• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2013"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL TAHUN 2014

A. IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama :

b. Umur :

c. Kelas :

d. Alamat :

B. INDEKS MASSA TUBUH RESPONDEN a. Berat Badan :

b. Tinggi Badan :

c. IMT :

C. POLA MENSTRUASI

a. Apakah Anda sudah mengalami menstruasi :

1. Ya 2. Tidak

b. Jika ya pada umur berapa Anda mengalami menstruasi pertama : ... tahun

c. Berapakah usia menarche ibu Anda :... tahun

D. AKTIVITAS FISIK

a. Apakah anda biasa melakukan aktivitas fisik berat yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit tiap melakukannya?

1. Ya, sebutkan 2. Tidak → no.d

b. Dalam 1 minggu biasanya berapa hari anda melakukan aktivitas fisik berat tersebut?... hari

(2)

d. Apakah anda biasa melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit tiap melakukannya?

1.Ya, sebutkan 2. Tidak → no.g

e. Dalam 1 minggu biasanya berapa hari anda melakukan aktivitas fisik sedang tersebut?... hari

f. Biasanya pada hari melakukan aktivitas fisik sedang tersebut, berapa total waktu yang digunakan?... jam ... menit

g. Apakah Anda biasa melakukan aktivitas fisik ringan yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit setiap kalinya?

1. Ya, Sebutkan 2. Tidak

h. Biasanya pada hari melakukan aktivitas fisik ringan tersebut, berapa total waktu yang digunakan?... jam ... menit

Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput , les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggr is, mengasuh adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah.

Aktivitas fisik sedang antara lain : bermain di sekolah, berjalan, bersepeda, mengikuti kegiatan pramuka, bermain musik, paduan suara, band, palang merah, bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, setrika.

(3)

NNo Aktivitas Fisik Berapa jam dalam sehari

1 Tidur

2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol)

3 Makan, duduk

4 Memasak

5 Berkebun

6 Mengendarai motor, mobil

7 Berjalan

8 Menyapu, mencuci piring dan baju tanpa mesin, mandi

9 Menggunakan kendaraan yang dilakukan sambil duduk

(4)
(5)
(6)

LAMPIRAN 4

MASTER DATA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL

(7)
(8)
(9)
(10)

109 13 2 23,78 2 14 2 2

110 15 2 23,67 2 20 2 2

111 15 2 21,30 2 15 2 2

112 14 2 22,35 2 15 2 3

113 13 2 22,83 2 15 2 2

114 14 2 18,07 1 16 2 1

115 13 2 16,00 1 12 1 2

116 14 2 19,11 2 19 2 2

117 14 2 21,36 2 14 2 2

118 14 2 18,34 1 15 2 2

119 15 2 19,39 2 16 2 2

120 14 2 18,38 1 14 2 2

121 14 2 24,69 2 18 3 2

122 15 2 20,00 2 - 4 2

123 14 2 22,35 2 14 2 1

124 13 2 20,31 2 15 2 1

125 13 2 19,98 2 - 3 1

(11)

LAMPIRAN 5

OUTPUT DATA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL

TAHUN 2014

Usia Menarche Responden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id 3 2.4 2.4 2.4

15 11.9 11.9 14.3

31 24.6 24.6 38.9

49 38.9 38.9 77.8

28 22.2 22.2 100.0

tal 126 100.0 100.0

Statistics

a Menarche Responden

id 126

ssing 0

an 13.67

. Error of Mean .092

dian 14.00

de 14

. Deviation 1.028

riance 1.056

nge 4

nimum 11

ximum 15

(12)

Usia Menarche Responden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id pat 18 14.3 14.3 14.3

rmal 108 85.7 85.7 100.0

tal 126 100.0 100.0

Usia menarche

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id pat 5 4.0 4.0 4.0

rmal 107 84.9 84.9 88.9

ak tahu 14 11.1 11.1 100.0

tal 126 100.0 100.0

Aktivitas fisik Responden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id gan 37 29.4 29.4 29.4

rmal 77 61.1 61.1 90.5

rat 12 9.5 9.5 100.0

(13)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent tus gizi responden * Usia

Menarche Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0% a menarche * Usia Menarche

Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0%

ivitas fisik * Usia Menarche

Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0%

status gizi responden * Usia Menarche Responden

Crosstab within Usia Menarche

Responden 16.7% 32.4% 30.2%

of Total 2.4% 27.8% 30.2%

rmal unt 8 64 72

pected Count 10.3 61.7 72.0

within status gizi responden 11.1% 88.9% 100.0% within Usia Menarche

Responden 44.4% 59.3% 57.1%

of Total 6.3% 50.8% 57.1%

i lebih unt 7 9 16

pected Count 2.3 13.7 16.0

(14)

within Usia Menarche within Usia Menarche

Responden 100.0% 100.0% 100.0%

ear-by-Linear Association 8.241 1 .004 of Valid Cases 126

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,29.

Status gizi * Usia menarche responden Crosstabulation

Usia menarche responden

Total menarche cepat normal

(15)

Chi-Square Tests (Status gizi * usia Menarche)

ear-by-Linear Association .283 1 .595 of Valid Casesb 110

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,80. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper ds Ratio for imtk (gizi kurang /

gizi normal) .686 .171 2.751

r cohort USIAK = menarche

cepat .711 .200 2.523

r cohort USIAK = normal 1.036 .915 1.173 of Valid Cases 110

Status gizi responden * Usia Menarche Responden Crosstabulation

(16)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 9.863a

1 .002

ntinuity Correctionb 7.689 1 .006

elihood Ratio 8.201 1 .004

her's Exact Test .005 .005

ear-by-Linear Association 9.751 1 .002

of Valid Casesb 88

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,73. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper ds Ratio for Status gizi

responden (gizi lebih / gizi normal)

6.222 1.817 21.313

r cohort Usia Menarche

Responden = cepat 3.938 1.670 9.283 r cohort Usia Menarche

Responden = normal .633 .408 .982

(17)

