• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Sudut Guide Vane.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Sudut Guide Vane."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5

RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN

VARIASI SUDUT GUIDE VANE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

JAN SIMALUNGUN PURBA NIM. 090401038

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRACK

The power plant micro hydro scale is a installation power plant which has a small capacity and contruction instalation required budget funds relative small than with budget construction a PLTA. The power plant micro hidro scale very efficient used for demand electricity in a household cause budget funds a relatively small. Finally be expected that efficiency from kaplan water turbine used will increase and all problem electrical energy crisis can overcome so that all people can get compliance of the requerement electrical energy. Based on the idea, then be tested on kaplan water turbine micro hydro with utilize renewable energy sources. In this testing be used generator for producing electric to turn on the bulb circuit. Purpose of this test for know capacity electric power generated by kaplan turbine with utilize water flow from reservoir which flowed by the pump with capasity 0,0528 m3/minute as simulation of the flow of the river.Runner blade is one main component in instalation testing the kaplan turbine, outer diameter runner blade which used in this testing by 16 cm. In this testingguide vane tobe tested is the angle 300, 450 dan 600. Of the kaplan turbine testing obtained by electric current produced by alternator with power 1,850 Watt in the angle steguring bllade water (guide vane) 300, in the angle steguring bllade water (guide vane) 450 of 4,532 watt and in the angle steguring bllade water(guide vane) 600 of 3,969Watt.

(3)

ABSTRAK

Pembangkit listrik skala mikrohidro merupakan sebuah instalasi

pembangkit listrik yang memiliki kapasitas kecil dan dalam pembangunan

instalasinya dibutuhkan anggaran dana yang relatif kecil dibandingkan dengan

anggaran pembangunan sebuah PLTA. Pembangkit listrik dengan skala mikro

hidro sangat efisien digunakan untuk kebutuhan listrik dalam sebuah rumah

tangga karena anggaran dana yang relative kecil. Pada akhirnya diharapkan bahwa

efisiensi dari turbin kaplan yang digunakan akan semakin meningkat dan semua

masalah krisis energi listrik dapat diatasi sehingga semua orang bisa mendapatkan

pemenuhan atas kebutuhan energi listrik. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka

dilakukan pengujian pada turbin kaplan skala mikro hidro dengan memanfaatkan

sumber energi yang terbarukan. Pada pengujian ini digunakan generator sebagai

penghasil listrik untuk menghidupkan rangkaian bola lampu. Tujuan pengujian ini

untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan dengan

memanfaatkan aliran air dari reservoir yang di alirkan oleh pompa dengan

kapasitas 0,0528 m3/menit sebagai simulasi dari aliran sungai. Runner blade

merupakan salah satu komponen utama dalam instalasi pegujian turbin kaplan,

diameter luar runner blade yang akan digunakan dalam pengujian ini sebesar 16

cm. Pada pengujian ini sudu pengarah air (guide vane )yang akan di uji adalah

dengan sudut 300, 450 dan 600. Dari pengujian turbin kaplan ini diperoleh arus

listrik yang dihasilkan oleh generator dengan daya sebesar 1,850 Watt pada sudut

guide vane 300, pada sudut guide vane 450 sebesar 4,532 Watt dan pada sudut

guide vane 600 sebesar 3,969 Watt.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner

Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Sudut Guide Vane

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan

Strata-1 (S1) Fakultas Teknik Departemen Teknik Mesin di Universitas Sumatera

Utara pada sub bidang Energi Air.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan

dorongan berupa pemikiran, tenaga, semangat, motivasi serta waktu dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, I. Purba dan B. Saragih. yang selalu memberikan

dukungan dan semangat, baik berupa materi, doa, serta motivasi demi

terselesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST, MT selaku dosen penguji 1 yang

telah banyak memberikan ilmu dan meluangkan waktunya dalam

membimbing penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST, MT selaku dosen penguji 2 yang

telah banyak memberikan ilmu dan meluangkan waktunya dalam

(5)

5. Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin yang

telah membantu keperluan penulis selama kuliah hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

7. Rekan-rekan penulis, David Harold Manurung, David Permadi Nainggolan

dan Jannes Tampubolon yang selalu memberikan motivasi hingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

8. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin khususnya stambuk 2009 yang

telah banyak memberikan bantuan, baik berupa jasa dan waktunya hingga

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Januari 2015

Jan Simalungun Purba

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR SIMBOL... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Penelitian... 3

1.3 Manfaat Penelitian... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metodologi Penelitian... 4

1.6 Keluaran Skripsi... 5

1.7 Sistematika Penulisan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Potensi Tenaga Air... 7

2.2Sejarah Turbin Air... 8

2.3Klasifikasi Turbin Air... 9

(7)

2.3.1.1 Turbin Pelton... 10

2.3.1.2 Turbin Turgo... 11

2.3.1.3 Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow... 12

2.3.2 Turbin Reaksi... 13

2.3.2.1 Turbin Francis... 13

2.4Karakteristik Turbin... 23

2.5Seleksi Awal Jenis Turbin... 24

2.6Generator Listrik... 27

2.7Sabuk Dan Puli... 27

2.7.1 Jenis Gerakan Pada Sabuk... 28

2.7.2 Perbandingan Kecepatan Puli... 30

2.7.3 Efisiensi Puli... 31

2.8Daya Listrik... 31

BAB III METODOLOGI DAN ALAT PENELITIAN 3.1 Umum... 32

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 34

3.3 Peralatan Pengujian... 34

(8)

3.3.2 Pompa... 34

3.3.3 Hand Tachometer... 35

3.3.4 Clamp Meter... 36

3.3.5 Multimeter... 38

3.3.6 Instalasi Rangkaian Lampu... 38

3.4 Spesifikasi dan Perlengkapan Turbin Kaplan... 39

3.5 Rancang Bangun Instalasi... 42

3.6 Pelaksanaan Pengujian... 42

3.7 Flowchart Uji Ekperimental... 45

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Perhitungan Dimensi Dasar Turbin Kaplan... 46

4.1.1 Kapasitas Aktual dan Head Efektif Instalasi... 46

4.1.2 Dimensi Dasar Turbin Kaplan………... 47

4.2 Data Hasil Pengujian Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Sudut Guide Vane Sebesar 30o…... 52

4.2.1 Arus, tegangan, dan putaran... 52

(9)

4.2.3 Pengujian torsi putaran berbeban... 56

4.2.4 Efisiensi daya turbin dan efisiensi daya alternator... 57

4.2.5 Efisiensi Puli... 59

4.3 Data Hasil pengujian Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Sudut Guide Vane Sebesar 45o …... 59

4.3.1 Arus, tegangan, dan putaran... 59

4.3.2 Analisa daya dan putaran altenator... 60

4.3.3 Pengujian torsi putaran berbeban... 63

4.3.4 Efisiensi daya turbin dan efisiensi daya altenator... 64

4.3.5 Efisiensi puli... 66

4.4 Data Hasil Pengujian Turbin Kaplan Dengan 6 Runner Blade Dan Sudut Guide Vane Sebesar 60o... 67

4.4.1 Arus, tegangan, dan putaran... 67

4.4.2 Analisa daya dan putaran altenator... 68

4.4.3 Pengujian torsi putaran berbeban... 71

4.4.4 Efisiensi daya turbin dan efisiensi daya altenator... 72

4.4.5. Efisiensi puli... 74

(10)

