• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA PENDIDIKAN PEREMPUAN SUKU BANJAR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DI DESA PALUH MANAN KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FENOMENA PENDIDIKAN PEREMPUAN SUKU BANJAR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DI DESA PALUH MANAN KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA PENDIDIKAN PEREMPUAN SUKU BANJAR

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DI DESA PALUH

MANAN KECAMATAN HAMPARAN PERAK

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

JUNITA SIHOMBING

3132122006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Junita Sihombing. Nim 3132122006. Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena pendidikan perempuan suku Banjar, mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipan dengan turut mengamati aktivitas perempuan suku Banjar, wawancara secara mendalam (depth interview) kepada perempuan suku Banjar yang mengalami putus sekolah, orangtua yang memiliki anak perempuan putus sekolah, kepala desa yang mengetahui kondisi pendidikan perempuan suku Banjar, tokoh masyarakat yang mengetahui kehidupan sosial budaya suku Banjar, kepala sekolah dan guru disekolah yang mengetahui perkembangan pendidikan di Desa Paluh Manan serta studi dokumentasi yang diperoleh secara tertulis maupun lisan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi dan teori belajar. Penelitian ini mendapatkan keterangan bahwa di era globalisasi ini masih ditemui masyarakat yang memiliki pendidikan rendah khususnya pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah fenomena pendidikan suku Banjar relatif rendah hal itu terlihat dari sekitar ±70% perempuan tersebut putus sekolah yang menyebabkan pola pikir mereka sulit untuk maju. Adapun faktor penyebab rendahnya pendidikan suku Banjar di desa ini yaitu karena faktor lingkungan keluarga dan tempat tinggal, faktor ekonomi keluarga yang tidak memadai, dan tradisi suku Banjar itu sendiri yang masih dipegang teguh oleh mereka. Selain itu minimnya pengetahuan perempuan dan masyarakat suku Banjar itu sendiri terhadap pendidikan secara luas menjadikan mereka kurang antusias memperjuangkan pendidikannya dan menganggap manfaat pendidikan itu hanya sebatas bisa baca dan tulis.

(6)

i

ABSTRAK

Junita Sihombing. Nim 3132122006. Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena pendidikan perempuan suku Banjar, mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipan dengan turut mengamati aktivitas perempuan suku Banjar, wawancara secara mendalam (depth interview) kepada perempuan suku Banjar yang mengalami putus sekolah, orangtua yang memiliki anak perempuan putus sekolah, kepala desa yang mengetahui kondisi pendidikan perempuan suku Banjar, tokoh masyarakat yang mengetahui kehidupan sosial budaya suku Banjar, kepala sekolah dan guru disekolah yang mengetahui perkembangan pendidikan di Desa Paluh Manan serta studi dokumentasi yang diperoleh secara tertulis maupun lisan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi dan teori belajar. Penelitian ini mendapatkan keterangan bahwa di era globalisasi ini masih ditemui masyarakat yang memiliki pendidikan rendah khususnya pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah fenomena pendidikan suku Banjar relatif rendah hal itu terlihat dari sekitar ±70% perempuan tersebut putus sekolah yang menyebabkan pola pikir mereka sulit untuk maju. Adapun faktor penyebab rendahnya pendidikan suku Banjar di desa ini yaitu karena faktor lingkungan keluarga dan tempat tinggal, faktor ekonomi keluarga yang tidak memadai, dan tradisi suku Banjar itu sendiri yang masih dipegang teguh oleh mereka. Selain itu minimnya pengetahuan perempuan dan masyarakat suku Banjar itu sendiri terhadap pendidikan secara luas menjadikan mereka kurang antusias memperjuangkan pendidikannya dan menganggap manfaat pendidikan itu hanya sebatas bisa baca dan tulis.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Budaya Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang” ini dengan baik. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat tantangan dan hambatan baik waktu, tenaga, materi, pustaka, pengalaman, pengetahuan dan lain sebagainya.