Usia menarche * Usia Menarche Responden Crosstabulation within Usia Menarche

Responden 16.7% 1.9% 4.0%

of Total 2.4% 1.6% 4.0%

rmal unt 14 93 107

pected Count 15.3 91.7 107.0

within Usia menarche 13.1% 86.9% 100.0% within Usia Menarche

Responden 77.8% 86.1% 84.9%

of Total 11.1% 73.8% 84.9%

ak tahu unt 1 13 14

pected Count 2.0 12.0 14.0

within Usia menarche 7.1% 92.9% 100.0% within Usia Menarche

Responden 5.6% 12.0% 11.1%

of Total .8% 10.3% 11.1%

al unt 18 108 126

pected Count 18.0 108.0 126.0

within Usia menarche 14.3% 85.7% 100.0% within Usia Menarche

Responden 100.0% 100.0% 100.0%

(18)

Chi-Square Tests

ear-by-Linear Association 2.620 1 .106 of Valid Cases 126

3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,71.

usiaMIbu * usiaM Crosstabulation

usiaM arson Chi-Square 8.167a

1 .004

ntinuity Correctionb 4.929 1 .026

elihood Ratio 5.620 1 .018

(19)

ear-by-Linear Association 8.094 1 .004

of Valid Casesb 112

2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,76. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper ds Ratio for usiaMIbu

(Menarche ibu cepat / Menarche ibu normal)

9.964 1.528 64.998

(20)

Aktivitas fisik * Usia Menarche Responden within Usia Menarche

Responden 50.0% 25.9% 29.4%

of Total 7.1% 22.2% 29.4%

rmal unt 9 68 77

pected Count 11.0 66.0 77.0

within Aktivitas fisik 11.7% 88.3% 100.0% within Usia Menarche

Responden 50.0% 63.0% 61.1%

of Total 7.1% 54.0% 61.1%

rat unt 0 12 12

pected Count 1.7 10.3 12.0

within Aktivitas fisik .0% 100.0% 100.0% within Usia Menarche

Responden .0% 11.1% 9.5%

of Total .0% 9.5% 9.5%

al unt 18 108 126

pected Count 18.0 108.0 126.0

within Aktivitas fisik 14.3% 85.7% 100.0% within Usia Menarche

Responden 100.0% 100.0% 100.0%

(21)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

arson Chi-Square 5.469a 2 .065

elihood Ratio 6.752 2 .034

ear-by-Linear Association 5.421 1 .020 of Valid Cases 126

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71.

aktivitas * usia Crosstabulation

usia

Total cepat normal

vitas gan unt 9 29 38

pected Count 6.0 32.0 38.0

dang unt 9 67 76

pected Count 12.0 64.0 76.0

al unt 18 96 114

(22)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 2.672a

1 .102

ntinuity Correctionb 1.855 1 .173

elihood Ratio 2.549 1 .110

her's Exact Test .111 .089

ear-by-Linear Association 2.648 1 .104

of Valid Casesb 114

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper ds Ratio for aktivitas (ringan /

sedang) 2.310 .832 6.417

r cohort usia = cepat 2.000 .865 4.623 r cohort usia = normal .866 .712 1.052 of Valid Cases 114

AKTIFITAS * USIA Crosstabulation

(23)

al unt 9 80 89 pected Count 9.0 80.0 89.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 1.560a

1 .212

ntinuity Correctionb .539 1 .463

elihood Ratio 2.760 1 .097

her's Exact Test .603 .254

ear-by-Linear Association 1.543 1 .214

of Valid Casesb 89

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,21.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper r cohort USIA = NORMAL 1.132 1.044 1.228

(24)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pulungan,2010. Pubertas dan Gangguannya Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi pertama. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja IDAI : Jakarta.

2. Greenspan FS, Gardner DG, 2006. Basic and Clinical Endocrinology. McGraw Hill : New York

3. Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

4. Ramaiah. 2006, Gangguan Menstruasi. Yogyakarta : Digiosa Media.

5. Mauaba, Ida Bagus Gde Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan : Jakarta

6. Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

7. Notoadmodjo,Soekidjo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta

8. Helm, C. W. 2010. Ovarian Cyst. Louisville: University of Louisville. Available

from:

9. Macsali, F., et al., 2011. Early Age at Menarche, Lung Function, and Adult Asthma. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 183: 8–14. http://www.atsjournals.org/ doi/full/10.1164/rccm.200912-1886OC 10.Chiang, J.W. 2008. Premalignant Lesions of the Endometrium. Stanford

University School of Medicine. Available from http://www.emedicine.com 11.Manuaba, Ida Dkk 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Trans Info

Media : Jakarta.

12.Andrews,Gilly, 2010. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

(25)

a-study-of-age-at-menarche-the-secular-trend-and-factors-associated-with- it.html,

14.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2010. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta

15.Batubara JR, Age at menarche in indonesian girls: a national survey.Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, University of Indonesia. 16.Amaliah, Nurillah, 2012. Status tinngi badan pendek berisiko terhadap

keterlambatan usia menarche pada perempuan remaja usia 10-15 tahun. Penelitian Gizi Makan 2012

17.Amalia, Karis, 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMPN 155 Jakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

18.Burhanuddin, 2005. Beberapa Variabel yang Berpengaruh Terhadap Usia Menarche Pelajar Putri Bugis Kota dan Desa Sulawesi Selatan. Universitas Airlangga : Surabaya.

19. Sarah, dkk, 2012. Hubungan Antara IMT dengan Usia Menarche pada Siswi SD dan SMP di Kota Manado. Skripsi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

20.Toanubun,Yosia Ana,2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdag tahun 2008. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.

21.Khairunisa, Hilna, 2010. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

22.Garilbadfi, L., 2008. Physiology of Puberty. In: Behrman RE, Kliergman RM, Jenson HB. Nelson Text Book Of Pediatrics. Edisi ke-18. Saunders Corporation : Philadelpia:

(26)

24.Guyton AC,Hall JE,2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

25.Sri, Kusuma, dkk,2010. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

26. Manuaba. 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obsterti Ginekologi dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

27. Cunningham, F.G. 2005. Endometrium dan Desidua: Menstruasi dan Kehamilan. Dalam: Obstetri Williams. Jilid 1 Edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

28. Nanny, Vivian. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta.

29. Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

30. National Vital Statistics Reports Death,2000. Centers for Disease Control and Prevention. Leading Causes For 1999,vol 49.

