• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDANG SAPI POTONG YANG BAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KANDANG SAPI POTONG YANG BAIK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KANDANG SAPI POTONG YANG BAIK

BAB 1. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kebutuahan masyarakat Indonesia akan protein hewani semakin meningkat. Kebutuhan protein

hewani sebagian besar berasal dari ternak sapi potong. Sapi potong adalah salah satu ternak

ruminansia yang dibudidayakan di Indonesia.

Produksi sapi potong sampai saat ini masih jauh dari permintaan, hal ini disebabkan banyak

faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi produktifitas peternakan sapi potong. Faktor

internal seperti breed atau genetik berpengaruh terhadap produktivitas ternak yaitu 30%

sedangkan yang 70% dipengaruhi oleh faktor eksternal atau lingkungan.

Salah satu faktor eksternal yang sangat penting diperhatikan adalah manajemen

perkandangan. Manajemen perkandangan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam

setiap usaha peternakan. Pembuatan kandang harus memperhtikan beberapa hal, yaitu

diantaranya adalah kontruksi kandang yang meliputi lantai kandang, dinding kandang, atap,

kandang, tempat pakan dan minum serta ukuran kandang. Pembuatan kandang harus

memberikan kemudahan perawatan sapi, mencegah sapi supaya tidak berkeliaran, dan menjaga

kebersihan lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui

manajemen perkandangan yang baik di perusahaan sapi potong.

B.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui:

1. Fungsi kandang bagi ternak sapi potong

(2)

BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN

A.

Fungsi dan Persyaratan Kandang

1. Fungsi kandang

Adapun fungsi kandang menurut Sukmawati, F.,dkk (2010) yaitu:

a) Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin).

b) Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

c) Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

d) Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,

pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan.

e) Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2. Persyaratan kandang

Pembuatan kandang untuk sapi potong menurut Sukmawati, F.,dkk (2010) perlu

memperhatikan beberapa persyaratan antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan

kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan dan kesehatan

lingkungan sekitarnya.

a) Pemilihan lokasi:

Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih lokasi antara lain adalah : Ketersediaan

sumber air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak, dan dekat dengan

sumber pakan, kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran,

tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan, lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga

memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari genangan air pada waktu hujan,

jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10 m, tidak mengganggu

kesehatan lingkungan, relatif jauh dari jalan umum dan limbah ternak dapat tersalur dengan

baik.

b) Konstruksi:

(3)

Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan

pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model kandang sapi potong

yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin, sedangkan untuk

dataran rendah.

B.

Perkandangan Sapi yang Ideal

1. Tata letak kandang

Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak tergenang, selain itu juga

memudahkan pembuangan limbah cair. Untuk kandang satu baris lebih baik jika kepala sapi

menghadap ke timur, walaupun belum ada penelitian akan hal ini tetapi dari pengalaman sapi

yang menghadap ke timur hasilnnya akan lebih baik. Jika kandang dua baris maka kandang

membujur utara selatan. (Krishadi,R, 2013)

2. Bahan kandang:

Bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan kemampuan ekonomi.

Dalam memilih bahan kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan

minimal tahan digunakan untuk jangka waktu 5 – 10 tahun (Sukmawati, F.,dkk, 2010).

Gambar 1. Konstruksi kandang tampak depan

(4)

Bagian-bagian kandang seperti

a) Lantai kandang

Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan

dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang

dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air.

Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang., tingkat

kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 5% artinya perbedaan tinggi antara lantai depan

dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai per meter tidak boleh lebih dari 5 cm.

Gambar 2. Konstruksi lantai kandang yang baik.

Sumber: Krishadi,R, (2013)

b) Kerangka kandang

Kerangka kandang dapat dibuat dari bahan yang tersedia di tempat seperti kayu turi,

kelapa, pinang dan bambu dan disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan kondisi yang

ada.

c) Atap kandang.

(5)

Sumber: Krishadi,R,

(2013)

Atap kandang. menurut Sukmawati, F.,dkk, (2010) dapat dibuat dari bahan yang murah

seperti atap alang-alang, daun kelapa atau mengunakan seng dan asbes. Untuk atap yang

berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring berkisar 30% sehingga air

hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes kemiringan minimal

15% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan baik. Untuk daerah kering

beriklim kering sebaiknya ketingggian atap minimal 3,5 meter untuk menjamin sirkulasi

udara didalam kandang.

d) Dinding kandang.

