• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Dalam pola

pendidikan, baik siswa maupun tenaga pengajar yakni guru harus aktif dan berinteraksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar (termasuk dirinya sendiri) guna memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Secara teknis, hal ini disebut pembelajaran. Agar pembelajaran dapat memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka baik siswa dan guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang mendukung proses pembelajaran tersebut (Suryabrata, 1989 : 2).

Menurut Subadi (2009 : 1), dalam proses pembelajaran, saat ini siswa makin kritis dalam berpikir dan menginginkan hal-hal baru yang menarik serta pembaruan dalam pembelajaran, sehingga guru sudah tidak tepat jika hanya menggunakan strategi pembelajaran dengan metode ceramah. Guru

(2)

Salah satu ilmu dasar yang dapat mempengaruhi perkembangan berpikir siswa adalah biologi, karena biologi merupakan mata pelajaran sains yang mampu menjadikan siswa untuk berpikir logis serta memperoleh

keterampilan dalam berpikir kritis, sistematis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Biologi merupakan ilmu pengetahuan bagi siswa untuk mengenal dan memahami konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmu dalam bidang teknologi.

Namun jika dilihat secara umum, penguasaan materi biologi SMA terutama pada kelas XI selama ini masih rendah. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa siswa kurang mampu menyerap dan memahami setiap materi yang disampaikan serta menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti dari data Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2011 bahwa nilai rata-rata penguasaan materi UN untuk mata pelajaran Biologi di beberapa daerah masih ada yang sangat rendah. Seperti pada SMA Islam Gurah di Jawa Timur yang nilai rata-ratanya yakni 46 dan SMA Purnama Palangkaraya di Kalimantan Tengah yakni 47. Data tersebut merupakan satu contoh nilai terendah secara nasional .

(3)

gerak yang rumit sehingga kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi tersebut.

Berdasarkan data awal hasil observasi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun pelajaran (2010-2011) pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia di kelas XI IPA 3 semester 1, diketahui bahwa penguasaan materi tersebut selama ini masih rendah, dapat dilihat dari nilai rata–rata ulangan harian siswa yakni sebesar 57 dengan persentase 60,6% siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru biologi di sekolah tersebut yakni 66. Selain itu, selama proses pembelajaran hanya 50% siswa yang aktif.

(4)

Dilihat dari daya serap siswa, setiap siswa itu mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, yakni : auditory, visual, dan kinestetik, sehingga tingkatan pemahaman siswa pun berbeda, maka model pembelajaran yang digunakan hendaknya bervariasi, dengan menyesuaikan gaya belajar siswa. Oleh karena itu guru harus bisa memahami perbedaan gaya belajar siswa, sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda pula demi memberikan hasil yang baik dan maksimal bagi siswa. Selain itu guru harus bisa bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa (Susilo, 2009 : 98).

Kompetensi dasar materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada Sistem Gerak Manusia. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD merupakan tipe pembelajaran yang menggunakan satu kelompok heterogen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sadiyo (2009), model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti mampu meningkatkan penguasaan materi, karena siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya. Dari hasil penelitiannya, penggunaan model pembelajaranSTAD telah menunjukkan kenaikan yang cukup

signifikan dibandingkan jika menggunakan model pembelajaran langsung

(5)

terlebih dahulu berdasarkan gaya belajar siswa yang terdiri dari 4-5 orang. Untuk gaya belajar visual dan auditori, dapat terfasilitasi karena siswa harus memperhatikan gambar yang terdapat pada media video dan menganalisa tugas yang diberikan. Kemudian gaya belajar kinestetiknya terlihat pada saat siswa mempraktekkan atau melakukan praktikum dengan merangkai torso.

Namun dari ketiga gaya belajar tersebut, belum diketahui gaya belajar mana yang paling tinggi apabila menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar SiswaTerhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD” (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1) Bagaimana pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif TipeSTAD? 2) Manakah gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi paling

(6)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1) Pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

2) Gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi yang paling tinggi pada materi Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat berguna untuk :

1. Peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai calon guru tentang gaya belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Guru mitra, sebagai sumbangan pemikiran dan alternatif pembelajaran dalam usaha untuk meningkatkan penguasaan materi siswa dengan memperhatikan gaya belajarnya.

