PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA
TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR
KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN
WAY KANAN TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh:
YENI SUPARINA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI
BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
YENI SUPARINA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun Pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459 siswa. Dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat berbagai persepsi siswa yang berbeda-beda yaitu kategori sesuai harapan mencapai angka 58,92 %, yaitu 33 orang responden berpendapat memakai atribut pramuka harus mengikuti pelatihan karena hal tersebut berdampak kepada sikap dan perilaku yang memakai atribut tersebut. Kategori Kurang sesuai harapan sebesar 35,71% yaitu 20 orang, responden berpendapat bahwa setiap atribut pramuka yang mereka pakai dalam seragam tidak harus mengikuti pelatihan karena merupakan unsur pelengkap. serta dengan kategori tidak sesuai harapan sebesar 5,35% dengan 3 orang responden berpendapat dalam pememakaian atribut pramuka di baju seragam tidak mengikuti pelatihan yang diselenggrakan oleh pihak sekolah tidak ada masalah.
PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA
TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR
KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN
WAY KANAN TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh: YENI SUPARINA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PPKN
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN
ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA N 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa : YENI SUPARINA
No. Pokok Mahasiswa : 0913032096
Jurusan : Pendidikan IPS
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd.
NIP 19531018 198112 2 001 NIP 19870602 200812 2 001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Ketua Program Studi PPKn,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ... ………..……
Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. …..…………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
Nama : Yeni Suparina NPM : 0913032096
Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Alamat : Kampung Negeri Besar Blok 1 Kec. Negeri Besar Kab. Way Kanan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Maret 2013
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Kampung Negeri Besar Pada Tanggal
13 Oktober 1992. Anak ke 2 dari 7 bersaudara dari pasangan
Bapak Jamaluddin dan Ibu Nil Bahraini.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Taman Kanak-kanak Nurul Huda Negeri
Besar yang diselesaikan pada tahun 1997 berijazah, Sekolah Dasar di SD Negeri 1
Tiuh Baru yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP Negeri 2 Negeri Besar diselesaikan pada tahun 2006 berijazah,
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Negeri Besar yang di selesaikan
pada tahun 2009 berijazah.
Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi
Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur Mandiri. Dan melalui skripsi ini peneliti
Persembahan
Dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT
dan dengan segala kutulusan serta kerendahan hati,
kupersembahkan karya kecil ini sebagai
Ungkapan setiaku kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta dengan seluas kesabaran hati
dan kasih sayangnya yang senantiasa mendoakanku dalam setiap
sujudnya.
Ayundaku dan Adik-adikku tersayang: Eli Ermawati, Neti,
Renda, Dian, Agung, dan Agus yang selalu memberi
semangat dengan dukungan dan Doa-nya.
Seluruh Keluarga besarku yang telah menantikan dan
mendoakan keberhasilanku.
Motto
Kalau takut diterjang ombak jangan berumah di tepi
pantai
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri
Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran
2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju
tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun
spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat
terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus
Pembahas 1, Bapak M. Mona Adha, M.Pd. selaku Pembahas II, Ibu Dr. Adelina
Hasyim, M.Pd selaku Pembimbing 1, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd selaku
Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.
7. Bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 Negeri Besar yang telah memberi
izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibu Nil Bahraini dan Bapak
Jamaluddin yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa
memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku.
9. Kakaku Eli Ermawati dan adik-adikku Neti, Renda, Dian, Agung dan
Agus yang kusayangi.
10.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku
11.Kak Susilo, Kak Ali dan Kak Jarwo yang telah membantuku
menyelesaikan skripsi.
12.Sahabatku Ika, Cici, Reni, Ajeng yang selalu memberikan semangat
13.Teman-teman kostn may darwin, Yulinda Arta, Yohana Noni, Ranis, Suci
dan Ayu atas canda tawanya selama ini.
14.Teman-teman PKn angkatan 2009 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, yang menjadikan
hari-hari lebih berwarna.
