TRANSNATIONAL CRIME :
Pengrusakan Lingkungan Secara di Sengaja(
Willful Damage To the
Environment
)
Transnasional Crime memiliki beberapa definisi, hal ini terkait dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, serta kepentingan yang menyebabkan beberapa Ahli merumuskan definisi Transnasional Crime serta Radikalisme sangat bervariasi, namun secara garis besar terdapat kata kunci yang dapat digunakan sebagai panduan dalam merumuskan pengertian Transnational Crime adalah:
1. Suatu perbuatan sebagai suatu kejahatan.
2. Terjadi antar Negara atau Lintas Negara.1
Bassiouni mengatakan bahwa kejahatan transnasional atau transnational crime adalah kejahatan yang mempunyai dampak lebih dari satu negara, kejahatan yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap warga negara lebih dari satu negara, sarana dan prasarana serta metoda-metoda yang dipergunakan melampaui batas-batas teritorial suatu negara. Jadi istilah kejahatan transnasional dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kejahatan-kejahatan yang sebenarnya nasional (di dalam batas wilayah negara), tetapi dalam beberapa hal terkait kepentingan negara-negara lain. Sehingga tampak adanya dua atau lebih negara yang berkepentingan atau yang terkait dengan kejahatan itu. Kejahatan transnasional jelas
menunjukkan perbedaannya dengan kejahatan atau tindak pidana dalam pengertian nasional semata-mata. Demikian pula sifat internasionalnya mulai semakin kabur oleh karena aspek-aspeknya sudah meliputi individu, negara, benda, publik dan privat. Sifatnya yang transnasional yang meliputi hampir semua aspek nasional maupun internasional, baik privat maupun publik, politik maupun bukan politik.2
Banyak jenis-jenis kejahatan yang tergolong kerjahatan transnasional, diantaranya adalah money laundering, perdagangan manusia, pasar gelap, dan pengrusakan lingkungan(pencurian pasir laut, satwa, fauna,dan sumber daya lain ) secara disengaja terhadap negara lain.
Dalam kesempatan kali ini, kelompok kami akan membahas lebih dalam mengenai jenis
kejahatan transnasional yang disebutkan terakhir yaitu,pengrusakan lingkungan secara di sengaja terhadap Negara lain, dan akan membawa kasus yang sering terjadi di Negara kita, Indonesia
Kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia pada umumnya diakibatkan karena
pemanfaatan sumber daya yang tidak terkendali dengan cara ilegal, seperti: penangkapan ikan di terumbu karang dengan bahan peledak dan beracun; penebangan bakau untuk bahan baku kertas, arang dan bangunan; konversi lahan pesisir untuk tambak, lahan pertanian, industri dan
pemukiman; pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat yang berbahaya dari kapal; aktifitas wisata; reklamasi pantai dan penambangan pasir laut; penambangan karang untuk bahan bangunan atau kapur; pengambilan karang hidup untuk diperdagangkan; pencurian benda berharga muatan kapal tenggelam (BMKT) dan kekayaan laut lainnya mengakibatkan terjadinya kebocoran pendapatan negara dan penurunan tingkat kesejahteraan nelayan serta kerusakan terhadap sumber daya tersebut, sehingga kekayaan sumber daya kelautan tersebut harus selalu dijaga, dilestarikan dan diawasi agar dapat bermanfaat secara berkelanjutan bagi bangsa Indonesia.3
Pencurian pasir laut di Indonesia, demi memperluas wilayah territorial dan reklamasi Negara lain. Pencurian pasir laut sangat marak terjadi di Indonesia, mulai dari pencurian pasir di daerah Jembrana, Kepualauan Seribu, Desa Tamedan Tanjung Sorbat Tual, Riau dan masih banyak tempat lagi yang membuat kerugian besar terhadap Indonesia. Kerugian Negara akibat pencurian/ penambangan pasir laut sangat banyak diantaranya :
- ekosistem laut tempat para nelayan mencari ikan akan rusak selain itu ratusan rumah warga disekitar pesisir pantai rusak akibat abrasi dan diterjang banjir merusak objek wisata pantai, serta merusak ratusan pohon mangrove( Kec. Pantai Labu)4
- Selain akses jalan, penambangan liar pasir laut, juga mengakibatkan abrasi di wilayah tersebut kian parah, termasuk mengancam Pura Rambut Siwi yang merupakan pura besar di Kabupaten Jembrana(Dusun Pasar, Desa Yahembang, Kab. Jembrana, Bali)5
- aktivitas penambangan yang tidak terkendali dapat menyebabkan abrasi pantai serta masuknya air asin ke sumber air tawar di daratan, kegiatan penambangan pasir laut di wilayah Kota Tual digunakan sebagai bahan bangunan, kondisi geografis Kota Tual yang merupakan wilayah kepulauan menyebabkan sulit untuk mendapatkan pasir untuk bahan bangunan, sehingga aktivitas penambangan pasir laut untuk bahan bangunan cukup tinggi.(Kota Tual)6
- dan menimbulkan kerugian materiil yang cukup besar terhadap Indonesia sendiri
Kasus pencurian / Penambangan liar pasir laut yang paling banyak adalah pencurian/ penambngan pasir yang dilakukan oleh Singapura dalam rangka memperluas reklamasi Negara nersebut, namun hal itu dilkukan oleh Singapura secara illegal.