Menurut Sukmawati, F.,dkk, (2010) untuk daerah kering beriklim kering seperti di Nusa

Tenggara Barat harus terbuka dan sebaiknya hanya berupa kayu palang untuk menjaga ternak

tidak keluar dan kayu palang tertinggi harus lebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Dindin

kandang menurut Krishadi,R, (2013) bisa terbuat dari papan kayu, beton ataupun bambu. pada

daerah dataran tinggi yang cukup dingin dinding dibuat paling tidak setinggi sapi ketika berdiri

dan lebih rapat, sedangkan pada daerah dataran rendah yang cukup panas bisa tanpa dinding

tetapi cukup pagar pembatas agar sapi tidak keluar kandang.

e) Lorong Kandang

Menurut Krishadi,R, (2013), lorong kandang

,

pada kandang dua baris lorong kandang

merupakan sekat/ antara baris satu dengan lainnya, lorong kandang ini di buat agak lebar (1

-2meter) agar memudahkan mengangkut pakan untuk kandang kepala saling berhadapan (head

to head) dan memudahkan pembersihan untuk kandang yang saling membelakangi (tail to tail).

(6)

Sumber: Krishadi,R, (2013)

f) Palungan

Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari

kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Sedangkan lebar palungan adalah

50cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40cm. Ukuran palungan untuk

kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang

lebih kecil dari tempat pakan.

Gambar 5. Ttempat pakan.

Sumber: Krishadi,R, (2013)

3. Sarana Dan Peralatan Kandang

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal. Pada kandang tipe tunggal,

penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang bertipe

ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling

bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Gambar 6. Kandang tipe ganda yang saling membelakangi

Sumber: Sukmawati, F.,dkk (2010).

(7)

harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m, untuk sapi betina dewasa

adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor.

Bagian dari perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat

di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar

pakan yang diberikan tidak diinjak-injak.

· Untuk sapi dewasa, tinggi kaki tempat pakan 50 cm, tinggi tempat pakan 40 cm

sehingga total tinggi bagian depan menjadi 90 cm, lebar tempat pakan 40 cm dan

panjang menyesuaikan lebar kandang.

· Untuk sapi sapihan sampai dara tinggi kaki <50 cm dan ukuran lainnya sama dengan sapi

dewasa.Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen dari semen berbentuk bundar tinggi

50 cm.

Gambar 7. Denah kandang kolektif

Sumber: Sukmawati, F.,dkk (2010).

Fasiltas yang diperlu disediakan untuk mendukung perbaikan produksi ternak:

a) Kandang jepit: Bahan kayu balok, besi dan bahan lain yang kokoh (10 cm x 12 cm).

Ukuran; panjang 200 cm, lebar 70 cm dan tinggi 130 cm, lantai semen kasar/tidak licin,

dinding terbuka (6 cm x 12 cm) , minimal sebanyak 3 palang setiap sisi.

b) Kandang kawin

(8)

Sumber: Sukmawati, F.,dkk (2010).

Diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat bertahan lama, ukuran

minimal 4 x 6 m untuk kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina,

menampung proses perkawinan malam hari, kandang kawin sebaiknya disediakan tempat pakan

dan minum.

c) Kandang sapih

Untuk kelompok kandang dengan jumlah induk 50 sampai 100 ekor dapat dibuat kadang

sapih berukuran 3 x 4 m.. Kandang sapih disediakan tempat pakan dan minum, jika tidak

memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan dengan cara induk dan anak diikat

terpisah diusahakan agar anak tidak dapat menyusu pada induknya selama 21 hari

d) Kandang pejantan

Kandang pejantan berukuran 3 x 4 m, diusahakan kokoh/kuat, dinding terbuka, lantai padat , dan

disediakan tempat pakan dan minum

e) Rumah kompos

(9)

Sumber: Sukmawati, F.,dkk (2010).

III. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Fungsi kandang diantaranya adalah untuh melindungi ternak dari perubahan cuaca atau

iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin), mencegah dan melindungi ternak dari penyakit,

menjaga keamanan ternak dari pencurian dan meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

b) Persyaratan pembuatan kandang yang baik antara lain dari segi teknis, ekonomis,

(10)

c) Bentuk dan ukuran pembuatan kandang sapi potong harus menyesuaikan jumlah ternak, biaya

yang dimiliki dan tujuan pemeliharaannya. Kandang yang baik harus memperhatikan

kenyamanan ternak serta efisiensi dalam biaya maupun teknis pelaksanaanya.