15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 9
4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ... 10
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10
II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 11
1. Tinajauan Umum Tentang Pramuka ... 11
2. Pengertian Kepramukaan ... 13
3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka ... 20
5. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka ... 26
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38
1. Variabel Penelitian ... 38
2. Definisi Oprasional Variabel ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 40
1. Teknik Pokok ... 40
2. Teknik Penunjang ... 41
F. Teknik Analisi Data ... 42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Peneltian ……….. ... .44
1. Persiapan Penelitian……….….44
2. Penelitian Pendahuluan……….45
3. Pengajuan Rencana Penelitian………..46
4. Penyusunan Alat Pengumpul Data………...46
5. Pelaksanaan Penelitian………..47
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….…47
1. Sejarah Umum Lokasi Penelitian………..47
2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Negeri Besar……….…48
C. Pelaksanaan Uji Coba Angket ………...51
1. Analisis Validitas………..51
2. Analisis Reliabilitas Angket……….51
. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….65
B. Saran………..………...….66
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Hasil Observasi Terhadap Siswa Tentang Pemakaian Atribut Tanpa Mengikuti Pelatihan Kegiatan Kepramukaan ... 6
2. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2012/2013... …37 3. Data Jumlah Pengambilan Sampel Untuk Masing-masing Kelas ... ....38
4. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013
Untuk Item Ganjil (X) ... …52
5. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013
Untuk Item Ganjil (Y) ... …52
6. Distribusi Antara Item Ganjil (X) Dengan Item Genap (Y) Mengenai Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013 ... …53
7. Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Mengikuti Latihan ... …56
8. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan ... …58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang
cerdas, terampil dan berakhlak yang baik. Pendidikan memegang peranan
yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan
sebuah bangsa, oleh karena itu tidak mengherankan kalau pendidikan
merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat. Di dalam proses pendidikan haruslah tercipta
suatu proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan terhadap peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik.
Proses pembelajaran sebagai suatu sistem pada prinsipnya merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan antara komponen raw in-put (siswa),
instrumental in-put (instrument masuk), environment (lingkungan) dan out
2
dengan proses pembelajaran berada dipusatnya. Komponen instrument
masukan yang berupa kurikulum, sumber belajar, media pembelajaran,
metode, sarana dan prasarana pembelajaran yang sangat mempengarui proses
pembelajaran.
Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,
mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai
tujuan pendidikan nasional antara lain menjadi manusia yang taqwa, warga
negara yang baik, dan manusia yang berbudi pekerti luhur. Sebagaimana
digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas).
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Supaya dapat mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut
maka pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan. Sekolah adalah salah satu wahana strategis untuk
mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan melalui proses pendidikan
yang menyatukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta
3
peserta didik. Hal ini dikarena sekolah memiliki program terarah dan
terencana, serta memiliki komponen-komponen pendidikan yang saling
berinteraksi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Secara integratif
membina tercapainya sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh seorang warga
negara Indonesia yang terdidik, namun pada hakikatnya sekolah tidak hanya
bertanggung jawab dalam mengembangkan ranah pengetahuannya saja, lebih
jauh diharapkan pula mampu secara integratif memadukan pengembangan
ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan
kepribadian dan perwujudan diri peserta didik. Dengan kata lain siswa tidak
hanya berhasil secara teoritis atau hanya sebatas penguasaan materi saja,
namun diharapkan mampu dan proaktif dalam mengaplikasikan hasil belajar
akademik dalam sikap dan perilaku dikehidupan sehari-hari, baik lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan bertujuan mewujudkan
warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan,
dan kepekaan mengembangkana jati diri, karakter, dan moral bangsa dalam
perikehidupan bangsa. Oleh karena hal tersebut melalui kegiatan
kepramukaan yang diselenggarakan disekolah diharapkan dapat membentuk
4
Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan
masyarakat Indonesia yang tercermin dan berimplementasi kedalam
kesadaran, pemahaman, rasa, dan karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma
Undang-Undang Dasar 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan
adanya komitmen yang teguh terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu pembentukan karakter yang dilakukan adalah dengan kegiatan
kepramukaan yang diadakan disekolah. Kegiatan kepramukaan sebagai
kegiatan ektrakulikuler bukan hanya kegiatan bisa saja melainkan kegiatan
tersebut sangat memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pembentukan
karakter diri siswa, diharapkan dengan kegiatan kepramukaan siswa menjadi
pribadi yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur,
toleran, gotong royong, berjiwa pariotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Oleh karena hal tersebut dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa, misalnya dalam bidang kepramukaan olah
raga, kesenian, berbagai macam keterampilan. Hal tersebut juga mempunyai
tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman
belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa.
Menurut Suharsimi AK (1988: 57), “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
5
pilihan”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa kegiatan ekstra kurikuler bukan
suatu kegiatan yang diselenggarakan pada waktu jam pelajaran seperti
biasanya melainkan dengan mengunakan jam tambahan di luar jam pelajaran
setelah proses kegiatan pembelajaran telah selesai.
