• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (9)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (9)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASEP SHOFYAN PERMANA 1301778

PENDIDIKAN AKUNTANSI

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Sumber-sumber Prinsip Kurikulum

Suatu prinsip akan memberikan arahan –arahan yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan orang yang bekerja di dalam bidang tertentu, bahwa prinsip-prinsip dari kurikulum diambil dai sumber-sumber :

1. Data empiris

Data empiris adalah data yang ditemukan atau disimpulkan dari sebuah eksperimen atau penelitian. ilmu dan penelitian pada zaman modern sekarang ini memiliki kiblat empiris. Segala penemuan atau bukti harus berdasarkan penelitian atau eksperimen secara inderawi. Perbedaan dengan penggunaan dalam bidang filsafat yang biasanya disebut empirisme/empirisisme mangacu pada hipotesis yang dapat diteliti dan dibuktikan kebenarannya melalui observasi atau eksperimen.

2. Data eksperimental

3. Cerita Kurikulum, disusun atas kepercayaan dan sikap-sikap yang belum terbukti kebenarannya.

4. Anggapan umum, dalam pengetahuan dan teknologi, sikap-sikap sering diberlakukan yaitu bahwa prinsip-prinsip harus diambil secara ilmiah dari hasil penelitian.

Ketika perencanaan kurikulum didasarkan pada penilaian dan anggapan umum maka hal ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan keputusan. Beberapa pendidik yang profesional menganggap penerapan anggapan umum atau penelitian sebagai metodologi untuk penyelesaian masalah.

B. Tipe-tipe Prinsip Kurikulum

Prinsip kurikulum dipandang sebagai kebenaran menyeluruh, kebenaran sebagian atau hipotesa.

(2)

Kebenaran menyeluruh adalah fakta-fakta atau konsep yang diberikan melalui eksperimen dan biasanya diterima tanpa bertahan.Fakta,konsep dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa berlaku di tempat yang berbeda.

2. Kebenaran Sebagian

Kebenaran sebagian didasarkan pada data yang terbatas dan dapat diterapkan pada beberapa atau banyak situasi tetapi kebenaran ini tidak selalu universal.

3. Hipotesa

Para pekerja kurikulum mendasarkan ide-idenya pada penilaian, cerita, dan anggapan umum yang terbaik.

4. Aksioma

Perubahan kurikulum adalah suatu kaharusan.Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan.Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa kini.Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil jika ada perubahan pada orang atau masyarakat. C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

a. Prinsip Umum

Prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.

b. Prinsip Khusus

Mengembangkan komponen tujuan,prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum,dan prinsip-prinsip untuk mengembangkan komponen kurikulum lainnya. a. Prinsip Umum

1. Prinsip Relevansi ada dua jenis yakni :

a. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. b. Relevansi internal yaitu kesesuaian antara komponen kurikulum itu sendiri

Secara umum istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna bagi kehidupan. Relevansi kehidupan dapat ditnjau dari tiga segi, yaitu: relevansi pendidikan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan masa yang akan datang, serta relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.

- Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid

(3)

sekolah-sekolah di desa disediakan bahan bacaan yang banyak melukiskan kehidupan kota seperti kemacetan lalu lintas, maka materi tersebut adalah kurang tepat. Sebaiknya materi yang diberikan adalah tentang kehidupan masyarakat desa.

- Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang.

Dalam menetapkan bahan atau materi pelajaran juga harus memperhatikan lingkungan hidup murid, serta diperhatikan pula perkembangan yang sedang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.

- Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.

Dengan adanya relevansi ini maka lulusan-lulusan yang dihasilkan akan dapat memasuki dunia pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. 2. Prinsip Efektifitas

Menunjuk pada pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan.

Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam pemilihan dan penentuan isi,metode dan sistem evaluasi serta model konsep kurikulum apa yang akan digunakan.

Efektifitas berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Apabila ada sepuluh kegiatan yang kita rencanakan dan tercapai hanya empat kegiatan yang dapat dilaksanakan, maka efektifitas kegiatan belum memadai. Di dalam bidang penddikan, efektifitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu:

a. Efektifitas mengajar guru

Efektifitas mengajar guru mencakup sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam rangka pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan efektifitas mengajar guru perlu diperhatikan misalnya melalui penataran.

b. Efektifitas belajar murid

Efektifitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang dtempuh. Dalam rangka pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar murid dilakukan dengan memilih jenis-jenis metode atau cara dan alat yang dipandang paling ampuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

(4)

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan aplikabilitas di lapangan.Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertetu.

Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dan usaha yang telah dikeluarkan (input). Dalam dunia pendidikan, sukar untuk menentukan untuk membandingkan nilai hasil dan usaha dengan cara seperti yang diatas. Dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan, prinsip efisiensi perlu diperhatikan, baik dalam efisiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tetunya akan menghasilkan efisiensi dan segi biaya. Sehubungan dengan efisiensi waktu, misalnya perlu direncanakan kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga murid tidak banyak membuang waktu di sekolah dengan mengajar hal-hal yang bisa dikerjakan di luar sekolah dengan mencatat bahan-bahan yang ada dalam buku pelajaran.

Sehubungan dengan efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu ditetapkan jumlah minimal murid yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah dan cara menentukan jumlah guru yang dibutuhkan. Dengan mengusahakan tercapainya berbagai segi efisiensi di atas diharapkan akan dapat dicapai efisiensi dalam pembiayaan pendidikan.

4. Prinsip Kontinuitas

Kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan meliputi kesinambungan antarkelas maupun antarjenjang pendidikan.

1). Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah

Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan hal-hal: bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang sebelumnya. Kesinambungan antara berbagai bidang studi

Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi.

2). Kesinambungan antara berbagai bidang studi

(5)

5. Prinsip Fleksibilitas

Fleksibitas artinya tidak kaku, yaitu adanya semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak.Bahwa kurikulum harus lentur tidak kaku terutama dlam pelaksanaan pembelajaran.Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian tujuan melalui berbagai metode atau cara tertentu yang sesuia dengan situasi dan kondisi tertentu. Di dalam kurikulum fleksibilitas mencakup fleksibilitas murid di dalam memilih program pendidikan yang dapat diujudkan dalam bentuk pengadaan program-program pilihan tersebut misalnya parogram-program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya. Serta fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran yang dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masih bersifat agak umum. Dalam memberikan pengajaran guru diberi kesempatan untuk menjabarkan bahan kurikulum atas satuan-satuan bahan yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk program-program pengajaran. 6. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

7. Prinsip Keseimbangan

(6)

tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.

8. Prinsip Keterpaduan

Kurikulum dilaksanakan dan dirancang berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun di tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbetuknya pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.

9. Prinsip Mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientas pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan atau media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.

b.Prinsip khusus

Toto Ruhimat dkk (Sukmadinata,2000) menjelaskan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yaitu:

1. Prinsip penentuan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan khusus,perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :

a. Ketentuan dan kebijakan pemerintah

b. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka c. Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang tertentu

d. Survei tentang manpower(SDM)

e. Pengalaman negara lain dalam masalah yang sama f. Penelitian

2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi kurikulum

(7)

a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan kedalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana

b. Isi bahan pelajaran harusmeliputi segi pengetahuan,sikap dan ketrampilan c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. 3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Apakah metode belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran ?

b. Apakah metode tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?

c. Apakah metode tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat? d. Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan

kognitif afektif dan psikomotor?

e. Apakah metode tersebut lebih mengaktifkan siswa atau guru atau kedua-duanya? f. Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?

g. Apakah metode tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar mengajar di rumah dan di sekolah

h. Untuk apa ketrampilan sangat dibutuhkan kegiatan yang menekankan learning by doing disamping learning by seeing and knowing

4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

a. Alat/media apa yang diperlukan?apakah semuanya sudah tersedia?Bila alat tidak ada,apakah ada penggantinya?

b. Kalau ada yang harus dibuat,hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya,siapa,biaya,serta waktu pembuatan

c. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pembelajaran,dalam bentuk modul,paket belajar dan lain-lain?

d. Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan belajar? 5. Prinsip berkenaan dengan penilaian

a. Merencanakan alat penilaian b. Menyusun alat penilaian c. Pengelolaan hasil penilaian

Hamalik, Omar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pembiayaan TUS pada BNI Syariah membuat pihak BNI Syariah kesulitan dalam melayani permintaan nasabah yang semakin banyak untuk mendapatkan TUS serta

Variable terikat adalah kejadian infeksi pada anak 1-2 th sedangkan variable bebas adalah tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, status ekonomi keluarga, status

Sebagai contoh, mengacu pada data statistik pada buku Kecamatan dalam Angka 2017 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Ponorogo, disebutkan bahwa jumlah warga

[r]

1) Berdasarkan hasil pengujian terhadap sistem kriptografi menggunakan AES- 128 bit dapat berjalan dengan baik mulai dari plainteks dienkripsi dan menghasilkan teks yang

Bahan pembantu adalah bahan pelengkap dari suatu proses pengolahan, jadi merupakan bahan yang harus ditambahkan pada suatu olahan, disamping bahan baku itu

Benang  kasur  1  mm  selanjutnya  dapat  kita  pasang  pada  sayap  sebagai 

“Kegiatan Piloting membawa dampak posistif bagi peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dengan semakin tingginya motivasi siswa di dalam mengikuti pembelajaran MIPA,