• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Penjualan di Facebook Dan Minat Beli (Studi Deskriptif Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Promosi Penjualan di Facebook Dan Minat Beli (Studi Deskriptif Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PROMOSI PENJUALAN di FACEBOOK DAN MINAT BELI

(Studi Deskriptif Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Disusun oleh:

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI - EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Melva SM Hutagalung

Nim : 080922010 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Promosi Penjualan di Facebook Dan Minat Beli (Studi Deskriptif Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan)

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan

(Dra. Rusni, MA) (Drs. Amir Purba, MA)

NIP: 195108041985032001 NIP: 195102191987011011

Dekan FISIP USU

(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang promosi penjualan pakaian wanita di facebook dan minat beli. Minat beli tersebut menyangkut minat beli di kalangan mahasiswi FISIP USU. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dalam menumbuhkan minat beli dikalangan mahasiswi FISIP USU, mengetahui intensitas mahasiswi FISIP USU mengakses promosi penjualan pakaian wanita di facebook, Untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook di kalangan mahasiswi FISIP USU.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi dan komunikasi massa, bentuk-bentuk media massa, komunikasi pemasaran, promosi penjualan, pemasaran internet, facebook, minat beli, dan teori S-O-R.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Populasi dalam penelitian adalah mahasiswi FISIP USU Angkatan 2008-2009 yang masih terdaftar dan aktif, sebanyak 1004 orang. Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka diambil sebanyak 43 orang sebagai sampel. Dan jumlah tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 15%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik Proportional Random Sampling dan Purposive Sampling.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, serta kasih-Nya yang berkelimpahan dalam setiap langkah penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan baik moril, materil, terlebih untuk setiap doa yang senantiasa hadir dan menemani kehidupan penulis, terutama kepada orang tua yang sangat penulis kasihi, Bapak Capt. P. Hutagalung, MMar dan Ibu E. Simanjuntak. Demikian juga kepada kakak dan adik-adikku, Astri, Nova, Sudung, Lintong. Di kesempatan ini pula, penulis banyak sekali mendapat dukungan, bimbingan dan motivasi dari orang-orang disekitar penulis terutama orang-orang terdekat.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

3. Ibu Dra. Rusni, MA, selaku dosen pembimbing penulis, yang telah begitu banyak membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini seperti senantiasa memberikan masukan, krittikan, pandangan, dan pengetahuan kepada penulis.

(5)

selama masa perkuliahan.

6. Semua mahasiswi FISIP USU yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Kak Maya, Kak Cut, dan Kak Ros terima kasih atas semua bantuannya dalam urusan administrasi.

8. Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa menjadi teman di saat suka dan duka, Riyanthi, Ida, Leli Opung, Poppy, Kathy, Darwin, Ferdi, Hana, Buncit. Terima kasih atas perhatian, waktu, kebersamaan dan persahabatan yang indah yang telah diberikan kepada penulis.

9. Titin, Habibah, Jojo, Kley, Deshi, Tetty, Riana, dan teman-teman angkatan 2008 Ilmu Komunikasi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2010

(6)

ABSTRAKSI ... i

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 7

I.10. Definisi Variabel Operasional ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS ... 22

II. 1. Komunikasi ... 22

II. 1.1. Pengertian Komunikasi ... 22

II.1.2. Proses komunikasi ... 24

II.1.2.1 Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis ... 24

II.1.2.2 Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis ... 24

II. 2. Komunikasi massa ... 26

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 26

II.2.2 Bentuk-Bentuk Media Massa ... 28

II.2.2.1 Media Massa Tradisional ... 28

II.2.2.2 Media massa modern ... 34

II.2.3. Fungsi komunikasi massa ... 35

II.3. Komunikasi Pemasaran ... 37

(7)

II.5.1. Pemasaran Online kepada Individu ... 39

II.5.2. Model Komunikasi Online ... 40

II.5.3. Metode Komunikasi ... 40

II.5.4. Pilihan Individu ... 41

II.5.5. Perilaku Konsumen di Internet... 43

II.6. Facebook ... 46

II.6.1. Sejarah Facebook ... 47

II.6.2. Fungsi Facebook untuk Bisnis ... 48

II.6.3. Fitur-Fitur dalam Facebook ... 52

II.7. Minat Beli ... 54

II.8. Teori S-O-R ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

III.1. Metode Penelitian ... 58

III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 58

III.2.1. Sejarah Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ... 58

III.2.2. Lokasi Penelitian ... 61

III.3. Deskripsi atau Penggambaran Tentang Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook ... 62

III.4. Populasi dan Sampel ... 63

III.5. Teknik Penarikan Sampel ... 66

III.6. Teknik Pengumpulan Data ... 67

III.7. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 69

IV.1. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA DAN TEKNIK PENGOLAHAN DATA 69 IV.1.1. Tahapan Pengumpulan Data ... 69

IV.1.2. Teknik Pengolahan Data ... 69

IV.1.3. Penyajian Data ... 70

IV.2. ANALISIS DESKRIPTIF... 70

IV.2.1. Karakteristik Responden ... 70

(8)

IV.3. PEMBAHASAN ... 93

BAB V PENUTUP... 95

V.1. KESIMPULAN ... 95

V.2 SARAN ... 97

(9)