Salah satu kegiatan ektrakulikuler yang di selenggarakan di sekolah-sekolah
yaitu ektrakurikuler pramuka. Kepramukaan adalah suatu kegiatan yang
mana selalu mengutamakan dan membentuk keluhuran budi, keluhuran
watak,ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan
jasmani dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda
Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di
alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti yang
luhur. Didalam kepramukaan terdapat pemakaian atribut yang digunakan
untuk menunjukkan kemampauan atau keahlian berdasarkan tingkat
kepramukaan anggota pramuka, akan tetapi yang terjadi di SMA Negeri 1
Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tidak
demikian pemakaian atribut pramuka hanya sebatas pelengkap seragam yang
6
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina Pramuka dan hasil observasi
yang telah dilakukan pada SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri
Besar Kabupaten Way Kanan ditemukan bahwa masih banyak siswa yang
memakai atribut pramuka padahal tidak mengikuti pelatihan ataupun kegiatan
kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah yang secara rutin dilaksanakan
satu minggu sekali, hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 01 : Data hasil observasi terhadap siswa tentang pemakaian atribut tanpa mengikuti pelatihan kegiatan kepramukaan. No. Kelas
Jumlah Siswa Aktif Latihan Tidak Aktif Latihan
1. X 140
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan sebagaian besar banyak yang
memakai atribut pramuka tanpa aktif mengikuti pelatihan hal tersebut dapat
terlihat dari jumlah 459 siswa hanya 101 yang aktif dalam pelatihan
kepramukaan sedangkan 358 siswa memakai atribut tanpa latihan hal tersebut
apabila di persentase mencapai 77,99 %. Pada dasarnya pihak sekolah
menganjurkan kepada siswa yang memakai atribut pramuka untuk dapat
mengikuti kegiatan kepramukaan akan tetapi, pada kenyataannya berdasarkan
data yang diperoleh peneliti banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan
7
secara aktif kegiatan ektrakurikuler kepramukaan yang diselenggarakan di
sekolah. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap atribut yang
dipakai yang seharusnya dalam pemakaiannya ada proses yang harus
dilaksanakan dan serta setiap atribut memiliki arti dan makna yang sangat
mendalam, oleh karena itu berpengaruh juga terhadap sikap dan prilaku siswa
itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul, “Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut
Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri
Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1. Banyaknya siswa yang memakai atribut pramuka akan tetapi tidak
mengikuti kegiatan kepramukaan.
2. Masih kurangnya pemahaman siswa terhadap manfaat dan tujuan dari
kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh sekolah.
3. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.
4. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap pemakaian atribut pramuka
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini
8
di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah persepsi siswa terhadap pemakaian
atribut pramuka tanpa latihan?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi
siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1
Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun
Pelajaran 2012-2013.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan
konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya dalam wilayah kajian pendidikan
nilai moral Pancasila karena berkaitan dengan nilai-nilai karakter.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna untuk :
1. Siswa agar dapat membentuk karakter budaya bangsa dalam diri
9
2. Sekolah agar memperbaiki iklim sekolah sehingga dapat mendukung
dan menumbuhkan minat siswa sehingga mau mengikuti kegiatan
kepramukaan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan
referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian
lebih lanjut yang relevan.
F.Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan
khususnya Pendidikan Kewarganegraan tentang pendidikan karakter,
terkait dengan upaya pembentukan diri warga negara yang memiliki:
karakter, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta perilaku nyata
dalam kehidupan masyarakat dan negara baik di sekolah maupun
masyarakat.
2. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan pembentukkan karakter budaya bangsa.
3. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri
Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran
10
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri
Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2012-2013.
5. Ruang Lingkup Waktu
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin
penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pramuka
Kegiatan pramuka sangat bermanfaat bagi peserta pramuka. manfaat kegiatan
pramuka antara lain dapat meningkatkan disiplin dan mandiri. Selain itu juga
kegiatan pramuka dapat menumbuhkan rasa setia kawan. Hal ini sesuai arti
kegiatan pramuka. Gerakan pramuka adalah gerakan panduan. Istilah panduan
atau pandu adalah terjemahan dari bahasa inggris yaitu scouting. Gerakan
kepanduan merupakan pendidikan non formal diluar sekolah.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan pramuka adalah Kegiatan-kegiatan-Kegiatan-kegiatan yang
lebih bersifat pratik lapangan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda Indonesia mempunyai peranan penting
dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Begitu pula dalam
perkembangan pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Setalah Indonesia
merdeka gerakan pramuka memiliki peranam penting. Para pemuda Indonesia
yang bergabung dalam gerakan pramuka memiliki peran dalam proses
pembangunan masyarakat. Untuk mengenal pramuka maka seseorang perlu
mengetahui tentang arti kata pramuka, tokoh-tokoh pramuka, dan faktor –
12
penting bagi setiap orang untuk mengetahui manfaat yang dapat di peroleh
dari gerakan pramuka.
