UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK
LAY UP SHOOT BOLA BASKET DENGAN
MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL
TEMAN SEBAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI TKJ 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015)
SKRIPSI
diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Ady Rochman Fitriansah
6301410039
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
ii
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI TKJ 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015). Skripsi jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Priyanto, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci : Pembelajaran, Penjas, Bola Basket, Lay Up Shoot, Tutorial Teman Sebaya.
Pendidikan jasmani bersifat menyeluruh, tidak hanya terpaku pada aspek psikomotor (keterampilan), melainkan mencakup aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap). Model pembelajaran seringkali dirasa kurang variasi dan monoton. Sebagai contoh pada pembelajaran bola basket menggunakan model pembelajaran secara demonstrasi. Tidak semua anak mampu memahami apa yang guru demonstrasikan dan tidak semua anak berani bertanya langsung kepada guru.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan metode Tutorial Teman Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar teknik lay up shoot bola basket pada siswa kelas XI TKJ 1 di SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015?”.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) prosedur penelitian tindakan kelas meliputi tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observation), dan tahap refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dilapangan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah silabus, RPP, dan instrumen penilaian yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif.
Ketuntasan belajar klasikal yang harus dicapai pada pembelajaran Lay Up Shoot adalah 75%. Nilai ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 73,77% (belum tuntas). Sedangkan nilai ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mencapai 83,40% (tuntas). Peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan siklus II (gain) sebesar 0,8 dengan kriteria tinggi.
Simpulan dari penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar pada pembelajaran lay up shoot menggunakan metode tutorial teman sebaya pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015.
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya : Nama : Ady Rochman Fitriansah NIM : 6301410039
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Lay Up Shoot Bola Basket Dengan Menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI TKJ 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015).
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Bagian tulisan dalam ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara pengutipan.
iv
Shoot Bola Basket Dengan Menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI TKJ 1 Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015).” Telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Panitia Sidang Ujian Skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 28 Desember 2015
Semarang, Desember 2015
Pembimbing Yang Mengajukan
Priyanto, S.Pd, M.Pd. Ady Rochman Fitriansah NIP.
19800619 200501 1 002
NIM. 6301410039
v
PENGESAHAN
Skripsi atas nama Ady Rochman Fitriansah. NIM. 6301410039. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Lay Up Shoot Bola Basket Dengan Menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI TKJ 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015) telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 28 Desember 2015.
Panitia Ujian
Sekretaris
Dewan Penguji
1. Drs. Margono, M.Kes. ( Ketua ) NIP. 196012101986011001
2. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes. ( Anggota ) NIP. 196701191992032001
vi
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga (H.R. Muslim).”
Persembahan :
Dengan memohon ridho Allah SWT Skripsi ini Penulis persembahkan kepada kedua orang tua dan adik tercinta, Ibu Rochati, Bapak Ayi Tarman, Irfan Herdiansyah dan Faiz Asyraf Erliansyah.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, bimbingan, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Teknik Lay Up Shoot Bola Basket Dengan Menggunakan Metode Tutorial
Teman Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI TKJ 1 Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Tahun 2015).”
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Semarang .
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi.
3. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan berbagai kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Priyanto, S.Pd, M.Pd. selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, kritik dan saran, serta motivasi dalam penyusunan skripsi.
viii Bawang.
8. Seluruh siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang yang bersedia menjadi sampel penelitian.
9. Teman-teman PKLO 2010 dan keluarga kost Fullhouse yang memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan semoga mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT, dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah berkenan membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 28 Desember 2015
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
PERNYATAAN ... iii
PERSETUJUAN ... iv
PENGESAHAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR/PETA... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.1.1 Hasil Belajar ... 7
2.1.2 Pengerian Pembelajaran ... 8
2.1.2.1 Tujuan Pembelajaran ... 8
2.1.2.2 Metode Pembelajaran ... 8
2.1.3 Tutorial Teman Sebaya ... 12
2.1.4 Lay Up Shoot ... 13
2.1.5 Penelitian Tindakan Kelas ... 17
2.1.5.1 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 19
2.1.5.2 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 20
2.2 Kerangka Berpikir ... 20
2.3 Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian ... 23
3.2 Obyek Penelitian ... 23
3.3 Waktu Penelitian ... 23
3.4 Lokasi Penelitian ... 23
3.5 Perencanaan Tindakan Per Siklus ... 24
3.5.1 Proses Tindakan Siklus I ... 24
3.5.1.1 Perencanaan Tindakan ... 24
3.5.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 24
3.5.1.3 Observasi ... 24
3.5.1.4 Refleksi ... 25
3.5.2 Proses Tindakan Siklus II ... 25
3.5.2.1 Perencanaan Tindakan ... 25
3.5.2.2 Pelaksanaan Tindakan ... 25
3.5.2.3 Observasi ... 26
3.5.2.4 Refleksi ... 26
x
3.7.2 RPP ... 28
3.7.3 Instrumen Penilaian ... 28
3.7.3.1 Lembar Pengamatan di Lapangan ... 28
3.7.3.2 Kuesioner ... 28
3.7.3.3 Tes Praktik ... 28
3.8 Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 33
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ... 33
4.1.1.1 Perencanaan Siklus I ... 33
4.1.1.2 Tindakan Siklus I ... 34
4.1.1.3 Pengamatan Siklus I ... 35
4.1.1.4 Refleksi Siklus I ... 38
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 41
4.1.2.1 Perencanaan Siklus II ... 41
4.1.2.2 Tindakan Siklus II ... 42
4.1.2.3 Pengamatan Siklus II ... 44
4.1.2.4 Refleksi Siklus II ... 47
4.2 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ... 48