31.Pearce,Evelyn, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

32.Varney, Helen dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Penerbit buku Kedokteran EGC:Jakarta.

33. Mulastin. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara. Jurnal Akbid Islam Al- Hikmah Jepara.

34. Lusiana SA, Dwiriani CM, 2007. Usia menarche, konsumsi pangan, dan status gizi anak perempuan Sekolah Dasar di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan.

35. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.

(27)

36.Narendra, Moersintowarti, 2006. Pengukuran Antropometri pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.

37.Astari, Siti, 2013. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMPN 8 Kota Gorontalo Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

38. Pakaya, D. 2013. Hubungan Faktor Resiko dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun 2013. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo

39. Luigi,F Rigon,dkk, 2010. Update on Age at Menarche in Italy: Toward the Leveling Off the Seculat Trend. Journal of Adolescent Health : Italia. 40. Putri, 2009. Hubungan antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media

Massa, Aktivitas Olahraga dengan Status Menarche Siswi di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun, Jakarta Timur tahun 2009. Skripsi.Universitas Indonesia Depok.

41.Sharkey, Brian J,2003. Kebugaran & Kesehatan. PT Rajagrafindo Persada : Jakarta.

42. Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta

43.Kliegman,Behrman Arvian,2000. Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

44.Matodang, Junita Ira. 2003. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Menarche Pada Sisiwi Kelas 4, 5 dan 6 SD Tarakanita 5 Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi.

(28)

46.Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2000. 1600 Cliffon Rd,Atlanta, GA 30333, USA.

47.Adair, L.S., 2001. Size At Birth Predicts Age at Menarche. North Carolina: University of North Carolina.

48.MacKibben, S.L. 2003. The Social Construsction of Adulthood: Menarche and Motherhood. USA: Texas A&M University

49.Hawari,D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. FK UI: Jakarta.

50. Parker WH.2007. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine miomas.Fertility and Sterility.Vol. 87, No. 4.

51. Soeryono, Soekanto. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafinda. 52. MacDonals,Pritchard dan Gant,1991. Obstetri Williams. Edisi ke tujuh belas.

Airlangga University Press: Surabaya.

53.Taber, Ben-zion,1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

54. Chandra,Budi,2008. Metodologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

55. Eriyanto,2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. PT Pelangi Aksara : Yogyakarta.

56.Budiarto,E,2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

57.Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama :Yogyakarta.

58.Sylvia, V. 2012. Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung : Lampung.

(29)
(30)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, yang mengukur variabel dependen dan independen secara bersamaan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 54

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Sumbul yang berada di Jalan Ngkasah No.9 Sumbul, Kabupaten Dairi. Alasan memilih lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian tentang menarche di sekolah ini, dan sekolah ini berada di ibukota Kecamatan sehingga siswi yang bersekolah di SMP Negeri 3 Sumbul ini memiliki variasi suku, agama, pekerjaan orangtua dan tempat tinggal.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2014. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(31)

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang sudah mengalami menarche. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel dengan jumlah populasi yang diketahui.

n = n : Besar sampel minimal

2

N : Jumlah populasi

Z : Tingkat kepercayaan (95% = 1,96) p : Proporsi menarche (0,5)

E : Kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki (5%) Berdasarkan rumus besar sampel minimal di atas maka, n = (1,96)2

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

(32)

Kelas

Jumlah siswi tiap kelas

Jumlah

1 2 3 4 5 6

VII 18 18 20 10 14 18 98

VIII 22 18 18 12 19 - 89

Total 187

Jumlah sampel tiap kelas:

a. VII-1 = 18/187 × 126 = 12 siswi b. VII-2 = 18/187 × 126 = 12 siswi c. VII-3 = 20/187 × 126 = 14 siswi d. VII-4 = 10/187 × 126 = 7 siswi e. VII-5 = 14/187 × 126 = 10 siswi f. VII-6 = 18/187 × 126 = 12 siswi g. VIII-1 = 22/187 × 126 = 15 siswi h. VIII-2 = 18/187 × 126 = 12 siswi i. VIII-3 = 18/187 × 126 = 12 siswi j. VIII-4 = 12/187 × 126 = 8 siswi k. VIII-5 = 19/187 × 126 = 12 siswi

(33)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para siswi dengan menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran tinggi serta berat badan siswi.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sekolah tempat dilakukannya penelitian yaitu SMP Negeri 3 Sumbul.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :

a. Kuesioner, yang berisi data karakteristik siswi dan pertanyaan tentang umur menarche, umur menarche ibu, status gizi dan aktivitas fisik.

b. Timbangan dan meteran. 3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan computer yaitu program SPSS ( Statistical Package for Social Science ) melalui tahapan

editing, coding, dan entry data. Jenis analisis data yang dilakukan adalah :

3.6.1 Analisis Univariat

(34)

3.6.2 Analisis Bivariat

Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas ( umur menarche ibu, status gizi, aktivitas fisik) dan variabel terikat umur menarche,

dengan menghitung ratio prevalence (umur menarche ibu, status gizi, aktivitas fisik). Untuk mengetahui kemaknaan dilakukan uji chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05).

Pengukuran ratio prevalence dengan menggunakan rumus : RP = A / (A+B) : C / (C+D)

Keterangan :

A / (A+B) : Proporsi (prevalensi) subjek dengan faktor risiko yang mengalami menarche tidak normal

C / (C+D) : Proporsi (prevalensi) subjek yang mengalami menarche normal

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik.

3.7 Definisi Operasional

3.7.1. Menarche adalah haid yang pertama kali.

3.7.2. Umur rata-rata menarche adalah rata-rata usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014

3.7.3. Umur menarche adalah umur pertama menstruasi dari siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 yang diukur dalam tahun.