Pramuka adalah kependekan dari praja muda karana. Praja muda karana
adalah bahasa jawa kuno yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Dari
istilah pramuka dapat diketahui anggota pramuka terdiri dari para generasi
muda. Hal ini tardier dari syarat anggota pramuka. Anggota pramuka berusia
antara 7 tahun sampai dengan 25 tahun.
Masa muda adalah masa-masa produktif. Oleh karena itu penting adanya
sebuah wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan kreatifitas pemuda.
Gerakan pramuka adalah wadah pendidikan,pelatihan, pengembangan
bakat,watak dan sifat-sifat baik (Positif). Melalui gerakan pramuka diharapkan
hal-hal yang bersifat fositif dapat berkembang. Dan sebaliknya hal-hal yang
tidak baik (negatif ) dapat dihilangkan.
Kita ketahui bahwa gerakan pramuka adalah lembaga pendidikan non formal
di luar sekolah dan keluarga. Gerakan pramuka merupakan wadah bagi
pembinaan dan pengembangan para generasi muda Indonesia. Oleh karena itu
gerakan pramuka memiliki berbagai manfaat.
Manfaat pramuka antara lain :
1. Untuk membina dan mengembangkan jiwa partriotisme (cinta tanah air)
2. Untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, daya kreasi,
13
Selain itu juga gerakan pramuka bermanfaat untuk menumbuhkan rasa
persaudaraan sejalan dengan menigkatnya rasa hormat menghormati. Selain
itu juga rasa saling hormat menghormati, saling menghargai, dan toleransi
tanpa membedakan agama, golongan, suku, ras dan bangsa.
2. Pengertian Kepramukaan
Kegiatan ektrakurikuler yang ada di sekolah salah satunya kepramukaan.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Pada umumnya yang dimaksud dengan kegiatan kepramukaan adalah suatu
kegiatan yang mana selalu mengutamakan keluhuran budi, keluhuran watak,
ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan jasman
i dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda
Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Menurut Baden Powell dalam Andri Bob Sunardi (2010: 3) Bahwa
“kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka,
tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan
14
keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang
membutuhkan”. Dalam UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,
disebutkan bahwa :
Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi:
Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega.
a. Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur 7 – 10 tahun
disebut pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan
bangsa Indonesia, yaitu ketika rakaya Indonesia mensiagakan dirinya untuk
mencapai kemerdekaan ditaidai berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908
sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.Kelompok besar dalam
siaga disebut perindukan terdiri dari 40 orang pramuka siaga. Lukman
15
b. Pramuka Penggalang
Penggalang adalah sebutan golongan setelah pramuka siaga, anggota pramuka
penggalang berusia 11 – 15 tahun. Kegiatan dalam pramuka penggalang
meliputi Kegiatan Baris berbaris (PBB), mengenal sandi – sandi, tali temali,
smapoor, heaking dan Perkemahan. (Lukman Santosa, 2011: 97).
c. Pramuka Penegak
Penegak adalah anggota gerakan pramuka yang sudah memasuki jenjang
umur 16 – 21 tahun. Ada beberapa tingkatan dalam penegak yaitu, penegak
bantara, penegak laksana dan penegak Garuda. (Lukman Santosa, 2011:94)
Pramuka Penegak bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:
1. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur
serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
2. Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan
keterampilannya.
3. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
4. Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
16
yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan
negara.
Kegiatan pramuka penegak
a. Kegiatan Rutin
1. Rapat Pleno
Rapat yang harus dihadiri semua anggota Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir Cabang. Bertujuan sebagai
evaluasi Dewan Kerja Cabang dalam melaksanakan tugas pokok
sebagai Dewan Kerja. Serta digunakan sebagai perencanaan kegiatan
jangka menengah dan panjang.