DAFTAR PUSTAKA

Krishaditersanto, R. 2013. Konstruksi Kandang Sapi.

http://ripk78.blogspot.com/2013/06/pada-posting-terdahulu-sudah-dijelaskan.html. Diakses pada:

15 Juni 2014

Ainur Rasyid dan Hartati, 2007. dalam Sukmawati, F.,dkk . 2010. Perkandangan Sapi Potong. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian an Pengembangan Pertanian.

Departemen Pertanian.

Bambang Agus Murtidjo 1990., dalam Sukmawati, F.,dkk . 2010. Kanisius., Beternak Sapi Potong.,

Tanda S Panjaitan, dalam Sukmawati, F.,dkk . 2010Sasongko WR, A. Muzani, Mashur dan Wildan

Arief. 2003. Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian NTB. Badan Penelitian dan Pengembangan Peranian. Departemen Pertanian.

PERKANDANGAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA

Perkandangan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tingkat keberhasilan suatu usaha peternakan kambing dan domba. Perkandangan yang sering tidak memenuhi kaidah dan fungsi yang sesungguhnya, cenderung akan merugikan baik terhadap ternak itu sendiri, manusia dan lingkungan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang komprehensif tentang perkandangan perlu diketahui sebagai upaya bagi peningkatan produktivitas ternak kambing dan domba yang dipelihara sekaligus mengurangi dampak negatif pecemaran lingkungan sekitarnya.

Membangun kandang untuk ternak kambing dan domba sama seperti membangun rumah untuk tempat tinggal manusia, sehingga secara hakekat normative harus sama. Pembangunan kandang memerlukan keterampilan dan keseriusan. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang yang sempurna bagi kambing dan domba yang dipelihara atau akan dipelihara agar benar-benar menjadi tempat yang nyaman bagi ternak kambing dan domba itu sendiri. Prinsipnya adalah

(11)

PEMBAHASAN :

a. Fungsi kandang bagi ternak kambing dan domba.

Kandang merupakan sebuah bangunan atau tempat yang dibuat bagi ternak agar dapat hidup, bertumbuh dengan sehat dan aman, serta dapat terkontrol dari penyakit dan aktivitas reproduksinya. Bagi ternak kambing dan Domba, bangunan kandang harus memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut :

- Melindungi ternak kambing dan domba dari sinar matahari yang berlebihan, angin, hujan, penyakit dan predator.

- Melindungi ternak kambing dan domba dari bahaya-bahaya luar, seperti pencuri, hewan-hewan liar sebagai pemangsa maupun pembawa penyakit.

- Memudahkan dalam melakukan tatalaksana pemeliharaan, penanganan limbah dan aktifitas keseharian kambing seperti makan, minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.

- Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan ternak.

- Sebagai tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain yang berada di sekitar lokasi kandang, menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kesehatan kambing dan memanfaatkan serta mengefisienkan lahan yang sempit.

b. Syarat dan Lokasi kandang untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba.

Sesuai dengan fungsinya untuk memberikan kenyamanan bagi ternak, manusia dan lingkungan, maka pembuatan kandang harus direncanakan secara baik dan memenuhi beberapa syarat, sebagai berikut :

1. Kandang dibuat di daerah yang relatif tinggi dari daerah sekitarnya (Agar air hujan tidak tergenang), tidak lembab serta jauh dari kebisingan.

2. Pertukaran udara baik sehingga udara dalam kandang selalu segar.

3. Sinar matahari pagi diusahakan masuk dalam kandang, oleh karena itu kandang sebaiknya menghadap timur. Sinar matahari Berguna untuk : membunuh bibit penyakit, membantu proses pembentukan Vitamin D dan mengurangi kelembaban kandang

4. Kandang dan lingkungnnya harus mudah dibersihkan serta diupayakan semaksimal mungkin untuk menggunakan bahan-bahan lokal yang murah.

5. Letak kandang paling kurang 10 m dari perumahan.

6. Jauh dari sumber mata air yang dipergunakan masyarakat sehingga kotoran ternak tidak mencemari air.

7. Cukup kuat dan tahan lama.

Selain itu ada juga beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih lokasi untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba, sebagai berikut :

1. Mudahnya komunikasi.

Usahakan agar areal yang dipilih mudah untuk mengadakan hubungan ke luar demi memperoleh informasi, terutama dalam memperlancar usaha dan pemasaran.