(35)

2. Normal : >12 tahun

.7.4. Umur menarche ibu adalah umur pertama menstruasi dari ibu siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai :

1. Cepat : ≤ 12 tahun 2. Ideal : > 12 tahun 3. Tidak tahu

Untuk menanyakan usia menarche ibu menggunakan teknik probing, yaitu suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk mengarahkan orangtua menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya agar dapat membangunnya sendiri menjadi pengetahuan baru. Dalam hal ini, untuk mengetahui usia menarche ibu, terlebih dahulu siswi menanyakan peristiwa penting dalam hidup ibu, misalnya pernikahan dan selanjutnya menghubungkan dengan usia menarche ibu.

3.7.5. Status gizi adalah keadaan gizi individu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2

1. Kurus bila IMT ≤18,5 kg/m

), dapat dikategorikan atas:

2. Normal bila IMT 18,6 - 25,0 kg/m 2

3. Obesitas bila IMT >25,0 kg/m 2

2 .

3.7.6. Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswi setiap hari mulai bangun tidur pada pagi hari sampai tidur, yang diukur dengan pertanyaan terbuka sesuai kuesioner aktivitas fisik ;

(36)

1. Ringan (sedentary lifestyle) PAL = 1,40 - 1,69

2. Sedang (active or moderately activity lifestyle) PAL = 1,70 – 1,99 3. Berat (vigorous or vigorously activity lifestyle) PAL = 2,00 -2,40 PAL ditentukan dengan rumus :

���= ∑ (�����) 24 ���

Tabel Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari

No Aktivitas Fisik PAL

1 Tidur 1,0

2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol) 1,4

3 Makan, duduk 1,5

4 Memasak 2,1

5 Berkebun 4,1

6 Mengendarai motor, mobil 1,2

7 Berjalan 3,2

(37)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul. SMP negeri 3 Sumbul terletak di Jalan Ngkasah no.09 Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. SMP Negeri 3 Sumbul ini merupakan sekolah yang dimekarkan dari SMP Negeri 1 Sumbul tahun 2003. Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswi kelas VII dan kelas VIII yang berjumlah 187 orang, yang terdiri dari siswi kelas VII 98 orang dan kelas VIII 89 orang.

Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar antara lain; ruang laboratorium komputer, perpustakaan, lapangan olahraga, serta ruang kelas yang dipakai untuk proses belajar mengajar.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Distribusi Proporsi Usia Menarche

(38)

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Usia Menarche Frekuensi Proporsi (%)

11 3 2,4

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi responden berdasarkan usia menarche di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, paling banyak pada usia 14 tahun yaitu 49 orang (38,9%), kemudian usia 13 tahun sebanyak 31 orang (24,6%), usia 15 tahun sebanyak 28 orang (22,2%), usia 12 tahun sebanyak 15 orang (11,9%), dan paling sedikit pada usia 11 tahun sebanyak 3 orang (2,4%).

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 setelah dikategorikan

Usia Menarche Frekuensi Proporsi (%)

Cepat 18 14,3

Normal 108 85,7

Jumlah 126 100,0

(39)

4.2.2 Usia rata-rata menarche

Tabel 4.3 Rata-rata Usia Menarche Responden

Variabel Mean Max Min

Usia Menarche 13,67 15 11

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan spss, maka didapat rata-rata usia menarche siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah 13,67 tahun dengan usia terendah 11 tahun dan usia tertinggi 15 tahun.

4.2.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi

Distribusi proporsi responden berdasarkan status gizi di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

B erdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan status gizi di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang paling banyak status gizi normal yaitu 79 orang (62,7%), kemudian status gizi kurang yaitu 31 orang (24,6%), dan yang paling sedikit adalah status gizi lebih yaitu 16 orang (12,7%).

4.2.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu

Distribusi proporsi usia menarche ibu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5

Status Gizi Frekuensi Proporsi (%)

Kurang 38 30,2

Normal 72 57,1

Lebih 16 12,7

(40)

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan usia menarche ibu di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, paling banyak pada kelompok umur normal yaitu 107 orang (84,9%), selanjutnya tidak tahu yaitu 14 orang (11,1%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur cepat yaitu 5 orang (4%).

4.2.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik

Distribusi proporsi aktivitas fisik pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014

B erdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan aktivitas fisik di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang paling banyak adalah aktivitas fisik sedang yaitu 77 orang (61,1%), kemudian aktivitas fisik sedang yaitu

Usia Menarche Ibu Frekuensi Proporsi (%) Cepat 5 4

Normal 107 84,9

Tidak tahu 14 11,1

Jumlah 126 100,0

Aktivitas Fisik Frekuensi Proporsi (%)

Ringan 37 29,4

Sedang 77 61,1

Berat 12 9,5

(41)

12 orang (29,4) dan yang paling sedikit adalah aktivitas fisik berat yaitu 12 orang (9,5%).

4.2.6 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche

Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014

tatus Gizi Cepat Normal Jumlah χ2 /p RP

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 yang menunjukkan pada status gizi kurang 3 orang (7,9%) mengalami menarche pada usia cepat sedangkan 35 orang (92,1%) pada usia lambat. Pada status gizi normal 8 orang (11,1%) mengalami usia menarche pada usia cepat sedangkan 64 orang (88,9%) pada usia normal. Pada status gizi lebih 7 orang (43,8%) mengalami usia menarche pada usia cepat sedangkan 9 orang (56,2%) pada usia normal.

(42)

dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 3,94 dengan 95% CI (1,67-9,28).

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

4.2.7 Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche

Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014

Usia

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara usia

menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul bahwa pada

usia menarche ibu cepat 3 orang (60%) mengalami menarche pada usia cepat, sedangkan 2 orang (40%) mengalami menarche pada usia normal. Pada usia

menarche ibu yang normal, 14 orang (13,1%) mengalami menarche pada usia cepat

(43)

menarche ibu tidak tahu, 1 orang (7,1%) mengalami menarche pada usia cepat

sedangkan 13 orang (92,9%) mengalami menarche pada usia lambat.

