• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Jarak Vertikal Runner Terhadap Sudut Guide Vane 600.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Jarak Vertikal Runner Terhadap Sudut Guide Vane 600."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5

RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN

VARIASI JARAK VERTIKAL RUNNER TERHADAP

SUDUT GUIDE VANE 60

0

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

DAVID HAROLD NIM. 090401047

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Listrik merupakan salah satu jenis energi yang paling banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kebutuhan akan energi ini sangat tinggi. Berbagai jenis pembangkit listrik telah banyak dikembangkan. Salah satunya pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia mengingat banyaknya sumber air yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat pedesaan yang belum terjangkau PLN.

Dalam tugas akhir ini di desain dan dibuat turbin kaplan dengan menggunakan satu unit pompa sentrifugal sebagai simulasi aliran air di alam. Kapasitas air (Q) sebesar 0,88 liter/detik dan head instalasi (H) sebesar 1 meter. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas turbin Kaplan dengan 5 runner blade maka dilakukan uji eksperimental dengan variasi jarak vertikal runner terhadap guide vane sebesar 1 cm, 3 cm, dan 5 cm. Maka setelah dilakukan pengujian didapat daya pengisian listrik yang dihasilkan oleh alternator tanpa beban pada jarak 1 cm sebesar 3,969 Watt, pada jarak 3 cm sebesar 2,405 Watt, dan pada jarak 5 cm sebesar 1,591 Watt. Data ini memperlihatkan efisiensi turbin yang paling tinggi terletak pada jarak 1 cm.

(3)

ABSTRACT

Electricity is one of the most widely applied energy in everyday life so that the need for energy is very high. Various types of power plants has been developed. One of these micro hydro power plant which is very likely to be developed in Indonesia considering the number of water sources available and can be used to help rural communities not reached by PLN.

In this final task in the design and made kaplan turbine using a centrifugal pump unit as in the natural water flow simulation. Water capacity (Q) of 0.88 liters / sec and head installation (H) of 1 meter. Furthermore, to determine the effectiveness of Kaplan turbine with 5 runner blade then tested experimentally by variations in vertical distance runner of the guide vane by 1 cm, 3 cm and 5 cm. So after testing obtained charging power electricity generated by the alternator without load at a distance of 1 cm at 3,969 watt, at a distance of 3 cm of 2,405 Watt, and at a distance of 5 cm at 1,591 Watt. These data show that most high turbine efficiency lies at a distance of 1 cm.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan

memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang penulis kerjakan ini

adalah “Uji Eksperimental Turbin Kaplan Dengan 5 Runner Blade Dan Analisa Perbandingan Variasi Jarak Vertikal Runner Terhadap Sudut Guide Vane 600”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat

dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin

menghanturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak/Ibu Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Abangda Sarjana,ST yang telah banyak membantu dalam pengerjaan instalasi

turbin Kaplan ini.

5. David Permadi, Jannes Tampubolon, Jan Purba selaku teman satu kelompok

dalam pengerjaan Turbin Kaplan.

6. Orang tua yang sangat disayangi penulis, H. Manurung dan M. Siahaan untuk

perjuangan, doa dan kasih sayangnya kepada penulis.

7. Keluarga Besar Manurung dan Siahaan yang telah banyak memberikan

nasehat, semangat dan materi kepada penulis selama menyelesaikan

(5)

8. Adik yang sangat disayangi penulis, Andreas Harison Manurung, Chyntia

Regina Manurung dan Jonathan Perwira Manurung atas dukungan semangat

dan doanya kepada penulis.

9. Teman yang sangat disayangi Anasthazya Christy Hanna Sinaga yang sangat

mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

10.Seluruh mahasiswa Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara. Terkhusus untuk kawan-kawan seperjuangan stambuk 2009

atas Solidarity Forevernya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Desember 2014

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR NOTASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.2.1 Tujuan Umum ... 4

1.2.2 Tujuan Khusus ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Metodologi Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Keluaran Skripsi ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tenaga Air ... 8

2.2 Sejarah Turbin Air ... 10

2.3 Klasifikasi Turbin Air ... 12

2.3.1 Turbin Impuls ... 12

2.3.1.1 Turbin Pelton ... 12

2.3.1.2 Turbin Turgo ... 13

(7)

2.3.2 Turbin Reaksi ... 14

BAB III METODOLOGI DAN ALAT PENELITIAN 3.1 Umum ... 29

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Perhitungan Dimensi Dasar Turbin Kaplan ... 39

4.1.1 Kapasitas Aktual dan Head Efektif Instalasi ... 39

(8)

4.2 Perhitungan Efisiensi Turbin Kaplan dengan 5 Runner Blade

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Turbin Pelton ... 12

Gambar 2.2 Turbin Turgo ... 13

Gambar 2.3 Turbin Ossberger atau Turbin Crossflow (Turbin Michell- Banki) ... 14

Gambar 2.11 Segitiga Kecepatan Masuk dan Keluar Ranner Blade ... 20

Gambar 2.12 Grafik Perbandingan Karakteristik Turbun ... 21

Gambar 2.13 Alternator ... 24

Gambar 2.14 Sabuk Terbuka ... 26

Gambar 2.15 Gerakan Membelit atau Melingkar pada Sabuk ... 27

Gambar 2.16 Gerakan dengan Puli Pengarah ... 27

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Daya Alternator terhadap Penambahan

Beban pada Jarak Vertikal Runner 1 cm terhadap Guide

(10)

Gambar 4.4 Grafik Perubahan Putaran Alternator terhadap Penambahan

Beban Lampu pada Jarak Vertikal Sebesar 1 cm ... 47

Gambar 4.5 Grafik Torsi vs Putaran pada 5 Runner Blade Dengan Jarak

1 cm ... 48

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Daya Alternator terhadap Penambahan

Beban pada Jarak Vertikal Runner 3 cm terhadap Guide

Vane 600 ... 53 Gambar 4.7 Grafik Perubahan Putaran Alternator terhadap Penambahan

Beban Lampu pada Jarak Vertikal Sebesar 3 cm ... 53

Gambar 4.8 Grafik Torsi vs Putaran pada 5 Runner Blade Dengan Jarak

3 cm ... 54

Gambar 4.9 Grafik Perubahan Daya Alternator terhadap Penambahan

Beban pada Jarak Vertikal Runner 5 cm terhadap Guide

Vane 600 ... 59 Gambar 4.10 Grafik Perubahan Putaran Alternator terhadap Penambahan

Beban Lampu pada Jarak Vertikal Sebesar 5 cm ... 59

Gambar 4.11 Grafik Torsi vs Putaran pada 5 Runner Blade Dengan Jarak

5 cm ... 60

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jelis Turbin Air dan Kisaran Kecepatan Spesifikasi (Ns) 23 Tabel 2.2 Perbedana Alternator dengan Generator ... 25

Tabel 3.1 Jangkauan dan Akurasi Clamp Meter ... 33

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kapasitas Aktual Instalasi ... 39

Tabel 4.2 Hasil Percobaan dan Daya Alternator pada Jarak Vertikal

Sebesar 1 cm ... 46

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Torsi dan Putaran Berbeban pada 5 Runner

