• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA PREDIABETES Studi Eksperimen Latihan Interval Aerob dan Anaerob Pada Peserta Senam Jantung Sehat Manahan Solo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA PREDIABETES Studi Eksperimen Latihan Interval Aerob dan Anaerob Pada Peserta Senam Jantung Sehat Manahan Solo"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS

KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA

PREDIABETES

Studi Eksperimen Latihan Interval Aerob dan Anaerob Pada Peserta Senam Jantung Sehat Manahan Solo

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

oleh :

ENDANG SRI HARDJANTI

A 120 80 9009

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS

KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA

PREDIABETES

Studi Eksperimen Latihan Interval Aerob dan Anaerob Pada Peserta Senam Jantung Sehat Manahan Solo

Oleh :

ENDANG SRI HARDJANTI A 120 80 9009

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr.AIFO NIP. 194604051976031001 NIP. 194805311976031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS

(3)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS

KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA

PREDIABETES

Studi Eksperimen Latihan Interval Aerob dan Anaerob Pada Peserta Senam Jantung Sehat Manahan Solo

Disusun Oleh :

ENDANG SRI HARDJANTI A 120 80 9009

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof.Dr. Sugiyanto ... ...

Sekretaris Dr.dr. Kiyatno, AIFO ... ...

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS ... ...

2. Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr, AIFO ... ...

Surakarta, 2011

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Pogram Studi Ilmu Keolahragaan

Prof.Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof.Dr. Sugiyanto

(4)

commit to user

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Endang Sri Hardjanti NIM : A120809009

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul ”PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA PREDIABETES” adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 2011 Yang Membuat Pernyataan

(5)

commit to user

MOTTO

” Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya

sendiri. Cukuplah seseorang itu mengkonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat

menegakkan tulang punggungya. Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga

perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, dan sepertiga sisanya

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan tesis ini.

Disadari bahwa tesis ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr.dr. Moch. Syamsulhadi, Sp.KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof.Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof.Dr. Sugiyanto, selaku Ketua Program Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret atas dukungan dan arahan guna kelancaran studi.

4. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS dan Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr, AIFO sebagai pembimbing tesis yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

5. Bapak H. Siswo Utomo selaku ketua klub Jantung Sehat Manahan Surakarta. 6. Bapak dan ibu peserta klub Jantung Sehat Manahan Surakarta.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

(7)

commit to user

sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.

Surakarta, 2011

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian... ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 8

(9)

commit to user

a. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus ... 8

b. Tipe Penyakit Diabetes Mellitus ... 9

2. Prediabetes ... 11

3. Metabolisme Energi tubuh dan Olahraga ... 12

a. Aktivitas Aerobik dan Anaerobik Dalam Olahraga ... 12

b. Metabolisme Energi Saat Berolahraga ... 14

c. Proses metabolisme secara anaerobic ... 16

d. Metabolisme Energi Secara Aerobik ... 18

e. Metabolisme Energi untuk Olahraga Kombinasi Aerobik & Anaerobik. ... 21

f. Ringkasan Singkat Metabolisme Energi & Simpanan Energi Tubuh ... 22

4. Sistem Kardoivaskuler Dalam Olahraga ... 24

a. Olahraga ... 25

b. Jantung ... 25

c. Latihan Fisik Dalam Olahraga ... 27

d. Kesimpulan ... 30

5. Olahraga dan DM ... 31

6. Latihan Interval ... 44

7. Jenis Kelamin ... 48

a. Laki-laki ... 48

b. Perempuan ... 48

(10)

commit to user

B. Penelitian yang Relevan ... 50

C. Kerangka Berpikir ... 53

D. Hipotesis ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 55

B. Metode Penelitian ... 55

C. Variabel Penelitian ... 57

D. Definisi Operasional ... 58

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

F. Teknik Pengumpulan Data ... 60

G. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 62

B. Uji Prasyarat Analisis ... 66

C. Pengujian Hipotesis ... 67

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 78

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... ... 82

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2 ... 56

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Gula Darah Menurut Metode Latihan dan Gender... 62

Tabel 3. Statistik Deskriptif Hasil Pengujian Kadar Gula Darah... ... 63

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors ... 66

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet... 66

Tabel 6. Ringkasan Anava Faktorial 2 X 2 ... 68

Tabel 7. Rentang antara Metode Anaerob dan Metode Aerob ... 69

Tabel 8. Rentang antara Laki-Laki dan Perempuan ... . 70

Tabel 9. Rentang antar Kelompok ... 71

(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Gula Darah Peserta Senam

Jantung Sehat... ... 64

Gambar 2 Grafik Rata-Rata Penurunan Kadar Gula Darah Peserta Senam

(13)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

(14)

commit to user ABSTRAK

Endang Sri Hardjanti. A 120809009. Perbedaan Pengaruh Latihan Interval dan Jenis Kelamin Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Prediabetes. Tesis. Surakarta

Program pascaSarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret 2011.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Perbedaan pengaruh metode latihan interval Aerob dan interval anaerob terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes. (2) Perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan perempuan prediabetes. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan interval aerob dengan interval anareob, antara laki-laki dan perempuan terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium pre and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta senam jantung sehat Manahan Surakarta yang berjumlah 60 orang, 30 orang laki-laki dan 30 orang perempuan yang berumur 40 – 60 tahun. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive random sampling. Dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dengan alat Easy Touch Cgu Model ET :301 LE.0197. Dari 60 orang populasi diambil sampel 24 orang, 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan yang mempunyai kadar gula darah puasa 100 – 125 atau

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut (1) Ada perbedaan pengaruh antara latihan interval aerob dan interval anaerob, dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 13,11 > Ft = 4,35. (2) Ada perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan perempuan. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7,48 > Ft = 4,35. (3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan aerob maupun anaerob dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7,01 > Ft = 4,35. Simpulan dari penelitian adalah, latihan interval anaerob maupun interval aerob dapat menurunkan kadar gula darah prediabetes. Latihan interval anaerob lebih tinggi menurunkan kadar gula darah, dan pada perempuan penurunan kadar gula darahnya lebih tinggi dibanding laki-laki.

(15)

commit to user ABSTRACT

Endang Sri Hardjanti. A 120 809 009. Differences Effect of Interval Training and Sex on Blood Sugar Levels of Patients pre-diabetic. Thesis. Postgraduate Program. Sebelas Maret University. Surakarta. March 2011.

The purpose of this study is to determine (1) differences influence Aerobic interval training method and anaerobic intervals to decrease blood sugar levels pre-diabetic. (2) Differences in the results of decreased blood sugar levels between men and women pre-diabetic. (3) Effect of interaction between aerobic interval training method anaerobic intervals, with both men and women to decrease blood sugar levels pre-diabetic.