Tabel 1 Variabel Operasional ... 18

Tabel 2 Populasi Mahasiswi Fisip USU ... 64

Tabel 3 Distribusi Sampel ... 66

Tabel 4 Tahun Masuk Mahasiswa ... 71

Tabel 5 Jurusan pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik ... 71

Tabel 6 Uang Saku/Pendapatan ... 72

Tabel 7 Penggunaan Internet dalam Satu Hari ... 73

Tabel 8 Frekuensi Membuka Situs Facebook... 74

Tabel 9 Tampilan Foto-Foto dalam Promosi Penjualan di Facebook ... 75

Tabel 10 Penjelasan Detail Produk mengenai Bahan Pakaian ... 76

Tabel 11 Penjelasan Detail Produk mengenai Ukuran ... 77

Tabel 12 Penjelasan Detail Produk mengenai Warna Pakaian ... 78

Tabel 13 Penjelasan Detail Produk mengenai Harga Produk ... 79

Tabel 14 Informasi Promosi Penjualan berupa Diskon 10% melalui Status di Facebook ... 80

Tabel 15 Informasi Promosi Penjualan berupa “New Arrival, di Bawah Rp. 100.000” melalui Status di Facebook ... 81

Tabel 16 Informasi Promosi Penjualan berupa “Big Sale, Stok Terbatas” melalui Status di Facebook... 82

Tabel 17 Informasi Promosi Penjualan berupa “Belanja 3 Potong, Free Ongkos Kirim” melalui Status di Facebook ... 83

Tabel 18 Cara Penyampaian Informasi Produk yang Dikemas oleh Penjual ... 84

Tabel 19 Tata Cara Transaksi atau Aturan yang Ditawarkan oleh Penjual... 85

Tabel 20 Waktu Mengakses Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook ... 86

Tabel 21 Mendapatkan Informasi Promosi Penjualan Pakaian Wanita Misalnya Melalui Foto yang Di-tag di Wall ... 87

Tabel 22 Rasa Ingin Tahu yang Timbul Setelah Melihat Informasi Promosi Penjualan Pakaian Wanita ... 88

Tabel 23 Frekuensi Melihat Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook ... 89

(10)
(11)

Gambar 1 Halaman Depan Maria Collections ... 5

Gambar 2 Contoh Album Maria Collections ... 5

Gambar 3 Model Teori S-O-R ... 15

Gambar 4 Model Teoritis ... 17

(12)

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang promosi penjualan pakaian wanita di facebook dan minat beli. Minat beli tersebut menyangkut minat beli di kalangan mahasiswi FISIP USU. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dalam menumbuhkan minat beli dikalangan mahasiswi FISIP USU, mengetahui intensitas mahasiswi FISIP USU mengakses promosi penjualan pakaian wanita di facebook, Untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook di kalangan mahasiswi FISIP USU.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi dan komunikasi massa, bentuk-bentuk media massa, komunikasi pemasaran, promosi penjualan, pemasaran internet, facebook, minat beli, dan teori S-O-R.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Populasi dalam penelitian adalah mahasiswi FISIP USU Angkatan 2008-2009 yang masih terdaftar dan aktif, sebanyak 1004 orang. Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka diambil sebanyak 43 orang sebagai sampel. Dan jumlah tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 15%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik Proportional Random Sampling dan Purposive Sampling.

(13)

I.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan internet telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce. Internet sebagai media elektronik mutakhir yang menunjang e-commerce (electronic commerce) mengalami pertumbuhan pesat.

Perkembangan bisnis internet semakin berkembang pesat baik di Indonesia maupun di dunia dengan meningkatnya pengguna internet dan juga perkembangan globalisasi. Banyak sekali strategi pemasaran internet digunakan para pemasar internet untuk menjual produk atau jasa yang mereka miliki. Transaksi melalui internet banyak diminati karena kebanyakan orang tidak lagi mempunyai banyak waktu untuk pergi berbelanja dan memilih-milih produk ke mall, butik, toko dan tingkat aktivitas masyarakat sekarang ini jauh lebih tinggi. Dengan adanya promosi penjualan melalui internet konsumen bisa memilih produk-produk yang dibutuhkan kapan saja, di mana saja, tanpa harus keluar rumah. Teknik promosi ini jelas lebih efisien dan efektif. Umumnya harga jual melalui internet lebih murah dibandingkan kita berbelanja di mall, butik atau toko.

(14)

yang dilarang dan merupakan kecurangan alias penipuan yang hanya menguntungkan untuk orang-orang tertentu saja.

Kegiatan pemasaran internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran atau copywriting. Pemasaran internet atau e-pemasaran ini secara umum meliputi kegiatan pembuatan desain web (web design), periklanan dengan menggunakan baner, promosi perusahaan lewat mesin pencari informasi (mesin pencari), surat elektronik atau e-surat (e-mail), periklanan lewat e-surat (email advertising), pemasaran afiliasi (affiliate marketing), advertensi interaktif (interactive advertising), dll.

Intinya, pemasaran yang berhasil adalah pemasaran yang memberikan kebutuhan dasar pengguna internet: informasi. Langkah pertama pemasar internet tentu saja adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan seputar jasa atau produk yang akan dipasarkan. Langkah berikutnya adalah bagaimana mendatangkan pengunjung, membentuk kesan atas produk atau jasa tersebut baru langkah terakhir mendapatkan penjualan dari jasa atau produk yang dipasarkan. Sementara strategi internet marketing yang ter-revolusioner adalah melalui media facebook.