5.1 Kesimpulan... 75

5.2 Saran... 76

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Turbin pelton... 11

Gambar 2.2 Turbin Turgo... 12

Gambar 2.3 Turbin Osberger... 13

Gambar 2.4 Turbin Francis... 14

Gambar 2.5 Turbin kaplan... 15

Gambar 2.6 Rumah Turbin... 16

Gambar 2.7 Guide Vane ... 17

Gambar 2.8 Runner Blade ... 18

Gambar 2.9 Draft Tube ... 19

Gambar 2.10 Elemen dasar turbin Kaplan... 20

Gambar 2.11 Segitiga kecepatan... 21

Gambar 2.12 Grafik perbandingan karakteristik turbin... 23

Gambar 2.13 Generator Listrik... 27

Gambar 2.14 Sabuk terbuka... 28

Gambar 2.15 Gerakan membelit atau melingkar pada sabuk... 29

Gambar 2.16 Gerakan dengan puli pengarah... 30

(12)

Gambar 3.2 Pompa ... 35

Gambar 3.3 Hand Tachometer... 36

Gambar 3.4 Clamp Meter... 36

Gambar 3.5 Multimeter... 38

Gambar 3.6 Rangkaian Lampu... 39

Gambar 3.7 Runner Blade... 39

Gambar 3.8 Poros... 40

Gambar 3.9 Sabuk... 41

Gambar 3.10 Puli... 41

Gambar 3.11 Turbin kaplan setelah siap instalasi... 42

Gambar 4.1 Instalasi pipa... 47

Gambar 4.2 Segitiga Kecepatan... 51

Gambar 4.3 Grafik perubahan daya Alternator terhadap penambahan beban lampu pada sudut guide vane 300... 55

Gambar 4.4 Grafik perubahan putaran altenator terhadap penambahan beban lampu pada sudut guide vane 300... 55

Gambar 4.5 Grafik torsi vs putaran... 57

(13)

Gambar 4.7 Grafik perubahan putaran altenator terhadap penambahan beban

lampu pada sudut guide vane 450... 63

Gambar 4.8 Grafik torsi vs putaran... 64

Gambar 4.9 Grafik perubahan daya Alternator terhadap penambahan beban

lampu pada sudut guide vane 600... 69

Gambar 4.10 Grafik perubahan putaran altenator terhadap penambahan beban

lampu pada sudut guide vane 600... 70

Gambar 4.11 Grafik torsi vs putaran... 72

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis turbin air dan kisaran kecepatan spesifiknya ... 25

Tabel 3.1 Jangkauan dan akurasi clamp meter... 37

Tabel 4.1 Hasil pengukuran kapasitas aktual instalasi ... 46

Tabel 4.2 Hasil percobaan dan daya yang dihasilkan alternator pada sudut guide

vane 300... 54

Tabel 4.3 Hasil pengujian torsi dan putaran berbeban... 56

Tabel 4.4 Hasil percobaan dan daya yang dihasilkan alternator pada sudut guide

vane 450... 61

Tabel 4.5 Hasil pengujian torsi dan putaran berbeban... 64

Tabel 4.6 Hasil percobaan dan daya yang dihasilkan alternator pada sudut guide

vane 600... 69

(15)

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL ARTI SATUAN

Q Kapasitas Aliran/Debit Air m3/s

A Luas Penampang m2

D Diameter m

m Massa kg

E Energi Kinetik joule

P Daya watt

Ns Kecepatan Spesifik rpm

v Kecepatan m/s

K Koefisien Kerugian Pipa -

g Percepatan Gravitasi m/s2

Hd Head discharge m

Hs Head suction m

Heff Head Effektif m

hf Head Loses Mayor m

hm Head Loses Minor m

(16)

λ Jarak Vertikal Runner m

d Diameter Hub m

mpt Massa Turbin kg

malt Massa Altenator kg

Dpt Diameter Poros Turbin m

Dalt Diameter Poros Altenator m

T Waktu s

n Putaran rpm

I Kuat Arus ampere

L Panjang Pipa m

n Putaran rpm

Pair Daya Air watt

PA Daya Altenator Hasil Pengujian watt

V Tegangan Listrik volt

(17)

ABSTRACK

The power plant micro hydro scale is a installation power plant which has a small capacity and contruction instalation required budget funds relative small than with budget construction a PLTA. The power plant micro hidro scale very efficient used for demand electricity in a household cause budget funds a relatively small. Finally be expected that efficiency from kaplan water turbine used will increase and all problem electrical energy crisis can overcome so that all people can get compliance of the requerement electrical energy. Based on the idea, then be tested on kaplan water turbine micro hydro with utilize renewable energy sources. In this testing be used generator for producing electric to turn on the bulb circuit. Purpose of this test for know capacity electric power generated by kaplan turbine with utilize water flow from reservoir which flowed by the pump with capasity 0,0528 m3/minute as simulation of the flow of the river.Runner blade is one main component in instalation testing the kaplan turbine, outer diameter runner blade which used in this testing by 16 cm. In this testingguide vane tobe tested is the angle 300, 450 dan 600. Of the kaplan turbine testing obtained by electric current produced by alternator with power 1,850 Watt in the angle steguring bllade water (guide vane) 300, in the angle steguring bllade water (guide vane) 450 of 4,532 watt and in the angle steguring bllade water(guide vane) 600 of 3,969Watt.

(18)

ABSTRAK

Pembangkit listrik skala mikrohidro merupakan sebuah instalasi

pembangkit listrik yang memiliki kapasitas kecil dan dalam pembangunan

instalasinya dibutuhkan anggaran dana yang relatif kecil dibandingkan dengan

anggaran pembangunan sebuah PLTA. Pembangkit listrik dengan skala mikro

hidro sangat efisien digunakan untuk kebutuhan listrik dalam sebuah rumah

tangga karena anggaran dana yang relative kecil. Pada akhirnya diharapkan bahwa

efisiensi dari turbin kaplan yang digunakan akan semakin meningkat dan semua

masalah krisis energi listrik dapat diatasi sehingga semua orang bisa mendapatkan

pemenuhan atas kebutuhan energi listrik. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka

dilakukan pengujian pada turbin kaplan skala mikro hidro dengan memanfaatkan

sumber energi yang terbarukan. Pada pengujian ini digunakan generator sebagai

penghasil listrik untuk menghidupkan rangkaian bola lampu. Tujuan pengujian ini

untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan dengan

memanfaatkan aliran air dari reservoir yang di alirkan oleh pompa dengan

kapasitas 0,0528 m3/menit sebagai simulasi dari aliran sungai. Runner blade

merupakan salah satu komponen utama dalam instalasi pegujian turbin kaplan,

diameter luar runner blade yang akan digunakan dalam pengujian ini sebesar 16

cm. Pada pengujian ini sudu pengarah air (guide vane )yang akan di uji adalah

dengan sudut 300, 450 dan 600. Dari pengujian turbin kaplan ini diperoleh arus

listrik yang dihasilkan oleh generator dengan daya sebesar 1,850 Watt pada sudut

guide vane 300, pada sudut guide vane 450 sebesar 4,532 Watt dan pada sudut

guide vane 600 sebesar 3,969 Watt.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dengan perkembangan zaman yang terus meningkat, maka kebutuhan

akan energi juga akan semakin meningkat, sehingga energi merupakan suatu

kebutuhan yang sangat penting bagi suatu negara atau daerah. Oleh karenanya

pemakaian energi secara tepat guna tidak lepas dalam perkembangan zaman.