4.2.1 Peningkatan Hasil Belajar pada Ranah Afektif ... 48
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif ... 50
4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar pada Ranah Psikomotor ... 52
4.2.4 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 53
4.3 Pembahasan ... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
2. Hasil Pengamatan Ranah Kognitif Siklus I ... 37
3. Hasil Pengamatan Ranah Psikomotor Siklus I ... 38
4. Hasil Pengamatan Ranah Afektif Siklus II ... 45
5. Hasil Pengamatan Ranah Kognitif Siklus II ... 46
6. Hasil Pengamatan Ranah Psikomotor Siklus II ... 47
7. Peningkatan Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II ... 48
8. Peningkatan Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II ... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gerakan Lay Up Shoot ... 14
2. Fase Persiapan Lay Up Shoot ... 15
3. Fase Pelaksanaan Lay Up Shoot ... 16
4. Desain Penelitian Tindakan Kelas... 20
xiv
Lampiran 2. Usulan Penetapan Pembimbing ... 60
Lampiran 3. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 61
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 62
Lampiran 5. Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 63
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 64
Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 66
Lampiran 8. Lembar Pertanyaan Wawancara Observasi ... 67
Lampiran 9. Lembar Uji Kuesioner ... 69
Lampiran 10. Lembar Jawab Uji Kuesioner... 73
Lampiran 11. Data Siswa Uji Kuesioner Kelas XI TKJ 2 ... 74
Lampiran 12. Tabel Validitas dan Reliabilitas Uji Tes ... 75
Lampiran 13. Lembar Uji Kuesioner ... 76
Lampiran 14. Lembar Pengamatan Sikap ... 80
Lampiran 15. Lembar Tes Praktik ... 81
Lampiran 16. Silabus ... 83
Lampiran 17. RPP ... 93
Lampiran 18. Daftar Nilai Harian SMK Negeri 1 Bwang ... 110
Lampiran 19. Lampiran Nilai Ranah Afektif ... 112
Lampiran 20. Lampiran Nilai Ranah Kognitif ... 113
Lampiran 21. Lampiran Nilai Ranah Psikomotor ... 114
Lampiran 22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 115
Lampiran 23. Lembar Wawancara Guru Penjasorkes Siklus I... 116
Lampiran 24. Analisis Pembelajaran Siklus I ... 119
Lampiran 25. Dokumentasi Siklus I ... 120
Lampiran 26. Lampiran Nilai Ranah Afektif ... 123
Lampiran 27. Lampiran Nilai Ranah Kognitif ... 124
Lampiran 28. Lampiran Nilai Ranah Psikomotor ... 125
Lampiran 29. Lampiran Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 126
Lampiran 30. Lampiran Wawancara Guru Penjasorkes Siklus II ... 127
Lampiran 31. Analisis Pembelajaran Siklus II ... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang menarik, dan dewasa ini bola basket menjadi olahraga yang berkembang. Tayangan televisi yang menyajikan permainan bola basket ke seluruh dunia telah mempengaruhi banyak orang yang meminatinya. Hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan bola basket di Indonesia. Berbagai kompetisi bola basket sekarang banyak dijumpai, antara lain kejuaraan bola basket antar pelajar dari sekolah dasar sampai sekolah menengah, hingga perguruan tinggi dan kompetisi yang ditangani secara profesional yaitu putaran kompetisi bola basket nasional antar klub profesional se-Indonesia atau IBL (Indonesian Basketball League). Berbagai kompetisi tersebut dengan sendirinya akan memunculkan bakat yang potensial di bidang bola basket nasional. Bola basket juga merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh semua kalangan.
Tanpa mengesampingkan teknik dasar yang lain, teknik shooting (menembak) merupakan salah satu teknik yang sangat penting dan harus dikuasai oleh seorang pemain bola basket untuk mendapatkan nilai (skor). Salah satu teknik shooting (menembak) yang efektif adalah dengan lay upshoot.
Terkait dengan proses pembelajaran, salah satu upaya yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sesuai dengan kondisi siswa, kemampuan sekolah, alokasi waktu, sarana dan prasarana, serta kemampuan guru, diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal dan optimal.
Selama ini pembelajaran olahraga dilakukan secara konvensional tanpa melakukan variasi metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang secara rutin dilakukan dengan cara dan urutan yang relatif sama. Metode yang biasa dilakukan dalam pembelajaran mata pelajaran olahraga terdiri dari ceramah dan pemberian contoh, kemudian siswa mempraktikkan materi yang telah disampaikan oleh guru, sedangkan guru biasanya hanya mengawasi. Tahap berikutnya seorang guru melakukan penilaian sebagai bentuk evaluasi dari materi yang diajarkan atau dilakukan oleh para siswa. Padahal jika seorang guru melakukan dengan metode yang menarik maka siswa akan cepat menyerap materi yang diajarkan dan tidak membosankan.
3
komunikasi untuk berkembang secara bersama-sama dan berbagi pengalaman yang dimiliki.
Proses pembelajaran seorang guru pasti menemukan suatu kejenuhan, ketidakcocokan dan berbagai permasalahan lainnya dengan siswa terkait dengan gejala tersebut. Ditinjau dari tiga ranah tujuan pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa tidak akan berkembang dan maksimal dalam proses pembelajaran apabila terjadi hal tersebut seorang siswa tidak akan mampu menerima dan menangkap pengetahuan secara benar jika emosional siswa menolak dan akan merasa jenuh. Oleh karena itu perlu dilakukan adanya metode sebagai strategi pelaksanaan pembelajaran bagi siswa yang harus dikembangkan dan dikemas dengan menarik agar siswa tertantang dan mampu mengatasi permasalahan ini.
Salah satu metode pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai alternatif pembelajaran dan mengatasi permasalahan diatas adalah metode pembelajaran tutorial teman sebaya. Metode pembelajaran tutorial teman sebaya merupakan metode yang kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak didik untuk berkerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur (Anita Lie, 2002:12).
bantuan kepada teman-temannya yang belum bisa. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan, bahasa teman lebih mudah dipahami, tidak ada rasa segan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan (Adang Suherman, 2003:277).
Inti dari pembelajaran tutorial teman sebaya ini adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dan kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru saja, melainkan murid (teman sebaya) yang lebih pintar dan cepat menyerap materi tertentu daripada temannya.
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan modifikasi pembelajaran dengan metode pembelajaran tutorial teman sebaya pada kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang dengan materi lay up shoot. Dari hasil observasi awal, peneliti dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan yaitu sistem pembelajaran yang masih menggunakan cara konvensional atau mengajar yang monoton dalam pembelajaran teknik lay up shoot, nilai keterampilan teknik lay up shoot kurang baik. Hal itu dilihat dari rata-rata nilai keterampilan teknik dasar lay up shoot yang dicapai siswa kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
5
bermain sendiri di lapangan tanpa menghiraukan materi yang dijelaskan oleh guru.