(15)

e-surat suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

Hingga Februari 2010, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia, dan facebook menjelma menjadi situs nomor dua yang paling sering dikunjungi di dunia setelah google. (http://www.mail-archive.com/koleksi-artikel-berita@yahoogroups.com/msg01635.html).

Menurut data dari CheckFacebook.com, total pengguna facebook pada tahun 2009 di seluruh dunia mencapai 314 juta lebih, sedangkan di Indonesia mencapai 11,75 juta (sekitar 3,72% dari total pengguna Facebook seluruh dunia). Pengguna terbanyak berada di kisaran umur 18-24 tahun (40,1%) disusul rentang usia 25-34 tahun (25,3%) dan tempat ketiga diduduki rentang usia 14-17 tahun (21%).

Selain untuk pertemanan, facebook juga memberi fasilitas kepada anggota atau penggunanya untuk melakukan bisnis secara gratis, misalnya pemasaran produk-produk. Salah satu produk yang banyak dipasarkan dan dipromosikan di facebook adalah produk

fashion seperti pakaian wanita.

Pakaian merupakan kebutuhan primer manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu mengenakan pakaian dalam setiap aktivitas. Pakaian berfungsi untuk menutupi aurat, memberi kenyamanan, melindungi tubuh dari panas atau dingin. Dan sebagai tambahannya, pakaian digunakan untuk mempercantik diri. Berbeda dengan tas atau sepatu yang berfungsi sebagai kebutuhan pelengkap. Tas atau sepatu ini disebut sebagai pelengkap karena manusia bisa saja beraktivitas tanpa keduanya.

(16)

sesuai mempunyai arti besar dalam penampilan seseorang. Busana yang serasi dan menarik dapat menambah simpati dan rasa kagum dari orang-orang di sekelilingnya. Berbusana tidak sekedar mengenakan pakaian, pemilihan busana yang tepat sesuai untuk kesempatan dan sesuai pula dengan kepribadian pemakainya, menjadikan penampilan seorang wanita sangat mengesankan.

(17)

Gambar 1 Halaman Depan Maria Collections

(18)

Dari kedua gambar di atas kita dapat melihat teknik promosi penjualan pakaian wanita ini bertujuan untuk menarik perhatian dan menumbuhkan minat beli teman-teman yang menjadi sasaran promosi penjualan kita atau menarik perhatian orang untuk menjadi teman kita di facebook. Semakin banyak kita mempunyai teman di facebook, semakin besar peluang produk terjual banyak. Para produsen di facebook juga harus mampu meyakinkan teman-teman yang merupakan konsumen dan menumbuhkan minat membeli. Mampu meyakinkan bahwa produk-produk tersebut berkualitas dan bukan merupakan suatu penipuan.

Minat membeli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap di luar konsumen dan di dalam konsumen itu sendiri.

Jika diulas mengenai timbulnya suatu minat, dapat juga dipahami bahwa minat beli merupakan pertemuan antara stimulus (pemasaran) dan respon konsumen. Ketika sebuah stimulus bisa memberikan daya tarik pada konsumen, maka akan tercipta sebuah respon positif. Seberapa kuat minat beli sangat tergantung pada kuat lemahnya sebuah stimulus dalam memberikan daya tarik pada konsumen yang berimplikasi pada sebuah keputusan pembelian. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu hasrat atau keinginan pembeli yang muncul dalam pribadi seseorang untuk membeli beberapa jumlah atau unit-unit produk atau merek tertentu, dalam periode waktu tertentu pula, di mana rencana tersebut terbentuk melalui proses keputusan atau pemilihan.

Dari keterangan di atas, peneliti tertarik dengan maraknya penjualan atau promosi pakaian wanita di facebook. Ketertarikan peneliti lebih ke arah penelitian tentang minat beli konsumen.

(19)

Peneliti memutuskan untuk meneliti mahasiwa dikalangan FISIP USU Medan. Karena mengingat jumlah mahasiswa USU yang cukup besar, dan peneliti mempunyai keterbatasan waktu serta dana.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook dan Minat Beli pada Mahasiswi FISIP USU Medan”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: “Apakah terdapat minat beli mahasiswi FISIP USU Medan terhadap promosi penjualan pakaian wanita di facebook?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatai masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini untuk mencari apakah promosi penjualan pakaian wanita di facebook dapat menumbuhkan minat beli mahasiswi FISIP USU Medan.

2. Promosi yang diteliti adalah promosi pakaian wanita di facebook bulan April 2010. 3. Objek penelitian adalah mahasiswi FISIP USU angkatan 2008-2009.

(20)

I.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan tentang promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dalam menumbuhkan minat beli dikalangan mahasiswi FISIP USU Medan.

2. Untuk mengetahui intensitas mahasiswi FISIP USU mengakses promosi penjualan pakaian wanita di facebook.

3. Untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook di kalangan mahasiswi FISIP USU Medan.

I.5. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswi FISIP USU Medan, serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis terhadap promosi penjualan melalui internet.

2. Secara akademis, diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk meneruskan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Pemasaran.

3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pengusaha yang berbisnis melalui internet dalam meningkatkan promosi bisnisnya.

I.6. Kerangka Teori

I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

(21)

secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas, ketika harus membujuk, membuat tulisan, mengemukakan pikiran dan menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan harapan kita, barulah kita sadari bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sulit dan berbelit.