Blade dengan Jarak 1 cm... 48

Tabel 4.4 Hasil Percobaan dan Daya Alternator pada Jarak Vertikal

Sebesar 3 cm ... 52

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Torsi dan Putaran Berbeban pada 5 Runner

Blade dengan Jarak 3 cm... 54

Tabel 4.6 Hasil Percobaan dan Daya Alternator pada Jarak Vertikal

Sebesar 5 cm ... 58

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Torsi dan Putaran Berbeban pada 5 Runner

Blade dengan Jarak 5 cm... 60

(12)

DAFTAR NOTASI

Dalt Diameter Poros Altenator m

d Diameter Hub m

Ek Energi Kinetik kg.m2/s2

Ep Energi Potensial joule

g Percepatan Gravitasi m/s2

Ns Kecepatan Spesifik rpm

n Putaran rpm

P Daya watt

PA Daya Altenator Hasil Pengujian watt

Pair Daya Air watt

Q Kapasitas Aliran/Debit Air m3/s

(13)

Ri Jari-jari hub cm

T Waktu s

V Tegangan Listrik volt

v Kecepatan m/s

ys Jarak pusat blade m

(14)

ABSTRAK

Listrik merupakan salah satu jenis energi yang paling banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kebutuhan akan energi ini sangat tinggi. Berbagai jenis pembangkit listrik telah banyak dikembangkan. Salah satunya pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia mengingat banyaknya sumber air yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat pedesaan yang belum terjangkau PLN.

Dalam tugas akhir ini di desain dan dibuat turbin kaplan dengan menggunakan satu unit pompa sentrifugal sebagai simulasi aliran air di alam. Kapasitas air (Q) sebesar 0,88 liter/detik dan head instalasi (H) sebesar 1 meter. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas turbin Kaplan dengan 5 runner blade maka dilakukan uji eksperimental dengan variasi jarak vertikal runner terhadap guide vane sebesar 1 cm, 3 cm, dan 5 cm. Maka setelah dilakukan pengujian didapat daya pengisian listrik yang dihasilkan oleh alternator tanpa beban pada jarak 1 cm sebesar 3,969 Watt, pada jarak 3 cm sebesar 2,405 Watt, dan pada jarak 5 cm sebesar 1,591 Watt. Data ini memperlihatkan efisiensi turbin yang paling tinggi terletak pada jarak 1 cm.

(15)

ABSTRACT

Electricity is one of the most widely applied energy in everyday life so that the need for energy is very high. Various types of power plants has been developed. One of these micro hydro power plant which is very likely to be developed in Indonesia considering the number of water sources available and can be used to help rural communities not reached by PLN.

In this final task in the design and made kaplan turbine using a centrifugal pump unit as in the natural water flow simulation. Water capacity (Q) of 0.88 liters / sec and head installation (H) of 1 meter. Furthermore, to determine the effectiveness of Kaplan turbine with 5 runner blade then tested experimentally by variations in vertical distance runner of the guide vane by 1 cm, 3 cm and 5 cm. So after testing obtained charging power electricity generated by the alternator without load at a distance of 1 cm at 3,969 watt, at a distance of 3 cm of 2,405 Watt, and at a distance of 5 cm at 1,591 Watt. These data show that most high turbine efficiency lies at a distance of 1 cm.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Di zaman modern seperti saat sekarang ini masyarakat sangat bergantung

pada kesediaan sumber daya energi. Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk

sumber daya energi memiliki berbagai kelebihan kualitatif dibandingkan dengan

sumber daya energi primer lainnya. Dengan adanya tenaga listrik, segala aktivitas

kegiatan sehari-hari dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Tenaga listrik juga merupakan salah satu faktor yang menentukan

pencapaian sasaran pembangunan nasional dan pengerak roda perekonomian

negara. Tingginya pertumbuhan permintaan akan tenaga listrik tidak dapat

diimbangi oleh pertumbuhan penyediaan tenaga listrik telah menyebabkan

timbulnya kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, yang hal ini

menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi daerah tersebut dan nasional.

Indonesia adalah Negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai

ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni

manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

dijangkau oleh jaringan listrik PLN, secara social lingkungan timbul kesenjangan

perekonomian, pendidikan dan kesehatan.

Kemajuan teknologi sekarang banyak dibuat peralatan-peralatan yang

inovatif dan tepat guna. Salah satu contoh dalam bidang teknik mesin terutama

dalam bidang konversi energi dan pemanfaatan alam sebagai sumber energi.

Diantaranya adalah pemanfaatan air yang bisa digunakan untuk menghasilkan

listrik.

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik sekaligus

(17)

Indonesia dengan wilayahnya yang beriklim tropis dengan curah hujan yang

tinggi dan kondisi topografi yang bergunung-gunung dengan aliran sungai yang

berpotensi untuk dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Potensi ini

sebagian besar tersebar didaerah pedesaan, sementara diperkirakan masih banyak

penduduk desa yang belum menikmati energi listrik sehingga sangat tepat untuk

mengembangkan pembangkit tenaga listrik.

Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi

yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis

maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak digunakan dengan

menggunakan kincir air dan turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun

atau aliran air disungai.

Salah satu opsi dalam pengembangan sektor energi adalah pemanfaatan

Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH) untuk daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan

listrik PLN. Pembangunan PLTM dan PLTMH tidak memerlukan relokasi tempat

tinggal masyarakat setempat akibat pembuatan bendungan atau waduk. Lebih

jauh, pemanfaatan PLTM dan PLTMH diharapkan dapat menyediakan tenaga

listrik yang murah dan ramah lingkungan serta dapat berdampak pada kesadaran

masyarakat untuk melestarikan hutan sebagai penjaga kelestarian sumber daya air.

Mikrohidro merupakan pembangkit listrik skala kecil, sehingga mudah

untuk diterapkan pada masyarakat, peralatan yang digunakan sederhana, serta

kecilnya areal tanah yang digunakan untuk pengoperasian mikrohidro. Hal ini

merupakan salah satu keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, yaitu

tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mengingat masih besarnya potensi

tenaga air yang belum termanfaatkan, maka saat ini rekayasa mikrohidro masih

sangat dibutuhkan khususnya dalam pemanfaatan potensi pembangkit tenaga

listrik.

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit

listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai

(18)

ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun

ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan

untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air

yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang

memadai.Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan

waktu (flowcapacity) sedangkan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources

denganterjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah

disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam

memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan

teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya

dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi

energi listrik.

Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro

artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini tidak

merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro, pasti

mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah

Mikrohidro dengan Mini hidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikro hidro

menghasilkan daya lebih rendah dari 1 MW, sedangkan untuk minihidro daya

keluarannya berkisar antara 1 sampai 5 MW. Secara teknis, Mikrohidro memiliki

tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang

mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu menuju

rumah instalasi (rumah turbin / power house). Di rumah instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbin sendiri, dipastikan akan menerima energi air

tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros

turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan

mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan

masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau

(19)

Kebanyakan PLTMH dibangun dengan sistim run off river, tidak dengan kolam tando (reservoir) dimana air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun memotong aliran sungai, sehingga daya yang dibangkitkan

tergantung dari debit air sungai. Akan tetapi biaya pembangunan run off river

lebih ekonomis dibandingkan dengan sistim reservoir yang memerlukan bendungan yang besar dan area genangan yang luas.