Maka dari itu diadakannya metode pembelajaran tutorial teman sebaya yaitu pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa untuk berperan dalam proses pembelajaran, karena dalam prosesnya tutorial teman sebaya siswa diberi keleluasaan untuk melakukan interaksi belajar dalam kelompok-kelompoknya begitu juga yang diajar, mereka akan saling berinteraksi pada teman lainnya. Adanya tutor dalam kelompok tersebut memungkinkan terjadinya interaksi dan pembelajaran yang lebih efektif dikarenakan adanya kelompok-kelompok yang kecil tidak seperti metode klasikal. Diharapkan dengan pembelajaran tutorial teman sebaya, masalah yang dihadapi dapat teratasi, sehingga kedepannya pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Berdasarkan dari penjelasan diatas alasan pemilihan judul, maka dapat disusun sebuah judul penelitian sebagai berikut:
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Lay Up Shoot Bola Basket
Dengan Menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya”
1.2 Perumusan Masalah
Apakah penggunaan metode Tutorial Teman Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKJ 1 dalam melakukan teknik Lay Up Shoot pada permainan Bola Basket di SMK Negeri 1 Bawang.
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: a. Bagi Sekolah
 Meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
 Sebagai sumbangan informasi di bidang penelitian dalam
melakukan penelitian tindakan kelas pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Bagi Guru
 Memotivasi guru agar lebih kreatif dalam pengembangan proses
pembelajaran.
 Memecahkan masalah dalam pembelajaran sehingga adanya
peningkatan mutu pembelajaran.  Tercapainya ketuntasan belajar siswa.
c. Bagi Siswa
 Meningkatkan keterampilan lay up shoot bola basket.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon (C. Asri Budiningsih, 2005:20). Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Nana Sudjana, 2010:22). Selanjutnya Warsito dalam (Depdiknas, 2006:125) mengemukakan bahwa hasil belajar dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Hasil belajar merupakan tujuan akhir dari dilaksanakannya kegiatan pembelajaran disekolah dan akhir dari perolehan suatu hasil belajar siswa. Dalam suatu proses belajar mengajar, guru berperan penting sebagai fasilitator kelas, sehingga subjek belajar yaitu siswa akan lebih banyak berperan serta dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa bertambah kearah yang lebih baik (Max Darsono, 2000:24). Adapun ciri-ciri pembelajaran menurut Max Darsono adalah : 1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. 2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang unik dan menarik.
4. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
5. Pembelajaran dapat menghasilkan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik atau psikologis.
2.1.2.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Max Darsono, dkk., 2000 : 26).
2.1.2.2 Metode Pembelajaran
61-9
64) yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) tanya jawab; (3) diskusi; (4) kisah/cerita; (5) demonstrasi; (6) karyawisata; (7) tutorial; (8) perumpamaan; (9) pemahaman dan penalaran; (10) suri teladan; (11) peringatan dan pemberian motivasi; (12) praktek; (13) pemberian ampunan dan bimbingan; (14) kerja sama; (15) tulisan; (16) penugasan.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam metode ini, perhatian terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menyimak sambil sesekali mencatat, sehingga keaktifan guru lebih banyak dituntut daripada keaktifan siswa. Metode ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi bisa juga dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang pola pikir siswa dan membimbing siswa dalam mencapai kebenaran.
3. Metode Diskusi
pendapatnya. Tujuan metode ini adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam.
4. Metode Kisah atau Cerita
Dimana guru dalam menyampaikan materi dalam bentuk kisah atau cerita. Kisah atau cerita tersebut terdapat nilai-nilai atau pesan-pesan yang terkandung didalamnya, sehingga dapat memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam.
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan. Dengan metode ini proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Tujuan penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
6. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar siswa yang perlu diajak keluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung.
7. Metode Tutorial
11
8. Metode Perumpamaan
Suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang serupa.
9. Metode Pemahaman dan Penalaran
Metode ini adalah metode mendidik dengan membimbing siswa untuk dapat memahami masalah yang dihadapi dengan menemukan jalan keluar yang benar. Metode ini dilakukan guna membangkitkan akal dan kemampuan berpikir siswa secara logis.
10. Metode Suri Teladan
Metode ini dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik”.
Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya.
11. Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuannya.
12. Metode Praktek
Metode praktek adalah metode mendidik yang memberikan materi dengan diperagakan baik menggunakan alat atau benda. Dengan harapan siswa menjadi jelas dan dapat mempraktekkan materi yang dimaksud. 13. Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
14. Metode Kerja Sama
Metode kerja sama ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih dalam melaksanakan atau menyelesaikan tugas yang dihadapi.
15. Metode Tulisan
Metode ini merupakan metode mendidik dengan menggunakan huruf atau simbol.
16. Metode Penugasan
Dalam metode ini guru memberi tugas yang bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan atau tempat lain. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
2.1.3 Tutorial Teman Sebaya
13
Seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik (1991:73), Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.
Seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik (2008:189), pada dasarnya tutorial berdasarkan pada hubungan antara satu orang guru dan satu orang siswa. Namun dewasa ini sudah mulai umum dilaksanakan tutorial kelompok, dimana satu orang guru membimbing sekelompok siswa yang terdiri dari 5 atau 7 orang siswa / lebih pada waktu yang sama.
Tutor teman sebaya adalah memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya. Dimana siswa bertindak sebagai pelatih dan pembimbing seorang siswa yang lain (Zainal Aqib, 2013:110).
Menurut Ruseno Arjanggi dan Titin Suprihatin (2010:94), metode tutorial teman sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi atau latihan yang diberikan guru yang dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.
2.1.4 Lay Up Shoot
90%. Dewasa ini lay up shoot semakin bervariasi, unsur yang perlu diperhatikan dalam teknik lay up shoot ada beberapa macam, diantaranya langkah kaki, juluran tangan dan lompatan. Setiap pemain basket harus belajar dan bisa melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun tangan kiri, langkah kaki pun mengikuti juluran tangan saat lay up shoot.
Menurut (Hal Wissel, 2000:61) langkah sebelum anda melakukan lay up shoot haruslah pendek sehingga anda dapat segera membungkuk lalu mengangkat lutut untuk melakukan lompatan. Lengan tangan, pergelangan tangan dan jari-jari harus lurus ke arah ring basket dan lepaskan bola dari telunjuk dengan sentuhan yang halus.
