• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS VII 7 SMP N 1 RUMBIA TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS VII 7 SMP N 1 RUMBIA TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA

PADA SISWA KELAS VII 7 SMP N 1 RUMBIA TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

SYAHROFI ADI PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA

PADA SISWA KELAS VII 7 SMP N 1 RUMBIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia tahun pelajaran 2012/2013. (2) Metode pembelajaran yang lebih baik antara metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia tahun pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperiment dengan desain penelitian pre test, ordinal pairing, treatment, post test. Objek penelitian sebanyak 30 siswa yang dibagi dalam 2 kelompok. Objek penelitian pada penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Rumbia dengan jumlah siswa adalah 30 siswa menggunakan teknik random sampling . Teknik pengambilan data untuk tes keterampilan gerak dasar ini menggunakan Tes Ketepatan renang. Teknik analisis data menggunakan Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji T dengan taraf signifikansi 5 %.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh antara metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia tahun pelajaran 2012/2013. (thitung 7,06 > ttabel 1,701). (2) Metode bagian lebih baik pengaruhnya dari pada metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 rumbia tahun pelajaran 2012/2013. Kelompok metode bagian memiliki peningkatan sebesar 30,6% sedangkan kelompok metode keseluruhan memiliki peningkatan sebesar 12,8%.

(3)
(4)
(5)
(6)

xi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Pendidikan ... 8

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27

F. Pelaksanaan Penelitian... 29

(7)

xii

H. Instrumen Penelitian ... 30 I. Teknik Analisis Data ... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 40 B. Pembahasan ... 48 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA ...

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain di mulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan

pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan keterampilannya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

(9)

2

berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Untuk itu dalam pendidikan jasmani diperlukan sarana dan prasarana yang memadai dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa yang menggunakannya agar guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Materi ajar pendidikan jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek yaitu: 1) permainan dan olahraga, 2) aktifitas pengembangan, 3) uji diri atau senam, 4) aktifitas ritmik, 5) akuatik ( renang ), dan 6) aktifitas luar sekolah. Pendidikan jasmani mengemban misi kependidikan, sebab tujuan yang ingin dicapai selaras dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Maka dalam pelaksanaanya selalu memperhatikan praktik-praktik yang bersifat mendidik. Setiap

(10)

pembelajaran. Dalam konteks ini tujuan pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran yang disusun secara sistematis. Komponen tersebut dipelajari oleh peserta didik termasuk aktivitas aquatik yaitu renang dan merupakan olahraga yang banyak digemari oleh peserta didik.

Renang adalah olahraga yang dapat diajarkan pada anak-anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Olahraga renang merupakan salah satu cabang yang sedang berkembang di Indonesia saat ini, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya perkumpulan renang yang berkembang di daerah-daerah khususnya lampung. Selain itu juga dapat dilihat dari banyaknya kejuaraan renang , baik itu kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional (pekan olahraga wilayah), kejuaraan renang antar pelajar nasional, pekan olahraga pelajar nasional, pekan olahraga nasional, dll. Untuk itu, perlu memberikan pembelajaran renang kepada anak-anak sejak usia dini. Renang merupakan salah satu cabang olahraga air yang memiliki empat gaya yaitu renang gaya bebas, gaya dada, gaya dolphin dan gaya punggung.

(11)

4

memerlukan pernafasan yang teratur dengan wajah terbenam pada waktu meluncur. Adapun uraian-uraian mengenai teknik dasar renang gaya dada sebagai berikut: 1) posisi badan, 2) gerakan lengan, 3) gerakkan kaki, 4) gerakan pengambilan nafas, dan 5) koordinasi gerakkan keseluruhan.