1.2TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi atas tujuan umum dan tujuan khusus :

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui dan memahami

aplikasi ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah terutama dari mata kuliah

energi air.

1.2.2 Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung daya air.

2. Untuk menghitung putaran turbin.

3. Untuk menghitung torsi pada poros turbin.

4. Untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan.

5. Untuk menghitung daya turbin dengan variasi jarak vertikal runner

terhadap sudut guide vane.

6. Untuk menghitung efisiensi turbin dengan variasi jarak vertikal runner

terhadap sudut guide vane.

1.3BATASAN MASALAH

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang

dikaji dalam penulisan skripsi, maka perlu kiranya diberikan batasan masalah

sebagai berikut:

(20)

2. Jumlah runner blade = 5 dengan kapasitas aliran 8,8 liter/detik dari pompa.

3. Jarak vertikal runner terhadap guide vane yang akan diuji adalah sebesar 1

cm, 3 cm dan 5 cm.

4. Aliran fluida dalam steady flow dengan memanfaatkan kinerja pompa. 5. Transmisi menggunakan sabuk dan puli dengan gerakan sabuk terbuka.

6. Pengujian tidak termasuk interkoneksi jaringan listrik.

1.4METODOLOGI PENELITIAN

1. Tinjauan Pustaka

Berupa studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal,

artikel maupun karya-karya ilmiah yang terkait, baik yang bersumber dari

media cetak, elektronik maupun dari internet.

1) Diskusi Interaktif

Melakukan diskusi dalam bentuk tanya-jawab antara mahasiswa dan dosen

pembimbing menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan rancang bangun

instalasi ini serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara

bersama.

2) Rancang Bangun Instalasi Dan Alat Penelitian

Perancangan serta pembuatan turbin Kaplan dimana turbin ini akan di uji

untuk di analisa data hasil dari pengujian tersebut.

1.5MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui efisiensi dari turbin kaplan dengan variasi

jarak vertikal runner terhadap guide vane.

2. Bagi akademik, penelitian ini dapat menambah variasi mesin fluida di

Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Serta memberikan

informasi berupa referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya pada

(21)

1.6KELUARAN SKRIPSI

Keluaran skripsi ini diharapkan akan menghasilkan:

1. Alat pengujian Turbin Kaplan yang dapat dioperasikan dengan pengunaan

kinerja satu unit pompa, pengunaan tiga buah variasi jarak vertikal runner

tehadap guide vane ( 1 cm, 3 cm dan 5 cm ), dan pengunaan pada beberapa

variabel jumlah runner.

2. Buku skripsi akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Teknik dari Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

1.7SISTEMATIKA PENULISAN

Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan

mempermudah pembaca memahami tulisan ini, maka skripsi ini dibagi dalam

beberapa bagian yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari judul skripsi yang

telah ditetapkan, tujuan, manfaat, batasan masalah, sistematika penulisan dan

metodologi penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

penulisan skripsi. Dasar teori didapatkan dari berbagai sumber, diantaranya

berasal dari : buku - buku pedoman, jurnal, paper, tugas akhir, e-mail, e-book dan

e-news.

BAB III : METODOLOGI DAN ALAT PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan alat penelitian yang akan

(22)

mengenai langkah-langkah perancangan, instalasi dan analisa data yang akan

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dari topik yang diangkat.

BAB IV : ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN

Pada bab ini akan dianalisa dan dibahas mengenai data-data yang telah

diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam suatu sistem PLTA dan PLTMH, turbin air merupakan salah satu

peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi air

menjadi energi puntir. Energi puntir ini kemudian diubah menjadi energi listrik

oleh generator.

2.1POTENSI TENAGA AIR

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,

karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik

(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan

dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air

banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang

memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar

dari kincir air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial air yaitu:

�p= ��ℎ ...(2.1) Dengan:

Ep = energi potensial air (Joule)

m = massa air (kg)

(24)

Daya merupakan energi tiap satuan waktu ��

�� sehingga persamaan (2.1) dapat dinyatakan sebagai :

E t =

m t gh

Dengan mensubsitusikan P terhadap �E

t� dan mensubstitusikan ρQ

Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air

datar. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik

Ek=

Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut:

P = 1

2×Qv

2... (2.4)

atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q= Av maka

P = 1

2×Av

3 ... (2.5)

Dengan:

(25)

2.2SEJARAH TURBIN AIR

Ján Andrej Segner mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan

tahun 1700, turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula

dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih

diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja

dengan Euler dalam membuat teori matematis awal untuk desain turbin.

Pada tahun 1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran ke

dalam. Pada tahun 1826, Benoit Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar.

Turbin ini sangat efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan

sudu lengkung satu dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan

pengarah. Pada tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin aliran

keluar yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis. Pada tahun 1849, James B. Francis meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran ke dalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.

Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih baik

dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air

berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan

untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan pada sudu dengan

memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol

sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi. Sekitar tahun 1890,

bantalan fluida modern ditemukan, sekarang umumnya digunakan untuk

mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga tahun 2002, bantalan fluida

terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun Sekitar tahun 1913, Victor

(26)

Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir

air) merupakan mesin reaksi, tekanan air yang berperan pada mesin dan

menghasilkan kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam

proses transfer energi.

Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight

menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda

jauh. Terinspirasi dari sistem jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan

pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk kincir yang dapat

menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari energi kinetik air

pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan melalui sebuah pipa

saluran. Turbin ini disebut turbin impuls atau turbin tangensial. Aliran air mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh

keluar sudu dengan tanpa kecepatan.

Pada tahun 1879, Lester Pelton melakukan percobaan dengan kincir

Knight, dikembangkanlah desain ceruk ganda yang membuang air kesamping,

menghilangkan beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang membuang

sebagian air kembali melawan kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble

mengembangkan ceruk setengah silinder milik Pelton menjadi ceruk berbentuk

bulat memanjang, termasuk sebuah potongan didalamnya yang memungkinkan

semburan untuk membersihkan masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk

modern dari turbin Pelton yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih

perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama

Pelton sudah dikenal. Turgo dan turbin aliran silang merupakan desain turbin

impuls selanjutnya.

Turbin air terdapat dalam suatu pembangkit listrik berfungsi untuk

mengubah energi potensial yang dimiliki air menjadi energi kinetik. Selanjutnya

energi kinetik ini akan dirubah menjadi energi elektrik melalui generator. Hal ini

menyebabkan setiap pembahasan tentang turbin hidrolik akan mengikutsertakan

(27)

2.3KLASIFIKASI TURBIN AIR

Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, namun yang

paling utama adalah klasifikasi turbin air berdasarkan cara turbin air tersebut

merubah energi menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini, maka turbin air

dibagi menjadi dua yaitu:

1. Turbin impuls

2. Turbin reaksi

2.3.1 Turbin Impuls

Turbin Impuls adalah turbin yang bekerja karena aliran air. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu

arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan

atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke

sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

2.3.1.1Turbin Pelton

Gambar 2.1 Turbin Pelton

Runner

(28)

Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih

alat yang disebut nozle. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head

tinggi.