Seperti yang dikemukakan Danny Kosasih (2008:50) Setiap pemain harus belajar melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun tangan kiri. Lompatan yang tinggi dibuat dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat, jadi usahakan lompatan kita mendekati ring, jika memungkinkan lakukanlah dunk. Lay up shoot dapat dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki ataupun dengan 1 (satu) hitungan kaki.
15
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan gerakan lay up shoot agar dapat dikuasai dengan mudah, seperti yang diutarakan oleh Hal Wissel (2000 : 61-62) tentang kunci sukses lay up terdapat 3 fase, yaitu:
1. Fase Persiap
Pada fase ini ada beberapa tahapan yang harus dicermati yaitu: 1) lihat target, 2) langkah pendek, 3) lutut yang rendah untuk melompat, 4) bahu rileks, 5) tangan yang tidak menembak dibawah bola, 6) tangan menembak dibelakang bola, 7) siku masuk atau rapat, 8) bola berada diantara telinga dan bahu.
2. Fase Pelaksanaan
[image:30.595.255.367.301.608.2]Fase pelaksanaan adalah fase dimana pemain melayang sambil melepaskan bola atau menembakkan bola ke arah keranjang. Tahapan fase pelaksanaan ialah: 1) angkat lutut untuk menembak, 2) lompat, 3) rentangkan kaki, punggung, bahu, 4) rentangkan siku, 5) lenturkan pergelangan dan jari-jari kedepan, 6) lepaskan jari-jari telunjuk, 7) penyeimbang tangan pada bola sampai lepas, 8) irama yang sama atau seimbang.
Gambar 2.3 Fase Pelaksanaan Lay Up Shoot Sumber: H. Wissel. 2000. p.62
3. Fase Follow-Through
17
untuk mengambil bola rebound apabila lay up shoot tersebut gagal. Gerakan lanjutan pada lay up shoot tersebut adalah: 1) melihat sasaran setelah melakukan lay up shoot, 2) mendarat dengan seimbang, 3) lutut ditekuk, 4) tangan keatas untuk mengambil bola yang keluar dari basket.
2.1.5 Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhaadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan (Iskandar, 2012 : 21). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian masalah praktis yang memiliki tujuan utama untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran pendidikan jasmani atau memperbaiki kualitas proses dan hasil kepelatihan olahraga (Agus Kristiyanto, 2010 : 28).
Seperti yang dikemukakan oleh Agus Kritiyanto dalam bukunya (2010:29-32), beberapa ahli mengutarakan definisi Penelitian Tindakan Kelas yang berbeda-beda. Berikut definisi Penelitian Tindakan Kelas menurut beberapa ahli: a. Stephen Kemmis
Stephen Kemmis mengatakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah “Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan
tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.”
b. Mc Niff
Mc Niff memberikan definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. c. Susilo
Definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
d. Iskandar
Adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/dosen atau tenaga pendidik serta kolaborator, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa tindakan belajar mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.”
e. Zainal Aqib
Yakni Penelitian Tindakan Kelas itu terdiri dari: 1. Penelitian, 2. Tindakan, 3. Kelas:
 Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek
19
dari suatu hal yang menarik minat dan dianggap penting bagi peneliti.
 Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian PTK berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
 Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Kelas bukan sekedar ruangan tempat guru mengajar. f. Agus Kristiyanto
Agus Kritiyanto secara lebih spesifik menyusun perumusan definisi dan pengertian PTK untuk pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru/pelatih dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk setiap siklusnya.
2.1.5.1 Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK)
pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya (Mulyasa, 2011 :89).
2.1.5.2 Manfaat penelitian tindakan kelas (PTK)
[image:34.595.192.435.284.459.2]Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan dan melakukan inovasi dalam pembelajaran, merupakan upaya pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukan.
Gambar 2.4 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus I dan Siklus II Sumber: Suharsimi, dkk, 2012 : 74
2.2 Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran dan stabilitas emosional.
21
sarana prasarana ataupun dari kondisi siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Upaya Meningkatkan Teknik Lay Up Shoot Dengan Metode Tutorial Teman Sebaya
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, dapat diambil suatu hipotesis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu penggunaan metode Tutorial Teman Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar gerakan lay up shoot bola basket pada siswa kelas XI TKJ 1 di SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015.
Materi
Tutor Sebaya Tutor Sebaya
Tutor Sebaya Tutor Sebaya
Kelompok 4 Kelompok 3
Kelompok 2 Kelompok 1
Tahap II Refleksi
Kriteria Ketuntasan Belajar Evaluasi
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ 1 yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas XI TKJ 1 berdasarkan pada kurang berhasilnya pembelajaran lay up shoot dalam cabang olahraga bola basket.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah keterampilan melakukan lay up shoot dalam pembelajaran bola basket pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun 2015/2016 yang terdiri dari 2 tahap atau tindakan. Tindakan pertama (Siklus I) pada hari Senin 12 Agustus 2015 dan tindakan kedua (Siklus II) pada hari Senin 19 Agustus 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender sekolah dan jadwal mata pelajaran yang ada di kelas tersebut.
3.4 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Bawang dengan pertimbangan peneliti dahulu adalah alumni dan juga peduli akan sekolah tersebut dan membantu untuk mengembangkan dengan cara memberikan metode Tutorial Teman Sebaya
3.5 Perencanaan Tindakan per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui 2 siklus guna melihat peningkatan hasil belajar lay up shoot dengan menggunakan metode Tutorial Teman Sebaya.
3.5.1 Proses Tindakan Siklus I
3.5.1.1 Perencanaan tindakan
Rencana persiapan dalam pembelajaran siklus I ini adalah mempelajari metode pembelajaran yang diberikan, menentukan dan menyiapkan alat yang digunakan untuk penelitian, membuat skenario pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan jenis penilaian sebagai bahan evaluasi.
3.5.1.2 Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan skenario pembelajaran. Tahapannya adalah 1) guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dipelajari guna mencapai tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh, 2) guru menjelaskan tehnik dasar lay up shoot kepada siswa, 3) guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 9 orang, 4) siswa mempraktikkan gerakan lay up shoot.
3.5.1.3 Observasi/pengamatan/pengumpulan data
25
3.5.1.4 Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menganalisis jalannya pembelajaran dan mengevaluasi perangkat tes yang berupa hasil pembelajaran lay up shoot. Berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian diidentifikasi dan menjadikan bahan masukan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
3.5.2 Proses Tindakan Siklus II
Setelah melakukan refleksi siklus I, strategi untuk pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
3.5.2.1 Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran lay up shoot ini adalah membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar evaluasi dan menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pemebelajaran lay up shoot.