2. Mudahnya Transportasi.

(12)

- Faktor iklim: suhu (temperatur) lingkungan, kelembaban, ketinggian tempat, kecepatan angin, harus sesuai dengan kondisi fisiologik yang optimum bagi ternak.

- Tidak jauh dari sumber air. Air bagi ternak sangat vital 4. Tenaga kerja (pegawai) : mudah diperoleh dan murah 5. Tanahnya cukup subur : terutama untuk usaha ternak yang membutuhkan hijauan

6. Terisolir : tidak terlalu dekat dengan kandang ternak lain dan dengan pemukiman penduduk.

c. Konstruksi kandang ternak kambing dan domba yang baik.

Sebagai tempat bertumbuh dan berkembangnya ternak kambing dan domba maka konstruksi kandang harus memenuhi persyaratan teknis dan kebutuhan ternak. Konstruksi kandang pada masing-masing bagian dapat disarankan, sebagai berikut :

1. Atap.

Atap sebagai pembatas kandang bagian atas memegang peranan yang besar sebagai pelindung terhadap hujan, terik sinar matahari dan pengatur panas dalam kandang. Panas dalam kandang sebagian besar berasal dari atap dan hilang juga melalui atap. Oleh karena itu bahan dan konstruksi atap perlu mendapat perhatian.

Peranan bahan atap terletak pada daya pantul, penghantaran panas, dan keawetannya. Suatu contoh bahan atap seng, mempunyai daya pantul yang tinggi namun daya hantar panas dan radiasinya sangat besar sehingga ruangan kandang sangat panas pada waktu terik, & dingin pada waktu malam. Asbes yang baru mempunyai daya pantul dan penghantar panas yg baik namun mudah berubah setelah digunakan beberapa saat.

Bahan atap yang termasuk baik adalah genteng, karena tahan lama, menghantar panas dan radiasi yang kecil. Genteng sangat baik menahan panas sehingga dapat mempertahankan suhu kandang konstan, aliran udara bisa melalui celah, lagi pula kecil kemungkinan dijadikan sarang tikus atau binatang lain.

Bahan sirap juga sangat baik, hanya harganya cukup mahal. Atap dari daun nipah, rumbia, alang-alang sangat baik untuk memelihara suhu dalam kandang, harganya murah, namun tidak dapat tahan lama.

Konstruksi atap dapat dibuat berbentuk huruf A (miring ke kanan dan kiri) atau dapat dibuat miring ke belakang (untuk atap seperti ini bagian depan kandang harus lebih tinggi dari belakang).

2. Ventilasi.

Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk menggantikan udara kotor di dalam kandang. Hanya ventilasi yang baik yang bisa memberikan kemungkinan meningkatkan taraf kesehatan, pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan ransum.

Lubang ventilasi yang baik berguna untuk :

- Mempermudah udara kotor (CO2 dan NH3) keluar dari kandang dan diganti dengan udara segar dari luar.

- Mengurangi suasana panas dan pengap dalam kandang.

Ventilasi yang tidak baik menyebabkan kadar O2 dalam kandang berkurang, CO2 uap air, NH3' dan gas-gas lain hasil proses pembusukan menjadi meningkat sehingga menimbulkan bau yang

menyengat. Hal ini mengakibatkan ternak menjadi sesak nafas, menurunnya konsumsi ransum, kekurangan darah, efisiensi ransum jelek, setelah itu pertumbuhan dan produksi menjadi turun.

(13)

3. Lantai Kandang.

Berfungsi sebagai tempat berpijak, berbaring dan beraktivitas. Untuk memenuhi fungsi tersebut maka lantai kandang harus dibuat rata, tidak keras, tidak licin, tidak mudah tembus air, tahan lama dan tidak cepat panas atau dingin.

Lantai kandang pada pokoknya ada dua macam yaitu sistem lantai padat yaitu lantai kandang yang langsung rapat dengan tanah dan digunakan untuk tipe kandang lemprak atau berlantai, dan sistem lantai bercelah yaitu lantai dengan alas yang berlubang untuk lewatnya kotoran dan digunakan pada tipe kandang panggung..

Ternak kambing dan domba umumnya cenderung menggunakan lantai kandang bercelah. Jenis lantai kandang bercelah ini bisa berbentuk alur, sistem wire (ram kawat) atau kombinasi antara litter dan wire.