2.3.1.2Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

Pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentuk sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin Turgo

lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan

biaya perawatan.

Gambar 2.2 Turbin Turgo

2.3.1.3Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow

Tipe turbin impuls lainnya dalah turbin Crossflow (Stapenhorst, 1978) yang biasa disebut sebagai turbin banki atau turbin Mitchell. Turbin crossflow

merupakan turbin impuls yang berporos horizontal bekerja dengan cara tekanan air dikonversikan menjadi energi kinetik di inlet adaptor. Aliran air yang

(29)

menyebabkan berputarnya runner setelah berbenturan pertama dengan sudu turbin, kemudian menyilang (crossflow) mendorong sudu tingkat kedua.

Gambar 2.3 Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow (Turbin Michell-Banki)

2.3.2 Turbin Reaksi

Yang dimaksud dengan turbin reaksi adalah turbin air yang cara

bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi

puntir. Turbin air reaksi dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Turbin Francis

2. Turbin Kaplan

2.3.2.1 Turbin Francis

Diciptakan oleh James Francis Bichens dari Inggris. Termasuk jenis turbin

reaksi dengan arah aliran aksial-radial. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi jatuh) 10 – 650 meter, dapat menghasilkan daya 10 – 750 MW dengan Ns (spesific speed) 83 – 1000 rpm. Pada umumnya turbin ini di desain dengan posisi poros vertikal untuk menjaga agar air tidak mengenai rumah generator dan peralatan

(30)

Gambar 2.4 Turbin Francis

2.3.2.2 Turbin Kaplan

Turbin Kaplan termasuk kelompok turbin air reaksi jenis baling-baling

(propeller). Keistimewaannya adalah sudut sudu geraknya (runner) bisa diatur

(adjustable blade) untuk menyesuaikan dengan kondisi aliran saat itu yaitu perubahan debit air. Turbin ini beroperasi pada head (tinggi jatuh) 10 – 70 meter, dapat menghasilkan daya 5 – 120 MW dengan Ns (spesific speed) 79 – 429 rpm. Pada pemilihan turbin didasarkan pada kecepatan spesifiknya. Turbin Kaplan ini memiliki kecepatan spesifik tinggi (high spesific speed). Turbin kaplan bekerja pada kondisi head rendah dengan debit besar.

(31)

2.3.2.2.1Prinsip Kerja Turbin Kaplan

Tidak berbeda dengan turbin Francis, turbin Kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan

baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi

untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada Kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada Francis, sudu-sudu pada roda jalan

Kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin

Kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada

kondisi beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin Kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.

2.3.2.2.2Komponen Utama Turbin Kaplan

Komponen-komponen utama turbin Kaplan adalah:

1. Rumah turbin

Air dari saluran pipa didistribusikan di sekeliling cincin rumah turbin.

Rumah turbin didesain sedemikian sehingga luas penampang melintangnya

berkurang secara seragam. Luas penampang melintangnya maksimum pada sisi

(32)

Rumah turbin akan mendistribusikan air secara merata kepada guide vane. Untuk mencapai aliran seragam pada runner blade, maka aliran air harus seragam masuk ke dalam guide vane.

2. Mekanisme pengarah (guide vane)

Sudu pengarah (guide vane) terpasang tetap diantara dua cincin dalam bentuk roda. Roda ini dipasang tetap pada rumah turbin. Sudu pengarah didesain

untuk:

 Supaya air masuk ke runner tanpa kejut.  Supaya sejumlah air bisa memasuki turbin.

Sudu pengarah bisa dibuka dan ditutup dengan memutar poros pengatur,

sehingga jumlah air bisa diatur sesuai keperluan. Poros pengatur dioperasikan

dengan menggunakan governor, yang fungsinya mengatur turbin (yaitu menjaga kecepatan turbin konstan pada beban yang bervariasi).

Gambar 2.7 Guide vane

Turbin Kaplan adalah salah satu jenis dari turbin reaksi aliran ke dalam (inward), yakni turbin reaksi dimana air memasuki roda pada bagian lingkaran luar dan mengalir menuju kedalam melalui sudu (yaitu menuju pusat roda).

Turbin reaksi ini terdiri dari sudu pengarah tetap, yang mengarahkan air ke roda

(33)

3. Runner blade

Runner blade terdiri dari sudu yang terpasang tetap pada poros atau cincin. Sudu didesain supaya air masuk dan meninggalkan turbin tanpa kejut. Runner blade terpasang pada poros. Jika porosnya vertikal, disebut turbin vertikal, dan jika poros horisontal maka disebut turbin horisontal. Untuk head rendah, runner blade bisa dibuat dari besi tuang, tetapi untuk head tinggi, runner blade dibuat dari baja atau paduan. Jika air secara kimia tidak murni, runner dibuat dari paduan spesial.

Gambar 2.8 Runner blade

4. Draft tube

Air setelah melewati runner, mengalir turun melalui pipa yang disebut

draft tube. Draft tube mempunyai fungsi antara lain:

(34)

2.3.2.2.3 Dimensi Dasar Turbin Kaplan

Dimensi dasar turbin Kaplan bergantung pada diameter luar runner (D), tinggi guide vane (B), jarak vertikal runner terhadap sisi dalam guide vane (λ),

dan diameter hub (d) dapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Elemen dasar turbin Kaplan

Persamaan dasar untuk mencari diameter luar runner (D) :

D = (66,76 + 0,136 Ns)√ Heff

n ...(2.6)

Dengan:

Ns = putaran spesifik (rpm) n = putaran turbin (rpm)

Persamaan dasar untuk mencari tinggi guide vane (B) :

B = �0,45−31,80

ns �D ...(2.7)

Sedangkan persamaan dasar untuk mencari jarak vertikal runner terhadap sisi dalam guide vane (λ):

λ = 0,25.D...(2.8)

Dan persamaan untuk mencari diameter hub (d) : �

(35)

2.3.2.2.4 Dimensi Dasar Runner Blade

Segitiga kecepatan masuk pada runner blade dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini.

Gambar 2.11 Segitiga kecepatan masuk dan keluar runner blade

Dimana,

Vf = Kecepatan aliran air

Ub = Kecepatan tepi (rim) diameter boss U = Kecepatan tepi (rim) diameter luar

Uwb = Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss Uw = Kecepatan pusaran air (whirl) diameter luar

�� = Sudut sudu (blade) pada area fluida masuk (inlet)

�� = Sudut sudu (blade) pada area fluida keluar (outlet)

Persamaan untuk mencari kecepatan aliran air (Vf) adalah:

Vf = �2gH ...(2.10)

Persamaan untuk mencari Kecepatan tepi (rim) diameter boss dan diameter dalam

(�����) adalah:

(36)

�= �.�.�

60 ...(2.12)

Persamaan untuk mencari Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss dan diameter dalam adalah :

��� = 100 . ��.�.

�...(2.13)

�� = 100 . ��.�.�...(2.14)

Persamaan untuk mencari Sudut sudu (blade) pada area fluida masuk (inlet)

adalah :

tan (�) = ��

��...(2.15)

Persamaan untuk mencari Sudut sudu (blade) pada area fluida keluar (outlet)

adalah :

tan (�) = ��

���...(2.16)

2.4 KARAKTERISTIK TURBIN

Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) vs

flow (m3/s) dibawah ini.