3.5.2.2 Pelaksanaan tindakan
3.5.2.3 Observasi/pengamatan/pengumpulan data
Obsevasi dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilaksanakan untuk mengamati proses jalannya pembelajaran khususnya keterampilan siswa melakukan lay up shoot dalam siklus II. Pengamatan dilakukan secara cermat oleh peneliti kepada setiap siswa selama melakukan proses pembelajaran.
3.5.2.4 Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menganalisis jalannya pembelajaran dan mengevaluasi perangkat tes yang berupa hasil pembelajaran lay up shoot. Berdasarkan data yang telah terkumpul pada siklus II ini kemudian diidentifikasi dan dijadikan indikator keberhasilan penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:
3.6.1 Teknik Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra (Suharsimi Arikunto, 2006:156). Jadi observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan. Observasi bertujuan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran lay up shoot dengan metode tutorial teman sebaya, sarana dan prasarana yang tersedia, dan metode pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 1 Bawang.
3.6.2 Teknik Komunikasi
27
3.6.3 Teknik Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk bukti otentik bahwa peneliti telah melakukan penelitian di sekolah tersebut. Dokumentasi tersebut berupa data hasil penelitian dan berupa foto.
3.6.4 Tes
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150). Tes dilaksanakan pada tiap akhir setiap siklus. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lay up shoot.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian, diantaranya: 1) Silabus, 2) RPP, 3) Instrumen Penilaian.
3.7.1 Silabus
3.7.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan seperangkat rencana yang menggambarkan proses dan prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu kompentensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan didalam silabus.
3.7.3 Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap teknik dasar lay up shoot yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor.
3.7.3.1 Lembar pengamatan di lapangan (aspek afektif)
Untuk mengetahui sikap dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran lay up shoot menggunakan metode tutorial teman sebaya pada siswa kelas XI TKJ 1 di SMA Negeri 1 Bawang tahun 2015 menggunakan lembar pengamatan.
3.7.3.2 Kuesioner (aspek kognitif)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Pada penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015 tentang lay up shoot dengan menggunakan 13 item pertanyaan.
3.7.3.3 Tes praktik (aspek psikomotor)
29
Sesuai dengan penjelasan diatas maka pelaksanaan praktik dalam penelitian ini terdapat dua tahapan yaitu:
1) Fase Persiapan
Testee berbaris diluar garis three point sesuai kelompok sambil memegang bola untuk melakukan lay up shoot secara bergantian.
2) Fase Pelaksanaan
Testee melakukan lay up shoot dengan cara men-dribble atau dengan kata lain dinamis, mulai dari men-dribble bola, melakukan langkah lay up shoot, melepas bola dan memasukkan ke dalam ring basket.
3.8 Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Data yang diperoleh dari tindakan yang di analisis untuk memastikan apakah dengan metode tutorial teman sebaya dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai juga memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajaran.
Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistika sederhana (Daryanto, 2011:191-192) yaitu:
a) Untuk menilai tes Praktek
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes praktek yang dirumuskan:
Dengan:
X = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa (Daryanto, 2011:191)
b) Untuk menghitung ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2013, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
31
a. Ketuntasan belajar secara individual
P = Persentase ketuntasan belajar ∑ = jumlah
b. Ketuntasan belajar secara Klasikal
P = Persentase ketuntasan belajar
[image:45.595.140.484.369.453.2]∑ = Jumlah (Daryanto, 2011:192)
Tabel 3.1 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan Arti
>80 % Sangat Tinggi
60-79 % Tinggi
40-59 % Sedang
20- 39 % Rendah
<20 % Sangat Rendah
Sumber: (Zainal Aqib, 2011:41)
Adapun rumus Hake’s Normalized Gain menurut Savinainen & Scott dalam Mu’limah (2011:48) yang digunakan untuk mengetahui peningkatan (gain) pada
ketrampilan proses yang diamati pada setiap siklus adalah:
(g) =
(Savinainen & Scott, 2002)
Keterangan :
G (gain) : peningkatan keterampilan siswa S awal : rata-rata keterampilan proses awal S akhir : rata-rata keterampilan proses akhir Mengklasifikasi gain sebagai berikut :
c) Untuk lembar observasi
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa. d) Untuk ranah afektif
Dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Penjasorkes
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥75 Tuntas
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Adapun deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berupaya meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket dengan metode tutorial teman sebaya pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang tahun 2015-2016 ini dilakukan dalam 2 siklus. Hasil penelitian ini terdiri dari tes yang meliputi tes kognitif, tes afektif dan tes psikomotor.
4.1.1 Siklus I
Hasil yang dicapai dalam siklus I terdapat 4 tahap, perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection). Tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus pertama adalah:
4.1.1.1 Perencanaan (planning) siklus I
Pada tahap perencanaan tersebut kegiatan yang dilakukan adalah: a) Menentukan pokok permasalahan.
b) Membuat skenario pembelajaran.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
d) Mempersiapkan sarana dan prasana seperti lapangan, bola basket, peluit, cone untuk menunjang kelancaran penelitian.
e) Mengembangkan format evaluasi
4.1.1.2 Tindakan (action) siklus I
Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dilakukan 1 kali pada tanggal 12 Agustus 2015 pukul 07:00 di SMK Negeri 1 Bawang, Kabupaten Banjarnegara, yang berlangsung selama 3 jam pertemuan (135 menit).
Tindakan pada siklus I ini meliputi: a) Kegiatan Awal (20 menit)
 Siswa dibariskan menjadi 3 baris.
 Presensi kehadiran siswa.
 Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/olahraga.
 Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.
 Pemanasan yang berorientasi pada inti penelitian.
b) Kegiatan Inti (95 menit)
 Guru dan peneliti menjelaskan materi penelitan yang akan
dipelajari.
 Bermain Catch & Throw
Cara bermain:
35
sebaliknya. Jika terdapat siswa salah dalam mengembalikan bola, maka akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati di awal.  Siswa melakukan tes lay up shoot kanan.