2. Rapat Bulanan
Bertujuan Guna mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan jangka
pendek, dan juga sebagai wahana silahturahmi antar Dewan Kerja
Cabang.
3. Sidang Paripurna Cabang
Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai wahana bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega sebagai langkah pengendalian
operasional melalui koordinasi, konsultasi, informasi dan kerja sama
dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Bertujuan
17
dan kerja sama dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega selama setahun.
4. Temu Ambalan
Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai koordinasi antara Dewan
Kerja Cabang dengan Dewan Ambalan se-Kwarcab. Bertujuan Sebagai
wadah penyampaian program kerja dan informasi kepada Dewan Kerja
Ranting.
5. Supervisi, Pelaporan, Evaluasi dan Monitoring (SPEM)
Kegiatan yang dilaksanakan dengan cara turun langsung ke bawah.
Kegiatan ini merupakan supervise, evaluasi dan monitoring untuk
kemajuan Gerakan Pramuka pada umumnya. Bertujuan Sebagai
pelaksanaan supervise, pelaporan, evaluasi dan monitoring Dewan
Kerja Cabang terhadap unsur di bawahnya.
b. Kegiatan Paket
1. Pelatihan dan Wawasan
Gladian Pemimpin Satuan (DIANPINSAT)
Suatu bentuk pelatihan tentang pengetahuan/ wawasan kepemimpinan
yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode penyampaian sesuai
dengan kreasi dan inovasi tertentu sehingga anggota Pramuka Penegak dan
18
pemimpin yang handal. Bertujuan Untuk mengembangkan wawasan dan
potensi kepemimpinan serta mengasah kemampuan manajemen anggota
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
2. Prestasi
Gladi Widya Wira Karya Sakti
Kegiatan yang bertajuk ajang unjuk wawasan masing-masing utusan untuk
merebutkan gelar prestasi. Bertujuan sebagai pengukur wawasan yang
dimiliki dan yang dipelajari di masing-masing pangkalan. Selain sebagai
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega juga sebagai ajang
kreatifitas anggota Gerakan Pramuka.
3. Berkemah
“Berkemah merupakan suatu kegiatan rekreasi yang amat popular,
biasanya menggunakan tenda atau semacam kendaraan khusus yang
dikenal dengan caravan, didekat laut atau di sekitar danau. Bertujuan
untuk menghindarkan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari dengan
melakukan kegiatan di alam bebas”. Andri Bob Sunardi (2010: 76)
c. Kegiatan Non Program
1. Buka Puasa Bersama
Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan berbuka puasa.
19
Dewan Kerja Cabang, Andalan Cabang, Sangga Kerja dan Eks
Kontingen kegiatan daerah maupun nasional.
2. Bakti Ramadhan
Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan membagi-bagikan
bingkisan/ paket buka puasa kepada orang-orang yang sedang
perjalanan, tukang parker, tukang becak dan lain sebagainya di sekitar
Sanggar Bakti Pramuka Kwartir. Bertujan Sebagai bukti kongkret
bahwa Pramuka bermasyarakat.
3. Pramuka Membaca
Kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan budaya membaca di
kalangan Pramuka. Bertujuan Meningkatkan budaya membaca di
kalangan Pramuka, khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega.
d. Pramuka Pandega
Pandega adalah “golongan pramuka setelah penegak. Anggota pramuka yang termasuk kedalam golongan ini berusia dari 21 tahun samapai dengan 25 tahun. Golongan ini juga disebut dengan Dewasa Muda, kegiatan pada pramuka pandega tidak berbeda dengan kegiatan penegak sehingga disetiap kwartir ditangani oleh dewan kerja yang lebih dikenal dengan Dewan kerja Pramuka Pengak dan pramuka pandega”. Lukman Santosa, (2011: 101)
Pramuka Pandega dihimpun di gugus depan dalam satuan yang disebut
20
yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua,
seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Jika
racana memerlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu reka.
Racana dapat dinamai sesuai aspirasi anggota dengan nama yang
mencerminkan karakter racana. Di tingkat Kwartir, Pramuka Pandega dapat
bergabung dalam wadah pembinaan Satuan Karya dan Dewan Kerja.
3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah “wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para anggota Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Tetap, Pramuka Penegak, Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun”. Andri Bob Sunardi, (2010: 65)
Satuan Karya Pramuka adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa
krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu.
Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda
Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh
Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut
Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang
dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara
21
Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain
melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya. Pada
dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.
a. Saka Dirgantara
Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang
kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan diri
dalam pembangunan nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi
bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang
memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara. Pelatihan
Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di
bidang kedirgantaraan, TNI-AU pihak perusahaan penerbangan dan klub
aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara
tertentu. Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu Krida Olahraga
Dirgantara, Krida Pengetahuan Dirgantara, Krida Jasa Kedirgantaraan.
b. Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan
kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),
22
nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di
Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam
pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerja sama
dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang
memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka
Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI. “Saka Bhayangkara
meliputi 4 krida, yaitu Krida Ketertiban Masyarakat, Krida Lalu Lintas,
Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana, Krida Tindakan Pertama
Tempat Kejadian Perkara. Andri Bob Sunardi”, (2010: 67)
c. Saka Wira Kartika
“Satuan Karya Pramuka Wira Kartika adalah wadah bagi Pramuka untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat dan bekerjasama dengan satuan TNI-AD. Dan dalam prakteknya Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara yaitu Krida Survival, Krida Pioneer, Krida Mountainering, Krida Navigasi Darat, Krida Bintal Juang”. Andri Bob Sunardi, (2010: 69)
Saka Wira Kartika adalah saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir
tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf
Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor
182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama
dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan
23
d.Saka Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka Taruna bumi adalah wadah bagi para anggota
Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya,
sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta
bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerja sama dengan Departemen Pertanian,
Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. “Saka Taruna bumi
meliputi 5 krida, yaitu Krida Pertanian dan Tanaman Pangan, Krida
Pertanian Tanaman Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan, Krida
Pertanian Tanaman Holtikultura”. Andri Bob Sunardi, (2010: 70)
e. Saka Kencana
Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti
masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan
Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada dibawah
Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu Krida Bina
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Krida Bina Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Krida Advokasi dan Komunikasi
Informasi Edukasi, Krida Bina Peran Serta Masyarakat. Andri Bob
24
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas sangat banyak sekali kegiatan
kepramukaan yang disebut saka yang ada dan dapat dilaksanakan di sekolah,
begitu juga yang dilaksanakan dan diikuti oleh siswa di SMA Negeri 1 Negeri
Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan memfokuskan pada
saka Bhayangkara, dan saka Wira Kartika.
4. Tujuan Dan Tugas Pokok Gerakan Kepramukaan
Berdirinya gerakan pramuka di Indonesia memiliki tujuan yakni mendidik
anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan
dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Seperti yang tertuang
dalam buku panduan orientasi gerakan pramuka yang di kutip oleh Gunawan
Purnama (1996:25) menyatakan bahwa gerakan pramuka bertujuan:
Menjadikan manusia yang berkepribadian dan berwatak dan berbudi pekerti luhur yang kuat mental tinggi, moral, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, tinggi kecerdasan, dan mutu keterampilan, serta kuat dan sehat jasmani, menjadi warga Negara yang berpancasila serta setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pelaksanaanya menjadi warga sekolah yang bertanggung jawab serta memiliki
guna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Memiliki wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang luas selain ilmu pemgetahuan yang didapat di
sekolah. Ketika dia berada di lingkungan sekolah dan menjadi warga
masarakat dia bisa menjadi contoh dan memiliki tanggungjawab serta berguna
25
pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 pasal 4 ayat 1
dan 2 yang berbunyi:
1. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat berguna dan berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri sera bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara.
Adapun tugas pokok dari gerakan pramuka ini adalah menyelenggarakan
pendidikan bagi pemuda Indonesia yang menuju kearah tujuan gerakan
pramuka sehingga dapat membentuk suatu insan yang memiliki kepribadian
yang luhur, disiplin, memiliki wawasan yang luas, memiliki tanggungjawab,
peduli sesama dan berkomitmen. Seperti yang tertulis pada anggaran rumah
tangga gerakan pramuka tahun 2005 pasal 4 mengenai tujuan dan tugas pokok
yang berbunyi: Gerakan pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan
pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar yang melengkapi pendidikan
di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Gerakan Pramuka sebagai
penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian
pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai
sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agara
mereka bisa:
26
2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi
kaum muda.
Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjdai
calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
6. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka Visi:
"Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah
kaum muda"
Misi :
1. Mempramukakan kaum muda
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak pramuka, berlandaskan iman
dan taqwa (Imtaq), serta selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Imteq)
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela
Negara
4. Menggerakan anggota dan organisasi Gerakkan Pramuka agar peduli dan
tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan
Strategi:
1. Meningkatkan jumlah dan mutu satuan pendidikan keparamukaan
27
3. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pendidik
4. Memperbarui kurikulum pendidikan kepramukaan
5. Meningkatkan sarana dan prasarana Pendidikan
6. Memantapkan organisasi, sitem manajemen, dan sumber daya
7. Meningkatkan pelaksanaan pelbagai program Gerakan Pramuka
Prinsip Dasar Kepramukaan
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
3. Peduli terhadap dirinya pribadi
4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2. Belajar sambil melakukan
3. Sistem berkelompok
4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
5. Kegiatan di alam terbuka
6. Sistem tanda kecakapan
28
Lambang Gerakan Pramuka
1) Gerakan Pramuka berlambangkan: Gambar silhouette Tunas Kelapa
2) Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka
a) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “CIKAL”, dan
istilah “cikal bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama
yang menurunkan generasi baru. Jadi buah kelapa/nyiur yang tumbuh
itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
b) Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun juga.Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat,
ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
c) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya
daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan
sekelilingnya.Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat
menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dan dalam
keadaan bagaiaman juga.
d) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu
pohan yang tertinggi di Indonesia.Jadi melambangkan, bahwa tiap
Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia
dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh
29
e) Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka
yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya
untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
f) Kelapa/nyiur adalah pohon yang serba guna, dari ujung atas hingga
akarnya.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka adalah
manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada
kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
7. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Amir Daien (1988: 24) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua
jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang
bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
secara terus-menerus, seperti latihan bola voly, sepak bola, dan sebagianya.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk
kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas
alam, kemping, pertandingan olah raga dan sebagainya. Menurut Hadari
Nawawi (1985: 177-178) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
1. Pramuka sekolah 2. Olah raga dan kesenian
3. Kebersihan dan keamanan sekolah 4. Tabungan belajar
5. Majalah sekolah ataupun majalan dinding 6. Warung atau kantin sekolah
30
Depdikbud (1987: 27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis :
a. Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya karyawisata dan bakti social.
b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan , misalnya Pramuka, PMR,
Olahraga dan sebagianya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan
ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama
satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan
ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.
2. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.
Usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.
2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.
3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.
4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah:
31
2. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi social budaya setempat.
(Depdikbud, 1987: 58)
8. Pengertian Persepsi
Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002: 21)
berpendapat bahwa “persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna
terhadap lingkungan”. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek,
penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap.
Walgito (dalam Hamka, 2002: 16) mengemukakan bahwa “persepsi seseorang
merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang
mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi
stimulus”. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan
pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat
indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar.
Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat
indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai
32
adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon
bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001: 12) “membedakan persepsi menjadi dua
pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat
sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu”. Sebagian besar dari
individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama
dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya
sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu
tersebut.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2)
Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok
penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di
masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari
kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara
perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau
keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006: 358).
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
33
ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali
menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang
yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu
secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori)
individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka
individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki
untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga.
Definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu
proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan
kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang
berarti. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor
personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses
belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis.
Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku,
nilai-nilai dalam masyarakat.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah proses yang sangat penting dalam menyusun suatu
penelitian, karna dalam proses ini pembaca dapat mengetahui apa yang akan
34
Menurut Riduwan (2004: 25) kerangka pikir adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta–fakta, observasi dan telaah penelitian.
kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep–konsep yang akan dijadikan
dasar dalam penelitian.uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antara
variabel. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat ditarik kerangka pikir
sebagai berikut :
Bagan Kerangka Pikir
Variable X Persepsi siswa :
1. Sesuai harapan
2. Kurang sesuai harapan 3.Tidak sesuai harapan
Variable Y
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid,
dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan
langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar
tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian
sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu
pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.
Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga memperhatikan jenis
ataupun karakteristik, serta objek yang akan diteliti. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dimana suatu metode
penelitian yang bertujuan menggambarkan dan memaparkan secara tepat
keadaan tertentu dalam masyarakat.
Metode deskriptif adalah suatu penyelidikan yang bertujuan untuk
menggambarkan atau menunjukkan keadaan seseorang, lembaga atau
masyarakat tertentu pada masa sekarang ini berdasarkan pada faktor-faktor
yang nampak saja (surface factor) di dalam situasi yang diselidikinya
36
Selanjutnya Mohamad Ali ( 1985 : 120 )
Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dengan analisis atau pengolahan data, menarik kesimpulan atau melaporkan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan dengan cara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Metode deskriptif merupakan penyelidikan dengan metode survey dengan
teknik interview, study komperatif, study gerak, dan waktu. (Winarno
Surachmad, 1989 : 139 ).
