• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL TEMAN SEBAYA DI SDN 022 TITIAN TINGGI KECAMATAN RENGAT BARAT Sri Martini SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL TEMAN SEBAYA DI SDN 022 TITIAN TINGGI KECAMATAN RENGAT BARAT Sri Martini SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Martini 951

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL TEMAN SEBAYA DI SDN 022 TITIAN TINGGI KECAMATAN RENGAT BARAT

Sri Martini

SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 06 September 2018 Revisi pertama : 07 September 2018 Diterima : 08 September 2018 Tersedia online : 27 September 2018

Penulis ingin mencoba untuk melakukan suatu penelitian yang berfokus pada penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan semangat belajar siswa terhadap semua mata pelajaran di SD, khususnya mata pelajaran IPA. Penerapan metode tutorial teman sebaya pada pembelajaran IPA di SD, melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan keaktifan belajar siswa serta menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya tercapai prestasi belajar yang optimal. Pada awal pra siklus jumlah siswa yang mampu mencapai KKM hanya 11 orang (45,83%) dari 24 orang jumlah siswa di kelas, pada siklus 1 meningkat menjadi 16 orang (66,66%) dan pada siklus 2 naik lagi menjadi 21 orang (87,5%). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tutorial teman sebaya dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA.

Kata Kunci : Metode Tutorial Teman Sebaya, Hasil Belajar, IPA

(2)

Sri Martini 952

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (2001) ditegaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak manusia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bebicara masalah pendidikan tak lepas kaitannya dengan lembaga pendidikan yaitu sekolah, mulai dari tingkat dasar (SD) sampai tingkat Perguruan Tinggi (PT). Dari jenjang lembaga pendidikan, maka SD-lah sebagi ujung tembok atau dasar dari lembaga pendidikan selanjutnya.

Berangkat dari situlah maka penulis ingin mencoba untuk melakukan suatu penelitian yang berfokus pada penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan semangat belajar siswa terhadap semua mata pelajaran di SD, khususnya mata pelajaran IPA.

Dari pengalaman penulis dalam mengajar SD hasil evaluasi mata pelajaran IPS, baik formatif maupun sumatif nilainya masih dibawah standar minimal. Hasil tes ulangan harian lalu, khususnya di SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat Apabila ditinjau dari segi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, masalah yang sering muncul yaitu ketika proses pembelajaran berlangsung nampak para siswa tidak memiliki antusias dan semangat mengikuti pembelajaran IPA nampaknya tidak ada, berbeda dengan mengikuti pembelajaran bidang lainnya. Kendala yang sering muncul kebanyakan siswa sering menobrol, mencoret-coret buku tulis, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke belakang, terkadang kelas menjadi sunyi dan siswa tidak memiliki keberaniaan untuk bertanya, seolah-olah mereka takut terhadap guru kelas. Padahal guru selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau berpendapat.

Guru sebagai seorang profesional dalam mengembangkan pelajaran di sekolah hendaknya mengetahui dan mencoba untuk memilih serta menerapkan metode atau model yang tepat sesuiai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selama ini penggunaan metode didominasi oleh ceramah pada setiap pertemuan pembelajaran, akibatnya perhatian dari siswa berkurang karena merasa bosen dijejali dengan penjelasan-penjelasan yang berbelit-belit, apa lagi kalu gurunya tidak penuh humor, galak tegang sehingga siswa malas untuk belajar. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan menghambat proses pembelajaran dan hasil belajar tidak sesuia dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan solusi terbaik sebagai pemecah masalah kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap pelajar IPA.

Berangkat dari pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran selama ini kurang meningkatkan minat dan keaktifan siswa karena dalam penyampaian pembelajaran kurang menarik perhatian bagi siswa. Oleh karena itu guru harus mampu menggunakan metode atau model dalam pembelajaran yang sesuai sehingga minat belajar siswa tumbuh. Model yang dimaksud adalah metode tutorial teman sebaya.

(3)

Sri Martini 953 belajar siswa serta menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya tercapai prestasi belajar yang optoimal.