 Peneliti menilai hasil tes lay up shoot kanan pada siklus I dan
memilih siswa sebagai Tutor Teman Sebaya. c) Kegiatan Penutup (20 menit)
 Pendinginan.
 Evaluasi, mengisi kuesioner dan tanya jawab seputar materi yang
telah dipelajari.  Berbaris dan berdoa.
4.1.1.3 Pengamatan (observing) siklus I
Ketika pembelajaran berlangsung peneliti dan guru penjas mengamati jalannya pembelajaran lay up shoot dengan metode tutorial teman sebaya pada siklus I. Peneliti dan guru penjas juga menganalisis data hasil pembelajaran pada siklus I yang berupa tes akhir lay up shoot. Dalam hasil observasi siklus I pada persentase menunjukan rata-rata nilai ranah tes afektif mencapai angka 78,24% (tinggi), sedangkan untuk rata-rata nilai ranah tes kognitif mencapai angka 74,01% (tinggi) dan yang terakhir untuk nilai ranah tes psikomotor mencapai angka 69,05% (tinggi).
1. Pengamatan Ranah Afektif
Grafik 4.1 Hasil pengamatan ranah afektif siklus I
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa aspek berkomunikasi mencapai angka persentase 77,70% (tinggi), aspek bekerjasama mencapai angka persentase 74,32% (tinggi), aspek taat peraturan mencapai angka persentase 75,68% (tinggi), sedangkan aspek menghormati mencapai angka persentase 83,78% (sangat tinggi), dan yang terakhir aspek antusias mencapai angka persentase sebanyak 79,73% (sangat tinggi). Nilai rata-rata ranah afektif mencapai persentase sebanyak 78,24% (tinggi).
2. Pengamatan Ranah Kognitif
Hasil pengamatan rata-rata nilai ranah kognitif dari penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran lay up shoot menunjukkan bahwa item pertanyaan nomor 1 menunjukkan rata-rata angka persentase 91,9% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 2 menunjukkan rata-rata angka persentase 97,3% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 3 menunjukkan rata-rata angka persentase 32,4% (rendah), item pertanyaan nomor 4 menunjukkan rata-rata angka persentase 75,7% (tinggi), item pertanyaan nomor 5 mencapai rata-rata
77.70
74.32
75.68
83.78
79.73
68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00
Berkomunikasi bekerjasama Taat peraturan Menghormati Antusias
37
[image:51.595.117.513.437.636.2]angka persentase 91,9% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 6 menunjukkan rata-rata angka persentase 64,9% (tinggi), item pertanyaan nomor 7 mencapai rata-rata angka persentase 78,4% (tinggi), item pertanyaan nomor 8 menunjukkan rata-rata angka persentase 67,6% (tinggi), item pertanyaan nomor 9 mencapai rata-rata angka persentase 64,9% (tinggi), item pertanyaan nomor 10 menunjukkan rata-rata angka persentase 75,7% (tinggi), item pertanyaan nomor 11 menunjukkan rata-rata angka persentase 48,6% (sedang), item pertanyaan nomor 12 mencapai rata-rata angka persentase 91,9% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 13 menunjukkan rata-rata angka persentase 81,1% (sangat tinggi), sehingga hasil nilai rata-rata data pengamatan ranah kognitif melalui media kuesioner adalah 74,01% (tinggi). Data diatas sesuai yang digambarkan pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.2 Hasil pengamatan ranah kognitif siklus I
3 Pengamatan Ranah Psikomotor
Grafik 4.3 Hasil pengamatan ranah psikomotor siklus I
91.9 97.3
32.4 75.7
91.9
64.9 78.4
67.6 64.9 75.7 48.6
91.9 81.1
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pada grafik diatas menunjukkan nilai rata-rata hasil pengamatan ranah psikomotor lay up shoot menggunakan media tutorial teman sebaya. Jika dijelaskan secara mendalam, aspek dribble bola mencapai nilai rata-rata persentase 71,89% (tinggi), aspek langkah lay up shoot menunjukkan nilai rata-rata persentase 77,84% (tinggi), aspek gerakan saat melepas bola mencapai nilai rata-rata persentase 65,95% (tinggi), aspek masuk tidaknya bola menunjukkan nilai rata-rata persentase 60,54% (tinggi) sehingga nilai rata-rata persentase ranah psikomotor melalui media tutorial teman sebaya ini sebanyak 69,05% (tinggi).
4.1.1.4 Refleksi (reflection) siklus I
Pada proses pembelajaran lay up shoot siklus I, peneliti dan guru penjas telah melakukan refleksi pada pembelajaran lay up shoot terlihat bahwa kualifikasi perolehan nilai rata-rata untuk ranah afektif adalah tinggi, maka dari itu tidak perlu penekanan materi pada siklus berikutnya. Sedangkan untuk ranah kognitif atau pemahaman, kualifikasinya tinggi akan tetapi terdapat beberapa nomor dimana kualifikasinya kurang baik dan tidak baik. Item pertanyaan nomor 3 dengan nilai rata-rata persentase 32,4% (kualifikasi rendah) yaitu dengan
71.89 77.84
65.95
60.54
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
Dribble bola Langkah lay up Gerakan saat melepas bola
masuk tidaknya bola
Siklus I Ranah Pskikomotor
39
materi gerakan kaki pada lay up shoot, item pertanyaan nomor 11 dengan nilai rata-rata persentase sebanyak 48,6% (kualifikasi sedang) yaitu dengan materi menerima bola pada lay up shoot. Untuk ranah terakhir yaitu ranah psikomotor, kualifikasi nilai rata-ratanya adalah tinggi. Kendala yang paling sulit dalam ranah psikomotor ini adalah gerakaan saat melepas bola dan masuk tidaknya bola, siswa hanya mencakup nilai rata-rata persentase aspek gerakaan saat melepas bola sebanyak 65,95% dengan kualifikasi (tinggi) dan nilai rata-rata persentase aspek masuk tidaknya bola 60,54% dengan kualifikasi (tinggi).
Jumlah persentase skor pada siklus I adalah 73,77% dengan total siswa yang mengikuti pembelajaran 37 siswa. Total siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa atau 56,76% dan total siswa yang belum tuntas sebanyak 16 siswa atau 43,24%.
Dengan melihat persentase skor pada siklus I, pembelajaran lay up shoot menggunakan metode tutorial teman sebaya ini belum melampaui indikator ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu 75%.