(37)

Dapat dilihat pada gambar 2.12 turbin Kaplan adalah turbin yang

beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi. Hal ini

karena sudu-sudu turbin dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon

perubahan kapasitas.

2.5 SELEKSI AWAL JENIS TURBIN

Seleksi awal dari jenis turbin yang cocok untuk suatu keperluan paling

tepat dilakukan dengan kecepatan spesifik (Ns). Dalam tabel 2.1 disajikan nilai kecepatan spesifik (Ns) untuk berbagai jenis turbin. Tabel 2.1 dapat digunakan sebagai panduan awal dalam pemilihan jenis turbin yang tepat untuk nilai Ns

tertentu. Nilai Ns yang tercantum dalam tabel 2.1 bukan nilai eksak.

Untuk setiap jenis turbin terdapat suatu nilai kisaran tinggi terjun dan

kecepatan spesifik yang sesuai. Korelasi empiris antara terjun (H) dan kecepatan spesifik (Ns) disajikan dibawah ini.

Untuk turbin Francis, Moody memperoleh korelasi sebagai berikut:

�� = 6803

�+9,75+ 84 ...(2.17)

Sedangkan untuk turbin propeller atau Kaplan, Moody memperoleh korelasi

sebagai berikut:

�� = 9431

�+9,75+ 155...(2.18)

(38)

Tabel 2.1 Jenis-jenis turbin air dan kisaran kecepatan spesifiknya (Ns)

Jenis Turbin Ns (metrik)

1. Turbin Impuls a. Satu jet (Turbin Pelton) 4-30

b. Banyak jet (turbin Doble) 30-70 2. Turbin Reaksi a. Francis

Ns rendah 50-125

Ns normal 125-200

Ns tinggi 200-350

Ns exspress 350-500

b. Propeller

Sudu tetap (Turbin Nagler) 400-800

Sudu dapat diatur (Turbin Kaplan) 500-1000

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air selalu diusahakan agar generator

dikopel langsung dengan turbin. Atau dengan kata lain putaran turbin terbatas

pemilihannya agar dapat dikopel dengan generator. Putaran turbin berhubungan

dengan spesifik sebagaimana persamaan 2.22 di atas, atau menurut referensi yang

lain :

Dari nilai spesifik ini dapat ditentukan jenis turbin yang digunakan yang

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Ns = 8 - 50 jenis turbin Pelton Ns = 50 - 149 jenis turbin Perancis

(39)

Pemilihan putaran spesifik ini sangat berhubungan dengan dimensi

peralatannya, yang berarti juga mempengaruhi konstruksi dan harga. Pemilihan

turbin kebanyakan didasarkan juga pada head air yang didapatkan dan kurang

lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat

dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head

rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,

efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran.

Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal,

dan kadang dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Turbin Francis

dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal karena ini menjadi

penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan membuat instalasi

generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun horisontal karena

ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat atau tersedia. Beberapa turbin

impuls menggunakan beberapa semburan air tiap semburan untuk meningkatkan

kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya poros.

2.6 ALTERNATOR

Bila sejumlah kawat email dililitkan ke paku, lalu kawat dialiri arus listrik,

gulungan itu menimbulkan medan magnet, dan menyebabkan paku tersebut

menjadi magnet. Kuatnya magnet ditentukan oleh berapa banyak gulungan kawat

dan berapa besar arus listriknya. Magnet jenis ini lazim disebut sebagai

(40)

Alternator (alternate = selang-seling; artinya listrik yang dihasilkan adalah AC) menggunakan teknik yang sama seperti diatas untuk menghasilkan listrik.

Ketika rotor (as) diberi arus maka rotor itu menjadi magnet. Dan ketika diputar,

magnet yang ada di as menciptakan medan magnet lagi. Medan magnet ini lalu

bersinggungan memotong kumpulan koil/ kumparan yang ada disekelilingnya

sehingga terciptalah arus listrik. Karena magnet terdiri dari 2 kutub, maka arus

listriknya menjadi selang seling, atau lazim disebut sebagai arus bolak-balik.

Adapun perbedaan antara altenator dan generator, yakni dapat dilihat pada

tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perbedaan altenator dengan generator

Kumparan

pembangkit Altenator Generator

Kumparan medan

• Tidak perlu tempat yang luas

• Jika hubung singkat generator aman

Kerugian • Bila hubung singkat altenator rusak

• Pada putaran rendah tegangan kecil

• Perlu tempat yang luas

2.7 SABUK DATAR DAN PULI

Belt (sabuk) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

(41)

efisien pada kecepatan tinggi, dan juga mampu mentransmisikan sejumlah daya

yang besar pada jarak pusat pulley yang panjang.

2.7.1 Jenis Gerakan Pada Sabuk

Energi dari suatu puli ditransmisikan kemanapun. Berikut jenis gerakan

pada sabuk:

1. Gerakan sabuk terbuka

Gerakan sabuk terbuka ditunjukkan di dalam gambar 2.14, jenis ini

digunakan diporos. Berputar dan paralel yang diatur ke arah yang sama. Ketika

memusat jarak antara kedua poros besar, kemudian sisi yang ketat sabuk harus

lebih rendah.

Gambar 2.14 Sabuk terbuka

2. Gerakan membelit atau melingkar pada sabuk

Gerakan membelit atau melingkar ditunjukkan di dalam gambar 2.15,

digunakan poros pengatur berputar dan paralel di dalam arah kebalikannya.

Tegangan yang kecil akan menunjukkan bahwa pada suatu titik silang sabuk, hal

ini akan menggosok melawan terhadap satu sama lain dan di sana akan terjadi

kerusakan disebabkan gesekan berlebih dalam rangka menghindari ini, poros

(42)

Gambar 2.15 Gerakan membelit atau melingkar pada sabuk

3. Gerakan dengan puli pengarah

Gerakan sabuk dengan puli pengarah ditunjukkan didalam gambar 2.16,

dengan menggunakan poros yang digunakan untuk pengaturan paralel dan ketika

sabuk terbuka tidak adapat digunakan dalam sudut yang kecil dan penghubung

pada puli kecil. Pengarah jenis ini disajikan untuk memperoleh perbandingan

percepatan tinggi dan ketika tegangan sabuk yang diperlukan tidak bisa diperoleh

oleh alat-alat lain. Ketika itu diinginkan untuk mentransmisikan gerakan dari satu

poros ke beberapa poros, semua diatur didalam paralel, suatu sabuk menggerakan

dengan banyak puli.