Kejadian menarche cepat pada siswi dengan usia menarche ibu cepat dibandingkan dengan siswi yang usia menarche ibu normal memiliki RP sebesar 4,59 dengan 95% CI (1,93-10,91).

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,10, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia

menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

4.2.8 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 Aktivitas

(44)

orang (88,3%) mengalami menarche pada usia normal. Pada aktivitas fisik berat 12 orang (100%) mengalami menarche pada usia lambat.

Kejadian menarche cepat pada siswi dengan aktivitas fisik kurang dibandingkan dengan siswi dengan aktivitas fisik sedang memiliki RP sebesar 2,00 dengan 95% CI (0,87-4,62). Sedangkan kejadian menarche cepat pada siswi dengan aktivitas fisik kurang dibandingkan dengan siswi dengan aktivitas fisik berat memiliki RP sebesar 0,00.

(45)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Proporsi Usia Menarche

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa adanya variasi distribusi usia

menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014. Proporsi yang terbesar pada

usia 14 tahun sebesar 38,9 % dan proporsi terkecil pada usia 11 tahun sebesar 2,4%. 38,9%

24,6% 22,2%

11,9% 2,4%

Usia Menarche Responden

14 tahun

13 tahun

15 tahun

12 tahun

(46)

Tabel 5.1 Distribusi Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

ariabel Mean Modus Median imp.baku Max Min

sia Menarche 3,67 4 4 056 5 1

Berdasarkan tabel 5.1 dari 126 responden yang diteliti diketahui bahwa rata-rata usia

menarche responden adalah 13,67 tahun dengan simpangan baku 1,056. Nilai modus

14 yang menunjukkan usia menarche terbanyak pada usia 14 tahun. Responden dengan usia menarche termuda 11 tahun dan usia menarche tertua 15 tahun.

Usia remaja pada waktu mengalami menarche berbeda-beda sebab hal itu tergantung kepada faktor genetik, faktor iklim dan cara hidup remaja. Umumnya

menarche terjadi pada usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Toanubun tahun 2009 terhadap 58 orang siswi SMP di Kabupaten Deli Serdang menemukan rata-rata usia menarche adalah 12,7 tahun.

54

20

Hasil penelitian yang dilakukan Hilna Khairunisa Shaliha menunjukkan rata – rata usia menarche di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat adalah 12,3 ± 0,95 tahun dengan usia menarche terendah adalah 9 tahun dan tertinggi 14 tahun.

(47)

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 setelah dikategorikan

Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat proporsi usia menarche setelah dikategorikan. Proporsi yang terbesar pada menarche normal sebesar 85,70%.

Menarche atau yang disebut juga dengan menstruasi pertama pada umumnya

terjadi pada remaja yang berusia 13 – 14 tahun, namun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada usia ≤ 12 tahun (cepat) atau ≥ 16 tahun (terlambat).

Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum, perbaikan pelayanan kesehatan, lingkungan masyarakat.

26

4,7

Kecamatan Sumbul terletak didaerah pegunungan dan dari penelitian menunjukkan menarche lebih cepat di daerah dataran rendah. Disamping itu anak yang sudah mulai aktif jauh sebelum menarche akan memperoleh usia menarche lebih lambat.

85,7% 14,3%

Usia Menarche Responden Setelah Dikategorikan

Normal

(48)

Faktor tersebut menjadi alasan adanya perbedaan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

5.1.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Pada gambar 5.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan status gizi siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014, proporsi tertinggi adalah responden dengan status gizi normal (57,1%) dan yang terendah adalah responden dengan status gizi lebih (12,7%).

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu ; status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.29

57,1% 30,2%

12,7% Status Gizi

Normal

Kurang

(49)

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.

Status gizi kurang (underweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan.

29

Status gizi lebih (overweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan.

29

Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

29

(50)

5.1.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Pada gambar 5.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia menarche ibu siswi SMP negeri 3 Sumbul tahun 2014, proporsi tertinggi adalah usia menarche ibu normal (59,5%) dan proporsi terendah adalah usia menarche ibu cepat (4%)

Berdasarkan teori yang dikemukakan Frisch and Robert bahwa salah satu pengaruh

menarche adalah faktor genetik. Sepasang anak kembar mendapatkan menstruasi

pertama hanya berbeda 2 atau 3 bulan. Ibu dan anak perempuan memiliki korelasi umur menarche yang berdekatan dibandingkan dua wanita yang tidak memiliki hubungan.17

84,9% 11,1%;

4%

Usia Menarche Ibu

Normal

Tidak tahu

(51)

Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja put ri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu

menarchenya.

5.1.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik 39

Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Pada gambar 5.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan aktivitas fisik siswi SMP negeri 3 Sumbul tahun 2014, proporsi responden tertinggi adalah aktivitas fisik sedang (61,1%) dan proporsi responden terendah adalah aktivitas fisik berat (9,5%).

61,1% 29,4%

9,5%

Aktivitas Fisik

Sedang

Ringan

(52)

Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang dihasilkan sebagai salah satu pengeluaran tenaga (dinyatakan dalam kilo kalori) meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang dan berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara teratur.

Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche. 41

43

(53)

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche

Gambar 5.6 Diagram Batang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi menarche cepat tertinggi terdapat pada siswi yang berstatus gizi lebih yaitu 43,8% dan terendah terdapat pada siswi yang berstatus gizi kurang yaitu 7,9%. Sedangkan proporsi usia menarche normal tertinggi terdapat pada siswi yang berstatus gizi kurang yaitu 92,1% dan terendah pada siswi yang berstatus gizi lebih yaitu 56,2%.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

7,9% 11,1%

Gizi kurang Gizi normal Gizi lebih

Cepat

(54)

Kejadian menarche cepat pada siswi dengan status gizi kurang dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 0,71 dengan 95% CI (0,20-2,52). Yang berarti siswi dengan status gizi kurang kemungkinan berisiko mengalami menarche cepat 0,71 kali lebih besar daripada siswi dengan status gizi normal.