Belum lama ini Menteri Pembangunan Nasional Singapura, Khaw Boon Wan menyatakan, pemerintahnya akan terus menambah luas wilayah melalui reklamasi disertai pembangunan gedung tinggi dan membangun di dalam tanah. Pernyataan itu disampaikannya ketika
memberikan jawaban tertulis atas pertanyaan anggota parlemen Singapura. Keterangan pejabat tinggi negeri berlambang Singa itu diduga sebagai upaya pemerintah Singapura untuk
mengantisipasi kian sempitnya lahan yang tersedia akibat perkembangan industri jasa dan
perdagangan, di samping lonjakan penduduknya. Untuk itu luas negara Singapura yang sekarang mencapai 710 kilometer persegi kemungkinan dianggap pemerintahnya tidak lagi ideal bagi sebuah negara yang berbasiskan pada industri dan perdagangan di era globalisasi ini. Sebab sebagaimana diketahui sepertiga lahan wilayah yang tersedia di negeri itu dimanfaatkan untuk industri, perdagangan dan perumahan. Sedangkan, dua pertiga lainnya digunakan untuk jalan, pelabuhan, bandara, waduk, utilitas, tempat latihan militer, fasilitas sosial dan komunitas, seperti lahan parkir, rumah sakit dan sekolah.
Armada Maritim Barat TNI-AL telah menangkap sejumlah kapal pengekspor pasir yang tengah berlayar di perairan Kepulauan Riau menuju Singapura. Dalam pemeriksaan awal
diketemukan bahwa kapal-kapal pengangkut pasir tersebut beroperasi secara ilegal. Penangkapan ini mau tidak mau menaikkan suhu politik hubungan kedua negara yang memang sering naik turun bagai tegangan kabel Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Lee Kuan Yew merupakan Bapak Singapura. Setelah memodernisasi sistem ketentaraan Singapura dengan mengadopsi sistem ketentaraan Zionis-Israel, bahkan para instrukturnya diterbangkan langsung dari Tel Aviv, Perdana Menteri Singapura ini membangun apartemen-apartemen di seantero negara kota itu. Lee menyadari bahwa dengan luas yang hanya sekitar 500 kilometer persegi, Singapura tidak akan mampu menampung semua warga negaranya dengan baik. Untuk itulah Lee bersama para pembantunya mencari akal agar luas wilayah Singapura bisa bertambah dengan cepat. Akhirnya pada tahun 1976, Lee mengumumkan sebuah proyek besar penambahan luas wilayah Singapura lewat jalan reklamasi pantai-pantainya. Lee
mencanangkan, gerakan reklamasi pantai-pantai negaranya akan terus dilakukan hingga tahun 2030, yang berarti dilakukan selama lebih kurang 54 tahun, dan memerlukan pasir sebanyak 8 miliar kubik. Reklamasi pantai dipusatkan di pantai barat dan timur. Wilayah-wilayah yang akan direklamasi antara lain di West Bank East Bank, Jurong Phase III-B, Ubin Island, Jurong Phase IV-A Tekong Island, Jurong Phase IV-B Changi Phase 1-A, Tuas Extention Phase 4 Changi Phase 1-B, Jurong Phase I Changi Phase 1-C, Jurong Phase II Punggol, Southern Island Other Package, dan Sentosa Island. Lalu dari mana sumber pasirnya? Dengan gampangnya Lee Kuan Yew memanfaatkan tabiat koruptif yang dimiliki banyak pejabat Indonesia, baik pejabat lokal maupun pusat, baik yang sipil maupun berseragam, dengan menyodorkan segepok uang lantas
menggaruk pasir Riau dan mengangkutnya untuk menimbuni pantai-pantai Singapura.
