KUESIONER FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL TAHUN 2014
A. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama :
b. Umur :
c. Kelas :
d. Alamat :
B. INDEKS MASSA TUBUH RESPONDEN a. Berat Badan :
b. Tinggi Badan :
c. IMT :
C. POLA MENSTRUASI
a. Apakah Anda sudah mengalami menstruasi :
1. Ya 2. Tidak
b. Jika ya pada umur berapa Anda mengalami menstruasi pertama : ... tahun
c. Berapakah usia menarche ibu Anda :... tahun
D. AKTIVITAS FISIK
a. Apakah anda biasa melakukan aktivitas fisik berat yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit tiap melakukannya?
1. Ya, sebutkan 2. Tidak → no.d
b. Dalam 1 minggu biasanya berapa hari anda melakukan aktivitas fisik berat tersebut?... hari
d. Apakah anda biasa melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit tiap melakukannya?
1.Ya, sebutkan 2. Tidak → no.g
e. Dalam 1 minggu biasanya berapa hari anda melakukan aktivitas fisik sedang tersebut?... hari
f. Biasanya pada hari melakukan aktivitas fisik sedang tersebut, berapa total waktu yang digunakan?... jam ... menit
g. Apakah Anda biasa melakukan aktivitas fisik ringan yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit setiap kalinya?
1. Ya, Sebutkan 2. Tidak
h. Biasanya pada hari melakukan aktivitas fisik ringan tersebut, berapa total waktu yang digunakan?... jam ... menit
Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput , les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggr is, mengasuh adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah.
Aktivitas fisik sedang antara lain : bermain di sekolah, berjalan, bersepeda, mengikuti kegiatan pramuka, bermain musik, paduan suara, band, palang merah, bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, setrika.
NNo Aktivitas Fisik Berapa jam dalam sehari
1 Tidur
2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol)
3 Makan, duduk
4 Memasak
5 Berkebun
6 Mengendarai motor, mobil
7 Berjalan
8 Menyapu, mencuci piring dan baju tanpa mesin, mandi
9 Menggunakan kendaraan yang dilakukan sambil duduk
LAMPIRAN 4
MASTER DATA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL
109 13 2 23,78 2 14 2 2
110 15 2 23,67 2 20 2 2
111 15 2 21,30 2 15 2 2
112 14 2 22,35 2 15 2 3
113 13 2 22,83 2 15 2 2
114 14 2 18,07 1 16 2 1
115 13 2 16,00 1 12 1 2
116 14 2 19,11 2 19 2 2
117 14 2 21,36 2 14 2 2
118 14 2 18,34 1 15 2 2
119 15 2 19,39 2 16 2 2
120 14 2 18,38 1 14 2 2
121 14 2 24,69 2 18 3 2
122 15 2 20,00 2 - 4 2
123 14 2 22,35 2 14 2 1
124 13 2 20,31 2 15 2 1
125 13 2 19,98 2 - 3 1
LAMPIRAN 5
OUTPUT DATA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL
TAHUN 2014
Usia Menarche Responden
Frequency Percent Valid Percent umulative Percent
id 3 2.4 2.4 2.4
15 11.9 11.9 14.3
31 24.6 24.6 38.9
49 38.9 38.9 77.8
28 22.2 22.2 100.0
tal 126 100.0 100.0
Statistics
a Menarche Responden
id 126
ssing 0
an 13.67
. Error of Mean .092
dian 14.00
de 14
. Deviation 1.028
riance 1.056
nge 4
nimum 11
ximum 15
Usia Menarche Responden
Frequency Percent Valid Percent umulative Percent
id pat 18 14.3 14.3 14.3
rmal 108 85.7 85.7 100.0
tal 126 100.0 100.0
Usia menarche
Frequency Percent Valid Percent umulative Percent
id pat 5 4.0 4.0 4.0
rmal 107 84.9 84.9 88.9
ak tahu 14 11.1 11.1 100.0
tal 126 100.0 100.0
Aktivitas fisik Responden
Frequency Percent Valid Percent umulative Percent
id gan 37 29.4 29.4 29.4
rmal 77 61.1 61.1 90.5
rat 12 9.5 9.5 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent tus gizi responden * Usia
Menarche Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0% a menarche * Usia Menarche
Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0%
ivitas fisik * Usia Menarche
Responden 126 100.0% 0 .0% 126 100.0%
status gizi responden * Usia Menarche Responden
Crosstab within Usia Menarche
Responden 16.7% 32.4% 30.2%
of Total 2.4% 27.8% 30.2%
rmal unt 8 64 72
pected Count 10.3 61.7 72.0
within status gizi responden 11.1% 88.9% 100.0% within Usia Menarche
Responden 44.4% 59.3% 57.1%
of Total 6.3% 50.8% 57.1%
i lebih unt 7 9 16
pected Count 2.3 13.7 16.0
within Usia Menarche within Usia Menarche
Responden 100.0% 100.0% 100.0%
ear-by-Linear Association 8.241 1 .004 of Valid Cases 126
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,29.