Sebagai manusia biasa tentunya penulis tidak terlepas dari kekurangan dan kelemahan, sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam penuturan kata ilmiah yang lazim maupun dalam penyajian data. Adapun penulisan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir dari seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Atas rampungnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut memberikan bantuan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Karena penulis sadari semua proses itu bisa terlewati dengan baik tidak terlepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu untuk ketersediaan dan kerendahan hatinya memberikan sumbangsihnya kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(8)

iii

4. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi dan sekaligus dosen yang sangat menginspirasi bagi penulis, penulis ucapkan banyak terimakasih buat masukan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis.

5. Ibu Dra.Trisni Andayani, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan skripsinya.

6. Bapak Drs.Waston Malau, M.SP sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen penguji dalam skripsi ini yang telah mendidik dan mengarahkan penulis dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi penulis.

7. Ibu Dr. Ratih Baiduri selaku dosen penguji, penulis ucapkan banyak terimakasih buat kritikan dan masukan yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik.

8. Ibu Supsiloani M.Si selaku dosen penguji, penulis ucapkan banyak terimakasih buat kritikan dan masukan yang berharga bagi penulis.

9. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di program studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

(9)

iv

11. Kakak tersayang (Jetty Sihombing), abangda penulis (Jayakin Sihombing, Jaukkur Sihombing, Jonatan Sihombing, Jannus Sihombing), seluruh eda penulis dan seluruh keponakan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih untuk setiap waktu dan dukungannya, biaya dan doa serta pengertian yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Abang yang menginspirasi Darwin H. Tambunan M.Si yang selalu membantu penulis dan memberikan masukan-masukan yang membangun dalam pengerjaan skripsi ini serta motivasi yang membangkitkan semangat penulis.

13. Kakak dan abang stambuk yang menginspirasi Ayu Febryani M.Si , Isna Ini S.Pd, Richard M. Sihombing S.Pd dan Janwilson Sitanggang S.Pd yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Sahabat terbaik penulis Masta Riana U. Sianipar , Yesika Resonya. S, Dodor A. Sidabutar, Lora Srivera. P, Maria Valensia. T, Asri Nainggolan, Febriani M. Pasaribu, Hendra Naibaho, Goklas Sitanggang, Erwindo Morgan. S, David Ricardo L, dan seluruh kelas B reguler Pendidikan Antropologi stambuk 2013 serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis.

15. Teman-teman konsentrasi Antropologi dan Sosiologi 2013 yaitu Hardi Sitanggang, Hotman Malau, Tulus Sinambela, Bangun Y. Nainggolan, Sahat Nainggolan, Rizka Narulita, Endi, Andi Sitompul, Sepri simarmata, Ulfi, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan yang terjalin selama ini.

(10)

v

17. Seluruh kakak, abang, teman-teman, serta adik-adik dari stambuk 2008-2016 yang selalu mendukung penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

18. Seluruh teman-teman satu kos yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

19. Bapak Saripudin sebagai Kepala Desa Paluh Mana, Bapak Bestani sebagai Sekretaris Desa Paluh Manan, beserta warga desa yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data demi kelengkapan skripsi ini.

20. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai mantan Presiden Republik Indonesia beserta jajarannya yang telah membuat program beasiswa bidikmisi, mungkin tanpa adanya beasiswa bidik misi tersebut penulis tak akan dapat kuliah seperti saat ini, untuk itu penulis ucapkan terimakasih.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Masukan dan saran sangat diharapkan demi kemajuan penulis dimasa mendatang.

Medan, Februari 2017

(11)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Pembatasan Masalah ... 5

1.4Rumusan Masalah ... 5

1.5Tujuan Penelitan... 5

1.6Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7

2.1Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1 Penelitian Yang Relevan ... 7

2.2Landasan Teori ... 11

2.2.1 Teori Fenomenologi ... 11

2.2.2 Teori Belajar Malinowski ... 12

2.3Kerangka Konseptual ... 13

2.3.1 Pendidikan ... 13

2.3.2 Suku Banjar ... 15

2.3.3 Kehidupan Sosial Budaya ... 16

(12)

vii

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1Jenis Penelitian ... 19

3.2Lokasi Penelitian ... 20

3.3Informan Penelitian ... 20

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4.1 Observasi ... 22

3.4.2 Wawancara ... 23

3.4.3 Studi Dokumentasi ... 25

3.5Teknik Analisis Data ... 26

3.6 Tahapan Pengalaman Di Lapangan ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1Gambaran Umum Desa Paluh Manan ... 37