Mengingat sumber energi yang digunakan untuk pembangkit energi listrik

sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak, gas ,dan batu bara,

maka ketergantungan terhadap bahan bakar fosil mengakibatkan menipisnya

cadangan sumber energi tersebut, kenaikan atau ketidak stabilan harga akibat laju

permintaan yang lebih besar, polusi gas buang, serta efek rumah kaca (terutama

CO2) disebabkan pembakaran bahan bakar fosil. Oleh karena itu, pemanfaatan

energi pada masa sekarang ini sudah diarahkan pada sumber energi yang

terbarukan yang ada di alam seperti energi air, energi angin, energi matahari,

panas bumi dan nuklir. Hal ini karena energi terbarukan ini mudah di temukan dan

dapat di daur ulang kembali dibanding dengan energi fosil seperti minyak bumi

dan batu bara.

Pada umumnya energi yang paling banyak digunakan di setiap negara

khususnya negara Indonesia adalah energi air, hampir setiap saat energi ini

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Indonesia dengan wilayah yang beriklim

tropis dan curah hujan yang tinggi sangat mendukung pemamfaatan energi air

(20)

Sehingga pemamfaatan energi air perlu dijaga dan diterapkan secara

menyeluruh untuk menunjang perkembangan suatu negara atau daerah.

Sehubungan dengan peningkatan kebutuhan energi listrik serta

keterbatasan pemerintah (PLN) dalam penyediaan energi listrik, sesungguhnya

Indonesia dan khususnya di Sumatera Utara memiliki potensi sumber energi

terbarukan dalam jumlah yang banyak. Sumber energi ini berupa terjunan air di

wilayah pemukiman daerah pegunungan dimana salah satunya adalah potensi dari

Sungai Asahan. Pemanfaatan sungai asahan untuk menghasilkan listrik dapat

memenuhi pengguna energi listrik secara meluas di sumatera utara.

Seperti diketahui bahwa turbin air adalah suatu mesin yang menghasilkan

energi mekanik berupa putaran poros dengan memanfaatkan energi potensial air.

Energi ini selanjutnya diubah menjadi bentuk energi lain seperti energi listrik.

Pada perancangan turbin, jenis dan dimensi sangat tergantung dari kondisi head

dan kapasitas yang tersedia. Sehingga agar diperoleh efisiensi optimum, maka

Turbin air yang beroperasi pada suatu lokasi tertentu akan mempunyai design

yang spesifik (tipe maupun dimensi) dan berbeda dengan lokasi lain. Melihat

kondisi diatas maka akan sangat bermanfaat bila dilakukan suatu penelitian yang

dapat memberikan informasi rancang bangun beberapa tipe instalasi pembangkit

listrik tenaga mikro hidro serta membuat suatu model instalasi pembangkit listrik

yang dapat digunakan sebagai pusat pelatihan operasional dan perawatan bagi

operator lapangan. Pemanfaatan pembangkit listrik dengan mikrohidro sangat

efisien karena tidak menggunakan lahan yang luas dan tidak mengakibatkan

(21)

1.2Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh di

bangku kuliah terutama mata kuliah Energi Air .

2. Untuk mengetahui daya listrik dan efisiensi yang dihasilkan dari turbin

kaplan dengan skala mikro hidro dengan sudu pengarah air 300, 450 , 600

dan 5 (lima) runner blade yang memanfaatkan aliran air dengan debit

0,528 m3/ menit.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian turbin kaplan dengan instalasi

mikro hidro adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan teknologi yang memanfaatkan energi terbarukan untuk

menghasilkan energi listrik.

2. Bahan referensi pengembangan penelitian di bidang konversi energi

khususnya dalam bidang turbin air.

3. Menambah wacana dan literatur bagi mahasiswa mengenai turbin air skala

mikro hidro yang digunakan menggerakkan alternator untuk

menghidupkan bola lampu.

1.4Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi dibatasi perencanaan data yang di ambil. Untuk

(22)

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang dikaji

dalam penulisan skripsi, maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Jenis turbin air yang dirancang adalah jenis propeller atau Kaplan dengan

skala mikro hidro.

2. Jumlah runner blade = 5 dan variasi sudut guide vane(α) = 300, 450 , 600

3. Aliran fluida dalam steady flow.

4. Perancangan tidak termasuk pemilihan material.

5. Transmisi menggunakan sabuk dan puli dengan gerakan sabuk terbuka.

6. Pengujian interkoneksi jaringan listrik.

1.5 Metodologi Penelitian

1) Studi Literatur

Berupa studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal,

artikel maupun karya-karya ilmiah yang terkait, baik yang bersumber dari

media cetak, elektronik maupun dari internet.

2) Diskusi Interaktif

Melakukan diskusi dalam bentuk tanya-jawab antara mahasiswa dan dosen

pembimbing menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan rancang bangun

instalasi ini serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara

bersama.

3) Rancang Bangun Instalasi Dan Alat Penelitian

Perancangan serta pembuatan turbin Kaplan dimana turbin ini akan di uji

(23)

1.6 Keluaran Skripsi

Keluaran skripsi ini diharapkan akan menghasilkan:

1) Alat pengujian Turbin Kaplan yang dapat dioperasikan dengan pengunaan

kinerja satu unit pompa, penggunaan tiga buah variasi sudut guide vane

(30o, 45o,dan 60o), dan pengunaan pada 5 runner blade.

2) Buku skripsi akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Teknik dari Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

1.7Sistematika Penulisan

Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan

mempermudah pembaca memahai tulisan ini, maka skripsi disusun dalam lima

bab:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latarbelakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi

penulisan, batasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan landasan teori yang berisikan pembahasan teori serta klasifikasi

turbin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan

(24)

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN

Berisikan tentang data yang diperoleh dari hasil pengujian langsung, daya

listrik dan efisiensi turbin propeler atau turbin kaplan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan dari hasil pengujian dan saran untuk

memperbaiki kekurangan desain sebelumnya dan mencegah kesalahan desain

optimasi.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Tenaga Air

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,

karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik

(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan

dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air

banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang

memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara permukaan air pada reservoir dengan air keluar

dari turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah

merupakan energi potensial air yaitu :

� = ��ℎ ... (2.1) Dimana :

m = massa air

h = head (m)

g = percepatan gravitasi (m/ s2 )

Daya merupakan energi tiap satuan waktu��

��sehingga persamaan (2.1) dapat dinyatakan sebagai :

� � =

� �ℎ ...(2.2)

Dengan mensubsitusikan P terhadap ��

(26)

Selain memanfaatkan air jatuh dapat diperoleh dari aliran air datar. Dalam

hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik

� = 1

2��

2 ... (2.4)

Dimana :

v = kecepatan aliran air [m/s]

Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut:

� = 1

2ρQ�

2 ... (2.5)

atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas

Q

=

Av

maka

� = 1

2ρA�

3 ... (2.6)

Dimana :

A = luas penampang aliran air (m2)

2.2 Sejarah Turbin Air

Kata "turbine" ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama “Claude Bourdin” pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin

dari kata "whirling" (putaran) atau "vortex" (pusaran air). Perbedaan dasar antara turbin air dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi

pada poros yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin dapat

memberikan daya yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil. Turbin

dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya dikembangkan turbin impuls yang tidak

membutuhkan putaran air.

Sejarah di temukanya turbin yaitu bermula dari di temukanya kincir air

yang sudah sejak lama digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang

dipertimbangkan adalah ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat dimanfaatkan. Perkembangan kincir air menjadi turbin modern

membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan yang dilakukan

dalam waktu revolusi industri menggunakan metode dan prinsip ilmiah. Mereka

juga mengembangkan teknologi material dan metode produksi baru pada saat itu.