Status gizi * Usia menarche responden Crosstabulation
Usia menarche responden
Total menarche cepat normal
Chi-Square Tests (Status gizi * usia Menarche)
ear-by-Linear Association .283 1 .595 of Valid Casesb 110
1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,80. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper ds Ratio for imtk (gizi kurang /
gizi normal) .686 .171 2.751
r cohort USIAK = menarche
cepat .711 .200 2.523
r cohort USIAK = normal 1.036 .915 1.173 of Valid Cases 110
Status gizi responden * Usia Menarche Responden Crosstabulation
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 9.863a
1 .002
ntinuity Correctionb 7.689 1 .006
elihood Ratio 8.201 1 .004
her's Exact Test .005 .005
ear-by-Linear Association 9.751 1 .002
of Valid Casesb 88
1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,73. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper ds Ratio for Status gizi
responden (gizi lebih / gizi normal)
6.222 1.817 21.313
r cohort Usia Menarche
Responden = cepat 3.938 1.670 9.283 r cohort Usia Menarche
Responden = normal .633 .408 .982
Usia menarche * Usia Menarche Responden Crosstabulation within Usia Menarche
Responden 16.7% 1.9% 4.0%
of Total 2.4% 1.6% 4.0%
rmal unt 14 93 107
pected Count 15.3 91.7 107.0
within Usia menarche 13.1% 86.9% 100.0% within Usia Menarche
Responden 77.8% 86.1% 84.9%
of Total 11.1% 73.8% 84.9%
ak tahu unt 1 13 14
pected Count 2.0 12.0 14.0
within Usia menarche 7.1% 92.9% 100.0% within Usia Menarche
Responden 5.6% 12.0% 11.1%
of Total .8% 10.3% 11.1%
al unt 18 108 126
pected Count 18.0 108.0 126.0
within Usia menarche 14.3% 85.7% 100.0% within Usia Menarche
Responden 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
ear-by-Linear Association 2.620 1 .106 of Valid Cases 126
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,71.
usiaMIbu * usiaM Crosstabulation
usiaM arson Chi-Square 8.167a
1 .004
ntinuity Correctionb 4.929 1 .026
elihood Ratio 5.620 1 .018
ear-by-Linear Association 8.094 1 .004
of Valid Casesb 112
2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,76. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper ds Ratio for usiaMIbu
(Menarche ibu cepat / Menarche ibu normal)
9.964 1.528 64.998
Aktivitas fisik * Usia Menarche Responden within Usia Menarche
Responden 50.0% 25.9% 29.4%
of Total 7.1% 22.2% 29.4%
rmal unt 9 68 77
pected Count 11.0 66.0 77.0
within Aktivitas fisik 11.7% 88.3% 100.0% within Usia Menarche
Responden 50.0% 63.0% 61.1%
of Total 7.1% 54.0% 61.1%
rat unt 0 12 12
pected Count 1.7 10.3 12.0
within Aktivitas fisik .0% 100.0% 100.0% within Usia Menarche
Responden .0% 11.1% 9.5%
of Total .0% 9.5% 9.5%
al unt 18 108 126
pected Count 18.0 108.0 126.0
within Aktivitas fisik 14.3% 85.7% 100.0% within Usia Menarche
Responden 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
arson Chi-Square 5.469a 2 .065
elihood Ratio 6.752 2 .034
ear-by-Linear Association 5.421 1 .020 of Valid Cases 126
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71.
aktivitas * usia Crosstabulation
usia
Total cepat normal
vitas gan unt 9 29 38
pected Count 6.0 32.0 38.0
dang unt 9 67 76
pected Count 12.0 64.0 76.0
al unt 18 96 114
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 2.672a
1 .102
ntinuity Correctionb 1.855 1 .173
elihood Ratio 2.549 1 .110
her's Exact Test .111 .089
ear-by-Linear Association 2.648 1 .104
of Valid Casesb 114
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper ds Ratio for aktivitas (ringan /
sedang) 2.310 .832 6.417
r cohort usia = cepat 2.000 .865 4.623 r cohort usia = normal .866 .712 1.052 of Valid Cases 114
AKTIFITAS * USIA Crosstabulation
al unt 9 80 89 pected Count 9.0 80.0 89.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided) act Sig. (2-sided) act Sig. (1-sided) arson Chi-Square 1.560a
1 .212
ntinuity Correctionb .539 1 .463
elihood Ratio 2.760 1 .097
her's Exact Test .603 .254
ear-by-Linear Association 1.543 1 .214
of Valid Casesb 89
1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,21.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper r cohort USIA = NORMAL 1.132 1.044 1.228
DAFTAR PUSTAKA
1. Pulungan,2010. Pubertas dan Gangguannya Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi pertama. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja IDAI : Jakarta.
2. Greenspan FS, Gardner DG, 2006. Basic and Clinical Endocrinology. McGraw Hill : New York
3. Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
4. Ramaiah. 2006, Gangguan Menstruasi. Yogyakarta : Digiosa Media.
5. Mauaba, Ida Bagus Gde Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan : Jakarta
6. Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
7. Notoadmodjo,Soekidjo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta
8. Helm, C. W. 2010. Ovarian Cyst. Louisville: University of Louisville. Available
from:
9. Macsali, F., et al., 2011. Early Age at Menarche, Lung Function, and Adult Asthma. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 183: 8–14. http://www.atsjournals.org/ doi/full/10.1164/rccm.200912-1886OC 10.Chiang, J.W. 2008. Premalignant Lesions of the Endometrium. Stanford
University School of Medicine. Available from http://www.emedicine.com 11.Manuaba, Ida Dkk 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Trans Info
Media : Jakarta.
12.Andrews,Gilly, 2010. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
a-study-of-age-at-menarche-the-secular-trend-and-factors-associated-with- it.html,
14.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2010. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta
15.Batubara JR, Age at menarche in indonesian girls: a national survey.Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, University of Indonesia. 16.Amaliah, Nurillah, 2012. Status tinngi badan pendek berisiko terhadap
keterlambatan usia menarche pada perempuan remaja usia 10-15 tahun. Penelitian Gizi Makan 2012
17.Amalia, Karis, 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMPN 155 Jakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
18.Burhanuddin, 2005. Beberapa Variabel yang Berpengaruh Terhadap Usia Menarche Pelajar Putri Bugis Kota dan Desa Sulawesi Selatan. Universitas Airlangga : Surabaya.
19. Sarah, dkk, 2012. Hubungan Antara IMT dengan Usia Menarche pada Siswi SD dan SMP di Kota Manado. Skripsi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
20.Toanubun,Yosia Ana,2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdag tahun 2008. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.