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menganggap penggunaan metode
deskriptif dalam penelitian ini sangat tepat, karena sasaran dan kajiannya ialah
untuk menjelaskan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa
latihan, dan menggambarkan serta menganalisis masalah yang ada sesuai
dengan kenyataan didasarkan pada data-data yang diperoleh di lapangan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi ( 1987: 152 ), populasi
adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang cirinya akan diduga.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri
Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459
37
Tabel 02. Jumlah siswa SMA Neeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun ajara 2012-2013
No Kelas Jenis kelamin Jumlah Keterangan
P L
1 X 83 57 140
2 XI 96 79 175
3 XII 77 67 144
Jumlah 256 203 459
2. Teknik Sampling
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam
penelitian. Menurut Mohammad Ali ( 1987: 62 ), sampel merupakan sebagian
besar yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili
populasi dan pengambilannya menggunakan teknik tertentu.
Menentukan besarnya sampel, peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi
Arikunto, yaitu sebagai berikut :
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10 %-12 % atau 20 %-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek kerena
menyangkut hal banyak sedikitnya data.
38
Tabel 03. Data jumlah pengambilan sampel untuk masing masing kelas. No Kelas Jumlah Pengambilan
Sampel
1 X 16
2 XI 22
3 XII 18
Jumlah 56 Orang
Berdasarkan pertimbangan pendapat yang ada di atas, maka jumlah sampel
yang akan diambil oleh peneliti adalah sebesar 12 % dari jumlah populasi.
Jumlah populasi sebesar 459, sehingga dengan demikian peneliti mengambil
sampel 12 % dari 459 adalah 55,08 dan dibulatkan menjadi 56, jadi yang
dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 56 orang. Sedangkan
dalam pembagian sampel pada masing-masing kelas.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah persepsi siswa terhadap
pemakaian atribut pramuka tanpa latihan, ( Variabel X ).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemakaian atribut pramuka
39
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dan konstrak dengan cara memberikan arti atau lebih
menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak, variabel tersebut. Untuk memahami
objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan
pendefinisian variabel secara oprasional sebagai berikut :
a. Variabel X Persepsi siswa
Persepsi adalah kesan siswa terhadap kegiatan pramuka tanpa latihan
yang kesannya positif atau negatif. Selain itu persepsi merupakan suatu
proses: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian
objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses
organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan
penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4)
variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari
kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara
perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran
langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu
b. Variabel Y Pramuka
Pramuka adalah praja muda karana. Praja muda karana adalah rakyat
muda yang suka berkarya. Dari istilah pramuka dapat diketahui
anggota pramuka terdiri dari para generasi muda. Hal ini tardier dari
40
sampai dengan 25 tahun. Kepramukaan adalah suatu permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan
anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak
beradik, membina kesehatan, dan kebahagiaan, keterampilan dan
kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan.
D. Teknik Pengumpulan Data.
1. Teknik Pokok
Angket
Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket. Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan
yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang isinya
menggali informasi untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemakaian
atribut pramuka tanpa mengikuti latihan dan akan dijawab oleh responden
dalam penelitian ini yaitu siswa yang dijadikan sampel penelitian setelah
angket selesai diisi oleh responden akan dianalisis oleh peneliti untuk
mengetahui hasilnya. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup,
yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang
41
2. Teknik Penunjang
a. Wawancara
Penulis dalam proses wawancara menggunakan teknik wawancara tidak
terstruktur hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto (1990: 183 ) “ pedoman wawancara tidak terstruktur adalah
pedoman yang memuat garis besar yang akan dinyatakan”. Sehingga hasil
yang dicapai nantinya sangat tergantung dari pewawancara.
Penulis dalam proses wawancara juga mengumpulkan data atau informasi
dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung
dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara
dilakukan secara langsung oleh penulis dengan siswa yang dijadikan sampel
penelitian dan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalah dan
variabel penelitian.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari
informasi-informasi dan dokumen – dokumen yang digunakan untuk
mendukung keterangan-keterangan ataupun fakta-fakta yang berhubungan
dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini penggunaan teknik ini peneliti