Kejadian menarche cepat pada siswi dengan status gizi lebih dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 3,94 dengan 95% CI (1,67-9,28). Artinya siswi dengan status gizi lebih memiliki kemungkinan resiko 3,94 kali lebih besar mengalami menarche cepat dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal.

Hal ini sesuai dengan penelitian Sylvia tahun 2012 pada remaja putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung dengan desain penelitian cross sectional dan menggunakan uji chi square diperoleh dan nilai p yang didapatkan adalah 0,000. Hal ini berarti p < 0,05, maka ini menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna yang signifikan antara status gizi dengan usia menarche.

Hasil penelitian Sarah pada tahun 2012 pada Siswi SD dan SMP di Kota Manado berdasarkan hasil uji X2 (pearson Chi Square) diperoleh nilai X2 = 68,742 dengan p = 0,000. Hasil ini menyatakan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara IMT dan usia menarche (p < 0,01).

58

Dalam penelitian Aishah tahun 2011 mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung mendapatkan menstruasi pertamanya terlebih dahulu. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki status gizi tinggi akan mengalami menarche di usia yang lebih cepat dibanding mereka yang memiliki status gizi rendah, karena perbedaan jumlah kelenjar adiposa yang mereka

(55)

punya menghasilkan jumlah sekresi kadar leptin yang berbeda. Mereka yang memiliki status gizi tinggi atau di atas normal akan mendapat menarche di usia yang terlalu cepat, sedangkan mereka yang memiliki status gizi rendah atau di bawah normal mengalami menarche di usia yang terlalu lambat. Lalu, mereka dengan status gizi yang normal mengalami menarche di usia yang juga normal.59

5.2.2 Hubungan Usia Menarche Ibu dengan Usia Menarche

Gambar 5.7 Diagram Batang Hubungan Usia Menarche Ibu dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi usia menarche cepat tertinggi pada usia menarche ibu cepat yaitu 60% dan yang terendah pada usia

menarche ibu tidak tahu sebesar 7,1%. Proporsi usia menarche normal tertinggi pada

60%

Cepat normal Tidak tahu

Cepat

(56)

usia menarche ibu tidak tahu yaitu 92,9% dan terendah pada usia menarche ibu cepat yaitu 40%.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,10, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia

menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

Hal ini sejalan dengan penelitian Karis Amalia tahun 2012 pada remaja putri di SMPN 155 Jakarta. Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,459 (p> 0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia menarche responden dengan usia menarche ibu.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan genetik (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak.

17

5.2.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche 40

Gambar 5.8 Diagram Batang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014

(57)

Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi usia menarche cepat tertinggi pada aktivitas fisik ringan yaitu 24,3% dan yang terendah pada aktivitas fisik berat yaitu 0%. Proporsi usia menarche normal tertinggi pada aktivitas fisik berat yaitu 100% dan terendah pada aktivitas fisik sedang yaitu 11,7%.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,65, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.

Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche.43 Ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan.

Dan hal ini sejalan dengan penelitian Anggita Brilian tahun 2012 pada 71 siswi SMPN 3 Candi Sidoarjo yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dan usia menarche (p = 0,116).

44

(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

6.1.1 Distribusi proporsi usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah usia menarche cepat sebesar 14,30%, usia menarche normal sebesar 85,7%.

6.1.2 Usia rata-rata menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah 13,67 tahun dengan usia menarche terendah 11 tahun dan tertinggi 15 tahun. 6.1.3 Proporsi status gizi siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu

status gizi normal sebesar 57,1%.

6.1.4 Proposi usia menarche ibu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu usia menarche ibu normal sebesar 84,9%.

6.1.5 Proporsi aktivitas fisik siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu aktivitas fisik sedang sebesar 61,1%.

6.1.6 Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2015 (p=0,001 ; χ2

6.1.7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 (p=0,10 ;

χ

=13,20).

2

6.1.8 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 (p=0,65 ; χ

=9,24)

2

(59)

6.2 Saran

6.2.1 Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan penyuluhan kepada siswi tentang masalah kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi. 6.2.2 Diharapkan kepada siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang mengalami menarche

cepat untuk menjaga pola hidup sehat sehingga faktor resiko penyakit kanker payudara, kanker ovarium, mioma uteri dan dampak nikah muda bisa diperkecil.

(60)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menarche 2.1.1. Pubertas

Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Pubertas pada wanita dimulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur. Durasi pubertas adalah jarak waktu antara usia awitan pubertas dan datangnya menarche.

22

Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri

kelamin sekunder, pertumbuhan organ genitalia, pertumbuhan fisik dan perkembangan

psikologi kewanitaan. Perkembangan ini dirangsang oleh peningkatan FSH. Interaksi

FSH dan estrogen akan memacu kepekaan reseptor LH sehingga terjadi peningkatan LH

yang mempercepat perkembangan folikel yang menghasilkan estrogen. 23

2.1.2. Defenisi Menarche

24

(61)

wanita, pertumbuhan bulu,tumbuh-kembang uterus dan endometrium).25

masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi.

Menarche

merupakan tanda awal

Menarche terjadi akibat peningkatan FSH (foccille stimulating hormone

releasing hormone) dan LH (luteinizing hormone-releasing hormone) yang

merangsang sel target ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi.

2.1.3. Usia Menarche

24

Umur tercapainya menarche tidak sama bagi semua remaja wanita.9 Menarche atau yang disebut juga dengan menstruasi pertama pada umumnya terjadi pada remaja yang berusia 13 – 14 tahun, namun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada usia ≤ 12 tahun (cepat) atau > 14 tahun (terlambat).

Menarche mengacu kepada menstruasi pertama hanyalah merupakan salah satu tanda pubertas. Usia menarche semakin lama semakin menurun, dimana usia rata-rata menarche adalah antara 12 sampai 13 tahun, tetapi pada sebagian kecil anak perempuan yang tampaknya normal, menarche terjadi paling cepat pada usia 10 tahun atau paling lambat di usia 16 tahun.