Menurut Daryanto (2011:28) hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Bila masalah PTK belum tuntas atau indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnya melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya. Dalam penelitian ini siklus I belum tuntas atau indikator belum tercapai maka perlu adanya siklus II.
kegiatan pembelajaran materi lay up shoot dengan menggunakan metode tutorial teman sebaya pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Bawang (Lampiran 23:115), sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Pada ranah afektif siklus I, siswa dapat mengembangkan sikap saling menghormati dengan sesama siswa, guru dan wasit, dapat dilihat dari aspek menghormati yang mencapai nilai persentase 83,78% (sangat tinggi).
2. Pada ranah kognitif siklus I, siswa telah menguasai materi tentang gerakan langkah lay up shoot, dapat dilihat dari uji kuesioner item pertanyaan nomor 2 yang mencapai nilai persentase 97,3% (sangat tinggi). Siswa juga telah menguasai materi tentang gerakan tangan pada lay up shoot, dapat dilihat dari item pertanyaan nomor 5 yang mencapai nilai persentase 91,9% (sangat tinggi).
3. Pada ranah psikomotor siklus I, siswa mampu menguasai tehnik dasar lay up shoot yang dilihat dari aspek langkah lay up shoot. Pada aspek langkah lay up shoot pada siklus I nilai persentase mencapai 77,84% (tinggi).
Kekurangan:
1. Pada ranah afektif siklus I, siswa kurang mampu dalam bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran, baik dengan teman, guru maupun wasit. Dapat dilihat dalam aspek bekerjasama yang hanya mencapai nilai persentase 74,32% (tinggi).
41
pertanyaan nomor 11 yang hanya mencapai nilai persentase 48,6% (sedang).
3. Pada ranah psikomotor siklus I, siswa kurang menguasai aspek gerakan melepas bola yang mencapai nilai persentase 65,95% (tinggi) dan kurang menguasai aspek masuk tidaknya bola yang mencapai nilai presentase 60,54 (tinggi).
Setelah mendapatkan hasil refleksi siklus I, peneliti merencanakan untuk mengadakan perbaikan pada aspek yang masih kurang dari siklus I, yaitu aspek bekerjasama, gerakan saat melepas bola dan aspek masuk tidaknya bola yang selanjutnya dilaksanakan pada siklus II.
4.1.2 Siklus II
Melihat refleksi dari siklus I, didapatkan hasil belajar siswa dari siklus II yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotor yang disajikan sebagai berikut:
4.1.2.1 Perencanaan (planning) siklus II
4.1.2.2 Tindakan (action) siklus II
Tindakan pada siklus II sama seperti tindakan pada siklus I, guru menjelaskan materi kepada siswa, yaitu teknik dasar lay up shoot. Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini dilakukan 1 kali pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 07:00 di SMK Negeri 1 Bawang, Kabupaten Banjarnegara, yang berlangsung selama 3 jam pertemuan (135 menit).
Tindakan pada siklus II ini meliputi: d) Kegiatan Awal (20 menit)
 Siswa dibariskan menjadi 3 baris.
 Presensi kehadiran siswa.
 Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/olahraga.
 Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.
 Pemanasan yang berorientasi pada inti penelitian.
e) Kegiatan Inti (95 menit)
 Guru dan peneliti menjelaskan materi penelitan yang akan
dipelajari.
 Bermain Move To The Other Hole
Cara bermain:
43
komando dengan menyebutkan salah satu angka, maka kelompok yang menempati hole tersebut harus pindah ke hole yang lain, begitu pula kelompok lainnya yang tidak berada didalam hole yang disebutkan oleh guru/peneliti, mereka harus pindah ke hole yang lain. Dengan kata lain angka yang disebutkan oleh guru/peneliti tidak boleh ditempati oleh kelompok mana pun, dan setiap kelompok harus pindah ke hole yang lain.
 Sesuai refleksi pada siklus I, siswa sebagai model pembelajaran
metode tutorial teman sebaya, mendemonstrasikan cara lay up shoot kanan yang benar dan perbaikan ditekankan pada aspek bekerjasama ranah afektif, gerakan saat menerima bola ranah kognitif, dan aspek gerakan saat melepas bola dan masuk tidaknya bola pada ranah psikomotor.
 Siswa melakukan tes lay up shoot kanan.
 Peneliti menilai hasil tes lay up shoot kanan pada siklus II.
f) Kegiatan Penutup (20 menit)  Pendinginan.
 Evaluasi, mengisi kuesioner dan tanya jawab seputar materi yang
telah dipelajari.  Berbaris dan berdoa.
4.1.2.3 Pengamatan (observing) siklus II
pada siklus II yang berupa tes akhir lay up shoot. Dalam hasil observasi siklus I pada persentase menunjukan rata-rata nilai ranah tes afektif mencapai angka 83,24% (sangat tinggi), sedangkan untuk rata-rata nilai ranah tes kognitif mencapai angka 86,69% (sangat tinggi), dan yang terakhir untuk nilai ranah tes psikomotor mencapai angka 78,92% (tinggi).
Melihat hasil diatas, siklus II berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru dan peneliti telah memperbaiki semua kekurangan yang didapat pada saat siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya hasil nilai rata-rata persentase ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotor.
Untuk rata-rata nilai ranah afektif, kognitif dan psikomotor dengan penilaian yang telah diamati selama pembelajaran berlangsung pada siklus II, menunjukan penilaian seperti berikut:
1. Pengamatan Ranah Afektif
Hasil pengamatan ranah afektif menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase berkomunikasi mencapai 79,05% (tinggi), nilai rata-rata persentase bekerjasama mencapai 81,76% (sangat tinggi), nilai rata-rata persentase taat peraturan mencapai 87,16% (sangat tinggi), nilai rata-rata persentase menghormati 86,49% (sangat tinggi), nilai rata-rata persentase antusias 81,76% (sangat tinggi). Sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah 83,24% (sangat tinggi). Berdasarkan penjelasan diatas maka didapati grafik sebagai berikut:
45
2. Pengamatan Ranah Kognitif
Hasil pengamatan rata-rata nilai ranah kognitif dari penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran lay up shoot menunjukkan bahwa item pertanyaan nomor 1 menunjukkan rata-rata angka persentase 100% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 2 menunjukkan rata-rata angka persentase 100% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 3 menunjukkan rata-rata angka persentase 67,6% (tinggi), item pertanyaan nomor 4 menunjukkan rata-rata angka persentase 70,3% (tinggi), item pertanyaan nomor 5 mencapai rata-rata angka persentase 97,3% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 6 menunjukkan rata-rata angka persentase 97,3% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 7 mencapai rata-rata angka persentase 86,5% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 8 menunjukkan rata-rata angka persentase 75,7% (tinggi), item pertanyaan nomor 9 mencapai rata-rata angka persentase 86,5% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 10 menunjukkan rata-rata angka persentase 89,2% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 11 menunjukkan rata-rata angka persentase 67,6% (tinggi), item pertanyaan nomor 12 mencapai rata-rata angka persentase 97,3% (sangat tinggi), item pertanyaan nomor 13 menunjukkan
rata-79.05
81.76
87.16
86.49
81.76
74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00
Berkomunikasi bekerjasama Taat peraturan Menghormati Antusias
rata angka persentase 91,9% (sangat tinggi), sehingga hasil nilai rata-rata data pengamatan ranah kognitif melalui media kuesioner adalah 86,69% (sangat tinggi).