This research uses laboratory experimental method pre and post test design. The population in this study was heart-healthy exercise participants Manahan Surakarta. They were 60 people, 30 men and 30 women aged 40-60 years. Sampling technique in this study conducted with purposive random sampling. Fasting blood sugar examination by means of the Easy Touch ET Cgu Model: 301 LE.0197. Of the 60 people sampled population 24 people, 12 men and 12 women who had fasting blood glucose 100-125 or blood sugar levels as 140-144 mg / dl. Exercise program for 6 weeks to 3 times a week, 6 men and 6 women with anaerobic interval training, 6 men and 6 women with aerobic interval training. All the samples examined blood sugar levels before and after the exercise program. The data analysis technique used was analysis of variance two-lane with 2 x 2 factorial design followed by Newman Keuls.

Based on research results obtained conclusions are as follows (1) There is a difference between the effect of aerobic interval training and anaerobic interval, from analysis of data showed F0 = 13.11 > Ft = 4.35. (2) There is a difference in the results of decreased blood sugar levels between men and women. From the analysis of data showed F0 = 7.48 > = 4.35 Ft. (3) There is the influence of the interaction between aerobic and anaerobic training methods with male and female. From the analysis of data showed Fo = 7.01> = 4.35 Ft. The conclusions of the study are, anaerobic interval training and aerobic interval can decrease blood sugar levels pre-diabetic. Anaerobic interval training decrease blood sugar levels higher than aerobic, and women decrease their blood sugar levels higher than men.

(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus adalah suatu sindrom yang ditandai hiperglikemi kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat protein dan lemak yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau kerja insulin (Kurniati 2004)

Dari berbagai penelitian di Indonesia didapatkan prevalensi diabetes melitus sebesar 1,5% - 2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi diabetes melitus 6,1%. Penelitian yang dilakukan di Jakarta juga menunjukan adanya kenaikan orevalensi (Ardyanto 2002)

(17)

commit to user

Prediabetes merupakan kondisi individu dengan kadar glukosa darah lebih tinggi dari rentang normal tetapi belum mancapai kondisi diabetik yaitu individu dengan toleransi glukosa terganggu atau disebut dengan TGT atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) tanpa adanya keluhan maupun gejala apapun (American Diabetes Association 2002).

Sebagian besar individu prediabetes akan didapatkan resiko percepatan timbulnya arterio sclerosis yang selanjutnya terjadi penyakit kardiovaskuler (Hayden & Tyagi 2002).

Sebagian besar prediabetes dalam kurun waktu 10 tahun akan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2. Prevalensi sindroma metabolic pada penderita prediabetes lebih besar dibanding populasi normal, sehingga diperlukan upaya pencegahan agar individu prediabetes tidak berkembang menjadi diabets tipe 2 atupun tidak masuk dalam sindrom metabolic maupun tidak menderita penyakit kardiovaskuler (Joko Hardiman 2009).

Pencegahan itu antara lain dengan melakukan pola hidup yang kurang aktivitasnya dengan latiahn jasmani yang terukur dan terprogram disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Latihan jasmani diusahakan sesuai konsep CRIPE (Continous, Rhytmitical, Interval, Progresive and Endurance

training) dengan latihan jasmani aerobik seperti jalan kaki atau joging maupun

(18)

commit to user

mencegah atau memperlambat perkembangan prediabetes kearah timbulnya DM tipe 2 dan timbulnya penyakit kardiovaskuler. (Djoko Hardiman 2009)

Olahraga yang teratur dapat mengendalikan resiko diabetes antara lain dengan mengurangi stres yang sering menjadi pemicu kenaikan kadar gula darah, dianjurkan berolahraga dengan gembira dan untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi berolahraga, dianjurkan untuk bergabung dengan klub – klub olahraga yang ada. (Persadia, 2008)

Stres akan memacu hipotalamus untuk mengeluarkan corticotropin releasing hormon (CRH). Peningkatan CRH memacu hipofisis anterior mengeluarkan hormon perangsang kortek adrenal yaitu Adeno Corticotropic Hormon (ACTH). ACTH akan memacu kortek adrenal untuk mengeluarkan kortisol atau glukokortikoid (Sherwood 2001)

Hormon Kortikosteroid akan menyebabkan glukoneogenesis dijaringan perifer dan di hepar sehingga dapat meningkatkan kadar glukosa darah (Suharti K Suherman & Purwantyastuti Ascobat, 2007)

Secara umum setiap keadaan yang mengaktivasi saraf adrenergik seperti strees, operasi dll, akan menekan sekresi insulin melalui perangsangan reseptor alpha 2 adrenergic pada sel-sel langerhans pankreas (Suharti K suherman 2007)

(19)

commit to user

Pada penderita laki-laki dimana hormon androgen memberikan efek anabolik protein menyebabkan imbangan nitrogen posiitif, retensi natrium, kalium klorida dan penambahan berat badan ( Purwantyastuti Askobat, 2007)

sedangkan pada perempuan pengaruh estrogen dan progesteron dapat mengalami gangguan test toleransi glukosa (Suharti Suherman, 2007)

Latihan interval anaerobic adalah latihan selang-seling anaerobic yang tidak membutuhkan O2 dan fase istirahat yang membutuhkan O2 untuk proses metabolismenya

Efek latihan fisik anaerobic pada otot meningkatkan aktivitas enzim glukolitik sehingga terjadi peningkatan pemecahan glikogen otot. Pengurasan glikogen otot akn diimbangi pemasukan glukosa plasma kedalam sel yang berakibat menurunnya kadar glukosa plasma (Tuo Mileh, 2001)

Latihan fisik anaerob teratur akan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin dan meningkatnya Glu T4 (Glucose Transporter) pada permukaan membran sel, sehingga terjadi peningkatan pemasukan glukose kedalam sel dan berakibat menurunkan kadar glukosa plasma (Tuo Mileh, 2001., Laughlin 2004)

(20)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah 2. Metode latihan

- Interval aerob - Interval anaerob

3. Bentuk latihan interval aerobic dan interval anaerobic mempunyai pengaruh terhadap kadar gula darah

4. Jenis kelamin dapat memberikan pengaruh terhadap kadar gula darah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini terbatas pada :

1. Metode latihan yang tepat untuk menurunkan kadar gula darah

2. Jenis kelamin pria dan wanita dapat mempengaruhi penurunan kadar gula darah

3. Perbedaan pengaruh metode latihan interval aerob dan interval anaerob dan jenis kelamin pria dan wanita terhadap penurunan kadar gula darah.