Lantai kandang bercelah ini bertujuan agar keadaan lantai selalu bersih karena kotoran bisa jatuh ke kolong kandang, disamping peredaran udara lebih terjamin karena bagian bawah lantai ditembusi angin. Namun demikian biaya dan tenaga untuk membuat lantai kandang relative lebih besar disamping perlunya waktu ekstra untuk memperhatikan alas penampung kotoran. Bahan lantai bisa terbuat dari kayu, bambu, kawat atau pelat besi yang berlubang. Besar lubang perlu diperhitungkan sehingga kaki ternak tidak terperosok. Lebar celah pada umumnya 1,5 – 2,0 cm.

4. Dinding Kandang.

Berfungsi sebagai pelindung ternak dari gangguan luar dan penghalang agar ternak tetap berada di dalam kandang. Dengan demikian dinding kandang harus terbuat dari bahan yang kuat dan

memberikan kondisi nyaman bagi lingkungan kandang.

Pada daerah panas kontstruksi kandang sebaiknya terbuka, kecuali pada waktu melahirkan dan anak prasapih, tidak seluruh kandang terbuka.

Bahan dinding terbuat dari kayu, bambu, atau besi. Jarak antara dinding selebar 5-10 cm untuk meminimalkan resiko saling mengganggu antar sesama ternak. Pada bagian depan khususnya tempat makan, jarak antar dinding dibuat lebih lebar sekitar 20-30 cm sehingga kepala ternak dapat dengan leluasa mengambil makanan.

5. Posisi Kandang.

Untuk mendapatkan cukup sinar matahari pagi secara langsung dan untuk menghindari teriknya sinar matahari waktu siang, posisi kandang sebaiknya dibuat menghadap ke timur. Dengan demikian sinar matahari sebagai pembunuh kuman dan pengering kandang dapat dimanfaatkan secara optimal.

6. Kolong Kandang.

Sebagai tempat untuk menampung kotoran, air kencing dan sisa-sisa pakan yang jatuh dari

kandang, maka sebaiknya tanah dasar kolong digali sedalam 40 -50 cm dengan tujuan agar semua bahan yang jatuh dari kandang tidak tercecer keluar. Tanah bekas galian kolong kandang ditata sedemikian rupa sehingga merupakan benteng atau penghalang yang dapat mencegah air hujan masuk dan tergenang di bawah kandang. Ukuran tinggi kolong kandang yang disarankan adalah 50-70 cm dari permukaan tanah.

d. Tipe dan Ukuran Kandang Ternak Kambing dan Domba.

Pada hakekatnya tipe kandang untuk ternak kambing dan domba dapat dibedakan menjadi 2 (Dua) tipe, yaitu :

a. Tipe Kandang Panggung.

(14)

1,5 - 2 cm agar kotoran mudah jatuh dan kaki ternak tidak terperosok.

Kelebihan kandang ini : Kotoran & kencing mudah mengalir sehingga kebersihan kandang terjaga; lantai kandang tidak becek sehingga kelembapan dapat dihindari; perkembangbiakan kuman penyakit, cendawan dan parasit dapat ditekan.

Kelemahan kandang ini : Biaya pembangunan kandang sangat mahal; resiko kecelakaan jika lantai kandang sudah lapuk; kandang memiliki beban sehingga apabila konstruksinya tidak baik dapat menimbulkan kecelakaan.

b. Tipe Kandang Lemprak.

Merupakan tipe kandang yang sering digunakan untuk usaha penggemukan/kereman. Kandang ini tidak dilengkapi dengan alas kayu tetapi hanya beralaskan jerami atau rumut kering dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang ini juga tidak dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan di atas alas. Pemberian pakan sengaja diperbanyak agar didapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran tersebut akan dibongkar setelah ± 1-6 bulan.

Kelebihan kandang ini : Biaya pembuatan kandang murah karena konstruksinya yang sederhana; Resiko kecelakaan lebih kecil dari kandang panggung.

Kelemahan kandang ini : Tidak terdapat tempat penampungan kotoran yang khusus sehingga kebersihan kandang kurang terjamin. Dengan demikian kandang harus selalu dibersihkan; Lantai kandang sering becek dan lembab sehingga merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan kuman, cendawan dan parasit yang merugikan ternak kambing dan domba ; Kesehatan ternak kurang terjamin karena lebih mudah terserang penyakit.

Ukuran Kandang Kambing dan Domba.