Sejak tahun empat puluhan atau tepatnya era 1930-1960, defenisi-defenisi komunikasi telah banyak diungkap. Ketika itu, para ahli di Amerika Serikat mulai merasakan kebutuhan akan “Science of Communication”, diantaranya adalah Carl I Hovland, seorang sarjana psikologi yang menaruh perhatian pada perubahan sikap.

Menurutnya komunikasi merupakan suatu proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan).

Menurut Rogers bersama D. Lawrance Kincaid (1981) (dalam Cangara, 2005: 19) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Pendapat lain dari David K. Berlo dari Michigan State University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Bymer, 1965 dalam Cangra, 2005: 3).

Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas radio dan televisi yang siarannya ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 1992:13).

(22)

orang dalam masyarakat industri. Sedikit berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Bittner; bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (dalam Rakhmat, 1998:188).

Effendy (1993:50) mendefinisikan komunikasi massa sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.

I.6.2. Bentuk-Bentuk Media Massa

Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahk1920-an jenis media y1920-ang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu (dalam Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004: 103).

I.6.2.1. Media Massa Tradisional

Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:

a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan

(23)

c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.

d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.

Macam-macam media massa tradisional a. surat kabar

b. majalah c. radio d. televisi

e. film (layar lebar)

I.6.2.2. Media Massa Modern

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media-media massa seperti internet dan telepon selular.

Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:

a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (misalnya melalui SMS atau internet)

b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual

(24)

I.6.3. Komunikasi Pemasaran

Pemasaran (Inggris: marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.

I.6.4. Promosi Penjualan

Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran, selain penjualan pribadi, iklan dan hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas dealer. Promosi penjualan biasanya merupakan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

Promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain daripada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, di mana insentif jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.

I.6.5. Pemasaran Internet

Pemasaran internet atau e-pemasaran (Bahasa Inggris: internet marketing atau e-marketing atau online marketing), adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan

(25)

artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat internet atau jaringan cyber. Dengan munculnya teknologi internet dalam beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang menggunakan awalan e-xxx, seperti halnya: e-surat, e-business, e-gov, e-society, dan lain-lain.

Premis pemikiran kerangka pemasaran di internet adalah sama dengan era pemasaran dan teknologi dulu. Suatu era yang didominasi oleh teknologi baru dan menciptakan kemampuan pemasaran baru. Pengadopsi terdahulu melakukan aplikasi-aplikasi ini pertama sekali. Kerangka pemasaran di internet menjadi penting ketika hal tersebut merubah cara bisnis pada umumnya dan tipe pelanggan beroperasi. Nilai yang baru, produktivitas, status, dan kenikmatan yang dihasilkan memberikan keputusan akan kepentingannya.

I.6.6. Facebook

Facebook adalah website jaringan sosial di mana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

(26)

I.6.7. Minat Beli

Minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada suatu produk tertentu (Winkell, 1999). Sedangkan Poerwadarminto (1995), mendefenisikan minat sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu, gairah keinginan. Dalam melakukan segala kegiatan, individu sangat dipengaruhi oleh minat terhadap kegiatan tersebut sehingga dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk lebih mencurahkan perhatiannya (Rustam, 1987).

Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan (Woodworth & Marquis, 1961). Sedangkan menurut Shalahuddin (1991), minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, maka minat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain bahwa minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Minat membeli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan di dalamnya konsumen itu sendiri.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Triatmanto (2003), mengatakan bahwa promosi juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hal ini dikarenakan promosi menjadi sarana pengenal produsen terutama mengenai produk-produk dan fasilitas yang dimiliki produsen. Selain itu, promosi juga merupakan media komunikasi antara produsen dengan konsumen, seorang konsumen memutuskan untuk membeli apabila mengetahui informasi lengkap yang bisa didapat melalui berbagai program promosi.

(27)

senang pada obyek yang didasarkan pada pengalaman, sedangkan minat obyektif merupakan reaksi menerima atau menolak pada obyek atau kegiatan di sekitarnya.

I.6.8. Teori S-O-R

Model komunikasi yang cocok dengan penelitian ini adalah model O-R. Model S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan kognasi.

Menurut stimulusiresponse ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

a) Pesan (Stimulus, S)

b) Komunikan (Organism, O) c) Efek (Response, R)

Model ini dirumuskan sebagai berikut:

(28)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:

a) Perhatian b) Pengertian c) Penerimaan

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

I.7 Kerangka Konsep

(29)

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995: 33)

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas: promosi penjualan pakaian wanita di facebook

2. Variabel terikat: minat beli mahasiswi FISIP USU

I.8 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar 4 Model Teoritis

I.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Promosi penjualan pakaian

wanita di facebook

Variabel Terikat (Y) Minat beli mahasiswi FISIP

(30)

Tabel 1 Variabel Operasional

VARIABEL BEBAS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

1. Bentuk penyajian promosi penjualan - Foto

- teks 2. Isi pesan

- Informasi melalui status - Kejelasan pesan - Tata cara transaksi 3. Jam promosi penjualan 4. Frekuensi promosi penjualan 5. Intensitas promosi penjualan

1. Perhatian

- Frekuensi melihat promosi penjualan 2. Pengertian

- Memahami dan mengerti isi promosi penjualan

- Manfaat promosi penjualan 3. Penerimaan

- Minat untuk membeli

1. Nama 2. Usia

3. Tahun masuk akademi 4. Jurusan

(31)