21.Khairunisa, Hilna, 2010. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
22.Garilbadfi, L., 2008. Physiology of Puberty. In: Behrman RE, Kliergman RM, Jenson HB. Nelson Text Book Of Pediatrics. Edisi ke-18. Saunders Corporation : Philadelpia:
24.Guyton AC,Hall JE,2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
25.Sri, Kusuma, dkk,2010. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
26. Manuaba. 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obsterti Ginekologi dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
27. Cunningham, F.G. 2005. Endometrium dan Desidua: Menstruasi dan Kehamilan. Dalam: Obstetri Williams. Jilid 1 Edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
28. Nanny, Vivian. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta.
29. Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
30. National Vital Statistics Reports Death,2000. Centers for Disease Control and Prevention. Leading Causes For 1999,vol 49.
31.Pearce,Evelyn, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
32.Varney, Helen dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Penerbit buku Kedokteran EGC:Jakarta.
33. Mulastin. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara. Jurnal Akbid Islam Al- Hikmah Jepara.
34. Lusiana SA, Dwiriani CM, 2007. Usia menarche, konsumsi pangan, dan status gizi anak perempuan Sekolah Dasar di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan.
35. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
36.Narendra, Moersintowarti, 2006. Pengukuran Antropometri pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
37.Astari, Siti, 2013. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMPN 8 Kota Gorontalo Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
38. Pakaya, D. 2013. Hubungan Faktor Resiko dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun 2013. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
39. Luigi,F Rigon,dkk, 2010. Update on Age at Menarche in Italy: Toward the Leveling Off the Seculat Trend. Journal of Adolescent Health : Italia. 40. Putri, 2009. Hubungan antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media
Massa, Aktivitas Olahraga dengan Status Menarche Siswi di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun, Jakarta Timur tahun 2009. Skripsi.Universitas Indonesia Depok.
41.Sharkey, Brian J,2003. Kebugaran & Kesehatan. PT Rajagrafindo Persada : Jakarta.
42. Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta
43.Kliegman,Behrman Arvian,2000. Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
44.Matodang, Junita Ira. 2003. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Menarche Pada Sisiwi Kelas 4, 5 dan 6 SD Tarakanita 5 Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi.
46.Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2000. 1600 Cliffon Rd,Atlanta, GA 30333, USA.
47.Adair, L.S., 2001. Size At Birth Predicts Age at Menarche. North Carolina: University of North Carolina.
48.MacKibben, S.L. 2003. The Social Construsction of Adulthood: Menarche and Motherhood. USA: Texas A&M University
49.Hawari,D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. FK UI: Jakarta.
50. Parker WH.2007. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine miomas.Fertility and Sterility.Vol. 87, No. 4.
51. Soeryono, Soekanto. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafinda. 52. MacDonals,Pritchard dan Gant,1991. Obstetri Williams. Edisi ke tujuh belas.
Airlangga University Press: Surabaya.
53.Taber, Ben-zion,1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
54. Chandra,Budi,2008. Metodologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
55. Eriyanto,2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. PT Pelangi Aksara : Yogyakarta.
56.Budiarto,E,2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
57.Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama :Yogyakarta.
58.Sylvia, V. 2012. Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung : Lampung.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional, yang mengukur variabel dependen dan independen secara bersamaan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 54
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Sumbul yang berada di Jalan Ngkasah No.9 Sumbul, Kabupaten Dairi. Alasan memilih lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian tentang menarche di sekolah ini, dan sekolah ini berada di ibukota Kecamatan sehingga siswi yang bersekolah di SMP Negeri 3 Sumbul ini memiliki variasi suku, agama, pekerjaan orangtua dan tempat tinggal.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2014. 3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang sudah mengalami menarche. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel dengan jumlah populasi yang diketahui.
n = n : Besar sampel minimal
2
N : Jumlah populasi
Z : Tingkat kepercayaan (95% = 1,96) p : Proporsi menarche (0,5)
E : Kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki (5%) Berdasarkan rumus besar sampel minimal di atas maka, n = (1,96)2
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Kelas
Jumlah siswi tiap kelas
Jumlah
1 2 3 4 5 6
VII 18 18 20 10 14 18 98
VIII 22 18 18 12 19 - 89
Total 187
Jumlah sampel tiap kelas:
a. VII-1 = 18/187 × 126 = 12 siswi b. VII-2 = 18/187 × 126 = 12 siswi c. VII-3 = 20/187 × 126 = 14 siswi d. VII-4 = 10/187 × 126 = 7 siswi e. VII-5 = 14/187 × 126 = 10 siswi f. VII-6 = 18/187 × 126 = 12 siswi g. VIII-1 = 22/187 × 126 = 15 siswi h. VIII-2 = 18/187 × 126 = 12 siswi i. VIII-3 = 18/187 × 126 = 12 siswi j. VIII-4 = 12/187 × 126 = 8 siswi k. VIII-5 = 19/187 × 126 = 12 siswi
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para siswi dengan menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran tinggi serta berat badan siswi.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sekolah tempat dilakukannya penelitian yaitu SMP Negeri 3 Sumbul.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :
a. Kuesioner, yang berisi data karakteristik siswi dan pertanyaan tentang umur menarche, umur menarche ibu, status gizi dan aktivitas fisik.
b. Timbangan dan meteran. 3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan computer yaitu program SPSS ( Statistical Package for Social Science ) melalui tahapan
editing, coding, dan entry data. Jenis analisis data yang dilakukan adalah :
3.6.1 Analisis Univariat
3.6.2 Analisis Bivariat
Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas ( umur menarche ibu, status gizi, aktivitas fisik) dan variabel terikat umur menarche,
dengan menghitung ratio prevalence (umur menarche ibu, status gizi, aktivitas fisik). Untuk mengetahui kemaknaan dilakukan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05).
Pengukuran ratio prevalence dengan menggunakan rumus : RP = A / (A+B) : C / (C+D)
Keterangan :
A / (A+B) : Proporsi (prevalensi) subjek dengan faktor risiko yang mengalami menarche tidak normal
C / (C+D) : Proporsi (prevalensi) subjek yang mengalami menarche normal
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik.