(43)

2.7.2 Perbandingan Kecepatan Puli

Karena kecepatan linier pada kedua puli sama, maka:

��1�1 = ��2�2...(2.20)

Dan perbandingan putaran kedua puli menjadi:

�2

N1 = putaran pergerakan (rpm) N2 = putaran yang digerakkan (rpm) D1 = diameter puli penggerak (m) D2 = diameter puli yang digerakkan (m)

2.7.3 Efisiensi Puli

Untuk mencari efisiensi puli menggunakan rumus sebagai berikut:

�p= �

Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan

sedang berlangsung atau kerja yang dilakukan persatuan waktu. Dari definisi ini,

maka daya listrik (Pl) dapat dirumuskan:

(44)

BAB III

METODOLOGI DAN ALAT PENELITIAN

3. 1 UMUM

Turbin Kaplan atau propeller merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada pesawat terbang. Propeller tersebut biasanya mempunyai 3 hingga 6 sudu yang disebut dengan runner blade. Runner blade mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui runner blade. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada

runner blade sehingga dapat berputar. Bila untuk pesawat terbang maksudnya adalah supaya dari gaya dorong yang ada bisa didapatkan gaya ke atas, dengan

tahanan yang sedikit mungkin. Tetapi pada turbin Kaplan maksudnya adalah untuk mendapatkan gaya tangensial yang bisa menghasilkan torsi pada pada

poros. Putaran poros ini yang akan diteruskan dengan sistem transmisi sabuk dan

puli untuk memutar altenator. Putaran altenator menghasilkan listrik tegangan

AC. Yang kemudian dikonversi/diubah menjadi tegangan DC

Uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5 runner blade dan analisa perbandingan variasi jarak vertikal runner terhadap guide vane dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Dalam uji eksperimental turbin Kaplan digunakan kinerja pompa sebagai pengkondisian kapasitas aliran air di alam ditambah

beberapa instalasi, yakni sebagai berikut:

 Instalasi reservoir (dalam hal ini digunakan satu unit tong)  Instalasi saluran perpipaan

 Instalasi dudukan rumah turbin Kaplan  Instalasi altenator

(45)

 Pembuatan runner blade dengan jumlah runner adalah 5 sudu dari bahan kuningan

 Pembuatan poros dari bahan besi

 Pembuatan dudukan turbin dari bahan besi siku

 Pembuatan rumah turbin, guide vane, dan draft tube dengan pengerjaan plat.

Aliran air yang digunakan berasal dari resevoir yang telah diisi oleh air

kemudian dipompa oleh satu unit pompa sentrifugal menuju rumah turbin dan

jatuh kembali ke resevoir melalui draft tube secara siklus. Kapasitas aliran (debit)

air yang akan dipompa dapat diatur melalui sebuah katup pengatur (ball valve)

sesuai dengan kebutuhan. Rumah turbin dimana memiliki geometri variabel yang

dapat membuat operasi efisien untuk aliran air. Rumah turbin juga berfungsi

untuk memberikan gaya sentripetal agar runner blade dapat bergerak melingkar yakni gaya yang selalu membelokkannya menuju pusat lintasan lingkaran draft tube. Gerak melingkar runner blade inilah yang akan dikonversikan untuk memutar poros altenator dan menghasilkan arus listrik. Dengan kata lain energi

kinetik yang terdapat dari aliran air masuk ke rumah turbin akan dimanfaatkan

menjadi energi mekanik untuk memutar runner blade.

Dari uraian di atas, jelas bahwa penggunaan turbin Kaplan dapat mengubah energi kinetik fluida menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.

Selanjutnya daya poros ini akan dikopel atau ditransmisikan ke altenator dan

diubah menjadi energi listrik.

3.2 SPESIFIKASI TURBIN KAPLAN

Spesifikasi turbin Kaplan dalam uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5

runner blade dan analisa perbandingan jarak vertikal runner terhadap guide vane

(yakni dengan jarak 1 cm, 3 cm dan 5 cm) adalah sebagai berikut:

(46)

Jarak vertikal runner(λ) = 1 cm, 3cm dan 5 cm Diameter boss = 6,5 cm

3.3 RANCANG BANGUN INSTALASI

Rancang bangun instalasi pemipaan pada uji eksperimental turbin Kaplan

menggunakan single line installation yakni memompa atau mensirkulasikan air dari reservoir ke rumah turbin dengan pompa tunggal. Pipa yang digunakan

berdiameter 2 inch dari bahan PVC. Instalasi pipa ini terdiri dari 4 buah elbow

atau belokan untuk meminimalisir head losses instalasi. Adapun tujuan rancang bangun instalasi pipa adalah sebagai bentuk simulasi dari suatu aliran sungai

dengan kapasitas memenuhi karakteristik pemilihan turbin Kaplan.

Gambar 3.1 Instalasi turbin Kaplan

3.4 PERALATAN PENGUJIAN 3.4.1 Hand Tachometer

Alat ini digunakan untuk mengukur putaran (rpm) poros. Turbin Kaplan

yang digunakan dalam uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5 runner blade

(47)

jarak 1 cm, 3 cm dan 5 cm) ini, hand tachometer yang digunakan adalah Krisbow KW06-303 dengan spesifikasi:

Ketelitian (akurasi) : ± 0,05% + 1 digit

Range : autorange

Sampling time : 0,8 s (over 60 rpm)

Gambar 3.2 Hand Tachometer

3.4.2 Clamp Meter

Clamp meter digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik (ampere) yang yang dihasilkan melalui rangkaian listrik (beban) dengan cara dihubungkan

seri pada rangkaian listrik. Dalam uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5

runner blade dan analisa perbandingan jarak vertikal runner terhadap guide vane

(yakni dengan jarak 1 cm, 3 cm dan 5 cm) ini, clamp meter yang digunakan adalah Krisbow KW06-286 dengan spesifikasi:

(48)

Fungsi Jangkauan Akurasi

Multimeter digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik (volt) yang dibangkitkan oleh dinamo dengan cara dihubungkan parallel pada rangkaian

listrisk. Dalam uji eksperimental turbin Kaplan dengan 5 runner blade dan analisa perbandingan jarak vertikal runner terhadap guide vane (yakni dengan jarak 1 cm, 3 cm dan 5 cm) ini, multimeter yang gunakan adalah tipe fluke 15B digital

multimeter dengan spesifikasi:

(49)

AC voltage : 0, 200, 750 V

DC current : 0 µA, 200 µA, 2 mA, 20 mA, 200 mA

Resistance : 200 Ω, 2 kΩ, 20 kΩ, 200 kΩ, 2000 kΩ

Gambar 3.4 Multimeter

3.4.4 Altenator

Alternator yang digunakan pada pengujian merupakan sebuah mesin kipas

angin yang memiliki daya maksimal 8 Watt.

Gambar 3.5 Altenator

3.4. 5 Instalasi Rangkaian Lampu

Pada instalasi ini mengunakan rangkaian pararel yang terdiri dari lampu

pijar berdaya 4 Watt dan 3 Watt. Pada masing-masing lampu dipasang sakelar

(50)

Gambar 3.6 Rangkaian lampu

3.4.6 Pompa

Pompa ini digunakan untuk memompakan air dari resevoir ke rumah

turbin sebagai simulasi aliran air di alam. Dalam uji eksperimental turbin Kaplan

dengan 5 runner blade dan analisa perbandingan jarak vertikal runner terhadap

guide vane (yakni dengan jarak 1 cm, 3 cm dan 5 cm) ini, spesifikasi pompa yang digunakan adalah:

Pabrikan/Merk : Kyomizu

Voltase : 220 V/240 V

Kapasitas maximum : 88 L/menit

Head tekan maximum : 22 m

Head isap maximum : 8 m

(51)

3.5 PELAKSANAAN PENGUJIAN

Pengujian turbin kaplan dengan 5 runner blade dilakukan di lantai 4 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Pengukuran-pengukuran yang dilakukan terhadap penelitian ini meliputi:

1. Pengukuran putaran (rpm) poros turbin Kaplan dan poros generator dengan menggunakan Hand Tachometer.

2. Pengukuran arus listrik (ampere) dengan menggunakan Clamp Meter. 3. Pengukuran debit air dengan menggunakan stopwatch.