4.2 Sejarah Singkat Desa Paluh Manan ... 39

4.3 Keadaan Penduduk ... 42

4.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 44

4.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 45

4.3.3 Sistem Mata Pencaharian Hidup ... 48

4.3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 50

4.4 Sarana Fisik ... 51

4.4.1 Sarana dan Prasarana... 52

4.4.2 Sarana Pendidikan ... 52

4.4.3 Sarana Peribadatan ... 52

4.4.4 Sarana Kesehatan ... 53

4.4.5 Transportasi Dan Perhubungan ... 53

4.4.6 Sarana Telekomunikasi Dan Informasi ... 54

4.5 Hasil Penelitian ... 55

(13)

viii

4.5.2 Konsep Pendidikan Menurut Masyarakat Suku Banjar

Di Desa Paluh Manan... 59

4.5.3 Konsep Pendidikan Menurut Keluarga Suku Banjar Di Desa Paluh Manan... 64

4.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pendidikan Perempuan Suku Banjar ... 68

4.6.1 Faktor Lingkungan Keluarga Dan Tempat Tinggal ... 69

4.6.2 Faktor Ekonomi Keluarga ... 71

4.6.3 Faktor Tradisi ... 74

4.7 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pendidikan Perempuan Suku Banjar ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1Kesimpulan ... 80

5.2Saran ... 80

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nama Kepala Desa dan Masa Jabatan ... 42 Tabel 4.2. Jumlah Perbandingan Penduduk Berdasarkan

Suku Bangsa... 43 Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Menurut Usia dan

Jenis Kelamin ... 45 Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 47 Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai pada individu, kelompok dan masyarakat. Perubahan

tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan juga mampu membuat pemikiran untuk lebih berkembang sesuai kebutuhan yang

ingin dicapai.

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami tingkat kemajuan dalam

berbagai aspek misalnya pengembangan kurikulum, model pembelajaran dan fasilitas. Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang ada di Indonesia, yang tingkat pendidikannya saat ini mulai berkembang pesat dan diikuti dengan

majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk

asli, penduduk pendatang dan penduduk asing. Hal ini juga termasuk penduduk asli adalah suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang diantaranya adalah

suku Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau, sedangkan penduduk asing adalah orang Arab, India, Cina dan ban

gsa bangsa lain (http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/).

(16)

2

Sumatera Utara juga terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota, salah satu diantaranya adalah Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Propinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang terdapat 22 Kecamatan, salah satu Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Hamparan Perak.

Kecamatan ini terdiri dari 20 desa salah satu desa tersebut adalah Paluh Manan. Desa ini terdiri dari sembilan dusun yang mayoritas penduduknya didiami oleh suku Banjar asli.

Penduduk di desa ini juga terdapat berbagai suku-suku lain seperti suku Batak Toba, Jawa, Melayu, Mandailing, Aceh dan lain-lain. Di desa tersebut

terlihat bahwa perkembangan pendidikan bagi kaum perempuan masih kurang berkembang khususnya pada perempuan suku Banjar. Hal ini juga terlihat dalam

lingkungan keluarga dan tempat tinggal perempuan tersebut.

Lingkungan keluarga dalam suku Banjar terlihat juga masih minim dalam hal pendidikan. Hal itu terlihat dari rendahnya pendidikan orangtua mereka secara

turun-temurun. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar juga dapat terlihat dari kehidupan perempuan suku Banjar di

lingkungan tempat mereka tinggal, karena mereka terlihat masih terpengaruh dengan pergaulan bebas yang menyebabkan perempuan itu harus melakukan kawin anom (kawin muda), sehingga keinginan untuk melanjutkan pendidikan

tinggi tidak menjadi hal yang utama. Rendahnya keinginan perempuan suku Banjar untuk memperoleh pendidikan tinggi juga terlihat karena masalah ekonomi

(17)

3

Perempuan suku Banjar lebih mengutamakan bekerja untuk membantu kehidupan ekonomi keluarga seperti; bekerja sebagai buruh harian lepas di

perkebunan, mengayam atap, berjualan dan ada juga yang bekerja sebagai buruh di pabrik. Hal inilah yang dilakukan setiap hari oleh perempuan suku Banjar di

desa ini dalam menjalankan aktifitasnya. Rendahnya pendidikan pada perempuan suku Banjar di desa ini menjadikan mereka tetap bertahan pada posisi yang jauh berbeda dengan perempuan pada umumnya.