26

(62)

Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5 persen anak Indonesia. Rata-rata usia menarche 11-12 tahun terjadi pada 30,3 persen pada anak-anak di DKI Jakarta, dan 12,1 persen di Nusa Tenggara Barat. Rata-rata usia menarche 17-18 tahun terjadi pada 8,9 persen anak-anak di Nusa Tenggara Timur, dan 2,0 persen di Bengkulu, 2,6 persen anak-anak di DKI Jakarta sudah mendapatkan menarche pada usia 9-10 tahun, dan terdapat 1,3 persen anak-anak di Maluku dan Papua Barat yang baru mendapatkan menarche pada usia 19-20 tahun. Umur menarche 6-8 tahun sudah terjadi pada sebagian kecil (<0,5%) anak-anak di 17 provinsi, sebaliknya umur menarche 19-20 tahun merata terdapat di seluruh provinsi.

Dalam keadaan normal, menarche biasanya diawali dengan periode pematangan yang dapat memakan waktu sekitar 2 tahun. Pada awalnya, sebagian besar anak perempuan mengalami menstruasi yang tidak teratur, tetapi setelah ovarium memproduksi estrogen siklik yang adekuat menstruasi pada seorang perempuan akan lebih menjadi teratur.

14

2.1.4. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Menarche 6

Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri,yaitu sebagai berikut :

1. Perubahan susunan saraf pusat dengan pancaindranya. 2. Sistem hormonal : aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial 3. Perubahan yang terjadi pada ovarium

(63)

5. Rangsang estrogen dan progesteron pada pancaindra, langsung pada hipotalamus, dan melalui perubahan emosi.

2.1.4.1 Status Gizi

28

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu ; status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.

Semua sel tubuh membutuhkan makanan yang cukup. Makanan merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan beberapa zat makanan penting sekali bagi kesehatan. Kebutuhan nutrisi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetik dan metabolik. Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan dan kesejahteraan manusia.

29

30

Nutrisi merupakan proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan. Penggunaan makanan meliputi cara pemakaian gizi oleh proses-proses dalam tubuh seperti pertumbuhan, penggantian jaringan yang sudah aus, pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara keseluruhan dan bekerja sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan energi.

Masa remaja adalah suatu masa terjadinya peningkatan kebutuhan energi dan nutrien yang berarti. Remaja menjadi tanda periode siklus kehidupan yang mempunyai kebutuhan nutrisi total tertinggi dan periode pertumbuhan fisik kedua selama tahun pertama kehidupan. Nutrisi memengaruhi dan dipengaruhi oleh siklus menstruasi.

31

(64)

Kekurangan berat badan dapat diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi.

Menarche yang merupakan salah satu perkembangan reproduksi

dipengaruhi status gizi. Status tinggi badan yang pendek akan mempengaruhi perkembangan reproduksinya. Remaja putri yang bergizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja yang kurang gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama karena itu menarche juga tertunda. Dibandingkan dengan remaja yang terlambat, anak-anak perempuan yang lebih cepat dewasa lebih pendek dan gemuk, sementara anak-anak perempuan yang dewasa lebih lambat lebih tinggi dan langsing.

33

Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

34

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m

35

2

(65)

Berdasarkan hasil penelitian Siti Astari tahun 2013 dari 146 responden terdapat usia menarche yang normal sebanyak 88 siswi (60,3 %) dan usia menarche yang tidak normal sebanyak 58 siswi (39,7 %). Kemudian dari 146 responden terdapat 74 siswi yang mempunyai status gizi normal dengan persentase 50,7 % dan 72 siswi yang mempunyai status gizi tidak normal dengan persentase 49,3 %.

Hasil penelitian Sarah pada tahun 2012 menunjukkan rata-rata usia menarche di SD adalah 10,63 ± 0,72 dan SMP adalah 11,34 ± 1,35. Berdasarkan hasil uji X2 (pearson Chi Square) diperoleh nilai X2 = 68,742 dengan p = 0,000. Hasil ini menyatakan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara IMT dan usia menarche (p < 0,01).

37

2.1.4.2. Usia Menarche Ibu 19

Riwayat kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anggota keluarga itu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama di lingkungan keluarga tersebut.

Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja put ri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya.

38

Penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan genetik (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak.

39

(66)

2.1.4.3. Aktivitas Fisik

Selama 40 tahun, para ahli epidemiologi telah meneliti hubungan aktivitas yang teratur dan tidak teratur terhadap kesehatan. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang dihasilkan sebagai salah satu pengeluaran tenaga (dinyatakan dalam kilo kalori) meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang dan berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara teratur.

Macam dan frekuensi olahraga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan. Kegiatan fisik dan olahraga yang teratur dan cukup dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan. Upayakan agar aktivitas fisik dan olahraga selalu seimbang.

41

Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche. 42

43

Penurunan usia menarche yang terjadi saat ini sangat berkaitan dengan aktifitas fisik. Penelitian di Iran yang menunjukkan penurunan usia menarche dibandingkan usia menarche ibu sebesar 3-4 bulan. Penurunan tersebut dikarenakan sejak usia 10,8 tahun melakukan latihan dengan rata-rata waktu 6,5 jam (aktifitas ringan dan sedang). Ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan.

Olahraga pada aktivitas responden mengatakan jarang melakukan olahraga, jarang melakukan olahraga sebelum mengalami menarche mendukung analisis faktor untuk menjadikan olahraga sebagai salah satu variabel yang dominan pada kejadian menarche dini. Olahraga yang berlebihan bisa mengakibatkan

(67)

menurunkan produksi hormon estrogen, sehingga waktu untuk menstruasi bisa lambat.

Menurut WHO/FAO 2004 besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physival Activity Level (PAL). PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai Physical Activity Rate (PAR) untuk berbagai jenis aktivitas fisik.