3. Siswa, mengetahui gaya belajar mereka dan memperoleh pengalaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TipeSTAD untuk meningkatkan penguasaan materi

4. Sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan

(7)

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Gaya belajar adalah pendekatan atau cara yang digunakan seseorang dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini gaya belajar yang digunakan adalah gaya belajar model Barbe dan Swassing, yaitu terdiri darivisual, auditory dan kinesthetic/tactile.

2. Model pembelajaran kooperatif TipeStudent Teams Achievement Divisions (STAD)yang digunakan memiliki langkah–langkah sebagai berikut :

a. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang peserta didik secara heterogen berdasarkan gaya belajar siswa dan nilai akademiknya.

b. Guru menyajikan pelajaran

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

d. Guru memberikan pertanyaan/kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e. Guru memberi evaluasi f. Kesimpulan

(8)

4. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Gerak Pada Manusia

5. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 semester ganjil di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

F. Kerangka Pemikiran

Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam bagi siswa untuk mengenal dan memahami konsep tentang kehidupan, dan salah satu materi yang berkaitan dengan hal tersebut yakni Sistem Gerak Pada Manusia. Setiap siswa dalam mempelajari materi, memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, artinya cara siswa dalam menyerap setiap informasi berupa materi pembelajaran berbeda. Untuk itulah, maka demi meningkatkan penguasaan materi siswa, guru diharapkan mampu memfasilitasi gaya belajar siswa yang memiliki perbedaan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran Biologi.

(9)

media pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing tipe gaya belajar, dengan begitu diharapkan penguasaan materi siswa dapat meningkat. Selain itu, di kelas siswa bekerja dan belajar dalam kelompok yang homogen. Maksud dari kelompok yang homogen adalah anggota kelompok yang memiliki gaya belajar yang sama. Hal ini bermanfaat bagi siswa dalam melatih kerjasama dengan teman yang sama cara belajarnya. Dengan mengetahui gaya belajarnya, siswa akan merasa nyaman dalam belajar apalagi jika ditunjang dengan bahan ajar yang sesuai. Karena pada dasarnya gaya belajar dapat menentukan seberapa jauh kemampuan siswa dalam menguasai materi. Namun demikian, belum diketahui gaya belajar mana yang paling berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia. Setelah dilakukan proses pembelajaran dan dibandingkan nilai pretes, postes, dan N-gain, maka dapat diketahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi Sistem Gerak Pada Manusia.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung, dalam penyampaian materi Sistem Gerak Pada Manusia, guru masih menggunakan metode yang bersifat konvensional seperti ceramah. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya suatu perubahan yang inovatif yakni dengan memperhatikan gaya belajar siswa tersebut dan menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda seperti yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(10)

(X) dalam penelitian ini adalah gaya belajar siswa yang terdiri dari gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik, sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah penguasaan materi. Hubungan antara kedua variabel tersebut, dapat digambarkan model teoritisnya sebagai berikut :

Gambar 1. Interaksi gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi siswa. Keterangan : X (1,2,3) = Gaya belajar (1= visual, 2= auditory,

3= kinestetik); Y= penguasaan materi Sistem Gerak Manusia oleh siswa

G. Hipotesis

1. H0 : Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

H1 : Ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

2. H0 : Semua gaya belajar menghasilkan penguasaan materi yang sama pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

H1 : Salah satu gaya belajar menghasilkan penguasaan materi paling tinggi pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

X1

X3

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Belajar (Learning Style)

Menurut Sardiman (2001:20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan dan sebagainya. Sadiman berpendapat bahwa, belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar, yakni adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya (2009:2). Sedangkan, menurut Slameto (2003:2) belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(12)

tanaman? Mendengarkan ceramah, membaca buku atau kah bekerja langsung di perkebunan? Sedangkan, menurut Susilo (2009:15), gaya belajar

merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan seseorang pelajar mempelajari atau memperoleh sesuatu ilmu dengan cara yang tersendiri. Pembudayaan ini melibatkan aspek penggunaan ruang dan lokasi, kemudahan, pencahayaan dan persekitaran.