“Ján Andrej Segner” mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan

(27)

dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih

diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil. “Segner” bekerja

dengan “Euler” dalam membuat teori matematis awal untuk desain turbin. Pada

tahun 1820, “Jean-Victor Poncelet” mengembangkan turbin aliran kedalam.

Pada tahun 1826, “Benoit Fourneyon” mengembangkan turbin aliran keluar.

Turbin ini sangan efisien (80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan

sudu lengkung satu dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan

pengarah. Pada tahun 1844, “Uriah A. Boyden” mengembangkan turbin aliran

keluar yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip

dengan turbin Francis. Pada tahun 1849, James B. Francis meningkatkan efisiensi

turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test yang

memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air.

Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air

modern pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.

Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih baik dan

semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air berputar

hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan untuk

membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan pada sudu dengan

memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol

sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi.

Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern ditemukan, sekarang umumnya

digunakan untuk mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga tahun 2002,

bantalan fluida terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun. Sekitar

tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin

baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis tetapi dikembangkan dengan

kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.

2.3 Klasifikasi Turbin Air

Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, namun yang

(28)

merubah energi menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini, maka turbin air

dibagi menjadi dua yaitu:

1. Turbin impuls, dan

2. Turbin reaksi.

2.3.1 Turbin Impuls

Turbin Impuls adalah turbin yang bekerja karena aliran air. Energi

potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Air keluar nosel yang

mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu

arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).

Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama

karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan

atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke

sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

2.3.1.1 Turbin Pelton.

Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set

sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih

alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang

paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head

(29)

Gambar 2.1 Turbin pelton

(Sumber: http//turbin-pelton.blogspot.com)

2.3.1.2 Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

Pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran

air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin Turgo

lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari

turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan

(30)

Gambar 2.2 Turbin turgo

(Sumber:https://wiki.thayer.dartmouth.edu/Turgo)

2.3.1.3 Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi (impuls

turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang insinyur

Australia yang bernama “A.G.M. Michell” pada tahun 1903. Kemudian turbin ini

dikembangkan dan dipatenkan di Jerman Barat oleh “Prof. Donat Banki” sehingga

turbin ini diberi nama Turbin Banki kadang disebut juga Turbin

Michell-Ossberger (Haimerl, L.A., 1960).

Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding

dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.

Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan

penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang

sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil

dan lebih kompak dibanding kincir air.

Diameter kincir air yakni runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi

diameter Turbin Cross-Flow dapat dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan

yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah. Demikian

juga daya guna atau effisiensi rata-rata turbin ini lebih tinggi dari pada daya guna

kincir air. Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin

Ossberger Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis

yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70 % sedangkan effisiensi turbin

(31)

Gambar 2.3 Turbin ossberger

(Sumber:https://rimoo.wordpress.com)

2.3.2 Turbin Reaksi

Turbin reaksi adalah turbin yang memanfaatkan energi potensial untuk

menghasikan energi gerak. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus

yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu.

Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin

yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini

dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

Jenis-jenis turbin reaksi yakni:

2.3.2.1. Turbin Francis

Diciptakan oleh James Francis Bichens dari Inggris. Termasuk jenis turbin

reaksi dengan arah aliran aksial-radial. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi

jatuh) 10 – 650 meter, dapat menghasilkan daya 10 – 750 MW dengan Ns (spesific

speed) 83 – 1000 rpm. Pada umumnya turbin ini di desain dengan posisi poros

vertikal untuk menjaga agar air tidak mengenai rumah generator dan peralatan

(32)

air bertekanan rendah di bagian keluar. Sudu pengarah pada turbin Francis merupakan

suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya.

Gambar 2.4Turbin prancis

( Sumber:https semayangboy.com)

2.3.2.2. Turbin Kaplan

Turbin Kaplan termasuk kelompok turbin air reaksi jenis baling-baling

(propeller). Keistimewaannya adalah sudut sudu geraknya (runner) bisa diatur

(adjustable blade) untuk menyesuaikan dengan kondisi aliran saat itu yaitu

perubahan debit air. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi jatuh) 10 – 70 meter,

dapat menghasilkan daya 5 – 120 MW dengan Ns (spesific speed) 79 – 429 rpm.

Pada pemilihan turbin didasarkan pada kecepatan spesifiknya. Turbin Kaplan ini

memiliki kecepatan spesifik tinggi (high spesific speed). Turbin kaplan bekerja

(33)

Gambar 2.5 Turbin kaplan

(Sumber: http//turbin-kaplan.blogspot.com)

2.3.2.2.1. Prinsip Kerja Turbin Kaplan

Tidak berbeda dengan turbin Francis, turbin Kaplan cara kerjanya

menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan

baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk

menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada Kaplan berfungsi untuk mendapatkan

gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda

dengan roda jalan pada Francis, sudu-sudu pada roda jalan Kaplan dapat diputar

posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin Kaplan banyak

dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin ini

mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang

(34)

roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi

pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini

dikarenakan sudu-sudu turbin Kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban

yang ada.

2.3.2.2.2 Komponen Utama Turbin Kaplan

Komponen-komponen utama turbin Kaplan adalah:

1. Rumah turbin

Air dari saluran pipa didistribusikan di sekeliling cincin rumah turbin.

Rumah turbin didesain sedemikian sehingga luas penampang melintangnya

berkurang secara seragam. Luas penampang melintangnya maksimum pada sisi

masuk dan minimum pada ujung.

(35)

Rumah turbin akan mendistribusikan air secara merata kepada guide vane.

Untuk mencapai aliran seragam pada runner blade, maka aliran air harus seragam

masuk ke dalam guide vane.

2. Mekanisme pengarah (guide vane)

Sudu pengarah (guide vane) terpasang tetap diantara dua cincin dalam

bentuk roda. Roda ini dipasang tetap pada rumah turbin. Sudu pengarah didesain

untuk:

 Supaya air masuk ke runner tanpa kejut.

 Supaya air mengalir tanpa membentuk arus Eddy.

 Supaya sejumlah air bisa memasuki turbin.

Sudu pengarah bisa dibuka dan ditutup dengan memutar poros pengatur, sehingga

jumlah air bisa diatur sesuai keperluan. Poros pengatur dioperasikan dengan

menggunakan governor, yang fungsinya mengatur turbin (yaitu menjaga

kecepatan turbin konstan pada beban yang bervariasi).

Gambar 2.7 Guide vane

Turbin Kaplan adalah salah satu jenis dari turbin reaksi aliran ke dalam

(inward), yakni turbin reaksi dimana air memasuki roda pada bagian lingkaran

luar dan mengalir menuju kedalam melalui sudu (yaitu menuju pusat roda).

(36)

bergerak dengan sudut yang benar. Air ketika mengalir pada sudu/vane,

menghasilkan gaya ke roda. Gaya ini menyebabkan roda berputar.

3. Runner blade

Runner blade terdiri dari sudu yang terpasang tetap pada poros atau cincin.

Sudu didesain supaya air masuk dan meninggalkan turbin tanpa kejut. Runner

blade terpasang pada poros. Jika porosnya vertikal, disebut turbin vertikal, dan

jika poros horisontal maka disebut turbin horisontal. Untuk head rendah, runner

blade bisa dibuat dari besi tuang, tetapi untuk head tinggi, runner blade dibuat dari

baja atau paduan. Jika air secara kimia tidak murni, runner dibuat dari paduan

spesial.

Gambar 2.8 Runner blade

4. Draft tube

Air setelah melewati runner, mengalir turun melalui pipa yang disebut

(37)

 Meningkatkan head air sebesar tinggi runner dari permukaan air.