Rumusan Masalah

Masalah yang akan menjadi fokus penelitian adalah penerapan model pembelajaran IPA di SD, pada penelitian tindakan kelas di SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat yang diperinci menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembelajaran IPA di SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat sebelum menggunakan metode tutorial teman sebaya ?

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat setelah menggunakan metode tutorial teman sebaya ?

3. Bagaimanakah presepsi siswa SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat terhadap pembelajaran IPA dengan penerapan metode tutorial teman sebaya ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang penerapan metode tutorial teman sebaya pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat, dan secara khusus penelitian tersebut bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memperoleh gambaran umun tentang pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode tutorial teman sebaya.

2. Mengetahui bagaimana perbedaan hasil belajar sesudah menggunakan metode tutorial teman sebaya.

3. Mengetahui persepsi siswa setelah menggunakan metode tutorial teman sebaya.

KAJIAN PUSTAKA Tutorial Sebaya

Seorang guru dituntut untuk bisa menggunakan berbagai metode guna menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak sekali metode yang bisa digunakan, baik metode yang menuntut siswa untuk bekerja secara individu maupun kelompok. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode tutorial sebaya. Tutorial sebaya yang alam istilah bahasa Inggris sering disebut dengan peer teaching merupakan metode yang mengajak siswa untuk belajar dengan teman sebayanya. Menurut Nurul Ramadhani Makarao (2009:27) menjelaskan bahwa tutorial sebaya adalah metode pengajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu pengetahuan atau ketrampilan pada siswa yang lain.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2011:184) tutor yaitu siswa yang sebaya ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa. Bantuan yang diberikan oleh teman untuk teman pada umumnya dapat memberikan hasil yang lebih baik.

(4)

Sri Martini 954 salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran. Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan guru. Bahasa yang digunakan antara teman dengan teman lebih dapat dipahami dari pada guru dengan siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode tutorial sebaya merupakan metode yang mengajak siswa untuk saling membantu, siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi. Siswa yang membantu temannya dalam belajar disebut sebagai tutor. Seorang tutor bertugas untuk mengajarkan materi kepada teman-temannya dimana materi yang disampaikan adalah materi yang diberi oleh guru.

Langkah-Langkah Metode Tutorial Sebaya

Sebelum pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dilakukan, guru sebaiknya melakukan persiapan agar pembelajaran dengan metode ini berjalan dengan baik. Salah satu persiapan yang harus dilakukan oleh guru adalah memilih siswa yang akan dijadikan tutor. Terdapat peraturan dalam menentukan siswa yang akan dijadikan tutor, agar metode tutorial sebaya ini dapat berjalan dengan lancar dan semua tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:25) untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai, yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor tersebut, yaitu :

a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya.

b. Dapat menerangkan bahan yang diperlukan oleh siswa yang akan dibimbing. c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.

d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Pekerjaan memilih tutor merupakan tugas dari guru, namun tidak baik bila guru memutuskannya sendiri tanpa campur tangan siswa yang akan dibimbing. Guru sebaiknya meminta persetujuan dari siswa yang akan dibimbing tentang tutor yang akan mengajar siswa tersebut, dengan begitu siswa menjadi lebih nyaman saat belajar dan merasa senang sehingga tidak malas untuk mendengarkan atau bertanya pada tutornya. Siswa yang dijadikan tutor sebaiknya adalah anak yang mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami materi yang akan diajarkan, agar dia mampu menerangkan materi dengan lancar pada teman-temannya. Tutor yang baik adalah tutor yang memiliki kebaikan hati, sabar mengajari teman-temannya, membantu teman-temannya saat menemukan kesulitan dan mampu memberi semangat pada teman-temannya agar mau belajar.

Pengertian Belajar

(5)

Sri Martini 955 Garret dalam Sagala (2010: 13) Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan Purwanto (2011: 38-9) Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar tentunya terdapat sebuah proses yang dinamakan pembelajaran, yaitu kegiatan yang di dalamnya terjadi suatu interaksi antara pemberi dan penerima informasi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Sudjana dalam Amri (2013:28), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar. Rusmono (2012:6) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan agar terciptanya suatu interaksi antara pengajar dan siswa untuk mencapai suatu tujuan.

Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan seorang siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Menurut Rusman (2011:323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas. Sedangkan menurut Mulyono (2009:12) mengemukakan bahwa aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, penulis menyimpulkan aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang membawa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.

Hasil Belajar

(6)

Sri Martini 956

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan); dan evaluating (menilai). Kemampuan

afektif terdiri dari receiving (sikap menerima); responding (memberikan respon),

valuing (nilai); organization (organisasi); characterization (karakterisasi. Kemampuan

psikomotorik meliputi initiatory, pre-rountie, dan rountinized.

Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kesempurnaan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan/perbuatan dalam pembelajaran yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang ditandai dengan adanya suatu tindakan (aksi) tertentu dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

Waktu, Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (Genap) tahun ajaran 2016/2017 pada bulan April tahun 2017 di kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat dengan jumlah siswa 24 orang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Faktor yang Diteliti

Untuk mampu menjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang diteliti. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor siswa: yaitu melihat aktivitas/kegiatan siswa dalam mempelajari pelajaran bidang studi pendidikan agama Islam serta hasil belajar yang diperoleh khususnya pada saat mempelajari materi sudut dan garis-garis sejajar.

b. Faktor guru: yaitu melihat atau memperhatikan guru dalam mempersiapkan dan menyajikan materi pelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang digunakan guru dalam menerapkan model pembelajaran tutor sebaya.

Prosedur Penelitian

(7)

Sri Martini 957 Prosedur PTK biasanya meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus-siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Siklus I :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, peneliti menerapkan metode tutor sebaya. Hal-hal yang dipersiapkan mneggunakan metode tutor sebaya dalam pembelajaran siklus I adalah sebagai beikut:

- Menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - Mencari tutor

- Membagi kelompok

- Menbuat instrumen penelitian. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 05 April 2017 Kelas V dengan menggunakan metode tutor sebaya dengan jumlah siswa 24 siswa. Pada pelaksanaan siklus I di bagi tiga tahap, yaitu apersepsi, kegiatan inti penutup berupa evaluasi.

1) Kegiatan Apersepsi (15 menit)

Apresepsi dilakukan dengan memberi salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu kemudian menanyakan kesiapan seluruh siswa dalam menerima pelajaran. Setelah itu mengungkapkan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan di capai.Kemudian guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan di terapkan yaitu metode tutor sebaya.

2) Kegiatan Inti ( 50 menit ) - Pembagian kelompok.

- Diskusi sesama kelompok dan tutornya. - Presentasi perwakilan kelompok. 3) Kegiatan Penutup (15 menit)

- Evaluasi

- Ditutup dengan salam - Observasi tindakan siklus I

Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran ini, peningkatan prestasi pada siklus I mengalami peningkatan.

c. Refleksi tindakan siklus I

Hasil penelitian tindakan siklus I di ketahui adanya peningkatan hasil belajar di kelas V.

Adapun faktor-faktor kendala pada siklus I dari hasil observasi adalah: 1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

(8)

Sri Martini 958 2. Siklus II :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menerapkan metode tutor sebaya. Hal-hal yang dipersiapkan mneggunakan metode tutor sebaya dalam pembelajaran siklus II adalah sebagai beikut:

- Menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - Mencari tutor

- Membagi kelompok

- Menbuat instrumen penelitian. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 26 April 2017 Kelas V dengan menggunakan metode tutor sebaya dengan jumlah siswa 24 siswa. Pada pelaksanaan siklus II di bagi tiga tahap, yaitu apersepsi, kegiatan inti penutup berupa evaluasi.

1) Kegiatan Apersepsi (15 menit)

Apersepsi dilakukan dengan memberi salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu kemudian menanyakan kesiapan seluruh siswa dalam menerima pelajaran. Setelah itu mengungkapkan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan di terapkan yaitu metode tutor sebaya.