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ditemukan pada saat siswa melakukan teknik renang gaya dada masih banyak yang belum sempurna, saat mempraktikkan ada 8 orang yang belum dapat melakukan teknik dasar gerakan kaki dengan benar, 6 orang belum dapat melakukan gerakan lengan, dan 16 orang belum dapat melakukan teknik dasar pernapasan.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh Metode Bagian dan Metode Keseluruhan

Terhadap Keterampilan Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas VII 7 SMP N 1 Rumbia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya kemampuan penguasaan teknik gerak dasar ayunan tangan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia 2. Masih kurangnya kemampuan penguasaan teknik gerak dasar dorongan

kaki renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia 3. Masih kurangnya kemampuan penguasaan teknik pernafasan renang gaya

(12)

C. Pembatas Masalah

Oleh karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan hanya dibatasi pada “ Pengaruh Metode Bagian dan Metode Keseluruhan Terhadap Keterampilan Renang Gaya Dada Siswa Kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia “.

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh metode bagian terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013 ?

2. Adakah pengaruh metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013 ?

3. Manakah yang lebih baik pengaruhnya metode bagian dan metode

(13)

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII 7 SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar renang gaya dada.

2. Bagi guru

(14)

3. Bagi peneliti

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian pendidikan menurut John Dewey (2005:36) pendidikan adalah suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan berarti membantu

(16)

abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada tuhan seperti

termanifestasikan dalam alam sekitar intelektual emosional dan kemauan dari manusia.

Kata pendidikan Berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak

dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat

diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak. Namun pendidikan juga memiliki pengertian sendiri menurut para ahli, yaitu: menurut Langefeld mengatakan mendidik adalah membimbing anak dalam mencapai kedewasaan. Menurut Heageveld mengatakan mendidik adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan, dan Ki Hajar Dewantara (2005:25) mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi baik itu dilakukan dengan perorangan, berkelompok, dari ruang kecil (keluarga), dan secara manajemen (sekolah atau lembaga pendidikan). Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk

(17)

10

kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan keterampilannya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak sengaja.

B.Pendidikan Jasmani

Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras dan seimbang. (Eddy Suparman, 2000: 8).

Pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, Siedentop (1991:69), mengatakan bahwa pada masa tahun 1990-an pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”,

yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani".

(18)

dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa:

‘Manakala pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang

terpisah, pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal,

perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.’

James A. Baley dan David A.Field (dalam Freeman, 2001:163) mengatakan bahwa :‘Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial.

Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak.

(19)

12

C.Pengertian Pengaruh

a. Menurut Norman Barry (2000: 99) : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seseorang yang di pengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu. b. Menurut Bertam Johannes Otto Schrieke (1957: 160 ) : Pengaruh merupakan

bentuk kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

c. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert (2008: 13 ) : Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki

kewenangan untuk mengambil keputusan.

d. Menurut Sosiologi Pedesaan : Pengaruh merupakan kekuasaan yang mengakibatkan perubahan perilaku orang lain atau kelompok lain.

D.Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

(20)

E.Keterampilan Gerak

Keterampilan, menurut para ahli adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable (Samsudin 2008:22). Menurut Lutan (1988:95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.

Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Menurut Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap. Fitts & Posner (1967:204) telah membahas tahap-tahap belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap otomatis. 1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan

(21)

14

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan.Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semakin konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa

terganggu oleh kegiatan lainnya.

F. Renang

Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga jantung, paru-paru dan seluruh otot berkembang. Olahraga renang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal perbedaan jenis kelamin, perbedaan umur, laki-laki atau perempuan, tua, muda, semua relatif bisa melakukannya. Dan berenang sangat ekonomis, karena dengan uang yang sangat sedikit saja orang dapat masuk kolam renang dan brenang sepuas-puasnya. Renang dapat dilakukan kapan saja tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.

(22)

mulanya menirukan gaya anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya renang, yaitu gaya anjing (dog style) yang dilombakan. FINA (

Federation internationale de Nation Amateur) berdiri pada tahun 1908, saat dilangsungkannya olimpiyade di London. Pada jaman kerajaan kuno di Indonesia, renang telah diperhatikan. Pada jaman penjajahan Belanda renang dan kolam renang menjadi monopoli orang-orang Belanda, kemudian sedikit berkembang untuk para anggota tentara Belanda dan pelajar yang sifatnya masih sangat terbatas.

Renang telah dilombakan pada PON ke I di Surakarta tahun 1948. Pada tanggal 24 maret 1951 berdirilah Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia ( PBSI ) dengan ketua dr. Poerwosoedarmo. Pada tahun 1967 pada PON ke IV di Ujung Pandang ( makasar), perserikatan Berenang seluruh Indonesia (PBSI) diubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

(23)

16

Pada olahraga renag ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah gaya bebas ( free style- crawl), gaya dada/katak ( breast stroke), gaya punggung dan gaya kupu-kupu.

G.Teknik dasar Renang Gaya Dada

Renang gaya dada adalah renang dengan gaya yang paling mudah dan santai untuk berenang jarak jauh. Gaya dada merupakan gaya renang kuno yang sudah ada sejak jaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini

merupakan satu dari 4 gaya renang yang diperlombakan dalam pertandingan-pertandingan renang internasional. Gaya dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap serta definisi lebih rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan.

Adapun uraian-uraian mengenai teknik dasar renang gaya dada sebagai berikut: 1. Posisi badan

2. Gerakan kaki 3. Gerakan lengan

4. Gerakan Pengambilan nafas 5. Kordinasi gerakan keseluruhan

1. Posisi Badan

Setiap gaya renang yang dilakukan perlu dijaga sikap lurus atau posisi horizontal yang sejajar dengan permukaan air. Yang merupakan kunci dalam olahraga renang gaya dada adalah posisi kepala pada waktu

(24)

kepala harus diupayakan serenadah mungkin. Sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air. Sedangkan ketika kepala masih diatas air,

diusahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas permukaan air, sehingga dengan demikian posisi badan akan mulai strime line.

2. Gerakan kaki

Gerakan kaki pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : a) Gerakan rekaveri atau gerakan kontra.

b) Gerakan tendangan kaki.

a) Gerakan rekaveri atau gerakan kontra

Yaitu gerakan pada renang yang diawali dengan sikap meluncur kedua kaki kedalam lurus, dilanjutkan dengan gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan perlahan guna mengurangi tahanan telapak kaki selama tepat menghadap ke atas. Lebar antara kedua lutut berada pada posisi antara tumit dengan pantat,

sehingga membentuk huruf “ V “ . Apabila lutut terlalu ditarik ke depan,

sehingga lutut berada di bawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air. Sebaliknya jika lutut terlalu terbelakang maka kaki akan keluar dari permukaan air, pada akhir dari rekaveri ini posisi telapak kaki dalam keadaan lurus dan lutut tertekuk.

b) Gerakan tendangan kaki

(25)

18

lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan pelan kemudian cepat. Pada waktu memutar atau melecut gerakanya adalah yang paling keras untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu kaki rapat dan lurus dan akhir dari gerakan ini telapak kaki yang semula dari keadaan ditekuk menjadi lurus kembali.

Gambar 1. Serangkaian gerakan kaki renang gaya dada dari Dept, P & K RI (1978-1979)

3. Gerakan Lengan

Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : a) Gerakan mendayung

(26)

a) Gerakan Mendayung

Gerakan mendayung merupakan gerakan yang menghasilkan gerakan maju pada saat renang. Dalam melakukan gerakan ini dimulai dengan meluncur, tangan lurus di depan lengan ditarik ke atas samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air. Tangan harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap keluar. Dari posisi lengan yang masih lurus ini mulailah ayunan lengan, yaitu kedua lengan berpisah, tangan diarahkan kebawah dengan menekuk sehingga tangan dan lengan bagian bawah dapat mendorong lebih banyak air dengan garis lengkung, kemudian lengan bagian bawah diarahkan kebelakang dengan garis lengkung kedalam. Lengan bagian atas digerakkan kebawah, sehingga bahu menjadi naik kepermukaan air.

b) Gerakan Rekaveri

Setelah melakukan gerakan mendayung dan kedua tangan dibawah dada, maka mulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan kemuka dengan pelan guna menghindari tahanan depan yang besar, dan ibu jari menghadap kebawah (telapak tangan menghadap keluar)

(27)

20

4. Pernafasan

Pernafasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala kearah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air, naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya secukupnya untuk bernafas. Naik kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat

dipertahankan posisi badan yang strime line. Demikian juga waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih kelihatan diatas permukaan air pengambilan nafas dilakukan pada saat kepala naik ke atas permukaan air mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air hembusan dari mulut secara cepat (eksplosif).

5. Kordinasi Gerakan Keseluruhan

Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara bersamaan. Tetapi dilakukan secara beriringan antara gerakan lengan dan gerakan kaki .koordinasi gerakan lengan atau gerakan kaki adalah

(28)

Gambar 3. Rangkaian koordinasi gerakan renang gaya dada dari Dept, P & K RI (1978-1979)

H.Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005: 76) bahwa, “Metode

(29)

22

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M.Sobry Sutikno (2009 : 88) menyatakan bahwa , “metode pembelajaran adalah cara

-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran dalam diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa, metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan proses pembelajaran menurut Benny A Pribadi (2009 : 11) adalah, “agar siswa dapat mencapai

kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.

1. Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto (1996: 67) menyatakan,“Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara

(30)

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaian secara keseluruhan. Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk

mempelajari jenis keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan,“Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik

dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan keinginan guru”. Menurut Rusli Lutan (1988: 411) bahwa, “Metode bagian atau parsial dapat diterapkan jika

struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponen-komponen gerak dilatih”.Sedangkan Sugiyanto (1996: 67) berpendapat, “Yang

terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian atau keseluruhan adalah mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”.

(31)

24

Metode bagian bentuk latihan suatu keterampilan yang dilakukan dengan memilah-milah dari gerakan keterampilan yang dipelajari. Berdasarkan pengertian metode bagian, maka pembelajaran renang gaya dada dengan metode bagian yaitu: dari keseluruhan gerakan renang gaya dada dipilah-pilah bagian per bagian. Setelah bagian-bagian tersebut dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan.

2. Metode Keseluruhan

Menurut Sugiyanto (1996: 67) “ Metode keseluruhan adalah cara

pendekatan dimana sejak awal pelajar di arahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999 : 3.56) “ Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan

kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin di sampaikan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode keseluruhan merupakan cara mengajar yang menitik beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa memilah-milah bagian-bagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari suatu

keterampilan yang sederhana. Seperti dikemukakan Harsono (1988: 142) bahwa, “Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya

(32)

bagian tersebut”.Sedangkan Rusli Lutan (1988: 411) menyatakan, “Metode

keseluruhan memberikan keuntungan maksimal jika yang dipelajari ialah gerakan yang sederhana”.

I. Kerangka Berfikir

Dalam menyelesaikan suatu masalah kita harus melihat masalah itu dari berbagai segi, baik dari hal-hal terkecil maupun hal-hal yang besar, agar kita dapat memahami konsep permasalahan dengan mudah dan menyelesaikan masalah dengan baik. Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian maka diperlukan suatu kerangka pikir yang jelas, sebab dengan kerangka pikir yang jelas kita depat mengetahui gambaran-gambaran permasalahan dan konsep pemecahan masalah .

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.

(33)

26

Dalam proses pembelajaran keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII7 SMP Negeri 1 Rumbia, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan teknik dasar renang gaya dada dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan keterampilan renang gaya dada adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan teknik gerak dasar renang gaya dada, dan belum digunakannya metode bagian dan keseluruhan dalam proses

pembelajaran keterampilan renang gaya dada.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan guru olahraga untuk meningkatkan kemampuan keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII7 SMP Negeri 1 Rumbia adalah penggunaan metode bagian dan metode keseluruhan.

Diharapkan dengan penggunaan metode bagian dan metode keseluruhan pada keterampilan renang gaya dada, siswa dapat belajar teknik gerak dasar renang gaya dada dengan optimal sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus di cari pemecahannya. Dugaan sementara yang hendak dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah :

(34)

Ha2 : Adanya perbedaan yang signifikan antara metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada dan metode bagian lebih baik dari pada metode keseluruhan.

(35)

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Winarto Surachman, 1980:131).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Riduwan, 2005:50)

B.Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1998: 99). Variabel dalam penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

a) Variabel bebas : metode bagian (X1)

dan metode keseluruhan (X2)

(36)

C.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ”the

nonrandomized pre-test post-tes the same subject design”. Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

O T1 OP

Keterangan :

O = Objek penelitian T1 = Tes awal (pre-test)

OP = Ordinal Pairing (pengelompokan)

K1 = Kelompok perlakuan dengan metode bagian K2 = Kelompok perlakuan dengan metode keseluruhan X1 = Perlakuan dengan metode bagian

X2 = Perlakuan dengan metode keseluruhan T2 = Tes akhir (post-test)

D.Objek Penelitian

Menurut Arikunto (1998 : 187), apa bila peneliti berpendapat bahwa populasi (seluruh objek penelitian) terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka setiap strata harus diwakili sebagai sampel (bagian objek penelitian). Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitian harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian makna strata, kalau yang bersangkutan tahu, akan berakibat menyinggung perasaan.

K1

K2

X1

X2

T2

(37)

30

Pada uji coba terbatas, pengambilan objek penelitian dilakukan dengan cara simple random sampling. Pada simple random sampling, pengambilan sampel (bagian objek penelitian) dari populasi (seluruh objek penelitian) dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi (seluruh objek penelitian) tersebut.

Dari uraian diatas maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Rumbia kelas VII 7 yaitu berjumlah 30 orang.

E.Tempat Penelitian

1. Nama sekolah : SMP N 1 Rumbia

2. Alamat : Reno Basuki kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah

F. Pelaksanaan Penelitian

1. Waktu penelitian : 12 kali pertemuan selama 4 minggu 2. Frekuensi : 3 x seminggu

3. Set : 2 x 45 menit

G.Teknik Pengambilan Data

(38)

dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi pembelajaran dengan metode bagian dan kelompok kedua diberi pembelajaran dengan metode keseluruhan.

Alat ukur yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tes

keterampilan gerak dasar renang gaya dada. Pertemuan pertama melakukan tes awal dan pembagian kelompok eksperimen yaitu kelompok metode bagian dan metode keseluruhan. Pada pertemuan kedua sampai pertemuan kesebelas kelompok metode keseluruhan langsung mempelajari teknik renang gaya dada secara keseluruhan yaitu koordinasi gerakan meluncur, lengan, kaki dan pernafasan. Sedangkan kelompok metode bagian pada pertemuan kedua mempelajari teknik meluncur. Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan ketiga sampai kesebelas secara berurutan kelompok metode bagian

mempelajari teknik gerakan lengan, kaki, pernafasan dan koordinasi

keseluruhan. Pada pertemuan kedua belas kedua kelompok melakukan tes akhir gerakan koordinasi meluncur, lengan, kaki dan nafas pada keterampilan gerak dasar renang gaya dada sejauh 20 meter.

H.Instrumen Penelitian

(39)

32

a. Menentukan obyek penelitian.

b. Memberikan tes awal berupa gerakan koordinasi meluncur, lengan, kaki dan nafas selanjutnya dilakukan Ordinal Pairing.

c. Setelah menilai dan merangking dari skor yang tertinggi sampai terendah selanjutnya dibagi dua, yaitu kelompok 1 dengan menggunakan metode bagian dan kelompok 2 menggunakan metode keseluruhan. Kemudian melakukan perlakuan secara masing-masing menurut metode yang diberikan.

d. Setelah melakukan perlakuan tahap akhir dilakukan tes akhir keterampilan renang gaya dada.

Berikut ini adalah penjelasan dari tes keterampilan gerak dasar renang gaya dada.

Tujuan : Mengukur keterampilan renang gaya dada. Alat yang digunakan :

- Peluit

- Alat tulis pencatat hasil tes

(40)

Tabel 1 : Format analisis penilaian tes gerak dasar renang gaya dada

LEMBAR PENILAIAN

Nama : ... Kelas : ... Materi : ...

No Gerakan Kriteria Penilaian Nilai Nilai

Akhir 1 2 3 4 5

1 Sikap Awal

1. Posisi badan tegak lurus di bawah start box dengan satu kaki ditekuk menempel tembok

2. Kedua tangan di samping badan 3. Pandangan lurus ke depan

2 Pelaksana an

1. Posisi badan streamline pada saat meluncur dan berenang

2. Kedua tangan mendorong secara bersamaan

3. Kedua kaki menendang secara bersamaan

4. Ketepatan saat mengambil nafas 5. Koordinasi seluruh gerakan renang

gaya dada

3 Sikap Akhir

1. Tangan meyentuh tepi kolam

2. Posisi badan kembali tegak lurus

(41)

34

Tabel 2 : Kisi-kisi penilaian renang gaya dada

Kiteria Aspek yang dinilai Kriteria

penilaiaan Gerakan tangan Melakukan gerakan tangan lurus ke depan

dengan sikut tertekuk

1

Melakukan gerakan lengan hanya ke sisi bawah

2

Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah dan tangan melebar melebihi lebarnya bahu

3

Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah, tangan melebar melebihi lebarnya bahu dengan gerakan melingkar yang tidak terlalu dalam, sikut membesar sehingga bentuk sikut yang tinggi.

4

Melakukan gerakan lengan ke sisi bawah, tangan melebar melebihi lebarnya bahu dengan gerakkan melingkar yang tidak terlalu dalam, sikut mebesar sehingga bentuk sikut yang tinggi dan bersiap mengambil udara diatas permukaan air.

5

Gerakan kaki Melakukan tarikan tumit kearah pantat saja, melakukan dorongan ke belakang saja

1

Melakukan tarikan tumit dan dekat dengan pantat, melakukan dorongan ke belakang dan jari-jari kaki menghadap keluar

2

Melakukan tarikan tumit kearah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kearah pantat, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar dan kaki disepakkan pada saat bersamaan.

3

Melakukan tarikan tumit ke arah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kea rah pantat dan lutut berdampingan dan tumit rapat, melakukan dorongan ke belakang,

(42)

jari-jari kaki menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan.

Melakukan tarikan tumit kea rah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin ke arah pantat dan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu rapat satu dan yang lain, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan. dengan gerakan kaki dibuka lebar-lebar.

5

Pernapasan Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line

1

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

2

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

3

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line, mulut di buka lebar dan dapat mengambil nafas secara bebas

4

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line, mulut di buka lebar, dapat mengambil nafas secara bebas dan menghembuskan udara dari mulut secara tepat (explosive)

5

Gerakan Kombinasi

Kepala naik, tangan dan kaki ke bawah 1 Kepala naik, tubuh turu ke bawah 2 Kepala sedikit naik, kaki tertekuk dan

pantat agak condong ke bawah

3

Kepala sedikit naik, tangan dan kaki lurus di atas permukaan air dan pantat agak condong ke bawah

(43)

36

Kepala sedikit naik, tangan dan kaki lurus di atas permukaan air.

5

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir keterampilan renang gaya dada menggunakan teknik analisa data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t adalah :

1. Uji Normalitas, menggunakan Liliefors

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji Liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti prosedur (Sudjana 200:466) yaitu :

a. Pengamatan X1,X2,..., Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...,Zndengan

menggunakan rumus

S

X

X

Z

i 1 2

SD : Simpangan baku Z : Skor baku X : Row skor

X : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

(44)

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0 , nilai hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji

Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga L0 lebih kecil (<) dari

L tabel maka data yang akan di olah tersebut berdistribusi normal

sedangkan bila L0 lebih besar (>) dari L tabel maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2006 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

(45)

38

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan ( 0.05) maka dicari pada tabel F

Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen

F hitung ≤ F tabel berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

3. Uji t

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan dapat di kemukan beberapa alternatif :

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen ( 1 2 ) maka uji t- tes yang dipergunakan untuk menguji

(46)

2

X : Rerata kelompok eksperimen 1 X : Rerata kelompok eksperimen 2

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen 1 2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen 2 1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen 1 2

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen 2

b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal ( ) kedua kelompok sampel yang

mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut (Sudjana 2006:241) :

t hitung =

X : Rerata kelompok eksperimen 1 X : Rerata kelompok eksperimen 2

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen 1 2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen 2 1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen 1 2

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen 2

(47)

40

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.

4. Pengujian Hipotesis

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarikan simpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara metode bagian dan metode

keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII7 SMP Negeri 1 Rumbia.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara metode bagian dan metode keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII7 SMP Negeri 1 Rumbia.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara metode bagian dan metode

keseluruhan terhadap keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas VII7 SMP Negeri 1 Rumbia.

(49)

53

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disarankan 1) Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar renang gaya dada.

2) Bagi Guru

Guru harus meningkatkan dan harus menguasai pembelajaran kooperatif baik metode bagian maupun keseluruhan. Hal ini disebabkan kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada. Untuk menguasai pembelajaran kooperatif tersebut guru dapat belajar baik melalui literatur-literatur ataupun mengikuti pelatihan-pelatihan

3) Bagi Peneliti

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Bina Aksara. Barry, N. 2000. An Introduction to Modern History. New York : St. Martiris

Press

Dauer, V. P. and Pangrazi, R. D. 1989. Dynamic Physical Education for

Elementary School Children. Macmillan.

Dept. P & K RI, Dirjen PLSPOR, Cara Belajar & Mengajar Renang, Proyek

Pembinaan, Pemasalahan dan Pembibitan OR, 1978 – 1979. Jakarta.

Dewantara, K. H. 2005. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.Jakarta : Grasindo.

Dewey, J. 2005. Experience and Education. Kappa Della Pi. United States. Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian. Universitas Muhammadiyah Malang : PT.

Angkasa.

Fits, and Posner. 1967. Motor Control. Philadelphia : Lippincott & Wilkins. Freeman, W. H. 2001. Physical Education and Sport in a Charging Society. Ally

and Bacon. Boston.

Haller, David. 2010. Belajar Berenang. Bandung : PT. Pionir Jaya. Hamalik. 2006. Hasil Belajar. Duasatu.web.id/2012/07.

Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma Jakarta.

Irwansyah. 2004. Pendidikan Jasmani. Jakarta : PT. Grafindo Media Pratama. Lutan, R. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta. Yudhistira Ghalia Indonesia.

(51)

Pribadi, B. A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT. dian Rakyat.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: alfabeta.

Roberts, A. R. and Gilbert. 2008. Social Workers Desk Reference. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid I. PT. BPK. Gunung Mulia.

Schrieke, B. J. O. 1957. Indonesia Sociological Studies, Part Two. Bandung. Siedentop. 1991. Pendidikan jasmani. Dr. B. Abduljabar. FPOK UPI. Bandung. Sudjana, N. 2006. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

_________ 2005. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyanto. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press.

Suhendro. A. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Suparman, Eddy. 2000. Pendidikan jasmani dan Kesehatan. Bandung : PT.

Angkasa.

Surachman, Winarto. 1980. Dasar dan Teknik Reserch. Bandung : Tarsito. Sutikno, M. S. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Thomas, David G. 2002. Renang Tingkat Mahir. Jakarta: Raja Grafindo persada. Unila. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Gambar

Gambar 1. Serangkaian gerakan kaki renang gaya dada dari Dept, P & K RI (1978-1979)
Gambar 2. kayuhan gerakan tangan dari David Thomas (2002)
Gambar 3. Rangkaian koordinasi gerakan renang gaya dada dari Dept, P & K RI (1978-1979)
Tabel 1 : Format analisis penilaian tes gerak dasar renang gaya dada
+2

Referensi

Dokumen terkait