3.7 Definisi Operasional
3.7.1. Menarche adalah haid yang pertama kali.
3.7.2. Umur rata-rata menarche adalah rata-rata usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014
3.7.3. Umur menarche adalah umur pertama menstruasi dari siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 yang diukur dalam tahun.
2. Normal : >12 tahun
.7.4. Umur menarche ibu adalah umur pertama menstruasi dari ibu siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai :
1. Cepat : ≤ 12 tahun 2. Ideal : > 12 tahun 3. Tidak tahu
Untuk menanyakan usia menarche ibu menggunakan teknik probing, yaitu suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk mengarahkan orangtua menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya agar dapat membangunnya sendiri menjadi pengetahuan baru. Dalam hal ini, untuk mengetahui usia menarche ibu, terlebih dahulu siswi menanyakan peristiwa penting dalam hidup ibu, misalnya pernikahan dan selanjutnya menghubungkan dengan usia menarche ibu.
3.7.5. Status gizi adalah keadaan gizi individu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2
1. Kurus bila IMT ≤18,5 kg/m
), dapat dikategorikan atas:
2. Normal bila IMT 18,6 - 25,0 kg/m 2
3. Obesitas bila IMT >25,0 kg/m 2
2 .
3.7.6. Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswi setiap hari mulai bangun tidur pada pagi hari sampai tidur, yang diukur dengan pertanyaan terbuka sesuai kuesioner aktivitas fisik ;
1. Ringan (sedentary lifestyle) PAL = 1,40 - 1,69
2. Sedang (active or moderately activity lifestyle) PAL = 1,70 – 1,99 3. Berat (vigorous or vigorously activity lifestyle) PAL = 2,00 -2,40 PAL ditentukan dengan rumus :
���= ∑ (�����) 24 ���
Tabel Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari
No Aktivitas Fisik PAL
1 Tidur 1,0
2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol) 1,4
3 Makan, duduk 1,5
4 Memasak 2,1
5 Berkebun 4,1
6 Mengendarai motor, mobil 1,2
7 Berjalan 3,2
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul. SMP negeri 3 Sumbul terletak di Jalan Ngkasah no.09 Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. SMP Negeri 3 Sumbul ini merupakan sekolah yang dimekarkan dari SMP Negeri 1 Sumbul tahun 2003. Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswi kelas VII dan kelas VIII yang berjumlah 187 orang, yang terdiri dari siswi kelas VII 98 orang dan kelas VIII 89 orang.
Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar antara lain; ruang laboratorium komputer, perpustakaan, lapangan olahraga, serta ruang kelas yang dipakai untuk proses belajar mengajar.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Distribusi Proporsi Usia Menarche
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Usia Menarche Frekuensi Proporsi (%)
11 3 2,4
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi responden berdasarkan usia menarche di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, paling banyak pada usia 14 tahun yaitu 49 orang (38,9%), kemudian usia 13 tahun sebanyak 31 orang (24,6%), usia 15 tahun sebanyak 28 orang (22,2%), usia 12 tahun sebanyak 15 orang (11,9%), dan paling sedikit pada usia 11 tahun sebanyak 3 orang (2,4%).
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 setelah dikategorikan
Usia Menarche Frekuensi Proporsi (%)
Cepat 18 14,3
Normal 108 85,7
Jumlah 126 100,0
4.2.2 Usia rata-rata menarche
Tabel 4.3 Rata-rata Usia Menarche Responden
Variabel Mean Max Min
Usia Menarche 13,67 15 11
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan spss, maka didapat rata-rata usia menarche siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah 13,67 tahun dengan usia terendah 11 tahun dan usia tertinggi 15 tahun.
4.2.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi
Distribusi proporsi responden berdasarkan status gizi di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
B erdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan status gizi di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang paling banyak status gizi normal yaitu 79 orang (62,7%), kemudian status gizi kurang yaitu 31 orang (24,6%), dan yang paling sedikit adalah status gizi lebih yaitu 16 orang (12,7%).
4.2.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu
Distribusi proporsi usia menarche ibu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5
Status Gizi Frekuensi Proporsi (%)
Kurang 38 30,2
Normal 72 57,1
Lebih 16 12,7
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan usia menarche ibu di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, paling banyak pada kelompok umur normal yaitu 107 orang (84,9%), selanjutnya tidak tahu yaitu 14 orang (11,1%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur cepat yaitu 5 orang (4%).
4.2.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Distribusi proporsi aktivitas fisik pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014
B erdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan aktivitas fisik di SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014, yang paling banyak adalah aktivitas fisik sedang yaitu 77 orang (61,1%), kemudian aktivitas fisik sedang yaitu
Usia Menarche Ibu Frekuensi Proporsi (%) Cepat 5 4
Normal 107 84,9
Tidak tahu 14 11,1
Jumlah 126 100,0
Aktivitas Fisik Frekuensi Proporsi (%)
Ringan 37 29,4
Sedang 77 61,1
Berat 12 9,5
12 orang (29,4) dan yang paling sedikit adalah aktivitas fisik berat yaitu 12 orang (9,5%).
4.2.6 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014
tatus Gizi Cepat Normal Jumlah χ2 /p RP
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 yang menunjukkan pada status gizi kurang 3 orang (7,9%) mengalami menarche pada usia cepat sedangkan 35 orang (92,1%) pada usia lambat. Pada status gizi normal 8 orang (11,1%) mengalami usia menarche pada usia cepat sedangkan 64 orang (88,9%) pada usia normal. Pada status gizi lebih 7 orang (43,8%) mengalami usia menarche pada usia cepat sedangkan 9 orang (56,2%) pada usia normal.
dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 3,94 dengan 95% CI (1,67-9,28).