sehingga tinggal 160 kilometer persegi lagi pantai yang akan direklamasi. Untuk itu semua dibutuhkan timbunan pasir sebesar 1, 8 miliar meter kubik.
Menurut Harun Al-Rasyid Martohandoyo dalam disertasi doktoralnya di IPB (2002), dari sejumlah hasil pengamatan di lapangan, khususnya dari Ketua dan Sekjen Asosiasi Pengusaha Penambangan dan Pemasaran Pasir Laut Indonesia (AP4LI) Eddy S Poluan dan Erma Hidayat, mereka menyatakan bahwa para pengusaha yang tergabung dalam d’Consortium, sebagai penyewa Kapal Keruk Pasir Laut asing telah melakukan pencurian pasir laut kemudian diekspor ke Singapura. reklamasi di Singapura dengan cara mengimpor pasir laut dari Kepulauan Riau telah menimbulkan banyak kerugian, bukan saja aspek teritorial tapi juga ekonomi perdagangan dan lingkungan hidup.
Sebenarnya tidak semua ekspor pasir laut ke Singapura ilegal, ada juga yang legal. Tapi kenyataan di lapangan, jumlah pasir laut yang dikirim ke Singapura secara ilegal jauh lebih banyak ketimbang yang resmi.
Di luar pasir, penyelundupan aneka komoditas Indonesia ke Singapura sebenarnya sudah lama terjadi, sejak pra perang kemerdekaan. Penyelundupan Kayu, Karet, Kopra, BBM, hasil laut termasuk perikanan, TKW/TKI, Pasir Laut dan lain sebagainya jelas telah merugikan negara triliyunan rupiah tiap tahunnya, dan ini sudah berlangsung puluhan tahun.Selain reklamasi, sebagian pasir itu juga dipergunakan Singapura untuk membangun negaranya, seperti konstruksi apartemen dan infrastruktur lainnya.
Selama lebih kurang 20 tahun, Singapura sebagai konsumen pasir laut Indonesia telah menggunakannya sebagai bahan dasar konstruksi bangunan gedung-gedung pencakar langit, reklamasi pantai, dan perluasan kawasan Bandara Internasional Changi serta kawasan Industri sekitarnya.
Hasilnya, tahun 1991 luas wilayah Singapura tercatat hanya 633 kilometer persegi, namun pada tahun 2001 wilayah Singapura bertambah luas menjadi 760 kilometer persegi atau bertambah luas 20 persen dalam waktu sepuluh tahun
Permintaan yang besar dari Singapura terhadap pasir laut Kepulauan Riau menyebabkan banyak didirikan usaha penambangan pasir, yang resmi, setengah resmi, maupun yang liar. Usaha ini menjamur di banyak bagian pantai Riau.7
kejahatan transnasional atau transnational crime adalah kejahatan yang mempunyai dampak lebih dari satu negara, kejahatan yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap warga negara lebih dari satu negara, sarana dan prasarana serta metoda-metoda yang dipergunakan melampaui batas-batas teritorial suatu Negara. Salah satu kejahatan transnasional yang terjadi diperbatasan antara Indonesia dan singapura dimana adanya Kapal Keruk Pasir Laut asing telah
melakukan pencurian pasir laut kemudian diekspor ke Singapura. reklamasi di Singapura dengan cara mengimpor pasir laut dari Kepulauan Riau telah
menimbulkan banyak kerugian, bukan saja aspek teritorial tapi juga ekonomi perdagangan dan lingkungan hidup yang digunakan sebagai bahan dasar dalam konstruksi bangunan bangunan di singapura.
Saran