ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN
UKURAN ASET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013
THE ANALYSIS OF FINANCIAL RATIO INFLUENCE AND ASSETS SIZE
ON EARNINGS GROWTH AT MANUFACTURE COMPANIES LISTED
IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE 2010-2013
SKRIPSI
Oleh:
Dian Permatasari
NIM. 110810201130
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN
UKURAN ASET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013
THE ANALYSIS OF FINANCIAL RATIO INFLUENCE AND ASSETS SIZE
ON EARNINGS GROWTH AT MANUFACTURE COMPANIES LISTED
IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE 2010-2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Oleh:
Dian Permatasari
NIM. 110810201130
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER–FAKULTAS EKONOMI
SURAT PERNYATAAN
Nama : Dian Permatasari
NIM : 110810201130
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Aset Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya bahwa Skripsi
yang saya buat adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali apabila dalam
pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada
institusi manapun, serta bukan karya jiplakan milik orang lain. Saya
bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
paksaan dan tekanan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan yang saya buat ini tidak benar.
Jember, 05 Juni 2015
Yang menyatakan,
Dian Permatasari
TANDA PERSETUJUAN
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN
UKURAN ASET TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2013.
Nama Mahasiswa : Dian Permatasari
NIM : 110810201130
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Disetujui Tanggal : 05 Juni 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Hadi Paramu MBA, Ph.D. Dr. Elok Sri Utami M.Si.
NIP. 19690120 199303 1 002 NIP. 19641228 199002 2 001
Menyetujui, Ketua Program Studi
S1 Manajemen
JUDUL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN ASET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010- 2013
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Dian Permatasari NIM : 110810201130 Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal :
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
SUSUNAN TIM PENGUJI
Ketua : Dr. Sumani M.Si : ( ... ) NIP. 19690114 200501 1 002
Sekretaris : Dr. Novi Puspitasari SE, M.M. : ( ... ) NIP. 19801206 200501 2 001
Anggota : Drs. Agus Priyono M.M : ( ... ) NIP. 19601016 198702 1 001
Mengetahui/ Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
Dr. Moehammad Fathorazzi, M.Si
NIP. 196306141990021001 Pas Foto
4 x 6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, Ibu Nurjanah dan Bapak Suad yang sangat kucintai.
2. Adik-adikku Indah Nur Adviani dan Fridho Pambudi yang sangat kusayangi.
3. Almamater Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang
MOTTO
“Ketika kau melihat seseorang yang diberi titipan harta dan keadaan yang lebih baik dari pada dirimu, lihatlah mereka yang diberi lebih sedikit oleh Allah”
(Nabi Muhammad SAW)
“Menyesali nasib tidak akan merubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga”
(KH. Abdurrahman Wahid)
“Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah
apakah seseorang berjuang atau tak berjuang”
(EMHA Ainun Nadjib)
“Try not become a man of success, but rather try to become a man of value”
RINGKASAN
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Aset Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013; Dian Permatasari, 110810201130; 2015; 87 Halaman; Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Laba merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan. Para manajer keuangan dan pihak eksternal seperti investor
memerlukan informasi kinerja keuangan perusahaan sebagai pengurang
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Salah satu alternatif untuk
mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk
memprediksi laba yaitu dengan melakukan analisis rasio keuangan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan
laba perusahaan manufaktur yang nantinya menghasilkan model regresi yang
dapat menjawab kebutuhan mengenai analisis peramalan laba di masa mendatang.
Dari model regresi yang dihasilkan dapat diketahui variabel mana yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sehingga manajer keuangan dapat
menentukan keuputusan yang akan diambil berkaitan dengan mengatur
kepentingan finansial perusahaan guna meningkatkan pertumbuhan laba.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu berkaitan
dengan data mentah yang diperoleh dalam bentuk laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur yang belum menjadi sebuah informasi kualitatif. Populasi
yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013. Penentuan sampel penelitian ditetapkan sebanyak 60
perusahaan dengan menggunakan sumple random sampling. Jenis data yang
digunakan dalam adalah data kuantitatif, disajikam menggunakan pooling
data.data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
yang dipublikasikan perusahaan manufaktur di BEI pada periode 2010-2013 yang
bersumber dari website BEI (www.idx.com). Metode analisis data dengan regresi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari lima rasio keuangan (current
ratio, total assets turnover, debt ratio, return on assets, earning per share) yang
mewakili setiap kelompok rasio serta variabel dummy (golongan aset) yang
digunakan sebagai variabel independen, secara parsial hanya ROA yang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur.
Artinya perusahaan manufaktur harus memperhatikan pemanfaatan seluruh aktiva
yang dimiliki perusahaan dalam upaya menciptakan laba perusahaan.
Penggolongan aset tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Secara simultas
rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Artinya
manajer keuangan perusahaan manufaktur harus memperhartikan seluruh aspek
yang mendukung kegiatan operasional perusahaan agar menjadi efektif dalam
upaya meningkatkan pertumbuhan laba, mulai dari likuiditas perusahaan, tingkat
SUMMARY
The Analysis of Financial Ratio Influence And Assets Size on Earnings Growth at Manufacture Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange 2010-2013; Dian Permatasari, 110810201130; 2015; 87 pages; Management Faculty of Economics, University of Jember.
Profit is an indicator to determine the company's financial performance.
The financial managers and external parties such as investors require financial
performance information as a reduction of the uncertainty in decision making.
One alternative to know the financial information generated can be useful for
predicting profit is to perform financial ratio analysis. This study aimed to analyze
the influence of financial ratios of the company profit growth of manufacturing
which will generate a regression model that can address the needs of the analysis
forecasting future earnings. From the resulting regression model can be
determined which variable affect the profit growth, so that financial managers can
determine keuputusan to be taken with regard to the financial interests of the
company set up in order to increase profit growth.
This research was conducted with a quantitative approach that is related to
the raw data obtained in the form of annual financial statements manufacturing
companies that have not become a qualitative information. Population is used
throughout the manufacturing companies listed on the Stock Exchange
2010-2013. Determination of the sample set of 60 companies using for Simple random
sampling. The type of data is used in the quantitative data, using pooling data.data
disajikam used are secondary data from the annual financial statements published
manufacturing company in the Stock Exchange in the period 2010-2013 sourced
from the website of the Stock Exchange (www.idx.com). Methods of data analysis
with multiple linear regression.
The results showed that of the five financial ratios (current ratio, total asset
turnover, debt ratio, return on assets, earnings per share) representing each group
as well as the ratio of dummy variables (asset classes) were used as independent
manufacturing companies. This means that manufacturers have to pay attention to
the utilization of all assets owned by the company in order to create profits. Asset
classification had no effect on profit growth. In simultas financial ratios
significant effect on earnings growth. That is the financial manager of a
manufacturing company should memperhartikan all aspects that support the
operations of the company in order to be effective in improving earnings growth,
ranging from the company's liquidity, leverage levels and the use of corporate
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS PENGARUH RASIO
KEUANGAN DAN UKURAN ASET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Jember.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik karena keterbatasan ilmu yang
dimiliki maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis menerima segala
saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini dapat berjalan sebagai mana mestinya karena
adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Moehammad Fathorrazi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Jember.
2. Dr. Handriyono, M.Si selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Jember.
3. Hadi Paramu MBA, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan
sepenuh hati, sabar, dan pengertian memberikan banyak semangat dan
nasehat yang membangun bagi penulis.
4. Dr. Elok Sri Utami, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan
dengan sepenuh hati, sabar, pengertian memberikan banyak semangat dan
nasehat yang membangun dan bermanfaat bagi penulis.
5. Dr. Sumani M.Si selaku dosen penguji utama skripsi yang telah banyak
6. Dr. Novi Puspitasari, SE, MM dan Drs. Agus Priyono M.M. selaku dosen
penguji anggota skripsi yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang
sangat bermanfaat.
7. Kedua Orang Tuaku, Ibu Nurjannah dan Bapak Suad yang telah memberikan
banyak sekali kasih sayang, cinta doa, dan semangat selama perjalanan
penyelesaian tugas akhir.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah memberikan
banyak ilmu dan seluruh Staf Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang
banyak memberikan semangat tersendiri dalam penyelesaian tugas akhir.
9. Adikku tercinta Indah Nur Adviani dan Fridho Pambudi yang selalu
memberikan semangat, doa, dan kasih sayangnya.
10. Seluruh saudara dan keluarga besarku yang telah mendukung dan
memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.
11. Dana Krisdianto yang selalu memberikan semangat, masukan dan doa.
12. Teman–teman kost Yasikumers dan sahabat–sahabat KAMPRETO, terima
kasih untuk semangat, masukan dan persahabatan selama ini.
13. Bapak dan Ibu Guru dari TK. Setia Marga, SDN 01 Carangrejo, SMPN 02
Sumobito, SMAN 1 Kesamben terima kasih banyak atas ilmu dan nasehat
yang sangat bermanfaat.
14. Teman–teman seperjuangan jurusan Manajemen angkatan 2011 Fakultas
Ekonomi Universitas Jember, semoga kesuksesan menyertai kalian.
Semoga Allah selalu memberikan Hidayah dan Rahmat kepada semua
pihak yang telah tulus ikhlas membantu. Penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Skripsi ini bermanfaat dan
memberikan pengetahuan bagi yang membacanya, Amin.
Jember, 05 Juni 2015
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
RINGKASAN ... vii
PRAKATA ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Kajian Teoritis ... 7
2.1.1 Peramalan Laba ... 7
2.1.2 Laba ... 7
2.1.3 Analisis Rasio Keuangan ... 8
2.1.8 Rasio Keuangan Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba ... 14
2.2 Kajian Empiris ... 16
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 21
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ... 23
3.1 Rancangan Penelitian ... 27
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.3 Jenis dan Sumber data ... 28
3.4 IdentifikasiVariabel ... 28
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel... 38
3.6 Metode Analisis Data ... 30
3.6.1 Uji Normalitas ... 31
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 32
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.6.4 Uji Hipotesis ... 35
3.7Kerangka Pemecahan Masalah ... 38
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40
4.2 Hasil Penelitian... 40
4.2.1 Deskripsi Statistik Data atau Variabel Penelitian ... 40
4.2.2 Uji Normalitas Data ... 55
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 56
4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 56
4.2.5 Uji Hipotesis ... 58
4.3Pembahasan atas Hasil Penelitian ... 59
4.3.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 59
4.3.2 Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 59
4.3.3 Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 60
4.3.4 Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 61
4.3.6 Pengaruh Variabel Dummy (golongan aset)
terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 62
4.3.6 Pengaruh current ratio, total assets turnover, debt ratio, return on assets, earnig per share, variabel dummy (golongan aset) terhadap Pertumbuhan Laba (∆Y) ... 63
4.4Keterbatasan Penelitian ... 64
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 19
2.2 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil ... 11
2.3 Penyajian Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 32
4.1 Deskripsi Statistik Pertumbuhan Laba Perusahaan
Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 41
4.2 Deskripsi Statistik Current Ratio Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 44
4.3 Deskripsi Statistik Total Assets Turnover Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 46
4.4 Deskripsi Statistik Debt Ratio Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 49
4.5 Deskripsi Statistik Return on Assets Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 51
4.6 Deskripsi Statistik Earning Per Share Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2013 ... 54
4.7 Hasil Uji Normalitas ... 55
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 22
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah ... 38
4.1 Deskripsi Statistik Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur ... 41
4.2 Deskripsi Statistik Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur ... 43
4.3 Deskripsi Statistik Total Assets Turnover pada Perusahaan Manufaktur ... 46
4.4 Deskripsi Statistik Debt Ratio pada Perusahaan Manufaktur ... 48
4.5 Deskripsi Statistik Return on Assets pada Perusahaan Manufaktur ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan Rasio Keuangan ... 71
Lampiran 2 : Transformasi Data Z-Score... 77
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan, kegiatan operasi,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui pada laporan
keuangan (Brigham dan Enhardt, 2003:31). Laporan keuangan terdiri atas neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan harus relevan agar dapat membantu para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan, ini berarti bahwa informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan
datang, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal dan
pihak eksternal. Pihak internal yaitu karyawan dan manajemen perusahaan.
Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik
perusahaan, serta menggambarkan tingkat efisiensi operasi dari seorang manajer
dalam mengelola perusahaan sehingga dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan
yang mereka terapkan dan juga dalam hal mengambil keputusan, misalnya
mengenai pembagian deviden, pembayaran utang, penyisihan dan
kebijakan-kebijakan lainnya yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Sedangkan pihak eksternal yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan dan
lembaga pemerintah.
Laba bisa menjelaskan kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu.
Informasi ini tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemerintah dan kreditur. Laba yang
diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka
perlu adanya suatu prediksi perubahan laba. Prediksi perubahan laba ini nantinya
sangat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan antara lain dalam
menentukan keputusan dalam menjalankan usahanya. Manajer keuangan juga
dapat memanfaatkan prediksi laba ini sebagai pedoman dalam efisiensi
manajemen dalam pengendalian perusahaan. Prediksi Perubahan laba juga akan
berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang
akan menanamkan modalnya kedalam perusahaan, dimana laba merupakan
indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan.
Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang
dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi perubahan laba, termasuk
kondisi keuangan dimasa depan adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan. Analisis rasio keuangan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal
seperti kreditor, investor, dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan
kepentingan manajerial dan penilaian kinerja perusahaan. Weston dan Brigham
(1985) mengelompokkan analisis rasio keuangan ke dalam lima macam kategori
yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan
rasio pasar.
Beberapa penelitian tentang analisis pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba telah banyak dilakukan. Pada tahun 2007 penelitian yang
dilakukan oleh Epri mengenai analisis rasio keuangan untuk memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode
2001 sampai dengan 2005, hasilnya menyatakan bahwa Total Assets Turnover
(TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh
signifikan terhadap laba tahun yang akan datang. Penelitian yang sama dilakukan
oleh Upik (2009) pada periode penelitian tahun 2002-2007. Hasil dari
penelitiannya adalah rasio likuiditas (current ratio & quick ratio), rasio aktifitas
(rata-rata umur piutang & perputaran total aset) dan rasio profitabilitas (profit
margin) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba dimasa yang akan
datang. Ade dan Sri (2013) menguji pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perdagangan yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2006 sampai dengan 2011. Hasil penelitiannya adalah
Total Assets Turnover, Fixed Assets Turnover dan Inventory Turnover
Ratio, Debt to Equity Ratio tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan laba.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda
mengenai rasio keuangan yang dapat memprediksi perubahan laba perusahaan,
diantaranya Warsidi dan Pramuka (2000) dalam penelitiannya menemukan rasio
Working Capital to Total Assets (WCTA) berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba, sedangkan menurut Epri (2007) dalam penelitiannya
menyimpulkan rasio Working Capital to Total Assets (WCTA) tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Epri (2007), Ade dan Sri (2013) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Supriatmi dan Wahyudin (2006)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Total Assets Turnover (TAT) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Meythi (2005), Ade Gunawan
dan Sri Fitri (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Inventory Turnover
(IT) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Widiasih
(2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Inventory Turnover (IT) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Uraian diatas menunjukkan rasio yang berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba berbeda-beda hasilnya. Berdasarkan adanya kebutuhan prediksi
laba dan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini
perlu dilakukan untuk meneliti kembali pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2010 sampai dengan 2013. Penelitian ini perlu
dilakukan untuk menelaah kembali pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba yang diteliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010 sampai dengan 2013.
Seorang manajer keuangan dituntut fleksibilitasnya dalam hal menangkap
perubahan yang terjadi untuk kemudian secepatnya dilakukan penyesuaian dan
mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Kesemua itu memerlukan alat bantu
untuk meramalkan dengan tepat kondisi masa yang akan datang, agar dapat dibuat
keuangan terhadap pertumbuhan laba dari hasil penelitian ini, maka banyak
manfaat yang diperoleh baik untuk pihak internal maupun pihak eksternal. Karena
prediksi ini nantinya akan menjadi suatu pertimbangan dan acuan untuk membuat
keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pemenuhan kebutuhan dana
maupun keputusan dalam kebijakan deviden. Hal ini karena penyampaian
informasi tersebut memiliki potensi utama sebagai pengurang ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan mengenai prediksi pertumbuhan laba ditahun
mendatang. Penelitian ini akan menghasilkan model regresi yang dapat menjawab
kebutuhan mengenai analisis peramalan laba di masa mendatang. Dari model
regresi yang dihasilkan, dapat diketahui variabel mana yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba di masa mendatang. Manajer keuangan dapat menentukan
keputusan yang akan diambil berkaitan dengan mengatur kepentingan finansial
perusahaan guna meningkatkan pertumbuhan laba berdasarkan hasil dari model
regresi tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diketahui pentingnya menganalisis
pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba dimasa mendatang bagi
pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam pertimbangan
pengambilan keputusan. Sehubungan dengan ketidakpastian keadaan dimasa
depan mengenai pertumbuhan laba, analisis rasio keuangan dapat digunakan
sebagai alat untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan beberapa
rasio keuangan yang memiliki kemampuan dalam memprediksi laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010
sampai dengan 2013. Variabel yang diteliti adalah rasio-rasio keuangan (current
ratio, total assets turnover, debt ratio, return on assets, earning per share).
Permasalahan yang akan diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah terdapat pengaruh secara parsial rasio keuangan (current ratio, total
aset perusahaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013?
b. Apakah terdapat pengaruh secara simultan rasio keuangan (current ratio, total
assets turnover, debt ratio, return on assets, earning per share) dan ukuran
aset perusahaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
a. Menganalisis pengaruh secara parsial rasio keuangan (current ratio, total
assets turnover, debt ratio, return on assets, earning per share) dan ukuran
aset perusahaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013?
b. Menganalisis pengaruh secara simultan rasio keuangan (current ratio, total
assets turnover, debt ratio, return on assets, earning per share) dan ukuran
aset perusahaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
beberapa pihak antara lain:
a. Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
pihak manajemen perusahaan manufaktur dalam membuat keputusan bidang
keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan laba perusahaan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini.
b. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi pihak investor
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan investasi khususnya pada
perusahaan manufaktur sehubungan dengan faktor-faktor yang diteliti,
perusahaan dimasa yang akan datang serta mengurangi keraguan untuk
memutuskan berinvestasi pada perusahaan manufaktur.
c. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan referensi
tambahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai analisis pengaruh
rasio keuangan (current ratio, total assets turnover, debt ratio, return on
assets, earning per share) dan variabel dummy (golongan aset) terhadap
pertumbuhan laba yang akan datang pada perusahaan manufaktur dan memacu
BAB 2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kajian Teoristis
2.1.1 Peramalan Laba
Wild dan Subramanyam (2010:108) menyatakan bahwa bagian utama
analisis laporan keuangan adalah peramalan laba. Peramalan laba mengikuti
analisis komponen laba dan melibatkan pembuatan estimasi laba masa depan
perusahaan tersebut. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu
peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar
yang lebih baik untuk perencanaan.
Peramalan laba harus mempertimbangkan interaksi antar komponen laba
dan spekulasi kondisi usaha masa depan. Peramalan laba yang handal tidak dapat
dihasilkan dari ekstrapolasi sederhana dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu,
namun dilakukan dengan menganalisis komponen laba dan mempertimbangkan
seluruh informasi yang tersedia. Dalam meramalkan laba, manajer harus
menambahkan harapan tentang masa depan pada pemahaman masa lalu guna
mencapai tujuan perusahaan. Manajer juga harus mengevaluasi tren laba dengan
penekanan tertentu pada indikator kinerja masa depan seperti pengeluaran modal,
permintaan yang tidak dapat dipenuhi, dan tren permintaan produk dan jasa.
Menilai kekuatan peramalan laba suatu perusahaan bergantung pada
estimasi kondisi masa depan yang tidak dapat dibuktikan. Peramalan dapat
terbukti berbeda dengan realisasi karena kejadian atau kondisi yang tidak dapat
diprediksi. Ketidakpastian diatasi dengan mengawasi kinerja relatif terhadap
peramalan secara terus-menerus dan merevisi peramalan dengan
mempertimbangkan kondisi usaha saat ini.
2.1.2 Pertumbuhan Laba
untuk memberikan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut”.
Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa penghasilan dapat dibagi dua yaitu:
a. Laba yang sudah direalisasi yaitu laba yang terjadi dari transaksi penjualan
b. Laba yang belum direalisasi yaitu laba yang terjadi karena pertambahan
kekayaan sebagai akibat kenaikan nilai aktiva dan belum terjadi transaksi.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan persentase laba pada periode ini
dibandingkan dengan periode sebelumnya. informasi mengenai pertumbuhan laba
diperlukan oleh berbagai pihak dalam kegiatan membuat suatu keputusan, baik itu
pihak internal yaitu manajer keuangan perusahaan maupunpihak eksternal yaitu
investor, kreditor dan lembaga lain yang berkepentingan.
2.1.3 Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga
berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Dengan ini
disimpulkan bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar
memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan
dengan manajer di perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log
size, harga pasar saham dan lain-lain. Besar kecilnya perusahaan akan
mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko yang mungkin timbul dari
berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Perusahaan besar memiliki resiko yang
lebih rendah dari pada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar
memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu
menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu perusahaan-perusahaan besar
mempunyai lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan
karena memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi
eksternal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu ukuran perusahaan
turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka
mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Bahkan
perusahaan besar yang memiliki total aktiva dengan nilai aktiva yang cukup besar
dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh
perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan
(parasetyorini, 2013). Semakin besar suatu perusahaan maka kecendrungan
penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu
alternatif pemenuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal.
Perusahaan yang memiliki banyak aset akan dapat meningkatkan kapasitas
produksi yang berpotensi untuk menghasilkan laba lebih baik. Total asset
dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang
dibandingkan dengan penjualan. Menurut Siregar dan Utama dalam penelitian
Sisca Christianty Dewi (2008), Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma
natural dari total aktiva digunakan rumus :
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa
laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan pada waktu tertentu. Pada dasarnya analisis rasio dilakukan untuk
melihat prospek dan risiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat
keuntungan (profitabilitas), sedangkan risiko untuk mengetahui perusahaan
tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Brigham dan Houston
(2013:133) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan berguna untuk
membantu mengantisipasi kondisi masa depan termasuk meramalkan laba, dan
juga sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan
memperbaiki kinerja di masa depan.
Weston dan Brigham (1985:57) mengelompokkan rasio keuangan sebagai
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Dua
rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah current ratio dan
quick ratio
1. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
� =aktiva lancarutang lancar
2. Komponen aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan. Persediaan
biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan
dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas, berarti
waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama. Dengan alasan
tersebut, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan quick
ratio.
� � =aktiva lancar − persediaanutang lancar
b. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan
tersebut akan lebih baik apabila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Empat rasio aktivitas yang akan dibahas adalah rata-rata umur piutang, perputaran
persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva.
1. Rata-rata umur piutang (average collection period) melihat berapa lama yang
diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin lama rata-rata piutang berarti
� � � = perputaran piutang3
dimana, perputaran piutang didapat dengan cara membagi penjualan dengan
piutang.
2. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) yang tinggi menandakan
semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun, ini menandakan
efektifitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang
rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
� � =harga pokok penjualanpersediaan
3. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektifitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
� = aktiva tetappenjualan
4. Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover) menghitung efektifitas
penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan
manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat
manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya.
= penjualan total aktiva
c. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
hutangnya lebih besar dibandingkan tingkat asetnya. Rasio ini mengukur
kanan neraca. Rasio solvabilitas terdiri dari rasio total hutang terhadap total aset,
rasio times interest earned, dan rasio fixed charges coverage.
1. Rasio total hutang terhadap total aktiva menghitung seberapa jauh dana
disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan
leverage keuangan (financial laverage) yang tinggi. Penggunaan financial
laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on
equity atau ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun,
rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula. Risiko perusahaan
dengan financial leverage yang tinggi akan semakin besar pula.
� =total aktivatotal utang
2. Rasio times interest earned menghitung seberapa besar laba sebelum bunga
dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi
menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan
terlalu rendahnya penggunaan hutang (penggunaan financial laverage)
perusahaan. sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak
manajemen.
� � = laba sebelum bunga dan pajak EBITbiaya bunga
3. Rasio fixed charge coverage menghitung kemampuan perusahaan membayar
beban tetap total, termasuk biaya sewa. Memperhitungkan sewa karena
meskipun sewa bukan hutang tetapi sewa merupakan beban tetap dan
mengurangi kemampuan hutang perusahaan. Beban tetap tersebut mempunyai
efek yang sama dengan beban bunga.
� ℎ =biaya bunga + biaya sewaEBIT + Biaya Sewa
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit margin, return on asset
(ROA), dan return on equity (ROE).
1. Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
di perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung sebagai
berikut:
� � = laba bersihpenjualan
Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
2. Rasio return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Return on
assets dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
= laba bersihtotal aktiva
Semakin besar nilai return on assets, semakin efisien perusahaan
menggunakan aktiva dalam menghasilkan laba.
3. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham.
� =modal sahamlaba bersih
e. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang
rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (atau calon investor),
beberapa rasio yang bisa dihitung: EPS (earning per share), PER (price earning
ratio), dividend yield, dan pembayaran dividen (dividend payout).
1. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap
lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata–rata saham
biasa yang beredar.
Menurut Gibson (1996:429) earnings per share adalah rasio yang
menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Salah satu
alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen, jika nilai
laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk
membagikan dividen. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati
saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang
memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah
cenderung membuat harga saham turun.
= � � − ℎ � � �
nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba
bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham
biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25)
2. Perusahaan yang mempunyai prospek baik mempunyai PER yang tinggi,
sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan rendah akan memiliki PER yang
rendah.
� � � =harga pasar per lembar� per lembar
3. Dividend yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh
investor. Bagian return yang lain adalah capital gain yang diperoleh dari
selisih positif antara harga jual dengan harga beli. Apabila selisih negatif
yang terjadi, maka terjadi capital loss. Biasanya perusahaan yang mempunyai
prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang
karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan
dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai
prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan
dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula.
� � � = harga pasar saham per lembardividen per lembar
4. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) melihat bagian earning
(pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain
yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahan
yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi.
Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan.
Rasio pembayaran dividen = dividen per lembar� per lembar
2.1.5 Rasio Keuangan Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba.
Dari uraian mengenai teori rasio keuangan yang telah dijelaskan di atas,
dipilih lima rasio keuangan yang mewakili dari setiap kelompok rasio untuk
digunakan sebagai variabel independen pada penelitian ini yang berpengaruh
terhadap laba. Penjelasan mengenai pemilihan rasio keuangan tersebut sebagai
berikut:
a. Rasio likuiditas menjelaskan mengenai kemampuan perusahaan melunasi
utang lancarnya ketika utang tersebut jatuh tempo di tahun berikutnya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Brigham dan Houston, 2013:134).
Rasio yang dipilih untuk menjadi variabel independen yang mewakili
kelompok rasio likuiditas pada penelitian ini adalah Current Ratio, karena
rasio ini menggambarkan mengenai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aset lancar perusahaan.
Dengan current ratio dapat diketahui tingkat likuiditas perusahaan. Semakin
utang lancar yang harus dibayar. Aktiva lancar yang terlalu besar berarti
banyak kas yang menganggur akibatnya perusahaan kurang efisien. Sehingga
semakin tinggi current ratio maka laba perusahaan juga akan semakin
menurun.
b. Rasio aktivitas mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya (Horne dan Wachowicz, 1997:139). Dalam tujuan
peramalan laba dimasa mendatang, total assets turnover yang mewakili
kelompok rasio aktivitas karena rasio tersebut menggambarkan bagaimana
perusahaan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menciptakan
penjualan. Jika rasio total assets turnover tinggi itu berarti perusahaan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki dengan efektif sehingga tercipta
penjualan yang tinggi dan laba yang diperoleh juga tinggi.
c. Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh
pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor (Weston dan
Copeland, 1992:266). Pada kelompok rasio solvabilitas, debt ratio mengukur
persentase jumlah dana yang disediakan oleh para kreditor. Hubungan
pertumbuhan laba dengan rasio ini adalah jika debt ratio tinggi itu
menggambarkan dana yang disediakan oleh kreditor besar, sehingga biaya
bunga yang harus dibayar oleh perusahaan juga tinggi. Beban bunga yang
tinggi menyebabkan perolehan laba menjadi relatif rendah (Brigham dan
Houston, 2013:148)
d. Rasio profitabilitas menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan
modal sendiri (Moeljadi, 2006:52). Semua rasio keuangan pada kelompok ini
menjelaskan mengenai pencapaian laba perusahaan. Perusahaan
menggunakan aktiva yang dimiliki dengan efektif, kemungkinan besar
perusahaan tersebut akan mendapatkan laba yang tinggi. Rasio yang
menggambarkan mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan aktivanya adalah Return on assets. Semakin tinggi
ROA itu berarti laba yang diperoleh dari penggunaan aktiva perusahaan juga
e. Rasio Pasar mengukur nilai pasar saham biasa yang ada dalam perusahaan
(Moeljadi, 2006). Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat
profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS
adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk
mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio) dalam
lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999:359). EPS atau laba per lembar saham
menunjukkan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang
mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Semakin tinggi
EPS maka laba yang dibagikan kepada para pemegang saham itu besar, hal
ini menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa mendatang bagus.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba
telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari setiap penelitian yang berbeda
objek penelitian, berbeda periode penelitian serta berbeda variabel yang
digunakan maka hasil penelitiannya berbeda-beda pula.
Warsidi dan Pramuka (2000) meneliti tentang kegunaan rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Hasil penelitiannya
menunjukkan sebanyak 7 rasio keuangan terbukti signifikan sebagai prediktor.
Rasio-rasio tersebut adalah cost of goods sold inventories (CGSI), net sales to
quick assets (NSQA), working capital to total assets (WCTA), cost of goog sold to
net sales (CGSNS), net sales to trade receivables (NSTR), dan profit before taxes
to shareholder equity(PBTSE).
Supriatmi dan Wahyudin (2003) meneliti tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba. Dalam penelitiannya rasio
yang digunakan adalah debt to equity, leverage ratio, grosss profit margin, net
profit margin, inventory turnover, total assets turnover, return on invesment,
return on equity. Hasil penelitiannya menunjukkan GPM, IT, ROI, dan ROE
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Elyzabet (2001) meneliti tentang kemampuan laba, piutang, persediaan,
memprediksi laba perusahaan dengan menggunakan data sekunder yaitu laporan
keuangan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dari tahun 1999 sampai 2001. Penelitian ini memperlihatkan bahwa laba, piutang,
persediaan, biaya administrasi dan penjualan, dan rasio gross profit margin
bermanfaat dalam memprediksi laba tahun yang akan datang. Secara parsial laba
dan rasio gross profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba
tahun yang akan datang.
Widiasih (2006) meneliti tentang kemampuan rasio keuangan dalam
memprediksi laba dengan melakukan penelitian terhadap 153 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sekarang BEI dengan
menggunakan rasio Laba per saham, price earnings ratio, perputaran persediaan,
perputaran aktiva tetap, gross profit margin, dan leverage. Hasil penelitiannya
menunjukkan keenam rasio keuangan tersebut berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Rasio gross profit margin dan Leverage berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan laba.
Epri (2007) menganalisis rasio keuangan Untuk memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak tahun
2001 sampai dengan 2005 berjumlah 152 perusahaan. Rasio keuangan yang
digunakan adalah Working Capital to Total Assets (WCTA), Current Liabilities to
Inventory (CLI), Operating Income to Total Liabilities (OITL), Total Assets
Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan
hasilnya bahwa Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross
Profit Margin (GPM) berpengaruh signifikan terhadap laba tahun yang akan
datang.
Meythi (2007) mengukur rasio keuangan mana yang paling baik sebagai
prediktor risiko sistematik pada perusahaan manufaktur dan hasilnya adalah
Return On Assets adalah yang terbaik untuk memprediksi risiko sistematik pada
perusahaan manufaktur. Risiko sistematik adalah risiko yang melekat dan tidak
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko tidak
sistematik adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi.
yang terbaik untuk memprediksi risiko sistematik pada perusahaan manufaktur
sektor basic dan chemical 2000–2003 karena pendapatan yang stabil dan
pengelolaan assets secara efektif dan efisien akan mempengaruhi risiko
sistematik.
Ardi (2007) menganalisis rasio likuiditas, profitabilitas, aktifitas, dan
solvabilitas terhadap Capital Gain (Loss) dan Deviden Yield pada perusahaan
manufaktur, dan hasilnya bahwa rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap deviden yield dan tidak berpengaruh
terhadap capital gain (loss) secara bersama-sama. Secara parsial rasio aktivitas
berpengaruh signifikan terhadap deviden yield. Secara parsial rasio likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap capital gain (loss).
Upik (2009) meneliti pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi laba
dimasa yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2002 – 2007. Rasio keuangan yang dipakai adalah
Rasio Lancar (RL) dan Rasio Quick (RQ), Rata-Rata Umur Piutang (RUP),
Perputaran Aktiva Tetap (PAT), Total Hutang terhadap Total Aset (THTA), Time
Interest Earned (TIE), Profit Margin (PM), Return On Assets (ROA), Price
Earning Ratio (PER), dan Pembayaran Deviden (PD) dan hasilnya bahwa Rasio
Solvabilitas (THTA & TIE), Rasio Profitabilitas (ROA & PM), Rasio Pasar
(PER), Rasio Likuiditas (RL & RQ) dan Rasio Aktifitas (RPV & PAT)
berpengaruh signifikan terhadap laba tahun yang akan datang.
Eko (2012) menganalisis kemampuan rasio keuangan sebagai prediktor
perubahan laba triwulanan. Rasio yang digunakan working capital to total assets
(WCTA), total assets turnover (TAT), inventory turnover (IT). Hasil penelitian ini
adalah total assets turnover (TAT) berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba.
Miuty (2013) menganalisis prediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur subsektor tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Rasio yang digunakan adalah working capital to total assets, current ratio, debt to
equity ratio, debt to total capital assets, total assets turnover, working capital
parsial debt to total capital assets yang berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Secara simultan WCTA, CR, DER, Debt to Total Capital
Assets, TAT, WCT, GPM dan NPM berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Ade dan Sri (2013) menganalisis tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perdagangan di Indonesia. Rasio
keuangan yang dipakai total assets turnover, fix assets turnover, inventory
turnover, current ratio, debt to assets ratio, debt to equity ratio. Hasilnya adalah
rasio total assets turnover, fix assets turnover, inventory turn over berpengaruh
Peneliti ratio, debt to equity ratio, debt to total capital assets, total assets debt to assets ratio, debt to equity ratio
Laba merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan ini dijadikan sebagai acuan
untuk pengambilan keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal.
perusahaan dimasa mendatang dapat diketahui, maka penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis rasio keuangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
dimasa mendatang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2009-2013.
Prediksi laba dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan, yaitu
current ratio, total assets turnover, debt ratio, return on assets dan earning per
share. Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa aktiva lancar yang tersedia
cukup besar untuk membayar kewajiban lancarnya, pencapaian laba juga tidak
maksimal, sehingga pertumbuhan laba akan turun. Total assets turnover
menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva
untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba dengan cara membagi
penjualan dengan total aset (Brigham dan Houston, 2013:139). Perputaran aktiva
yang tinggi berarti perusahaan dapat menggunakan aktiva yang dimiliki secara
efektif sehingga dapat menciptakan penjualan yang tinggi. Jika penjualan tinggi
maka laba yang didapatkan oleh perusahaan juga akan meningkat. Debt ratio
menggambarkan tingkat leverage suatu perusahaan, debt ratio yang tinggi berarti
total aktiva perusahaan banyak dibiayai oleh utang. Semakin besar utang maka
semakin besar pula biaya modal yang harus dipenuhi, dan itu akan mengurangi
margin laba (Miuty, 2013). Return on assets menjelaskan pencapaian laba
perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Return on asset yang
tinggi menggambarkan laba yang dicapai perusahaan itu tinggi. Earning per share
merupakan laba pada tiap lembar saham yang tersedia untuk pemegang saham
biasa (Moeljadi, 2006). Perusahaan yang mempunyai EPS tinggi dipandang baik
dengan laba dan arus kas yang aman serta terus menerus mengalami pertumbuhan
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kerangka konseptual penelitian ini
adalah:
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Current ratio yang tinggi berarti perusahaan memiliki aktiva lancar yang
jumlahnya besar dibanding dengan hutang lancarnya. Aktiva lancar yang terlalu
besar berarti banyak kas yang menganggur akibatnya perusahaan kurang efisien
dalam menjalankan usahanya untuk mendapatkan laba (Agus, 2003:105). Ade dan
Fitri (2013) menyebutkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi
hutang jangka pendeknya tidak memberikan jaminan ketersediaan modal kerja
guna mendukung aktivitas operasional perusahaan. Tingginya current ratio
memiliki makna aktiva lancar yang dihasilkan terlalu tinggi karena perusahaan
berusaha untuk sebisa mungkin menggunakan aktiva lancar bukan hanya untuk
memenuhi hutang tetapi juga untuk kepentingan yang lain. Hal ini akan
mengakibatkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh Pertumbuhan Laba Current Ratio
Total Assets Turnover
Times Interest Earned
Gross Profit Margin
Earning Per Share
yang tidak baik terhadap pertumbuhan laba karena aktiva lancar pada umumnya
menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
Didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2007) dan Miuty
(2013) yang menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba, karena semakin besar hutang maka semakin besar pula biaya
modal yang harus dipenuhi. Berdasarkan landasan teori dan landasan empiris
tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H1: Current Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba perusahaan
manufaktur masa mendatang.
2.4.2 Pengaruh Rasio Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Moeljadi (2006:50) total assets turnover menunjukkan
kemampuan total aktiva berputar selama satu tahun untuk menghasilkan
penjualan. Jika penjualan tinggi maka laba yang diperoleh perusahaan juga akan
meningkat. Ade dan Sri (2013) menyatakan bahwa jika efektivitas pengelolaan
sumber daya yang dimiliki perusahaan dari ketersediaan total aktiva baik, maka
ketersediaan aset yang dimiliki dapat meningkatkan aktivitas operasional
perusahaan terutama dalam hal kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan
laba perusahaan. Ini dapat diasumsikan perputaran aset perusahaan dalam
menghasilkan laba sangat efektif. Semakin cepat tingkat perputaran aktivanya
maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat karena perusahaan
sudah dapat memanfaatkan aktiva untuk meningkatkan penjualan yang
berpengaruh terhadap pendapatan. Semakin besar nilai total assets turnover
maka semakin kecil risiko perusahaan karena perusahaan yang dapat
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara baik. Dengan demikian semakin
efektif perputaran aset perusahaan atau pengelolaan aset mampu menghasilkan
kinerja perusahaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
Penelitian Eko (2012), Ade dan Sri (2013) memberikan hasil yang sama dengan
prediksi bahwa total assets turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba masa mendatang. Berdasarkan landasan teori dan landasar empiris tersebut,
H2: Total assets turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba
perusahaan manufaktur masa mendatang.
2.4.3 Pengaruh Debt Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Brigham & Houston (2013:143) menyebutkan bahwa semakin tinggi debt
ratio maka semakin besar laba yang dapat diperoleh jika perusahaan mampu
memanfaatkan modal yang diperoleh dari utang dengan optimal. Disisi lain
apabila perusahaan gagal dalam mengatur kegiatan operasionalnya dalam
memperoleh laba, maka laba yang diperoleh akan menurun serta perusahaan juga
memiliki kewajiban membayar beban bunga pinjaman yang besar. Beban bunga
yang tinggi menyebabkan perolehan laba menjadi relatif rendah. Penelitian dari
Miuty (2013) memberikan hasil bahwa semakin rendah rasio utang terhadap aset,
semakin baik. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar modal pinjaman yang
digunakan untuk investasi pada aktiva. Sehingga beban bunga yang harus dibayar
juga tinggi. Tingginya beban bunga dapat mengurangi perolehan laba.
Berdasarkan landasan teori dan landasan empiris tersebut, hipotesis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
H3: Debt Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba perusahaan
manufaktur masa mendatang.
2.4.4 Pengaruh Rasio Return on Assets terhadap Pertumbuhan Laba
Tinggi rendahnya ROA dipengaruhi oleh keputusan perusahaan dalam
menggunakan utang. Jika dalam total aktiva perusahaan terdapat utang yang
besar, maka beban bunga pinjaman yang harus dibayar perusahaan juga besar.
Semakin tinggi beban bunga pinjaman yang harus dibayar perusahaan, maka
semakin sedikit perolehan laba bersih yang diperoleh perusahaan, dan hal tersebut
digambarkan dengan rasio return on asset yang juga rendah. Sebaliknya semakin
tinggi ROA maka perolehan laba bersih perusahaan juga tinggi (Brigham dan
Houston, 2013:148) Pernyataan tersebut didukung oleh hasil dari penelitian Upik
(2009) yang menyebutkan bahwa rasio return on assets berpengaruh positif dalam
Berdasarkan landasan teori dan landasan empiris tersebut, hipotesis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
H4: Return on Assets berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan
manufaktur masa mendatang.
2.4.5 Pengaruh Rasio Earning per share terhadap Perubahan Laba
Nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba
bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa
yang beredar (Weston dan Eugene, 1993:23-25). Semakin tinggi EPS
mengindikasikan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Penelitian dari Artatik (2007) menyebutkan bahwa tingkat
keuntungan bersih untuk setiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan
menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan. Jadi apabila EPS tinggi,
menandakan perusahaan mampu menjalankan usahanya dengan baik dan
mendapatkan laba yang tinggi kemudian perusahaan mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Berdasarkan landasan teori
dan landasan empiris tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H5: Earning per share berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba
perusahaan manufaktur masa mendatang.
2.4.5 Pengaruh Rasio Keuangan (current ratio, total assets turnover, debt ratio,
return on assets, earning per share) Secara Simultan terhadap Pertumbuhan
Laba.
Setiap rasio keuangan memiliki hasil analisis sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Current ratio menganalisis tingkat likuiditas perusahaan
manufaktur. Total assets turnover menganalisis kemampuan perusahaan dalam
menggunakan seluruh aktivanya dengan efektif. Debt ratio mengalanisis tingkat
solvabilitas perusahaan manufaktur. Return on asset mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan manufaktur. Earning per share mengukur tingkat laba
ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol perlu diperhatikan dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan manufaktur.
H6: Rasio Keuangan (current ratio, total assets turnover, debt ratio, return on
assets, earning per share) dan ukuran perusahaan berpengaruh secara