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
4.2.7 Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche
Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Usia Menarche ibu dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014
Usia
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara usia
menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul bahwa pada
usia menarche ibu cepat 3 orang (60%) mengalami menarche pada usia cepat, sedangkan 2 orang (40%) mengalami menarche pada usia normal. Pada usia
menarche ibu yang normal, 14 orang (13,1%) mengalami menarche pada usia cepat
menarche ibu tidak tahu, 1 orang (7,1%) mengalami menarche pada usia cepat
sedangkan 13 orang (92,9%) mengalami menarche pada usia lambat.
Kejadian menarche cepat pada siswi dengan usia menarche ibu cepat dibandingkan dengan siswi yang usia menarche ibu normal memiliki RP sebesar 4,59 dengan 95% CI (1,93-10,91).
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,10, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia
menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
4.2.8 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 Aktivitas
orang (88,3%) mengalami menarche pada usia normal. Pada aktivitas fisik berat 12 orang (100%) mengalami menarche pada usia lambat.
Kejadian menarche cepat pada siswi dengan aktivitas fisik kurang dibandingkan dengan siswi dengan aktivitas fisik sedang memiliki RP sebesar 2,00 dengan 95% CI (0,87-4,62). Sedangkan kejadian menarche cepat pada siswi dengan aktivitas fisik kurang dibandingkan dengan siswi dengan aktivitas fisik berat memiliki RP sebesar 0,00.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Proporsi Usia Menarche
Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa adanya variasi distribusi usia
menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014. Proporsi yang terbesar pada
usia 14 tahun sebesar 38,9 % dan proporsi terkecil pada usia 11 tahun sebesar 2,4%. 38,9%
24,6% 22,2%
11,9% 2,4%
Usia Menarche Responden
14 tahun
13 tahun
15 tahun
12 tahun
Tabel 5.1 Distribusi Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
ariabel Mean Modus Median imp.baku Max Min
sia Menarche 3,67 4 4 056 5 1
Berdasarkan tabel 5.1 dari 126 responden yang diteliti diketahui bahwa rata-rata usia
menarche responden adalah 13,67 tahun dengan simpangan baku 1,056. Nilai modus
14 yang menunjukkan usia menarche terbanyak pada usia 14 tahun. Responden dengan usia menarche termuda 11 tahun dan usia menarche tertua 15 tahun.
Usia remaja pada waktu mengalami menarche berbeda-beda sebab hal itu tergantung kepada faktor genetik, faktor iklim dan cara hidup remaja. Umumnya
menarche terjadi pada usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Toanubun tahun 2009 terhadap 58 orang siswi SMP di Kabupaten Deli Serdang menemukan rata-rata usia menarche adalah 12,7 tahun.
54
20
Hasil penelitian yang dilakukan Hilna Khairunisa Shaliha menunjukkan rata – rata usia menarche di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat adalah 12,3 ± 0,95 tahun dengan usia menarche terendah adalah 9 tahun dan tertinggi 14 tahun.
Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Usia Menarche di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014 setelah dikategorikan
Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat proporsi usia menarche setelah dikategorikan. Proporsi yang terbesar pada menarche normal sebesar 85,70%.
Menarche atau yang disebut juga dengan menstruasi pertama pada umumnya
terjadi pada remaja yang berusia 13 – 14 tahun, namun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada usia ≤ 12 tahun (cepat) atau ≥ 16 tahun (terlambat).
Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum, perbaikan pelayanan kesehatan, lingkungan masyarakat.
26
4,7
Kecamatan Sumbul terletak didaerah pegunungan dan dari penelitian menunjukkan menarche lebih cepat di daerah dataran rendah. Disamping itu anak yang sudah mulai aktif jauh sebelum menarche akan memperoleh usia menarche lebih lambat.
85,7% 14,3%
Usia Menarche Responden Setelah Dikategorikan
Normal
Faktor tersebut menjadi alasan adanya perbedaan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
5.1.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Pada gambar 5.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan status gizi siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014, proporsi tertinggi adalah responden dengan status gizi normal (57,1%) dan yang terendah adalah responden dengan status gizi lebih (12,7%).
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu ; status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.29
57,1% 30,2%
12,7% Status Gizi
Normal
Kurang
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.
Status gizi kurang (underweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan.
29
Status gizi lebih (overweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan.
29
Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
29
5.1.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu
Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Pada gambar 5.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia menarche ibu siswi SMP negeri 3 Sumbul tahun 2014, proporsi tertinggi adalah usia menarche ibu normal (59,5%) dan proporsi terendah adalah usia menarche ibu cepat (4%)
Berdasarkan teori yang dikemukakan Frisch and Robert bahwa salah satu pengaruh
menarche adalah faktor genetik. Sepasang anak kembar mendapatkan menstruasi
pertama hanya berbeda 2 atau 3 bulan. Ibu dan anak perempuan memiliki korelasi umur menarche yang berdekatan dibandingkan dua wanita yang tidak memiliki hubungan.17
84,9% 11,1%;
4%
Usia Menarche Ibu
Normal
Tidak tahu
Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja put ri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu
menarchenya.
5.1.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik 39
Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Pada gambar 5.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan aktivitas fisik siswi SMP negeri 3 Sumbul tahun 2014, proporsi responden tertinggi adalah aktivitas fisik sedang (61,1%) dan proporsi responden terendah adalah aktivitas fisik berat (9,5%).
61,1% 29,4%
9,5%
Aktivitas Fisik
Sedang
Ringan
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang dihasilkan sebagai salah satu pengeluaran tenaga (dinyatakan dalam kilo kalori) meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang dan berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara teratur.
Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche. 41
43
5.2 Analisis Bivariat
5.2.1 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Gambar 5.6 Diagram Batang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi menarche cepat tertinggi terdapat pada siswi yang berstatus gizi lebih yaitu 43,8% dan terendah terdapat pada siswi yang berstatus gizi kurang yaitu 7,9%. Sedangkan proporsi usia menarche normal tertinggi terdapat pada siswi yang berstatus gizi kurang yaitu 92,1% dan terendah pada siswi yang berstatus gizi lebih yaitu 56,2%.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
7,9% 11,1%
Gizi kurang Gizi normal Gizi lebih
Cepat
Kejadian menarche cepat pada siswi dengan status gizi kurang dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 0,71 dengan 95% CI (0,20-2,52). Yang berarti siswi dengan status gizi kurang kemungkinan berisiko mengalami menarche cepat 0,71 kali lebih besar daripada siswi dengan status gizi normal.
Kejadian menarche cepat pada siswi dengan status gizi lebih dengan siswi yang berstatus gizi normal memiliki RP sebesar 3,94 dengan 95% CI (1,67-9,28). Artinya siswi dengan status gizi lebih memiliki kemungkinan resiko 3,94 kali lebih besar mengalami menarche cepat dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal.
Hal ini sesuai dengan penelitian Sylvia tahun 2012 pada remaja putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung dengan desain penelitian cross sectional dan menggunakan uji chi square diperoleh dan nilai p yang didapatkan adalah 0,000. Hal ini berarti p < 0,05, maka ini menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna yang signifikan antara status gizi dengan usia menarche.
Hasil penelitian Sarah pada tahun 2012 pada Siswi SD dan SMP di Kota Manado berdasarkan hasil uji X2 (pearson Chi Square) diperoleh nilai X2 = 68,742 dengan p = 0,000. Hasil ini menyatakan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara IMT dan usia menarche (p < 0,01).
58
Dalam penelitian Aishah tahun 2011 mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung mendapatkan menstruasi pertamanya terlebih dahulu. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki status gizi tinggi akan mengalami menarche di usia yang lebih cepat dibanding mereka yang memiliki status gizi rendah, karena perbedaan jumlah kelenjar adiposa yang mereka
punya menghasilkan jumlah sekresi kadar leptin yang berbeda. Mereka yang memiliki status gizi tinggi atau di atas normal akan mendapat menarche di usia yang terlalu cepat, sedangkan mereka yang memiliki status gizi rendah atau di bawah normal mengalami menarche di usia yang terlalu lambat. Lalu, mereka dengan status gizi yang normal mengalami menarche di usia yang juga normal.59
5.2.2 Hubungan Usia Menarche Ibu dengan Usia Menarche
Gambar 5.7 Diagram Batang Hubungan Usia Menarche Ibu dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi usia menarche cepat tertinggi pada usia menarche ibu cepat yaitu 60% dan yang terendah pada usia
menarche ibu tidak tahu sebesar 7,1%. Proporsi usia menarche normal tertinggi pada
60%
Cepat normal Tidak tahu
Cepat
usia menarche ibu tidak tahu yaitu 92,9% dan terendah pada usia menarche ibu cepat yaitu 40%.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,10, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia
menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
Hal ini sejalan dengan penelitian Karis Amalia tahun 2012 pada remaja putri di SMPN 155 Jakarta. Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,459 (p> 0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia menarche responden dengan usia menarche ibu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan genetik (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak.
17
5.2.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche 40
Gambar 5.8 Diagram Batang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi usia menarche cepat tertinggi pada aktivitas fisik ringan yaitu 24,3% dan yang terendah pada aktivitas fisik berat yaitu 0%. Proporsi usia menarche normal tertinggi pada aktivitas fisik berat yaitu 100% dan terendah pada aktivitas fisik sedang yaitu 11,7%.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,65, hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014.
Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche.43 Ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan.
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Anggita Brilian tahun 2012 pada 71 siswi SMPN 3 Candi Sidoarjo yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dan usia menarche (p = 0,116).
44
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
6.1.1 Distribusi proporsi usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah usia menarche cepat sebesar 14,30%, usia menarche normal sebesar 85,7%.
6.1.2 Usia rata-rata menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 adalah 13,67 tahun dengan usia menarche terendah 11 tahun dan tertinggi 15 tahun. 6.1.3 Proporsi status gizi siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu
status gizi normal sebesar 57,1%.
6.1.4 Proposi usia menarche ibu pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu usia menarche ibu normal sebesar 84,9%.
6.1.5 Proporsi aktivitas fisik siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 tertinggi yaitu aktivitas fisik sedang sebesar 61,1%.
6.1.6 Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2015 (p=0,001 ; χ2
6.1.7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche ibu dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 (p=0,10 ;
χ
=13,20).
2
6.1.8 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 (p=0,65 ; χ
=9,24)
2
6.2 Saran
6.2.1 Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan penyuluhan kepada siswi tentang masalah kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi. 6.2.2 Diharapkan kepada siswi SMP Negeri 3 Sumbul yang mengalami menarche
cepat untuk menjaga pola hidup sehat sehingga faktor resiko penyakit kanker payudara, kanker ovarium, mioma uteri dan dampak nikah muda bisa diperkecil.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menarche 2.1.1. Pubertas
Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.
Pubertas pada wanita dimulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur. Durasi pubertas adalah jarak waktu antara usia awitan pubertas dan datangnya menarche.
22
Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri
kelamin sekunder, pertumbuhan organ genitalia, pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologi kewanitaan. Perkembangan ini dirangsang oleh peningkatan FSH. Interaksi
FSH dan estrogen akan memacu kepekaan reseptor LH sehingga terjadi peningkatan LH
yang mempercepat perkembangan folikel yang menghasilkan estrogen. 23
2.1.2. Defenisi Menarche
24
wanita, pertumbuhan bulu,tumbuh-kembang uterus dan endometrium).25
masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi.
Menarche
merupakan tanda awal
Menarche terjadi akibat peningkatan FSH (foccille stimulating hormone
releasing hormone) dan LH (luteinizing hormone-releasing hormone) yang
merangsang sel target ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi.