D. Perumusan Masalah

(21)

commit to user

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan interval aerob dan anaerob terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes.

2. Adakah perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan wanita pada latihan interval aerob dan interval anaerob.

3. Adakah pengaruh interaksi anatar metode latihan dengan jenis kelamin terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan interval aerob dan interval anaerob terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan wanita prediabets

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode latihan interval aerobic dengan interval anaerobic dengan laki-laki dan wanita terhadap penurunan kadar gula darah prediabets

(22)

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Teoritis : memperkaya ilmu pengetahuan dan metode latihan yang tepat

untuk penderita prediabets dalam menurunkan kadar gula darah

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para dokter dalam memberi saran pada penderita prediabets

(23)

commit to user BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus (DM) atau dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

a. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita Penyakit

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek

(24)

commit to user

Penderita kencing manis (Penyakit Diabetes Mellitus) umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

b. Tipe Penyakit Diabetes Mellitus

1. Diabetes mellitus tipe 1

(25)

commit to user

Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

(26)

commit to user

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). (Nolte Martha & Karan John, 2004)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

(diabetes_melitus_dm.blogspot.com) 2. Prediabetes

(27)

commit to user

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kadar gula darah prediabetes, Pola makan yang sehat seperti rendah lemak, rendah karbohidrat dan cukup serat, pola hidup yang sehat meningkatkan aktifitas fisik dan olahraga, menurunkan berat badan

3. Metabolisme Energi tubuh dan Olahraga

Di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan gerakan-gerakan yang bersifat konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau juga pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan yang explosif seperti menendang bola atau gerakan smash dalam olahraga tenis atau bulutangkis, jaringan otot hanya akan memperoleh e n e r g i d a r i pemecahan molekul a d e n o s i n e triphospate atau yang biasa disingkat sebagai ATP. Melalui simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu simpanan phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein, molekul ATP ini akan dihasilkan melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi kimia yang kompleks. Pengunaan simpanan-simpanan energi tersebut beserta jalur metabolisme energi yang akan digunakan untuk menghasilkan molekul ATP ini juga akan bergantung terhadap jenis aktivitas serta intensitas yang dilakukan saat berolahraga.

a. Aktivitas Aerobik dan Anaerobik Dalam Olahraga

(28)

commit to user

angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh merupakan jenis olahraga dengan komponen komponen aktivitas anaerobik yang dominan .

Namun dalam beragamnya berbagai cabang olahraga akan terdapat jenis olahraga atau juga aktivitas latihan dengan satu komponen aktivitas yang lebih dominan atau juga akan terdapat cabang olahraga yang mengunakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik & anaerobik.

Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga juga akan bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan sempurna. Aktivitas ini biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup lama sepeti jalan kaki, bersepeda atau juga jogging.

(29)

commit to user

olahraga seperti sepakbola, bola basket atau juga tenis lapangan disebutkan merupakan kegiatan olahraga dengan kombinasi antara aktivitas aerobik dan anaerobik.

b. Metabolisme Energi Saat Berolahraga

Inti dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk menresintesis molekul ATPdimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun anearobik. Proses hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi ini dapat dituliskan melalui persamaan reaksi kimia sederhana sebagai berikut:

ATP + H O ---> ADP + H + Pi -31 kJ per 1 mol ATP

Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31 kJ (7.3 kkal) sertaakan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine diphospate) dan Pi (inorganik fosfat). Pada saatberolahraga, terdapat 3 jalur metabolisme energi yang dapat digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan ATP yaitu hidrolisis phosphocreatine (PCr), glikolisis anaerobik glukosa serta pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan juga protein.

(30)

commit to user

aktivitas yang membutuhkan energi secara cepat ini akan diperoleh melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (O2 ).

Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya untuk waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar ±90 detik. Walaupun prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi secara anaerobik ini hanya menghasilkan molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).

(31)

commit to user c. Proses metabolisme secara anaerobic

Sistem PCr

Creatine (Cr) merupakan jenis asam amino yang tersimpam di dalam otot sebagai sumber energi. Di dalam otot, bentuk creatine yang sudah ter-fosforilasi yaitu phosphocreatine (PCr) akan mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme energi secara anaerobik di dalam otot untuk menghasilkan ATP.

Dengan bantuan enzim creatine kinase, phosphocreatine (PCr) yang tersimpan di dalam otot akan dipecah menjadi Pi (inorganik fosfat) dan creatine dimana proses ini juga akan disertai dengan pelepasan energi sebesar 43 kJ (10.3 kkal) untuk tiap 1 mol PCr. Inorganik fosfat (Pi) yang dihasilkan melalui proses pemecahan PCr ini melalui proses fosforilasi dapat mengikat kepada molekul ADP (adenosine diphospate) untuk kemudian kembali membentuk molekul ATP (adenosine triphospate). Melalui proses hidrolisis PCr, energi dalam jumlah besar (2.3 mmol ATP/kg berat basah otot per detiknya) dapat dihasilkan secara instant untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat berolahraga dengan intensitas tinggi yang bertenaga. Namun karena terbatasnya simpanan PCr yang terdapat di dalam jaringan otot yaitu hanya sekitar 14-24 mmol ATP/ kg berat basah maka energi yang dihasilkan melalui proses hidrolisis ini hanya dapat bertahan untuk mendukung aktivitas anaerobik selama 5-10 detik.

(32)

commit to user

akan banyak terkandung di dalam bahan makanan protein hewani seperti daging dan ikan.

Data dari hasil-hasil penelitian dalam bidang olahraga yang telah dilakukan menunjukan bahwa konsumsi creatine sebanyak 5-20 g per harinya secara rutin selama 20 hari sebelum musim kompetisi

Glikolisis (Sistem Glikolitik)

(33)

commit to user

Dan jika ketersediaan oksigen terbatas di dalam tubuh atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat seperti saat melakukan sprint, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam laktat.

d. Metabolisme Energi Secara Aerobik

Pada jenis-jenis olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) seperti lari marathon, bersepeda jarak jauh (road cycling) atau juga lari 10 km, produksi energi di dalam tubuh akan bergantung terhadap sistem metabolisme energi secara aerobik melalui pembakaran karbohidrat, lemak dan juga sedikit dari pemecahan protein. Oleh karena itu maka atlet-atlet yang berpartisipasi dalam ajang-ajang yang bersifat ketahanan ini harus mempunyai kemampuan yang baik dalam memasok oksigen ke dalam tubuh agar proses metabolisme energi secara aerobik dapat berjalan dengan sempurna. Proses metabolisme energi secara aerobik merupakan proses metabolisme yang membutuhkan kehadiran oksigen (O2) agar prosesnya dapat berjalan dengan sempurna untuk menghasilkan ATP. Pada saat berolahraga, kedua simpanan energi tubuh yaitu simpanan karbohidrat (glukosa darah, glikogen otot dan hati) serta simpanan lemak dalam bentuk trigeliserida akan memberikan kontribusi terhadap laju produksi energi secara aerobik di dalam tubuh. Namun bergantung terhadap intensitas olahraga yang dilakukan, kedua simpanan energi ini dapat memberikan jumlah kontribusi yang berbeda. Pembakaran Karbohidrat

(34)

commit to user

(nasi, kentang, roti, singkong dsb) ataupun juga karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, fruktosa) akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk ini kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen di dalam hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai glukosa darah atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan.

