Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI USAHA TANI
PADI SAWAH DI KECAMATAN SEI BINGAI
KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Oleh
RAJANAMI YUN SUKATAMI
077018019/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
SE K O L AH
P A
S C
A S A R JA
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI USAHA TANI
PADI SAWAH DI KECAMATAN SEI BINGAI
KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RAJANAMI YUN SUKATAMI
077018019/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Judul Tesis : ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI USAHA
TANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEI BINGAI KABUPATEN LANGKAT
Nama Mahasiswa :
Rajanami Yun Sukatami
Nomor Pokok : 077018019Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Drs. Iskandar Syarief, MA)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Tanggal lulus : 01 September 2009 Telah diuji pada
Tanggal : 01 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si Anggota : 1. Drs. Iskandar Syarief, MA
2. Dr. Rahmanta, M.Si 3. Drs. Rujiman, MA
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi usaha tani.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section yang diperoleh dari lokasi penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh usaha tani yang ada di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana dengan sampel yang diambil sebanyak 5 % dari total populasi (167 sampel) dan model yang digunakan adalah model logarima dari fungsi Produksi Cobb Douglas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usaha tani sedangkan pestisida tidak berpengaruh signifikan.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
ABSTRACT
The aim of this research is to find out the influence of land acre, seed, fertilizer, pesticide and labor on the production of farm bussiness.
The data used in this research is cross section data obtained from the field. The population of this research is all farmers who have bussines in Sei Bingai District Langkat Regency. Sampling Technique used is Simple Random Sampling which obtained 5 % from population (167 samples). The model employed is Cobb Douglas function with logarithm.
The result shows that land acre, seed, fertilizer, labor significantly influence on farm bussiness, meanwhile pesticide is not significant.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
kasih dan karunia-Nya, karena dengan segala keterbatasan kemampuan, penulis dapat
menyelesaikan studi dan penulisan tesis yang berjudul “Analisis Determinan
Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kec. Sei Bingai Kabupaten Langkat”.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan moril, masukan serta saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis
sampaikan kepada yang terhormat Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si dan Bapak Drs.
Iskandar Syarif, MA atas kesediaannya membantu dalam rangka memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini,
sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Ucapan terima kasih yang tulus ikhlas juga
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM&H, SpA(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang telah
diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B, M.Sc selaku Direktur dan Prof. Dr. Ir. A.
Rahim Matondang, MSIE dan Dr. Pandapotan Nasution, MS selaku wakil
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Utara atas kesempatan saya menjadi mahasiswa program magister pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas
kesempatan saya untuk menyelesaikan pendidikan program magister.
4. Seluruh Dosen dan Guru Besar pada Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Sekolah Pascasarjana USU.
5. Bapak H. Syamsul Arifin, SE yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menuntut ilmu di Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya pada saat beliau
menjabat sebagai Bupati Langkat.
6. Bapak Ngogesa Sitepu selaku Bupati Langkat beserta seluruh jajaran
Pemerintah Kabupaten Langkat yang telah banyak memberikan bantuan dan
informasi data dalam rangka penulisan tesis ini.
7. Kepada rekan-rekan terdekat : Armauliza Septiawan, H. Salman, Sujarno serta
rekan-rekan MEP USU Angkatan XII yang telah memberikan dukungan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.
Ucapan terima kasih secara khusus juga penulis sampaikan kepada Alm.
Ayahanda Ngalemi Sembiring, BA dan Ibunda Katalige Br Perangin-Angin yang dengan penuh kasih dan disertai doa telah membesarkan dan mendidik penulis
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
tercinta Reh Kejerna Br Sitepu dan anak-anak tersayang; Rachel Shaheila
Sembiring, Reinhard Badia Raja Sembiring dan Raja Alvaro Anugerah Sembiring atas kesabaran dan kasih sayangnya, sehingga penulis tetap termotivasi untuk menyelesaikan studi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan tesis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di
Kabupaten langkat.
Medan, September 2009
Penulis
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Rajanami Yun Sukatami
2. Agama : Kristen
3. Tempat/Tanggal lahir : Medan, 6 Juni 1966
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
5. Nama Ayah : Ngalemi Sembiring, BA
Nama Ibu : Katalige Br Perangin-Angin
6. Pendidikan : a. SD Negeri 050644 Bahorok, Lulus Tahun 1977
b. SMP Swasta Karyawan Turangie, Lulus Tahun 1981
c. SMA Swasta Methodist Binjai, Lulus Tahun 1985
d. APDN Medan, Lulus Tahun 1989
e. Strata-1 IIP Depdagri Jakarta, Lulus Tahun 1995
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 8
2.1 Pendapatan... 8
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
2.3 Fungsi Produksi Cobb Dauglas ... 15
2.4 Marginal Physical Product (MPP) ... 16
2.5 Kemudahan Fungsi Produksi Cobb Dauglas ... 18
2.6 Konsep Efisiensi ... 19
2.7 Penelitian Terdahulu... 21
2.8 Kerangka Pemikiran... 23
2.9 Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Lokasi Penelitian ... 26
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 27
3.11 Uji Reliabilitas Data ... 32
3.12 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Perkembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Langkat ... 36
4.2 Perkembangan Luas Lahan Sawah ... 39
4.3 Tenaga Kerja pada Sektor Pertanian ... 41
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
4.4.1 Usia Responden ... 42
4.4.2 Tingkat Pendidikan ... 43
4.4.3 Jumlah Anggota Keluarga ... 44
4.4.4 Jenis Rumah ... 45
4.4.5 Lantai Rumah ... 46
4.4.6 Dinding Rumah ... 46
4.4.7 Atap Rumah ... 47
4.4.8 Alat Penerangan ... 47
4.4.9 Sumber Air Minum / Mandi / MCK... 48
4.4.10 Status Kepemilikan Rumah ... 49
4.4.11 Hasil Estimasi Model Penelitian ... 49
4.5 Uji Asumsi Klasik ... 55
4.5.1 Uji Multikollinearitas ... 55
4.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 56
4.5.3 Uji Normalitas ... 57
4.5.4 Uji Linearitas ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 60
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Luas Lahan Tanaman Padi Sawah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Sei Bingei ... 5
3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
4.1 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Langkat Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Tahun 2003 – 2007) 38
4.2 Distribusi PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Tahun 2003 – 2007) ... 38
4.3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Perubahannya Tahun 2004 – 2007 ... 40
4.4 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Langkat 1999 – 2006 ... 42
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
4.6 Karakteristik Pendidikan Responden Pada Wilayah Penelitian ... 44
4.7 Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden ... 45
4.8 Jenis Rumah Yang Dihuni oleh Responden ... 45
4.9 Kondisi Lantai Rumah Tempat Tinggal ... 46
4.10 Kondisi Dinding Rumah Responden ... 47
4.11 Kondisi Atap Rumah Responden ... 47
4.12 Kondisi Alat Penerangan ... 48
4.13 Sumber Air Minum / MCK ... 48
4.14 Status Kepemilikan Rumah Responden ... 49
4.15 Hasil Estimasi Model Penelitian ... 50
4.16 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 57
4.17 Uji Linieritas (Ramsey RESET Test) ... 58
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Data Penelitian Lapangan ... 64
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting. Hal
ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di Negara-negara dunia ketiga atau
yang sedang berkembang seperti Indonesia, memiliki karakteristik seperti potensi
sektor pertanian yang lebih dominan apabila dibandingkan dengan potensi pada
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya maka satu-satunya cara adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang hidup disektor pertanian ini. Cara
ini bisa ditempuh dengan cara meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman
perdagangan yang dihasilkan Indonesia dikenal dengan negara agraris yang jumlah
penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian.
Merujuk pada perjalanan historis petani khususnya usaha tani padi pada
masa penjajahan, perkembangan perekonomian sangat suram untuk mengatasi
ekonomi negara pada masa itu, Pemerintah mencoba menggali potensi melalui
tanam paksa di Indonesia dengan sistem tanam paksa. Masyarakat Indonesia
mengalami tingkat perekonomian yang sangat rendah. Masyarakat Indonesia
sebagai masyarakat jajahan hanya sebagai tempat pemerasan pemerintah asing.
Memasuki priode awal kemerdekaan masyarakat dalam status sosial selalu
menginginkan mengadakan perubahan baik segi ekonomi sosial maupun kegiatan
yang lain. Perubahan yang diinginkan setelah perubahan status ekonomi. Perubahan
ini dapat mempengaruhi tata nilai dalam masyarakat. Hal ini terjadi perubahan
dalam tata nilai mengenai apa yang biasanya dianggap sangat berharga dan langka
menurut anggapan masyarakat (Soekamto, 2000). Kegiatan yang dilaksanakan para
petani adalah sistem berhuma dan berladang, dimana petani memanfaatkan lahan
kosong.
Setelah zaman Orde Baru pengetahuan dan teknonlogi dari suatu negara
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
bangsa ini diharapkan maju pula. llmu pengetahuan harus diabdikan bagi
kemakmuran bangsa, produksi pangan dapat ditingkatkan secara kuantitas maupun
kualitas dalam teknologi pertanian.
Pada umumnya lahan sawah merupakan bahan pertanian yang berpetak-petak
dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/ menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status tanah
tersebut. Sebaliknya, luas lahan sawah merupakan semua lahan selain sawah yang
meliputi: (1) lahan pekarangan, yaitu halaman sekitar rumah termasuk dipakai untuk
bangunan; (2) kebun, yaitu lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim
atau tahunan dan terpisah oleh halaman rumah serta penggunaannya tidak
berpindah-pindah; (3) huma; yaitu lahan bukan sawah yang biasanya ditanami tanaman
musiman dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan
ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi sehingga kemungkinan lahan ini beberapa
tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur; (4) perkebunan, yaitu
lahan yang khusus ditanamai tanaman perkebunan atau industri, seperti karet, kelapa
sawit, kopi, teh dan lain sebagainya (Jurnal Analisis, September 2005. Vo1.2
No.2:1999).
Kabupaten Langkat sebagi salah satu wilayah yang memiliki berbagai potensi
dengan alamnya yang agraris juga mempunyai penduduk yang bermata pencaharian
pada sektor pertanian sebanyak 221,998 orang atau 32% (Langkat Dalam Angka
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
pada sebagian besar wilayah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat.
Perkembangan produksi padi sawah di Kabupaten Langkat dari tahun 2002 s.d 2006
terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, produksi padi sawah meningkat dari
372.371 ton pada tahun 2005 menjadi 432.451 ton, sama halnya dengan luas panen
dari 69.1777 Ha pada tahun 2005 menjadi 80.167 Ha pada tahun 2006.Sedangkan
padi ladang pada tahun 2006 juga mengalami peningkatan dari produksi 726 ton pada
tahun 2005 menjadi 810 ton pada tahun 2006. Begitu juga dengan luas panen dari 276
ha pada tahun 2005 menjadi 296 ha pada tahun 2006.( BPS, Kabupaen Langkat,
2007)
Tanaman bahan makanan lain yang dominan dihasilkan Kabupaten Langkat
selain padi sawah ada jagung dan ubi kayu, ubi jalar, kedele, kacang tanah dan
kacang hijau.
Salah satu Kecamatan yang memiliki potensi yang besar dalam sektor
tanaman pangan adalah Kecamatan Sei Bingai yang memiliki tanaman padi sawah
seluas 3.019 Ha, setelah Kecamatan Secanggang. Luas areal sawah ini tersebar pada
hampir semua desa yang terdapat wilayah kecamatan tersebut.
Dari luas areal tanaman padi sawah tersebut dapat memproduksi padi sawah
sebanyak 39.247 gabah kering panen yang setara dengan beras ± 21.585 ton beras/
tahun. Jadi rata-rata produksi adalah sebesar 6.5 ton/Ha gabah kering panen. Dari
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Kecamatan Sei Bingai dan sisanya masih bisa disumbangkan kepada kecamatan lain
yang ada di Kabupaten Langkat.
Perkembangan luas lahan tanaman padi sawah yang terdapat di Kecamatan Sei
Bingai tersebar secara merata di desa-desa yang terdapat di daerah ini. Dari 16 desa
yang terdapat di daerah ini hanya 4 desa yang tidak memiliki padi sawah. Gambaran
mengenai luas lahan tanaman padi sawah dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah ini.
Tabel 1.1 Luas lahan Tanaman Padi sawah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Sei Bingai
No. Desa /Kelurahan Luas Lahan (Ha)
1. Telagah 41
2. Tg.Gunung 0
3. Rumah Galuh 0
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai
13. Purwobinangun 353
14. Ps.VI Kwala Mencirim 160
15. Emp. Kwala Mencirim 160
16. Mekar jaya 194
Jumlah 3.030
Sumber : Kecamatan Sei Bingai Dalam Angka, 2007
Berdasarkan kepada latar belakang tersebut, maka dirasa perlu dilakukan
penelitian mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi produksi usaha padi
sawah di Kecamatan Sei Bingai tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah luas lahan berpengaruh terhadap produksi usaha tani Padi
Sawah di Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat
2. Apakah Benih berpengaruh terhadap produksi usaha tani Padi Sawah di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
3. Apakah pupuk berpengaruh terhadap produksi usaha tani Padi Sawah di
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
4. Apakah pestisida berpengaruh terhadap produksi usaha tani Padi Sawah
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
5. Apakah Tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi usaha tani Padi
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap produksi usaha tani
Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
2. Untuk mengetahui pengaruh Benih terhadap produksi usaha tani Padi
Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap produksi usaha tani Padi
Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
4. Untuk mengetahui pengaruh pestisida terhadap produksi usaha tani Padi
Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
5. Untuk mengetahui penagaruh tenaga kerja terhadap produksi usaha tani
Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui
pengaruh berbagai aspek penentu terhadap produksi usaha padi sawah di
Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat
2. Sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Langkat dalam mengambil
keputusan mengenai upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui
peningkatan produksi padi.
3. Sebagai bahan acuan atau refrensi untuk penelitian selanjutnya terutama
yang berminat meneliti tentang usaha tani padi sawah khususnya pada sisi
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pendapatan
Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan yang sedang giat dilaksanakan
di Negara-negara berkembangang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan per
kapita, pendapatan ini umumnya masih rendah. Gejala umum sering terjadi dalam
proses pembangunan di Negara berkembang adalah hasrat konsumsi dari
masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Menurut Sukirno
(2006:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu priode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain :
1. Pendapatan pribadi yaitu : semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun ayang diterima penduduk suatu Negara.
2. Pendapatan disposibel yaitu: pendapatan pribadi dikurang pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan yang siap dibelanjakan.
3. Pendapatan nasional, yaitu: nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa
yang diproduksi oleh suatu Negara dalam satu tahun.
Menurut Sobri (1987:50) pendapatan disposibel adalah suatu jenis
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima
dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.
Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi
bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Adapun
faktor--faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan dan pengeluaran di
Indonesia; pertama, perolehan faktor produksi, adalah hal ini faktor yang terpenting
adalah tanah. Kedua, perolehan pekerjaan, yaitu perolehan pekerjaan bagi mereka
yang tidak mempunyai tanah yang cukup untuk memperoleh kesempatan kerja
penuh. Ketiga, laju produksi pedesaan, dalam hal ini yang terpenting adalah
produksi pertanian dan arah gejala harga yang diberikan kepada produk tersebut.
Pendapatan per kapita dapat diartikan pada sebagai penerimaan yang
diperoleh rumah tangga yang dapat mereka belanjakan untuk konsumsi yaitu yang
dikeluarkan untuk pembelian barang konsumtif dan jasa jasa, yang dibutuhkan
rumah tangga bagi pemenuhan kebutuhan mereka (Sumardi, 1982:83). Dalam hal
ini, pendapatan per kapita diterminan potensi ekonomi yang penting selain luas
Negara serta penduduk suatu Negara (Todaro, 1998:25).
Rendahnya pertumbuhan pendapatan per kapita di suatu Negara berarti juga
mencerminkan rendahnya pertumbuhan GNP dan ini terjadi pada Negara-negara
berkembang. Usaha-usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat,
yaitu dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai, menggalakkan
golongan-Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah. Dengan menggunakan pajak
yang efektif untuk membiayai transfer tersebut sekaligus untuk mengurangi
perbedaan kemakmuran antar anggota masyarakat.
Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga
kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat
dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua faktor ini merupakan
fenomena dari pasar tenaga kerja pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan
oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa nonpertanian di pedesaan,
pertumbuhan angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor
pertanian, besarnya kesempatan kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian,
produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Di
sekitar non-pertanian kesempatan kerja ditentukan oleh volume produksi, teknologi
dan tingkat harga komoditi (Kasryno, 2000).
Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai
penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan dari
penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan
rumahtangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan faktor produksi.
2.2 Konsep Produksi
Konsep Produksi Analisis produksi berfokus pada penggunaan masukan
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
dan Hirschey (1993) dalam Salvatore (2001), menyatakan bahwa produksi meneliti
karakteristik teknis dan ekonomis yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal menggabungkan input untuk
meminimumkan biaya. Untuk menjelaskan konsep produksi, perlu dikaji lebih jauh
tentang konsep hubungan antara input dan output yang disebut dengan fungsi
produksi (production function). Salvatore (2001), Samuelson dan Nordhaus (1992)
serta Schileer (1989) menjelaskan bahwa fungsi produksi
menyatakan hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan
input yang diperlukan guna menghasilkan output tersebut, dengan tingkat
pengetahuan teknik tertentu. Fungsi produksi mengambarkan apa yang layak secara
teknis (technically feasible) bila perusahaan berusaha secara efisien.
Pindyck dan Rubinfeld (1997) menyatakan bahwa hubungan input dan
output untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik teknologi.
Selagi teknologi dapat ditingkatkan dan fungsi produksi berubah, sebuah
perusahaan dapat memperoleh lebih banyak output untuk serangkaian input tertentu.
Produktivitas faktor adalah kunci untuk menetapkan kombinasi, atau proporsi input
(variable proportion) yang optimal yang harus dipergunakan untuk menghasilkan
satu produk yang mengacu pada the law of variable proportion. Produktivitas faktor
memberikan dasar untuk penggunaan sumber daya yang efisien dalam sebuah
sistem produksi. Pengembangan output dimana terdapat sekurang-kurangnya satu
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
faktor berubah. The law of deminishing returns menyatakan bahwa sementara
jumlah satu input variabel meningkat, dengan jumlah semua faktor lainnya
dinyatakan konstan, kenaikan yang dihasilkan dalam output pada akhirnya akan
menurun (Pappas dan Hirschey, 1993 dan Soekartawi, dkk, 1986). Terdapat tiga
situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala (Browning dan
Browning, 1989). Pertama, jika kenaikan yang proporsional dalam semua input
sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output (εp = 1), maka tingkat
pengembalian terhadap skala konstan (constant returns to scale). Kedua, jika
kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada
kenaikan dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala
meningkat (increasing returns to scale). Ketiga, jika kenaikan output lebih kecil
dari proporsi kenaikan input (εp < 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala
menurun (decreasing returns to scale).
Tinjauan literatur menunjukkan terdapat berbagai bentuk fungsi produksi,
antara lain: fungsi produksi Cobb-Douglas, Constant Elasticity of Subtitution,
Input-Output, Program Linear, Spillman, Transendental, Polinomial, dan Fungsi
Profit. Studi ini menggunakan fungsi produksi tipe Cobb-Douglas karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya.
Fungsi produksi menghubungkan input dengan output dan menentukan
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksi tingkat
output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh tingkat teknologi yang digunakan
dalam proses produksi. Karena itu hubungan output input untuk suatu sistem
produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga
kerja, dan bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan
(Arsyad, 2003).
Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input dan teknologi
yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu hubungan
antara input dan output tercermin pada fungsi produksinya, Suatu fungsi produksi
menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang
menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan
kurva isokuan yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor
produksi yang menghasilkan produksi yang sama ( Joesran dan Fathorrozi, 2003).
Isokuan hanya menjelaskan keinginan perusahaan berdasarkan fungsi
produksi yang ditentukan, dan tidak menjelaskan yang dapat diperbuat oleh
perusahaan. Untuk memahami ini kita harus memasukkan faktor biaya ke dalam
gambar yaitu garis isoocost yang menggambarkan kombinasi biaya berbagai input
dengan input konstan dan biaya itu yang tersedia.
Menurut Pappas (2003) fungsi produksi adalah suatu pernyataan deskriptif
yang mengkaitkan masukan dengan keluaran. Fungsi ini menyatakan jumlah
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
lain, jumlah maksimum masukan yang diperlukan untuk memproduksi satu tingkat
keluaran tertentu. Fungsi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia, yaitu hubungan
masukan/keluaran untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik
teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan
perusahaan.
Menurut Samuelson (200) fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah
output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat input
(faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan teknologi yang digunakan.
Produksi sebenarnya merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output
per unit waktu. Hubungan antara kuantitas produksi dengan input yang digunakan
dalam proses produksi diformulasikan sebagai fungsi produksi. Menurut Beattie dan
Taylor (1999), produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material
serta kekuatan ( faktor produksi, sumberdaya alam) dalam menghasilkan suatu
barang atau jasa (output atau produksi). Hubungan antara input dan output
diformulasikan dalam suatu fungsi produksi sebagai berikut :
Q f (K,L,M) (2.1)
Dimana Q adalah jumlah output dari suatu barang yang dihasilkan selama
priode tertentu, K adalah jumlah modal yang digunakan, L adalah tenaga kerja yang
digunakan dan M adalah variabel lain yang kemungkinan mempengaruhi produksi.
Jika dalam proses produksi hanya terdapat dua kombinasi faktor (input)
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
dengan input adalah Q = f(K,L). Jumlah maksimum suatu barang yang dapat
diproduksi (Q dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal (K) dengan
tenaga kerja (L).
Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil
konstan (constant return to scale). Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan
jika peningkatan dalam persentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor produksi
menyebabkan peningkatan output dalam persentase yang sama. Jika fungsi produksi
memiliki skala hasil konstan, maka kita dapatkan output 10 persen lebih banyak
ketika kita meningkatkan modal dan tenaga kerja sampai 10 persen. Secara
matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika :
zY = F(zK, zL) (2.2.)
Untuk setiap angka positif z
Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita menagalikan jumlah modal dan
jumlah tenaga kerja dengan angka z, output juga dikalikan dengan z. Pada bagian
berikutnya kita lihat bahwa asumsi skala hasil konstan memiliki implikasi penting
pada distribusi pendapatan dari produksi (Mankiw, 2003).
2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas
Banyak fungsi produksi lain yang mempunyai bentuk isoquant yang ekstrim
adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi ini menjadi terkenal setelah
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
artikelnya yang berjudul " A Theory of Production". Secara matematik fungsi
produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan :
Q=AkaLb (2.3)
Keterangan : Q = Output
K = Input Modal
L = Input Tenaga Kerja
A = parameter effisiensi/koefisien teknologi α = elastisitas input modal
β= elastisitas input tenaga kerja
Fungsi produksi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat linear persamaan
(2.3)
Sehingga menjadi :
Ln Q = Ln A +α Ln K +βLn L+ e (2.4)
Dengan meregres Persamaan ( 2.4) maka secara mudah akan diperoleh parameter
effisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Jadi, salah satu kemudahan fungsi produksi
Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga memudahkan
untuk mendapatkannya.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Marginal Physical Product (MPP) adalah perubahan output sebagai akibat
perubahan satu satuan input yang diperoleh melalui turunan pertama dari fungsi
produksi yang berbentuk, yakni dQ/dK dan dQ/dL. Apabila fungsi produksi Cobb
Douglas yang dimaksud adalah :
Q=AKαLβ
Maka Marginal Physical Product of capital secara mudah diperoleh melalui :
dQ/dK = MPΚ= Aα Kα−1Lβ =AαKαLβ=α
Κ Q
(2.5)
Sedangkan Marginal Physical Product of labor adalah sebagai berikut :
dQ/dL = MPI = AβKαLβ−1=
Apabila nilai MP untuk masing-masing input di atas dikaitkan dengan elastisitas
inputnya, maka akan diperoleh keistimewaan dalam fungsi produksi Cobb Douglas.
Adapun yang dimaksud dengan elastisitas input adalah permintaan perubahan output
sebagai akibat persentase perubahan input. Elastisitas input modal diperoleh melalui :
Elastisitas K =
Apabila nilai dQ/dK yang diperoleh pada persamaan (2.5) disubsitusikan pada
persamaan (2.5) disubstitusikan pada Persamaan (2.7) maka akan diperoleh
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Elastisitas untuk input tenaga kerja dapat diperoleh cara yang sama dengan input
kapital sehingga menjadi :
Elastisitas L = β ⋅ =β
Q K K Q
Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi dari
fungsi produksi Cobb Douglas sekaligus merupakan elastisitas inputnya. Analisis
elastisitas input ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih elastis
dibandingkan dengan input lainnya. Di samping itu, sekaligus dapat diketahui
intensitas faktor produksinya apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat modal.
Apabila nilai α > β, maka proses produksi lebih bersifat pada kapital dan
sebaliknya.
2.5 Kemudahan Fungsi Produksi Cobb Douglas
Menurut Soekartawi (1994;173), ada tiga alasan pokok mengapa fungsi
produksi Cobb Douglas banyak dipakai oleh para peneliti :
1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi yang lain, misalnya lebih mudah ditransfer dalam bentuk linear.
2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to
scale.
Hal senada dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita ( 1998;12) bahwa dengan
menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dapat diketahui beberapa hal yang
sama penting antara lain ;
1. Marginal Physical Product dari masing-masing input, yaitu perubahan pada
output sebagai akibat perubahan - perubahan pada input. Pemahaman tentang
marginal physical product penting untuk mengetahui produktivitas
masing-masing faktor input.
2. Elastisitas output dari masing-masing faktor input, yaitu perubahan persentase
dari output sebagai akibat perubahan persentase dari faktor input. Parameter ini
sangat penting terutama dalam usaha mengadakan perbaikan dari proses
produksi atau efisiensi dan juga untuk meramalkan misalnya dampak-dampak
dari perubahan-perubahan dari faktor-faktor input.
3. Bagian dari faktor input, yaitu tenaga kerja dan modal dapat diketahui. Hal ini
sangat penting karena setiap proses produksi mempunyai dampak yang
berbeda-beda terhadap bagian-bagian tersebut. bagian-bagian dari input juga
kita suatu proses perubahan bersifat. Dengan pengetahuan mengenai dapat
mengetahui sejauh mana padat kerja atau pada modal.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Efisiensi (efficiency) adalah konsep yang sifatnya relatif. Suatu situasi yang
secara ekonomis efisien, mungkin menjadi tidak efisien ketika dihadapkan pada
ukuran-ukuran yang berbeda (Schenk, 1997). Yotopoulos dan Nugent (1976),
menyatakan efisiensi berhubungan dengan pencapaian output maksimum dari
penggunaan sumberdaya tertentu. Jika output yang dihasilkan lebih besar dibanding
input yang digunakan berarti tingkat efisiensi lebih tinggi. Ramly (1993)
menyatakan bahwa tingkat efisiensi yang tinggi tercapai pada saat kondisi optimal
terpenuhi, yaitu apabila tidak ada lagi kemungkinan menghasilkan jumlah produk
yang sama dengan menggunakan input yang lebih sedikit dan tidak ada
kemungkinan menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menggunakan input
yang sama. Farrel (1957) dan Kartasapoetra (1988) mengklasifikasikan konsep
efisiensi ke dalam efisiensi harga (price or allocative efficiency) dan efisiensi teknik
(technical efficiency). Bressler dan King (1970) mengemukakan bahwa efisiensi
harga atau efisiensi alokatif diukur relatif erhadap fungsi produksi sebagai rasio
biaya dengan proporsi input yang digunakan secara aktual. Sedangkan efisiensi
ekonomi diukur dengan indeks efisiensi teknik dan indeks efisiensi harga. Doll dan
Orazem (1984) menyatakan bahwa pendekatan sistematik pada perencanaan sektor
pertanian umumnya membagi syarat perlu (necessary conditions) dan syarat cukup
(sufficient conditions) berdasarkan efisiensi teknis (technical efficiency) dan
efisiensi ekonomi (economic efficiency atau allocative efficiency). Efisiensi teknis
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Soekartawi (1995) menyatakan bahwa suatu penggunaan faktor produksi dikatakan
efisien secara teknis kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi
yang maksimum. Dikatakan efisiensi harga (efisiensi alokatif) kalau nilai dari
produk marjinal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan, dan
dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi
teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga. Dillon dan Hardaker (1986)
menjelaskan bahwa bila model fungsi produksi yang dipakai, maka kondisi efisiensi
harga yang sering dipakai sebagai patokan. Misalkan fungsi produksi tipe
Cobb-Douglas dirumuskan sebagai berikut:
Y=AXb dan produk marjinal = ∂ Y / ∂ X = b
Kondisi efisiensi teknik menghendaki produk marginal =∂Y/∂X=0 dengan slop
negatif, sedangkan kondisi efisiensi harga menghendaki nilai produk marginal
(NPMx) sama dengan harga faktor produksi X, atau dapat dituliskan sebagai
berikut:
dimana: b = elastisitas; Y = produksi;
PY = harga produk Y; X = jumlah faktor produksi X, dan Px adalah harga faktor
produksi X. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan efisiensi penggunaan
sumberdaya meliputi efisiensi teknik (technical efiiciency) dan efisiensi harga atau
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
2.7 Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini dijelaskan secara sistematis tentang beberapa penelitian yang
relevan dengan penelitian ini. Penelitian di bawah ini dapat meliputi beberapa
ringkasan penting penelitian sebelumnya yang disajikan melalui paparanTheoretical
mapping.
Rahmanta (1997) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efesiensi
Ekonomi Relatif Usaha Tani Kentang Di Kabupaten Karo menunjukkan bahwa
harga kentang dalam jangka pendek berpengaruh positif terhadap penawaran
kentang sedangkan harga input tidak tetap (tenaga kerja, Benih, pupuk anorganik,
pestisida padat dan pestisida cair) berpengaruh negatif. Dalam jangka pendek,
elastisitas permintaan silang antar input tidak tetap (tenaga kerja, Benih, pupuk
anorganik, pestisida padat dan pestisida cair) bertanda negatif artinya terjadi
hubungan yang bersifat komplemen antara faktor produksi tidak tetap tersebut.
Elastisitas harga sendiri untuk input tidak tetap (tenaga kerja, Benih, pupuk organik
dan pupuk non organic) elastis, sedangkan pestisida padat dan pestisida cair
inelastis.
Menurut hasil penelitian Susilowati (2002) menyebutkan secara umum sumber
pendapatan rumah tangga masih tergantung pada sektor pertanian yaitu sebanyak 51
persen yang terdiri dari 29,5 persen di bidang usaha tani/ nelayan dan 21,5 persen
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
rumah tangga yang sifatnya usaha tani sebanyak 20,6 persen yang terbanyak berupa
usaha dagang yaitu sebanyak 14,1 persen. Sedangkan yang bersumber pendapatan
utama dari buruh nonpertanian sebanyak 21,5 persen, terutama yang dominant
adalah buruh usaha jasa.
Muhammad Yamin (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Distribusi Pendapatan dan
Peningkatan Lapangan Kerja di Provinsi Sumatera Selatan dengan memfokuskan
penelitiannya pada beberapa variabel yakni PDRB Sektor Pertanian, distribusi
pendapatan masyarakat serta kesempatan kerja dengan menggunakan data time
series sejak tahun 1985 hingga tahun 2005. Hasil dari penelitian tersebut
menghasilkan beberapa kesimpulan yakni ;(1) Distribusi Pendapatan masyarakat di
Sumatera Selatan sudah dikerjakan dengan baik dengan ditunjukkan melalui indeks
gini yang jauh lebih kecil dari 1, (2). Pengaruh PDRB masing-masing sub-sektor
dalam sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan masyarakat tidak
berpengaruh nyata dan (3) PDRB Sub sektor tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesempatan kerja pada sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan.
Penelitian lainnya yang dilakukan Trisno Pamungkas (2007) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi usaha tani yang menggunakan beberapa variabel seperti
luas lahan, tingkat pendidikan serta pekerjaan lainnya. Pada tingkat kepercayaan
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
pekerjaan lain berpengaruh positif dan signifikan terhadap usaha tani tebu dalam
mengambil keputusan.
Pada tahun 2007 terdapat pula sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ari
Haryati mengenai analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi pada usaha tani jagung hebrida. Dalam penelitiannya dilakukan analisis
terhadap variabel-variabel seperti biaya produksi, penerimaan dan pendapatan
petani dengan hasil faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata pada produksi
jagung hibrida setelah pupuk Za dan tenaga kerja. Penggunaan faktor-faktor
produksi jagung hibrida tidak efisien.
2.8 Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara sederhana tentang
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan demikian kerangka
pemikiran dalam melakukan penelitian ini adalah produksi usaha padi sawah
sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh luas lahan, Benih, pupuk, pestisida
dan jumlah tenaga kerja sebagai variabel bebas. Kerangka pemikiran yang
digunakan dalam penelitian ini.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tentang Analisis Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
2.9 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan berbagai hasil kajian empiris yang telah
dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut :
1. Luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi usaha tani padi sawah di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, ceteris paribus
2. Benih berpengaruh positif terhadap produksi usaha tani padi sawah di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, ceteris paribus
3. Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi usaha tani padi sawah di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, ceteris paribus
4. Pestisida berpengaruh positif terhadap produksi usaha tani padi sawah di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, ceteris paribus
5. Jumlah Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi usaha tani padi
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dilakukan pada desa-desa yang memiliki potensi
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang penelitian ini memusatkan perhatian pada produksi usaha tani padi
sawah dengan mencakup beberapa variabel yang akan dianalisis yaitu luas lahan,
Benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja serta hasil produksi usaha tani padi sawah.
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh usaha tani padi sawah yang terdapat di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten langkat. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Dengan menetapkan 5 (lima) desa
yang memiliki potensi luas usaha tani padi sawah di Kecamatan Sei Bingai. Dengan
demikian akan ditetapkan total sampel yang dinilai cukup representatif sebesar 5
persen dari total petani yang terdapat pada masing-masing desa sampel. Secara rinci
besar sample (sample size) yang diambil dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Tabel 3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Desa Luas Lahan Jumlah petani Besaran Sample
1. Belinteng 400 310 16
2. Namu Ukur Utara 540 873 44
3. Psr VIII Namo Trasi 350 727 36
4. Psr IV Namo Trasi 355 613 31
5. Purwobinangun 353 801 40
Total 167
Sumber : Kecamatan Sei Bingai Dalam Angka Tahun 2007
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data Primer yang
diperoleh dari sejumlah responden petani yang merupakan pelaku usaha tani padi
di Kecamatan Sei Bingai. Data ini diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi Usaha tani padi sawah di Kecamatan Sei Bingai,
Kabupaten Langkat.
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Untuk melihat dan menganalisis determinan produsksi usaha tani padi sawah
di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, dalam hal ini digunakan fungsi Cobb
Douglas sebagai berikut ;
Qs = A X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 ………(3.1) Selanjutnya dispesifikasikan ke dalam model ekonometrika sebagai berikut :
Log Qs = α0 + bl log X1 + b2 Log X2 + b3 Log X3 + b4 Log X4 + b5 Log X5 …....(3.2) Dimana :
Qs = Produksi Usaha Tani Padi (Kg)
XI = Luas Lahan (Ha)
X2 = Benih (Kg)
X3 = Pupuk (Kg)
X4 = Pestisida (Liter)
X5 = Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
0 = Konstanta
bl – b5 = Koefisien
3.6 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel ekonomi
sebagaimana terdapat pada persamaan diatas, dimana variabel - variabel tersebut
diharapkan mampu menjelaskan atau menjawab permasalahan serta tujuan yang
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
sawah di Kecamatan Sei Bingai, maka sebagai variabel bebas yakni ; luas lahan,
Benih, pupuk, pestisida dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan variabel terikat total
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
3.7 Defenisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut :
1. Produksi usaha tani padi adalah jumlah produksi padi sawah yang
dihasilkan dari kegiatan usaha tani yang dilakukan petani selama Satu
musim tanam (Kg).
2. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan pelaku usaha tani padi untuk
berproduksi (Ha)
3. Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya individu yang terlibat dalam
penggarapan lahan tani padi yang dimiliki (orang)
4. Pupuk adalah Nutrisi tambahan yang digunakan selama proses produksi
(Kg).
5. Pestisida adalah obat yang digunakan usaha tani padi selama proses
produksi (liter).
6. Benih adalah Bakal tanaman padi yang digunakan dalam proses produksi
(Kg).
3.8 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode
Ordinary Least Square (OLS). Dan sebagai alat analisis untuk mengolah data
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Metode ini banyak digunakan karena ;
1. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan
menghasilkan parameter yang bersifat optimum.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika
dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain dan metode ini tidak
membutuhkan banyak data.
3. Metode Kuadrat Terkecil ini banyak digunakan secara luas dalam hubungan
ekonomi dan banyak menghasilkan keputusan ekonomi yang baik. Dengan
demikian metode ini banyak digunakan pada waktu mengestimasi hubungan
dalam metode Ekonometrika.
4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami.
5. Metode Kuadrat Terkecil adalah komponen yang penting dalam
ekonometrika.
3.9 Test of Goodness of Fit
Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode enter yang
tersedia pada program statistik Eviews Versi 4,1. Koefisien yang dihasilkan dapat
dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian
diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti.
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik Uji-t (t-test)
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
partial, sementara Uji - F mengetahui signifikasi statistik secara serentak, Uji R2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan variabel bebas menjelaskan
variabel terikat.
3.10 Uji Validitas Data
Uji validitas data dapat dilakukan terhadap pengujian validitas konstruksi,
validitas isi dan validitas eksternal. Validitas konstruksi adalah aspek-aspek yang
akan diukur berlandaskan teori tertentu. Hal ini dapat dikonsultasikan dengan para
ahlinya. Setelah pengujian dilakukan kepada ahli kemudian akan dilanjutkan kepada
anggota sampel sekitar 30 orang. Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan
mengkorelasikan antar score item instrument. Apabila korelasinya rendah dan tidak
signifikan maka instrumen dianggap tidak valid. Uji validitas ini dapat diukur
dengan teknik korelasi product moment.
Sedangkan pengujian validitas isi adalah membandingkan antara isi
instrumen dengan isi mated seperti seorang dosen memberi ujian di luar pelajaran
yang ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak valid. Pengujian ini dapat
dilakukan kepada para ahli. Sedangkan validitas eksternal adalah cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris
yang terjadi di lapangan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengujicobakan kepada
sampel, kalau ditemukan perbedaan yang terlalu mencolok maka instrumen harus
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
3.11 Uji Reliabilitas Data
Pengujian reliabilitas digunakan untuk menguji hasil pengukuran angket
dapat dilakukan baik secara eksternal maupun internal. Secara ekternal dilakukan
dengan test-retest, equivalen dan gabungannya. Testretest dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali kepada responden, jadi dalam hal ini
instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dan yang berikutnya. Bila
koefisien positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliable.
Sedangkan dengan pendekatan equivalen adalah pernyataan yang secara bahasa
berbeda tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk ini dapat
dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil data yang diperoleh dari responden
yang sama, waktunya sama, tetapi instrumennya berbeda. Pengujian validitas dan
reliabilitas ini akan dilakukan sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya.
3.12 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier,
yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
yang terbentuk. Untuk itu maka perlu melakukan uji penyimpangan asumsi klasik,
yang terdiri dari (Insukrindo, 2000).
1. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel
normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal.
Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dan
standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya yakni melakukan
perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang
memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data yang kita pakai.
Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan salah satu syarat
dilakukannya parametric-test. Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal
tentu saja analisisnya harus menggunakan non parametric test. Selain itu data yang
mempunyai distribusi secara normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula.
Dengan profil data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili
populasi.
Untuk mengetahui apakah data yang kita miliki normal atau tidak, secara
kasat mata kita bisa melihat histogram dari data yang dimaksud, apakah membentuk
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Uji normalitas data yang digunakan di sini adalah uji Jarque Bera. Tahap uji
Jarque Bera dengan menggunakan Eviews secara ringkas adalah sebagai berikut :
a. Formulasi hipotesis
Ho : distribusi ut normal
HA : distribusi ut tidak normal
b. Menentukan tingkat signifikansi (a)
c. Menentukan kriteria pengujian
2. Uji Multikolinieritas
Interprestasi persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi
bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi.
Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas akan menimbulkan
beberapa akibat, untuk itu perlu pendektesian multikolinieritas dengan
besaran-besaran regresi yang di dapat, yakni :
1. Variasi besar (dari taksiran OLS)
2. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar
sehingga interval kepercayaan lebar).
3. Uji t (t-rasio) tidak signifikan, suatu variabel bebas yang signifikan baik
secara substansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa
tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error
terlalu besar maka besar pula kemungkinan taksiran koefesien regresi (a,-
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
4. R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari Uji t
5. Terkadang nilai taksiran koefesien yang didapat akan mempunyai nilai
yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan
interprestasi.
3. Uji Heterokedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah
homokedastisitas atau varian yang sama. Salah satu metode yang dapat digunakan
ada tidaknya heterokedastisitas dalam satu varian error term suatu model regresi
adalah metode Park Heterokedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan
mengamati tampilan grafik (scatterplot). Tidak terdapatnya pola yang jelas dan
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak
terjadinya heterokedastisitas pada model regresi. Sedangkan adanya gejala
heterokedastisitas ditunjukkan dengan adanya pola scatterplot yang dapat terlihat
jelas. Jika model estimasi memiliki gejala heterokendastisitas maka kita dapat
membuat kesimpulan yang salah dari interpretasi, karena estimasi OLS yang ada
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan sektor Pertanian di Kabupaten langkat
Salah satu sektor yang dapat ditumbuh-kembangkan untuk mengatasi
kondisi obyektif di era otonomi ini adalah sektor pertanian yang merupakan sektor
uanggulan berbagai daerah Kabupaten/Kota, termasuk Kabupaten Langkat yang
perekonomiannya berbasis pada sektor pertanian. Pengembangan sektor unggulan
ini dimaksudkan untuk memperbesar penerimaan daerah. Pengembangan sektor
pertanian ini sangat krusial karena merupakan sektor yang mampu memberikan
kontribusi yang berarti terhadap perolehan penerimaan daerah, terutama jika dilihat
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Langkat mendapat perhatian
yang besar disebabkan kontribusinya yang sangat besar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Langkat. Pertumbuhan sektor pertanian dapat dilihat dari
besarnya anggaran sektor pertanian yang dianggarkan oleh pemerintah Kabupaten
Langkat. Anggaran tersebut bertujuan agar pembangunan sektor pertanian dapat
dilakukan dengan baik sebagaimana mestinya sehingga tetap memberikan
kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah.
Peranan atau kontribusi sektor ekonomi menunjukkan struktur
perekonomian yang terbentuk di suatu wilayah. Struktur ekonomi ini menunjukkan
besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptkan nilai
tambah, sekaligus menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan
memproduksi barang dan jasa dari masing - masing sektor
ekonomi. Pergeseran sektor ini sering dipakai sebagai indikator untuk menunjukkan
adanya suatu proses pembangunan.
Untuk mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian suatu wilayah
dapat dilihat dari persentase PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan yang
dirinci menurut lapangan usaha. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sektor pertanian
merupakan sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Langkat pada tahun 2007, yaitu sebesar 54,21 persen, sektor
pertambangan dan penggalian 6,92 persen, sektor industri 11,10 persen, sektor
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
15,64 persen, sektor jasa-jasa 5, 53 persen, dan sektor keuangan 1,58 persen, sektor
pengangkutan dan komunikasi 2,29 persen, sektor bangunan 2,39 persen.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, peranan sektor
pertanian pada tahun 2007 adalah sebesar 54,21 persen, disusul sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 15,64 persen, sektor industri sebesar 11, 10 persen, sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 6,92 persen, sektor jasa jasa sebesar 5,53
persen, sektor keuangan sebesar 1,58 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar 2,29 persen, sektor bangunan sebesar 2,39 persen, sektor keuangan sebesar
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Tabe1 4.1. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Tahun 2003-2007)
No Lapangan Usaha/Sektor Tahun
2003 2004 2005 2006* 2007*
Listrik, Gas & Air Minum Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, Perbankan
Sumber : BPS Kabupaten Langkat Dalam Angka, 2008
Tabel 4.2. Distribusi PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar harga konstan 2000 (Tahun 2003-2007)
No Lapangan Usaha/Sektor Tahun
2003 2004 2005 2006* 2007*
Listrik, Gas & Air Minum Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, Perbankan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
4.2 Perkembangan Luas Lahan Sawah
Lahan merupakan salah satu faktor produksi bagi petani. Di negara yang
sektor pertaniannya masih berkembang, lahan yang luas menjadi faktor dominan di
dalam meningkatkan produksi pertanian .Seiring dengan perkembangan zaman,
lahan pertanian terus menyusut dan beralih fungsi. Untuk mengetahui
perkembangan tersebut diketahui bahwa total luas lahan sawah Kabupaten Langkat
dari tahun 2004 - 2007 cenderung mengalami penurunan, Tahun 2004 total luas
lahan sawah yang digunakan untuk penanaman padi sebesar 49.211 Ha menjadi
45.051 Ha di tahun 2007. Dengan kata lain, lahan sawah mengalami penurunan
sebesar 8,45 persen dalam kurun empat tahun terakhir dengan rata-rata penurunan
luas lahan sebesar 2,89 persen per tahunnya. Penurunan luas lahan sawah tersebut
tergambar dari penurunan luas lahan sawah di kecamatan yang ada di Kabupaten
langkat yang sebahagian besar mengalai penyusutan. Kecamatan yang luas lahan
sawahnya tidak mengalami perubahan yakni kecamatan Binjai (1.542 ha).
Sementara ada dua kecamatan yang luas lahan sawahnya bertambah yakni
kecamatan yang luas lahan sawahnya bertambah yakni kecamatan Bohorok (0,19
persen) dan kecamatan Tanjung Pura (0,43 persen). Kecamatan Bohorok seluas
1.068 Ha di tahun 2004 menjadi 1.070 Ha di tahun 2007.
Sementara kecamatan yang paling besar mengalami penyusutan adalah
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.
Kecamatan Sawit Seberang merupakan kecamatan terbesar kedua dengan
penurunan luas lahan sawah mencapai sebesar 21,04 persen.
Kondisi luas lahan pertanian di kabupaten Langkat dapat dilihat dari
perkembangan luas lahan di daerah ini yang pada setiap tahunnya berfluktuasi ini
terutama disebabkan banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi ke peruntukan
lain, seperti perumahan dan sebagian untuk perkebunan. Perkembangan luas lahan
pertanian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.3. Luas Lahan sawah Menurut Kecamatan dan Perubahannya Tahun 2004 – 2007
Luas Lahan (ha) Perubahan
Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010.