Pada suatu proses pembelajaran, seringkali seorang pendidik dalam hal ini adalah guru, mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Ini disebabkan karena guru umumnya tidak dapat memahami gaya belajar siswa. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda - beda, sehingga jika siswa dipaksa mengikuti gaya belajar standar, yang hanya duduk, mendengarkan dan mencatat, bisa menjadikan siswa jenuh, pasif dan tidak kreatif. Maka dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru diharapkan dapat melakukan suatu pembelajaran yang aktif dan dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Jika hal ini dilakukan, siswa akan dengan mudah menangkap pelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil belajar yang baik pula (Udie, 2010: 1).

Menurut De Porter dan Hernacki (1999: 116-120), Berdasarkan karakteristiknya, ada 3 macam gaya belajar :

1. Gaya Belajar Auditori (Auditory Learners)

(13)

Karakteristiknya sangatlah menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan.

Ciri–ciri Tipe Auditori, yaitu :

a. Suka berbicara, diskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar b. Mudah terganggu oleh keributan

c. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja d. Berbicara dengan irama terpola

e. Menggerakkan bibir dan menguacapkan tulisan di buku saat membaca.

2. Gaya Belajar Visual (Visual Learners)

Gaya belajar Visual yakni gaya belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan, sehingga diperlukan bukti yang konkret yang harus diperlihatkan dahulu agar siswa paham.

Ciri–ciri Tipe Visual, yaitu: a. Rapi dan Teratur

b. Berbicara dengan cepat

c. Lebih suka membaca daripada dibacakan d. Biasanya tidak terganggu oleh keributan.

3. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners)

Gaya belajar Kinestetik yakni gaya belajar yang mengharuskan individu menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar dapat mengingatnya, bisa dengan alat peraga seperti yang ada di

(14)

a. Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar b. Sulit untuk berdiam diri

c. Mengerjakan segala sesuatu dengan tangan d. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

Gaya belajar dapat diketahui melalui pengukuran gaya belajar. Beberapa cara untuk mengukur gaya belajar menurut Yunus (2005:9) adalah : 1. Angket, berisi tentang pertanyaan reflektif yang dijawab oleh siswa. 2. Kidwatching, dilakukan melalui observasi, interviu, dan interaksi dalam

kegiatan belajar.

3. Mencobakan langsung berbagai strategi pembelajaran yang

memungkinkan guru memperoleh masukan strategi pembelajaran dan gaya belajar yang paling sesuai dengan siswanya.

4. Menggunakan instrumen yang dirancang khusus berdasarkan teori tertentu yang disebut learning inventory.

B. Model Pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Divisions)

Menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2009:55) belajar kompetitif dan individualistis telah mendominasi pendidikan di Amerika Serikat. Dalam belajar kompetitif dan individualitis, guru menempatkan siswa pada tempat duduk yang terpisah dari siswa yang lain. Proses belajar seperti itu masih terjadi dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini. Maka diperlukan

(15)

mengalaminya, sebagai contoh saat bekerja dalam Laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa

sederajat, tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Dalam belajar, siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjadi

(16)

baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling

membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran (Slavin dalam Trianto, 2009:55).

Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model pembelajaran kooperatif memiliki tujuan, seperti yang di ungkapkan oleh Zamroni (dalam Trianto, 2009 : 56-57) bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton (dalam Trianto, 2009:60) terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

(17)

2. Kedua, interaksi antara siswa semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini terjadi karena seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan teman dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

3. Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

4. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

5. Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota

(18)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah Model PembelajaranStudent Teams Achievement Divisions (STAD). ModelStudent Teams Achievement Divisions (STAD), Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompoknya 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Pada model pembelajaran Kooperatif tipe STAD, siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain :

1. Perangkat Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi RPP, Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

(19)

kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila dalam kelas terdiri dari ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik yaitu :

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran biologi.

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah.

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

4. Pengaturan Tempat Duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

5. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe

(20)

didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase (Slavin, 2010 : 144-145).