I.10. Definisi Variabel Operasional I.10.1 Variabel Bebas

1. Bentuk penyajian promosi penjualan

o Foto adalah gambar diam, yang dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu

obyek atau kejadian atau keadaan pada suatu waktu tertentu.

o Teks adalah informasi yang dituliskan untuk memperjelas foto, misalnya detail

produk seperti bahan pakaian, ukuran, warna, harga produk dan lain-lain. 2. Isi pesan

o Informasi melalui status adalah informasi mengenai produk yang dituliskan

pada status di account facebook, misalnya informasi produk yang sedang diskon, produk-produk baru yang tersedia dan lain-lain.

o Kejelasan pesan adalah cara penyampaian informasi produk yang digunakan

oleh penjual. Biasanya pesan dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi calon pembeli.

o Tata cara transaksi adalah aturan-aturan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh

pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi jual beli melalui facebook. 3. Jam promosi penjualan adalah waktu terbaik yang umumnya digunakan untuk

melakukan promosi penjualan.

4. Frekuensi promosi penjualan adalah jumlah promosi penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu melalui status di account facebook, foto yang di-tag ke wall calon pembeli.

(32)

I.10.2 Variabel Terikat 1. Perhatian

o Frekuensi melihat promosi penjualan adalah seberapa sering calon pembeli

melihat promosi penjualan produk di facebook. 2. Pengertian

o Memahami dan mengerti isi promosi adalah pemahaman dan pengertian

mahasiswi sebagai calon pembeli dalam melihat promosi penjualan produk di facebook.

o Manfaat promosi penjualan adalah kegunaan yang dirasakan mahasiswi

sebagai calon pembeli dengan adanya promosi penjualan di facebook.

3. Penerimaan adalah stimulus atau pesan yang sampaikan kepada calon pembeli, mungkin diterima atau mungkin ditolak.

o Minat untuk membeli adalah keinginan yang kuat atau rasa ingin tahu calon

pembeli untuk membeli promosi penjualan produk di facebook.

I.10.3 Karakteristik Responden 1. Nama adalah identitas responden.

2. Usia adalah umur responden saat mengisi kuesioner. Tingkatan umur responden yang akan dijadikan sampel yaitu 18-24 tahun.

3. Tahun masuk akademi adalah tahun masuk responden di FISIP USU Medan. Tahun masuk yang dijadikan sampel yaitu 2008-2009.

4. Jurusan adalah dari jurusan mana responden berasal.

(33)

6. Frekuensi pemakaian internet adalah seberapa sering responden memakai internet dalam sehari.

(34)

II. 1. Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

II. 1.1. Pengertian Komunikasi

Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.

Hovland, Janis dan kelley mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other

individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. (dalam Arni, 2007: 2)

Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared

(35)

dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud dari signal tersebut, tetapi kalau tidak, mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya. (dalam Arni, 2007: 2-3)

Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi inipun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahan yang terpisah satu sama lain, tetapi berhubungan. (dalam Arni, 2007: 3-4)

William J. Seller (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. (dalam Arni, 2007: 4-5)

(36)

II.1.2. Proses komunikasi

Proses komunikasi ini dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, antara lain:

II.1.2.1 Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa. Walter lippman menyebut isi pesan itu “picture in our head”, sedangkan Walter Hagemann menamakan “das bewustseininhalle”. Proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan

encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikasi. (dalam Onong, 2003: 31-32)

Kini giliran komunikan terlibat dalam proses komunikasi interpersonal. Proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkusan pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.

II.1.2.2 Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis

(37)

Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder. (dalam Onong, 2003: 32)

1. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak angggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (dalam Onong, 2003: 33)

2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau telepon; jika banyak dipakailah perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak; dipergunakan surat kabar, radio atau televisi.

(38)

II. 2. Komunikasi massa

Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antarpesona dan komunikasi massa (Blake & Haroldsen, 1979: 32).

Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Sebagaimana dikemukakan Marshall Mcluhan, kita sekarang hidup dalam desa dunia (global village), karena media massa modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk berkomunikasi ke hamper setiap pelosok dunia.

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated

through a mass medium to a large number of people).

Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow

(39)

Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar (Rakhmat, 2003: 188). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai “pada saat yang sama” semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2003:188).

Wright mengemukakan definisinya sebagai berikut: bentuk komunikasi baru dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut, diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. (Rakhmat, 2003: 189)

Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin & Tankard, Jr (1992: 3) yaitu komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliput i tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik. (dalam Elvinaro, 2007: 5)

(40)

banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film (Effendy, 1986:26).

Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi: komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003:189).

Effendy (1993:50) mendefinisikan komunikasi massa sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.

II.2.2 Bentuk-Bentuk Media Massa

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu (dalam Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004: 103).

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa tradisional dan media massa modern.

II.2.2.1 Media Massa Tradisional

(41)

a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan

b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi

informasi yang mereka terima.

d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. (Nurudin, 2007)

Macam-macam Media Massa Tradisional 1. Surat Kabar

Menurut Agee (et. al, 2001: 108), secara ketomporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah: (1) to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia); (2) to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita); (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan saja melalui pemasangan iklan di media. Sedangkan fungsi sekunder media, adalah: (1) untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangan diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu; (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus; (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan serta orde baru.

Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia.