 Meningkatkan efisiensi turbin.

Gambar 2.9 Draft tube

2.3.2.2.3 Dimensi Dasar Turbin Kaplan

Dimensi dasar turbin Kaplan bergantung pada diameter luar runner (D),

(38)

Gambar 2.10 Elemen dasar turbin Kaplan

(Sumber : http://jerryjerrseyy.blogspot.com/2013/12/jenis-turbin-hidrolik.html)

Persamaan dasar untuk mencari diameter luar runner (D) :

� = (66,76 + 0,136 ��)√�eff

� ... ... (2.7)

Dengan

ns = putaran spesifik [rpm]

n = putaran turbin [rpm]

Persamaan dasar untuk mencari tinggi guide vane (B) :

�= �0,45−31,80

�� � � ... ... (2.8)

Sedangkan persamaan dasar untuk mencari jarak vertikal runner terhadap sisi

dalam guide vane (λ):

λ =0,25.D ... ... (2.9)

Dan persamaan untuk mencari diameter hub (d) : �

(39)

2.3.2.2.4 Dimensi Dasar Runner Blade

Segitiga kecepatan masuk pada runner blade dapat dilihat pada gambar

2.11 dibawah ini.

Uwb = Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss

(40)

Persamaan untuk mencari kecepatan aliran air (Vf) adalah:

Vf = �2gH ...(2.11)

Persamaan untuk mencari Kecepatan tepi (rim) diameter boss dan diameter dalam

(�����) adalah:

= �.��.�

60 ...(2.12)

�= �.�.�

60 ...(2.13)

Persamaan untuk mencari Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss dan

diameter dalam adalah :

��� = ��.�.�

100 . ��...(2.14)

�� = ��.�.�

100 . �...(2.15)

Persamaan untuk mencari Sudut sudu (blade) pada area fluida masuk (inlet)

adalah :

tan (��) = ��

��...(2.16)

Persamaan untuk mencari Sudut sudu (blade) pada area fluida keluar (outlet)

adalah :

tan (�) = ��

(41)

2.4 KARAKTERISTIK TURBIN

Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) vs flow

(m3/s) dibawah ini.

Gambar 2.12 Grafik perbandingan karakteristik turbin

(Sumber : https://rahmanta13.wordpress.com/2011/05/20/turbin-air/)

Dapat dilihat pada gambar 2.12 turbin Kaplan adalah turbin yang beroperasi

pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi. Hal ini karena

sudu-sudu turbin dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan

(42)

2.5 SELEKSI AWAL JENIS TURBIN

Seleksi awal dari jenis turbin yang cocok untuk suatu keperluan paling

tepat dilakukan dengan kecepatan spesifik (Ns). Dalam tabel 2.1 disajikan nilai

kecepatan spesifik (Ns) untuk berbagai jenis turbin. Tabel 2.1 dapat digunakan

sebagai panduan awal dalam pemilihan jenis turbin yang tepat untuk nilai Ns

tertentu. Nilai Ns yang tercantum dalam tabel 2.1 bukan nilai eksak.

Untuk setiap jenis turbin terdapat suatu nilai kisaran tinggi terjun dan

kecepatan spesifik yang sesuai. Korelasi empiris antara terjun (H) dan kecepatan

spesifik (Ns) disajikan dibawah ini.

Untuk turbin Francis, Moody memperoleh korelasi sebagai berikut:

�� = 6803

�+9,75+ 84 ...(2.18)

Sedangkan untuk turbin propeller atau Kaplan, Moody memperoleh korelasi

sebagai berikut:

�� = 9431

�+9,75+ 155...(2.19)

(43)

Tabel 2.1 Jenis-jenis turbin air dan kisaran kecepatan spesifiknya (Ns)

Jenis Turbin Ns (metrik)

1. Turbin Impuls a. Satu jet (Turbin Pelton) 4-30

b. Banyak jet (turbin Doble) 30-70

2. Turbin Reaksi a. Francis

Ns rendah 50-125

Ns normal 125-200

Ns tinggi 200-350

Ns exspress 350-500

b. Propeller

Sudu tetap (Turbin Nagler) 400-800

Sudu dapat diatur (Turbin Kaplan) 500-1000

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air selalu diusahakan agar generator

dikopel langsung dengan turbin. Atau dengan kata lain putaran turbin terbatas

pemilihannya agar dapat dikopel dengan generator. Putaran turbin berhubungan

dengan spesifik sebagaimana persamaan 2.17 di atas, atau menurut referensi yang

(44)

H = tinggi terjun efektif [m]

Dari nilai spesifik ini dapat ditentukan jenis turbin yang digunakan yang

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Ns= 8 - 50 jenis turbin Pelton

Ns= 50 - 149 jenis turbin Perancis

Ns= 150 - 1000 jenis turbin Kaplan atau Propeler

Pemilihan putaran spesifik ini sangat berhubungan dengan dimensi

peralatannya, yang berarti juga mempengaruhi konstruksi dan harga. Pemilihan

turbin kebanyakan didasarkan juga pada head air yang didapatkan dan kurang

lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat

dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head

rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,

efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran.

Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal,

dan kadang dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Turbin Francis

dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal karena ini menjadi

penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan membuat instalasi

generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun horisontal karena

ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat atau tersedia. Beberapa turbin

impuls menggunakan beberapa semburan air tiap semburan untuk meningkatkan

(45)

2. 6 GENERATOR LISTRIK

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber energi mekanik berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik 5 runner blade dan analisa perbandingan sudut guide vane (300, 450 dan 600) , yakni:

Gambar 2.13 Generator

2.7 SABUK DATAR DAN PULI

Belt (sabuk) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

ke poros yang lainnya melalui roda (pulley) yang berputar dengan kecepatan sama

atau berbeda.

Sabuk umumnya dipakai pada puli, sabuk ini lebih tenang dan efisien pada

kecepatan tinggi, dan juga mampu mentransmisikan sejumlah daya yang besar

(46)

2.7.1 Jenis Gerakan Pada Sabuk

Energi dari suatu puli ditransmisikan kemanapun. Berikut jenis gerakan

pada sabuk:

1. Gerakan sabuk terbuka

Gerakan sabuk terbuka ditunjukkan di dalam gambar 2.19, jenis ini digunakan

diporos. Berputar dan paralel yang diatur ke arah yang sama. Ketika memusat

jarak antara kedua poros besar, kemudian sisi yang ketat sabuk harus lebih rendah.

Gambar 2.14 Sabuk terbuka

2. Gerakan membelit atau melingkar pada sabuk

Gerakan membelit atau melingkar ditunjukkan di dalam gambar 2.20,

digunakan poros pengatur berputar dan paralel di dalam arah kebalikannya.

Tegangan yang kecil akan menunjukkan bahwa pada suatu titik silang sabuk, hal

ini akan menggosok melawan terhadap satu sama lain dan di sana akan terjadi

(47)

harus ditempatkan pada suatu jarak yang maksimum 20 b, dimana b menjadikan

sabuk melebar dan kecepatan sabuk harus kurang dari 15m/sec.