Tabel Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari 45

No Aktivitas Fisik PAL

1 Tidur 1,0

2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol) 1,4

3 Makan, duduk 1,5

4 Memasak 2,1

5 Berkebun 4,1

6 Mengendarai motor, mobil 1,2

7 Berjalan 3,2

8 Menyapu, mencuci piring dan baju tanpa mesin, mandi

2,3

9 Menggunakan kendaraan yang dilakukan sambil duduk

1,2

(68)

PAL ditentukan dengan rumus : ���=∑(�����)

24 ���

Keterangan :

PAL : Physical Activity Level PAR : Physical Activity Ratio W : alokasi waktu dalam 24 jam

Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL: a) Ringan (sedentary lifestyle) = 1.40-1.69

b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = 1.70-1.99 c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = 2.00-2.40

Aktivitas Fisik adalah jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan oleh sampel selama 24 jam yang dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan pedoman CDC. Aktivitas fisik dibagi dalam 3 kategori yaitu berat, sedang dan ringan.

Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput , les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggris, mengasuh adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah.

46

(69)

bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, setrika.

Aktivitas fisik berat antara lain : menari, drum band, bela diri, aero

modeling, sepak bola, basket, renang, badminton, tennis lapangan, taekwondo,

aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air.

2.1.4.4. Kesehatan Umum

Badan yang lemah atau penyakit yang diderita seorang anak gadis seperti penyakit kronis, terutama yang mempengaruhi masukkan makanan dan oksigenasi jaringan dapat memperlambat menarche.

2.1.4.5. Faktor ras atau suku bangsa 47

Sebagai contoh, di Amerika Serikat usia menarche paling cepat pada ras

Hispanics, lebih lambat pada kulit hitam dan paling lambat pada Caucasian.

2.1.4.6. Faktor iklim

Menarche timbul lebih lambat di daerah pedesaan dibandingkan dengan

perkotaan. Menarche lebih cepat di daerah dataran rendah. 2.1.4.7. Cara hidup

Olahraga atau latihan fisik yang berat dapat memperlambat menarche dan mengganggu fungsi menstruasi.

2.1.4.8. Lingkungan

(70)

Kemudian diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus ini dilanjutkan menuju hipotalamus lalu menuju hipofisis pars anterior, melalui sistem portal. Hipofisis anterior mengeluarkan

hormon yang merangsang ovarium untuk mensekresikan hormon spesifik berupa estrogen dan progesteron.48

2.1.5. Menarche Dini sebagai Faktor Resiko

Menarche dini dapat menjadi faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah:

2.1.5.1 Kanker Payudara

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bias menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.

Faktor –faktor yang dapat meningkatkan jumlah siklus menstruasi berhubungan dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. Usia

menarche dini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, karena pada

(71)

2.1.5.2. Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Resiko kanker ovarium meningkat pada wanita yang belum memiliki anak dan pada wanita yang mengalami menstruasi dini atau terlambat menopause.

Teori gonadotropin menjelaskan bahwa stimulasi terus menerus dari ovarium oleh gonadotropin lalu ditambak dengan efek lokal dari hormon endrogen mengakibatkan kenaikan permukaan epitel proliferasi dan aktivitas mitos berikutnya. Dengan demikian kemungkinan kanker ovarium berhubungan dengan jumlah siklus ovulasi dan kondisi yang menekan siklus ovulasi mungkin memainkan peran protektif.

2.1.5.3 Mioma Uteri

Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak (neoplasma) dari sel-sel otot polos rahim. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leimioma, ataupun fibroid.

(72)

2.1.5.4. Nikah Muda

Pernikahan usia muda merupakan pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Dalam batasan usia pernikahan yang normal, berdasarkan pernikahan usia sehat yang dibuat BKKBN adalah usia 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan. Tujuan dari pernikahan adalah memperoleh keturunan yang baik.

Terjadinya perkawinan usia muda disebabkan oleh: 1. Masalah ekonomi keluarga,

Bahwa dengan adanya perkawinan anak-anak tersebut, maka dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung jawab (makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya)

2. Faktor orang tua, Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.

3. Media massa, Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian Permisif terhadap seks.

4. Faktor adat, Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan.

Dan dari alasan diatas, hal yang utama untuk seorang gadis siap menikah jika sudah mengalami menarche.

(73)

1. Pernikahan usia muda dapat meningkatkan terjadinya komplikasi berupa obstructed labour serta obstetric fistula disebabkan anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan.

2. Berisiko untuk melahirkan bayi prematur dan BBLR.

3. Wanita yang menikah muda mempunyai waktu yang lebih panjang untuk hamil sehingga berdampak pada peningkatan angka kelahiran.

4. Rendahnya kualitas keluarga karena ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga sehingga rentan untuk kekerasan dalam rumah tangga.

5. Risiko pengguguran kehamilan yang dilakukan secara ilegal dan tidak aman secara medis yang berakibat komplikasi aborsi.

6. Meningkatkan risiko penyakit menular seksual ,penularan infeksi HIV, dan Ca. serviks.

7. Pendidikan semakin rendah 2.2. Menstruasi

2.2.1. Defenisi Menstruasi

Menstruasi adalah suatu keadaan yang normal, terjadi pengeluaran darah, dan sisa-sisa sel secara berkala fisiologik yang berasal dari mukosa uterus, dan terjadi dengan interval yang kurang lebih teratur mulai dari menarche sampai dengan menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi.

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan (uterus-endometrium, dan alat seks sekunder,

52

Gambar

Tabel Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche di
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMP
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.31 Penjelasan Use Case Subsistem Penginputan/Pengupdatean/Pengdeletean Confirm Transaction (Admin Logistic)………...... Tabel 4.32 Penjelasan Use Case

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung terigu dan tepung sukun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar

70 Tahun 2012 untuk Paket Pekerjaan Pelaksana Renovasi Rumah Dinas Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Sampang sebagai berikut :. Paket Pekerjaan : Pelaksana Renovasi

[r]

[r]

Apabila Saudara tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan di atas, akan dinyatakan gugur / tidak memenuhi persyaratan kualifikasi. Demikian kami sampaikan,

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Rapat Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Ditjen Pengelolaan Utang di Gedung Frans Seda Lantai I Jl Dr Wahidin Raya No.1 Jakarta Pusat, telah dilaksanakan Rapat