat kesalahan 5%, didapatkan sample untuk pelaku usaha sebagai berikut, dengan jumlah masing-masing subsampel pelaku usaha sebagai berikut :

1. Penyewaan kapal dengan populasi 49 unit didapatkan sampel sebesar 43 unit

(55)

2. Penyewaan alat dengan populasi 4 unit disensus karena jumlahnya yang sedikit sehingga seluruhnya masuk dalam sampel sebesar 4 unit

3. Penginapan dengan populasi 4 unit disensus karena jumlahnya yang sedikit sehingga seluruhnya masuk dalam sampel sebesar 4 unit 4. Kios dengan populasi 4 unit didapatkan sampel sebesar 5 unit

5. Rumah makan dengan populasi 4 unit disensus karena jumlahnya yang sedikit sehingga seluruhnya masuk dalam sampel sebesar 4 unit. Dari beberapa subsampel diatas maka didapatkan jumlah sampel pelaku usaha sebesar 60 unit.

Sedangkan untuk tenaga kerja, hanya unit usaha penyewaan kapal yang umumnya memiliki tenaga kerja sebanyak 1-2 orang. Untuk unit usaha yang lain masih dikelola sendiri dan belum memiliki tenaga kerja.

Dari hasil observasi di lapangan jumlah populasi tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha yang terdapat di dermaga ketapang adalah sebanyak 75 orang. Dengan kesalahan 5%, berdasarkan tabel Isac dan Michael maka jumlah sampelnya adalah 62 orang.

Tabel 2. Jumlah Responden

Jenis Responden Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Pengunjung 75 per minggu 62 orang

(56)

Tenaga Kerja 75 orang 62 orang Sumber : Data primer diolah

E. Metode Analisis Data

Analisis data digunakan untuk pengolahan data-data yang telah didapat menjadi lebih sederhana agar mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengolahan data sederhana mengunakan alat analisis Statistical Analytic System (SAS).

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, dan analisis dampak berganda (Multiplier Effect).

Tabel 3. Matriks Metode Analisis Data

Tujuan Peneitian Jenis Data Metode Analisis Mengidentifikasi persepsi

pengunjung, pelakuusaha, dan tenaga kerjadi sekitar kawasan wisata bahari

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

(57)

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti (Belinda, 2013: 46).

Metode analisis ini akan digunakan untuk menjawab beberapa tujuan penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang akan diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung memerlukan interpretasi sebagai gambarannya. Tujuan penelitian yang akan diteliti dengan metode ini adalah sebagai berikut :

1.1.Presepsi Pengunjung (Capaian Kualitas Layanan Fasilitas) Persepsi pengunjung, palaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola terhadap keberadaan dan kondisi wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, penting untuk diketahui. Hal ini dilakukan terhadap fasilitas, sarana, sikap masyarakat, dan pengelolaan. Persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna (Rangkuti dalam Belinda, 2013: 30). Sehingga didapatkan tingkat capaian kualitas layanan.

Tabel 4. Matriks Keterkaitan untuk Presepsi

(58)

Presepsi pengunjung, pelaku usaha, dan tenga kerja akan diukur dengan

menggunakan skala likert mulai dari 1 sampai 5, dimana 0 = tidak tersedia, 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = sedang, 4 = baik, dan 5 = sangat baik.

2. Analisis Efek Berganda (Multiplier Effect Analysis)

Analisa dampak akan dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata. Kelompok pertama adalah unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiata wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit usaha tersebut, (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal. Dari sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh estimasi mengenai dampak langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap pelaku usaha lokal..

(59)

pembelian bahan

Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) tingkat upah, dan (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah. Dari data tersebut diharapkan dapat diperoleh estimasi mengenai dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak lanjutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung. Kelompok terakhir adalah masyarakat lokal, dimana informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi menganai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut.

(60)

terjadi. Berdasarkan META (2001) Dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan pariwisata di tingkat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu :

1. Keynesian Local Income Multiplier yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran wisatawan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal berupa pemilik usaha dan tenaga kerja

2. Income Multiplier Ratio yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan berdampak pada

keseluruhan Pendapatan lokal (berupa pendapatan pemilik usaha, pendapatan tenaga kerja, serta pengeluaran konsumsi di tingkat lokal).