C. Penguasaan Materi

Arikunto (2003:115), menyatakan bahwa penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Hasil belajar dari kecakapan kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : 1) informasi non verbal; 2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3) konsep dan prinsip; dan 4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya konsep-konsep itu penting untuk membentuk

prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreatifitas (Slameto, 1991: 131).

(21)

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian– bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil. 5. Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003: 17). Dengan adanya materi pembelajaran, siswa dapat mempelajari satu kompetensi dasar secara sistematis sehingga siswa akan mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya

(22)

manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh (Thoha, 1994:1). Adapun instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Arikunto (2003: 53), mengungkapkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes adalah pilihan jamak, uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja.

(23)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Sedangkan sampelnya adalah siswa dikelas XI IPA 3. Kelas ini dipilih sebagai sampel karena merupakan kelas dengan siswa yang memiliki prestasi akademik yang terendah dibandingkan kelas lainnya.

(24)

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain

One Group Pretest-Posttest Design. Peneliti mempunyai sampel, yaitu siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda (visual, auditori, dan kinestetik), ketiga macam sampel diberi perlakuan yang sama yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Divisions (STAD). Sampel tiga kelompok gaya belajar ini hanya menjadi data yang dimiliki oleh guru untuk menjadi pertimbangan pengelompokkan homogen berdasarkan gaya belajarnya.

Lalu ketiga macam sampel diberi soal pretes dan postes yang sama untuk mengetahui penguasaan materi siswa. Pretes dilakukan sebelum

pembelajaran dimulai pada pertemuan pertama dan postes dilakukan setelah pembelajaran selesai pada pertemuan terakhir. Desain tersebut digambarkan seperti dibawah ini :

I O1 X1 O2

II O1 X2 O2

III O1 X3 O2

Gambar 2. Desain PenelitianOne Group Pretest-Posttest Design.

Keterangan : I = kelompok gaya belajar visual; II = kelompok gaya belajar auditori; III = kelompok gaya belajar kinestetik; O1=

Pretes; O2= Postes; X = gaya belajar siswa melalui model

(25)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan saat prapenelitian adalah :

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian

d. Memodifikasi angket gaya belajar siswa. Angket dimodifikasi dari DePorter (2005:166) dengan menggunakan skalaLikert.Dari pengisian angket tersebut oleh siswa akan diperoleh 3 kelompok sesuai gaya belajar yang dominan yaitu kelompok visual, kelompok auditori dan kelompok kinestetik. Angket gaya belajar ini akan diisi oleh siswa sebelum dilaksanakan penelitian.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). f. Membuat instrumen tes, yaitu soal pretes dan postes berupa uraian

yang disesuaikan dengan penguasaan materi siswa serta lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa.

(26)

h. Membagikan angket gaya belajar siswa untuk mengetahui gaya belajar yang paling dominan pada setiap siswa. Angket gaya belajar siswa telah diuji validitas dan reabilitasnya pada siswa dengan tingkat akademik yang sama.

i. Melakukan analisis angket gaya belajar setelah angket diisi oleh siswa. g. Membuat kelompok belajar siswa yang bersifat homogen berdasarkan

gaya belajar siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan gaya belajar yang sama.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang mana pada kelas tersebut diperhatikan gaya belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajarn kooperatif tipeSTAD. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun langkah–langkah pembelajarannya

sebagai berikut : a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan soal pretes sebagai penilaian kemampuan awal siswa.

2. Siswa mendengarkan pembacaan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator serta tujuan pembelajaran.

(27)

(pertemuan II); “Apa yang menyebabkan terjadinya gerakan pada manusia” (pertemuan III).