2.1.3. Usia Menarche
24
Umur tercapainya menarche tidak sama bagi semua remaja wanita.9 Menarche atau yang disebut juga dengan menstruasi pertama pada umumnya terjadi pada remaja yang berusia 13 – 14 tahun, namun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada usia ≤ 12 tahun (cepat) atau > 14 tahun (terlambat).
Menarche mengacu kepada menstruasi pertama hanyalah merupakan salah satu tanda pubertas. Usia menarche semakin lama semakin menurun, dimana usia rata-rata menarche adalah antara 12 sampai 13 tahun, tetapi pada sebagian kecil anak perempuan yang tampaknya normal, menarche terjadi paling cepat pada usia 10 tahun atau paling lambat di usia 16 tahun.
26
Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5 persen anak Indonesia. Rata-rata usia menarche 11-12 tahun terjadi pada 30,3 persen pada anak-anak di DKI Jakarta, dan 12,1 persen di Nusa Tenggara Barat. Rata-rata usia menarche 17-18 tahun terjadi pada 8,9 persen anak-anak di Nusa Tenggara Timur, dan 2,0 persen di Bengkulu, 2,6 persen anak-anak di DKI Jakarta sudah mendapatkan menarche pada usia 9-10 tahun, dan terdapat 1,3 persen anak-anak di Maluku dan Papua Barat yang baru mendapatkan menarche pada usia 19-20 tahun. Umur menarche 6-8 tahun sudah terjadi pada sebagian kecil (<0,5%) anak-anak di 17 provinsi, sebaliknya umur menarche 19-20 tahun merata terdapat di seluruh provinsi.
Dalam keadaan normal, menarche biasanya diawali dengan periode pematangan yang dapat memakan waktu sekitar 2 tahun. Pada awalnya, sebagian besar anak perempuan mengalami menstruasi yang tidak teratur, tetapi setelah ovarium memproduksi estrogen siklik yang adekuat menstruasi pada seorang perempuan akan lebih menjadi teratur.
14
2.1.4. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Menarche 6
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri,yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan susunan saraf pusat dengan pancaindranya. 2. Sistem hormonal : aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial 3. Perubahan yang terjadi pada ovarium
5. Rangsang estrogen dan progesteron pada pancaindra, langsung pada hipotalamus, dan melalui perubahan emosi.
2.1.4.1 Status Gizi
28
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu ; status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.
Semua sel tubuh membutuhkan makanan yang cukup. Makanan merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan beberapa zat makanan penting sekali bagi kesehatan. Kebutuhan nutrisi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetik dan metabolik. Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan dan kesejahteraan manusia.
29
30
Nutrisi merupakan proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan. Penggunaan makanan meliputi cara pemakaian gizi oleh proses-proses dalam tubuh seperti pertumbuhan, penggantian jaringan yang sudah aus, pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara keseluruhan dan bekerja sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan energi.
Masa remaja adalah suatu masa terjadinya peningkatan kebutuhan energi dan nutrien yang berarti. Remaja menjadi tanda periode siklus kehidupan yang mempunyai kebutuhan nutrisi total tertinggi dan periode pertumbuhan fisik kedua selama tahun pertama kehidupan. Nutrisi memengaruhi dan dipengaruhi oleh siklus menstruasi.
31
Kekurangan berat badan dapat diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi.
Menarche yang merupakan salah satu perkembangan reproduksi
dipengaruhi status gizi. Status tinggi badan yang pendek akan mempengaruhi perkembangan reproduksinya. Remaja putri yang bergizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja yang kurang gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama karena itu menarche juga tertunda. Dibandingkan dengan remaja yang terlambat, anak-anak perempuan yang lebih cepat dewasa lebih pendek dan gemuk, sementara anak-anak perempuan yang dewasa lebih lambat lebih tinggi dan langsing.
33
Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
34
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m
35
2
Berdasarkan hasil penelitian Siti Astari tahun 2013 dari 146 responden terdapat usia menarche yang normal sebanyak 88 siswi (60,3 %) dan usia menarche yang tidak normal sebanyak 58 siswi (39,7 %). Kemudian dari 146 responden terdapat 74 siswi yang mempunyai status gizi normal dengan persentase 50,7 % dan 72 siswi yang mempunyai status gizi tidak normal dengan persentase 49,3 %.
Hasil penelitian Sarah pada tahun 2012 menunjukkan rata-rata usia menarche di SD adalah 10,63 ± 0,72 dan SMP adalah 11,34 ± 1,35. Berdasarkan hasil uji X2 (pearson Chi Square) diperoleh nilai X2 = 68,742 dengan p = 0,000. Hasil ini menyatakan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara IMT dan usia menarche (p < 0,01).
37
2.1.4.2. Usia Menarche Ibu 19
Riwayat kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anggota keluarga itu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama di lingkungan keluarga tersebut.
Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja put ri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya.
38
Penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan genetik (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak.
39
2.1.4.3. Aktivitas Fisik
Selama 40 tahun, para ahli epidemiologi telah meneliti hubungan aktivitas yang teratur dan tidak teratur terhadap kesehatan. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang dihasilkan sebagai salah satu pengeluaran tenaga (dinyatakan dalam kilo kalori) meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang dan berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara teratur.
Macam dan frekuensi olahraga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan. Kegiatan fisik dan olahraga yang teratur dan cukup dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan. Upayakan agar aktivitas fisik dan olahraga selalu seimbang.
41
Aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche. 42
43
Penurunan usia menarche yang terjadi saat ini sangat berkaitan dengan aktifitas fisik. Penelitian di Iran yang menunjukkan penurunan usia menarche dibandingkan usia menarche ibu sebesar 3-4 bulan. Penurunan tersebut dikarenakan sejak usia 10,8 tahun melakukan latihan dengan rata-rata waktu 6,5 jam (aktifitas ringan dan sedang). Ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan.