4. Pengukuran tegangan listrik (volt) dengan menggunakan Multi Meter.

Sebelum dilakukan pengujian turbin Kaplan dan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan (checking) terhadap beberapa instalasi dan peralatan, yang meliputi:

1. Pemeriksaan sambungan pipa diinstalasi tidak terjadi kebocoran

2. Pemeriksaan pipa penghubung air masuk ke rumah turbin sudah terikat

kuat dengan tidak ada celah air keluar.

3. Pemeriksaan pada guide vane telah mengarah pada sudut 60o.

4. Pemeriksaan kesesuaian jarak vertikal runner dengan guide vane terhadap data yang akan diambil.

5. Pemeriksaan runner blade tidak menyentuh draft tube. 6. Pemeriksaan kesesuaian jarak puli dan sabuk.

7. Permeriksaan puli dapat berputar dengan baik.

8. Pemeriksaan instalasi lampu sebagai beban.

9. Pemeriksaan poros turbin kaplan dan poros altenator serta pemberian

pelumas pada bearing. 10.Pemeriksaan altenator.

Setelah prosedur pemeriksaan terhadap beberapa instalasi dan peralatan di

atas selesai dilakukan dan pemeriksaan dipastikan dalam kondisi standby, maka prosedur pengujian pun dapat dimulai. Adapun prosedur pengujian turbin Kaplan

(52)

1. Hidupkan motor listrik penggerak pompa.

2. Dilakukan monitoringrunner blade tidak menyentuh draft tube dan guide vane dan poros dalam keadaan stabil.

3. Setelah aliran air pada pipa penghubung dan putaran turbin konstan, maka

pengukuran putaran pada poros turbin Kaplan dan poros altenator dengan

Hand Tachometer.

4. Hitung torsi yang dihasilkan dengan menggunakan neraca pegas sebagai

gaya beban.

5. Setelah pengambilan data selesai dilakukan matikan pompa.

6. Ulangi percobaan diatas untuk jarak 3 cm dan 5 cm.

Besaran-besaran yang diukur dan dicatat meliputi:

1. Tegangan listrik yang dihasilkan generator (V)

2. Arus listrik yang melalui rangkaian (A)

3. Putaran poros sturbin Kaplan (rpm)

(53)

Survei Data

Perhitungan Kecepatan

Flowchart pengujian turbin Kaplan dengan 5 runner blade dan pengujian.

Tidak

Ya Studi literatur

Literatur

Penentuan Jenis Turbin Mulai

Rancang Bangun Instalasi Turbin Kaplan Dengan 5

Runner Blade

Pengujian Turbin Dengan menggunakan hand tachometer,

multimeter, clamp meter

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Buku-buku Pedoman, Jurnal-jurnal Pendukung, dan

sebagainya.

(54)

BAB IV

ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN

4. 1 PERHITUNGAN DIMENSI DASAR TURBIN KAPLAN

4.1.1 Kapasitas Aktual dan Head Efektif Instalasi Kapasitas aktual instalasi

Pengukuran dilakukan dengan menampung air dari instalasi pipa pada

ember dengan kapasitas 15 L, diambil sebanyak 3 kali.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran kapasitas aktual instalasi

Pengukuran Waktu (detik) Kapasitas (liter)

I 1,8 1,5

II 1,5 1,5

III 1,8 1,5

=

1,5 1,7

����� �����

Q = 0,88 liter/detik

(55)

Gambar 4.1 Instalasi pipa

4.1.2 Dimensi dasar turbin Kaplan

Perancangan dimensi turbin Kaplan dimulai dari data – data yang sudah

didapat dan dari data – data perencanaan, seperti head, putaran turbin, efisiensi

hidrolik serta efisiensi turbin.

H = 1 m

Putaran rencana : N = 350 rpm

Asumsi : � = 70 %

�� = 80%

Tinggi air = 50 cm 80 cm

Elbow 90o

Runner Blade Altenator

Resevoir

(56)

 Debit air dalam (�3/s) :

Debit yang masuk turbin secara teoritis dapat diandaikan sebagai debit

yang melalui suatu curat dengan tinggi terjun (Head) yang bekerja pada turbin.

Debit air didapat dari pompa air dengan nilai

� = 0,00088 �3/�

 Daya Teoritis Air :

Daya teoritis air didapat dari perkalian antara berat jenis air dengan head

turbin dan kapasitas air.

Pa = ρ . g. H. Q

Pa = 998,2 x 9,81 x 1 x 0,88

Pa = 8,617 Watt

 Dimensi Dasar Turbin

Kecepatan aliran air masuk turbin yaitu

Uf =�2gH =�2 × 9,81 × 1

Uf = 4,429 m/s

Diameter luar runner � = 16 ��, diameter dalam runner :

� =�

4(��

2− �

�2)��

=� 4�0,16

2− �

�2�4,429

�� =�0, 162−0,785×4,4290,00088

= 0,004212

(57)

 Daya teoritis turbin :

Daya teoritis turbin didapat dari daya teoritis air dikalikan dengan efisiensi

turbin.

 Kecepatan aliran air :

Kecepatan aliran air adalah kecepatan air pada sisi masuk ke dalam rumah

turbin.

Uf = 4,429 m/s

 Kecepatan tepi (rim) diameter boss dan diameter dalam :

Kecepatan tepi adalah kecepatan keliling pada sisi masuk rumah turbin.

(58)

�= 2,9306 �/�

 Kecepatan pusaran air (whirl) diameter boss dan diameter dalam :

Kecepatan pusaran air pada sisi masuk (inlet).

��� = ��.�.�

��� = 0,8 . 9,81 . 11,1905

��� = 6,5921 �/�

�� = ��.�.�

�� = 0,8 . 9,81 .12,9306

�� = 2,6779 �/�

 sudut sudu (blade) pada area fluida masuk (inlet) :

tan (�) = ��

tan(�) = 4,429

2,6779

tan(�) = 1,653

= ���tan 1,653

= 58,82°

 Sudut sudu pada area fluida keluar :

tan (�) = ��

���

tan (�) = 4,429

6,5921

(59)

= ��� tan 0,6718

= 33,89°

Gambar 4.2 Arah aliran sudu

4.2PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE PADA SUDUT GUIDE VANE 600 DAN JARAK VERTIKAL RUNNER TEHADAP GUIDE VANE SEBESAR 1 CM

4.2.1 Arus, tegangan, dan putaran

Dari hasil pengukuran dengan alat ukur multimeter dan tachometer

diperoleh data sebagai berikut:

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

(60)