4. Siswa mendengarkan motivasi dari guru,“Dengan

adanya rangka, kita bisa bergerak, berjalan, berlari, memasak dan kegiatan lainnya. Tuhan menciptakan sesuatu di dunia ini tak ada yang sia-sia”(pertemuan 1). Guru mengatakan kepada siswa, “Tuhan t elah meletakkan sendi pada tempatnya, bayangkan saja jika pada lutut kita terdapat sendi yang seharusnya ada diantara tulang tengkorak kita, kita tidak dapat bergerak leluasa (pada pertemuan II). Guru mengatakan kepada siswa,”Sebagian tulang yang terdapat pada tubuh kita dapat bergerak, karena ada otot yang menggerakkannya. Kita dapat

mengangkat beban, jantung kita dapat memompa darah dan aktivitas tubuh lainnya (pada pertemuan III).

b. Kegiatan Inti

1. Siswa duduk dalam kelompoknya masing–masing.

2. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar.

3. Siswa dibagikan LKK oleh guru sesuai dengan kelompok masing-masing menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4. Siswa dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKK melalui

diskusi masing–masing kelompok.

(28)

c. Penutup

1. Siswa bersama guru membahas masalah–masalah yang ada di dalam LKK yang belum dapat dipecahkan, kemudian menarik kesimpulan, (Pertemuan I: Rangka dan fungsinya; Pertemuan II: Hubungan antar tulang dan macam-macam; Pertemuan III : Otot).

2. Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.

3. Siswa mengerjakan soal postes mengenai materi yang telah dipelajari. 4. Siswa mendengarkan informasi tentang materi untuk pertemuan

selanjutnya (Pertemuan II : Hubungan antar tulang dan macam-macam persendian, pertemuan III : Otot).

5. Siswa yang nilai postesnya paling tinggi mendapatkan penghargaan dari guru.

6. Siswa diberikan tugas berupa PR.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

(29)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data gaya belajar siswa dan data aktivitas siswa melalui model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran dimulai pada pertemuan pertama, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pembelajaran. Bentuk soal yangdiberikan berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = R x 100 N

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi yang diisi oleh observer. Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek

(30)

pendapat, kemampuan bertanya dan kemampuan mempresentasikan hasil kerja kelompok

c. Angket Gaya Belajar Siswa

Angket gaya belajar siswa berisi tentang pernyataan yang sesuai dengan kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam angket ini terdapat 36 pernyataan yang mencerminkan gaya belajar siswa. Angket ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada siswa dengan tingkat akademik yang sama. Dalam angket ini terdapat tiga puluh enam pernyataan yang mencerminkan gaya belajar. Pernyataan nomor 1, 4, 8, 10, 13, 17, 18, 22, 25, 28, 30, dan 32 merupakan pernyataan yang mengidentifikasikan gaya belajar visual. Pernyataan nomor 2, 5, 9, 14, 15, 20, 23, 27, 31, 33, dan 35 mengidentifikasikan gaya belajar auditori. Sedangkan pernyataan nomor 3, 6, 11, 12, 16, 19, 21, 24, 26, 29, 34, dan 36 mengidentifikasikan gaya belajar kinestetik. Tiap-tiap pernyataan memiliki lima pilihan jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang,

jarang, dan tidak pernah. Kategori pilihan jawaban tersebut memiliki bobot : selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1.Angket gaya belajar ini telah diuji validitas dan reabilitasnya pada siswa dengan tingkat akademik yang sama.

(31)

Gaya belajar siswa diketahui dari skor terbanyak yang diperoleh, dengan kategori sebagai berikut :

a. Visual : Jika skor total pernyataan aspek visual lebih tinggi dibandingkan skor total pernyataan aspek auditori dan kinestetik. b. Auditori : Jika skor total pernyataan aspek auditori lebih tinggi

dibandingkan skor total pernyataan aspek visual dan kinestetik. c. Kinestetik: Jika skor total pernyataan aspek kinestetik lebih tinggi

dibandingkan skor total pernyataan aspek visual dan auditori. Dimodifikasi dari De Porter (2003: 166-167).

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretest, postes dan N-Gain. Untuk mendapatkan N-Gain yakni dengan menggunakan formula Meltzer (dalam Coletta dan Phillips, 2005:1172) sebagai berikut :

N-gain = X–Y x 100

Z–Y

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimal

N-gain : Selisih nilai postes dan pretes yang dinormalisasi. Nilai pretes, postes, dan skor N-gain dianalisis menggunakan uji anova dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji

prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

(32)

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal.