Gambar 2.15 Gerakan membelit atau melingkar pada sabuk

3. Gerakan dengan puli pengarah

Gerakan sabuk dengan puli pengarah ditunjukkan didalam gambar 2.16,

dengan menggunakan poros yang digunakan untuk pengaturan paralel dan ketika

sabuk terbuka tidak adapat digunakan dalam sudut yang kecil dan penghubung

pada puli kecil. Pengarah jenis ini disajikan untuk memperoleh perbandingan

percepatan tinggi dan ketika tegangan sabuk yang diperlukan tidak bisa diperoleh

oleh alat-alat lain. Ketika itu diinginkan untuk mentransmisikan gerakan dari satu

poros ke beberapa poros, semua diatur didalam paralel, suatu sabuk menggerakan

(48)

Gambar 2.16 Gerakan dengan puli pengarah

2.7.2 Perbandingan KecepatanPuli

Karena kecepatan linier pada kedua puli sama, maka:

��1�1 = ��2�2...(2.21)

Dan perbandingan putaran kedua puli menjadi:

�2

�1

=

�1

�2

...(2.22)

Dimana,

N1 = Putaran penggerak [rpm]

N2 = Putaran yang digerakkan [rpm]

D1 =Diameter puli penggerak [m]

(49)

2.7.3 Efisiensi Puli

Untuk mencari efisiensi puli menggunakan rumus sebagai berikut:

�p= �2�2

�1�1 � 100%

...(2.23)

Dimana :

ηp = Efisiensi puli

2.8 DAYA LISTRIK

Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan

sedang berlangsung atau kerja yang dilakukan persatuan waktu. Dari definisi ini,

maka daya listrik (Pl) dapat dirumuskan:

����= ������

�����………...(2.24)

� = �

� = �.�.�

P = V.I...(2.25)

Dimana:

P = Daya listrik (Watt)

V = Tegangan (Volt)

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Umum

Turbin Kaplan atau propeller merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin

ini tersusun dari propeller seperti pada pesawat terbang. Propeller tersebut

biasanya mempunyai 3 hingga 6 sudu yang disebut dengan runner blade. Runner

blade mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan

air selama melalui runner blade. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada

runner blade sehingga dapat berputar. Bila untuk pesawat terbang maksudnya

adalah supaya dari gaya dorong yang ada bisa didapatkan gaya ke atas, dengan

tahanan yang sedikit mungkin. Tetapi pada turbin Kaplan maksudnya adalah

untuk mendapatkan gaya tangensial yang bisa menghasilkan torsi pada pada

poros. Putaran poros ini yang akan diteruskan dengan sistem transmisi sabuk dan

puli untuk memutar altenator. Putaran altenator menghasilkan listrik tegangan AC.

Uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5 runner blade dan analisa

perbandingan variasi sudut guide vanedilakukan di lantai 4 rooftop , Departemen

Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Dalam uji

eksperimental turbin Kaplan digunakan kinerja pompa sebagai pengkondisian

kapasitas aliran air di alam ditambah beberapa instalasi, yakni sebagai berikut:

 Instalasi reservoir (dalam hal ini digunakan satu unit tong)

 Instalasi saluran perpipaan

 Instalasi dudukan rumah turbin Kaplan

(51)

Dalam uji eksperimental turbin Kaplan ini dibuat turbin Kaplan, adapun

beberapa pekerjaan yang dilakukan adalah:

 Pembuatan runner blade dengan jumlah runner adalah 5 sudu dari

bahan plat besi 2 mm.

 Pembuatan poros dari bahan pipa besi.

 Pembuatan dudukan turbin dari bahan besi siku

 Pembuatan rumah turbin, guide vane, dan draft tube dengan

pengerjaan plat.

Aliran air yang digunakan berasal dari resevoir yang telah diisi oleh air

kemudian dipompa oleh satu unit pompa sentrifugal menuju rumah turbin dan

jatuh kembali ke resevoir melalui draft tube secara siklus. Kapasitas aliran (debit)

air yang akan dipompa dapat diatur melalui sebuah katup pengatur (ball valve)

sesuai dengan kebutuhan. Rumah turbin dimana memiliki geometri variabel yang

dapat membuat operasi efisien untuk aliran air. Rumah turbin juga berfungsi

untuk memberikan gaya sentripetal agar runner blade dapat bergerak melingkar

yakni gaya yang selalu membelokkannya menuju pusat lintasan lingkaran draft

tube. Gerak melingkar runner blade inilah yang akan dikonversikan untuk

memutar poros altenator dan menghasilkan arus listrik. Dengan kata lain energi

kinetik yang terdapat dari aliran air masuk ke rumah turbin akan dimanfaatkan

menjadi energi mekanik untuk memutar runner blade.

Dari uraian di atas, jelas bahwa penggunaan turbin Kaplan dapat

mengubah energi kinetik fluida menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran

poros. Selanjutnya daya poros ini akan dikopel atau ditransmisikan ke altenator

(52)

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Uji eksperimental turbin kaplan dilakukan dengan menggunakan instalasi

turbin kaplan yang dilakukan di rooftop lantai empat, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3.3 Peralatan Pengujian

Adapun alat yang digunakan selama pengujian yakni :

3.3.1. Generator Listrik

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber energi mekanik berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik 5 runner blade dan analisa perbandingan sudut guide vane (300, 450 dan 600) , yakni:

Gambar 3.1 Generator

3.3.2 Pompa

Pompa ini digunakan untuk memompakan air dari resevoir ke rumah

(53)

dengan 3 runner blade dan analisa perbandingan sudut guide vane (300, 450 dan

600) ini, spesifikasi pompa yang digunakan adalah:

Pabrikan/Merk : Kyomizu

Voltase : 220 V/240 V

Kapasitas maximum : 88 L/menit

Head tekan maximum : 22 m

Head isap maximum : 8 m

Gambar 3.2 Pompa

3.3.3 Hand Tachometer

Alat ini digunakan untuk mengukur putaran (rpm) poros Turbin kaplan

yang digunakan dalam uji eksperimental turbin kaplan dengan 5 runner blade dan

analisa perbandingan sudut guide vane (300, 450 dan 600)ini, hand tachometer

yang digunakan adalah Krisbow KW06-303 dengan spesifikasi:

Ketelitian (akurasi) : ± 0,05% + 1 digit

Range : auto range

(54)

Gambar 3.3 Hand Tachometer 3.3.4 Clamp Meter

Clamp meter digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik (ampere)

yang dihasilkan melalui rangkaian listrik (beban) dengan cara dihubungkan seri

pada rangkaian listrik.

Gambar 3.4 Clamp Meter

Dalam pengujian ini clamp meter yang digunakan adalahKrisbow

(55)

Tabel 3.1 Jangkauan dan akurasi clamp meter

Fungsi Jangkauan Akurasi

(56)

3.3.5 Multimeter

Multimeter digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik (volt)

yang dibangkitkan oleh alternator dengan cara dihubungkan parallel pada

rangkaian listris. Dalam uji eksperimental turbin kaplan dengan 5 runner blade

dan analisa perbandingan sudut guide vane (300, 450 dan 600)ini, multimeter yang digunakan adalah tipe fluke 15B digital multimeter dengan spesifikasi:

Range : DC voltage : 0, 0.2, 2, 20, 200, 1000 V AC voltage : 0, 200, 750 V

DC current : 0 µA, 200 µA, 2 mA, 20 mA, 200 mA

Resistance : 200 Ω, 2 kΩ, 20 kΩ, 200 kΩ, 2000 kΩ

Gambar 3.5 Multimeter

3.3.6 Instalasi Rangkaian Lampu

Pada instalasi ini mengunakan rangkaian paralel yang terdiri dari lampu

LED 3 dan 4 watt masing-masing sebanyak 1 buah. Pada masing-masing lampu

dipasang sakelar yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran

(57)

Gambar 3.6 Rangkaian lampu

3.4 Spesifikasi Dan Perlengkapan Turbin Kaplan

spesifikasi dan perlengkapan turbin kaplan yang akan di uji dapat dilihat

sebagai berikut:

1 Runner blade

(58)

Bahan = besi

Jumlah runner blade = 5 (lima)

Diameter luar runner (D) = 16 cm Diameter hub = 6,5 cm

Massa = 0,1 kg

2 Poros

Gambar 3.8 Poros

Diameter : 19 mm

Bahan : steel – 42

Massa : 0,1 kg

3 Sabuk (V-Belt)

Sabuk berfungsi untuk meneruskan putaran dari poros turbin ke

poros alternator, dimana daya dari poros tersebut dimanfaatkan untuk pengisian

(59)

Bahan : karet

Jumlah : 1 (satu)

Type : A-62

Gambar 3.9 Sabuk

4 Puli (Pulley)

Gambar 3.10 Puli

Bahan : aluminium

Jumlah : 1 (satu)

(60)

3.5 Rancang Bangun Instalasi

Rancang bangun instalasi pemipaan pada uji eksperimental turbin Kaplan

menggunakan single line installation yakni memompa atau mensirkulasikan air dari reservoir ke rumah turbin dengan pompa tunggal. Pipa yang digunakan

berdiameter 2 inch dari bahan PVC. Instalasi pipa ini terdiri dari 4 buah elbow

atau belokan untuk meminimalisir head losses instalasi. Adapun tujuan rancang

bangun instalasi pipa adalah sebagai bentuk simulasi dari suatu aliran sungai

dengan kapasitas memenuhi karakteristik pemilihan turbin Kaplan.

Gambar 3.11 Turbin kaplan setelah siap instalasi

3.6 Pelaksanaan Pengujian

Uji eksperimental turbin kaplan dilakukan dengan menggunakan instalasi

turbin kaplan yang dilakukan di lantai empat, Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

Pengujian pada turbin kaplan dengan memanfaatkan aliran air dari

(61)

oleh sudu pengarah (guide vane),dalam pengujian ini divariasikan tiga macam besar sudut guide vane yakni: 300,450 dan 600.

Pengukuran-pengukuran yang dilakukan terhadap pengujian ini meliputi:

1. Pengukuran tegangan listrik (volt) dengan menggunakan Multimeter.

2. Pengukuran arus listrik (ampere) dengan menggunakan Clamp Meter.

3. Pengukuran putaran (rpm) poros turbin kaplan dan poros generator dengan

menggunakan Hand Tachometer.

4. Pengukuran debit air dengan menggunakan stopwatch.

Adapun prosedur pengujian eksperimental turbin Kaplan dengan 5

runner blade dengan perbandingan sudut guide vane sebesar 300, 450 dan

600 ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan guide vane dengan

sudut 300

2. Hidupkan motor listrik penggerak pompa.

3. Dilakukan monitoring terhadap aliran air diinstalasi.

4. Dilakukan monitoring runner blade tidak menyentuh draft tube dan guide vane dan poros dalam keadaan stabil.

5. Setelah aliran air pada pipa penghubung dan putaran turbin konstan, maka

a. Pengukuran tengangan listrik (volt) dengan Multimeter

b. Pengukuran arus listrik (ampere) dengan Clamp Meter

c. Pengukuran putaran pada poros turbin Kaplan dan poros altenator

dengan Hand Tachometer.

6. Pengukuran arus dan tegangan yang dihasilkan oleh turbin dengan

multimeter.

7. Setelah pengukuran pada turbin Kaplan dengan sudut guide vane sebesar

300 selesai, maka dilakukan penggantian dengan sudut guide vane 450 dan

600. Kemudian dilakukan pengujian kembali seperti prosedur-prosedur di

atas.

(62)

1. Tegangan listrik yang dihasilkan generator (V)

2. Arus listrik yang melalui rangkaian (A)

3. Putaran poros turbin Kaplan (rpm)

4. Putaran poros altenator (rpm)

Dari besaran-besaran di atas dapat dihitung besaran turunan lainnya seperti:

1. Daya Air

2. Daya Turbin Kaplan

3. Daya Altenator

4. Effisiensi Turbin Kaplan

(63)

Survei Data

Perhitungan Kecepatan Spesifik

3.7 Flowchart Uji Eksperimental

Studi Literatur

Penentuan Jenis Turbin Mulai

Pengujian turbin 5 runner blade dengan variasi sudut guide vaneyakni, 300,450

dan 600

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Buku-buku Pedoman, Jurnal-jurnal Pendukung,

dan sebagainya.

Head, debit dan putaran turbin yang direncanakan

Ya

Rancang bangun instalasi turbin kaplan Dengan 5 runner blade

(64)

BAB IV

ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN

4. 1 PERHITUNGAN DIMENSI DASAR TURBIN KAPLAN 4.1.1 Kapasitas aktual dan head efektif intalasi

 Kapasitas aktual instalasi

Pengukuran di lakukan dengan menampung air dari instalasi pipa pada

ember dengan kapasitas 1, 5 L, di ambil sebanyak 3 kali.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran kapasitas aktual instalasi

Pengukuran Waktu (detik) Kapasitas (liter)

I 1,8 1,5

II 1,5 1,5

III 1,8 1,5

� = 1,5

1,7 ����� �����

Q = 0,88 liter/detik

(65)

Gambar 4.1 Instalasi pipa

4.1.2 Dimensi dasar turbin Kaplan

Perancangan dimensi turbin Kaplan dimulai dari data – data yang sudah

didapat dan dari data – data perencanaan, seperti head, putaran turbin, efisiensi

hidrolik serta efisiensi turbin.

H = 1 m

Putaran rencana : N = 350 rpm

Asumsi : �� = 70 %

�� = 80%

Elbow 90o

Sisi Keluar

(66)

a. Debit air dalam (�3/s) :

Debit yang masuk turbin secara teoritis dapat diandaikan sebagai debit

yang melalui suatu curat dengan tinggi terjun (Head) yang bekerja pada turbin.

Debit air didapat dari pompa air Kyiomizhu dengan nilai

� = 0,00088 �3/�

b. Daya Teoritis Air :

Daya teoritis air didapat dari perkalian antara berat jenis air dengan head

turbin dan kapasitas air.

Pa = ρ . g. H. Q

Pa = 998,2 x 9,81 x 1 x 0,88

Pa = 8,617 Watt

c. Dimensi Dasar Turbin

Kecepatan aliran air masuk turbin yaitu

(67)

= 0,06489 � ≈0,065 �

d. Daya teoritis turbin :

Daya teoritis turbin didapat dari daya teoritis air dikalikan dengan efisiensi

turbin.

f. Kecepatan aliran air :

kecepatan aliran air adalah kecepatan air pada sisi masuk ke dalam rumah

turbin.

Uf = 4,429 m/s

g. Kecepatan tepi (rim) diameter boss dan diameter dalam :

Kecepatan tepi adalah kecepatan keliling pada sisi masuk rumah turbin.

�� = �.�60�.�

�� = � . 0,065 . 35060

(68)

�= �.�.�

60

�= � . 0,16 . 350

60

�= 2,9306 �/�

h. Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss dan diameter dalam :

Kecepatan pusaran air pada sisi masuk (inlet).