2) Kegiatan Inti (50 menit) - Pembagian kelompok.

- Diskusi sesama kelompok dan tutornya. - Presentasi perwakilan kelompok. 3) Kegiatan Penutup (15 menit)

- Evaluasi

- Ditutup dengan salam - Observasi tindakan siklus II

Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran ini, peningkatan prestasi pada siklus II mengalami peningkatan.

c. Refleksi tindakan siklus II

Hasil penelitian tindakan siklus II di ketahui adanya peningkatan hasil belajar di kelas V.

Adapun faktor-faktor kendala pada siklus I dari hasil observasi adalah: - Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

(9)

Sri Martini 959

Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi dan jurnal, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. 3. Teknik pengambilan data

a. Data mengenai proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya diambil dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa. b. Data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes pada

setiap akhir siklus.

Teknik Analisis Data

Untuk data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan menggunakan:

Untuk menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus : =

Keterangan :

= Nilai rata-rata

∑Xi = Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa N = Jumlah siswa

Menentukan presentase jumlah siswa hasil belajarnya sudah tuntas, dengan menggunakan rumus :

p = x 100 %

Keterangan : P = % tuntas

∑TB = Jumlah siswa yang tuntas belajar N = Jumlah siswa secara keseluruhan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Prasiklus

Hasil tes kondisi awal pelajaran IPA sebelum dilaksanakan tindakan diketahui bahwa, pada siswa kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat tahun pelajaran 2016/2017 ada 13 siswa belum tuntas, dan 11 siswa dinyatakan tuntas dari total 24 orang siswa di kelas, nilai yang masih di bawah KKM 75,00. yang masuk dalam kategori rendah. Bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Ketercapaian KKM pada Pra Siklus No Tingkat

Ketuntasan

Siklus I

Jumlah Siswa % Tercapai

1. Tidak Tuntas 13 54,17

2. Tuntas 11 45.83

(10)

Sri Martini 960

Siklus I

Dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penerapan metode tutorial teman sebaya pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat dengan materi pokok gaya dan pesawat sederhana. Pada siklus I indikatornya dilaksanakan pada hari Selasa, 05 April 2017 masih terjadi beberapa kelemahan yang dialami, pada saat penerapan metode tutorial teman sebaya masih ada siswa yang belum aktif, guru tidak membagi waktu untuk membimbing siswa, sehingga tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu, pada pra siklus ketercapaian KKM siswa adalah 11 orang siswa (45,83%) lalu pada siklus I ketercapaian KKM naik menjadi 16 siswa (66,66%). Bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. ketercapaian KKM pada Siklus I No Tingkat

Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 26 April 2017, Pada siklus II rencana pelaksanaan perbaikan dalam proses pembelajaran IPA dilaksanakan di Kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat siswa sangat termotivasi dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Tetapi ditemukan sedikit permasalahan siswa yang tidak dapat menyelesaikan kesimpulan hasil pembelajaran. Pada siklus II ini terjadi peningkatan seperti yang diharapkan dari siklus I yaitu, pada siklus I ketercapaian KKM adalah 16 orang siswa (66,66%) dan pada siklus II naik menjadi 21 siswa (87,5%).

Keberhasilan pembelajaran diatas disebabkan oleh adanya dampak positif dari penggunaan metode tutorial teman sebaya dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode tutorial teman sebaya siswa lebih aktif dan termotivasi serta mudah memahami materi dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(11)

Sri Martini 961 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini :

Gambar 1. Grafik Hasil Ketercapaian KKM pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

0 5 10 15 20 25

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2017)

Dari hasil pengamatan, dan pelaksanaan siklus I dan siklus II pelajaran IPA dengan penggunaan metode tutorial teman sebaya sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan, aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam belajar terlihat antusias dan bersemangat. Disebabkan karena telah terbiasa menggunakan metode tutorial teman sebaya dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil pembelajaran siswa lebih meningkat.