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabel atau p-value > 0,05; tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002:118).

2. Uji Homogenitas

Apabila masing–masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan uji F menggunakan program SPSS 17. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui keseimbangan varians nilai pretes dan postes.

a. Hipotesis

Ho : Setiap kelompok mempunyai varians sama H1 : Setiap kelompok mempunyai varians berbeda

b. Kriteria uji

Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13)

3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, maka dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis yaitu uji anova satu faktor (One Way Anova). Uji anova

(33)

a. Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata pada ketiga sampel. H1 : Ada perbedaan rata-rata antara ketiga sampel.

b. Kriteria uji

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

4. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi yang diisi oleh observer. Berikut adalah lembar observasi aktivitas siswa :

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(34)

Keterangan :

A. Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan. 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B. Bertanya

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2 Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Jika siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.

Setelah mengisi lembar observasi, data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk menganalisisnya yaitu :

(35)

∑Xi

X = x 100 %

n

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa;∑

x

i = Jumlah skor

yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (9)

2. Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi :

Tabel 2. Klasifikasi Presentase Siswa dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).

Interval Kategori

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya belajar siswa (visual, auditorial, dan kinestetik) berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui model STAD.

2. Gaya belajar auditori menghasilkan penguasaan materi paling tinggi pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model STAD.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti pengaruh gaya belajar siswa, peneliti sebaiknya tidak hanya menggunakan angket gaya belajar untuk menentukan gaya belajar masing-masing siswa. Tetapi juga dengan menggunakan berbagai cara lain yaitu wawancara dan pengamatan secara langsung.

(37)

Selama pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Pengaturan tempat pada masing-masing gaya belajar saat pembelajaran,

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Yeni. 2010. Skripsi.Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Biologi Siswa MAN 2 T. Karang, Bandar Lampung T.A 2009/2010

Anderson, dkk. 2000.A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Blooms Taxonomy of Educational Ogjectives, Abridged Edition). Longman : Newyork

Arikunto, S. 2003.DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI. UPI. Bandung

Coletta, V. P dan Phillips. J. A. 2005. Interpreting FCI Scores Normalized Gain. Preinstruction Scores and Scientific Reason Ability. Department 07 Physics, Loyola. Marymount University. California.

Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

De Porter, B dan Mike Hernacki. 1999.Quantum Learning. Kaifa. Bandung Dunn, Rita & Kenneth Dunn. 1993.Teaching Secondary Student Through their

Individual Learning Style : practical approaches for grade 7-12. Massachussetts: Allyn and Bacon. http//docs.google.com/www. Akademik.unsri.ac.id/diakses (5 Maret 2011 15.25)

(39)

Latuheru, JD. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa Kini. Depdikbud. Jakarta

Linsman, R. 2004. Cara Belajar Cepat. http://www.google.com diakses (30 Januari 2012 16.00 WIB)

Muhammad, H. 2003. Pengembangan Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi.http://www.google.comdiakses (12 April 2011 16.00 WIB) Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. PT Bumi

Aksara. Jakarta.223. hlm

Nurgiantoro, G. M. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sadiman, A. 2009.Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta

Sardiman, A.M. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan. Alfabeta. Bandung Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi

Aksara. Jakarta

Slameto. 2003.Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Slavin, R. E.Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung

(40)

http://gurubangkit.wordpress.com/2009/03/06/variasi-pengalaman-belajar-memperbaiki-hasil-belajar-siswa/diakses (2 Februari 2011; 13.55 WIB) Sudijono, A. 1996.Evaluasi Pendidikan. P.T. Raja Grafindo Persada. Jakarta Suryabrata, S. 1989.Psikologi Pendidikan. Rajawali. Jakarta

Susilo, J. 2009.Sukses Dengan Gaya Belajar. Pinus. Yogyakarta

Thoha, M. 1994.Tekhnik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta Trianto. 2010.Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media.