Olahraga pada aktivitas responden mengatakan jarang melakukan olahraga, jarang melakukan olahraga sebelum mengalami menarche mendukung analisis faktor untuk menjadikan olahraga sebagai salah satu variabel yang dominan pada kejadian menarche dini. Olahraga yang berlebihan bisa mengakibatkan
menurunkan produksi hormon estrogen, sehingga waktu untuk menstruasi bisa lambat.
Menurut WHO/FAO 2004 besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physival Activity Level (PAL). PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai Physical Activity Rate (PAR) untuk berbagai jenis aktivitas fisik.
Tabel Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari 45
No Aktivitas Fisik PAL
1 Tidur 1,0
2 Aktivitas Santai (menonton, mengobrol) 1,4
3 Makan, duduk 1,5
4 Memasak 2,1
5 Berkebun 4,1
6 Mengendarai motor, mobil 1,2
7 Berjalan 3,2
8 Menyapu, mencuci piring dan baju tanpa mesin, mandi
2,3
9 Menggunakan kendaraan yang dilakukan sambil duduk
1,2
PAL ditentukan dengan rumus : ���=∑(�����)
24 ���
Keterangan :
PAL : Physical Activity Level PAR : Physical Activity Ratio W : alokasi waktu dalam 24 jam
Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL: a) Ringan (sedentary lifestyle) = 1.40-1.69
b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = 1.70-1.99 c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = 2.00-2.40
Aktivitas Fisik adalah jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan oleh sampel selama 24 jam yang dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan pedoman CDC. Aktivitas fisik dibagi dalam 3 kategori yaitu berat, sedang dan ringan.
Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput , les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggris, mengasuh adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah.
46
bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, setrika.
Aktivitas fisik berat antara lain : menari, drum band, bela diri, aero
modeling, sepak bola, basket, renang, badminton, tennis lapangan, taekwondo,
aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air.
2.1.4.4. Kesehatan Umum
Badan yang lemah atau penyakit yang diderita seorang anak gadis seperti penyakit kronis, terutama yang mempengaruhi masukkan makanan dan oksigenasi jaringan dapat memperlambat menarche.
2.1.4.5. Faktor ras atau suku bangsa 47
Sebagai contoh, di Amerika Serikat usia menarche paling cepat pada ras
Hispanics, lebih lambat pada kulit hitam dan paling lambat pada Caucasian.
2.1.4.6. Faktor iklim
Menarche timbul lebih lambat di daerah pedesaan dibandingkan dengan
perkotaan. Menarche lebih cepat di daerah dataran rendah. 2.1.4.7. Cara hidup
Olahraga atau latihan fisik yang berat dapat memperlambat menarche dan mengganggu fungsi menstruasi.
2.1.4.8. Lingkungan
Kemudian diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus ini dilanjutkan menuju hipotalamus lalu menuju hipofisis pars anterior, melalui sistem portal. Hipofisis anterior mengeluarkan
hormon yang merangsang ovarium untuk mensekresikan hormon spesifik berupa estrogen dan progesteron.48
2.1.5. Menarche Dini sebagai Faktor Resiko
Menarche dini dapat menjadi faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah:
2.1.5.1 Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bias menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Faktor –faktor yang dapat meningkatkan jumlah siklus menstruasi berhubungan dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. Usia
menarche dini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, karena pada
2.1.5.2. Kanker Ovarium
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Resiko kanker ovarium meningkat pada wanita yang belum memiliki anak dan pada wanita yang mengalami menstruasi dini atau terlambat menopause.
Teori gonadotropin menjelaskan bahwa stimulasi terus menerus dari ovarium oleh gonadotropin lalu ditambak dengan efek lokal dari hormon endrogen mengakibatkan kenaikan permukaan epitel proliferasi dan aktivitas mitos berikutnya. Dengan demikian kemungkinan kanker ovarium berhubungan dengan jumlah siklus ovulasi dan kondisi yang menekan siklus ovulasi mungkin memainkan peran protektif.
2.1.5.3 Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak (neoplasma) dari sel-sel otot polos rahim. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leimioma, ataupun fibroid.
2.1.5.4. Nikah Muda
Pernikahan usia muda merupakan pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Dalam batasan usia pernikahan yang normal, berdasarkan pernikahan usia sehat yang dibuat BKKBN adalah usia 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan. Tujuan dari pernikahan adalah memperoleh keturunan yang baik.
Terjadinya perkawinan usia muda disebabkan oleh: 1. Masalah ekonomi keluarga,
Bahwa dengan adanya perkawinan anak-anak tersebut, maka dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung jawab (makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya)
2. Faktor orang tua, Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.
3. Media massa, Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian Permisif terhadap seks.
4. Faktor adat, Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan.
Dan dari alasan diatas, hal yang utama untuk seorang gadis siap menikah jika sudah mengalami menarche.
1. Pernikahan usia muda dapat meningkatkan terjadinya komplikasi berupa obstructed labour serta obstetric fistula disebabkan anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan.
2. Berisiko untuk melahirkan bayi prematur dan BBLR.
3. Wanita yang menikah muda mempunyai waktu yang lebih panjang untuk hamil sehingga berdampak pada peningkatan angka kelahiran.
4. Rendahnya kualitas keluarga karena ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga sehingga rentan untuk kekerasan dalam rumah tangga.
5. Risiko pengguguran kehamilan yang dilakukan secara ilegal dan tidak aman secara medis yang berakibat komplikasi aborsi.
6. Meningkatkan risiko penyakit menular seksual ,penularan infeksi HIV, dan Ca. serviks.
7. Pendidikan semakin rendah 2.2. Menstruasi
2.2.1. Defenisi Menstruasi
Menstruasi adalah suatu keadaan yang normal, terjadi pengeluaran darah, dan sisa-sisa sel secara berkala fisiologik yang berasal dari mukosa uterus, dan terjadi dengan interval yang kurang lebih teratur mulai dari menarche sampai dengan menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi.
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan (uterus-endometrium, dan alat seks sekunder,
52