Secara sistematis dirumuskan :

Keynesian Income Multiplier = D + N + U E Ratio Income Multiplier, Tipe I = D + N

D

Ratio Income Multiplier, Tipe II = D + N + U D

Dimana :

E : Jumlah pengeluaran pengunjung

(61)

A. Simpulan

1. Wisatawan yang melakukan wisata bahari di Teluk Ratai umumnya memiliki usia yang berkisar antara 21 – 30 tahun. Pelaku usaha yang berada di sekitar kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak umumnya memiliki jenis usaha penyewaan kapal,penyewaan peralatan snorkeling, rumah makan, kios, dan penginapan/homestay. Tenaga kerjanya merupakan tenaga kerja lokal yang bekerja rata-rata pada unit usaha penyewaan kapal dengan usia 21 – 30 tahun dan memiliki pendidikan terakhir rata-rata Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Secara umum wisatawan memiliki persepsi atau memberikan penilaian sedang terhadap kondisi objek wisata. Hal ini dikarenakan masih sangat kurangnya pengelolaan obyek wisata.

3. Wisata bahari Teluk Ratai memberikan efek ekonomi yang nyata bagi masyarakat loka khususnya yang bekerja pada sektor dan unit usaha yang berkaitan dengan kegiatan wisata. Efek ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut merupakan dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak induce yang diukur dengan nilai efek pengganda (multiplier effect), dimana dari hasil

penelitian ini didapatkan nilai multiplier effect sebesar 1,68 untuk Keynesian Income Multiplier, 1,06 untuk Ratio Income Multiplier tipe I, dan 1,10 untuk

(62)

B. Saran

Memperhatikan hasil penilitan bahwa kegatan wisata bahari memberikan pengaruh nyata terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah wisatawan akan meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat lokal. Berdasarkan fakta tersebut, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah dan Dinas terkait dapat meningkatkan kegiatan promosi untuk memperkenalkan wisata bahari di Teluk Ratai melalui media cetak dan media elektronik.

2. Pemerintah dan Dinas terkait diharapan lebih proaktif dalam pengembangan wisata bahari di Teluk Ratai.

3. Untuk mendukung pengembangan wisata bahari di Teluk Ratai sebagai sumber ekonomi dan pendapatan masyarakat lokal di Dermaga Ketapang , maka Pemerintah dan Dinas terkait perlu meningkatkan lagi kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang secara umum masih rendah. Peningkatan kualitas SDM tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan tenaga kerja di bidang pariwisata. 4. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi lampung perlu memepertimbangkan

wisata bahari di Teluk Ratai menjadi salah satau wisata unggulan di Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan kegiatan wisata tersebut memberikan Dampak nyata berupa peningkatan pendapatan dan peningkatan lapangan pekerjaan. Selain itu, wisata bahari di Teluk Ratai kini sudah semakin terkenal di kalangan

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Data Statistik Kunjungan Wisata Lampung. 2012. Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik

Depbudpar, 2009. Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20099/3/Chapter%20II.pdf . (15 februari 2011)

Prasetio, Bambang. 2011. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Masyarakat di Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Balai Desa Batumenyan. 2014. Data Kependudukan Desa Batumenyan. Pemerintah Desa Batumenyan.

Marine Ecotourism for Atlantic Area. 2001. Planning for marine ecotourism in the EU Atlantic Area. University vof the West of England, Bristol.

Yoeti, Oka A. 2008. EkonomiPariwisata (Introduksi, Informasi dan Implementasi). PT Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Undang-undang No 9 Pasal 1 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Undang-undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Dispapora, 2014. Kabupaten Pesawaran Daerah Penyangga.

http://disparpora.pesawarankab.go.id/review/. (20 April 2014) Mahyar, N. 2010. Peranan Obyek Pariwisata Pantai Cermin Dalam

Pengembangan Ekonomi Lokal (Skripsi). Universitas Sumatera Utara

Yuwana, Satria . 2010. Analisis Permintaan Kunjungan Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara (Skripsi). Universitas Diponegoro

Sholik, Adabi. 2013. Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Makam dan

(64)

Luthfi, Rakhman Renaldy. 2013. Peran Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sektor Lapangan Pekerjaan dan Perekonomian Tahun 2009-2013 (Studi Kasus : Kota Batu) (Jurnal). Universitas Brawijaya

Belinda, Nova. 2013. Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar (Skripsi). Institut Pertanian Bogor

Fandeli, Chafid. 2000. Konsep Dasar Ekowisata (Jurnal). Universitas Gajah Mada Saragih, Rosita. 2009. Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pelayanan

Puskesmas di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Jurnal). Universitas Darma Agung

Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara, Jakarta

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Soekanto,Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grapindo Persada, Jakarta

Depbudbar. 2011. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Provinsi Lampung 2012-2031. Depbudbar Provinsi Lampung, Lampung

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Lampung dan menginap di hotel tahun 2008-2012
Gambar 2.  Skema Kerangka Pemikiran Operasional
Gambar 3. Aliran pengunjung terhadap perekonomian lokal.
Tabel 2. Jumlah Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait