• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA

TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR

KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN

WAY KANAN TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh:

YENI SUPARINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI

BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

YENI SUPARINA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun Pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459 siswa. Dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat berbagai persepsi siswa yang berbeda-beda yaitu kategori sesuai harapan mencapai angka 58,92 %, yaitu 33 orang responden berpendapat memakai atribut pramuka harus mengikuti pelatihan karena hal tersebut berdampak kepada sikap dan perilaku yang memakai atribut tersebut. Kategori Kurang sesuai harapan sebesar 35,71% yaitu 20 orang, responden berpendapat bahwa setiap atribut pramuka yang mereka pakai dalam seragam tidak harus mengikuti pelatihan karena merupakan unsur pelengkap. serta dengan kategori tidak sesuai harapan sebesar 5,35% dengan 3 orang responden berpendapat dalam pememakaian atribut pramuka di baju seragam tidak mengikuti pelatihan yang diselenggrakan oleh pihak sekolah tidak ada masalah.

(3)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA

TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR

KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN

WAY KANAN TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh: YENI SUPARINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKN

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN

ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA N 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : YENI SUPARINA

No. Pokok Mahasiswa : 0913032096

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd.

NIP 19531018 198112 2 001 NIP 19870602 200812 2 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ... ………..……

Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. …..…………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Yeni Suparina NPM : 0913032096

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Alamat : Kampung Negeri Besar Blok 1 Kec. Negeri Besar Kab. Way Kanan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kampung Negeri Besar Pada Tanggal

13 Oktober 1992. Anak ke 2 dari 7 bersaudara dari pasangan

Bapak Jamaluddin dan Ibu Nil Bahraini.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Taman Kanak-kanak Nurul Huda Negeri

Besar yang diselesaikan pada tahun 1997 berijazah, Sekolah Dasar di SD Negeri 1

Tiuh Baru yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Negeri 2 Negeri Besar diselesaikan pada tahun 2006 berijazah,

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Negeri Besar yang di selesaikan

pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur Mandiri. Dan melalui skripsi ini peneliti

(8)

Persembahan

Dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT

dan dengan segala kutulusan serta kerendahan hati,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai

Ungkapan setiaku kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta dengan seluas kesabaran hati

dan kasih sayangnya yang senantiasa mendoakanku dalam setiap

sujudnya.

Ayundaku dan Adik-adikku tersayang: Eli Ermawati, Neti,

Renda, Dian, Agung, dan Agus yang selalu memberi

semangat dengan dukungan dan Doa-nya.

Seluruh Keluarga besarku yang telah menantikan dan

mendoakan keberhasilanku.

(9)

Motto

Kalau takut diterjang ombak jangan berumah di tepi

pantai

(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri

Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran

2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju

tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun

spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat

terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus

Pembahas 1, Bapak M. Mona Adha, M.Pd. selaku Pembahas II, Ibu Dr. Adelina

Hasyim, M.Pd selaku Pembimbing 1, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd selaku

Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

(11)

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

7. Bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 Negeri Besar yang telah memberi

izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibu Nil Bahraini dan Bapak

Jamaluddin yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa

memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku.

9. Kakaku Eli Ermawati dan adik-adikku Neti, Renda, Dian, Agung dan

Agus yang kusayangi.

10.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku

11.Kak Susilo, Kak Ali dan Kak Jarwo yang telah membantuku

menyelesaikan skripsi.

12.Sahabatku Ika, Cici, Reni, Ajeng yang selalu memberikan semangat

(12)

13.Teman-teman kostn may darwin, Yulinda Arta, Yohana Noni, Ranis, Suci

dan Ayu atas canda tawanya selama ini.

14.Teman-teman PKn angkatan 2009 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, yang menjadikan

hari-hari lebih berwarna.

15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 9

4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ... 10

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10

II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 11

1. Tinajauan Umum Tentang Pramuka ... 11

2. Pengertian Kepramukaan ... 13

3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka ... 20

(14)

5. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka ... 26

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38

1. Variabel Penelitian ... 38

2. Definisi Oprasional Variabel ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Teknik Pokok ... 40

2. Teknik Penunjang ... 41

F. Teknik Analisi Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Peneltian ……….. ... .44

1. Persiapan Penelitian……….….44

2. Penelitian Pendahuluan……….45

3. Pengajuan Rencana Penelitian………..46

4. Penyusunan Alat Pengumpul Data………...46

5. Pelaksanaan Penelitian………..47

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….…47

1. Sejarah Umum Lokasi Penelitian………..47

2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Negeri Besar……….…48

C. Pelaksanaan Uji Coba Angket ………...51

1. Analisis Validitas………..51

2. Analisis Reliabilitas Angket……….51

. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….65

B. Saran………..………...….66

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Observasi Terhadap Siswa Tentang Pemakaian Atribut Tanpa Mengikuti Pelatihan Kegiatan Kepramukaan ... 6

2. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2012/2013... …37 3. Data Jumlah Pengambilan Sampel Untuk Masing-masing Kelas ... ....38

4. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013

Untuk Item Ganjil (X) ... …52

5. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar

Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013

Untuk Item Ganjil (Y) ... …52

6. Distribusi Antara Item Ganjil (X) Dengan Item Genap (Y) Mengenai Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013 ... …53

7. Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Mengikuti Latihan ... …56

8. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan ... …58

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang

cerdas, terampil dan berakhlak yang baik. Pendidikan memegang peranan

yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan

sebuah bangsa, oleh karena itu tidak mengherankan kalau pendidikan

merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar baik oleh

pemerintah ataupun masyarakat. Di dalam proses pendidikan haruslah tercipta

suatu proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat

terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan terhadap peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik.

Proses pembelajaran sebagai suatu sistem pada prinsipnya merupakan satu

kesatuan yang tak terpisahkan antara komponen raw in-put (siswa),

instrumental in-put (instrument masuk), environment (lingkungan) dan out

(18)

2

dengan proses pembelajaran berada dipusatnya. Komponen instrument

masukan yang berupa kurikulum, sumber belajar, media pembelajaran,

metode, sarana dan prasarana pembelajaran yang sangat mempengarui proses

pembelajaran.

Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai

tujuan pendidikan nasional antara lain menjadi manusia yang taqwa, warga

negara yang baik, dan manusia yang berbudi pekerti luhur. Sebagaimana

digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003

tentang Sisdiknas).

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Supaya dapat mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut

maka pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu layanan pendidikan. Sekolah adalah salah satu wahana strategis untuk

mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan melalui proses pendidikan

yang menyatukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta

(19)

3

peserta didik. Hal ini dikarena sekolah memiliki program terarah dan

terencana, serta memiliki komponen-komponen pendidikan yang saling

berinteraksi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Secara integratif

membina tercapainya sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh seorang warga

negara Indonesia yang terdidik, namun pada hakikatnya sekolah tidak hanya

bertanggung jawab dalam mengembangkan ranah pengetahuannya saja, lebih

jauh diharapkan pula mampu secara integratif memadukan pengembangan

ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan

kepribadian dan perwujudan diri peserta didik. Dengan kata lain siswa tidak

hanya berhasil secara teoritis atau hanya sebatas penguasaan materi saja,

namun diharapkan mampu dan proaktif dalam mengaplikasikan hasil belajar

akademik dalam sikap dan perilaku dikehidupan sehari-hari, baik lingkungan

sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan

jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban

dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan

negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan bertujuan mewujudkan

warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan,

dan kepekaan mengembangkana jati diri, karakter, dan moral bangsa dalam

perikehidupan bangsa. Oleh karena hal tersebut melalui kegiatan

kepramukaan yang diselenggarakan disekolah diharapkan dapat membentuk

(20)

4

Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan

masyarakat Indonesia yang tercermin dan berimplementasi kedalam

kesadaran, pemahaman, rasa, dan karsa, dan perilaku berbangsa dan

bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma

Undang-Undang Dasar 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan

adanya komitmen yang teguh terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu pembentukan karakter yang dilakukan adalah dengan kegiatan

kepramukaan yang diadakan disekolah. Kegiatan kepramukaan sebagai

kegiatan ektrakulikuler bukan hanya kegiatan bisa saja melainkan kegiatan

tersebut sangat memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pembentukan

karakter diri siswa, diharapkan dengan kegiatan kepramukaan siswa menjadi

pribadi yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur,

toleran, gotong royong, berjiwa pariotik, berkembang dinamis, berorientasi

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Oleh karena hal tersebut dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler

dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang

diminati oleh sekelompok siswa, misalnya dalam bidang kepramukaan olah

raga, kesenian, berbagai macam keterampilan. Hal tersebut juga mempunyai

tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman

belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa.

Menurut Suharsimi AK (1988: 57), “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

(21)

5

pilihan”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa kegiatan ekstra kurikuler bukan

suatu kegiatan yang diselenggarakan pada waktu jam pelajaran seperti

biasanya melainkan dengan mengunakan jam tambahan di luar jam pelajaran

setelah proses kegiatan pembelajaran telah selesai.

Salah satu kegiatan ektrakulikuler yang di selenggarakan di sekolah-sekolah

yaitu ektrakurikuler pramuka. Kepramukaan adalah suatu kegiatan yang

mana selalu mengutamakan dan membentuk keluhuran budi, keluhuran

watak,ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan

jasmani dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi

pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang

dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda

Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar

lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan

menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di

alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan,

yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti yang

luhur. Didalam kepramukaan terdapat pemakaian atribut yang digunakan

untuk menunjukkan kemampauan atau keahlian berdasarkan tingkat

kepramukaan anggota pramuka, akan tetapi yang terjadi di SMA Negeri 1

Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tidak

demikian pemakaian atribut pramuka hanya sebatas pelengkap seragam yang

(22)

6

Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina Pramuka dan hasil observasi

yang telah dilakukan pada SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri

Besar Kabupaten Way Kanan ditemukan bahwa masih banyak siswa yang

memakai atribut pramuka padahal tidak mengikuti pelatihan ataupun kegiatan

kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah yang secara rutin dilaksanakan

satu minggu sekali, hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 01 : Data hasil observasi terhadap siswa tentang pemakaian atribut tanpa mengikuti pelatihan kegiatan kepramukaan. No. Kelas

Jumlah Siswa Aktif Latihan Tidak Aktif Latihan

1. X 140

Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan sebagaian besar banyak yang

memakai atribut pramuka tanpa aktif mengikuti pelatihan hal tersebut dapat

terlihat dari jumlah 459 siswa hanya 101 yang aktif dalam pelatihan

kepramukaan sedangkan 358 siswa memakai atribut tanpa latihan hal tersebut

apabila di persentase mencapai 77,99 %. Pada dasarnya pihak sekolah

menganjurkan kepada siswa yang memakai atribut pramuka untuk dapat

mengikuti kegiatan kepramukaan akan tetapi, pada kenyataannya berdasarkan

data yang diperoleh peneliti banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan

(23)

7

secara aktif kegiatan ektrakurikuler kepramukaan yang diselenggarakan di

sekolah. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap atribut yang

dipakai yang seharusnya dalam pemakaiannya ada proses yang harus

dilaksanakan dan serta setiap atribut memiliki arti dan makna yang sangat

mendalam, oleh karena itu berpengaruh juga terhadap sikap dan prilaku siswa

itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul, “Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut

Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri

Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah sebagai

berikut :

1. Banyaknya siswa yang memakai atribut pramuka akan tetapi tidak

mengikuti kegiatan kepramukaan.

2. Masih kurangnya pemahaman siswa terhadap manfaat dan tujuan dari

kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh sekolah.

3. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.

4. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap pemakaian atribut pramuka

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini

(24)

8

di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way

Kanan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah persepsi siswa terhadap pemakaian

atribut pramuka tanpa latihan?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi

siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1

Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun

Pelajaran 2012-2013.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan

konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya dalam wilayah kajian pendidikan

nilai moral Pancasila karena berkaitan dengan nilai-nilai karakter.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk :

1. Siswa agar dapat membentuk karakter budaya bangsa dalam diri

(25)

9

2. Sekolah agar memperbaiki iklim sekolah sehingga dapat mendukung

dan menumbuhkan minat siswa sehingga mau mengikuti kegiatan

kepramukaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan

referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian

lebih lanjut yang relevan.

F.Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan

khususnya Pendidikan Kewarganegraan tentang pendidikan karakter,

terkait dengan upaya pembentukan diri warga negara yang memiliki:

karakter, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta perilaku nyata

dalam kehidupan masyarakat dan negara baik di sekolah maupun

masyarakat.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dan pembentukkan karakter budaya bangsa.

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri

Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran

(26)

10

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri

Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2012-2013.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin

penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Pramuka

Kegiatan pramuka sangat bermanfaat bagi peserta pramuka. manfaat kegiatan

pramuka antara lain dapat meningkatkan disiplin dan mandiri. Selain itu juga

kegiatan pramuka dapat menumbuhkan rasa setia kawan. Hal ini sesuai arti

kegiatan pramuka. Gerakan pramuka adalah gerakan panduan. Istilah panduan

atau pandu adalah terjemahan dari bahasa inggris yaitu scouting. Gerakan

kepanduan merupakan pendidikan non formal diluar sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan pramuka adalah Kegiatan-kegiatan-Kegiatan-kegiatan yang

lebih bersifat pratik lapangan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda Indonesia mempunyai peranan penting

dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Begitu pula dalam

perkembangan pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Setalah Indonesia

merdeka gerakan pramuka memiliki peranam penting. Para pemuda Indonesia

yang bergabung dalam gerakan pramuka memiliki peran dalam proses

pembangunan masyarakat. Untuk mengenal pramuka maka seseorang perlu

mengetahui tentang arti kata pramuka, tokoh-tokoh pramuka, dan faktor –

(28)

12

penting bagi setiap orang untuk mengetahui manfaat yang dapat di peroleh

dari gerakan pramuka.

Pramuka adalah kependekan dari praja muda karana. Praja muda karana

adalah bahasa jawa kuno yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Dari

istilah pramuka dapat diketahui anggota pramuka terdiri dari para generasi

muda. Hal ini tardier dari syarat anggota pramuka. Anggota pramuka berusia

antara 7 tahun sampai dengan 25 tahun.

Masa muda adalah masa-masa produktif. Oleh karena itu penting adanya

sebuah wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan kreatifitas pemuda.

Gerakan pramuka adalah wadah pendidikan,pelatihan, pengembangan

bakat,watak dan sifat-sifat baik (Positif). Melalui gerakan pramuka diharapkan

hal-hal yang bersifat fositif dapat berkembang. Dan sebaliknya hal-hal yang

tidak baik (negatif ) dapat dihilangkan.

Kita ketahui bahwa gerakan pramuka adalah lembaga pendidikan non formal

di luar sekolah dan keluarga. Gerakan pramuka merupakan wadah bagi

pembinaan dan pengembangan para generasi muda Indonesia. Oleh karena itu

gerakan pramuka memiliki berbagai manfaat.

Manfaat pramuka antara lain :

1. Untuk membina dan mengembangkan jiwa partriotisme (cinta tanah air)

2. Untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, daya kreasi,

(29)

13

Selain itu juga gerakan pramuka bermanfaat untuk menumbuhkan rasa

persaudaraan sejalan dengan menigkatnya rasa hormat menghormati. Selain

itu juga rasa saling hormat menghormati, saling menghargai, dan toleransi

tanpa membedakan agama, golongan, suku, ras dan bangsa.

2. Pengertian Kepramukaan

Kegiatan ektrakurikuler yang ada di sekolah salah satunya kepramukaan.

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar

lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,

teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar

kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan

watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Pada umumnya yang dimaksud dengan kegiatan kepramukaan adalah suatu

kegiatan yang mana selalu mengutamakan keluhuran budi, keluhuran watak,

ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan jasman

i dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi

pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang

dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda

Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

Menurut Baden Powell dalam Andri Bob Sunardi (2010: 3) Bahwa

“kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka,

tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan

(30)

14

keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang

membutuhkan”. Dalam UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,

disebutkan bahwa :

Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi:

Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega.

a. Pramuka Siaga

Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur 7 – 10 tahun

disebut pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan

bangsa Indonesia, yaitu ketika rakaya Indonesia mensiagakan dirinya untuk

mencapai kemerdekaan ditaidai berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908

sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.Kelompok besar dalam

siaga disebut perindukan terdiri dari 40 orang pramuka siaga. Lukman

(31)

15

b. Pramuka Penggalang

Penggalang adalah sebutan golongan setelah pramuka siaga, anggota pramuka

penggalang berusia 11 – 15 tahun. Kegiatan dalam pramuka penggalang

meliputi Kegiatan Baris berbaris (PBB), mengenal sandi – sandi, tali temali,

smapoor, heaking dan Perkemahan. (Lukman Santosa, 2011: 97).

c. Pramuka Penegak

Penegak adalah anggota gerakan pramuka yang sudah memasuki jenjang

umur 16 – 21 tahun. Ada beberapa tingkatan dalam penegak yaitu, penegak

bantara, penegak laksana dan penegak Garuda. (Lukman Santosa, 2011:94)

Pramuka Penegak bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia

dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya

disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan

masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:

1. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur

serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.

2. Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan

keterampilannya.

3. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

4. Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang

berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik

(32)

16

yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan

negara.

Kegiatan pramuka penegak

a. Kegiatan Rutin

1. Rapat Pleno

Rapat yang harus dihadiri semua anggota Dewan Kerja Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir Cabang. Bertujuan sebagai

evaluasi Dewan Kerja Cabang dalam melaksanakan tugas pokok

sebagai Dewan Kerja. Serta digunakan sebagai perencanaan kegiatan

jangka menengah dan panjang.

2. Rapat Bulanan

Bertujuan Guna mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan jangka

pendek, dan juga sebagai wahana silahturahmi antar Dewan Kerja

Cabang.

3. Sidang Paripurna Cabang

Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai wahana bagi Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega sebagai langkah pengendalian

operasional melalui koordinasi, konsultasi, informasi dan kerja sama

dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Bertujuan

(33)

17

dan kerja sama dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega selama setahun.

4. Temu Ambalan

Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai koordinasi antara Dewan

Kerja Cabang dengan Dewan Ambalan se-Kwarcab. Bertujuan Sebagai

wadah penyampaian program kerja dan informasi kepada Dewan Kerja

Ranting.

5. Supervisi, Pelaporan, Evaluasi dan Monitoring (SPEM)

Kegiatan yang dilaksanakan dengan cara turun langsung ke bawah.

Kegiatan ini merupakan supervise, evaluasi dan monitoring untuk

kemajuan Gerakan Pramuka pada umumnya. Bertujuan Sebagai

pelaksanaan supervise, pelaporan, evaluasi dan monitoring Dewan

Kerja Cabang terhadap unsur di bawahnya.

b. Kegiatan Paket

1. Pelatihan dan Wawasan

Gladian Pemimpin Satuan (DIANPINSAT)

Suatu bentuk pelatihan tentang pengetahuan/ wawasan kepemimpinan

yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode penyampaian sesuai

dengan kreasi dan inovasi tertentu sehingga anggota Pramuka Penegak dan

(34)

18

pemimpin yang handal. Bertujuan Untuk mengembangkan wawasan dan

potensi kepemimpinan serta mengasah kemampuan manajemen anggota

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

2. Prestasi

Gladi Widya Wira Karya Sakti

Kegiatan yang bertajuk ajang unjuk wawasan masing-masing utusan untuk

merebutkan gelar prestasi. Bertujuan sebagai pengukur wawasan yang

dimiliki dan yang dipelajari di masing-masing pangkalan. Selain sebagai

pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega juga sebagai ajang

kreatifitas anggota Gerakan Pramuka.

3. Berkemah

“Berkemah merupakan suatu kegiatan rekreasi yang amat popular,

biasanya menggunakan tenda atau semacam kendaraan khusus yang

dikenal dengan caravan, didekat laut atau di sekitar danau. Bertujuan

untuk menghindarkan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari dengan

melakukan kegiatan di alam bebas”. Andri Bob Sunardi (2010: 76)

c. Kegiatan Non Program

1. Buka Puasa Bersama

Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan berbuka puasa.

(35)

19

Dewan Kerja Cabang, Andalan Cabang, Sangga Kerja dan Eks

Kontingen kegiatan daerah maupun nasional.

2. Bakti Ramadhan

Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan membagi-bagikan

bingkisan/ paket buka puasa kepada orang-orang yang sedang

perjalanan, tukang parker, tukang becak dan lain sebagainya di sekitar

Sanggar Bakti Pramuka Kwartir. Bertujan Sebagai bukti kongkret

bahwa Pramuka bermasyarakat.

3. Pramuka Membaca

Kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan budaya membaca di

kalangan Pramuka. Bertujuan Meningkatkan budaya membaca di

kalangan Pramuka, khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega.

d. Pramuka Pandega

Pandega adalah “golongan pramuka setelah penegak. Anggota pramuka yang termasuk kedalam golongan ini berusia dari 21 tahun samapai dengan 25 tahun. Golongan ini juga disebut dengan Dewasa Muda, kegiatan pada pramuka pandega tidak berbeda dengan kegiatan penegak sehingga disetiap kwartir ditangani oleh dewan kerja yang lebih dikenal dengan Dewan kerja Pramuka Pengak dan pramuka pandega”. Lukman Santosa, (2011: 101)

Pramuka Pandega dihimpun di gugus depan dalam satuan yang disebut

(36)

20

yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua,

seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Jika

racana memerlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu reka.

Racana dapat dinamai sesuai aspirasi anggota dengan nama yang

mencerminkan karakter racana. Di tingkat Kwartir, Pramuka Pandega dapat

bergabung dalam wadah pembinaan Satuan Karya dan Dewan Kerja.

3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah “wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para anggota Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Tetap, Pramuka Penegak, Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun”. Andri Bob Sunardi, (2010: 65)

Satuan Karya Pramuka adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,

mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa

krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu.

Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda

Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh

Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut

Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang

dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara

(37)

21

Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain

melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya. Pada

dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

a. Saka Dirgantara

Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang

kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan diri

dalam pembangunan nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi

bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang

memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara. Pelatihan

Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di

bidang kedirgantaraan, TNI-AU pihak perusahaan penerbangan dan klub

aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara

tertentu. Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu Krida Olahraga

Dirgantara, Krida Pengetahuan Dirgantara, Krida Jasa Kedirgantaraan.

b. Saka Bhayangkara

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan

kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),

(38)

22

nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.

Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di

Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam

pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerja sama

dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang

memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka

Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI. “Saka Bhayangkara

meliputi 4 krida, yaitu Krida Ketertiban Masyarakat, Krida Lalu Lintas,

Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana, Krida Tindakan Pertama

Tempat Kejadian Perkara. Andri Bob Sunardi”, (2010: 67)

c. Saka Wira Kartika

“Satuan Karya Pramuka Wira Kartika adalah wadah bagi Pramuka untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat dan bekerjasama dengan satuan TNI-AD. Dan dalam prakteknya Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara yaitu Krida Survival, Krida Pioneer, Krida Mountainering, Krida Navigasi Darat, Krida Bintal Juang”. Andri Bob Sunardi, (2010: 69)

Saka Wira Kartika adalah saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir

tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf

Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor

182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama

dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan

(39)

23

d.Saka Taruna Bumi

Satuan Karya Pramuka Taruna bumi adalah wadah bagi para anggota

Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan,

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya,

sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta

bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.

Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerja sama dengan Departemen Pertanian,

Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. “Saka Taruna bumi

meliputi 5 krida, yaitu Krida Pertanian dan Tanaman Pangan, Krida

Pertanian Tanaman Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan, Krida

Pertanian Tanaman Holtikultura”. Andri Bob Sunardi, (2010: 70)

e. Saka Kencana

Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti

masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan

Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada dibawah

Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu Krida Bina

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Krida Bina Keluarga

Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Krida Advokasi dan Komunikasi

Informasi Edukasi, Krida Bina Peran Serta Masyarakat. Andri Bob

(40)

24

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas sangat banyak sekali kegiatan

kepramukaan yang disebut saka yang ada dan dapat dilaksanakan di sekolah,

begitu juga yang dilaksanakan dan diikuti oleh siswa di SMA Negeri 1 Negeri

Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan memfokuskan pada

saka Bhayangkara, dan saka Wira Kartika.

4. Tujuan Dan Tugas Pokok Gerakan Kepramukaan

Berdirinya gerakan pramuka di Indonesia memiliki tujuan yakni mendidik

anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode

kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan

dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Seperti yang tertuang

dalam buku panduan orientasi gerakan pramuka yang di kutip oleh Gunawan

Purnama (1996:25) menyatakan bahwa gerakan pramuka bertujuan:

Menjadikan manusia yang berkepribadian dan berwatak dan berbudi pekerti luhur yang kuat mental tinggi, moral, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, tinggi kecerdasan, dan mutu keterampilan, serta kuat dan sehat jasmani, menjadi warga Negara yang berpancasila serta setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pelaksanaanya menjadi warga sekolah yang bertanggung jawab serta memiliki

guna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Memiliki wawasan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang luas selain ilmu pemgetahuan yang didapat di

sekolah. Ketika dia berada di lingkungan sekolah dan menjadi warga

masarakat dia bisa menjadi contoh dan memiliki tanggungjawab serta berguna

(41)

25

pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 pasal 4 ayat 1

dan 2 yang berbunyi:

1. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat berguna dan berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri sera bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara.

Adapun tugas pokok dari gerakan pramuka ini adalah menyelenggarakan

pendidikan bagi pemuda Indonesia yang menuju kearah tujuan gerakan

pramuka sehingga dapat membentuk suatu insan yang memiliki kepribadian

yang luhur, disiplin, memiliki wawasan yang luas, memiliki tanggungjawab,

peduli sesama dan berkomitmen. Seperti yang tertulis pada anggaran rumah

tangga gerakan pramuka tahun 2005 pasal 4 mengenai tujuan dan tugas pokok

yang berbunyi: Gerakan pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan

pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar yang melengkapi pendidikan

di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Gerakan Pramuka sebagai

penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian

pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai

sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agara

mereka bisa:

(42)

26

2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi

kaum muda.

Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota

masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjdai

calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

6. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka Visi:

"Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah

kaum muda"

Misi :

1. Mempramukakan kaum muda

2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak pramuka, berlandaskan iman

dan taqwa (Imtaq), serta selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Imteq)

3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela

Negara

4. Menggerakan anggota dan organisasi Gerakkan Pramuka agar peduli dan

tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan

Strategi:

1. Meningkatkan jumlah dan mutu satuan pendidikan keparamukaan

(43)

27

3. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pendidik

4. Memperbarui kurikulum pendidikan kepramukaan

5. Meningkatkan sarana dan prasarana Pendidikan

6. Memantapkan organisasi, sitem manajemen, dan sumber daya

7. Meningkatkan pelaksanaan pelbagai program Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam

3. Peduli terhadap dirinya pribadi

4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

2. Belajar sambil melakukan

3. Sistem berkelompok

4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan

yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik

5. Kegiatan di alam terbuka

6. Sistem tanda kecakapan

(44)

28

Lambang Gerakan Pramuka

1) Gerakan Pramuka berlambangkan: Gambar silhouette Tunas Kelapa

2) Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka

a) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “CIKAL”, dan

istilah “cikal bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama

yang menurunkan generasi baru. Jadi buah kelapa/nyiur yang tumbuh

itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi

kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.

b) Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang

bagaimanapun juga.Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap

Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat,

ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam

hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk

mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

c) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya

daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan

sekelilingnya.Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat

menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dan dalam

keadaan bagaiaman juga.

d) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu

pohan yang tertinggi di Indonesia.Jadi melambangkan, bahwa tiap

Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia

dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh

(45)

29

e) Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.

Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka

yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,

benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya

untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

f) Kelapa/nyiur adalah pohon yang serba guna, dari ujung atas hingga

akarnya.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka adalah

manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada

kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia serta kepada umat manusia.

7. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien (1988: 24) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua

jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang

bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan

secara terus-menerus, seperti latihan bola voly, sepak bola, dan sebagianya.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk

kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas

alam, kemping, pertandingan olah raga dan sebagainya. Menurut Hadari

Nawawi (1985: 177-178) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1. Pramuka sekolah 2. Olah raga dan kesenian

3. Kebersihan dan keamanan sekolah 4. Tabungan belajar

5. Majalah sekolah ataupun majalan dinding 6. Warung atau kantin sekolah

(46)

30

Depdikbud (1987: 27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis :

a. Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya karyawisata dan bakti social.

b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan , misalnya Pramuka, PMR,

Olahraga dan sebagianya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan

ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama

satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan

ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

Usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.

2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.

3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.

4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah:

(47)

31

2. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi social budaya setempat.

(Depdikbud, 1987: 58)

8. Pengertian Persepsi

Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002: 21)

berpendapat bahwa “persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna

terhadap lingkungan”. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek,

penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi

perilaku dan pembentukan sikap.

Walgito (dalam Hamka, 2002: 16) mengemukakan bahwa “persepsi seseorang

merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang

mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi

stimulus”. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan

pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat

indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar.

Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat

indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai

(48)

32

adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon

bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Leavitt (dalam Rosyadi, 2001: 12) “membedakan persepsi menjadi dua

pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat

sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu”. Sebagian besar dari

individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama

dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya

sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu

tersebut.

Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui

atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2)

Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok

penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di

masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari

kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara

perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau

keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006: 358).

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

(49)

33

ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali

menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang

yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu

secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori)

individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka

individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki

untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga.

Definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu

proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan

kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang

berarti. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor

personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses

belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis.

Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku,

nilai-nilai dalam masyarakat.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah proses yang sangat penting dalam menyusun suatu

penelitian, karna dalam proses ini pembaca dapat mengetahui apa yang akan

(50)

34

Menurut Riduwan (2004: 25) kerangka pikir adalah dasar pemikiran dari

penelitian yang disintesiskan dari fakta–fakta, observasi dan telaah penelitian.

kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep–konsep yang akan dijadikan

dasar dalam penelitian.uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antara

variabel. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat ditarik kerangka pikir

sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir

Variable X Persepsi siswa :

1. Sesuai harapan

2. Kurang sesuai harapan 3.Tidak sesuai harapan

Variable Y

(51)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid,

dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan

langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian

sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu

pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga memperhatikan jenis

ataupun karakteristik, serta objek yang akan diteliti. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dimana suatu metode

penelitian yang bertujuan menggambarkan dan memaparkan secara tepat

keadaan tertentu dalam masyarakat.

Metode deskriptif adalah suatu penyelidikan yang bertujuan untuk

menggambarkan atau menunjukkan keadaan seseorang, lembaga atau

masyarakat tertentu pada masa sekarang ini berdasarkan pada faktor-faktor

yang nampak saja (surface factor) di dalam situasi yang diselidikinya

(52)

36

Selanjutnya Mohamad Ali ( 1985 : 120 )

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dengan analisis atau pengolahan data, menarik kesimpulan atau melaporkan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan dengan cara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Metode deskriptif merupakan penyelidikan dengan metode survey dengan

teknik interview, study komperatif, study gerak, dan waktu. (Winarno

Surachmad, 1989 : 139 ).

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menganggap penggunaan metode

deskriptif dalam penelitian ini sangat tepat, karena sasaran dan kajiannya ialah

untuk menjelaskan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa

latihan, dan menggambarkan serta menganalisis masalah yang ada sesuai

dengan kenyataan didasarkan pada data-data yang diperoleh di lapangan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi ( 1987: 152 ), populasi

adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang cirinya akan diduga.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri

Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459

(53)

37

Tabel 02. Jumlah siswa SMA Neeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun ajara 2012-2013

No Kelas Jenis kelamin Jumlah Keterangan

P L

1 X 83 57 140

2 XI 96 79 175

3 XII 77 67 144

Jumlah 256 203 459

2. Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam

penelitian. Menurut Mohammad Ali ( 1987: 62 ), sampel merupakan sebagian

besar yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili

populasi dan pengambilannya menggunakan teknik tertentu.