Pembahasan

Pada siklus I dilihat dari data awal pembelajaran IPA ketuntasan 66,66%. Dari hasil kategori ini tergolong belum memuaskan sehingga diperlukan usaha agar nilai siswa meningkat pada siklus I, salah satu upaya adalah menggunakan penerapan metode tutorial teman sebaya dalam kegiatan pembelajaran IPA.

Maka dari itu pembelajaran IPA pada materi gaya dan pesawat sederhana lebih efektif menggunakan penerapan metode tutorial teman sebaya, dimana kegiatan belajar yang dilakukan guru tidak hanya bersifat pada aktivitas guru semata, melainkan seperangkat aktivitas yang memungkinkan peserta didik aktif di dalamnya.

Pada perbaikan pembelajaran menggunakan penerapan metode tutorial teman sebaya IPA dalam kegiatan pembelajaran ini siswa mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa belum terbiasa menggunakan metode tutorial teman sebaya IPA. Siswa juga tampak sulit dalam membedakan gaya dan pesawat sederhana sehingga dalam mengerjakan latihan tidak seluruh siswa dapat menjawab dengan sempurna. Adapun perbaikan yang harus diberikan adalah diharapkan siswa untuk lebih teliti dalam mengalisa soal-soal dan persediaan media yang harus mencukupi.

(12)

Sri Martini 962 prestasi belajar siswa tidak terlepas dari aktivitas siswa serta peranan guru memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru dituntut mempunyai keluwesan dan kemampuan. Metode tutorial teman sebaya adalah metode yang dapat mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui menggunakan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran IPA.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode tutor teman sebaya siswa lebih aktif, kreatif dan terjadi peningkatan hasil belajar, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode tutor teman sebaya ternyata dapat meningkatkan, baik dalam proses maupun hasil pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa kelas V SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat. Dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus, yaitu siklus I siswa yang tuntas sebanyak 16 orang siswa (66,66%) pada siklus II siswa tuntas 21 orang (87,5%). Selain itu dengan menggunakan metode tutor teman sebaya pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep, siswa aktif dan lebih percaya diri sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan hasil penelian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis menyampaikan saran tindak lanjut, yaitu :

1. Sebaiknya guru menerapkan metode tutor teman sebaya sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran IPA, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode tutor teman sebaya.

3. Diharapkan kepada guru yang ingin menggunakan metode tutor teman sebaya agar sebelumnya mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan, agar diperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Prestasi Pustakarya. Jakarta.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Akhmat Sudrajat. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran Paradikma Baru. Yogyakarta:

Pramita.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Nurul Ramadhani Makarao. 2009. Metode Mengajar dalam Bidang Kesehatan.

Bandung: Alfabeta.

(13)

Sri Martini 963 Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu.

Ghalia Indonesia. Bogor.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Suprijono, Agus. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Ar Ruzz Media.

Yogyakarta.

Suyatno. 2009. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif. Raja Grafindo. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Ketercapaian KKM pada Pra Siklus
Tabel 2. ketercapaian KKM pada Siklus I
Gambar 1. Grafik Hasil Ketercapaian KKM pada Pra Siklus, Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu mengukur beban kerja psikologis untuk menentukan besar beban kerja mental yang dialami oleh seseorang dalam

“I need to see the body.” She didn’t look at him, but lifted a hand to the four people crowded at the front door, watching them drive away.. “You need— She’ll have to

Pada tahap awal tugas perkembangan, para remaja lebih dekat dengan teman sebaya daripada dengan orang tua mereka sehingga orang tua tidak sepenuhnya mengontrol apa yang

Look, I’m just thinking of how you’re going to feel.. It’s going to be embarrassing

Hasil penelitian Rahmawati dkk pada penderita DM tipe 2 di poliklinik rumah sakit menyatakan bahwa ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kadar glukosa darah,

Terdapat pengaruh yang signifikan antara penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi oleh kelompok sebaya (peer group) terhadap pengetahuan seks pranikah remaja RW 12 Desa

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kuala Namu selama bulan September 2015 mencapai 244.811 orang, atau turun

Penelitian tentang analisis strategi bersaing MAMI dalam industri Reksa dana di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan, yaitu hasil penelitian