��� = ��.�.�

i. sudut sudu (blade) pada area fluida masuk (inlet) :

tan (�) = ��

j. Sudut sudu pada area fluida keluar :

tan (��) = ��

(69)

tan (��) = 4,429

6,5921

tan(�) = 0,6718

�� = ���tan 0,6718

�� = 33,89°

Gambar 4.2 Segitiga Kecepatan u

vf vb vfn 58,62˚ u

vft

u vft

vfn

u

vb

vf 33,89˚

146,11˚ Arah Putaran Sudu

(70)

4.2 Data Hasil Pengujian Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade pada Sudut Guide Vane 300

4.2.1 Arus, tegangan, dan putaran

Dari hasil pengukuran dengan alat ukur clamp meter, multimeter dan

tachometer diperoleh data sebagai berikut:

Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

1) Arus yang dihasilkan Alternator(I0) : 37 mA

2) Tegangan yang dihasilkan Alternator (V0) : 50 Volt

3) Putaran poros turbin Kaplan (N10) : 122 rpm

4) Putaran poros altenator (N20) : 701 rpm

b. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (3 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan Alternator (I3) : 35,3 mA

2) Tegangan yang dihasilkan Alternator (V3) : 49 Volt

3) Putaran poros turbin Kaplan (N13) : 111 rpm

4) Putaran poros altenator (N23) : 638 rpm

c. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (4 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan Alternator (I4) : 35,2 mA

2) Tegangan yang dihasilkan Alternator (V4) : 48 Volt

3) Putaran poros turbin Kaplan (N14) : 89 rpm

(71)

d. Untuk pembebanan dengan 2 lampu (7 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan Alternator (I7) : 34,6 mA

2) Tegangan yang dihasilkan Alternator (V7) : 42 Volt

3) Putaran poros turbin Kaplan (N17) : 81 rpm

4) Putaran poros altenator (N27) : 465 rpm

4.2.2. Analisa daya dan putaran altenator tanpa beban dan dengan pemberian beban

Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa

daya pada alternator berubah terhadap penambahan beban lampu yang digunakan.

Sehingga dapat dihitung besar dengan menggunakan persamaan :

P = V.I (Watt) ...(4.1)

Maka daya pengisian ke baterai adalah sebagai berikut:

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh:

Pc0 = V0 . I0

Pc0 = 50 . 37 . 10-3

Pc0 = 1,850 Watt

b. Untuk pembebanan 1 lampu (3 Watt), diperoleh:

Pc3 = V3 . I3

Pc3 = 49 . 35,3. 10-3

Pc3 = 1,7297 Watt

c. Untuk pembebanan 1 lampu (4 Watt), diperoleh:

Pc4 = V4 . I4

Pc4= 48 . 35,2 . 10-3

(72)

d. Untuk pembebanan 2 lampu (7 Watt), diperoleh:

Pc7 = V7 . I7

Pc7 = 42 . 34,6 . 10-3

Pc7 = 1,4532 Watt

Dari perhitungan data diatas dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yakni

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil percobaan dan daya yang dihasilkan alternator pada sudut guide

vane 300

Dari tabel 4.2 diatas dapat ditampilkan kedalam bentuk grafik untuk

mengetahui lebih jelas fenomena pada perubahan daya pada alternator terhadap

(73)

Gambar 4.3 Grafik perubahan daya Alternator terhadap penambahan beban

lampu pada sudut guide vane 300

Dengan melihat grafik diatas, dapat dianalisa semakin besar penambahan

beban maka semakin kecil daya pada alternator dan hanya dapat diberi

pembebanan 2 lampu (7 Watt). Selanjutnya hubungan antara perubahan putaran

di poros altenator terhadap penambahan beban lampu dapat dilihat pada grafik

di bawah ini.

Gambar 4.4 Grafik perubahan putaran altenator terhadap penambahan beban

(74)

Dari grafik diatas, dapat dianalisa perubahan putaran alternator terhadap

beban lampu yang diberikan ,semakin besar penambahan beban maka semakin

kecil putaran poros altenator. Dimana putaraan poros tanpa beban lampu adalah

701 rpm dan ketika diberi beban lampu paling besar putaran altenator menjadi 465

rpm.

4.2.3 Pengujian Torsi - Putaran Berbeban

Data pengujian didapat dari pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang

bersamaan (sekaligus). Dalam kasus ini, pengujian membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk menentukan pembebanan yang tepat sebelum poros berhenti

berputar. Pembebanan ini dilakukan menggunakan gesekan tali yang dikaitkan

pada 2 neraca pegas. Waktu pengujian sampel sepanjang 20 detik, dibutuhkan

lebih dari 15 x pengujian (sampel) untuk setiap perubahan variasi. Pengukuran

putaran dilakukan dalam kondisi poros terbeban hampir berhenti.

Tabel 4.3 Hasil pengujian torsi dan putaran berbeban

Pengujian Torsi (Nm)

Beban Lampu (Watt) Torsi (Nm) Putaran (rad/s)

0 0,15 12,76933

3 0,14 11,618

4 0,12 9,315333

(75)

Gambar 4. 5 Grafik torsi vs putaran

4.2.4. Efisiensi daya turbin dan efisiensi daya altenator

Performansi pada turbin merupakan daya mekanik yang dihasilkan dari

sebuah turbin. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka data yang diperlukan

adalah kecepatan sudut (

) dan torsi (T).

Untuk menghitung daya turbin, digunakan persamaan :

=

.

...(4.2)

Dimana :

� =���������� (����)

�= ����� ≈0,15 ��

�= �������������� (���)

Untuk menghitung kecepatan sudut adalah :

(76)

ω = 2�60

Dimana :

�= �������������� (���

� )

�= 122 ���

� = 2� �

60

� = 2� 122

60

� = 12,76933 ���/�

Daya Turbin Aktual :

� =� .�

� = 0,15 . 12,76933

� = 1,9154 ����

Untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

� = �������

���� � 100%

Dimana :

������� = 1,9154 ����

��� = 8,617 ����

� = 1,9154

(77)

� = 22,22 %

4.2.5 Efisiensi puli

Untuk mengetahui efisiensi puli dapat mengunakan rumus persamaan 2.29

sebagai berikut:

����� = ���� . ����

������� . ������� � 100%

Maka efisiensi puli saat pengujian tanpa pembebanan adalah:

����� = 0,035 . 701

4.3 Data Hasil Pengujian Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade PadaSudut

Guide Vane450

4.3.1 Arus, tegangan, dan putaran

Dari hasil pengukuran dengan alat ukur clamp meter, multimeter

dan tachometer diperoleh data sebagai berikut:

Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

1) Arus yang dihasilkan Alternator(I0) :44 mA

2) Tegangan yang dihasilkan Alternator (V0) : 103 Volt

3) Putaran poros turbin Kaplan (N10) : 186 rpm

Gambar

Gambar 2.5 Turbin kaplan
Gambar 2.6 Rumah turbin
Gambar 2.8 Runner blade
Gambar 2.9 Draft tube
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi dan sudut sudu pengarah aliran angin ( guide vane ) terhadap daya yang dihasilkan turbin angin vertikal axis

Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa tegangan dan besar arus yang dihasilkan alternator menggunakan alat ukur tergantung pada besar beban

Tujuan pengujian ini untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan dengan memanfaatkan aliran air dari reservoir yang dialirkan oleh pompa

Gerakan sabuk dengan puli pengarah ditunjukkan didalam gambar 2.16, dengan menggunakan poros yang digunakan untuk pengaturan paralel dan ketika sabuk terbuka tidak adapat

Otomatis yang dimaksud ialah, jika putaran generator menurun maka controller memberikan perintah pada guide vane untuk memperbesar bukaan guide vane, begitupun sebaliknya jika

Perbandingan Variasi Jumlah Sudu Pada Sudut Guide Vane 45 o.. Medan: Universitas

Design of Runner Blade of Kaplan Turbine for Small.

Belt (sabuk) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui roda (pulley) yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Sabuk