Di dalam sel tubuh, sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara aerobik, glukosa yang berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam piruvat. Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosa berasal dari glikogen otot.

(35)

commit to user

Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H O ---> 2CO + CoA + ATP + 3 NADH + 3H + FADH2

Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat, metabolisme energi dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui suatu proses reaksi yang disebut sebagai proses fosforlasi oksidatif. Dalam proses ini, molekul NADH dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah menjadi molekul ATP dan H O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan 3 buah molekul ATP dari 1 buah molekul FADH akan dapat menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah molukul ATP dan juga akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO ) serta air (H O). Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Glukosa + 6O +38 ADP + 38Pi ---> 6 CO + 6 H O + 38 ATP

Pembakaran Lemak

(36)

commit to user

menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini, untuk setiap 1 molekul trigeliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1molekul gliserol. Kedua molekul yang dihasilkan melalu proses ini kemudian akan mengalami jalur metabolisme yang berbeda di dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga asam piruvat. Sedangkan asam lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi unitunit kecil melalui proses yang dinamakan ß-oksidasi untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel Proses ß-oksidasi berjalan dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat untuk menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang pada umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari ± 16 atom karbon akan dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2 atom karbon yang terbentuk ini kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi seperti halnya dengan molekul asetil-KoA yang dihasil melalui proses metabolisme energi dari glukosa/glikogen.

e. Metabolisme Energi untuk Olahraga Kombinasi Aerobik & Anaerobik.

(37)

commit to user

tinggi yang membutuhkan power secara cepat seperti saat berlari untuk mengejar bola atau saat memukul bola dengan keras, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara anaerobik melalui sumber energi yang diperoleh dari simpanan ATP, simpanan phosphocreatine (PCr) dan simpanan karbohidrat .Sedangkan saat melakukan aktivitas dengan intensitas rendah seperti saat berlari secara perlahan, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara aerobik dengan sumber energi diperoleh dari simpanan karbohidrat (glikogen otot & glukosa darah), lemak dan juga protein. Pada olahraga beregu yang umumnya merupakan kombinasi antara endurance serta speed & power, diantara semua bentuk simpanan energi yang akan digunakan dalam proses metabolisme energi baik secara aerobik maupun anaerobik, 2 simpanan energi yaitu simpanan karbohidrat (glikogen otot & glukosa darah) dan simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk menyediakan energi bagi tubuh. Diantara simpanan lemak & karbohidrat, simpanan karbohidrat akan memberikan kontribusi yang lebih besar di bandingkan dengan simpanan lemak untuk menghasilkan energi dalam olahraga beregu. Dan oleh karena simpanan karbohidrat berada dalam jumlah yang terbatas dibandingkan dengan simpanan lemak maka berkurangnya simpanan karbohidrat merupakan pembatas bagi kemampuan tubuh untuk mempertahankan performa pada olahraga ini.

f. Ringkasan Singkat Metabolisme Energi & Simpanan Energi Tubuh

(38)

commit to user

yang cepat atau pada olahraga dengan intenistas tinggi. Metabolisme energi akan berjalan secara anaerobik melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui proses glikolisis glukosa/glikogen otot. Sedangkan pada cabang-cabang olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang memilki komponen aerobik tinggi seperti jogging, maraton, triathlon atau juga bersepeda jarak jauh, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara aerobik dengan kehadiran oksigen melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan protein.

(39)

commit to user

4. SISTEM KARDOIVASKULER DALAM OLAHRAGA

Sekarang olahraga sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Bukti nyata, banyaknya bermunculan pusat-pusat olahraga serta dipenuhinya fasilitas umum olahraga oleh masyarakat yang ingin berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Pada umumnya mereka yang melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran serta menjaga kesehatan, akan tetapi tidak sedikit juga mereka yang melakukannya karena hobi ataupun mencari prestasi dibidangnya.

Pada perkembangannya, banyak masyarakat melakukan olahraga yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Olahraga semacam ini dapat diartikan sebagai olahraga kesehatan., Olahraga kesehatan memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu intensitas serta bebannya homogen, submaximal, serta tidak boleh ada unsur kompetisi didalamnya.

Manfaat melakukan olahraga secara teratur dan terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan telah diinformasikan secara luas dalam berbagai artikel kesehatan maupun artikel populer serta jurnal-jurnal kesehatan. Diantara manfaat itu antara lain, olahraga dapat mencegah obesitas, diabetes mellitus, hyperlipidemia, stroke, dan hipertensi.

(40)

commit to user

darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah.

a. Olahraga

Secara umum, olahraga adalah aktivitas yang sengaja dilakukan seseorang yang meluangkan waktu untuk melatih tubuhnya, tidak hanya secara jasmani seperti melatih kekuatan otot dan tubuh tetapi juga kerohanian yang difokuskan untuk menjaga keseimbangan pikiran bagi pelaku olahraga.

Olahraga juga berarti kesungguhan kita dalam memberikan perhatian lebih pada proses latihan agar apa yang kita lakukan sesuai dengan target yang diharapkan dan tidak memberikan kesan membuang waktu atau menjadi beban untuk dilakukan secara berkesinambungan.

b. Jantung

(41)

commit to user

Jantung berukuran lebih kurang sebesar kepalan tangan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu serambi kiri (atrium sinistra), serambi kanan (atrium dekstra), bilik kiri (ventrikel sinistra), bilik kanan (ventrikel dekstra). Pada jantung terdapat katup yang berfungsi mencegah darah kembali saat terjadi kontraksi yaitu:

1. Valvula trikuspidalis: mencegah darah yang berada pada ventrikel dekstra kembali ke atrium dekstra

2. Valvula bikuspidalis: mencegah darah yang berada pada ventrikel sinistra kembali ke atrium sinistra pada saat terjadi kontraksi .