(42)

mendidik dan memepengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang kosntruktif. (Elvinaro, 2007: 111-112)

2. Majalah

Edisi perdana majalah yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1930-an memperoleh kesukses1930-an besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri d1930-an membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Munculnya nama-nama majalah seperti Scientific American, Psychology Today dan Playboy secara aktif membentuk segmen pembaca baru (Dominick, 2000: 209).

Menurut Dominick pula, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum; majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan pada halaman-halaman ternteu, konsumen majalah ini siapa saja); (2) business publication (majalah bisnis; melayani secara khusus informasi bisnis, industri atau profesi dan pembacanya terbatas pada kaum profesional); (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah; pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan banyak diterbitkan oleh organisasi-organisasi nonprofit, universitas, yayasan atau organisasi-organisasi profesional); (4) newsletter

(majalah khusus terbitan berkala; Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8 halaman dengan perwajahan khusus pula; Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual secara berlangganan); (5) public relations magazine (majalah humas; diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan dan pemegang saham; Jenis publikasi penerbitan ini berbeda sedikit dengan periklanan, kendati menjadi bagian dari promosi organisasi atau perusahaan yang mensponsori penerbitan). (Dominick, 2000: 209)

(43)

utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya mungkin informasi.

3. Radio Siaran

Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya (Dominick. 2000: 242).

Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja: di tempat tidur (ketika orang akan tidur atau bangun tidur), di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. (Elvinaro, 2007: 121)

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman Orde Baru.

(44)

4. Televisi

Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau

microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).

Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.

Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat

TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang (Effendy, 1993: 54). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanannya.

(45)

5. Film

Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televise dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat dan kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya (Agee, et. al., 2001: 364).

Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistic film itu sendiri (Dominick. 2000: 306).

Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927/1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang Belanda dan Cina. Film bicara yang pertama berjudul

Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R, Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia Saerun. (Elvinaro, 2007: 144)

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building

(46)

II.2.2.2 Media Massa Modern

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media-media massa seperti internet dan telepon selular.

Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:

a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (misalnya melalui SMS atau internet)

b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual

c. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam

e. Penerima yang menentukan waktu interaksi. (Bungin, 2008: 107-108)

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

(47)

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari:

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). (Elvinaro, 2007: 15)

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

2. Interpretation (Penafsiran)

(48)

3. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. (Elvinaro, 2007: 16)

Contoh kasus di indonesia adalah kasus Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sebelumnya menjabat menko polkam dalam jajaran kabinet gotong royong presiden Megawati Soekarnoputri. Ketika beliau jarang diajak rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan beritanya di televisi, radio siaran dan surat kabar telah menaikkan pamor partai demokrat yang mencalonkan sby sebagai presiden. Dalam pemilu 2004 lalu, perolehan suara partai demokrat mencuat dan mengalahkan partai besar sebelumnya. Masyarakat yang tersebar telah dipertalikan oleh media massa untuk memilih partai demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.

4. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization

(49)

5. Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari berupa tayangan hiburan. Begitu pula radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memang ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang lebih mengutamakan berita seperti Time, Tempo dan Gatra. (Elvinaro, 2007: 17)

II.3. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001)

Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dsb) kepada mereka.

(50)

mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.

Agar komunikasi pemasaran efektif, perlu dipertimbangkan: 1) Penetapan tujuan dan respons komunikasi

2) Penentuan sasaran komunikasi (target audiens) 3) Rancangan pesan dan media komunikasi 4) Pengembangan promotional mix

5) Penyusunan anggaran

Evaluasi dan pengendalian komunikasi. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001)

II.4. Promosi Penjualan

Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran, selain penjualan pribadi, iklan dan hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas dealer. Promosi penjualan biasanya merupakan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apa pun yang diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu kampanye promosi penjualan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.

II.5. Pemasaran Internet

(51)

world wide web (www). Kata e dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat internet atau jaringan cyber. Dengan munculnya teknologi internet dalam beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang menggunakan awalan e-xxx, seperti halnya: e-surat, e-business, e-gov, e-society, dan lain-lain. (Ward Hanson, 2000: 96)

II.5.1. Pemasaran Online kepada Individu

Keefektivitan biaya digital dan jaringan yang tersebar luas membuat pemasar mencapai tujuan akhir dari pemasaran, pelanggan individu. Dengan internet, individu dan pemasar berinteraksi. Interaksi langsung menciptakan nilai pelanggan dan menyusun tahap bagi pembangunan hubungan.

Untuk bisnis tradisional, meningkatnya kontak dengan konsumen berbiaya sangat tinggi. Perusahaan bekerja keras untuk menghindari layanan panggilan pelanggan yang besar, kunjungan bank yang tidak meningkatkan pendapatan, atau melihat pelanggan yang menganggur. Situasi ini terbalik di online. Sangat kecil biaya bagi pelanggan yang aktif menggunakan sistem.

Pemasaran online membutuhkan pemahaman yang hati-hati tentang bagaimana perilaku konsumen berubah dalam sebuah dunia online. Hal ini mencerminkan bagaimana pengguna berhubungan kepada materi dalam layar, bagaimana komunikasi terjadi ketika komunikasi dan isyarat-isyarat sosial terbatas, betapa susahnya menemukan materi, dan rentang aktivitas online antara menantang hingga membosankan. Interaktivitas yang sejati bertumbuh ketika teknologi menjadi alat yang mudah digunakan dan meyakinkan.