Gambar 4.5 Hasil pengamatan ranah kognitif siklus II
3. Pengamatan Ranah Psikomotor
Pada grafik diatas menunjukkan nilai rata-rata hasil pengamatan ranah psikomotor lay up shoot menggunakan metode tutorial teman sebaya. Jika dijelaskan secara mendalam, aspek dribble bola mencapai nilai rata-rata persentase 82,16% (sangat tinggi), aspek langkah lay up shoot menunjukkan nilai rata-rata persentase 85,41% (sanagat tinggi), aspek gerakan saat melepas bola mencapai nilai rata-rata persentase 78,38% (tinggi), aspek masuk tidaknya bola menunjukkan nikai rata persentase 75,14% (tinggi) sehingga nilai rata-rata persentase ranah psikomotor melalui metode tutorial teman sebaya ini sebanyak 80,27% (tinggi).
Gambar 4.6 Hasil pengamatan ranah psikomotor siklus II
100.0 100.0
67.6 70.3
97.3 97.3 86.5
75.7
86.5 89.2
67.6 97.3
91.9
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
47
4.1.2.4 Refleksi (reflection) siklus II
Pada proses pembelajaran lay up shoot siklus II, peneliti dan guru penjas telah melakukan refleksi pada pembelajaran lay up shoot. Jumlah persentase skor pada siklus II adalah 83,40% dengan total siswa yang mengikuti pembelajaran 37 siswa. Total siswa yang tuntas sebanyak 34 siswa atau 91,89% dan total siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 8,11%. Hasil diskusi antara peneliti dan guru penjas tentang siklus II, menyimpulkan bahwa hasil perencanaan (planning), tindakan (action) dan pengamatan (observing) yang dilakukan oleh guru dan peneliti berjalan sesuai yang diharapkan karena adanya perubahan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, sehingga pada siklus II bisa dikatakan berhasil dengan kata lain peneliti telah selesai pada siklus II dan tidak ada tindakan siklus selanjutnya.
Seperti yang dikemukakan E.Mulyasa (2011:72) peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan PTK siklus II dan menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang dirancang
82.16
85.41
78.38
75.14
68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00
Dribble bola Langkah lay up Gerakan saat melepas bola
masuk tidaknya bola
Siklus II Ranah Psikomotor
dengan PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki masalah yang diteliti.
Menurut guru penjasorkes SMK Negeri 1 Bawang, hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.
4.2 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
[image:62.595.114.515.313.505.2]4.2.1 Peningkatan Hasil Belajar pada Ranah Afektif
Grafik 4.7 Peningkatan Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II
Pada grafik diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar ranah afektif siklus I dan siklus II dengan persentase peningkatan dari aspek berkomunikasi sebanyak 1,35%, persentase peningkatan dari aspek bekerjasama sebanyak 7,44%, persentase peningkatan dari aspek taat peraturan sebanyak 11,48%, persentase peningkatan dari aspek menghormati sebanyak 2,71%, persentase peningkatan dari aspek antusias sebanyak 2,03%.
Hasil pengamatan ranah afektif siswa selama proses pembelajaran bola basket pada siklus I dan siklus II diperoleh seperti pada tabel berikut:
77.70
74.32 75.68
83.78
79.73 79.05
81.76
87.16 86.49
81.76
65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00
49
AFEKTIF
Siklus I Siklus II
78,24% 83,24%
Dari hasil pengamatan ranah afektif pada siklus I dan siklus II kemudian dianalisis menggunakan rumus Hake’s Normalized Gain sebagai berikut:
Rata-rata siklus I : 78,24% Rata-rata siklus II : 83,24% Hake’s Normalized Gain :
(g) =
(g) = (83,24%) – (78,24%) = 0,23 100% - (78,24%)
Dan kriteria gain adalah rendah, yang memiliki arti bahwa pengamatan proses belajar siswa pada siklus I dan siklus II meningkat dalam kategori rendah.
[image:63.595.108.519.112.166.2]4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif
Pada grafik diatas menunjukkan peningkatan pada ranah kognitif pada siklus I dan siklus II dengan persentase peningkatan pada aspek soal nomor 1 sebanyak 8,1%, presentase peningkatan pada aspek soal nomor 2 sebanyak 2,7%, persentase peningkatan dari aspek soal nomor 3 sebanyak 35,3%, terjadi penurunan persentase dari aspek soal nomor 4 sebanyak 5,4%, presentase peningkatan pada aspek soal nomor 5 sebanyak 5,4%, persentase peningkatan pada aspek soal nomor 6 sebanyak 32,4%, persentase peningkatan pada aspek soal nomor 7 sebanyak 8,1%, persentase peningkatan pada aspek soal nomor 8 sebanyak 8,1%, peningkatan persentase pada aspek soal nomor 9 sebanyak 21,6%, peningkatan persentase pada aspek soal nomor 10 sebanyak 13,5%, peningkatan persentase pada aspek soal nomor 11 sebanyak 19%, peningkatan persentase pada aspek soal nomor 12 sebanyak 5,4%, persentase peningkatan pada aspek soal nomor 13 sebanyak 10,8%.
Hasil pengamatan ranah kognitif siswa selama proses pembelajaran bola basket pada siklus I dan siklus II diperoleh seperti pada tabel berik