3. Valvula semilunaris arteri pulmonalis. Terletak antara venrtikel dekstra dengan arteri pulmonalis.

4. Valvula semilunaris aorta. Terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta. Jantung sama dengan sel jaringan organ lainnya, sel jantung juga memerlukan energi untuk menjalankan fungsinya. Arteri coronaria adalah pembulu darah yang menyuplai darah kejantung, untuk memenuhi kebutuhan jantung.

Mekanisme Jantung

(42)

kapiler-commit to user

kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung.

Jantung adalah organ yang paling vital .Tanpa henti memompa oksigen dan nutrisi melalui darah ke seluruh tubuh. Jantung kita berdetak 100 ribu kali per hari atau memompa sekitar 2000 galon per hari.Ketika berdetak, jantung memompa darah melaui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluh-pembuluh ini sangat elastis dan bisa membawa darah ke setiap ujung organ tubuh kita.

Dalam kerjanya jantung mempunyai 3 periode: 1. Periode konstriksi (systole)

Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. 2. Periode dilatasi (diastole)

Suatu keadaan dimana jantung mengembang. 3. Periode istirahat

Yaitu waktu diantara systole dan diastole dimana jantung berhenti kira-kira detik. Pada keadaan istirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap kontraksi jantung akan memompakan darah 60-70 cc

Keadaan ini berbeda dengan jantung orang yang terlatih 200 cc ini dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel.

c. Latihan Fisik Dalam Olahraga

(43)

commit to user

detak jantung saat berolahraga merupakan respon dari jantung, namun setelah lama berlatih maka perlaan-lahan detak jantung menjadi stabil karena kekuatan otot jantung bertambah untuk memompakan daarah ini merupakan adaptasi jantung terhadap latihan fisik yang dijalani. Semakin berat aktifitas fisik yang dilakukan saat berolahraga maka semakin besar kebutuhan oksigen didalam tubuh, untuk mengimbangi hal tersebut jantung dan system peredaran darah harus bekerja lebih. untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien yang semakin meningkat di jaringan, dengan sisa hasil metabolitan yang banyak seperti asam laktat dan benda-benda keton yang mesti dikeluarkan dari dalam tubuh., dimulai dengan perubahan fisiologis dan dalam waktu yang relative lama akan terjadi perubahan morfologis yang lebih konsisten.

Dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus-menerus dan berkesinambungan secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan jantung dalam memompakan darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum latihan, karena kinerja jantung menjadi lebih baik maka suplai oksigen bagi organel-organel lainnya tercukupi dengan sendirinya organel-organel tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya menjadi lebih baik.

Beberapa manfaat olahraga terhadap kinerja jantung : 1. Memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh

(44)

commit to user

darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang dapat dipompakan dalam satu kali denyutan (strocke volume)

2. Memperbaiki kesehatan seksual.

Dengan tetap aktif melakukan olahraga yang memacu fungsi kardiovaskuler serta melakukan latihan beban, dapat terhindar dari hilangnya hormon testoteron, yang akan terjadi karena bertambahnya berat badan (di atas berat badan ideal).karena berat badan mempengaruhi prokdusi hormone tersebut. Dengan Olahraga juga dapat memperbaiki aliran darah menuju daerah genital sehingga organ tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Meredam Hipertensi

Tinggi-rendahnya tekanan darah ditentukan oleh tekanan darah sistolik (tekanan darah paling tinggi ketika jantung berkerut memompa darah ke dalam arteri) dan tekanan darah diastolik (tekanan darah ketika jantung istirahat sekejap di antara dua denyutan). Keduanya diukur bersama dan hasilnya dituliskan dengan pola angka tekanan darah sistolik/diastolik. Contohnya, 120/80 mmHg. Denyut jantung sendiri berlangsung antara 60 - 80 denyut per menit.

(45)

commit to user

ditakuti. Penyakit ini disebut silent killer karena sering tidak memberikan gejala apa-apa.

Saat berolahraga jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas erobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya selama melakukan latihan-latihan fisik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Pada penderita hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau dilakukan berulang-ulang, lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah.

d. Kesimpulan

Dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus-menerus dan berkesinambungan secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan jantung dalam memompakan darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum latihan, karena kinerja jantung menjadi lebih baik maka suplai oksigen bagi organel-organel lainnya tercukupi dengan sendirinya organel-organel tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya menjadi lebih baik.

(46)

commit to user

5.Olahraga dan DM

Olahraga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan diabetes. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari olah raga untuk penderita. Salah satunya, olahraga terbukti bisa menurunkan kadar gula darah penderita diabetes. Pengaruh olahraga pada kontrol gula darah telah dibuktikan pada beberapa studi. Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah berkurang.

Olahraga yang bisa dilakukan ada beberapa macam. Olahraga ringan yaitu berjalan kaki selama 30 menit, olahraga sedang adalah jalan cepat selama 20 menit, dan olahraga berat adalah jogging. Tentu saja tidak semua olahraga ini boleh dilakukan oleh setiap penderita karena stadium penyakit mereka belum tentu sama. Dengan intensitas latihan 3-4 kali seminggu, terbukti HbA1c, yaitu penanda diabetes kalau kadarnya lebih dari 7 %, dapat turun sampai 20 %. Penurunan terbaik dihasilkan pada kelompok penderita diabetes ringan dan kelompok resisten insulin, yaitu penderita yang insulin dalam tubuhnya telah resisten terhadap glukosa, yang telah mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat yang dimaksud di sini yaitu pengaturan pola makan yang sesuai kesehatan.

(47)

commit to user

Pada diabetes tipe 2 dapat terjadi gangguan aktifitas fibrinolis. Dengan olahraga aerobic (aerobic fittness) secara teratur, terbukti gangguan aktifitas fibrinolisis dapat diperbaiki. Akan tetapi, mekanisme yang mendasari hubungan ini belum bisa dijelaskan.

Pengaruh lain olahraga terhadap diabetes yaitu dapat menurunkan berat badan pada penderita diabetes yang pada umumnya memang memiliki tubuh yang gemuk. Menurunnya berat badan ini terutama berkaitan dengan perbaikan dari metabolisme tubuh dan pemakaian lemak tubuh secara berlebihan pada saat olahraga. Yang menarik dari pengaruh olahraga ini yaitu bahwa ternyata olah raga dapat juga mencegah atau menunda manifestasi diabetes pada orang yang belum menderita tetapi mempunyai resiko tinggi terhadap diabetes tipe 2 di masa depannya. Salah satu contoh orang yang beresiko tinggi ini adalah orang yang punya turunan penderita diabetes.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa olahraga pada penderita diabetes dapat pula berdampak buruk. Olahraga ternyata dapat pula menyebabkan penyakit-penyakit yang justru ingin dihindari tadi. Akan tetapi itu hanya terjadi kalau dalam melakukan aktifitas olahraga keadaan fisik tubuh tidak diperhatikan . Karena itulah, diperlukan evaluasi awal sebelum berolahraga.

