SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Dana-abadi atau endowment adalah dana yang dikumpulkan dari sumbangan berbagai pihak yang merupakan sumber dana tetap suatu universitas. Pihak-pihak ini misalnya alumni, industri, donator, yayasan dan sebagainya. Umumnya dana-abadi tidak boleh digunakan, yang boleh digunakan untuk membiayai universitas adalah hasil yang didapat darinya. Hasil yang didapat ini boleh digunakan secara bebas atau diperuntukkan untuk kegiatan khusus sesuai dengan pemberi sumbangan, ada kombinasi darinya misalnya sebagian dapat digunakan secara bebas, sebagian digunakan untuk tujuan tertentu dan sebagainya. Dana-abadi ini biasanya ditanamkan di pelbagai cara seperti saham, obligasi, deposito atau surat berharga lainnya. Untuk beberapa universitas, jumlah dana-abadi ini sangat besar, misalnya Harvard University mempunyai dana-abadi senilai US$ 18 milyar, dan dana-abadi Yale University senilai US$ 11 miliyar.
!
Seperti terpapar di Tabel 18, hasil dari dana-abadi yang digunakan untuk anggaran pembiayaan di Harvard tahun 2000/2001 adalah 28% dari jumlah pendapatan US$ 2.228.151.000,- atau senilai kira-kira US$ 624.000.000,- Dengan nilai dana-abadi
HALAMAN DARI 1 2 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
Dana Abadi Perguruan Tinggi
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
EKOJI
999
Nomor 458, 10 Desember 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
sebesar US$ 18 milyar, maka deviden atau pendapatan dari endowment kira-kira sebesar 3% per tahun. Untuk memahami berapa besarnya dana-abadi ini, dapat dibayangkan bahwa untuk Harvard University, besarnya kira-kira 9 kali anggaran biaya satu tahun. Untuk Yale University dengan anggaran tahunan US$ 1,3 milyard, maka besarnya dana abadi kira-kira 8 kali anggaran biaya tahunan.
Kalau universitas di Indonesia ingin memiliki dana yang kuat harus mulai memupuk dana abadi menuju pada besaran seperti contoh di atas. Namun untuk kasus Indonesia, dimana tingkat bunga deposito per tahun rata-rata 12% net misalnya, untuk memperoleh hasil 28% dari anggaran tahunan, cukup memiliki dana abadi senilai 2,5 kali anggaran tahunan.
Besarnya dana abadi di beberapa universitas di Amerika Serikat dan bandingannya dengan anggaran tahunan dapat dilihat di tabel. Penempatan dana abadi memerlukan kemampuan manajemen portfolio tersendiri. Umumnya perlu ditempuh kebijakan hati-hati dan distribution of risk, dalam arti bahwa dana tersebut perlu ditanam dalam berbagai tempat atau bentuk, dengan menghindari penempatan yang sangat spekulatif. Untuk kasus Indonesia, pasar saham masih sangat fluktuatif dan sulit melakukan perhitungan dan perkiraan secara agak akurat, sehingga penanaman pada saham memang perlu sangat hati-hati. Deposito bank pemerintah jangka pendek agaknya risikonya sangat minim. Deposito bank swasta, apabila dijamin oleh pemerintah, masih cukup aman juga. Yang perlu diwaspadai adalah penanaman uang dengan janji bunga yang sangat tinggi, dimana selisih antara tingkat bunga yang aman dan bunga yang tinggi yang dijanjikan, merupakan juga tambahan risiko. Makin tinggi selisih tingkat bunga ini, makin besar pula risiko yang harus dihadapi. Pengalaman telah beberapa kali menunjukkan dan membuktikan hal ini.
akhir dokumen