Fenomena perempuan suku Banjar yang bekerja membantu kehidupan ekonomi keluarga memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda, ada yang hanya

tamat SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan ada juga SMA (Sekolah Menengah Atas) tetapi tidak ada yang sampai menyelesaikannya.

Perkembangan pendidikan terhadap perempuan khususnya juga tidak terlepas dari adanya peran orang tua itu sendiri, sebab peran orang tua merupakan tahap awal yang menentukan pendidikan terhadap anak-anaknya.

Menurut Rosdiana (2008:167) Peran orangtua dalam keluarga sebagai penuntun, pengajar, dan juga sebagai pemberi teladan. Karena keluarga

merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan, baik pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifatnya dan keberadaannya untuk melangsungkan pendidikan

kearah pembentuk pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tetapi juga bagi para remaja.

(18)

4

halnya falsafah mereka yang mengatakan “hangin napang sakulah tinggi-tinggi amun hujung-hujungnya kawin tukang bermasak didapur” (artinya untuk apa

sekolah tinggi-tinggi nanti akhirnya kawin dan di dapur juga). Dalam kehidupan sehari-hari perempuan lebih dominan bekerja didalam urusan rumah tangga

seperti mengasuh anak, mencuci, memasak dan mengurus keperluan suami sehari-hari (domestic area). Hal ini kemungkinan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perempuan suku Banjar semakin tertinggal dalam bidang

pendidikan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas menjadi sebuah ketertarikan bagi

penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Budaya di Desa Paluh Manan

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Faktor lingkungan keluarga dan tempat tingggal menjadi salah satu faktor

penyebab rendahnya pendidikan perempuan Suku Banjar.

2. Kawin anom (kawin muda) menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pendidikan suku Banjar.

3. Ekonomi keluarga menjadi faktor penyebab rendahnya pendidikan perempuan tersebut.

(19)

5

6. Pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan perempuan suku Banjar.

7. fenomena pendidikan perempuan suku Banjar.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas khususnya tentang tradisi suku Banjar dan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendidikan di desa tersebut. Maka penulis melihat fenomena pendidikan perempuan suku Banjar

dalam kehidupan sosial budaya, sehingga dapat memunculkan sebuah pembahasan yang mendalam mengenai fenomena rendahnya pendidikan

perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan. 1.4. Rumusan Masalah

Agar penulis memiliki panduan dan fokus penelitian dalam mengumpulkan data maka perlu dirumuskan masalah yang dikaji, yaitu:

1. Bagaimana fenomena pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh

Manan?

2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan rendahnya pendidikan pada

perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan?

3. Bagaimana pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(20)

6

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendidikan perempuan Suku Banjar di Desa Paluh Manan.

3. Untuk mengetahui pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat secara teoritis adalah sebagai berikut:

1. Memperluas wawasan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu antropologi khususnya dalam kajian Antropologi Pendidikan.

2. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan perempuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

Adapun manfaat secara praktis adalah sebagai berikut:

1. Membuka pemikiran baru perempuan suku Banjar terhadap pentingnya

kemajuan dalam hal meraih pendidikan tinggi.

2. Memberikan dorongan, semangat serta pandangan yang kritis untuk le

(21)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai

Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Budaya Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabuparen Deli Serdang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Fenomena pendidikan perempuan suku Banjar relatif rendah hal itu terlihat dari sekitar ± 70% perempuan tersebut putus sekolah yang menyebabkan

pola pikir mereka sulit untuk maju.

2. Faktor lingkungan keluarga dan tempat tinggal, ekonomi keluarga yang

tidak memadai dan faktor tradisi menjadi penyebab perempuan suku Banjar tersebut putus sekolah.

3. Minimnya pengetahuan perempuan dan masyarakat akan pentingnya

manfaat pendidikan secara luas menjadikan mereka tidak antusias memperjuangkan pendidikannya dan menganggap pendidikan itu hanya

sebatas baca dan tulis.

5.2 Saran

Melihat kondisi yang dialami oleh para informan dilapangan yaitu di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, maka

penulis memberikan saran diantaranya:

(22)

81

1. Kepada keluarga yang memiliki anak putus sekolah terkhusus anak perempuannya diharapkan memiliki rasa keingintahuan mengenai manfaat

pentingnya memperoleh pendidikan tinggi sehinga pola pikir mereka bisa lebih maju.

2. Kepada Masyarakat diharapkan untuk lebih memperhatikan situasi lingkungan setempat yang baik terhadap perkembangan pendidikan anak-anaknya agar tidak ditemui anak-anak tersebut terpengaruh dengan

pergaulan bebas yang merugikan diri mereka sendiri.

3. Kepada Pemerintah diharapkan untuk dapat mensosialisasikan manfaat

pentingnya pendidikan dan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada disekolah agar anak-anak yang ada di desa khususnya di Desa Paluh

Manan tidak terhambat melanjutkan pendidikannya.

4. Kepada pembaca diharapkan dapat mengambil pesan moral dari penelitian ini, bahwasanya tradisi yang di wariskan secara turun-temurun yang

sifatnya tidak membangun tidak perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkhusus dalam bidang pendidikan.

(23)

82

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Ahmadi, Abu H dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bakar, Rosdiana A. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar. Medan: Cita Pustaka

Media.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Creswell, John. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fauzi, Ahmad. 2006. Paduan Masyarakat Kulawarga Kalimantan Kabupaten Langkat, Urang Banjar di Langkat dan Deli. Binjai: Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Langkat.

Griffiths. 1982. Masalah Pendidikan Di Daerah Pedesaan. UNESCO Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : UI-Press. Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta : UI-Press.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Koentjaraningrat. 2015. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT.

Gramedia.

Moleong, Lexy, J. 2000 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Martono,Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.

Nasution, Rosramadhana. 2016. Ketertindasan Perempuan dalam Tradisi Kawin Anom. Subaltern petempuan pada suku Banjar dalam Perspektif Poskolonial, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Ritzer, George dan Smart Barry. 2011. Hand book Teori Sosial. Bandung: Nusa Media.

Suryadi Ace dan Tilaar H. A.R. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Roesda Karya.

Setiadi. 2008. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ( edisi 1), Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

(24)

83

Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi Keluarga. Jakarta. Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi, (Edisi 1). Yogyakarta : Tiara Wacana.

Spradley, James P. 2007. Metode Ethnografi, (terjemahan). Yogyakarta : Tiara Wacana.

Umar, Masythah. 2010. Kongres Budaya Banjar II. Menahapi Kebudayaan Banjar, Gasan Sasangga Banua. Banjarmasin: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Sumber Skripsi, Tesis, Jurnal dan website dari internet:

Gardiner, Mayling Oey. “Pendidikan Mengubah Status Ekonomi Perempuan”. Jurnal Perempuan N0. 74. 2012 Di akses tanggal 29 juni 2016.

Gayatri, Fitri. 2008. “Faktor Dan Dampak Ketimpangan Pendidikan Perempuan Dalam Kehidupan Perempuan (Studi Kasus Di Kecamatan Cariu Kabupat en Bogor Jawa Barat)”. Skripsi. Program Studi Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 29 juni 2016.

Andriani, Shelly. 2014. “ Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab Simalungun)”. Skripsi. Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Negeri Medan. Diakses pada tanggal 29 juni 2016.

Simanjuntak, Luat. 2006. “Kawin Anom: Kajian Antropologis Terhadap Pola Perkawinan Etnis Banjar Di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Deli Serdang”. Tesis. Program Pasca Sarjana, UNIMED.

Zakiah ,Lina. 2011. “Konsep Pendidikan Kaum Perempuan Menurut Raden Dewi

Sartika”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah, Di akses pada tanggal 17 juni 2016.

http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/ Diakses tanggal 29 juni 2016.

Gambar

Tabel  4.1. Nama Kepala Desa dan Masa Jabatan .............................  42 Tabel  4.2

Referensi

Dokumen terkait