(48)

commit to user

Diabetes tidak bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup secara normal dengan mengubah gaya hidup, rajin kontrol gula darah, diet, dan melakukan olah raga aerobik secara teratur.Penderita diabetes melitus sering disarankan untuk bero-l.ih raga. Namun, ndak serta-merta olah raga bisa menolong penderita diabetes. Dalam kondisi tertentu, penderita diabetes juga dilarang melakukan sembarang olah raga, khususnya, yang mengundang risiko cedera seperti pendarahan retina hingga kematian.

Olah raga yang disarankan bagi penderita diabetes ada empat jenis, yakni lari, jalan kaki, senam, dan renang. Selain olah raga tersebut, penderita tak disarankan melakukannya. Umumnya, penderita diabetes juga disarankan melakukan olah raga ringan seperti senam kaki atau senam khusus yang diberi nama "senam sepuluh menit"Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pada prinsipnya, olah raga bagi penderita diabetes tidak berbeda dengan orang yang sehat, luga antara penderita baru atau lama. Pasalnya, olahraga bisa membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk energi. Dengan demikian kadar gulanya bisa turun. (Hario Tilarso 2010) http://bataviace.co.id/nod/101424.

Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan darah. Penderita diabetes yang berolahraga secara rutin juga lebih jarang untuk mengalami serangan jantung ataupun stroke dibandingkan yang kurang berolahraga.

(49)

commit to user

membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin.

Berikut adalah beberapa manfaat lain dari olahraga secara rutin terhadap

penderita diabetes :

· Mengontrol gula darah, terutama pada diabetes tipe 2, sedangkan bagi diabetes tipe 1 masih merupakan problematik.

· Menghambat dan memperbaiki faktor resiko penyakit kardiovaskular yang banyak terjadi pada penderita diabetes, seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke dan penyakit pembuluh darah perifer.

· Membantu program penurunan berat badan pada penderita diabetes yang juga mengalami obesitas, terlebih lagi apabila dilakukan bersama dengan pengaturan pola makan.

· Memberikan keuntungan psikologis, olah raga yang teratur dapat memperbaiki tingkat kesegaran jasmani karena memperbaiki sistem kardiovaskular, respirasi, pengontrolan gula darah sehingga penderita merasa fit, mengurangi rasa cemas terhadap penyakitnya, timbul rasa senang dan lebih meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan kualitas hidupnya.

(50)

commit to user

· Mencegah terjadinya diabetes yang dini terutama bagi orang – orang dengan riwayat keluarga penderita diabetes ataupun bagi yang masuk dalam golongan pre diabetes.

Olah raga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda, sedangkan latihan resistensi statis tidak dianjurkan (seperti angkat beban dll). Porsi latihan juga harus diperhatikan, latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan.

Menurut dokter bagian penyakit dalam Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Probosuseno, Sp.P.D., K.Ger., faktor yang berpengaruh untuk terjadinya DM adalah faktor keturunan, kurang olahraga, kegemukan, nutrisi berlebih, konsumsi obat-obatan dan hormon.

''DM, kebanyakan karena gaya hidup yang tidak benar. Namun, dengan kemajuan di bidang kedokteran dan farmasi banyak berperan memperpanjang harapan hidup manusia, termasuk di Indonesia,'' kata Probobuseno dalam seminar kesehatan 'Strategi Hidup Sehat bagi Penderita Diabetes Melitus' yang diselenggarakan oleh GMC Health Centre di Gedung University Club (UC) UGM, Sabtu (15/8).

(51)

commit to user

Dikatakan oleh spesialis geriatri ini, meningkatnya jumlah penderita ini disebabkan makin meningkatnya jumlah populasi usia lanjut akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu, staf pengajar Klinik Terapi Fisik, FIK-UNY, Dr. dr. B.M. Wara Kushartanti, M.S., mengatakan olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan dengan diet, obat, dan edukasi. Menurutnya, berolahraga akan membantu memperbaiki metabolisme glukosa dan lemak karena sel lebih sensitif terhadap insulin, di samping menurunkan dosis obat suntikan insulin. ''Olahraga menunda kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi komplikasi DM,'' ujarnya.

Untuk menunda munculnya DM, dianjurkan melakukan olahraga selama satu jam setiap hari. Khusus bagi penderita DM, dilakukan latihan senam, berupa pemanasan 10 menit, inti 20 menit, dan pendinginan 10 menit, dengan frekuensi latihan 3-5 kali per minggu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Pengaruh lain olahraga terhadap diabetes yaitu dapat menurunkan berat badan pada penderita diabetes yang pada umumnya memang memiliki tubuh yang gemuk. Menurunnya berat badan ini terutama berkaitan dengan perbaikan dari metabolisme tubuh dan pemakaian lemak tubuh secara berlebihan pada saat olahraga.

(52)

commit to user

depannya. Salah satu contoh orang yang beresiko tinggi ini adalah orang yang punya turunan penderita diabetes.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa olahraga pada penderita diabetes dapat pula berdampak buruk. Olahraga ternyata dapat pula menyebabkan penyakit-penyakit yang justru ingin dihindari tadi. Akan tetapi itu hanya terjadi kalau dalam melakukan aktifitas olahraga keadaan fisik tubuh tidak diperhatikan . Karena itulah, diperlukan evaluasi awal sebelum berolahraga.

Evaluasi awal sebelum olahraga sangat penting. Tujuannya adalah menemukan berbagai komplikasi yang ada yang dapat menjadi pemicu timbulnya cedera atau dampak buruk waktu berolahraga. Selain itu, evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui ragam dan dosis olahraga serta perlu tidaknya pengawasan saat melakukan olahraga pada individu tertentu.

Untuk penderita yang telah diketahui menderita penyakit jantung koroner, hendaknya olahraga dilakukan di bawah bimbingan seorang supervisor yang akan menilai dampak yang mungkin timbul seperti kelainan irama jantung atau kelainan lain yang mungkin terjadi akibat iskemia atau kekurangan oksigen pada saat berolahraga.

Bagi penderita yang telah diketahui menderita kelainan mata (retinopati), dianjurkan untuk menghindari olahraga berat yang bersifat anaerobik atau membutuhkan banyak oksigen seperti joging. Hal ini disebabkan karena olahraga ini dapat menimbulkan perdarahan retina (vitrous bleeding), atau timbulnya robekan retina (traction retina detachment).