@. Kandang induk.

Merupakan tempat bagi ternak kambing dan domba untuk beristirahat, makan, tidur dan membuang kotoran. Ukuran kandang induk/utama, per ekor ternak kambing dan domba adalah 1 x 1 meter.

@. Kandang induk dan anaknya.

Merupakan kandang yang khusus digunakan untuk seekor induk yang sedang menyusui anaknya sampai anaknya disapih (± 3 bulan). Untuk bagian kandang ini Seekor induk kambing dan domba memerlukan luasan kandang sebesar 1,5 x 1 m dan untuk anak membutuhkan luas 0,75 x 1 m.

@. Kandang Pejantan.

Merupakan kandang yang khusus digunakan untuk seekor jantan pemacek. Kandang untuk ternak kambing dan domba jantan sebaiknya cukup luas, memperoleh sinar matahari pagi dan udara segar serta bersih. Selain itu diusahakan agar kandang domba jantan pemacek terpisah dari kandang domba lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dengan kandang kambing atau domba betina lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak gaduh dan terjadi perkelahian. Dianjurkan kandang pemacek dibuat

bersekat-sekat. Luas kandang yang diperlukan untuk seekor kambing dan domba jantan pemacek adalah 1 x 1,5 m.

@. Kandang Kawin.

(15)

e. Perlengkapan-perlengkapan ternak kambing dan domba.

Dalam budidaya ternak kambing dan domba, ada beberapa peralatan kandang yang harus selalu ada dan dibutuhkan dalam sebuah lokasi kandang kambing dan domba.Yang dimaksud dengan peralatan kandang disini adalah alat-alat yang penggunaannya dikhususkan di kandang. Berbagai Peralatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tempat makan / Palung makanan.

Merupakan tempat makanan di dalam kandang yang dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan yang diberikan tidak tercecer. Pada palung / tempat makanan ini juga perlu disediakan ember untuk pemberian air minum.

2. Gudang makanan.

Merupakan tempat penyimpanan sementara untuk pakan yang belum diberikan kepada ternak. Umumnya gudang pakan akan disimpan konsentrat maupun hijauan yang belum diberikan.

Penanganan khusus terhadap hijauan perlu dilakukan. Hijauan pakan yang disimpan dalam gudang sebaiknya tidak dalam ikatan agar tidak mengalami fermentasi yang menimbulkan panas dan akan mengurangi kualitas hijauan. Demikian pula terhadap makanan penguat hendaknya disimpan pada tempat yang terhindar dari proses pembusukan dan serangan hama.

3. Tempat Umbaran.

Merupakan bagian dari kelengkapan sistem perkandangan ternak kambing dan domba. Tempat umbaran ini digunakan sebagai tempat excersice ketika kandang sedang dibersihkan. Tempat umbaran akan sangat bermanfaat bagi ternak kambing dan domba yang tidak pernah digembalakan (intensif) sehingga kesehatannya selalu terjaga sekaligus merupakan tempat olahraga atau jalan-jalan bagi induk yang sedang bunting. Kesulitan induk untuk beranak (Distokia) umumnya sering disebabkan akibat kurangnya aktivitas bergerak dari induk yang sedang bunting.

4. Tempat kotoran.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kerja siswa dilihat dari kemampuan memecahkan masalah diketahui bahwa untuk soal nomor 1 terdapat 15 siswa yang tidak melakukan tahapan memahami

Selain itu, praktikan juga melakukan observasi kelas untuk mengamati proses belajar oleh guru, dari segi cara mengajar/model mengajar, cara penanganan masalah

Dari hasil pengujian dynotest yang sudah dilakukan merupakan hubungan putaran engine terhadap nilai daya dan torsi yang menggunakan bahan bakar B10 dan

--- = tidak termasuk di dalam penelitian.. kerja yang tinggi. Selain itu, penduduk miskin di Indonesia sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Bidang pendidikan dan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan: 1).Dengan pemberian reward dan punishment akan mendorong karywan untuk dapat melaksanakan tugas

Modul Pembelajaran Analisis Desain Berbasis Objek Dengan Menggunakan Flash.. Berbasis Web

Syarat khusus Tanda Kehormatan berupa Satyalancana Karya Satya adalah PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

sebelumnya tidak memiliki pekerjaan pokok maupun sampingan, sesudah adanya Desa Wisata mendapatkan pekerjaan pokok maupun sampingan yang berkaitan dengan Desa