Jakarta

(41)

dallas : houghton mifflin Educational Psychology 1984 GHage

(42)

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

RANGGI PRIMA PUTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(43)

ii

ABSTRAK

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di

SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RANGGI PRIMA PUTRA

Gaya belajar merupakan cara yang digunakan seseorang untuk menyerap dan menyimpan informasi yang diperoleh selama pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dengan guru biologi yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 16 Bandar Lampung diketahui bahwa nilai rata-rata penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia yakni sebesar 57 dengan presentase 60,6% siswa di bawah KKM (66) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesesuaian antara model pembelajaran yang digunakan guru dengan adanya variasi gaya belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(44)

iii

pembanding (One Group Pretes-Postes). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian adalah data kuantitatif berupa nilai penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir, kemudian dihitung selisihnya dan diperoleh N-gain serta data kualitatif berupa data gaya belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket dan data aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar observasi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji anova satu faktor pada taraf

kepercayaan 5% melalui program SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik berturut-turut adalah 6, 18, dan 5 orang. Setelah dilakukan pembelajaran didapat hasil nilai rata-rata N-gain penguasaan materi siswa pada ketiga kelompok tersebut yaitu 66,97; 77,21; dan 72,18. Dari hasil tersebut, terlihat adanya perbedaan rata-rata penguasaan materi antara siswa yang memiliki gaya belajar auditori dengan visual, sedangkan antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan visual maupun kinestetik dengan auditori tidak berbeda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya belajar auditori menghasilkan penguasaan materi yang paling tinggi pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian berarti gaya belajar siswa (visual, auditori, dan kinestetik) berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD .

(45)

iv

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RANGGI PRIMA PUTRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(46)

v

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : RANGGI PRIMA PUTRA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024042 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M. Pd NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si

(47)

vi 1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah,S.Pd., M.Si

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 1985031 003

(48)

vii Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ranggi Prima Putra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024042 Fakultas/ Jurusan : Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya adalah hasil pekerjaan saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali dosen pembimbing dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Juni 2012 Yang menyatakan

(49)

viii

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28 November 1987, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasangan bahagia Bapak Tafmuizal, S.E dan Ibu Yendri Aswati, B.Sc.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Budi Bhakti (PERSIT) Bandar Lampung. Kemudian dilanjutkan pendidikan formal di SD Kartika II-5 Bandar Lampung tahun 1994 dan diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SLTP Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima di SMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

(50)

x

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala

kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini.

Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini

untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahanda Tafmuizal dan ibunda Yendri Aswati

Sosok mulia yang telah membesarkanku, mendidik serta mendoakanku dengan

penuh cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas

Luki Asetaf Putra (Luki)

Adikku tersayang yang selalu melecut hatiku untuk terus maju

Guru-guruku Yang Mulia

Yang telah banyak memberikan pengalaman berarti dalam hidupku

(51)

xi

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(52)

xii menyusun skripsi ini;

6. Dra. Hj. Zaini Yusuf selaku Kepala SMA Negeri 16 Bandar Lampung dan Hesti Yunilawati,S.Si selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian berlangsung serta siswa-siswi kelas XI IPA 3 atas keceriaan dan kerjasamanya selama penelitian;

7. Eko Susanto, S.Pd.Kons., M.Pd selaku konselor atas waktu yang telah diberikan kepada penulis untuk berkonsultasi mengenai penelitian ini; 8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan do’a dan semangat Ade Tia

Ferdiyani, Nurleni Kurniawati, Riki Haryanto, dan Siska Tamayanti; 9. Teman seperjuangan kelompok penelitian tentang Gaya Belajar, Novi

Puspita Sari, Nurul Hasanah, Fatrika Lensih, Hesti Nurmawati dan Inayatus Soleihah, atas motivasi dan kebersamaan selama penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai, The Sister Feni dan Rika serta Andri para motivator ulung, terima kasih atas semangat yang kalian berikan; 10. Rekan-rekan pendidikan biologi 2006, kakak tingkatku angkatan 2005, serta

adik tingkatku angkatan 2007, 2008 yang tak dapat disebutkan satu persatu, untuk motivasinya, semoga tali persaudaraan diantara kita tetap berlanjut. 11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua; Amin. Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

(53)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pemikiran ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar ... 12