4) Putaran poros altenator (n20) : 994 rpm

b. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (3 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I3) : 35,5 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V3) : 50 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n13) : 156 rpm 4) Putaran poros altenator (n23) : 897 rpm c. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (4 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I4) : 35,3 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V4) : 49 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n14) : 142 rpm 4) Putaran poros altenator (n24) : 816 rpm d. Untuk pembebanan dengan 2 lampu (7 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I7) : 34,3 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V7) : 44 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n17) : 139 rpm 4) Putaran poros altenator (n27) : 799 rpm

4.2.2. Analisa daya dan putaran altenator pemberian beban

Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa

tegangan dan besar arus yang dihasilkan altenator menggunakan alat ukur

tergantung pada besar beban (lampu) yang digunakan, sehingga dapat dihitung

besar daya dengan menggunakan rumus:

P = V.I

Maka daya alternator yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh:

Pc0 = V0 . I0

(61)

b. Untuk pembebanan 1 lampu (3 Watt), diperoleh:

Pc3 = V3 . I3

Pc3 = 50 . 35,5 . 10-3 Pc3 = 1,775 Watt

c. Untuk pembebanan 1 lampu (4 Watt), diperoleh:

Pc4 = V4 . I4

Pc4= 49 . 35,3 . 10-3 Pc4 = 1,7297 Watt

d. Untuk pembebanan 2 lampu (7 Watt), diperoleh:

Pc7 = V7 . I7

Pc7 = 44 . 34,3 . 10-3 Pc7 = 1,5092 Watt

Dari perhitungan data diatas dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yakni

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil percobaan dan daya alternator pada jarak vertikal sebesar 1 cm

Beban

Dari tabel 4.3 diatas dapat ditampilkan kedalam bentuk grafik untuk

mengetahui lebih jelas fenomena pada perubahan daya alternator terhadap

(62)

Gambar 4.3 Grafik perubahan daya pada alternator terhadap penambahan beban

pada jarak vertikal runner 1 cm terhadap guide vane guide vane 60o

Dengan melihat grafik diatas, dapat dianalisa semakin besar penambahan

beban maka semakin kecil putaran poros alternator. dan hanya dapat diberi

pembebanan 2 lampu (7 Watt).

Selanjutnya hubungan antara perubahan putaran di poros altenator

terhadap penambahan beban lampu dapat dilihat grafik dibawah ini.

Gambar 4.4 Grafik perubahan putaran altenator terhadap penambahan beban

(63)

Dari grafik diatas, dapat dianalisa semakin besar penambahan beban maka

semakin kecil putaran poros altenator. Dimana putaraan poros tanpa beban lampu

adalah 994 rpm dan ketika diberi beban lampu paling besar (7 Watt) putaran

altenator menjadi 799 rpm.

4.2.3 Pengujian Torsi - Putaran Berbeban

Data pengujian didapat dari pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang

bersamaan (sekaligus). Dalam kasus ini, pengujian membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk menentukan pembebanan yang tepat sebelum poros berhenti

berputar. Pembebanan ini dilakukan menggunakan gesekan tali yang dikaitkan

pada 2 neraca pegas. Waktu pengujian sampel sepanjang 20 detik, dibutuhkan

lebih dari 15 x pengujian (sampel) untuk setiap perubahan variasi. Pengukuran

putaran dilakukan dalam kondisi poros terbeban hampir berhenti.

Tabel 4.3 Hasil pengujian torsi dan putaran berbeban pada 5 runner blade dengan jarak 1 cm

Pengujian Torsi (Nm)

Beban Lampu (Watt) Torsi (Nm) Putaran (rad/s)

0 0,23 18,10733

3 0,18 16,328

4 0,16 14,86267

7 0,16 14,54867

(64)

4.2.4. Efisiensi daya turbin dan efisiensi daya altenator

Performansi pada turbin merupakan daya mekanik yang dihasilkan dari

sebuah turbin. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka data yang diperlukan

adalah kecepatan sudut (

) dan torsi (T).

Untuk menghitung daya turbin, digunakan persamaan :

� =� .�

Dimana:

� =���������� (����)

�= ����� ≈0,23 ��

�=�������������� (���)

Untuk menghitung kecepatan sudut adalah :

ω = 2�60

Untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

� = �������

(65)

Dimana:

������� = 4,163 ���� ���� = 8,617 ����

� = 4,163

8,617 � 100%

� = 50,97 %

4.2.5 Efisiensi puli

Untuk mengetahui efisiensi puli dapat mengunakan rumus sebagai berikut:

����� = ����������� . . ����������� � 100%

Maka efisiensi puli saat pengujian tanpa pembebanan adalah:

����� = 0,035 . 9940,23 . 173 � 100%

���� = 87,43 %

Dimana :

��� =���������������������� (0,035 �)

������ =������������������ (0,23 �)

4.3 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE PADA SUDUT GUIDE VANE 600 DAN JARAK VERTIKAL RUNNER TEHADAP GUIDE VANE SEBESAR 3 CM

4.3.1 Arus, tegangan, dan putaran

Dari hasil pengukuran dengan alat ukur multimeter dan tachometer

diperoleh data sebagai berikut:

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh :

(66)

3) Putaran poros turbin Kaplan (n10) : 148 rpm 4) Putaran poros altenator (n20) : 851 rpm b. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (3 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I3) : 35,4 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V3) : 50 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n13) : 128 rpm 4) Putaran poros altenator (n23) : 736 rpm c. Untuk pembebanan dengan 1 lampu (4 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I4) : 35,2 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V4) : 48 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n14) : 121 rpm 4) Putaran poros altenator (n24) : 695 rpm d. Untuk pembebanan dengan 2 lampu (7 Watt), diperoleh:

1) Arus yang dihasilkan alternator (I7) : 34,3 mA 2) Tegangan yang diisi dari altenator ke aki (V7) : 42 Volt 3) Putaran poros turbin Kaplan (n17) : 114 rpm 4) Putaran poros altenator (n27) : 655 rpm

4.3.2 Analisa daya dan putaran altenator pemberian beban

Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa

tegangan dan besar arus yang pengisian dari altenator ke aki tergantung pada

besar beban (lampu) yang digunakan, sehingga dapat dihitung besar daya

pengisian (cas) ke aki dengan menggunakan rumus:

P = V.I

Maka daya pengisian ke baterai adalah sebagai berikut:

a. Untuk tanpa pembebanan lampu, diperoleh:

Pc0 = V0 . I0

Gambar

Gambar 2.4 Turbin Francis
Gambar 2.6 Rumah turbin
Gambar 2.7 Guide vane
Gambar 2.8 Runner blade
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi dan sudut sudu pengarah aliran angin ( guide vane ) terhadap daya yang dihasilkan turbin angin vertikal axis

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menghitung daya air. Untuk menghitung putaran poros turbin. Untuk menghitung torsi pada poros turbin. Untuk mengetahui

Sudu gerak merupakan salah satu komponen utama dalam instalasi pengujian turbin kaplan, diameter luar sudu gerak yang akan digunakan dalam pengujian ini sebesar 16 cm..

Tujuan pengujian ini untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan dengan memanfaatkan aliran air dari reservoir yang dialirkan ke turbin

Pengujian dengan beban lampu 12 Watt... Sudu Gerak

Design of Runner Blade of Kaplan Turbine for Small.

Untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan. Untuk menghitung daya dan efisiensi turbin kaplan

Belt (sabuk) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui roda (pulley) yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Sabuk