(53)

commit to user

Tapi secara umum, agaknya diterima pendapat (walau alasan kurang jelas) sebaiknya tidak melakukan olahraga yang berat kalau sudah disertai komplikasi nefropati.

Bagi diabetes melitus yang disertai kehilangan rasa pada kaki (neuropati perifer) dianjurkan untuk menghindari olahraga yang bersifat weight bearing exercise atau olahraga yang mengandalkan kaki, seperti olahraga di atas treadmill atau alat jalan listrik, jalan kaki dalam waktu yang lama, jogging dan naik tangga. Olahraga yang dianjurkan antara lain renang, bersepeda, dan dayung.

Untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan berolahraga, maka setelah malakukan evaluasi terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul tadi, juga perlu dilakukan persiapan yang teliti. Setiap aktivitas olahraga harus selalu diawali pemanasan (warming up), dan diakhiri dengan pendinginan (cooling down), masing-masing dengan waktu 5-10 menit.

Pemanasan dapat dilakukan dengan low grade intensity aerobic exercise misalnya jalan kaki atau bersepeda, dan selanjutnya diikuti dengan stretching otot-otot yang nantinya aktif dilatih selama 5-10 menit. Pendinginan dimaksudkan untuk mengembalikan denyut jantung ke keadaan sebelum olahraga dilakukan.

Persiapan untuk mencegah timbulnya lecet kaki waktu berolahraga juga sangat penting. Ini terutama untuk mencegah timbulnya komplikasi kaki diabetik, yaitu kaki yang membusuk karena infeksi yang tidak dapat diobati. Untuk hal ini perlu diperhatikan pemilihan sepatu olahraga, penggunaan kaos kaki khusus, pemakaian jeli silika atau kaos kaki poliester untuk perlindungan kaki.

(54)

commit to user

olahraga penderita diabetes mengalami kelemahan atau kekurangan tenaga yang berarti, itu tandanya terjadi hipoglikemia atau penurunan kadar glukosa darah. Karena itu setiap olahraga, jangan lupa membawa gula-gula manis dan makanlah kalau merasakan hipoglikemi tersebut.

Pengobatan Diabetes dengan menggunakan Olahraga untuk penderita diabetes sangat di rekomendasikan oleh Dokter yang telah lama memberikan rekomendasi olahraga sebagai bagian dari program rehabilitasi bagi pasien yang pernah mendapatkan serangan jantung, operasi bypass koroner atau mengalami masalah jantung sebagai jalan mempercepat pengobatan diabetes yang sedang di jalankan. Nyatanya olahraga juga dapat mengatasi kelainan metabolisme tubuh yang dapat berujung pada penyakit diabetes.

Kecenderungan dokter di seluruh dunia, semakin banyak yang menyarankan rencana olahraga sebagai aksi preventif pada pasien dengan risiko tinggi.

“Saya bukanlah seorang ahli ekonomi, tapi dari sudut pandang kesehatan, olahraga sangat tak ternilai,” ujar Asisten Profesor dari fakultas pengobatan keluarga dan masyarakat St Louis University, Mike Cannon seperti dilansir Washingtonpost, baru-baru ini. Dia menuturkan, pemberian saran untuk berolahraga merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit kronis yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

(55)

commit to user

diabetes. Perlu nya Olahraga sebagai stimulus pengobatan alternatif diabetes semakin di rasakan kebutuhannya

“Pada penderita diabetes yang lebih parah, mereka juga menggunakan insulin. Tentunya olahraga sangat baik. Sebagian besar orang yang mengalami gangguan metabolisme biasaya kelebihan berat badan atau obesitas. Berkurang berat badan sekitar 5% akan membantu menurunkan jumlah obat yang mereka butuhkan,” tutur McNeil.

Dokter ahli Kardiologis dan Lipidologis Klinis dari St. Louis University menuturkan, mengonsumsi obat memang mudah namun harganya mahal dan tidak mengatasi masalah yang sebenarnya. Sementara, olahraga bisa mengatasi hal tersebut.

Dia memberikan resep berolahraga kepada pasiennya untuk berjalan sekitar 15 menit per hari dan melakukan latihan kekuatan secara khusus agar lebih bermanfaat.

Untuk memulai, Kichura memberikan pasien buku catatan kosong kemudian meminta mereka untuk membeli pedometer untuk mencatat langkah yang mereka lakukan setiap hari. Dia juga meminta pasien untuk meningkatkan langkah tersebut 10% lebih banyak setiap minggu lalu mengirimkan catatan tersebut kepadanya. “Hal itu mendorong pasien untuk setidaknya mencapai target, sekaligus membuat mereka bagian dari rencana kesehatan diri mereka sendiri,” terangnya.Hal itu juga dapat menurunkan risiko cedera serta komplikasi penyakit, sehingga pasien dapat meneruskan pola hidup sehat mereka.

(56)

commit to user

berolahraga kemudian setelah beberapa menit kadar tersebut bisa turun sangat drastis.

Cannon juga menambahkan, pasien diabetes seringkali mati rasa di bagian kaki sehingga olahraga dapat meningkatkan risiko timbulnya luka atau kehilangan keseimbangan saat berjalan. “Diabetes tidak menyisakan ruang untuk kesalahan. Semua harus tepat untuk menjaga kondisi tubuh yang seimbang,” tegasnya. Untuk itu, diperlukan terapis yang dapat membantu pasien diabetes berolahraga dengan aman. (http://kampungherbal.com/pengobatan-alternatif-diabetes-dengan-olah/) diakses Agustus 2010.

Diabetes dan Komplikasi yang Ditimbulkan Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi secara terus menerus dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf dan organ tubuh lainnya.

(57)

commit to user

beberapa kasus terkadang amputasi mejadi salah satu pilihan untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan darah. Penderita diabetes yang berolahraga secara rutin juga lebih jarang untuk mengalami serangan jantung ataupun stroke dibandingkan yang kurang berolahraga.

Penyebab kenapa olahraga dapat membantu mengontrol kadar gula darah adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin.

(58)

commit to user

meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan kualitas hidupnya. Mencegah terjadinya diabetes yang dini terutama bagi orang – orang dengan riwayat keluarga penderita diabetes ataupun bagi yang masuk dalam golongan pre diabetes. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda, sedangkan latihan resistensi statis tidak dianjurkan (seperti angkat beban dll). Porsi latihan juga harus diperhatikan, latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan.

