M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
USU Repository©2006
Penelitian yang berjudul "Kebijaksanaan Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di
Indonesia (Evaluasi Terhadap PPLP di Kabupaten Deli Serdang)" ini bertujuan untuk mengevaluasi
program ini terhadap masyarakat Kabupaten Deli Serdang. Program ini mempunyai maksud untuk
menyediakan prasarana dan sarana minimum di daerah pemukiman yang dihuni oleh sebahagian besar
masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk mencapai tujuan tersebut studi ini pertama-tama menilai
elemen-elemen yang terlibat di dalam perumusan kebijakan upgrading (perbaikan), mulai dari falsafah
yang terkandung di dalamnya, hingga asumsi-asumsi yang mungkin timbul dengan adanya ugrading
itu, didasari oleh ilustrasi faktor-faktor yang ada di dalam kebijakan perumahan di Indonesia.
Kemudian, program ini dievaluasi dari sudut pandang sosial dan ekonomi. Studi ini memberikan
indikasi bahwa PPLP belum menyediakan sarana pelayanan dasar kepada masyarakat, walaupun secara
keseluruhan, sarana yang diberikan sudah mulai membaik. Dengan tambahan, lingkungan yang
diimplementasikan oleh program ini dapat dikatakan sudah memenuhi standard layak huni yang
minimum. Studi ini juga memberikan kesimpulan bahwa program ini tidak memberikan pengaruh
kepada tingkat pendapatan dan pengeluaran penduduk, tidak mengakibatkan mobilitas yang tinggi
kepada penduduk (tidak menyebabkan arus perpindahan masuk maupun keluar). Kemudian, program
ini tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi (the better of)
untuk menggantikan penduduk sebelumnya. Pada tingkat tertentu, ada bukti-bukti bahwa program ini
memberikan stimulans kepada penduduk untuk membangun atau memperbaiki rumahnya. Tingkat
partisipasi penduduk pada program ini sangat rendah, terbukti dari sebagian besar penduduk tidak
M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
USU Repository©2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang secara makro dapat diklasifikasikan
sebagai sebuah unit bangunan tempat tinggal pribadi yang harus dimiliki oleh setiap rumah
tangga. Rumah juga merupakan asset sosial dari suatu masyarakat. Bagi masyarakat Indonesia
sendiri, rumah merupakan cermin dan pengejawantahan dari diri pribadi manusia, baik secara
perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya
(Siswono, 1991). Masalah penyediaan perumahan, terutama di daerah perkotaan Indonesia
memberikan gambaran yang komplex, baik dari sudut kemampuan Pemerintah untuk
membangun sarana dan prasarana pemukiman untuk seluruh lapisan masyarakat, keterbatasan
lahan (yang harus dikaitkan dengan tata ruang dan pengembangan wilayah kota), daya beli dan
keterjangkauan masyarakat itu sendiri (affordability), arus urbanisasi dan tingkat pertambahan
penduduk yang tinggi, dan sebagainya.
Jumlah penduduk perkotaan Indonesia pada tahun 1985 berjumlah 27 % dari seluruh
penduduk Indonesia akan bertambah menjadi sekitar 40 % pada tahun 2000, dimana dalam
kurun 15 tahun tersebut penduduk perkotaan akan bertambah menjadi 36 juta yang akan
diproyeksikan akan membutuhkan sekitar 7,2 juta unit rumah baru ditambah dengan
peremajaan rumah-rumah lama (replacement), jadi kebutuhan rumah sekitar 480,000 unit per
tahun dengan ratio satu unit rumah dihuni oleh sekitar enam orang (Siswono, 1991a).
Sudah dapat dipastikan bahwa kontribusi Pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan
perumahan tersebut sangat terbatas. Menurut evaluasi NUDS (1985), kemampuan Pemerintah
(dalam hal ini Perumnas dan BTN) dalam membangun sarana perumahan hanya sekitar
150.000 unit dan 300.000 unit oleh developer swasta per Pelita, sedangkan pembangunan
perumahan atas swadaya masyarakat sendiri berjumlah sekitar 230.000 unit (Silas, 1988). Dari
data-data tersebut di atas, tampaklah bahwa penyediaan rumah baik oleh Pemerintah, sektor
M.H. Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995
USU Repository©2006
maupun membangun rumahnya sendiri. Siswono (1991b) mengungkapkan bahwa setidaknya 6
% rakyat termiskin Indonesia (sekitar 3 juta penduduk tinggal di daerah perkotaan) yang
berpenghasilan kurang dari Rp. 50,000 per bulan memerlukan bantuan agar dapat memiliki
rumah layak huni).
Kebijakan perumahan sejak Pelita I sampai Pelita V didasarkan pada dua azas pokok yaitu
keterjangkauan (affordability) dan pemerataan (equity). Jika pada Pelita I pembangunan
perumahan didasarkan pada proyek-proyek percontohan, maka pada Pelita II dan seterusnya
sudah dimulai tahap pengembangan kebijaksanaan dan pengembangan program-program
perumahan.
Dari uraian-uraian tersebut di atas maka penelitian ini akan mengevaluasi sampai sejauh mana
Program Perbaikan Lingkungan Perumahan Kumuh (PPLP) sebagai salah satu program
pemerintah di bidang perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dapat memecahkan
masalah perumahan di Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Dari identifikasi permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Sejauh mana PPLP telah mencapai sasarannya; dengan kata lain, apakah PPLP telah dapat
memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur yang telah ada ?
2. Apakah dampak PPLP terhadap pola kehidupan sosial masyarakat.