(52)

ke computer, demografi dari pengaksesan computer adalah krusial. Pada saat yang sama, kemampuan untuk mengirim pesan ke seluruh dunia membuat kehati-hatian dan sensitivitas terhadap bahasa dan budaya menjadi keahlian yang sangat berharga. (Ward Hanson, 2000: 97)

II.5.2. Model Komunikasi Online

Berbagai mode komunikasi adalah sebuah aspek yang besar dalam internet. Langkah pertama bagi seorang pemasar online adalah menghargai mode komunikasi yang berbeda ini.

Item (produk atau jasa) dapat dipasarkan melalui informasi. Item yang dapat dijual dengan baik di internet dapat dijelaskan lebih dalam; konsumen telah terbiasa melalukan pembelian berdasarkan deskripsi, konsumen membaca deskripsi produk, melihat gambar, dan menggunakan informasi itu untuk membuat keputusan.

Tingkat pertama dari interaksi adalah satu ke banyak orang (one to many). Walaupun tidak cukup identitas pelanggan, situs menyediakan informasi mendalam yang sama mengenai produk kepada seluruh pengunjung. Ketika pengguna mampu mengikuti jalan unik melalui internet, semuanya menerima “siaran” yang sama.

Komunikasinya langsung tetapi tidak interaktif, dialog interaktif one to one adalah langkah trakhir. Sementara sebagian besar informasi masih mengalir dari pemasaran ke pelanggan, umpan balik dan dialog masih memungkinkan. (Ward Hanson, 2000: 98)

II.5.3. Metode Komunikasi

(53)

media dan hasil studi mereka sangat membantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan dari metode online. Sejak studi ini, perusahaan pemimpin internet memperkenalkan karakter yang menunjukkan banyak kelemahan dan membangun lebih banyak interaktivitas.

Setiap metode komunikasi ini dibandingkan pada variabel berikut ini: 1. Model Komunikasi

Kategori tambahan dari few to few, mewakili grup diskusi kecil. 2. Simetri Media

Media berbeda dalam simetri arus informasi. Sebagai contoh, dua orang bertukar e-mail mempunyai kapabilitas simetris. Masing-masing dapat menerima dan mengirim jumlah dan kualitas informasi yang sama. Di sisi lain, sebuah situs jaringan mengirim lebih banyak informasi ke individu di halaman Web kemudian ia menerima dari individu dalam bentuk klik.

3. Isi Media

Media berbeda dalam penggunaan teks, citra, audio, video, dan pengalaman isi. 4. Keberagaman Informasi

Metode komunikasi berbeda dalam jumlah sumber informasi yang dapat diakses. Sebagian media memiliki sumber keragaman informasi yang terbatas, seperti sebuah

billboard. Lainnya, seperti jaringan atau televise kabel 500-saluran, memiliki jangkauan alternative yang luas. Di antaranya kedua ekstrim ini ada media dengan keberagaman yang terbatas, seperti siaran televise atau sebuah pertemuan grup kecil.

5. Waktu Komunikasi

Sebagian metode komunikasi adalah sinkron (real-time) sedangkan yang lain tidak sinkron. Pertemuan tatap muka adalah sinkron. Diskusi tidak dapat disimpan, partisipan harus merespons atau tidak sama sekali. Contoh yang sama adalah panggilan telepon. E-mail, voice mail, dan jaringan adalah contoh penting dari metode asinkron. Pengguna dapat berkomunikasi tanpa mengikutkan jadwal mereka terhadap yang lain.

6. Interaktivitas Personal

Interaktivitas personal terjadi antara grup dan individu, seperti pertemuan pribadi atau dalam sebuah ruang chat online. Interaktivitas mesin berhubungan dengan interaktivitas antara pengguna dan jaringan teknologi, di mana mesin dapat merespons terhadap pilihan individu. (Ward Hanson, 2000: 98-100)

II.5.4. Pilihan Individu

Ekonomi modern memiliki sejumlah variasi yang membingungkan. Variasi meluas lebih jauh lagi ketika mengabaikan batas fisik dari persediaan dan ruang. Retailer online

mampu memperluas lini produk mereka tanpa menghiraukan perluasan gudang fisik. Barnes dan Noble mengklaim akses ke lebih dari 6 juta judul.

(54)

daripada membantu. Pilihan sederhana tidaklah cukup. Sebuah cara untuk menyortir pilihan-pilihan ini untuk memperoleh yang terbaik sangat diinginkan. Masalah ini bahkan menajadi lebih berat sejalan dengan meluasnya scope dari pilihan produk. Jauh dari memperbaiki situasi bagi konsumen, perluasan seleksi kelihatannya membuat tugas yang sulit tidak mungkin.

Pilihan menjadi efektif ketika seleksi dikombinasikan dengan saran. Saran adalah masukan dari informasi produk, diskusi mulut ke mulut, latar belakang pembelian, dan bantuan lainnya yang menolong konsumen membuat seleksi dan pilihan terbaik akan produk dan jasa. Ekstrimnya, ini dapat menjadi bantuan dan rancangan yang dipersonalisasi, di mana produk tidak muncul sebelum data individual disediakan. Pilihan yang berpusat pada konsumen mengkombinasikan teknologi baru untuk memperluas seleksi dengan pendekatan yang baru untuk perluasan saran. Kombinasi tersebut memperluas nilai bagi konsumen. (Ward Hanson, 2000: 101)

Sheth dan Sisodia (1997) telah menekankan sebagian dari perubahan yang mereka lihat disebabkan oleh internet bagi konsumen. Prediksi mereka dapat diorganisasikan ke dalam kategori seleksi dan saran. Sejumlah dari kesimpulan mereka termasuk seleksi yang meningkat. Satu dari yang paling sederhana adalah belanja sesuai dengan permintaan, di mana belanja tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Outlet-outlet online tidak punya jam bisnis. Banyak retailer online telah melihat hal ini, poin permintaan terjadi selama jam-jam tengah malam ketika toko-toko telah tutup.