Secara praktis intensitas latihan yang dilakukan oleh klub – klub bagi penderita diabetes dinilai dengan target nadi / area latihan, kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan, tekanan darah sebelum dan sesudah latihan. Di Indonesia sendiri ada senam kesehatan yang terutama ditujukan untuk penderita diabetes, senam tersebut adalah senam diabetes. Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan diabetes, diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam.

(59)

commit to user

berfungsi sebagai media latihan mengingat pada otak, karena dengan membiasakan otak bekerja akan dapat membantu meningkatkan daya ingat dan mencegah terjadinya pikun.

Karena manfaatnya yang banyak, senam diabetes sebenarnya tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan diabetisi saja. Tapi, senam diabetes tersebut juga bisa dilakukan oleh orang yang bukan penderita diabetes, dengan tujuan untuk mencegah supaya tidak terkena penyakit diabetes.

(http://www.spesialis.info/?olahraga-apa-saja-bagi-penderita-diabetes-,88) diakses Agustus 2010

6. Latihan Interval

Latihan interval atau Interval Training adalah sistem pelatihan interval mencakup selang-seling periode kerja dan istirahat. Keunggulan sistem pelatihan ini adalah lebih banyak atlet mengalami pelatihan interval tanpa mengalami keletihan yang berlebihan. Pelatihan interval merupakan medium utama untuk mewujudkan efek-efek pelatihan yang spesifik. Pelatihan interval tidak hanya memungkinkan atlet bekerja pada volume yang lebih besar dari suatu intensitas tertentu tetapi juga memungkinkan atlet berlatih lebih keras dari pada yang dilakukan dalam latihan yang berkesinambungan. Variabel yang dapat dimanipulasi dalam latihan interval adalah diseputar periode-periode kerja maupun pemulihan yaitu :

a. Durasi kerja b. Intensitas kerja

(60)

commit to user

d. Jenis aktivitas yang dilakukan selam periode pemulihan

e. Banyaknya pengulangan selang-seling kerja / pemulihanyang dilakukan dalam satu set nya

Latihan interval merupakan program latihan yang terdiri dari periode pengulangan kerja yang diselingi oleh periode istirahat (Fox E.L 1984 : Smith, N.J, 1983 : 184) atau merupakan serangkaian latihan yang diulang-ulang dan diselingi oleh periode istirahat. Latihan ringan biasanya dilakukan pada periode istirahat ini (Fox, Bower and Foss, 1984:205, fox and Mathews, 1981:263). Untuk memahami mengapa latihan ini sedemikian bagusnya, maka akan diuraikan mengenai latihan fisik.

Ada beberapa istilah khusus dalam latihan yang harus dipahami dengan sebaik-baiknya :

a. Interval kerja(work interval)

Bagian dari program latihan interval yang terdiri atas kegiatan dengan intensitas tinggi

b. Interval pemulihan (Relief interval)

Waktu antar interval kerja serta antara set. Interval pemulihan dapat terdiri atas

· Kegiatan ringan (pemulihan dengan istirahat) atau rest relief

· Latihan fisik ringan sampai sedang (pemulihan dengan kegiatan atau work relief)

(61)

commit to user

Interval pemulihan dinyatakan dalam hubungan dengan rasio pemulihan dengan kerja dan dapat dinyatakan sebagai berikut

· 1 : ½ = Mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan setengah waktu interval kerja

· 1 : 1 = Mengisyaratkan bahwa watu interval pemulihannya sama dengan waktu interval kerja

· 1 : 2 = Mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan dua kali waktu interval kerja

· 1 : 3 = Mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan tiga kali waktu interval kerja

Dengan interval kerja yang lebih lama, suatu rasio kerja pemulihan satu 1 : ½ atau 1 : 1 biasanya yang disarankan; pada interval dengan jangka waktu menengah atau sedang rasionya adalah 1 : 2 dan pada kerja yang memakan waktu pendek rasionya 1 : 3 karena intensitasnya yang tinggi (Fox, et all, 1993:202)

c. Set

Adalah serangkaian interval kerja dan pemulihan d. Pengulangan (repetititon)

Banyaknya interval kerja dalam satu setnya e. Waktu latihan (training time)

Kecepatan pelaksanaan kegiatan selama interval kerja f. Jarak latihan (training distance)

Jarak interval kerja g. Frekuensi

(62)

commit to user h. Resep latihan interval

Berisi informasi terkait terkait mengenai suatu pelaksanaan latihan interval yang biasanya meliputi banyaknya set, pengulangan, waktu pelaksanaan atau jarak interval kegiatan, waktu latihan dan waktu interval pemulihan. Cara latihan interval untuk atlet dalam melakukan interval kerja disesuaikan dengan cabang olahraganya. (Fox, Bowe and Foss, 1984 : 280)

a. Latihan Interval Aerob

Terdiri dari interval kerja : Latihan fisik dengan intensitas sedang dan periode pemulihan pemulihan yang merupakan kegiatan yang terletak diantara interval kerja dan merupakan latihan fisik dengan intensitas rendah.

b. Latihan interval anaerob

Terdiri dari interval kerja yang merupakan latihan fisik dengan intensitas tinggi dan periode pemulihan yang merupakan kegiatan yang terletak diantara interval kerja adalah latihan fisik dengan intensitas sedang

Periode pemulihan biasanya dinyatakan dalam hubungan dengan ratio kerja : pemulihan.

1. Interval anaerob :

Ratio kerja : pemulihan = 1 : 3 2. Interval aerob

Gambar

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Gula Darah Menurut Metode Latihan
Gambar 2 Grafik Rata-Rata Penurunan Kadar Gula Darah Peserta Senam
Tabel 1 Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2
tabel. A. Deskripsi Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal- hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang ada tidaknya audit kesenjangan harapan audit atau audit expectation gap antara auditor di Inspektorat

Tujuan tugas adalah agar mahasiswa dapat memahami kalimat efektif dan fungsinya dalam teks ilmiah B.

Indikator Keikutsertaan Siswa dalam Organisasi Kerohanian Islam (Rohis)... Perilaku Keagamaan Siswa ... Pengertian Perilaku Keagamaan ... Faktor-faktor yang Mempengaruhi

1.. 3 Produk ini ada dalam bentuk program baru yaitu program tahfidzul quran, yang juga sebagai program unggulan. Dalam program tahfidzul Quran ini, siswa ditaruh dikelas

Terakhir, Peneliti akan melakukan pembandingan antara upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjaga keamanan informasi melalui sudut pandang ancaman

10. Berdasarkan urutan prestasi keterampilan menyi- mak yang terdapat di dalam Tabel 11 yang didasarkan kepada nilai rata-rata yang diperoleh, maka dapat diketahui

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini bahwa pengembangan media pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis moodle efektif terhadap keaktifan siswa kelas X SMA