B. Model PembelajaranSTAD ... 15

C. Penguasaan Materi ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain penelitian ... 25

D. Prosedur penelitian ... 26

E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 29

2. Teknik Pengambilan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 1. Uji Normalitas Data ... 32

2. Uji Homogenitas ... 33

3. Pengujian Hipotesis ... 33

4. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

(54)

xiv

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran... 63

2. Data Hasil Penelitian ... 92

3. Analisis Uji statistik Data Hasil Penelitian ... 96

4. Foto-foto penelitian ... 100

(55)

xv

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 34

2. Klasifikasi presentase aktivitas siswa ... 36

3. Nilai pretes, postes dan N-gain Penguasaan Materi Siswa ... 38

4. Hasil uji Anova satu faktor terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain penguasaan materi siswa ... 39

5. Hasil uji Tukey terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain penguasaan materi pada tiga kelompok gaya belajar ... 40

6. Data aktivitas siswa selama pembelajaran ... 41

7. Penilaian hasil angket gaya belajar siswa ... 92

8. Data hasil nilai pretes, postes, dan N-gain ... 93

9. Data Aktivitas Siswa Kelompok Gaya Belajar Visual ... 94

10. Data aktivitas Siswa Kelompok Gaya Belajar Auditori ... 94

11. Data Aktivitas Siswa Kelompok Gaya Belajar Kinestetik ... 95

12. Hasil uji normalitas nilai pretes pada setiap gaya belajar ... 96

13. Hasil uji normalitas nilai postes pada setiap gaya belajar ... 96

14. Hasil uji normalitas nilai N-gain pada setiap gaya belajar ... 97

15. Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain ... 97

16. Hasil Uji Anova Satu Faktor nilai pretes, postes, dan N-gain .... 98

(56)

xvi

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 7 2. Desain penelitian ... 23 3. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Auditori ... 47 4. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Kinestetik . 47 5. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Visual ... 48 6. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Auditori ... 48 7. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Kinestetik . 49 8. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Visual ... 49 9. Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Visual ... 52 10.Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Auditori ... 53 11.Contoh jawaban siswa pada LKK kelompok gaya belajar Kineste tik . 53 12.Siswa sedang melakukan pretes (tes awal) ... 100 13.Guru sedang menerangkan pelajaran secara garis besar ... 100 14.Siswa kelompok auditori melaksanakan proses pembelajaran dengan

media rekaman suara ... 101 15.Siswa kelompok visual melaksanakan proses pembelajaran dengan

(57)

xvii

17.Siswa sedang melaksanakan proses pembelajaran dan guru

membagikan LKK kepada siswa ... 103

18.Siswa berdiskusi mengerjakan LKK sesuai dengan kelompok gaya belajarnya masing-masing ... 103

19.Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK ... 104

20.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ... 104

Gambar

Gambar 2. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design.Keterangan : I = kelompok gaya belajar visual; II =  kelompokgaya  belajar  auditori; III =  kelompok  gaya  belajar  kinestetik; O1 =Pretes;  O2 = Postes;  X = gaya belajar siswa melalui modelp
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 2. Klasifikasi Presentase Siswa dimodifikasi dari Hake

Referensi

Dokumen terkait

Abdurrahman bin Auf memiliki watak yang dinamis, dan ini dampak menonjol ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah. Telah menjadi kebiasaan Rasulullah pada waktu itu

Depresi merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah,

3. Apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di ruang rawat inap dan rawat jalan terhadap kepuasan pasien dan

berkah yang senantiasa Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Perilaku Higiene dengan Kejadian Diare pada Siswa SD Negeri

(3) Lebar garis terang pada layar berbanding terbalik dengan jarak antara dua celah yang digunakan.. (4) Orde garis terang berbanding terbalik dengan

Dengan penambahan sulfur 40 phr yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan yang diaplikasikan pada komponen1. otomotif, maka sifat mekanis yang baik diperlukan

Pesawat sederhana yang memiliki titik beban, titik tumpu, dan titik kuasa adalah ….. Berikut ini yang bukan merupakan pesawat sederhana

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..