(55)

kekuatan konsumen. Dengan waktu dan pilihan yang tersedia, konsumen mencari tawaran yang lebih baik.

II.5.5. Perilaku Konsumen di Internet

Ketika banyak orang yang mengatakan bahwa internet benar-benar baru dan berbeda, bukan itu yang menjadi masalahnya. Lebih jauh lagi membawa dasar-dasar pemasaran ke dunia online daripada kebutuhan untuk menggantinya. Penggunanya berhubungan dengan informasi sebenarnya dengan banyak karakteter dan kecenderungan manusia yang sama seperti yang mereka lakukan di dunia nyata.

1. Persamaan Media

Satu hasil yang sangat mengejutkan dari menyangkut reaksi konsumen kepada isi

online adalah betapa mirip hal tersebut ke perilaku di dunia nyata. Pengguna teknologi berhubungan ke dunia maya dengan banyak menggunakan cara interaksi sosial di dunia nyata. Reeves dan Nash menyebut hal ini dengan persamaan media.

(56)

2. Isyarat-Isyarat Sosial

Satu daerah paling penting dari kehidupan sosial di mana perilaku online secara sistematis berbeda dari kehidupan nyata berada dalam grup elektronik dinamis, khususnya dengan surat elektronik. Keputusan yang dicapai dalam online dapat berbeda dari keputusan yang dicapai melalui pertemuan pribadi. Perbedaan ini termasuk perbedaan proses dan hasil.

Keberadaan sosial dan professional secara besar mempengaruhi sebagian besar pertemuan antara individu, khususnya dalam situasi bisnis dan formal, seperti yang dikatakan Sproull dan Kiesler (1994): “sebagian besar pertemuan adalah pelatihan yang dapat diprediksi. Partisipasi tidak sama; satu orang atau kelompok minoritas mendominasi forum. Status anggota memprediksi siapa yang akan mendominasi. Manajer berbicara lebih banyak daripada bawahannya; pria lebih banyak berbicara dari wanita; orang yang berada di bagian depan ruangan berbicara lebih banyak daripada yang dibelakang.”

Sproull dan Kiesler mengatakan bahwa banyak dari pola tersebut dapat membuat pertemuan dapat diramalkan, dan kohesif. Di sisi lain, pola ini juga cenderung menjadi konformis dan elitis, dan menghalang pandangan yang tidak popular untuk diekspos dan didengar.

Media online, khususnya surat elektronis, mengubah banyak dari pola ini. pola partisipasi sangat berbeda, kualitas keputusan, dan pola waktu untuk memutuskan dengan menggunakan metode online daripada dengan menggunakan metode tradisional. Kadang-kadang hal ini sangat menguntungkan, di lain waktu, mendatangkan masalah. Dalam kedua kasus ini, penting untuk memahami bahwa perbedaan ini terjadi.

3. Isyarat-Isyarat Kualitas

(57)

berguna dalam menguatkan kembali positioning. Salah satu contoh banking pribadi. Jasa ini disediakan untuk pelanggan yang kaya, terdiri atas saran dan perhatian yang dipersonalisasi.

Kantor banker pribadi tipikalnya mewah, elegan, dan mahal. Levitt mengatakan bahwa manifestasi bisnis dibutuhkan untuk meyakinkan ulang pelanggan akan karakteristik

tangible yang lebih sulit didemonstrasikan. Klien yang kaya ingin diyakinkan ulang bahwa sasaran tersebut baik dan bankir tersebut memiliki track record yang baik. Satu bukti dari saran yang berhasil adalah kemakmuran. Lingkungan sekitar yang mewah juga menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak putus ada dan tidak akan mengambil posisi yang beresiko hanya untuk menutupi sebuah kekurangan aliran kas.

Web kurang mampu memberikan tanda-tanda akan pesan-pesan seperti ini daripada ”brick and mortar” tradisional. Perusahaan kecil yang baru memulai dapat kelihatan seperti perusahaan besar yang global. Sedikit isyarat yang tersedia dari kualitas, ketahanan, dan posisi keuangan dari sebuah situs online. Sedikit tanda yang tangible dari kualitas.

4. Kesulitan Kognitif

Salah satu tantangan penyediaan informasi online adalah membuatnya dapat diakses pengguna. Menemukan informasi yang tepat dengan mudah sulit dilakukan. Konsumen menjadi frustasi dan marah ketika mereka tidak mampu berhubungan ke halaman yang dan dokumen yang tepat, khususnya bila mereka diyakinkan bahwa jaringan itu ada tetapi tidak dapat dicari. Hal ini dapat memeperlemah banyak tujuan dari sisi online, seperti dukungan pelanggan, bangunan kekerabatan, dan perdagangan online.

Gambar

Tabel 1 Variabel Operasional
Gambar 5  Model Teori S-O-R
Gambar 5 Denah Kampus USU Padang Bulan
Tabel 2 Populasi Mahasiswi Fisip USU
+7

Referensi

Dokumen terkait