Menentukan besarnya sampel, peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi

Arikunto, yaitu sebagai berikut :

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10 %-12 % atau 20 %-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek kerena

menyangkut hal banyak sedikitnya data.

(54)

38

Tabel 03. Data jumlah pengambilan sampel untuk masing masing kelas. No Kelas Jumlah Pengambilan

Sampel

1 X 16

2 XI 22

3 XII 18

Jumlah 56 Orang

Berdasarkan pertimbangan pendapat yang ada di atas, maka jumlah sampel

yang akan diambil oleh peneliti adalah sebesar 12 % dari jumlah populasi.

Jumlah populasi sebesar 459, sehingga dengan demikian peneliti mengambil

sampel 12 % dari 459 adalah 55,08 dan dibulatkan menjadi 56, jadi yang

dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 56 orang. Sedangkan

dalam pembagian sampel pada masing-masing kelas.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini ialah persepsi siswa terhadap

pemakaian atribut pramuka tanpa latihan, ( Variabel X ).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemakaian atribut pramuka

(55)

39

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dan konstrak dengan cara memberikan arti atau lebih

menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur konstrak, variabel tersebut. Untuk memahami

objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan

pendefinisian variabel secara oprasional sebagai berikut :

a. Variabel X Persepsi siswa

Persepsi adalah kesan siswa terhadap kegiatan pramuka tanpa latihan

yang kesannya positif atau negatif. Selain itu persepsi merupakan suatu

proses: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian

objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses

organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan

penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4)

variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari

kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara

perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran

langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu

b. Variabel Y Pramuka

Pramuka adalah praja muda karana. Praja muda karana adalah rakyat

muda yang suka berkarya. Dari istilah pramuka dapat diketahui

anggota pramuka terdiri dari para generasi muda. Hal ini tardier dari

(56)

40

sampai dengan 25 tahun. Kepramukaan adalah suatu permainan yang

menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan

anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak

beradik, membina kesehatan, dan kebahagiaan, keterampilan dan

kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data.

1. Teknik Pokok

Angket

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket. Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan

yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang isinya

menggali informasi untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemakaian

atribut pramuka tanpa mengikuti latihan dan akan dijawab oleh responden

dalam penelitian ini yaitu siswa yang dijadikan sampel penelitian setelah

angket selesai diisi oleh responden akan dianalisis oleh peneliti untuk

mengetahui hasilnya. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup,

yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang

(57)

41

2. Teknik Penunjang

a. Wawancara

Penulis dalam proses wawancara menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto (1990: 183 ) “ pedoman wawancara tidak terstruktur adalah

pedoman yang memuat garis besar yang akan dinyatakan”. Sehingga hasil

yang dicapai nantinya sangat tergantung dari pewawancara.

Penulis dalam proses wawancara juga mengumpulkan data atau informasi

dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung

dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara

dilakukan secara langsung oleh penulis dengan siswa yang dijadikan sampel

penelitian dan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalah dan

variabel penelitian.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari

informasi-informasi dan dokumen – dokumen yang digunakan untuk

mendukung keterangan-keterangan ataupun fakta-fakta yang berhubungan

dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini penggunaan teknik ini peneliti

Gambar

Tabel 01 : Data hasil observasi terhadap siswa tentang pemakaian   atribut tanpa mengikuti pelatihan kegiatan kepramukaan
Tabel 02. Jumlah siswa SMA Neeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way
Tabel 03. Data jumlah pengambilan sampel untuk masing masing kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, ada pejabat yang pensiun dini, ada yang memasuki usia pensiun, ada jabatan yang kosong karena pejabatnya dilantik menjadi Deputi,

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap keselamatan kerja nelayan pada aktivitas perikanan soma pajeko ( mini purse seine ), karena di

The objectives of this study was to answer two research problems: (1) the correlation between students competence in writing narrative texts in Bahasa Indonesia and their

Balobat adalah alat musik Karo yang dapat dimainkan secara solo maupun ensambel. Secara solo balboat biasanya dimainkan oleh masyrakat Karo untuk mngibur

penenma dan JUga s1fat akusuk ruang iru. Perhitungan Luasan bahan Isulas1 ruangan dapat ditabelkan pada tabel 4.4.. Untuk perlutunfZall balwn lam pada untuk 11/ik pengukuran

Hubungan Pelaksanaan Intervensi Keperawatan Dengan Pengendalian Diri Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara Tahun 2012.. Ilmu Keperawatan,

The second study belongs to Karlina hendrawati (2009) entitled: “Struggle for women’s independence in Monalisa Smile : feminism approach” Her study was qualitative study and

Sebagai sistem kehidupan, Islam telah mengatur semua aspek kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan penciptanya, berhubungan dirinya sendiri, maupun yang berhubungan